36
ANALISIS PROGRAM PERJALANAN 3 WANITA
DI TRANS TV
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
Vina Monika
NIM. 204051002866
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
37
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 8
D. Tinjauan Pustaka.............................................................. 8
E. Metodologi Penelitian ..................................................... 9
F. Sistematika Penulisan....................................................... 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS ANALISIS PROGRAM
A. Produksi........................................................................... 13
1. Pra Produksi ........................................................ 13
2. Produksi ............................................................... 14
3. Pasca Produksi ..................................................... 17
B. Program Acara Televisi.................................................... 18
1. Pengertian Televisi ............................................... 18
2. Pengertian Program .............................................. 25
3. Format Program Acara Televisi ............................ 29
38
BAB III GAMBARAN UMUM TRANS TV
A. Sejarah Berdirinya TRANS TV........................................ 36
B. Visi, Misi dan tujuan TRANS TV .................................... 44
C. Struktur Organisasi TRANS TV....................................... 45
D. Profil Program Acara Perjalanan 3 Wanita ....................... 46
BAB IV ANALISIS PROGRAM PERJALANAN 3 WANITA
A. Pra Produksi..................................................................... 49
B. Pelaksanaan Produksi....................................................... 49
C. Pasca Produksi ................................................................. 58
D. Evaluasi Produksi............................................................. 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................... 61
B. Saran-saran ...................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………….65
39
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Deskripsi Program Perjalanan 3 Wanita
Tabel 2 Kegiatan Produksi Perjalanan 3 Wanita
Tabel 3 Kegiatan Pasca Perjalanan 3 Wanita
40
ABSTRAK
Vina Monika
Analisis Program Perjalanan 3 Wanita di Trans TV
Program “Perjalanan 3 Wanita” di Trans TV merupakan program yang
bernuansa religius yang khusus dihadirkan Trans tv bagi permisa di rumah.
Program yang meliputkan berbagai perkembangan atau sejarah Islam di Indonesia
yang disertai dengan tafsir dan Al-qu’ran. Program yang disajikan dengan gaya
bahasa yang ringan dan mudah dimengerti yang disampaikan oleh Rima, Salma,
dan Vidia sebagai presenter.
Program acara Perjalanan 3 Wanita merupakan suatu bentuk acara dakwah
Islamiyah atau yang disebut sebagai salah satu program keagamaan yang
ditayangankan melalui stasiun TRANS TV. Acara ini ditayangkan setiap hari
Selasa dan Rabu pukul 06.30-07.00 WIB. Dalam siarannya, program acara ini senantiasa menampilkan berbagai tempat sejarah perkembangan Islam. Dan sudah
satu tahun Perjalanan 3 Wanita berjalan, dan respon masyarakat sangat antusias dalam menonton acara yang penuh dengan tempat-tempat sejarah Islam. Acara ini
juga memberikan kesan yang berbeda, karena adanya tiga presenter wanita yang bernama; Rima, Salma, dan Vidia. Menunjukan bahwa program acara Perjalanan
3 Wanita terselenggara berkat adanya persiapan perencanaan yang sangat matang. Melalui program ini, informasi seputar islam dapat dikaji dan dilihat
oleh masyarakat bukan hanya untuk umat islam saja tetapi untuk agama lain,
karena program ini berisi tentang memberikan informasi yang penting dan yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Penulis ingin menganalisis program Perjalanan 3 Wanita pra ,
pelaksanaan, pasca, sampai evaluasi produksi tersebut. Melalui wawancara dan
observasi serta melakukan kegiatan, diketahui bahwa dalam pelaksanaan produksi
program perjalana 3 wanita dengan pencarian ide atau tema yang ditayangkan
setelah melakukan meeting secara bersama-sama.
Dalam pelaksanaan produksinya mengadakan shooting ke tempat yang
telah ditentukan, setelah shooting selesai tim Perjalanan 3 Wanita mempreview
hasil shooting untuk membuat skrip acaranya lalu diadakan pengeditan kasar
menjadi halus yaitu dengan menampilkan suara dari Voice Over.
Kemudian evaluasi produksi program Perjalanan 3 Wanita diaadakan setiap kali pertemuan oleh para team produksi program Perjalanan 3 Wanita yang
dipimpin oleh Arief Nugroho (Producer) program Perjalanan 3 Wanita. Suksesnya acara Perjalanan 3 Wanita adanya melihat rating and share. Karena
adanya rating and share, maka program Perjalanan 3 Wanita akan semakin sukses.
41
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sastra 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakkan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 16 September 2008
Vina Monika
42
KATA PENGANTAR
Bismillahirrrahmanirrahim,,,
Segala puji bagi Allah SWT Sang Pemilik Kekuasaan, Tuhan semesta
alam, Pencipta ada sekaligus ketiadaan, siang dan malam, terang dan gelap,
kebaikan dan keburukan, tangis dan tawa. Sang Pemberi kehidupan dan kematian
yang tak akan mati. Dengan segenap kerendahan hati, sangat penulis sadari bahwa
hanya dengan limpahan kebaikan dan kemurahan-Nya-lah skripsi ini dapat
diselesaikan.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sang revolusioner dan
Mujahid sejati, pembawa kedamaian. Semoga kebaikan, rasa cinta kasih dan
hakikat kehidupan yang disampaikan beliau akan terus memberi kesegaran pada
kehidupan manusia dan bagi bangsa Indonesia yang kini sering diliputi kekerasan.
Terselesainya skripsi ini dapat tercapai oleh penulis karena mendapat
banyak bantuan dan dukungan, baik berupa moril maupun materil, sehingga
kiranya patut penulis sampaikan ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Murodi, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah, Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Pembantu
Dekan bidang Akademik, Drs. M. Mahmud Jalal, M.A, selaku
Pembantu Dekan bidang Administrasi Umum, Drs. Study Rizal LK,
M.A, selaku Pembantu Dekan III bidang Kemahasiswaan.
2. Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A, selaku pembimbing yang telah
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
43
3. Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum, dan Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A,
selaku Kordinator dan Sekretaris Program Non Reguler Fakultas
Dakwah dan Komunikasi.
4. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis. Serta staf yang telah membantu
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi serta Perpustakaan Trans Tv yang
memberikan kemudahan dalam mendorong terselesaikannya skripsi
ini.
6. Teman-teman di stasiun Trans Tv pada produksi program Perjalanan
Tiga Wanita: Herny Mulyani (Exe.produser) Arief
Nugroho(Produser),Iwan Y.
Setyanto(P.A),Jagatnata(P.A),IsnaSetyanora(creative),AdeRachmayant
i(creative),Fista Dina Agusti(creative) dan Angga Soraya (UPM)serta
teman-teman lainya .terima kasih yang telah membantu penulis selama
riset di produksi Perjalanan 3 Wanita.
7. Papa dan Mama yang telah memberikan kasih sayang dan ketulusan
serta kesempatan penulis untuk mengembangkan diri, terima kasih atas
pendidikan dari kecil hingga dewasa, tersusunnya skripsi ini berkat
Do’a Papa dan Mama terima kasih buat semuanya.
44
8. Saudara-saudara kandung yang memberikan dukungan dalam segala
hal, kak Vinci, Vily, dan Vidia. Serta tak lupa Vikry (almarhum). Yang
telah mendorong untuk menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.
9. Teman seperjuangan Rahmi dan Nurma, berkat motivasi kalian,
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku FCD (Rany, Dede, Resa, dan Silmy) dan MCD
(Jordan, Furkon, Mico, dan Firman) terima kasih dukungannya.
11. Teman-teman angkatan 2000 sampai 2004 Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, terima kasih atas dukungan dan bantuannya sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
12. Terima Kasih Agustin, Rahmi, Helmi, Rio Okto, Ranum, Imam,
Bagus, Rico, Unay. Yang telah mendukung penulis membuat skripsi
ini.
13. Teman-teman semua yang ada di dunia yang telah memberikan
motivasi dan menyadarkan dari kesenangan sesaat di dunia.
14. Dan semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian skripsi ini,
baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Dan sebagai akhir kata dari penulis, semoga segala bantuan, motivasi yang
telah diberikan kepada penulis, semoga mendapatkan balasan dan ridho Allah
SWT. Amin.
Jakarta, 19 September 2008
Penulis
45
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
G. Latar Belakang Masalah................................................... 1
H. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................... 7
I. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 8
J. Tinjauan Pustaka.............................................................. 8
K. Metodologi Penelitian ..................................................... 9
L. Sistematika Penulisan....................................................... 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS ANALISIS PROGRAM
C. Produksi........................................................................... 13
1. Pra Produksi ........................................................ 13
2. Produksi ............................................................... 14
3. Pasca Produksi ..................................................... 17
D. Program Acara Televisi.................................................... 18
1. Pengertian Televisi ............................................... 18
2. Pengertian Program .............................................. 25
3. Format Program Acara Televisi ............................ 29
46
BAB III GAMBARAN UMUM TRANS TV
E. Sejarah Berdirinya TRANS TV........................................ 36
F. Visi, Misi dan tujuan TRANS TV .................................... 44
G. Struktur Organisasi TRANS TV....................................... 45
H. Profil Program Acara Perjalanan 3 Wanita ....................... 46
BAB IV ANALISIS PROGRAM PERJALANAN 3 WANITA
E. Pra Produksi..................................................................... 49
F. Pelaksanaan Produksi....................................................... 49
G. Pasca Produksi ................................................................. 58
H. Evaluasi Produksi............................................................. 59
BAB V PENUTUP
C. Kesimpulan...................................................................... 61
D. Saran-saran ...................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………….65
47
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Deskripsi Program Perjalanan 3 Wanita
Tabel 2 Kegiatan Produksi Perjalanan 3 Wanita
Tabel 3 Kegiatan Pasca Perjalanan 3 Wanita
48
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Televisi merupakan media massa yang sangat popular di tengah
masyarakat. Hampir di setiap tempat-tempat umum, kantor, rumah, bahkan di
kamar. Oleh karena itu, setiap berita yang disampaikan melalui media televisi
akan sangat mudah sampai ke tengah kalangan masyarakat. Demikian pula, jika
yang disampaikan melalui televisi adalah pesan-pesan tabligh, maka ia akan
dengan cepat tersosialisasikan.
Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini ada sekitar 20-23 juta rumah
tangga yang memiliki pesawat TV. Tidak kurang dari 18 jam sehari berbagai
acara dan informasi dijejalkan kepada para permisa diseluruh tanah air. Itu berarti
hanya ada enam jam sehari waktu yang lowong. Itu pun ketika jam tayang relatif
sama. Ketika sudah mulai banyak stasiun televisi yang non-stop, berarti waktu
kosong melihat televisi semakin mengecil. 1
Akhir-akhir ini media televisi mempunyai kedudukan yang vital dan
banyak diminati masyarakat, bukan hanya di negara kita saja, tetapi di negara-
negara maju, termasuk Amerika Serikat didalamnya2. Jalaludin Rahmat
mengatakan bahwa televisi sudah menjadi agama masyarakat industri, artinya
masyarakat sekarang sudah belajar hidup dari televisi. Negara Amerika pernah
1 Aep Kusnawan, M.Ag, Dindin Solahudin, M.A., Enjang As., M.Si., Moch. Fakhruroji,
M.Ag.Komunikasi&Penyiaran Islam, (Bandung:Tesis Oktober, 2004) cet ke 1 h.73
2 Jalaludin Rahmat, Islam Aktual,(Bandung: Mizan, 1992), cet. Ket-4
49
menganggap bahwa televisi sebagai “The Second God” (Tuhan Kedua) tetapi
sekarang televisi bukan tidak mungkin sudah menjadi “The First God” (Tuhan
Pertama). Kalau masyarakat lihat dari peran televisi sebagai kotak ajaib, yang bisa
membuat seseorang betah dihadapan pesawat televisi sampai berjam-jam.
Munculnya siaran televisi kormesial swasta semakin menyemarakan dunia
pertelevisian saat ini dan termasuk di dalamnya adalah produk siaran luar negeri.
Dimulai pada tahun 1989 dengan munculnya stasiun-stasiun swasta baru yaitu
seperti: RCTI, TPI, SCTV, INDOSIAR, AN TEVE, TRANS TV, TRANS 7, TV
ONE, METRO TV, dan GLOBAL TV. Kesemuanya sekarang semakin popular
di mata masyarakat kita. Di tengah perkembangan yang pesat televisi swasta saat
ini, televisi telah menawarkan berbagai macam acaranya diformat sedemikian
rupa, tentunya disesuaikan dengan visi dan misi dari televisi itu sendiri. Diantara
keanekaragaman acara televisi, ada yang bersifat infotainment, seperti program
acara agama, siaran berita dan sebagainya. Serta ada pula televisi yang bersifat
entertaiment seperti musik, film, kuis, dan sebagainya. Marwah Daud Ibrahim
mensinyalir adanya potensi perubahan sosial yang cukup mendasar, dalam skala
makro yang diharapkan bisa terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari kemjuan
teknologi komunikasi.3 Nana Rukmana melanjutkan bahwa, pengaruh negatife
secara langsung dapat dirasakan dari proses globalisasi ini yakni terjadinya
transformasi budaya yang dapat menimbulkan erosi serta populasi budaya yang
3 Marwah Daud Ibrahim, Teknologi Emansipasi dan Tradensi¸ (Bandung: Mizan 1995),
cet.ke-2,h56
50
dapat menimbulkan erosi serta polusi budaya maupun agama konteks “Iman”.
Transformasi budaya ini merembes lewat saluran televisi, parabola, dan internet.4
Dengan semakin banyaknya stasiun-stasiun televisi dan semakin
banyaknya saluran-saluran yang menyajikan lebih banyak program,
memungkinkan semua orang yang memiliki sesuatu yang menarik untuk
diucapkan bisa tampil di program televisi. Akan tetapi ribuan pebisnis, pemimpin-
pemimpin kelompok penekan KADIN, dan pengumpul dana berasumsi bahwa
televisi adalah untuk para ahli, dimana mereka sendiri akan dapat berbuat yang
lebih baik jika membuat tulisan di media cetak lokal.
Televisi adalah suatu media komunikasi yang selalu mencari bahan
hiburan. Hampir semua orang dapat memanfaatkan informasi yang disajikan
secara massal oleh televisi. Bagi pebisnis, televisi dapat menjadi alat penghubung
dengan masyarakat konsumennya dan bisa juga menjadi penyebab kehancuran
bisnisnya tergantung bagaimana perlakuanya. Direktur dari suatu perusahaan yang
sama, yang memanfaatkan media publikasi lain yang memiliki wiraniaga yang
handal, akan terhindar dari terror atas kesempatan menguntungkan untuk para
pelanggan melalui media yang dapat dipercaya.5
Televisi proaktif akan mendatangi anda, karena mereka membutuhkan
seorang ahli lebih disukai yang berpenampilan yang menarik untuk berbicara
tentang masalah-masalah dibidang keahlian anda. Atau anda akan ditawarkan
untuk menjadi seorang pahlawan atau “penjahat” dalam suatu berita negatif.
4 Nana Rukmana DW,Tuntunan Praktis Sistematika Dakwah Menuju Kehidupan Islami,
(Jakarata: Puspa Swara,1996) cet.ke-2 h.4
5 Michael Bland, Alison Theaker, David Wragg, Hubungan Media yang Efektif, (Jakarta:
Erlangga 2001), cet.ke1,h.87
51
Terkadang, kita menyaksikan bahwa semua reputasi baik individu dan perusahaan
yang hancur sebelum mereka sempat menyadari bahwa wawancara yang
dilakukan adalah “wawancara penyelidikan”, dan masyarakat bisa melihat bahwa
orang-orang yang lain bisa terselamatkan dari hal ini karena mereka andal dalam
menangani suatu wawancara.
Dalam membuat program tentang suatu kantor pembangunan gedung,
misalnya para juru kamera tidak perlu terburu-buru mendatangi halaman kantor
pembangun untuk memfilmkan tumpukan batu-batu dan kayu-kayu, kemudian
mewawancarai mereka agar mereka menjelaskan jumlah keuntungangnya dengan
bangga. Akan tetapi, lain ceritanya bila di salah satu lokasi pembangunannya
mereka menjelaskan jumlah keuntungan dengan bangga. Langkah selanjutkan
adalah memilih dengan tepat, dan melakukan pendekatan kepada program yang
tepat untuk berita yang dibuat. Walaupun demikian, hal tersebut tetap akan
menjadi suatu proses acak yang menyenangkan.
Televisi adalah paduan radio (Broadcast) dan film (moving picture).
Penonton di rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi. Kalau tidak unsur-
unsur radio (dapat didengar). Dan tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar
yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada gambar.6 Televisi terdiri
dari istilah Tele yang berarti jauh dan Visi (vision) yang berarti penglihatan. Segi
6 Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptip Analisis TPI.
(Yogyakarta: Tesis, 1998, h. 3
52
jauhnya didasarkan oleh prinsip-prinsip radio dan segi penglihatanya oleh
gambar.7
Televisi menberikan filter bagi setiap tindakan manusia untuk berbuat
sesuai aturan agama serta hukum tertulis dan berlaku secara universal. Munculnya
televisi swasta sangat memeriahkan acara keagamaan (Islam) dan menjadi
tontonan yang menarik bagi permisa. Dari semua stasiun yang baik stasiun
pemerintah maupun swasta. TRANS TV lah yang mempelopori format
keagamaan (Islam) di televisi, dengan perjalanan-perjalanan Islam yang ada di
Indonesia. Ternyata acara keagaamaan tersebut mendapat sambutan yang positf
dan sekaligus mempunyai daya tarik sendiri bagi pemirsa dirumah. Faktor yang
penting menjadi keberhasilan program acara Perjalanan 3 Wanita adalah dapat
melihat berbagai sejarah Islam di Indonesia, sehingga penonton dapat melihat
perkembangan Islam yang sangat meluas. Bukan tidak mungkin bila paket
keagamaan di kemas sebaik mungkin tanpa meninggalkan inti dari agama itu
sendiri. Sehingga paket keagamaan ini mempunyai tempat tersendiri dihadapan
setelah menonton tayangan agama Islam.
Adalah suatu kewajaran bagi pihak televisi terus berusaha semaksimal
mungkin dalam mengemas paket keagamaan itu menjadi tontonan yang baik dan
menarik. Bukan hanya menarik dari segi acara tetapi juga bisa bermanfaat dan
menyentuh rohani pemirsa di rumah.
Namun hendaklah dakwah melalui media komunikasi massa haruslah tetap
berada dalam system komunikasi massa Islam. Yaitu menggunakan Al-Qur’an
7 Onong. U. Effendi, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung: Penerbit Alumni 1981), h.
170
53
dan Hadits Nabi sebagai landasan teori dan filosofinya. Dengan sendirinya
komunikasi Islam terikat pesan khusus, yakni dakwah karena Al-Qur’an adalah
petunjuk bagi seisi alam dan juga merupakan peringatan, warning dan reward
bagi manusia yang beriman dan berbuat baik. Sehingga hasil dari tujuan dakwah
yang dicapai tidak keluar dari konteks agama Islam.8
Menurut Rusjdi Hamka Rafiq, system komunikasi massa Islam yaitu:
menyebarkan (menyampaikan) informasi kepada pendengar, pemirsa, atau
pembaca tentang perintah dan larangan Allah SWT.9
Dakwah melalui media massa apapun perlu persiapan dan perencanaan
yang matang, karena dakwah merupakan suatu upaya merekonstruksi masyarakat
menuju masyarakat Islami. Munculnya media televisi sebagai wujud dari
kemajuan teknologi menyadarkan kaum muslimin tentang betapa pentingnya
peranan televisi dalam usaha dakwah. Maka dalam menyusun materi dakwah
yang menyangkut seluruh aspek kedgiatan dakwah. Hal ini sangat penting
dilaksanakan, mengingat “Televisi merupakan rangkaian gambar elektronik dan
dipancarkan secara tepat, berurutan, dan diiringi unsur radio”.10 Oleh karena itu
program acara dakwah melalui televisi perlu disusun dalm suatu format sajian
dengan video yang ditunjang unsur audio. Terlebih bahwa kunci sukses dari setiap
program televisi sebagian berdasarkan perencanaan yang matang.
8 Abdul Muis, komunikasi Islam, (Bandung: Rosda Karya, 2001) Cet. Ke-1, h.66
9 Rusjdi Hamka Rafiq, Islam dan Era Informasi, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1989), Cet.
Ke-1, h.5
10
P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, (Jakarta: PT
Grasindo, 19930. Cet. Ke-1, h.1
54
Program acara Perjalanan 3 Wanita merupakan suatu bentuk acara dakwah
Islamiyah atau yang disebut sebagai salah satu program keagamaan yang
ditayangankan melalui stasiun TRANS TV. Acara ini ditayangkan setiap hari
Selasa dan Rabu pukul 06.30-07.00 WIB. Dalam siarannya, program acara ini
senantiasa menampilkan berbagai tempat sejarah perkembangan Islam. Dan sudah
satu tahun Perjalanan 3 Wanita berjalan, dan respon masyarakat sangat antusias
dalam menonton acara yang penuh dengan tempat-tempat sejarah Islam. Acara ini
juga memberikan kesan yang berbeda, karena adanya tiga presenter wanita yang
bernama; Rima, Salma, dan Vidia. Menunjukan bahwa program acara Perjalanan
3 Wanita terselenggara berkat adanya persiapan perencanaan yang sangat matang.
Melihat latar belakang masalah diatas , maka penulis tertarik dengan judul
skripsi “Analisis Program Perjalanan 3 Wanita di TRANS TV”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah:
Agar skripsi ini lebih terarah maka penulis membatasi masalah,
yang akan dibahas yakni pada Program Perjalanan 3 Wanita yakni pada
bulan Juli 2008.
2. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pra Produksi Program Perjalanan 3 Wanita?
2. Bagaimana Pelaksanaan Produksi Program Perjalanan 3 Wanita?
3. Bagaimana Pasca Produksi Program Perjalanan 3 Wanita?
4. Bagaimana Evaluasi Produksi Program Perjalanan 3 Wanita?
55
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pra Produksi Perjalanan 3 Wanita.
2. Untuk mengetahui Pelaksanaan Program Perjalanan 3 Wanita.
3. Untuk mengetahui Pasca Produksi Perjalanan 3 Wanita
4. Untuk mengetahui Evaluasi Program Perjalanan 3 Wanita.
Manfaat Penelitian :
1. Kegunaan Akademis
Sebagai tambahan referensi dan menambah jumlah studi mengenai
penggunaan media massa (televisi) untuk kepentingan Dakwah Islam
itu sendiri.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan baru untuk menambah
wawasan berbagai kalangan seperti; teoritis, praktis dan atau aktivis
dakwah Islam pada umunya serta para pengelola stasiun televisi
khususnya yang menjadikan televisi sebagai sarana dakwah.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan kajian
pustaka di perpustakaan yang terdapat di Fakultas Dakwah maupun di
perpustakaan utama UIN. Menurut pengamatan penulis dari hasil observasi yang
dilakukan penulis sampai saat ini hanya menemukan adanya judul penulis dengan
judul sebelumnya yaitu analisis deskriptif tayangan Manajemen Qalbu di Stasiun
Trans TV, kemudian analisis unsur dakwah tayangan sentuhan qalbu dalam
56
episode narkoba dan clubbing stasiun Trans TV yang dilakukan oleh Diana
(101051022595) jurusan komunikasi dan penyiaran Islam, sedangkan yang saya
menganalisis adalah analisis Perjalanan 3 Wanita di Stasiun Trans TV.
Dikarenakan belum adanya menganalisa tentang Perjalanan 3 Wanita
maka penulis tertarik untuk meneliti judul tersebut dikarenakan bahwa di
Indonesia ini banyak sekali sejarah peradaban Islam dan banyak hal-hal unik yang
terjadi di Perjalanan 3 Wanita.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif yaitu pendekatan secara wawancara. Adapun metode
deskripsi, yaitu menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan dianggap
akurat serta menuangkannya dalam konteks penulisan skripsi ini.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pelaksanaan pada tanggal 7 Juli sampai 7 Agustus 2008. Tempat
peneliti adalah di stasiun Trans TV, bagian produksi program acara
Perjalanan 3 Wanita.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Stasiun Trans TV, sedangkan Objek penelitian
adalah program Perjalanan 3 Wanita. Sumber data adalah semua yang
terlibat dalam memberikan informasi tentang objek penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
57
a. Wawancara
Wawancara merupakan suatu alat pengumpulan informasi yang
langsung tentang beberapa jenis data. Penulis menggunakan teknik
wawancara yang dilakukan dengan Bapak Arief Nugroho sebagai
Produser pelaksana program acara Perjalanan 3 Wanita, serta kru
produksi, kru teknis, dan kru production support yang mendukung
proses produksi acara Perjalanan 3 Wanita.
b. Observasi
Observasi adalah berupa kegiatan mengenai yang berhubungan
pengawasa, peninjauan, penyelidikan, dan riset. Teknik yang
peneliti gunakan dalam observasi ini adalah yang sifatnya
langsung. Langsung adalah mengikuti shooting acaranya, tetapi
sifatnya tidak secara langsung. Tidak secara langsung adalah
pengamatan di televisi. Observasi dilakukan langsung oleh penulis
untuk mendapatkan data mengenai program acara Perjalanan 3
Wanita yang meliputi: materi, format, host, dan lain sebagainya
yang berkaitan seputar program acara Perjalanan 3 Wanita.
5. Teknik Analisis Data
Dari data-data yang dikumpulkan, kemudian analisis, dan hasil analsis
kemudian hal-hal yang terasa kurang pas, peneliti kritisi. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif analisis adalah pelaporan data dengan
menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta
58
menginterprestasikan data yang terkumpul apa adanya, lalu kemudian di
simpulkan.
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini sistematis, untuk itu penulis
membaginya menjadi lima Bab, yaitu tiap-tiap bab terdiri dari berbagai sub-sub
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN memuat tentang: latar belakang masalah,
batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
kajian pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI PROGRAM TELEVISI berisi tentang:
tinjauan produksi yang terdiri dari pengertian pra produksi,
produksi, dan pasca produksi. Kemudian program acara televisi
yang terdiri dari pengertian televisi, pengertian program, dan
format program televisi.
BAB III GAMBARAN UMUM TRANS TV DAN PROFIL PROGRAM
PERJALANAN 3 WANITA memuat tentang: latar belakang
berdirinya, visi misi, dan tujuan TRANS TV, struktur organisasi
TRANS TV, serta profil program perjalanan 3 wanita
BAB IV ANALISIS PROGRAM PERJALANAN 3 WANITA pada bab
ini memuat tentang pra produksi program, pelaksanaan produksi
program, pasca produksi program, evaluasi program.
59
BAB V PENUTUP terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran yang
merupakan jawaban terhadap semua bab-bab tersebut. Skripsi ini
juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
60
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Produksi
Tahap pelaksanaan produksi suatu produksi program televisi yang melibatkan
banyak peralatan, orang dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan
suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas
dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap
sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim
disebut standart operation procedure (SOP), seperti berikut:
1. Pra-produksi (ide, perencanaan, dan persiapan).
2. Produksi (pelaksanaan).
3. Pasca produksi (penyelesaian dan penayangan).11
1. Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan)
Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci
dan baik, sebagaian pekerjaan dan produksi yang di rencanakan sudah beres.
Tahap pra produksi meliputi tiga bagian seperti berikut:
a. Penemuan Ide
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau
gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta
11
Sutisno P.C.S, Pedoman Praktis Penulisan: Skenario Televisi dan Radio, (Jakarta: PT
Grasindo: 1993). Cet ke-1, h. 44 - 46
61
penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskahsesudah
riset.
b. Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),
penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain
estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan
bagian dari perencanaan yang perlu dibuat dan secara hati-hati dan
teliti.
c. Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan dan surat
menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan
melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling
baik di selesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule)
yang sudah ditetapkan.
Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan
oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu. Orang yang
begitu percaya pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal-
hal yang sifatnya pemikiran diatas kertas. Dalam produksi program
televisi, hal itu dapat berakibat kegagalan.12
2. Produksi
Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaa
produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba
12
Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1 h. 20
62
mewujudkan apa yang di rencanakan dalam kertas dan tulisan (shooting scripti)
menjadi gambar susunan gambar yang dapat bercerita.
Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shot yang
akan diambil didalam adengan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan suatu
daftar shot dan time code pada akhir pengambilan adegan. Kode waktu (time
code) adalah nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan
terekam dalam gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam proses
editing.
Biasanya hasil shooting dikontrol setiap malam di akhir shooting hari itu
untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik. Apabila tidak
maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya. Semua adegan didalam
naskah selesai diambil, maka hasil gambar asli (original material or row footage)
dibuat catatannya (loging) untuk kemudian masuk dalam proses post production
yaitu editing.13
3. Pasca Produksi
Pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu editing off line, editing
on line, and mixing.
a. Editing Off Line
13
Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1 h. 20
63
Setelah shooting selesai, script boy or girl membuat logging, yaitu
mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar.
Di dalam logging time code (nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar)
dan hasil pengambilan setiap shot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu
sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing off line (dengan copy
video VHS supaya lebih murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam synopsis
dan treatment. Sesudah hasil editing off line dirasa pas dan memuaskan barulah
editing script. Naskah editing ini sudah di lengkapi dengan uraian untuk narasi
dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Didalam naskah
editing, gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untuk memudahkan
pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing diserahkan
kepada editor untuk dibuat edting on line. Kaset VHS hasil editing off line
dipergunakan sebagai pedoman oleh editor.
b. Editing On Line
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli.
Sambungan-sambungan setiap shot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan
catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan
dengan level yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut
denga mixing14
c. Mixing
14 Ibid, h. 22-24
64
Narasi yang sudah direkam dan juga ilustrasi musik yang juga sudah
direkam. Dimasukkan kedalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk
atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound
effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh
dikatakan bagaian yang penting dalam post production sudah selesai. Secara
menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai biasanya
diadakan preview. Dalam preview tak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila
semua sudah siap maka program ini siap juga untuk ditayangkan.
Penayangan program di stasiun televisi di batasi oleh frame waktu. Oleh
karena itu, dalam screeting hal ini juga perlu diperhatikan. Apabila program
ternyata melebihi frame waktu yang disediakan, harus dipotong di tempat yang
tidak mengganggu kontinuitas program.15
C. Evaluasi Program Televisi
Evaluasi disini mempunyai dua maksud. Maksud yang pertama ialah
evaluasi program yang bertujuan untuk menilai seberapa jauh program–program
ini bisa dianggap baik menurut sasaran. Maksud yang kedua ialah evaluasi
instruksional. Disini tidak dibicarakan mengenai kemampuan dan kelemahan
15
Ibid, h. 22-24
65
program, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan audiens dalam memahami
isi program instruksional yang diselenggarakan.16
Mengenai penelitian terhadap terhadap respons dari khalayak, maka
pokok-pokok yang dinilai (evaluasikan) adalah:
1. Bagaimana sifat respons itu: Lunak, menyenangkan atau berupa kritik.
2. Apakah respons tersebut menguntungkan atau tidak, disampaikan
secara resmi atau tidak
3. Apakah respons itu menunjukan bahwa publik atau khalayak menaruh
perhatian atas masalah yang dikekemukan dalam pesan.
4. Apakah respons memberi kesimpulan bahwa pesan dipahamin oleh
komunikan.
Adapun evaluasi mengenai berhasil tidaknya suatu pesan yang telah
dilancarakan oleh suatu organisasi instansi adalah dengan mengadakan Reader
interest Study and Readybility Test: Kemungkinan lain untuk mengukur efektifitas
suatu pesan adalah dengan radio and televisi Audience Research serta Programe
Analysis Test.17
Mengenai ukuran efektifitas terhadap khalayak atau publik perlu diketahui
seberapa luas atau jumlah pengikut atau pendukung idea sebelum dan sesudah
16
Pawit M Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 1990), cet. Ke -1, h. 121 17
Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: PT Rindang
Mukti, 1997). Cet. Ke-2, h. 157.
66
pesan yang disebarkan, apakah yang disukai dan apa yang tidak disukai dari pesan
terakhir yang akan diukur efektifitasnya dan bagaimana proporsi perbandingan
antara apa yang disukai dan apa yang tidak disukai dari pesan.18
B. Program Acara Televisi
1. Pengertian Televisi
Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti “jarak” dalam bahasa
Yunani dan kata visi yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa Latin. Jadi,
kata televisi berarti suatu system penyajian gambar berikut suaranya dari suatu
tempat yang berjarak jauh.19
Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture).
Televisi memiliki karakteristik yang sempurna yaitu gabungan antara audiovisual
menjadi satu kesatuan yang menjadi daya tarik tersendiri, warna, suara,
pencahayaan, acara demi acara berkesinambungan, siaran langsung, interkaktif
dengan penonton, juga program acara yang beragam, bahkan sepanjang hari dan
malam (24 jam non stop). 20
Proses penyajian gambar dan suara tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, gambar dan suara (objek) direkam melalui kamera dan mikrofon.
Selanjutnya, ditransformasikan ke dalam getaran elektromagnetis (Jenis getaran
audio dan video). Setelah diperkuat kemudian dimodulasikan menjadi gelombang
18
Ibid. h. 156. 19
Sutisno P.C.S, Pedoman Praktis Penulisan: Skenario Televisi dan Radio, (Jakarta: PT
Grasindo: 1993). Cet ke-1, h. 1
20
Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Tesis Magister Agama, (Jakarta:
Perpustakaan Utama UIN Syahid, 1993), h. 3
67
radio dengan frekuensi tinggi yang disebut Very High Frequency (VHF) dan Ultra
High Frequency (UHF) dan dipancarkan ke udara melalui stasiun pemancar atau
transimisi. Setelah masuk ke dalam pesawat penerima, gelombang UHF atau VHF
itu ditransformasikan kembali menjadi bentuk bayangan gelap dan terang berupa
garis-garis. Bentuk inilah yang tampak sebagai gambar diiringi suara di layar
televisi.
Untuk penyiarannya atau transmisi dipergunakan saluran atau channel
yang berbeda untuk setiap negara. Penyiaran sinyal suara atau FM System,
sedangkan untuk sinyal visual digunakan sistem modulasi amplitude Amplitude
Modulation atau AM system.
Setiap media komunikasi pasti memiliki karakteristik tertentu. Tidak ada
satu media pun yang dapat dipergunakan untuk memenuhi segala tujuan
komunikasi. Beberapa karakteristik media televisi adalah sebagai berikut:
1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang
penglihatan dan pendengaran manusia.
2. Dapat menghadirkan objek yang amat kecil atau besar, berbahaya, atau
yang langka.
3. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton.
4. Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu.
5. Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan
baik.
6. Dapat mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain, seperti
film, foto, dan gambar dengan baik.
68
7. Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak
menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.
8. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan.
9. Membangkitkan perasaan intim atau media personal.
Selain kelebihan tersebut, media televisi juga mengadung kelemahan,
yaitu sebagai berikut:
1. Merupakan media satu arah, hanya mampu menyampaikan pesan,
namun tidak bisa menerima umpan balik secara cepat.
2. Layar pesawat penerima yang sempit tidak memberikan keleluasaan
penonton
3. Bingkai cahaya (flash) dan rangsang kedip cahaya (flicker) dapat
merusak atau mengganggu penglihatan penonton.
4. Kualitas gambar yang dipancarkan lebih rendah dibandingkan dengan
visual yang diproyeksikan (film layer lebar).21
Televisi swasta telah menjelma sebagai industri sebagai industri dengan
beberapa karakteristik:
1. Memperlakukan tayangan sebagai komoditif
2. Mengandalkan iklan sebagai sumber pemasukan dana terbesar
3. Kompetisi sesama stasiun televisi untuk menyajikan yang terbaik bagi
pemirsa dengan harapan meningkatkan volume iklan
21
Sutisno P.C.S, Pedoman Praktis Penulisan: Skenario Televisi dan Radio, (Jakarta: PT
Grasindo: 1993). Cet ke-1, h. 3.
69
4. Mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi dalam sektor lain, yang
mendukung operasi lain
5. Berkembangnya televisi sebagai stasiun distribusi informasi tanpa
harus memperbaiki materi tayangan
6. Mengorientasikan tayangan pada kepentingan dan minat masyarakat
yang dikaji berdasarkan penelitian kebutuhan khalayak sasaran
sekalipun tidak menutup kemungkinan ditayangankannya kepentingan
pihak sensor
7. Televisi berperan dominan sebagai lembaga komersial yang
mendukung ide pokok kapitalisme, yakni produksi dan reproduksi. Hal
ini nampak pada kecenderungan media televisi swasta untuk menerima
transaksi barang-barang dan sekaligus iklannya
Jaringan kerja televisi memiliki aset internasional dalam hubungan dengan
penyebarluasan budaya massa.22
Dalam setengah abad terakhir ini, televisi telah mengubah cara hidup kita.
Televisi telah mengubah cara kita mengirim berita dan mengubah proses
pembentukan kesan kita. Televisi mempengaruhi sifat dasar pendidikan dan
mengurangi seni percakapan lansung.23
Televisi adalah suatu media komunikasi yang selalu mencari bahan
hiburan. Hampir semua orang dapat memanfaatkan informasi yang disajikan
22
Arini Hidayat, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,1998) cet ke-1. h. 75-76
23
Michael Bland, Alison theaker, David wragg, Hubungan Media yang Efektif, (Jakarta:
Erlangga, 2001). Cet ke-2, h. 87
70
secara massal oleh televisi. Televisi dapat menjadi alat penghubung dengan
masyarakat konsumennya dan bisa juga menjadi penyebab kehancuran bisnisnya
tergantung bagaimana perlakuannya.24
Penyiaran televisi ke rumah pertama dilakukan pada tahun 1928 secara
terbatas ke rumah tiga orang eksekutif General Electric, menggunakan alat yang
sangat sederhana. Sedangkan penyiaran Islam elektrik pertama kali dilakukan
pada tahun 1936 oleh British Broadcasting Corporation, sedangkan di Jerman
penyiaran TV pertama kali terjadi pada tanggal 11 Mei tahun 1939. Stasiun
televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai penghargaan terhadap Paul
Nipko, ilmuan terkenal Jerman dan salah seorang penemu alat televisi.25
Dalam suatu siaran televisi terlibat sejumlah unsur. Masing-masing unsur
tersebut, tidak hanya memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, tetapi
juga berada dalam suatu sistem kerja yang terkoordinasi, yang semuanya
berangkat untuk menyajikan acara penyiaran sebaik mungkin untuk para
permisanya, sebagai berikut:
1. Proses Penyajian Acara
Dalam sebuah penyajian acara, seorang mubaligh televisi akan
berhubungan erat dengan berbagai pihak yang terlibat dalam proses penyajian
suatu acara siaran televisi, diantaranya Produser, Pengarah Acara (Programme
Director), Asisten Pengarah Acara (Assistant of Programme Director), Sekretaris
Pengarah Acara (Secretary of Programme Director), Pengarah Teknik (Technical
24
Ibid, h. 88
25
Muhammad Mufid, Komunikasi & Regulasi Penyiaran,(Jakarta: Kecana Prenada
Media Group, 2007). Cet. Ke- 2, h. 29
71
Director), Pemandu Gambar (Vision Mixer / Switcher), Pengarah Studio (Floor
Director), Pengawas Cahaya (Light Supervisor), Pengawas Suara (Sound
Supervisor), Juru Telesine (Telecine Operator), Juru Audio (Audio Engineer),
Juru Piringan Hitam (Record Operator), Perancang (Disigner), Juru Gantar
(Boom Operator), Juru Doli (Dollyman), Juru Piranti (Profertyman), Pramurias
(Make-upgirl), Pramubusana (wardrobegirl).
Dalam menstransmisikan acara, terlibat beberapa pihak, antara lain,
Manajer Produksi (Production Manager), Pengarah pentas (Staging Director),
Pengarah Musik (Musical Director), Penulis Naskah (Scriptwriter), Penata
Sendratari (Choreographer), Kepala Teknik (Chief engineer), Pegawas Studio
(Studio Supervisor), Pengawas Pemancar (Transmitters), Juru Pelihara Prasarana
(Building maintenance Employe), dan lain-lain.
2. Penulisan Naskah Acara
Sedangkan bagi penulis naskah acara, ada unsur-unsur yang perlu
mendapat perhatian dalam penyusunan naskahnya, yaitu keberadaan kamera,
mikrofon, lampu penyinaran, piranti pertunjukkan, film televisi, grafik,
perekeman, penetuan penampilan, rias wajah dan rias rambut, serta busana.26
Televisi juga merupakan sebuah entitas budaya karena berperan dalam
mewujudkan majunya sebuah budaya, sekaligus bisa mempengaruhi kemunduran.
Film atau tontonan yang ditayangkan melalui televisi kadang sering digugat
karena tidak seluruhnya sesuai dengan budaya sebuah masyarakat. Dan dalam
26
Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Bandung: Benag Merah Press,
2004). Cet. Ke-1, h. 75-76
72
konteks inilah transformasi budaya melalui tayangan-tayangan televisi selalu
mendapatkan perhatian yang sangat besar. Televisi melalui tayangannya
diharapkan dapat memajukan budaya sebuah masyarakat.
Media televisi sebagai entitas politik, dipercaya memiliki kemampuan
yang kuat untuk mempengaruhi masyarakat dan membentuk opini publik. Jika
keberadaan izin dimanfaatkan secara optimal, maka televisi bisa menjadi sarana
untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan (decision making proses)
dalam sebuah masyarakat.
Televisi sangat efektif untuk kepentingan dakwah, karena kemampuannya
yang dapat menjangkau daerah yang cukup luas dengan melalui siaran gambar
sekaligus narasinya (suaranya). Dakwah melalui televisi dapat dilakukan dengan
baik, dalam bentuk ceramah, sandiwara, program, ataupun drama. Dengan melalui
televisi seorang pirsawan dapat dilakukan dengan baik, seakan-akan ia
berhadapan dan berkomunikasi langsung dihadapan da’i. Sangat menarik dakwah
melalui televisi. Kelebihan dakwah melalui media televisi dibandingkan media
lainnya adalah di samping menarik karena kemungkinan penyajianya yang
bervariasi, juga kemampuannya menjangkau daerah yang cukup luas.27
Televisi dalam konteks ini menjadi sarana bagi penjualan produk oleh
produsen yaitu dengan melakukan proses reproduksi melalui iklan yang
ditayangkan. Iklan merupakan sumber dan utama bagi televisi swasta untuk
memproduksi program-program yang mengisi air-timenya.
27
Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Teknologi Dakwah,(Surabaya: 1994). Cet. Ke-
1, h. 87- 89.
73
2. Pengertian Program
Menurut WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara,
sementara kamus Webster Internasional volume dua lebih merinci lagi, yakni:
program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk di tindaklanjutin
dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di
udara.
Secara teknis penyiaran televisi, program televisi (television
programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari
hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical
programming) setiap harinya.
Dalam media radio terdapat perbedaan arti kata yang jelas antara
“program” dan “programa”. Programa di dunia radio berarti acara, sementara
yang dimaksudkan dengan Program adalah susunan kesatuan acara dalam sehari.
Media televisi hanya mengistilahkan programming atau pemrograman.28
Di Indonesia, program siaran akan mengisi siarannya sepanjang rata-rata
18 sampai 24 jam setiap harinya. Sedangkan program siaran terdiri dari berbagai
macam produksi siaran pendukung program. Produksi ittu bisa dibuat sendiri oleh
stasiun televisi bersangkutan (in-house production) atau dibeli atau disewa dari
luar, seperti dari production house atau distributor film asing. Karena itu
programmer harus terlebih dahulu merencanakan pola siaran. Dari pola siaran ini
dapat diketahui dan ditentukan jenis-jenis programnya: program untuk anak-anak,
28
R.M Soenarto, Program Televisi dari Penyusunan sampai Pengaruh siaran, (Jakarta:
FFTV-IKJ, 2007). Cet ke- 1, h. 1
74
program untuk dewasa, program berita, program musik, program ilmu
pengetahuan, dan lain-lainya.
Dalam tayangan televisi nonkomersial macam itu, isi programnya banyak
mengetengahkan pendidikan informal, wawasan social budaya yang sangat
diperlukan masyarakat, kesehatan, ilmu pengetahuan, dan semua yang
berhubungan dengan peningkatan harkat hidup masyarakat.
Dari sarana penyiaran tersebut akan dapat diartikan kejelasan sasaran yang
akan dicapai atas program yang ditayangkan yaitu masyarakat terbatas (local) atau
masyarakat luas (nasional / internasional).
TVRI29
mempunyai jaringan yang luas dan dapat memenuhi pendekatan
penonton baik nasional, regional, maupun lokal. TVRI mempunyai stasiun
nasional yang isi program siarannya bermuatan nasional dan dapat diterima
masyarakat secara nasional, sedangkan TVRI stasiun daerah yang berkedudukan
di daerah lebih menekankan program-program local.
TVRI Yogyakarta pada tahun 1970-an pernah membuat program berjudul
mBangun Desa. Acara ini sangat popular di daerah Yogya dan Jawa Tengah.
Isinya menyangkut kepentingan kaum tani, koperasi serba usaha, dan pedagang
kelas menegah. Acara disampaikan dengan bahasa daerah Jawa bercampur bahasa
Indonesia. Kadang-kadang disampaikan dalam bentuk sinetron pendek (fragmen),
selain Talkshow.
29 TVRI: Televisi Replubik Indonesia
75
Beberapa waktu kemudian acara mBangun Desa diangkat untuk tayangan
TVRI Pusat di Jakarta, disiarkan secara nasional dengan mengganti judul acara
menjadi Siaran Pedesaan yang berbahasa Indonesia penuh.
Dengan demikian dapat siarikan bahwa acara siaran lokal atau daerah
dapat diangkat menjadi siaran nasional dengan mengubah formatnya untuk
kepentingan nasional.
Program televisi ialah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian
dengan unsur video yang ditunjang unsur radio yang secara teknis memenuhi
persyaratan lain siar serta telah memenuhi standar estetik dan artistic yang
berlaku.
Setiap program televisi punya sasaran yang jelas dan tujuan yang akan
dicapai. Ada lima parameter yang harus diperhitungkan dalam penyusunan
program siaran televisi, yaitu:
1. Landasan filosofi yang mendasari tujuan semua program.
2. Strategi penyusunan program sebagai pola umum tujuan program.
3. Sasaran Program.
4. Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program.
5. Karakter intitusi dan manajemen sumber program untuk mencapai
usaha yang optimum. 30
Pola strategi penyusunan program lebih menyangkut ke pola pencapaian
tujuan program secara umum. Suatu rancangan induk untuk mencapai tujuan
30
R.M Soenarto, Program Televisi dari Penyusunan sampai Pengaruh siaran, (Jakarta:
FFTV-IKJ, 2007). Cet ke- 1, h. 5
76
program perlu disusun. Berkaitan dengan keluaran dari siaran yang sifatnya
informasi maka strateginya adalah bagaiamana menyetuh sasaran program
sehingga tanpa disadari dapat mengarah ke pencapaian tujuan program yang telah
ditetapkan. Dalam hal ini ada tiga variabel yang perlu diperhatikan.31
1. Memotivasi dan merangsang kesadaran sasaran program.
2. Mengarahkan kesadaran tersebut ke arah garis pengembangan
keseluruhan.
3. Mengendalikan pengembangan untuk menyesuaikan dengan kondisi
objektif.
Karakteristik program dipolakan oleh sifat waktu, tempat, dan suasana.
Setiap program memiliki karakter waktunya sendiri yaitu penempatan atau
pengalokasian waktu siaran. Ada waktu prima, subprima,, dan frekuensi waktu
serta biaya waktu. Tempat sebuah program dalam siaran dapat dilihat dari segi,
yaitu dari sisi programatik dan sisi penonton atau sasaran program.Sisi pertama
berkaitan dengan kesesuaian alokasi program dalam jadwal siaran, sisi kedua
berhubungan dengan aspek geokultural sasaran program yang tersebar di seluruh
negri dengan tradisi yang berlainan.32
3. Format Program Acara Televisi
Isitilah format dapat diartikan dalam berbagai cara, diantaranya adalah
sebagai berikut:
31
P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan video ,( Jakarta: PT
Grasindo: 1993). Cet ke-1, h. 9-10.
32
Ibid h. 56-64
77
1. Berarti ukuran. Dalam hal ini berkaitan dengan ukuran pita video,
misalnya format inch dan ¾ inch.
2. Diartikan sebagai nama pita video, misalnya format Beta, VHS, dan
format U-matic.
3. Digunakan untuk menyebut kualifikasi pita kaset video itu sendiri,
misalnya format Low Band atau format High Band.33
Dalam bab ini akan dibahas adalah format dalam arti bentuk atau kerangka
sajian program televisi atau video.
Secara kategorial program televisi / video dapat dikelompokkan menjadi
empat jenis, yaitu informasi, kebudayaan, pendidikan , dan hiburan. Berdasarkan
kategori tersebut TVRI menyajikan beraneka macam program seperti program
siaran untuk pemuda, siaran pedesaan, ilmu pengetahuan, kesehatan, keluarga
berencana, kesenian, dan kerajinan rumah tangga, kebudayaan, keagamaan, dan
olahraga.
Program pendidikan ialah program yang mengandung nila kependidikan
atau educational program bukan instructional program, kecuali program
pelajaran bahasa asing (bahasa Inggris dan bahasa Arab).
Program siaran televisi kategori hiburan yang diupayakan oleh TVRI
misalnya musik, film, drama atau sinetron (sinema elektronik), dan film seri
berbeda dengan program komersial. Pada umumnya orang mengartikan program
komersial secara sempit yaitu sebagai acara iklan televisi. Sebenarnya ada
berbagai jenis program yang dapat diklasifikasikan sebagai program komersial,
33 Ibid, h. 56-64
78
yaitu segala macam program yang berkaitan dengan aspek bisnis, misalnya siaran
sinetron yang disponsori oleh suatu perusahaan, reportase lomba balap mobil,
balap kuda dan gi cart yang termasuk kategori siaran olahraga, namun bila
dikaitkan dengan sponsorship termasuk komersial. Jadi, secara jelas program
siaran televisi swasta adalah program komersial.34
Format program televisi atau video sebenarnya tidak terbatas macamnya.
Bila ditinjau dari segi tempat dan waktu produksinya maka dapat diklasifikasikan
menjadi; program studio, dan program video atau film yang diproduksi di luar
studio (bisa in maupun out-door), dan siaran hidup reportase peristiwa di luar
studio.
Sementara itu, bila diklasifikasikan berdasarkan jumlah penampilan dan
alokasi waktu adalah sebagai berikut:
1. Format Program Sederhana
Secara umum bercirikan digunakan seorang atau lebih penyaji atau
presenter untuk menyampaikan isi pesan. Format ini mempunyai isi pesan
beberapa format program, yaitu:
a. Format Talk / Ceramah
Wujud sajian format ini didahului pengumuman atau pengantar
singkat oleh penyiar tentang nama acara, topik pembicaraan, dan
pembicara. Kemudian tampil seorang penceramah menyampaikan isi
pesannya. Ada kalanya pengumuman oleh penyiar dengan caption.
Variasi format talk misalnya:
34
P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan video ,( Jakarta: PT
Grasindo: 1993). Cet ke-1, h. 56-64
79
i. Ceramah dengan bantuan caption dan alat peraga.
ii. Ceramah dengan diselingi ilustrasi visual yang berkaitan.
iii. Tanya jawab antara reporter dan pembicara.
iv. Ceramah dengan demontrasi35
Penggunaan format yang terlalu sering berarti mengabaikan fasilitas
dan kapasitas televisi sebagai media audio visual yang mampu
menyajikan gerakan, warna, dan memadukan penggunaan media lain
dengan baik.
Namun demikian, dengan persetujuan yang bersangkutan, sutradara
atau Pengarah Acara dapat menyarankan penggunaan ilustrasi visual,
capion, atau animasi.
b. Format Program Video On Sound (VOS)
Format program ini menampilkan sajian diiringi unsur audio seperti
narasi, dialog, sound effect, dan musik. Namun, penyajian tidak
tampil di layar.
c. Format Program Diskusi
Format sajian ini masih termasuk sederhana , namun sudah memberi
peluang penggunaan variasi shost yang menarik. Dalam hal ini,
bukan sekadar simulasi diskusi yang semua panelis sebelum
rekaman atau siaran sudah disiapkan dan tinggal memainkan peran
yang diserahkan kepadanya. Bila demikian halnya, sajian jelas akan
cepat membosankan, kecuali untuk program instruksuksional dengan
35 Ibid, h. 56-64
80
sasaran program yang tertentu karakteristiknya. Program ini akan
menjadi apabila sampai saat rekaman atau siaran para panelis belum
saling mengenal sehingga pendapat-pendapat akan muncul secara
spontan. Format program diskusi paling cocok untuk
mengetengahkan permasalahan yang mengandung pro dan kontra
atau persoalan yang memiliki alternatif pemecahan dengan
pembicara yang langsung berkaitan terhadap masalah tersebut atau
pakarnya.
d. Format Program Wawancara / Interview
Format ini masih dalam kategori sederhana dari aspek produksi,
namun memiliki faktor kesukaran yang tinggi. Maksudnya adalah
kemampuan pewawacara atau interview, sebagai wakil penonton
dalam menggali, mengejar, membujuk, dan mengarahkan secara
halus sehingga narasumber bersedia mengetengahkan segala hal
yang ingin diketahui penonton. Dalam format ini bila jumlah
narasumbernya lebih dari satu disebut Forum Meja Bundar
e. Format Program Permainan
Format ini dapat didayagunakan agar sasaran program dapat
memiliki keterampilan tertentu, memiliki informasi, pengembangan
perbendaharaan, konsep, dan keterampilan yang disajikan. Misalnya,
acara Berpacu dalam Melodi arahan Ani Sumadi yang ditayangkan
TVRI. Di dalam acara ini para peserta lomba, penonton di studio,
dan penonton di rumah diajak menghibur diri sambil menguji
81
pengetahuan umum khususnya mengenai lagu-lagu. Demikian pula
halnya acara lomba cerdas tangkas dalam siaran pedesaan.36
f. Format Program Dokumenter
Program dukumenter menyajikan segala sesuatu dan peristiwa apa
adanya. Format ini menjadi lebih menarik bila tidak hanya merekam
seperti adanya melainkan dilengkapi juga dengan rekaman peristiwa
kejadian di massa lalu. Format dokumenter bisa dibedakan menjadi:
i. Dokumenter Berita
Yaitu program yang mengambil kejadian mutakhir. Namun,
berhubung materinya hanya beberapa baris maka
diperlukan penelitian untuk memperoleh bahan yang lebih
banyak. Misalnya penyebab kejadian, orang yang
mengalami kejadian itu, dan orang lain yang sedikit
memperhatikan kejadian tetapi menerima akibat yang
besar.
i. Dokumenter Historis.
Yaitu format yang memerlukan penelitian besar bila
kejadiannya melebihi umur badan penyiarannya, dapat
digunakan rekaman lama. Sehubungan dengan itu, pita
pidato, pidato Proklamasi, potongan film tentang KMB,
atau peristiwa Pemakaman Pahlawan Revolusi merupakan
bahan-bahan yang perlu dipelihara sebaik-baiknya sebab di
36 Ibid, h. 56-64
82
massa mendatang mungkin diperlukan oleh banyak pihak
dalam rangka memproduksi program dokumenter historis.
ii. Dokumenter Musikal
Format ini biasa digunakan untuk merekam tokoh musik
atau sejarah alat musik asli. Di Indonesia hal ini juga belum
tergarap.37
2. Format Program yang kompleks
Format program yang kompleks produksinya juga lebih sulit atau lebih
besar biayanya. Akan tetapi, justru format yang kompleks yang lebih menarik
untuk ditonton. Beberapa format program yang kompleks misalnya sebagai
berikut:38
a. Format Program Feature
Format ini hanya membahas satu topik atau pokok bahasan sehingga
dapat dikatakan sebagai program tayangan khas. Biasanya dimulai
dengan hal-hal yang sepele lalu makin lama semakin mendalam dan
mendasar. Akibatnya, bila penonton menyaksikan suatu program
feature akan memperoleh gambaran utuh atau lengkap mengenai
sesuatu hal yang menjadi topik atau pokok bahasan program.
b. Format Majalah
Format ini umumnya sama dengan majalah. Bedanya, format majalah
program televisi berupa sajian audio visual. Bila format feature hanya
membahas satu topic.
37
Ibid, h. 56-64 38 Ibid, h. 54-64
83
c. Format Program Drama
Format program drama televisi ada beraneka macam. Bila dibedakan
menurut medium pertunjukkannya adalah sebagai berikut:
i. Drama Boneka
Drama boneka ada dua macam. Drama yang menggunakan boneka
sungguhan seperti si Unyil, Muppert Show, atau Si Komo dan
drama yang dimainkan oleh orang atau anak-anak dengan
mengenakan topeng atau kostum boneka.
ii. Drama Televisi
Drama ini sering disbut sinetron (sinema elektronika). Kategorinya
mengacu ke massa putar program. Misalnya, drama 120 menit, 90
menit, 30 menit, dan 15-20 menit disebut fragmen drama.39
.
39 Ibid. h.56-64
84
BAB III
GAMBARAN UMUM TRANS TV
A. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan TRANS TV
Stasiun Trans TV adalah salah satu televisi komersil swasta yang ada di
Indonesia, walaupun masih dikatakan baru. Di bidang pertelevisian diantara
satsiun-stasiun televisi swasta lainnya. Trans TV mampu membuktikan dengan
menyuguhkan program acara program–program berita, informasi, pendidikan,
hiburan, masalah sosial, budaya, media televisi ini juga menayangkan program
tayangan dakwah Islam yang sangat diminati dan digemari permisanya.40
Trans TV mulai mengudara secara teknis pada tanggal 22 Oktober 2001 di
wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi dengan pola teknik selama
beberapa jam perhari. Pada tanggal 25 Oktober mulai menyiarkan program yang
bertajuk Transtune-in, sekaligus meluaskan jangkauan siaran hingga wilayah
Bandung dan sekitarnya. Pada tanggal tersebut Trans TV telah mulai menyiarkan
siaran langsung upacara peresmian Bandung Supermall, kawasan perbelanjaan
paling luas di Ibukota Jawa Barat ini.
PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) merupakan perusahaan
yang dimiliki PT. Para Inti Investindo yang merupakan kelompok usaha dibawah
bendera para group. Trans TV memperoleh izin siaran nasional dari pemerintah
40 Trans Tv, Company prolife, 2001 Pustakaan Trans Tv,h.1-6
85
pada bulan Oktober 1998, setelah lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim
antar departemen. Jajaran direksinya terdiri dari:
a. President Commisioner : Chairul Tanjung
b. President Director : Ishadi SK
c. Vice President Director : Wisnutama
d. Finance & Human Resources Director : Dudi hendrakusuma
e. Sales & Marketing Director : Atik Nurwahyuni Sulistiowati
Program Trans Tune In dikemas dengan gaya radio untuk
memperkenalkan Trans TV pada masyarakat. Pada tahap ini, dua pembawa acara
membawakan kuis interaktif guna memikat calon penonton, sambil menyuguhkan
rangkaian video-klip. Divisi pemberitaan menyajikan program Jelajah, yang berisi
paket-paket feature. Pada akhir pekan, para pecandu bola dapat menikmati siaran
langsung sepak bola Spanyol, La Liga.
Pada tanggal 15 Desember 2001 Trans TV memulai siaran perdana
tepatnya pukul 17.00 WIB dengan mengawali siaran langsung launching dari
Gedung Trans TV.
Secara berurutan menara-menara pemancara di Yogyakarta yang juga
mencakup kota Solo, Semarang, Surabaya dan terakhir Medan, mulai berfungsi
sehingga memperluas jangkuan siaran Trans TV ke wilayah-wilayah utama
Indonesia. Kalangan pertelevisian menjadikan tujuh kota ini sebagai indicator
untuk dasar perhitungan AC Nielsen untuk mengetahui popularitas dari suatu
86
program maupun TV stasiun, dimana jumlah penonton televisi permenit dihitung
dengan metode random sampling dengan people meter.41
Berkat perencanaan yang baik Trans TV bisa memperoleh alokasi
frekuensi UHF yang rata-rata paling rendah dibandingkan stasiun-stasiun televisi
lain. Frekuensi yang rendah ini memudahkan penonton mencari gelombang siaran
Trans TV.42
WILAYAH FREKUENSI PEMANCAR MENARA
Jakarta, Bogor, Tangerang,
Bekasi
29 UHF 80 KW 250 Meter
Jawa Barat (Bandung) 42 UHF 10 KW 250 Meter
Jawa Tengah (Semarang) 29 UHF 20 KW 100 Meter
DI. Yogyakarta & Solo 24 UHF 20 KW 100 Meter
Surabaya & Gerbang Kertasila 22 UHF 30 KW 200 Meter
Surabaya & Gerbang Kartasila 27 UHF 20 KW 100 Meter
Medan 27 UHF 20 KW 85 Meter
Makasar 45 UHF 15 KW 100 Meter
Batam 45 UHF 1 KW 100 Meter
Cirebon 40 UHF 5 KW 100 Meter
Palembang 30 UHF 15 KW 100 Meter
Pekanbaru 24 UHF 1 KW 60 Meter
Manado 24 UHF 1 KW 100 Meter
41
Ibid, h. 1-6 42 Ibid, h. 1-6
87
Madiun 24 UHF 5 KW 100 Meter
Denpasar 40 UHF 5 KW 125 Meter
Jayapura 43 UHF 1 KW 100 Meter
Mulai 1 Desember 2001, Trans Tune-in bergantian dengan Transvaganza,
seiring dengan bertambahnya jam siaran Trans TV. Dalam tahapan ini, Trans TV
mulai menayangkan film-film asing serta program non-drama berupa kuis tebak
harga. Kuis ini merupakan adaptasi dari kuis “The Price is Right” yang kondang
sejak tahun 1970-an, ditayangkan di 22 negara. Transvaganza ditayangkan dari 1-
14 Desember 2001 dan merupakan contoh program-program Trans TV yang dapat
diikuti permisa setiap minggu mulai tanggal 18 Desember 2001 hingga 28
Februari 2002.
Penambahan jam tayang secara bertahap ini akan memuncak pada tanggal
1 Maret 2002, saat Trans TV mulai siaran penuh, yaitu 18 jam sehari pada hari
Senin hingga Jum’at, dan 22 jam sehari pada Sabtu dan Minggu. Penambahan
program acara juga bertambah seiiring dengan ada penambahan jam tayang
diantara Euro, Digoda, KD, Sinema Gemilang. Diva Dangdut, Dunia lain.
Pada September 2002 Trans TV mulai mengudara 20 jam setiap hari
terkecuali hari Sabtu 24 jam non stop bila ada pertandingan Liga Spanyol.
Penambahan jam tayang ini juga menambah program acara diantaranya program
keagamaan Sentuhan Qalbu, Berita Trans Pagi, Flm-film kartun. Sinema Pagi
Indonesia Pagi, Sinetron Perempuan Pilihan, Film Taiwan seperti Meteor Garden,
88
Kuis Russian Roullete. Untuk olah raga siaran langsung maupun tunda Liga
Spanyol dan Super Liga Bulutangkis.43
Mulai selasa 12 Juli 2005 hingga enam bulan kedepan, dikeluarkan
peraturan Menteri Menkominfo No. 11/P/M.Kominfo/7/2005 dimana peraturan
Menteri tersebut diberlakukan pembatasan jam siar hingga jam 01 dan mulai
kembali siaran jam 05. Trans TV mulai saat diberlakunya pembatasan jam siaran
tersebut membatasi jam tayang dengan sing-off jam 2 dan sign-on kembali jam 4,
dalam sehari mendapat libur 2 jam. Untuk jam tayang di hari Sabtu dan Minggu
terkadang tayang non-stop 24 jam.
Pada dasarnya siaran Trans TV menganut konsep general entertainment,
sehingga permisa bisa menikmati berbagai tayangan hiburan drama maupun non
drama, serta tayangan berita. Pada tahun pertama, 50% tayangan stasiun ini
berasal dari luar negeri dan 50% sisanya merupakan produk lokal. Pada tahun
kedua, proposi produk lokal akan menjadi 70% dan sisanya merupakan produk
asing. Pada tahun keempat sudah lebih dari 75% merupakan produk lokal.
Di akhir tahun 2005 Trans TV telah memperkuat semua ini dan jam
dengan produk in house. Menurut catatan 67% dari acara TV merupakan produk
in house. Beberapa produk unggulan in house di prime time mulai dari
“Extravaganza”, “Ketawa Ala Trans TV, “Insyaf”, “Komedi Nakal” dan
“Fenomena” juga amat memperkuat posisi Trans TV.44
Mulai Desember 2005, Trans TV menayangkan film-film terkemuka dunia
tujuh dari dalam seminggu di bawah banner “Bioskop Trans TV”. Seiring dengan
43
Ibid, h. 1-6 44 Ibid, h. 1-6
89
suksesnya Bioskop Trans TV di tahun 2005 maka sejak akhir 2006 dibuat
program Double Bioskop Trans TV yang tayang mulai jam 21.00 dan 23.00 WIB.
Trans TV dibangun dengan modal investasi sebesar Rp.600 milyar. Dana
sebesar ini berasal dari group para sebesar Rp.300 milyar dan Rp.300 milyar
sisanya berupa dana pinjaman komersial dari Bank Mandiri. Melihat prospek
belanja iklan pada tahun 2002, Trans TV optimis mampu menangguk pendapatan
iklan yang cukup baik dan bisa balik modal (break event) pada operasi tahun
kedua, atau pada tahun 2003. jika target-target tersebut tercapai, Trans TV akan
segera menjual bagian sahamnya pada masyarakat (go public).45
Dibawah label “Strategic Partnership TRANS TV-TV 7, pada awal
Agustus 2006 telah ditanda tangani nota kesepakatan antara Jacob Oetomo (JO)
pemilik TRANS 7 dengan Chairul Tanjung TRANS TV. Berdasarkan kesepakatan
itu TRANS TV memiliki 49% dari saham TV 7, sesuai dengan batasan
kepemilikan saham untuk tambahan stasiun sebagaimana ditetepkan undang-
undang. Dengan jumlah saham sebesar itu Transcorp sebagai pemilik TRANS TV
menjadi pemilik saham mayoritas karena itu diberi wewenang untuk memimpin
pengelola TRANS 7. Dalam konteks ini telah disepakati pada RUPS. Tanggal 4
Agustus 2006, bertindak sebagai Direktur Utama Wisnutama Kusbandio, Wakil
Direktur Utama merangkap Direktur Sales and Marketing Atiek Nur Wahyuni dan
Chairul Tanjung menjadi Presiden Komisaris, sedangkan Wakil Presiden
Komisaris Agung Adiprasetya beserta dua Komisaris, Ishadi SK dan Asih Winata.
Bertepatan pada hari ulang tahun TRANS TV ke 5 pada tanggal 15 Desember
45 Ibid, h. 1-6
90
2006 diadakan acara relaunch TV 7 menjadi TRANS 7, dan launching Trans Corp
yang disiarkan live 4.5 jam. Trans Corp singkatan dari Trans Corpora adalah
payung usaha Para Group dalam bidang Media, Lifestyle, dan Entertainment.46
Gedung TRANS TV merupakan gedung pertama di Indonesia yang
dirancang khusus bagi stasiun televisi dalam gedung sembilan lantai ini, ditanam
kabel-kabel (termasuk kabel serat optic) sepanjang 1300 meter guna mendukung
sistem siaran digital yang digunakan oleh TRANS TV. Gedung TRANS TV
terletak di atas tanah seluas ± 2 hektar di jalan Kapten Piere Tendean, kav.12-
14A, Jakarta 12790. gedung ini terdiri dari sembilan lantai dan dibangun dengan
arsitektur neo klasik.
Lantai pertama digunakan untuk memproduksi program-program drama
dan non drama. Tiga studio terletak di lantai ini termasuk studio satu dengan
luasnya 900 m2 dengan kursi penonton 365 buah. Studio dua dengan luas 600 m2
dan studio tiga dengan luas 400 m2. Kafe Zanzibar yang dikemudian hari di
harapkan menjadi pusat pertemuan artis, tokoh periklanan ataupun perindustrian
dalam suasana santai. Selain itu di lantai ini pula terdapat Café Bean yang bisa
dimanfaatkan oleh siapa saja (baik karyawan maupun pihak luar selain karyawan).
Lantai dua terdapat ruang control utama TRANS TV dan TRANS 7
terletak, inilah jantung operasi penyiaran TRANS TV dan TRANS 7. Di bangun
dengan teknologi digital penuh, ruang control utama ini mampu beroperasi nyaris
tanpa pita (tape-less operation).
46 Ibid, h. 1-6
91
Lantai tiga terletak markas divisi pemberitaan termasuk studio keempat
yang dilengkapi dengan teknologi Virtual Set yaitu teknologi pendukung yang
digunakan oleh divisi ini untuk menunjang siaran pemberitaan. Lantai bernuansa
biru ini dirancang untuk terus beroperasi selama 24 jam sehari, tujuh hari sepekan,
sehingga dilengkapi dengan kamar-kamar tidur serta kamar mandi. Kafetaria juga
terletak dilantai ini.
Lantai empat berfungsi banyak. Disini terdapat perpustakaan, bioskop
mini serta ruang pertemuan besar dan pertemuan besar. Disini juga terdapat pula
Department Manajemen sumber daya manusia dan general affairs TRANS TV
dan TRANS 7.
Lantai lima dan enam, digunakan sebagai unit kerja dari News dan
Produksi TRANS 7, dan Department keuangan dari TRANS TV. Untuk bagian
Sales dan Marketing, public relations, promotion on air, traffic, dan programming
yang sebelumnya berada dilantai lima dan enam sekarang bertempat di Menara
Bank Mega lantai 20.
Lantai tujuh dan delapan terdapat department produkdi dan fasilitas,
transmisi dan legal.
Lantai sembilan terdapat ruang-ruangan berbentuk unik yang teletak,
disediakan bagi Direktur Utama dan Wakilnya. Coporate Secretary dan Internal
Audit. Dinding melengkung yang dominasi kaca menyajikan pemandangan yang
lapang bagi penghuni ruangan. Tahun 2006 telah dibangun dua buah studio
tambahan untuk mendukung pembuatan in house production.47
47 Ibid, h. 1-6
92
B. Visi, Misi dan Tujuan Trans TV
1. Visi, Trans TV adalah menjadi terbaik di Indonesia maupun ASEAN,
memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan
program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan niali-nilai moral
budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan
memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta
kecerdasan mayarakat.
2. Misi, Trans TV adalah wadah gagasan dan aspirasi masyarkat untuk
mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan
menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.48
3. Tujuan, Trans TV adalah meningkatkan kecerdasan bangsa untuk menjadi
sejatera karena yang hendak di transformasi adalah bangsa yang besar,
bangsa yang kompleks dan berkapasitas guna mengajak bangsa untuk
berubah.
48 Ibid.
45
C. Struktur Organisasi
ORGANIZATION CHART
PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA
Board Of Commissioner
Programming Committee
Procurement & Special Project Committee
Human Capital Committee
President Director
Ishadi S.K
Deputy President Derector
Wishnutama
Corporate Function:
Legal : Dic. Wisnutama
Business Development : Dic. Wishnutama Corporate Secretary : Dic. Dudi Hendrakusuma
Compliance & I.A : Dic. Dudi Hendrakusuma
Marketing P.R : Dic. Nur W. Sulistiowati
Procurement : Dic. Dudi Hendrakusuma
Operations Derector
Wishnutama
Sales & Marketing Derector
Nur W. Sulistiowati
Programming Derector
Ishadi S. K.
News Director
Ishadi S. K.
FRM & HR Derector
Dudi Hendrakusuma
Production Division Head
Wishnutama
Sales division Head
Nur W. Sulistiowati
Programming Division Head
A. Ferizqo Irwan
News Devision Head
Ahmad Sudirwan
HC Division Head
Dudi Hendrakusuma
Technical & Prod Services
Division Head
Azuan Syahril
General Services Division Head
Dudi Hendrakusuma
FRM & HR Derector
Dudi Hendrakusuma
45
36
D. Profil Perjalanan Tiga Wanita
Executive Producer : Herny Mulyani
Producer : Arief Nugroho
UPM : Angga Soraya
Production Assistant : Iwan Yudi Setyanto
Jagatnata Gurusinga
Creative : Ade Rachmayanti
Fista Dina Agusti
Isna Setyanora
Program ini merupakan sebuah program semi dokumenter Islami yang
membahas sejarah Islam dan segala sesuatu yang pembahasannya dikaitkan
dengan ajaran Islam. Terdiri dari tiga host yang mempunyai karakter yang
menarik dan berbeda-beda, namun mereka bersahabat. Kamera akan terus
mengikuti host selama perjalanannya ke tempat-tempat tersebut. Dari konsep yang
terdahulu digambarkan bahwa tiga wanita selalu melakukan perjalanan bersama-
sama. Di konsep Perjalanan 3 Wanita yang baru, Tiga Wanita tidak harus selalu
bertiga, mereka dapat melakukan perjalanan berdua atau sendiri-sendiri.
Tiga orang wanita muda dengan paras menarik akan menjadi host pada
acara ini. Walaupun mereka bersahabat, setiap wanita memilki karakter yang
berbeda-beda. Cerita mengenai persahabatan dan konflik yang akan timbul
menarik untuk dimunculkan dalam setiap perjalanan mereka. Tiga karakter
tersebut, antara lain:
v
v
1. Vidia : Mahasiswi Jakarta kaya tinggal di rumah orang tuanya, suka
sekali hal-hal yang berbau teknologi, cukup manja.
2. Salma : Mahasiswi antropologi yang tinggal di kos-kosan,
mempunyai pengetahuan dan tertarik sekali mempelajari sejarah dan
hal-hal petualang, ceroboh.
3. Rima : Mahasiswi, suka hal-hal yang berkaitan dengan seni, cuek
(misal: melukis, menyanyi, main musik, fotografi)
Contoh: Vidia pergi bepertualang ke gunung. Pada malam hari di atas
gunung A akan menulis diary di laptopnya tentang perjalanan yang telah
dilakukannya seharian tadi. Salma dan Rima melakukan perjalanan di tempat yang
berbeda. Salma dan Rima pergi berpetualang ke tempat yang berbeda-beda,
mereka akan saling memberi kabar satu sama lain tentang petualangan mereka
melalui handphone atau webcam. Vidia dan Rima pergi berpetualang bersama-
sama, sementara B tidak bisa ikut karena sakit. Vidia dan Rima lalu melaporkan
perjalanan mereka kepada Salma yang sedang istirahat dirumah melalui
handphone atau webcam.
Visi dan Misi dalam program Perjalanan 3 wanita ini adalah melihat
sesuatu dari kacamata Islam, dan tujuan mengajak pemirsa untuk mengenal
tempat-tempat bersejarah Islam seperti ziarah makam sunan, melihat keindahan
alam.49
Target untuk penonton adalah para ibu-ibu dan para remaja, dan pada
tingkatannya adalah A, B, dan C, maksudnya disini adalah yang menonton
menengah keatas dan semua umur. Durasi yang ditetapkan hanya 30 menit.
49 Arief Nugroho, Wawancara Pribadi.
vi
vi
Pogram Perjalanan 3 Wanita dilakukan secara taping, karena tidak dapat
memungkinkan untuk life, karena adanya proses editing. Dan proses editing
itulah, maka hasil dari sebuah program acara tersebut bagus.
vii
vii
BAB IV
ANALISIS PROGRAM PERJALANAN 3 WANITA
A. Pra Produksi Program Perjalanan 3 Wanita
Tahap pra produksi atau perencanaan merupakan pengembangan dari
desain program menjadi desain produksi atau semua kegiatan mulai dari
pembahasan ide atau gagasan awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan
gambar atau shooting.
Perencanaan suatu program secara umum melahirkan kebijakan umum
tentang bagaimana mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari,
seminggu atau setahun. Perencanaa program televisi juga diarahkan untuk dapat
memilih dan menjadwalkan penanyangan suatu program yang dapat menarik
sebanyak mungkin penonton.
Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia
dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan
sangat ditentukan oleh perencanaan diatas kertas yang merupakan imajinasi yang
dituangkan di atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan.
viii
viii
Hal-hal yang termasuk ke dalam kegiatan pra produksi Perjalanan 3
Wanita antara lain memikirkan ide atau gagasan ke dalam outline, format, meriset
bahan-bahan yang akan ditayangkan, dan menghubungi tempat yang akan diliput,
dan membuat script sementara.50
Dalam menentukan sebuah program acara televisi khususnya program
Perjalanan 3 Wanita harus terlebih meriset kelapangan dan membuat naskah, agar
program disajikan lebih terarah dan dapat mempermudah creative untuk membuat
script.
1. Ide atau Gagasan Program Perjalanan 3 Wanita
Semua siaran televisi baik dari bentuk yang sederhana hingga ke bentuk
yang rumit sekalipun, selalu didahulukan oleh timbulnya ide atau gagasan.
Program Perjalanan 3 Wanita terbentuk dari sebuah ide yang dibahas dalam tim
produksi program di Trans TV karena merupakan pecahan dari Sentuhan Qolbu
yang sekarang sudah banyak acara program Islami.
Ide atau gagasan untuk pergi ke tempat contoh pergi ke Bromo, berarti
harus mempersiapkan ide tersebut, agar terartur dalam melaksanakan
produksinya.
2. Sasaran Program Perjalanan 3 Wanita
Target atau sasaran program acara Perjalanan 3 Wanita bukan hanya umat
Islam saja akan tetapi seluruh masyarakat Indonesia, baik muda maupun tua,
karena televisi merupakan media massa yang tidak dapat diketahui siapa dan
50 Arief Nugroho, Wawancara Pribadi.
ix
ix
bagaimana kondisinya karena khalayak heterogen dan siapapun berhak menonton
acara tersebut.
3. Tujuan Program Perjalanan 3 Wanita
Tujuan lahirnya program acara Perjalanan 3 Wanita adalah sebagai sumber
informasi dan kebutuhan untuk agama Islam dengan kesan memberikan gambaran
perkembangan Islam, memperkenalkan Islam secara garis beras, memberikan
dakwah secara yang berbeda. Dan melihat sesuatu dari segi Islamnya seperti
mengunjugi makam-makam.
4. Garis-garis Besar Isi Program Perjalanan 3 Wanita
Garis-garis materi yang akan menjadi isi dalam program Perjalanan 3
Wanita adalah berisi tentang informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat,
khususnya umat Islam seperti liputan mengenai Sunan-sunan, Kuliner, tempat-
tempat ziarah dari hostnya yaitu Salma, Vidia, dan Rima.
5. Jenis Program Perjalanan 3 Wanita
Jenis program acara Perjalanan 3 Wanita adalah program yang berisi
memberikan informasi tujuannya memberikan pengetahuan sejarah perkembangan
Islam. Perjalanan 3 Wanita ini merupakan non drama (magazine), karena berisi
tentang informasi yang nyata berlangsung di kehidupan sehari-hari. Seperti
tentang adanya makam Sunan, ziarah, keindahan alam semesta.
6. Format Program Perjalanan 3 Wanita
Format yang digunakan dalam program Perjalanan 3 Wanita di Trans TV
adalah semi dokumenter, karena program ini bersifat tidak harus mendetailkan
x
x
sesuatu yang berlebihan, laporannya mendalam dan ditayangkan dalam program
lainnya (bukan dalam program berita).
Dalam formatnya, Perjalanan 3 Wanita terdapat tiga segmen:
• Segmen pertama: Opening Bilboard Bumper (OBB) membuka
acara disertai dengan voice over (VO), tiga orang wanita memandu
acara tersebut disertai topik episode yang akan ditampilkan, Dan
segmen selanjutnya.51
• Segmen ke dua : Kisah seputar Islam, kehidupan Islam,
Pemandangan alam, tiga orang wanita memandu acara tersebut,
serta informasi selanjutnya.
• Segmen ke tiga : Closing, yang diakhiri dengan ayat-ayat Al-
qur’an sesuai dengan tiap episode.
Durasi tayang keseluruhan adalah tiga puluh menit (30) menit, tepatnya
hanya 20.30 menit dan comersial breaknya 9:30 dengan pembagian durasi
sebagai berikut:
• Segmen pertama : durasinya delapan (8) menit
• Commresial Break pertama : empat, lima menit (4,5) menit.
• Segmen ke dua : durasinya tujuh (7) menit.
• Commersial Break : kedua tiga (4) menit
• Segmen ke tiga : durasinya enam (6) menit.
7. Tema dalam Program Perjalanan 3 Wanita
51 Arief Nugroho, Wawancara Pribadi, Gedung LG Mega
xi
xi
Materi merupakan isi pesan yang disampaikan kepada penonton,
pemilihan materi tentunya harus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang
berkembang dalam masyarakat dan tentunya juga berkenaan dengan kehidupan
sehari-hari.
Dalam menentukan tema tim produksi Perjalanan 3 Wanita, melihat
kepada moment. Hari-hari besar Islam dan juga kehidupan sehari-hari. Serta juga
kalau ada hal yang menarik maka akan di tayangkan.52
Adapun tema yang ada pada edisi bulan Mei 2008 adalah:
1. Selasa, 6 Mei 2008 : Hikmah dari Teguran Allah SWT di
Keindahan Pantai Pangandaran.
2. Rabu, 7 Mei 2008 : Mojokerto, Islam ditengah-tengah Peraban
Majapahit
3. Selasa, 13 Mei 2008 : Perkembangan Islam di Bumi Parahiyanan
4. Rabu, 14 Mei 2008 : Kemegahan Gunung Bromo
5. Selasa, 20 Mei 2008 : Jakarta Tempo Doloe Inspirasi
Kebangkitan Nasional
6. Rabu, 21 Mei 2008 : Edisi Special Ulang Tahun.
7. Selasa, 27 Mei 2008 : Petualangan Berarung Jeram di Sukabumi
8. Rabu, 28 Mei 2008 : Bangkalan Kota Santri.
Adapun tema yang ada pada edisi bulan Juni 2008 adalah:
1. Selasa, 3 Juni 2008 : Islam di Kediri
2. Rabu, 4 Juni 2008 : Keindahan Alam Nganjuk
52 Ibid,
xii
xii
3. Selasa, 10 Juni 2008 : Perjuangan Islam Arek-Arek Suroboyo
4. Rabu, 11 Juni 2008 : Kekuasaan Allah di Alam Semesta
(Planetarium).
5. Selasa, 17 Juni 2008 : Pulau Penyengat.
6. Rabu, 18 Juni 2008 : Kompilasi Alam 2
7. Selasa, 24 Juni 2008 : Tafakur Alam di Keindahan Pulau Bintan.
8. Rabu, 25 Juni 2008 : Kompilasi Mitos dan Lengenda (Spookiest
Places).53
Tabel.1
Deskripsi Program Perjalanan 3 Wanita
Nama Program Perjalanan 3 Wanita
Format Semi Dokumenter
Jenis Program Non Drama
Pukul 06.30-07.00 WIB
Durasi 30 Menit
Frekuensi Selasa dan Rabu ( 2 kali dalam
Seminggu)
Lingkup Materi Informasi mengenai sejarah
perkembangan Islam di Indonesia,
tempat-tempat sejarah Kuliner,
pemandangan alam, pernak-pernik
yang disampaikan secara Islam
Sasaran Umum
Motto Siar, segala sesuatu dikaitkan dengan
dalam Al-qur’an
Tujuan Melihat sesuatu dari kaca mata
53 Document Perjalanan 3 Wanita.
xiii
xiii
Islam, jadi selama ia memiliki
pandangan yang luas dan percaya
hanya kepada Allah SWT.
Sifat Rekaman atau Taping
Struktur Organisasi pada program Perjalanan 3 Wanita :
TIM PRODUKSI PERJALANAN 3WANITA
Keterangan :
• Kepala Departemen Produksi (Head Production): Bertugas mengawasi
kinerja para produser eksekutif dan bawahanya.
Head Production
Roan Y. Anprira
Executive Producer
Herny Mulyani
Producer
Arief Nugroho
UPM
Angga Soraya
Production Assistant
Iwan Yudi Setyanto
Jagatnata Gurusinga
Creative
Ade Rachmayanti
Fista Dina Agusti
Isna Setyanora
xiv
xiv
• Executive Producer (EP) : Bertanggung jawab terhadap penampilan
jangka panjang secara keseluruhan, mengawasi kinerja produser dan
bawahanya.
• Producer : Bertanggung jawab terhadap program yang disiarkan.
• Creative : Bertugas mencari ide atau tema, narasumber, melakukan
liputan, membuat script, dan lain-lainya setiap episode.
• Production Assistant (PA) : Bertugas mencek peralatan-peralatan
untuk Shooting, mengumpulkan gambar hasil shooting, mengatur Time
code.
• Unit Production Manager (UPM): Bertugas membooking kendaraan
dan sebagainya.
B. Pelaksanaan Produksi Program Perjalanan 3 Wanita.
Pelaksanaan pengambilan gambar atau shooting merupakan proses kreatif
yang merubah naskah menjadi bentuk audio visual dan yang memegang peran
penting dalam proses ini adalah tim kreatif dan production assistant, serta kru-kru
yang bekerja dalam program Perjalanan 3 Wanita.
Dalam tahap pelaksanaan produksinya, tim Perjalanan 3 Wanita khususnya
tim kreatif dan Production assistant harus terlebih dahulu membereskan semua
kontrak, perizinan dan surat untuk keperluan shooting. Setelah semua selesai baru
melakukan, wawancara dengan narasumber, stock shoot, dan juga melakukan
preview (melihat kembali liputan), tim Perjalanan 3 Wanita (tim kreatif dan
xv
xv
production assistant ) bertugas mencatat time code yang nantinya digunakan
untuk membuat script.
Tabel. 2
Kegiatan Produksi Perjalanan 3 Wanita
Tugas Tim yang bertugas
Wawancara dengan narasumber
Mem-preview hasil liputan
Membuat script
Tim kreatif dan production assistant
Tim kreatif dan production assistant
Tim kreatif dibantu production
assistant
Keterangan:
1. Melakukan wawancara biasanya bisa dilakukan sama tim kreatif atau
production assistant , tergantung siapa yang bertugas untuk berangkat
liputan.
2. Melakukan preview hasil liputan adalah melihat hasil dari liputan atau
wawancara dalam bentuk kaset rekaman di dalam ruang preview, untuk
membuat script dilakukan oleh tim kreatif atau juga bisa dengan
production assistant.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan rundown adalah durasi
segmen pertama tidak boleh kurang dari delapan menit. Ini berarti segmen iklan
(commersial break) tidak boleh ditayangkan sebelum delapan menit sejak
pembukaan program acara. Namun kenyataannya durasi segmen pertama dalam
program Perjalanan 3 Wanita hanya tujuh menit saja, hal ini disebabkan karena
dalam program ini memiliki tiga segmen. Di setiap acara memang harus
xvi
xvi
menggunakan rundown, di Perjalanan 3 Wanita tidak tergantung oleh rundown
tersebut, dikarenakan waktu meneliti sangat terbatas. 54
Opening Bil Board Bumper (OBB) yaitu pembukaan grafis dari program
Perjalanan 3 Wanita, dilanjutkan dengan opening atau pengantar dari voice over
(VO), yaitu format berita dengan video keseluruhan narasinya mulai dari intro
hingga kalimat terakhir dibacakan oleh presenter atau pengisi suara dalam
program televisi tersebut.
Bumper adalah klip audio atau visual yang menjadi tanda pengenal atau
indentitas dari program acara tersebut. Bumper in dan bumper out biasanya
menunjukkan menampilkan klip video yang sama.
Pada setiap akhir segmen, sebelum penayangan iklan, diberikan teaser
atau next on yang memberikan kepada penonton tayangan apa yang paling
menarik pada segmen selanjutnya seteleh jeda iklan.
Lalu biasanya sebelum liputan, dua atau tiga hari tim kreatif dari program
Perjalanan 3 Wanita. Terlebih dahulu menghubungi narasumber dan minta izin
setempat untuk liputan. Jika semua sudah beres maksudnya, sudah membuat surat
izin liputan, menghubungi orang yang akan ditugaskan dalam pengambilan
gambar pada saat liputan, perizinan mobil yang digunakan, baru melakukan
liputan dengan pengambilan gambar yang diperlukan, tetapi kalau ada yang bagus
juga di ambil gambarnya walaupun tidak dalam tema. Program Perjalanan 3
Wanita menggunakan proses produksi rekaman atau taping yang pengambilan
54 Arief Nugroho, Wawancara Pribadi, Gedung LG Mega
xvii
xvii
gambar atau shooting dilakukan melalui rekaman yang dilakukan beberapa hari
bahkan beberapa minggu sebelum tayangkan.
Dalam hal proses ini, jika ada kekurangan baik secara teknis maupun non
teknis dapat diulang-ulang sehingga tercapai kualitas yang baik sesuai dengan
rencana produksinya.
Hasil rekaman dalam liputan yang telah selesai dapat di edit kembali jika
terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam pengambilan gambar yang sifat
teknis seperti layar hitam, tidak ada suara, tidak dapat diperbaiki atau diulang
kembali kecuali dengan pengisian suara, lighting serta durasi yang kurang.
Didalam proses editing juga dapat menyediakan space kosong untuk keperluan
penayangan iklan, maupun promo program acara.
C. Pasca Produksi Program Perjalanan 3 Wanita
Pasca produksi atau penyutingan adalah semua kegiatan setelah peliputan
atau shooting, taping sampai materi dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau
diputar kembali. Yang termsuk ke dalam pasca produksi antara lain editing atau
penyutingan, manipulating atau pengisian suara, subtitle, title, ilustrasi, efek dan
lain-lain.
Setelah proses produksi Perjalanan 3 Wanita selesai, teknik produksi
meng-edit kembali jika terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam proses
produksi. Kemudian memixing atau mengolah hasil rekaman dari bahan mentah
xviii
xviii
menjadi bahan matang yang siap untuk disiarkan. Setelah selesai, di preview
kembali agar tidak ada kesalahan dalam program agar bisa tayang dengan baik
sekali.55
Dalam proses editing, biasanya ada beberapa hal yang harus dilakukan
oleh tim produksi Perjalanan 3 Wanita, terkait dengan pasca produksi siaran,
melakukan penyutingan suara maupun gambarnya, pengisian grafik baik yang
berbentuk tulisan maupun berupa foto dan sebagainya, pengisian narasi, pengisian
ilustrasi musik.
Program Perjalanan 3 Wanita merupakan siaran tidak langsung atau
taping, maka membutuhkan penyutingan oleh editor berdasarkan format
program yang dibuat dan juga pemotongan gambar jika ada kelebihan waktu dan
tidak merusak makna dari suatu gambar, dan alur pembahasan serta pesan yang
terkandung di dalamnya dan juga bisa dengan menambahkan gambar jika
durasinya cukup atau kuramg dari 30 menit. Setelah proses editing kaset video
akan diperiksa lagi oleh bagian quality control dan siap on air sebelum disiarkan,
untuk memastikan kualitasnya yang baik dan layak untuk disiarkan.56
Tabel. 3
Kegiatan Pasca Produksi Perjalanan 3 Wanita
Tugas Tim yang bertugas
55 Ibid,
56 Arief Nugroho, Wawancara Pribadi, Gedung LG Mega
xix
xix
Editing Produser dan Production Assistant
Keterangan :
Dalam proses editing yang melakukan tugas tersebut adalah production
assistant, tetapi disini produser juga berperan untuk melihat hasil sebuah proses
editnya, supaya hasil yang didapat bagus dan tidak membosankan untuk
menonton acara tersebut..
D. Evaluasi Produksi Perjalanan 3 Wanita
Evaluasi pada program Perjalanan 3 Wanita adalah untuk menilai seberapa
pantas program ini bisa dianggap baik menurut sasaran. Umumnya evaluasi
adalah untuk menciptakan program yang lebih baik untuk kedepanya.
Evaluasi dalam program Perjalanan 3 Wanita dilakukan setiap hari Selasa
atau Rabu oleh para pengelolah program Perjalanan 3 Wanita yang dipimpin oleh
Producer yaitu Arief Nugroho pada program Perjalanan 3 Wanita. Adapun
caranya yaitu melihat rating and share dari segi judul atau tema maupun
liputannya. Dengan rating and share tersebut, tim produksi Perjalanan 3 Wanita
dapat melihat segmen apa yang paling diminati oleh penonton dan mempermudah
untuk tim produksi meningkatkan liputan-liputan yang lebih menarik untuk
kedepanya.
Tujuan untuk melihat rating ang share program Perjalanan 3 Wanita juga
untuk mengetahui seberapa jauh program Perjalanan 3 Wanita bisa dianggap baik
menurut sasaran, apakah outputnya dari tayangan tersebut dapat memberikan
xx
xx
informasi dan pengetahuan bagi masyarakat atau tidak. Selain itu, dengan adanya
evaluasi diharapkan dapat menciptakan program yang lebih baik lagi.
Dari hasil evaluasi tersebut, pengelola program Perjalanan 3 Wanita juga
memberikan liputan tentang sejarah Islam, informasi yang disajikan berbeda-beda
setiap episodenya sesuai dengan program Perjalanan 3 Wanita, agar penonton
dirumah tidak bosan dengan acara tersebut.57
57 Arief Nugroho Trans tv, Wawancara Pribadi.
xxi
xxi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan teknologi yang semakin maju harus diimbangi dengan
kemampuan untuk menguasai teknologi, sehingga umat Islam tidak hanya
menjadi konsumen dari produk-produk yang dihasilkan, tepatnya dalam
teknologi informasi, umat Islam harus mampu menguasainya, dengan
demikian dapat menyaring hal-hal yang tidak baik yang merupakan efek dari
televisi misalnya menganti program-program yang bermutu.
1. Pra produksi Program Perjalanan 3 Wanita
Program Perjalanan 3 Wanita memiliki desain atau perencanaan
yang sesuai dengan teori P.C.S Sutisno dan Darwanto Sastro
Soebroto yaitu sebuah desain program acara televisi yang memiliki
langkah-langkah yang sama. Seperti ide atau gagasan, sasaran
program, tujuan program, garis-garis besar isi program.
2. Pelaksanaan Produksi Program Perjalanan 3 Wanita
Program Perjalanan 3 Wanita bertujuan untuk memberikan suatu
pemahaman kepada masyarakat Islami dengan kesan yang baik.
Dan dapat memberikan informasi tentang perkembangan Islam dan
lain-lainya. Format yang digunakan yaitu semi dokumenter yaitu
memberikan informasi yang tidak terlalu mendalam.
3. Pasca Produksi Program Perjalanan 3 Wanita
xxii
xxii
Program Perjalanan 3 Wanita melakukan semua kegiatan setelah
peliputan atau shooting, adalah proses editing diantaranya
melakukan manipulating, atau pengisian suara, subtitle, title,
ilustrasi, efek dan lain-lain, jika ada kekurangan maka dalam
proses produksi harus dapat di-edit kembali.
4. Evaluasi Produksi Program Perjalanan 3 Wanita
Program Perjalanan 3 Wanita melakukan evaluasi pada hari Selasa
atau Rabu oleh para pengelolah program tersebut yang dipimpin
oleh producer yaitu Arief Nugroho, yaitu dengan cara melihat
rating and share.
B. Saran-saran
Dari uraian yang telah penulis kekemukaan dan dari beberapa fakta yang
penulis temukan, maka pada bab terakhir ini penulis ingin memberikan saran-
saran. Televisi merupakan salah satu alat yang efektif dalam menyampaikan pesan
dakwah karena sifatnya serempak. Oleh karena itu para pelaku dakwah dapat
menggunakan televisi sebagai alat penyampaian dakwah yang sefektif.
1. Kepada pihak pengelola program Perjalanan 3 Wanita:
a. Hendaknya program agama membuka jalan komunikasi yang luas
dengan audiens atau penonton, agar apa yang diinginkan oleh
penonton dapat memuaskannya.
b. Kemudian program Perjalanan 3 Wanita harus lebih dikenal lagi
kepada masyarakat karena kebanyakan dari masyarakat belum
mengenal acara tersebut
xxiii
xxiii
2. Kepada pihak pengelola Kampus khususnya, agar mahasiswa tidak
hanya dijejali dengan teori-teori saja, tetapi juga didukung oleh praktek
kerja lapangan apalagi berkaitan dengan broadcast khususnya untuk
mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan
Komunikasi dan Pernyiaran Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, M.Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004.
Bachtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997.
Bland, Michael, Alison Theaker, David Wragg, Hubungan Media yang Efektif,
Jakarta: Erlangga 2001.
Ibrahim Marwah, Daud Teknologi Emansipasi dan Tradensi¸ Bandung: Mizan
1995.
Fakhruroji, M.Ag. Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bandung:Tesis Oktober,
2004.
Ghazali, BC. TT., Kamus Istilah Komunikasi, Bandung: Djambatan, 1992.
Rafiq Rusjdi, Hamka Islam dan Era Informasi, Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1989.
Hasanudin, Bisri, Dakwah untuk Desa Global Dunia Islam, Jakarta: Pelita, 13
Desember 1991.
Hidayat, Arini, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,1998.
Zaedan Karim, Abdul, Dasar-dasar Ilmu Dakwah II, (Jakarta: Media Dakwah,
1984,
Kuswandi, Wawan, Komunikasi Massa (sebuah Analisis Isi Media Televisi),
Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996.
Mufid, Muhammad, Komunikasi & Regulasi Penyiaran, Jakarta: Kecana
Prenada Media Group, 2007.
xxiv
xxiv
Muhaimin Abda, Slamet, Prinsip-prinsip Teknologi Dakwah, Surabaya: 1994.
Muis, Abdul, komunikasi Islam, Bandung: Rosda Karya, 2001.
M Yusup, Pawit, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional,
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1990.
Rahmat, Jalaludin, Islam Aktual, Bandung: Mizan, 1992.
Rukmana, DW Nana,Tuntunan Praktis Sistematika Dakwah Menuju Kehidupan
Islami, Jakarta: Puspa Swara,1996.
Soenarto R.M, Program Televisi dari Penyusunan sampai Pengaruh siaran,
Jakarta: FFTV-IKJ, 2007.
Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Tesis Magister Agama,
Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 1993.
Sutisno P.C.S, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, Jakarta:
PT Grasindo, 1993.
Trans Tv, Company prolife, 2001 Pustakaan Trans Tv.
TVRI: Televisi Replubik Indonesia.
U. Effendi Onong., Dimensi-dimensi Komunikasi, Bandung: Penerbit Alumni
1981.
Wibowo, Fred, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997.
xxv
xxv
xxvi
xxvi