7/24/2019 Analisis B24E
1/7
1. Ny. Adis, 17 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu, dibawa oleh suaminya ke
RS! Pali ka"ena ke#ang 3 #am yang lalu selama $ % menit. !ia mengeluh sakit
ke&ala, nye"i e&igast"ik, muntah dan &englihatan kabu" se#ak % ha"i lalu.
d. 'agaimana mekanisme sakit ke&ala, nye"i e&igast"ik, muntah, dan &englihatan
kabu" se#ak % ha"i lalu(
Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon
terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin, tromboxan) yang dapat
menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan trombus dan
pendarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit
kepala dan defisit saraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan
penurunan laju filtrasi glomerulus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis
hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati.
anifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume intravaskular,
meningkatnya !ardia! output dan peningkatan tahanan pembuluh perifer.
Peningkatan hemolisis mikroangiopati menyebabkan anemia dan trombositopeni.
"nfark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambatbahkan kematian janin dalam rahim.
7/24/2019 Analisis B24E
2/7
g. 'agaimana )a"a membedakan ke#ang akibat eklam&sia atau ke#ang akibat
*akto" lain(
Pada eklamsia, pasti selalu didahului dengan preeklamsia,tetapi masalahnya adalah
preklampsia belum tentu dapat terdeteksi se!ara dini. Kejang pada preklampsia
umumnya memberi tanda#tanda yang khas yang dapat dianggap sebagai tanda
prodorma akan terjadinya kejang. Preeklampsia yang disertai dengan tanda#tanda
prodorma disebut sebagai impending e!lampsia atau imminent e!lampsia. $ntuk
membedakan dengan diagnosis bandingnya seperti kejang epilepsi, diperlukan
anamnesis mengenai ri%ayat kejang pasien. &pabila pasien mempunyai ri%ayat
kejang epilepsi sebelumnya untuk mendiagnosa akan menjadi lebih sulit, diperlukan
observasi dan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk
memastikan bah%a terdapat gejala#gejala khas preklampsia.
Kejang ' kejang pada eklampsia terdiri dari tingkat
*. +ingkat a%al atau aura
-erlangsung / ' 0 detik
+angan dan kelopak mata gemetar
ata terbuka dengan pandangan kosong
Kepala di putar ke kanan atau ke kiri
1. +ingkat kejang tonik
-erlangsung sekitar / detik
2eluruh tubuh kaku %ajah kaku, pernafasan berhenti, dapat diikuti sianosis,
tangan menggenggam, kaki di putar kedalam, lidah dapat tergigit.
. +ingkat kejang klonik
-erlangsung * sampai 1 menit
Kejang tonik berubah menjadi kejang klonik
Konsentrasi otot berlangsung !epat
ulut terbuka tertutup dan lidah dapat tergigit sampai putus
7/24/2019 Analisis B24E
3/7
ata melotot
ulut berbuih
uka terjadi kongesti dan tampak sianosis
Penderita dapat jatuh, menimbulkan trauma tambahan
. +ingkat koma
2etelah kejang klonik berhenti penderita menarik nafas
3iikuti koma yang lamanya bervariasi
2elama terjadi kejang ' kejang dapat terjadi suhu naik men!apai / 4!, nadibertambah !epat, dan tekanan darah meningkat.
+. ab - b 10,% g"/d, t"ombosit- 13%.000/mm3, leukosit- 1%.00/mm3, &"otein
u"in 2, )ylinde"45.
a. A&a inte&"etasi dan bagaimana mekanisme abno"mal &eme"iksaan
labo"ato"ium(
asil Peme"iksaan Nilai No"mal 6nte"&"etasi dan ekanisme
Abno"mal
b 10,% g"/dl 5b **#* gr6dl &nemia, terjadi karena terjadi
hemolisis mikroangiopatik.
kerusakan lapisan endotel
pembuluh ke!il yang
mengakibatkan deposisi fibrin dan
agregasi platelet. Ketika sel#seldarah merah melalui pembuluh
yang rusak tersebut, mereka
terpe!ah#pe!ah sehingga
menyebabkan hemolisis
intravaskular
"ombosit-
13%.000/mm3
*0/./// '
//./// mm
enurun, kerusakan lapisan
endotel pembuluh ke!il yang
mengakibatkan deposisi fibrin dan
agregasi plateletjumlah platelet
menurun karena banyak digunakan
eukosit- 1%.00/mm3 2elama Normal
7/24/2019 Analisis B24E
4/7
kehamilan 0///#
*1/// men!apai
pun!ah saaat
persalinan dan
masa nifas
sebesar *///#
*7///
P"otein u"in 22225 Protein urin (#) Proteinuria, karena preeklampsia
menyebabkan rusaknya endotel
kapiler glomerulus menyebabkan
permeabilitas meningkat
Silinde" 45 (#) Normal
. Analisis As&ek 9linis
). A&a diagnosis ke"#a dan de*inisi kasus(
Ny. &dis, *8 tahun, 9*P/&/ usia kehamilan : minggu, menderita eklampsia.
;klampsia merupakan keadaan dimana ditemukan serangan kejang tiba tiba yang
dapat disusul dengan koma pada %anita hamil, persalinan atau masa nifas yang
menunjukan gejala preeklampsia sebelumnya.
d. A&a S9!6 &ada kasus(
3'
e. 'agaimana e&idemiologi kasus(
"nsidensi preeklampsia sangat bervariasi di seluruh dunia. "nsidensi preeklampsia
diperkirakan oleh W5< tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang (1,:= dari
kelahiran hidup) daripada di negara maju (/,= dari kelahiran hidup). "nsidensi
eklampsia di negara berkembang juga bervariasi, mulai dari * kasus per *//
kehamilan hingga * kasus per *.8// kehamilan (= dari seluruh
kehamilan dengan angka kematian sebesar /,8= dari seluruh kehamilan (5erna%ati,
1/**).
h. 'agaimana &atogenesis kasus(
7/24/2019 Analisis B24E
5/7
Pada kehamilan normal, proliferasi trofoblas akan menginvasi desidua dan
miometrium dalam dua tahap. Pertama, sel#sel trofoblas endovaskuler menginvasi
arteri spiralis yaitu dengan mengganti endotel, merusak jaringan elastis pada tunika
media dan jaringan otot polos dinding arteri serta mengganti dinding arteri dengan
material fibrinoid. Proses ini selesai pada akhir trimester " dan pada masa ini proses
tersebut telah sampai pada deciduomyometrial junction.
Pada usia kehamilan *#*7 minggu terjadi invasi tahap kedua dari sel trofoblas di
mana sel#sel trofoblas tersebut akan menginvasi arteri spiralis lebih dalam hingga
kedalaman miometrium. 2elanjutnya terjadi proses seperti tahap pertama yaitu
penggantian endotel, perusakan jaringan muskulo#elastis serta perubahan material
fibrinoid dinding arteri. &khir dari proses ini adalah pembuluh darah yang
berdinding tipis, lemas dan berbentuk seperti kantong yang memungkinkan terjadi
dilatasi se!ara pasif untuk menyesuaikan dengan kebutuhan aliran darah yang
meningkat pada kehamilan.
Pada preeklampsia, proses plasentasi tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya
disebabkan oleh dua hal, yaitu (*) tidak semua arteri spiralis mengalami invasi oleh
sel#sel trofoblas? (1) pada arteri spiralis yang mengalami invasi, terjadi tahap
pertama invasi sel trofoblas se!ara normal tetapi invasi tahap kedua tidak
berlangsung sehingga bagian arteri spiralis yang berada dalam miometrium tetapi
mempunyai dinding muskulo#elastis yang reaktif yang berarti masih terdapat
resistensi vaskuler.
3isamping itu juga terjadi arterosis akut (lesi seperti atherosklerosis) pada arteri
spiralis yang dapat menyebabkan lumen arteri bertambah ke!il atau bahkan
mengalami obliterasi. 5al ini akan menyebabkan penurunan aliran darah ke plasenta
dan berhubungan dengan luasnya daerah infark pada plasenta. Pada preeklampsia,
adanya daerah pada arteri spiralis yang memiliki resistensi vaskuler disebabkan oleh
karena kegagalan invasi trofoblas ke arteri spiralis pada tahap kedua. &kibatnya,
terjadi gangguan aliran darah di daerah intervilli yang menyebabkan penurunan
perfusi darah ke plasenta. 5al ini dapat menimbulkan iskemi dan hipoksia di
plasenta yang berakibat terganggunya pertumbuhan bayi intra uterin ("$9@) hingga
kematian bayi.
7/24/2019 Analisis B24E
6/7
Patofisiologi kejang eklamptik belum diketahui se!ara pasti. Kejang eklamptik dapat
disebabkan oleh hipoksia karena vasokonstriksi lokal otak, dan fokus perdarahan di
korteks otak.Kejang juga sebagai manifestasi tekanan pada pusat motorik di daerah
lobus frontalis. -eberapa mekanisme yang diduga sebagai etiologi kejang adalah
sebagai berikut
a) ;dema serebral
b) Perdarahan serebral
!) "nfark serebral
d) Aasospasme serebral
e) Pertukaran ion antara intra dan ekstra seluler
f) Koagulopati intravaskuler serebral
g) ;nsefalopati hipertensi
7/24/2019 Analisis B24E
7/7
Koma yang dijumpai pada kasus eklampsia dapat disebabkan oleh kerusakan dua
organ vital
*) Kerusakan hepar yang berat gangguan metabolisme#asidosis, tidak mampu
mendetoksikasi toksis material.
1) Kerusakan serebral edema serebri, perdarahan dan nekrosis disekitar perdarahan,
hernia batang otak.