ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, AKTIVITAS
VOLUME PERDAGANGAN, DAN BID ASK SPREAD
SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT
(Event Study pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
yang Melakukan Stock split Periode 2012-2016)
(Skripsi)
Oleh
Ninda Pangastuti
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, AKTIVITAS VOLUME
PERDAGANGAN, DAN BID ASK SPREAD SEBELUM DAN SESUDAH
STOCK SPLIT (EVENT STUDY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT
PERIODE 2012-2016)
Oleh
NINDA PANGASTUTI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan
abnormal return saham, aktivitas volume perdagangan, dan bid ask spread
sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Penelitian ini menggunakan data
sekunder, populasinya yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2012-2016. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
metode purposive sampling yang menghasilkan total perusahaan sampel sebanyak
22 perusahaan.
Metode penelitian telah dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif
dimana hasilnya dapat diperoleh dengan menghitung data sekunder yang
berhubungan dengan penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah uji
normalitas data menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test, dan
menggunakan uji beda dua rata-rata (paired sample t-test) dan uji tambahan one
sample t-test untuk menguji hipotesis, dengan periode pengamatan (event window)
selama 11 hari yaitu t-5 (5 hari sebelum stock split) dan t+5 (5 hari sesudah stock
split). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji paired sample t-test
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan abnormal return saham dan
aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split. Sementara
hipotesis ketiga menunjukkan tidak terdapat perbedaan bid ask spread sebelum
dan sesudah stock split.
Kata kunci : Stock Split, Abnormal Return, Aktivitas Volume Perdagangan, dan Bid Ask Spread.
ABSTRACT
ANALYSIS OF ABNORMAL RETURN STOCK, TRADING VOLUME
ACTIVITY, AND BID ASK SPREAD BEFORE AND AFTER STOCK SPLIT
(EVENT STUDY ON MANUFACTURING COMPANIES IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE THAT CONDUCTED STOCK SPLIT 2012-2016
PERIOD)
By
NINDA PANGASTUTI
This study aims to determine the differences of abnormal return, trading volume
activity, and bid ask spread before and after the event of stock split. This study
uses secondary data, the population is manufacturing companies listed on the
Indonesia Stock Exchange that announce stock split in 2012-2016. The sampling
technique was done by purposive sampling method, which resulted in a total of
22 samples companies.
The research method has been carried out using the quantitative method which
the result can be obtained by calculating secondary data related to research. The
analytical method used is a data normality test using One Sample Kolmogorov
Smirnov Test and using a Paired Sample t-Test, and an additional test of One
Sample T-Test, to test the hypothesis, with the observation period (event window)
for 11 days, t-5 (5 days before stock split) and t+5 (5 days after stock split). The
result of this study indicate that the paired sample t-test result show that there are
significant differences abnormal return and trading volume activity before and
after the stock split. While the third hypothesis shows that there is no difference in
bid ask spread before and after the stock split.
Keywords: Stock Split, Abnormal Return, Trading Volume Activity, and Bid Ask
Spread.
ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, AKTIVITAS VOLUME
PERDAGANGAN, DAN BID ASK SPREAD SEBELUM DAN SESUDAH
STOCK SPLIT
(Event Study pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang
Melakukan Stock Split Periode 2012-2016)
Oleh
NINDA PANGASTUTI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
i
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kertosari pada tanggal 06 Juli 1996. Penulis adalah anak
pertama dari dua bersaudara, dari bapak Sumidi dan ibu Saliyem. Penulis
menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Dharma Wanita pada
tahun 2001. Pendidikan Dasar di SD Negeri 2 Kertosari pada tahun 2008. Sekolah
Menengah Pertama ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 1 Tanjungsari,
Lampung Selatan dan diselesaikan pada tahun 2011. Kemudian, penulis
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di MAN 1 Model Bandar
Lampung hingga tahun 2014.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur SBMPTN. Selama menjadi
mahasiswi, penulis terdaftar sebagai anggota aktif Himakta (Himpunan
Mahasiswa Akuntansi) dan UKM-F KSPM (Kelompok Studi Pasar Modal) FEB
Unila. Selain itu, penulis juga menjadi pengurus UKM-F EBEC FEB Unila
sebagai Kepala Divisi Keuangan dan Permodalan periode 2016-2017.
Penulis juga telah mengikuti program pengabdian langsung kepada masyarakat
atau Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rejo Basuki, Kecamatan Seputih Raman,
Kabupaten Lampung Tengah selama 40 (empat puluh) hari pada Bulan Januari
sampai Februari 2017.
ii
MOTTO
“Barang siapa yang mempermudahkan urusan orang lain, maka Allah akan
memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat”.
(HR. Muslim)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
(QS. Al-Insyirah: 5)
They can because they sure can
(Napoleon Hill)
“Di dunia ini tidak ada yang mustahil. Percayalah, bahwa semua bisa dikalahkan,
kecuali Allah dan orang tua”.
(Ninda Pangastuti)
iii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah
diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Kedua orangtuaku, Bapak Sumidi dan Ibu Saliyem yang selalu
memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasihat dan fasilitas untuk
penulis meraih pendidikan hingga saat ini. Terimakasih atas segala
pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga bapak dan
ibu selalu diberi kesehatan, rezeki dan kebahagiaan dunia maupun
akhirat dari Allah SWT.
Adik kandung penulis satu-satunya Aura Assyfa Nazwaa terimakasih
untuk segala kasih sayang, doa, dukungan dan keceriaan yang selalu
diberikan selama ini.
Seluruh keluarga besar Mbah Saeri, Mbah Midah, dan Mbah Sari atas
segala dukungan, doa, nasihat dan perhatian yang telah diberikan.
Sahabat dan teman-temanku, terimakasih untuk keceriaan, dukungan,
motivasi dan nasihat dikala suka maupun duka yang selalu diberikan.
Almamater tercinta, Universitas Lampung.
iv
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul " Analisis Abnormal
Return Saham, Aktivitas Volume Perdagangan, Dan Bid Ask Spread Sebelum
dan Sesudah Stock Split (Event Study pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia yang Melakukan Stock Split Periode 2012-2016)”, sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantumempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang tuluskepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt., CA. selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
v
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt., CA. selaku Pembimbing Utama. Terima
Kasih atas bimbingan, saran, arahan dan nasihat yang telah diberikan selama
proses penyelesaian skripsi.
5. Ibu Niken Kusumawardani, S.E., M.Sc., Akt. selaku Pembimbing
Pendamping. Terima kasih atas bimbingan, masukan, arahan dan nasihat yang
telah diberikan selama proses penyelesaian skripsi.
6. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. selaku dosen Penguji,
Terimakasih atas masukan, arahan dan nasihat yang telah diberikan untuk
penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc. selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan saran dan nasihat selama masa perkuliahan.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis
selama menempuh program pendidikan S1.
9. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan
skripsi, terimakasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
10. Teristimewa kepada Orangtuaku Bapak Sumidi dan Mamak Saliyem tercinta
yang selalu mendoakan dan menjadi penyemangat untuk menyelesaikan studi
ini. Terimakasih telah menjadi orangtua yang sempurna, yang selalu
memberikan motivasi dan doa serta selalu bekerja keras mendidik penulis
vi
untuk menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat bagi orang lain, semoga
Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan nikmat-Nya untuk Bapak dan
Mamak. Aku persembahkan karya sederhana ini untuk kalian.
11. Adik kandung penulis satu-satunya Aura Assyfa Nazwaa, terimakasih untuk
segala kasih sayang, doa, dukungan, keceriaan dan kejailan yang selalu
diberikan selama ini. Love you diks.
12. Teruntuk mbah kakung dan mbah putri Subari (Alm), Sari (Almh), Saeri, dan
Mida, terimakasih banyak telah memberikan doa yang sangat luar biasa
untukku dalam membuat skripsi ini, semoga Allah selalu memberikan tempat
terindah untuk kalian disana dan selalu diberikan kesehatan.
13. Seluruh keluarga besar mbah Saeri Squad, Piun, Hilda, Fina, Della, Ersa,
Mba Nia, Satria, Giyeng, Alwi, Mba Manda, Mifta, Laili, Mba Iis, Mba Lis,
Rafa, dan tim hore lainnya berimakasih atas doa, dukungan, motivasi,
keceriaan, dan perhatian yang telah diberikan.
14. KeluargaBG, Indah Ceking, Mayza Alay, Tutut Jones, Dilla Gosip, Iduy
Falak, Ridwan Bone, Opa Syihab, yang tak pernah berhenti menghiburku
selama ini dengan guyonan receh dan unfaedah tapi terkadang berfaedah.
Semoga till jannah goals yak. See u on top guys!
15. Teman-teman surga, seperjuangan, tim sukses, tim hore, dan segalanya yaitu
Indah Caturini, Ismatul Umi, Rahel Bataks dan Tika Pratiwi terimakasih
karena telah menjadi sahabat-sahabat terbaikku atas kesetiakawanan kita
selama 4 tahun ini dari maba hingga sekarang dan selamanya. Semoga selalu
bisa bersama dan saling mengingatkan satu sama lain. See u on Top guys!
vii
16. Sahabatku si AYAM BETINA Kating, Eka, Cumi, Ndut, Adin, Tika, Sendy,
Indah, Ulan, Merta, Toge, Rahel yang selalu ada setiapku membutuhkan.
Selalu memberikan berita dan informasi yang up to date di kampus. Tim
sukses terhebat yang bisa handle segala macam persoalan. Selalu jadi alarm
goyang shopee. Terima kasih selalu siap siaga melebihi doi di saat sulit.
Kalian wanita-wanita tangguh kusayang, ini tanpa pencitraan kok.
17. Teman-teman rumah yang itu-itu aja, Yunita, Fitri, Upi, Yuni yang selalu
menemaniku di rumah. Semoga kita selalu bareng dan kita harus sukses, demi
kesejahteraan bersama. Jangan lupa nikah.
18. Keluarga seperjuangan tumlin, kum hadi, ndum tika, nava, surya, indah,
sendy, umi, yohana, iyan, regis cebong, julian, dhana, robert, dan tante yang
selalu menghibur dan siap membantu. Terimakasih untuk Keluarga Besar
EBEC. Terima kasih kenangan indahnya, pembelajaran berorganisasi, dan
kekonyolan yang sering terjadi dan sulit dilupakan, semoga selalu terjaga
kebersamaan kita. Salam Wirausaha.
19. Teman-teman KKN selama 40 hari di Desa Rejo Basuki, Hardman, Juki, Iam,
Lasin, Bli Gede, Dendi, Bang Zaki, Lika, Echa, Daiska, Rini, Arum, dan Ima
yang telah bersama berbagi suka dan duka. Semoga komunikasi kita tetap
terjaga dan selama pembelajaran saat KKN dapat menjadi bekal kita kelak
dalam hidup bermasyarakat.
20. Teman-teman kosan Muslimah Astri21, mba Mel, mba Asih, mba Des, mba
Iros, Anis, Amoy, Rista, mba Citra, Novita, Ica, Yossy, Dina, Atma, Ulfa,
Heni, terimakasih sudah menghibur, menemani, memasak bersama dan
viii
memberikan support untukku dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
silaturahmi kita tetap terjalin dengan baik ya say.
21. Tim guru skripsi yang selalu saya repotkan untuk bertanya Kak Ayi,
EmakChoirun, Amel, Ilham dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terimakasih untuk kalian semoga berkah atas ilmu yang telah kalian berikan.
22. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2014, Dila, Bella, Chaki,
Billa, Saha, Winda, Ilham, Anni, Ajeng, Andi, Rangga, Yanto, Anggi,
Anggit, Arini, Atika, Bipa, Cahya, Bagus, Chatia, Mico, Citra, Dani, Dewi,
Efraim, Yanti, Friscil, Lia, Riska, Gilda, Dhisa, Oca, Sobri, Rona, Rara, dan
lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih atas
kebersamaan dan kenangan terbaik kalian. Sukses selalu kawan.
23. SLA Lantai 3 cicin, cumi, leni, sarah terimakasih walaupun baru kenal tapi
kalian pecah guys. Sebulan penuh kita nginput arsip-arsip sampe hafal lagu
arsip mantab sis. Semoga rezeki, kita ketemu lagi pake nametag BI yang asli
ya.
24. Seluruh teman, kerabat, dan pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terimakasih telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga
Allah SWT memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.
Bandar Lampung, 24 September 2018
Penulis,
Ninda Pangastuti
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK
ABSTRACT
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN
MOTTO
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1
1.2 Masalah Penelitian ...................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 9
1.4 Batasan Masalah ......................................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................... 10
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ......................................................................... 11
2.1.1 Pasar Modal ................................................................... 11
2.1.2 Signalling Theory .......................................................... 13
2.1.3 Trading Range Theory .................................................. 14
2.1.4 Event Study .................................................................... 14
2.1.5 Stock Split ..................................................................... 16
2.1.6 Abnormal Return .......................................................... 18
2.1.7 Trading Volume Activity ................................................ 22
2.1.8 Bid Ask Spread .............................................................. 23
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................. 26
2.3 Kerangka Pemikiran.................................................................. 27
2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................. 28
2.4.1 Abnormal Return dan Stock Split ................................... 28
2.4.2 Aktivitas Volume Perdagangan dan Stock Split .............. 29
2.4.3 Bid Ask Spread dan Stock Split ...................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 33
3.2 Jenis Data dan Sumber Data ..................................................... 34
3.3 Populasi dan Sample ................................................................ 35
3.4 Operasional dan Pengukuran Variabel ....................................... 36
3.4.1 Abnormal Return ........................................................... 36
3.4.2 Aktivitas Volume Perdagangan ...................................... 40
3.4.3 Bid Ask Spread .............................................................. 41
3.5 Metode Analisis Data ............................................................... 41
3.5.1 Uji Normalitas ............................................................... 41
3.5.2 Pengujian Hipotesis ...................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Objek Penelitian....................................................... 43
4.2 Statistik Deskriptif .................................................................... 45
4.2.1 Abnormal Return ........................................................... 45
4.2.2 Aktivitas Volume Perdagangan .................................... 48
4.2.3 Bid Ask Spread .............................................................. 50
4.3 Uji Normalitas .......................................................................... 52
4.4 Uji Hipotesis ............................................................................. 53
4.4.1 Abnormal Return ........................................................... 54
4.4.2 Aktivitas Volume Perdagangan ...................................... 58
4.4.3 Bid Ask Spread .............................................................. 60
4.5 Pembahasan dan Hasil Analisis ............................................... 62
4.5.1 Abnormal Return dan Peristiwa Stock Split .................... 62
4.5.2 Aktivitas Volume Perdagangan dan
Peristiwa Stock Split ...................................................... 64
4.5.3 Bid Ask Spread dan Peristiwa Stock Split ...................... 66
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 69
5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 70
5.3 Saran ....................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Perusahaan Manufaktur yang Melakukan Stock Split ................................. 4
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 26
4.1 Pengambilan Sampel Penelitian ............................................................... 44
4.2 Daftar Sampel Perusahaan ....................................................................... 44
4.3 Statistik Deskriptif Abnormal Return ...................................................... 45
4.4 Statistik Deskriptif Aktivitas Volume Perdagangan ................................... 48
4.5 Statistik Deskriptif Bid Ask Spread ........................................................... 50
4.6 Hasil Transformasi Uji Normalitas Kolmogorov Smirnor Test .................. 52
4.7 Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split .................................. 55
4.8 Hasil Uji One Sampl t-Test Abnormal Return Harian ................................ 56
4.9 Hasil Uji Paired Sample t-Test Abnormal Return ...................................... 56
4.10 Hasil Uji One Sampl t-Test Aktivitas Volume Perdagangan Harian ........... 58
4.11 Hasil Uji Paired Sample t-Test Aktivitas Volume Perdagangan................. 58
4.12 Hasil Uji One Sampl t-Test Bid Ask Spread Harian ................................... 60
4.13 Hasil Uji Paired Sample t-Test Bid Ask Spread ......................................... 60
4.14 Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis.................................................................. 61
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kandungan Informasi Suatu Pengumuman Peristiwa ............................... 15
2.2 Kerangka Berpikir .................................................................................... 28
4.1 Kumulatif Abnormal Return Harian Sebelum dan Sesudah Stock Split ...... 47
4.2 Kumulatif Aktivitas Volume Perdagangan Harian Sebelum dan
Sesudah Stock Split ................................................................................... 49
4.3 Kumulatif Bid Ask Spread Harian Sebelum dan Sesudah Stock Split ......... 51
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Perusahaan
Lampiran 2 Tabel Ringkasan Abnormal Return, Aktivitas Volume Perdagangan
(TVA), dan Bid Ask Spread.
Lampiran 3 Tabel Perhitungan Bid Ask Spread
Lampiran 4 Tabel Perhitungan Aktivitas Volume Perdagangan (TVA)
Lampiran 5 Tabel Perhitungan Abnormal Return (AR)
Lampiran 5.1 Tabel Perhitungan Return Individual (Rit)
Lampiran 5.2 Tabel Perhitungan Expected Return (Erit)
Lampiran 5.3 Tabel Perhitungan Return Market (Rm)
Lampiran 5.4 Tabel Perhitungan Bheta (β) dan Alpha (α)
Lampiran 6 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Lampiran 7 Grafik Kumulatif Harian
Lampiran 8 Tabel Hasil Transformasi Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Tes
Lampiran 9 Hasil Uji One Sample T-Test
Lampiran 10 Hasil Uji Paired Sample T-Test dan Kesimpulan Hipotesis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal mempunyai peranan penting dalam kehidupan ekonomi suatu
negara, peranan tersebut mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara
lain. Pasar modal di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup
pesat, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) serta banyak masyarakat yang terjun ke pasar modal untuk
berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksadana dan
lainnya.
Perkembangan pasar modal memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang
semakin di perlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif dan penghimpun
dana (Husnan, 2005). Untuk menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi,
pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid apabila
penjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga secara cepat. Pasar modal
dikatakan efisien apabila harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari
perusahaan secara akurat (Irmayani dan Wiagustini, 2015). Para investor yang
bertransaksi di bursa efek memerlukan informasi untuk membuat suatu keputusan
dalam memilih portofolio investasi yang menguntungkan. Salah satu informasi
2
yang tersedia adalah pengumuman stock split atau pemecahan saham yang
dilakukan oleh perusahaan.
Pemecahan saham adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan go
public untuk mengubah jumlah saham yang beredar. Pada dasarnya terdapat dua
jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan, yaitu pemecahan naik (split
up/stock split) dan pemecahan turun (split down/reverse split). Pemecahan naik
adalah peningkatkan jumlah saham yang beredar dengan cara memecah selembar
saham menjadi n lembar saham, sedangkan pemecahan turun adalah peningkatan
nilai nominal per-lembar saham dengan mengurangi jumlah saham yang beredar.
Pemecahan saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemecahan
saham naik (split up/stock split). Investor melihat peristiwa stock split sebagai
suatu informasi yang menghasilkan berita baik dan mengartikan sebagai sinyal
positif karena mendeskripsikan optimisme perusahaan atas laba di masa yang
akan datang. Alasan sinyal yang positif ini didukung oleh kenyataan bahwa
perusahaan yang melakukan stock split merupakan perusahaan yang memiliki
kinerja yang baik (Hartono, 2013). Selain itu, dengan pemecahan saham naik
(stock split) maka harga saham akan menjadi lebih rendah sehingga akan lebih
mudah dijangkau oleh investor kecil, hal ini akan menimbulkan permintaan saham
meningkat dan saham akan menjadi lebih likuid, dengan harga yang lebih rendah
akan menghasilkan return yang lebih tinggi dibanding dengan harga semula.
Pada tahun 2012, tercatat di Bursa Efek Indonesia sebanyak 5 perusahaam
manufaktur dari 17 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
melakukan stock split. Pemecahan nilai nominal saham yang dilakukan oleh
sejumlah emiten tersebut dinilai akan meningkatkan likuiditas pasar. Selain
3
meningkatkan likuiditas, menurut Michael Tjoajadi selaku President Direktur PT
Schroder Investment Management bahwa pengurangan harga saham juga
memberi kesempatan kepada investor ritel untuk membeli saham bernilai besar
dengan harga terjangkau. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan jumlah investor
ritel.
Sebagai informasi, PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) efektif
melakukan stock split dari Rp 1.000 per lembar saham menjadi Rp100 per lembar
saham pada 9 Agustus 2012. Sebelumnya juga ada PT Surya Citra Media Tbk
(SCMA) dan PT Indosiar Karya Mandiri Tbk (IDKM) yang melakukan stock split
atau pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1:5. Sejumlah emiten besar,
seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga
telah melakukan stock split (www.Beritasatu.com).
Fenomena pemecahan saham terjadi hampir setiap tahunnya dengan alasan
yang berbeda-beda dari masing-masing perusahaan yang melakukannya. Peristiwa
ini bukanlah peristiwa baru di dunia pasar modal, tetapi peristiwa tersebut
dianggap sebagai peristiwa pemanis yang dapat menarik perhatian investor.
Fenomena stock split juga terjadi pada tahun 2016 yang dikutip dari
(www.Tempo.co) bahwa emiten beramai-ramai melakukan aksi stock split. Ada
sebanyak 13 perusahaan manufaktur dari 24 perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia yang melakukan stock split, ini merupakan peningkatan yang
cukup besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata hanya 5
perusahaan manufaktur yang melakukan aksi koorporasi ini. Peristiwa ini berlatar
belakang karena beberapa emiten merasa harga saham dianggap masih terlalu
tinggi, hal ini membuat investor menengah ke bawah sulit untuk ikut
4
berpartisipasi dalam perdagangan efek tersebut, sehingga mempertimbangkan
untuk melakukan stock split.
Salah satu perusahaan yang melakukan stock split yaitu perusahaan yang
bergerak di sektor manufaktur bidang industri dasar dan kimia. PT Surya Toto
Indonesia Tbk dengan harga pasar saham perusahaan di bursa efek yang berkisar
antara Rp 5.000 sampai Rp 7.600 dianggap masih terlalu tinggi, kemudian
melakukan stock split atau pemecahan saham pada 20 Oktober 2016 dengan rasio
1:10. Peristiwa ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada meningkatnya
likuiditas perdagangan saham perusahaan di bursa dan meningkatnya jumlah
pemegang saham perusahaan.
Tabel 1.1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang melakukan stock split tahun 2012-2016
NO KODE NAMA EMITEN TANGGAL STOCK
SPLIT
1 ASII Astra International Tbk 05-Jun-12 1:10
2 IMAS Indomobil Sukses 07-Jun-12 1:2
3 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 09-Agust-12 1:10
4 KLBF Kalbe Farma Tbk 08-Okt-12 1:5
5 BRNA Berlina Tbk 06-Nop-12 1:5
6 JPFA Japfa Comfeed Tbk 19-Apr-13 1:5
7 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 08-Jul-13 1:4
8 BATA Sepatu Bata Tbk 04-Sep-13 1:100
9 NIPS Nipress Tbk 25-Nop-13 1:20
10 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk 29-Nop-13 1:5
11 INAI Indal Alumunium Industry Tbk 12-Feb-14 1:2
12 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 12-Feb-14 1:2
13 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 25-Jul-14 1:2
14 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 06-Nop-14 1:100
15 LTLS Lautan Luas Tbk 09-Jan-15 1:2
16 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 14-Jul-15 1:10
17 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 03-Agust-15 1:2
18 LMSH Lionmesh Prima Tbk 02-Sep-15 1:10
5
19 LION Lion Metal Works Tbk 02-Sep-15 1:10
20 DLTA Delta Djakarta Tbk 03-Nop-15 1:50
21 MERK Merck Tbk 21-Des-15 1:20
22 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 21-Mar-16 1:5
23 HMSP Hm Sampoerna Tbk 14-Jun-16 1:25
24 IMPC Impack Pratama Insudtri Tbk 27-Jun-16 1:10
25 ERTX Eratex Djaja Tbk 29-Jun-16 1:8
26 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 12-Jul-16 1:20
27 ICBP Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk 27-Juli-16 1:2
28 BTON Betonjaya Manunggal Tbk 01-Agust-16 1:4
29 MYOR Mayora Indah Tbk 09-Agust-16 1:25
30 CNTX Centex Tbk 18-Agust-16 1:20
31 KICI Kedaung Indah Can Tbk 23-Agust-16 1:2
32 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 01-Sep-16 1:2
33 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk 26-Sep-16 1:4
34 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 20-Okt-16 1:10
35 SMSM Selamat Sempurna Tbk 07-Nop-16 1:4
Pengumuman pemecahan saham dianggap sebagai salah satu informasi yang
berarti oleh investor, hal tersebut digunakan sebagai salah satu pertimbangan
untuk melakukan keputusan dalam berinvestasi di pasar modal. Motivasi utama
investor menanamkan modalnya dalam suatu investasi adalah mendapatkan
tingkat pengembalian (return) investasi yang optimal. Investor tertarik
berinvestasi pada saham yang benar-benar diketahui dengan pasti segala
sesuatunya dimana hal ini ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang
positif disekitar pengumuman split. Abnormal return merupakan selisih antara
return yang sebenarnya (actual return) dengan return yang diharapkan (expected
return). Return yang sebenarnya (actual return) merupakan perbandingan antara
selisih harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya secara relatif.
Sumber : Data diolah dari IDX 2012-2016
6
Sedangkan expected return dihitung dengan return pasar yang diperoleh dari
selisih IHSG pada waktu tertentu dengan IHSG sebelumnya (Hartono, 2013).
Pemecahan saham menyebabkan harga saham menjadi lebih rendah
sehingga akan lebih mudah dijangkau oleh investor kecil, sehingga akan
menimbulkan permintaan saham meningkat dan saham akan menjadi lebih likuid.
Rendahnya harga saham tentu dapat menarik minat investor, sehingga berimbas
pada peningkatan volume perdagangan. Volume perdagangan yang besar
mencerminkan bahwa investor menggemari saham tersebut sehingga saham cepat
diperdagangkan dan pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas saham.
Likuiditas saham merupakan salah satu indikator untuk melihat pasar bereaksi
terhadap suatu pengumuman. Likuiditas saham dapat dilihat dari aktivitas volume
perdagangan saham atau trading volume activity. Trading Volume Activity (TVA)
merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu
tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu.
Tingkat likuiditas saham juga dapat dilihat dari adanya perubahan bid-ask
spread yang merupakan selisih antara tawaran harga jual terendah dan harga beli
tertinggi pada akhir penutupan perdagangan saham di bursa efek. Harga saham
yang lebih rendah setelah terjadinya stock split menyebabkan selisih harga antara
harga penawaran dan harga permintaan saham (bid-ask spread) semakin kecil.
Semakin kecil bid-ask spread maka semakin likuid saham tersebut. Jika bid-ask
spread berkurang, ini berarti harga jual terendah sedang menurun dan/atau harga
beli tertinggi sedang meningkat sehingga kemungkinan terjadinya transaksi lebih
besar yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas saham.
7
Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menguji apakah terdapat
perbedaan abnormal return, aktivitas volume perdagangan dan bid ask spread
sebelum dan sesudah stock split. Penelitian yang mendukung adanya perbedaan
aktivitas volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split adalah penelitian
Mediyanto (2015), Rokhman, dkk. (2009), Wijanarko dan Prasetiono (2012), dan
Safira dan Simon (2016). Berbeda dengan penelitian Kristianiarso (2014) dan
Setyohutomo dan Asandimitra (2014). yang menyatakan tidak terdapat perbedaan
aktivitas volume perdagangansebelum dan sesudah stock split.
Beberapa penelitian tentang pengaruh abnormal return terhadap stock split
banyak yang menyatakan tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan
sesudah stock split, sedangkan secara teori dimungkinkan terdapat abnormal
return sebagai akibat adanya perubahan harga saham dan peningkatan trading
volume activity. Penelitian yang mendukung adanya perbedaan abnormal return
sebelum dan sesudah stock split adalah penelitian Janiantari dan Badera (2014),
dan Mediyanto (2015). Sedangkan penelitian-penelitian yang menyatakan tidak
terdapat perbedaan antara abnormal return sebelum dan sesudah stock split adalah
Setyohutomo dan Asandimitra (2014) dan Wijanarko dan Prasetiono (2012).
Penelitian yang mendukung adanya perbedaan bid ask spread sebelum dan
sesudah stock split adalah penelitian Janiantari dan Badera (2014). Namun
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Safira dan Simon (2016) dan
Febrianti (2014), yang menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara bid ask spread sebelum stock split dan setelah stock split.
Penelitian-penelitian lain mengenai stock split dan pengaruhnya terhadap
abnormal return, aktivitas volume perdagangan dan bid ask spread telah banyak
8
dikemukakan. Setiap penelitian mendapatkan hasil yang berbeda-beda karena
pemilihan sampel yang berbeda, rentan waktu penelitian yang berbeda dan metode
analisis data yang berbeda.
Perbedaan dari penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan pada
penelitian ini yaitu abnormal return, aktivitas volume perdagangan, dan bid ask
spread, kemudian sample yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016, rentang waktu pengamatan
terhadap fenomena, penelitian ini menggunakan event window atau jendela
pengamatan selama 11 hari yaitu 5 hari sebelum peristiwa, saat peristiwa, dan 5
hari setelah peristiwa stock split, karena dianggap hari tersebut mampu
mencerminkan reaksi pasar. Sedangkan periode pengamatan yang terlalu lama
dikhawatirkan ada peristiwa lain yang dapat memepengaruhi hasil penelitian.
Berdasarkan fenomena dan beberapa perbedaan-perbedaan dari penelitian
sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis
Abnormal Return Saham, Aktivitas Volume Perdagangan, dan Bid Ask
Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split (Event Study pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang Melakukan Stock Split Periode
2012-2016)”.
9
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apakah terdapat perbedaan signifikan antara abnormal return saham
sebelum dan sesudah stock split?
2. Apakah terdapat perbedaan signifikan antara aktivitas volume perdagangan
sebelum dan sesudah stock split ?
3. Apakah terdapat perbedaan signifikan antara bid ask spread sebelum dan
sesudah stock split ?
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Menganalisis apakah terdapat perbedaan signifikan antara abnormal return
saham sebelum dan sesudah stock split.
2. Menganalisis apakah terdapat perbedaan signifikan antara aktivitas volume
perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split.
3. Menganalisis apakah terdapat perbedaan signifikan bid ask spread sebelum
dan sesudah stock split.
1.4 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini terdapat batasan-batasan masalah agar masalah yang akan
diteliti tetap fokus dan tidak meluas ke arah masalah-masalah yang lain. Batasan
masalah penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split
10
tahun 2012-2016
2. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi emiten, memberikan informasi terhadap emiten tentang
dampak/pengaruh stock split yang digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan kebijakan selanjutnya.
2. Bagi investor dan calon investor, diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam keputusan investasi, terutama investor
yang saham dalam portofolionya mengalami stock split.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan
referensi, tambahan literatur dan pertimbangan pada penelitian yang akan
datang tentang pasar modal khususnya tentang stock split.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pasar Modal
Pasar Modal Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.21 Tahun
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang dimaksud pasar modal adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek, sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Pasar modal pada dasarnya
bertujuan untuk menjadi jembatan aliran dana dari pihak yang memiliki dana
(investor) dengan pihak yang memerlukan dana. Pasar modal di Indonesia,
mempunyai peran yang strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi
dunia usaha, termasuk usaha menengah dan kecil untuk pembangunan usahanya,
sedangkan di sisi lain pasar modal juga merupakan wadah investasi bagi
masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah.
Efisiensi pasar modal dapat dikatakan efisien apabila harga semua
sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang
tersedia. Hal terpenting dari mekanisme pasar efesien adalah harga terbentuk tidak
12
bias dengan harga keseimbangan (Tandelilin, 2010). Dengan efesiensi pasar,
harga sekuritas mencerminkan seluruh informasi yang tersedia, atas dasar ini
perolehan abnormal return secara konsisten tidak dapat diterima oleh investor.
Untuk memudahkan penelitian tentang efisiensi pasar, Fama (1970)
mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga Efficient Market
Hypothesis (EMH), sebagai berikut:
1. Efisiensi dalam bentuk lemah (weak form) Pasar efesiensi dalam bentuk
lemah berarti semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam
harga yang berbentuk sekarang.
2. Efisiensi dalam bentuk setengah kuat (semi strong) Pasar efisiensi
dalam bentuk setengah kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk
sekarang telah mencerminkan informasi historis ditambah dengan semua
informasi yang dipublikasikan.
3. Efisiensi dalam bentuk kuat (strong form) Pasar efisien dalam bentuk
kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah
mencerminkan informasi historis ditambah dan semua informasi yang
dipublikasikan ditambah dengan informasi yang tidak dipublikasikan.
Pada pasar efisensi bentuk kuat tidak akan ada seorang investor pun yang
bisa memperoleh abnormal return.
Dari tiga kategori diatas bahwasanya pasar modal Indonesia sebagai pasar
efisiensi bentuk setengah kuat karena harga sekuritas saat ini mencerminkan
semua informasi masa lalu (historis) dan informasi yang dipublikasikan saat ini.
13
2.1.2 Signalling Theory
Signalling theory telah digunakan dalam banyak penelitian untuk
menjelaskan reaksi pasar terhadap pengumuman perubahan kebijakan suatu
perusahaan. Teori sinyal dikembangkan oleh (Ross, 1977), yang menyatakan
bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik mengenai
perusahaannya akan terdorong menyampaikan informasi tersebut kepada calon
investor agar saham perusahaannya meningkat. Teori sinyal menjelaskan bahwa
pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi.
Konsep signalling dengan asimetri informasi sangat berkaitan erat, dimana teori
asimetri berpendapat bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak
memiliki informasi yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan.
Dalam kegiatan pemecahan saham teori ini menyatakan bahwa stock split
memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan
menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik
yang belum mengetahuinya. Alasan sinyal ini didukung dengan adanya kenyataan
bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang
mempunyai kondisi kinerja yang baik (Fahmi, 2012). Hal itu menandakan adanya
reaksi pasar terhadap pengumuman stock split, tidak semata-mata karena
informasi stock split yang tidak mempunyai nilai ekonomis tetapi karena
mengetahui prospek masa depan perusahaan yang bersangkutan.
14
2.1.3 Trading Range Theory
Trading range theory menjelaskan bahwa pemecahan saham akan
meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori tersebut harga saham
yang terlalu tinggi (over price) menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut
diperdagangkan sehingga mendorong perusahaan melakukan stock split.
Pemecahan saham akan menyebabkan harga saham menjadi tidak terlalu tinggi,
sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi. Hal tersebut
akan berimbas pada likuiditas saham yang semakin meningkat. Berdasarkan
trading range theory motivasi perusahaan untuk melakukan stock split adalah
tingkat kemahalan saham. Ketika harga saham terlalu tinggi maka kemampuan
publik untuk memiliki saham tersebut sangatlah rendah (Fahmi, 2012).
Berdasarkan penjelasan tersebut trading range theory menjelaskan bahwa
aktivitas stock split dilakukan untuk menjaga saham agar tetap pada rentang
perdagangan yang optimal. Perusahaan melakukan stok split karena memandang
bahwa harga sahamnya terlalu tinggi mendorong bagi perusahaan untuk
melakukan stock split.
2.1.4 Event study
Menurut Hartono (2013) studi peristiwa (event study) merupakan studi
yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Studi peristiwa dapat digunakan
untuk menguji kandungan informasi dari suat pengumunan yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Jika pasar bereaksi
15
cepat terhadap informasi yang telah dipublikasikan maka pasar tersebut dikatakan
pasar efisien.
Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk
setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan
informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika
pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi
ini dapat diukur dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal
return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai
kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar.
Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal
return kepada pasar.
Gambar 2.1 Kandungan Informasi Suatu Pengumuman Peristiwa Sumber: Hartono, 2013.
Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi
tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan
kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka
Peristiwa Reaksi Pasar Terhadap
Kandungan Hasil
Pengumuman
Peristiwa
Ada abnormal
return
Tidak ada
abnormal
return
Ada kandungan
informasi
Tidak ada
kandungan
informasi
16
pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi
(informationally efficient market) bentuk setengah kuat. Pasar dikatan efisien
bentuk setengah kuat jika investor bereaksi dengan cepat (quickly) untuk
menyerap abnormal return untuk menuju harga keseimbangan baru. Jika investor
menyerap abnormal return dengan lambat, maka pasar dikatakan tidak efisien
bentuk setengah kuat secara informasi.
Dalam event study dikenal istilah event window (jendela peristiwa)/event
date (tanggal peristiwa) dan estimation period (periode estimasi). Periode
peristiwa disebut juga dengan periode pengamatan/jendela peristiwa (event
window) mempunyai panjang yang bervariasi, lama dari jendela yang umumnya
digunakan berkisar 3 hari – 121 hari untuk data harian dan 3 bulan – 121 bulan
untu data bulanan. Sedangkan lama periode estimasi yang umum digunakan
adalah berkisar dari 100 hari – 300 hari untuk data harian dan berkisar 24 – 60
bulan untuk data bulanan.
2.1.5 Stock split
Stock split ialah memecah lembar saham menjadi n lembar saham. Harga
per-lembar saham baru sesudah pemecahan saham ialah sebesar 1/n dari harga
saham sebelumnya. Dengan demikian, sebetulnya pemecahan saham tidak
menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain pemecahan saham tidak
memiliki nilai ekonomis (Hartono, 2013). Sedangkan menurut Simatupang (2010)
stock split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi lebih kecil yang
bertujuan agar harga saham dapat lebih rendah dan jumlah saham yang beredar
17
menjadi lebih banyak, sehingga investor lebih mudah untuk melakukan pembelian
atau agar transaksi saham tersebut lebih likuid.
Pendapat Baker dan Gallagher (1980) menyatakan bahwa tujuan dilakukan
pemecahan saham adalah mengembalikan harga saham ke rentang perdagangan
yang optimal sehingga lebih banyak investor yang dapat menjangkau saham
tersebut dan pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas. Hal tersebut didukung
oleh pendapat dari Menendez dan Anson (2003) yang mengemukakan bahwa
pasar lebih likuid pada periode sesudah pengumuman stock split. Pengumuman
stock split merupakan upaya perusahaan untuk menyampaikan sinyal positif
kepada investor yang potensial agar membeli saham mereka.
Terdapat dua jenis stock split yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang
go public di BEI, yaitu: Split up (pemecahan saham naik) merupakan penurunan
naik nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah
lembar yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 3:1.
Pada awalnya nilai nominal per lembar saham sebelum melakukan stock split
sebesar seribu lima ratus rupiah, maka setelah dilakukan split up dengan
perbandingan 3:1, nilai nominal per lembar saham yang baru adalah lima ratus
rupiah, sehingga awalnya satu lembar menjadi tiga lembar.
Split down (pemecahan saham turun) yang merupakan peningkatan nilai
nominal per lembar saham yang mengakibatkan berkurangnya jumlah lembar
saham yang beredar. Misalnya split down dengan faktor pemecahan 1:3 yang
merupakan kebalikan dari split up. Awalnya nilai nominal per lembar saham
seribu rupiah, kemudian dilakukan split down dengan perbandingan 1:3, maka
nilai nominal per lembar saham baru adalah tiga ribu rupiah dan jumlah lembar
18
saham yang pada awalnya tiga lembar saham menjadi satu lembar saham dan
seterusnya.
Pemecahan saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemecahan
saham naik (stock split). Investor melihat peristiwa stock split sebagai suatu
informasi yang menghasilkan berita baik dan mengartikan sebagai sinyal positif
karena mendeskripsikan optimisme perusahaan atas laba di masa yang akan
datang. Selain itu, dengan pemecahan saham naik (stock split) maka harga saham
akan menjadi lebih rendah sehingga akan lebih mudah dijangkau oleh investor
kecil, hal ini akan menimbulkan permintaan saham meningkat dan saham akan
menjadi lebih likuid, dengan harga yang lebih rendah akan menghasilkan return
yang lebih tinggi dibanding dengan harga semula.
2.1.6 Abnormal Return
Motivasi utama investor menanamkan modalnya dalam suatu investasi
adalah mendapatkan tingkat pengembalian (return) investasi yang optimal. Return
merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati investor atas suatu investasi yang
dilakukannya. Return saham yang akanditerima oleh investor sangat dipengaruhi
oleh jenis investasi yang dipilih. Untuk mengukur besarnya return yang akan
diterima investor sehubungan dengan adanya peristiwa stock split diukur dengan
adanya abnormal return yang diterima oleh investor.
Abnormal return merupakan selisih antara return yang sebenarnya (Actual
Return) dengan return yang diharapkan (Expected Return) (Hartono, 2013).
Tingkat keuntungan yang sesungguhnya merupakan perbandingan antara selisih
harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya. Abnormal return yang
19
positif menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh lebih besar yaitu antara
actual return dan expected return (Ang, 1997).
Berkaitan dengan peristiwa pemecahan saham, apabila terjadi abnormal
return yang positif setelah pemecahan saham dapat memberikan keuntungan
diatas normal pada investor dan sebaliknya jika terdapat abnormal return yang
negatif menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh dibawah normal. Uji
efisiensi pasar modal yaitu dengan menganalisis return yang tidak normal
(abnormal return) yang terjadi. Abnormal return merupakan kelebihan dari return
yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Studi peristiwa merupakan
analisis return tidak normal (abnormal return) dari sekuritas yang mungkin terjadi
disekitar pengumuman dari suatu peristiwa.
Dengan demikian return tidak normal (abnormal return) dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
AR it = R it - E (R it )
Dimana :
AR it : return tidak normal (abnormal return) saham i pada periode peristiwa
ke- t
R it : return sesungguhnya (actual return) yang terjadi untuk saham ke i pada
periode peristiwa ke- t.
E (R it ) : expected return saham ke i untuk periode peristiwa ke- t.
Actual return (return sesungguhnya) merupakan keuntungan yang dapat
diterima atas investasi saham pada suatu periode tertentu, secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Ri,t = 𝑃𝑖,𝑡−𝑝𝑖,𝑡−1
Pi,t−1
20
Keterangan:
Ri,t = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode
peristiwa ke-t
Pi,t = harga sekarang relatif
Pi,t-1 = harga sebelumnya 1
Sedangkan expected return yang harus diestimasi dengan menggunakan
beberapa model estimasi (Hartono, 2013) antara lain :
1. Mean Adjusted Model
Model disesuaikan rata–rata (mean adjusted model) ini menganggap bahwa
expected return bernilai konstan yaitu sebesar nilai rata – rata actual return
sebelumnya selama periode estimasi, sebagai berikut :
E (Ri,t)= Σ Rit
T
Keterangan :
E (Ri.t) = expected return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
Ri,t = actual return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
T = Lamanya periode estimasi.
Periode estimasi (estimation periode) umumnya merupakan periode sebelum
peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode
pengamatan atau jendela peristiwa (event window).
2. Market Model
Perhitungan expected return dengan model pasar (market model) ini
dilakukan dengan dua tahap, yaitu :
1. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama
periode estimasi.
2. Menggunakan model ekspetasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi
di periode jendela.
21
Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary
Least Square) dengan persamaan :
E(Rit) = αi + βi Rmt + εit
Keterangan :
E(Rit) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada waktu t
Αi = intercept, independen terhadap Rmt
βi = slope, resiko sistematis, dependen terhadap Rmt
εit = kesalahan redisu sekuritas i pada periode estimasi ke t
3. Market Adjusted Model
Model ini menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return
suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan
menggunakan model ini maka tidak perlumenggunakan periode estimasi
untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi
adalah sama dengan return pasar.
E (Rit) = Rmt
Dimana :
E (R it) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.
Rmt = return sekuritas pada waktu ke –t.
Abnormal return dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok (Samsul, 2006):
1. Abnormal return (AR)
Abnormal return terjadi setiap hari pada setiap jenis saham, yaitu selisih
antara actual return dan expected return yang dihitung secara harian. Karena
dihitung secara harian, maka dalam suatu window period dapat diketahui
22
abnormal return tertinggi atau terendah, dan dapat juga diketahui pada hari
ke-berapa reaksi paling kuat terjadi pada masing-masing jenis saham.
2. Average Abnormal return(AAR)
Average abnormal return merupakan rata–rata abnormal return (AR) dari
semua jenis saham yang sedang dianalisis secara harian. AAR dapat
menunjukkan reaksi paling kuat, baik positif maupun negatif, dari
keseluruhan jenis saham pada hari – hari tertentu selama window period.
3. Cummulative Abnormal return (CAR)
Cummulative Abnormal Return merupakan kumulatif harian AR dari hari
pertama sampai dengan hari – hari berikutnya setiap jenis saham. Jadi CAR
selama periode sebelum peristiwa terjadi akan dibandingan dengan CAR
selama periode setelah peristiwa terjadi.
4. Cummulative Average Abnormal return (CAAR)
Cummulative Average Abnormal return merupakan kumulatif harian AAR
mulai dari hari pertama sampai dengan hari – hari berikutnya. Dari grafik
CAAR harian ini dapat diketahui kecenderungan kenaikan atau penurunan
yang terjadi selama window period, sehingga dampak positif atau negatif dari
peristiwa tersebut terhadap keseluruhan jenis saham yang diteliti juga dapat
diketahui.
2.1.7 Trading Volume Activity (Aktivitas Volme Perdagangan)
Trading volume activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan
untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi volume perdagangan saham
suatu perusahaan dipasar modal. Volume perdagangan saham merupakan salah
23
satu parameter aktivitas jual beli saham di bursa, semakin meningkat jual beli
saham maka aktivitas perdagangan saham dibursa juga akan semakin meningkat.
Hal tersebut akan berpengaruh pada permintaan dan penawaran akan saham
tersebut.
Semakin meningkat permintaan dan penawaran suatu saham, maka
pengaruhnya pun akan semakin besar terhadap fluktuasi harga saham di bursa.
Sedangkan semakin meningkatnya volume perdagangan saham hal tersebut
menandakan bahwa saham tersebut semakin diminati oleh masyarakat sehingga
akan membawa pengaruh terhadap naik atau turunnya harga atau return saham
(Wijanarko, 2012).
2.1.8 Bid Ask Spread
Menurut Jones (2004) bid-ask spread adalah bagian dari biaya
perdagangan saham. Bid ask spread merupakan cerminan dari biaya transaksi
sebagai proksi tingkat likuiditas. Biaya transaksi (transaction cost) dapat
didefinsikan sebagai biaya yang diperlukan untuk melaksanakan strategi investasi,
merupakan bagian dari proses investasi dan berdampak langsung terhadap kinerja
suatu investasi. Investor akan menahan saham yang dimilikinya sampai pada
tingkat harga tertentu, untuk menutup biaya yang timbul dari transaksi saham
yang dilakukan dan memperoleh keuntungan optimal. Bid ask spread dipengaruhi
oleh berbagai pertimbangan keputusan investasi yang dilakukan oleh investor
dalam rangka mendapatkan capital gain yang optimal dan mengurangi tingkat
risiko serendah-rendahnya. Menurut Stoll (1989) bagi seorang investor pemegang
saham biasa, besarnya spread atau selisih antara bid price dan ask price akan
24
sangat mempengaruhi lamanya seorang investor dalam menahan atau memegang
aset yang dimilikinya.
Perbedaan harga jual saham (ask price) dan harga beli saham (bid price)
mempengaruhi tingkat likuiditas saham tersebut. Bid-ask spread yang besar
berarti bahwa biaya yang harus ditanggung oleh investor menjadi semakin tinggi
dikarenakan tidak aktifnya volume perdagangan saham. Begitu juga sebaliknya
jika volume perdagangan saham yang meningkat atau semakin aktifnya
perdagangan suatu saham menyebabkan investor tidak perlu menyimpan saham
terlalu lama sehingga menurunkan biaya pemilikan saham yang berdampak
semakin kecilnya bid-ask spread.
Ask price dan bid price yang digunakan adalah ask price dan bid price
penutupan dibursa. Spread yang digunakan adalah kumulatif spread selama lima
hari sebelum dan lima hari sesudah pengumuman stock split. Adapun, bid-ask
spread dihitung dengan menggunakan rumus (Ang, 1997 ) :
(Ask – Bid)
Bid-Ask Spread =
½ (Ask+Bid)
Terdapat dua model spread yakni dealer spread dan market spread.
Dealer spread merupakan selisih antara harga bid dan harga ask yang disebabkan
karena individu dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan aktivanya
sendiri. Bid price merupakan harga dealer untuk membeli surat-surat berharga
sedangkan ask price adalah harga dealer untuk menjual surat-suratberharga.
Market spread merupakan beda antara harga beli tertinggi (highest bid) dengan
harga jual terendah (lower ask) yang terjadi pada saat tertentu (Stoll, 1989).
25
Jenis spread yang sesuai untuk diteliti pada lantai bursa Indonesia adalah
market spread. Hal tersebut dikarenakan aktivitas lantai bursa di Indonesia
bersifat order driven market yang tidak memungkinkan para investor melakukan
transaksi secara langsung di lantai bursa melainkan harus menyerahkan order jual
beli saham kepada broker (Febrianti, 2014). Ketika emiten memberikan informasi
pemecahan saham kepada pasar melalui pengumuman publik, arus informasi
tersebut akan diterima oleh pelaku pasar termasuk investor. Hal tersebut berakibat
pada penurunan asimetri informasi di pasar modal dan kemudian akan
menurunkan asymmetric information cost (biaya asimetri informasi) yang
dihadapi pelaku pasar sehingga memotivasinya untuk menurunkan spread.
Biaya asimetri informasi merupakan biaya yang timbul karena adanya
informasi yang tidak didistribusikan secara merata kepada semua pelaku di pasar
modal, dalam hal ini dealer sebagai partisipan pasar modal. Besarnya
ketidakseimbangan informasi yang dihadapi dealer akan tercermin pada spread.
Oleh karena itu, dealer selalu berusaha menentukan spread secara wajar dengan
mempertimbangkan kejadian tertentu atau kondisi informasi lainnya sehubungan
dengan sekuritas yang dimiliki (Ambarwati, 2008).
Menurut Stoll (1989) penentuan besarnya spread oleh market maker
merupakan kompensasi untuk menutupi adanya tiga jenis biaya antara lain:
1. Inventory-Holding Cost (Biaya Kepemilikan)
Biaya kepemilikan terdiri dari risiko harga dan opportunity cost yang
dihubungkan dengan kepemilikan saham.
2. Order-Processing Cost (Biaya Pesanan)
26
Biaya pesanan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan berhubungan
dengan proses perdagangan suatu sekuritas, komunikasi pencatatan dan
kliring transaksi.
3. Adverse Information Cost (Biaya Informasi)
Biaya informasi merupakan biaya yang terjadi jika dealer melakukan
transaksi dengan investor yang memiliki informasi superior.
2.2 PenelitianTerdahulu
Table 2.1 PenelitianTerdahulu
No. Penelitian Variabel Hasil penelitian
1. Kristianiarso
(2014).
Harga saham,
return saham,
dan volume
perdagangan
saham
Tidak terdapat perbedaan yg signifikan antara
harga saham sebelum dan sesudah stock split,
terdapat perbedaan yg signifikan antara return
sebelum dan sesudah stock split, dan tidak
terdapat perbedaan yg signifikan antara volume
perdagangansebelum dan sesudah stock split.
2. Mediyanto
(2015).
Abnormal
return dan
volume
perdagangan
Terdapat perbedaan volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock
split dan juga adanya perbedaan abnormal return
saham antara sebelum dan sesudah perusahaan
melakukan stock split
3. Safira dan
Simon (2016).
Abnormal
return,
trading
volume,
trading
frequency,
dan bid ask
spread
Hasil penelitian tidak terdapat perbedaan
abnormal return sebelum dan sesudah share split,
terdapat perbedaan trading volume sebelum dan
sesudah share split, terdapat perbedaan trading
frequency sebelum dan sesudah share split, dan
tidak terdapat perbedaan bid ask spread sebelum
dan sesudah share split.
4. Rokhman, dkk.
(2009).
Return,
abnormal
return,
aktivitas
volume
perdagangan
Rata-rata abnormal return sebelum berbeda
dengan saat stock split; dan rata-rata abnormal
return saat stock split berbeda dengan sesudah
stock split. Sedangkan abnormal return saham
pada pasangan periode sebelum dengan sesudah
tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Aktivitas volume perdagangan saham untuk
pasangan periode sebelum dengan saat dan saat
27
dengan sesudah, tidak menunjukkan perbedaan
yang signifikan, pada pasangan periode sebelum
dengan sesudah memperoleh hasil bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan.
Bid-ask spread saham untuk pasangan periode
sebelum dengan saat dan saat dengan sesudah
stock split me-nunjukkan perbedaan. Pada
pasangan sebelum sampai sesudah stock split
tidak terdapat perbedaan pada bid-ask spread.
5. Febrianti
(2014).
Bid ask
spread dan
volatilitas
saham
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
bid ask spread sebelum dan sesudah
pengumuman stock split.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
volatilitas saham sebelum dan sesudah
pengumuman stock split.
6.
Wijanarko dan
Prasetiono
(2012)
Abnormal
return dan
trading volme
activity
Adanya reaksi pasar yang cepat terhadap
informasi stock split yang dipublikasikan, namun
stock split tidak memberikan perbedaan terhadap
abnormal return yang diterima walaupun terdapat
perbedaan pada TVA sebelum dan sesudah stock
split.
7.
Setyohutomo
dan Asandimitra
(2014)
Abnormal
return dan
aktivitas
volume
perdagangan
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan abnormal return antara sebelum
dan sesudah periode stock split, tidak terdapat
perbedaan aktivitas volume perdagangan antara
sebelum dan setelah periode stock split.
8. Janiantari dan
Badera (2014).
Bid-ask
spread dan
abnormal
return saham
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan antara bid-ask spread
sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan
saham. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh
variabel abnormal return saham. Sumber: Dari berbagai jurnal
2.3 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati apakah terdapat perbedaan yang
signifikan abnormal return, aktivitas volume perdagangan (TVA), dan bid ask
spread sebelum dan sesudah peristiwa stock split pada perusahaan manufaktur
yang melakukan stock split periode 2012-2016, yang diuji dengan uji beda paired
sample t-test dan wilcoxon signed rank test, dan untuk mengetahui signifikansi
28
hariannya diuji dengan uji one sample t-test. dengan kerangka pemikiran sebagai
berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Abnormal return dan Stock Split
Menurut penelitian Kristianiarso (2014) ditinjau dari segi teori signaling
bahwa pengumuman stock split memberikan informasi kepada manajer
perusahaan untuk tidak membeli emiten yang memiliki harga saham terlalu tinggi.
Aktifitas stock split yang dilakukan oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh
calon investor sebagai sinyal bahwa manajer memiliki informasi yang
menguntungkan dimana hal tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal return
yang signifikan di sekitar pengumuman pemecahan saham.
Menurut penelitian Mediyanto (2015) bahwa pemecahan saham akan
memberikan pengaruh penilaian investor dalam pengambilan keputusan investasi,
yang akan mengakibatkan adanya perbedaan dalam aktivitas perdagangan saham
sebelum dan sesudah pengumuman. Bagi investor, pengumuman pemecahan
Abnormal Return
Aktivitas Volume
Perdagangan (TVA)
Stock split
Abnormal Return
Aktivitas Volume
Perdagangan (TVA)
Sebelum Sesudah ---------------------- Uji beda-----------------------
Bid Ask Spread Bid Ask Spread
29
saham dapat dianggap sebagai sinyal positif dari manajemen tentang prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Pemecahan saham menunjukkan bahwa
perusahaan dalam kondisi yang bagus sehingga akan memberikan abnormal
return pada investor dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang optimal
bila investor melakukan transaksi. Dengan demikian terdapat adanya perbedaan
abnormal return saham antara sebelum stock split dan sesudah stock split.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan:
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap abnormal return sebelum
dan sesudah stock split.
2.4.2 Aktivitas Volume Perdagangan dan Stock Split
Stock split merupakan peristiwa yang membuat nilai nominal saham
menjadi lebih rendah dari nila nominal saham sebelumnya. Menurunnya nilai
nominal saham ini mengakibatkan ada penurunan harga saham. Turunnya harga
saham dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia biasanya menjadi daya tarik
investor dalam menentukan keputusan berinvestasi karena para investor
cenderung memilih harga saham yang rendah dengan keuntungan atau return
yang maksimal. Harga pasar saham juga merupakan cerminan dari kinerja suatu
perusahaan. Harga saham suatu perusahaan yang terlalu rendah membuat investor
beranggapan kinerja perusahaan tersebut buruk. Dengan peristiwa pemecahan
saham ini diharapkan harga pasar saham mudah dijangkau oleh investor sehingga
banyak saham yang dapat diperjualbelikan. Banyaknya saham yang
diperjualbelikan di BEI akan membuat trading volume activity meningkat
sehingga saham tersebut menjadi likuid.
30
Sedikit banyak saham yang diperdagangkan dapat dilihat dari besarnya
trading volume activity (TVA) yaitu perbandingan antara jumlah saham yang
diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar. Semakin saham tersebut
likuid maka kemungkinan untuk mendapatkan return juga akan semakin besar hal
tersebut dikarenakan fluktuasi harga saham yang terjadi di pasar (Wijanarko dan
Prasetiono, 2012). Fluktuasi harga saham mengindikasikan bahwa terdapatnya
perbedaan volme perdagangan saham akibat aktivitas pemecahan saham.
Sebagaimana perubahan yang terjadi akibat pemecahan saham mempunyai
kandungan informasi yang menguntungkan maka akan berpengaruh terhadap
saham yang terlihat dari perubahan volume perdagangan saham dan menyebabkan
harga saham menjadi lebih rendah sehingga mendorong investor melakukan
transaksi.
Hasil penelitian Rokhman, dkk. (2009), Wijanarko dan Prasetiono (2012),
Mediyanto (2015), menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dan
terjadi peningkatan dari aktivitas pemecahan saham terhadap volume perdagangan
saham.Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah:
H2 : Aktivitas volume perdagangan saham meningkat setelah adanya stock
split.
2.4.3 Bid-Ask Spread dan Stock Split
Selain aktivitas volume perdagangan yang digunakan untuk mengukur
likuiditas saham digunakan pula bid-ask spread. Pemecahan saham (stock split)
mengakibatkan harga saham yang tinggi menjadi lebih murah. Hal ini semakin
banyak pula investor yang bertransaksi sehingga menyebabkan saham tersebut
31
lebih aktif di perdagangkan. Saham yang likuid berarti saham tersebut sering
diperdagangkan. Tingkat likuiditas saham dapat juga dilihat dari selisih harga jual
(ask price) terendah dan harga beli (bid price) tertinggi atau juga disebut dengan
bid-ask price. Apabila bid-ask spread semakin kecil maka akan semakin likuid
saham tersebut artinya harga jual terendah sedang menurun dan harga beli
tertinggi sedang meningkat sehingga kemungkinan terjadinya transaksi lebih besar
yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas (Anwar dan Asandimitra,
2014).
Adanya pemecahan saham, harga saham menjadi lebih murah dan biaya
komponen spread seperti biaya pemrosesan pesanan, biaya pemilikan saham, dan
biaya kesenjangan informasi menjadi berkurang sehingga akan semakin banyak
investor bertransaksi dan saham menjadi likuid. Hal ini berkaitan dengan trading
range theory, menurut Menendez dan Anson (2003) bahwa pemecahan saham
(stock split) akan meningkatkan likuiditas saham. Harga saham yang terlalu tinggi
(overprice) menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan.
Dengan adanya pemecahan saham, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi
sehingga makin banyak investor bertransaksi. Namun juga ada pendapat dari
penelti yang bertentangan dengan teori tersebut. Oleh karena itu, trading range
theory sebagai teori motivasi pemecahan saham perlu untuk diteliti kembali.
Penelitian Rokhman, dkk. (2009) memperoleh hasil yaitu sebelum
peristiwa stock split secara rata-rata terjadi peningkatan terhadap spread. Hal ini
mengandung makna informasi mengenai stock split tersebar di pasar modal belum
merata atau informasi yang ada sudah bersifat asimetris, dengan belum meratanya
informasi tentang stock split tersebut maka para dealer hanya akan melakukan
32
transaksi saham hanya dengan investor yang mempunyai informasi, hal ini akan
berdampak pada menurunnya aktivitas perdagangan saham.
Peningkatan tersebut lebih disebabkan informasi tentang peristiwa stock
splityang beredar belum merata sehingga para dealer hanya akan melakukan
transaksi dengan investor yang sudah mempunyai informasi tentang stock
splitsaja, hal ini berdampak pada meningkatnya biaya kepemilikan yang
ditanggung trader. Akan tetapi sesudah stock split apabila dibandingkan dengan
sebelum stock split terjadi penurunan terhadap spread. Penurunan terhadap spread
tersebut terjadi karena informasi tentang stock split sudah tersebar merata di pasar
modal sehingga para investor sudah mulai bergairah dalam bertransaksi.
Hasil penelitian Janiantari dan Badera (2014) menemukan adanya perbedaan
yang signifikan dan terjadi penurunan bid ask spread pada periode sebelum dan
sesudah pengumuman stock split. Dengan demikian hipotesis yang diajukan :
H3 : Bid ask spread mengalami penurunan setelah adanya stock split.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi peristiwa (event study). Event study
merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa
(event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman, yaitu
dengan melakukan analisis terhadap perubahan pada objek yang diteliti
sehubungan dengan peristiwa yang telah terjadi. Dalam penelitian ini adalah
peristiwa pengumuman pemecahan saham (stock split) yang dilakukan oleh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-
2016. Jangka waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 hari, yaitu
lima hari sebelum peristiwa stock split (t-5), hari saat pengumuman atau t0, dan
lima hari setelah stock split (t+5), dan periode estimasi (estimation period) yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 50 hari, yaitu dari t-55 hingga t-5 sebelum
event date.
Gambar jendela peristiwa (event window) adalah sebagai berikut:
Event date Esmation period Post-event window
t0 t+5 t-5
Pre-event window
t-55
34
Keterangan:
t0 : event date yaitu saat peristiwa stock split.
t-5 : periode sebelum peristiwa stock split, yaitu 5 hari sebelum
peristiwa stock split.
t+5 :periode sesudah peristiwa stock split, yaitu 5 hari sesudah
peristiwa stock split.
t-55 : estimation period yaitu periode estimasi t-55 hingga t-5 sebelum event
date
Penentuan event window tersebut diharapkan pasar telah bereaksi penuh
dan dapat dilihat kecepatan reaksinya. Pengambilan periode ini dilakukan untuk
menghindari efek penggangu (confounding effect) dari adanya peristiwa lain,
seperti right issue, pengumuman dividen, saham bonus, merger dan peristiwa lain
terkait transaksi di pasar modal dan aktivitas ekonomi perusahaan dikhawatirkan
cukup signifikan mempengaruhi hasilnya (Hartono, 2013).
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis.
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2017). Data
ini adalah data historis tentang harga dan volume perdagangan saham secara
harian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Daftar perusahaan manufaktur yang melakukan stock split dan tanggal
pengumuman stock split dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 yang
diperoleh dari BEI.
35
2. Harga saham harian selama 11 hari bursa di sekitar pengumuman stock
split yang terbagi dalam lima hari sebelum dan lima hari sesudah aktivitas
stock split.
3. Volume perdagangan selama 11 hari bursa di sekitar pengumuman stock
split yang terbagi dalam lima hari sebelum dan lima hari sesudah aktivitas
stock split.
4. IHSG harian dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.
5. Harga jual (ask price) dan beli (bid price) untuk masing-masing sampel
perusahaan selama periode waktu pengamatan.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id melalui
pojok Bursa Efek Indonesia dan finance.yahoo.com untuk memperoleh data harga
saham dan volume perdagangan, serta data penunjang lainnya seperti jurnal-
jurnal, literatur terdahulu, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah 35 perusahaan manufaktur yang melakukan stock split yang terdaftar di
BEI pada tahun 2012-2016.
Menurut Sugiyono (2017) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini
ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu memilih sampel dengan
36
kriteria tertentu dimana sampel dipilih tidak secara acak, sehingga pemilihan
sampel tersebut dapat mewakili populasinya yang memenuhi kriteria penelitian.
Kriteria perusahaan yang menjadi sampel adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
periode 2012-2016.
2. Mengumumkan kebijakan stock split pada periode 2012-2016.
3. Perusahaan manufaktur yang aktif diperdagangkan selama tujuh hari
sebelum dan tujuh hari sesudah stock split.
4. Tidak mengeluarkan kebijakan lain seperti dividen, right issue, bonus share
dan pengumuman saham lainnya selama periode pengamatan.
5. Data perusahaan tersedia secara lengkap untuk kebutuhan analisis.
3.4 Operasional dan Pengukuran Variabel
3.4.1 Abnormal return
Abnormal return saham adalah keuntungan yang dinikmati oleh investor
atas investasi yang dilakukannya. Besarnya return saham dilihat dari adanya
abnormal return yang akan diperoleh investor sehubungan dengan peristiwa
pemecahan saham. Pengumuman pemecahan saham dipilih sebagai event study
dimana peneliti perlu menguji perilaku harga saham, yang ditunjukkan oleh
gerakan abnormal return disekitar event yaitu 5 hari sebelumdan sesudah
dilaksanakannya pengumuman pemecahan saham yang berarti pasar modal belum
efisien dalam bentuk setengah kuat. Sebaliknya apabila investor tidak
memperoleh abnormal return dengan dilaksanakannya pengumuman pemecahan
saham, berarti pasar modal efisien bentuk setengah kuat tercapai.
37
Penelitian ini menggunakan model yang disesuaikan-pasar yaitu market
model. Abnormal return merupakan selisih antara tingkat keuntungan yang
sebenarnya (actual return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected
return). Adapun rumus yang digunakan yaitu sesuai dengan market model sebagai
berikut :
Keterangan:
ARit = abnormal return saham i pada hari ke t
Rit = actual return saham i pada hari ke t
ER = expected return pasar pada hari ke t
Untuk menghitung abnormal return dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Menghitung actual return
Menghitung actual return untuk mengetahui perbandingan harga saham hari
ini dengan harga saham pada hari sebelumnya digunakan persamaan sebagai
berikut (Hartono, 2013):
Keterangan:
Ri,t = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode
peristiwa ke-t
Pi,t = harga sekarang relatif
Pi,t-1 = harga sebelumnya 1
ARit = Rit – ER
Ri,t = 𝑃𝑖,𝑡−𝑝𝑖,𝑡−1
Pi,t−1
38
2. Menghitung expected return
Perhitungan expected return dengan model pasar (market model) ini
dilakukan dengan dua tahap, yaitu: membentuk model ekspektasi dengan
menggunakan data realisasi selama periode estimasi, dan menggunakan model
ekspetasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.
a. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS
(Ordinary Least Square) dengan persamaan :
E(Rit) = αi + βi Rmt + εit
Keterangan :
E(Rit) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada waktu t
αi = intercept, independen terhadap Rmt
βi = slope, resiko sistematis, dependen terhadap Rmt
εit = kesalahan redisu sekuritas i pada periode estimasi ke t
b. Menghitung return saham individual
Rumus :
Ri,t = 𝑃𝑖,𝑡−𝑝𝑖,𝑡−1
Pi,t−1
Dimana :
R it : return saham i pada hari ke- t
Pit : harga saham i pada hari ke- t
Pit -1 : harga saham i pada hari t-1
c. Menghitung return pasar harian
Rumus :
Rm,t = IHSGt−IHSGt−1
IHSGt−1
Dimana :
Rmt = Return pasar pada waktu ke-t
39
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan hari ke-t
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan hari ke-t-1
d. Menghitung alfa (α) dan beta (β)
Untuk menghitung α atau intercept menggunakan microsoft excel dengan
menggunakan rumus (function) INTERCEPT return individual terhadap
return pasar pada periode estimasi, sedangkan untuk menghitung β
atauslope menggunakan rumus (function) SLOPE return individual pada
periode estimasi terhadap return pasar pada periode estimasi.
e. Perhitungan abnormal return untuk masing-masing saham perusahaan
periode 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah stock split.
Rumus:
ARit = Rit– Erit
Dimana :
Arit = Abnormal Return
Rit = Actual Return
Ert = Expected Return
f. Menghitung standar kesalahan estimasi (SEE = Standard Error of Estimate)
atas abnormal return.
Untuk menghitung kesalahan estimasi atau SEE tersebut menggunakan
aplikasi microsoft excel dengan menggunakan rumus (function) STEYX
return individual terhadap return pasar pada periode estimasi.
40
g. Melakukan pengujian statistik (t-test) terhadap abnormal return dengan
tujuan untuk melihat signifikansi abnormal return yang ada di periode
peristiwa dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Hartono, 2013) :
t =At
S
Dimana :
At = rata-rata abnormal return harian
S = SEE
3.4.2 Aktivitas Volume Perdagangan
Aktivitas volume perdagangan atau Trading Volume Activity (TVA) diukur
dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode
tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Setelah itu, rata-
rata masing-masing volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah
pemecahan saham dihitung untuk mengetahui besarnya perbedaan.Menghitung
perubahan volume perdagangan saham untuk masing-masing saham emiten untuk
periode 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pemecahan saham (Wijanarko, 2012).
Rumus TVA :
TVA = Jumlah saham X yang diperdagangkan pada periode tertentu
Jumlah saham X yang beredar pada waktu tertentu
41
3.4.3 Bid Ask Spread
Bid Ask Spread merupakan selisih antara bid-price dengan ask-price.
Untuk menentukan bid ask spread dapat menghitung spread dengan
menggunakan harga beli (bid price) dan harga jual (ask price) selama window
period. Spread dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Janiantari dan
Badera, 2014) :
Keterangan :
Spread i,t = spread saham i pada hari ke-t
Bidt = Harga beli saham pada hari ke-t
Askt = Harga jual saham pada hari ke-t
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menilai sebaran data pada sebuah kelompok data
atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji
normalitas pada penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test dengan program aplikasi SPSS versi 22 dengan membandingkan asymptotic
significance α = 0,05. Dalam penelitian ini jika data terdistribusi normal, uji
parametrik test yang digunakan adalah uji paired sample t-test untuk menguji
hipotesis. Jika data tidak berdistribusi normal, menggunakan uji non-parametrik
yaitu wilcoxon untuk menguji hipotesis. Dasar pengambilan keputusannya adalah
data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai asymptotic significance-nya >
0,05.
Spreadi,t = Askt - Bidt
(Askt + Bidt)/2
42
3.5.2 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis adalah suatu prosedur didasarkan pada sampel dan teori
probabilitas untuk menentukan apakah hipotesis merupakan suatu yang masuk
akal dan bisa dibuktikan kebenarannya (Widarjono, 2015). Uji hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan Paired Sample t-test jika data terdistribusi normal
dengan menggunakan program software SPSS versi 22. Paired Sample t-test
adalah dua pengukuran pada subyek yang sama terhadap suatu pengaruh atau
perlakuan tertentu. Ukuran sebelum dan sesudah mengalami perlakuan tertentu
diukur. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi atau α < 0,05 maka hipotesis terdukung.
2. Jika nilai signifikansi atau α > 0,05 maka hipotesis tidak terdukung.
Apabila data berdistribusi tidak normal, maka pengujian dilakukan dengan
menggunakan pengujian non-parametik yaitu uji wilcoxon signed ranks test
dengan program aplikasi SPSS versi 22. Dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut :
3. Jika nilai signifikansi atau α < 0,05 maka hipotesis terdukung.
4. Jika nilai signifikansi atau α > 0,05 maka hipotesis tidak terdukung.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang dilakukan terhadap ketiga
variabel, diantaranya abnormal return, aktivitas volume perdagangan, dan bid ask
spread, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Abnormal return saham harian sebelum dan sesudah peristiwa menunjukan
adanya reaksi yang signifikan, yang berarti bahwa pengumuman stock split
berpengaruh signifikan terhadap abnormal return. Serta terdapat perbedaan
abnormal return antara sebelum dan sesudah peristiwa stock split.
2. Aktivitas volume perdagangan saham harian sebelum dan sesudah peristiwa
menunjukan adanya reaksi yang signifikan, yang berarti bahwa
pengumuman stock split berpengaruh signifikan terhadap aktivitas volume
perdagangan saham. Terdapat perbedaan aktivitas volume perdagangan
saham antara sebelum dan sesudah peristiwa stock split, dan terjadi
peningkatan aktivitas volume perdagangan setelah adanya stock split.
3. Bid ask spread harian sebelum dan sesudah peristiwa menunjukan adanya
reaksi yang signifikan, yang berarti bahwa pengumuman stock split
berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread. Tetapi tidak terdapat
70
perbedaan bid ask spread antara sebelum dan sesudah peristiwa stock split,
dan terjadi peningkatan bid ask spread setelah adanya stock split.
Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa peristiwa stock split
mengandung informasi yang sangat berarti bagi investor sehingga membuat
pasar bereaksi. Hasil menunjukkan bahwa abnormal return, aktivitas volume
perdagangan, dan bid ask spread pada periode penelitian memiliki nilai yang
bervariasi, dan signifikan secara statistik.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sampel perusahaan pada penelitian ini hanya menggunakan perusahaan
manufakturyang terdaftar d Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Oleh
karena itu hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan ke semua
perusahaan yang melakukan stock split.
2. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini relatif singkat yaitu
hanya 11 hari.
3. Penghitungan abnormal return dengan menggunakan market model.
71
5.3 Saran
Pada penelitian yang akan datang terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain sebagai berikut:
1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya memperluas sampel perusahaan, tidak
hanya menggunakan perusahaan manufakturkarena agar hasil penelitian dapat
digeneralisasikan ke semua perusahaan yang melakukan stock split.
2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan periode pengamatan
yang lebih lama dengan harapan hasil penelitian akan menjadi lebih akurat.
3. Disarankan untuk peneliti selanjutnya menghitung abnormal return dengan
menggunakan model lain yaitu mean adjusted model dan atau market adjusted
model.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati. 2008. Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham dan
Varians Return Saham terhadap Bid-Ask Spread Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang tergabung dalam Indeks LQ 45 Periode Tahun 2003-
2005. Jurnal Siasat Bisnis. Vol. 12. No. 1. Hal. 27-38.
Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Anwar, Fahrizal dan Nadia Asandimitra. 2014. Analisis Perbandingan Abnormal
Return,Trading Volume Activity, Dan Bid-Ask Spread Sebelum dan
Sesudah Stock Split.Jurnal Ilmu Manajemen. Vol.2. No.3. Pp. 880-893.
Baker, H.K., and P.L.Gallagher. 1980. Management’s view of stock splits.
Journal Of Financial Management,9. pp. 73-77.
BERITA SATU. 2012. Stock Split Buat Pasar Lebih Likuid. Beritasatu.Com. 2
Agustus 2012 diakses pada 28 Desember
2017.http://www.beritasatu.com/ekonomi/63803-stock-split-buat-pasar-
lebih-likuid.html.
Destrianita. 2016. Harga Saham Terlalu Tinggi, Surya Toto Rencana Stock
Split. Tempo.co. 2 September 2016 diakses pada 28 Desember 2017.
https://bisnis.tempo.co/read/801145/harga-saham-terlalu-tinggi-surya-
toto-rencana-stock-split.
Fama,YE.F. 1970. Efficient Capital Markets: A Review Of Theory and
Empiricalh Work. Journal of Finance. pp. 383-417.
Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta.
Febrianti, Noerita. 2014. Analisis Perbedaan Bid Ask Spread dan Volatilitas
Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split. Jurnal Ilmu
Manajemen. Vol.2. No.3.pp. 771-782.
73
Gitman, Lawrence. 2009. Principles of Manajerial Finance. United States:
Pearson Addison Wesley. Studies in Economics and Finance. 18 (2).
pp.111-128.
Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi
Kedelapan. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Husnan, Suad. (2005). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Edisi keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Irmayani, N.W.D dan N.L.P,Wiagustini. 2015. Dampak Stock Split Terhadap
Reaksi Pasar Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
E-Jurnal Manajemen Unud. Vol.4. No.10.pp.3287 – 3316.
Janiantari, I Gusti Ayu dan I Dewa Nyoman Badera. 2014.Analisis Perbedaan
Bid-Ask Spread dan Abnormal Return Saham Sebagai Dampak dari
Pengumuman Stock Split . E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.
pp. 267-282.
Jones, C.P. 2004. Investment Analysis and Management, 9th Edition, New York,
John Wiley & Sons, Inc.
Kristianiarso, Aloysius Adimas. 2014. Analisis Perbedaan Likuiditas Saham,
Harga Saham, dan Return Saham Sebelum Dan Sesudah Stock Split
(Studi padaPerusahaan Go Public yang Melakukan Stock Split Periode
2011-2014). Jurnal Of Economi, Vol.VI. No.3.pp. 345-358.
Marvianto, Ramadhan Dwi. 2018. Memahami Penggunaan Signifikansi 1-tailed
dan 2-tailed. Semesta Psikometrika. Diakses pada 28 Agustus 2018.
https://www.semestapsikometrika.com/2018/07/memahami-penggunaan-
signifikansi-1-tailed-dan-2-tailed.html.
Mediyanto, Martiyan Eka. 2015. Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return
dan Volume Perdagangan. Artikel Ilmiah Mahasiswa Universitas Jember.
Jember.
Menendez, Susana and Silvia Gomez – Anson. 2003. Stock Splits: Motivations
and Valuation Effects In The Spanish Market. Investigaciones
Economicas, pp. 459 – 490.
Prasiska dan Nuzula. 2018. Analisis abnormal return dan bid-ask spread sebelum
dan sesudah stock split (studi pada perusahaan go public di BEI tahun
2013-2017). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB).|Vol. 59 No.1. pp.61-67.
74
Rokhman, M.Taufiq Noor, Didied P. Affandy, dan S.M Kiptiyah. 2009. Analisis
return, abnormal return, aktivitas volume perdagangan dan bid-ask
spread saham di seputar pengumuman stock split (studi pada perusahaan
manufaktur di BEJ). WACANA, Jurnal Sosial dan Humaniora, vol.12.
no.4. Pp.662.
Ross, Stephen. 1977. The Determination of Financial Structure: The Incentive-
Signalling Approah. Bell Journal of Economic. Vol.8. pp.23-40.
Safira, Tania Hayu dan Febriyanti Simon. 2016. Uji komparasi abnormal return,
trading volume, trading frequency, dan bid ask spread sebelum dan
sesudah share split (studi pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode
200-2015). Ultima Accounting, Vol.8 No.2. pp.24.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya:
Erlangga.
Setyohutomo, Deddy dan Nadia Assandimitra. 2014. Analisis reaksi pasar
sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada perusahaan yang
melakukan stock split. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol.2. no.2. Pp.434.
Simatupang, Mangasa. 2010. Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa
Dana. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Stoll H.R.. 1989. Inferring The Components of the Bid-Ask Spread: Theory an
Empirical Test. Journal of Finance. Vol.44. pp.115-134.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung : Badan Penerbit Alfabeta.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Kanisius.
Widarjono, Agus. 2015. Statistika Terapan dengan Excel & SPSS. Edisi Pertama,
Cetakan Pertama. Yogyakarta : Badan Penerbit UPP STIM YKPN.
Wijanarko, Iguh dan Prasetiono. 2012. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham
(Stock Split) Terhadap Likuiditas Saham Dan Return Saham (Study
Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar BEI Periode 2007-2011).
Diponegoro Journal of Management Vol. 1. No.2. pp.189-199.