Analisis Pengaruh Budaya Asing
Terhadap Ragam Hias Batik Lasem
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Program Strata 1
Jurusan Sastra China
Oleh
Juvi - 1100018075
Vera Tanny - 1100001686
Fakultas Bahasa dan Budaya
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2011
Persetujuan Skripsi
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi dengan judul
Analisis Pengaruh Budaya Asing
Terhadap Ragam Hias Batik Lasem
Disusun oleh:
Juvi – 1100018075 Vera Tanny – 1100001686
telah disetujui dan diterima sebagai salah satu karya ilmiah mahasiswa bersangkutan pada Jurusan Sastra China-Fakultas Bahasa dan Budaya
Universitas Bina Nusantara
Jakarta, 20 Agustus 2011
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Elice Chandra, ST., M.Si. Kode Dosen: D2904
Fakultas Bahasa dan Budaya Jurusan Sastra China
Universitas Bina Nusantara
PERNYATAAN Dengan ini kami, Nama : Juvi NIM : 1100018075 Nama : Vera Tanny NIM : 1100001686 Judul skripsi : Analisis Pengaruh Budaya Asing Terhadap Ragam Hias Batik Lasem Memberikan kepada Universitas Bina Nusantara hak non-eksklusif untuk menyimpan, memperbanyak, dan menyebarluaskan skripsi karya kami, secara keseluruhan atau hanya sebagian atau hanya ringkasannya saja, dalam bentuk format tercetak dan atau elektronik. Menyatakan bahwa kami, akan mempertahankan hak exclusive kami, untuk menggunakan seluruh atau sebagian isi skripsi kami, guna pengembangan karya di masa depan, misalnya bentuk artikel, buku, perangkat lunak, ataupun sistem informasi. Jakarta, 20 Agustus 2011
Juvi Vera Tanny
1
RINGKASAN ISI
Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan kebudayaan
dan kesenian tradisional, salah satunya adalah kesenian batik. Batik
Lasem merupakan salah satu jenis batik pesisiran di Jawa yang kental
dengan budaya China. Tetapi selain budaya China, batik Lasem juga
memadukan beberapa budaya asing. Oleh karena itu, melalui sejumlah
sampel kain batik Lasem, penulis tertarik untuk mengidentifikasi budaya
negara mana saja yang mempengaruhi batik Lasem serta bagaimana
terjadinya pengaruh tersebut. Di samping itu, penulis akan menganalisis
perbandingan antara batik Lasem kuno dengan batik Lasem modern.
1. Batik Jawa
Batik merupakan salah satu karya seni Indonesia yang memiliki
sejarah yang cukup panjang. Pada tanggal 2 Oktober 2009, batik
mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai salah satu karya agung
bangsa Indonesia. Suatu kain dapat disebut sebagai kain batik apabila
menggunakan lilin untuk menahan zat pewarna masuk ke dalam kain
serta melalui proses pewarnaan terlebih dahulu untuk menghasilkan
motif yang indah dan warna yang anggun.
1.1 Asal Mula Batik Jawa
Mengenai asal mula batik Jawa, tidak ada catatan sejarah
yang dapat membuktikannya. Tetapi satu hal yang dapat
dipastikan oleh Hamidin (2010), bahwa kesenian batik telah
muncul pada abad zaman kerajaan Majapahit dan mengalami
perkembangan pesat pada zaman kerajaan Mataram. Kerajaan
Mataram kemudian dibagi menjadi dua kerajaan besar yaitu
Yogyakarta dan Solo.
2
Batik Jawa dibagi menjadi dua golongan yaitu batik Jawa
kuno dan batik Pesisiran. Batik Jawa kuno adalah batik yang
menyerap pengaruh budaya keraton Jawa, sedangkan batik
Pesisiran adalah batik yang menyerap pengaruh budaya asing.
Batik Lasem merupakan salah satu contoh dari batik Pesisiran.
1.2 Ciri Khas Batik Lasem
Ciri yang membedakan batik Lasem berbeda dari batik
Pesisiran lainnya yaitu warna merahnya yang berasal dari akar
pohon mengkudu. Warna merah tersebut merupakan pengaruh
budaya China.
Batik Lasem dapat diberi nama sesuai dengan warnanya,
seperti warna merah disebut Bangbangan, warna biru disebut
Biron, warna merah-biru disebut Bangbiron, warna merah-biru-
coklat disebut Tiga Negeri.1
Motif pada batik Lasem dibedakan menjadi dua jenis yaitu
motif China dan motif non-China. Motif China meliputi naga,
phoenix, kilin, kupu-kupu, kura-kura, bunga seruni, delapan dewa,
kipas, swastika, dll. Sedangkan motif non-China yaitu parang,
ceplok, kawung, gunung ringgit, latohan, kricak, dsb.2
2. Identifikasi Batik Lasem Berdasarkan Motif dan
Warna
Batik Lasem yang penulis identifikasi terdiri dari dua jenis, yaitu
batik Lasem kuno dan batik Lasem modern. Batik Lasem kuno dibuat
sekitar abad 20 yang akan diwakili oleh gambar 1–8. Semua kain batik
1 Kwan, William, Dyah Rosina, Aulia Hadi. Eksplorasi Sejarah Batik Lasem. Jakarta: IPI, 2010: 53 2 Kwan, William, Dyah Rosina, Aulia Hadi. Eksplorasi Sejarah Batik Lasem. Jakarta: IPI, 2010: 46
t
a
t
m
m
G
b
b
s
o
G
p
k
3
tersebut m
alami.
Batik
tahun tera
modern ini
menggunak
Gambar 1
besar meru
besar dipa
senantiasa
orang Tiong
Gambar 2
pria dan w
kebahagiaa
3 Garrett, Valery.
merupakan k
k Lasem mo
akhir dan
i masih m
kan pewarn
sep
ters
Me
pad
upakan oran
asarkan kep
mengguna
ghoa.
pe
se
be
ora
anita.3 Sela
an, pendapa
. Chinese Dress A
kain batik t
odern adala
akan diwa
empertaha
na kimia.
Ini ada
prei. Motif
sebut san
nurut Kwa
da zaman
ng Tiongho
pada orang
akan motif
Kain b
enutup alta
mbahyang
ermotifkan d
ang kaya,
ain itu ada
atan dan um
Accessories.Singa
3
tulis dan m
ah batik La
akili oleh g
nkan tekni
alah contoh
dan warna
ngat kenta
an (2010),
dulu para
oa. Batik ya
g Tionghoa
f dan warn
batik di sa
r (tokwi) y
bagi or
delapan de
miskin, ma
motif tiga
mur panjan
apore: Marshall C
masih meng
sem yang b
gambar 9–
ik batik tu
h kain bati
a yang dig
al dengan
hal ini d
a pembatik
ang mereka
a. Oleh ka
na yang di
amping ini
yang biasa
rang Tion
ewa yang m
ahal, murah
bintang ya
ng.
Cavendish Editio
ggunakan p
baru dibuat
–16. Batik
ulis, namun
k yang be
unakan pa
n budaya
disebabkan
k Lasem se
hasilkan se
arena itu,
sukai oleh
merupaka
digunakan
nghoa. Ba
mewakili keh
h, tua atau
ng melamb
n, 2009: 32
pewarna
t tahun-
Lasem
n sudah
erbentuk
da kain
China.
karena
ebagian
ebagian
mereka
orang-
an kain
n untuk
atik ini
hidupan
u muda,
bangkan
G
J
G
t
G
m
B
T
4
Gambar 3
Jawa kuno
Gambar 4
tertinggi pa
Gambar 5
motif bung
Batik ini ju
Tionghoa.
4 翻译于”Kalpatar
co
da
pe
me
yang sering
da
mo
de
pa
ada batik Ja
ya
or
di
pa
a seruni ya
uga mengg
ru”. Shadows of Pr
Batik i
klat yang d
ri motif k
engaruh b
erupakan s
g dijumpai
Batik
ari warna m
otif buah d
elima mewa
arang juga
awa Kuno.
Batik
ang berasal
rang India
percayai d
ara penyem
ang menunj
unakan mo
rambanan. 2011‐0
4
ni memiliki
disebut bati
kupu-kupu
udaya Ch
salah-satu
pada batik
ini disebut
merah-biru-h
delima dan
akili buday
merupaka
ini mengg
dari buday
disebut ju
dapat men
mbahnya.4
jukkan ada
otif banji y
06‐03 <http://siwa
tiga warna
ik tiga nege
yang men
hina. Serta
motif lara
Yogyakarta
t Bangbiruh
hijau. Pada
n motif pa
ya China,
n salah sa
gunakan m
ya India. Po
uga sebaga
ngabulkan
Pada poho
anya penga
yang juga d
agrha.wordpress.c
a yaitu mera
eri. Batik in
nunjukkan
a motif
angan pad
a dan Solo.
hijo karena
a batik ini t
arang. Mot
Sedangkan
atu motif la
motif pohon
ohon terseb
ai kalpatar
semua ke
on hayat t
ruh budaya
disukai oleh
com/2007/10/16/k
ah-biru-
ni terdiri
adanya
kawung
a batik
.
a terdiri
terdapat
tif buah
n motif
arangan
n hayat
but bagi
ru yang
einginan
terdapat
a China.
h orang
kalpataru/>.
G
m
d
G
d
k
G
m
k
Gambar 6
menunjukk
dilihat dari
Gambar 7.
dipadukan
kupu-kupu.
Gambar 8
motif-motif
keberuntun
m
P
m
te
kan adanya
motif pucu
.
s
p
p
S
dengan bu
.
f yang be
ngan, seper
Sepe
motif pohon
Pada pohon
merupakan
erdapat m
a budaya J
k rebung p
Motif
samping ini
pengaruh b
pengaruh
Selain ber
udaya Chin
yang s
pada s
erasal dari
rti singa, bu
5
rti gambar
n hayat yan
n hayat dig
pengaruh b
motif kaw
awa. Peng
pada kepala
f utama d
i adalah mo
budaya Bel
ini masuk
rgaya Erop
na yang be
Kain batik
sering digun
saat pernika
budaya
urung hong
r 5, batik
ng berasal
ambarkan
budaya Chi
wung seba
aruh buda
a batik.
dalam kain
otif buketan
anda. Seca
melalui b
pa, batik
rupa motif
ini disebut
nakan oleh
ahan. Pada
China yan
, ayam, kija
ini mengg
dari budaya
motif terat
ina. Selain
agai Latar
ya Champa
n sarung b
n yang mer
ara tidak la
batik Peka
Lasem in
f buah deli
t muili (tira
h peranakan
a batik ini t
ng melamb
ang, dsb.
gunakan
a India.
tai yang
itu juga
r yang
a dapat
batik di
rupakan
angsung
alongan.
ni juga
ma dan
ai pintu)
n China
terdapat
bangkan
6
Gambar 9
Meskipun batik ini tergolong batik Lasem
modern tetapi masih menggunakan motif China
yaitu motif naga awan. Naga adalah hewan mitos
terbesar di China yang melambangkan otoritas,
simbol kehormatan dan sebagai perwakilan
tertinggi bagi kaum laki-laki.5 Motif China lainnya adalah motif bunga
seruni.
Gambar 10
Pada batik ini terdapat gambar kuda yang
menunjukkan adanya pengaruh budaya China.
Selain itu, pada batik ini juga bertuliskan
peribahasa mengenai kuda yang berbunyi: “Ketika
kuda sampai, tandanya sudah berhasil.” Pada saat
ini peribahasa tersebut sering digunakan untuk menggambarkan usaha
yang baru saja dimulai sudah memperoleh kesuksesan.6
Gambar 11
Batik Lasem ini dihiasi dengan motif
buketan yang menunjukkan adanya pengaruh
budaya Belanda. Pada latarnya dihiasi dengan
motif gunung ringgit yang tergolong motif baru
yang muncul setelah masa kemerdekaan
Indonesia. Motif ini diciptakan oleh para pembatik di Lasem untuk
mengekspresikan harapan mereka yang ingin melihat matahari terbit 5 Diterjemahkan dari 黄全信.中华五福吉祥图典-喜[M].北京:华语教学出版社, 2003:53 页 6 Diterjemahkan dari 马到成功的中文解释[Z]. http://dict.baidu.com/s?wd=%C2%ED%B5%BD%B3%C9%B9%A6. 2011‐05‐24
7
yang dikarenakan tempat tinggal mereka terhalang oleh gunung,
sehingga membuat mereka tidak dapat melihat matahari terbit.7
Gambar 12
Motif pada batik ini adalah sebuah peribahasa
Indonesia yang diterjemahkan kedalam bahasa
mandarin yang berbunyi: “Harimau mati
meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan
nama.” Selain itu pada batik ini juga terdapat motif
latohan yang merupakan motif baru yang tidak terdapat pada batik
kuno. Motif ini terinspirasi dari sejenis rumput laut yang disebut Latoh
yang merupakan makanan khas kota Lasem.
Gambar 13
Motif utama pada batik ini adalah motif kipas
lipat yang berasal dari budaya China. Bagi
sastrawan China kipas lipat dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menulis kaligrafi maupun menggambar,
sehingga kipas merupakan salah-satu benda yang
istimewa bagi orang China. Motif kipas pada batik ini dihiasi dengan
gambar latohan yang menunjukkan budaya lokal Lasem. Selain kipas
lipat dan latohan, batik ini juga dihiasi dengan motif bunga teratai yang
juga menyerap budaya China.
7 Widodo, Ganik. “Motif Gunung Ringgit”. Batik Tulis Lasem. 18 Juni 2011 http://batik-pantura.blogspot.com/2011/04/motif-
gunung-ringgit-makna.html.
8
Gambar 14
Dapat dilihat bahwa motif batik ini meniru
motif batik lama yaitu motif pohon hayat, namun
motif tersebut tidak digambarkan sehalus batik
kuno yang dibuat dengan ketelitian penuh. Hal ini
dikarenakan para pembatik saat ini lebih
mengutamakan nilai ekonomi. Motif yang dibuat semakin sederhana
tentu akan mempersingkat proses pembatikan, sehingga mereka akan
semakin cepat mendapatkan keuntungan.
Gambar 15
Batik di samping merupakan perpaduan
antara budaya China dengan budaya lokal Lasem.
Budaya China ditunjukkan pada motif bunga peoni,
sedangkan budaya lokal diwakili oleh motif kricak
(kerikil) pada latar batik. Para pembatik Lasem
menciptakan motif kricak ini untuk mengenang penderitaan rakyat
Lasem pada saat membangun jalan raya Daendels.8
Gambar 16
Dalam gambar 16 dapat terlihat dengan jelas
budaya Jawa dan budaya lokal Lasem yang
terkandung di dalamnya. Motif latohan merupakan
motif lokal Lasem, sedangkan motif geringsing
merupakan motif yang berasal dari budaya kraton
Jawa. Geringsing berasal dari kata “gering” yang berarti “sakit” dan
“sing” yang berarti “negatif”, yang dipercaya dapat menolak sakit. 9
8 Kwan, William, Dyah Rosina, dan Aulia Hadi. Eksplorasi Sejarah Batik Lasem. Jakarta: IPI, 2010: 53
9
Selain itu, geringsing juga merupakan susunan bentuk biji buah asam
(dalam bahasa Jawa disebut klungsu). 10 Buah asam memiliki khasiat
menyembuhkan beberapa penyakit, sehingga pembatik menggunakan
motif tersebut dengan harapan pemakai dapat terhindar dari beberapa
penyakit.
3. Persamaan dan Perbedaan Batik Lasem Kuno
dengan Batik Modern
Pada bagian ini penulis akan menganalisis persamaan dan
perbedaan batik Lasem kuno dengan batik Lasem modern, juga akan
membahas perubahan yang terjadi pada batik Lasem kuno menuju
batik Lasem modern.
3.1 Persamaan Batik Lasem Kuno dengan Batik Lasem
Modern
Berdasarkan hasil analisis penulis, pada batik Lasem
modern ditemukan motif yang serupa dengan motif batik Lasem
kuno, seperti motif pohon hayat dari India dan motif buketan
dari Belanda. Hal ini menunjukkan penerapan ragam hias batik
Lasem kuno dengan batik Lasem modern masih memiliki
hubungan yang erat. Sama halnya dengan batik Lasem kuno,
batik Lasem modern juga masih memadukan beberapa unsur
budaya asing di dalamnya, salah satu budaya yang paling
berpengaruh adalah budaya China.
Selain itu batik Lasem kuno dan Batik Lasem modern
hingga saat ini masih mempertahankan teknik canting dalam
9 Tirta, Iwan. Batik Sebuah Lakon. Jakarta: Gaya Favorit Press, 2009: 82 10 Yayasan Harapan Kita. Indonesia Indah “Batik”. 8. Jakarta: Yayasan Harapan Kita/BP 3 TMII:51
10
proses membatik. Menurut Kwan (2010), sebelumnya
pengusaha batik Lasem pernah memproduksi batik cap, tetapi
karena tidak mampu bersaing dengan batik printing dari daerah
lain, maka pengusaha tersebut kembali menggunakan teknik
membatik tradisional yaitu menggunakan canting dalam proses
membatik. Batik tulis yang diproduksi memiliki keunggulan
tersendiri dibandingkan dengan batik cap maupun printing,
selain itu juga memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Oleh karena
itu, teknik yang menggunakan canting tersebut masih
dipertahankan hingga saat ini.
3.2 Perbedaan Batik Lasem Kuno dengan Batik Lasem
Modern
Batik Lasem kuno merupakan batik yang dibuat sekitar
abad ke-14 sampai dengan sebelum kemerdekaan RI,
sedangkan batik Lasem modern merupakan batik yang dibuat
setelah kemerdekaan RI sampai dengan saat ini. Sampel batik
Lasem kuno yang penulis peroleh dibuat sekitar abad ke-20.
Berdasarkan data-data tersebut dapat dilihat bahwa batik Lasem
kuno merupakan perpaduan dari beberapa budaya, yaitu budaya
Champa, India, Belanda, Jawa, serta budaya yang paling
berpengaruh adalah budaya China. Hal ini dikarenakan dahulu
para pengusaha batik Lasem pada umumnya adalah keturunan
China, konsumen mereka pun sebagian besar adalah keturunan
China di Lasem atau di daerah lainnya, oleh karena itu motif
yang digunakan adalah motif-motif yang berasal dari budaya
mereka sendiri. Motif yang sering digunakan adalah motif yang
melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, kesehatan, dsb.
11
Beda halnya dengan batik Lasem modern yang banyak
menggunakan ragam hias baru seperti latohan, gunung ringgit,
kricak, dll. Motif-motif baru tersebut menjadikan kehidupan
sosial masyarakat di Lasem sebagai sumber inspirasi.
Berdasarkan sampel yang ada, dapat diketahui bahwa
pembatik zaman dulu sangat mementingkan kualitas kain batik.
Hal ini dapat dilihat dari gambar yang sangat halus yang dibuat
melalui teknik canting, serta warna lembut yang diperoleh dari
bahan pewarna alami yang memerlukan proses yang cukup lama
dalam pengerjaannya. Batik Lasem modern tidak memerlukan
waktu yang lama dalam pengerjaannya dan motif yang
digambarkan pada batik Lasem modern pun sudah tidak sehalus
batik Lasem kuno. Hal ini disebabkan karena para pembatik saat
ini lebih mementingkan nilai ekonomi. Selain itu, batik Lasem
modern sudah menggunakan bahan pewarna kimia yang akan
membuat proses pembatikan menjadi lebih cepat dan praktis,
sehingga mereka akan semakin cepat mendapat keuntungan.
Hasil akhir kain batik Lasem kuno pada umumnya
dijadikan sebagai kain panjang ataupun sarung. Selain itu juga
dapat dijadikan sebagai tokwi untuk keperluan sembahyang,
seprei ataupun tirai pintu yang digunakan saat upacara
pernikahan. Begitu juga dengan hasil akhir kain batik Lasem
modern yang masih dapat dijadikan sebagai kain panjag
maupun sarung. Tetapi seiring perkembangan zaman, hasil akhir
kain batik Lasem modern dapat dibuat sebagai bahan baku
untuk membuat pakaian ataupun tas.
12
4. Simpulan
Batik di Indonesia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
batik pedalaman dan batik pesisiran. Batik Lasem merupakan salah
satu bagian dari batik pesisiran yang dipengaruhi oleh berbagai
budaya asing. Berdasarkan sampel batik Lasem yang penulis peroleh,
dapat disimpulkan bahwa batik Lasem kuno memadukan budaya dari
berbagai negara, yaitu budaya China, Champa, India, Belanda, serta
budaya Jawa. Budaya yang paling berpengaruh adalah budaya China.
Sedangkan pada batik Lasem modern, banyak terdapat ragam hias
yang berasal dari budaya lokal Lasem sendiri. Tetapi batik Lasem
modern tersebut masih tetap memadukan budaya yang berasal dari
Champa, India, Belanda, Jawa, dan yang terutama adalah budaya
China.
Di samping itu, batik Lasem kuno dengan batik Lasem
modern memang memiliki beberapa perubahaan. Kualitas batik
Lasem Kuno lebih baik dibandingkan batik Lasem modern. Selain
motifnya digambarkan dengan sangat halus, batik Lasem kuno
masih menggunakan bahan alami sebagai pewarna. Sedangkan pada
batik Lasem modern, ragam hias yang digambarkan lebih sederhana
dan bahan pewarna yang digunakan pun sudah berasal dari bahan
kimia.
13
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama : Juvi
Tempat/ tanggal lahir : Singkawang, 7 Juni 1988
Alamat : JL. Bukit Duri Tanjakan gg. Langgar no. 189a Tebet
Telepon/ HP : 087875207525
E-mail : [email protected]
PENDIDIKAN FOMAL
1. 2007 - 2011 Mahasiswa tingkat akhir Universitas Bina Nusantara Sastra
China
2. 2003 - 2006 Lulus Cahaya Sakti, Jakarta, Indonesia
3. 2000 - 2003 Lulus Cahaya Sakti, Jakarta, Indonesia
4. 1995 - 2000 Lulus Harapan Zaman , Jakarta, Indonesia
PENGALAMAN KERJA
1. 2008 – 2009 Guru Mandarin SMA 3 PSKD
PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2007 - 2008 Anggota Nippon Club
2. 2007 - 2008 Anggota Himanda
14
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama : Vera Tanny
Tempat/ tanggal lahir : Medan, 4 Juli 1990
Alamat : JL. Haji Taisir gang Haji Saleh no. 48
Telepon/ HP : 081932184765
E-mail : [email protected]
PENDIDIKAN FOMAL
1. 2007 - 2011 Mahasiswa tingkat akhir Universitas Bina Nusantara Sastra
China
2. 2004 - 2007 Lulus Perguruan Buddhi, Tangerang, Indonesia
3. 2001 - 2004 Lulus Tri Ratna, Sibolga, Indonesia
4. 1995 - 2001 Lulus Tri Ratna, Sibolga, Indonesia
PENGALAMAN KERJA
1. 2008 - 2010 Guru mandarin Nihao Mandarin Center
2. 2010 – 2011 Guru Mandarin Little Angle
PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2007 - 2008 Anggota Nippon Club