ALAT DAN OBAT ANESTESIA Tiara Sari Irianti
11.2014. 340
Alat Anestesia
• Peralatan anesthesia adalah alat-alat anesthesia dan perlengkapannya yang digunakan intk memberikan anesthesia umum inhalasi
Alat anesthesia inhalasi
• Sistem tetes terbuka• ”Trilene inhaler”• System EMO (Epstein- Maclntosh-Oxford)
Mesin Anestesi Dan Reaminasi
• Komponen Sistem Aliran Gas Segar.Komponennya:1. sumber gas2. susunan perpipaan mulai dari tepat masukan gas
(”inlet”)3. petunjuk aliran gas (“flowmeter”) 4. satu atau dua buah alat penguap (“vaporizer5. tempat keluaran (“outlet
• Komponen system aliran udara respirasi.Ada 4 macam system aliran udara respirasi yang lazim digunakan: 1. Sistem sirkuit 2. System magill 3. Sistem “ To and Fro” 4. Sirkuit nafas untuk bayi dan anak
• Komponen penghubung mesin anesthesia-pasien. – Konektor– Sangkup muka– Pipa endotrakea
Obat –Obat Anestesia
• Dalam praktik anesthesia obat-obat anesthesia dapat digolongkan menjadi :– Golongan obat premedikasi – Golongan obat anesthesia intravena – Golongan obat anesthesia inhalasi– Golongan obat anesthesia local– Golongan obat pelumpuh otot dan penawarnya
OBAT-OBAT PREMEDIKASI
• Premedikasi adalah tindakan awal anesthesia dengan memberikan obat-obat pendahuluan yang terdiri dari obat golongan : antikolinergik, sedative/trankuilizer dan analgetik.
Tujuannya: • Menimbulkan rasa nyaman pada pasien• Megurangi kelenjar dan menekan reflex vagus• Memudahkan/ memperlancar induksi• Mengurangi dosis obat anestesi• Mengurabgi rasa sakit dan kegelisahan pasca
bedah
Obat Golongan Antikolinergik
• Obat ini adalah obat yang berkhasiat menekan/ menghambat aktivitas kolinergik atau parasimpatis.
Tujuannya untuk premedikasi: • Mengurabgi sekresi kelenjar : saliva, saluran cerna
dan salurn nafas• Mencegah spasme laring • Mencegah bradikardi• Mengurabgi motilitas ususmelawan efek depresi
narkotik terhadap pusat napas
Obat ini yang digunakan adalah preparat Alkaloid belladona yang turunanya:
• Sulfas atropine• Skopolamin
• Mekanisme Kerja :
Menghambat mekanisme kerja asetilkolin pada organ yang diinervasi oleh serabut saraf otonom parasimpatis atau serabut saraf yang mempunyai neurotransmitter asetil kolin.
Cara pemberian dan dosis : • Intramuscular, dosis 0,01mg/kgBB, diberikan
30-45 menit sebelum induksi • Intravena, dosis 0,005 mg/kgBB, diberkan 5-10
sebelum induksi
Kontra Indikasi : pasien demam, takikardi, galaukoma dan tirotoksikosis
Obat Golongan Sedatif/ Trankuilizer
• Berkhasiat anti cemas dan menimbulkan rasa kantuk.
• Derivat fenithiazin • Derivat benzodiazepine • Derivat butirofenon • Derivat Barbiturat • Preparat antihistamin
Golongan Analgetik Narkotik / Opiad
• 1. Alkaloid opium : morfin dan kodein• 2. Derivate semisintetik: heroin• 3. Derivat sintetik.
OBAT-OBAT ANESTESIA INTRAVENA
Tiopenton • Obat anestesi intravena yang tua.
• Sifat anestesi1. Hipnotik yang sangat kuat2. Induksi cepat, lancer dan tidak diikuti eksitasi3. Pola respirasi tenang dan bisa hipoventilasi4. Tidak ada khasiat analgetik5. Tidak menimbulkan relaksasi otot6. Pemulihan cepat7. Efek samping mual muntah jarang dijumpai.
Ketamin Hidroklorida • “rapid acting non barbiturate general anestetic” • Induksi, obat anesthesia pokok yaitu operasi didaerah
superficial, analgetik pasca trauma / pascabedah
Propofol • derivate fenol yang banyak dipakai• induksi dosis 2 – 2,5 mg/kgBB, pada lansia harus
disesuaikan. Fentanil • obat narkotik sintetik yang banyak digunakan
OBAT-OBAT ANESTESIA UMUM INHALASI
HALOTAN
• Baunya enak dan tak merangsang jalan napas sehingga banyak
digunakan untuk induksi anesthesia kombinasi dengan N2O
• Halotan harus disimpan pada botol gelap.
• Kelebihan dosis:
– depresi napas, menurunya tonus simpatis
– hipotensi, bradikardi, vasodilatasi perifer, depresi vasomotor, depresi miokard
– inhalasi reflex baroreseptor.
Pasca pemberian halotan sering menyebabkan menggigil
ENFLURAN • Enfluran merupakan halogenase eter. • Enfluran dimetabolisme 2-8% oleh hepar
menjadi produk nonvolatile yang dikeluarkan lewat urin. Sisanya lewat paru dalam bentuk asli.
• Induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat di banding halotan.
ISOFLURAN
• Isofluran pada dosis anestetik / subanestetik menurunkan laju
metabolisme otak terhadap oksigen tetapi meninggikan aliran
darah otak dan tekanan intracranial.
• Peninggian aliran darah otak dan tekanan intracranial ini dapat
dikurangi dengan teknik anesthesia hiperventilasi sehingga
isofluran banyak digunakan untuk bedak otak.
• Efek curah jantung dan dpresi jantung minimal. Dosis
pelumpuh otot dapat dikurangi sampai 1/3 dosis biasa jika
menggunakan isofluran.
DESFLURAN
• mudah menguap
• besifat simpatomimetik takikardi dan hipertensidan efek depresi napas.
• merangsang jalan napas atas, tidak digunakan untuk induksi anesthesia.
SEVOFLURAN
• Sevofluran merupaakan halogenase eter.
• Induksi dan pemulihn dari anestesi lebih cept dibandingkan isofluran.
• Baunya tidak menyengat dan tidak merangsan jalan napas
• Efek tehadap kardiovaskuler cukup stabil, jarang menyebabkan aritmia.
• Setelah di hentikan pemberian cepat dikeluarkan oleh tubuh.
OBAT PELUMPUH OTOT DAN ANTAGONISNYA
PELUMPUH OTOT DEPOLARISASI
• Pelumpuh otot depolarisasi bekerja seperti asetilkolin tetapi
dicelah saraf otot tak dirusak oleh kolinesterase
• Termasuk pelumpuk otot depolarisasi ialah suksinil kolin dan
dekmetonium.
• Obat anti kolinesterase (prostigmin) dikontraindikasikan karena
menghambat kerja pseudokolinesterase.
PELUMPUH OTOT NON DEPOLARISASI• Menghalangi asetilkolin menempatinya,
sehingga asetilkolin tidak dapat bekerja. • Tanda kekurangan pelumpuh otot :– Cegukan– Dinding perut kaku – Ada tahanan pada inflasi paru.
PENAWAR PELUMPUH OTOT
• antikolinesterase bekerja pada sambungan saraf otot mencegah
asetilkolin esterase bekerja, sehingga asetilkolin dapat bekerja.
• Asetilkolinesterase yang paling sering neostigmin (prostigmin),
piridostigmin dan edhroponium.
• Physostigmin (eserin) hanya untuk penggunaan peroral.
• Penawar pelumpuh otot bersifat muskarinik menyebabkan hipersalivasi,
keringatan, bradikardi, kejang bronkus, hipermotilitas usus dan
pandanan kabur sehingga pemberiannya harus disertai dengan obat
vagolitik seperti atropine dosis 0,01-0,02 mg/kg atau glikopirolat 0,005-
0,01 mg/kg sampai 0,2-0,3 mg pada dewasa.