ANALISIS ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN JASA PEGADAIAN SYARIAH
Studi Kasus Pada Pegadaian Syariah, Mlati Sleman Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Diajukan Oleh :
Angga Kumala Wihardi NIM : 042214121
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,
sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 2 Februari 2009
Penulis
Angga Kumala Wihardi
v
Sebuah senyum kecil dan kesabaran dapat merubah dunia
(NN)
“Serahkanlah khawatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan
memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-
Nya orang benar itu goyah. (Mazmur 55:23)
Kesabaran, ketekunan, kerjakeras, pantang menyerah dan
doa adalah awal dari sebuah kemenangan (NN)
vi
Skripsi ini dipersembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus yang memberikan berkatNya dan cinta
kasihNya tanpa henti.
Bunda Maria yang tak hentinya memberikan kasih ibu yang
sejati, yang tak hentinya menjadi perantara doa dan keluh
kesah anaknya.
Malaikat Surga dan Santo Fransiskus Asisi yang selalu
mendampingi setiap langkah keseharianku.
Bapak , Ibu, Adik yang setia mendoakan, memberikan kasih
sayang dan pelajaran hidup hingga saat ini dan seterusnya.
vii
ABSTRAK
ANALISIS ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN JASA PEGADAIAN SYARIAH
Studi Kasus Pada Pegadaian Syariah, Mlati Sleman Yogyakarta
Angga Kumala WW
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2008
Penelitian ini memiliki tiga sasaran yang di laksanakan untuk mengetahui (1)
Karakteristik konsumen Pegadaian Syariah (2) Atribut yang mempengaruhi
permintaan konsumen terhadap jasa, dan (3) Atribut produk yang menjadi prioritas
konsumen untuk membeli jasa. Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus pada
Pegadaian Syariah Mlati.
Data dalam penelitian ini mencakup gambaran umum mengenai perusahaan,
karakteristik konsumen, dan atribut yang mempengaruhi pembelian terhadap jasa.
Teknik analisis data mencakup analisa prosentase, Cochran Q Test, dan analisa index.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa karakteristik responden Pegadaian
Syariah Mlati kebanyakan wanita, dengan kisaran usia 25 – 35 tahun, kebanyakan
dari mereka beragama muslim, dan bekerja sebagai pegawai swasta dengan
penghasilan berkisar antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000. Atribut yang mempengaruhi
pembelian jasa adalah biaya yang dibebankan, agama, lokasi dan kemudahaan
persyaratan. Yang terakhir yang paling mempengaruhi adalah atribut biaya yang
dibebankan pada konsumen.
viii
ABSTRACT
AN ANALYSIS ON ATTRIBUTES INFLUENCING CONSUMERS
DEMAND FOR SERVICES OF SYARIAH PAWNSHOP
A Case Study on Consumers of Pegadaian Syariah, Mlati Sleman Yogyakarta
Angga Kumala WW
Sanata Dharma University
Yogyakarta, 2008
This research had there objectives that were is to know (1) the characteristics
of the consumers of Pegadaian Syariah Mlati (2) the attributes which influenced
consumers demand for service, and (3) product attributes which were the priority for
consumers to purchase the services. This research was a case study on consumers of
Pegadaian Syriah Mlati.
The data included the general image of the company, the characteristics of
consumers and the attributes which influenced their purchase of service. The data
analysis techniques were, percentage analysis, Cochran Q Test, and Index analysis.
Results showed that the characteristics of the consumers of Pegadaian Syariah
Mlati were mostly women about 25 to 35 years old, moslems, with private jobs, and
income of from Rp 500,000 – Rp 1,000,000/ month. The attributes which influenced
purchase were interest, religion, location and ease of use. Lastly the most influence of
attribute was the interest rate.
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Angga Kumala Wihardi
Nomor Mahasiswa : 042214121
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharama karya ilmiah saya yang berjudul:
Analisis Atribut-Atribut yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Pembelian Jasa Pegadaian Syariah : Studi kasus pada Pegadaian Syariah Kantor Cabang Mlati Sleman
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal: 13 Maret 2009
Yang menyatakan,
Angga Kumala Wihardi
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat kasih-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “ANALISIS ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN JASA PEGADAIAN
SYARIAH” (Studi Kasus Pada Pegadaian Syariah Kantor Cabang Mlati Sleman).
Peneilisan skripsi ini adalah sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan baik waktu,
tenaga, bimbingan, dan dorongan kepada penulis sehingga akhirnya skripsi ini
dapat selesai. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Rama Dr. Paulus Wiryono Priyotama, S.J., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt., Q.O.I., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. V. Mardi Widyadmono, S.E., selaku Kepala Jurusan Manajemen
Universitas Sanata Dharma.
xi
4. Dra. Diah Utari BR., M.Si, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
berkenan meluangkan waktu, tenaga, serta memberikan petunjuk kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Hendra Poerwanto, MSi, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
berkenan meluangkan waktu, renaga, serta memberikan petunjuk kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma, yang telah memberikan bekal pengetahuan dan bantuannya
kepada penulis selama ini.
7. Pimpinan Cabang Perum Pegadaian Syariah Mlati Sleman, Yogyakarta
(Ibu Eka), dan seluruh staf yang telah memberi ijin penelitian dan bantuan
selama penelitian dalam penyedian data yang diperlukan.
8. Ibu, Bapak dan Adikku (jalu) yang telah memeberikan bantuan saran, doa,
dan dana (khususnya) dan kasih yang tak terungkap besarnya.
9. Sayangku Fransiska Erythrina Cahyaningsih (Ririth) dan keluarga (Bapak,
Ibu, Dek Yosef, dan Dek Wawan) yang telah memberikaan bantuan doa,
dukungan, kasih saying selama ini.
10. Segenap keluarga di Ambarawa, Pekalongan, Salatiga (adikku Tyas),
Keluarga Cemara (Roky, Pandhu, Loren, Intan, Meta, Titi, Hendri, Tata,
dan Celo) kalian adalah mutiara dalam perjalan hidupku yang kutemukan
xii
serta keluarga Surya Agung Tour (Mas Kiat, Mbak Yunita, Ucup, Ayup,
Jenggot, Cempluk) terimakasaih buat semua perhatian yang diberikan.
11. Semua sahabat dan teman Tyas (terimakasih sudah mau mebantu
mengajarkan pengolahan data), Helmi (sahabatku dari Arab), Blawonk
(play boy), Brodus, Billy, Viky (Sinyo) sahabatku dikos-kosan (very,
Bayu, David, Cacing, Pak RT, Adang, Toyok, Petrus, Mbak Susi), dan
semua sahabat seperjuangan Manajemen angkatan 2004 telah memberikan
bantuan dan kenangan tak terlupakan , semua pihak yang telah membantu
penulis yang tidak bisa disebutkan satu per satu di sini.
xiii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan karena keterbatasan waktu penelitian dan pengalaman yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis mengharapkan skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 13 Maret 2009
Penulis
Angga Kumala Wihardi
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA PENGUJI ……………………………... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………….. v
ABSTRAK ………………………………………………………………………… vii
ABSTRACT ………………………………………………………………………. Viii
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………………. ix
KATA PENGATAR ………………………………………………………………. x
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………. 4
C. Batasan Masalah ………………………………………………………….. 5
D. Tujuan Penelitian ………………………………………………………….. 6
E. Manfaat Penelitian ………………………………………………………… 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembeli …………………… 8
B. Konsep Permintaan ………………………………………………………… 17
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan ………………………….. 18
D. Definisi Jasa …………………………………………………………..…… 19
E. Macam – Macam Jasa ……………………………………………………… 20
F. Karakteristik Jasa ………………………..………………………………… 21
xv
G. Kualitas Jasa ……………………………………………………………….. 22
H. Meningkatkan Produktivitas Jasa …..……………………………………… 23
I. Pengertian Pegadaian ……………………………………………………… 23
J. Pengertian Pegadaian Syariah ……………………………………………… 25
K. Hipotesis ……………..……………………………………………………. 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian …………………………………………..………………… 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………………. 36
C. Subyek dan Obyek Penelitian …………………………………………..…. 36
D. Variabel Penelitian …………………………………………………………. 37
E. Populasi dan Sampel ………………………………………….…………… 37
F. Teknik Pengambilan Sampel ………………………………………..…….. 39
G. Data yang Dibutuhkan …………………………………….………………. 39
H. Metode Pengumpulan Data ……………………………..…………………. 39
I. Definisi Operasional ……………………….………………………………. 41
J. Teknik Pengujian Instrument ………………………………………………. 42
K. Teknik Analisis Data ………………….…………………………………… 44
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Umum Perusahaan ………………………………………………… 47
B. Visi dan Misi Perum Pegadaian …………………………………………… 50
C. Lokasi dan Struktur Organisasi …………………………………….………. 51
D. Pelayanan dan Prosedur Pegadaian Syariah ………………………………. 53
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Kuesioner …………………………………..……………………………… 58
B. Deskripsi Responden ………………………………………………………. 59
xvi
C. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ………………………………………. 65
D. Analisis Data dan Pembahasan …………………………………………….. 67
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 83
B. Saran ………………………………………………………………………. 84
C. Keterbatasan Penelitian …………………………………………………….. 85
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISTILAH
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gadai merupakan suatu hak, yang diperoleh kreditur atas suatu barang
bergerak yang dijadikan sebagai jaminan pelunasan atas hutang. Dan Pegadaian
merupakan “trademark” dari lembaga keuangan milik pemerintah yang
menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip gadai.
Selama ini pegadaian sangat kerap kita dengar bahkan kita jumpai. Namun
selama ini kita hanya mengenal pegadaian umum/konvensional saja, tetapi ada
pegadaian dengan cara dan cara kerja yang berbeda, yaitu Pegadaian Syariah.
Pemerintah sendiri baru mendirikan lembaga gadai pertama kali di Sukabumi
Jawa Barat, dengan nama Pegadaian, pada tanggal 1 April 1901 dengan Wolf von
Westerode sebagai Kepala Pegadaian Negeri pertama, dengan misi membantu
masyarakat dari jeratan para lintah darat melalui pemberian uang pinjaman
dengan hukum gadai. Seiring dengan perkembangan zaman, Pegadaian telah
beberapa kali berubah status mulai sebagai Perusahaan Jawatan (1901),
Perusahaan di Bawah IBW (1928), Perusahaan Negara (1960), dan kembali ke
Perjan di tahun 1969. Baru di tahun 1990 dengan lahirnya PP10/1990 tanggal 10
April 1990, sampai dengan terbitnya PP 103 tahun 2000, Pegadaian berstatus
2
sebagai Perusahaan Umum (PERUM) dan merupakan salah satu BUMN dalam
lingkungan Departemen Keuangan RI hingga sekarang.
Pegadaian Syariah sebenarnya adalah salah satu produk yang dikeluarkan
oleh Perum Pegadaian yang bekerjasama dengan Bank Muamalat sebagai
fundernya. Produk yang dikeluarkan oleh Perum Pegadain diantaranya adalah
Kredit Cepat dan Aman (KCA), Kredit Angsuran Fidusia (KREASI), Kredit
Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA), Kredit Tunda Jual Komoditas Pertanian,
Jasa Taksiran, Jasa Titipan, Gadai Saham, Kredit Usaha Rumah Tangga
(KRISTA), RAHN (Gadai Syariah/Pegadaian Syariah).
RAHN (Gadai Syariah/Pegadaian Syariah) adalah produk jasa gadai yang
berlandaskan pada prinsip-prinsip Syariah, dimana nasabah hanya akan dibebani
biaya administrasi dan biaya jasa simpan dan pemeliharaan barang jaminan
(ijarah). Pegadaian Syariah merupakan pegadaian yang pengoprasiannya
mengikuti ketentuan-ketentuan Syariah Islam Khususnya menyangkut tata cara
bermuamalat secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat itu dijauhi praktek-
praktek yang mengadung unsur riba.
Fungsi operasi Pegadaian Syariah dijalankan oleh kantor-kantor Cabang
Pegadaian Syariah/ Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai satu unit
organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS ini
merupakan unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari
usaha gadai konvensional. Pegadaian Syariah pertama kali berdiri di Jakarta
3
dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah ( ULGS) Cabang Dewi Sartika di
bulan Januari tahun 2003. Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya,
Makasar, Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun yang sama hingga
September 2003. Masih di tahun yang sama pula, 4 Kantor Cabang Pegadaian di
Aceh dikonversi menjadi Pegadaian Syariah.
Pegadaian Syariah berdiri untuk menjawab kebutuhan transaksi gadai
sesuai syariah, untuk solusi pendanaan yang Cepat, Praktis, dan Menentramkan
ini merupakan tujuan berdirinya Pegadaian Syariah.
Ada beberapa perbedaan antara Pegadaian Konvensional/Umum dengan
Pegadaian Syariah. Perbedaan yang cukup mendasar dari teknik transaksi
Pegadaian Syariah dibandingkan dengan pegadaian konvensional, yaitu :
1. Di Pegadaian Konvensional, tambahan yang harus dibayar oleh nasabah yang
disebut sebagai sewa modal, dihitung dari nilai pinjaman. Pada pegadaian
Syariah tambahan yang harus dibayar oleh nasabah dibebani biaya
administrasi, biaya jasa simpan dan pemeliharaan barang jaminan (ijarah).
2. Pegadaian Konvensional hanya melakukan satu akad perjanjian : hutang
piutang dengan jaminan barang bergerak yang jika ditinjau dari aspek hukum
konvensional, keberadaan barang jaminan dalam gadai bersifat acessoris,
sehingga Pegadaian Konvensional bisa tidak melakukan penahanan barang
jaminan atau dengan kata lain melakukan praktik fidusia. Berbeda dengan
4
Pegadaian Syariah yang mensyaratkan secara mutlak keberadaan barang
jaminan untuk membenarkan penarikan bea jasa simpan.
Dengan adanya Pegadaian Syariah yang berbeda dengan Pegadaian
Konvensional, konsumen mempunyai pilihan dalam melakukan kegiatan gadai
yang dirasanya lebih sesuai. Ada berbagai alasan konsumen memilih
menggunakan jasa suatu pegadaian. Untuk Pegadaian Syariah, ikatan primordial
kegamaan yang ditawarkan oleh Pegadaian Syariah memberikan pilihan tersendiri
bagi konsumen yang loyal terhadap atribut-atribut keagamaan.
Dengan adanya permasalah diatas, penulis tertarik untuk meniliti faktor-
faktor apa saja yang dapat mempengaruhi permintaan konsumen terhadap jasa
yang ditawarkan oleh Pegadaian Syariah, maka dalam penelitian ini penulis
mengambil judul “ Analisis Atribut-atribut yang Mempengaruhi Permintaan
Konsumen Terhadap Pembelian Jasa Pegadaian Syariah”. Studi kasus pada
Pegadaian Syariah Mlati Sleman Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas tentang atribut-atribut yang
mempengaruhi permintaan konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan
oleh pegadaian syariah, maka penulis merumuskan masalah-masalah yang ada
sebagai berikut :
5
1. Bagaimana karakteristik konsumen Pegadaian Syariah Mlati?
2. Atribut-atribut apa saja yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap
pembelian jasa Pegadaian Syariah Mlati?
3. Atribut utama apa yang berpengaruh paling kuat terhadap pembelian jasa
Pegadaian Syariah Mlati?
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan ini penulis membatasi permasalahan yang ada sebagai berikut :
1. Konsumen yang dimaksud adalah mereka yang melakukan pembelian jasa
Pegadaian Syariah Mlati.
2. Atribut-atribut yang diteliti dalam penelitian ini adalah :
a. Orientasi agama
b. Biaya yang dibebankan pada konsumen
c. Letak yang strategis
d. Pelayanan yang diberikan (service)
e. Kecepatan pelayanan
f. Penanganan komplain
g. Keamanan dalam transaksi
h. Keamanan barang gadai (marhun)
6
i. Jangka waktu pelunasan kredit
j. Kemudahan persyaratan
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui karakteristik konsumen Pegadaian Syariah Mlati.
2. Untuk megetahui atribut-atribut yang mempengaruhi permintaan konsumen
terhadap pembelian jasa Pegadaian Syariah Mlati.
3. Untuk mengetahui atribut utama yang mempengaruhi permintaan konsumen
dalam pembelian jasa Pegadain Syariah Mlati.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan menambah
khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan manajemen pemasaran dan
juga sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Bagi Pegadaian Syariah Mlati
Dengan megetahui atribut-atribut yang mempengaruhi permintaan konsumen
dalam pembelian jasa Pegadaian Syariah maka diharapkan penulisan ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menjalankan kebijakan atau strategi perusahaan
yang diterapkan saat ini.
7
3. Bagi penulis.
Penelitian menjadi sarana pengalaman menambah keterampilan dalam
menganalisa suatau masalah sekaligus penulisan ini merupakan penerapan
disiplin ilmu ysang telah didapat selama ini.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembeli
1. Faktor Budaya
a. Budaya
Budaya didefinisikan sebagai sejumlah nilai, kepercayaan dan
kebiasaan yang digunakan untuk menunjukkan perilaku konsumen langsung
dari kelompok masyarakat tertentu (Amirullah SE,MM 2000,46). Budaya
dalam pengertian ini menunjukkan adanya sekelompok masyarakat yang
memiliki karakteristik-karakteristik tertentu yang membatasi mereka untuk
bertindak.
Karakteristik dari budaya (Amirullah SE,MM 2002, 46) :
1. Budaya itu diciptakan (culture is invented). Terdapat tiga sistem yang
dapat menciptakan budaya itu sendiri: (a) ideological system atau
komponen mental yang terdiri dari ide, kepercayaan, nilai, dan
pertimbangan berdasarkan apa yang mereka inginkan, (b) tecnologycal
system seperti keterampilan, keahlian, dan seni yang mampu
menghasilkan barang-barang, (c) organizational system seperti sistem
keluarga dan kelas sosial yang mungkin membentuk perilaku secara
efektif.
9
2. Budaya dipelajari (culture is learned). Untuk mengetahui bagai mana
budaya suatu kelompok atau individu, maka kita dapat mengamatinya
dalam perilaku keseharian hidupnya. Ini berarti bahwa budaya itu dapat
dilihat dan diamati, sehingga pemasar dalam hal ini dapat menyesuaikan
program pemasaran dengan budaya yang ada.
3. Budaya secara sosial diturunkan (culture is socially shared). Budaya
merupakan kelompok perwujudan yang diturunkan secara manusiawi.
Nilai-nilai dan kebiasaan yang dianut oleh orang jaman dahulu secara
terus menerus dianut oleh generasi berikutnya.
4. Budaya bersifat adaptif (culture is adaptive). Budaya yang tidak
memberikan manfaat (kepuasan) cenderung akan ditinggalkan dan
masyarakat mencoba menyesuaikan budaya baru untuk memberikan
kepuasan.
5. Budaya memberikan petunjuk (culture is descriptive). Apa yang biasa
dilakukan oleh sekelompok masyarakat tertentu akan memberikan isyarat
kepada pemasar bahwa begitulah keinginan mereka. Dan keinginan
mereka itu harus segera dipenuhi sehingga memberikan kepuasan bagi
mereka.
10
b. Sub Budaya
Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil
yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-
anggotanya. Sub budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok, ras dan
daerah geografis.
c. Kelas Sosial
Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial.
Stratifikasi tersebut kadang-kadang berbentuk sistem kasta dimana anggota
kasta yang berbeda didasarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat
mengubah keanggotaan kasta mereka. Stratifikasi lebih sering ditemukan
dalam bentuk kelas. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif
homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang
anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku yang sama.
2. Faktor sosial
a. Kelompok Acuan
Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhap sikap atau
perilaku seseorang. Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka
sekurang-kurangnya melalui tiga jalur: (a) kelompok acuan menghadapkan
seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru, (b) kelompok acuan juga
mempengaruhi perilaku dan konsep peribadi seseorang, (c) kelompok acuan
11
juga menciptakan tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang
mungkin mempengaruhi pilihan produk dan merek aktual seseorang.
b. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan
yang primer yang paling berpengaruh. Dari orang tua seseorang
mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi
pribadi, harga diri, dan cinta.
Struktur peran dalam keluarga dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan seperti dalam contoh:
1. Initiator : usulan bisa datang dari istri. Influencer : seseorang yang
menginformasikan atau membujuk orang lain dalam situasi pembelian.
Misalnya seorang suami memberikan alternatif lain atas penggunaan
suatu barang.
2. Information gathered : satu atau beberapa orang yang akan menjamin
informasi sehubungan dengan kemungkinan pembelian.
3. Decision maker : meliputi kekuasaan untuk membuat keputusan
pembelian.
4. Purchaser : meliputi aktivitas pembelian nyata yang dilakukan oleh salah
seorang anggota keluarga.
5. Users : sipa yang mengkonsumsi barang atau jasa.
12
c. Peran dan Status
Peran merupakan kegiatan yang diharapakan akan dilakukan oleh
seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Orang-orang memilih
produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka dan
masyarakat.
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan tahap siklus hidup
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.
Kebutuhan orang mulai dari bayi hingga dewasa dan tua akan berubah.
Selera orang terhadap barang dan jasa juga berhubungan dengan usia.
b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya.
Misalnya, seorang direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal,
perjalanan dengan pesawat, mobil mewah. Pilihan produk sangat
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang seperti penghasilan yang
dapat dibelanjakan, tabungan dan aktiva, utang, kemampuan untuk
meminjam, dan sikap terhadap belanja atau menabung.
c. Gaya hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang“ yang berinteraksi dengan
lingkungannya.
13
Ada beberapa kecenderungan dari gaya hidup seseorang dengan
kaitanya dengan sumberdaya yang dimilikinya, dalam hal ini yang sumber
dayanya lebih besar.
1. Yang suka mewujudnyatakan hal-hal yang oleh orang lain dianggap
sebagai impian (actualizers) : sukses, canggih, aktif, merasa
bertanggung jawab. Pembelian yang dilakukannya sering mencerminkan
selera yang dianggap berbudaya terhadap produk-produk kelas atas yang
berorientasi relung pasar khusus.
2. Yang suka merealisasikan seluruh ambisi dan potensi diri (fulfilleds) :
matang. puas, nyaman, reflektif. Menyukai daya tahan atau keawetan,
fungsi dan nilai suatu produk.
3. Yang suka mencapai sasaran diri melalui keterampilan dan kerja
(achievers) : sukses, berorientasi pada kerja dan karier. Menyukai
produk-produk mapan, bergengsi yang menunjukkan keberhasilan
kepada rekan-rekan mereka.
4. Yang suka mencoba (experiencers) : muda, energik, bersemangat,
impulsif (meledak-ledak), dan suka memberotak. Membelanjakan
penghasilan mereka dalam proporsi yang besar untuk pakaian, makanan
cepat saji, musik, film, dan video.
14
d. Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang
berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif
konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.
Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri
seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan
bersosialisasi, pertahanan diri dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian
dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku
konsumen, asalkan terdapat korelasi yang kuat antara jenis kepribadian
tertentu dengan pilihan produk atau merek. Yang juga berkaitan dengan
kepribadian adalah konsep diri (citra diri) seseorang. Konsep ini penting
bagi pemasar untuk mengembangakan citra merek agar sesuai dengan citra
pribadi pasar sasaran.
4. Faktor Psikologis
a. Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.
Beberapa kebutuhan bersifat biogenis: kebutuhan tersebut dari tekanan
biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman, dan lain-lain.
Kebutuhan lain bersifat psikogenis: kebutuhan itu muncul dari
tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau
rasa keanggotaan kelompok. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia
15
didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah
kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.
b. Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu
untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan masukan-masukan
informasi guna menciptaklan gambaran dunia yang memiliki arti. Orang
dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama.
Beberapa faktor perbedaan pandangan antar individu :
1. Pengaruh tampilan fisik (physical apprearances). Dimana individu
cenderung mengasosiasikan suatu bentuk fisik dari objek yang diamati
tersemasuk suatu pernyataan dan pandangan yang berlaku umum.
Misalnya: warna putih menunjukkan sesatu yang bersih, maka banyak
pemasar memakai warna itu untuk produk pembersih pakaian.
2. Gaya meniru (stereotypes). Individu cenderung untuk mengartikan
sebuah gambar atau tampilan dalm pikiran mereka dari yang sesuai
dengan stimuli yang mendorongnya. Misalnya: penampilan seorang
figur atau idola yang menggunakan produk tertentu cenderung akan
ditru oleh konsumen.
3. Isyarat yang menyimpang (irrelevant cues). Jika pertimbangan yang
dibutuhkan untuk membentuk keputusan dirasakan sulit, konsumen
biasanya terpaksa mengambil keputusan dengan pertimbangan hal-hal
diluar spesifikasi dasar produk tersebut. Misal: konsumen membeli
16
mobil tidak didasrkan pada spesifikasi mobil tetapi hanya melihat
model, warna, atau penampilan mobil itu.
4. Kesan pertama (first impression). Kesan pertama cenderung diabadikan
dalam benak konsumen. Mereka akan menangkap positif atau negatif
dari suatu produk tergantung bagaimana produk itu memposisikanya
dalam benak konsumen. Misal: memposisikan produk dangan harga
yang paling murah.
5. Pengaruh penilaian (hallo effect). Persepsi seseorang cenderung
dipengaruhi orang lain. Jika orang lain menganggap baik suatu produk,
maka konsumen biasanya percaya atas penilaian itu.
c. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan perubahan perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Sebagian perilaku manusia adalah hasil dari
belajar. Jika kita mempunyai penglaman yang baik terhadap produk tertentu,
maka kita tidak akan ragu-ragu untuk membeli produk tersebut karena kita
telah belajar bahwa produk itu baik dan berguna bagi dirinya.
d. Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang
terhadap suatu hal. Keyakinan berdasarkan pengetahuan, pendapat,
keparcayaan (faith). Keyakinan itu membentuk citra produk dan merek, dan
orang akan bertindak bertindak berdasarkan citra tersebut. Misal: orang akan
menganggap produkproduk Amerika lebih bergengsi dari pada produk
17
dalam negeri. Ada fakta bahwa pembeli sering memperthankan keyakinan
yang mudah dilihat tentang merek tau produk berdasarkan negara asal
mereka.
B. Konsep Permintaan
Menurut T. Gilarso (1993:15) adalah jumlah barang atau jasa yang ingin
dan dapat dibeli oleh konsumen pada berbagai kemungkian harga dalam jangka
waktu tertentu. Hal ini disebakan oleh:
1. Pengaruh penghasilan (income effect)
Jika harga suatu barang naik, maka dengan jumlah penghasilan yang sama
orang terpaksa hanya dapat membeli barang lebih sedikit atau sebaliknya. Jika
harga suatu barang turun, maka dengan jumlah penghasilan yang sama orang
akan membeli barang dengan jumlah yang lebih banyak.
2. Pengaruh subtitusi (subtitution effect)
Jika harga suatu barang naik, orang akan mencari barang lain yang fungsinya
sama, tetapi harganya murah.
3. Penghargaan subyektif (marginal utility)
Tinggi rendahnya harga yang bersedia dibayar oleh konsumen untuk barang
tertentu mencerminkan kegunaan atau kepuasan (yang diperoleh dari
konsumen barang tersebut).
18
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
1. Harga barang yang diminta
Harga barang yang ini berhubungan terbalik dengan jumlah barang atau jasa
itu sendiri.
2. Harga barang atau jasa lain
Harga barang atau jasa lain berkaitan dengan barang itu sendiri sebagai
pengganti atau pelengkap.
3. Advertensi dan promosi
Ini dilakukan oleh penjual diharapkan mempengaruhi jumlah barang.
4. Kualitas barang dan rancang bangun
Konsumen selalu menghargai kualitas dan rancang bangun barang yang bagus
dan konsumen mengharap membeli lebih banyak barang atau jasa bila mereka
mengerti barang tersebut tinggi kulitasnya dan dirancang ulang untuk lebih
banyak dengan harga yang harus tetap sama.
5. Saluran distribusi dan tempat penjualan
Permintaan total terhadap suatu hasil produksi perusahaan secara langsung
dipengaruhi saluran distribusi dan penjualan.
6. Penghasilan konsumen
Bila konsumen menilai suatu barang sebagai barang inferior maka permintaan
mereka akan berkurang apabila ada kenaikan dalam tingkatan penghasilan.
19
D. Definisi Jasa
Pada mulanya pemasaran hanya dihubungkan dengan penjualan produk
fisik saja seperti buku, mobil, sepeda, komputer dan sebagainya. Namun pada saat
sekarang ini, pemasaran jasa sudah banyak dijalankan. Jasa yang dipasarkan
disini dapat berupa gagasan, ide, tempat dan manusia. Sebagai contoh: industri
perbankan, notaris, pengacara, hotel, rumah sakit, dan sebagainya.
Menurut A Harvard (1997: 6) jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat
yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak terwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu.
Menurut American Association: service are those separately identifable,
essential intangible activities which provide want satisfaction and thet is not
necessarily tied to the sales of a productor another service
(Supranoto, 1997:227). Jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak
berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki serta
pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa
tersebut.
Menurut sumarni (1997 : 19): Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat
yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau
tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik.
Sedangkan Stanton (1998: 160) mendefinisikan jasa sebagai berikut: Jasa
adalah kegiatan yang dapat didefinisikan secara tersendiri yang pada hakekatnya
20
bersifat tak teraba (intangible), yang merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak
pada penjualan produk atau jasa lain. Untuk menghasilkan jasa sekalipun
penggunaan banda itu perlu, namun tidak terdapat adanya pemindahaan hak milik
atas benda tersebut (pemilikan permanen).
Menurut Kotler dan Amstrong (2001) jasa adalah
“Jasa sebagai bentuk dari produk yang terdiri dari aktifitas, manfaat
(benefit), atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya tidak
berwujud (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Jasa adalah
aktifitas ekonomi yaitu penciptaan nilai tambah (value) dan penyediaan manfaat
untuk konsumen pada waktu dan tempat tertentu sebagai hasil dari memenuhi
keinginan dan kebutuhan pemakai jasa.
E. Macam-macam Jasa
1. Jasa industri (industri service)
Disediakan oleh organisasi dalam lingkup yang luas termasuk pengolahan,
pertimbangan, pertanian, organisasi non laba dan pemerintah.
2. Jasa konsumen (consumer service)
Banyak digunakan secara luas dalam masyarakat.
F. Karakteristik Jasa
Menurut kotler dan Amstrong (1997:227-228)
1. Tidak berwujud
Jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, didengar, atau dicium sebelum membeli.
21
2. Tidak terpisahkan
Salah satu sifat utama jasa adalah diproduksi pada waktu yang bersamaan dan
tidak dapat dipisahkan dari penyedia, penyedianya mesin atau manusia.
3. Keanekaragaman
Mutu jasa tergantung pada siapa yang menyediakan jasa disamping waktu,
tempat, dan bagaimana jasa tersebut disediakan.
4. Tidak tahan lama
Jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau dipakai kemudian. Hal ini tidak
menjadi masalah bila permintaannya tetap karena mudah untuk menyiapkan
pelayanan untuk permintan tersebut sebelumnya.
5. Tidak menghasilkan kepemilikkan
Jasa yang sudah dibeli hanya dapat digunakan sekali saat itu juga.
6. Pengukuran
Pengukuran terhadap mutu jasa pada umumnya sangat sulit ditentukan, karena
menyangkut aspek psikologis individu pengguna jasa.
G. Kualitas Jasa
Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta
kualitas yang diperhatikan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan
dan keinginan pelanggan.
Menurut Parealt (1995: 262): Kualitas adalah kemampuan produk untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan atau keinginan pelanggan. Definisi kualitas jasa
22
berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta
kecepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.
Menurut Wyckof: Kualitas jasa merupakan tingkat keunggulan yang
diharapakan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan. Sementara itu beberapa pasar pemasaran, seperti:
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry yang melakukan penelitian khusus terhadap
beberapa jenis jasa dan berhasil mengidentifikasi 5 faktor utama yang
menentukan kualitas jasa, yaitu:
1. Bukti langsung yang dapat disentuh (Tangible)
Bukti fisik dari jasa yang dapat disentuh atau diraba, meliputi: Fasilitas fisik,
perlengkapan karyawan dan sarana komunikasi.
2. Keandalan (Reliability)
Kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat
dan memuaskan.
3. Daya Tanggap (Responsiveness)
Keinginan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan
pelayanan dengan cepat.
4. Jaminan (Assurance)
Pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki
karyawan bebas dari bahaya resiko atau keraguan.
5. Empati (Emphaty)
23
Kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian
pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan. (supranto, 1997: 230)
H. Meningkatkan Produktivitas Jasa
Peningkatan produktivitas jasa berhubungan erat dengan kualitas jasa. Hal
ini tidak dapat diukur dengan menggunakan standar yang sama seperti
pengukuran produksi barang, tetapi dengan merancang jasa yang lebih
efektif/dengan memberi rangsangan pelanggan.
I. Pengertian Pegadaian
Gadai merupakan suatu hak, yang diperoleh kreditur atas suatu barang
bergerak yang dijadikan sebagai jaminan pelunasan atas hutang. Pegadaian
merupakan “trademark” dari lembaga keuangan pemerintah yang menjalankan
kegiatan usaha dengan prinsip gadai.
Sesuai dengan PP103 tahun 2003 pasal 8, Perum Pegadaian
melakukan kegiatan usaha utamanya dengan menyalurkan uang pinjaman atas
dasar hukum gadai. Sejalan dengan kegiatanya, Pegadaian mengemban visi dan
misi:
Visi : Pegadaian pada tahun 2010 menjadi perusahaan yang modern, dinamis dan
inovatif dengan usaha utama gadai
24
Misi : Ikut membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat golongan menengah ke bawah melalui kegiatan utama
berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan.
Bertolak dari visi dan misi Pegadaian tersebut dapat dikatakan
sebenarnya Pegadaian adalah sebuah lembaga dibidang keuangan yang
mempunyai visi dan misi bagaimana masyarakat mendapat perlakuan dan
kesempatan yang adil dalam perekonomian.
Produk jasa yang dihasilakan oleh Pegadaian :
1. KRISTA merupakan kredit yang ditujukan kepada para pegusaha sangat mikro
yang tergabung dalam satu kelompok/asosiasi dengan jaminan pokok sistem
tanggung renteng diantara anggota kelompok tersebut.
2. Kredit Cepat dan Aman (KCA) adalah pinjaman berdasarkan hukum gadai
dengan pelayanan mudah, aman dan cepat.
3. Kredit Angsuran Fidusia (KREASI) adalah pinjaman bagi pengusaha mikro dan
kecil dengan memberikan angunan BPKB kendaran bermotor.
4. Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) merupakan pemberian pinjaman
kepada para pengusaha mikro dan kecil (dalam rangka pengembangan usaha)
atas dasar gadai dengan pengmbalian pinjaman dilakukan melalui mekanisme
angsuran.
5. RAHN (Gadai Syariah) Produk jasa gadai yang berlandaskan pada prinsip-
prinsip syariah.
25
6. Kredit Tunda Jual Komoditas Pertanian adalah pinjaman yang diberikan kepada
petani dengan jaminan gabah kering dan giling.
7. Jasa Titipan adalah penitipan harta dan surat berharga yang perlu dijaga
keamanannya agar tidak sampai hilang, rusak atau disalah gunakan orang lain.
8. Gadai Saham merupakan pinjaman atas dasar hukum gadai dalam jangka waktu
tertentu yang diberikan oleh PERUM Pegadain kepada nasabah dengan jaminan
berbentuk saham yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta.
J. Pengertian Pegadaian Syariah
Pegadaian Syariah adalah lembaga keuangan milik pemerintah yang
menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip gadai syariah. Prinsip gadai syariah
dimana nasabah hanya akan dibebani biaya administrasi dan biaya jasa simpan
dan pemeliharaan barang jaminan (ijarah).
Ada beberapa aspek yang menjadi ciri tersendiri Pegadaian Syariah
dibanding dengan Pegadaian Umum, dapat ditinjau dari aspek landasan
konsep,tehnik transaksi dan pendanaan.
1. Landasan Konsep
Sebagaimana halnya institusi yang berlabel syariah, maka landasan
konsep pegadaian Syariah juga mengacu kepada syariah Islam yang
bersumber dari Al Quran dan Hadist Nabi SAW. Adapun landasan yang
dipakai adalah :
26
Quran Surat Al Baqarah : 283
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian
kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian.
Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah
orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan
Hadist
Aisyah berkata bahwa Rasul bersabda : Rasulullah membeli makanan dari
seorang yahudi dan meminjamkan kepadanya baju besi. HR Bukhari dan
Muslim
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi SAW bersabda : Tidak terlepas kepemilikan
barang gadai dari pemilik yang menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat
dan menanggung risikonya. HR Asy’Syafii, al Daraquthni dan Ibnu Majah
Nabi Bersabda : Tunggangan (kendaraan) yang digadaikan boleh dinaiki
dengan menanggung biayanya dan binatang ternak yang digadaikan dapat
27
diperah susunya dengan menanggung biayanya. Bagi yang menggunakan
kendaraan dan memerah susu wajib menyediakan biaya perawatan dan
pemeliharaan. HR Jamaah, kecuali Muslim dan An Nasai
Dari Abi Hurairah r.a. Rasulullah bersabda : Apabila ada ternak digadaikan,
maka punggungnya boleh dinaiki (oleh yang menerima gadai), karena ia telah
mengeluarkan biaya (menjaga) nya. Apabila ternak itu digadaikan, maka air
susunya yang deras boleh diminum (oleh orang yang menerima gadai) karena
ia telah mengeluarkan biaya (menjaga) nya. Kepada orang yang naik dan
minum, maka ia harus mengeluarkan biaya (perawatan)nya. HR Jemaah
kecuali Muslim dan Nasai-Bukhari
Di samping itu, para ulama sepakat membolehkan akad Rahn ( al-Zuhaili, al-
Fiqh al-Islami wa Adilatuhu, 1985,V:181)
Landasan ini kemudian diperkuat dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional no
25/DSN-MUI/III/2002 tanggal 26 Juni 2002 yang menyatakan bahwa
pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk
rahn diperbolehkan dengan ketentuan sebagai berikut.
28
a. Ketentuan Umum :
1. Murtahin (penerima barang) mempunya hak untuk menahan Marhun (
barang ) sampai semua utang rahin (yang menyerahkan barang)
dilunasi.
2. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin. Pada prinsipnya
marhun tidak boleh dimanfaatkan oleh murtahin kecuali seizin Rahin,
dengan tidak mengurangi nilai marhun dan pemanfaatannya itu sekedar
pengganti biaya pemeliharaan perawatannya.
3. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadi
kewajiban rahin, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin, sedangkan
biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban rahin.
4. Besar biaya administrasi dan penyimpanan marhun tidak boleh
ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
5. Penjualan marhun
a. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahin untuk
segera melunasi utangnya.
b. Apabila rahin tetap tidak melunasi utangnya, maka marhun dijual
paksa/dieksekusi.
c. Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi utang, biaya
pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya
penjualan.
29
d. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahin dan kekurangannya
menjadi kewajiban rahin.
b. Ketentuan Penutup
1. Jika salah satu pihak tidak dapat menunaikan kewajibannya atau jika
terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Badan Arbritase Syariah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan
sebagai mana mestinya.
2. Teknik Transaksi
Sesuai dengan landasan konsep di atas, pada dasarnya Pegadaian
Syariah berjalan di atas dua akad transaksi Syariah yaitu.
1. Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak yang menahan
memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian
piutangnya. Dengan akad ini Pegadaian menahan barang bergerak sebagai
jaminan atas utang nasabah.
30
2. Akad Ijarah. Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barangnya sendri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi
Pegadaian untuk menarik sewa atas penyimpanan barang bergerak milik
nasabah yang telah melakukad akad
Rukun dari akad transaksi tersebut meliputi :
a. Orang yang berakad : 1) Yang berhutang (rahin) dan 2) Yang
berpiutang (murtahin).
b. Sighat ( ijab qabul)
c. Harta yang dirahnkan (marhun)
d. Pinjaman (marhun bih)
Dari landasan Syariah tersebut maka mekanisme operasional Pegadaian
Syariah dapat digambarkan sebagai berikut : Melalui akad rahn, nasabah
menyerahkan barang bergerak dan kemudian Pegadaian menyimpan dan
merawatnya di tempat yang telah disediakan oleh Pegadaian. Akibat yang
timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya biaya-biaya yang meliputi
nilai investasi tempat penyimpanan, biaya perawatan dan keseluruhan proses
kegiatannya. Atas dasar ini dibenarkan bagi Pegadaian mengenakan biaya sewa
kepada nasabah sesuai jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak.
31
Pegadaian Syariah akan memperoleh keutungan hanya dari bea sewa
tempat yang dipungut bukan tambahan berupa bunga atau sewa modal yang
diperhitungkan dari uang pinjaman.. Sehingga di sini dapat dikatakan proses
pinjam meminjam uang hanya sebagai ‘lipstick’ yang akan menarik minat
konsumen untuk menyimpan barangnya di Pegadaian.
Adapun ketentuan atau persyaratan yang menyertai akad tersebut meliputi :
1. Akad. Akad tidak mengandung syarat fasik/bathil seperti murtahin
mensyaratkan barang jaminan dapat dimanfaatkan tanpa batas.
2. Marhun Bih (Pinjaman). Pinjaman merupakan hak yang wajib dikembalikan
kepada murtahin dan bisa dilunasi dengan barang yang dirahnkan tersebut.
Serta, pinjaman itu jelas dan tertentu.
3. Marhun (barang yang dirahnkan). Marhun bisa dijual dan nilainya seimbang
dengan pinjaman, memiliki nilai, jelas ukurannya,milik sah penuh dari rahin,
tidak terkait dengan hak orang lain, dan bisa diserahkan baik materi maupun
manfaatnya.
4. Jumlah maksimum dana rahn dan nilai likuidasi barang yang dirahnkan serta
jangka waktu rahn ditetapkan dalam prosedur.
5. Rahin dibebani jasa manajemen atas barang berupa: biaya asuransi,biaya
penyimpanan,biaya keamanan, dan biaya pengelolaan serta administrasi.
Untuk dapat memperoleh layanan dari Pegadaian Syariah, masyarakat
32
hanya cukup menyerahkan harta geraknya (emas, berlian, kendaraan, dan lain-
lain) untuk dititipkan disertai dengan copy tanda pengenal. Kemudian Staf
Penaksir akan menentukan nilai taksiran barang bergerak tersebut yang akan
dijadikan sebagai patokan perhitungan pengenaan sewa simpanan (jasa simpan)
dan plafon uang pinjaman yang dapat diberikan. Taksiran barang ditentukan
berdasarkan nilai intrinsik dan harga pasar yang telah ditetapkan oleh Perum
Pegadaian. Maksimum uang pinjaman yang dapat diberikan adalah sebesar 90%
dari nilai taksiran barang.
Setelah melalui tahapan ini, Pegadaian Syariah dan nasabah melakukan
akad dengan kesepakatan :
1. Jangka waktu penyimpanan barang dan pinjaman ditetapkan selama
maksimum empat bulan .
2. Nasabah bersedia membayar jasa simpan sebesar Rp 90,- ( sembilan puluh
rupiah ) dari kelipatan taksiran Rp 10.000,- per 10 hari yang dibayar
bersamaan pada saat melunasi pinjaman.
3. Membayar biaya administrasi yang besarnya ditetapkan oleh Pegadaian
pada saat pencairan uang pinjaman.
Nasabah dalam hal ini diberikan kelonggaran untuk
a. Melakukan penebusan barang/pelunasan pinjaman kapan pun sebelum
jangka waktu empat bulan,
33
b. Mengangsur uang pinjaman dengan membayar terlebih dahulu jasa simpan
yang sudah berjalan ditambah bea administrasi,
c. Atau hanya membayar jasa simpannya saja terlebih dahulu jika pada saat
jatuh tempo nasabah belum mampu melunasi pinjaman uangnya.
Jika nasabah sudah tidak mampu melunasi hutang atau hanya
membayar jasa simpan, maka Pegadaian Syarian melakukan eksekusi barang
jaminan dengan cara dijual, selisih antara nilai penjualan dengan pokok
pinjaman, jasa simpan dan pajak merupakan uang kelebihan yang menjadi hak
nasabah. Nasabah diberi kesempatan selama satu tahun untuk mengambil Uang
kelebihan, dan jika dalam satu tahun ternyata nasabah tidak mengambil uang
tersebut, Pegadaian Syariah akan menyerahkan uang kelebihan kepada Badan
Amil Zakat sebagai ZIS.
3. Pendanaan
Aspek syariah tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya saja,
pembiayaan kegiatan dan pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber
yang benar-benar terbebas dari unsur riba. Dalam hal ini, seluruh kegiatan
Pegadaian syariah termasuk dana yang kemudian disalurkan kepada nasabah,
murni berasal dari modal sendiri ditambah dana pihak ketiga dari sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan. Pegadaian telah melakukan kerja sama dengan
34
Bank Muamalat sebagai fundernya, ke depan Pegadaian juga akan melakukan
kerjasama dengan lembaga keuangan syariah lain untuk memback up modal
kerja.
Dari uraian ini dapat dicermati perbedaan yang cukup mendasar dari
teknik transaksi Pegadaian Syariah dibandingkan dengan Pegadaian
konvensional, yaitu
1. Di Pegadaian konvensional, tambahan yang harus dibayar oleh nasabah
yang disebut sebagai sewa modal, dihitung dari nilai pinjaman.
2. Pegadaian konvensional hanya melakukan satu akad perjanjian : hutang
piutang dengan jaminan barang bergerak yang jika ditinjau dari aspek
hukum konvensional, keberadaan barang jaminan dalam gadai bersifat
acessoir, sehingga Pegadaian konvensional bisa tidak melakukan penahanan
barang jaminan atau dengan kata lain melakukan praktik fidusia. Berbeda
dengan Pegadaian syariah yang mensyaratkan secara mutlak keberadaan
barang jaminan untuk membenarkan penarikan bea jasa simpan.
K. Hipotesis
Berdasarkan rumusan permasalahan yang ada dalam penelitian ini penulis
mengajukan hipotesis yang merupakan anggapan sementara yang berfungsi
sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya penelitian, yaitu:
35
a. Atribut-atribut yang menentukan pembelian jasa Pegadaian Syariah adalah:
1. Orientasi agama
2. Biaya yang dibebankan pada konsumen
3. Letak yang strategis
4. Pelayanan yang diberikan (service)
5. Kecepatan pelayanan
6. Penanganan komplain
7. Keamanan dalam transaksi
8. Keamanan barang gadai (marhun)
9. Jangka waktu pelunasan kredit
10. Kemudahan persyaratan
b. Atribut biaya yang dibebankan kepada nasabah menjadi atribut utama yang
paling berpengaruh terhadap permintaan pembelian jasa Pegadaian Syariah.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu suatu penelitian yang
bertujuan membahas suatu masalah yang terjadi pada suatu perusahaan dan
kesimpulannya hanya untuk kasus yang ada pada perusahaan tersebut.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan pada Unit Layanan Gadai Syariah Mlati Sleman
Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei – Juni 2008
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian yang diteliti adalah konsumen yang melakukan pembelian
jasa Pegadaian Syariah Mlati.
2. Objek penelitian
Objek penelitian yang diteliti adalah atribut-atribut yang mempengaruhi
permintaan konsumen dalam pembelian jasa Pegadaian Syariah Mlati.
37
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi dalam nilai. Untuk
penelitian ini variabel adalah atribut-atribut yang dipandang perlu dan penting
oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian jasa
Pegadaian Syariah. Penulis menggunakan beberapa atribut-atribut penelitian,
yaitu:
1. Orientasi agama
2. Biaya yang dibebankan pada konsumen
3. Letak yang strategis
4. Pelayanan yang diberikan (service)
5. Kecepatan pelayanan
6. Penanganan komplain
7. Keamanan dalam transaksi
8. Keamanan barang gadai (marhun)
9. Jangka waktu pelunasan kredit
10. Kemudahan persyaratan
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan jumlah keseluruhan objek yang diteliti, dalam hal ini yang
dianggap populasi adalah seluruh konsumen yang melakukan pembelian jasa
Pegadaian Syariah Mlati.
38
2. Sampel
Sebagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian yang
mewakili populasi. Dalam penelitian ini sampel adalah konsumen yang
menggunakan jasa Pegadaian Syariah Mlati. Sampel diambil sebanyak 100
responden yang diberi kuesioner.
Penentuan jumlah sampel dilakukan didasarkan pada rumus (Umar, 2003:150):
n > p.q ( 2aΖ / e )²
Keterangan :
n = Jumlah sampel
2aΖ = Nilai Uji t dengan tingkat signifikansi 5% ( 2aΖ = 1,96)
e = Tingkat kesalahan yang ditolelir (5%)
p = Proporsi populasi yang diinginkan mempunyai karakteristik tertentu
q = (1-p) = Proporsi populasi yang tidak diinginkan mempunyai
karakteristik tertentu
p.q = Jika p dan q tidak diketahui, maka dapat diganti dengan 0,25.
Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut dihasilkan jumlah sampel (n)
harus lebih besar dari 96 dan agar memudahkan perhitungan maka dibulatkan
menjadi 100 sampel.
39
F. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan adalah motode non probablity insidental sampling, yaitu
responden yang diambil adalah orang-orang yang dapat dijumpai penulis saat
penelitian dilakukan. Jadi setiap individu dalam populasi tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.
G. Data yang dibutuhkan
1. Data primer
Data primer didefinisikan sebagai data yang diperoleh dari penelitian melalui
kejadian aktual dan secara langsung terjadi dilokasi penelitian. Dalam hal ini
data primer adalah data yang diperoleh dari responden berkaitan dengan
keputusan konsumen dalam pembelian jasa Pegadaian Syariah.
2. Data Sekunder
Data sekunder didefinisikan sebagai data yang dikumpulkan oleh peneliti
melalui sumber-sumber yang sudah ada sebelumnya. Dalam penelitian ini data
sekunder adalah data yang diperoleh dari Pegadaian Syariah, buku-buku teori,
internet.
H. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung
secara teliti atas gejala-gejala yang terjadi terhadap objek yang diteliti. Dalam
hal ini konsumen yang menggunakan jasa Pegadaian Syariah Mlati.
40
2. Wawancara
Yaitu salah satu cara mengumpulkan informasi atau data dengan bertanya jawab
secara bertatap muka dengan responden.
3. Studi Pustaka
Yaitu mengumpulkan data sehubungan dengan topik yang didapat dari
perpustakaan, yaitu dari buku-buku atau referensi untuk memperoleh data
landasan teori dan pengetahuan.
4. Kuesioner
Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada responden untuk
memperoleh sejumlah data tentang identitas dan penilaian responden terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian jasa
Pegadaian Syariah Mlati.
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan jenis pertanyaan dikotomi yaitu
suatu pertanyaan alternatif tetapi dimana para responden diminta untuk
mengidentifikasi mana dari dua alternatif respon yang paling berkaitan erat
dengan posisinya terhadap suatu subjek.
Jenis pertanyaan dikotomi yang digunakan dalam kuesioner ini adalah ”Ya”
dan ”Tidak”.
41
I. Definisi Operasional
Devinisi operasional yang dituliskan oleh penulis adalah devinisi atas atribut-
atribut yang digunakan dalam penelitian yang pengertian atau devinisinya
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.
1. Orientasi agama adalah dasar pemikiran untuk menentukan sikap, arah, dan
sebgainya secara tepat dan benar berdasarkan ajaran agama yang dianut oleh
konsumen (Islam).
2. Biaya yang dibebankan pada konsumen adalah sejumlah uang yang
dikeluarkan konsumen untuk biaya administrasi dan biaya jasa simpan dan
biaya jasa pemeliharaan.
3. Letak yang strategis adalah jarak jangkau yang dibutuhkan oleh konsumen
untuk dapat sampai ke Pegadaian Syariah.
4. Pelayanan yang diberikan (service) adalah pelayanan yang diberikan oleh
karyawan Pegadaian Syariah kepada konsumen dalam pembelian jasa
Pegadaian Syariah.
5. Kecepatan pelayanan adalah ukuran waktu yang diperlukan oleh konsumen
untuk menyelesaikan transaksinya. Pegadaian Syariah memberikan ukuran
waktu 15 menit bagi konsumen untuk menyelesaikan transaksinya.
6. Penanganan komplain adalah proses penyelesaian pengaduan dari konsumen
atas jasa yang didapat kepada Pegadaian Syariah.
7. Keamanan dalam transaksi adalah suasana aman atau tidak was-was saat
konsumen melakukan transaksi kredit di Pegadaian Syariah.
42
8. Keamanan barang gadai (marhun) adalah suasana aman atau tidak was-was
saat konsumen menyerahkan dan meninggalkan barang gadai (marhun) di
Pegadaian Syariah.
9. Jangka waktu pelunasan kredit ukuran waktu yang di berikan Pegadaian
Syariah kepada konsumen untuk melunasi kredit.
10. Kemudahan persyaratan adalah hal-hal yang harus dipenuhi oleh konsumen
untuk dapat melakukan transaksi kredit di Pegadaian Syariah.
J. Teknik Pengujian Instrument
Untuk mengetahui apakah setiap item dan kuesioner yang digunakan
sudah valid atau belum maka dilakukan uji statistik untuk mengukur ketepatan
butir dan keandalan butir dengan menggunakan analisis uji validitas dan
reliabilitas.
1. Uji Validitas
Yaitu suatu alat pengukuran yang menunjukkan seberapa jauh suatu alat ukur
memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi ukurnya dengan
menggunakan korelasi product moment:
} }{{ 2222∑ ∑ ∑∑
∑ ∑∑−−
=)Y(YN)X(XN
)Y)(XXY-(Nrxy
43
X : Nilai total skor masing-masing variable X
Y : Nilai total skor masing-masing item variabel Y
X² : Kuadrat variable X
Y² : Kuadrat variabel Y
N : Jumlah sampel
Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrument dikatakan
valid.
Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrument dikatakan
tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Yaitu suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengetahui pengukuran
yang relatif/sama jika pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Untuk menguji
ini dengan menggunakan Spearman Brown:
12
rxyrxyrxx+
=
rxx : Koefisien reliabilitas dengan taraf signifikan 5%
rxy : Koefisien korelasi antar item bernomor ganjil dan genap
Jika rxx > r tabel, maka kuesioner memenuhi syarat reliabilitas.
44
K. Teknik Analisis Data
1. Untuk mengetahui karakteristik konsumen pengguna jasa Pegadaian Syariah
Mlati maka digunakan analisis persentase/distribusi frekuensi sebagai berikut:
nx P= N Keterangan:
P = Jumlah persentase
nx = Jumlah yang akan dianalisis
N = Jumlah total
2. Teknik analisis untuk menguji hipotesis pertama adalah menggunakan uji
Cochran Q test adalah:
( )
1
1 1
2
1
2
1
2
∑ ∑
∑ ∑
= −
= −
−
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
−
= n
i
n
i
k
j
k
j
RiRiK
CjCjkk-
Q
Keterangan:
Q = Critical Value
k = Jumlah variabel (kolom)
n = Jumlah responden (baris)
45
Cj = Nilai atribut/total responden pada j variabel (kolom)
Ri = Total responden pada i pengamatan (baris)
Dengan menggunakan alpha = 5%
Perhitungan dimana nilai atribut (Gj) yang paling rendah dihilangkan,
kemudian dari data tersebut kembali dilakukan perhitungan statistik dengan
uji Cochran Q test. Bila hasil tersebut masih menolak Ha maka langkah
selanjutnya adalah nilai atribut (Gj) terendah kedua dihilangkan kemudian
dilakukan kembali perhitungan statistik dengan menggunakan uji Cochran Q
test. Langkah tersebut harus dilakukan sampai pada perhitungan statistik
memperoleh hasil menerima Ha dan kemudian dapat disimpulkan sekelompok
atribut apa saja yang mempengaruhi pembelian jasa. Atribut-atribut tersebut
dinyatakan mempengaruhi pembelian ketika hasil pengujian terhadap atribut
yang nilainya lebih rendah pada kesimpulannya menerima Ha dan menolak Hi,
sehingga semua atribut yang mempunyai nilai lebih tinggi dari nilai yang
lebih rendah yang menerima Ha ini otomatis semuanya menimbulkan
pengaruh pembelian jasa Pegadaian Syariah.
3. Teknik analisis untuk menguji hipotesis kedua didasarkan pada ranking
pilihan atribut yang menjadi prioritas utama yang diberikan oleh responden
dapat dihitung dengan nilai indeks dan urutan kepentingannya. Nilai indeks
adalah metode yang cara perhitungannya didasarkan pada jumlah
frekuensi/tingkat jawaban responden. Cara mencarinya adalah:
46
a. Mencari frekuensi pilihan responden terhadap atribut yang mempengaruhi
permintaan pembelian jasa Pegadaian Syariah.
b. Mencari nilai indeks dengan rumus:
( ) ( ) ( ) ( ){ } 10:1x10...8x39x210x1 frekfrekfrekfrekNI ++++=
Keterangan:
NI = Nilai indeks
Frek = Frekuensi pilihan responden
c. Hasil nilai indeks diranking dari yang nilai indeksnya terbesar sampai
dengan nilai indeksnya yang terkecil.
Setelah hasil nilai indeksnya diranking maka akan diketahui urutan atau
ranking pilihan atribut, sehingga dapat diketahui atribut yang menempati
ranking pertamalah yang mempunyai pengaruh paling kuat dalam permintaan
pembelian jasa Pegadaian Syariah dan ini juga menjadi prioritas utama bagi
konsumen memilih jasa Pegadain Syariah Mlati.
47
BAB IV
GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Umum Perusahaan
1. Lahirnya Pegadaian
Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda
(VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang
memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di
Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746. Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan
Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah
dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian
asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel). Namun
metode tersebut berdampak buruk pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir
atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa
(Inggris). Oleh karena itu metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel
yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan
pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali pola atau metode pacth stelsel tetap
dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak
ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya.
Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apayang disebut dengan
48
‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian saran yang dikemukakan
adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat
memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut pemerintah Hindia Belanda mengekeluarkan
Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha
Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan
Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1
April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang gedung kantor pusat Jawatan Pegadaian
yang terletak di jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan
kantor pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke jalan Kramat Raya 132. Tidak
banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang baik dari sisi
kebijakan maupun struktur organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan pegadaian
dalam bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’ , Pimpinan Jawatan Pegadaian
dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang
pribumi yang bernama M.Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia kantor Jawatan
Pegadaian sempat pindah ke Karang anyar (Kebumen) karena situasi perang yang
kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa kantor Jawatan
Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya pasca perang kemerdekaan
49
kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola
oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa
kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negada (PN) sejak 1 Januari 1961
kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN)
selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan
PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga
sekarang.
2. Lahirnya Pegadaian Syariah
Terbitnya PP/10 tanggal 1 April 1990 dapat dikatakan menjadi tonggak
awal kebangkitan Pegadaian, satu hal yang perlu dicermati bahwa PP10
menegaskan misi yang harus diemban oleh Pegadaian untuk mencegah praktik
riba, misi ini tidak berubah hingga terbitnya PP103/2000 yang dijadikan sebagai
landasan kegiatan usaha Perum Pegadaian sampai sekarang. Banyak pihak
berpendapat bahwa operasionalisasi Pegadaian pra Fatwa MUI tanggal 16
Desember 2003 tentang Bunga Bank, telah sesuai dengan konsep syariah
meskipun harus diakui belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis
anggapan itu. Berkat Rahmat Alloh SWT dan setelah melalui kajian panjang,
akhirnya disusunlah suatu konsep pendirian unit Layanan Gadai Syariah sebagai
langkah awal pembentukan divisi khusus yang menangani kegiatan usaha syariah..
Konsep operasi Pegadaian syariah mengacu pada sistem administrasi modern yaitu
50
azas rasionalitas, efisiensi dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam.
Fungsi operasi Pegadaian Syariah itu sendiri dijalankan oleh kantor-kantor Cabang
Pegadaian Syariah/ Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai satu unit
organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS ini
merupakan unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari
usaha gadai konvensional. Pegadaian Syariah pertama kali berdiri di Jakarta
dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah ( ULGS) Cabang Dewi Sartika di bulan
Januari tahun 2003. Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makasar,
Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun yang sama hingga September 2003.
Masih di tahun yang sama pula, 4 Kantor Cabang Pegadaian di Aceh dikonversi
menjadi Pegadaian Syariah.
B. Visi dan Misi Perum Pegadaian
Visi Perum Pegadaian pada tahun 2010 menjadi perusahaan yang modern,
dinamis dan inovatifdengan usaha utama gadai. Misi pegadaian adalah ikut
membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
golongan menengah kebawah melalui kegiatan utama beruapa penyaluran kredit
gadai dan melakukan usaha lain yang mengutungkan. Bertolak dari misi Pegadaian
tersebut dapat dikatakan bahwa sebenarnya Pegadaian adalah sebuah lembaga
dibidang keuangan yang mempunyai visi dan misi agar masyarakat mendapat
perlakuan dan kesempatan yang adil dalam perekonomian.
51
C. Lokasi dan Struktur Organisasi
Pegadaian Syariah merupakan salah satu unit layanan Syariah yang
dilaksanakan oleh Perum Pegadaian. Pendirian unit gadai syariah yang pertama kali
di Yogyakarta adalah dengan dibukanya Pegadaian Syariah Cabang Kusumanegara
kemudian yang kedua pendirian Pegadaian Syariah Cabang Mlati Sleman. Pendirian
unit gadai syariah ini didasarkan atas perjanjian musyawarah dengan sisitem bagi
hasil antara Perum Pegadaian dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI). Pendirian ini
bertujuan untuk menjembatani antara konsumen pegadaian dan nasabah BMI yang
membutuhkan jasa layanan gadai berdasarkan prinsip syariah.
Perjanjian musyawarah antara Perum Pegadaian dan BMI diatur dalam
perjanjian musyawarah nomor 446/ SP300.233/ 2002 dan nomor 015/ BMI/ PKS/
XII/ 2002. Disebutkan dalam ketentuan tersebut bahwa Bank Muamalat Indonesia
memberikan modal pembiayaan bagi pendirian Pegadaian Syariah di Indonesia,
sedangkan Perum Pegadaian yang menjalankan usaha secara operasional kegiatan
usaha pegadaian, mulai dari SDM, manajemen, dan operasional pegadaian.
Kantor Cabang Pegadaian Syariah Mlati beralamat di Jalan Magelang Km 7,2
No.179 Jombor Mlati, Sleman. Kegiatan operasional di kantor cabang dilakukan oleh
seorang manager cabang dan dibantu oleh satu orang penaksir, satu orang kasir dan
tiga atau dua orang penjaga.
52
Kegiatan usaha gadai syariah dilakukan berdasarkan ketentuan manual
operasional Cabang Pegadaian Syariah. Ketentuan tersebut antara lain mengatur
tentang organisasi dan tata kerja kantor cabang, sistem dan prosedur pelayanan,
sistem dan prosedur pelunasan barang jaminan, sistem penanganan barang jaminan,
sistem dan prosedur penjualan barang jaminan, sistem dan prosedur pengeendalian
internal, sistem dan prosedur pelaporan operasional.
Pegadaian Syariah Cabang Mlati masuk dalam kategori kantor cabang kelas
III struktur organisasional perusahaan umum pegadaian diatur melalui SK Direksi
Perum Pegadaian Nomor 1095/ SDM 200322/ 2004 tanggal 28 April 2004. Surat
keputusan tersebut juga berisi aturan mengenai tata kerja kantor cabang. SK tersebut
selanjutnya menjadi pedoman penyusunan struktur organisasi di tingkat cabang dan
sebagai pedoman mengenai tata kerja cabang. Bagan mengenai struktur organisasi di
Pegadaian Syariah Mlati.
1. Bagan Struktur Organisasi Umum Pegadaian Syariah
Manajer Cabang
Analis Kredit
Penaksir Layanan Konsumen
keamanan Kasir penyimpan Pemegang Gedung
Staf
53
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Umum Pegadaian Syariah
2. Bagan Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Mlati Sleman
Gambar 4. 2 : Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Mlati Sleman
D. Pelayanan dan Prosedur Pegadaian Syariah
Pelayanan di Pegadaian Syariah Cabang Mlati Sleman mempunyai tujuan
untuk menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai syariah, untuk solusi pendanaan
yang cepat, praktis dan menentramkan.
Manajer Cabang
Penaksir Keamanan Kasir
Eka Sri Yuliani SE.
Haris Ma’Wa S.Pd., SE.
1. Dhona Tunggal Wicaksono
2. Dwi Apriyanto
3. Andi Prakoso
4. Agus Yulianto
Widyawan Febriono SE.
54
Ada tiga kitab pokok dari garis besar pelayanan Pegadaian Syariah yaitu
cepat, praktis, dan menentramkan. Cepat yaitu hanya dalam waktu 15 menit transaksi
gadai yang dilakukan oleh nasabah dapat diselesaikan. Praktis yaitu tidak perlu
membuka rekening ataupun prosedur lain yang memberatkan. Anda cukup membawa
barang-barang berharga, saat itu juga maka akan mendapatkan dana yang dibutuhkan
dengan jangka waktu hingga 120 hari dan dapat dilunasi sewaktu-waktu. Jika masa
jatuh tempo tiba dan masih memerlukan dana pinjaman tersebut, maka pinjaman
dapat diperpanjang hanya dengan memebayar sewa simpan dan pemeliharaan serta
biaya administrasi. Kemudian menentramkan yaitu sumber dana Pegadaian Syariah
berasal dari sumber yang sesuai dengan syariah, proses gadai berlandaskan prinsip
syariah, serta didukung oleh petugas-petugas dan kantor dengan nuansa Islami
sehingga lebih syar’I.
Persyaratan :
1. Membawa foto copy KTP atau identitas lainnya (SIM, paspor)
2. Mengisi formulir permintaan Rahn
3. Menyerahkan barang jaminan bergerak
55
Prosedur pemberian pinjaman (marhun bih) :
1. Nasabah mengisi formulir permintaan Rahn
2. Nasabah menyerahkan formulir permintaan Rahn yang dilampiri dengan foto
copy identitas serta barang jaminan ke loket
3. Petugas menaksir angunan yang diserahkan
4. Besarnya pinjaman adalah sebesar 90% dari taksiran
5. Apabila disepakati besarnya pinjaman, nasabah menendatangani akad dan
menerima uang
pinjaman
Tabel IV. 1. Penggolongan Pinjaman dan Biaya Administrasi
Golongan Plafon Marhun Bih Biaya Administrasi Marhun Bih (Rp) (Rp)
A 20,000 - 150,000 1,000
B 151,000 - 500,000 5,000
C 501,000 - 1,000,000 8,000
D 1,005,000 - 5,000,000 16,000
E 5,010,000 - 10,000,000 25,000
F 10,050,000 - 20,000,000 40,000
G 20,100,000 - 50,000,000 50,000
H 50,100,000 - 200,000,000 60,000 Sumber : Data Sekunder
56
Tabel IV. 2. Tarif Ijarah
No Jenis Marhun Perhitungan Tarif
1 Emas, Berlian Taksiran/Rp.10.000 x Rp 85 x Jangka Waktu/10
2 Elektronik Taksiran/Rp.10.000 x Rp 90 x Jangka Waktu/10
3 Kendaraan Bermotor Taksiran/Rp.10.000 x Rp 95 x Jangka Waktu/10 Sumber : Data Sekunder
Keterangan :
1. Tarif Ijarah dihitung dari nilai taksiran barang jaminan/marhun
2. Tarif Ijarah dihitung denga kelipatan 10 hari, 1 hari dihitung 10 hari
Besarnya pinjaman dari Pegadaian Syariah yang diberikan kepada nasabah
tergantung dari besarnya nilai barang yang akan digadaikan. Barang yang
diterima oleh calon nasabah harus ditaksir oleh petugas penaksir untuk
mengetahui nilai dari barang tersebut. Nilai taksiran tersebut disesuaikan
dengan ketentuan nilai HPS (Harga Pasar) benda yang akan digadaikan.
Petugas penaksir akan menentukan besarnya taksiran kepada nasabah sesuai
prosentase yang diatur dalam POKC (Pedoman Operasional Kantor Cabang).
Berikut table mengenai persentase patok taksiran terhadap HPS.
57
Tabel IV. 3. Prosentase Plafon Taksiran Gudang
No Jenis Agunan Persentase Taksiran Terhadapa HPS
1 Tekstil/kain 90
2 Jam/arloji 50
3 Alat RT non elektronik 85
4 Barang Elektrik 75
5 Barang Elektronik 65
6 Komputer 55
7 Alat pertanian 90
8 Alat nelayan 90
9 Alat pertukangan 90
10 Mobil dan sepeda motor 75
11 Mesin jahit 90
12 Alat kantor 90
13 Kamera 60
14 Handphone 60
15 Sepeda 90
Sumber : Data Sekunder
58
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Data yang telah diperoleh dari responden melalaui kuesioner dari konsumen
Pegadaian Syariah Mlati, akan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Pada bab
ini penulis menguraikan anlaisis dari tiga masalah yang ada. Analisis masalah
pertama menggunakan analisis persentase atau distribusi frekuensi, analisis masalah
kedua menggunakan uji Cochran Q test, analisis masalah ketiga menggunakan nilai
indeks.
A. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan untuk penelitian ini menggunkan satu jenis
kuesioner yaitu hanya ditujukan kepada konsumen Pegadaian Syariah Mlati.
Kuesioner untuk nasabah disebarkan sebanyak 115 buah, dan semuanya kembali
yaitu sebanyak 115 buah. Adapun dalam penyebaran kuesioner ini kendala yang
dihadapi oleh penulis adalah adanya keengganan beberapa konsumen untuk mengisi
kuesionernya. Pada penyebaran kusioner dari 115 kuesioner hanya sebanyak 100
buah kuesioner saja yang akan digunakan untuk analisis, karena yang lain setelah
diseleksi tidak memenuhi syarat dan menjadi sampling error. Jumlah 100 ini telah
memenuhi syarat untuk jumlah sampling minimal yang dianalisis. Untuk 100
kuesioner tersebut kemudian selanjutnya dilakukan proses koding dan editing
sehingga diperoleh jumlah yang diperlukan untuk dianalisis.
59
Kuesioner yang disebarkan kepada konsumen dalam penelitian ini terdiri atas
tiga bagian, yaitu:
1. Bagian pertama (A): terdiri atas pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui
identitas dan deskripsi tentang profil responden konsumen Pegadaian
Syariah Mlati.
2. Bagian kedua (B): terdiri atas sepuluh pertanyaan untuk mengetahui
atribut-atribut mana yang signifikan memberikan pengaruh terhadap
tingkat permintaan konsumen.
3. Bagian (C): terdiri atas sepuluh pertanyaan yang digunakan untuk
mengetahui atribut utama apa saja yang paling memberikan pengaruh
terhadap permintaan konsumen. Bagian ini menyangkut urutan preferensi
konsumen terhadap atribut-atribut yang memberikan pengaruh terhadap
permintaan konsumen.
B. Deskripsi Responden
Analisi data deskripsi bertujuan memberikan informasi mengenai keadaan dan
pendapat para responden. Dalam anlaisis ini disajikan data dalam bentuk distribusi
frekuensi, dan dalam hal ini tidak dilakukan pengujian-pengujian walaupun data yang
diteliti hanya sampel saja. Analisis deskriptif ini menjadi penting ketika perusahaan
akan menentukan struktur pasar sasaran, maka pasar dibagi berdasarkan kelompok
demografi yang lebih spesifik. Kelompok demografi meliputi jenis kelamin, usia,
60
agama, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Secara keseluruhan deskripsi responden ini
akan diuraikan berikut ini:
1. Jenis kelamin responden
Setelah diklasifikasikan maka diperoleh data jumlah responden laki-laki
(pria) sebanyak 37 orang (37%) dan responden perempuan (wanita)
sebanyak 63 orang (63%). Dari data ini diketahui bahwa sebagian besar
responden konsumen Pegadaian Syariah Mlati adalah perempuan (wanita).
2. Usia responden
Apabila dilihat dari usia responden, ternyata yang usianya kurang dari 25
tahun ada 10 orang (10%),dan terbanyak berada pada kelompok usia 25
sampai 35 tahun ada 41 orang (41%). Tabel lengkap mengenai usia
responden konsumen Pegadaian Syariah Mlati adalah sebagai berikut:
Tabel V.1. Distribusi Kelompok Usia responden Usia (Thn) F %
< 25 10 10
25 – 35 41 41
35 – 45 33 33
> 45 16 16
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer
61
3. Agama responden
Pegadaian Syariah yang menjalankan prinsip operasionalnya berdasarkan
aturan syariah maka sebagian besar konsumennya adalah beragama Islam.
Jumlah Responden yang beragama Islam ada 84 orang (84%), kemudian
yang beragama Kristen atau Katolik ada 16 orang (16%), kemudian tidak
ditemukan responden yang beragama Budha dan Hindu.
4. Pekerjaan responden
Jumlah responden terbanyak berdasarkan jenis pekerjaan adalah kalangan
swasta sebanyak 44 orang (44%) kemudian jumlah responden berdasarkan
jenis pekerjaan yang terendah adalah dari kalangan mahasiswa atau
pelajar. Data lengkapnya pada table berikut:
Tabel V.2. Distribusi Pekerjaan
Pekerjaan F %
PNS 27 27
Swasta 56 56
Pelajar/Mahasiswa 13 13
Lain-lain 4 4
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer
62
5. Pendidikan terakhir responden
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
konsumen Pegadaian Syariah Mlati adalah berpendidikan terakhir
Perguruan Tinggi, mencapai 47 orang (47%). Data lengkapnya ada pada
table berikut:
Tabel V.3. Distribusi Pendidikan Terakhir
Pendidikan F %
SD 8 8
SMP 17 17
SMU 28 28
PT 47 47
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer
6. Penghasilan responden
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
konsumen Pegadaian Syariah Mlati adalah berpenghasilan lima ratus ribu
rupiah sampai satu juta lima ratus ribu rupiah per bulan, mencapai 47
orang (47%). Sehingga golongan ini menjadi pasar yang potensial bagi
Pegadaian Syariah Mlati. Data lengkapnya pada table berikut:
63
Tabel V.4. Distribusi Penghasilan
Penghasilan F %
< Rp. 500.000 13 13
Rp. 500.000-Rp. 1.500.000 47 47
Rp. 1.500.000-Rp. 3.000.000 27 27
>Rp. 3.000.0000 4 4
Tidak menjawab 9 9
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer
7. Sumber informasi responden tentang Pegadaian Syariah Mlati
Sumber informasi responden untk mengetahui tentang Pegadaian Syariah
Mlati didapat dari berbagai sumber seperti media cetak atau elektronik,
teman, keluarga, instansi, dan lainnya. Dalam hal ini satu orang responden
bisa menerima informasi lebih dari satu sumber, sehingga setelah didata
terkumpul 169 sumber informasi untuk 100 responden. Ini artinya rata-
rata 1 responden konsumen menerima informasi dari 2 atau 3 sumber.
Sehingga disimpulkan, bahwa sumber informasi yang potensial dan efektif
bagi responden untuk mengetahui tentang Pegadaian Syariah Mlati
diperoleh dari teman. Adapun rinciannya pada table berikut:
64
Tabel V.5. Distribusi Sumber Informasi Tentang Pegadaian Syariah Mlati
Sumber informasi F %
Media cetak/elektronik (iklan) 14 8,28
Teman 72 42,60
Keluarga 66 39,05
Instansi 11 6,52
Lain-lain 6 3,55
Jumlah 169 100
Sumber : Data Primer
8. Lama responden menggunakan jasa Pegadaian Syariah Mlati
Dilihat dari lama responden menggunkan jasa Pegadaian Syariah Mlati
maka diketahui responden konsumen terbanyak telah mengunakan jasa
Pegadaian Syariah Mlati adalah dua tahun, sebanyak 32 orang (32%).
Data lengkap pada table berikut:
65
Tabel V.6. Distribusi Lama Responden Menggunakan Jasa Pegadaian
Syariah Mlati
Tahun F %
1 24 24
2 32 32
3 27 27
4 6 6
Tidak menjawab 11 11
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer
C. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Dalam pengujian validitas dan reliabilitas ini penulis akan melakukan pengujian
butir-butir pertannyaan bagian B dan C pada kuesioner nasabah. Semua proses
pengujian ini menggunakan komputer dengan program SPSS 16.00 for windows.
1. Analisis Validitas
Analisis validitas yang digunakan untuk menunjukkan tingkat validitas atau
kesalahan butir-butir pertannyaan dicari dengan menggunakan rumus koefisiensi
korelasi product moment dari Pearson. Adapun hasil perhitungan analisis validitas ini
adalah sebagai berikut:
66
a) Koefisien korelasi (rxy) setelah dihitung hasilnya 0,552
b) Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% dengan r tabel = 0,374
c) Kesimpulan yang dapat diambil adalah rxy (0,552) > r tabel (0,374) sehingga
dapat dikatakan bahwa butir pertannyaan untuk pelanggan bagian B dan C
adalah valid atau sahih.
2. Analisis Reliabilitas
Analisis reliabilitas digunakan untuk menunjukkan adannya persesuaian antara
sesuatu yang diukur dengan jenis alat ukur yang digunakan untuk mengujianya.
Pengujian tingkat reliabilitas kuesioner dengan metode Spearman ini dilakukan
dengan metode uji keandalan genap ganjil, dengan analisis sebagai berikut:
a) Koefisien reliabilitas (rxx) yang dihitung hasilnya adalah rxx = 0,538
b) Taraf signifikansi adalah 5% dengan rho tabel = 0,3175
c) Kesimpulan yang diambil adalah rxx (0,538) > rho tabel (0,3175) sehingga
kuesioner bagian B dan C sebagai alat ukur ini dapat memenuhi keandalan
atau reliable.
67
D. Analisis Data dan Pembahasan
Dalam analisis data ini, penulis akan menganalisis untuk memecahkan dua
masalah dalam skripsi ini. Untuk lebih jelasnya penulis akan menganalisis dan
membahasnya satu persatu.
1. Analisi Data Masalah Pertama dan Pembahasannya
Untuk memecahkan masalah pertama yaitu atribut-atribut produk apa saja yang
mempengaruhi permintaan konsumen terhadap Pegadaian Syariah Mlati, maka
penulis menggunakan teknik analisis data Cochran Q test. Uji Cochran digunakan
untuk mengetahui perbedaan berbagai perlakuan terhadap subyek yang sama
dalam skala nominal. Reaksi terhadap suatu perlakuan hanya dinyatakan dengan
salah satu dari dua nilai, yaitu angka 1 dan 0. Sebelum analisis pertama ini
dilakukan penulis akan menampilkan hasil rekapitulasi data atribut dari jawaban
pada kuesioner konsumen bagian B pada table dibawah ini.
68
Tabel V.7. Rekapitulasi Data Atribut Produk Dari Konsumen Bagian B
Nomer Atribut Ya Tidak
1 Orientasi Agama 86 14
2 Biaya yang dibebankan pada konsumen 93 7
3 Letak yang strategis 90 10
4 Pelayanan yang diberikan (service) 72 28
5 Kecepatan pelayanan 70 30
6 Penanganan complain 55 45
7 Keamanan dalam transaksi 68 32
8 Keamanan barang gadai 60 40
9 Jangka waktu pelunasan kredit 52 48
10 Kemudahan persyaratan 81 19
Sumber : Data Primer
Untuk analisis masalah pertama ini akan dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Langkah pertama
Nilai atribut jawaban ‘ya’ yang paling rendah yaitu jangka waktu pelunasan
kredit (B9) dihilangkan, hal ini sebagai persyaratan proses analisis uji
Cochran agar nantinya dapat diketahui bahwa dengan menghilangkan atribut
produk yang nilainya terendah dapat memisahkan kelompok atribut yang
69
menimbulkan permintaan konsumen dan kelompok atribut yang tidak
menimbulkan permintaan konsumen, apabila proses analisis langkah pertama
hasilnya ,asih menolak Ho dan menerima Ha, artinya ada pengaruh atribut
terhadap permintaan konsumen, maka dilakukan pengujian lagi terhadap
atribut dengan menghilangkan nilai terendah berikutnya sampai hasilnya
menerima Ho dan menolak Ha, artinya sampai diketahui tidak ada pengaruh
atribut terhadap permintaan konsumen. Analisis ini menggunakan perhitungan
statistik dengan uji Cochran dengan program SPSS 16.00 for windows.
1. Ho: Tidak ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
Ha: Ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
2. Alpha=0,05 (5%), dengan df=8, sehingga X² tabel=15,507
3. Kriteria: tolak Ho (terima Ha) apabila Q>15,507
tolak Ha apabila Q<15,507
4. Karena Q hitung (75,750) > X² tabel (15,507) maka Ho ditolak dan
diterima Ha.
Dari perhitungan itu karena Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat
disimpulkan ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
Karena hasilnya masih menolak Ho, maka perlu dilakukan uji Cochran
70
kembali dengan menghilangkan atribut jawaban ‘ya’ terendah kedua yaitu
penanganan komplain.
b. Langkah kedua
Nilai atribut jawaban ‘ya’ yang terendah kedua yaitu penanganan komplain
(B6) dihilangkan. Kemudian dilakukan perhitungan lagi dengan uji Cochran,
dengan hasil berikut:
1. Ho: Tidak ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
Ha: Ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
2. Alpha=0,05 (5%), dengan df=7, sehingga X² tabel=14,067
3. Kriteria: tolak Ho (terima Ha) apabila Q>14,067
tolak Ha apabila Q<14,067
4. Karena Q hitung (54,862) > X² tabel (14,067) maka Ho ditolak dan
diterima Ha.
Dari perhitungan itu karena Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat
disimpulkan ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
Karena hasilnya masih menolak Ho, maka perlu dilakukan uji Cochran
kembali dengan menghilangkan atribut jawaban ‘ya’ terendah ketiga yaitu
keamanan barang gadai.
71
c. Langkah ketiga
Nilai atribut jawaban ‘ya’ yang terendah ketiga yaitu keamanan barang gadai
(B8) dihilangkan. Kemudian dilakukan perhitungan lagi dengan uji Cochran,
dengan hasil berikut:
1. Ho: Tidak ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
Ha: Ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
2. Alpha=0,05 (5%), dengan df=6, sehingga X² tabel=12,592
3. Kriteria: tolak Ho (terima Ha) apabila Q>12,592
tolak Ha apabila Q<12,592
4. Karena Q hitung (38,148) > X² tabel (12,592) maka Ho ditolak dan
diterima Ha.
Dari perhitungan itu karena Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat
disimpulkan ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
Karena hasilnya masih menolak Ho, maka perlu dilakukan uji Cochran
kembali dengan menghilangkan atribut jawaban ‘ya’ terendah keempat yaitu
keamanan dalam transaksi.
72
d. Langkah keempat
Nilai atribut jawaban ‘ya’ yang terendah keempat yaitu keamanan dalam
transaksi (B7) dihilangkan. Kemudian dilakukan perhitungan lagi dengan uji
Cochran, dengan hasil berikut:
1. Ho: Tidak ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
Ha: Ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
2. Alpha=0,05 (5%), dengan df=5, sehingga X² tabel=11,071
3. Kriteria: tolak Ho (terima Ha) apabila Q>11.071
tolak Ha apabila Q<11,071
4. Karena Q hitung (30,271) > X² tabel (11,071) maka Ho ditolak dan
diterima Ha.
Dari perhitungan itu karena Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat
disimpulkan ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
Karena hasilnya masih menolak Ho, maka perlu dilakukan uji Cochran
kembali dengan menghilangkan atribut jawaban ‘ya’ terendah kelima yaitu
kecepatan pelayanan.
73
e. Langkah kelima
Nilai atribut jawaban ‘ya’ yang terendah kelima yaitu dalam kecepatan
pelayanan (B5) dihilangkan. Kemudian dilakukan perhitungan lagi dengan uji
Cochran, dengan hasil berikut:
1. Ho: Tidak ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
Ha: Ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
2. Alpha=0,05 (5%), dengan df=4, sehingga X² tabel=9,488
3. Kriteria: tolak Ho (terima Ha) apabila Q>9,488
tolak Ha apabila Q<9,488
4. Karena Q hitung (21,178) > X² tabel (9,488) maka Ho ditolak dan
diterima Ha.
Dari perhitungan itu karena Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat
disimpulkan ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
Karena hasilnya masih menolak Ho, maka perlu dilakukan uji Cochran
kembali dengan menghilangkan atribut jawaban ‘ya’ terendah keenam yaitu
pelayanan yang diberikan.
74
f. Langkah keenam
Nilai atribut jawaban ‘ya’ yang terendah keenam yaitu pelayanan yang
diberikan (B4) dihilangkan. Kemudian dilakukan perhitungan lagi dengan uji
Cochran, dengan hasil berikut:
5. Ho: Tidak ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
Ha: Ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan konsumen.
6. Alpha=0,05 (5%), dengan df=3, sehingga X² tabel=7,815
7. Kriteria: tolak Ho (terima Ha) apabila Q>7,815
tolak Ha apabila Q<7,815
8. Karena Q hitung (7,043) < X² tabel (7,815) maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
Dari perhitungan itu karena Ho diterima dan Ha ditolak, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh atribut produk terhadap permintaan
konsumen. Karena hasil akhir sudah menerima Ho, maka dapat disimpulkan
bahwa ada 4 atribut yang tetap mempengaruhi permintaan konsumen
Pegadaian Syariah Mlati yaitu biaya yang dibebankan pada konsumen,
orientasi agama, letak yang strategis dan kemudahan persyaratan.
75
g. Langkah ketujuh
Berdasarkan pengujian pada sepuluh atribut, pada saat pengujian yang ke
enam dilakukan, yaitu dengan menggunakan atribut pelayanan yang diberikan
maka Ho diterima. Artinya, kemungkinan jawaban ya adalah sama untuk
setiap atribut. Jadi terdapat empat atribut yang mempengaruhi pembelian
yaitu:
1. Biaya yang dibebankan pada konsumen
2. Orientasi agama
3. Letak yang strategis
4. Kemudahan persyaratan
Sedangkan atribut lainya (pelayanan yang diberikan, kecepatan pelayanan,
penanganan komplain, keamanan dalam transaksi, keamanan barang gadai,
jangka waktu pelunasan kredit) memiliki kemungkinan yang sangat besar atas
jawaban ya yang sangat berbeda untuk setiap atribut, sehingga atribut tersebut
tidak dapat dijadikan alat ukur sebagai atribut yang mempengaruhi pembelian.
Keempat atribut tersebut yang merupakan jawaban dari masalah pertama.
Dengan melihat hasil analisis yang ada dan kesimpulan dari jawaban masalah
pertama, diketahui bahwa ada empat atribut yang tetap mempengaruhi
permintaan konsumen terhadap pembelian jasa Pegadaian Syariah Mlati untuk
tetap menggunakan jasa Pegadaian Syariah Mlati. Secara teori kita ketahui
76
bahwa keempat atribut itu memang cenderung ada dan cukup melekat pada
produk jasa, begitu juga Pegadaian Syariah Mlati. Dengan kesimpulan yang
didapat penulis berkeyakinan bahwa keempat atribut inilah yang nantinya
akan tetap memeberikan keunggulan tersendiri pada Pegadaian Syariah Mlati
untuk bersaiang dengan lembaga keuangan sejenis lainnya.
Atribut biaya yang dibebankan pada konsumen terpilih karena nasabah
merasakan secara langsung bahwa beban biaya yang harus diatanggung lebih
rendah dari pada lembaga keuangan sejenis yang pernah mereka gunakan
sampai saat ini. Atribut orientasi agama terpilih karena yang mendasari
operasional perusahaan adalah berlandaskan aturan agama dalam hal ini
Islam. Sebagian besar masyarakat pengguna jasa adalah juga memeluk agama
Islam namun memang tidak menutup kemunkinan untuk yang beragama lain
karena itu juga dibuktikan dalam hasil kuesioner mengenai deskripsi
responden ada juga yang beragama selain Islam. Hal tersebut juga dipengaruhi
dalam terpilihnya atribut selanjutnya yaitu letak yang strategis. Lokasi
Pegadaian Syariah Mlati yang terletak dipinggir jalan Magelang yang sangat
mudah diakses oleh konsumen. Kemudian atribut terpilih keempat adalah
kemudahan persyaratan yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumennya
yaitu identitas diri dan agunan. Pegadaian Syariah dengan keempat atribut
yang menimbulkan loyalitas konsumen ini menjadi pilihan bagi kalangan
menegah kebawah ini. Dengan demikian bagi para konsumen Pegadaian
77
Syariah Mlati, atribut-atribut yang lain, selain keempat atribut yang
menimbulkan permintaan bagi konsumen Pegadian Syaraiah Mlati, menjadi
atribut pelengkap yang dimiliki oleh Pegadaian Syariah Mlati, sehingga tidak
terlalu berpengaruh lagi terhadap permintaaan konsumen Pegadaian Syariah
Mlati.
2. Analisis Data Masalah Kedua dan Pembahasannya
Pada analisis masalah yang kedua ini penulis ingin mengetahui atribut utama apa
yang berpengaruh paling kuat atau menjadi prioritas dalam memberikan pengaruh
terhadap permintaan konsumen untuk membeli jasa Pegadaian Syariah Mlati. Untuk
mengetahuinya penulis menggunakan metode analisis nilai indeks yang merupakan
metode yang cara perhitungannya berdasarkan frekuensi dari jawaban responden
konsumen Pegadaian Syariah Mlati pada kuesioner bagian C, yang dijelaskan seperti
pada tabel dan perhitungan berikut ini.
78
Tabel V.8. Pendapat Pelanggan Terhadap Atribut Produk Terpenting
PILIHAN Atribut Produk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
NI R
Orientasi agama 19 38 12 1 0 1 4 1 3 21 68,6 2 Biaya yang dibebankan pada konsumen
53 21 4 10 4 3 1 0 0 4 86,8 1
Letak yang strategis
5 18 33 7 9 12 3 3 3 7 67,3 3
Pelayanan yang diberikan (service)
5 3 17 15 27 11 11 9 1 1 60,9 5
Kecepatan pelayanan
2 6 7 10 19 7 10 28 9 2 49,3 6
Penanganan kompalain
0 1 3 8 8 9 10 10 25 26 32,8 10
Kemanan dalam transaksi
0 1 1 5 7 19 27 16 14 10 38,3 9
Kemanan barang gadai
1 1 2 8 16 23 16 12 18 3 44,1 7
Jangka waktu pelunasan kredit
5 2 7 12 6 8 9 9 19 23 40,8 8
Kemudahan persyaratan
10 9 14 24 4 7 9 12 8 3 61,1 4
Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : Data Primer
Nilai Indeks (NI) dari tabel di atas didapat dari perhitungan sebagai berikut:
Rumus Nilai Indeks adalah:
NI= [(frek ke-1 x 10) + (frek ke-2 x 9) + … + (frek ke-10 x 1)] : 10
1) Orientasi agama
NI = [(19 x 10) + (38 x 9) + (12 x 8) + (1 x 7) + (0 x 6) + (1 x 5) + (4 x 4)
+ (1 x 3) + (3 x 2) + (21 x 1)] : 10 = 68,6
79
2) Biaya yang dibebankan pada konsumen
NI= [( 53 x 10) + (21 x 9) + (4 x 8) + (10 x 7) + (4 x 6) + (3 x 5) + (1 x 4)
+ (0 x 3) + (0 x 2) + (4 x 1)] : 10 = 86,8
3) Letak yang strategis
NI= [(5 x 10) + (18 x 9) + (33 x 8) + (7 x 7) + (9 x 6) + (12 x 5) + (3 x 4)
+ (3 x 3) + (3 x 2) + (7 x 1)] : 10 = 67,3
4) Pelayanan yang diberikan (service)
NI= [(5 x 10) + (3 x 9) + (17 x 8) + (15 x 7) + (27 x 6) + (11 x 5) + (11 x
4) + (9 x 3) + (1 x 2) + (1 x 1)] : 10 = 60,9
5) Kecepatan pelayanan
NI= [(2 x 10) + (6 x 9) + (7 x 8) + (10 x 7) + (19 x 6) + (7 x 5) + (10 x 4)
+ (28 x 3) + (9 x 2) + (2 x 1)] : 10 = 49,3
6) Penanganan komplain
NI= [(0 x 10) + (1 x 9) + (3 x 8) + (8 x 7) + (8 x 6) + (9 x 5) + (10 x 4) +
(10 x 3) + (25 x 2) + (26 x 1)] : 10 = 32,8
7) Keamanan dalam transaksi
NI= [(0 x 10) + (1 x 9) + (1 x 8) + (5 x 7) + (7 x 6) + (19 x 5) + (27 x 4) +
(16 x 3) + (14 x 2) + (10 x 1)] : 10 = 38,3
8) Keamanan barang gadai
NI= [(1 x 10) + (1 x 9) + (2 x 8) + (8 x 7) + (16 x 6) + (23 x 5) + (16 x 4)
+ (12 x 3) + (18 x 2) + (3 x 1)] : 10 = 44,1
80
9) Jangka waktu pelunasan kredit
NI= [(5 x 10) + (2 x 9) + (7 x 8) + (12 x 7) + (6 x 6) + (8 x 5) + (9 x 4) +
(9 x 3) + (19 x 2) + (23 x 1)] : 10 = 40,8
10) Kemudahan persyaratan
NI= [(10 x 10) + (9 x 9) + (14 x 8) + (24 x 7) + (4 x 6) + (7 x 5) + (9 x 4)
+ (12 x 3) + (8 x 2) + (3 x 1)] : 10 = 61,1
Kemudian rangking (R) pilihan atribut produk didapat dengan mengurutkan
nilai indeks dari terbesar sampai dengan yang terkecil dengan dasar bahwa
atribut yang bernilai indeks tertinggi yang menjadi atribut yang paling utama,
seperti pada tabel berikut:
Tabel V.9. Urutan Tingkat Kepentingan Atribut Menurut Pelanggan
Rangking Atribut produk
1 Biaya yang dibebankan pada konsumen
2 Orientasi agama
3 Letak yang strategis
4 Kemudahan persyaratan
5 Pelayanan yang diberikan (service)
6 Kecepatan pelayanan
7 Keamanan barang gadai
8 Jangka waktu pelunasan kredit
9 Keamana dalam transaksi 10 Penanganan komplain
Sumber : Data Primer
81
Dilihat dari rangking pilihan atribut produk yang ada diketahui bahwa
jawaban dari masalah kedua yaitu atribut produk yang menjadi prioritas utama
dan paling berpengaruh kuat terhadap permintaan konsumen untuk membeli
jasa Pegadaian Syariah Mlati adalah biaya yang dibebankan pada konsumen.
Biaya yang dibebankan pada konsumen artinya adalah biaya yang harus
ditanggung oleh konsumen saat konsumen mandapatkan pinjaman atau kredit
berdasarkan anggunan yang dijaminkan. Namun, penulis juga menambahkan
bahwa untuk penentuan suatu kebijakan pemasaran Pegadaian Syariah Mlati,
biasanya tidak hanya melihat atau berpatokan hanya pada satu atribut saja,
tetapi juga disertai dengan pertimbangan dan pengembangan atribut lainnya
yang dianggap cukup signifikan untuk mendukung utamaannya. Dalam hal ini
menurut penulis meskipun atribut utama terpenting bagi konsumen adalah
biaya yang dibebankan kepada nasabah, namun tidak ada salahnya bila
diambil lebih dari satu atribut penting bagi Pegadaian Syariah Mlati apabila
dilihat dari sisi pemasarannya. Menurut hasil analisis yang diperoleh, atribut-
atribut yang dapat digolongkan sebagi atribut penting selain biaya yang
dibebankan kepada nasabah adalah orientasi agama, letak strategis dan
kemudahan persyaratan. Bagi penulis tambahan dari atribut-atribut tersebut
semakin mempengaruhi permintaan konsumen Pegadaian Syariah Mlati
dalam melakukan pembelian jasa dan tetap bertahan dan setia dikemudiam
hari.
82
BAB VI
PENUTUP
Ditinjau dari keadaan nasional yang sulit ditebak pasca krisis ekonomi yang
melanda negeri ini khususnya keadaan ekonomi nasional yang tidak stabil maka
mendorong semakin banyak pelaku bisnis yang tertarik dengan bidang keuangan
khususnya simpan pinjam. Bidang usaha ini banyak digeluti bahkan dari yang legal
seperti Bank, BPR, dan Pegadaian itu sendiri maupaun tidak legal yang dilakukan
perorangan yang biasa disebut rentenir atau lintah darat.
Pegadaian yang kemudian tampil berbeda secara khusus meluncurkan unit
operasinya yaitu Pegadaian Syariah yaitu jenis usaha gadai yang menjalankan
operasionalnya menggunakan aturan syariah ini memberikan daya tarik sekaligus
keamanan dan kenyamanan bagi nasabah. Salah satu unit operasi Pegadaian syariah
berada di Mlati. Tentunya dalam situasi persaingan yang tidak mudah Pegadain
Syariah Mlati selalu berusaha mempertahankan dan meningkatkan usahanya guna
memperkokoh posisinya dibanding pesaingnya yang lain. Maka Pegadaian Syariah
Mlati selalu membutuhkan inovasi, kreativitas, dan juga masukan baik dari kalangan
internal Pegadian Syariah Mlati maupun dari eksternal serta nasabahnya serta juga
dari kalangan peneliti atau mahasiswa dan intelektual serta masyarakat umum.
Masukan itu dapat berupa hasil penelitian, ide, dan gagasan atau pemikiran baru bagi
83
Pegadaian Syariah Mlati serta kritik yang sifatnya membangun. Demikian pula
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sekarang.
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan penting yaitu sebagai
berikut:
1. Dilihat dari jenis kelamin responden konsumen Pegadaian Syariah Mlati,
maka konsumen Pegadaian Syariah Mlati 37 orang (37%) adalah laki-laki dan
responden perempuan (wanita) sebanyak 63 orang (63%). Dilihat dari usia
responden nasabah, maka yang dominant adalah berusia 25 sampai 35
sebanyak 41 oarang (41%). Dilihat dari agama yang dianut oleh konsumen
diketahui jumlah dominant sebanyak 84 orang (84%) menganut agama Islam.
Dilhat dari pekerjaan, maka kalangan swasta adalah yang terbesar dengan
proporsi 56%. Dilihat dari pendidikan terakhir konsumen maka kelompok
terbesar adalah berpendidikan Sarjana (S1) sebesar 47%. Dilihat dari jumlah
pengahasilan konsumen maka kelompok terbesar berada dari konsumen yang
berpenghasilan Rp. 500.000 sampai dengan Rp. 1.500.000 sebanyak 47%.
Sumber informasi konsumen untuk mengetahui tentang Pegadaian Syariah
Mlati, paling banyak diketahui dari teman sebanyak 42,60 % kemudian yang
kedua terbanyak dari keluarga sebanyak 39,05%. Dilihat dari lama responden
84
menggunakan jasa Pegadaian Syariah Mlati maka diketahui terbanyak telah
menggunakan jasa selama 2 tahun.
2. Dari analisis masalah pertama yaitu atribut apa saja yang mempengaruhi
permintaan konsumen terhadap pembelian jasa Pegadaian Syariah Mlati,
dengan uji Cohran diperoleh hasil bahwa sekelompok atribut itu adalah biaya
yang dibebankan pada konsumen, orientasi agama, letak yang strategis, dan
kemudahan persyaratan.
3. Dari analisis masalah kedua yaitu atribut utama apa yang berpengaruh paling
kuat dalam mepengaruhi permintaan konsumen terhadap pembelian jasa
Pegadaian Syariah Mlati, dengan menggunakan teknik analisis nilai indeks
diperoleh hasil bahwa atribut yang menjadi prioritas utama bagi konsumen
Pegadaian Syariah Mlati adalah biaya yang dibebankan pada konsumen.
B. Saran
Sesuai dengan kondisi perusahaan dan hasil penelitian yang dilakukan maka
penulis memberikan beberapa saran yang kiranya dapat menjadi sumbangan
pikiran bagi Pegadaian Syariah Mlati untuk menentukan kebijakan di masa
mendatang.
1. Agar perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas dengan
terus bersaing dengan pesaing-pesaing yang lain dari atribut-atribut yang
mempengaruhi permintaan konsumen terutama atribut utama yaitu biaya yang
85
dibebankan pada konsumen agar tetap terjangkau oleh nasabah khususnya
kalangan menengah kebawah, sehingga posisi Pegadian Syariah Mlati sebagai
pilihan utama nasabah dapat terjaga dan dapat meningkatkan pangsa pasarnya.
2. Pegadaian Syariah Mlati yang menjalankan operasional menggunakan aturan
syariah yang tentunya mempengaruhi konsumen yang menggunakan jasa
gadai sebagian besar adalah konsumen beragama Islam namun ternyata
terdapat juga konsumen yang beragama diluar agama Islam yang tentu saja
jumlahnya tidak dapat diabaikan begitu saja. Maka atribut biaya yang
dibebankan kepada konsumen menjadi sangat rasional untuk tetap
dipertahankan oleh Pegadaian Syariah Mlati. Maka dapat juga dikatakan
bahwa atribut orientasi agama pada konsumen dapat dikesampingkan atau
dihilangkan tanpa meninggalkan cara dan cirri khas pegadaian yang
berlandaskan pada cara-cara syariah.
3. Agar perusahan dapat memberikan respon positif terhadap segala penelitian
dan sumbangan pikiran dari berbagai kalangan terutama yang bersifat
membangun kemajuan Pegadaian Syariah Mlati, terutama kalangan
intelektual muda termasuk mahasiswa, untuk menghasilkan pemikiran dan
ide-ide baru bagi Pegadian Syariah Mlati.
C. Keterbatasan penelitian
86
Dari penelitian ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
keterbatasan-keterbatasan yang ada berhubung penulis masih dalam tahap belajar
dan sebagai peneliti pemula:
1. Keterbatasan biaya, waktu, pengalaman dalam penulisan karya ilmiah, dan
data jumlah konsumen yang menggunakan jasa Pegadian Syariah Mlati
sehingga penulis hanya dapat mengabil sampel sebanyak 100 responden yang
diperkirakan telah mewakili keseluruhan konsumen Pegadaian Syariah Mlati.
2. Hambatan keterbatasan data yang diperoleh serta keterbatasan kemampuan
responden untuk menjawab kuesioner yang diberikan. Sehingga kemungkinan
ada kekeliruan data dan kesalahan jawaban responden mungkin saja terjadi,
begitu juga analisis yang dihasilkan mungkin kurang bisa akurat. Pihak
Pegadaian Syariah Mlati perlu berhati-hati dan selektif dalam pengambilan
keputusan untuk hal ini.
3. Hasil penelitian penulis ini hanya dapat digunakan terbatas untuk Pegadaian
Syariah, khususnya Pegadian Syariah Mlati saja dan belum mampu
memberikan hasil yang lebih luas dari pada hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah, SE, MM. (2002). Perilaku Konsumen. Cetakan kedua. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran. Edisi kesepuluh. Jakarta: Prenhalindo.
Arikunto, Suharsimi. (1990). Manajemen Penelitian. Kajarta: Rineka Cipta.
Bismoko & Supraktiknya, J. 2004. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta : USD
< http://www.pegadain syariah.com. >
Soekartawi. 1993. Manajamen Pemasaran dalam Bisnis Modern. Jakarta
Supranto, J, (2001), Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.
Churchill A. Gilbert, JR. (2001). Dasar – Dasar Riset Pemasaran Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Churchill A. Gilbert, JR. (2001). Dasar – Dasar Riset Pemasaran Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Aritonang & Lerbin. (2007). Riset Pemasaran Teori dan Praktik. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Umar Husein. (2003). Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Prof. Dr. Supramono, MBA. & Jony Oktavian Haryanto, SE.,MM. (2002). Desain
Proposal Penelitian Studi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Usmara Usi. (2008). Pemikiran Kreatif Pemasaran. Yogyakarta: Asmara Books.
Kotler Philip. (2004). Ten Deadly Marketing Sins. Jakarta: Erlangga.
DAFTAR ISTILAH
Rahn : Pegadaian atau Gadai Syariah
Ojarah : Barang jaminan
Fidusia : Penahanan barang jaminan
Marhun : Barang
Murtahin : Penerima barang gadai
Rahin : Orang yang menyerahkan barang gadai
Marhun bih : Pinjaman
A. Mohon jawablah pertanyaan berikut dengan cara mengisi atau hanya dengan member itanda silang (X)
Nama : …………………………………………………………………………………….
Alamat : …………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………..
Jenis kelamin : Laki-laki Wanita
Usia : < 25 tahun 35 sampai 45 tahun
25 sampai 35 tahun > 45 tahun
Agama : Islam Hindu
Katolik/Kristen Budha
Lain-lain …………………
Pekerjaan : PNS Pelajar/Mahasiswa
Swasta Lain-lain
Pendidikan : Tamat SD Tamat SMU
Tamat SMP Tamat PT
Lain-lain
Pengahasilan : ( jika anda bersedia silahkan beri tanda dibawah ini)
< Rp 500.000 Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000
Rp 500.000 – Rp 1.500.000 > Rp 3.000.000
Dari mana anda mengetahui pertama kali mengenai Pegadaian Syariah? ( boleh lebih dari satu )
Media cetak/elektonik ( iklan ) Instansi
Teman Lain-lain
Keluarga
Sampai saat ini suadah berapa lama anda menggunakan jasa Pegadaian Syariah :………………...
B. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pilihan anda dengan member tanda (X ) pada alternatif jawaban yang disediakan.
YA TIDAK
1. Orientasi Agama
Apakah pemilihan pembelian jasa Pegadaian Syariah
Mlati dipengaruhi oleh agama yang anda anut
2. Biaya yang dibebankan pada nasabah
Apakah biaya yang dibebankan oleh Pegadaian
Syariah Mlati lebih rendah dari pada yang dibebankan
kepada konsumen oleh lembaga keuangan lain
3. Letak yang strategis
Apakah Pegadaian Syariah X dapat dijangkau
dengan mudah oleh konsumen
4. Pelayanan yang diberikan ( service )
Apakah karyawan Pegadaian Syariah memberikan
pelayanan yang baik kepada konsumen
5. Kecepatan pelayanan
Apakah karyawan Pegadaian Syariah melakukan
pelayanan dengan cepat dan tepat
6. Penanganan komplain
Apakah Pegadaian Syariah memberikan penyelesaian
komplain yang memuaskan kepada konsumen
7. Keamanan dalam transaksi
Apakah Pegadaian Syariah memberikan keamanan
yang baik bagi konsumen saat melakukan transaksi
8. Keamanan barang gadai
Apakah barang gadai yang dititipkan oleh konsumen
kepada Pegadaian Syariah terjaga dengan baik
9. Jangka waktu pelunasan kredit
Apakah jangka waktu pelunasan kredit yang diberikan
Pegadaian Syariah kepada konsumen lebih lama
dibanding lembaga keuangan lain
10. Kemudahan persyaratan
Apakah Pegadaian Syariah memberikan syarat yang
lebih mudah dibanding lembaga keuangan lain
C. Berilah nomer sesuai dengan urutan kepentingan (alasan terpenting sampai dengan relatif kurang penting) sehingga anda memilih Pegadaian Syariah
Keterangan :
1 adalah alasan terpenting pertama
2 adalah alasan penting kedua
3 adalah alasan penting ketiga
4 adalah alasan penting keempat
5 adalah alasan penting kelima
6 adalah alasan penting keenam
7 adalah alasan penting ketujuh
8 adalah alasan penting kedelapan
9 adalah alasan penting kesembilan
10 adalah alasan penting kesepuluh
ATRIBUT PRODUK URUTAN KEPENTINGAN
Orientasi agama
Biaya yang dibebankan pada nasabah
Letak yang strategis
Pelayanan yang diberikan (service)
Kecepatan pelayanan
Penanganan komplain
Keamanan dalam transaksi
Keamanan barang gadai (marhun)
Jangka waktu pelunasan kredit
Kemudahan persyaratan
Data Pengujian untuk Validitas dan Reliabilitas
responden B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B101 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 3 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 5 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 7 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 14 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 15 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 18 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 19 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 20 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 21 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 24 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 25 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 27 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 29 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 30 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
Responden Ganjil (X) Genap (Y) 1 4 5 2 4 4 3 2 3 4 3 5 5 3 4 6 5 5 7 4 4 8 4 5 9 5 5
10 4 5 11 4 5 12 3 5 13 4 5 14 3 5 15 3 5 16 4 5 17 5 3 18 4 3 19 3 2 20 3 3 21 4 5 22 4 5 23 3 2 24 3 3 25 4 4 26 2 3 27 4 5 28 3 5 29 5 3 30 3 5
HASIL PENGUJIAN VALIITAS DAN RELIABILITAS
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases
1. GANJIL
2. GENAP
4.0000
4.2000
.7878
1.0306
30.0
30.0
Correlation Matrix
GANJIL GENAP
GANJIL
GENAP
1.0000
.5521
1.0000
N of Cases = 30.0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 8.2000 2.5793 1.6060 2
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Squared Alpha
if Item if Item Total Multiple if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
GANJIL 4.2000 1.0621 .5521 .3048 .
GENAP 4.0000 .6207 .5521 .3048 .
Reliability Coefficients 2 items
Alpha = .6952 Standardized item alpha = .7114
Correlations Correlations
Ganjil (X) Genap (Y)
Pearson Correlation 1 .552(**)
Sig. (2-tailed) . .002
Ganjil (X)
N 30 30
Pearson Correlation .552(**) 1
Sig. (2-tailed) .002 .
Genap (Y)
N 30 30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
.
Nonparametric Correlations
Correlations
Ganjil (X) Genap (Y)
Correlation Coefficient 1.000 .538(**)
Sig. (2-tailed) . .002
Ganjil (X)
N 30 30
Correlation Coefficient .538(**) 1.000
Sig. (2-tailed) .002 .
Spearman's rho
Genap (Y)
N 30 30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Data Atribut dari Kuesioner Pelanggan Bagian B
Untuk Analisis Masalah Pertama
Atibut- Atribut yang Mempemharuhi Permintaan Konsumen
Responden B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 3 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 5 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 6 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 8 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 9 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
10 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 15 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 16 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 17 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 18 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 19 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 20 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 21 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 24 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 25 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 26 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 27 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 29 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 30 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 31 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 32 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 33 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 36 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 37 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 38 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 39 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 40 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 41 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 42 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 43 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 44 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 45 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 46 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 47 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 48 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 49 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 50 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 51 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 52 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 53 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 54 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 55 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 56 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 57 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 59 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 60 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 61 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 62 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 63 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 64 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 65 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 66 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 67 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 68 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 69 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 70 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 71 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1
HASIL ANALISIS MASALAH PERTAMA
72 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 73 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 74 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 75 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 76 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 77 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 78 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 79 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 81 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 82 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 83 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 84 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 85 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 86 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 87 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 88 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 89 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 90 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 91 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 92 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 93 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 94 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 95 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 96 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 97 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 98 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 99 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1
100 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
NPar Tests
Cochran Test Frequencies
Value
0 1
B1 14 86
B2 7 93
B3 10 90
B4 28 72
B5 30 70
B6 45 55
B7 32 68
B8 40 60
B10 19 81
Test Statistics
N 100
Cochran's Q 75.750(a)
df 8
Asymp. Sig. .000
a 1 is treated as a success.
NPar Tests
Cochran Test Frequencies
Test Statistics
a 1 is treated as a success.
NPar Tests
Value
0 1
B1 14 86
B2 7 93
B3 10 90
B4 28 72
B5 30 70
B7 32 68
B8 40 60
B10 19 81
N 100
Cochran's Q 54.862(a)
df 7
Asymp. Sig. .000
Cochran Test Frequencies
Value
0 1
B1 14 86
B2 7 93
B3 10 90
B4 28 72
B5 30 70
B10 19 81
Test Statistics
a 1 is treated as a success.
NPar Tests
N 100
Cochran's Q 38.148(a)
df 6
Asymp. Sig. .000
Cochran Test Frequencies
Value
0 1
B1 14 86
B2 7 93
B3 10 90
B4 28 72
B5 30 70
B10 19 81
Test Statistics
a 1 is treated as a success.
NPar Tests
N 100
Cochran's Q 30.271(a)
df 5
Asymp. Sig. .000
Cochran Test Frequencies
Value
0 1
B1 14 86
B2 7 93
B3 10 90
B4 28 72
B10 19 81
Test Statistics
a 1 is treated as a success.
NPar Tests
N 100
Cochran's Q 21.178(a)
df 4
Asymp. Sig. .000
Cochran Test Frequencies
Value
0 1
B1 14 86
B2 7 93
B3 10 90
B10 19 81
Test Statistics
N 100
Cochran's Q 7.043(a)
Df 3
Asymp. Sig. .071
a 1 is treated as a success.
Analisi Masalah Kedua
Pendapat Pelanggan Terhadap Atribut Terpenting
Responden C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 1 2 4 1 3 5 10 6 7 9 8 2 1 4 10 3 5 9 6 7 8 2 3 10 6 2 7 5 9 8 3 4 1 4 7 5 6 3 4 8 9 10 2 1 5 1 3 2 4 5 9 6 10 7 8 6 7 6 5 1 2 3 4 9 10 8 7 1 2 6 7 10 9 8 5 4 3 8 9 1 6 7 8 10 5 4 3 2 9 9 1 3 7 8 10 6 5 4 2
10 9 1 2 3 8 10 7 6 5 4 11 7 1 2 8 9 10 6 5 4 3 12 1 4 10 3 5 9 6 7 8 2 13 1 5 2 3 4 6 7 8 9 10 14 3 2 1 4 7 5 8 6 10 9 15 10 1 2 3 7 9 4 5 6 8 16 10 1 3 2 4 8 9 5 6 7 17 1 10 2 7 9 6 5 4 3 8 18 10 1 2 6 5 4 7 3 10 9 19 1 10 2 3 4 5 6 7 8 9 20 1 10 2 8 9 7 6 5 4 3 21 1 2 5 8 9 10 7 6 4 3 22 10 1 2 7 8 9 6 5 4 3 23 1 10 2 4 5 3 6 7 8 9 24 2 1 3 4 5 9 6 7 10 8 25 2 1 6 3 4 9 8 5 7 10 26 10 7 6 3 4 9 8 5 2 1 27 1 2 3 4 8 7 10 6 5 9 28 2 1 3 6 7 8 9 10 4 5 29 2 1 3 7 8 9 5 10 6 4 30 10 2 3 4 5 6 7 8 9 1 31 2 1 3 6 7 8 9 5 10 4 32 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 33 2 1 3 8 5 10 6 7 9 4 34 10 1 2 4 5 6 7 8 9 3 35 2 1 3 5 6 7 8 9 10 4 36 3 2 4 5 6 7 8 9 10 1 37 2 1 4 7 9 8 6 5 10 3 38 3 1 2 4 10 9 8 6 5 7 39 2 1 3 5 6 10 7 8 9 4 40 4 2 3 6 7 9 8 5 10 1 41 2 1 3 6 5 9 7 6 10 4
42 1 2 6 5 8 10 7 6 3 4 43 10 1 3 6 8 7 10 5 9 4 44 2 1 6 5 7 10 4 8 9 3 45 1 2 3 5 8 4 6 7 8 10 46 10 1 2 8 6 7 5 4 9 3 47 1 2 3 5 6 10 7 9 8 4 48 2 1 4 5 9 7 10 8 6 3 49 10 1 9 10 8 6 7 5 9 4 50 2 1 3 5 8 6 9 6 10 4 51 1 2 8 5 7 6 10 4 9 3 52 10 1 5 6 8 10 9 4 3 2 53 3 2 9 5 8 4 7 10 1 6 54 2 1 4 5 3 8 7 6 10 9 55 2 1 3 6 5 9 8 7 10 4 56 2 1 5 4 3 10 9 8 3 7 57 2 4 5 1 3 7 10 9 6 8 58 10 2 3 5 8 4 6 1 9 7 59 2 1 3 6 7 5 8 9 10 4 60 1 2 10 3 5 8 9 6 7 4 61 2 1 3 5 8 10 4 9 6 7 62 2 1 3 5 8 4 10 7 9 6 63 2 1 3 7 4 10 5 6 4 9 64 1 2 3 8 5 10 7 9 3 8 65 10 2 5 8 1 9 6 4 7 3 66 2 1 7 3 9 5 8 6 10 4 67 2 3 1 5 6 10 9 8 4 7 68 10 1 4 6 2 9 8 7 5 3 69 2 4 3 7 8 5 9 6 10 1 70 2 1 3 4 5 10 7 8 9 6 71 2 1 5 3 8 10 6 9 4 7 72 2 4 3 5 1 9 7 6 10 8 73 10 3 7 8 2 9 5 6 1 4 74 2 1 4 3 5 6 10 7 9 8 75 3 2 1 5 7 8 10 6 9 4 76 10 1 3 6 8 9 7 4 5 2 77 2 1 3 4 5 7 8 9 10 6 78 3 2 6 5 8 9 7 4 10 1 79 7 1 5 4 8 9 10 2 1 3 80 2 1 8 3 4 10 7 9 8 5 81 6 2 3 5 9 10 7 6 1 4 82 3 1 7 4 2 9 10 8 5 6 83 8 4 9 2 3 5 7 6 10 1 84 1 3 6 9 2 8 5 7 10 4 85 10 1 3 2 8 7 6 5 9 4
86 10 1 2 5 3 4 9 7 8 6 87 2 4 3 7 6 5 8 10 9 1 88 3 1 6 5 8 8 9 6 10 7 89 3 2 10 1 7 10 4 5 6 8 90 3 2 8 5 4 10 7 10 9 1 91 3 6 2 1 8 4 5 6 10 7 92 2 1 10 8 5 9 7 6 10 4 93 2 1 4 5 3 10 9 8 7 6 94 1 5 6 4 8 2 3 9 7 1 95 3 5 1 4 9 10 7 8 6 2 96 2 1 10 5 3 6 8 9 4 5 97 2 4 5 3 8 10 9 6 1 4 98 2 4 6 1 8 9 7 10 3 5 99 10 1 3 5 2 4 7 6 9 8
100 2 1 10 5 8 3 7 6 10 4
Rekapitulasi Pendapat Pealanggan Terhadap Atribut Terpenting
Nomor Atribut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 C1 19 38 12 1 0 1 4 1 3 21 C2 53 21 4 10 4 3 1 0 0 4 C3 5 18 33 7 9 12 3 3 3 7 C4 5 3 17 15 27 11 11 9 1 1 C5 2 6 7 10 19 7 10 28 9 2 C6 0 1 3 8 8 9 10 10 25 26 C7 0 1 1 5 7 19 27 16 14 10 C8 1 1 2 8 16 23 16 12 18 3 C9 5 2 7 12 6 8 9 9 19 23 C10 10 9 14 24 4 7 9 12 8 3 Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100