Analisis Kepribadian Cixi dan Theodora menurut Teori Psikoanalisis Freud
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Program Strata 1
Jurusan Sastra China
Oleh
Ayu Novitri Djati – 0900788016
Chendrawati – 0900793426
Fakultas Bahasa dan Budaya
Binus University
Jakarta
2009
Analisis Kepribadian Cixi dan Theodora menurut Teori Psikoanalisis Freud
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Program Strata 1
Jurusan Sastra China
Oleh
Ayu Novitri Djati – 0900788016
Chendrawati – 0900793426
Fakultas Bahasa dan Budaya
Binus University
Jakarta
2009
Fakultas Bahasa dan Budaya
Jurusan Sastra China
Binus University
Persetujuan Skripsi
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi dengan judul
Analisis Kepribadian Cixi dan Theodora menurut Teori Psikoanalisis Freud
Disusun oleh :
Ayu Novitri Djati – 0900788016 Chendrawati – 0900793426
telah disetujui dan diterima sebagai salah satu karya ilmiah mahasiswa bersangkutan pada Jurusan Sastra China-Fakultas Bahasa dan Budaya
Binus University
Jakarta, 19 Agustus 2009
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Elice Chandra, ST, M.Si D2904
Analisis Kepribadian Cixi dan Theodora menurut Teori Psikoanalisis Freud
Skripsi
Oleh
Ayu Novitri Djati Chendrawati
0900788016 0900793426 Disetujui
Dosen Pembimbing:
Elice Chandra, ST, M. Si D 2904
Fakultas Bahasa dan Budaya
Binus University
2009
iv
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat,
penyertaan, dan karunia yang diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Analisis Kepribadian Cixi
dan Theodora menurut Teori Psikoanalisis Freud ” ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sedalam-dalamnya atas bantuan dari berbagai pihak, baik berupa
moral maupun materiil, secara langsung maupun secara tidak langsung
selama penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah senantiasa
mendukung dalam setiap kegiatan yang penulis jalankan selama
kuliah di Binus University.
2. Bapak Prof. Dr. Gerardus Polla. M.App.Sc., selaku Rektor Binus
University yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menuntut ilmu di Binus University.
3. Bapak Drs. Andreas Chang, MBA, selaku Dekan Fakultas Bahasa
dan Budaya Binus University yang telah memberikan kepercayaan
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Andyni Khosasih, SE, BA, selaku Ketua jurusan Sastra China
Binus University yang telah memberikan kesempatan, dukungan,
dan kepercayaan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ibu Elice Chandra, ST, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan bimbingan
serta kritik dalam penulisan skripsi ini.
v
6. Bapak Agustinus S., BEC, selaku dosen bimbingan seminar
progress yang telah senantiasa membimbing, memberikan saran
dan kritik yang membangun dalam proses penulisan skripsi ini.
7. Ibu Cendrawaty Tjong, BA, MA, yang juga telah memberikan
masukan-masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
8. Seluruh teman kuliah penulis yang telah memberikan dorongan
kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
telah turut membantu hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Jakarta, 24 Juli 2009
Penulis
Ayu Novitri Djati dan Chendrawati
vi
ABSTRAKSI
Empress Orchid dan The Last Empress adalah novel dari Dinasti
Qing. Kedua novel ini menceritakan tentang Cixi yang berasal dari
bangsawan rendah menjadi Maharani.
Wanita adalah sebuah novel yang menceritakan perjalanan hidup
Theodora dari seorang pelacur menjadi Maharani pada masa
pemerintahan Maharaja Justinus.
Penulis menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud, yaitu: id,
ego, super-ego untuk menganalisis kepribadian Cixi dan Theodora.
Penulis menggunakan metode kepustakaan untuk mengumpulkan data,
dan dalam menganalisis penulis menggunakan metode deskriptif analisis.
Berdasarkan data-data yang ada, penulis menganalisis kepribadian
kedua tokoh dan menyimpulkan bahwa id dari Cixi cukup dominan, tapi
ego Cixi dapat mengontrol dengan baik keinginan-keinginan yang terus-
menerus untuk memuaskan kebutuhan dari id. Sedangkan super-ego
Cixi tidaklah dominan. Ego Theodora lebih dominan dibandingkan id dan
super-ego. Penulis berharap dengan menganalisis kepribadian kedua
tokoh ini dapat membantu pembaca bagaimana memahami peranan id,
ego, dan super-ego kedua tokoh dalam membentuk kepribadian
seseorang.
Kata kunci : Empress Orchid The Last Empress Wanita
Freud Psikoanalisis Kepribadian
vii
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH.........................................iv
ABSTRAKSI....................................................vi
RINGKASAN ISI.................................................1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................14
1
RINGKASAN ISI
Penjelasan singkat mengenai isi novel Empress Orchid dan The Last Empress
Novel Empress Orchid adalah novel karangan Anchee Min
menceritakan tentang Yehonala dari bangsa Manchuria, yang memiliki
nama kecil yaitu Anggrek. Novel ini berlatar kehidupan, adat istiadat,
kebudayaan istana kekaisaran Manchu di China pada akhir abad ke 19.
Demi meneruskan tahta kekaisaran, Kaisar Xianfeng
mengeluarkan dekrit yang menyatakan tujuannya untuk mencari istri.
Cixi adalah salah satu diantara ratusan gadis yang terpilih untuk
menjadi selir.
Di dalam Kota Terlarang, ratusan gadis berlomba-lomba untuk
menjadi selir kesayangan Kaisar. Tidak lama kemudian Cixi berhasil
mewujudkannya, dan Cixi pun sangat beruntung, ia mengandung
anak laki-laki bagi Kaisar. Tahun 1856 lahirlah putra mahkota Tongzhi.
Tidak lama setelah melahirkan, Kaisar Xianfeng tidak lagi tertarik
kepadanya. Situasi ini juga ada campur tangan Niugulu yang merupakan
permaisuri Kaisar Xianfeng.
Kesehatan Kaisar Xianfeng semakin lama semakin memburuk.
Kaisar pun akhirnya wafat di Jehol, dan ia pun menunjuk anaknya yaitu
Pangeran Tongzhi untuk menggantikan posisinya sebagai Kaisar, dan
Niugulu serta Cixi menjadi walinya. Harapan Sushun yang merupakan
orang kepercayaan Kaisar Xianfeng untuk memiliki kekuasaan
sepeninggalan Kaisar Xianfeng tidak terwujud, kemudian berubah
menjadi kemarahan terhadap Cixi. Dengan bantuan Andehai,
kasim yang merupakan pelayan Cixi dan adik Kaisar Xianfeng yaitu
Pangeran Gong, Cixi berhasil meringkus Sushun.
2
Novel ini diakhiri dengan pemakaman Kaisar Xianfeng dan mulai
berkembangnya cinta terlarang antara Cixi dan kepala pasukan
pengawal istana, Ronglu.
Novel The Last Empress adalah sekuel dari novel Empress Orchid.
Setelah wafatnya Kaisar Xianfeng, kedudukannya digantikan oleh
Pangeran Tongzhi, dan Cixi melaksanakan pemerintahan di balik tirai.
Saat Tongzhi dewasa, Cixi mengembalikan hak perwaliannya. Meskipun
Kaisar Tongzhi sudah menjalankan pemerintahan sendiri, tapi Cixi
tetap terus mengawasinya serta terkadang ikut campur tangan,
ini membuat Kaisar Tongzhi hanya menjadi seperti Kaisar tanpa
kekuasaan, kebiasaan buruk Tongzhi yang diam-diam sering pergi
ke rumah bordil membuat ia meninggal karena penyakit syphilis.
Karena tidak adanya ahli waris setelah Kaisar Tongzhi wafat,
Cixi mencarikan penggantinya, yaitu Guangxu yang merupakan anak
dari adik Kaisar Xianfeng, Pangeran Chun. Setelah Guangxu tumbuh
dewasa dan menikah, hak wali dari Cixi dikembalikan lagi, lalu Cixi
kembali ke Yiheyuan, tapi di dalam istana banyak dilakukan kecurangan-
kecurangan yang merugikan, dan Kaisar Guangxu hanya menjadi
sebagai Kaisar boneka saja. Guangxu akhirnya meninggal. Cixi pun
mengangkat Zaifeng, anak dari Pangeran Chun junior, cucu dari
Pangeran Chun, yang berusia tiga tahun untuk dijadikan penerus tahta
selanjutnya.
Penjelasan singkat mengenai isi novel Wanita
Novel Wanita karangan Paul I. Wellman berlatarkan kerajaan
Byzantium, pada abad pertengahan. Novel ini menceritakan tentang
Theodora, istri dari Maharaja Byzantium Justinianus I. Nama Theodora
dalam bahasa Yunani berarti “Anugerah Tuhan”, dia lahir di kota
Konstantinopel, Byzantium. Dia berasal dari tingkat masyarakat
3
paling rendah di Konstanstinopel, ibunya adalah seorang aktris,
juga pelacur. Theodora pernah menjadi seorang aktris, kemudian
menjadi pelacur tingkat tinggi. Tidak lama kemudian, Theodora berhenti
menjadi pelacur dan mulai hidup normal sebagai seorang pengantih
benang.
Theodora pun menjadi selir Justinianus I. Setelah Justinianus I
naik tahta, akhirnya Theodora dan Justinianus I bersama-sama
memegang pemerintahan, Theodora juga merupakan rekan yang
sempurna bagi Justinianus I di pemerintahan. Theodora adalah seorang
wanita yang memiliki tekad yang kuat, ini dapat terlihat bahwa ia
memiliki kemampuan dalam menjalankan pemerintahan. Pada waktu
terjadi pemberontakan Nika, saat kota dibumihanguskan dan api mulai
menjalar ke Istana, Justinianus I ingin melarikan diri dari Istana, melihat
itu Theodora membangkitkan keberanian Justinianus I untuk tidak lari
dari situasi tersebut. Theodora menolak untuk melarikan diri, dan tetap
berada di Istana. Theodora dengan tekad kuat mampu memimpin
perang, ia yang mengusulkan nasihat dan saran kepada Justinianus I,
dan akhirnya pemberontakan Nika dapat ditumpas. Pemerintahan
Justinianus I juga dapat dipertahankan.
Sifat Theodora yang seperti ini dapat melengkapi sifat
Justinianus I yang tidak mampu mengambil keputusan dengan cepat,
ini juga alasan utama mengapa Justinianus I sangat terpesona dengan
Theodora.
Saat berumur 45 tahun, Theodora wafat dikarenakan penyakit
kanker payudara, Justinianus I hidup 17 tahun lebih lama daripada
Theodora. Setelah kematian Theodora, Justinianus I merasa kehilangan
semangat hidupnya. Kemunduran pemerintahan Justinianus I sangat
mungkin berhubungan dengan kematian Theodora.
4
Teori
Psikoanalisis adalah salah satu aliran utama psikologi barat
modern dan psikologi kedokteran. 14
Sigmund Freud (1856-1939) adalah dokter ahli saraf yang
terkenal di Austria meletakkan dasar untuk psikoanalisis. 15 Freud adalah
orang yang menemukan psikoanalisis dari abad ke-19 sampai abad
ke-20. 16
Menurut Freud, kepribadian tersusun dari tiga sistem pokok,
yakni id, ego, super-ego. 17 Di dalam psikis tubuh manusia, ketiga
sistem ini saling berinteraksi secara harmonis. 18
1. Id
Id adalah inti kepribadian. Id berisikan segala sesuatu yang
secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir. Id berjuang
menuju ke suatu tujuan yaitu kepuasan segera hasrat-hasratnya.19 Id
mudah untuk menuruti dorongan emosi, tidak berdasarkan akal sehat,
suka mengasingkan diri, egois, suka pilih kasih. 20 Id dipimpin oleh
“prinsip kesenangan” (the pleasure principle). 21 Tujuan prinsip
14 弗洛伊德·癔症研究[M]·长春:长春出版社,2004:2 15 Bertens, Kees.Etika·Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1993:66 16 Bertens, Kees·Psikoanalisis Sigmund Freud·Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2006:7 17 Hall, Calvin S.,and Gardner Lindzey·Teori-Teori Psikodinamika (Klinis) ·Yogyakarta: Kanisius ,1993:63 18霍尔·弗洛伊德心理学入门[M]·北京:商务印书馆 ,1985:15 19 Semiun,Yustinus·Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud·Yogyakarta: Kanisius,2007:61 20 霍尔.弗洛伊德心理学入门[M]·北京:商务印书馆,1985:19-20 21 Bertens, Kees·Etika·Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1993:71
5
kesenangan adalah menghilangkan tegangan, 22 apabila tingkat
tegangan organisme meningkat, maka id akan bekerja sedemikian rupa
untuk segera menghentikan tegangan dan mengembalikan organisme
pada tingkat energi yang rendah serta menyenangkan. Prinsip reduksi
tegangan yang merupakan ciri kerja id ini disebut juga prinsip
kenikmatan (pleasure principle). 23
Dalam id tidak dikenal urutan menurut waktu; sebetulnya id
sama sekali tidak mengenal waktu. Hukum-hukum logika pun tidak
berlaku untuknya. 24
2. Ego
Ego adalah “aku”. Ego adalah bagian dari id, tapi ego bukan
keseluruhan id. 25 Ego dikatakan mengikuti prinsip kenyataan (reality
principle).
Ego harus mempertimbangkan tuntutan-tuntutan dari id dan
super-ego yang bertentangan dan tidak realistik. 26 Ketika ego
mengambil tindakan, maka akan tercipta keharmonisan. Tapi jika
tuntutan-tuntutan dari id, super-ego dan dunia luar berlebihan, ego
terpaksa mengalah dan menuruti, ketidakharmonisan pun tidak dapat
dihindari.27
Dalam membandingkan ego dengan id, Freud menggunakan
analogi orang yang menunggang kuda. Kuda memiliki tenaga,
22 霍尔·弗洛伊德心理学入门[M]·北京:商务印书馆,1985:15 23 Semiun,Yustinus·Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud·Yogyakarta: Kanisius ,2007:61 24 Bertens,Kees·Etika·Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1993:71 25 弗洛伊德·自我与本我[M]·长春:长春出版社,2004:125-127 26 Semiun,Yustinus·Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud·Yogyakarta: Kanisius,2007:61 27霍尔·弗洛伊德心理学入门[M]·北京:商务印书馆,1985:20-21
6
sedangkan penunggang kuda menentukan arah tujuan dan
membimbing kuda. Tapi antara hubungan ego dan id, kadang-kadang
terjadi situasi yang tidak ideal 28 : penunggang kuda berusaha
mengurangi dan mencegah kekuatan kuda yang lebih hebat, tetapi pada
akhirnya ia berada di bawah kekuasaan kuda itu. Kadang-kadang
penunggang kuda membiarkan kuda itu lepas kendali supaya ia sendiri
tidak jatuh. 3. Super-ego
Komponen struktural ketiga kepribadian adalah super-ego.
Super-ego adalah bagian moral dari kepribadian. Super-ego
mencerminkan yang ideal dan bukan yang real. Super-ego dikendalikan
oleh prinsip-prinsip moralistik dan idealistik yang bertentangan dengan
prinsip kenikmatan dari id dan prinsip kenyataan dari ego.
Super-ego tumbuh dari ego. Anak menerima norma-norma moral
dari orang tua. Norma-norma moral ini diinternalisasikan melalui
identifikasi dengan ayah dan ibu. 29 Maka dari itu ia berusaha
menggantungkan diri kepada orang tuanya dengan harapan agar ia
dapat berbuat seperti apa yang diperbuat oleh orang tuanya. Dengan
demikian, terbentuklah super-ego anak itu. 30
Super-ego memiliki dua subsistem, yaitu suara hati (conscience)
dan ego-ideal. Suara hati menghukum orang dengan membuatnya
merasa bersalah, sedangkan ego-ideal menghadiahi orang dengan
membuatnya merasa bangga. 31
28 弗洛伊德·精神分析新论[M]长春:长春出版社,2004:48-49 29 Semiun,Yustinus·Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud·Yogyakarta: Kanisius,2007:65-67 30 Ahmadi,Abu dan Umar,M. ·Psikologi Umum·Surabaya:Bina Ilmu,1992:172 31 Semiun,Yustinus·Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud·Yogyakarta: Kanisius,2007:66-67
7
Tabel 1.1 Struktur Kepribadian Freud
Nama Aspek Kepribadian Prinsip
Id (komponen biologis)
Aspek primitif kepribadian
Prinsip kesenangan
Ego (komponen psikologis/sosial)
Aspek inti kepribadian Prinsip kenyataan
Super-ego (ego-ideal)
Aspek tertinggi kepribadian
Prinsip moral dan ideal
Analisis data
Dari hasil analisis, tiga sistem kepribadian Cixi adalah sebagai berikut :
1. Id Cixi lebih terlihat pada saat keinginannya yang kuat untuk
hidup bersama Ronglu.
Contohnya :
Saat Cixi duduk di atas singgasananya, Cixi sadar Ronglu mengawasinya
dari salah satu sudut Balairung, dan menangkap gairah Ronglu.
Aku merasa bersalah, tetapi aku tak bisa menghentikan diriku dari
menginginkan perhatiannya. Hatiku bercumbu dengannya saat aku duduk
di situ dengan wajah kaku.
(Empress Orchid, hal 568, baris ke 30 )
Saat berada di dalam makam Xianfeng, Cixi menyatakan perasaannya
kepada Ronglu.
Kukatakan bahwa aku tak pernah menginginkan lelaki lainnya. Aku
memerlukan kasih sayangnya, belas kasihannya.
(Empress Orchid, hal 586, baris ke 20)
2. Ego Cixi dapat terlihat pada saat
a) Ia berusaha keras menahan keinginannya dan terus-menerus
mengingatkan dirinya bahwa untuk hidup bersama Ronglu
8
merupakan hal yang tidak mungkin karena melihat kenyataan bahwa
statusnya sebagai seorang Maharani dan etika juga melarangnya.
Contohnya :
Saat Cixi sedang berbincang-bincang dengan Ronglu, ia ingin supaya
Andehai pergi, supaya ia dapat berdua saja dengan Ronglu.
Aku ingin sekali bisa menyuruh Andehai pergi, tetapi itu sungguh tak bijaksana.
Terlihat berdua saja dengan Ronglu amatlah berbahaya.
(Empress Orchid, hal 484, baris ke 25)
Saat Cixi sedang berjalan-jalan di taman sambil menikmati
keindahannya, tiba-tiba perasaan rindunya terhadap Ronglu datang
kembali, namun ia mampu menahannya.
Aku masih sangat merindukan Ronglu, tetapi memiliki kekuatan untuk
menanggungnya.
(The Last Empress, hal 177, baris ke 27)
b) Selain itu ego nya juga dapat terlihat pada saat ia menahan
emosinya untuk tidak bertengkar secara terbuka dengan Niugulu
karena masalah anaknya.
Contohnya :
Cixi sebenarnya sudah tak tahan atas perlakuan Niugulu yang melarang
para pelayan untuk membujuk Tongzhi agar tak menangis, tapi ia
berusaha menahan kemarahannya dengan berjalan menjauhi Niugulu.
Kupaksa diriku untuk berjalan menjauh supaya aku tak meninju Niugulu
di dadanya.
(Empress Orchid, hal 347, baris ke 4)
Untuk menyenangkan hati Tongzhi, Niugulu memecat koki yang sudah
diupah oleh Cixi untuk mempersiapkan hidangan yg sehat untuk
Tongzhi, karena Tongzhi mengeluh bahwa koki itu menghidangkan
udang busuk padanya. Meskipun marah, tapi Cixi tetap dapat
mengontrol dirinya.
9
Aku harus menahan diri agar tak bertengkar secara terbuka dengan Niugulu.
Kuputuskan untuk berkonsentrasi pada pendidikan Tongzhi dulu.
(Empress Orchid, hal 435, baris ke 8)
3. Super-ego Cixi lebih berdasarkan prinsip kesempurnaan, ia
menginginkan kesempurnaan hidup sebagai suami istri yang
bahagia dan sebagai salah seorang selir ia juga menginginkan
kerukunan diantara selir-selir, yang bisa menciptakan
kenyamanan.
Contohnya :
Ayah Cixi tak pernah memiliki selir, karena dia tahu ayahnya memang
tak perlu selir—dia tak pernah bosan pada Ibunya, membuat Cixi
memiliki idealisme pernikahan.
Aku selalu berpikir seperti inilah yg seharusnya, seorang lelaki dan perempuan
sepenuhnya mengabdikan diri satu sama lain. Tak peduli betapa parahnya
mereka mungkin menderita, saling memiliki seperti itu adalah suatu bentuk
kebahagiaan tersendiri.
(Empress Orchid, hal 84, baris ke 10)
Saat Cixi membayangkan ia dan selir-selir lainnya akan hidup hormat-
menghormati.
Sebagai istri-istri yg terpilih, aku ingin kami saling menghormati dan saling
membantu guna membangun rumah tangga ini menjadi sebuah tempat
nyaman bagi kami semua.
(Empress Orchid, hal 118, baris ke 7)
Dari hasil analisis, tiga sistem kepribadian Theodora adalah sebagai
berikut :
1. Id Theodora lebih terlihat pada saat Theodora merasa dirinya
ataupun orang yang disayanginya disakiti.
Contohnya :
10
Saat Theodora mengetahui bahwa sahabatnya, Macedonia dihancurkan
oleh Chione, lalu ia mencari Hagg meminta bantuan untuk membalas
dendam.
“Aku mau menghukum Chione yang congkak itu! ”
“Dengan racun?”
“Bukan kematian, tapi penghinaan yang paling melukai wanita.”
(Wanita, hal 38, baris 2)
Perselingkuhan Theodora dengan Lynnaeus, budak dari Hecebolus
semakin dalam.
Terkadang, dengan sedenyut ketakutan, Theodora menyadari hubungannya
dengan Lynnaeus telah tumbuh menjadi bahaya yang menarik hati. …Oleh
bencinya kepada Hecebolus, tindakannya ini bukan penyelewengan biasa,
tetapi juga suatu pemberontakan.
(Wanita, hal 128, baris 20)
2. Ego Theodora lebih terlihat pada saat ia dapat menahan
perasaan kagum Belisarius terhadapnya dan juga berusaha untuk
tidak membalas perasaan yang sama.
Contohnya :
Untuk menghindari kekaguman yang berlebihan dari Belisarius,
Theodora berpikir untuk mencarikan wanita untuk Belisarius.
Seandainya saja ia dapat menemukan seorang wanita untuk Belisarius!.... Bila
ia berhasil menemukan wanita ini, maka sekali lagi akan amanlah Belisarius
sebagai sahabat dan teman.
(Wanita, hal 342 baris 11)
Setelah Belisarius dalam iringan pulang ke istana, Theodora
memandanginya dan membandingkan wajah Justinianus I yang sudah
tua dengan Belisarius yang masih gagah.
Tetapi……Justinianus adalah Maharaja.
11
Pikiran ini rupanya membebaskan hatinya dari gejolak emosi yang gelap. Ia
adalah istri Justinianus I dan Maharani-nya.
(Wanita, hal 378 baris 17)
3. Super-ego Theodora dapat terlihat bahwa ia memiliki hati nurani
sebagai manusia untuk menolong orang lain dan pada saat ia
telah kehilangan anaknya.
Contohnya :
Saat Theodora ingin melarikan diri karena John Capadocia ingin
menghukumnya atas penghancuran nama baiknya. Theodora masih
memikirkan nasib budaknya, Teia.
Bahkan dalam saat-saat terakhir yang penuh kegugupan sebelum ia melarikan
diri, Theodora menyempatkan waktu dan pikiran untuk makhluk malang yang
tergantung padanya dan terlibat dalam nasibnya: Teia.
(Wanita, hal 103, baris 20)
Peristiwa kelam yang telah dialaminya terutama setelah kematian
anaknya telah menyadarkan Theodora untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan.
Kini ia mulai mencari penghiburan dalam agama. Kematian anaknya
menyebabkan ia meraba-raba dengan buta dan rendah hati untuk dapat
pengertian tentang penjagaan ilahi yang tak bisa dijajaki pikiran manusia.
(Wanita, hal 334 baris 12)
Kesimpulan
Berdasarkan teori psikoanalisis, penulis menemukan bahwa kepribadian
yang mereka miliki berbeda, yaitu :
1. Berdasarkan id.
12
Mereka memiliki dorongan id yang berbeda. Cixi memiliki
keinginan untuk bersama Ronglu, sedangkan dorongan id dari
Theodora yaitu keinginan untuk membalas dendam kepada siapa
saja yang menyakiti dirinya maupun orang yang disayanginya.
2. Berdasarkan ego.
Mereka memiliki pengontrolan ego yang berbeda. Ego Cixi
bekerja keras untuk mengingatkan dan mengontol keinginan id, hal
ini dikarenakan Cixi memiliki id yang cukup kuat, yaitu keinginannya
bersama Ronglu. Sedangkan ego Theodora tidak perlu bekerja
terlalu keras untuk mengontrol id, karena Theodora sudah memiliki
ego yang kuat, hal ini karena pengalaman hidupnya selama ini.
3. Berdasarkan super-ego.
Mereka juga memiliki super-ego yang berbeda. Super-ego Cixi
berasal dari internalisasi ayahnya, sedangkan super-ego Theodora
muncul karena ia telah banyak mengalami kehidupan yang kelam,
terutama pada saat ia kehilangan anaknya, ini membuat ia lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan.
Setelah menganalisis, penulis mendapatkan bahwa sebagian
besar kehidupan mereka dikendalikan oleh ego. Karena mereka memiliki
ego yang kuat, dengan begitu id dan super-egonya menjadi kurang
dominan. Ini membuktikan bahwa peranan ego berfungsi dengan baik.
Ego mereka yang kuat inilah yang membuat mereka dari status sosial
rendah dapat menjadi Maharani.
Selain itu penulis mendapatkan persamaan dan perbedaan mereka,
yaitu :
Persamaan :
1. Dari tingkat status sosial rendah naik menjadi Maharani.
2. Pandai dalam mengatur pemerintahan.
13
3. Ketika memerintah keduanya sama-sama tidak disukai.
4. Memiliki suami yang kurang cakap dalam pemerintahan.
Perbedaan :
1. Berbeda latar belakang kebudayaan.
2. Theodora memerintah bersama suaminya, sedangkan Cixi
memerintah sebagai wali dari anaknya.
3. Cixi memiliki rival/lawan dalam merebut hati Kaisar sedangkan
Theodora tidak.
4. Cixi dan Theodora sama-sama memiliki pria idaman lain, tapi Cixi
memiliki keinginan menggebu-gebu untuk bersamanya,
sedangkan Theodora hanya mengaguminya.