i
ANALISIS PENGARUH PERILAKU PEDAGANG BUAH-BUAHAN DALAM
PENGGUNAAN ALAT (LITERAN, TIMBANGAN), TERHADAP
KONSUMEN DITINJAU DARI SISI HUKUM SYARIAH
(STUDI KASUS PASAR PA’BAENG-BAENG KOTA MAKASSAR)
SKRIPSI
SKRIPSI
Oleh:
YUSFIRA SYAHRIR G
NIM: 10525023015
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H/ 2019 M
ii
ANALISIS PENGARUH PERILAKU PEDAGANG BUAH-BUAHAN DALAM
PENGGUNAAN ALAT (LITERAN, TIMBANGAN), TERHADAP
KONSUMEN DITINJAU DARI SISI HUKUM SYARIAH
(STUDI KASUS PASAR PA’BAENG-BAENG KOTA MAKASSAR)
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Ekonomi Syariah (S.H) Pada Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
YUSFIRA SYAHRIR G
NIM: 10525023015
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H/ 2019 M
vii
MOTTO
“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.
Teman yang paling setia hanyalah keberanian dan keyakinan
yang teguh”
“Kebanyakan dari kita tidak Mensyukuri apa yang sudah kita Miliki, tetapi kita
selalu menyesali apa yang belum kita capai"
viii
ABSTRAK
Yusfira Syahrir G.105 250 230 15. 2019. Analisis Pengaruh Perilaku Pedagang buah-buahan dalam penggunaan alat (literan, timbangan) di tinjau dari sisi Hukum Syariah (studi kasus Pasar Pa’baeng-baeng kota Makassa. Dibimbing oleh Dr.Ir.H. Muchlis Mappangaja, M.M dan Saidin Mansyur,S.S.,M.Hum.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang dilakukan di Pasar Pa’Baeng-baeng Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku pedagang buah-buahan terhadap konsumen ditinjau dari sisi Hukum Syariah. Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu X1 pedagang dan X2 Konsumen sebagai variabel independen dan Y Syariah sebagai variabel dependen.
Total sampel dalam penelitian ini berjumlah 70 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner atau angket. Selanjutnya data yang diperoleh tersebut kemudian diolah melalui metode Partial Last Square (PLS) yaitu metode berbasis keluarga regresi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pedagang memiliki pengaruh yang singnifikan karena nilai thitung lebih besar dari ttabel terhadap variabel Konsumen dan variabel pedagang berpengaruh signifikan posistif dengan nilai thitung besar dari pada niai ttabel terhadap variabel syariah. Sedangkan variabel konsumen tidak berpengaruh singnifikan dengan nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel variabel syariah.
Kata Kunci: Pedagang, Konsumen dan Syariah
ix
ABSTRACT
Yusfira Syahrir G.105 250 230 15. 2019. Analysis of the Influence of Behavior of Fruit Traders in the use of tools (liters, scales) in terms of Sharia Law (a case study of the Pa'baeng-baeng Market in the city of Makassa. Supervised by Dr.Ir. H. Muchlis Mappangaja, MM and Saidin Mansyur,SS,M.Hum.
This type of research is a quantitative study, conducted at the Pa'Baeng-baeng Market in Makassar City. This study aims to determine how the influence of the behavior of fruit traders to consumers in terms of Sharia Law. In this study consists of three variables, namely X1 traders and X2 Consumers as independent variables and Y Sharia as the dependent variable.
The total sample in this study amounted to 70 people. Data collection is done by distributing questionnaires or questionnaires. Furthermore, the data obtained is then processed through the Partial Last Square (PLS) method, which is a family-based regression method. The results of this study indicate that the trader variable has a significant effect because the t-count value is greater than ttable to the Consumer variable and the trader variable has a significant positive effect with the t-count value greater than the ttable value of the sharia variable. While the consumer variable has no significant effect with a t-value smaller than the t-table value of the sharia variable.
Keywords: Traders, Consumers and Sharia
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil Alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan secerca karunia dan rahmatnya
serta hidayahnya sehingga sampai sekarang masih memberikan nikmat
iman, kesehatan,dan umur. Dan tak lupa penulis menghaturkan salawat dan
salam kepada seorang revolusional sejati baginda Nabi Muhammd Saw yang
telah berjuang mempertahankan panji-panji islam dan membangun
masyarakat menjadi masyarakat Madani.
Skripsi dengan Judul Analisis perilaku pedagang buah-buahan dalam
penggunaan alat (literan, timbangan) terhadap konsumen ditinjau dari sisi
Hukum Syariah (studi kasus pasar pa’baeng-baeng kota Makassar). Skripsi
ini penulis hadirkan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
studi pada Fakultas Hukum Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan
skripsi ini dari awal sampai akhir tidaklah mudah, banyak rintangan,
hambatan, serta cobaan yang penulis alami dalam proses ini, hanya dengan
tawakkal, berdoa, dan berusaha, karena dengan berusaha di sertai dengan
doa penulis yakin bisa menyelesaikan dan menjadi motivasi penulis sendiri.
Selain itu karena adanya bantuan baik materil maupun non materil,
dorongan, semangat yang di berikan oleh beberapa pihak yang telah
membantu memudahkan penulis untuk menyelesaikan.
xi
Maka melalui kesempatan ini penuis mengucapkan banyak terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., M.M selaku Rektor
Universitas Muhamadiyah Makassar.
2. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakutas
Agama Islam.
3. Bapak Dr. Ir. Muchis Mappangaja, MP selaku Ketua Jurusan Hukum
Ekonomi Syariah.
4. Bapak Hasanuddin S.E, Sy., M.E selaku sekretaris Jurusan Hukum
Ekonomi Syariah.
5. Bapak Dr. H. Muchlis Mappangaja, M.M dan Bapak Saidin
Mansyur,S.S.,Hum selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Bapak/ibu para dosen Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar.
7. Kedua orang tua saya yang bernama Syahrir Gafsan dan Sufriati
lassang, yang senantiasa mendoakan, memberikan dukungan moril
maupun materil selama menempuh pendidikan. Untukmu kedua sosok
yang luar biasa dalam hidupku, terimalah persembahan kecilku dari
pengorbanan besarmu, iringilah anakmu ini dengan do’a dalam setiap
sujudmu.
8. Kakak saya tiga orang; Evhi karmila syahrir, Nirwhana syahrir, Johan
islamuddin syahrir yang selalu memberikan supportnya kepada saya
selama menempuh pendidikan.
9. Teman sahabat serta adik-adik penulis yang selalu memberi
dukungan dalam menyeesaikan skripsi ini.
xii
10. Terakhir ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada mereka
yang namanya tidak sempat saya sebutkan satu persatu tetapi banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu
persoalan tidak akan berarti sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama diri
pribadi penulis. Aamiin
Makassar, 15 Muharram 1440 H 15 September 2019 M
Penulis
Yusfira Syahrir G.
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Keadaan responden berdasarkan jenis kelamin dan umur .......... 54
Tabel 4.2. Jawaban responden mengenai variabel Pedagang ..................... 55
Tabel 4.3. Jawaban responden mengenai variabel Konsumen .................... 56
Tabel 4.4. Jawaban responden mengenai variabel Syariah ......................... 57
Tabel 4.6. Overview ..................................................................................... 61
Tabel 4.7. Redundancy ................................................................................ 61
Tabel 4.8. Cronbachs Alpha ........................................................................ 62
Tabel 4.9. Latent Variabel Corelations ......................................................... 62
Tabel 4.10. R Square ................................................................................... 62
Tabel 4.11. AVE .......................................................................................... 63
Tabel 4.12. Communality ............................................................................. 63
Tbael 4.13. Total Effects .............................................................................. 63
Tabel 4.14. Composite Reliability ................................................................. 64
Tabel 4.15. Outet Loadings (Mean, STDEV, T-Values) ................................ 66
Tabel 4.16. Overview ................................................................................... 67
Tabel 4.17. Cross Loading ........................................................................... 68
Tabel 4.18. Latent Variabel Correlations ...................................................... 69
Tabel 4.19. Path coefficients (Mean, STDEV, T-Values) .............................. 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Unit Pasar Pabaeng-baeng ...................... 48
Gambar 4.2. Model Spesification ................................................................. 60
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................ iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ........................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... vi
MOTTO .................................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR ISI ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis ................................................................... 7
2. Manfaat Praktis .................................................................... 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS
xvi
A. Penelitian Terdahulu ................................................................ 8
B. Kajian Teori ............................................................................... 10
1. Pengertian Pedagang .......................................................... 10
2. Pengertian Liter ................................................................... 19
3. Timbangan ........................................................................... 20
4. Konsumen............................................................................ 20
5. Syariah ................................................................................ 23
C. Kerangka Pikir .......................................................................... 33
D. Kerangka Konseptual ................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 35
B. Definisi Operasional Variabel ................................................... 36
C. Lokasi dan Objek Penelitian ..................................................... 37
D. Populasi dan Sampel ............................................................... 38
E. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 39
F. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ................................... 44
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 73
B. Saran ...................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 75
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... 77
xvii
LAMPIRAN ............................................................................................. 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang kuadratnya tidak dapat hidup
sendiri yang membutuhkan dan memerlukan orang lain untuk berinteraksi
dan memenuhi semua kebutuhan dalam melakukan aktifitas, baik aktifitas
produksi, distribusi, konsumsi, ekspor, maupun impor. Kegiatan-kegiatan
manusia dalam melakukan aktifitas ada aturan-aturan yang mengaturnya.
“Aturan-aturan (Hukum-hukum) Allah untuk mengatur manusia dalam
kaitannya dengan urusan duniawi dalam pergaulan sosial disebut
muamalah”. Muamalah sangat berperan penting dalam kehidupan
manusia, sebab dengan muamalah manusia dapat berhubungan satu
sama lain yang menimbulkan atau melahirkan hak dan kewajiban,
sehingga kehidupan akan rukun, tenteram, damai dan terarah.
Muamalah adalah terjadinya interaksi antara seseorang atau
beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing . sedangkan
Fiqih muamalah adalah ilmu tentang hukum-hukum syara yang ditujukan
untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan yang berkaitan dengan
urusan dunia dan sosial masyarakat yang sasarannya adalah harta benda
atau mal. Hubungan tersebut sangat luas karena mencakup hubungan
antar sesama manusia baik muslim maupun nonmuslim.
Bagian-bagian dari muamalah seperti sewa menyewa, syirka, qard,
gadai, jual beli dan sebagainya.
1
2
Jual beli adalah hal yang penting dalam kehidupan, karena dengan
adanya jual beli mempermudah untuk memenuhi kebutuhan manusia
yang sangat beragam. Islam telah mengatur cara-cara jual beli yang bisa
membawa maslahat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain
seperti tidak melakukan penipuan, manipulasi, kecurangan dan
sebagainya. Jual beli merupakan kesepakatan antara kedua belah pihak
dimana saling menukar benda atau barang dengan sukarela, dimana yang
satu menerima benda-benda atau barang dan pihak lain menerima uang
atau pengganti dari benda-benda atau barang-barang tersebut, sesuai
dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara dan
disepakati. Sesuai dengan ketetapan hukum maksudnya adalah
memenuhi semua syarat-syarat, rukun-rukun, dan hal-hal yang ada
hubungannya dengan jual beli sehingga apabila ada salah satu syarat
ataupun rukun jual beli yang tidak sesuai dengan syariat islam maka jual
beli tersebut dikatakan tidak sah.
Namun Keberagaman pola dagang dan di pengaruhi oleh beberapa
faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal menjadikan perilaku
dan tindakan pedagang berbeda-beda, baik dari segi pengambilan
keuntungan, cara menawarkan barang kepada konsumen, kejujuran
tentang kualitas barang yang diperdagangkan, kejujuran dalam meliter
atau menimbang dan lain sebagainya. sehingga mereka banyak
melakukan tindakan-tindakan yang melenceng dari rukun dan syarat jual
beli (perdagangan), sehingga dari tindakan-tindakan tersebut
3
menyebabkan jual beli tidak sah. Tindakan-tindakan yang melenceng dari
rukun dan syarat jual beli, diantaranya banyak yang di temukan dalam
pedagang buah-buahan mereka melakukan kecurangan dalam hal literan
atau timbangan serta kualitas barang yang dijualnya.
Kecurangan merupakan sebab timbulnya ketidakadilan dalam
masyarakat, padahal keadilan diperlukan dalam setiap perbuatan manusia
agar tidak menimbulkan perselisihan. Pemilik timbangan senantiasa dalam
keadaan terancam dengan azab yang pedih apabila ia bertindak curang
dengan timbangannya itu.1 Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan
bahwa kecurangan adalah sebuah tindakan yang bisa membawa
ketidakadilan dan akan menimbulkan perselisihan antara pedagang dan
pembeli karena adanya pihak yang merasa dirugikan. Oleh karena itu
pedagang dianjurkan untuk selalu berbuat adil dalam menimbang dan
agar bisa selamat dari azab Allah Swt.
Kecurangan dalam meliter dan menimbang mendapat perhatian
khusus dalam al-Qur‟an, karena praktik seperti ini telah merampas hak
orang lain. Selain itu, praktik seperti itu menimbulkan dampak yang sangat
buruk dalam dunia perdagangan yaitu timbulnya ketidak percayaan
pembeli terhadap pedagang yang curang. Oleh karena itu, pedagang yang
curang pada saat meliter dan menimbang mendapat ancaman siksa di
1Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam Sejarah, Konsep, Instrument, Negara dan
Pasar, (Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada, 2013), h. 160.
4
akhirat.2 sehingga di tempatkan dilembah neraka jahannam.
Oleh karena itu, setiap pedagang hendaknya harus berhati-hati
dalam melakukan peliteran ataupun penimbangan agar terhindar dari
azab Allah, yaitu ketika semua orang bangkit menghadap Allah Swt untuk
mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Selain terhindar dari
azab Allah Swt dengan tidak melakukan kecurangan dalam menimbang
maupun meliter, akan membawa kedamaian dan kepercayaan pembeli
kepada penjual juga medapatkan penghasilan yang halal, sehingga
membawa hidup dalam ketentraman, damai dan yang paling utama
mendapatkan jannahnya.3
Selain itu, pedagang juga tidak boleh berdusta atau melakukan
penipuan kepada pembeli yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas
barang yang dijualnya, seperti dalam hal kuantitas, pedagang tidak boleh
mengurangi timbangan atau literan barang yang dijualnya dan dalam hal
kualitas pedagang tidak boleh mengatakan kualitas barang yang
diperdagangkan bagus, tetapi menunjukkan cacat barang yang dijualnya,
intinya selalu jujur dan terbuka.4 Seperti hadist Rasulullah Saw yang
2Veithzel Rivai Dkk, Islamic Business And Economic Ethics Mengacu Pada al-
Qur’an Dan Mengikuti Jejak Rasululah saw Dalam Bisnis, Keuangan, Dan Ekonomi, h. 411-412.
3Lihat Veithzel Rivai Dkk, Islamic Business And Economic Ethics Mengacu Pada
al-Qur’an Dan Mengikuti Jejak Rasululah saw Dalam Bisnis, Keuangan, Dan Ekonomi, h. 411-412.
4Lihat Adiwawarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), h. 31.
5
diriwayatkan oleh H.R. Ibnu Daud dan Nasa‟I, Rasulullah Saw bersabda:
Artinya :
“tidak halal bagi seseorang menjual suatu barang melainkan dia harus menjelaskan cacat barangnya, dan tidak halal bagi orang yang mengetahuinya hal itu melainkan dia harus menjelaskanya”.5
Hadist tersebut menjelaskan bahwa dalam melakukan aktifitas jual
beli seorang pedagang tidak boleh menyembunyikan cacat barang yang
dijualnya melainkan harus menjelaskannya, sehingga pembeli tidak
merasa dirugikan dan ditipu. Namun realitas yang terjadi di Negara kita
yang mayoritas Islam, masih banyak yang melakukan kecurangan dan
penipuan khususnya yang berkaitan dengan literan dan timbangan.
Misalnya yang sering kita jumpai di Pasar Pa‟baengbaeng yang
merupakan bagian dari Jalan yang ada di Makassar Kecamatan Tamalate
dan merupakan salah satu jalan yang terdapat beberapa pedagang buah.
Dari pengamatan sementara peneliti pedagang yang berjualan di
pasar Pabaengbaeng Kota Makassar. Melakukan beberapa tindakan,
mereka sengaja memasukkan buah plastik untuk menutupi kecacatan
barang, sehingga para pembeli tertipu oleh bentuk indah buah tersebut
tanpa mengetahui kekuranganya, tidak hanya itu banyak juga pedagang
yang Mengurangi timbangan sedangkan sebagian dari mereka adalah
mayoritas beragama islam. Padahal perbuatan tersebut merupakan
512Sri Nurhayati, Akuntansi Syariah Di Indonesia, E.3(Jakarta: Salemba Empat,
2014), h. 68
6
perbuatan yang tercela tapi mereka masih ada yang melakukan
pengurangan timbangan dalam jual beli.
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka penulis
tertarik untuk meneliti lebih lanjut masalah Analisis pengaruh perilaku
pedagang buah-buhan dalam penggunaan alat (Literan,Timbangan),
terhadap konsumen di tinjau dari sisi Hukum Syariah ( Studi kasus pasar
Pa‟baengbaeng Kota Makassar).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang dipaparkan pada latar belakang, maka peneliti
membuat beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah variabel pedagang berpengaruh terhadap variabel konsumen?
2. Apakah variabel pedagang berpengaruh terhadap variabel syariah?
3. Apakah variabel konsumen berpengaruh terhadap variabel syariah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, maka yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah variabel perilaku berpengaruh terhadap
variabel konsumen.
2. Untuk mengetahui apakah variabel perilaku berpengaruh terhadap
variabel syariah.
3. Untuk mengetahui apakah variabel konsumen berpengaruh terhadap
variabel syariah.
7
D. Manfat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian di atas,
maka dapat disusun manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini semoga bisa menjadi bahan
informasi dan penambahan ilmu pengetahuan untuk jurusan Hukum
Ekonomi Syariah tentang Analisis perilaku pedagang buah-buhan
dalam penggunaan alat (Literan,Timbangan) terhadap konsumen di
tinjau dari sisi Hukum Syariah ( Studi kasus pasar Pa‟baengbaeng Kota
Makassar).
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar S-1, juga untuk
menambah wawasan pengetahuan dalam bidang ekonomi syariah
khususya dalam jual beli yang menggunakan literan,timbangan.
b. Bagi perpustakaan
Bisa digunakan untuk memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karya -
karya penulisan lapangan.
c. Bagi masyarakat
Memberikan pengetahuan tentang jual beli yang sesuai dengan
tuntutan syariah dan apa dampak apabila mengurangi literan,
timbangan.
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Pembahasan dan penelitian tentang jual beli yang menggunakan
literan atau timbangan sudah banyak dilakukan baik didalam buku
maupun skripsi. Seperti dalam bukunya Prof. Dr. Veithzal Rivai, S.E.,
M.M., M.B.A dkk yang berjudul “Islamic Business and Economic Ethics
mengacu pada al-Qur‟an dan mengikuti jejak Rasulullah saw dalam Bisnis,
Keuangan, dan Ekonomi” yang menjelaskan tentang larangan terhadap
kecurangan dalam takaran dan timbangan.6
Kemudian dalam buku Prof. Dr. Aminur Nuruddin, M.A. yang
berjudul “Renungan tentang bisnis Islam dan ekonomi Islam syariah dari
mana sumber hartamu” yang menjelaskan Timbangan adalah alat yang
selalu di pergunakan untuk mengukur berat agar didapatkan
keseimbangan dan keadilan.7
Selain itu dalam bukunya Dr. Akhmad Mujahiddin, M. Ag yang
berjudul “Ekonomi Islam Sejarah, Konsep, Instrument, Negara, dan
Pasar.” yang menjelaskan tentang larangan curang dalam takaran dan
6Veithzel Rivai Dkk, Islamic Business And Economic Ethics Mengacu Pada al-
Qur’an Dan Mengikuti Jejak Rasululah SAW Dalam Bisnis, Keuangan, Dan Ekonomi, h. 411.
7Amiur Nurddin, Renungan Tentang Bisnis Islam Dan Ekonomi Islam Syariah
Dari Mana Sumber Hartamu, (Medan: Erlangga, 2010), h. 27.
8
9
timbangan dan ancaman orang yang melakukanya seperti dijelaskan
dalam surah Al-Mutafiffin.8
Sementara dalam Skripsi dari Sutiah “penerapan sistem timbangan
dalam jual beli ayam potong di Pasar Selasa Panam Pekanbaru ditinjau
dari aspek ekonomi Islam”. Hasil dari penelitianya menyimpulkan
Penerapan sistem timbangan dalam jual beli ayam potong di Pasar Selasa
Panam Pekanbaru, transaksi yang dilakukan tidak semua pedagang
bertransaksi dengan jujur.
Pedagang yang tidak jujur dalam bertransaksi jual beli sebanyak
67%, serta tidak menjunjung tinggi nilai etika dalam perdagangan, dan
pedagang yang jujur sebanyak 33%.9 Sedangkan dalam skripsi Endro Tri
Cahyono “analisis hukum Islam terhadap praktek menimbang para
pedagang muslim di pasar godong kabupaten grobogan”. Hasil dari
penelitian menyimpulkan bahwa Praktek timbangan para pedagang di
Pasar Godong 95% sesuai dengan aturan timbangan Islam atau Hukum
Islam, sedangkan 5% masih kurang sesuai dengan aturan timbangan
dalam Islam.10
8Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, h. 159-166
9Sutiah “Penerapan Sistem Timbangan Dalam Jual Beli Ayam Potong Di Pasar
Selasa Panam Pekanbaru Ditinjau Dari Aspek Ekonomi Islam”, (Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau 2015).
10
Endro Tri Cahyono “Analisis hukum Islam terhadap praktek menimbang para pedagang muslim di pasar godong kabupaten grobogan”, (Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang 2014).
10
B. Kajian Teori
1. Pengertian Pedagang
Pedagang adalah orang atau badan yang melakukan aktivitas jual
beli barang atau jasa dipasar (PemkotYogyakarta,2009).
Dalam konteks usaha mikro, pedagang mikro adalah suatu bentuk
kegiatan ekonomi yang berskala kecil yang banyak dilakukan oleh
sebagian masyarakat lapisan bawah dengan sektor informal atau
perekonomian subsisten, dengan ciri-ciri tidak memperoleh pendidikan
formal yang tinggi, keterampilan rendah,pelanggannya banyak berasal
dari kelas bawah, sebagian pekerja adalah keluarga dan dikerjakan
secara padat karya serta penjualan eceran, dengan modal pinjaman
dari bank formal kurang dari dua puluh lima juta rupiah guna modal
pinjaman dari bank formal kurang dari dua puluh lima juta guna modal
usahanya.
Di dalam aktivitas perdagangan, pedagang adalah orang atau
institusi yang memperjualbelikan produk atau barang, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
a. Perilaku Jujur
Kata jujur dalam bahasa Arab semakna dengan as-sidqu atau
siddiq yang berarti benar, nyata atau berkata benar. Lawan kata jujur
adalah dusta, dalam bahasa Arab adalah al-kadzibu.Menurut istilah, jujur
atau as-sidqu bermakna sebagai berikut:
Kesatuan antara ucapan dan perbuatan.
11
Kesesuaian antara informasi dan kenyataan.
Ketegasan dan kemantapan hati.
Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.
Sifat-sifat yang kemudian diterapkan oleh Rasulllah dalam bidang
ekonomi diantaranya sebagai berikut:
a) Bahwa Rasulullah selalu jujur dalam hal kualitas dan kuantitas
barang yang dijualnya dan tidak pernah melakukan penipuan
terhadap pembeli. Dalam berbisnis beliau selalu tanggung jawab,
transparan dan tepat waktu.
b) Selalu menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan barang
yang dijualnya, baik itu keuntungan yang ingin diporoleh, harga
awal barang tersebut serta kekurangan dari barang yang di
jualnya.
c) Memiliki pengetahuan yang luas, seorang pemimpin yang
cerdas.11
Sifat-sifat tersebut diharpakan bisa melekat pada diri seorang
muslim dan dijadikan contoh dalam melakukan aktifitas ekonomi
agar bisa mendapatkan kemaslahatan di dunia dan akhirat.
b. Penjualan
Penjulan merupakan suatu transaksi yang dilakukan oleh dua
belah pihak atau lebih dengan menggunakan alat pembayaran
11
Lihat Idri, Hadis Ekonomi: Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 28.
12
yang sah, dengan penjualan juga seseorang atau perusahaan yang
melakukan transaksi jual beli, dalam suatu perusahaan apabila
semakin besar penjualan maka akan semakin besar pula
pendapatan yang diperoleh.
Pengertian penjualan menurut para ahli:
a) Menurut Basu Swastha penjualan merupakan ilmu atau seni yang
memengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual, untuk
mengajak orang lain bersedia membeli barang atau jasa yang
ditawarkan.12
b) Sementara Moekijat menyatakan penjualan adalah suatu kegiatan
yang ditunjukan untuk mencari pembeli, memengaruhi, dan
memberi petunjuk agar pembelian dapat menyesuaikan
kebutuhannya dengan produksi yang ditawarkan serta
mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan
kedua belah pihak.
c) Hendry Simamora juga menjelaskan bahwa penjualan adalah
pendapat yang diperoleh dalam perusahaan yang biasanya
dilakukan secara teratur.
d) Menurut Chairul Marom penjualan artinya penjualan barang
dagang sebagai usaha pokok perusahaan yang dilakukan secara
teratur.
Dari penjelasan penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
12
Basu swatha. Azas-Asas Maketing. 1998 Jakarta http :/s-hukum. Blogdpot.
13
penjualan adalah suatu kegiatan dan cara untuk memengaruhi
individu agar terjadi pembelian (penyerahan) barang atau jasa
yang ditawarkan, berdasarkan harga yang telah disepakati pleh
kedua belah pihak dalam kegiatan tersebut.
Tujuan utama dari penjualan yaitu mendatangkan
keuntungan atau laba dari produk ataupun barang yang dihasilkan
produsennya dengan pengelolaan yang baik dan mengharapkan
keuntungan yang sebsar-besarnya, namun hal ini perlu kinerja
dari pihak distributor dalam menjamin mutu barang dan jasa yang
akan dijual tersebut.
c. Perilaku Pedagang
Perilaku pedagang merupakan suatu sikap atau tindakan
seseorang dalam melakukan perdagangan atau dalam menjalankan
jual beli. Dalam menjalankan aktifitas jual beli pedagang muslim
harus senantiasa memiliki sikap yang sesuai dengan prinsip-prinsip
etika bisnis Islam. Menurut Syed Nawab Heider Naqvi, ada ada lima
prinsip dalam etika bisnis Islam yaitu, prinsip kesatuan (tauhid),
keseimbangan (balance), kehendak bebas (free will), tanggung
jawab (responsibility), kebajikan (ihsan).13
a) Prinsip Kesatuan (Tauhid)
Tauhid, merupakan wacana teologis yang mendasari segala
aktifitas manusia, termasuk dalam kegiatan bisnis. Tauhid
13
Syed Nawab Heider Naqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm.37.
14
menyadarkan manusia sebagai makhluk ilahiyah, sosok makhluk
yang bertuhan. Dengan demikian kegiatan bisnis manusia tidak
terlepas dari pengawasan Tuhan. Konsep tauhid juga dapat diartikan
sebagai dimensi yang bersifat vertikal sekaligus horizontal. Karena
dari kedua dimensi tersebut akan lahir satu bentuk hubungan yang
sinergis antara Tuhan dan hamba-Nya, sekaligus hamba dengan
hamba yang lain.
Prinsip tauhid juga dapat diartikan sebagai seorang makhluk
harus benar-benar tunduk, patuh dan berserah diri sepenuhnya atas
apa yang menjadi kehendak-Nya. Bentuk dari konsep tauhid adalah
berupa ketakwaan diri yang dilakukan oleh pedagang yaitu berupa
menjalankan sholat lima waktu, berdoa dan bersedekah, serta jujur
dalam berdagang. Prinsip tauhid yang ditunjukkan oleh para
pedagang pasar Kedungwuni adalah dengan percaya bahwa rejeki
itu tidak akan tertukar karena telah di atur oleh Allah SWT.
Sebagai seorang pedagang muslim sekali-kali tidak boleh
menyibukkan dirinya semata-mata untuk mencari keuntungan materi
dan meninggalkan keuntungan akhirat. Sehingga jika datang waktu
sholat, mereka harus mengehentikan aktifitas bisnisnya, begitu pula
dengan kewajiban-kewajiban yang lain. Sekali-sekali seorang
pedagang muslim hendaknya tidak melalaikan kewajiban agamanya
dengan alasan kesibukan perdagangan.
Pedagang yang mengindahkan norma-norma Al-Qur‟an tidak
15
akan melalaikan tugasnya kepada Allah lantaran mengurus dan
melakukan aktifitas perdagangan. Selain itu, pedagang yang
berbekal kecerdasan spritual tidak akan menyimpang dari aturan
agama Islam dalam praktek bisnisnya seperti menjual barang haram
dan penimbunan barang tertentu dengan maksud untuk
mendapatkan untung yang berlipat-lipat.
Motivasi Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan usaha
semata-mata demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, bukan untuk
menjadi jutawan. Beliau tidak pernah memperlihatkan kecintaan
yang sangat besar terhadap harta kekayaan. Hal itu membuktikan
bahwa beliau mencukupi kebutuhan duniawi secukupnya saja, dan
tidak pernah melupakan akan kepentingan mempersiapkan bekal
untuk hidup di akhirat kelak.
b) Prinsip Keseimbangan
Prinsip keseimbangan menggambarakan dimensi kehidupan
pribadi yang bersifat horizontal. Hal itu disebabkan karena banyak
berhubungan dengan sesama. Dalam dunia bisnis prinsip keadilan
sangat menentukan perilaku kebijakan seseorang dalam dunia
bisnis, prinsip keadilan harus diwujudkan dalam bentuk penyajian
produk-produk yang bermutu dan berkualitas, selain ukuran,
kualitas, serta kuantitas, serta takaran atau timbangan harus
benar-benar sesuai dengan prinsip kebenaran.14
14
Johan Arifin, Etika Bisnis...hlm.138.
16
Perilaku keseimbangan dan keadilan dalam bisnis secara
tegas dijelaskan dalam konteks perbendaharaan bisnis (klasik)
agar pengusaha muslim menyempurnakan takaran bila menakar
dengan neraca yang benar, karena hal itu merupakan perilaku
yang terbaik dan membawa akibat yang terbaik pula.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Isra‟[17]:( 35 ):15
ل إذا ر وأحسن تأولا وأوفواٱلك لك خ كلتم وزنوا بٱلقسطاسٱلمستقم ذ
Terjemahannya: “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
Menurut peneliti keseimbangan atau keadilan sepatutnya
harus dilakukan oleh para pedagang dalam menjalankan
bisnisnya agar hak-hak seorang pembeli dapat terpenuhi.
c) Prinsip Kehendak Bebas (Free will)
Dalam Islam kehendak bebas mempunyai tempat sendiri,
karena potensi kebebasan itu sudah ada sejak manusia
dilahirkan dimuka bumi ini. Namun, sekali lagi perlu ditekankan
bahwa kebebasan yang ada dalam diri manusia bersifat terbatas,
sedangkan kebebasan yang tak terbatas hanya milik Allah SWT
semata.
d) Prinsip Tanggung Jawab (Responsibility)
15
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : CV Diponegoro,2005), Q.S Al-Isra‟ ayat 35 hlm198.
17
Manusia diciptakan di dunia mempunyai satu peran untuk
mengelola kehidupannya sebaik mungkin. Dan semua aspek
kehidupannya bukan suatu yang terbebas dari sebuah tanggung
jawab. Rasa tanggung jawab itu tentunya bukan sekedar
omongan belaka, melainkan harus benar-benar diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari melalui perbuatan.
Dalam dunia bisnis hal semacam itu juga sangat berlaku.
Setelah melaksanakan segala aktifitas bisnis dengan berbagai
bentuk kebebasan, bukan berarti semuanya selesai saat tujuan
yang dikehendaki tercapai, atau ketika sudah mendapatkan
keuntungan. Semua itu perlu adanya pertanggungjawaban atas
apa yang telah pebisnis lakukan, baik itu pertanggungjawaban
ketika ia bertransaksi, memproduksi barang, menjual barang,
melakukan perjanjian dalam jual beli dan lain sebagainya.
Pertanggungjawaban sebagai pelaku bisnis atau pedagang
yaitu dengan cara senantiasa menepati janji yang dibuat baik
kepada pembeli maupun mitra usaha.
e) Prinsip Kebijakan (Ihsan)
Prinsip ini mengajarkan untuk melakukan perbuatan yang
dapat mendatangkan manfaat kepada orang lain, tanpa harus
ada aturan yang mewajibkan atau memerintahkannya untuk
melakukan perbuatan itu, atau dalam istilah lainnya adalah
18
beribadah maupun berbuat baik karena merasa Allah
senantiasa melihat apa yang kita kerjakan.
Sikap kebajikan dalam bisnis dapat diartikan dan ditunjukkan
para pedagang dengan keramahan kepada calon pembeli. Dalam
melayani pembeli, pedagang dituntut untuk memberikan pelayanan
yang terbaik demi mewujudkan kepuasan terhadap pembeli. Bentuk
pelayanan yang baik dengan bersikap ramah kepada calon
pembeli, dengan bersikap ramah maka pembeli tak segan-segan
untuk sekedar mampir bahkan akan membeli barang dagangan
yang ditawarkan oleh pedagang. Akan tetapi sikap yang
ditunjukkan para pedagang berbeda-beda ketika melayani pembeli
yang suka marah atau membandingkan harga.
seharusnya para pedagang harus melayani dengan baik dan
bersikap ramah kepada setiap pembeli baik pembeli itu ramah atau
kurang ramah. Dengan sikap ramah tamah dan sopan kepada
pembeli maka pembeli tidak segan-segan untuk mampir bahkan
membeli barang dagangan yang ditawarkan. Sebaliknya, jika
penjual bersikap kurang ramah, apalagi kasar dalam melayani
pembeli, maka pembeli enggan untuk membeli dan tidak mau
kembali lagi.
19
Allah berfirman dalam Q.S Ali-Imran [3] : (159)
وا من حولك فٱعف عنه ا غلظ ٱلقلب لنفض لنت لهم ولو كنت فظ ن ٱلله م فبما رحمة م
حب ٱلمتوك وٱستغفر لهم إنه ٱلله ل على ٱلله لنوشاورهم ف ٱلمر فإذا عزمت فتوكه
Terjemahannya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
2. Pengertian Liter
Liter sama hal nya dengan meter kubik(m3) adalah salah satu
unit untuk mengukur volume , Liter tidak termasuk salah satu dari unit SI
(Sistem Satuan Internasional) meski begitu liter disenaraikan sebagai
salah satu dari " unit di luar SI yang diterima penggunaanya dengan SI
".Simbol liter adalah huruf l kecil atau huruf besarnya, L. Huruf l kecil yang
lebih melengkung (ℓ) juga digunakan, namun tidak diterima oleh BIPM
(Bureau International des Poids et Mesures; bahasa Prancis) atau Biro
Internasional untuk Ukuran dan Timbangan, adalah sebuah organisasi
antar pemerintah di mana setiap negara secara bersama-sama melakukan
penelitian dan pengawasan hal-hal yang berhubungan dengan ilmu-ilmu
dan standar-standar pengukuran. BIPM adalah satu dari tiga organisasi
20
standar yang dibentuk untuk memelihara Satuan (SI) di bawah peraturan
Konvensi Meter.
3. Timbangan
“Timbangan diambil dari kata imbang yang artinya
banding”16.Sedangkan secara terminologi timbangan adalah alat yang
selalu di pergunakan untuk mengukur berat agar di dapatkan
keseimbangan dan keadilan. Dalam kegiatan aktivitas ekonomi timbangan
di perlukan untuk mengukur massa suatu benda. Dalam Islam timbangan
disebut dengan al-wazn dan di sebut berulang-ulang dalam al-Qur‟an
sebanyak duapuluh tiga kali yang memiliki makna keseimbangan, ukuran
dan timbangan.17
4. Konsumen
Menurut ketentuan pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah setiap orang yang
memakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
16
Sayid Sabiq dalam Sutiah, h. 48-49. 17 Amiur Nurddin Renungan tentang bisnis Islam dan Ekonomi Islam syariah dari
mana sumber hartamu, h. 27.
21
a. Pendapatan
Pendapatan berasal dari kata dasar “dapat”. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pengertian pendapatan adalah hasil kerja (usaha
dan sebagainya). Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa
uang maupun berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil
industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku
saat itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan sehari – hari dan sangat penting artinya bagi
kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara langsung mau
pun tidak lagsung. (Suroto, 2000).
b. Kualitas
Menurut istilah, kata kualitas berarti mutu, yaitu tingkat baik buruknya
sesuatu. Akan tetapi banyak pakar dan organisasi yang mencoba
mendefinisikan kualitas (mutu) berdasarkan sudut pandangnya masing-
masing seperti yang terurai di bawah ini:
a) Menurut Joseph Juran, kualitas adalah kesesuaian untuk
penggunaan (fitness for use), ini berarti bahwa suatu produk atau
jasa hendaklah sesuai dengan apa yang diperlukan atau diharapkan
oleh pengguna.
b) Menurut Edward Deming, suatu tingkat yang dapat diprediksi dari
keseragaman dan kebergantungan pada biaya rendah dan sesuai
dengan pasar.
22
c) Welch Jr mengatakan bahwa kualitas adalah jaminan kesetiaan
pelanggan, pertahanan terbaik melawan saingan dari luar, dan satu-
satunya jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng.
d) Menurut ISO 2000, kualitas adalah totalitas kerakteristik suatu
produk (barang dan jasa) yang menunjang kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dispesifikan atau ditetapkan.
e) Menurut Soewarso Hardjosudarmo, bahwa yang dimaksud kualitas
adalah penilaian subyektif daripada “costumer” penentuan ini
ditentukan oleh persepsi “costumer” terhadap produk dan jasa.
Dari beberapa pendapat tokoh di atas, terdapat beberapa
kesamaan yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut:
a) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.
b) Kualitas menyangkut produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan.
c) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa
yang dianggap kualitas saat ini, mungkin dianggap kurang
berkualitas pada masa mendatang).
d) kuantitas adalah sesuatu hal yang terbentuk dari proses
pengukuran.(Thompson: 1990) contohnya ukuran jumlah.
23
c. Murah
Berarti Jauh lebih rendah daripada harga yang berlaku dipasaran
dengan melakukan penawaran yang paling rendah maka itulah yang
disebut murah [Risna].
5. Syariah
Syariah adalah ajaran islam yang berupa norma-norma ilahiyah,
baik istilah syar‟i hukum-hukum allah yang disyariatkan kepada hamba-
hamba-Nya, baik hukum-hukum dalam Al-Quran dan sunnah nabi saw
dari perkataan, perbuatan dan penerapan. Syariat dalam penjelasan
Qardhawi adalah hukum-hukum Allah yang ditetapkan berdasarkan dalil-
dalil alquran dan sunnah serta dalil-dalil yang berkaitan dengan keduanya,
seprti ijma‟ dan qiyas.
a. Jual beli dalam Hukum Syariah
a) Pengertian Jual beli
Menurut M. Ali Hasan berbagai macam transaksi dalam islam (fiqih
islam) mengemukakan bahwa pengertian jual beli menurut bahasa
yaitu jual-beli artinya menjual, mengganti, pertukaran atau saling
menukar, sedangkan menurut fiqih, jual beli adalah menukar suatu
barang dengan barang yang lain dengan rukun syarat tertentu. Jual
beli juga dapat diartikan menukar uang dengan barang yang
diinginkan sesuai dengan rukun dan syarat tertentu. Setelah jual beli
dilakukan secara sah, barang yang di jual menjadi milik pembeli
24
sedangkan uang yang dibayarkan pembeli sebagai pengganti harga
barang, menjadi milik penjual.18
Suatu ketika Rasulullah SAW ditanya oleh para sahabat
tentang pekerjaan yang paling baik. Beliau menjawab, pekerjaan
yang baik adalah pekerjaaan yang dilakukan dengan tangannya
sendiri dan jual beli yang dilakukan dengan baik. Jual beli hendaknya
dilakukan oleh pedagang yang mengerti ilmu fiqih. Hal ini untuk
menghindari terjadinya penipuan dari kedua bela pihak. Khalifah
Umar Bin Khattab, sangat memperhatikan jual beli yang terjadi
dipasar. Beliau mengusir pedagang yang memiliki pengetahuan ilmu
fiqih karena takut jual beli yang dilakukan tidak sesuai dengan
Hukum Islam. Pada masa sekarang, cara melakukan jual beli
mengalami perkembangan, di pasar Swalayan ataupun Mall, para
pembeli dapat memilih dan mengambil barang yang dibutuhkan
tanpa berhadapan dengan penjual, pernyataan penjual (ijab)
diwujudkan dalam daftar harga barang atau label harga pada barang
yang di jual sedangkan pernyataan pembeli (Kabul) berupa tindakan
pembeli membayar barang-barang yang diambil.
Ada berbagai macam defenisi yang paling mendekati
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnuh Qudamah “ Menukar
18
Ali Hasan, Fiqhi Muamalah, 2003 cet 1 : Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
25
harta dengan harta (ada timbal balik) dengan tujuan dimiliki dan
dikuasi”.19
Menurut etimologi, jual beli adalah pertukaran sesuatu dengan
sesuatu (yang lain). Kata dari jual beli adalah al-bi,asysira‟, al-
mubadah, dan at-tijarah, menurut terminology, para ulama berbeda
pendapat dalam mendefinisikannya. Antara lain :
Menurut Imam Nabawi dalam Al – majmu‟ : jual beli adalah
“pertukaran harta dengan harta untuk kepemilikannya”.
Menurut ulama hanafiah : jual beli adalah pertukaran harta
(benda) dengan harta berdasarkan cara khusus (yang dibolehkan).
Menurut Ibnu Qudamah dalam kitab Al- mugni‟ : jual beli adalah
pertukaran harta dengan harta, untuk saling menjadi milik,
pengertian lainnya jual beli adalah persetujuan saling mengikat
antara penjual (yakni pihak yang menyerahkan/menjual barang) dan
pembeli ( sebagai pihak yang membayar / membeli barang yang
dijual). Pada masa Rasulullah SAW hrga barang itu dibayar dengan
mata uang yang terbuat dari perak (dirham).20
b) Landasan atau dasar Hukum Jual Beli
Hukum Islam adalah hukum yang lengkap, mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia baik berkaitan dengan hablumminallah maupun
hablumminannas.Hukum-hukum tersebut mengatur manusia dalam
melakukan segala aktifitas begitupun yang berkaitan dengan jual beli.
19
Muhammad Abduh Tuasikal. Bermodalkan Ilmun Sebelum Dagang, 2003 yogyakarta. 20
Iyan Syafutra, Pengaruh Penjualan Hasil Pertanian Terhadap Agen Pembeli Hasil Pertanian Menurut Hukum Islam, 2014 Uin Makassar.
26
Jual beli merupakan bagian dari mu‟amalah yang mempunyai dasar
hukum yang jelas baik dari al-Qur‟an, as-Sunnah, dan telah menjadi
ijma ulama dan kaum muslimin.
Bahkan jual beli bukan hanya sekedar mu‟amalah, akan tetapi
menjadi sebuah wadah yang digunakan untuk berinteraksi dan saling
tolong menolong antara sesama manusia, penjual menolang pembeli
untuk mendapatkan manfaat (keuntungan) dari suatu barang yang
dibelinya sedangkan pembeli menolong penjual untuk mendapatkan
keuntungan (uang) dari barang yang di jualnya.Landasan atau dasar
hukum mengenai jual beli ini disyariatkan berdasarkan Al-Quran,
Hadis Nabi, Ijma‟ yaitu :
-Al-Qur‟an
Landasan atau dasar hukum mengenai perdagangan/jual beli ini di
isyaratkan berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadist, yaitu:
Allah SWT Berfirman QS. An-Nisa [4] : (29).
رة عن ترا أن تكون تج طل إله نكم بٱلب لكم ب ا أمو هاٱلهذن ءامنوا ل تأكلو أ نكم ض م
ا كان بكم رحما ا أنفسكم إنه ٱلله ول تقتلو
Terjemahannya : ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
27
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.21
Surah Al-Baqarah [2] : (275).
ل ن من ٱلمس ذ ط طه ٱلشه تخبه قوم ٱلهذي قومون إله كما ا ل بو أكلون ٱلر ك ٱلهذن
ا وأحله بو ع مثل ٱلر ما ٱلب ا إنه هم قالو ن بأنه ا فمن جاءهۥ موعظة م بو م ٱلر ع وحره ٱللههٱلب
ار هم فه ب ٱلنه ئك أصح ومن عاد فأول هۦ فٱنتهى فلهۥ ما سلف وأمرهۥ إلى ٱلله ب ا ره
لدون .خ
Terjemahannya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Qs. Al- Baqarah [2] : (198)
ن كم فإذا أفضتم م ب ن ره كم جناح أن تبتغوا فضلا م س عل عند ل ت فٱذكرواٱلله عرف
الن ن قبلهۦ لمن ٱلضه كم وإن كنتم م .ٱلمشعرٱلحرام وٱذكروه كما هدى
Terjemahannya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang
21
Kementrian Agama RI. al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT Cordoba Internasional Indonesia, 2012), h. 83.
28
ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.
-Hadis
1) Dari Abi Hurairah r.a Dari Nabi saw Bersabda:
Artinya :
“janganlah dau orang yang jual beli terpisah, sebelum salin meridhai” (Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi).”22
2) Dari Abi Sa‟id al-Khidri berkata, Rasulullah SAW bersabda:
Artinya :
“sesungguhnya jual beli itu didasarkan atas saling meridai. (HR. Baihaqi dan Ibnu Maajah)”.
-Sunnah
Hadist yang telah diriwayatkan oleh „Aisyah radiyallaahu „anhaa :
Dari „Aisyah radiyallaahu „anhaa : “Bahwasannya Nabi shallalaahu
„alaihi wasallam pernah membeli makanan dari seorang Yahudi dengan
pembayaran tertunda dan menggadaikan baju besinya sebagai boroh
atau gadai” [HR. Bukhari no. 2068, 2096, 2200, 2251, 2252, 2386,
2509, 2513, 2916, 4467: Muslim no. 1603, An_Nasa‟I no. 4609; ibnu
majah no. 2436, dan Ahmad no 23626].
Nabi yang mengatakan “ suatu ketika Nabi SAW, ditanya tentang
mata pencarian yang paling baik Beliau menjawab, seorang bekerja
dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur. “(HR. Bajja,hakim
yang menyahihkannya dari Rifa‟ah Ibn Rafi‟). Maksud mabrur dalam
22Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah.Jakarta.PT RajaGrafindo Persada,h.70
29
hadist adalah jual beli yang terhindar dari usaha tipu menipu dan
merugikan orang lain.
-Ijma‟
Ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan alas an
bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa
bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik orang
lain yang dibutuhkannya itu,harus diganti dengan barang lainnya yang
sesuai. Mengacuh pada al-quran dan al hadis hkum jual beli adalah
mubah (boleh).Namun pada situasi tertentu hukum jual beli itu biasa
berubah menjadi sunnah wajib,haram dan makruh.
Berikut ini adalah contoh bagaimana hukum jual beli bisa berubah
menjadi sunnah,misalnya jual beli yang hukum menggunakan barang-
barang yang diperjual belikan itu sunnah,seperti minyak wangi.Jual beli
hukumnya wajib misalnya jika ada suatu ketika para pedagang
menimbung beras,sehingga stock beras sedikit dan mengakibatkan
harganya melambung tinggi,maka pemerintah boleh memeriksa para
pedagang beras untuk menjual yang di timbung dengan harga sebelum
terjadi pelonjakan harga.23
c) Rukun Dan Syarat Jual Beli
1. Rukun Jual Beli
Jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi
sehingga jual beli itu dapat diakatakan sah oleh syara’. Dalam
23Muhammad Abduh Tuasikal. Bermodalkan Ilmu Sebelum Dagang, 2003,yogyakarta
30
menentukan rukun jual beli terdapat pendapat ulama Hanafiah dengan
Jumhur ulama.
Rukun jual beli menurut ulama Hanafiyah hanya satu, yaitu ijab
(ungkapan membeli dari pembeli) dan Kabul (ungkapan menjual dari
penjual). Menurut mereka, yang menjadi rukun dalam jual beli itu
hanyalah kerelaan kedua bela pihak untuk melakukan transaksi jual
beli. Akan tetapi, karena unsur kerelaan itu merupakan unsur hati yang
sulit di indra sehingga tidak kelihatan, maka diperlukan indikasi yang
menunjukkan kerelaan kedua belah pihak. Indikasi menunjukkan
kerelaan kedua bela pihak yang melakukan transaksi jual beli menurut
mereka boleh tergambar dalam ijab Kabul, atau melalui cara saling
memberikan barang dan harga barang. Akan tetapi, Jumhur ulama
menyatakan bahwa rukun jual beli itu ada empat, yaitu :
-Ada orang yang berakad atau penjual dan pembeli
-Ada shighat (lapal ijab jual beli)
-Ada barang yang di beli
-Ada nilai tukar pengganti barang.
Menurut ulama Hanafiyah, orang yang berakad, barang yang dibeli
dan nilai tukar barang termasuk termasuk kedalam syarat-syarat
jual beli.24
2. Syarat Jual Beli
24
Iyan Syafutra, Pengaruh Penjualan Hasil Pertanian Terhadap Agen Pembeli Hasil Pertanian Menurut Hukum Islam, 2014 Uin Makassar.
31
Jual beli sama seperti amalan lainnya memiliki syarat yang perlu
diperhatikan sehingga bisa membuat jual beli tersebut sah.
Syarat dalam jual beli sendiri mecakup:
-Syarat yang berkaitan dengan penjual dan pembeli.
Ada tiga syarat yang berkaitan yang berkaitan dengan orang yang
melakukan akad jual beli :
Pertama, Ridha antara penjual dan pembeli, jual beli tidaklah sah
jika didalamnya terdapat paksaan. Jual beli baru sah jika ada saling
ridha antara penjual dan pembeli sebagaimana Firman Allah SWT,
Qs. An-Nisa‟ [4] : (29).
نكم رة عن تراض م أن تكون تج إله Terjemahannya :
”kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu”.25
Namun jika ada permasalahan dalam jual beli dengan cara
yang benar, semisal seorang hakim memutuskan untuk mekasa
menjual barang orang yang jatuh pailit karena utang untuk
melunasi utang-utangnya, maka semisal out di bolehkan.
Kedua, Orang yang melakukan akad jual beli diizinkan untuk
membelanjakan hartanya. Mereka yang diizinkan adalah: (a)
Merdeka, (b) mukhallaf (telah terbebani syariat), (C) memiliki sifat
rusydu (dapat membelanjakan harta dengan baik).
25Mardani, Ayat-Ayat dan Hadist Ekonomi Syariah 2011 Jakarta : rajawali
32
Adapun anak kecil, orang yang kurang akal (idiot) dan yang
tidak bisa membelanjakan harta dengan benar, termasuk juga
orang gila tidak boleh melakukan jual beli, begitu pula dengan
seorang budak kecuali dengan izin tuannya.Rusydu menurut
mayoritas ulama ada ketika telah mencapai masa baligh atau telah
tua renta memiliki sifat rusydu, maka keadaanna di hajr, yaitu di
boikot dari melakukan jual beli. Sifat rusydu ini datang bersama
masa baligh. Namun pada sebagian orang sifat rusydu ioni datang
telat, ada yang baru memiliki sifat tersebut sebentar atau lama
setelah baligh.26
Ketiga, Orang yang melakukan akad adalah sebagai pemilik barang
atau alat tukar, atau bertindak sebagai wakil. Yang bukan pemilik
tidak boleh menjual yang bukan miliknya kecuali jika telah
mendapatkan dari pemilik.
Secara umum tujuan adanya semua syarat tersebut antara
lain untuk menghindari pertentangan di antara manusia,menjaga
kemaslahatan manusia yang sedang berakad gharar (terdapat
unsure penipuan) dan lain-lain.Jika jual beli tidak memenuhi
terjadinya akad, akan tersebut batal. Jika tidak memenuhi syarat
sah, menurut ulama Hanafiyah, akad tersebut fasid jika tidak
memenuhi syarat nafadz, akad tersebut cenderung boleh.
26
Muhammad Abduh Tuasikal, Bermodalkan Ilmu sebelum Dagang, 2003
33
C. Kerangka Pikir
Al- Qur‟an
Al- Baqarah:275
Al- Isra:35
Ali-Imran:159
An-Nisa : 29
Al-Baqarah:198
As-Sunnah
Abi Hurairah
Abi sa‟id Al-Khidri
Aisyah Radiyallalu „anhaa
Studi Teoritik
Liter, Timbangan, Meter
alat ukur dalam
membuktikan
kebenaran transaksi
Studi Empirik
Dr. Aminur Nuruddin,
M.A. Timbangan adalah
alat yang selalu di
pergunakan untuk
mengukur berat agar
didapatkan
keseimbangandan
keadilan.
Studi
Rumusan
Masalah
Hipotesis
Analisis Kualitatif
Analisis Kuantitatif
1. Pengembangan Ilmu.
2. Manfaat karya ilmiah.
3. Motivasi penelitian
lanjutan.
4. Kesimpulan dan
rekomendasi.
34
D. Kerangka Konseptual
Keterangan :
Jujur (X1)
(X1)
Syariah
(ϒ)
Konsumen
(β)
Rukun Jual Beli (Y2)
Syarat Jual Beli (Y3)
Pedagang
(α)
Variabel
Indikator
Hukum Jual Beli (Y1)
Konsumen (X4)
Menjual (X2)
(X1)
(X1)
Perilaku (X3)
(X1)
Pendapatan (X5)
Kualitas (X6)
Kuantitas (X7)
Murah atau Mahal ( X8)
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan,karena data diperoleh
dari hasil pengamatan langsung di pasar Pabaengbaeng kota Makassar.
Maka dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan jenis penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan
dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian-bagian yang
sentral dalam kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang
fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dan
hubungan-hubungan kuantitatif.27
B. Sumber Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan memerlukannya.
Dalam penelitian kali ini menggunakan data primer atau
emperis yang di peroleh dari penyebaran angket. Dalam penelitian ini
juga angket yang tersebar terdiri dari angket tertutup dan angket
terbuka. Angket tertutup dimana masyarakat telah disediakan pilihan
27Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik 1, 2002. Jakarta, PT Bumi Aksara
35
36
pertanyaan dan jawaban yang di design dengan mengunakan skala
liker.Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan-pernyataan dengan lima alternatif jawaban yang telah di
sediakan oleh peneliti. Responden diminta untuk memilih salah satu
jawaban dengan cara memberi tanda atau simbol ( ). Angket terbuka
disini di maksudkan peneliti sebagai alternatif bagi responden jika
dimungkinkan jika terdapat faktor lain yang belum tercofer dalam
pilihan yang disajikan oleh peneliti.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari
sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari perpustakaan
atau dari laporan-laporan peneliti yang terdahulu.
C. Defenisi Operasional Variabel
Berikut ini adalah pengertian tentang defenisi operasional variabel:
1. Pedagang
Pedagang adalah orang atau badan yang melakukan aktivitas jual beli
barang atau jasa dipasar (PemkotYogyakarta,2009).
Di dalam aktivitas perdagangan, pedagang adalah orang atau intstitusi
yang memperjualbelikan produk atau barang, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
37
2. Konsumen
Menurut ketentuan pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah setiap orang yang
memakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan.
3. Syariah
Syariah adalah ajaran islam yang berupa norma-norma ilahiyah, baik
istilah syar‟i hukum-hukum allah yang disyariatkan kepada hamba-
hamba-Nya, baik hukum-hukum dalam Al-Quran dan sunnah nabi saw
dari perkataan, perbuatan dan penerapan. Syariat dalam penjelasan
Qardhawi adalah hukum-hukum Allah yang ditetapkan berdasarkan
dalil-dalil alquran dan sunnah serta dalil-dalil yang berkaitan dengan
keduanya, seprti ijma‟ dan qiyas.
D. Waktu dan lokasi penelitian
Waktu penelitian selama 2 (dua) bulan, di Pasar Pa‟baeng-baeng
kota makassar.Lokasi tersebut menjadi objek penelitian karena lokasinya
muda di jankau dari tempat tinggal penulis. Adapun yang menjadi objek
penelitiannya yaitu para pedagang buah-buahan yang memakai
timbangan atau Takaran.
38
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Suharsimi Arikunto, adalah “keseluruhan objek yang
diteliti.”28 Berdasarkan pendapat tersebut populasi dalam penelitian ini
adalah Konsumen buah-buahan yang berbelanja di pasar pa‟baeng-
baeng sebanyak 85 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut29, maka dari itu sampel penelitian ini adalah semua
populasi sebanyak 70 orang konsumen buah-buahan yang berada di
Pasar Pa‟baeng-baeng kota Makassar.
Rumus : N = N
(1+ N)
Diketahui : N = 85
1 + (0.05)2 (85)
= 85
1 + 0,0025 (85)
= 70 Orang
28
http://id.m.wikipedia.org(diakses(11 November2017) 29
Sugiyono, Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Cet. 13; Bandung: Alfabeta, 2011), h. 81.
39
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat error( 0,1 )
F. Metode Pengumpulan Data
Metode yang di pergunakan dalam proses pengumpulan data
dalam penelitian ini terdiri atas metode angket atau koesioner,
dokumentasi, observasi dan metode wawancara untuk melengkapi data
yang diperoleh melalui angket.
1. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variable
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan terbuka atau tertutup,
dapat diberikan kepada responden secara lansung atau dikirim melalui
pos atau internet.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini
dengan menggunakan skala likert 5 poin. Jawaban responden berupa
piihan dari lima alternative yang ada, yaitu:
40
1. SS : Sangat Setuju
2. S : Setuju
3. RR : Ragu-Ragu
4. TS : Tidak Setuju
5. STS : Sangat Tidak Setuju
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk
menyediaan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang
akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan
atau tulisan, wasiat, buku, undang-undang, dan sebagainya. Dalam
artian umum dokumentasi merupakan sebuah pencarian, penyelidikan,
pengumpulan, pengawetan, penguasaan, pemakaian dan penyediaan
dokumen.Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan keterangan
dan penerangan pengetahuan dan bukti. Dalam hal ini termasuk
kegunaan dari arsip perpustakaan dan kepustakaan. Dokumentasi
biasanya juga digunakan dalam sebuah laporan pertanggung jawaban
dari sebuah acara.
3. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang
sedang dilakukan.Pada waktu melakukan observasi, analis sistem
dapat ikut juga berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang
yang sedang melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi.
41
4. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil.
G. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara analisis kuantitatif dengan
menggunakan metode Partial Least Square (PLS)-PM dan uji hipotesis.
1. Partial Least Square (PLS)-PM
Partial Least Square (PLS)-PM adalah suatu metode yang berbasis
keluarga regresi yang dikenalkan oleh herman O.A Word untuk
menciptakan dan membangun model dan metode untuk ilmu-ilmu sosial
dengan pendekatan yang beriorentasi pada prediksi. PLS memiliki
asumsi dan penelitian bebas distribusi (Distriburion-Free), artinya data
penelitian tidak mengacuh pada salah satu distribusi tertentu (misalnya
distribusi normal).
PLS merupakan metode alternatif dari Structural Equation Modeling
(SEM) yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
hubungan diantara variabel yang kompleks namun ukuran sampel
datanya yang kompleks datanya kecil (30 sampai 100), mengigat SEM
42
memiliki ukuran sampel data minimal 100 (Hair et.al.,2010).30 PLS
digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu konstrak
dan kostrak yang lain, serta hubungan suatu konstrak dan indikator-
indikatornya. PLS didefenisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model
dan outer model. Inner modelmenentukan spesifikasi hubungan antara
konstrak dan konstrak yang lain, sedangkan outer modelmenentukan
spesifikasi hubunga antara konstrak dan indicator-indikatornya.
Konstrak terbagi menjadi dua yaitu konstrak eksogen dan konstrak
endogen.Konstrak endogen merupakan konstrak penyebab, konstrak
yang tidak dipengaruhi oleh konstrak lainnya.Konstrak eksogen
memberikan efek kepada konstrak lainnya, sedangkan konstrak
endogen merupakan konstrak yang dijelaskan oleh konstrak eksogen.
PLS dapat bekerja untuk model hubungan konstrak dan indicator-
indikatornya yang bersifat reflektif dan formatif.
2. Uji hipotesis
Uji hipotesis adalah cabang ilmu Statistika Inferensial yang
dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara
statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak
pernyataan tersebut. Pernyataan ataupun Dugaan sementara yang
dibuat untuk diuji kebenarannya tersebut dinamakan dengan Hipotesis
(Hypothesi) atau Hipotesis.Tujuan dari Uji Hipotesis adalah untuk
30
Latan, Hengky, Imam Ghozali, 2011, Partial Least Squares konsep, Metode dan Aplikasi, Diponegoro: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
43
menetapkan suatu dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti yang
berupa data-data dalam menentukan keputusan apakah menolak atau
menerima kebenaran dari pernyataan atau asumsi yang telah di
buat.Uji Hipotesis juga dapat memberikan kepercayaan diri dalam
pengambilan keputusan yang bersifat objektif.
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah singkat Pasar Pa’baeng-baeng Kota Makassar
Unit pasar pa’baeng-baeng didirikan pada zaman belanda sebagai
pasar tradisional yang dikelola oleh penda Tk.II Kabupaten Gowa dan
berpindah kemakassar Karena perluasan wilayah kota Makassar pada
tahun 1971 yang letaknya dijalan sultan alauddin Kota Ujung pandang
yang sekarang menjadi Makassar yang kurang lebih 2,5 ha luasnya, pada
tahun 1995 resmi menjadi Dinas Pengelolaan pasar pada Pemda Tk. II
Kota Madya Ujung Pandang.
Dinas pengelolah pasar kota madya daerah Tk. II Ujung Pandang
dibentuk dengan perda Kota Madya Tk. II Ujung Pandang No. 11 tahun
1995 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas
Pengelolaan Pasar Pemda Tk. II Kota Madya Ujung Pandang No. 13
tahun 1995 seri D No.8 diserahkan sebagai asetnya menjadi perusahaan
daerah sesuai perundang-undangan yang berlaku, selanjutnya disebut
perusahaan daerah. Bahwa pengelolaan pasar-pasar dalam kota Madya
Tk. II Ujung Pandang yang selama ini dilaksanakan oleh dinas pengelolah
pasar Kota Madya daerah Tk. II Ujung Pandang sebagai keta metropolitan
akan lebih baik dalam berdayaguna serta berhasil guna. Jika
Pengelolaannya ditangani oleh perusahaan daerah yang keberadaannya
45
sangat dibutuhkan di wilayah daerah Tk.II Ujung Pandang daa menunjang
penyelenggaraan otonomi daerah serta penyeenggaraan kemanfaatan
umum dengan berpegang pada efesiensi dan efektifitas sehingga perlu
dibentuk dengan perusahaan daerah pasar Makassar Kota Madya,
Daerah Tk. II Ujung Pandang yang telah mendapat persetujuan Mentri
Dalam Negeri dan surat No. 8175 tahun 21 Desember 1999 tentang
struktur organisasi dan tata kerja Unit Pasar Pa’baeng-baeng berdasarkan
Perda No. 4 tahun 1999 (lembaga daerah No. 18 tahun 1999 seri D
No.5).
Berdasarkan hal tersebut diatas, perlu ditetapkan Kota Madya
Daerah TK. II Ujung Pandang tentang pendirian Perusahaan daerah pasar
Makassar Raya Kotamadya Tk. II Ujung Pandang yang didirikan pada
tahun 1999 dengan nama PD.Pasar Makassar Raya yang berkedudukan
di kota Makassar utamanya unit pasar Pa’baeng-baeng berdasarkan
Perda No. 4 tahun 1999 (lembaga daerah No. 18 tahun 1999 seri D No.5).
Unit pasar Pa’baeng-baeng kota Makassar dibawah naungan
perusahaan daerah Makassar raya adalah Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) yang bergerak dalam pengelolaan pasar. Perusahaan daerah
diselenggarakan atas azas ekonomi perusahaan dalam kesatuan system
pembinaan ekonomi Indonesia berdasarkan Pancasila yang menjamin
kelangsungan demokrasi yang berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
46
Tugas pokok perusahaan daerah pada unit pasar Pa’baeng-baeng
Kota Makassar adalah melaksanakan pekebersihan umum dalam
perpasaran dalam membina perdagangan pasar, ikut membantu
penerapan stabilitas harga dan kelancaran distribusi pasar dan fasilitas
pasar untuk mewujudkan dan meningkatkan pekebersihan umum kepada
masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan jasa sarana dan
prasarana serta fasilitas penunjang lainnya di bidang pasar sebagai
salahsatu sumber Pendapatan Asli Daerah dalam rangka pengembangan
dan pembangunan daerah.
2. Struktur Organisasi
Salah satu syarat untuk mendukung berhasilnya pengelolaan unit
pasar pa’baeng-baeng kota Makassar adalah adanya struktur organisasi
yang baik sehingga organisasi yang bersangkutan tidak hanya mampu
mempertahankan eksistensinya, akan tetapi tangguh melakukan
penyesuaian dan perubahan yang diperlukan sehingga organisasi
semakin meningkat efektifitas dan produktifitasnya disertai pembagian
tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing karyawan perusahaan
merupakan pendorong bagi penerapan prinsip integrasi, koordinasi dalam
pengelolaan organisasi.
Struktur Organisasi unit Pa’baeng-baeng kota Makassar berbentuk
organisasi line (garis) yang mana hubungan antara bagian yang lainnya
maisng-masing mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
47
melaksanakan tujuan organisasi yang bertujuan untuk mengarahkan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada level
dibawah.
Struktur Organisasi unit pasar Pa’ baeng-baengkota Makassar
terdiri dari
1. Direktur PD. Pasar Makassar Raya
2. Kepala unit pasar Pabaeng-baeng
3. Urusan penagihan dan pembukuan
Untuk lebih jelasnya hubungan antara karyawan dan aktivitas
karyawan terhadap seluruh pekerjaan yang melaksanakan dapat
dilihat pada bentuk organisasi yang tersusun seperti pada skema
berikut.
48
Gambar 4.1
Truktur Organisasi Unit Pasar Pabaeng-Baeng
Sumber : PDMakassar Raya
Dari Struktur tersebut diatas dapat terlihat bagian kepala unit pasar
utusan penagihan dan pembukuan, urusan administrasi dan keuangan
serta urusan kebersihan ketertiban dan pekebersihan di bawah Direktur
PD. Pasar Makassar Raya.
Untuk pembukuan, pengelolaan pasar, pelaksanaan atau
keordinasi atau urusan administrasi dan keuangan juga bertanggung
jawab pada Direktur PD. Pasar sebagai pimpinan perusahaan daerah kota
Makassar.
3.Tugas dan Tanggung Jawab Unit Pasar Pabaeng-baeng
DIREKTUR PD PASAR
MAKASSAR RAYA
KA. UPTD
U. ADM &
KEUANGAN
U. KEBERSIHAN,
KETERTIBAN &
PELAYANAN
U. PENAGIHAN &
PEMBUKUAN
49
Sistem pengelolaan PD. Pasar unit pasar Pa’baeng-baeng kota
Makassar memilih susunan organisasi yang terdiri:
1. Direktur PD Pasar Makassar Raya
2. Kepala unit pasar Pa’baeng-baeng
3. Urusan penagihan dan pembukuan
4. Urusan kebersihan, ketertiban dan pekebersihan.
Berikut ini dijelaskan secara ringkas fungsi dan tugas dan masing-
masing bagian.
a. Dirut Utama
Pasal 62 Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas, menjelaskan tentang tugas dan
tanggung jawab direksi secara singkat dengan menyatakan
“direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.”
Dengan demikian tugas dan tanggung jawabnya
adalah sebagai berikut:
1. Memimpin pelaksanaan tugas perusahaan daerah pasar
Makassar raya sesuai dengan aturan yang berlaku.
2. Mewakili perusahaan daerah baik di dalam maupun di
luar pengadilan atau mengatur dan menyerahkan secara
direksi.
50
3. Memberikan tugas atau job description yang diatur
dengan surat SK. Direktur Umum PD. Pasar Makassar
Raya sekaligus perencanaan kegiatan perusahaan
daerah untuk jangka panjang.
4. Mengawasi dan mengkeordinasi dalam bidang umum
termasuk pengelolaan keuangan dan administrasi dalam
merumuskan strategis untuk mencapai tujuan.
5. Menjalankan kebijakan yang diterapkan oleh badan
pengawas dalam melaksanakan operasional perusahaan
daerah sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku secara berkala meninjau kembali dan
mengadakan penilaian terhadap manfaat dan efisiensi,
dari system atau prosedur administrasiyang berlaku.
6. Mengambil inisiatif dalam pemanfaatan, pemahaman dan
pemberhentian pegawai serta menentukan batas
gambaran, sesuai peraturan yang berlaku.
7. Memberikan laporan kepada daerah melalui badan
pengawas yang berupa laporan kekayaan dan
operasionalnya.
b. Kepala unit pasar
1. Membentuk direktur utama dalam mengkoordinasikan
tugas-tugas penyelenggaraan keuangan, pelaksanaan
51
retribusi, menjaga kebersihan dan ketertiban dan
pemulihan pasar.
2. Mengkoordinasikan pelaksanaan pemungutan retribusi
pengelolaan pasar yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Mengkoordinir pelaksanaan tugas di bidang pegawai,
keuangan dan perlengkapan pasar.
4. Mengkoordinir pelaksanaan pembukaan atas segala
macam pungutan sesuai jenis pungutan yang telah
ditetapkan.
5. Mengawasi pelaksanaan tugas penertiban di dalam
lingkungan pasar.
6. Melaksanakan amanat yang diberikan oleh direktur
utama perusahaan daerah pasar.
c. Urusan penagihan dan pembukuan
Tugas dan tanggung jawab
1. Membantu kepala unit pasar dalam bidang pembukuan
atas segala macam pungutan baik bulanan, retribusi,
maupun pungutan lainnya.
2. Membuat/menyelenggarakan buku registrasi terhadap
wajib retribusi membukukan jumlah karcis yang diterima
dan yang digunakan oleh kolektor dilapangan sebagai
pertanggung jawaban.
52
3. Membuat daftar sewa tempat sesuai los, membuat daftar
pembukuan penerimaan dan tunggakan serta
melaksanakan penagihan terhadap penunggak
pembayaran sewa tempat setiap bulannya.
4. Membuat laporan bulanan, kwartal dan tahunan tentang
pendapatan penerimaan dan penyetoran retribusi.
5. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh
kepala unit pasar.
d. Urusan administrasi dan keuangan
1. Aspek administrasi memegang peranan yang sangat
penting dalam operasionalnya pada unit pasar pa’baeng-
baeng yang menyangkut pekebersihan administrasi unit
kerja dalam lingkungan unit pasar.
2. Membantu kepala unit pasar dalam kepegawayan,
kemampuan, pembinaan organisasi serta dalam urusan
rumah tangga.
3. Memberikan sarana dan pertimbangan kepada kepala
unit pasar terhadap tindakan yang perlu diambil dibidang
tugasnya.
4. Melaksanakan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh
kepala unit pasar.
53
e. Urusan Kebersihan, ketertiban dan pekebersihan
1. Menciptakan rasa aman dan tertib yang dirasakanoe,
pedagang dari pengunjung pasar.
2. Menghindarkan pedagang dan pengunjung dari
pencopetan, perampokan, penganiyaan, pemerasan dari
pihak penjahat.
3. Adanya penempatan pedagang kaki lima (PKL) yang
tidak melanggar pedagang, adanya tempat dagangan
yang rapih dan tertib sehingga tidak mengganggu lalu
lintas barang dan pengunjung pasar.
4. Terhindarnya pedagang dari gangguan kebakaran yang
dapat memusnahkan tempat usaha dan barang para
pedagang.
5. Terciptanya parker kendaraan yang tertib dan rapih,
sehingga serasi, teratur dan enak dipandang mata.1
1 Anonim, Peraturan Daerah Ujung Panjang No. 4 Tentang Retrebusi Pasar dan
Pusat Berbelanja Dalam Kota Madya Daerah Tingkat II Ujung Pandang. (Makassar.Walikota, 2000).
54
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Deskripsi Responden
Pada penelitian ini responden yang diambil adalah konsumen yang
berbelanja di pasar tradisional Pa’baeng-baeng. Hal ini dikarenakan
konsumen merupakan peniliai dalam proses penjualan di pasar
Pa’baeng-baeng.
Berdasarkan tabel 4.1.diketahui jumlah responden laki-laki
sebanyak 24 orang dan responden perempuan sebanyak 46 orang.Ini
menunjukkan bahwa konsumen yang berbelanja dipasar pa’baeng-baeng
lebih banyak adalah perempuan.
Keadaan responden berdasarkan umur di atas menunjukkan
bahwa responden yang berbelanja mulai dari 16 tahun- 52 tahun.Dari
tabel 4.3. diketahui anggota umur 26-45 sebanyak 59 orang , 46-55
sebanyak 20 orang, 56 tahun – 75 tahun sebanyak 21.
Tabel 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur
Kelompok Umur L P Total
16 – 25 7 12 19
26 – 40 13 18 31
41–52 4 16 20
Total 24 46 70
55
2. Deskripsi Hasil Penelitian
1). Pedagang (α)
Tabel 4.2 Pedagang
NO
Indikator
Pernyataan Responden
5
4
3
2
1
1
X1 (Jujur)
50
20
-
-
-
2
X2 (Menjual)
45
10
5
-
-
3
X3(Pedagang)
30
14
16
2
-
4
X4 ( Konsumen)
55
15
-
-
-
Kesimpulan:
X1= untuk Indikator ( Jujur ) yang memiliki kategori sangat setuju
sebanyak 50 responden atau sebanyak 71,5%. Indikator ini mampu
mempengaruhi variabel Pedagang.
X2 = untuk Indikator ( Menjual ) yang memiliki kategori sangat setuju
sebanyak 45 responden atau sebanyak 45%. Indikator ini kurang
mampu mempengaruhi variabel Pedagang.
56
X3 = untuk Indikator ( Pedagang ) yang memiliki kategori sangat setuju
sebanyak 30 responden atau sebanyak 43%. Indikator ini kurang
mampu mempengaruhi variabel Pedagang.
X4 = untuk Indikator ( Konsumen) yang memiliki kategori sangat setuju
sebanyak 55 responden atau sebanyak 79%. Indikator ini mampu
mempengaruhi variabel Pedagang.
3. Konsumen (β)
Tabel 4.3 Konsumen
NO
Indikator
Pernyataan Responden
5
4
3
2
1
1
X5 ( Pendapatan )
47
15
-
7
1
2
X6 (Kualitas)
10
7
5
36
12
3
X7 ( Kuantitas )
36
23
5
-
-
4
X8 (Murah atau Mahal)
18
13
39
-
-
Kesimpulan:
X5 = untuk Indikator ( Pendapatan ) yang memiliki kategori setuju
sebanyak 47 responden atau sebanyak 67%. Indikator ini mampu
mempengaruhi variable Konsumen.
57
X6 = untuk Indikator ( Kualitas ) yang memiliki kategori tidak setuju
sebanyak 33 responden atau sebanyak 51%. Indikator ini mampu
mempengaruhi variabel Konsumen.
X7 = untuk Indikator ( Kuantitas ) yang memiliki kategori setuju sebanyak
36 responden atau sebanyak 51%. Indikator ini mampu
mempengaruhi variabel Konsumen.
X8 = untuk Indikator ( Murah atau Mahal ) yang memiliki kategori ragu-
ragusebanyak 39 responden atau sebanyak 56%. Indikator ini
mampu mempengaruhi variable Konsumen.
4. Syariah (ϒ)
Tabel 4.4Syariah
NO
Indikator
Pernyataan Responden
5
4
3
2
1
1
Y1 ( Al-Qur’an )
44
26
-
-
-
2
Y2 ( Hadist )
51
19
-
-
-
3
Y3 ( Ijma’)
48
13
4
3
2
58
Kesimpulan:
Y1 = untuk Indikator ( Al-Qur’an ) yang memiliki kategori setuju sebanyak
44 responden atau sebanyak 63%. Indikator ini mampu
mempengaruhi variable Syariah.
Y2 = untuk Indikator ( Hadist ) yang memiliki kategori sangat setuju
sebanyak 51 responden atau sebanyak 73%. Indikator ini mampu
mempengaruhi variabel Syariah.
Y3 = untuk Indikator ( Ijma’ ) yang memiliki kategori setuju sebanyak 48
responden atau sebanyak 69%. Indikator ini mampu mempengaruhi
variabel Syariah.
a. Uji Validasi Dan Reliability
Diperoleh nilai validasi dan reliability digunakan composite reliability
dengan nilai diatas 0,69 (>0,69) Pedagang 0,33<0,69 jadi data tersebut
kurang reliability. Untuk nilai validasi digunakan composite
reliabilitydengan nilai (0,05) digunakan 0,835>0,05 sangat valid.konsumen
0,66<0,73 jadi data tersebut sangat reliability. Untuk nilai validasi
digunakan composite reliability dengan nilai (0,05) digunakan 0,53>0,05
sangat valid. Syariah 0,81>0,69 jadi data tersebut sangat reliability. Untuk
nilai validasi digunakan composite reliability dengan nilai (0,05) digunakan
0,530>0,05 sangat valid. Model Specification sebagai berikut :
59
Measurement Model Specification
Manifest Variabel Scores (Original)
Structural Model Specification
a) Mean (rata2) hasil indification yang terjadi dari X1 sampai dengan
X4 untuk Variabel Pedagang, Y1 sampai Y3untuk Variabel Syariah,
X5 sampai X8 untuk Variabel Konsumen adalah terlihat dari olah
data menunjukkan pada variabel pedagang X1 rata2>4, X2 rata2>5,
X3 rata2>5, X4 rata2>5. Pada variabel syariah Y1 rata2>5, Y2
rata2>5, Y3 rata2>5, Y3rata2>5. Pada variabel Konsumen X5
rata2>5, X6 rata2>4, X7 rata2>4, X8 rata2>4.
1. Score Manifest dari variabel masing-masing
Pedagang (α)
Konsumen (ϒ)
Syariah (β)
Manifest di variabel pedagang telah diukur dari (X1 sampai dengan
X4) dan variabel syariah telah diukur dari (Y1 sampai dengan Y3) dan
variabel konsumen telah diukur dari (X5 sampai dengan X8).
60
2. Model Specification adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2 Model Spesification
Ini adalah struktur ( path model ) model jalur dengan pengertian bahwa
Variabel (α) berpengaruh terhadap Variabel (β) sedangkan Variabel (n)
berpengaruh terhadap Variabel (ϒ).Partial Lear Square, untuk
diketahuiKriteria quality, Dapat dilihat dari :
Overview
Redudancy
Cronbachs Alpha
Latent Variable Correlations
R Square
AVE
Communality
Total Effects
Konsumen (β)
Pedagang (α)
Syariah (ϒ)
61
Composite Reliability
Struktur Model Specification
Hasil olah data diperoleh melalui:
Tabel 4.6 Overview
AVE
Composite
Reliability
R Square Cronbachs Alpha
Communality
Redundancy
KONSUMEN 0,559548 0,83503 0,243179 0,738325 0,559548 0,130311
PEDAGANG 0,333053 0,530166 0,122286 0,333053
SYARIAH 0,596861 0,815764 0,350695 0,666247 0,596861 0,058356
Tabel 4.7 Redundancy
Redundancy
KONSUMEN 0,130311
PEDAGANG
SYARIAH 0,058356
62
Tabel 4.8 Cronbachs Alpha
Cronbachs
Alpha
KONSUMEN 0,738325
PEDAGANG 0,122286
SYARIAH 0,666247
Tabel 4.9 Latent Variabel Corelations
KONSUMEN PERILAKU SYARIAH
KONSUMEN 1
PEDAGANG 0,493132 1
SYARIAH 0,396237 0,578268 1
Tabel 4.10 R Square
R Square
KONSUMEN 0,243179
PEDAGANG
SYARIAH 0,350695
63
Tabel 4.11 AVE
AVE
KONSUMEN 0,559548
PEDAGANG 0,333053
SYARIAH 0,596861
Tabel 4.12 Communality
communality
KONSUMEN 0,559548
PEDAGANG 0,333053
SYARIAH 0,596861
Tabel 4.13 Total Effects
KONSUMEN PERILAKU SYARIAH
KONSUMEN 0,146764
PEDAGANG 0,493132 0,578268
SYARIAH
64
Tabel 4.14 Composite Reliability
Composite Reliability
KONSUMEN 0,83503
PEDAGANG 0,530166
SYARIAH 0,815764
3. Evaluasi Model Pengukuran
Berdasarkan tabel di atas dapat dilakukan Evaluasi model
pengukuran adalah evaluasi hubungan antara konstrak dengan
indikatornya.Evaluasi ini meliputi dua tahap, yaitu evaluasi terhadap
convergent validity dan discriminant validity.Convergent validity dapat
dievaluasi dalam tiga tahap, yaitu indikator validitas, reliabilitas konstrak,
dan nilai average variance extracted (AVE). Indicator validitas dapat dilihat
dari nilai factor loading. Bila nilai factor loading suatu indikator lebih dari
0,5 dan nilai t statistic lebih dari 2,0 maka dapat dikatakan valid.
Sebaliknya, bila nilai loading factor kurang dari 0,5 dan memiliki nilai t
statistik kurang dari 2,0 maka dikeluarkan dari model.
Semua loading factor memiliki nilai t statistic lebih dari 2,0 sehingga
jelas memiliki validitas yang signifikan. Nilai t statistic untuk loading
variabel pedagang X1 s/d X4 dan untuk variabel konsumen X5 s/d X8,
65
berikut variabel syariah Y1 s/d Y3 adalah valid. Syarat jika faktor loading
>0,5 dan nilai t statistic <2,0 maka dikeluarkan dari model. Dan untuk
model penelitian tersebut yang dimana:
a. Variabel Pedagang(α) yang dimana:
X1 (-0,205)>0,5
X2 (0,495)>0,5
X3 (0,708)>0,5
X4 (0,736)>0,5
b. Variabel Konsumen(β) yang dimana :
X5(0,736)>0,5
X6(0,749)>0,5
X7(0,816)>0,5
X8(0,733)>0,5
c. Variabel Syariah (ϒ) yang dimana :
Y1(0,714)>0,5
Y2(0,818)>0,5
Y3(0,81)>0,5
Olah data tersebut menunjukkan faktor loading >0,5 yang diartikandata
sangat akurat (Valid).
66
Original Sample
(O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error
(STERR)
T Statistics (|O/STERR|
)
X8 <- KONSUMEN
0,733928 0,727263 0,072141 0,072141 10,17355
X1 <- PEDAGANG
-0,20561 -0,1954 0,202211 0,202211 1,016821
X2 <- PEDAGANG
0,495948 0,491629 0,120875 0,120875 4,102987
X3 <- PEDAGANG
0,708533 0,69273 0,097771 0,097771 7,246891
X4 <- PEDAGANG
0,736173 0,729508 0,081597 0,081597 9,022058
X5 <- KONSUMEN
0,685932 0,67809 0,083201 0,083201 8,244274
X6 <- KONSUMEN
0,749771 0,73358 0,077 0,077 9,73727
X7 <- KONSUMEN
0,816628 0,813424 0,044646 0,044646 18,29119
Y1 <- SYARIAH
0,714332 0,713346 0,085659 0,085659 8,339282
Y2 <- SYARIAH
0,81824 0,814165 0,057702 0,057702 14,18038
Y3 <- SYARIAH
0,781534 0,773637 0,075513 0,075513 10,34971
Tabel 4.15 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)
67
Pemeriksaan selanjutnya dari convergent validity adalah reliabilitas
konstrak dengan melihat outputcomposite reliability atau cronbach’s alpha.
Kriteria dikatakan reliable adalah nilai composite reliability atau cronbach’s
alpha lebih dari 0,69. Dari output berikut menunjukkan konstrak memiliki
nilai cronbach’s alpha 0,738325Lebih besar dari 0,69 maka dikatakan
reliable.Konstrak lainnya memiliki nilai composite reliability dan cronbach’s
alpha diatas 0,69. Pemeriksaan terakhir dari convergent validity yang baik
adalah apabila nilai AVE lebih dari 0,50. Berdasarkan tabel berikut, semua
nilai AVE Konstrak Pedagang, Konsumen, Syariah ada yang tidak memiliki
nilai AVE diatas 0,50.
Overview
AVE Composit
e Reliability
R Square
Cronbachs Alpha
Communality
Redundancy
KONSUMEN
0,559548
0,83503 0,24317
9 0,738325
0,559548
0,130311
PEDAGANG
0,333053
0,530166 0,122286 0,33305
3
SYARIAH 0,59686
1 0,815764
0,350695
0,666247 0,59686
1 0,058356
Tabel 4.16Overview
Evaluasi discriminant validity dilakukan dalam dua tahap, yaitu
melihat nilai cross loading dan membandingkan antara nilai kuadrat
korelasi antara konstrak dengan nilai AVE atau korelasi antara konstrak
68
dengan akar AVE. Kriteria dalam cross loading adalah bahwa setiap
indikator yang mengukur konstraknya haruslah berkorelasi lebih tinggi
dengan konstraknya dibandingkan dengan konstrak lainnya.Hasil output
cross loading adalah sebagai berikut :
KONSUMEN PEDAGANG SYARIAH
X8 0,733928 0,41135 0,268071
X1 -0,08922 -0,20561 -0,01523
X2 0,171175 0,495948 0,202196
X3 0,207097 0,708533 0,516784
X4 0,515448 0,736173 0,382758
X5 0,685932 0,192196 0,337856
X6 0,749771 0,354976 0,282352
X7 0,816628 0,465917 0,312692
Y1 0,382745 0,359118 0,714332
Y2 0,221063 0,57415 0,81824
Y3 0,349993 0,368832 0,781534
Tabel 4.17Cross Loading
Korelasi X1, X2, X3, X4 konstrak attitude adalah -0,08922, 0,171175,
0,207097, 0,515448lebih rendah dari 0,70. Sama halnya dengan Y1, Y2,
Y3,.
Berdasarkan table cross loading diatas, setiap indikator berkorelasi lebih
tinggi dengan konstraknya masing-masing dibandingkan dengan konstrak
lain, sehingga dikatakan memiliki discriminant validity yang baik.
69
Pemeriksaan selanjutnya adalah membandingkan antara korelasi dengan konstrak akar EVE konstrak. Hasilnya adalah sebagai berikut:
KONSUMEN PERILAKU SYARIAH
KONSUMEN 1
PEDAGANG 0,493132 1
SYARIAH 0,396237 0,578268 1
Tabel 4.18 Latent Variabel Correlations
Setelah pemeriksaan model pengukuran terpenuhi, maka
selanjutnya adalah pemeriksaan terhadapmodel struktural. Pemeriksaan
ini meliputi signifikan hubungan jalur dan nilai R(R Square).
4. Evaluasi Model Struktural
Tabel Path coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample
(O)
Sample Mean (M)
Standard Deviatio
n (STDEV)
Standard Error
(STERR)
T Statistic
s (|O/STER
R|)
KONSUMEN -> SYARIAH
0,146764 0,154615 0,091274 0,091274 1,60796
PEDAGANG ->
KONSUMEN 0,493132 0,508875 0,069702 0,069702 7,074897
70
PERILAKU -> SYARIAH
0,505893 0,51298 0,096963 0,096963 5,217372
Tabel 4.19Path coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Berdasarkan tabel Path Coeffiient di atas, Hubungan jalur yang
signifikan adalah Attitude terhadap Intention (Hipotesis 1), terhadap
Attitude (Hipotesis 2), dan Trust terhadap Attitude (Hipotesis 3), karena
memiliki nilai t statistic lebih besar dari 2,0.
Nilai akhir R(R Square) adalah sebagai berikut :
R Square
KONSUMEN 0,243179
PEDAGANG
SYARIAH 0,350695
Nilai R Square konsumen adalah 0,243179 secara simultan mampu
menjelaskan variability konstrak konsumen sebesar 26%.
Nilai RSquare syariahadalah 0,350695 secara simultan mampu
menjelaskan variability konstrak syariah sebesar 40%.
71
5. Jawaban Hasil Penelitian
5.1 Hipotesis 1: Variabel Pedagang Berpengaruh Terhadap Variabel
konsumen.
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa hubungan antara variable pedagang memiliki pengaruh antara
variabel konsumen sebesar 7,074.Sedangkan berdasarkan tabel distribusi
tmenunjukkan bahwa thitung= 7,074 lebih besar dari ttabel= 1,960
menunjukkan bahwa pada hipotesis 1 diterima dan terdapat pengaruh
signifikan antara variabel pedagangterhadap konsumen.
thitung7,074 (berpengaruh)
- +
ttabel ttabel1,960
5.2. Hipotesis 2: Variabel Peda
gang Berpengaruh Terhadap variabel Syariah.
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan, menunjukkan
bahwa hubungan antara variabel budaya perkawinan berpengaruh
terhadap variabel nilai religi sebesar 5,217. Sedangkan berdasarkan tabel
distribusi t menunjukkan bahwa thitung= 5,217lebih besar dari ttabel= 1,960
menunjukkan bahwa pada hipotesis 2 diterima dan terdapat pengaruh
72
signifikan antara variabel Pedagang berpengaruh terhadap variabel
syariah.
Thitung5,217 (berpengaruh)
- +
ttabel ttabel1,960
5.3 Hipotesis 3 : Variabel Konsumen tidak Berpengaruh Terhadap
variabel Syariah.
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa hubungan antara variabelkonsumentidak berpengaruh terhadap
variabel Syariah sebesar 1,607. Sedangkan berdasarkan tabel distribusi
menunjukkan bahwa thitung=1,607 lebih kecil dari ttabel= 1,960 yang
menunjukkan bahwa pada hipotesis 3 ditolak karena terdapat pengaruh
yang tidak signifikan antara variabel konsumen terhadap variabel syariah.
thitung1,607(tidak berpengaruh)
- +
ttabel ttabel1,960
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini:
1. Variabel Pedagang berpengaruh terhadapvariable konsumen.
Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara Perilaku dapat
memengaruhi konsumen yang signifikan.
2. Variabel Pedagang berpengaruh terhadap variabel Syariah. Hal
ini menunjukkan bahwa hubungan antara perilaku dapat
memengaruhi syariah yang signifikan.
6. Variabel Konsumen tidak berpengaruh terhadap variabel
Syariah. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara konsumen
tidak dapat memengaruhi syariahsecara signifikan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka disarankan.
1. Melalui penelitian ini, paradigma berfikir kita mampu mempelajari
dan mengetahui bahwa dalam persoalan perdagangan dan jual
beli antara Pedagang dan Konsumen itu mesti paham akan
pentingnya menerapkan sistem jual beli sesuai dengan Hukum
Syariah agar perilaku dapat tercermin dengan baik,proses jual
beli berjalan dengan lancar dan aman.
74
2. Melalui karya ilmiah ini, tata cara jual beli sesuai Hukum Syariah,
sedikit banyak membuka cakrawala berfikir kita, bagaimana
perilaku pedagang dalam menjual dan begitupun sebaliknya
dengan konsumen agar pendapatan pedagang sesuai dan
keinginan konsumen dapat terpenuhi dengan baik.
3. Untuk peneliti lanjutan menjadi bahan referensi atau acuan
dalam melakukan penelitian mengenai Perilaku pedagang serta
perannya terhadap para konsumen.
C. Rekomendasi
Seperti diketahui bahwa Konsumen adalah masyarakat
umum yang memiliki pola berfikir masih cenderung kepada
pandangan kemudahan dan kemurahan harga jual, belum
memandang kepada keutamaan Syariah dalam hal ini muda
terkeco atau tertipu oleh pelaku dan perilkau pedagang. dan belum
memiliki rasa tanggung jawab terhadap nilai-nilai syariah dalam
transaksi jual beli .
Pada umumnya konsumen baru mampu mengeluh dan
menerima apa adanya dari pedagang walaupun diya menyadari
bahwa dirinya tertipu dalam transaksi jual beli. dan konsumen
tersebut masih ragu atas nasehat yang syariah yang ia sampaikan
kepada penjual, untuk kondisi ini diharapkan adanya Sosialisasi
dan Penyuluhan dari pihak Penegak Syariah.
75
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuudin. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Abduh tuasikal, Muhammad. 2003. Bermodalkan ilmu sebelum dagang. Yogyakarta.
Hasan, M Ali 2003. Fiqih Muamalat, Cet 1: Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Hasan, M Ali. 20013, Berbagai macam transaksi dalam islam( fiqih muamalah), Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Harini. 2008.http://id.m.wikipedia.org diakses tanggal 24 Mei 2019 Gunawan. Pesentren Kilat Menuju Keluarga Ridho & Diridho Allah,
PanduanLengkap, Praktis Dan Aplikasi Dalam Memahami Dan Mengamalkan Ajaran.
Hakim, Lukman. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. Surakarta: Erlangga,
2012. Hasanuzzam. Asas-Asas Ekonomi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007. Idri. Hadis Ekonomi: Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi. Jakarta:
Kencana, 2015. Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga,
2007. Islam. Samata-Gowa: Gunadarma Ilmu, 2014.
Hakim, Lukman. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. Surakarta: Erlangga, 2012.
Hasanuzzam. Asas-Asas Ekonomi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007. Idri. Hadis Ekonomi: Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi. Jakarta:
Kencana, 2015. Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga,
2007. ,http :/s-hukum.Blogspot. Com
76
,http://majidbsz.wordpress.com diakses tanggal 24 Mei 2019 Karim, Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta PT
RajaGrafindo Persada, 2014.
Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Khaeriyah, Hamzah Hasan. Fiqh Iqtishad Ekonomi Islam Kerangka Dasar, StudiTokoh Dan Kelembagaan Ekonomi. Makassar: Alauddin University Press.
Manna, Abdul. Hukum Ekonomi Syariah Dalam Prespektif Kewenangan
PradigmaAgama. Jakarta: Kencana, 2014. Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: fiqh muamalah. Jakarta: kencana, 2012.
Hukum Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2015.
Minhajuddin. Hikma & Filsafat Fikih Mu’amalah dalam Islam. Makassar: AlauddinPress, 2011.
Mustofa, Imam. Fiqih Muamalah Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pres,
2016. Muflihah, Labib Mz. Fiqih Wanita Muslimah Kajian Hukum Sekitar Wanita
YangBertumpu Kepada Empat Mazhab. Surabaya: CV Cahaya Agency.
Mujahidin, Akhmad. Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007.
Muslich, Ahmad Wardi. Fiqih Muamalat. Jakarta: Amzah, 2010.
Mustofa, Imam. Fiqih Muamalah Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2016.
Nuruddin, Amiur. Renungan Tentang Bisnis Islam Dan Ekonomi Syariah
Dari ManaSumber Hartamu. Medan: Erlangga, 2010. Rasjid, Sulaiman. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensido, 2013.
Rivai, Veithzel Amiur Nuruddin Dan Faisal Ananda. Islamic Business And Economic.
Ethics Mengacu Pada Al-Qur’an Mengikuti Jejak Rasulullah Saw
DalamBisnis, Kuangan, Dan Ekonomi. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
77
RIWAYAT HIDUP
Yusfira Syahrir G, 22 juli 1997 anak ke empat dari
empat bersaudara dari pasangan Syahrir Gapsan
dan Sufriati Lassang, penulis menamatkan sekolah
dasar pada tahun 2009 di SD 228 Suli, kemudian
pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan
SMP Negeri 1 Suli dan tamat pada tahun 2012.
Kemudian melanjutkan pendidikan di tahun yang sama SMA Negeri 1 Belopa
dan tamat pada tahun 2015 atas Ridho Allah SWT, dan doa restu kedua
orang tua sehingga pada tahun 2015 penulis lulus dan terdaftar sebagai
mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Selama penulis berstatus sebagai mahasiswa Jurusan Hukum
Ekonomi Syariah UNISMUH Makassar, selain aktif mengikuti kegiatan
akademik, penulis juga aktif pada kegiatan Organisasi Kemahasiswaan inti
dikampus antara lain Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum
Ekonomi Syariah sebagai anggota bidang Advokasi periode 2016-2018,
Pimpinan komisariat IMM FAI dibidang Media Komunikasi dan SPM periode
2016 sampai 2018, kemudian BEM FAI sebagai Ketua bidang Keagamaan
periode 2017-2018 dan UKM Hizbul Wathan sebagai Bendahara Umum
periode 2018-2019.
(Yusfira Syahrir G) NIM: 10525023015