ANALISIS SOAL MODEL PISA DALAM BUKU SISWA MATEMATIKA
KELAS VII SMP/MTs SEMESTER I
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh :
NOVIA NURAINI
A410130232
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
Analisis Soal Model PISA dalam Buku Siswa Matematika Kelas VII SMP/MTs
Semester I Kurikulum 2013
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan soal-soal dalam
buku matematika kelas VII SMP/MTs semester I kurikulum 2013 berdasarkan model
PISA (Programme for International Student Assesment). Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah aspek penilaian PISA yang terdiri dari aspek content
aspek context dan aspek procces. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Teknik
analisis data dilakukan dalam tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku matematika kelas
VII semester I kurikulum 2013 sudah memuat soal serupa PISA. Akan tetapi,
persentasenya masih tergolong rendah. Aspek content didominasi oleh quantity. Pada
aspek context didominasi oleh occupational. Aspek procces didominasi oleh
reproduction.
Kata kunci: buku teks matematika, analisis buku,Programme for
International Student Assesment
ABSTRACT
Novia Nuraini/ A410130232. ANALYSIS OF THE QUESTIONS IN THE
SEVENTHGRADE MATHEMATICS TEXTBOOK FIRST SEMESTER OF
CURRICULUM 2013 USING MODEL OF PISA. Thesis, the Faculty of Education,
University of Muhammadiyah Surakarta. Juny, 2017
This research aimed to analyze and describe the suitability of the questions in the
seventh grade mathematics textbook first semester of curriculum 2013 based on the
model of PISA (Programme for International Student Assesment). The instrument
used in this research is aspect PISA assessment consisting of aspects of the content,
aspect of the context and aspect of the process. The research method was descriptive
qualitative. Technical analysis of data is done in three stages: data reduction, data
presentation and conclusion. The results showed that problems in the seventh grade
mathematics textbook first semester of curriculum 2013 is already contains a similar
question of PISA. However, the percentage is still classified is low. Aspect Content is
dominated by quantity. Aspects context dominated by the occupational context.
Aspect procces dominated by the reproduction.
Keywords: mathematics textbook, analysis textbook, Programme for International
Student Assesment
2
1. PENDAHULUAN
Kualitas pendidikan sangat penting dalam sebuah negara karena menjadi
tolak ukur kemajuan dari bangsa tersebut. Sehingga di era globalisasi sekarang ini
siswa di Indonesia diharuskan mampu untuk bersaing dengan siswa dari negara lain.
Berbagai tes internasional yang telah dilakukan dapat menjadi gambaran bagaimana
potret pendidikan di Indonesia terutama pada mata pelajaran matematika yang masih
masih jauh dari kata baik.Salah satunya PISA (Programme for International Student
Assesment) yang merupakan studi internasional untuk menilai kemampuan literasi
matematika siswa. Penilaian yang dilakukan oleh PISA berorientasi ke masa depan,
yaitu menguji kemampuan anak muda untuk menggunakan keterampilan dan
pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, dan tidak semata-mata mengukur
kemampuan yang dicantumkan dalam kurikulum sekolah. Oleh karena itu
diharapkan siswa dapat memiliki kemampuan literasi matematika (mathematical
literacy).
Survei PISA dilaksanakan setiap 3 tahun sekali oleh Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD) yang mulai tahun 2000 hingga
2015 menepatkan Indonesia sebagai berikut: Pada tahun 2000 indonesia berada
diperingkat 39 dari 41 negara, tahun 2003 diperingkat 38 dari 40 negara, tahun 2006
diperingkat 50 dari 57 negara, tahun 2009 diperingkat 61 dari 65 negara, tahun 2012
diperingkat 64 dari 65 negara dan pada tahun 2015 kemarin indonesia berada
diperingkat 69 dari 76 negara (OECD, 2016). Tujuan Indonesia mengikuti studi ini
adalah membandingkan kemampuan siswa Indonesia dengan siswa negara lain yang
ikut serta dalam studi ini. Hasil dari pencapaian ini akan akan membantu membantu
pemerintah dalam mengambil kebijakan dan menyusun kebijakan sebagai
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. “Pemerintah Indonesia dalam hal ini
Kementrian dan Kebudayaan sebenarnya telah mengantisipasi dengan melakukan
beberapa perubahan kurikulum. Pada kurun waktu 2000 sampai sekarang telah ada
tiga jenis kurikulum yang diberlakukan, yaitu kurikulum 2004, kurikulum 2006, dan
kurikulum 2013”. (Murtiyasa, 2015).
Rendahnya hasil dari PISA tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Salah
satunya adalah kurangnya siswa Indonesia berlatih soal-soal dengan karakteristik
3
seperti pada soal-soal pada PISA. Handayani (2014: 268) menyatakan bahwa soal
PISA sangat berdampak positif bagi siswa karena bisa meningkatkan penalaran dan
pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal PISA. Jika kita cermati buku-buku
yang dipergunakan dalam pembelajaran di sekolah, tidak mudah menemukan soal-
soal yang karakteristiknya seperti soal PISA. Apalagi sekarang ini beberapa sekolah
sudah mengubah kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013 otomatis buku yang
digunakan juga mengikuti perubahan namun apakah perubahan itu sudah sesuai
dengan tujuan dari kurikulum 2013 yaitu menghasilkan sumber daya manusia yang
kreatif, inovatif, afektif dan produktif melalui penguatan sikap, keterampilan dan
pengetahuan (Mulyasa, 2014: 65). Murdaningsih (2014) melakukan analisis pada
buku matematika kelas VIII SMP/MTs kurikulum 2013 semester 1 dan 2
menyatakan bahwa presentase soal dalam buku matematika kelas VIII yang sesuai
dengan komponen PISA presentasinya masih sangat rendah namun presentase
mengalami peningkatan pada buku semester 2.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Objek dari
penelitian ini adalah buku teks matematika kelas VII SMP/MTs semester I kurikulum
2013. Sumber data dari penelitian ini adalah bukuteksmatematika siswa kelas VII
semester I kurikulum 2013 (edisi revisi 2016) yangditerbitkan oleh Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi butir soal pada buku
teksmatematika tersebut. Data yang sudah dikumpulkan kemudian
diklasifikasikanberdasarkan aspek isi atau konten (content), proses dan konteks
(context) sesuaidengan modelPISA.Teknik analisis data dilakukan dalam tiga tahap
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Pada penelitian ini
untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan pengecekan hasil penelitian
sementara atau hasil akhir bersama dengan validator, dimana yang bertindak sebagai
validator adalah dosen FKIP Matematika dan dosen pembimbing yang bertindak
sebagai auditor selama proses penelitian.
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada buku siswa matematika kelas VII
semester I SMP/MTs terdapat sebanyak 293 butir soal yang tidak memenuhi kriteria
PISA. Berikut ini beberapa contoh soal dalam buku siswa matematika kelas VII
SMP/MTs semester I yang tidak memenuhi kriteria PISA :
soal 1 : tentukan hasil dari
a. 5 x (15-6)
b. 12 x (-7) + (-16) : (-2)
c. -15 : (-3) – 7 x (-4).
soal 2 : Tentukan himpunan kuasa dari himpunan berikut
a. A = {1, 2, 3, 4}
b. B = {1, 2, 3, 4, 5}
c. C = {1, 2,..., 7, 8}
Soal 3 : Tentukan suku-suku yang sejenis pada bentuk aljabar berikut ini.
a.
b.
Soal 4 : gambarlah pertidaksamaan berikut pada garis bilangan
a.
b.
c.
d.
Disamping banyak soal yang tidak memenuhi kriteria PISA, ada juga soal
yang hampir sesuai dengan kriteria PISA. Berikut ini beberapa contoh soaldalam
buku siswa matematika kelas VII SMP/MTs semester I yang hampir sesuai dengan
kriteria PISA:
a. analisis soal :
1) Content : quantity
2) Context : occupational
3) Procces : reflection
5
Soal 5 : Seorang pasien mengikuti program pengobatan seorang dokter
untuk menyembuhkan suatu penyakit kronis. Dokter tersebut
menuliskan resep sebagai berikut. Obat A diminum 3 kali sehari
pada waktu pagi, sian dan malam setelah makan. Setiap setelah
meminum obat selama 3 hari berturut-turut, pasien harus
beristirahat dan tidak meminum obat A selama 1 hari. Kemudian
melanjutkan meminum kembali dengan pola yang sama. Obat B
diminum 2 kali sehari pada waktu pagi hari dan malam setelah
makan, obat C diminum 1 kali sehari pada waktu siang hari
setelah makan. Jika mengikuti resep dokter, pasien tersebut
diperkirakan akan sembuh ketika sudah menghabiskan 100 obat
B (dengan ketentuan obat A dan C juga mengikuti sesuai aturan).
Harga obat A=Rp 50.000,00 per butir, obat B=Rp 100.000,00 per
butir, dan obat C=Rp 200.000,00 per butir. Berdasarkan resep
dokter tentukan.
a. Setelah berapa hari pasien tersebut diperkirakan sembuh?
b. Berapa banyak obat A dan C yang harus diminum pasien
tersebut?
c. Berapakah biaya yang dikeluarkan pasien untuk membeli obat
yang diresepkan oleh dokter?
Ikuti instruksi berikut untuk memecahkan masalah tersebut
1) Perhatikan bahwa setiap hari pasien tersebut harus
meminum 2 obat B. Pasien tersebut diperkirakan akan
sembuh ketika sudah meminum sebanyak 100 obat B,
sehingga untuk menetukan lama hari hingga pasien tersebut
sembuh, kalian harus menentukan bilangan yang dikalikan 2
sama dengan 100.
2) Untuk menentukan banyak obat A dan C yang dikonsumsi
pasien hingga sembuh, kalian bisa mengalikan banyak obat
yang dikonsumsi setiap hari dengan lama hari hingga pasien
tersebut sembuh. Perhatikan bahwa obat A mempunyai siklus
istirahat setiap 3 hari, sehingga kalian harus mengurangi
banyak hari pasien tersebut selama proses penyembuhan
6
3) Untuk menentukan biaya total yang harus dikeluarkan pasien
hingga sembuh adalah dengan mengalikan harga masing-
masing obat dengan banyak obat yang dikonsumsi, kemudian
menjumlahkan semua.
b. analisis soal :
1) Content : uncertainty and Data
2) Context : occupational
3) Procces : reproduction
Soal 6 : Perhatikan gambar di bawah
Daerah yang diarsir dibentuk oleh himpunan... (jawaban boleh
lebih dari satu)
c. analisis soal :
1) Content :space and shape
2) Context : societal
3) Procces : connection
7
Soal 7 : Perhatikan denah berikut!
Carilah dan ceritakan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari
yang serupa dengan masalah tersebut
d. analisis soal :
4) Content :change and relationship
5) Context : societal
6) Procces : connection
Soal 8 : Suhu celcius dapat ditentukan dengan mengkonversi suhu
Fahrenheit. Kalian bisa menggunakan rumus berikut untuk
mengkonversi suhu dari Celcius ke Fahrenheit dan sebaliknya
C=
(F – 32)
Pada Desember 2014, suhu rata-rata di Provinsi NTT adalah
30 C. Bagaimana cara kalian mengubahnya menjadi derajat
Fahrenheit. Jelaskan jawaban kalian.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada soal latihan, soal uji
kompetensi dan soal ulangan akhir semester dapat disimpulkan bahwa buku siswa
matematika kelas VII SMP/MTs semester I telah memuat soal serupa PISA. Data
yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Denah tersebut menunjukkan
jalur angkutan umum dalam
suatu kota. Nyatakan rute
berikut dalam bentuk aljabar
a. 1 – 2 – 3 – 4
b. 1 – 6 – 5 – 4
Apakah kedua rute tersebut
sama? Jelaskan
8
Tabel 1. Hasil Klasifikasi Butir Soal Serupa PISA
Butir Soal Bab UAS
I Jumlah Persentase
I II III IV
Serupa PISA 67 13 32 33 10 155 34,60%
Tidak Serupa PISA 89 91 50 44 19 293 65,40%
Jumlah 156 104 82 77 29 448
Tabel 2. Persentase Hasil Analisis Butir Soal Model PISA dalam Buku
Matematika Siswa KelasVII SMP/MTs Semester I
1. Context
a. Personal
b. Occupational
c. Societal
d. Scientific
61
63
20
11
39,35%
40,65%
12,90%
7,10%
2. Procces
a. Reproduction
b. Connection
c. Reflection
75
51
29
48,39%
32,90%
18,71%
3. Procces
d. Reproduction
e. Connection
f. Reflection
75
51
29
48,39%
32,90%
18,71%
Berdasarkan Tabel 1 buku siswa matematika kelas VII SMP/MTs semester I
kurikulum 2013 memuat soal serupa PISA. Dari 448 butir soal yang terdiri dari 288
butir soal latihan, 131 butir soal uji kompetensi dan 29 butir soal ulangan akhir
semester I terdapat 155 butir soal atau 34,60% yang sesuai dengan model PISA dan
293 butir soal tidak serupa PISA atau 65,40% dari jumlah keseluruhan soal. Soal
serupa PISA banyak terdapat dalam bab I, III dan IV dengan materi pokok bilangan,
9
bentuk aljabar, persamaan dan tidak persamaan linear satu variabel. Namun soal
serupa PISA yang paling banyak terdapat dalam bab I yaitu 67 butir soal atau
14,96%. Sedangkan soal tidak PISA banyak terdapat hampir dalam setiap bab,
namun bab I dengan materi bilangan dan bab II dengan materi himpunan yang paling
banyak memuat soal yang tidak sesuai dengan tipe soal model PISA.
Soal-soal non PISA lebih banyak terdapat dalam bab II dibandingkan bab I
yaitu 91 butir soal atau 20,31% dari jumlah keseluruhan soal dengan materi
himpunan. Pada materi tersebut soal-soal yang disajikan menggunakan bahasa yang
lebih menekankan pada kemampuan siswa dalam menghafal konsep atau rumus.
Seperti pada penelitian Kohar (2014) menyatakan bahwa buku teks matematika
banyak memuat soal yang hanya menguji keterampilan menggunakan prosedur
matematika dan kurang menyajikan soal yang menekankan pemecahan masalah
sehari-hari.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Purnomo, Dafik dan Kusno (2015) bahwa
kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal setara PISA masih rendah. Hal ini
disebabkan karena soal-soal dalam buku yang diajarkan guru kurang memberikan
keterampilan menyelesaikan masalah terutama yang berkaitan dengan penalaran.
Selaras dengan pemikiran Ahyan, Zulkardi dan Darmawijoyo (2014) bahwa buku
sekolah menyajikan soal dalam bahasa matematika yang tidak berkaitan dengan
masalah sehari-hari, yang mengakibatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah model matematika PISA rendah. Hal tersebut dikarenakan siswa tidak
terbiasa memecahkan masalah matematika dengan konteks kehidupan sehari-hari
dalam kegiatan belajar mereka.
Tabel 2.Menunjukkan bahwa, sebesar 45,16% dari aspek contentdidominasi
oleh aspek quantity. Aspek context didominasi oleh occupationaldengan persentase
sebesar 40,65%. Aspek procces,Reproduction lebih dominan dibandingkan aspek
proses yang lainnya dengan persentase sebesar 48.39%.
Sebanyak 155 soal serupa PISA yang terdapat pada buku siswa matematika
kelas VII SMP/MTs semester I telah memuat aspek PISA beserta komponen-
komponennya secara utuh. Dalam buku tersebut banyak disajikan soal-soal yang
dalam bentuk soal cerita dan berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari
10
terutama dalam materi pokok bilangan, bentuk aljabar dan persamaan dan tidak
persamaan linear satu variabel. Pernyataan tersebut telah menjawab penelitian yang
dilakukan oleh Johar (2012) bahwa perlu dikembangkan soal-soal setara PISA
dengan bahasa Indonesia yang baik.
Soal 1, 2, 3 dan 4 dikatakan soal tidak serupa PISA. Hal ini karena soal-soal
tersebut sangat sederhana dan dalam pemecahan masalahnya siswa hanya
menggunakan pengetahuan konsep saja atau soal rutin dikerjakan dengan prosedur
matematika sehingga siswa tidak perlu berpikir tinggi dalam penyelesaiannya
(Budayanti, 2008). Sementara itu, soal 5, 6, 7 dan 8 dikatakan soal serupa PISA dan
hampir sesuai dengan PISA karena soal-soal tersebut mampu merangsang
kemampuan menalar dan berfikir tinggi siswa, serta berkaitan dengan hal nyata yang
ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan penelitian Novita (2012)
yang menyatakan bahwa soal-soal PISA merupakan soal yang berkaitan dengan
masalah situasi nyata dengan fokus penilaian pada penguasaan konsep, memahami
konsep dan pengaplikasiannya. Sama halnya dalam penelitian yang dilakukan oleh
Setiawan, Dafik dan Lestari (2014) menyatakan bahwa soal PISA tidak hanya
menguji kemampuan matematika sederhana siswa, melainkan level 4-6 yang menguji
kemampuan berfikir tingkat tinggi. Contoh analisis soal serupa PISA adalah soal 5
berdasarkan aspekkonten quantity, aspekkonteks occupational, aspek proses
menafsirkan, menerapkan dan mengevaluasi hasil matematika.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa soal PISA yang
terdapat pada buku siswa matematika kelas VII SMP/MTs semester I kurikulum
2013 tergolong rendahkarena persentasenya dibawah 50% dari jumlah keseluruhan
soal. Hasil yang sama ditemukan dalam penelitian Munayati, Zulkardi dan Santoso
(2015) yang mengatakan bahwa isi di dalam buku matematika kelas X memuat
semua aspek penilaian PISA meskipun masih sangat rendah. Hasil lain yang
samajuga ditemukan dalam penelitian Murdaningsih dan Murtiyasa (2016) terhadap
buku teks matematika kelas VIII bahwa jumlah soal PISA dalam buku teks
matematika kelas VIII lebih sedikit dibandingkan dengan soal non PISAsehingga
belum sesuai dengan komponen PISA.Hal ini berbeda dengan hasil penelitian
Ermawati (2017) terhadap buku teks siswa kelas VII semester II kurikulum 2013
11
bahwa soal-soal yang sesuai dengan framework PISA pada buku matematika kelas
VII semester II cukup tinggi yang mencapai >50%.
Soal-soal pada buku teks matematika yang digunakan oleh siswa SMP,
khususnya kelas VII dapat merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Sehingga, siswa terbiasa menghadapi masalah matematika dalam konteks kehidupan
sehari-hari yang memerlukan penalaran dan pemahaman. Hal tersebut sejalan dengan
pemikiran Turner (2016) bahwa eksplorasi pengetahuan matematika mereka dalam
situasi dunia nyata merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengalaman siswa
terhadap masalah matematika.
Materi yang disajikan pada buku siswa matematika kelas VII SMP/MTs
semester Ikurikulum 2013 sudah menerapkan prinsip 5M yaitu mengamati, menanya,
mengasosiasi, mengeksplorasi dan mengkomunikasikan. Kegiatan tersebut
mendorong siswa untuk bersikap aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Hal tersebut
sesuai dengan yang diungkapkan Kemendikbud (2013) bahwa keberadaan kurikulum
2013 selain untuk menjawab permasalahan yang melekat pada kurikulum 2006, juga
bertujuan untuk mendorong siswa agar mampu melakukan observasi, bertanya,
bernalar dan mengkomunikasikan apa yang diperoleh dan diketahui setelah
menerima materi pembelajaran. Akan tetapi, penelitian tersebut bertolakbelakang
dengan hasil penelitian Gunzel dan Binterova (2016) bahwa isi atau materi dari buku
teks matematika yang memiliki elemen nonverbal lebih mudah dimengerti dan
dipahami siswa.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan buku siswa matematika kelas VII
SMP/MTs, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa dalam buku siswa matematika
kelas VII SMP/MTs kurikulum 2013 terdapat soal-soal yang sesuai dengan soal
model PISA. Akan tetapi, persentase kesesuain soal-soal didalam buku siswa dengan
soal model PISA masih sangat rendah yaitu sebesar 34,60% dari jumlah keseluruhan
soal. Aspek Content didominasi oleh Quantity, dengan persentase sebesar 45,16%.
Aspek Contextdidominasi oleh konteks Occupational dengan persentase sebesar
40,65%. Aspek proses didominasi oleh proses merumuskan situasi matematika
dengan persentase sebesar 48,39%.
12
Persentase soal model PISA yang termuat dalam buku siswa matematika
kelas VII SMP/MTs semester I kurikulum 2013 masih sangat rendah dan jauh dari
jumlah proporsional. Hal tersebut berbanding terbalik dengan persentase soal model
PISA yang termuat dalam buku siswa matematika kelas VII SMP/MTs semester II
kurikulum 2013 yang mencapai >50%. Akan tetapi, soal-soal dalam buku siswa
matematika kelas VII SMP/MTs semester I kurikulum 2013 ini sudah memberikan
bekal untuk melatih dan mendorong kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-
soal model PISA meskipun masih tergolong rendah dan juga materi yang disajikan
pada buku siswa matematika kelas VII SMP/MTs semester I sudah menerapkan
kegiatan 5M yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengasosiasi,
mengeksplorasi dan mengkomunikasikan. Kegiatan tersebut memungkinkan siswa
untuk bersikap aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
Dari hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diajukan
saransebagai berikut.Bagi peneliti selanjutnya yang mengambil penelitian sejenis,
hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan masukan untuk menambah wawasan
dalam pengembangan penelitiannya. Penelitian ini terbatas pada soal-soal latihan dan
soal uji kompetensi tiap bab dan soal akhir semester , sehingga perlu diadakan
penelitian lebih lanjut yang menganalisis keseluruhan soal yang terdapat di dalam
buku. Penelitian selanjutnya perlu mengembangkan penelitian tentang soal-soal
dalam buku siswa namun dengan pokok bahasan dan jenjang yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyan, S,. Zulkardi,. & Darmowijoyo. (2014). Developing Mathematics Problem
Based on Pisa Level of Change and Relationships Content.IndoMS-JME,
5(1), 47-56. Diakses pada 2 Maret 2017, dari
http://eric.ed.gov/?q=analysis+mathematics+text+book+used+pisa%27s+framework&ff11=eduMiddlecools&id=EJ1079621
Ermawati, D. (2017). Kajian Soal pada Buku Teks Matematika Siswa Kelas VII
Semester 2 Kurikulum 2013 (Edisi Revisi 2016) Menggunakan Framework
Pisa. Artikel Publikasi: Universitas Muhammadiyah Surakarta
13
Gunzel, Martin &Binterova, H. (2016). “Evaluation of Nonverbal Elements
inMathematics Textbooks.” Universal Journal of Education Research
4(1):122-130. Diakses pada 9 Oktober 2016 dari
(https://eric.ed.gov/?q=Evaluation+of+Nonverbal+Elements+in+Mathematics+Textbooks&id=EJ1086246
Johar, R. (2012). “Domain Soal PISA untuk Literasi Matematika”. Jurnal
Peluang,1(1). Diakses pada 26 Februari 2017 dari
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/index.php/peluang/article/view/1296
Kemendikbud RI. (2013). Uji Publik Kurikulum 2013. Diakses pada 24 April 2017
dari http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/2013-4
Kohar, A., W. (2014). Pengembangan Soal Matematika Model PISA: Sebuah
Alternatif Langkah Awal Memperbaiki Prestasi Literasi Matematika Siswa
Indonesia. Diakses pada 25 Mei 2017 dari http://edukasi.kompasiana.com/
Munayati, Z,. Zulkardi,. & Santoso, B. (2015). “Kajian Soal Buku Teks Matematika
Kelas X Kurikulum 2013 Menggunakan Framework PISA”. Jurnal
Pendidikan matematika, 9(2). Diakses pada 15 November 2016 dari
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/article/view/2161
Murdaningsih, S. (2015). Analisis Soal dalam Buku Matematika Kelas VIII Smp/ Mts
Kurikulum 2013 Berdasarkan Penilaian Komponen Pada Pisa. Skripsi:
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Murdaningsih, S., & Murtiyasa, B. (2016). An Analysis on Eight Grade Mathematics
Textsbook of New Indonesia Curriculum (K-13) Based on Pisa’s Framework.
Journal of Research and Advances in Mathematics Education, 1(1), 14-27.
Diakses pada 25 Oktober 2016 dari
http://journal.ums.ac.id/index.php/jramathedu
Murtiyasa, B. (2015). Tantangan Pembelajaran Matematika Era Global. Makalah
disajikan di Seminar Nasional HUT FKIP Matematika UMS ke 31, pada
tanggal 7 Maret, FKIP UMS
Novita, R. (2012). Pengembangan Soal Pemecahan Masalah Matematika Model
PISA Level Moderate dan Most Difficult untuk Siswa Sekolah Dasar. Tesis:
Pascasarjana Universitas Sriwijaya
14
Purnomo, S., Dafik., & Kusno. (2015). Analisis Kemampuan Siswa SMP dalam
Menyelesaikan Soal PISA Konten Shape and Space Berdasarkan Model
Rasch. T-Teacher Training and Education, 1(1). Diakses pada 15 November
2016 dari http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76398
Setiawan, H., Dafik, N., & Lestari, D. S. (2014). Soal Matematika Dalam Pisa
Kaitannya Dengan Literasi Matematika Dan Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi. Artikel publikasi: Prosiding Seminar Nasional Matematika,
Universitas Jember
Turner, R. (2016). Lesson from Pisa 2012 about mathemathematical Literacy: An
Illustrated Essay. PNA, 10(2), 77-94. Diakses pada 14 Januari 2017 dari
http://eric.ed.gov/?q=pisa+assessment+of+mathematic&ffll=dtyln_2016&id=EJ1087665