1
ANALISIS FAKTOR KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM
MEMBAYAR ZAKAT MAAL (STUDI KASUS PADA
LAZISMU KOTA MAKASSAR)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Rahayu Jannah
NIM : 105251105216
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/ 2020 M
ii
ANALISIS FAKTOR KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM
MEMBAYAR ZAKAT MAAL (STUDI KASUS PADA
LAZISMU KOTA MAKASSAR)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Rahayu Jannah
NIM : 105251105216
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/ 2020 M
ii
iii
iv
v
vi
vii
ABSTRAK
Rahayu Jannah. 105251105216. Analis is Faktor Kepatuhan Masyarakat
dalam Membayar Zakat Maal (Studi Kasus Pada Lazismu Kota
Makassar) di Bimbing Oleh H. Muchlis Mappangaja dan Siti Walida
Mustamin
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan
langsung di Lazsimu Kota Makassar dengan menggunakan skala Likert dengan 1
sampai 5 skor berdasarkan data-data yang diperoleh dari Lazsimu Kota Makassar.
Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif. Proses pengukuran adalah bagian
yang sentral dalam penelitian kuantitatifkarena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis serta
hubungan-hubungan kuantitatif
Dalam penelitian ini, populasi yang dipilih sebanyak 75 orang yang
menjadi mustahik pada Lazsimu Kota Makassar dan Adapun sampel dari
penelitian ini adalah sebagian mustahik pada Lazsimu Kota Makassar sebanyak
63 Orang, Analisis data dilakukan dengan cara analisis menggunakan metode
Smart PLS 2.0. M3
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukan bahwa
hubungan antara variabel Pendapatan Muzakki memliki pengaruh besar terhadap
variabel pengelolaan sebesar 5,391562. Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t
menunjukan bahwa thitung = 5,391562 Lebih besar dari ttabel = 1.99962 yang
menunjukan bahwa dari hipotesis 1 diterima karena terdapat pengaruh antara
variabel pendapatan Muzaki terhadap variabel pengelolaan
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukan bahwa
hubungan antara variabel Pengelolaan memliki pengaruh besar terhadap variabel
tingkat kepatuhan sebesar .5,668276. Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t
menunjukan bahwa thitung = 5,668276 Lebih besar dari ttabel = 1.99962 yang
menunjukan bahwa dari hipotesis 2 diterima karena terdapat pengaruh antara
Variabel pengelolaan terhadap variabel tingkat kepatuhan..Hasil pengujian outer
model yang telah dilakukan menunjukan bahwa hubungan antara variabel
Pendapatan muzakki memliki pengaruh besar terhadap variabel tingkat
kepatuhan sebesar 3,344894. Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t
menunjukan bahwa thitung = 3,344894 Lebih besar dari ttabel = 1. 99962 yang
menunjukan bahwa dari hipotesis 3 diterima karena terdapat pengaruh antara
variabel pendapatan Muzakki terhadap variabel Tingkat Kepatuhan
Kata Gunci :FaktorKepatuhan MasyarakatZakat Maal
viii
ABSTRACT
Rahayu Jannah. 105251105216. Analysis of Community Compliance Factors in
Paying Zakat Maal (Case Study on Lazismu Makassar City) in Bimbing By H.
Muchlis Mappangaja and Siti Walida Mustamin
This study uses data obtained from direct observations at LazsimuMakassar
City by using a Likert scale with 1 to 5 scores based on data obtained from
LazsimuMakassar City. This research uses quantitative methods. The
measurement process is a central part of quantitative research because it provides
a fundamental relationship between empirical observation and mathematical
expression and quantitative relationships
In this study, the population chosen was 75 people who became mustahik in
LazsimuMakassar City and the sample of this study was a part of mustahik in
Lazismu Makassar City as many as 63 people. Data analysis was done by means
of analysis using Smart PLS 2.0 method. M3
The results of outer model testing that have been done show that the
relationship between Muzakki's Revenue variabel has a big influence on the
management variabel of 5.391562. While based on the distribution table t shows
that tcount = 5.391562 is greater than ttable = 1.99962 which shows that from
hypothesis 1 is accepted because there is an influence between Muzaki's income
variabel on the management variable
The results of outer model testing that have been done show that the
relationship between the Management variable s has a major influence on the
variabel level of compliance of .5,668276. Whereas based on the t distribution
table shows that tcount = 5.668276 is greater than ttable = 1.99962 which shows
that from hypothesis 2 is accepted because there is an influence between
management variabel s on the level of compliance. muzakki has a large influence
on the variabel level of compliance by 3.344894. While based on the distribution
table t shows that tcount = 3.344894 is greater than ttable = 1. 99962 which shows
that from hypothesis 3 is accepted because there is an influence between
Muzakki's income variabel on the Compliance Level variabel
Keywords: Factor Community Compliance Zakat Maal
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kepada Allah Swt. Dengan
keizinaan-Nya penulis dapat merampungkan Skripsi ini, kepada-Nya penulis
memohonkan agar senantiasa mendapat hidayat dan senantiasa pula berada dalam
ridha-Nya. Shalawat beriring salam kepada yang mulia, Rasulullah Muhammad
Saw, semoga penulis termasuk umat yang dapat meneladani beliau untuk dapat
beramal shaleh dan mencapai derajat taqwa.
Sebagaimana melengkapi tugas untuk memperoleh gelar Sarjana pada
program Studi Hukum Ekonomi Syari`ah Strata 1 (S1) pada program Sarjana
Unismuh Makassar, penulis telah menyusun Skripsi dengan judul: “ANALISIS
FAKTOR KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR ZAKAT
MAAL (STUDI KASUS PADA LAZISMU KOTA MAKASSAR)
Ucapan terima kasih yang tak terhingga, karna selama ini tanpa ada orang
yang di sekitar memebantu saya dalam menuntut ilmu maka saya tidak bisa
sampai saat ini maka dari itu peneliti haturkan banyak terima kasih terkhusu
kepada :
1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, MM, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama Islam.
3. Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP selaku pembimbing I dan Ketua Prodi
Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
x
Makassar yang telah memberikan banyak masukan demi perbaikan skripsi
ini.
4. Siti Walida Mustamin, S.Pd., M.Si. pembimbing II yang telah memberikan
banyak masukan demi perbaikan skripsi ini.
5. Secara khusus, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua
tercinta Bapak Muh. Alim dan Ibu Jumiati, yang tiada henti-hentinya
mendoakan, memberi dorongan moril maupun materil selama menempuh
pendidikan.
6. Sahabat dan teman penulis, yang selalu memberikan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih pula, kepada rekan Mahasiswa S-1 prodi Hukum
Ekonomi Syari`ah Kelas Hes (B) Angkatan 2016, para sahabat dan berbangai
pihak yang tidak tersebutkan satu persatu, yang turut membantu memberikan
sumbangan pemikiran, sumber rujukan dan berbangai kontribusi lainya, sehingga
Skripsi ini dapat diselesaikan.
Akhir kata, penulis memohan kritik dan saran dari para pembaca, kiranya
disertai ini dapat bermanfaat bangi penulis dan menambah pengembangan
perzakatan dan ekonomi islam.
Makassar, 9 Sya‟ban 1441 H
03 April 2020 M
Rahayu Jannh
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYA .......................................................... iv
PESETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... v
SURAT PERNYATAAN ........................................................................ vi
ABSTRAK .............................................................................................. vii
ABTRACT ............................................................................................ viii
KATAPENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTARISI ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv
BABI PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ......................................................................... 1
B. RumusanMasalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................... 5
BABII TINJAUAN TEORITIS
A. Kajian Teori ........................................................................... 6
1. Zakat
a. Faktor-Faktor Kepatuhan ............................................... 6
b. Landasan Hukum ZAkat ................................................ 8
c. Jenis ZAkat ................................................................. 11
d. Tujuan Zakat ............................................................... 12
e. Muzaki dan Syarat-Syaratnya ...................................... 13
f. Jenis Harta yang Wajib di Zakati ................................. 16
2 . Kepatuhan Membayar Zakat ............................................ 20
B. Kerangka Pikir ...................................................................... 23
xii
C. Kerangka Konseptual ............................................................ 24
D. Hipotesis .............................................................................. 25
BABIII METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................. 26
B. Lokasi dan Objek Penelitian ................................................ 27
C. Variabel Penelitian ............................................................... 27
D. Definisi Operasional Variabel ............................................... 28
E. Populasi dan Sampel............................................................. 29
F. Instrumen Penelitian ............................................................. 30
G. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 30
H. Teknik Analisis Data ............................................................ 33
BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah
Muhammadiyah (LAZISMU) Kota Makassar ....................... 35
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 77
B. Saran ..................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 79
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xiii
TABEL
Tabel 2.1 Jenis Barang, Nisab Dan Zakatnya .............................................. 18
Table 3.1 Skala Likert ................................................................................ 32
Tabel 4.1 Strategi Lazismu .......................................................................... 51
Tabel 4.2 Lazismu Makassar 2019 .............................................................. 57
Tabel 4.3 Hasil Penelitian ........................................................................... 60
Tabel 4.4 Pengembangan Jaringan .............................................................. 61
Tabel 4.5 Peningkatan Pelayanan ................................................................ 62
Tabel 4.6 Overview ..................................................................................... 65
Tabel 4.7 Redundancy................................................................................. 65
Tabel 4.8 Cronbachs Alpha ........................................................................ 66
Tabel 4.9 Latent Variabel Correlations ...................................................... 66
Tabel 4.10 R Square ................................................................................... 66
Tabel 4.11 AVE .......................................................................................... 67
Tabel 4.12 Communality ............................................................................. 67
Tabel 4.13 Total Effects .............................................................................. 67
Tabel 4.14 Composite Reliability ............................................................... 68
Tabel 4.15 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values) ............................... 68
Tabel 4.16 Overview .................................................................................. 71
Tabel 4.17 Cross Loadings ......................................................................... 72
Tabel 4.18 Latent Variabel Correlations .................................................... 73
Tabel 4.19 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) ............................ 73
Tabel 4.20 R Square .................................................................................... 74
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ......................................................................... 23
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ............................................................... 24
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Lazismu Kota Makassar ........................... 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara
berkembang, adalah masalah ekonomi seringkali berdampak negatif terhadap
kehidupan sosial masyarakat seperti, kemiskinan dan pengangguran yang
seringkali menimbulkan tindakan-tindakan kriminal. Oleh karena itu, untuk
mengatasi problematika tersebut perlu adanya sebuah kebijakan untuk
menanggulangi dan masalah kemiskinan untuk sebagian negara yang
penduduknya yang kurang lebih 90% beragama Islam, maka tuntunan dan
dan problematika kemiskinan umat menjadi penting untuk direlasikan.1
Islam untuk ikut membantu pemerintah dalam menyelesaikan persoalan
bangsa, seperti pemberantasan kemiskinan, peningkatanan kualitas hidup
masyarakat di bidang kesehatan, dan dan sumber-sumber ekonomi
masyarakat kecil melalui kegiatan-kegiatan “filantropi Islam” yaitu
pendayagunaan dana yang diperoleh dari sumbangan masyarakat berupa
zakat, infak, sedekah dan kemanusiaan lainnya (ZISKA) serta wakaf.
Pelaksanaan dan pengelolaan zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf yang
selama puluhan tahun menjadi tradisi komunal masyarakat atau aktivis
kultural komunitas, mulai diatur proses pelembagaannya. Kelahiran badan
Amil zakat Nasional (BAZNAS) sebagai lembaga otoritatif oleh perundang-
1Masyarakat muslim sampai saat ini masi dalam sekatan ekonomi terbatas, artinya
masalah pemberantasan kemiskinan dan kesejangan social ( enequality income) dimiliki oleh
sejumlah Negara yang justru berpenduduk mayoritas Islam. ( Arif Mufrani, Akutansi dan
Manejemen Zakat, mengomunikasikan Kesadaran dalam membangun jaringan, Jakarta; kencana
prenada Media Group, 2006, cet 1. Hlm. 161
1
2
undangan tentang pengelolaan zakat di Indonesia menjadi landasan bagi
kegiatan yang lebih terorganisir.
Kemiskinan yang terjadi di negara Indonesia sudah berlangsung sejak
lama, krisis ekonomi yang terjadi di negeri maupun di luar negeri ikut
mempengaruhi. lamanya bencana kemiskinan yang menimpa Indonesia.
Zakat sangatlah mungkin menjadi Alternatif program pemerintah untuk
mengatasi kemiskinan (Ibrahim 2006) zakat yang dilegalkan oleh agama
Islam dalam pembentukan modal. Pembentukan modal itu semata-mata dari
pemanfaatan dan pengembangan sumber daya alam, akan tetapi juga berasal
dari sumbangan wajib orang kaya, zakat juga berperan penting dalam
peningkatan kualitas sumber manusia dan penyediaan sarana dan prasarana
produksi ( Miftah 2008)
Pengelolaan zakat di Indonesia mempunyai dua kelompok pendapat yaitu
membayar zakat dan menerima zakat. Kelompok masyarakat wajib zakat
(MUZAKI) akan mentransfer sejumlah proporsi pendapatan mereka ke
kelompok masyarakat penerima (MUSTAHIK) . Hal ini secara jelas akan
membuat pendapatan yang siap dibelanjakan ( disposable income)2 dari
mustahil akan meningkat.
Sistem pengelolaan zakat terdapat dalam UU No. 38 Tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat, di dalamnya mengatur tentang pelaksanaan pengelolaan
zakat dimulai dari perencanaan sampai pada tahap pendistribusian dan
2 Disposabel income adalah pendapatan bersih yang siap untuk dibelanjakan. Teori
ekonomi mendefenisikan pendapatan diposable sebangai pendapatan setelah pajak (Y-T) kita bias
menyatakan dengan cukup aman bahwa pendapatan Mustahik jauh lebih rendah dari pada
pendapatan kena pajak sehingga sejumlah transfer akan meningkat pendapatan mereka tanpa
berpengaruh oleh pajak.
3
pendayagunaannya, pengumpulan zakat dilakukan oleh Amil Zakat yang
terdiri atas unsur Masyarakat dan Pemerintah, yang pembentukannya
disesuaikan dengan tingkat wilayah.3
Manajemen sebuah organisasi pengelolaan zakat harus dapat diukur
dengan tiga kata kunci yaitu: Amanah, Propesional dan transparan. tersebut
dinamakan prinsip “ good organizations” organisation dengan penerapan
ketik pengelola zakat akan lebih dipercaya oleh masyarakat luas.4
Manfaat zakat tidak hanya sebagai pembentuk modal, zakat dapat
mengatasi masalah penumpukan harta di kalangan tertentu dalam kehidupan
bermasyarakat, sebagian hasil riset yang pernah dilakukan oleh Ismail Saleh.
Rogaya Nagah, dan Jahle, Mereka mengadakan kajian tentang pengaruh zakat
terhadap distribusi pendapatan, hasilnya bahwa zakat memberikan Efek
positif dalam pengaruh ketidak keseimbangan pendapatan (Ibrahim 2008)
Menurut salihati (2010) megemukan bahwa program zakat untuk usaha
produktif mustahik, fakir miskin, fakir miskin mampu mengurangi
kemiskinan mustahik sebesar 75% di Jakarta.Selain itu tingkat kedalaman
dalam keparahan kemiskinan juga dapat dikurangi. Adapun dengan program
rumah sakit gratis berhasil mampu mengurangi kemiskinan mustahik sebesar
10%. Jika setiap orang Islam telah menyadari tentang kewajiban berzakat dan
mengetahui berbagai macam manfaat yang akan diperoleh dengan
berzakat, maka potensi zakat seharusnya dapat tercapai . kemudian an,
3 Masdar F.Mas`ud, Agama keadilan, Risalah Zakat (pajak) dalam Islam, Jakarta:
P3M,1991, hlm 124. 4 Sholahuddin, Ekonomi Islam Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006, hlm
236-237
4
yanglebih penting lagi adalah bahwa dana zakat tidak hanya terkumpul secara
optimal, namun diharapkan terjadi distribusi yang adil diantaranya penerimaan
zakat. sehingga manfaat jadi lebih terasa
Dalam penelitian ini tidak hanya mencari alasan yang berkaitan dengan
aspek keagamaan seseorang yang membayar zakat (MUZAKI) akan tetapi
untuk mengetahui alasan lain yang mendasari seseorang untuk membayar
zakat khususnya zakat mal. Selain itu dicari juga alasan yang melatar
belakangi wajib zakat dalam memilih tempat membayar zakat berdasarkan
pada pemikiran dan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik
untuk penelitian tentang “ ANALISIS FAKTOR KEPATUHAN
MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR ZAKAT MAAL ‘’(STUDI
KASUSU PADA LAZISMU KOTA MAKASSAR)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan
masalah berdasarkan penelitian ini adalah:
1. Apakah pendapatanberpengaruhterhadap kepatuhanmasyarakat
membayarzakatdi Lazismu Kota Makassar ?
2. Apakah pengelolaandanazakatberpengaruhterhadap
kepatuhanmasyarakatmembayarzakatmaalLazismu Kota Makassar?
3. Apakah pendapatandanpengelolaandana
zakatberpengaruhterhadapkepatuhan
masyarakatmembayarZakatdiLazismu Kota Makassar?
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkatpendapatanterhadap
kepatuhanmasyarakat membayarzakatLazismu Kota Makassar
2. Untuk mengetahui pengaruh pengelolaandanazakatterhadap
kepatuhanmasyarakatmembayarzakatdi Lazismu Kota Makassar
3. Untuk mengetahui pengaruh tingkatpendapatandanpengelolaanDana
zakatterhadapkepatuhan masyarakatmembayarzakatdiLazismu Kota
Makassar
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan
pengetahuan terhadap penulis dalam hal minat masyarakat membayar
zakat di Lazismu Kota Makassar
2. Bagi Institusi Unismuh Kota Makassar
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi reperensi untuk peneliti
selanjutnya dimana berhubungan degan jurusan hukum ekonomi syariah
yang sangat berkaitan terhadap masalah zakat dan apalagi penelitian ini di
lakukan di Kota Makassar yaitu di Lazismu Kota Makassar.
6
BAB II
TINJUAN TEORITIS
A. Kajian Teoritis
1. Zakat
a. Faktor-Faktor Kepatuhan Zakat
Menurut Muhammad Murtadha Az-zabidi, kata patuh berarti al-
inqiyad, `ketundukan`. menurut Ali Al- jurjani (2011) taat atau patuh
adalah mufaqah Al- amr thaun`an, menyesuaikan diri dengan perintah
secara tunduk5. menurut Green (2010) kepatuhan: merupakan suatu
perubahan perilaku dari perilaku yang tidak menaati peraturan perilaku
yang menaati peraturan.6
Pada dasarnya, faktor pendorong utama umat beragama
menjalankan tuntunan agamanya adalah faktor keimanan. pelikan
menyakini bahwa keyakinan (fiitfutnes) merupakan dasar bagi
kepercayaan, yang merupakan dasar bagi ke kedisiplinan melaksanakan
ajaran atau perintah. Al- maraghi menegaskan, orang yang benar-benar
beriman adalah orang yang mematuhi semua perintah Allah. Baik itu
mudah atau sulit, disukai atau di enggani, meskipun dengan membunuh
diri sendiri atau keluar dari kampung halaman. terkait kepatuhan
membayar zakat, penelitian Ahmad Mukhlis dan Irfan Syauqi beik dan
penelitian M. muda dkk telah membuktikan bahwa faktor keimanan
berpengaruh terhadap kepatuhan zakat.
5menurut Ali Al- jurjani menyesuaikan diri dengan perintah secara tunduk(Aneka Jaya, 2011)
6Green pemhaman kepatuhan terhadap agama (sanjaya utara, bandung 2010)
6
7
Faktor kedua yang perlu diuji adalah Penghargaan dimana sebuah
bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tentu yang diberikan baik oleh dan
dari perorangan ataupun suatu lembaga yang biasanya diberikan dalam
bentuk materi atau ucapan titik menurut mulyasa sebuah penghargaan
bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan sebuah tindakan kembali
diulang titik Mulyadi menambahkan penghargaan berguna untuk
meningkatkan motivasi individu titik urgensi pengujian faktor ini adalah
karena baik di dalam Alquran maupun hadis sering terlontar berapa
penghargaan terhadap Muzakki ganjaran ini tidak bersifat Ukhrawi
semata tetapi juga dapat diberikan di dunia sesuai dengan fatwa lembaga
fatwa Arab Saudi. penghargaan tersebut antara lain: zakat akan
membersihkan harta dan memberikan ketenangan dan zakat akan
memudahkan Pintu Rezeki, sehingga harta semakin berkah dan bertambah
berlipat ganda.
Faktor ketiga adalah Altruisme. Yang mendapatkan nilai komposit
paling tinggi yang mempengaruhi kepatuhan responden membayar zakat
titik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, altruisme adalah paham atau
sifat lebih mengutamakan kepentingan orang lain (kebalikan egoisme)
sikap yang ada pada manusia, yang mungkin bersifat naluri berupa
dorongan untuk berbuat jasa kepada manusia lain titik dalam bahasa
Alquran altruisme disebut Itsar, maknanya menurut Ali Al jurjani ini
adalah sikap mendahulukan orang lain atas dirinya dalam memberikan
manfaat kepadanya Mencegah keburukan daripadanya. Myers
8
altruisadalah hasrat untuk menolong orang lain tanpa memikirkan
kepentingan diri sendiri titik perilaku altruisme dapat dimengerti sebagai
perilaku yang menguntungkan orang lain. secara konkrit , pengertian
perilaku altruisme meliputi tindakan berbagi, kerjasama, menolong,
kejujuran, Dermawan, serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan
orang lain
Di samping faktor-faktor di atas, beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa faktor organisasi pengelolaan zakat berperan
signifikan dan optimalisasi pengumpulan dana zakat penelitian itu antara
lain dilakukan oleh Rizki Hasanah Gurning dan Roni Doli hamoraon
Ritonga Omah (2012) dalam penelitian yang mengungkapkan bahwa
pengelolaan zakat dan efektif dan efisien profesional akan membuat dana
zakat yang terkumpul lebih optimal dalam maupun pengumpulannya.
kepuasan Muzakki terhadap lembaga amil zakat melibatkan faktor-faktor
reliability empati tampilan fisik, ( tangible) kredibilitas dan sikap moral
dan amil zakat 7
b. Landasan Hukum Zakat
Zakat merupakan kewajiban untuk mengeluarkan sebagian harta yang
bersifat mengikat dan bukan anjuran. kewajiban tersebut berlaku untuk
seluruh umat Islam yang baligh atau belum berakal atau gilatitik Dimana
mereka sudah memiliki sejumlah harta yang sudah masuk batas nisab Nya
7Rizki Hasanah Gurning dan Roni Doli hamoraon Ritonga Omah (2012)penelitian zakat ,efektif
dan efisien profesional
9
maka wajib dikeluarkan harta dalam jumlah tertentu untuk diberikan kepada
mustahik zakat yang berdiri dari ke delapan golongan landasan kewajiban
zakat disebut dalam Al-Quran dan Al-hadist
a. Al-Quran
Di dalam Alquran Allah SWT telah menyebutkan tentang zakat,
diantaranya dalam surat al-baqarah ayat 43:
"dan Dirikanlah salat tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-
orang yang ruku 8
"surah At-taubah ayat 103 :
"Ambilah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka dan mendoa lah untuk mereka
titik sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi
mereka, dan Allah maha mendengar lagi Maha Mengetahui."9
8 Al-Quran ( Surah al-baqarah ayat 43) 9 Al-Quran (surah At-taubah ayat 103)
10
b. Hadits
HaditsRasulullah SWA menyatakan:
عىهما الل صلى الل عل ): عه ابه عباس سض أن الىب
, ز ش ال ذث (وسلم بعث معارا سض الل عى إلى المه
هم صذ أمىالهم ): و ذ ا ش عل تؤخز مه , أن الل
( شد قشااهم , أ ىااهم والل ظ للبخاسي , م ق عل
Dari Ibnu Abbas r. bahwa Nabi Shallallaahu „alaihi wa Sallam
mengutus Mu‟adz ke negeri Yaman –ia meneruskan hadits itu– dan
didalamnya (beliau bersabda): “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan
mereka zakat dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di
antara mereka dan dibagikan kepada orang-orang fakir di antara
mereka.” Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.(HR.
Bukhari)
kemudian dalam hadis yang lain juga dijelaskan ketika Rasulullah SAW
, وعه سالم به عبذ الل صلى الل عل وسلم اا , عه أب : عه الىب
ماا والعىن ) , الع ش : أو ان عثشا, ما سق الل و ما سق
11
أو ان : ) و ب داود . سواي البخاسي (. و الع ش : بالى
ىاو أو الى , الع ش : بع بالل و الع ش : و ما سق )
Dari Salim Ibnu Abdullah, dari ayahnya r.a, bahwa Nabi Shallallaahu
„alaihi wa Sallam bersabda: “Tanaman yang disiram dengan air hujan
atau dengan sumber air atau dengan pengisapan air dari tanah, zakatnya
sepersepuluh, dan tanaman yang disiram dengan tenaga manusia,
zakatnya seperduapuluh.” Riwayat Bukhari. Menurut riwayat Abu
Dawud: “Bila tanaman ba‟al (tanaman yang menyerap air dari tanah),
zakatnya sepersepuluh, dan tanaman yang disiram dengan tenaga
manusia atau binatang, zakatnya setengah dari sepersepuluh (1/20).”
.(HR. Bukhari)
c. Jenis Zakat
1. Zakat fitrah
zakat fitrah adalah zakat pribadi yang diwajibkan atas diri setiap
muslim yang memiliki syarat-syarat yang ditetapkan dan ditunaikan pada
bulan Ramadan sampai menjelang salat Sunnah Idul Fitri titik berakhirnya
bulan Ramadan itu menjadi sebab lahirnya pada kewajiban zakat tersebut
sehingga diberi nama zakat Fitri atau zakat fitrah titik adapun fungsi dari
zakat fitrah adalah untuk mengembalikan manusia muslim kepada
fitrahnya dengan cara mensucikan jiwanya. kadar zakat fitrah yang
dikeluarkan sebanyak 1 Sha`. 1 Sha` adalah 4 mud sedangkan satu mud
adalah 0,6 kg. jadi 1 Sha adalah sebanding dengan 2,4 kg, maka
12
dibulatkan menjadi 2,5 kg titik adapun jenis makanan yang wajib
dikeluarkan zakatnya sebagai alat pembayaran zakat fitrah adalah tepung,
terigu, gandum, Kismis dan agid titik untuk daerah atau negara yang
makanan pokoknya selain dari 5 makanan tersebut, Mazhab Syafi'i dan
Maliki membolehkan membayar zakat dengan makanan pokok yang lain
seperti beras jagung Sagu dan ubi.
2. Zakat Maal
Selain zakat fitrah terdapat juga zakat mal atau Zakat harta yang
perhitungannya didasarkan pada harta atau pendapatan yang diperoleh
seseorang. menurut bahasa harta adalah sesuatu yang ingin sekali dimiliki
oleh manusia untuk dimanfaatkan dan untuk menyimpannya sedangkan
secara syariat harta merupakan sesuatu yang dikuasai dan dapat digunakan
secara lazim perbedaan antara zakat fitrah dan zakat mal adalah zakat
fitrah pokok persoalannya yang harus dizakati adalah diri atau jiwa bagi
seorang muslim beserta diri orang lain yang menjadi tanggungannya
sedangkan zakat mal persoalan pokoknya terletak pada pemilikan harta
kekayaan yang batasan dan segala ketentuannya diatur berdasarkan syariat
berdasarkan dalil Alquran dan Sunnah titik adapun macam-macam harta
yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah zakat hasil pertanian tanaman
tanaman atau buah-buahan, zakat hewan ternak , zakat emas dan perak,
zakat barang dagangan, zakat barang temuan, zakat barang tambang dan
zakat profesi.
d. Tujuan Zakat
13
Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi, yaitu hablum
minallah dan hablum minannas. Syariat zakat dalam Islam menunjukkan
bahwa Islam sangat memperhatikan masalah-masalah kemasyarakatan,
terutama nasib orang yang lemah.10
Di balik persyariatan kewajiban zakat, ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh Islam, dalam hal ini adalah sasaran
praktisnya. Tujuan tersebut, antara lain:
1) Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan
hidup serta penderitaan.
2) Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharim,
ibnu sabil ,danmustahiq lainnya.
3) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam serta
manusia pada umumnya.
4) Menghilangkan sifat kikir pemilik harta kekayaan.
5) Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial)
6) Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dan
yang miskin dalam suatu masyarakat.
7) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang,
terutama yang mempunyai harta.
8) Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada pada dirinya.
9) Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial.11
e. Muzaki dan Syarat-syaratnya
10 Sofyan Hasan. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. (Surabaya: Al-
Ikhlas,1995), h.26.
11 Sofyan Hasan. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf(Surabaya: Al-Ikhlas,1995), h.26-27
14
Muzaki adalah seseorang yang berkewajiban mengeluarkan zakat.
menurut undang-undang No 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat pasal 1.
“ Muzakki 2007” adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim
yang berkewajiban menunaikan zakat zakat hanyalah diwajibkan memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut12
:
1). Islam
Seseorang Islam yang telah memenuhi syarat wajib zakat kemudian ia
murtad sebelum membayarkan zakatnya Maka menurut fiqih Syafi'iyah,
Wajib baginya mengeluarkan zakat yang dimilikinya sebelum murtad.
sedangkan Abu Hanafi berpendapat, murtad nya seseorang menggugurkan
semua kewajibannya sebelum murtad, sebab dan lalu tidak ada gunanya.
2). Merdeka
Seharusan merdeka bagi wajib zakat menafikan kewajiban zakat
terhadap hamba sahaya. Hal ini sebagai konsekuensi dari ketiadaan hak
milik yang diberikan kepada hamba sahaya dan semua yang ada padanya
menjadi milik tuannya, demikian halnya hamba sahaya yang telah diberikan
kesempatan untuk memerdekakan dirinya dengan tebusan, karena belum
Secara sempurna memiliki apa yang ada padanya.
3). Baliqh dan Berakal Sehat
Ahli fiqih mazhab Hanafi (2009) menetapkan baligh dan berakal
sebagai syarat wajib zakat, menurut mereka, harta anak kecil dan orang
gila tidak dikenakan wajib zakat karena keduanya tidak dituntut
12 www/http//: Devenisi para ahli tentang zakat (Muzakki 2007)
15
membayarkan Zakat harta nya seperti halnya salat dan puasa.13
mayoritas
ahli fiqih selain hanafia yang menetapkan baligh dan berakal sebagai syarat
wajib zakat. oleh karena itu, menurut mereka harta anak kecil dan orang
gila wajib dikeluarkan zakatnya, dan orang yang mengeluarkan adalah
walinya memiliki harta atau kekayaan yang cukup nisab orang tersebut
memiliki sejumlah harta yang telah cukup jumlahnya untuk dikeluarkan
zakatnya.
4). Memiliki harta atau kekayaan yang sudah memenuhi haul
Memiliki harta atau kekayaan yang sudah memenuhi haul
adalahHarta atau kekayaan yang dimiliki telah cukup waktu untuk
mengeluarkan zakat yang biasa kekayaan itu telah dimilikinya dalam waktu
1 tahun. Dalam artian bahwa harta yang telah lebig dari cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari hari dan memiliki simpanan hingga satu tahun
kedepan maka mereka berhak megeluarkan zakat
5). Memiliki harta secara sempurna
Memiliki harta secara sempurna adalah bahwa orang tersebut
memiliki harta yang tidak ada didalamnya hak orang lain yang wajib
dibayarkan atas dasar saat ini, seseorang yang memiliki harta yang cukup
satu nisab, tetapi karena ia masih mempunyai hutang pada orang lain yang
jika digunakan sisa hartanya tidak ada lagi mencapai satu nisab, maka
dalam hal ini tidak wajib zakat padanya, karena hartanya bukanlah
13mazhab Hanafi syarat melakukan zakat (bandung, abdi jaya, 2009)
16
miliknya secara sempurna. orang tersebut tidak dapat disebut orang kaya
melainkan orang miskin.
6). Orang yang berkecukupan atau kaya
Zakat itu wajib atasi kaya yaitu orang yang mempunyai kelebihan
dan kebutuhan-kebutuhan yang vital bagi seseorang pakaian dan tempat
tinggal. zakat tersebut dibagikan kepada fakir miskin atau orang yang
berhak menerima zakat.
f. Jenis Harta yang Wajib Zakat
Dalam Islam harta kekayaan yang wajib dizakati digolongkan
dalam beberapa kategori dan masing-masing kelompok berbeda nisab, haul
dan kadar zakatnya, yakni sebagai berikut:
a) Emas dan Perak
Emas dan perak termasuk golongan Mulia yakni merupakan
tambang Elok yang dijadikan anne-marie Asan dan dijadikan mata uang
yang berlaku dari waktu ke waktu dan zakat emas dan perak adalah
kewajiban yang harus di bayarkan seorang muslim ketika jumlahnya
sudah mencapai nisab dan memenuhi syarat haul.
b). Hasil Pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman
yang bernilai ekonomi di mana keuntugan yang di dapatkan telah
melebihi kebutuhan kehidupan sehari hari maka hasil dari pertanian
17
wajib untuk mengeluarkan dari beberapa hasil pertanian untuk
melakukan zakat.
c). Hasil Peternakan
Hewan ternak yang dipelihara selama setahun dan tidak
diperkerjakan sebagai tenaga pengakuan, meliputi hewan besar ( unta,
sapi, kerbau) dalam artian hewan yang di maksut adalah peliharaan yang
tujuan untuk di kembang biayakan bukan hewan yang di jadikan sebagai
alat pekerjaan
d). Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang dapat diperjualbelikan an-
nur meraih keuntungan dari jenisnya baik berupa barang seperti alat-alat
pakaian makanan perhiasan dan lain-lain dan juga harata peniagaan atau
biasa disebut zakat perdagangan dalam hukum islam zakat tijarah adalah
zakat yang di keluarkan atas kepemilikan harta yang di peruntukan untuk
jual beli
e).Hasil Tambang dan Barang
Ma`din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di
dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, timah,
lembaga, marmer, giok, minyak bumi, dan semua benda tersebut bisa di
jadikan zakat dimana selama benda itu masi bernilai dan layak di
pergunakan.
18
f) . Kekayaan yang Bersifat Umum
Termasuk zakat profesi, saham, obligasi, rezeki tak terduga
undian dan sebagainya. 14
di mana di maksut kekayaan yang bersifat
umum adalah harta yang sebagian besar bentuknya tidak berbentuk uang
tapi memilki nilai lebih dalam sebuah penghasilan contoh saham di mana
harta yang berntuk selebaran tapi memilki nilai tinggi
Adapun jenis barang batasan nisab dan zakat nya Dan sebagian nama
tergambar dalam tabel 1.115
Tabel 2.1 Jenis Barang, Nisab Dan Zakatnya
No Jenis Barang Nisab Zakat Keterangan
1. Ternak Unta 5-9 ekor
10-14 ekor
15-19 ekor
20-24 ekor
25- 35 ekor
36-45 ekor
45-60 ekor
61-75 ekor
76-90 ekor
91-120
ekor
1 kambing
2 kambing
3 kambing
4 kambing
1 unta
1 unta
1 unta
1 unta
2 unta
2 unta
Usia 2 tahun
Usia 2 tahun
Usia 2 tahun
Usia 2 tahun
Usia1 tahun
Usia 2 tahun
Usia 2 tahun
Usia4 tahun
Usia 2 tahun
Usia3 tahun
Ternak
Kerbau
30-39 ekor
40-59 ekor
1 kerbau
1 kerbau
Usia 2 Tahun
14Elsi Kartik Sari, Pengan ilmu hukum dan wakaf, Jakarta; PT. Grasindo Persada, 2006,
hlm 22-29 15 Elsi JUanda, dkk, pelaporan zakat pengurang pajak penghasilan, Jakarta; PT. Raja
Grafindo Persada 2006, hlm 22-29
19
60-69 ekor
70-79 ekor
80-89 ekor
2 kerbau
2 kerbau
2 kerbau
Ternak
Kambing
30-39 ekor
40-200
ekor
201-300
ekor
1 kambing
betina
2 kambing
betina
3 kambing
betina
Usia 2 Tahun
Ternak sapi 30-39 ekor
40-59 ekor
60-69 ekor
70-79 ekor
80-89 ekor
1 sapi
jantan/betina
1 sapi betina
2
sapijantan/beti
na
2 sapi
2 sapi
Usia 1 Tahun
Usia 2 Tahun
2 Emas 20 Misqal 2,5%=0,5
misqal
20Miqal=93,
6qr
Di luar
perhiasan
wajar
Perak 200 dirham 2,5%=0,5
misqal
200
dirham=624
qr
Perhiasan di
luar
kewajiban
(simpanan)
20 misqal
2,5%=0,5
misqal
3 Makanan
pokok
Lebih dari
5
wasaq= 20
dirham
1/10 irigasi
alamiah
1/20 irigasi
biaya
Setiap panen
1
wasaq=40
dirham
4 Buah-
buahan
Lebih dari
5
Wasaq=200
dirham
1/10 irigasi
alamiah
1/20 irigasi
biaya
Setiap panen
1
wasaq=40
dirham
5 Peniagaan Anlog
dengan
emas 93,6
2,5% 1 tahun dari
awal
perhitungan
20
gram
6 Profesi Anlog
dengan
emas 93,6
gram jika
digunakan
rata-rata
2,5% setisp
Rp.1.000.0
00,=
Rp.25.00
2,5 %
Rp.6.273.000,
=Rp.155.930,0
0
Harga emas
1gr=
Rp.64.500-x
Rp.6.237.000
g. Kepatuhan Membayar Zakat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia patut adalah suka
menurut perintah dan sebagainya: taat kepada perintah aturan dan
sebagainya: disiplin. 16
menurut Green, kepatuhan merupakan suatu
perubahan perilaku dari perilaku yang tidak menaati peraturan
keperilakuan yang menaati peraturan.17
Dipandang memiliki otoritas secara sukarela ataupun karena
terpaksa dengan baik menunjukkan peningkatan. dalam bahasa alquran
patuh disebut sebagai "ta`ah" dari kata ini diambil dari kata "taat "di
dalam bahasa Indonesia menurut Muhammad Murtadha Az zabidi, maka
kata "ta`ah" sama dengan makna kata tahu; yakni al-inqiyad, „kepatuhan‟,
ketundukan. akan tetapi, makna kata ta`ah seringkali dipakai untuk
menunjukkan "tunduk terhadap perintah dan patuh terhadap tuntunan ".18
16
Suharto dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Semarang Widya
Karya, 2012)h. 362 17 Notoatmojo,pendidikan dan pelaku kesehatan(Jakarta: Rineka Cipta, 2003) math
ba`ah Hukumah Al-Kuawiyah,1984, jilid 12 hlm 461 18 Muhammad MUrtada Az-Zabidi, taj Al-Arus min Jawahir Al-Qamus
(Kawait:Matba`ah Hukum Al-Kuwaitiyah 1984) jilid 12 h. 461
21
Menurut Al-Ali Jurjani (2008) saat atau batu adalah mufaqah al-
amr tau`un `menyesuaikand diri dengan perintah secara tunduk` sedangkan
menurut kalangan Mutazakila rumah tat adalah muwafaqah Al iradah, `
menyeragamkan tindakan dengan kehendak;19
definisi ini disepakati oleh
Muhammad ar-razi, beliau menerangkan lebih lanjut bahwa kehendak
Allah SWT tidak selalu sejalan dengan perintah-Nya. kadang dia
memerintahkan satu hal tetapi tidak menghendakinya untuk beriman.
ringkasannya, seseorang disebut taat atau patuh apabila dia menjadikan
perintah Allah SWT di samping itu dalam tuntunan Islam ketaatan
memerlukan kedisplinan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Arti
disiplin adalah kepatuhan pada aturan: latihan batin dan watak supaya
menaati tata tertib kedisiplinan adalah kepatuhan untuk menghormati dan
melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk dan
patuh perintah dan peraturan yang berlaku. dengan kata lain Disiplin
adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. inilah
tercipta melalui latihan batin dan watak agar segala sesuatu terencana
dengan baik dan mencapai sarana. dalam ibadah zakat misalnya, ada
ketentuan nisab dan haul, dan rincian zakat yang mesti dikeluarkan.
Menegaskan meskipun suatu tuntunan di dalam Alquran telah
disebutkan berulang-ulang lewat beragam acara dan berulang kali pula
disampaikan di ayat-ayat, Ibrahim motivasi, ancaman, perintah larangan
kisah-kisah umat terdahulu, surga dan neraka agar mereka menghayatinya
19
Ali Al-Jurjarji KItab At-Ta`rifah (2008, Indonesia: Al-Hasam
22
dan menjadikannya sebagai pedoman, tetapi kebanyakan manusia enggan
memenuhi bahkan mengingkarinya ; mereka tetap dalam keinginan dan
berpaling dari kebenaran.
Tingkat kepatuhan seseorang dengan orang lain berbeda-beda titik
motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan
atau meningkatkan suatu larangan dapat berbentuk macam-macam.
kepatuhan seseorang dapat lahir dari beragama faktor dan sebab,
begitupun dalam menunaikan kewajiban zakat. dalam berbagai penelitian
terdapat faktor-faktor cukup beragam misalnya Dalam penelitian ini
mendukung paparan Muda dkk dalam makalah penelitian mereka "faktor
influencing Individual partifacion in zakat contribution: Explolatory
Investigation " sementara dalam penelitian yang dilakukan oleh Imron
Rosadi,
Bentuk dan perwujudan kepatuhan merupakan penggambaran dari
perilaku Muzakki dalam membayar zakat yang banyak dipengaruhi oleh
tingkat keyakinan dan pemahaman , kecenderungan dan minat yang
dimiliki Muzakki. kesadaran membayar zakat sesuai dengan ketentuan
syariat, seperti nisab, serta cara mengeluarkan secara benar ( melalui amin)
merupakan wujud dari perintah zakat
23
B. Kerangka Pikir
Al- Quran
AL- Baqarah : 43
QS. Al-Taubah : 103
As-Sunnah
HR. Bukhari dan Muslim tentang zakat
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Studi Teoritik 1. Zakat adalah suci, bersih,
subur, berkat dan
berkembang
2. Kepatuhan Membayar Zakat, suka menurut
perintah, taat kepada
perintah aturan ,disiplin
Studi Empirik
1. Menurut Hafidhuddin (2002), “ ditinjau dari
segi bahasa, kata zakat
mempunyai beberapa
arti, yaitu Al barakatuh “
keberkahan‟ Al- namaan
“ pertumbuhan dan
perkembangan”, Al
Tharatu “kesucian” dan
assalahu “keberesan”
Studi
Rumusan Masalah
Hipotesis
Skripsi
1. Pengembangan Ilmu
2. Manfaat karya ilmiah
3. Motifasi penelitian
lanjutan
4. Kesimpulan dan
rekomendasi
Analisis
Kuantitatif
24
C. Kerangka Konseptual
Keterangan : Variabel
Indikator
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Nisab(X3)
Keuntungan (X2)
Kepatuhan (𝜗)
Pendapatan
Muzaki (𝛽)
Pengelolaan (𝛾)
Upah/Gaji (X1)
Konsistensi (Y1)
Religiusitas (Y2)
Kesadaran (Y3)
Pengetahuan (X5) Kepercayaan (X4) Akuntabilitas Keuangan (X6)
25
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara atas
permasalahan penelitian yang memerlukan data untuk menguji kebenaran
dugaan tersebut. Dari permasalahan sebelumnya, penulis mengemukakan
hipotesis dari penelitian ini, yaitu
1) Di duga terdapat variabel pendapatan secara parsial yang mempengaruhi
variabel kepatuhan masyarakat membayar zakat maal
2) Di duga terdapat variabel pegelolaan zakat maal secara parsial yang
mempengaruhi variabel kepatuhan masyarakat membayar zakat maal
3) Di duga terdapat pengaruh variabel lpedapatan dan pengelolaan zakat maal
secara simultan terhadap variabel kepatuhan membayar zakat maal
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari hasil
pengamatan langsung di Lazismu Kota Makassar dengan menggunakan
skala Likert dengan 1 sampai 5 skor berdasarkan data-data yang diperoleh
dari Lazismu Kota Makassar.
Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis dan teori-teori serta hipotesis yang berkaitan
dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral
dalam penelitian kuantitatifkarena hal ini memberikan hubungan yang
fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis serta
hubungan-hubungan kuantitatif.20
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus,
yaitu pendekatan yang ditunjukkan untuk melakukan pengkajian terhadap
suatu peristiwa, orang atau konteks tertentu secara mendalam dan
intensif.21
20 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), h. 23.
21 Irwan Tarmiwi. Metode Penelitian. (Cet 1; Surabaya : UIN SA Press, 2014), h. 172.
26
27
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di LazismuKota Makassar, Jalan G.
Lompobattang No.201, Kota Makassar. Objek dalam penelitian ini adalah
karyawan (staf) pada LazismuKota Makassar dan mustahik yang menerima
bantuan dana zakat dari LazismuKota Makassar. Alasan mengapa Lembaga ini
menjadi lokasi penelitian karena lembaga ini merupakan salah satu amil zakat
yang bagian dari naungan Muhammadiyah serta LazismuKota Makasar
merupakan cabang terbesar di Kota Makassar.
Selanjutnya penelitian didasari pertimbangan bahwa Kota Makassar
merupakan wilayah yang tempat berdirinya kantor cabang utama Lazismudi
Provinsi Sulawesi Selatan, disamping itu juga karakteristik mustahik dengan
berbagai latar belakang sosial sehingga memungkinkan memperoleh data dan
informasi yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Kemudian waktu yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah kurang lebih 2 bulan.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Pendapatan dan Pengelolaan)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab perubahan pada variabel lain. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel bebas diantaranya Pendapatan Muzaki dana zakat(𝛽)
dan Penegelolan (𝛾). Variabel ini dikatakan variabel bebas dikarenakan
keberadaan variabel ini tidak bergantung pada adanya variabel lain atau
bebas dari ada atau tidaknya variabel lain.
28
2. Variabel Terikat (Kepatuhan)
Variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi
atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Kepatuhan Muzaki (𝜗). Dinamakan variabel terikat
karena kondisi atau variasinya terikat atau dipengaruhi oleh variasi
variabel lain, yaitu dipengaruhi oleh variabel bebas.
D. Definisi Operasional Variabel
Berikut ini adalah pengertian tentang defenisi operasional variabel:
1) Pendapatan adalahPenghasilan yang di peroleh masyarakat yang di peroleh
masyarakat baik program maupun perusahaan atas Prestasi kerjanya dalam
periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, maupun periode tahunan,
2) Pengelolaan dana zakat adalah suatu kegiatan perencanaan,
pengorgansasian, pelaksanaan, pengawasan terhadap pengumpulan dan
pendistribusian, serta pendayagunaan zakat. Pengelolaan zakat dilakukan
oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah yang
diorganisasikan dalam bentuk suatu badan atau lembaga.
3) Kepatuhan adalah suatu sikap yang akan muncul pada seseorang yang
merupakan suatu reaksi terhadap sesuatu yang ada di dalam peraturan
yang harus di jalankan
E. Populasi dan Sampel
29
1. Populasi
Menurut Suhasimi Arikunto adalah “keseluruhan objek yang
diteliti”.22
Berdasarkan pendapat tersebut populasi dalam penelitian ini
adalah mustahik yang tinggal di Kota Makassar. Dalam penelitian ini,
populasi yang dipilih sebanyak 75 orang yang menjadi mustahik pada
Lazsimu Kota Makassar.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti (Djarwanto, 1994:43). Sampel yang baik, yang kesimpulannya
dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif
atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi atau sampel yang
merupakan bagian dari suatu populasi.23
Adapun sampel dari penelitian ini adalah sebagian mustahik pada
Lazismu Kota Makassar sebanyak 63 Orang. Pada saat penelitian
berlangsung menggunakan Rumus sloving, sebagai berikut :
Rumus Sloving : n = N
(1 + N e2)
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat error (5%)
22SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 102. 23 Umar, Husain, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis(Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada , 2001), h. 136.
30
Diketahui : n = 75
1+(0,05)(75)2
= 75
1,1875
= 63 Responden
F. Instrumen Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara
langsung objek yang diteliti, yang berupa angket. Sedangkan data sekunder,
yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang
memuat peristiwa masa lalu yang dapat dapat diperoleh dari jurnal, majalah,
buku, data statisitik maupun dari internet. Selain itu, data juga dapat diperoleh
dalam bentuk yang sudah dipublikasikan yang tersedia di lembaga seperti
literatur, company profile, jurnal, dan sebagainya. Selanjutnya dalam kegiatan
penelitian ini penulis menggunakan bebarapa alat yang mendukung dalam
melakukan penelitian ini, yaitu : handphone dan alat tulis.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting
demi keberhasilan penelitian. Metode pengumpulan data merupakan teknik
atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Teknik yang
dipergunakan dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas
metode :24
24Ejournal.uinsamata.ac.id diakses November 2019. Pukul 20. 13 WITA.
31
1. Wawancara
Dalam wawancara peneliti akan mencatat opini dan hal lain yang
berkaitan dengan penelitian yang ada didalam lembaga Dengan demikian
ada banyak informasi yang akan didapat dari hasil wawancara tersebut.
Dalam melakukan penelitian ini akan dilakukan dengan Wawancara
langsung (Direct Interview).
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah wawancara langsung dengan informan dari Lazismu
Kota Makassar.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung atau peninjauan secara
cermat di lapangan atau lokasi penelitian yang sedang dilakukan.
Observasi dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data-data kongkret di
tempat penelitian.Observasi digunakan dalam melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
3. Kuesioner (Angket)
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan
memberikan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab oleh
para responden. Dalam hal ini, jumlah maupun kualifikasi para responden
ditentukan berdasarkan dengan metode pengambilan sampel.
Cara pengumpulan data ini dipilih dengan harapan bahwa peneliti,
melalui jawaban responden mampu memperoleh informasi yang relevan
32
dengan permasalahan yang dikaji dan mempunyai derajat yang tinggi.
Jumlah pertanyaan yang ada, diambil dari masing-masing item yang
diperoleh dari masing-masing indikator variabel, baik indikator
independen maupun variabel dependen.
Angket diberikan langsung kepada responden dengan tujuan agar
lebih efektif dan efesien menjangkau jumlah sampel dan mudah
memberikan penjelasan berkenaan dengan pengisian angket tersebut.
Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini
menggunakan skala Likert dengan skor 1-5, Jawaban responden berupa
pilihan 5 (lima) alternatif yang ada yaitu :
Table 3.1 Skala Likert
ALTERNATIF JAWABAN
JAWABAN SKOR
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
33
majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya.25
Dokumentasi ini
digunakan untuk mendapatkan keterangan dan penerangan pengetahuan
dan bukti.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara analisis kuantitatif dengan
menggunakan metode Smart PLS 2.0. M3. Partial Least Square (PLS) adalah
suatu metode yang berbasis regresi yang dikenalkam oleh Herman O.A Word
untuk menciptakan dan pembagunan model dan metode untuk ilmu-ilmu
sosial dengan pendekatan yang berorientasi pada prediksi. PLS memiliki
asumsi data penelitian bebas distribusi (Distriburion- Free), artinya data
penelitian tidak mengacuh pada salah satu distribusi tertentu (misalnya
distribusi normal). PLS merupakan pengembangan metode alternatif dari
Structural Equation Modeling (SEM) yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan hubungan diantara variabel yang kompleksitas namun ukuran
sampel datanya yang kompleks datanya kecil (30 sampai 100), mengingat
SEM memiliki ukuran sampel data maksimal 100.
PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu
konstrak dan konstrak yang lain, serta hubungan suatu konstrak dan indikator-
indikatornya. PLS didefinisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model dan
outer model. Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak
dan konstrak yang lain, sedangkan outer model menentukan spesifikasi
hubungan antara konstrak dan indikator- indikatornya. Konstrak terbagi
25 Suharsimi Arikunto, op. cit., h.149.
34
menjadi dua yaitu konstrakeksogen dan konstrak endogen.Konstrak endogen
merupakan konstrak penyebab,konstrak yang tidak dipengaruhi oleh konstrak
sedangkan konstrak endogen merupakan konstrak yang dijelaskan oleh
konstrakeksogen. Konstrak endogen adalah efek dari konstrakeksogen. PLS
dapat bekerja untuk model hubungan konstrak dan indikator-indikatornya
yang bersifat reflektif dan formatif, sedangkan SEM hanya bekerja pada
model hubungan yang bersifat reflektif saja.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah
Muhammadiyah (Lazismu) Kota Makassar
1) Latar Belakang Lazismu
Lazismu adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat
dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif
dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari
perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya.
Didirikan oleh PP. Muhammadiyah pada tanggal 17 Juli 2002,
selanjutnya dikukuhkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia sebagai
Lembaga Amil Zakat Nasional melalui SK No. 457/21 November 2002.
Dengan telah berlakunya Undang-undang Zakat nomor 23 tahun 2011,
Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 2014, dan Keputusan Mentri Agama
Republik Indonesia nomor 333 tahun 2015. Lazismu sebagai lembaga amil
zakat nasional telah dikukuhkan kembali melalui SK Mentri Agama
Republik Indonesia nomor 730 tahun 2016.
Lazismu adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat
dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif
dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari
perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. Latar belakang
berdirinya Lazismu terdiri atas dua faktor. Pertama, fakta Indonesia yang
berselimut dengan kemiskinan yang masih meluas, kebodohan dan indeks
35
36
pembangunan manusia yang sangat rendah. Semuanya berakibat dan
sekaligus disebabkan tatanan keadilan sosial yang lemah.
Kedua, zakat diyakini mampu bersumbangsih dalam mendorong
keadilan sosial, pembangunan manusia dan mampu mengentaskan
kemiskinan. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia,
Indonesia memiliki potensi zakat, infaq dan wakaf yang terbilang cukup
tinggi. Namun, potensi yang ada belum dapat dikelola dan didayagunakan
secara maksimal sehingga tidak memberi dampak yang signifikan bagi
penyelesaian persoalan yang ada.
Berdirinya Lazismu dimaksudkan sebagai institusi pengelola zakat
dengan manajemen modern yang dapat menghantarkan zakat menjadi
bagian dari penyelesai masalah (problem solver) sosial masyarakat yang
terus berkembang. Dengan budaya kerja amanah, professional dan
transparan, Lazismu berusaha mengembangkan diri menjadi Lembaga
Zakat terpercaya. Dan seiring waktu, kepercayaan publik semakin
menguat.
Adanya spirit kreatifitas dan inovasi, Lazismu senantiasa
menproduksi program-program pendayagunaan yang mampu menjawab
tantangan perubahan dan problem social masyarakat yang berkembang.
Saat ini, Lazismu hamper tersebar diseluruh Indonesia yang menjadikan
program-program pendayagunaan mampu menjangkau seluruh wilayah
secara cepat, fokus dan tepat sasaran.26
26
www.lazismumakassar.org. Diakses pada 19 November 2019. Pukul 13.15 WITA.
37
Salah satu cabang Lazismu yaitu yang berada di Jalan G.
Lompobattang No.201, Kota Makassar. Di mana, Lazismu Makassar
memiliki program-program yang sangat menarik seperti satu hari satu
mustahiq dan kotak infaq keluarga, yang tentunya dengan adanya
program-program ini bisa membantu para mustahik.
2) Perkembangan Lazismu Kota Makassar
Di Kota Makassar Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah
(Lazismu) sebagai lembaga otonom sudah ada sejak tahun 200327
, namun
hanya beroperasi di kalangan terbatas khususnya di cabang Makassar dan
cabang Karunrung. Setelah Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Malang
bulan Juli tahun 2005, maka struktur pimpinan mengalami perkembangan
diantaranya “Majelis Wakaf” dikembangkan menjadi “Majelis Wakaf dan
ZIS”, Lazismu diintegrasikan ke dalam persyarikatan dengan nama “Tim
Pengelola Zakat Muhammadiyah” yang dibentuk pada bulan September
2008. Tim ini melakukan kegiatan membentuk Unit Pengumpulan Zakat
disingkat menjadi “UPZ” di cabang-cabang Muhammadiyah dan amal
usaha Muhammadiyah, untuk melakukan pendataan Muzakki dan
Mustahik, mengumpul dan mendistribusikan ZIS tahun 1429 H-2009 M
dan menyusun Pedoman Pengelolaan ZIS.
Perkembangan terakhir, dalam lokakarya Nasional Lembaga Pengelola
ZIS Muhammadiyah yang berlangsung tanggal 28 Januari 2009 di Jakarta
disepakati semua lembaga pengelola ZIS di lingkungan Muhammadiyah harus
terintegrasi dalam satu payung hukum Lazismu dengan model "JEJARING".
27
www.lazismumakassar.org. Diakses pada 19 November 2003. Pukul 13.15 WITA.
38
Karena itu Tim Pengelola Zakat Muhammadiyah Makassar menyesuaikan diri
menjadi Lazismu MAKASSAR JEJARING LAZISMU PUSAT JAKARTA.
3) Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi Lembaga Amil Zakat Terpercaya
b. Misi
1) Optimalisasi pengelolaan IS yang amanah, profesional dan
transparan;
2) Optimalisasi pendayagunaan ZIS yang kreatif, inovatif dan
produktif;
3) Optimalisasi pelayanan donator.
4) Prinsip
Sesuai dengan buku pedoman Lazismu bab 3 pasal 4 tentang
prinsip dan tujuan Lazismu, maka pengelolaan dana zakat dana ziska
berprinsip:
a. Syariat Islam, artinya dalam menjalankan tugas dan fungsinya, harus
berpedoman sesuai dengan syariat Islam mulai dari tata cara perekrutan
pegawai hingga tata cara pendistribusian dana ZISKA;
b. Amanah dan integritas, artinya harus menjadi lembaga yang
dipercaya, dengan memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip
moral;
c. Kemanfaatan, artinya memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
mustahik;
39
d. Keadilan, artinya mampu bertindak adil, yakni sikap memperlakukan
secara setara di dalam memenuhi hak-hak yang timbul berdasarkan
perjanjian serta peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Kepastian hukum, artinya Muzakki dan mustahik harus memiliki
jaminan Dan kepastian hukum dalam proses pengelolaan dana ZISKA;
f. Terintegrasi artinya harus dilakukan secara hirarkis sehingga mampu
meningkatkan kinerja pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan dana ZISKA;
g. Akuntabilitas, artinya pengelolaan dana ZISKA harus bisa
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan mudah diakses oleh
masyarakat dan pihak lain yang berkepentingan;
h. Profesional, artinya perilaku yang selalu mengedepankan sikap dan
tindakan yang dilandasi oleh tingkat kompetensi, kredibilitas, dan
komitmen yang tinggi;
i. Transparansi, artinya tindakan menyampaikan informasi secara
transparan, konsisten dan kredibel untuk memberikan layanan yang
lebih baik dan lebih cepat kepada pemangku kepentingan;
j. Sinergi, artinya sikap membangun dan memastikan hubungan
kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis
dengan para pemangku kepentingan dan aziska untuk menghasilkan
karya yang bermanfaat dan berkualitas;
k. Berkemajuan artinya melakukan sesuatu secara baik dan benar yang
berorientasi ke depan.
40
5. Tujuan
Sementara itu, Pengelolaan dana ZISKA (Zakat, Infaq, Sedekah dan
Dana Sosial Keagamaan) bertujuan:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan
dana ZISKA dalam rangka mencapai maksud dan tujuan persyarikatan;
b. Meningkatkan manfaat dana ZISKA untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan dalam rangka mencapai
maksud dan tujuan persyarikatan;
c. Meningkatkan kemampuan ekonomi umat melalui pemberdayaan usaha-
usaha produktif.28
6. Pelaksanaan Program Kerja
a. Jaringan Kerjasama Dan Fundraising
Sebagai lembaga yang kekuatannya ditentukan oleh
kemampuan melakukan kerjasama, Lazismu telah menginisiasi
memperkuat eksistensinya dengan membangun kerjasama dengan
beberapa pihak, baik pemerintah, swasta maupun organisasi
masyarakat sipil lainnya. Secara internal Lazismu juga membangun
kemitraan dengan majelis, lembaga dan ortom (MLO)
Muhammadiyah. Kerjasama dibangun dengan pemerintah sebagai
bagian dari upaya sinergikan gerakan filantropi Islam dengan misi
yang dimiliki pemerintah.
28 Rencana Strategis LAZISMU Kota Makassar 2015-2020, h 26-27.
41
Bersama MLO Muhammadiyah, Lazismu kota Makassar telah
membangun kemitraan untuk menjalankan program:
1) Lembaga penanggulangan bencana (Muhammadiyah Disaster
Management Center) untuk program penanggulangan bencana
di berbagai daerah.
2) Program beasiswa kepada mahasiswa.
3) Program lansia bersama dengan Aisyiah daerah dan LSM.
4) Peduli dhuafa bersama Aisyiyah cabang.
b. Penguatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan
1) Mendorong peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan:
a) Menerima kunjungan PB Lazismu Sulsel.
b) Membentuk 38 KLL.
c) Mengikuti MUSYKERWIL Lazismu di Pare-Pare.
d) Mengutus sekretaris BP mengikuti pelatihan keuangan di
Jakarta.
e) Melakukan kunjungan ke cabang-cabang.
f) Mengutus tiga orang BP pada RAKERWIL lazismu di Pare Pare
-
g) Mengikuti RAKORNAS Lazismu di Semarang 1 orang Badan
Pengurus.
h) Mengutus dua orang Eksekutif mengikuti pelatihan ambil
Lazismu Sulsel
42
i) Mengutus 3 orang BP untuk mengikuti Workshop Fundraising
di Jakarta.
j) Jakarta tanggal 20-21/3/2018 (Muflih. Muh. imaduddin Ahmad
Khairunniam)
k) Melaksanakan pelatihan Amil.
l) Mengutus 4 orang Badan Pengurus mengikuti RAKERWIL
Lazismu Sulsel.
m) Mengutus dua orang BP ke Pelatihan Keuangan dan
Kesekretariatan LPPK PD.
n) Mengutus dua orang Eksekutif mengikuti Amil Camp.
2) Peningkatan Sumber Daya Insani Kaum Dhuafa‟
a) Beri bantuan school kit dan buku tulis 50 orang siswa
SDN/SMKM.
b) Bantuan beasiswa SMPM, M.TSM, SMAM, MAM, SMKM.
c) Bantuan biaya pendidikan S1 an. imaduddin.
d) Bantuan biaya pendidikan S1 an. M. Amir Mahmud
e) Bntuan beasiswa 102 orang SDM/
MIM,SMPM/M.TsM,SMAM/MAM/SMKM.
f) Bantuan pendidikan S1 an. Siti Normawati Mhs UNDIP.
g) Bantuan pendidikan S1 an. Yusril Arham mahasiswa University
of Africa Khrtaum Sudan.
h) Bantuan pendidikan biaya S1 an. Nana Apriani.
43
i) Bantuan perlengkapan sekolah korban Palu an. Fauzan Ahmad
jumardin.
j) Bantuan perlengkapan sekolah korban Palu an. Taufiq Ervan.
3) Pemberdayaan Ekonomi Dhuafa‟
a) Memberi bantuan modal usaha bergulir kepada 8 orang:
(1) Muh. Ismail Idrus.Khairan.
(2) G. Ramadan.
(3) Musrajab
(4) Imaduddin.
(5) Mursalim.
(6) Armin super.
(7) M. Tajudin.
4) Bidang Kesehatan Masyarakat
1) Bantuan biaya rumah sakit 1 orang.
2) Bantuan biaya rumah sakit an. Sumarni.
3) Bantuan kepada panitia khitanan massal.
4) Beri bantuan kepada NA dalam rangka kegiatan pelayanan remaja
sehat Titi
5) Beri bantuan biaya pengobatan an. Haerana.
6) Bantuan biaya rumah sakit an. Zulaifa Wahab.
7) Bantuan kepada orang tua jompo an. Hj. Hasminah.
5) Peduli Bencana
a) Bencana Kebakaran:
44
(1) Bantuan kebakaran di Maccini Parang.
(2) Bantuan kebakaran di Ujung Tanah 28 KK.
(3) Bantuan kebakaran 16 KK di Capoa Pannampu.
(4) Bantuan korban kebakaran 5 KK di Ujung Pandang Baru
Kecamatan Tallo.
b) Peduli Rohingya Dan Palestina
(1) Menyalurkan bantuan rohingya melalui Lazismu Sulsel.
(2) Salurkan bantuan kemanusiaan Palestina melalui Lazismu
Sulsel.
6) Gempa Lombok
a) Bantuan biaya pemberangkatan Tim SAR MDMC ke Lombok.
b) Bantuan biaya pemberangkatan Tim SAR MDMC ke Lombok tahap
2.
c) Menyerahkan bantuan Lombok kepada Lazismu Sulsel.
7) Gempa Palu
a) Bantuan kepada MDMC dalam rangka gempa Palu.
b) Bantuan biaya angkutan bantuan bencana Palu melalui Hercules.
c) Bantuan kepada MDMC untuk persiapan penampungan pengungsi
Palu.
d) Bantuan BOP relawan penanganan pengungsi Palu.
e) Penyerahan bantuan Palu kepada PB. Lazismu Sulsel.
f) Bantuan kepada korban bencana Donggala an. Ibrahim L.
g) Beri bantuan korban bencana Palu an. Halimah.
45
h) Biaya operasional relawan penanganan pengungsi.
i) Biaya operasional respon bencana Palu.
j) Bantuan perbaikan korban Palu an. Muh. Abduh.
8) Bantuan Duka
a) Bantuan kepada saudara Alamsyah.
b) Bantuan duka kepada saudari Husni.
c) Bop ambulans pengantaran jenazah Abdul Razak MP.
d) Bantuan pengantaran jenazah relawan ke Bone.
e) Bantuan biaya ambulans ke Sidrap.
f) Bantuan biaya pengantaran dan pemakaman an. ST. Arafah A.Md.
Keb.
9) Bantuan Dhuafa‟
a) Beri bantuan imam masjid Muhammad Awalul Islam.
b) Bantuan kompor gas satu set dan sembako kepada saudari Sarlina.
c) Menyalurkan zakat fitrah kepada dhuafa‟.
d) Membagikan paket sembako.
e) Bantuan biaya pengadaan baju security an. Ali Akbar H.N.
10) Peduli Mualaf
a) Bantuan kepada mualaf an. Muhammadufah.
b) Bantuan kepada mualaf an. Arifudin.
46
7) Program Kerja
a) Pengembangan Sistem gerakan:
Mengimplementasikan an-nisa kebijakan Muhammadiyah dalam
meningkatkan kesadaran bermasyarakat dan berderma serta
meningkatkan sistem administrasi dan pengelolaan ZIS secara
transparan, keterbelakangan dan kebodohan pada masyarakat.
(1) Menyebarluaskan pedoman ZIS Muhammadiyah
(2) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan ZIS
(3) Meningkatkan sosialisasi melalui berbagai media
b) Pengembangan Organisasi dan Kepemimpinan:
Membangun dan meningkatkan budaya organisasi dan tata
kelola Zis sistem informasi dan manajemen ( SIM) ZIS yang
terintegrasi di semua tingkat kepemimpinan
(1) Membentuk kantor layanan Lazismu (KLL) di semua PCM dan
AUM
(2) Menggunakan SIM dalam pengelolaan ZIS
(3) Membentuk badan pelaksanaan (Eksekutif) yang profesi
c) Pengembangan Jaringan:
Meningkatkan koordinasi dengan UPZ/KLL dan kerja sama
dengan AUM dalam memobilisasi, mengelola dan memanfaatkan ZIS
(1) Meningkatkan koordinasi dengan UPZ/KLL
(2) Meningkatkan kerjasama dengan PCM, PMR dan AUM
47
d) Pengembangan Sumber Daya
Meningkatkan mutu dan profesionalisme sumber daya
pengelolaan ZIS melalui pelatihan di bidang Fundraising
pendistribusian dan pemanfaatan dana ZIS yang memberdayakan.
a) Mengadakan pelatihan fundraising dan pengolahan this dan badan
pelaksanaan, UPZ dan relawan
e) Pengembangan Aktif Pelayanan:
Meningkat manfaat dan ZIS dalam program pendidikan, ekonomi
komando dakwah sosial dan peningkatan SDM untuk kalangan dhuafa-
Mustard`afin.
(1) Meningkatkan pelaksanaan program pendistribusian ZIS yang
terdiri dari pemberdayaan dhuafa, pengembangan SDN
pengembangan dakwah dan pelayanan sosial
(2) Pengumpulan zakat profesi dan infaq
(3) Memasang Kotak infaq keluarga (KIK) di ruma
8) Kebijakan Strategis Pendayagunaan
a) Misi Pendayagunaan :
Terciptanya kehidupan sosial ekonomi umat yang berkualitas
sebagai benteng atas problem kemiskinan, keterbelakangan, dan
kebodohan pada masyarakat melalui berbagai program yang
dikembangkan Muhammadiyah.
48
b) Kebijakan Strategis Pendayagunaan :
(1) Prioritas penerima manfaat adalah kelompok fakir, miskin dan
fisabilillah.
(2) Pendistribusian ZIS dilakukan secara terprogram (terencana dan
terukur) sesuai core gerakan Muhammadiyah, yakni: pendidikan,
ekonomi, dan sosial-dakwah.
(3) Melakukan sinergi dengan majelis, lembaga, ortom dan amal-usaha
Muhammdiyah dalam merealisasikan program.
(4) Melakukan sinergi dengan institusi dan komunitas diluar
Muhammadiyah untuk memperluas domain dakwah sekaligus
meningkatkan public kepada persyarikatan.
(5) Meminimalisir bantuan karitas kecuali bersifat darurat seperti di
kawasan timur Indonesia, daerah yang terpapar bencana dan upaya-
upaya penyelamatan.
(6) Intermediasi bagi setiap usaha yang menciptakan kondisi dan
faktor-faktor pendukung bagi terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
(7) Memobilisasi pelembagaan gerakan ZIS di seluruh struktur
Muhammadiyah dan amal usaha.
c) Sinergi Pendayagunaan
Berpijak pada posisi LAZISMU sebagai lembaga
intermediate, maka dalam penyaluran dan pendayagunaan dana ziswaf
bersinergi dengan berbagai lembaga baik di internal Muhammadiyah
49
maupun lembaga diluar Muhammadiyah. Seperti program
pendayagunaan bidang pertanian, Lazismu bersinergi dengan MPM
(Majelis Pemberdayaan Masyarakat) PP Muhammadiyah, masalah
sosial bersinergi dengan MPS Muhammadiyah, bidang ekonomi
dengan MEK Muhammadiyah dan untuk pemberdayaan kaum
perempuan Lazismu bersinergi dengan PP „Aisyiyah. Sinergi dengan
lembaga di luar seperti lembaga IWAPI, komunitas WIRAMUDA dan
sebagainya. Tujuan dari sinergi adalah agar pendayagunaan memberi
manfaat yang maksimal kepada masyarakat karena dikelola oleh
lembaga pengelola yang expert serta menjangkau lokasi sasaran
program yang lebih luas.29
9) Sistem Pengelolaan Zakat Lazismu Kota Makassar
Berdasarkan hasil rapat kerja pimpinan pusat Muhammadiyah pada
tahun 2015, pengelolaan zakat dalam persyarikatan Muhammadiyah
mencakup beberapa hal sebagai berikut:30
a) Sistem Gerakan.
Mengimplementasikan sistem kebijakan Muhammadiyah dalam
meningkatkan kesadaran berzakat dan berderma serta meningkatkan
sistem administrasi dan pengelolaan ZIS dengan akuntabilitas dan
transparansi ke publik sehingga nilai produktivitas lembaga amil zakat
sesuai dengan prinsip-prinsip dasar hukum Islam sebagai komitmen
untuk memberantas kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan di
29
www.lazismumakassar.org. Diakses pada 19 November 2019. Pukul 14. 21 WITA. 30 Tahfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 47, h. 44-45.
50
dalam masyarakat.
(1) Menyebarluaskan pedoman ZIS Muhammadiyah.
(2) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan ZIS.
(3) Meningkat sosialisasi melalui berbagai media.
b) Organisasi Kepemimpinan
Membangun dan meningkatkan budaya organisasi dan tata kelola
ZIS melalui Sistem Informasi dan Manajemen (SIM) yang terintegrasi
di semua tingkat kepemimpinan.
(1) Membentuk Kantor Layanan Lazismu (KLL) di semua Pimpinan
Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Amal Usaha Muhammadiyah
(AUM).
(2) Memenggunakan SIM dalam pengelolaan ZIS.
(3) Membentuk Badan Pelaksana (Eksekutif) yang profesional.
c) Sumber Daya
Meningkatkan mutu dan profesionalisme sumber daya pengelola
ZIS melalui pelatihan di bidang fundraising (penggalangan dana),
pendistribusian dan pemanfaatan dana ZIS yang memberdayakan.
a. Mengadakan pelatihan fundraising dan pengelola ZIS bagi Badan
Pelaksana,UPZ dan Relawan.
d) Aksi Pelayan
Meningkat produktivitas pemanfaat dana ZIS dalam program
pendidikan, ekonomi, dakwah sosial dan peningkatan SDM untuk
kalangan dhuafa‟- mustad‟afin.
51
(1) Meningkatkan pelaksanaan program pendistribusian ZIS yang
terdiri dari pemberdayaan dhuafa‟, pengembangan SDM,
pengembangan dakwah dan pelayanan sosial.
(2) Meningkat pengumpulan zakat profesi dan infaq.
(3) Memasang Kotak Infaq Keluarga (KIK) di rumah warga
Muhammadiyah.
10) Strategi Lazismu Kota Makassar31
Tabel 4.1 Strategi Lazismu
Sistem
Gerakan
1. Meningkatkan pemahaman tentang zakat di kalangan
warga Muhammadiyah dan masyarakat umum.
2. Meningkatkan kesadaran berzakat melalui lembaga di
kalangan warga Muhammadiyah maupun masyarakat
umum.
3. Penataan keselmagaan Lazismu dengan membangun
sistem administrasi dan sistem keuangan yang berbasis
manajemen risiko dalam rangka meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan ZISKA
(Zakat, Infaq, Sedekah, dan Dana Soasial Keagamaan).
4. Memperkuat program-program Muhammadiyah di dalam
pemberantasan kemiskinan.
5. Merumuskan panduan dan pedoman organisasi Lazismu.
Organisasi
dan
1. Menata struktur kepengurusan.
Merumus fungsi, tujuan dan job deskripsi Dewan
31 Rencana Strategis LAZISMU Kota Makassar 2015-2020, h. 29
52
Kepemimpinan
Pengurus, Badan Pengawas dan Dewan Syariah Lazismu.
2. Membangun sistem informasi manajemen berbasis digital.
3. Melakukan dan mendorong proses kaderisasi di bidang
pengelolaan ZISKA.
Jaringan
1. Meningkatkan kerjasama dan sinergi dengan majelis,
lembaga dan amal usaha dalam persyarikatan
Muhammadiyah.
2. Mempererat kerjasama dengan lembaga-lembaga
pemerintah dan swasta.
3. Meningkat kerjasama dengan Amil Zakat lainnya ditingkat
nasional.
4. Memperluas kerjasama dengan mitra-mitra internasional
yang memiliki kesamaan tujuan dengan Lazismu.
Sumber Daya
1. Melakukan pembinaan sumber daya Amil secara terpadu
melalui kegiatan kegiatan pelatihan dan peningkatan
keterampilan.
2. Memiliki materi induk sistem kaderisasi dan pelatihan
serta peningkatan keterampilan.
3. Memperluas penggalangan sumber daya finansial di dalam
dan di luar Muhammadiyah.
4. Menyusun kepegawaian kepegawaian, penggajian dan
pengembangan karir sebagai Amil di lingkungan
persyarikatan Muhammadiyah.
5. Meningkatkan partisipasi Lazismu dalam forum-forum
Konferensi, workshop dan pelatihan di bidang filantropi
53
Islam tingkat nasional dan internasional.
Aksi Layanan
1. Melaksanakan kegiatan unggulan Lazismu di bidang
pendidikan dakwah sosial dan pemberdayaan masyarakat.
2. Merumuskan target dan capaian program-program layanan
Lazismu yang terkait dengan pemberdayaan,
pengembangan dan pelayanan.
3. Meningkatkan layanan terhadap muzakki.
4. Meningkatkan layanan terhadap mustahik.
11) Struktur Organisasi
Setiap lembaga pada umumnya mempunyai struktur organisasi.
Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai
pelaksanaan kegiatan organisasi, dengan kata lain penyusunan struktur
organisasi adalah langkah terencana dalam suatu lembaga untuk
melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Struktur organisasi sering disebut dengan bagan atau skema
organisasi dengan cara memberikan gambaran secara skematis tentang
hubungan pekerjaan antara orang yang satu dengan lainnya yang terdapat
dalam satu organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Demikian pula
halnya dengan Lazismu Kota Makassar, stafnya melakukan pekerjaan
sesuai dengan tanggungjawab dan wewenangnya masing-masing , dan satu
54
sama lainnya saling berhubungan dalam usaha menciptakan tujuan
lembaga yang akan dicapai.32
Untuk lebih jelasnya, akan digambarkan struktur organisasi Lazismu
Kota Makassar, sebagai beriku
STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA AMIL, ZAKAT, INFAQ
DAN SHADAQAHAH (LAZISMU) KOTA MAKASSAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Lazismu Kota Makassar33
32
Sintha Dwi Wulansari, Skripsi: “Analisis Peranan Dana Zakat Produktif Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro Mustahik(Studi Kasus Rumah Zakat Kota Semarang)” (Semarang,
Universitas Diponegoro,2013), h.58 33
Struktur Organisasi Lazismu Kota Makassar
= Garis Komando
- - - - - - -= Garis Kordinasi
55
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai tugas setiap bagian
pada Lazismu Kota Makassar.34
a) Dewan Syariah
Bertugas memberikan fatwa dan menilai kesesuaian dengan syariat
Islam atas seluruh ketentuan, program dan kegiatan pengumpulan,
pengelolaan dan pendayagunaan ZIS oleh badan pengurus dan badan
pelaksana.
b) Badan Pengawas Bertugas :
(1) Mengawasi pelaksanaan program kerja yang telah disahkan;
(2) Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang diambil badan
pengurus;
(3) Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan Badan Pengurus dan
Badan Pelaksana mencakup pengumpulan, pengelolaan dan
pendayagunaan;
(4) Melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala dan melaporkan
hasilnya kepada Wali Amanah dan Dewan Syariah yang ditembuskan
kepada Badan Pengurus dan Badan Pelaksana.
(5) Menunjuk akuntan publik, bila diperlukan;
(6) Memberikan saran kepada Badan Pengurus dan Badan Pelaksana.
34 PP ZIS (Pedoman Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah) Lazismu Kota Makassar, h. 59.
56
c) Badan Pengurus Bertugas :
(1) Merencanakan, mengorganisasikan, mengontrol dan mengevaluasi
pelaksanaan program pengumpulan, pengelolaan dan pendayagunaan
ZIS;
(2) Membuat kebijakan pengumpulan, pengelolaan dan pendayagunaan ZIS;
(3) Memperdayakan badan pelaksana dan UPZ;
(4) Membuat laporan secara berkala;
(5) Melakukan pengelolaan dan pendistribusian ZIS;
(6) Menerbitkan NPWZ (Nomor Pokok Wajib Zakat)
d) Eksekutif
(1) Bertanggung jawab kepada badan pengurus Lazismu di masing-masing
tingkatan.
(2) Bertugas membantu pengurus Lazismu dalam pengelolaan dana
ZISKA.
e) Kantor layanan
(1) Menghimpun dana ZISKA (Zakat, Infaq, Sedekah dan Dana Sosial
Keagamaan)
(2) Kantor layanan Lazismu memiliki wewenang mengusulkan penyaluran
dana ziska kepada Lazismu yang membentuk.
57
12) Anggaran Pendapatan
RANCANGAN ANGGARAN BELANJA Lazismu Makassar
Tabel 4.2 Lazismu Makassar 2019
1 PENDIDIKAN KLASIFIKASI ASNAF TARGET PAKET ZAKAT INFAQ JUMLAH
Beasiswa Sarjana Produktif Miskin 5 Kecamatan 20 20.000.000 20.000.000 40.000.000
Beasiswa yatim dan dhuafa Produktif Miskin Panti asuhan 25 52.000.000 24.000.000 76.000.000
Bantuan peneyelesaian
pendidikan
Produktif Miskin Siswa 20 20.000.000 10.000.000 30.000.000
Bantuan scaool (peralatan
sekolah)
Konsumtif Fakir Siswa 100 25.000.000 10.000.000 35.000.000
Bantuan prasarana pendidikan Produktif fisabillah Sekolah 500 25.000.000 20.000.000 45.000.000
Beasiswa guru / guru mengaji Produktif fisabillah Sekolah 10 37.000.000 30.000.000 67.000.000
Bantuan guru honorer Konsumtif fisabillah Sekolah 25 30.000.000 20.000.000 50.000.000
Pegembangan pengajar Produktif fisabillah Lembaga 10 15.000.000 20.000.000 35.000.000
224.000.000 154.000.000 379.000.000
2 EKONOMI
Bantuan usaha mikro Produktif Miskin 10 kecamatan 30 75.000.000 50.000.000 125.000.000
Penyertaan modal kopersi
/BMT
Produktif Miskin 4 20.000.000 25.000.000 45.000.000
Pelatihan Kewirausahaan Produktif Miskin 10 kecamatan 100 50.000.000 100.000.000 150.000.000
Pelatihan dan pemberi modal Produktif Miskin 10 kelurahan 100 30.000.000 25.000.000 55.000.000
175.000.000 200.000.000 375.000.000
3 SOSIAL DAN
KEMANUSIAAN
Beda rumah bagi Dhuafa Produktif Fakir 18 kelurahan 30 50.000.000 50.000.000
Layanan kesehatan Produktif Fakir 300 25.000.000 20.000.000 45.000.000
Santunan yatim piatu/dhuafa Konsumtif Fakir 400 50.000.000 50.000.000 100.000.000
Bantuan kelompok rentan Konsumtif Fakir 18 kecamatan
58
diffabel Ibnu sabi 100 10.000.000 25.000.000 50.000.000
Anak terlantar Ibnu sabi 100 10.000.000 25.000.000 35.000.000
Janda dan jompo Ibnu sabi 100 62.000.000 25.000.000 35.000.000
Bantuan kemanusiaan/
bencana
Konsumtif Fakir 18 kecamatan 500 20.000.000 62.000.000 125.000.000
Pemberian Gizi untuk anak
dhuafa
Konsumtif Fakir 18 kecamatan 300 30.000.000 15.000.000 35.000.000
Bantuan bebas bagi rumah
tangga miskin
Konsumtif Fakir 18 kecamatan 300 20.000.000 30.000.000
Pemberian Gizi untuk anak
dhuafa
Konsumtif Fakir 5 kecamatan 100 30.000.000 15.000.000 40.000.000
307.000.000 237.000.000 254.000.000
KEGAMAAN (DAKWA)
Pembinaan muzaki, munfiq
dan mustahodiq
Produktif fisabillah 18 kecamatan 180 18.000.000 18.000.000
Palatihan dai Produktif fisabillah 18 kecamatan 180 20.000.000 20.000.000
Santunan muallaf Konsumtif Mualaf 18 kecamatan 90 25.000.000 25
Santunan muballigh/
muballighat
Konsumtif fisabillah 18 kecamatan 100 50.000.000 50.000.000
Bantuan kegiatan keagamaan
(Fisibillah)
Konsumtif fisabillah 18 kecamatan 900 36.000.000 36.000.000
Bantuan dan dan prasarana Konsumtif fisabillah 18 kecamatan 1800 45.000.000 45.000.000
Kado ramadhan Konsumtif Fakir 18 kecamatan 300 75.000.000 75.000.000
Bantuan untuk musafir Konsumtif Ibnu sabil 18 kecamatan 25 22.000.000 22
Qurban pak kumis Konsumtif Fakir 18 kecamatan 1000 1.000.000.000 1.000.000.000
Zakat fitrah Konsumtif Fakir 18 kecamatan 3000 150 150.000.000
1.235 206.000.000 1.1441.000.000
OPERASIONAL AMIL
Running Office Konsumtif Amil 12 1 18.000.000 25.000.000 43.000.000
Pengadaan Mobil operasional Produktif Amil 1 170.000.000 170.000.000
Insiatif relawan (petugas zakat Konsumtif Amil 12 20 48.000.000 48.000.000
59
)
Gaji amil Konsumtif Amil 12 6 100.000.000 80.000.000 180.000.000
118.000.000 323.000.000 441.000.000
Jumlah bagian 2.060.000.000 1.121.000.000 3182.000.000
Jumlah Total 3.182.000.000
60
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Uji hasil Penelitian
Tabel 4.3 Pendapatan Muzaki
No
Indikator
Pernyataan Responden
5 4 3 2 1
1 X1 (upah/Gaji) 22 37 4 - -
2 X2 (Keuntungan) 36 27 - - -
3 X3 (Nisab) 35 28 - - -
Kesimpulan:
X1= Untuk indikator (Upah/ Gaji ) yang memiliki kategori setuju sebanyak
37 responden atau 58.73%. Indikator ini mampu memengaruhi
variabel pendapatan Muzakki
X2= Untuk indikator (keuntungan) yang memiliki kategori setuju sebanyak
36 responden atau 57.14%. Indikator ini mampu memengaruhi
variabel pendapatan muzakki
X3= Untuk indikator (Nisab) yang memiliki kategori setuju sebanyak 35
responden atau 55.55%. Indikator ini mampu memengaruhi variabel
variabel pendapan Muzakki
61
Tabel 4.4 Pengelolaan Dana Zakat
No
Indikator
Pernyataan Responden
5 4 3 2 1
1 X4(Kepercayaan) 22 38 3 - -
2 X5(Pengetahuan) 16 45 2 - -
3 X6(AkuntabilitasKeuangan) 15 44 4 - -
Kesimpulan:
X4= Untuk indikator (Kepercayaan) yang memiliki kategori setuju
sebanyak 38 responden atau 60.31%. Indikator ini mampu
memengaruhi variabel Pengelolaan
X5= Untuk indikator (Pengetahuan) yang memiliki kategori setuju
sebanyak 45 responden atau 71,42%. Indikator ini mampu
memengaruhi variabel Pengelolaan
X6= Untuk indikator (Kerjasama) yang memiliki kategori setuju sebanyak
44 responden atau 69.84%. Indikator ini mampu memengaruhi
variabel pengelolaan
62
Tabel 4.5 Kepatuhan
No
Indikator
Pernyataan Responden
5 4 3 2 1
1 Y1 (Konsitensi) 23 40 3 - -
2 Y2 (Religiusitas) 26 37 - - -
3 Y3 (Kesadaran) 16 47 - - -
Kesimpulan:
Y1= Untuk indikator (Konsitensi) yang memiliki kategori setuju sebanyak
40 responden atau 63.49%. Indikator ini mampu memengaruhi
variabel tingkat kepatuhan
Y2= Untuk indikator (religiusitas) yang memiliki kategori setuju sebanyak
37 responden atau 58.73%. Indikator ini mampu memengaruhi
variabel tingkat kepatuhan
Y3= Untuk indikator (kesadaran ) yang memiliki kategori setuju sebanyak
47 responden atau 74.60%. Indikator ini mampu memengaruhi
variabel tingkat kepatuhan.
2. Uji Validasi Dan Realibility
Diperoleh nilai validasi dan reliability digunakan composite reliability
dengan nilai diatas 0.70 (>0,70) Pendapatan Muzakki 0,24 < 0.70 jadi data
tersebut tidak reliability .untuk nilai validasi digunakan Cronback Alpha
dengan nilai (0,5) digunakan -0.56 >0,5 data tersebut tidak valid.
63
Pengelolaan 0,83>0,70 jadi data tersebut sangat reliability. Untuk nilai
validasi digunakan CronbackAlphadengan nilai (0,5) digunakan 0,70>0,5
sangat valid. Peningkatan Tingkat kepatuhan nilai 0,58 < 0,70 jadi data
tersebut cukup reliability. Untuk Nilai validasi digunakan Cronback Alpha
dengan (0,5) digunakan 0.70 > 0,5 Sangat valid.
3. Uji Model Spesification
a. Measurement Model Specification
b. Manifest Variabel Scores (Original)
c. Struktural Model Specification
1. Measurement Model Specification
Measurement Model Specification adalah pengukuran Mean (rata2)
hasil idification yang terdiri dari X1 sampai dengan X3 Untuk variabel
pendapatan Muzakki, X4 sampai dengan X6 untuk variabel Pengelolaan,
Y1 Sampai dengan Y3 untuk Variabel Tingkat Kepatuhan terlihat dari
olah data menunjukkan pada veriabel Pendapatan Muzaki adalah X1
rata2>4, X2rata
2>5, X3rata
2>5, Pada variabel Pengelolaan X4rata
2>4,
X5rata2
>4,X6rata2>4,. Pada variabel Tingkat kepatuhan adalah Y1 rata
2
>4, Y2 rata2>4, Y3 rata
2>4, Manifest Variabel Score
1) Pendapatan Muzaki (α)
2) Variabel Pegelolaan (β)
3) Variabel Kepatuhan (γ)
Manifest di variabel Pendapatan Muzakki telah diukur dari (X1
sampai dengan X3) dan variabel Pengelolaan telah diukur dari (X4 sampai
64
dengan X6) serat Variabel Kepatuhan telah diukur dari (Y1 sampai dengan
Y3).
2. Model Specification adalah sebagia berikut :
Gambar 4.6 Model Specification
Ini adalah struktur (Path Model) model jalur pengaruh Variabel
(α)terhadapVariabel(β),Variabel (β) terhadap Variabel (γ) dan vaiabel (α)
terhadap Variabel (γ).Partial Lear Square, untuk diiketahui.
Kriteria quality, Dapat di lihat dari :
1) Overview
2) Redudancy
3) Cronbachs Alpha
4) Laten Variabel Correlations
5) R Square
6) AVE
7) Communality
8) Total Effects
9) Composite Reliability
Pendapatan
Muzakki (α)
Kepatuhan (γ)
Pengelolaan (β)
H1
H3
H2
65
Struktur Model Specification Hasil olah data diperoleh melalui
Smart Partial Least Square (Smart-PLS M3
Tabel 4.6 Overview
AVE
Composi
te
Reliabili
ty
R
Squar
e
Cronba
chs
Alpha
Communal
ity
Redundan
cy
Pendapa
tan
Muzaki
0,34020
7 0,248292 -0,5615 0,340207
Pengelol
aan
0,63080
1 0,836603
0,2156
48
0,70685
5
0,630801 0,136503
Kepatuh
an
0,47292
5 0,588075
0,3930
55
0,17140
9
0,472925 0,091048
Tabel 4.7Redundancy
redundancy
Pendapatan Muzaki
Pengelolaan 0,136503
Kepatuhan 0,091048
66
Tabel 4.8 Cronbachs Alpha
Cronbachs Alpha
Pendapatan Muzaki -0,5615
Pengelolaan 0,706855
Kepatuhan 0,171409
Tabel 4.9 Latent Variabel Correlations
PENDAPATA
N MUZAKI
PENGELOLAAN
KEPATU
HAN
Pendapatan
Muzaki
1
Pengelolaan 0,464379 1
Kepatuhan 0,487774 0,575335 1
Tabel 4.10 R Square
R Square
Pendapatan
Muzaki
Pengelolaan 0,215648
Kepatuhan 0,393055
67
Tabel 4.11 AVE
AVE
Pendapatan Muzaki 0.604274
Penegelolaan 0.515465
Kepatuhan 0.616196
Tabel 4.12 Communality
communality
PENDAPATAN
MUZAKI
0,340207
PENGELOLAAN 0,630801
KEPATUHAN 0,472925
Tabel 4.13 Total Effects
PENDAPATAN
MUZAKI
PENGELOLAAN
TINGKAT
KEPATUHAN
Pendapatan
Muzaki
0,464379 0,487774
Pengelolaan 0,444728
Kepatuhan
68
Tabel 4.14 Composite Reliability
Composite
Reliability
Pendapatan Muzaki 0,248292
Pengelolaan 0,836603
Kepatuhan 0,588075
Tabel 4.15 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
X1 <-
Pendapatan
Muzaki
0,957573 0,923778 0,0722 0,0722 13,26285
X2 <-
Pendapatan
Muzaki
-0,28964 -0,25016 0,252403 0,252403 1,147546
X3 <-
Pendapatan
Muzaki
0,140648 0,111327 0,249734 0,249734 0,56319
X4 <-
Pengelolaan
0,831039 0,826009 0,041935 0,041935 19,81734
69
X5 <-
Pengelolaan
0,77527 0,771786 0,0746 0,0746 10,39242
X6 <-
Pengelolaan
0,775069 0,781068 0,04797 0,04797 16,1575
Y1 <- Kepatuhan 0,834591 0,83019 0,048593 0,048593 17,17511
Y2 <- Kepatuhan 0,833538 0,825511 0,043814 0,043814 19,02465
Y3 <- Kepatuhan -0,16567 -0,17132 0,173266 0,173266 0,956131
4. Evaluasi model pengukuran
Evaluasi model pengukuran adalah evaluasi hubungan antara
kontrak dengan indikatornya. Evaluasi ini meliputi dua tahap. yaitu
evaluasi terhadap convergent validity dan discriminat validity. convergent
validity dapat dapat dievaluasi Dalam tiga tahap yaitu indikator validasi,
reliabilitas konstrak, sakit dan nilai average variance extracted (AVE).
indikator validitas dapat dilihat dari faktor loading titik Bila nilai faktor
loading suatu indikator lebih dari 5 dan nilai t statistik lebih dari 2.0 maka
dapat dikatakan valid. sebaliknya bila nilai loading Faktor kurang dari 0
titik 5 dan memiliki nilai statistic kurang dari 2. 0. maka dikeluarkan dari
model. semua loading faktor memiliki nilai T statistik lebih dari 2 .0
sehingga jelas memiliki yang signifikan. Nilai t statistik untuk loading
variabel pendapatan Muzakki X1 sampai dengan X3 untuk variabel
Pengelolaan x 4 sampai dengan x 6 dan untuk variabel Kepatuhan y1
70
sampai Y3 adalah valid syarat jika faktor loading dan lebih besar >0,5
dan statistik < 2.0 maka dikeluarkan dari model Titi dan untuk model
penelitian tersebut yang dimana:
1). Variabel Pendapatan Muzakki (α) di mana:
X1 (4,249048) >0,5
X2 (4,51381) >0,5
X3 (4,449683) >0,5
2). Variabel pengelolaan (β) dimana:
X4 (4,227778) >0,5
X5 (4,22746) >0,5
X6 (4,127143) >0,5
3). Variabel kepatuhan dimana (γ) :
Y1 (4,333651) >0,5
Y2 (4,40746) >0,5
Y3 (4,206667) >0,5
Olah data tersebut menunjukan faktor loading >0,5 yang diartikan
data sangat akutrat atau valid.
Semua loading faktor memiliki Nilai t statistik lebih dari 2.0
sehingga jelas memiliki validasi yang singnifikan. Nilai t statistic untuk
loadig faktor indicator adalah (>2.0)
71
Tabel 4.16 Overview
AVE
Composi
te
Reliabilit
y
R
Square
Cronbac
hs Alpha
Communali
ty
Redunda
ncy
Pendapa
tan
Muzakki
0.3402
07
0.248292
-
0.561496
0.340207
PENGE
LOLAA
N
0.6308
01
0.836603
0.2156
48
0.706855 0.630801 0.136503
Kepatuh
an
0.4729
25 0.588075
0.3930
55
0.171409 0.472925 0.091048
Pemeriksaan selanjutnya dari convergent validity adalah reabilitas
konstrak dengan melihat output composite reliability atau cronbac‟s alpha.
Kriteria dikatakan reliable adalah nilai composite reliability atau
cronbach‟s alpha lebih dari 0.70. Dari output berikut menunjukkan
konstrak Pendapatan muzakki dan tingkat kepatuhan memiliki nilai
cronbach‟s alpha kurang dengan nilai -0. 561496 dan 0. 171409 dari nilai
0.7. Bila dilihat dari nilai composite reliability, nilai pendapatan muzakki
dan tingkat kepatuhan 0.248292dan 0.588075(<0.70) sehimgga
72
dikatakan tidak reliable. Pemerikasaan terakhir dari convergent validity
yang baik adalah apabila nilai AVE lebih dari 0.5. Berdasarkan table
berikut, semua nilai AVE konstruk Pendapatan dan kepatuhan memiliki
nilai AVE diatas 0.5
Evaluasi discriminant validity dilakukan dalam dua tahap, yaitu
melihat nilao cross loading dan membandingkan antara nilai kuadrat
korelasi antara konstrak dengan nilai AVE atau korelasi antara konstrak
dengan akar AVE. Kriteria dalam cross loading adalah bahwa setiap
indikator yang mengukur konstraknya haruslah berkorelasi lebih tinggi
dengan konstraknya dibandingkan dengan lainnya. Hasil output cross
loading sebagai berikut :
Tabel 4.17 Cross Loadings
PENDAPATAN
MUZAKI PENGELOLAAN KEPATUHAN
X1 0,957573 0,433419 0,48223
X2 -0,28964 -0,06722 -0,07588
X3 0,140648 0,162208 0,046672
X4 0,394148 0,831039 0,42013
X5 0,370223 0,77527 0,429708
X6 0,342862 0,775069 0,515028
Y1 0,373363 0,505152 0,834591
Y2 0,445735 0,458054 0,833538
Y3 -0,01182 -0,0501 -0,16567
73
Korelasi X1, X2,X3 konstrak tingkat kepatuhan adalah 0,48223, -0. 07588,
0.046672, lebih rendah dari 0.70. Sama halnya dengan X4X5, X6.
Berdasarkan tabel cross loading diatas, setiap indikator berkorelasi lebih
rendah dengan konstarknya masing-masing dibandingkan dengan konstrak
lainnya, sehingga dikatakan memiliki discriminant validity yang baik.
Pemeriksaan selanjutnya adalah membandingkan antara korelasi dengan
konstrak akar AVE konstrak. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.18 Latent Variabel Correlations
PENDAPATAN
MUZAKI PENGELOLAAN KEPATUHAN
Pendapatan
Muzaki 1
Pengelolaan 0,464379 1
Kepatuhan
0,487774 0,575335 1
4. Evaluasi model structural
Tabel 4.19 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
Pendapatan
Muzaki ->
Pengelolaan
0,464379 0,476369 0,086131 0,086131 5,391562
74
Pendapatan
Muzaki ->
Kepatuhan
0,281252 0,287938 0,084084 0,084084 3,344894
Pengelolaan
->
Kepatuhan
0,444728 0,448288 0,078459 0,078459 5,668276
Berdasarkan tabel di atas, hubungan jaur yang signifikan adalah
pendapatan Muzakki terhadap Kepatuhan (Hipotesis 1), pengelolaan
terhadap tingkat kepatuhan (Hipotesis 2), dan pendapatan Muzakki terhadap
Pendapatan dan Pengelolaan (Hipotesis 3), karena memiliki nilai t statistik
lebih besar dari 2,0. Nilai akhir RSquare adalah sebagai berikut :
Tabel 4.20R Square
R Square
R
Square
Pendapatan
Muzaki
Pengelolaan 0,215648
Kepatuhan 0,393055
Nilai R Square Pengelolaan adalah 0,215648 . artinya adalah pendapatan
muzakki dan pengelolaan secara simultan mampu menjelaskan variability
sebesar 21%.
75
Nilai R Squar tingkat kepatuhan adalah 0.393055. Artinya pendapatan
Muzakki dan tingkat kepatuhan secara simultan mampu menjelaskan
variability sebesar 39%
5. Jawaban Hasil Penelitian
3.1 Hipotesis 1: Variabel Pendapatan Muzakki Berpengaruh terhadap
variabel Pengelolaan
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukan bahwa
hubungan antara variabel Pendapatan Muzakki memliki pengaruh besar
terhadap variabel pengelolaan sebesar 5,391562. Sedangkan berdasarkan
tabel distribusi t menunjukan bahwa thitung = 5,391562 Lebih besar dari ttabel =
1.99962 yang menunjukan bahwa dari hipotesis 1 diterima karena terdapat
pengaruh antara variabel pendapatan Muzaki terhadap variabel pengelolaan
3.2 Hipotesis 2 : Variabel pengelolaan Berpengaruh terhadap tingkat
kepatuhan
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukan
bahwa hubungan antara variabel Pengelolaan memliki pengaruh besar
terhadap variabel tingkat kepatuhan sebesar
5,391562
1.99962 1.99962
76
5,668276. Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t menunjukan bahwa thitung
= 5,668276 Lebih besar dari ttabel = 1.99962 yang menunjukan bahwa dari
hipotesis 2 diterima karena terdapat pengaruh antara Variabel pengelolaan
terhadap variabel tingkat kepatuhan.
3.3 Hipotesis 3 : Variabel Pendapatan dan penegelolaan muzakki
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukan
bahwa hubungan antara variabel Pendapatan muzakki memliki pengaruh
besar terhadap variabel tingkat kepatuhan sebesar 3,344894. Sedangkan
berdasarkan tabel distribusi t menunjukan bahwa thitung = 3,344894 Lebih
besar dari ttabel = 1. 99962 yang menunjukan bahwa dari hipotesis 3 diterima
karena terdapat pengaruh antara variabel pendapatan Muzakki terhadap
variabel Tingkat Kepatuhan
5,668276
1.99962 1.99962
3,344894
1. 99962 1. 99962
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Variabel pendapatan Muzakki berpengaruh terhadap Variabel Kepatuhan.
Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara variabel pendapan Muzakki
dapat mempengaruhi variabel Pengelolaan.
2. Variabel pengelolaan dana zakat berpengaruh terhadap variabel
kepatuhan. Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara variabel
pengelolaan dapat mempengaruhi variabel kepatuhan.
3. Variabel pendapat dan Pegelolaan muzakki berpengaruh terhadap variabel
tingkat kepatuhan. Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara variabel
pendapatan muzakki mempengaruhi variabel tingkat kepatuhan.
B. Saran dan Rekomendasi
1. Bahwa variabel pendapatan muzaki atau nilai zakat dari muzakki yang di
serahkan ke pegelola amil zakat, kiranya di salurkan ke dalam at-taubah :
103 agar di jalankan secara konsiten dan tidak meyebrangkan zakat ke
kiatan yang tidak berkaitan dengan apa yang menjadi pedoman dalam al-
quran
2. Pengelolaan amil zakat berkewajiban menyampaikan hak yang di berikan
kepada mustahik dengan melakukan pendapatan wajib menerima zakat
(mustahik) dengan tidak melakukan pilih kasih atau nilai kekeluargaan
yang tidak masuk ke dalam kategori mustahik yang layak menerima. Oleh
77
78
karena itu pengelola data harus selalu di perbaharui terhadap status
seseorang sebagai mustahik
3. Kepatuhan yang di maksud disini adalah kepatuhan para muzakki
merupakan hal yang mengembirakan dalam peneyelenggaraan distribusi
zakat hal ini memberikan kemudahan bagi para penegelola zakat. Di mana
muzakki ini sebagai orang yang wajib zakat di berperan sebagai sumber
material maupun sumber moral sehingga kelangsungan penerikan zakat
harta berjalan lancar terlebih hubungan antara muzakki dan mustahik
terjalin silatur rahim yang pada giliranya menjadi rahmat alla SWT serta
kemulian di sisi alla SWT
79
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahan, Departemen Agama RI. (2010, Bandung, Gapura
Rinjani)
Arif Mufrani, 2006Akutansi dan Manejemen Zakat, mengomunikasikan
Kesadaran dalam membangun jaringan, Jakarta; kencana prenada Media
Group, ,
Aden, Rosadi, 2019. Zakat dan Wakaff. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Ali, Muhammad Daud, 1998. Sistem Ekonomi. Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta:
UI Pers.
Al-Ali Jurjani, 2011,menyesuaikand diri dengan perintah secara tunduk, medan,
Akasara Anjana
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Al-Qur‟an dan Terjemahannya. 2013. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia.
Abuddin Nata. 2003. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Agus Nggermanto. 2001. Quantum Qoutient (Kecerdasan Quantum): Cara Cepat
Melejitkan IQ, EQ, dan SQ Secara Harmonis. Bandung: Penerbit Nuansa.
Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief. 2010. Terampil Mengelolah Data
Kualitatif dengan Nvivo. Jakarta: Kencana.
Baits, Nur Ammi, 2013. 7 Orang yang Tidak Boleh Menerima Zakat. Diakses
pada 15 November 2019.
Dahlan, Abdul Azis. (etal.), 1996. “Zakat”Ensiklopedia Hukum Islam. Jakarta:
PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.
Departemen Pendidikan dan Budaya RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996.
Jakarta: Balai Pustaka.
Elsi JUanda, dkk, 2006, pelaporan zakat pengurang pajak penghasilan, Jakarta;
PT. Raja Grafindo Persada
Elsi Kartik Sari,2006,Pengan ilmu hukum dan wakaf, Jakarta; PT. Grasindo
Persada,
79
80
Gren, 2010, Sikap Terhadap aturan dalam mentaati aturan, Bandung. PT, Jaya
Angkasa Pernadai
Hafhifuddin, Didin..(etal.), 2003. Problematika Zakat Kontemporer: Arikulasi
Proses Sosial Politik Bangsa. Jakarta: Forum Zakat.
Hasan, Iqbal, 2007. Pokok-Pokok Materi Statistik 1, 2002. Jakarta, PT. Bumi
Aksara. Kountur, Roni. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan
Tesis. Edisi Revisi2. Jakarta: PPM.
Hasan, Sofyan, 1995. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Surabaya: Al-Ikhlas.
Hidayatullah, Syarif, 2008. Ensiklopedia Rukun Islam. Jakarta: Al-Kautsar Prima.
Husain, Umar, 2001. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Institut Manajemen Zakat, 2002. Modul Pelatihan dan Manajemen Zakat. Jakarta:
IMZ.
Iqbal Hasan, 2002, Pokok-Pokok Materi Statistik 1 Jakarta: PT Bumi Aksara,
Kementrian Agama RI, 2012. Membangun Peradaban Zakat. Jakarta: KA RI.
Imam Suprayogo dan Tobroni. 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Agama.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Khasanah, Umrotul. 2010. Manajemen Zakat Modern: Instrumen Pemberdayaan
Umat. Malang: UIN Maliki Press.
Masdar F.Mas`ud, 1991, Agama keadilan, sistem pengelolaan zakat Risalah
Zakat (pajak) dalam Islam, Jakarta: P3M
Mufraini, Arif, 2006. Akuntansi Dan Manajemen Zakat; Mengomunikasikan
Kesadaran Dan Membangun Jaringan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Muhaimin. 2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Muhammad MUrtada Az-Zabidi, 1984, taj Al-Arus min Jawahir Al-Qamus,
Kawait: Matba`ah Hukum Al-Kuwaitiyah
Notoatmojo, 2003, pendidikan dan pelaku kesehatan, math ba`ah Hukumah Al-
Kuawiyah, Jakarta: Rineka Cipta, ]
PP ZIS (Pedoman Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah) Lazismu Kota
Makassar.
81
Sholahuddin, 2006, Ekonomi Islam Surakarta, Organisai pengelolaan zakat :
Muhammadiyah University Press, ,
Sofyan Hasan, 1995, tujuan Syariat zakat Islam, Pengantar Hukum Zakat dan
Wakaf Surabaya: Al-Ikhlas,
Suharto dan Ana Retnoningsih, 2012, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang
Widya Karya,
Sari, Elsa Kartika, 2006. Pengantar Hukum Zakat dan Waqaf. Jakarta: PT.
Grasindo
Sarwat, Ahmad, 2019. Ensklopedia fikih Indonesia 4: Zakat. Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama
SuharsimiArikunto, 2010 Prosedur Penelitian, tata cara dalam penelitian
lapangan Jakarta: Rineka Cipta,
Sintha Dwi Wulansari, 2013: “Analisis Peranan Dana Zakat Produktif Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro Mustahik(Studi Kasus Rumah Zakat Kota
Semarang”Semarang, Universitas Diponegoro,
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuntitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharismi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugiono , 2009, Metode Penelitian dan tata cara dalam penyelesaian studi akhir,
Jakarat, PT. Bumi AKsara
Umar, Husain, 2001, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada ,
Wulansari, Sintha Dwi. 2013. Analisis Peranan Dana Zakat Produktif terhadap
Perkembangan Usaha Mikro Mustahik (Studi Kasus Rumah Zakat Kota
Semarang. Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Diponegoro.
RIWAYAT HIDUP
Rahayu jannah ,Lahir di Kabupaten Enrekang Kecamatan
Barakah Desa Uluh Kalo tepatnya di Enrekan pada tanggal
07 April 1998. Anak kedua dari tiga bersaudara dari Muh.
Alim dan Jumiati.
Penulis memasuki jenjang Pendidikan taman kanak-kanak
MAKARTI Kabupaten Mamuju pada tahun 2004,
kemudian pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan
kejenjang SD Impres Waiputeh Kabupaten Mamujudan
menyelesaikan pendidikan padatahun 2010, kemudian
20011 melanjukan pendidikan MTS (MADRASAH TSANAWIYAH) lulus pada
Tahun Pelajaran 2012/2013. Setelah lulus, pada tahun tersebut penulis
melanjutkan pendidikan kejenjang SMAN 1 Topoyo Kabupaten Mamuju dan
lulus pada tahun2015/2016.
Dan atas Ridho Allah SWT dan restu kedua orang tua, pada tahun 2016
penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang perkuliahan di salah satu kampus
swasta di Makassar tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas
Agama Islam Prodi Hukum Ekonomi Syariah pada tahun 2016.
Selama penulis berstatus sebagai mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi
Syariah di Universitas Muhammadiyah Makassar, selain aktif mengikuti kegiatan
akademik, penulis juga pernah aktif pada kegiatan organisasi kampus yakni
Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi Syariah pada periode 2018/2019.
Adapun amanah yang sempat dijalankan adalah sebagai anggota dari bidang
keilmuan , dan penulis bergelut di organisasi internal Daerah yaitu organisasi
FDMT (Frum Diskusi Mahasiswa Topoyo) periode 2018/2019. Adapun amanah
yag dijalankan adalah Kabit Keperempuanan ( Ketua Bidang Keperempuanan
L
A
M
P
I
R
A
N
Kuesioner Penelitian
Kepada Yth :
Bapak/Ibu/Sdr/i/Muzaki
Lazismu Kota Makassar
Di Tempat
Assalamualaikum Wr, Wb.
Dengan Hormat,
Dalam rangka penyusunan Skripsi Prongram Studi Hukum Ekonomi
syaria`ah FakultasAgama Islam Universitas Muhammadiyah Makssar. Peneliti
mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis kepatuhan Masyarakat dalam
Membayar Zakat Mal (STUDI KASUS PADA LAZISMU KOTA MAKASSAR)”.
Yang mengajukan permohonan untuk pengisian kuesioner ini :
Nama : Rahayu Jannah
Nim : 105251105216
Status : Mahasiswa program sarjana (S1) Fakultas Agama Islam dan
program studi Hukum Ekonomi Syariah, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Saya memohon kesediaan bapak/ibu untuk meluangkan sedikit waktunya
untuk mengisi kuesioner (Daftar pernyataan) pada penelitian yang saya sertakan
berikut ini. Seluruh informasi yang Bapak/ ibu/ Sdr/ I dalam membayar dana
zakat pada lembaga LAZISMU Kota Makassar
Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan hal yang sangat berharga bagi
peneliti oleh karena itu atas bantuannya penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hormat Penulis,
Rahayu Jannah
NIM : 105251105216
“KUESIONER ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR ZAKAT
MAL (STUDI KASUS PADA LAZISMU KOTA MAKASSAR)”.
Identitas Muzakki
Silahkan isi titik-titik sesuai dengan keadaan anda yang sebenar-benarnya
Nama Lengkap :
Umur :
Jenis Kelamin : L/ P
Pendidikan Terahir
Telah Membayar Zakat Mal sebanyak
Petunjuk Pengisian Kuesioner
Berikan respon anda sebenar-benarnya untuk setiap indikator yang ada
pada kolom sebelah kiri dengan memberikan tanda centang () pada salah satu
angka yang tersedia pada kolom alternatif jawaban.
Keterangan pilihan jawaban :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
No
Daftar Pernyataan
Alternatif Jawaban
1 2 3 4 5
STS TS N S SS
Upah/Gaji (X1)
1 Hasil Upah/Gaji saya sudah cukup di keluarkan zakatnya
2 Zakat Mal tidak mengurangi Upah/Gaji saya untuk kebutuhansehari-hari
3 Saya Menyisihkan hasil Upah/Gaji saya untuk membayar zakat mal
Keuntungan (X2)
4 Anda Percaya bahwa harta yang Anda zakatkan adalah harta yang sesungguhnya di akhirat nanti
5 Benarkah Anda ikut berzakat ingin membantu perekonomian masyarakat khususnya kalangan menegah
6 Benarkah Anda berzakat untuk mendapatkan pahala dari Allah Swt.
Nisab (X3)
7 Saya mengetahui cara menghitung jatuhnya Nisab
8 Saya mengetahui syarat wajib untuk mengeluarkan zakat
9 Saya Mengetahui syarat-syarat Nisab
No
Daftar Pernyataan
Alternatif Jawaban
1 2 3 4 5
STS TS N S SS
Kepercayaan (X4)
1 Saya yakin lembanga Amil zakat (LAZISMU) dapat mengelola zakat mal dengan baik.
2 Saya Berpandangan lembaga Amil zakat (LAZISMU) melalui pengelolaannya dapat meningkatkan tarif hidup masyarakat miskin
3 Saya percaya lembaga Amil Zakat (LAZISMU) memberikan dana zakatnya kepada Mustahik yang berhak menerimanya
Pengetahuan (X5)
4 Zakat Mal apabila dikelola dengan prefesional merupakan salah-satu instrument yang dapat menuntaskan kemiskinan
5 Lembanga Amil zakat (LAZISMU ) merupakan lembaga resmi yang memiliki regulasi untuk mengaturnya
6 Mekanisme dan operasional LAZISMU berdasarkan prinsip-prinsip syariat agama islam serta peraturan perundangan Negara
Akuntabilitas keuangan (X6)
7 Lembanga Amil zakat menjalankan tugas dan kewajiban berdasarkan aturan yang berlaku
8 LAZISMU Menjalankan pengelolaan dengan baik dan benar
9 LAZISMU Menerbitkab laporan keuangan dan laporan dana masuk atau keluar
No
Daftar Pernyataan
Alternatif Jawaban
1 2 3 4 5
STS TS N S SS
Konsitensi (Y1)
1 Membayar Zakat mal perlu di bayar secara
konsisten
2 Membayar Zakat mal secara konsisten dapat memicu perkembanga dan pengelolaan zakat mal
3 Saya Mampu membayar zakat mal secara konsisten atau secara rutin
Religiusitas (Y2)
4 Saya Sering hadir atau terlibat dalam kegiatan keagamaan.
5 Bagai saya nilai keagamaan lebih penting dibandingkan nilai materi.
6 Negara ini akan menjadi lebih baik jika masyarakatnya lebih mengutamakan kehidupan beragama.
Kesadaran (Y3)
7 Yakin Anda bahwa dengan membayar zakat secara rutin, maka semakin banyak pula pahala yang anda dapat
8 Yakin bahwa, ada hak orang lain dari harta yang kita miliki dan itu harus dizakatkan
9 Mampu berbabagi kepada orang lain.
DOKUMENTASI
Wawancara dengan ketua LAZISMU Wawancara dengan ketua LAZISMU
Wawancara dengan Salasatu Responden
Wawancara dengan Manager Lazismu Wawancara dengan Staf Karyawan Lazismu
Wawancara dengan Salasatu Responden
Wawancara dengan Salasatu Responden