ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN
IPS TERPADU POKOK BAHASAN PAJAK PENGHASILAN DI
SMP FATAHILLAH PONDOK PINANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Disusun oleh :
Tarra Anggun Cantika
NIM. 109015000123
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
Tarra Anggun Cantika, NIM. 109015000123. Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Analisis Kesulitan Siswa Dalam
Pembelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan di SMP
Fatahillah Pondok Pinang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan apa saja dalam
mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan serta untuk mengetahui
penyebab kesulitan belajar siswa secara internal maupun eksternal yang dialami
siswa dalam mempelajari materi pajak penghasilan di SMP Fatahillah Pondok
Pinang khususnya kelas VIII. Penelitian ini termasuk jenis penelitian campuran
antara kuantitatif dan kualitatif dimana peneliti menjabarkan temuan-temuan yang
didapat di lapangan. Untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami siswa
dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan peneliti memberikan tes
uraian, tes diberikan kepada 20 siswa Selanjutnya peneliti melakukan observasi
terhadap siswa dan guru serta wawancara mendalam, terakhir peneliti
menyebarkan angket yang berisi 20 item pertanyaan yang mengacu pada
penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa, penyebaran angket ini bertujuan
untuk triangulasi data. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam materi pajak penghasilan yang didukung dengan nilai rata-rata
yang rendah pada tes yang diberikan. Penyebab yang siswa mengalami kesulitan
adalah sebagai berikut: (1). Kesulitan dari dalam diri sendiri atau internal antara
lain: konsentrasi yang rendah, minat belajar rendah, persepsi bahwa materi pajak
penghasilan sulit. (2). Kesulitan dari luar atau eksternal antara lain: fasilitas buku
yang tidak memadai, ruangan yang kurang memadai.
Kata Kunci: Analisis Kesulitan Belajar, Pajak Penghasilan, Penelitian Campuran.
ii
ABSTRACT
Tarra Anggun Cantika, NIM. 109015000123. Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Analysis of Student Difficulties In
intergrated Sosial Science Learning about Income Taxes material at SMP
Fatahillah Pondok Pinang.
This research was aims to know the difficulties of students in answering the
question about the accounting of income taxes and to know the causer of students’
learning difficulties internally or externally which was felt by the students in
learning income taxes material at SMP Fatahillah Pondok Pinang, exactly
students in the 8th
grade. This research was mixing between kuantitative and
kualitative research which the writer elaborated the findings in the field. To know
the difficulties of students in accounting income taxes. The writer gave an essay
test. The test was given to 20 students. Then the writer did an observation to ward
student and the teachers, did interview deeply, next, the writer distributed the
questionnaires to make triangulation of data. The result of this research showed
that the students had the difficulties in income taxes material which was supported
by the low score of the test given. The causes of the difficulties stated as follows:
1) they had difficulties from themselves or internal factors such as; low
concentration, low motivation in learning and negative perception that income
taxes material was difficult. 2) they had a difficulties from the outside or external
factors, such as; the lack of facilities like Books and rooms.
Keywords: Analysis of Learning Difficulties, Income Tax,kuantitative and
kualitative research.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salam senantiasa dicurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pembelajaran IPS
Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan di SMP Fatahillah Pondok Pinang” ini
merupakan salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
terealisasi dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan baik moral maupun material kepada penulis. Untuk hal itu
maka perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Nurlena Rifa’i MA. Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS yang
telah memberikan dukungan secara akademik.
4. Drs. Banadjid, selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa sabar dalam
membimbing dan memberikan arahan.
5. M. Noviadi Nugroho, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
setia dan sangat sabar dalam memberikan arahan juga bimbingan.
6. Kepala Sekolah, Dewan Guru, staf TU serta Siswa-Siswi SMP Fatahillah
7. Kepada Ayahanda OK. Helmy Aziz dan Ibunda Sumarni Sukaman yang
memberikan kesempatan kepada penulis untuk hidup dan berkarya.
iv
8. Kakak-kakak yang senantiasa mendukung Reza Ali Perkasa, Septi
Helmarini, Maharani Febri Wardhani dan Muhammad Sigit Maulana.
9. Keponakan yang turut memberi semangat Tante Anggun membawa tawa
dan suasana yang menyenangkan Athaya dan Ziyad.
10. Keluarga Besar OK.H Abdul Aziz dan Keluarga Besar H. Sukaman yang
memberikan penulis semangat untuk masa kuliah selama 4 tahun yang
berharga.
11. Teman-teman yang senantiasa memberi dukungan kepada penulis yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan isi skripsi ini.
Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga penyusunan ini dapat
bermanfaat dan mempunyai nilai guna bagi yang memerlukannya.
Jakarta, 1 Januari 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
BAB I Pendahuluan ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 4
D. Perumusan Masalah ......................................................................... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 5
BAB II Kajian Teoritis dan Kerangka Berpikir
A. Kajian Teoritis……………………………………………….…..8
1. Pengertian Pendidikan ----------------------------------------------- 8
2. Pengetian Belajar. ..................................................................... 9
3. Definisi Proses belajar .............................................................. 10
4. Tahap-Tahap Proses Belajar ..................................................... 10
5. Karakteristik Perilaku Belajar .................................................. 11
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ............................ 11
7. Faktor pendekatan belajar ......................................................... 16
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar mengajar . 16
9. Pengertian kesulitan belajar ...................................................... 17
10. Pengertian Materi Pembelajaran ............................................... 17
11. Jenis-jenis Kesulitan Belajar ................................................... 17
vi
12. Diagnosis Kesulitan Belajar ..................................................... 18
13. Pengertian pajak ...................................................................... 19
14. Jenis-jenis pajak ........................................................................ 19
15. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ................................... 25
B. Kerangka Berpikir ............................................................................ 29
C. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 35
C. Variabel Penelitian ........................................................................ 35
D. Metode Penelitian ......................................................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 36
F. Instrumen Penelitian...................................................................... 38
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 45
A. Profil Sekolah ................................................................................ 45
B. Hasil Observasi Terhadap Siswa ................................................... 48
C. Hasil Observasi Terhadap Guru .................................................... 54
D. Hasil Nilai Siswa pada Materi Pajak Penghasilan ........................ 55
E. Analisis Kesulitan Siswa dalam menjawab Setiap Pertanyaan ..... 57
F. Hasil Angket ................................................................................. 65
G. Hasil wawancara guru ................................................................... 79
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 81
A. Kesimpulan ..................................................................................... 81
B. Saran-saran ..................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 84
vii
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ...................................... 11
Tabel 2.2 Tabel Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak ....................................... 22
Tabel 2.3 Tarif Pajak Untuk Wajib Pajak Pribadi Dalam Negeri ...................... 24
Tabel 2.4 Perbedaan dan Persamaan dengan Hasil Penelitian relevan ............. 32
Tabel 3.1 Tabel Klasifikasi Nilai ...................................................................... 40
Tabel 3.2 Kategori Penilaian Angket ................................................................ 42
Tabel 4.1 Profil Guru SMP Fatahillah .............................................................. 46
Tabel 4.2 Fasilitas SMP Fatahillah ................................................................... 48
Tabel 4.3 Hasil Observasi Terhadap Siswa ...................................................... 49
Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Guru ........................................................ 54
Tabel 4.5 Hasil Nilai Siswa .............................................................................. 55
Tabel 4.6 Siswa Merasa Intelegensi Yang Dimiliki Tinggi .............................. 66
Tabel 4.7 Siswa Merasa Sulit Menangkap Penjelasan Dari Guru Tentang
Pajak Penghasilan ............................................................................. 66
Tabel 4.8 Siswa Sulit Berkonsentrasi Dalam Materi Pajak Penghasilan ........... 68
Tabel 4.9 Siswa Tidak Menyukai Materi Pajak Penghasilan Sehingga
Malas Untuk Memperhatikan .......................................................... 67
Tabel 4.10 Siswa Merasa Kurang Berbakat Pada Mata Pelajaran IPS
Terpadu Khususnya Materi Pajak Penghasilan ................................ 68
Tabel 4.11 Motivasi Siswa Rendah Dalam Mempelajari Materi Pajak
Penghasilan ....................................................................................... 69
viii
Tabel 4.12 Siswa Beranggapan Bahwa Materi Pajak Penghasilan Sukar........... 69
Tabel 4.13 Siswa Tidak Dapat Mengikuti Apa Yang Guru Jelaskan Tentang
Pajak Penghasilan Karena Kondisi Fisik Mata Dan Pendengaran
Terganggu ......................................................................................... 70
Tabel 4.14 Banyak Teori Dan Ketentuan Dalam Menghitung Pajak
Penghasilan Membuat Siswa Sulit Mengerjakannya ........................ 71
Tabel 4.15 Guru Terlalu Cepat Dalam Menjelaskan Materi Pajak
Penghasilan Sehingga Siswa Tidak Mengerti ................................... 71
Tabel 4.16 Kemampuan Berhitung Siswa Rendah ............................................. 72
Tabel 4.17 Minat Belajar Siswa Rendah ............................................................. 73
Tabel 4.18 Kesulitan Siswa Dalam Menangkap Materi Pajak Penghasilan
Karena Masalah Keluarga ................................................................. 74
Tabel 4.19 Kesulitan Belajar Pajak Penghasilan Karena Teman Sekelas
Gaduh ................................................................................................ 74
Tabel 4.20 Kesulitan Siswa Dalam Belajar Pajak Penghasilan Karena
Lingkungan Yang Tidak Kondusif Dan Nyaman ............................. 75
Tabel 4.21 Siswa Mengobrol Pada Saat Belajar Materi Pajak Penghasilan ....... 76
Tabel 4.22 Siswa Kehilangan Konsentrasi Saat Materi Belajar Pajak
Penghasilan ....................................................................................... 76
Tabel 4.23 Cuaca Yang Tidak Menentu Membuat Berkurangnya Semangat
Belajar Pajak Penghasilan ................................................................. 77
Tabel 4.24 Kesulitan Belajar Pajak Penghasilan Karena Buku Yang Kurang
Lengkap ........................................................................................... 78
Tabel 4.25 Siswa Mencontek Tugas Yang Diberikan Guru Karena Soal
Pajak Penghasilan Sukar Dikerjakan ................................................ 78
ix
Daftar Gambar
Gambar 1 Poto-Poto kegiatan Siswa Memperhatikan Guru Menjelaskan Materi
Tentang Pajak Penghasilan ...................................................................................... 112
Gambar 2 Poto-Poto kegiatan Siswa Sedang Mencatat Materi Tentang Pajak
Penghasilan .............................................................................................................. 112
Gambar 3 Poto-Poto kegiatan Siswa Sedang Mencatat Materi Tentang Pajak
Penghasilan .............................................................................................................. 112
Gambar 4 Poto-Poto kegiatan Mengerjakan Soal Materi Pajak Penghasilan ......................... 113
Gambar 5 Poto-Poto kegiatan Mengerjakan Soal Materi Pajak Penghasilan ......................... 113
Gambar 6 Poto-Poto kegiatan Siswa Soal Pajak Penghasilan Secara bersama-sama .............. 113
x
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Lembar Observasi Terhadap Siswa ....................................... ....... 85
Lampiran 2 Pedoman Kriteria Penilaian Observasi Terhadap Guru......... ....... 86
Lampiran 3 Hasil Observasi Terhadap Pengajar....................................... ....... 91
Lampiran 4 Kisi Kisi Test Essay Pajak Penghasilan ................................ ....... 92
Lampiran 5 Soal Test Essay Pajak Penghasilan ....................................... ....... 93
Lampiran 6 Kunci Jawaban Test Essay Pajak Penghasilan ...................... ....... 94
Lampiran 7 Hasil Test Essay Pajak Penghasilan ...................................... ....... 97
Lampiran 8 Kisi-Kisi Angket Instrumen Penelitian Tentang Faktor-Faktor
Penyebab Kesulitan Siswa Dalam Perhitungan
Pajak Penghasilan ................................................................. ....... 98
Lampiran 9 Lembar Angket Kesulitan Siswa Dalam Perhitungan Pajak
Penghasilan ............................................................................ ....... 99
Lampiran 10 Hasil Angket ........................................................................ ....... 102
Lampiran 11 Kisi-Kisi Wawancara Siswa dan Guru ................................. ....... 103
Lampiran 12 Pedoman Wawancara Siswa dan Guru ................................. ....... 104
Lampiran 13 Hasil Wawancara Siswa ....................................................... ....... 106
Lampiran 14 Hasil Wawancara Guru ........................................................ ....... 108
Lampiran 15 Hasil Dokumentasi .............................................................. ....... 112
Lampiran 16 Biodata Penulis ..................................................................... ....... 113
Lampiran 17 Surat Pernyataan Sudah Melakukan Penelitian ................... ....... 114
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian manusia
sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan juga hal
yang penting bagi umat islam karena orang-orang yang berilmu memiliki derajat
yang lebih tinggi seperti yang di jelaskan pada hadist dibawah ini :
عن امامت رضي اهلل عنيا قال: قال رسل اهلل صلى اهلل عليو سلم: اقرب الناس من درجت النبة
اىل العلم الجياد، اما اىل العلم فد لعا الناس على ما جاءث بو الرسل اما اىل الجياد فجاىدا
باسيا فيم على ما جاءث بو الرسل )راه درقطن(
Artinya: “Dari Umamah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: orang paling
dekat derajatnya dari para Nabi ialah ahkul ilmi (yang berilmu) dan pejuang, jika
orang yang berilmu memberi petunjuk pada manusia melalui apa yang datang
dari Rasul (ilmu), dan kalau pejuang berjuanglah dengan pedangnya, seperti
yang ditunjukkan Rasul”. (H.R. Daruqutni).1
“Sedangkan menurut UU. No. 20 th 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasanan belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.2
1http://pkbmdaruttaklim.wordpress.com/2012/10/31/kumpulan-hadits-tentang-pendidikan/ diakses pada 2 februari 2013.
2 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2008) hal. 5
2
Maka dari itu pendidikan merupakan hal yang harus diperhatikan karena
pendidikan termasuk kepada kebutuhan primer dan di dalam pendidikan terdapat
proses belajar.
Menurut Deporter Bobbi, Reardon Mark, & Singer-Nourie Sarah “Pada
hakekatnya proses belajar atau mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala
sesuatunya berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh
mana guru dapat mengubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran,
sejauh itu pula proses belajar itu berlangsung”.3 Maka di dalam proses belajar
yang merupakan fenomena kompleks ini dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan
tersendiri yang dialami oleh siswa.
Definisi kesulitan belajar secara umum dipandang sebagai siswa dengan
prestasi yang rendah. M. Alisuf Sabri mengartikan kesulitan belajar siswa sebagai
kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran disekolah. Jadi
kesulitan belajar yang dihadapi siswa ini terjadi pada waktu mengikuti pelajaran
yang disampaikan atau ditugaskan oleh seorang guru.2
“Menurut Koestoer Partowisastro kesulitan belajar itu dapat disebabkan oleh
beberapa alasan yaitu : (1) masalah intelegensi, (2) masalah penglihatan
dan/atau pendengaran, (3) masalah perceptual, (4) masalah gizi, (5) masalah
minuman keras dan narkotik, (6) Masalah kelelahan (7) masalah harapan
Orang Tua, (8) masalah disharmoni dalam keluarga, (9) masalah penguasaan
materi pelajaran, (10) masalah minat”.4
Dari masalah kesulitan belajar yang sudah dikelompokan oleh Koestoer,
menyatakan bahwa “di dalam proses belajar tidak lepas dari hambatan-hambatan
yang dialami siswa itu sendiri”.5
Di dalam kehidupan pendidikan adalah hal wajar apabila kita menemukan
kesulitan-kesulitan dalam belajar yang dialami oleh peserta didik karena belajar
3Deporter Bobbi, Reardon Mark, & Singer-Nourie Sarah, “Quantum Learning”, (Bandung :
Kaifa 2000), Cet ke-1, h. 3
4 M. Alisuf Sabri. Psikologi pedidikan. ( Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya). Cet. Ke-I. h.88.
5 Partowisastro Koestoer, Diagnosa dan pemecahan kesulitan belajar, (Jakarta : Erlangga 1986),
jilid-2, h. 19-34
3
itu sendiri merupakan proses dari tidak bisa menjadi bisa, di dalam proses belajar
tersebut kesulitan memang merupakan hal biasa tetapi bukan seterusnya harus
dibiarkan begitu saja melainkan harus diketahui akar permasalahan sebenarnya
apa yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan tersebut agar kegiatan
belajar-mengajar ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Seperti yang dijelaskan oleh hadist Nabi bahwa seseorang yang berilmu ialah
seseorang yang terus belajar maka dari itu lebih baik jika guru terus mengevaluasi
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan karena peran guru sebagai mediator
dalam menyampaikan materi merupakan hal yang utama dalam kegiatan belajar-
mengajar dan tugas guru tersebut sebagai mediator juga harus memastikan bahwa
materi yang beliau sampaikan dapat dimengerti dengan baik oleh peserta didik.
Hal ini, sangat mempengaruhi keseluruhan proses belajar dan mengajar di sekolah
dan dalam hal ini khususnya pokok bahasan pajak penghasilan merupakan
perpaduan antara menghitung dan membaca keterangan dengan baik, apabila
ditengah pembelajaran peserta didik tidak mengerti apa yang di jelaskan oleh
mediator itu merupakan permasalahan yang harus kita temukan apa solusi yang
baik sebenarnya.
Siswa Di SMP Fatahillah Pondok Pinang pasti juga memiliki kesulitan-
kesulitan belajar tertentu dalam proses belajar, khususnya untuk siswa yang duduk
di kelas VIII dalam mempelajari IPS terpadu juga terdapat kesulitan siswa dalam
menyelesaikan perhitungan pajak penghasilan dengan ketentuan-ketentuan dalam
menghitung pajak itu sendiri yang membuat siswa sulit untuk mengerjakannya.
Pokok bahasan pajak penghasilan merupakan pokok materi yang menurut
siswa dan siswi SMP Fatahillah adalah materi yang sulit sehingga dengan
pemikiran yang demikian maka kebanyakkan siswa malas untuk memulai
mengerjakannya dan terkadang karena mereka menganggap materi tersebut materi
sukar sehingga mereka tak ingin memulai untuk mempelajarinya.
Pajak penghasilan merupkan materi yang sulit apabila siswa dan siswi tidak
memperhatikan dengan seksama. Kendala yang peneliti temukan adalah hilangnya
konsentrasi di saat mempelajari materi ini, apabila terlewat sedikit apa yang guru
4
sampaikan maka akan terjadi kebingungan yang mengakibatkan siswa tidak dapat
mengerti apa yang di bicarakan oleh guru.
Di dalam materi tersebut terjadi kesukaran siswa dalam mengerjakan soal-
soal pajak penghasilan, kesulitan dalam belajar merupakan hal yang selalu terkait
dengan dunia pendidikan, untuk mengatasi kesulitan dalam belajar materi
tersebut guru harus mendiagnosa dimanakah kesulitan itu terjadi agar masalah ini
dapat diselesaikan dengan solusi yang baik dan meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Sesuai dengan masalah yang sudah dijabarkan diatas maka peneliti
mengajukan judul “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu
Pokok Bahasan Pajak Penghasilan di SMP Fatahillah Pondok Pinang”
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diperoleh identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pajak penghasilan rendah
pada siswa dan siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang.
2. Siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan perhitungan pajak
penghasilan pada siswa dan siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang.
3. Nilai siswa kelas VIII rendah pada hasil pembelajaran materi pajak
penghasilan.
C. Pembatasan masalah
Dalam penelitian ini peniliti membatasi pada siswa dan siswi SMP Fatahillah
Pondok Pinang Kelas VIII SMP yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan
perhitungan pajak penghasilan karena dianggap sukar. Peneliti ingin mencari
kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam mengerjakan perhitungan pajak
penghasilan serta penyebabnya.
5
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diangkat peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa saja kesulitan yang dialami siswa dan siswi SMP Fatahillah Pondok
Pinang Kelas VIII SMP Fatahillah dalam mengerjakan perhitungan pajak
penghasilan?
2. Apakah penyebab siswa dan siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang Kelas
VIII SMP banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan perhitungan
pajak penghasilan?
E. Tujuan dan Manfaaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi
masalah yang sudah di jelaskan sebelumnya, adalah:
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui Apa saja kesulitan yang dialami tentang pemahaman
materi pajak penghasilan pada siswa dan siswi SMP Fatahillah Pondok
Pinang Kelas VIII.
b. Untuk mengetahui apa penyebab kesulitan yang banyak dialami siswa
dan siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang Kelas VIII dalam
menyelesaikan perhitungan pajak penghasilan.
2. Manfaat Penelitian :
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya suatu
kontribusi hasil penelitian baik secara teoritis ataupun secara praktis. Adapun
manfaat-manfaat tersebut sebagai berikut :
A. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, peneliti mengharapkan melalui penelitian ini dapat
mengembangkan serta memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama
6
pada bidang pendidikan, khususnya tentang kesulitan perhitungan pajak
penghasilan.
B. Manfaat Praktis
Secara praktis, peneliti mengharapkan melalui penelitian ini dapat
membawa manfaat bagi para pelaku pendidikan, diantaranya:
1. Bagi Siswa
Dengan guru yang cekatan dalam menanggapi permasalahan kesulitan belajar
siswa maka masalah tersebut tidak berlarut-larut dan dapat dengan cepat
membantu siswa menyelesaikan permasalahannya dan meningkatnya hasil
belajar siswa.
2. Bagi Guru
Dapat mengidentifikasi faktor apa saja kesulitan belajar yang dialami siswa
dengan cermat dan guru dapat dengan cepat mencari solusi yang tepat untuk
menangulangi masalah kesulitan yang siswa alami agar dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah sekolah dapat meningkatkan
prestasi akademik siswa dan dapat mengevaluasi kesulitan-kesulitan apa saja
yang dialami oleh siswa dalam proses belajar-mengajar agar dengan baik
menyelesaikan masalah tersebut serta dapat juga memfasilitasi apa yang
kurang dalam proses belajar-mengajar tersebut.
4. Bagi Pembaca
Dengan penelitian yang disusun oleh peneliti ini bermanfaat bagi pembaca
untuk memahami kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dalam
mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan. Sehingga pembaca lebih
7
mengerti bahwa sesungguhnya siswa mengalami kesulitan belajar yang
terkadang orang dewasa tidak mengerti masalah sebenarnya.
5. Bagi Peneliti
Penelitian ini dilakukan agar peneliti mengetahui penyabab kesulitan belajar
dan menjadikan peneliti lebih berpengalaman dan apabila menemui hal yang
sama dapat dengan cekatan menanggulanginya karena peneliti adalah calon
guru profesional. Selain itu peneliti juga dapat berkontribusi dalam dunia
pendidikan untuk menjadi lebih maju di masa depan.
6. Bagi peneliti lain
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti lain untuk referensi dalam penelitian
berikutnya agar dapat dijadikan pedoman dan juga dikembangkan agar ilmu
ini dapat diketahui oleh masyarakat luas.
7. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini bermanfaat untuk kampus tercinta peneliti UIN Syarif
Hidayatullah sebagai perluasan ilmu pengetahuan baru bagi dunia
kependidikan dan juga sebagai referensi bagi junior yang ingin
mengembangkan hasil penelitian ini agar dapat terus berkembang sampai
akhir masa.
8
BAB II
Kajian Teoritis dan Kerangka Berpikir
A. Kajian Teoritis
1. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha manusia untuk dengan penuh tanggung jawab
membimbing anak-anak didik ke kedewasaan.1 Di dalam dunia pendidikan akan
terjadi dimana adanya kontak antara siswa dan guru dalam proses belajar dan
mengajar.
Adapun pengertian pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai
usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau
paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja
oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Pendidikan juga dapat diartikan
sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi
dalam arti mental.2
Pendidikan masa kini penting untuk masa depan anak bangsa agar dapat
menunjang taraf hidup yang lebih baik serta berpengaruh pada pembangunan
Indonesia yang telah dicita-citakan.
2. Pengertian Belajar
Cronbach di dalam bukunya Educational Psychology menyatakan bahwa
1 Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2005), Cet 13,
h. 293
2 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2008), Cet 6,
h.1
9
“Learningis shown by a change in behavior as a result of experience”:3
Jadi menurut Cronbach belajar yang sebaik baiknya adalah dengan
mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan pancainderanya.
Sesuai dengan pendapat ini adalah pendapatnya Harold Spears. Spears
menyatakan, bahwa :
“learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to
listen, to follow direction”.4
Senada dengan apa yang dikemukakan Cronbach di atas itu ialah pendapat
McGeoh yang menyatakan bahwa:5
“Learning is a change in performance as a result of practice”
Definisi-definisi yang telah dikemukakan itu diberikan oleh ahli-ahli yang
berbeda-beda pendiriannya, berlainan-lainan titik tolaknya. Kalau kita simpulkan
definisi-definisi tersebut dan juga definisi-definisi yang lain maka kita dapatkan
hal-hal pokok sebagai berikut :
a) Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral change, aktual
maupun potensial).
b) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru
(dalam arti Kenntnis dan Fertingkeit).
c) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
3. Definisi Proses belajar
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang “berarti
berjalan kedepan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan
yang mengarah pada sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin, proses adalah: Any
changes in any objector organism, particularly a behavioural psychological
change (proses adalah suatu perubahan khususnya yang menyangkut perubahan
tingkah laku atau perubahan kejiwaan).6
3 Suryabrata, op.cit., h. 231
4 Ibid, h. 231
5 ibid., h. 232
6 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 98
10
4. Tahap-tahap dalam proses belajar
Tahap belajar menurut Jerome S. Bruner adalah karena belajar itu merupakan
aktivitas berproses, sudah tentu di dalamnya terjadi perubahan-perubahan yang
bertahap. Perubahan tersebut timbul melalui tahap-tahap yang antara satu dengan
yang lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional. Menurut bruner, salah
seorang teori S-R Bond yang terbilang vokal, dalam proses pembelajaran siswa
menempuh tiga episode/ tahap, yaitu :
a. Tahap informasi (tahap penerimaan)
Dalam tahap informasi, seorang siswa sedang belajar memperoleh sejumlah
keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Dalam tahap ini dapat
dikatakan bahwa siswa baru pertama kali mempelajari perhitungan pajak
penghasilan karena sebelumnya tidak pernah mempelajarinya selain di kelas VIII
SMP, sehingga siswa akan merasa asing dengan pembahasan materi ini.
b. Tahap tranformasi (tahap pengubah materi)
Dalam tahap tranformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis,
diubah atau ditranformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya
kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Bagis
siswa pemula, tahap ini akan berlangsung mudah apabila disertai dengan
bimbingan guru dalam mentransfer strategi kognitif yang tepat untuk melakukan
pembelajaran materi pajak penghasilan.
c. Tahap evaluasi (tahap penilaian materi)
Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana
informasi yang telah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami
gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi.7
7 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 99
11
5. Karakteristik Perilaku Belajar
Ciri perubahan yang merupakan perilaku belajar, diantaranya:
a) Bahwa perubahan intensional, dalam arti pengalaman atau praktik atau latihan
itu dengan sengaja dan disadari dilakukannya bukan secara kebetulan; dengan
demikian, perubahan karena kemantapan dan kematangan atau keletihan atau
karena penyakit tidak dapat dipandang sebagai perubahan hasil belajar;
b) Bahwa perubahan itu postif, dalam arti sesuai seperti yang diharapkan
(normatif) atau kriteria keberhasilan (criteria of success) baik dipandang dari
segi siswa (tingkat abilititas dan bakat khususnya, tugas perkembangan, dan
sebagainya) maupun dari segi guru (tuntutan masyarakat orang dewasa sesuai
dengan tindakan kulturalnya);
c) Bahwa perubahan itu efektif, dalam arti membawa pengaruh dan makna
tertentu bagi pelajar itu (setidak-tidaknya sampai batas waktu tertentu) relatif
tetap dan setiap saat diperlukan dapat direproduksi dan dipergunakan seperti
dalam pemecahan masalah (problem solving), baik dalam ujian, ulangan, dan
sebagainya maupun dalam penyesuaian diri dalam kehidupan sehari-hari dalam
rangka mempertahankan kelangsungan hidup.8
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Tabel 2.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya
Internal Siswa Ekternal Siswa Pendekatan
8 Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Cet. Ket-10 h. 158
12
1. Aspek Fisiologis:
-tonus jasmani
-mata dan telinga
2. Aspek Psikologis:
- Inteligensi
- Sikap
- Minat
- Bakat
- Motivasi
1. Lingkungan sosial:
-Keluarga
-guru dan staf
- masyarakat
- teman
2. Lingkungan
Nonsosial:
- rumah
- sekolah
- peralatan
- alam
1. Pendekatan Tinggi:
- speculative
- achieving
2. Pendekatan
menengah:
- Analytical
- Deep
3. Pendekatan Rendah:
- Reproductive
- surface
Belajar sebagai proses atau aktivitas diisyaratkan oleh banyak sekali hal-hal
atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak
sekali macamnya terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu. Untuk
memudahkan pembicaraan dapat dilakukan klasifikasi demikian:9
a) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat
digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa overlapping tetap
ada, yaitu:
1) Faktor-faktor non sosial
Kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya,
seperti misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi atau siang,
ataupun malam), tempat (letaknya, pergudangannya), alat-alat yang dipakai
untuk belajar (seperti alat tulis-menulis, buku-buku, alat-alat peraga, dan
sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran).
Semua faktor-faktor yang telah disebutkan di atas itu, dan juga faktor-
faktor lain yang belum disebutkan harus kita atur sedemikian rupa, sehingga
dapat membantu (menguntungkan) proses atau perbuatan belajar secara
9.Suryabrata Sumadi, Psikologi pendidikan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2005), Cet 13,
h. 233-234.
13
maksimal. Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus memenuhi syarat-
syarat seperti ditempat yang tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau jalan
ramai, lalu bangunan itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan
dalam ilmu kesehatan sekolah. Demikian pula alat-alat pelajaran harus
seberapa mungkin diusahakan untuk memenuhi syarat didaktis, psikologis dan
pedagogis.10
2) Faktor-faktor sosial,
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial disini adalah faktor manusia
(sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadiran orang atau
orang-orang lain pada waktu seseorang belajar, banyak kali mengganggu
belajar; misalnya kalau satu kelas murid sedang mengerjakan ujian, lalu
terdengar banyak anak-anak lain bercakap-cakap disamping kelas atau
seseorang sedang belajar dikamar, satu atau dua orang hilir mudik keluar
masuk kamar belajar itu, dan sebagainya. Kecuali kehadiran yang berlangsung
seperti yang telah dikemukakan di atas itu, mungkin juga orang lain itu hadir
tidak langsung atau dapat disimpulkan kehadirannya; misalnya saja potret
dapat merupakan representasi dari seseorang; suara nyanyian yang sedang
dihidangkan lewat radio maupun tape recorder juga dapat merupakan
representasi bagi kehadiran seseorang. Faktor-faktor sosial yang seperti telah
dikemukakan diatas itu pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar dan
prestasi-prestasi belajar. Biasanya faktor-faktor tersebut mengganggu
kosentrasi sehingga perhatian dapat ditujukan kepada hal yang dipelajari atau
aktifitas belajar semata-semata. Dengan berbagi cara faktor-faktor tersebut
dapat berlangsung dengan baik.
b) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar dan ini pun dapat lagi
digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
1) Faktor-faktor fisiologis,
10 Suryabrata, op.cit h. 234
14
Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat lagi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(a) Tonus jasmani pada umumnya, dan keadaan tonus jasmani pada
umumnya ini dapat melatarbelakangi aktivitas belajar; keadaan
jasmani yang kurang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan
jasmani yang kurang segar; keadaaan jasmani yang lelah lain
berpengaruhnya daripada yang tidak lelah. Dalam hubungan dengan
hal ini ada dua hal yang perlu dikemukakan yaitu:
(b) Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan
mengakibatkan kekurangan tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat
berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya.
(c) Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu.
Penyakit-penyakit seperti pilek, influenza, sakit gigi, batuk dan yang
sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang tidak cukup
serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan, akan tetapi
dalam kenyataannya penyakit-penyakit semacam ini sangat
mengganggu aktivitas belajar.
(d) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu. Panca indera dapat
dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh kedalam
individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan
mempergunakan pancaindera. Baiknya pancaindera merupakan
syarat dapat belajar itu berlangsung dengan baik.11
(e) Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran.12
2) Faktor-faktor psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa namun, diantara faktor-
11 Suryabrata, op.cit.,h. 236
12
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 131
15
faktor rohaniah siswa pada umumnya dipandang esensial itu adalah sebagai
berikut:
a) Inteligensi Siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan
cara tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan otak saja, melainkan juga
kualitas organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol”
hampir seluruh aktivitas manusia. Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa
tidak dapat diragukan lagi, sangat menetukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka
semakin kecil peluangnya memperoleh sukses.
b) Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap
terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif dan negatif.
Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama kepada anda dan mata pelajaran
yang anda sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa
tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap anda dan mata pelajaran anda,
apalagi jika di iringi kebencian kepada anda atau kepada mata pelajaran anda,
dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.
c) Bakat Siswa
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap
orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai
ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
d) Minat Siswa
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
16
e) Motivasi Siswa
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organism baik manusia
ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.13
7. Faktor pendekatan belajar
“Meurut Ballard & Clanchy, pendekatan belajar siswa pada umumnya
dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge). Ada
dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu: 1) sikap
melestarikan apa yang sudah ada (conserving); dan 2) sikap memperluas
(extending).”14
Menurut Biggs pendekatan belajar siswa dapat di kelompokkan kedalam tiga
prototipe (bentuk dasar), yakni :
a. Pendekatan surface (pendekatan/bersifat lahiriah)
Siswa yang menggunakan pendekatan surface misalnya, mau belajar
karena dorongan dari luar (ekstrinsik) antara lain takut tidak lulus yang
mengakibatkan dia malu.
b. Pendekatan deep (mendalam)
Siswa yang menggunakan deep biasanya mempelajari materi karena
memang tertarik dan merasa membutuhkannya (intrinsik).
c. Pendekatan Achieving (pencapaian prestasi tinggi)
Siswa yang menggunakan pendekatan Achieving pada umumnya dilandasi
oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus yang disebut “ego-enhancement”
yaitu ambisi pribadi bisa dalam meningkatkan prestasi kekuatan dirinya
dengan cara meraih indeks prestasi setinggi-tingginya.15
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar mengajar
Secara fundamental Dollar dan Miller menegaskan bahwa keefektivan
perilaku belajar dipengaruhi oleh empat hal, yaitu:
(a) Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the
learner must want something);
(b) Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus
memperhatikan sesuatu (the learner must notice something);
(c) Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner
must do something);
13 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 132-137
14
Ibid., h. 123
15
Ibid., h. 126
17
(d) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa harus
memperoleh sesuatu (the learner must get something).16
9. Pengertian kesulitan belajar
Definisi kesulitan belajar secara umum dipandang sebagai siswa dengan
prestasi yang rendah. M. Alisuf Sabri mengartikan kesulitan belajar siswa sebagai
kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran disekolah. Jadi
kesulitan belajar yang dihadapi siswa ini terjadi pada waktu mengikuti pelajaran
yang disampaikan atau ditugaskan oleh seorang guru.17
Kesulitan belajar bukan hal yang tidak normal karena didalam proses
pembelajaran tentu ada kesulitan disaat guru menyampaikan ilmu yang beliau
miliki kepada muridnya karena siswa juga memiliki kapasitasnya masing-masing
disaat menyerap informasi yang disampaikan oleh gurunya dikelas.
10. Pengertian Materi Pembelajaran
Materi Pembelajaran atau materi ajar (instructional materials) adalah
pengetahuan sikap, dan keterampilan, yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan18
11. Jenis-jenis Kesulitan Belajar
Burton mengidentifikasi seorang siswa kasus dapat dipandang atau dapat
diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukkan
kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan
belajar didefinisikan oleh burton sebagai berikut:
a. Siswa dikatan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan
tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (level of
mastery) minimal dalam pekerjaan tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh
orang dewasa atau guru (criterion refrenced). Kasus siswa semacam ini dapat
digolongkan kedalam lower group .
b. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan
atau mencapai prestasi yang semestinya berdasarkan ukuran tingkat
16 Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Cet. Ke-10 h. 164
17
M. Alisuf Sabri. Psikologi pedidikan.( Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya). Cet. Ke-I. h.88.
18
Lukman Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima) hal. 105. 2009
18
kemampuan: inteligensi, bakat. Diramalkan (predicted) akan dapat
mengerjakannya atau mencapai suatu prestasi, namun ternyata tidak sesuai
dengan kemampuannya. Kasus siswa ini dapat digolongkan kedalam under
archievers.
c. Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan
tugas-tugas perkembangan, termasuk pnyesuian sosial sesuai dengan pola
organismiknya (his organismic pattern) pada fase perkembangan tertentu,
seperti yang berlaku bagi kelompok sosial dan usia yang bersangkutan (norm-
referenced). Kasus siswa yang bersangkutan dapat dikategorikan kedalam
slow learners.
d. Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai
tingkat penguasaan (level of mastery) yang diperlukan sebagai prasyarat
(prerequisite) bagi kelanjutan ini dapat digolongkan kedalam slow learners
atau belum matang (immature) sehingga mungkin harus menjadi pengulang
(repeaters) pelajaran.19
12. Diagnosis Kesulitan Belajar
Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa,
guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya
mengenali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan
kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya
seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan “jenis penyakit” yakni
jenis kesulitan belajar siswa.
Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur atau langkah-
langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis
tertentu yang dialami siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai “diagnostik”
kesulitan belajar.
Banyak langkah-langkah diagnostik yang ditempuh guru antara lain yang
cukup terkenal adalah prosedur Weener & Senf sebagai berikut:
a. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa
ketika mengikuti pelajaran;
b. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa, khususnya yang diduga
mengalami kesulitan belajar;
c. Mewawancarai orangtua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal
keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar;
19 Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Cet. Ke-10 h. 307-308
19
d. Memberika tes diagnotik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui
hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa;
e. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa
yang diduga mengalami kesulitan belajar.20
13. Pengertian pajak
Berikut merupakan definisi pajak menurut beberapa tokoh:21
a. Definisi pajak yang dikemukakan oleh Rochmat Soemitro:
Menurut Rochmat Soemitro pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat
balas jasa timbal balik (kontraprestasi) yang berlangsung dapat ditunjukkan,
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Definisi tersebut kemudian di sempurnakan, menjadi:
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk
membiayai pegeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving
yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
b. Definisi pajak yang dikemukakan oleh S.I Djajadiningrat:
Menurut Djajadiningrat pajak sebagai suatu kewajiban untuk
menyerahkan sebagian besar dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan
suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu,
tetapi bukan sebagai hukuman, menuurut peraturan yang ditetapkan
pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbale balik dari
Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.
c. Definisi pajak yang dikemukakan oleh Feldman:
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada
penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa
adanya kotraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran umum.
14. Jenis-jenis pajak
Terdapat berbagai jenis pajak, yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu,
pengelompokkan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga
pemungutnya.
a. Menurut Golongan
Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Pajak langsung : pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh
wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang
20 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 169
21
Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011). h. 1
20
lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi beban wajib pajak yang
bersangkutan.
Contoh: pajak penghasilan (PPh). PPh harus dibayar oleh pihak-pihak
tertentu memperoleh penghasilan tersebut.
2. Pajak tidak langsung pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
b. Menurut sifatnya
Pajak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Pajak subjektif; pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi
wajib pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan subjeknya.
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh).dalam PPh terdapat subjek pajak (wajib
pajak) orang pribadi. Pengenaan PPh untuk orang pribadi tersebut
memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak (status perkawinan,
banyaknya anak, dan tanggungan lainnya).Keadaan pribadi wajib pajak
tersebut selanjutnya digunakan untuk menetukan besarnya penghasilan
tidak kena pajak.
2. Pajak objekitif: pajak yang pengenaannya memperhatikan objek pajaknya
baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang
mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa
memerhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak) maupun
tempat tinggal.
c. Menurut Lembaga Pemungut
Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu;
1. Pajak Negara (pajak pusat) pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada umumnya.
Contoh; PPh, PPN dan PPnBM, PBB, serta Bea Perolehan Hak atas tanah
dan bangunan (BPHTB).PPB dan BPHTB menjadi pajak daerah mulai
tahun 2011.
2. Pajak dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I (pajak
provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing Contoh: pajak
kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan, pajak reklame.22
22 Siti, op.cit,. h.7-8
21
d. Pajak Penghasilan
1) Definisi pajak penghasilan
Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap
Subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu
tahun pajak.23
2) Dasar hukum pajak penghasilan.
Peraturan perundangan yang mengatur pajak penghasilan di
Indonesia adalah UU.No.7 Tahun 1983 yang telah disempurnakan
dengan UU. NO 7 tahun 1991. UU No.10 tahun 1994. UU No. 17 tahun
2000, UU No. 36 tahun 2008, peraturan pemerintah, keputusan Presiden,
keputusan menteri keuangan, keputusan Direktur Jendral Pajak maupun
surat edaran Direktur Jendral Pajak.24
3) Subjek Pajak Penghasilan
Subjek pajak penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai
potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk
dikenakan pajak penghasilan.25
4) Objek Pajak Penghasilan
Objek pajak merupakan segala sesuatu (barang, jasa, kegiatan, atau
keadaan) yang dikenakan pajak. Objek pajak penghasilan adalah
penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun diluar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk menambah kekayaan wajib pajak
yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.26
Dilihat dari mengalirnya tambahan kemampuan ekonomis kepada wajib
pajak penghasilan dapat dikelompokkan menjadi :
23
Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011). h. 78 24
Ibid., h.74 25
Ibid., h.75 26
Ibid., h. 80
22
(a) Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas
seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktik dokter, notaris, aktuaris,
akuntan, pengacara dan sebagainya;
(b) Penghasilan dari usaha dan kegiatan
(c) Penghasilan dari modal
(d) Hadiah
e. Penghasilan Tidak kena Pajak
Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) merupakan jumlah penghasilan tertentu
yang dikenakan pajak.untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak orang
pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi dengan jumlah penghasilan
tidak kena pajak. PTKP yang ditetapkan dalam pasal 7 ayat (1) undang-undang
nomor 17 tahun 2003 mengalami beberapa perubahan seiring dengan
perkembangan ekonomi dan moneter serta perkembangan harga kebutuhan pokok
setiap tahunnya. Sampai dengan diberlakukannya undang-undang nomor 36 tahun
2008 perubahan PTKP dapat dilihat pada tabel berikut:27
Tabel 2.2
Tabel Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak
Keterangan Pasal 7
UU No. 17
tahun
2000
(mulai
berlaku 1
januari
2001)
PMK No.
564/Kmk03
/2004
(mulai
berlaku 1
januari
2005)
PMK No.
137/
PMK.03/2
005 (mulai
berlaku 1
januari
2006)
Pasal 7 UU
No. 36
tahun 2008
(mulai
berlaku 1
januari
2008)
Peraturan
Menteri
Keuangan
Pasal 7.
PMK No.
162.
(mulai
berlaku 1
januari
2013)
1. Diri
wajib
2.880.000 12.000.000 13.200.000 15.840.000 24.300.000
27 Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011). h. 96
23
pajak
2. Tambah
an
untuk
pajak
yang
sudah
kawin
1.440.000 1.200.000 1.200.000 1.320.000 2.025.000
3. Tambah
an
untuk
seorang
istri
yang
meneri
ma
penghas
ilan
yang
digabun
g
dengan
penghas
ilan
suami
1.440.000 12.000.000 13.200.000 15.840.000 24.300.000
4. Tambah
an
untuk
setiap
anggota
keluarg
a
sedarah
semend
a dalam
garis
keturun
an lurus
yang
menjadi
tanggun
gannya
(maksi
1.440.000 1.200.000 1.200.000 1.320.000 2.025.000
24
mal 3)
f. Tarif pajak
Tarif pajak merupakan persentase tertentu yang digunakan untuk menghitung
besarnya tarif yang berlaku di Indonesia di kelompokkan menjadi dua tarif umum
sesuai dengan pasal 17 UU No.7 Tahun 1983 (sebagaimana telah diubah beberapa
kali dan yang terakhir adalah dalam UU No.36 Tahun 2008) dan tarif lainnya.
Sistem penerapan tarif pajak penghasilan sesuai dengan pasal 17 UU PPh
dibagi menjadi dua, yaitu wajib pajak orang pribadi dalam negeri, dan wajb pajak
dalam negeri badan dan bentuk usaha tetap.28
Tabel 2.3
Tarif pajak untuk wajib pajak orang pribadi dalam negeri
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp. 50.000.000 5%
Rp 50.000.000 – Rp.250.000.000 15%
Rp. 250.000.000 – Rp. 500.000.000 25%
Di atas Rp 500.000.000 30%
g. Menghitung pajak penghasilan
Secara umum, Pajak penghasilan yang terutang dihitung dengan formula
sebagai berikut :
PPh terutang = tarif pajak penghasilan Kena Pajak
PKP = Penghasilan Netto PTKP
Contoh:
Sesorang pengusaha memiliki penghasilan Rp. 5.000.000 per bulan. Jika
pengusaha tersebut memiliki istri dan seorang anak, maka tentukan besar pajak
yang ditanggung per bulan!
Penghasilan setahun = Rp. 5.000.000 12 = Rp. 60.000.000
28
Siti, op.cit,. h. 119
25
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. 1.200.000
-Tambahan Anak = Rp. 1.200.000
Jumlah PTKP = Rp. 14.400.000
PKP RP. 45.600.000
PPh dalam setahun:
5% 25.000.000 = Rp. 1.250.000.
10% (45.600.000-25.000.000) = Rp. 2.060.000
Rp. 3.310.000
PPh per bulan:
3.310.000 12 = Rp. 275833.33
Dalam perhitugan tersebut dijelaskan seorang pengusaha yang berpenghasilan
Rp. 5.000.000 harus membayar Rp. 3.310.000 selama satu tahun dan Rp.
275833.33 per bulanya, inilah perhitungan pajak penghasilan yang ada di kelas
VIII yang siswa harus kerjakan dengan berbagai kesulitannya. Secara garis besar
peneliti juga menitik beratkan pada afektif siswa dalam mengerjakan perhitungan
pajak penghasilan di atas.
15. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Istilah Pendidikan IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia
masih relatif baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan terapan dari Social
Studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali
digunakan di AS pda tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Social Studies yang
mengembangkan kurikulum di AS.29
Kurikulum Pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana dikatakan oleh Hamid
hasan, merupakan fungsi dari berbagai disiplin ilmu. Sedangkan ilmu pengetahuan
sosial dan sistem pendidikan di Indonesia baru dikenal sejak lahirnya kurikulum
29 Trianto, Model pembelajaran Terpadu; Konsep, Strategi Implementasinya dalam KTSP,
(Jakarta:bumi Aksara, 2010), h.172.
26
1975.Sebelumnya pembelajaran ilmu-ilmu sosial untuk tingkat persekolahan
menggunakan istilah yang berubah-rubah sesuai dengan situasi politik pada masa
itu. Ilmu yang membahas hubungan manusia dengan manusia lain dan hubungan
manusia dengan alam semesta merupakan bahasan dari Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). IPS sebagai mata pelajaran di persekolahan pertama kali digunakan di
kurikulum 1975. Pada kurikulum 1975 memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk
pendidikan di sekolah dasar dan menengah.30
Sebagaimana sekarang IPS menjadi
mata pelajaran yang sudah seharusnya ada disetiap sekolah dan disetiap jenjang
pendidikan tetapi dengan bobot materi yang berbeda-beda dan juga disesuaikan
dengan umur siswa agar dapat menerima pelajarannya dengan baik
“Somantri mengemukakan bahwa pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin
ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan.”31
Ilmu pengetahuan sosial merupakan intelegensi dari berbagai cabang ilmu-
ilmu sosial seperti: Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, Geografi, Politik, Hukum, dan
budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena
sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdispliner dari aspek dan cabang-
cabang sosial.
Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang
melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara
manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan kejiwaannya pemanfaatan
sumber budaya yang ada di permukaan bumi, mengatur serta mempertahankan
kehidupan masyarakat manusia.
Melalui pembelajaran pengetahuan sosial, peserta didik di arahkan, dibimbing
dan dibantu untuk menjadi warga Negara Indonesia warga dunia yang efektif
30 Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2009), Cet. Ke-I, h.11.
31
Ibid, h.11.
27
merupakan tantangan berat, karena masyarakat global selalu mengalami
perubahan setiap saat.
Dari pengertian di atas, disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
adalah ilmu yang membahas tentang kehidupan sosial manusia yang erat
kaitannya dengan hubungan manusia dengan manusia beserta dinamikanya
maupun hubungan manusia dengan alam, baik pada masa sekarang maupun masa
yang akan datang.
b. Karakteristik Pembelajaran IPS
Sebagai program pendidikan IPS yang layak harus mampu memberikan
berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai keterampilan serta
mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan agar peserta didik menjadi
masyarakat yang berguna, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Ketiga
aspek yang dikaji dalam proses pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (memberikan
berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai keterampilan serta
mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan) merupakan karakteristik IPS
sendiri.
Nu’man Somantri, yang dikutip oleh Daljoeni menyatakan bahwa
pembaharuan pembelajaran IPS sebenarnya masih dalam proses yang penuh berisi
berbagai eksperimen. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Bahan pelajarannya akan lebih banyak memperhatikan minat para
peserta didik, masalah sosial, keterampilan berfikir serta pemeliharaan
dan pemanfaatan lingkungan alam.
2. Program IPS akan mencerminkan berbagai kegiatan dasar dari
manusia
3. Organisasi kurikulum IPS akan bervariasi dari susunan yang
intergreted (terpadu), correlated (berhubungan) sampai yang
separated (terpisah).
4. Susunan bahan pembelajaran akan bervariasi dari pendekatan
kewarganegaraan, fungsional, humanitis sampai strutural.
5. Kelas pembelajaran IPS akan dijadikan laboratorium demokrasi.
28
6. Evaluasinya tidak hanya, mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomotor saja tetapi juga mencoba mengembangkan apa yang
disebut democratic quotient dan citizenship quotient.
7. Unsur-unsur sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya melengkapi
program pembelajaran IPS, demikian pula unsur-unsur science,
teknologi, matematika, dan agama akan ikut memperkaya bahan
pembelajaran.32
Dari ciri-ciri diatas terbukti jelas bahwa IPS merupakan ilmu yang
melingkupi berbagai aspek yang ada diberbagai bidang.
c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangankan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
masalah yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi
sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan nilai peserta didik
sebagai individu maupun sebagai sosial budaya. Kemudian dalam berbagai
buku sosial, seiring dijumpai bahwa para ahli merumuskan tujuan IPS
dengan mengaitkan pada usaha mempersiapkan pesera didik menjadi warga
yang baik.
Selain itu ilmu pengetahuan sosial juga bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap sosial yang
terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan
segala masalah yang terjadi, dan terampil menatasi setiap masalah yang
terjadi sehari-hari baik yang terjadi pada dirinya sendiri maupun
masyarakat umum.
32 Panitia Pendidikan dan Latihan Guru, Modul Program Pendidikan dan latihan Profesi Guru
(Guru Kelas), (Bogor, Universitas Pakuan, 2012), h 254-257
29
“Gross menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk
mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya dimasyarakat, secara tegas ia mengatakan “to prepare
students to be well-functioning citizens in a democratic society”.
Artinya, tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan
siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap
persoalan yang dihadapinya”.33
Seperti yang dinyatakan oleh Gross bahwa pedidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) memang merupakan ilmu yang mendasari
tentang cara manusia untuk saling berinteraksi antara manusia dengan
manusia lainnya. Sehingga manusia dapat berinteraksi dengan baik dan
selaras dengan kehidupan alam
B. Kerangka Berpikir
Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang penting untuk dipahami oleh siswa
sehingga kesulitan yang dialami dalam proses belajar ini harus segera ditangani
sedini mungkin agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk
tercapainya prestasi belajar siswa yang baik kita harus mengenal terlebih dahulu
hambatan yang apa yang dialami siswa agar dapat segera diselesaikan dengan baik
dan tidak mengganggu siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan
kepadanya. Khususnya peneliti disini meneliti tentang kendala yang dialami siswa
dalam belajar mengkajinya dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal siswa dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan. Faktor nternal
meliputi: intelegensi, minat, bakat, sikap dan motivasi. Faktor eksternal dibagi dua
yaitu: faktor sosial dan faktor non-sosial, faktor lingkungan sosial meliputi:
keluarga, guru dan staf, masyarakat dan teman sedangkan faktor lingkungan
nonsosial meliputi: rumah, sekolah, peralatan, alam. Peneliti dalam hal ini ingin
mengetahui tentang kendala apa saja yang dialami siswa dalam mengerjakan soal
pajak penghasilan yang ada dalam materi IPS terpadu. Pajak penghasilan memiliki
ketentuan-ketentuan tertentu dalam menghitung jumlah setiap pajak yang harus
dibayarkan oleh wajib pajak. Siswa kelas VIII yang mempelajari tentang pajak
33 Etin Solihatin, dkk, Cooperative learning: Analisis Model pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), Ed. 1, Cet. 5, h.14
30
penghasilan seringkali mengalami kesulitan dalam menghitung pajak penghasilan,
hal ini yang ingin diuraikan oleh peneliti.
Skema Kerangka Berpikir
31
C. Hasil Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh:
1. Feldmen, William yang terjemahkan Sudarmaji dengan judul Mengatasi
Gangguan Belajar Pada Anak, Feldmen mejelaskan sebab-sebab gangguan
belajar pada anak yang cenderung mengurangi prestasi siswa.34
Feldmen
mengungkapkan bagaimana cara seorang guru dapat mengetahui gangguan-
gangguan belajar yang dialami oleh siswa sejak dini agar sang guru dapat
menyelesaikan masalah gangguan belajar tersebut sesuai dengan kelompok
gangguan belajar yang dialami siswa itu sendiri.
2. Skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan materi Statistika kelas II
Madrasah Aliyah darul”. Di dalam penelitian ini menjelaskan tentang
kesulitan-kesulitan siswa yang dialami pada saat mempelajari materi
statistika, menurut peneliti mansyur, beliau berpendapat bahwa statistika
yang merupakan cabang ilmu matematika yang sampai saat ini masih
dirasakan sulit oleh mayoritas siswa dalam memahaminya, hal ini Karena
statistika bagian dari matematika yang harus diterima setiap jurusan ketika
siswa melanjutkan hingga ke perguruan (PT), selain itu juga karena
banyaknya rumus yang harus diingat. 35
3. Skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan Pembelajaran Matematika pada
Materi Lingkaran”. Di dalam penelitian ini menjelaskan tentang kesulitan-
kesulitan siswa pada saat mempelajari materi lingkaran, menurut peneliti
Rahmat Hidayat bahwa materi lingkaran sulit karena siswa tidak memahami
rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung lingkaran, sehingga siswa
tidak dapat menjawab dengan benar setiap pertanyaan dengan benar.36
34 Feldmen, William. Penerjemah Sudarmaji. “Pada Mengatasi Gangguan Belajar Anak”.
(Jakarta : Prestasi Putra.2002).
35
Mansyur. “Analisis Kesulitan materi Statistika kelas II Madrasah Aliyah daru”
(Jakarta:2012)
36
Rahmat Hidayat, “Analisis Kesulitan Pembelajaran Matematika Pada Materi Lingkaran”.
(Jakarta: 2005)
32
Tabel 2.4
Perbedaan dan Persamaan Dengan Hasil Penelitian Relevan
No. Nama
Pengarang
Judul Perbedaan
dengan Skripsi
Penulis
Persamaan
dengan Skripsi
Penulis
1.
William
Feldmen
Mengatasi
Gangguan Belajar
Pada Anak
Letak perbedaan
penelitian ini
dengan penelitian
penulis adalah pada
penelitian ini
mencari solusi dari
gangguan belajar
yang dialami oleh
anak sedangkan
penelitian penulis
tidak
Letak persamaan
penelitian ini
dengan penelitian
penulis adalah
pada klasifikasi
yang dimiliki anak
yang memiliki
gangguan belajar
yang dijelaskan
Wiliam sama
dengan yang
penulis jabarkan.
2. Mansyur Analisis Kesulitan
materi Statistika
kelas II Madrasah
Aliyah darul
Perbedaan
penelitian ini
dengan penelitian
penulis adalah
pada subjek mata
pelajarannya,
penelitian ini
dilakukan pada
mata pelajaran
matematika
sedangkan penulis
pada mata
pelajaran IPS
Persamaan
Penelitian ini
dengan penelitian
penulis adalah
sama-sama
meneliti tentang
kesulitan belajar
pada materi yang
menyangkut
perhitungan, dan
penelitian ini juga
memiliki metode
penelitian yang
33
Terpadu. mirip.
3. Rahmat
Hidayat
Analisis Kesulitan
Pembelajaran
Matematika pada
Materi Lingkaran
Perbedaan
penelitian ini
dengan penelitian
yang penulis
jabarkan adalah
pada subjek mata
pelajarannya.
Penelitian ini pada
mata pelajaran
matematika
sedangkan penulis
IPS Terpadu.
Persamaan
penelitian ini
dengan penelitian
ini adalah sama-
sama meneliti
tentang kesulitan
belajar siswa dan
memiliki
persamaan dalam
cara mengolah
data.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Fatahillah Pondok
Pinang. tempat penelitian yang peneliti pilih ini merupakan tempat
dimana peneliti menjalani program PPKT (Program Profesi Keguruan
Terpadu) sehingga, memudahkan peneliti untuk menjalani penelitian dan
dapat secara langsung mengetahui medan yang akan diteliti.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November tahun 2013.
No. Kegiatan Bulan Ke:
5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan
Instrument
penelitian
2. Pelaksanaan
penelitian
lapangan: tes,
observasi, angket,
wawancara,
dokumentasi dan
triangulasi
3. Pengolahan data
dan analisis data
35
4. Penyusunan Bab
IV dan Ban V
5. Kesimpulan dan
rekomendasi
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah jumlah siswa kelas
VIII, SMP Fatahillah. Tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa.
2. Sampel
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling,
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu.1
Purposive sampling digunakan peneliti karena beberapa pertimbangan
ketepatan memilih sumber data yang sesuai dengan variabel yang diteliti
yaitu kesulitan dalam materi pajak penghasilan, sehingga peneliti
mengambil sampel yang terdiri dari siswa kelas VIII SMP Fatahillah.
C. Variabel Penelitian
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Variabel yang
diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan
penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-
faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.2
Adapun dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel, yaitu kesulitan
siswa dalam materi pajak penghasilan.
D. Metode Penelitian
Untuk memudahkan data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan
dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan
1 Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,(2009: penerbit alfabeta,
Bandung)
2 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 2007), Cet. Ke-3, hal. 25.
36
metode campuran yang terdiri dari pendekatan kuantitatif dan kualitatif,
pendeketan kualitatif, yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan
dan menginterpretasikan obyek sesuai dengan apa adanya.3
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan penelitian ini,
penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library research) dan
penelitian lapangan (field research).4
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan mempelajari atau
menelaah dan mengakaji buku yang erat kaitannya dengan masalah yang
akan dibahas yaitu, kesulitan siswa dalam perhitungan pajak pada Siswa
kelas VIII SMP Fatahillah. Penulis membaca referensi-referensi yang
relevan dengan masalah yang diteliti.
2. Lapangan (Field Research)
Jenis penelitian lapangan ini dimaksudkan agar dapat diperoleh fakta,
data dan informasi yang lebih obyektif dan akurat mengenai yaitu
kesulitan Siswa dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan pada
siswa kelas VIII, SMP Fatahillah. Dalam hal ini penulis melakukan
Observasi, penyebaran tes soal, angket dan melakukan wawancara kepada
siswa yang mengalami kesulitan belajar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Suatu penelitian dipandang sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk
memecahkan masalah dengan berbagai cara atau metode dengan menggunakan
alat atau fasilitas-fasilitas yang ada untuk meperoleh hasil yang bisa
dipertanggungjawabkan. Metode yang digunakan untuk menemukan kebenaran
dari suatu yang diteliti dengan cara yang ilmiah adalah melalui metode
penelitian.
3 Suharsimi Arikunto, manajamen penelitian, ( Jakarta; Rineka Cipta, 2009), Cet. Ke-1, h.
234.
4 Syamsir salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006) Cet, Ke- 1, h. 4.
37
Dalam penelitian ini, diperlukan adanya suatu data sebagai akhir dari
penelitian. Banyak terdapat teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam
penelitian ini antara lain:
1. Tes
a. Soal uraian
Tes yang berbentuk uraian dimana soal pajak penghasilan yang diberikan
kepada siswa untuk mencari data kesulitan yang dialami siswa dalam
pembelajaran IPS terpadu pokok bahasan pajak penghasilan setelah pelaksanaan
tes tersebut peneliti menganalisis jawaban dari beberapa siswa. Soal tes yang
diberikan kepada siswa berpedoman pada kurikullum KTSP tahun 2007. Sebuah
tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.
2. Non-Tes
a. Obeservasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi.
“Marshall menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn
about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui
observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan
mengadakan pencatat secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati”.5
Observasi disebut juga dengan kegiatan pemusatan perhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi pengobservasian
dapat dilakukan melalui pengamatan, pedengaran, pencium, meraba, dan
pengecap.6
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
1998) Cet. XI, h. 146
6 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
1998) Cet. XI, h. 146
38
b. Angket
Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan
sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara secara tertulis pula oleh
responden. Angket yang disebarkan kepada responden berbentuk angket tertutup
dengan jawaban yang sudah disiapkan. Adapun item yang akan diberikan terdiri
dari 20 item pertanyaan dengan alternatif jawaban sangat setuju, setuju, ragu,
tidak setuju, sangat tidak setuju, dan selalu, sering, kadang-kadang, jarang, tidak
pernah. Pertanyaan yang terdapat dalam angket diberikan kepada responden untuk
mengetahui kesulitan siswa dalam perhitungan pajak penghasilan.
c. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu prosedur utuk pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif, sebab dengan wawancara peneliti dapat melihat kebenaran
jawaban yang diberikan oleh narasumber dengan menganalisis gaya tubuh yang
ditunjukan. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa dan guru
mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMP Fatahillah Pondok Pinang.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data kualitatif untuk dapat
menjelaskan keadaaan sebenarnya melalui foto atau gambar dalam berjalannya
kegiatan penelitian tersebut.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang Peneliti gunakan untuk memperoleh data
mengenai yaitu kesulitan dalam perhitungan pajak di kalangan siswa-siswi SMP
Fatahillah adalah berbentuk soal, angket (Kuesioner) dan wawancara. Soal yang
terdiri dari 5 pertanyaan tentang pajak penghasilan dan angket yang digunakan
terdiri dari 20 item pertanyaan yang disebarkan kepada responden sedangkan,
untuk wawancara peneliti membagi dua pertanyaan yang di tujukan untuk siswa
dan guru mata pelajaran IPS Terpadu.
39
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengelola data dalam penulisan ini, melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Untuk pengolahan data tes
1. Diperiksa melalui pemberian bobot terhadap setiap pertanyaan yang
siswa dan siswi jawab.
2. Bobot disesuaikan dengan dugaan-dugaan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3. Hasil tes dijumlahkan dari setiap bobot yang diterima siswa dan siswi
setiap pertanyaannya.
b. Untuk mengolah data angket.
1. Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang
diserahkan oleh responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satu-
persatu, tujuannya untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang
ada pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan jika ada jawaban
yang diragukan atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi
responden yang bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya.
2. Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir
soal yang terdapat dalam angket. Dalam setiap pertanyaan dalam angket
terdapat 10 butir jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu
(R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Pernah (TP),
Jarang (JR), Kadang-kadang (KD), Sering (SR), dan Selalu (SL). Maka
penulis melakukan perhitungan skor rata-ratan dengan ketentuan
sebagai berikut:
Sangat Setuju = 5 Tidak Pernah = 1
Setuju = 4 Jarang = 2
Ragu = 3 Kadang-kadang = 3
40
Tidak Setuju = 2 Sering = 4
Sangat Tidak Setuju = 1 Selalu = 5
c. Tabulating, yaitu setelah diketahui setiap indikatornya maka seluruh data
tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui
perhitungannya.
2. Teknik Analisis Data
Langkah pertama peneliti memeriksa hasil tes siswa dengan bobot yang telah
ditentukan, setelah hasil nilai yang sudah diberikan sesuai kemampuan siswa
ditentukan klasifikasi nilai siswa sebagai berikut:
Tabel 3.1
Klasifikasi Nilai7
No Nilai Kualitas
Klasifikasi
1. 80-100 Sempurna A
2. 66-76 Baik B
3. 56 – 65 Cukup C
4. 40 – 55 Kurang D
5. 30 - 39 Gagal E
Berdasarkan dari klasifikasi diatas, maka dapat di bagi menjadi nilai tinggi,
menengah dan rendah :
7 Suharsmi Arikunto, Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), h. 251
41
Nilai Tinggi : 80 - 100
Nilai Menengah : 56 – 79
Nilai rendah : 3 – 55
Selanjutnya, untuk mengetahui nilai rata-rata siswa dalam menghitung pajak
kelas VIII SMP Fatahillah, maka penulis menghitung rata-rata tersebut dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :8
Keterangan :
Mx = Mean (Rata-rata) yang dicari
Σx = Jumlah dari skor (nilai-nilai) yang dicari
N = Number of cases (banyaknya skor itu sendiri)
Dalam setiap klasifikasi diambil sampel siswa untuk mengetahui apa saja
kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal perhitungan pajak
penghasilan, lalu di berikan analisis oleh peneliti dan sebagai triangulasi peneliti
mewawancarai siswa yang bersangkutan.
Langkah Kedua adalah membuat tabel frekuensi dan kemudian dilengkapi
dengan persentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
8 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h.
189
Mx = Σx .
N
42
Keterangan :
P = Presentase yang dicari
f = Frekuensi yang sedang dicari
N = Jumlah populasi yang ada
Setelah didapat hasil persentase dari angket yang disebar kepada
siswa, maka akan menentukan kategori penilaian dari hasil penelitian
tersebut, peneliti merumuskan sebagai berikut:9
Tabel 3.2
Kategori Penilaian Angket
NO. PROSENTASE PENAFSIRAN
1. 100% Seluruhnya
2. 90-99% Hampir seluruhnya
3. 60-89% Sebagian besar
4. 51-59% Lebih dari setengah
5. 50% Setengahnya
6. 40-49% Hampir setengahnya
9 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah, Metodologi Riset, (Bandung: IAIN Bandung, 1984), h.
52.
P = f x 100%
N
43
7. 20-39% Sebagian kecil
8. 10-19% Sedikit
9. 1-9% Sedikit sekali
10. 0% Tidak ada sama sekali
Langkah ketiga peneliti mencari rata-rata penyebab kesulitan pada angket
dengan rumus sebagai berikut
Keterangan :
Mx = Mean (Rata-rata) yang dicari
Σx = Jumlah dari skor (nilai-nilai) yang dicari
N = Number of cases (banyaknya skor itu sendiri)
Kemudian menentukan kategori penilaian kesuilitan siswa dalam menghitung
pajak penghasilan tersebut diantaranya:
0-40 = Tingkat Kesulitan Rendah
41-51 = Tingkat Kesulitan sedang
51-60 = Tingkat Kesulitan Tinggi
>70 = Tingkat Kesulitan Sangat Tinggi
Adapun untuk membuktikan keabsahan data adalah dengan ketekunan
pengamatan dan triangulasi
Mx = Σx .
N
44
a. Ketekunan pengamatan
Teknik ini digunakan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang sangat relevan dengan persoalan isu yang sedang dicari dan kemudian
memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Peneliti melalui teknik ini juga
mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan
terhadap faktor-faktor yang menonjol.10
Teknik pengamatan ini berguna agar data yang diambil dapat sesuai dengan
apa yang ada dilapangan.
b. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Teknik triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini
meliputi: triangulasi dengan sumber, metode, penyelidik, dan teori.11
Triangulasi sumber, metode, penyelidik, dan teori dilakukan dengan
bersamaan sehingga mencapai data yang yang konkret serta jelas keabsahannya.
10 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
1993). Cet ke-1, h. 10
11
Ibid,. h. 63
45
BAB IV
A. PROFIL SEKOLAH SMP FATAHILLAH PONDOK PINANG
I. Sejarah Singkat Sekolah
Sekolah SMP Fatahillah merupakan lembaga swasta yang didirikan oleh Bpk.
Abdul Rohim dibawah naungan yayasan Al Akbar yang mendapatkan izin
operasional kegiatan dari instansi pemerintah yang berwenang sesuai dengan
bidang usaha kegiatannya dengan nomor tanda daftar 09.31.74.05.1002.1364.
Sekolah ini terletak dikawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Sekolah yang
berdiri pada tanggal 16 juli 1986 ini didasari oleh kepedulian remaja dan tokoh-
tokoh masyarakat sekitar terhadap pendidikan islam dan juga terhadap masyarakat
ekonomi lemah terutama dalam hal pendidikan putra-putrinya. Oleh karena itu
salah satu tujuan dari SMP Fatahillah ini yaitu untuk menolong masyarakat
menengah kebawah agar dapat melanjutkan pendidikan putra-putrinya ke sekolah
menengah pertama (SMP).
SMP Fatahillah mendapatkan surat persetujuan mendirikan
/menyelenggarakan sekolah swasta dengan No: SP.93OP/101.64/1.88. pada
tanggal 27 Januari 1988 disetujui oleh An. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
kepala kantor wilayah Dekdikbud Daerah Khusus Ibukota Jakarta yaitu Bpk
Soegijo (NIP 130048913).
SMP Fathillah mendapatkan akrediatsi diakui Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan direktorat jendral pendidikan Dasar dan Menengah pada tanggal 09
Januari 1991 oleh An. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktur Sekolah Swasta Drs. Sarjono Sigit. Jenjang akreditasi ini berlaku untuk
jangka waktu 5 tahun. Pada tanggal 06 Mei 1996 SMP Fatahillah mendapat
akrediatsi diakui untuk yang kedua kali yang disetujui oleh An. Direktur Jendral
46
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur sekolah Bpk Drs. Umaedi, M. Ed. Pada
tanggal 28 Desember 2005 SMP Fatahillah memperoleh akrediatsi dengan
peringkat B yang di sahkan oleh badan akreditasi sekolah provinsi DKI Bpk Drs.
Hajoko Rawoto untuk jangka waktu 4 tahun dan pada tanggal 10 November 2009
SMP Fatahillah memperoleh akreditasi B untuk jangka waktu 2014/2015
terhitung sejak tanggal ditetapkan, disetujui oleh badan akreditasi Provinsi
sekolah/madrasah provinsi DKI Jakarta Bpk Drs. H. Abdul Rochim, MM.
Sejak berdirinya, SMP Fatahillah ini telah dipimpin oleh beberapa kepala
sekolah Kepala sekolah SMP Fatahillah yaitu:
1. Bpk Drs. H. Daliman. BA masa bakti 1986 sampai 1993
2. Bpk Drs. H. Widodo, M.Ag masa bakti 1993 sampai 2004
3. Bpk Drs. Idham Kholid masa bakti 2004 sampai 2008
4. Ibu Dra. Lilis Nurhayati masa bakti 2008 sampai sekarang
II. Keadaan Guru SMP Fatahillah
Guru adalah profesi atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Oleh
karenanya tingkat pendidikan guru merupakan modal yang sangat penting dalam
melaksanakan tugas mendidik, mengajar, dan melatih siswa. Untuk keadaan guru
SMP Fatahillah Pondok Pinang Jakarta Selatan memiliki tenaga pengajar dan
tenaga kependidikan yang bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan, maupun
pendidikan. Seperti tabel berikut:
Tabel 4.1
Profil Guru SMP Fatahillah
NO NAMA GURU PENDIDIKAN JABATAN BIDANG
STUDI
1. Dra. Lilis
Nurhayati
S1/Pend.
B.Indonesia
Kepala
Sekolah
Bahasa
Indonesia
PLKJ
47
2. Idrus Syarifuddin,
S.Ag
S1/Pend. Agama
Islam
Wakil
Kepsek
Agama
BTA
3. Hamilah, BA D3/Komunikasi Guru Bahasa
Indonesia
PLKJ
4. Drs. Abdul Haris S1/Penjas Guru Penjas
5. Misani, S. Pd S1/Pend.
Biologi
Guru IPA
6. Nurmaningsih, S.
Pd
S1/Pend.
Biologi
Guru IPA
7. Sartiningsih, S. Pd S1/B. Inggris Guru Bahasa Inggris
8. Agus Hadiwijaya D3/Manajemen Guru Komputer/TIK
9. Sumiyati S1/Sejarah Guru Seni budaya
KJTN
10. Tuti Sarmaini
Purba, S.Ag
S1/Pend. Agama
Islam
Guru Agama
BTA
11. Imas Masriyah,
S.Sos.I
S1/Ppkn Guru IPS
PKN
13. Drs. Ruhiyat
Sitopang
S1/Pend.
Matematika
Guru Matematika
14 Irna Iryanti, S.Pd S1/Pend. Bahasa
Inggris
Guru Bahasa Inggris
14. Umi Kulsum SMA Tata Usaha -
15. Yoyodianto SMA Tata Usaha -
48
16. Sulaiman SMA Karyawan -
III. Sarana dan Prasarana SMP Fatahillah
Daftar sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Fatahillah, seperti tabel
berikut:
Tabel 4.2
Tabel Fasilitas SMP Fatahillah
NO. FASILITAS JUMLAH
1. Ruang Kepala Sekolah 1
2. Ruang Tata Usaha Administrasi 1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang Kelas 5
5. Ruang Laboratorium Komputer 1
6. Ruang Ibadah/Musholah 1
7. Meja 125
8. Kursi 180
9. Kantin 1
10. Toilet Guru dan Murid 4
11. Perpustakaan 1
B. Hasil Observasi Terhadap Siswa
Observasi terhadap siswa ini digunakan untuk melihat proses pembelajaran
yang diikuti siswa. Jumlah aspek yang diamati yaitu meliputi tiga aspek,
diantaranya aspek sebelum PBM, selama PBM, akhir PBM. Jumlah keseluruhan
poin yang tertuang dalam lembar observasi ini berjumlah 11 poin. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan presentasi jumlah siswa yang melakukan
kegiatan proses pembelajaran. Hasil observasi tersebut disajikan pada tabel
sebagai berikut:
49
Tabel 4.3
Hasil Observasi Terhadap Siswa
Indikator
instrumen
No Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap
Pengajaran
Presentase
Sebelum
PBM
1 siswa hadir tepat waktu 60%
2 Siswa menjawab salam 80%
3 Siswa mendengarkan guru mengabsen 40%
4. Siswa mengeluarkan perlengkapan sekolah 40%
4 Siswa mendengar motivasi guru 20%
Selama PBM 5 Siswa memperhatikan guru 60%
6 Siswa bertanya kepada guru 40%
7 Siswa mengungkapkan pendapat 40%
8 Siswa menjawab pertanyaan dari guru 40%
9 Siswa berkonsentrasi belajar 20%
Akhir PBM 10 Siswa mencatat atau menandai tugasnya 40%
11 Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran 40%
Rata-rata Keaktifan siswa 43, 636%
50
Analisis peneliti sebagai uraian dari presentase yang diberikan diatas adalah
sebagai berikut :
1. Kedatangan
Siswa SMP Fatahillah di wajibkan datang pukul 07.00 pagi. Tetapi banyak
siswa yang datang terlambat karena faktor lokasinya di pondok pinang yang
menjadikan jalan menuju sekolah macet sehingga siswa yang berkendara dengan
kendaraan umum sering terlambat karena faktor tersebut. Kedatangan siswa untuk
pelajaran ips terpadu yang dilakukan setiap hari rabu pukul 09.10 dan jumat 09.10
mereka tidak pernah terlambat masuk ke kelas karena sudah ada pelajaran
sebelum IPS dan mereka sudah masuk sekolah sejak pukul 07.00 pagi hanya saja
setiap pergantian jam siswa sering keluar kelas untuk bermain dengan kelas
sebelah jika guru tidak langsung masuk ke kelasnya. Sehingga memakan waktu
sekitar 10 menit untuk merapikan duduk siswa. Setelah pengamatan yang cukup
banyak siswa yang tidak langsung masuk ke kelasnya walau bel pelajaran sudah
dimulai. Dari hasil pengamatan 60% siswa datang tepat waktu sedangkan 40%
lainnya terlambat masuk ke kelasnya, siswa yang terlambat sering kali membuat
gaduh saat pelajaran dan guru sudah mulai untuk menjelaskan pelajaran. Rata-rata
keterlambatan siswa antara 10-15 menit merupakan waktu yang cukup banyak
terbuang.
2. Pemberian Salam
Dari hasil pengaamatan terdapat 80% siswa memberikan salam kepada
guru dengan di pimpin oleh ketua kelas, pemberian salam yang siswa gunakan
adalah dengan mengucapkan “Assalammualaikum Wr.Wb” karena SMP
Fatahillah adalah sekolah menengah pertama yang bercorak islam dan menjunjung
tinggi nilai ke islaman yang baik. SMP Fatahillah memiliki siswa yang berakhlak
terpuji terbukti dengan 80% siswanya memberikan salam serta menjawab salam
dari guru, tetapi juga terdapat 20% siswanya yang tidak menjawab salam karena
masih sibuk bercanda dengan teman sebangkunya sehingga tidak menyadari kalau
mereka seharusnya menjawab salam.
51
3. Persiapan Kelengkapan Pelajaran
Guru menginstruksikan siswa agar mengeluarkan alat tulis mereka seperti:
pulpen, pensil, dan penghapus, 60% siswa yang tidak membawa alat tulis tersebut
sehingga gaduh untuk meminjamnya kepada teman disampingnya. Kedua guru
mengintruksikan untuk mengeluarkan buku pelajaran dalam hal ini siswa hanya
memiliki buku yang berjenis LKS (lembar kerja siswa) dengan rangkuman materi
yang tidak mendetail, siswa tidak memiliki buku paket alasannya karena siswa
yang berasal dari ekonomi rendah sehingga tidak mampu untuk membeli buku
paket tetapi sebenarnya di perpustakaan SMP Fatahillah terdapat buku paket dari
dana BOS yang diberikan pemerintah tapi pada saat pembelajaran IPS siswa tidak
ada yang berinisiatif untuk meminjam buku tersebut di perpustakaan. Kekurangan
buku sumber belajar merupakan hal utama yang mengganggu kelancaran kegiatan
belajar mengajar pada materi pajak penghasilan karena siswa seharusnya memiliki
buku yang lengkap untuk menunjang prestasi mereka.
4. Memperhatikan
Sikap siswa dalam hal memperhatikan guru masih dianggap kurang karena
disaat guru menerangkan siswa malah bercanda atau mengobrol sehingga memuat
kelas terkesan gaduh padahal materi yang disampaikan guru tentang pajak
penghasilan merupakan materi yang sukar jika siswa tidak memperhatikan. 60%
siswa yang gaduh membuat guru menegur mereka dan menghentikan kegiatan
belajar mengajar untuk menasehati mereka agar memperhatikan guru saat sedang
belajar, sesudah guru menegur siswa, siswa pun mendengarkan dengan baik tetapi
disaat guru mulai lagi untuk menjelaskan siswa pun mulai bercanda kembali
dengan teman sebangkunya sehingga membuat guru menasehati mereka kembali
lagi. Hal ini menyebabkan terpotongnya waktu dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Bertanya
40% siswa banyak bertanya tentang materi pajak penghasilan karena tadi
mereka gaduh sehingga mereka lupa sampai dimana guru menjelaskannya.
52
Pertanyaan yang siswa lontarkan pada saat mempelajari materi pajak
penghasilan adalah sebagai berikut:
1. Bu, kenapa wajib pajak tidak dapat dibayarkan oleh orang lain?
2. Kenapa lapisan tarif pajak banyak sekali, saya bingung jadinya bu?
3. Bu, saya ga ngerti kok penghasilan bruto harus dikali 12?
4. Bu, kok ngitungnya kok panjang banget bu? itu yang harus di hitung
duluan apa saja bu?
5. Bu, kok PKP setahun sama sebulan beda? Cara ngitungnya gimana?
6. Bu, saya ga ngerti ini kok ngitungnya panjang banget
7. Bu, ibu bayar pajak tidak?
Demikian pertanyaan yang dilotarkan siswa disaat mempelajari perhitungan
pajak. Kisaran pertanyaan itu pada ketentuan-ketentuan tarif lapisan pajak dan
tarif yang dikenakan pada wajb pajak yang berbeda sehingga siswa sulit untuk
menghapalnya, selain menghitung siswa juga harus menghapal ketentuan
ketentuan pada pajak penghasilan, jika siswa salah memasukkan angka pada tarif-
tarif tertentu maka hasil akhirnya akan salah. Hanya 40% siswa yang bertanya
kepada guru, banyak siswa yang sudah tidak mengerti dari awal sehingga tidak
mengikuti lagi apa yang dijelaskan guru.
6. Berpendapat
Siswa jarang yang berpendapat karena materi pajak penghasilan bukan materi
yang terbuka untuk pendapat sehari-hari siswa sehingga siswa fokus kepada apa
yang guru sampaikan, tetapi ada 20% siswa yang berpendapat tentang apa yang
mereka ketahui dan membandingkannya dengan apa yang dipelajari pada materi
pajak penghasilan.
7. Menjawab Pertanyaan
40% siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru disaat mencoba
mengukur sampai dimana pemahaman siswa dalam materi perhitungan pajak
penghasilan, tetapi kebanyakkan siswa jarang yang dapat menjawab dengan benar
karena menurut mereka terlalu banyak ketentuan-ketentuan pajak penghasilan
53
sehingga mereka tertukar antara ketentuan yang satu dengan yang lain. Selain
karena materi pajak penghasilan sudah dianggap sukar sehingga mereka tidak
berkonsentrasi sehingga 60% siswa lain tidak dapat menjawab pertanyaan guru
dengan benar.
8. Konsentrasi Siswa
Terdapat 20 % siswa yang berkonsentrasi dari awal hingga akhir tetapi 80%
lainnya tidak dapat kosentrasi karena teman sebangkunya mengajak mengobrol
dan teman lainnya gaduh. Konsentrasi pada materi pajak penghasilan merupakan
hal yang krusial karena jika siswa tidak berkonsentrasi maka mereka tidak dapat
mengikuti materi tersebut dengan baik karena perhitungan materi pajak
merupakan perpaduan antara pemahaman dan kemampuan berhitung. 80% siswa
yang tidak dapat berkonsentrasi mengindikasikan adanya kesulitan dalam materi
perhitungan pajak penghasilan.
9. Siswa Mencatat Atau Menandai Tugasnya
Hanya 40% siswa yang mencatat dan menandai tugas yang diberikan oleh
guru dan 60% siswa lainnya tidak mencatat dengan alasan alat tulis yang tidak
lengkap karena perlengkapannya tertinggal dirumah. Catatan merupakan alat
bantu bagi siswa untuk mengingat lagi materi yang dijelaskan oleh guru, jika
siswa tidak mencatat maka bagaimana cara mereka untuk mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
10. Siswa Menyimpulkan Kegiatan Pembelajaran
Terdapat 40% yang dapat menyimpulkan pelajaran pajak penghasilan dengan
bahasanya masing-masing pada saat guru bertanya. Sedangkan 60% lainnya tidak
dapat menyimpulkan pelajaran tentang materi pajak penghasilan hari itu.
54
C. Hasil Observasi Terhadap Guru
Tabel 4.4
Hasil Observasi Terhadap Guru
No. Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap
Pengajaran
Skor
Kegiatan awal
1. Guru hadir tepat waktu 3
2. Guru mengucapkan salam 3
3. Guru mengabsen siswa 3
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa 2
Kegiatan inti
5. Guru mampu mengkondisikan siswa 2
6. Guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat 2
7. Guru dapat mengkondisikan siswa untuk mencatat
materi pelajaran
1
8. Guru menjelaskan materi pokok kepada siswa 3
9. Guru mendorong siswa untuk bertanya 2
10. Guru memberikan tugas meringkas materi atau
mengerjakan soal latihan di LKS
2
Kegiatan Penutup
11. Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran 2
12. Guru menutup kegiatan belajar mengajar 3
13. Guru mengucapkan salam penutup 2
Rata-rata nilai kreatifitas guru 2,15
Hasil observasi terhadap guru menunjukkan bahwa guru memiliki kreatifitas
yang cukup baik yang ditunjukan bahwa nilai skor yang didapat guru sebesar 2,15
yang dikategorikan cukup baik. Dengan kemampuan kreatifitas yang cukup baik
diharapkan siswa dapat lebih bersemangat dalam proses pembelajarannya.
55
D. Hasil Nilai Siswa Pada Materi Pajak Penghasilan:
Nilai dibawah ini merupakan hasil dari nilai soal essay mengenai perhitungan
pajak penghasilan yang telah diberikan sebelumnya kepada 20 siswa sebagai
berikut :
Tabel 4.5
Hasil Nilai Siswa
No Responden Nilai Kualitas Klasifikasi
1 AD 70
Baik B
3 ALD 57
Cukup C
4 ALF 38
Gagal E
2 AS 70
Baik B
6 DAL 30
Gagal E
5 DH 52
Kurang D
7 FF 44
Kurang D
8 GMR 55
Kurang D
9 H 26
Gagal E
10 IM 36
Gagal E
11 IS 42
Gagal E
12 JRC 42
Gagal E
13 KP 52
Kurang D
14 MG 52
Kurang D
15 MN 24
Gagal E
16 NA 61
Cukup C
17 RPA 40
Gagal E
18 RS 25
Gagal E
19 SA 44
Kurang D
20 VV 47
Kurang D
56
Jumlah 907
Nilai rata-rata dari soal essay yang berisi 5 item soal siswa yaitu:
Mx = Σx = 907 = 45,35
N 20
Nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan
hanyalah 45,35 yang memiliki klasifikasi nilai rendah.
Berdasarkan dari klasifikasi diatas, maka dapat di bagi menjadi nilai tinggi,
menengah dan rendah :
Gambar 1
Nilai Essay Siswa
Dari gambar di atas jelas hanya satu orang siswa yang lulus dengan
kriteria ketuntasan minimal (KKM), KKM yang ditetapkan untuk
kompetensi dasar (KD) adalah 70. Siswa yang mendapatkan nilai 70 hanya
2 (dua) orang, sedangkan 18 (sembilan belas siswa) lainnya tidak mencapai
nilai KKM . maka dari itu diindikasikan bahwa siswa mengalami kesulitan
dalam mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
AD
ALD ALF AS
DA
LD
H FFG
MR H IM IS
JRC
KP
MG
MN
NA
RP
A RS
SA VV
Nilai Essay
Nilai
57
E. Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menjawab Setiap Pertanyaan.
Pertanyaan :
1. Jessica sebagai pegawai bank, penghasilan setiap bulannya sebesar Rp.
2.500.000. Jessica belum menikah. Berapakah pajak terutang setiap
bulannya?
Jawaban seharusnya dengan menggunakan undang-undang 2005, disesuaikan
dengan buku yang dipergunakan siswa SMP Fatahillah:
Penghasilan setahun = Rp. 2.500.000 12 = Rp. 30.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. -
-Tambahan Anak = Rp .-
Jumlah PTKP = Rp. 12.000.000
PKP Rp. 18..000.000
PPh dalam setahun:
5% 18..000.000 = Rp. 900.000
PPh per bulan:
900.000 12 = Rp. 75.000
Dugaan :
Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan setiap bulannya
Jawaban siswa berinisial ALD mendapatkan poin 4 dan bobot nilai 10 :
Jessica : 2.500.000 12 = Rp. 30.000.000
PTKP : wajib pajak = Rp. 12.000.000 –
PKP Rp. 18.000.000 : 12 = 1.500.000
PPh : 5% 1.500.000 = 3.750.000
Analisis :
Siswa ALD hanya mendapatkan nilai 4 dari bobot skor penuh 10 karena
siswa hanya dapat mengerjakan sampai tahap PTKP (Penghasilan Tidak kena
Pajak) sebesar Rp. 18.000.000. siswa ALD berhasil menghitung penghasilan neto.
58
Siswa ALD tidak dapat menghitung PKP (Penghasilan Kena Pajak). Siswa ALD
mengalami kesulitan dalam menentukan rumus perhitungan PKP yang dibuktikan
dengan kesalahan yang dialaminya hal ini dikarenakan ALD langsung membagi
12 (untuk perhitungan setahun) jumlah PKP sedangkan seharusnya pembagian
dilakukan pada tahap terakhir setelah mengetahui jumlah PPh dalam setahun.
Hamper seluruh siswa mengalami kesulitan mengalami kesulitan yang sama
dengan siswa ALD
Wawancara :
Untuk pengecekan keabsahan data peneliti mewawancarai kesulitan yang
dialami siswa ALD. Siswa ALD tidak dapat menghitung PPh dalam setahun
dikarenakan siswa tidak hafal teori dan ketentuan yang berlaku.
Kesimpulan :
Siswa ALD tidak dapat menghitung PPh setiap bulan yang harus dikeluarkan
Jessica dikarenakan tidak hafal teori dan ketentuan yang berlaku.
2. Santoso adalah seorang kasir yang berpenghasilan sebesar Rp. 2.000.000.
Bapak Santoso sudah beristeri tidak bekerja. Berapakah pajak terutang yang harus
dibayar Bapak Santoso setiap bulannya?
Jawaban yang benar:
Penghasilan setahun = Rp. 2.000.000 12 = Rp. 24.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. 1.200.000
-Tambahan Anak = Rp
Jumlah PTKP = Rp. 13.200.000
PKP Rp. 10.800.000
PPh dalam setahun:
5% 10.800.000 = Rp. 540.000
PPh per bulan:
540.000 12 = Rp. 45.000
59
Dugaan :
Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi wajib pajak yang sudah
memiliki istri/suami
Jawaban siswa berinisial DH mendapatkan poin 4 dari bobot nilai 10 :
Santoso : 2.000.000 12 = Rp. 24.000.000
PTKP : -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. 1.200.000
PKP Rp. 10.800.000 : 12 = 900.000
PPh : 5% 900.000 = 225.000
Analisis :
Siswa DH hanya mendapatkan nilai 4 dari bobot skor penuh 10 karena siswa
hanya dapat mengerjakan perhitungan penghasilan neto dengan benar. Pada tahap
perhitungan PTKP (Penghasilan Tidak kena Pajak). Siswa DH salah dalam
menjumlahkan PTKP. Siswa DH tidak dapat menghitung PKP (penghasilan kena
pajak). Siswa DH mengalami kesulitan dalam menentukan rumus perhitungan
PKP yang dibuktikan dengan kesalahan yang dialaminya hal ini dikarenakan DH
langsung membagi 12 (untuk perhitungan setahun) jumlah PKP sedangkan
seharusnya pembagian dilakukan pada tahap terakhir setelah mengetahui jumlah
PPh dalam setahun.
Wawancara :
Untuk pengecekan keabsahan data peneliti mewawancarai kesulitan yang
dialami siswa DH. Siswa DH mengalami kesulitan dalam menjumlahkan PTKP
dan mencari PKP. Sama kasusnya dengan siswa lainnya DH langsung membagi
12 (untuk menghitung PPh setahun) jumlah PKP dikarenakan siswa tidak hafal
susunan menghitung pajak penghasilan dengan benar. DH tidak dapat
menjumlahkan dengan baik karena DH merasa angka penghasilan santoso besar.
DH juga tidak dapat menyebutkan lapisan tarif pajak penghasilan.
60
Kesimpulan :
DH tidak dapat menghitung pajak bagi wajib pajak yang sudah memiliki istri atau
suami dikarenakan siswa tidak hafal susunan menghitung pajak penghasilan
dengan benar dan tidak hafal lapisan pajak penghasilan.
3. Bambang sebagai guru yang memiliki penghasilan sebesar Rp. 4.000.000.
Bambang sudah menikah dan memiliki 1 orang anak. Berapakah pajak
terutang yang harus dibayar Bambang setiap bulannya?
Jawaban yang benar :
Penghasilan setahun = Rp. 4.000.000 12 = Rp. 48.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. 1.200.000
-Tambahan Anak = Rp. 1.200.000
Jumlah PTKP = Rp. 14.400.000
PKP Rp. 33.600.000
PPh dalam setahun:
5% Rp.25.000.000 = Rp. 1.250.000
10% Rp. 8.600.000 = Rp. 860.000 -
Rp. 2.110.000
PPh per bulan:
2.110.000 12 = Rp. 175.833
Dugaan :
Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah
dan memiliki anak
Jawaban Siswa AD
4.000.000 12 = Rp. 48.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
61
-Tambahan istri = Rp. 1.200.000
-Tambahan Anak = Rp. 1.200.000
Jumlah PTKP = Rp. 14.400.000
PKP Rp. 33.600.000 : 12= 2.800.000
PPh
5% Rp.2.800.000 = Rp. 10.800.000
Analisis :
Siswa AD hanya mendapatkan nilai 16 dari bobot skor penuh 25 karena siswa
hanya dapat mengerjakan perhitungan penghasilan neto dengan benar. Pada tahap
perhitungan PTKP (Penghasilan Tidak kena Pajak) siswa AD mampu
menyebutkan PTKP dengan benar. Kesalahan siswa AD tidak dapat menghitung
PKP (penghasilan kena pajak) menentukan rumus perhitungan PKP yang
dibuktikan dengan kesalahan yang dialaminya hal ini dikarenakan AD langsung
membagi 12 (untuk perhitungan setahun) jumlah PKP sedangkan seharusnya
pembagian dilakukan pada tahap terakhir setelah mengetahui jumlah PPh dalam
setahun. Kesalahan tersebut dilakukan berulang-ulang oleh siswa lain juga.
Wawancara:
Siswa AD mengalami kesulitan sesudah menghitung PKP, seingat siswa AD
kalau PKP harusnya dibagi 12.
Kesimpulan :
Siswa AD tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah
menikah dan memiliki anak dikarenakan kesalahan dalam membagi PKP menjadi
12 terlebih dahulu.
4. Cahyo seorang manajer di suatu perusahaan. Ia berpenghasilan Rp.
6.000.000/bulan. Istri tidak bekerja dan mempunyai 2 anak. Berapa PPh yang
harus dibayarkan per tahunnya?
62
Jawaban yang benar:
Penghasilan setahun = Rp. 6.000.000 12 = Rp. 72.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. 1.200.000
-Tambahan 2 Anak = Rp 2.400.000
Jumlah PTKP = Rp. 15.600.000
PKP Rp. 56.400.000
PPh dalam setahun:
5% 25.000.000 = Rp. 1.250.000
10% 31.400.000 = Rp. 3.140.000 +
Rp. 4.390.000
Dugaan ;
Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah
dan memiliki anak
Jawaban Siswa VV :
Penghasilan setahun = Rp. 6.000.000 12 = Rp. 72.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. 1.200.000
-Tambahan 2 Anak = Rp 2.400.000
Jumlah PTKP = Rp. 15.600.000
PKP Rp. 56.400.000
PPh setahun
5% 15.600.000 = 78.600.000
Analisis :
Siswa VV hanya mendapatkan nilai 15 dari bobot skor penuh 25 karena siswa
hanya dapat mengerjakan perhitungan penghasilan neto dengan benar. Pada tahap
63
perhitungan PTKP (Penghasilan Tidak kena Pajak) siswa VV mampu
menyebutkan PTKP dengan benar. Selanjutnya dalam tahap perhitungan PKP
(penghasilan Kena Pajak) siswa VV berhasil menjumlahkan dengan benar.
Kesalahan yang dialami siswa VV adalah pada tahap menghitung PPh siswa VV
seharusnya mengenakan tarif pajak pada jumlah PKP tetapi siswa VV keliru
menjadi membagi jumlah PTKP dengan tarif pajak 5% sehingga hasilnya salah.
Wawancara :
Siswa VV tidak hafal tarif pajak dan susunan perhitungan pajak penghasilan.
Kesimpulan:
Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah
dah memiliki anak dikarenakan kekeliruan dalam tahap membagi jumlah PTKP
dengan tarif pajak.
5. Bakrie seorang pengusaha yang berpenghasilan Rp. 5.000.000/bulan. Bakrie
memiliki istri yang tidak bekerja dan 4 orang anak. Berapakah PPh yang harus
dibayar bakrie per bulannya?
Jawaban yang benar:
Penghasilan setahun = Rp. 5.000.000 12 = Rp. 60.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. 1.200.000
-Tambahan 3 Anak = Rp. 3.600.000
Jumlah PTKP = Rp. 16.800.000
PKP Rp. 43.200.000
PPh dalam setahun:
5% 25.000.000 = Rp. 1.250.000
10% 18.200.000 = Rp. 1.820.000 +
Rp. 3.070.000
64
PPh per bulan:
3.070.000 12 = Rp 255833.333
Dugaan : Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah
menikah dan memiliki anak lebih dari 3 orang. Siswa diharapkan dapat mengingat
ketentuan pajak penghasilan bahwa untuk PTKP yang dibolehkan hanya untuk 3
orang anak atau saudara semenda tidak lebih.
Jawaban siswa NA:
Penghasilan setahun = Rp. 5.000.000 12 = Rp. 60.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. 1.200.000
-Tambahan 4 Anak = Rp. 4.800.000
Jumlah PTKP = Rp. 18.000.000
PKP Rp. 42.000.000 : 12 = 3.500.000
PPh dalam setahun:
5% 3.500.000= 17.500.000
Analisis :
Siswa NA hanya mendapatkan nilai 10 dari bobot skor penuh 30 karena siswa
hanya dapat mengerjakan perhitungan penghasilan neto dengan benar. Pada tahap
perhitungan PTKP (Penghasilan Tidak kena Pajak) siswa NA mengkalikan PTKP
menjadi 4 anak yang seharusnya yang termasuk dalam PTKP adalah hanya 3
anak.
Wawancara :
Siswa NA tidak mengerti menghitung pajak penghasilan karena caranya yang
terlalu panjang, tarif yang berbeda setiap lapisannya.dan lupa ketentuan yang
berlaku dalam menghitung pajak penghasilan.
65
Kesimpulan:
Siswa NA tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah
menikah dan memiliki anak lebih dari 3 orang. dikarenakan siswa tidak dapat
mengingat ketentuan pajak penghasilan bahwa untuk PTKP yang dibolehkan
hanya untuk 3 orang anak atau saudara semenda tidak lebih.
Dari tabel hasil analisis diatas merupakan garis besar dari jawaban-jawaban
yang diberikan siswa kepada peneliti meyimpulan bahwa siswa memiliki
kesulitan yang berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Dari
berbagai pernyataan yang diberikan siswa diatas bahwa penyebab kesulitan
internal dalam materi pajak penghasilan adalah (1). siswa tidak mengerti tentang
pajak penghasilan karena terlalu banyak ketentuan-ketentuan dalam menhitung
pajak penghasilan, (2). semangat dan minat belajar yang kurang juga merupakan
penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa, (3). Kesulitan dalam menghitung
karena angka yang digunakan dalam soal pajak penghasilan sangat banyak.
Adapun kesulitan eksternal yang dialami siswa adalah sebagai berikut : (1).
Masalah keluarga yang meyita pikiran dan membuat perasaan siswa tidak nyaman
juga merupakan hambatan yang dirasakan siswa. (2). Fasilitas sekolah seperti
buku yang tidak mendetail, ruangan kelas yang terletak dipojok dan panas, dan
peralatan sekolah yang tidak lengkap membuat siswa kesulitan pada materi pajak
penghasilan. (3) teman yang gaduh juga merupakan hal yang menganggu
konsentrasi dalam belajar sehingga siswa mengalami kesulitan untuk menelaah
pelajaran pajak penghasilan.
F. Hasil angket
Hasil angket dibawah ini merupakan hasil angket tertutup yang dilakukan
peneliti agar mengetahui penyebab kesulitan belajar siswa secara mendetail
berdasarkan jawaban siswa peneliti menjabarkannya sebagai berikut:
66
Tabel 4.6
Siswa merasa intelegensi yang dimiliki tinggi
No. Soal Alternatif jawaban F P
1. Sangat setuju 5 25 %
Setuju 9 45%
Ragu 6 30%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa yang merasa
intelegensi yang dimiliki antara lain : 25 % dari responden menjawab Sangat
Setuju, 45% menjawab setuju, 30% menjawab ragu, 0% dari responden menjawab
Tidak Setuju dan 0% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
lebih dari setengahnya (70%) merasa memiliki intelegensi yang tinggi. Tingginya
angka siswa yang memilih pernyataan setuju, ini menujukkan bahwa kepercayaan
diri yang tinggi pada kemampuan diri masing-masing siswa yang membuat
mereka semakin bersemangat dalam mempelajari materi pajak penghasilan.
Tabel 4.7
Siswa sulit menangkap penjelasan dari guru tentang pajak penghasilan
No. Soal Alternatif jawaban F P
2. Sangat setuju 0 0%
Setuju 5 25%
Ragu 7 35%
Tidak Setuju 5 25%
Sangat tidak setuju 1 5%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa yang merasa sulit
menangkap penjelasan dari guru tentang pajak penghasilan antara lain : 0% dari
responden menjawab Sangat Setuju, 25% menjawab setuju, 35% menjawab ragu,
67
25% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 5% sisanya sangat tidak setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua siswa sulit menangkap penjelasan dari
guru yang menyebabkan nilai yang diperoleh oleh siswa kurang, sulit menangkap
materi dari guru merupakan salah satu kesulitan belajar yang dialami siswa SMP
Fatahillah.
Tabel 4.8
Siswa sulit berkonsentrasi dalam materi pajak penghasilan
No. Soal Alternatif jawaban F P
3. Sangat setuju 6 30%
Setuju 4 20%
Ragu 4 20%
Tidak Setuju 5 25 %
Sangat tidak setuju 1 5%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa sulit berkonsentrasi
antara lain : 30% dari responden menjawab Sangat Setuju, 20% menjawab setuju,
20% menjawab ragu, 25% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 5% sisanya
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan 50% dari siswa mengalami kesulitan
berkonsentrasi dalam mempelajari materi pajak penghasilan. Konsentrasi
merupakan bagian penting dalam proses penyerapan materi pelajaran, pernyataan
di atas menunjukkan siswa mengalami kesulitan dalam konsentrasi yang
merupakan salah satu kesulitan dalam belajar materi pajak penghasilan.
Tabel 4.9
Siswa tidak menyukai materi pajak penghasilan sehingga malas memperhatikan
No. Soal Alternatif jawaban F P
4. Sangat setuju 5 25%
Setuju 2 10%
Ragu 4 20%
68
Tidak Setuju 6 30%
Sangat tidak setuju 7 35%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa tidak menyukai materi
pajak penghasilan sehingga malas memperhatikan antara lain : 25% dari
responden menjawab Sangat Setuju, 10% menjawab setuju, 20% menjawab ragu,
30% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 35% sisanya sangat tidak setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa 45% dari siswa tidak menyukai materi pajak
penghasilan sehingga malas memperhatikan. Faktor suka atau tidaknya siswa pada
suatu pelajaran membuat anak lebih terbuka ataupun tertutup sikapnya pada suatu
mata pelajaran dalam hal ini siswa tidak menyukai materi pajak penghasilan yang
menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran pajak
penghasilan.
Tabel 4.10
Siswa merasa kurang berbakat pada mata pelajaran IPS Terpadu khususnya materi
pajak penghasilan
No. Soal Alternatif jawaban F P
5. Sangat setuju 1 5%
Setuju 4 20%
Ragu 8 40%
Tidak Setuju 6 30%
Sangat tidak setuju 1 5%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa merasa kurang
berbakat pada pelajaran IPS terpadu Khususnya materi pajak penghasilan antara
lain : 5% dari responden menjawab Sangat Setuju, 20% menjawab setuju, 40%
menjawab ragu, 30% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 5% sisanya
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa ragu akan bakat yang
69
dimiliki. Keraguan siswa dalam bakatnya merupakan salah satu faktor kesulitan
dalam mempelajari materi pajak penghasilan yang dialami siswa SMP Fatahillah.
Tabel 4.11
Motivasi siswa rendah dalam mempelajari pajak penghasilan
No. Soal Alternatif jawaban F P
6. Sangat setuju 7 35%
Setuju 9 45%
Ragu 1 5%
Tidak Setuju 2 10%
Sangat tidak setuju 1 5%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa yang memiliki
motivasi rendah antara lain : 35% dari responden menjawab Sangat Setuju, 45%
menjawab setuju, 5% menjawab ragu, 10% dari responden menjawab Tidak
Setuju dan 5% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari
setengah (80%) siswa memiliki motivasi yang rendah dalam mempelajari pajak
penghasilan. Motivasi merupakan bagian dalam proses belajar, jika siswa
memiliki motivasi yang tinggi maka dengan mudah pelajaran akan masuk
kedalam ingatannya sedangkan sebaliknya jika motivasi yang dimiliki rendah
maka akan mengindikasikan kesulitan belajar dan inilah dialami siswa SMP
Fatahillah dalam mempelajari materi pajak penghasilan.
Tabel 4.12
Siswa beranggapan materi pajak penghasilan sukar
No. Soal Alternatif jawaban F P
7. Sangat setuju 1 10%
Setuju 9 45%
Ragu 5 20%
70
Tidak Setuju 4 20%
Sangat tidak setuju 1 5%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa beranggapan materi
pajak penghasilan sukar antara lain : 10% dari responden menjawab Sangat
Setuju, 45% menjawab setuju, 25% menjawab ragu, 20% dari responden
menjawab Tidak Setuju dan 5% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan
bahwa lebih dari setengah (55%) siswa beranggapan materi pajak penghasilan
sukar. Anggapan bahwa materi pajak penghasilan yang sukar membuat siswa
kesulitan dalam mempelajari materi pajak penghasilan.
Tabel 4.13
Siswa tidak dapat mengikuti apa yang guru jelaskan tentang pajak penghasilan
karena kondisi fisik mata atau pendengaran terganggu
No. Soal Alternatif jawaban F P
8. Sangat setuju 0%
Setuju 1 5%
Ragu 5 25%
Tidak Setuju 6 30%
Sangat tidak setuju 8 40%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa tidak dapat mengikuti
apa yang guru jelaskan tentang pajak penghasilan karena kondisi fisik mata atau
pendengaran terganggu antara lain : 0% dari responden menjawab Sangat Setuju,
5% menjawab setuju, 25% menjawab ragu, 30% dari responden menjawab Tidak
Setuju dan 40% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lebih
dari setengah (70%) siswa tidak mengalami kesulitan dikarenakan ganguan fisik.
Fisik yang sehat dapat menjadikan siswa mudah menerima pelajaran dengan
71
pernyataan di atas menujukkan bahwa siswa tidak mengalami masalah fisik
sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Tabel 4.14
Banyak teori dan ketentuan dalam menghitung pajak penghasilan membuat siswa
sulit mengerjakannya
No. Soal Alternatif jawaban F P
9. Sangat setuju 2 10%
Setuju 10 50%
Ragu 6 30%
Tidak Setuju 2 10%
Sangat tidak setuju 0 0%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa banyak teori dan
ketentuan dalam menghitung pajak penghasilan membuat siswa sulit
mengerjakannya antara lain : 10% dari responden menjawab Sangat Setuju, 50%
menjawab setuju, 30% menjawab ragu, 30% dari responden menjawab Tidak
Setuju dan 10% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lebih
dari setengah (60%) siswa tidak mengalami kesulitan dikarenakan banyak teori
dan ketentuan dalam menghitung pajak penghasilan. Faktor teori yang terlalu sulit
menurut merupakan salah satu kesulitan dalam mempelajari pajak penghasilan
yang menjadikan siswa SMP Fatahillah kurang berminat dalam mempelajari
materi pajak penghasilan.
Tabel 4.15
Guru terlalu cepat dalam menjelaskan materi pajak penghasilan sehingga siswa
tidak mengerti
No. Soal Alternatif jawaban F P
10. Sangat setuju 3 15%
72
Setuju 6 30%
Ragu 5 25%
Tidak Setuju 4 20%
Sangat tidak setuju 2 10%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan guru terlalu cepat
menjelaskan materi pajak sehingga siswa tidak mengerti antara lain : 15% dari
responden menjawab Sangat Setuju, 30% menjawab setuju, 25% menjawab ragu,
20% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 10% sisanya sangat tidak setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa 45% siswa mengalami kesulitan karena guru yang
terlalu cepat menjelaskan. Faktor penyampaian dari guru kepada siswa merupakan
faktor yang krusial sehingga dengan daya tangkap siswa yang berbeda-beda dapat
menjadikan siswa SMP Fatahillah kesulitan dalam mengerjakan soal perhitungan
pajak penghasilan.
Tabel 4.16
Kemampuan Berhitung Siswa Rendah
No. Soal Alternatif jawaban F P
11. Sangat setuju 2 10%
Setuju 4 20%
Ragu 5 25%
Tidak Setuju 4 20%
Sangat tidak setuju 5 25%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa memiliki kemampuan
yang berhitung yang rendah antara lain : 10% dari responden menjawab Sangat
Setuju, 20% menjawab setuju, 25% menjawab ragu, 20% dari responden
menjawab Tidak Setuju dan 25% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan berhitung yang berbeda yaitu
20% siswa menyatakan memiliki kemampuan berhitung rendah. Kemampuan
73
berhitung sangat berdampak pada kecepatan dan ketepatan siswa mengerjakan
soal perhitungan pajak penghasilan karena materi pajak penghasilan merupakan
ilmu yang sangat berkaitan dengan menghitung sehingga kemampuan berhitung
sangat dibutuhkan pada materi ini dan siswa SMP Fatahillah tidak mengalami
kesulitan dalam mengitung.
Tabel 4.17
Minat Belajar Siswa Rendah
No. Soal Alternatif jawaban F P
12. Sangat setuju 2 10%
Setuju 4 20%
Ragu 2 25%
Tidak Setuju 4 20%
Sangat tidak setuju 8 40%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa memiliki minat belajar
rendah antara lain : 10% dari responden menjawab Sangat Setuju, 20% menjawab
setuju, 25% menjawab ragu, 20% dari responden menjawab Tidak Setuju dan
40% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah
(60%) siswa tidak memiliki minat yang rendah dalam mempelajari materi pajak
penghasilan. Minat yang rendah dalam belajar merupakan salah satu kesulitan
dalam belajar dan minat yang rendah dapat berpengaruh terhadap nilai yang
rendah pula, siswa SMP Fatahillah memiliki minat yang rendah dalam mengikuti
materi pajak penghasilan, ini yang menyebabkan nilai siswa kurang dalam materi
tersebut.
74
Tabel 4.18
Kesulitan siswa dalam menangkap materi pajak penghasilan karena masalah
keluarga yang dipikirkan
No. Soal Alternatif jawaban F P
13. Selalu 3 15%
Sering 1 5%
Kadang-kadang 3 15%
Jarang 1 5%
Tidak pernah 12 60%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa mengalami kesulitan
dalam menangkap materi pajak penghasilan karena masalah keluarga yang
dipikirkan antara lain : 15% dari responden menjawab selalu, 5% menjawab
sering, 15% menjawab ragu, 5% dari responden menjawab kadang-kadang dan
60% sisanya tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (60%)
siswa tidak mengalami kesulitan dikarenakan masalah keluarga. Masalh keluarga
merupakan hal yang mengganggu belajar tetapi di SMP Fatahillah siswa tidak
mengalami gangguin ini.
Tabel 4.19
Kesulitan Belajar Pajak Penghasilan Karena Teman Sekelas Gaduh
No. Soal Alternatif jawaban F P
14. Selalu 8 40%
Sering 3 15%
Kadang-kadang 4 20%
Jarang 4 20%
Tidak pernah 1 5%
75
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa kesulitan belajar pajak
penghasilan karena teman sekelas gaduh antara lain : 40% dari responden
menjawab selalu, 15% menjawab sering, 20% menjawab kadang-kadang, 20%
dari responden menjawab jarang dan 5% sisanya tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa lebih dari setengah (55%) siswa sering mengalami kesulitan
dikarenakan teman sekelas gaduh. Kelas yang kondusif merupakan salah satu
penunjang berlangsungnya proses belajar yang baik sedangkan jika kelas tersebut
tidak kondusif dapat merusak konsentrasi belajar yang merupakan kesulitan siswa
dalam belajar, siswa SMP Fatahillah mengalami kesulitan ini dikarenakan kelas
yang gaduh sehingga mengurangi konsentrasi.
Tabel 4.20
Kesulitan Belajar Pajak Penghasilan Karena Lingkungan Yang Tidak Kondusif
Dan Nyaman
No. Soal Alternatif jawaban F P
15. Selalu 4 20%
Sering 2 10%
Kadang-kadang 6 30%
Jarang 1 5%
Tidak pernah 7 35%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa mengalami kesulitan
belajar pajak penghasilan karena lingkungan yang tidak kondusif dan nyaman
antara lain : 20% dari responden menjawab selalu, 10% menjawab sering, 30%
menjawab kadang-kadang, 5% dari responden menjawab jarang dan 35% sisanya
tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa mengalami
kesulitan dikarenakan lingkungan yang tidak kondusif dan nyaman. Suasana kelas
yang kondusif dan nyaman merupakan faktor penunjang terjadinya proses belajar
mengajar yang baik apabila sebaliknya maka akan menimbulkan kesulitan siswa
dalam menerima pelajaran.
76
Tabel 4.21
Siswa Mengobrol Pada Saat Belajar Materi Pajak Penghasilan
No. Soal Alternatif jawaban F P
16. Selalu 5 25%
Sering 2 10%
Kadang-kadang 7 35%
Jarang 3 15%
Tidak pernah 3 15%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa mengobrol pada saat
belajar materi pajak penghasilan antara lain : 25% dari responden menjawab
selalu, 10% menjawab sering, 35% menjawab kadang-kadang, 15% dari
responden menjawab jarang dan 15% sisanya tidak pernah. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa mengobrol didalam kelas. Mengobrol merupakan gangguan dalam
konsentrasi yang merupakan salah satu kesulitan dalam belajar sehingga
mengakibatkan siswa tidak mengerti apa yang diajarkan oleh guru, hal ini yang
terjadi pada siswa SMP Fatahillah.
Tabel 4.22
Siswa Kehilangan Konsentrasi Saat Belajar Materi Pajak Penghasilan
No. Soal Alternatif jawaban F P
17. Selalu 6 30%
Sering 1 5%
Kadang-kadang 9 45%
Jarang 2 10%
Tidak pernah 2 10%
77
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa kehilangan konsentrasi
belajar pajak penghasilan antara lain : 30% dari responden menjawab selalu, 5%
menjawab sering, 45% menjawab kadang-kadang, 10% dari responden menjawab
jarang dan 10% sisanya tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih dari
setengah siswa kehilangan konsentrasi saat belajar materi pajak penghasilan.
Konsentrasi merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran, siswa SMP
Fatahillah mengalami hilangnya konsentrasi sehingga tidak dapat menangkap
materi pajak penghasilan.
Tabel 4.23
Cuaca yang tidak menentu membuat berkurangnya semangat belajar pajak
penghasilan
No. Soal Alternatif jawaban F P
18. Selalu 2 10%
Sering 5 25%
Kadang-kadang 2 10%
Jarang 1 5%
Tidak pernah 10 50%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa cuaca yang tidak
menentu membuat berkurangnya semangat belajar pada materi pajak penghasilan
antara lain : 10% dari responden menjawab selalu, 25% menjawab sering, 10%
menjawab kadang-kadang, 5% dari responden menjawab jarang dan 50% sisanya
tidak pernah. Hal ini menunjukkan 50% bahwa siswa cuaca tidak mempengaruhi
siswa untuk belajar. Cuaca merupakan salah satu faktor yang menunjang proses
pembelajaran tetapi siswa SMP Fatahillah tidak memiliki kesulitan apapun cuaca
yang dihadapi.
78
Tabel 4.24
Kesulitan Belajar Pajak Penghasilan Karena Tidak Memiliki Buku Yang Paket
Lengkap
No. Soal Alternatif jawaban F P
19. Selalu 4 20%
Sering 5 25%
Kadang-kadang 4 20%
Jarang 2 10%
Tidak pernah 5 25%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa kesulitan belajar pada
materi pajak penghasilan dikarenakan tidak memiliki buku yang paket lengkap
antara lain : 20% dari responden menjawab selalu, 10% menjawab sering, 35%
menjawab kadang-kadang, 15% dari responden menjawab jarang dan 15% sisanya
tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar pada
materi pajak penghasilan dikarenakan tidak memiliki buku paket yang lengkap.
Buku merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran, Siswa SMP
Fatahillah mengalami kesulitan karena tidak memiliki buku paket yang lengkap
tentang materi pajak penghasilan.
Tabel 4.25
Siswa Mencontek Tugas Yang Diberikan Guru Karena Soal Pajak Penghasilan
Sukar Dikerjakan
No. Soal Alternatif jawaban F P
20. Selalu 4 20%
Sering 2 10%
Kadang-kadang 4 20%
Jarang 2 10%
79
Tidak pernah 8 40%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa mencontek tugas yang
diberikan guru karena soal pajak penghasilan sukar dikerjakan: 20% dari
responden menjawab selalu, 10% menjawab sering, 20% menjawab kadang-
kadang, 10% dari responden menjawab jarang dan 40% sisanya tidak pernah. Hal
ini menunjukkan bahwa siswa tidak mencontek tugas yang diberikan oleh guru.
Mencontek merupakan perbuatan tidak terpuji dan siswa SMP Fatahillah tidak
melakukan hal itu karena penanaman akhlak yang tinggi dari sekolah yang baik.
Data di atas menunjukkan siswa SMP Fatahillah kelas VII memiliki berbagai
penyebab kesulitan dalam menpelajari materi pajak penghasilan dan telah
dijabarkan sebelumnya tentang kesulitan apa yang dialami siswa secara internal
maupun secara eksternal.
Dari deskripsi hasil angket tersebut dapat dianalisis dan diinterpretasikan
frekuensi nilai rata-rata penyebab siswa mengalami kesulitan pada materi pajak
penghasilan SMP Fatahillah berikut :
Mx = Σx = 1136 = 56,8
N 20
Ini berarti skor rata-rata variabel X yaitu sebesar 56,8 sehingga dapat
menggambarkan bahwa siswa kelas VII IPS, SMP Fatahillah mempunyai
kesulitan yang tinggi dalam pembelajaran IPS pokok bahasan pajak penghasilan
G. Hasil Wawancara Guru
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru yang bersangkutan
semakin memperkuat dan memperjelas bahwa kesulitan internal dan eksternal
yang dialami siswa. Guru mata pelajaran IPS terpadu tersebut sudah
mempersiapkan dengan baik agar siswa mengerti apa yang diajarkannya hanya
saja memang dalam proses belajar pasti ada kesulitan atau hambatan-hambatan
80
dalam mentransfer ilmu dari guru kepada murid. Wawancara dengan guru
memperjelas kesulitan internal siswa adalah sebagai berikut :
1) Intelegensi siswa kurang khususnya dalam menghitung angka-angka yang
tidak familiar.
2) Konsentrasi siswa kurang
3) Semangat belajar siswa kurang
4) Sikap siswa yang pesimis dalam mempelajari pajak penghasilan
5) Minat dan bakat siswa juga kurang
Adapun kesulitan eksternal yang dialami siswa adalah sebagai berikut:
1) Fasilitas sekolah yang kurang memadai seperti buku dan peralatan sekolah
yang tidak lengkap
2) Masalah keluarga yang membuat perasaan siswa tidak nyaman saat belajar
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun Kesulitan siswa dalam belajar terbagi dua yaitu kesulitan dari
dalam (internal) dan kesulitan dari luar (eksternal). Kesulitan dari dalam terdiri
dari aspek fisiologis dan aspek psikologis, sedangkan kesulitan dari luar
dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Penelitian ini
menunjukan bahwa tingkat kesulitan yang dialami siswa sangat tinggi
Kesulitan juga ditunjukkan pada hasil belajar siswa melalui soal pajak
penghasilan berbentuk essay dengan nilai rata-rata hanya 45,35. Nilai tersebut
sangat jauh dari yang diharapkan sesuai dengan KKM dengan nilai 70 untuk
tuntas. Kesulitan diindikasikan juga dari nilai keaktifan siswa yang hanya
43,636% dari skala 100% yang mencerminkan siswa tidak kondusif dalam
mempelajari materi pajak penghasilan dan hasil angket 56,8 yang menunjukkan
tingkat kesulitan siswa tinggi. Kesulitan dalam mengerjakan soal perhitungan
pajak adalah sebagai berikut:
1. kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal perhitungan pajak
penghasilan
a. siswa kurang memahami soal pajak penghasilan alhasil alur
mengerjakan pajak perhitungan salah.
b. siswa tidak memahami ketentuan-ketentuan yang ada dalam
menentukan tarif pajak penghasilan.
c. Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan karena angka yang
digunakan besar.
2. penyebab kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran IPS terpadu pokok
bahasan materi pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
Penyebab dari kesulitan belajar siswa pada materi pajak penghasilan
seperti dijabarkan sebelumnya yaitu : kesulitan yang berasal dari dalam diri
82
siswa (internal) antara lain: penguasaan materi rendah (tidak hafal ketentuan-
kententuan pada pajak penghasilan), konsentrasi yang rendah, sikap yang tidak
terbuka karena persepsi bahwa materi pajak penghasilan sukar, minat dan
motivasi yang rendah, sedangkan kesulitan yang berasal dari luar diri siswa
(eksternal) antarai lain : lingkungan yang tidak mendukung seperti suasana
kelas gaduh, peralatan sekolah yang tidak lengkap seperti siswa tidak memiliki
buku paket, guru yang terlalu cepat dalam menjelaskan, dan masalah keluarga
yang menyita pikiran siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa SMP
Fatahillah memiliki kesulitan belajar yang tinggi dalam mempelajari materi
pajak penghasilan.
B. Saran-saran
Adapaun saran dari peneliti adalah sebagai berikut :
1. Siswa diharapkan dapat meningkat motivasi dan konsentrasi dalam
mempelajari pajak penghasilan.
2. Guru diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi
pajak penghasilan antara lain :
a. Pemahaman siswa dalam menelaah soal yang diberikan.
b. Pemahaman siswa tentang ketentuan-ketentuan pajak penghasilan.
c. Memberikan latihan kepada siswa agar siswa terbiasa untuk
menghitung sehingga pada saat diberikan soal perhitungan pajak
penghasilan siswa dapat mengerjakan dengan baik.
d. Guru diharapkan menggunakan metode yang efektif dan menarik agar
dapat meningkatkan semangat dan konsentrasi siswa.
3. Sekolah diharapkan dapat meningkatkan fasilitas sekolah, antara lain:
a. Menambah fentilasi kelas agar udara segar dapat masuk dan
meningkatkan produktivitas siswa dalam belajar.
b. Mengadakan buku yang lebih lengkap karena buku yang digunakan
siswa sekarang merupakan buku lama dan menghambat siswa untuk
mengetahui perkembangan tarif pajak penghasilan yang berubah secara
berkala.
85
Lampiran 1
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Petunjuk pengisian : berilah tanda silang (X) pada kolom dengan pedoman
sebagai berikut:
0 jika tidak ada siswa yang melakukan
1 jika 4 orang siswa melakukan
2 jika 8 orang siswa melakukan
3 jika 12 orang siswa melakukan
4 jika 16 orang siswa melakukan
5 jika 20 orang siswa melakukan
Indikator
instrumen
No Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap
Pengajaran
Skor
0 1 2 3 4 5
Kegiatan Awal
Sebelum PBM 1 siswa hadir tepat waktu X
2 Siswa menjawab salam X
3 Siswa mendengarkan guru mengabsen X
4 Siswa mendengar motivasi guru X
Selama PBM 5 Siswa memperhatikan guru X
6 Siswa bertanya kepada guru X
7 Siswa mengungkapkan pendapat X
8 Siswa menjawab pertanyaan dari guru X
9 Siswa berkonsentrasi belajar X
10 Siswa mengobrol X
Akhir PBM 11 Siswa mencatat atau menandai tugasnya X
12 Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran X
86
Lampiran 2
Pedoman Kriteria Penilaian Observasi Terhadap Guru
No Aspek yang
Diamati pada
Kegiatan
Pengajaran
Kriteria
Baik sekali =
4 Baik = 3 Cukup = 2 Kurang = 1 Sangat kurang = 0
Kegiatan awal
1 Guru hadir tepat
waktu
Telah hadir di
kelas saat jam
pelajaran tepat
dimulai
Menuju kelas saat
jam pelajaran
tepat dimulai
Kehadiran
terlambat
kurang dari 5
menit
Kehadiran
terlambat kurang
dari 10 menit
Kehadiran
terlambat lebih dari
10 menit
2 Guru
mengucapkan
salam
Mengucapkan
salam dengan
lantang dan
dijawab oleh
semua siswa
Mengucapkan
salam dengan
lantang dan
djawab oleh
sebagian besar
siswa (>50%)
Mengucapkan
salam dengan
lantang dan
dijawab oleh
sebagain kecil
siswa (<50%)
Mengucapkan
salam kurang
lantang namun
dijawab sebagain
besar siswa
(>50%)
Mengucapkan
salam kurang
lantang dan
dijawab sebagain
kecil siswa (<50%)
3 Guru
mengabsen
siswa
Mengabsen
seluruh siswa
dengan melihat
satu persatu
Mengabsen
seluruh siswa
dengan melihat
sebagian besar
Mengabsen
seluruh siswa
dengan melihat
sebagian kecil
Hanya melihat
sebagian kecil
siswa (<50%))
dan ada beberapa
Hanya menanyakan
siswa yang tidak
hadir kepada Ketua
kelas
87
siswa yang
diabsen
siswa yang
diabsen (>50%)
siswa yang
diabsen (<50%))
siswa yang tak
disebutkan
namanya
4 Guru
memberikan
motivasi kepada
siswa
Guru dapat
membuat
seluruh siswa
mendengarkan
motivasi yang
diberikannya
Guru dapat
membuat
sebagian besar
siswa
mendengarkan
motivasi guru
(>50%)
Guru dapat
membuat
sebagian kecil
siswa (<50%)
mendengarkan
motivasi yang
diberikannya
Hampir seluruh
(>90%) siswa
bersikap acuh
terhadap motivasi
guru
Seluruh siswa
bersikap acuh tak
acuh terhadap
motivasi guru
Kegiatan inti
5 Guru mampu
mengkondisikan
siswa
Guru dapat
membuat
seluruh siswa
tertib dan tidak
gaduh
Guru dapat 80%
siswa tertib dan
tidak gaduh
Guru dapat
membuat 60%
siswa tertib dan
tidak gaduh
Guru dapat 40%
siswa tertib dan
tidak gaduh
Ketertiban dan
ketidakgaduhan
dimiliki kurang
dari 30% siswa
6 Guru
menjelaskan
materi pelajaran
Menyampaika
n materi
dengan jelas,
Menyampaikan
materi dengan
jelas, bersuara
Menyampaikan
materi dengan
jelas, bersuara
Menyampaikan
materi dengan
jelas, kurang
Menyampaikan
materi kurang
jelas, kurang
88
secara singkat bersuara
lantang, dan
langsung pada
intinya
lantang, namun
sedikit lambat
pada pembahasan
intinya
lantang, dan
tidak langsung
pada intinya
bersuara lantang,
dan tidak
langsung pada
intinya
bersuara lantang,
dan tidak langsung
pada intinya
7 Guru dapat
mengkondisikan
siswa untuk
mencatat materi
pelajaran
Guru mampu
membuat
seluruh siswa
mencatat
materi
pelajaran
Guru mampu
membuat >90%
siswa mencatat
materi pelajaran
Guru mampu
membuat 70%-
90% siswa
mencatat materi
pelajaran
Guru mampu
membuat 70%-
50% siswa
mencatat materi
pelajaran
Guru tidak mampu
membuat >50%
siswa mencatat
materi pelajaran
8 Guru
menjelaskan
materi pokok
kepada siswa
Menyampaika
n materi
dengan jelas,
bersuara
lantang dan
dapat
menanggapi
respon siswa
secara cepat
Menyampaikan
materi dengan
jelas, bersuara
lantang dan dapat
menanggapi
respon siswa
namun sedikit
lambat
Menyampaikan
materi dengan
jelas, bersuara
sedikit pelan
namun dapat
menanggapi
respon siswa
namun sedikit
lambat
Menyampaikan
materi dengan
jelas, namun
bersuara kurang
lantang dan
kurang dapat
menanggapi
respon siswa
Menyampaikan
materi dengan
kurang jelas,
bersuara kurang
lantang dan kurang
dapat menanggapi
respon siswa
89
9 Guru
mendorong
siswa untuk
bertanya
Guru dapat
membuat
seluruh siswa
untuk bertanya
Guru dapat
membuat >90%
siswa untuk
bertanya
Guru dapat
membuat 70%-
90% siswa
untuk bertanya
Guru dapat
membuat 70%-
50% siswa untuk
bertanya
Guru tidak dapat
membuat >50%
siswa untuk
bertanya
10 Guru
memberikan
tugas meringkas
materi atau
mengerjakan
soal latihan di
buku paket
Guru mampu
membuat
seluruh siswa
mengerjakan
tugas
Guru mampu
membuat > 90%
siswa
mengerjakan
tugas
Guru mampu
membuat 90%-
70% siswa
mengerjakan
tugas
Guru mampu
membuat 70%-
50% siswa
mengerjakan
tugas
Guru tidak mampu
membuat >50%
siswa mengerjakan
tugas
Kegiatan
Penutup
11 Guru
menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran
Menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran
dengan jelas,
singkat dan
langsung pada
Menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran
dengan jelas,
singkat namun
sedikit meluas
Menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran
dengan jelas
namun panjang
lebar dan sedikit
Menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran
dengan kurang
jelas, panjang
lebar dan sedikit
Guru tidak mampu
membuat
kesimpulan yang
jelas, singkat dan
langsung pada
intinya
90
intinya meluas meluas
12 Guru menutup
kegiatan belajar
mengajar
Menginformasi
kan kepada
seluruh siswa
bahwa
kegiatan
belajar telah
selsai
Menginformasika
n kepada siswa
yang duduk di
depan saja bahwa
kegiatan belajar
telah selesai
Menginformasik
an kepada siswa
yang bertanya
saja bahwa
kegiatan belajar
telah selesai
Menginformasika
n kepada seorang
siswa saja bahwa
kegiatan belajar
telah selesai
Sama sekali tidak
menginformasikan
kepada siswa
bahwa kegiatan
belajar telah selesai
13 Guru
mengucapkan
salam penutup
Mengucapkan
salam dengan
lantang dan
djawab oleh
semua siswa
Mengucapkan
salam dengan
lantang dan
dijawab sebagian
besar siswa
(>50%)
Mengucapkan
salam dengan
lantang dan
dijawab oleh
sebagain kecil
siswa (<50%)
Mengucapkan
salam kurang
lantang namun
dijawab sebagain
besar siswa
(>50%)
Mengucapkan
salam kurang
lantang dan
dijawab sebagain
kecil siswa (<50%)
91
Lampiran 3
Hasil Observasi Terhadap Pengajar
No Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap
Pengajaran
Skor
0 1 2 3 4 Kegiatan awal
1 Guru hadir tepat waktu X
2 Guru mengucapkan salam X
3 Guru mengabsen siswa X
4 Guru memberikan motivasi kepada siswa X
Kegiatan inti
5 Guru mampu mengkondisikan siswa X
6 Guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat X
7 Guru dapat mengkondisikan siswa untuk mencatat materi
pelajaran
X
8 Guru menjelaskan materi pokok kepada siswa X
9 Guru mendorong siswa untuk bertanya X
10 Guru memberikan tugas meringkas materi atau
mengerjakan soal latihan di buku paket
X
Kegiatan Penutup
11 Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran X
12 Guru menutup kegiatan belajar mengajar X
13 Guru mengucapkan salam penutup X
Rata-rata nilai kreatifitas guru 2,15
Jakarta, 18 Juli 2013
Observer,
Tarra Anggun Cantika
92
Lampiran 4
KISI-KISI TES ESSAY PAJAK PENGHASILAN
Pokok
Bahasan
Butir
soal
Bobot
Soal
Indikator
Pajak
penghasilan
1. 10 Siswa dapat menghitung pajak penghasilan
terutang setiap bulannya
2. 10 Siswa dapat menghitung pajak penghasilan
bagi wajib pajak yang sudah memiliki
istri/suami
3. 25 Siswa dapat menghitung pajak penghasilan
bagi orang yang sudah menikah dan
memiliki anak
4. 25 Siswa dapat menghitung pajak penghasilan
bagi orang yang sudah menikah dah
memiliki anak
5. 30 Siswa dapat menghitung pajak penghasilan
bagi orang yang sudah menikah dan
memiliki anak lebih dari 3 orang. Siswa
diharapkan dapat mengingat ketentuan
pajak penghasilan bahwa untuk PTKP
yang dibolehkan hanya untuk 3 orang anak
atau saudara semenda tidak lebih.
93
Lampiran 5
SOAL TEST ESSAY PAJAK PENGHASILAN
NAMA :
MATA PELAJARAN :
HARI/ TANGGAL :
1. Jessica sebagai pegawai Bank, penghasilan setiap bulannya sebesar Rp.
2.500.000. Jessica belum menikah. Berapakah pajak terutang setiap
bulannya?
2. Santoso adalah seorang kasir yang berpenghasilan sebesar Rp. 2.000.000.
Bapak santoso sudah beristeri tidak bekerja. Berapakah pajak terutang yang
harus dibayar bapak santoso setiap bulannya?
3. Bambang sebagai guru yang memiliki penghasilan sebesar Rp. 4.000.000. pak
bambang sudah menikah dan memiliki 1 orang anak. Berapakah pajak
terutang yang harus dibayar Santoso setiap bulannya?
4. Cahyo seorang manajer di suatu perusahaan. Ia berpenghasilan Rp.
6.000.000/bulan. Istri tidak bekerja dan mempunyai 2 anak. Berapa PPh yang
harus dibayarkan per tahunnya?
5. Bakrie seorang pengusaha yang berpenghasilan Rp. 5.000.000/bulan. Bakrie
memiliki istri yang tidak bekerja dan 4 orang anak. Berapakah PPh yang harus
dibayar bakrie per bulannya?
94
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN TEST ESSAY PAJAK PENGHASILAN
1. Penghasilan setahun = Rp. 2.500.000 12 = Rp. 30.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. -
-Tambahan Anak = Rp .-
Jumlah PTKP = Rp. 12.000.000
PKP Rp. 18.000.000
PPh dalam setahun:
5% 18.000.000 = Rp. 900.000
PPh per bulan:
900.000 12 = Rp. 75.000
2. Penghasilan setahun = Rp. 2.000.000 12 = Rp. 24.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. 1.200.000
-Tambahan Anak = Rp.-
Jumlah PTKP = Rp. 13.200.000
PKP Rp. 10.800.000
PPh dalam setahun:
5% 10.800.000 = Rp. 540.000
PPh per bulan:
540.000 12 = Rp. 45.000
95
3. Penghasilan setahun = Rp. 4.000.000 12 = Rp. 48.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. 1.200.000
-Tambahan Anak = Rp. 1.200.000
Jumlah PTKP = Rp. 14.400.000
PKP Rp. 33.600.000
PPh dalam setahun:
5% Rp.25.000.000 = Rp. 1.250.000
10% Rp. 8.600.000 = Rp. 860.000 +
Rp. 2.110.000
PPh per bulan:
2.110.000 12 = Rp. 175.833
4. Penghasilan setahun = Rp. 6.000.000 12 = Rp. 72.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. 1.200.000
-Tambahan 2 Anak = Rp 2.400.000
Jumlah PTKP = Rp. 15.600.000
PKP Rp. 56.400.000
PPh dalam setahun:
5% 25.000.000 = Rp. 1.250.000
10% 31.400.000 = Rp. 3.140.000 +
Rp. 4.390.000
96
5. Penghasilan setahun = Rp. 5.000.000 12 = Rp. 60.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri = Rp. 1.200.000
-Tambahan 3 Anak = Rp. 3.600.000
Jumlah PTKP = Rp. 16.800.000
PKP Rp. 43.200.000
PPh dalam setahun:
5% 25.000.000 = Rp. 1.250.000
10% 18.200.000 = Rp. 1.820.000 +
Rp. 3.070.000
PPh per bulan:
3.070.000 12 = Rp 255833.333
97
Lampiran 7
Hasil Test Essay Pajak Penghasilan
Responden
Nomor
Soal Nilai
1 2 3 4 5
AD 6 8 16 20 20 70
ALD 8 7 15 20 20 70
ALF 4 8 15 15 15 57
AS 4 4 10 10 10 38
DAL 6 6 10 20 10 52
DH 8 4 5 5 8 30
FF 6 8 10 10 10 44
GMR 6 8 10 16 15 55
H 6 2 10 2 6 26
IM 2 6 15 5 8 36
IS 6 6 10 10 10 42
JRC 6 6 15 15
42
KP 6 6 10 20 10 52
MG 6 8 10 20 8 52
MNS 2 6 4 4 8 24
NA 8 8 15 20 10 61
RPA 5 7 8 10 10 40
RS 9 2 10 2 2 25
SA 6 6 10 12 10 44
VV 6 6 10 15 10 47
Jumlah
907
Rata-rata
45.35
98
Lampiran 8
Kisi-Kisi Angket Instrumen Penelitian Tentang Faktor-Faktor Penyebab
Kesulitan Siswa Dalam Perhitungan Pajak Penghasilan
NO. VARIABEL INDIKATOR PERNYATAAN JUMLAH
BUTIR
SOAL POSITIF NEGATIF
1.
Faktor-Faktor
penyebab
kesulitan
siswa dalam
menghitung
pajak
penghasilan
Kesulitan dari dalam diri siswa:
1. Aspek Fisiologis:
-tonus jasmani
-mata dan telinga
2. Aspek Psikologis:
- Inteligensi
- Sikap
- Minat
- Bakat
5 5 10
2. Kesulitan dari luar diri siswa:
1. Lingkungan sosial:
-Keluarga
-guru dan staf
- masyarakat
- teman
2. Lingkungan Nonsosial:
- rumah
- sekolah
- peralatan
- alam
5 5 10
99
Lampiran 9
LEMBAR ANGKET KESULITAN SISWA DALAM PERHITUNGAN PAJAK
PENGHASILAN
Nama : ______________
Kelas : ______________
Petunjuk pengisisan :
- Bacalah terlebih dahulu dengan teliti sebelum menjawab
- Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai, untuk itu jawablah
dengan jujur dan sesuai dengan hati nurani dan
- Berilah tanda (X) pada setiap pertanyaan dengan cara memilih salah
satu jawaban yang paling sesuai menurut anda,
dengan pilihan jawaban sebagai berikut:
(Angket A)
S : Setuju R : Ragu
TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pertanyaan SS S R TS STS
1. Saya memiliki intelegensi yang tinggi
2. Saya sulit menangkap apa yang guru
saya jelaskan tentang pajak penghasilan
3. Ketika sedang belajar pajak penghasilan
saya sulit untuk berkonsentrasi
100
4. Saya tidak suka dengan materi pajak
penghasilan sehingga saya malas untuk
memperhatikan
5.
saya merasa kurang berbakat pada mata
pelajaran IPS terpadu khususnya materi
pajak penghasilan
6 Saya kurang termotivasi belajar pajak
penghasilan
7. Menurut saya materi pajak penghasilam
merupakan materi yang sukar
8.
Saya tidak dapat mengikuti apa yang
guru jelaskan tentang pajak penghasilan
karena mata atau pendengaran saya
tidak berfungsi dengan baik
9.
Banyak ketentuan dalam menghitung
pajak penghasilan membuat saya sulit
mengerjakannya
10.
Guru terlalu cepat dalam
menjelaskannya materi pajak
penghasilan sehingga saya kurang
mengerti
11.
Kemampuan berhitung saya rendah
sehingga dalam mengerjakan materi
pajak penghasilan saya mengalami
kesulitan
12
Saya mengalami kesulitan dalam
perhitungan pajak penghasilan karena
saya tidak memiliki minat belajar.
101
(Angket B)
SL : Selalu SR : Sering
KD : Kadang-kadang JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
No. Pertanyaan SL SR KD JR TP
1. Saya mengalami kesulitan belajar menelaah pelajaran
karena saya ada masalah keluarga yang dipikirkan
2. Saya kesulitan belajar materi pajak penghasilan
karena teman sekelas saya membuat gaduh
3. saya tidak dapat belajar karena lingkungan yang tidak
kondusif atau nyaman
4. Saya mengobrol disaat guru menerangkan materi
pajak penghasilan
5. Ketika guru menerangkan materi pajak penghasilan
saya kehilangan konsentrasi
6. Karena cuaca yang tidak menentu saya tidak
bersemangat untuk belajar pajak penghasilan
7.
Saya hanya menggunakan LKS dan tidak memiliki
buku paket sehingga materinya tidak ditulis mendetail
menyebabkan saya tidak mengerti materi pajak
penghasilan
8.
Saya mencontek tugas yang diberikan oleh guru pada
materi pajak penghasilan karena terlalu sulit untuk
dikerjakan sendiri
102
Lampiran 10
Hasil Angket Kesulitan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan
Responden Nomor item Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 1 1 1 1 4 2 2 4 2 2 2 1 3 3 2 2 1 4 2 44
2 3 3 2 2 2 5 3 1 2 2 2 2 1 2 1 2 3 4 1 1 44
3 3 2 1 1 4 5 3 5 5 3 5 1 3 5 1 1 3 1 1 1 54
4 5 2 5 1 2 4 3 1 5 2 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 74
5 4 3 2 2 2 1 4 4 2 5 4 2 1 1 3 1 1 1 3 1 45
6 5 3 5 3 3 4 4 3 4 3 3 2 5 5 1 5 5 5 5 5 78
7 4 3 4 1 4 4 4 5 3 5 2 1 1 5 1 3 5 3 5 4 67
8 2 3 2 1 3 2 2 2 3 4 1 4 1 5 1 5 5 4 5 3 58
9 3 4 2 5 2 4 5 1 4 2 3 4 1 2 3 1 3 1 3 2 55
10 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 1 4 1 2 3 1 3 1 3 3 55
11 4 3 3 2 3 1 3 1 3 2 3 1 1 4 3 3 3 4 5 3 55
12 5 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 3 5 2 1 1 66
13 3 4 2 1 2 5 2 1 4 3 2 1 2 5 2 3 2 1 1 3 49
14 3 4 2 3 2 2 4 3 4 2 3 2 1 3 1 3 1 1 3 3 50
15 4 3 4 3 3 5 5 2 2 4 4 2 1 5 5 4 5 1 1 4 67
16 4 2 3 2 4 4 2 2 2 4 4 2 1 3 3 2 3 1 1 1 50
17 3 4 4 4 4 5 4 2 4 2 4 4 1 1 4 4 3 1 1 4 63
18 5 2 1 1 3 5 4 1 4 1 1 1 4 5 3 3 3 2 2 1 52
19 4 1 2 4 3 4 4 1 4 3 1 2 3 4 3 1 4 3 5 1 57
20 4 1 4 1 2 5 3 1 2 1 3 1 3 3 1 3 3 4 4 2 51
Jumlah 76 55 57 44 55 76 69 44 67 57 53 45 40 70 51 55 67 46 59 50 1136
103
Lampiran 11
KISI-KISI WAWANCARA SISWA
Jenis Pertanyaan Jumlah
pertanyaan
Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman 1
Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat 1
Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan 1
Pertanyaan tentang pengetahuan 1
Pertanyaan dengan pancaindera 1
Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang 1
KISI-KISI WAWANCARA GURU
Jenis Pertanyaan Jumlah
pertanyaan
Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman 2
Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat 2
Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan 2
Pertanyaan tentang pengetahuan 2
Pertanyaan dengan pancaindera 2
Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang 2
104
Lampiran 12
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
No. Pertanyaan
1. Apa yang anda rasakan setelah mempelajari materi tentang pajak
penghasilan?
2. Apa pendapat anda tentang materi pajak penghasilan?
3. apakah kamu mencontek tugas teman pada saat diberi tugas pajak
penghasilan? jika iya, mengapa?
4. Bagaimana sikap kamu saat mempelajari materi pajak penghasilan?
5. Dalam proses mengerjakan pajak penghasilan kamu merasa yang
paling sulit dalam hal apa saja?
6. Apakah pancaindera anda mengalami masalah saat mempelajari
materi pajak penghasilan?
PEDOMANA WAWANCARA GURU
No. Pertanyaan
1. Apa yang anda rasakan setelah mengajar materi tentang pajak
penghasilan?
2. Apa pendapat anda tentang materi pajak penghasilan?
3. Bagaimana perasaan anda saat mengajar materi pajak penghasilan?
4. Apakah anda menguasai materi pajak penghasilan sebelum mengajar?
5. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengajarkan perhitungan
pajak penghasilan?
6. Jelaskan kesulitan apa saja yang anda alami saat mengajar materi
pajak penhasilan?
7. Menurut anda apa saja penyebab siswa mengalami kesulitan dalam
belajar pajak penghasilan?
105
8. Menurut anda metode apa yang tepat digunakan dalam mengajar
pajak penghasilan?
9. Apakah sebelum mengajar anda telah mempersiapkan rencana
pembelajaran terlebih dahulu?
10. Apakah karakteristik siswa mempengaruhi anda dalam mengajar?
11. Apa yang and lakukan agar dapat memahami karakteristik siswa?
12. Apakah masalah yang terjadi dalam keluarga anda mempengaruhi
konsentrasi mengajar anda?
106
Lampiran 13
Hasil Wawancara Siswa
Berita acara
Nara Sumber : Siswa Kelas VIII
Tempat : Ruang Guru SMP fatahillah
Hari/tanggal : 14 Juli 2013
Untuk menguatkan dugaan yang diberikan kepada siswa. Peneliti
melakukan wawancara kepada siswa wawancara yang dilakukan adalah
wawancara terstruktur yang berisi 6 pertanyaan. Berikut adalah jawaban yang
diberikan siswa :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa saja kesulitan yang
kamu temui dalam materi
pajak penghasilan?
a. Tidak mengerti dengan tarif
pajaknya
b. Kesulitan dalam perhitungan
c. Tidak mengerti tentang pajak
d. Cara perhitungannya panjang.
e. Tidak menegerti tentang PTKP
f. Tidak begitu hafal mengenai
cara menghitung tarifnya.
2. Masalah keluarga kamu
dapat mempengaruhi
semangat dalam
mempelajari materi pajak
penghasilan ?
a. Iya, masalah dikeluarga sangat
mempengaruhi semangat dalam
mempelajari materi pajak
b. Masalah keluarga membuat
mood naik-turun
c. Masalah keluarga mengganggu
kosentrasi
d. Masalah keluarga tidak berperan
107
besar dalam mepegaruhi
semangat belajar.
3. Bagaimana sikap dan
minat kamu saat
mempelajari materi pajak
penghasilan
a. Pusing terlebih dahulu saat
mendengar akan belajar materi
pajak penghasilan
b. Memperhatikan dengan
sungguh-sungguh
c. Tidak mengerti jadi malas untuk
belajar
d. Bingung dengan apa yang guru
jelaskan.
e. Biasa-biasa saja.
f. Kurang berminat
4. Menurut kamu bagaimana
cara guru kamu
menjelaskan materi pajak
penghasilan?
a. Jelas tetapi menjelaskannya
terlalu cepat.
b. Kurang jelas
c. Jelas dan tegas
d. Pelan-pelan dan diulang-ulang
5. Apakah Fasilitas sekolah,
guru dan teman
mempengaruhi kamu
dalam mempelajari pajak
penghasilan
a. Tidak biasa saja
b. Berpengaruh bukunya tidak ada
jadi tidak mengerti
c. Berpengaruh kalau teman berisik
jadi susah kosentrasi
d. Berpengaruh kelasnya kalau
siang panas jadi males belajar
6. Apakah pancaindra anda
mengalami masalah saat
mempelajari materi pajak
penghasilan
a. Tidak, Alhamdulillah semua
panca indra saya normal semua.
b. Tidak mengganggu
c. Iya, mata saya rabun saat
berfikir soal perhitungan pajak.
108
Lampiran 14
Hasil wawancara Guru
Berita acara
Nara Sumber : Imas Masriyah S.Sos.I
Tempat : Ruang Guru SMP fatahillah
Hari/tanggal : 23 November 2013
Untuk menguatkan hasil angket terbuka yang diberikan kepada siswa. Peneliti
melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran IPS terpadu yaitu: Imas
Masriyah, S.Sos.I. wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur yang
berisi 12 pertanyaan. Berikut adalah jawaban yang diberikan guru mata pelajaran
IPS terpadu :
No. pertanyaan Jawaban
1.
Apa yang anda rasakan
setelah mengajar materi
tentang pajak penghasilan?
Yang saya rasakan disitu ibu bisa
memberikan kesadaran terhadap siswa
bagaimana seharusnya warga Negara
yang sadar mengenai kewajibannya
membayar pajak yang secara tidak
langsung dapat mengingatkan orang
tuanya untuk membayar pajak.
2.
Apa pendapat anda tentang
materi pajak penghasilan?
Menurut ibu materi pajak merupakan
materi yang cukup sulit dan angka
yang digunakan terlalu tinggi. Juga
siswa juga harus cara menghitung
PTKP dan PKP
3. Bagaimana perasaan anda
saat mengajar materi pajak
penghasilan?
Perasaan ibu untuk mengajar pajak
penghasilan adalah sebagai tantangan
dalam mengajarkan siswa tentang
materi pajak penghasilan yang
109
merupakan materi yang sulit menurut
siswa karena banyak perhitungan
dengan angka yang besar sehingga
siswa sulit untuk memahaminya.
4.
Apakah anda menguasai
materi pajak penghasilan
sebelum mengajar?
Sebelum mengajar ibu pelajari dulu,
dan sekarang ketentuan undang-
undang yang berubah tapi dikarenakan
buku pegangan masih menggunakan
undang-undang tahun 2000 sehingga
siswa pun ketinggalan dengan undang-
undang baru, itu merupakah salah satu
kendalanya.
5.
Apakah anda mengalami
kesulitan dalam
mengajarkan perhitungan
pajak penghasilan?
Kesulitan si tidak, hanya saja ibu juga
harus belajar dahulu sebelum mengajar
karena memang banyak ketentuan
dalam menghitung pajak penghasilan
sehingga lebih mantap saat mengajar.
6.
Jelaskan kesulitan apa saja
yang anda alami saat
mengajar materi pajak
penhasilan?
Kesulitan yang ibu rasakan adalah
siswa tidak memiliki buku paket
sehingga ibu harus menjelaskan secara
mendetail tentang pajak penghasilan
agar anak-anak mengerti dan jelas.
Juga ketentuan-ketentuan tarif yang
sering berubah sehingga terkadang ibu
tidak update karena buku yang dipakai
belum memuat undang-undang baru
tetapi buku paket yang ibu pegang
memang sudah KTSP tetapi tahun
2005 sedangkan ketentuan-ketentuan
110
tarif pajakkan sudah berubah lagi.
7.
Menurut anda apa saja
penyebab siswa mengalami
kesulitan dalam belajar
pajak penghasilan?
Kesulitan siswa biasanya karena
1. memang bukunya mereka tidak
lengkap.
2. Konsentrasi siswa yang rendah
3. Ruang kelas yang terletak dipojok
sehingga siswa suka kepanasan
4. Kemampuan berhitung siswa
yang kurang
5. Minat dan bakat siswa juga
mempengaruhi siswa dalam
mengerjakan soal perhitungan
pajak penghasilan
Demikian kurang lebih kesulitan yang
dialami siswa tetapi yang paling
berpengaruh memang kemampuan
berhitung siswa yang kurang karena
angka yang digunakan dalam
menghitung pajak penghasilan
merupakan angka yang tinggi bisa-bisa
sampai ratusan juta sehingga siswa
sulit untuk menghitungnya belum lagi
ketentuan-ketentuan pajak yang
banyak.
8. Menurut anda metode apa
yang tepat digunakan
dalam mengajar pajak
penghasilan?
Metode yang ibu gunakan adalah
metode ceramah dan pemberian latihan
kepada siswa, metode itu yang paling
efektif untuk materi pajak penghasilan.
9. Apakah sebelum mengajar
anda telah mempersiapkan
Jelas, saya mempersiapkan rencana
pembelajaran tapi tidak mendetail
111
rencana pembelajaran
terlebih dahulu?
karena terkadang waktu yang
digunakan dikelas dengan di RPP
tidaklah sama.
10. Apakah karakteristik siswa
mempengaruhi anda dalam
mengajar?
Sangat berpengaruh kalau anak yang
kurang dalam pelajaran biasanya ibu
lebih perhatian agar dia bisa
mengerjakannya.
11. Apa yang and lakukan agar
dapat memahami
karakteristik siswa?
Karena ibu mengajar mereka dari awal
jadi ibu sudah tahu karakter siswa ,
karena untuk mengenal karakteristik
anak membutuhkan waktu yang lama
12. Apakah masalah yang
terjadi dalam keluarga anda
mempengaruhi konsentrasi
mengajar anda?
Tidak, kita sebagai guru harus
professional apa saja yang terjadi
dirumah tidak boleh dibawa ke dunia
kerja, jadi tidak berpengaruh.
112
Lampiran 15
Hasil Dokumentasi Kegiatan Belajar
Gb lampiran 1. Kegiatan Siswa memperhatikan Guru sedang Menjelaskan tentang
materi Pajak penghasilan
Gb lampiran 2 dan 3. Kegiatan Siswa mencatat Guru sedang menjelaskan materi tentang
Pajak Penghasilan
113
Gb. Lampiran 4 dan 5. Kegiatan siswa mengerjakan soal materi pajak penghasilan
Gb. Lampiran 6. Kegiatan Siswa mengerjakan Soal Pajak Penghasilan secara bersama-
sama
Biodata Penulis
Penulis bernama Tarra Anggun
Cantika, Lahir pada tanggal 5 November
1990 di Jakarta. Putri kebanggaan dari OK
Helmi Aziz dan Sumarni Sukaman ini telah
lulus dari SDN Benda Baru III, SMPN 164
Jakarta Selatan, SMUN 87 Jakarta Selatan
dan Mahasiswi dari Universitas Islam
Syarif Hidayatullah yang telah menyusun
skripsi berjudul “Kesulitan Siswa dalam
Pembelajaran IPS terpadu Pokok Bahasan
Pajak Penghasilan Di SMP Fatahillah
Pondok Pinang. Semoga pembaca dapat
menambah ilmu dari apa yang ditulis oleh
peneliti.