ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL SENJA & PAGI
KARYA ALFFY REV & LINKA ANGELIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
SRI AYU WARSARI
105331115316
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2020
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SRI AYU WARSARI
Stambuk : 105331115316
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Analisis Tokoh dan Penokohan dalam Novel Senja & Pagi
Karya Alffy Rev & Linka Angelia.
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya menyusun
sendiri dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
2. Dalam penyusunan skrips, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya pada poin 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat, dengan penuh kesadaran.
Makassar, Agustus 2020
Yang Membuat Perjanjian
SRI AYU WARSARI
NIM: 105331115316
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SRI AYU WARSARI
Stambuk : 105331115316
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Analisis Tokoh dan Penokohan dalam Novel Senja & Pagi
Karya Alffy Rev & Linka Angelia.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah
hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan bersedia menerima sanksi apabila pernyataan
ini tidak benar.
Makassar, Agustus 2020
Yang Membuat Perjanjian
SRI AYU WARSARI
NIM: 105331115316
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Ininnawa mitu denre sisappa, sipudoko, sirampe teppaja”
Hanya budi baik yang akan saling mencari, saling menjaga, dalam kenangan tanpa akhir.
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku,
Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
Mewujudkan harapan mmenjadi kenyataan.
vii
ABSTRAK
Sri Ayu Warsari. 2020. Analisis Tokoh dan Penokohan dalam Novel Senja & Pagi karya
Alffy Rev & Linka Angelia. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pembimbing I Muhammad Akhir dan pembimbing II Indramini.
Analisis unsur tokoh dan penokohan sangat erat kaitannya dengan pengertian dari
individu suatu kepribadian. Kepribadian yang dimiliki para tokoh dalam cerita menarik untuk
dikaji. Tokoh adalah orang yang menjadi pelaku dalam cerita fiksi atau drama. Adapun
penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku dalam novel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil analisis data menunjukkan masing-
masing tokoh mempunyai watak yang berbeda dan karakter yang berbeda pula. Selain itu,
pemeran dan analisis penokohan erat kaitannya dengan teknik pelukisan tokoh yang
ditampilkan dalam sebuah novel, begitu juga dengan novel Senja & Pagi karya Alffy Rev &
Linka Angelia yang telah dianalisis. Novel Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia.
Merupakan karya sastra yang sarat dengan arti perjuangan kehidupan manusia. Novel ini
menggambarkan keikhlasan, arti rasa syukur, kasih saying, semangat dan perjuangan hidup
seorang pemuda yang masih tergolong muda dan berjuang menjalani hidup selanjutnya tanpa
Ayahnya. Watak-watak tokoh juga tergambar dengan berbagai teknik pelukisan watak tokoh,
yaitu analitik dan dramatik. Pelukisan watak tokoh secara dramatik mencakup beberapa
bagian yaitu tekni cakapan, teknik tingkah laku, teknik fikiran dan perasaan, teknik
kesadaran, teknik reaksi tokoh, teknik pelukian latar dan teknik pelukisan fisik.
Kata kunci: Tokoh, Penokohan, Novel, Karya Sastra, Alffy Rev dan Linka
Angelia
viii
KATA PENGANTAR
Sebagai manusia ciptaan Allah Subhanahu Wata’ala, sudah sepatutnyalah
peneliti memanjatkan ke hadirat-Nya atas segala kelimpahan rahmat dan karunia serta
kenikmatan yang diberikan kepada peneliti berupa nikmat iman, nikmat kesehatan,
nikmat waktu, nikmat alam. Nikmat Allah itu sangat banyak dan berlimpah. Bahkan
jika peneliti ingin melukiskan nikmat Allah Subhanahu Wata’ala menggunakan
semua ranting pohon yang ada di dunia sebagai penanya dan seluruh air dilautan
sebagai tintanya, maka semua ranting-ranting pohon dan air di lautan akan habis dan
belum cukup untuk menuliskan nikmat-Nya yang senantiasa berbuat baik dan
bermanfaat.
Shalawat serta salam tak lupa pula peneliti ucapkan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu alaihi wasallam. Kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada
umatnya yang senantiasa berpegang teguh terhadap ajaran sunnahnya hingga akhir
zaman. Manusia yang menjadi sang revolusioner islam yang telah menggulung tikar-
tikar kebatilan dan membentangkan permadani-permadani islam hingga saat ini. Nabi
yang telah membawa misi risalah islam sehingga peneliti dapat membedakan antara
yang haq dan yang batil. Sehingga, kejahiliyaan tidak dirasakan oleh umat manusia di
zaman yang serba digital ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan penelitian pada program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makasssar. Skripsi ini juga disusun agar
ix
dapat memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai gaya tokoh dan penokohan
dalam novel Senja & Pagi karya Alffy Rev dan Linka Angelia.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan
ini. Pada kesempatan ini segala rasa hormat, penilis mengucapkan terima kasih yang
teramat tulus dari relung hati yang paling dalam dipersembahkan kepada kedua orang
tua Semmari dan Hajerah yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan dan
mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Serta keluarga
lainnya yang telah memberi dukungan, motivasi dan sumbangsinya selama penulis
menuntut ilmu.
Penyelesaian skripsi ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya jika tidak
adanya keterlibatan dari berbagai pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan
bantuan dan arahannya. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dr. Muhammad Akhir, M. Pd., dan Indramini, S. Pd., M. Pd., selaku
pembimbing I dan pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan, arahan,
dorongan, semangat, serta motivasi sejak awal penyusunan skripsi.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ambo
Asse, M. Ag., selaku rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.
Pd., M. Pd., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar, serta Dr. Munirah, M. Pd., selaku Ketua
Jurusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Muhammadiyah Makassar, serta seluruh dosen dan para staf dalam lingkungan
x
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang
telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat
bermamfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga peneliti ucapkan kepada
teman-teman seperjuanganku terkhusus Fatimah, Selfiana Herman, Nur Rahmah
Alfiyyah Ulfa, Sunarti, Rasdiana Rahman, Selviana Putri, Dewi Reskyana Bactiar,
Asfira Yuniar, Febrianti Ramadhani, Yogi Putra Harsah karena telah berpartisipasi
dan selalu menemaniku dalam suka dan duka, sahabat-sahabatku terkasih serta
seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan
2016 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang
telah memberi cahaya dalam hidupku.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, peneliti senantiasa mengharapkan
kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut bersifat
membangun, karena peneliti yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berhenti sama
sekali tanpa adanya kritikan. Semoga dapat memberikan mamfaat bagi para pembaca,
terutama bagi diri pribadi penulis.
Amin Ya Rabbal Alamin
Makassar, Agustus 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .......................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHASAN.................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka .............................................................................................. 7
1. Penelitian Relevan ................................................................................. 7
2. Pengertian Karya Sastra ........................................................................ 9
3. Novel .................................................................................................... 13
4. Unsur-unsur yang Membangun Karya Sastra ....................................... 16
5. Tokoh dan Penokohan .......................................................................... 16
B. Kerangka Pikir ........................................................................................... 38
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Fokus dan Desain Penelitian ...................................................................... 40
B. Definisi Istilah ............................................................................................. 41
C. Data dan Sumber Data ................................................................................ 43
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 43
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 46
B. Pembahasan ................................................................................................ 74
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................................... 77
B. Saran ............................................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk
bahasa. Karya sastra mendeskripsikan pengungkapan baku dari apa yang telah
disaksikan, diilhami, dan dirasakan seseorang mengenai segi kehidupan yang menarik
minat secara langsung dan kuat, pada hakikatnya suatu pengungkapan kehidupan
manusia melalui bentuk bahasa.
Novel membicarakan masalah kehidupan manusia, yang berupa gambaran
tentang kehidupan dalam berbagai hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
Novel lahir untuk memberi wawasan tentang hidup manusia dan segala sesuatunya
kepada pembaca. Novel yang mengangkat masalah-masalah sosial masyarakat,
menurut Harjana (Imron, 1995:1) sejak tahun 1920-an novel sangat digemari oleh
sastrawan. Hal ini dapat dipahami mengingat sastrawan adalah anggota masyarakat
yang terikat oleh status sosial tertentu. Sebagai karya sastra novel, diciptakan
pengarang untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Kehidupan
yang digambarkan oleh pengarang dalam karya sastra (novel) adalah kehidupan
rekaan pengarang, meskipun tampak seperti sebuah realita hidup. Kehidupan di
dalam karya sastra adalah kehidupan yang telah diwarnai dengan sikap pengarang,
latar belakang pendidikan, keyakinan, dan sebagainya (Pradopo,1997:36).
2
Novel dengan manusia mempunyai hubungan erat, sebab novel sebagai karya
sastra merupakan salah satu hasil budidaya pikir manusia yang didasarkan pada
pengamatan dan pengalaman pribadi pengarang tentang kehidupan manusia. Wellek
dan Warren (1993:95) berpendapat bahwa pengarang sebagai pribadi mempunyai
kebebasan atau seniman boleh mencampur adukkan antara kenyataan dengan
khayalan pada peran tokoh-tokohnya. Pengarang secara sadar dapat mengontrol
masuknya imajinasi-imajinasi dalam alam bawah sadar telah mengalami
metamorfosis dalam ceritan naratif, yang disorot adalah penciptaan tokoh dan cerita.
Karya sastra yang dikaitkan dengan psikologi penting dilakukan penelitian,
sebab menurut (Wellek dan Warren, 1993:108) bahwa psikologi membantu dalam
mengumpulkan kepekaan peneliti pada kenyataan, mempertajam kemampuan,
pengamatan, dan memberi kesempatan untuk mempelajari pola-pola yang belum
terjamah sebelumnya. Sebagai gejala kejiwaan, dalam sastra mengandung fenomena-
fenomena yang tampak lewat perilaku tokoh-tokohnya.
Dengan demikian, novel dapat diteliti dengan menggunakan tinjauan fisik
sastra. Hal tersebut dapat diterima karena sastra memiliki sifat tidak langsung dan
fungsional ciri khas pada individu ini oleh Alffy Rev & Linka Angelia ditampilkan
dalam novel Senja dan Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia. Para tokoh yang
ditampilkan memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda sehingga perilaku tokoh
dalam menghadapi peristiwa memiliki perbedaan pula. Perlawanan untuk berjuang
dalam hidup dari masing-masing tokoh utama dipengaruhi oleh sifat-sifat yang
dimiliki oleh tokoh utama.
3
Novel Senja & Pagi ini menceritakan sifat tokoh utama laki-laki Alffy yang
berbeda dengan tokoh utama Linka. Perbedaan sifat dua tokoh utama tersebut pada
perbedaan frekuensi, selain itu lingkungan kedua tokoh dibesarkan juga berpengaruh
terhadap perbedaan sifat Alffy dan Linka. Perbedaan sifat mempengaruhi kepribadian
dari kedua tokoh tersebut dalam memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri. Seperi
Linka yang berasal dari lingkungan dalam keluarganya banyak aturan-aturan ketat
yang harus diikuti, hidupnya ditentukan oleh aturan yang harus ditaati. Berbeda
dengan Alffy dari lingkungan keluarga biasa yang diberi kebebasan untuk
menentukan hidupnya. Perbedaan aturan yang diterapkan dalam lingkungan keluarga
secara langsung berdampak pada perbedaan sifat dan kepribadian tokoh. Perbedaan-
perbedaan sifat dan kepribadian dari masing-masing tokoh secara cermat di
ungkapkan oleh Alffy Rev & Linka Angelia tanpa kehilangan jalinan kasih yang
menarik untuk diikuti oleh pembaca.
Alffy Rev, selain seorang sastrawan juga jurnalis. Kepiawaiannya dalam
mengolah nurani lewat karya sastra, telah dibuktikan dengan sebutan para pencipta
sastra penuh antisipasi untuk mengikuti perkembangan karyanya. Kelebihan novel
Senja dan Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia dalam jalinan alur cerita
diungkapkan secara teliti sehingga pembaca kadang merasa terbawa dan ingin terus
mengikuti kisahnya. Selain itu, bahasa yang digunakan mudah dicermati dan dicerna,
serta dengan logat Jawa yang sederhana tetapi melekat.
4
Novel Senja dan Pagi merupakan novel yang berbeda dengan novel lainnya
karena novel ini menampilkan tokoh utama yang memiliki jiwa penentang untuk
tidak mengikuti aturan keluarga sehingga membuat novel ini memiliki kejutan untuk
disimak. Rentetan kata dalam novel Senja dan Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia
bisa dikomsumsi siapa saja yang menggemari karya sastra, khususnya novel.
Berkaitan dengan analisis terhadap karya sastra, ada berbagai macam model
analisis karya sastra yang telah berkembang dewasa ini, salah satunya yakni melalui
tinjauan psikologi sastra. Penekanan pendekatan psikologi adalah pemahaman
melalui kepribadian atau watak para tokoh pada karya sastra tersebut. Hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa kepribadian adalah sama-sama manusia biasa.
Adapun bahan rinci pentingnya penelitian ini, yaitu: (1) Persoalan-persoalan yang
diangkat berdasarkan masalah kepribadian tokoh utama yang ditinjau dari segi
pendekatan psikologi sastra. (2) Permasalahan pokok terungkap dalam novel Senja
dan Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia merupakan mengenai beberapa hal yang
berhubungan dengan watak atau perilaku tokoh utama. (3) Alffy Rev & Linka
Angelia dalam mengetengahkan masalah perwatakan melibatakan aspek tokoh dan
penokohan yang diteliti dari tinjauan sastra.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis termotivasi melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Tokoh dan Penokohan dalam Novel Senja & Pagi Karya
Alffy Rev & Linka Angelia”.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah bagaimanakah tokoh dan penokohan dalam novel Senja & Pagi karya Alffy
Rev & Linka Angelia.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tokoh dan
penokohan dalam novel Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia.
D. Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini, yaitu manfaat
teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis penelitian ini adalah diharapkan penelitian dapat
menambah dan memperkuat teori-teori yang sudah ada dalam analisis teori sastra
sehingga dapat menerapkan teori sastra dan mengapresiasikan karya sastra untuk
perkembangan novel.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat membantu
peneliti lain didalam usahanya untuk memperkaya wawasan dan mengetahui hal-
hal yang terungkap melalui karya sastra dalam bentuk novel, terutama pada
aspek tokoh dan penokohan dalam novel Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka
Angelia.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
Tinjauan yang dipaparkan dalam penelitian ini dijadikan sebagai acuan untuk
mendukung dan memperjelas penelitian ini sebagai landasan terkait dengan masalah
yang diteliti untuk tinjauan pustaka yang dianggap relevan ini akan dipaparkan
sebagai berikut.
1. Penelitian Yang Relevan
Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Hal ini dapat dijadikan sebagai titik acuan dalam
melakukan penelitian. Oleh sebab itu tinjauan terhadap penelitian sebelumnya
sangat penting untuk mengetahui relevasinya.
Penelitian mengenai tokoh dan penokohan novel pernah dilakukan oleh
Johar (2017) dengan judul Analisis Tokoh dan Penokohan dalam Film My Name Is
Khan Karya Karan Johar. Hasil penelitiannya terdapat pemaparan uraian yang
disimpulkan bahwa presentase tertinggi dalam menganalisa tokoh dan penokohan
terdapat pada tokoh tambahan. Sedangkan presentase terendah terdapat pada tokoh
utama, tokoh protagonis, tokoh antagonis, tokoh sederhana, dan tokoh bulat.
Sedangkan tipe tokoh berdasarkan psikologi masing-masing. Adapun persamaan
dari penelitian ini yaitu sama-sama meneliti mengenai tokoh dan penokohan
7
sedangkan perbedaan penelitian ini dengan peneliti yang dilakukan oleh
Mubasyira yaitu pada objek yang diteliti. Penelitian yang dilakukan Mubasyira
yaitu pada film My Name Is Khan Karya Karan Johar sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu pada novel Analisis Senja dan Pagi dalam Novel
Karya Alffy Rev & Linka Angelia.
Adapun, penelitian mengenai tokoh dan penokohan novel pernah dilakukan
oleh Melati, dkk (2019) dengan judul Analisis Konflik Tokoh dalam Novel Rindu
Karya Tere Liye Berdasarkan Pendekatan Psikologi Sastra. Hasil penelitiannya
terdapat adanya konflik Internal dan Eksternal. Dalam konflik Internal/ Batin
terdapat lima orang yang mengalami konflik sedangkan konflik eksternal yang terbagi
menjadi dua yaitu dalam konflik Sosial maupun Fisik. Adapun persamaan dari
penelitian ini yaitu sama-sama meneliti mengenai tokoh, dan perbedaan penelitian
dengan peneliti yang dilakukan oleh Melati, dkk yaitu Analisis Konflik Tokoh
dalam Novel Rindu Karya Tere Liye Berdasarkan Pendekatan Psikologi Sastra
sedangkan novel yang peneliti teliti yaitu Analisis Tokoh dan Penokohan dalam
Novel Senja Dan Pagi Karya Alffy Rev & Linka Angelia.
Selanjutnya, Penelitian mengenai tokoh dan penokohan novel pernah
dilakukan oleh Hikma (2015) dengan judul “Aspek Psikologis Tokoh Utama
Dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara”. Hasil penelitiannya
terdapat adanya kebutuhan dasar fisiologis (fisik) dan kebutuhan dasar psikis.
Adapun persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama meneliti mengenai
8
psikologi tokoh utama, dan perbedaan penelitian dengan peneliti yaitu dari segi
novel peneliti yang dilakukan oleh Nur Hikma yaitu novel Sepatu Dahlan Karya
Khrisna Pabichara sedangkan novel yang peneliti teliti yaitu Analisis Tokoh dan
Penokohan dalam Novel Senja Dan Pagi Karya Alffy Rev & Linka Angelia.
Berdasarkan penelitian di atas penulis lebih memfokuskan analisis tokoh dan
penokohan dalam novel Senja & Pagi Karya Alffy Rev & Linka Angelia
berdasarkan dengan perannya adalah sebagai berikut. Tokoh utama adalah Alffy
dan Linka, dan tokoh tambahan adalah Ayah Alffy, Ibu, Anggun, Papa Linka,
Mama Linka, Mas Ulun, Tazar, Kak Nita, Mas Bagus, Mas Roma, Indah, Argo,
Farhad, Paul shady, Kak Elisa, Mas Budi, Mba Putri, Laras, Pak Ari, Pak William,
Om dani. Peran tambahan dianalisis dalam penelitian ini hanyalah tokoh yang
dianggap mempunyai peran penting dalam novel Senja & Pagi karya Alffy Rev &
Linka Angelia.
2. Pengertian Karya Sastra
Secara etimologi dalam bahasa Indonesia, kata sastra itu sendiri berasal dari
bahasa Jawa Kuna yang berarti tulisan.Istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti
“tulisan-tulisan utama”. Sementara itu, kata “sastra” dalam Khazanah Jawa Kuna
berasal dari bahasa Sangsakerta adalah sas yang berarti mengarahkan, mengajar
atau memberi petunjuk atau intruksi.Sementara itu, akhiran tra biasanya
menunjukkan alat atau sarana.
9
Dengan demikian, sastra berarti alat untuk mengajar atau buku petunjuk atau
buku intruksi atau buku pengajaran. Disamping kata sastra, kerap juga kata
susastra kita dibeberapa tulisan, yang berarti bahasa yang indah, awalan su pada
susastra mengacu pada arti indah karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan
dengan komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini
sering menceritakan sebuah kisah, dalam sudut pandang orang ketiga maupun
orang pertama, dengan plot dan melalui penggunaan berbagai
perangkat sastra yang terkait dengan waktu mereka. karya sastra menurut para
ahli: Wellek dan Warren (1990 :3-4) adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya
seni. Sastra merupakan segala sesuatu yang ditulis atau dicetak. Selain itu, karya
sastra juga merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya
dari pada karya fiksi. Sastra sebagai potret kehidupan yang dapat dinikmati,
dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebuah karya sastra tercipta
karena adanya pengalaman batin pengarang berupa peristiwa atau problem yang
menarik sehingga muncul gagasan dan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk
tulisan (Wicaksono, 2014:1).
Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan
dapat menimbulkan kesan yang indah pada jiwa pembaca. Sastra merupakan hasil,
rasa, dan karsa manusia untuk menyampaikan pesan kepada pembacanya. Gaya
penyampaian itu biasanya ada yang menggunakan kata-kata dan simbol budaya
10
yang lain agar sastra tersebut mempunyai keindahanan tersendiri (Sri Heniyati
Rahayu, 2015:5).
Karya sastra adalah karya seni hasil imajinasi manusia yang bersifat,
kreatif dan dapat digunakan sebagai sarana pengajaran. Salah satu bentuk karya
sastra yang kreatif dan imajinatif adalah novel. Novel dapat digunakan untuk
menumbuhkan sikap sosial, mencetuskan peristiwa sosial tertentu, dan
mengandung nilai-nilai pendidikan kepada pembaca. Novel merupakan usaha
meniru kemungkinan atau peniruan dunia kemungkinan. Artinya apa yang
diuraikan didalamnya bukanlah dunia yang sesungguhnya. Akan tetapi,
kemungkinan yang secara imajinatif dapat diwujudkan. Novel merupakan salah
satu bentuk karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Dalam
suatu cerita rekaan, keberadaan tokoh-tokoh atau pelaku merupakan hal yang
penting sebab melalui keberadaan tokoh, konflik dapat terjadi dan cerita menjadi
lebih hidup (Aziez dan Abdul Hasim, 2010: 8).
Dalam sebuah novel, pengarang mengungkapkan permasalahan melalui
penampilan para tokoh. Istilah tokoh digunakan untuk menunjuk pada orang atau
pelaku sebuah cerita. Tokoh cerita (character) menurut Abram (Wahyuningtyas
dan Wijaya, 201:5) adalah orang orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif
yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan. Menurut Wibowo (Nurhayati, 2013:16) novel Indonesia adalah novel
11
tokoh, segala persoalan berasal, berpijak, dan berujung pada sang tokoh. Cerita
novel akan menjadi hidup dengan hadirnya para tokoh lengkap dengan berbagai
konflik yang dihadapinya.
Nurgiyantoro, (2010: 33) menyatakan bahwa dalam beberapa kasus di
dalam karya sastra, makna yang ingin disampaikan pengarang biasanya
diungkapkan dengan cara tersirat. Untuk itulah, perlu diadakan analisis terhadap
pelukisan tokoh-tokoh atau yang sering disebut penokohan. Melalui penokohanlah
pengarang menggambarkan siapa tokoh cerita, bagaimana sifatnya, ciri fisik,
tingkah laku, dan bagaimana penempatannya dalam sebuahcerita sehingga dapat
memberikan gambaran jelas kepada pembaca karya sastra khususnya dalam hal ini
adalah pembaca novel. Melalui penelitian analisis penokohan inilah yang nantinya
dapatjuga menjadi penyampai nilai moral, amanat, pesan dan hal-hal yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca. Tokoh berperan penting guna
menghadirkan konflik sesuai dengan karakter yang telah diatur oleh pengarang.
Tokoh atau penokohan akan menarik bilamana ada aksi atau reaksi yang
ditimbulkan oleh tokoh. Tokoh merupakan unsur novel dalam karya sastra. Hal itu
menunjukkan bahwa unsur tokoh juga berperan penting dalam rangka jalinan
unsur yang lain. Dipilihnya novel untuk dijadikan bahan kajian unsur penokohan,
karena dalam novel, sastrawan menyajikan tokoh dan semua yang menyangkut
dengan jati diri tokoh-tokohnya dengan berbagai teknik, Sayuti (2000: 10).
12
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa karya
sastra adalah suatu bentuk seni sastra yang indah serta bersifat imajinatif dan
menjadikan manusia dan kehidupan sebagai mediumnya.
3. Novel
Kata novel berasal dari bahasa Latin novellas, yang terbentuk dari kata
novus yang berarti baru atau new dalam bahasa Inggris. Dikatakan baru karena
novel adalah bentuk karya sastra yang datang dari karya sastra lainnya seperti puisi
dan drama. Ada juga yang mengatakan bahwa novel berasal dari bahasa Itali
novella yang artinya sama dengan bahasa Latin. Novel juga diartikan sebagai suatu
karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih
panjang daripada cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian
yang penting, menarik dari kehidupan seseorang secara singkat dan yang pokok-
pokok saja. Perwatakan pelaku-pelakunya digambarkan secara garis besar saja,
tidak sampai pada masalah yang sekecil-kecilnya. Kejadian yang digambarkan itu
mengandung suatu konflik jiwa yang mengakibatkan adanya perubahan nasib.
Satu diantara nilai kognitif novel adalah segi psikologisnya. Novelis dapat
mengajarkan lebih banyak tentang sifat-sifat manusia daripada psikolog.
Novel adalah suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek dari pada
roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek, yang isinya hanya
mengungkapkan suatu kejadian yang penting, menarik dalam kehidupan
seseorang, Santoso dan Wahyuningtyas, (2010:46). Sejalan dengan itu, novel W.
13
Kramer (Santosa dan Wahyuningtyas, 2010:46) mengatakan bahwa wujud novel
adalah konsentrasi, pemusatan kehidupan dalam suatu saat dalam suatu krisis yang
menentukan. Sementara itu Nurhayati (2012:7) menyatakan bahwa novel
merupakan pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang
lebih panjang).
Dalam novel terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya
perubahan jalan hidup para pelakunya. Selanjutnya, Wicaksono (2014:116)
menjelaskan bahwa novel adalah suatu jenis karya sastra yang berbentuk prosa
fiksi dalam ukuran yang panjang (setidaknya 40.000 kata yang lebih kompleks dari
cerpen) dan luas yang di dalamnya menceritakan konflik-konflik kehidupan
manusia yang dapat mengubah nasib tokohnya. Sadikin (2011:42) menjelaskan
bahwa novel adalah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam
bentuk cerita.Wellek dan Warren (Santosa dan Wahyuningtyas, 2010:47)
menjelaskan bahwa novel menyajikan kehidupan itu sendiri. Sebagian besar atas
kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga meniru alam dan kehidupan
subjektivitas manusia.
Novel adalah produk masyarakat, Sumarjo (Santosa dan Wahyuningtyas,
2010: 47). Novel berada di masyarakat karena novel dibentuk oleh anggota
masyarakat berdasarkan desakan-desakan emosional atau rasional dalam
masyarakat. Karmini (2011:102) berpendapat bahwa “Novel adalah cerita prosa
tentang kehidupan manusia seperti halnya cerpen dan roman, hanya novel lebih
14
panjang isinya daripada cerpen, namun lebih pendek daripada roman. Sementara
itu, Sembodo (2010:14), berpendapat bahwa novel yaitu jenis prosa yang
menceritakan masalah yang dihadapi tokoh yang ada dalam lingkup hidupnya,
tetapi tidak bercerita hingga sang tokoh meninggal.
Faruk (Santosa dan Wahyuningtyas, 2010:47), menyatakan bahwa novel
adalah cerita tentang sesuatu pencarian yang tergradasi akan nilai-nilai yang
otentik yang dilakukan oleh seorang hero yang problematik dalam suatu dunia
yang terdegradasi. Selanjutnya Santosa dan Wahyuningtyas (2010:47),
menyimpulkan berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, dapatlah
disimpulkan bahwa novel merupakan cerita rekaan yang menyajikan tentang aspek
kehidupan manusia yang lebih mendalam yang senantiasa berubah-ubah dan
merupakan kesatuan dinamis yang bermakna. Kehidupan itu sendiri sebagian besar
terdiri atas kenyataan sosial walaupun juga ada yang meniru dan subjetivitas
manusia.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, menurut peneliti dapat disimpulkan
bahwa novel merupakan bagian dari karya sastra yang mempunyai bentuk
karangan panjang hasil fiksi ataupun kejadian nyata yang dialami penulis dan
melukiskan kehidupan tokoh - tokohnya dengan menggunakan alur, menyajikan
permasalahan yang kompleks yang dialami oleh tokoh dalam novel tersebut.
15
4. Unsur-Unsur yang Membangun Karya Sastra
Novel sebagai karya sastra bergenre prosa fiksi memiliki unsur-unsur yang
membangunnya. Unsur-unsur pembangun sebuah novel yang kemudian secara
bersama membentuk sebuah totalitas itu, disamping unsur formal bahasa,
pembagian unsur yang dimaksud adalah unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik.
Tinjauan pada penelitian ini terfokus pada unsur intrinsik yaitu penokohan.
Unsur intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu
sendiri Nurgiyantoro (2013:30). Sementara itu, Sadikin (2011:8) berpendapat
bahwa unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam
yang mewujudkan struktur suatu karya sastra. Unsur-unsur inilah yang
menyebabkan suatu teks hadir sebagai teks sastra, unsur intrinsik sebuah novel
adalah unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Unsur intrinsik
terdiri atas tema, alur, perwatakan, sudut pandang, latar, gaya bahasa dan amanat.
Namun pada penelitian ini lebih fokus khususnya penokohan.
5. Tokoh dan Penokohan
Tokoh dan penokohan merupakan salah satu unsur penting dalam prosa.
Istilah tokoh menunjukan pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai
jawaban terhadap pertanyaan: “Siapakah tokoh utama novel itu?” atau “Ada
berapa orang jumlah tokoh novel itu?”, dan sebagainya. Watak, perwatakan, dan
karakter, menunjukan pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan
oleh pembaca, lebih menunjukan pada kualitas pribadi seorang tokoh. Baldic
16
(Nurgiyantoro, 2013:247) menjelaskan bahwa tokoh adalah orang yang menjadi
pelaku dalam cerita fiksi atau drama. Dari kutipan tersebut dapat diketahui juga
bahwa antara seorang tokoh dengan kualitas pribadinya erat berkaitan dengan
penerimaan pembaca. Dalam hal ini, khususnya dari pandangan teori resepsi,
pembacalah yang sebenarnya yang memberi arti dilakukan berdasarkan kata-kata
(verbal) dan tingkah laku lain (non verbal). Menurut Aminuddin (2013:79)
bahwa pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa
itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh, sedangkan cara
pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan.
Penokohan merupakan salah satu hal yang sangat penting bahkan
menentukan dalam sebuah fiksi, tanpa ada tokoh yang diceritakan dan tanpa ada
gerak tokoh fiksi tidak ada artinya, (Karmini, 2011:17). Stanton (Santosa dan
Wahyuningtyas, 2011:5) lebih lanjut mengemukakan bahwa seorang tokoh yang
memiliki peranan sebagai pelaku cerita. Untuk membangun suatu karakter
cerita menjadi menarik pengarang menampilkan penokohan. Penokohan
merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu fiksi. Jones (Nurgiyantoro,
2013:247) yang menyebutkan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran
yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Sementara
itu, Waluyo (Nurhayati, 2012:14) menyatakan bahwa penokohan berarti cara
pandang pengarang menampilkan tokoh-tokoh, jenis-jenis tokoh, hubungan
tokoh dengan unsur cerita yang lain, dan watak-watak tokoh itu. Selanjutnya,
17
(Wicaksono, 2014:214) mendefinisikan penokohan adalah sifat yang diletakakn
pada diri tokoh, penggambaran atau pelukisan mengenai tokoh cerita, baik
lahirnya maupun batinnya oleh seorang pengarang.
a. Tokoh
Menurut Marquab (Priyambada, 2017) bahwa para tokoh, terutama tokoh
utama, selalu menjadi pusat perhatian pembaca. Perilaku dan nasib mereka
(setidaknya ketika pertama membaca), menjadi perhatian terbesar. Istilah
"Tokoh" dalam teks narasi adalah manusia selain makhluk yang memiliki
kesadaran seperti manusia menunjukkan seorang (berbicara hal-hal dalam
dongeng dan lain-lain). Sementara itu Abrams (via Nurgiyantoro, 2010:165)
mengatakan tokoh cerita adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya
naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang
dilakukan dalam tindakan. Nurgiyantoro, 2010 membagi tokoh dalam beberapa
jenis:
1) Berdasarkan segi peranan
a) Tokoh utama
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam sebuah cerita tokoh
utama merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan dan banyak hadir
dalamsetiap kejadian Marquab menyebutkan dengan Hauptfigur, adalah tokoh
18
yang diutamakan penceritaanya dan menentukan perkembangan alur secara
keseluruhan.
b) Tokoh tambahan
Tokoh tambahan atau Nebenfigur yaitu tokoh yang permunculannya
lebih sedikit dan kehadirannya jika hanya ada keterkaitannya dengan tokoh
utama secara langsung atau tidak langsung. Tokoh tambahan adalah tokoh
yang kemunculannya sedikit, memiliki peran yang tidak terlalu penting, dan
kemunculannya hanya ada jika terdapat kaitan dengan tokoh utama baik
secara langsung ataupun tidak langsung.
2) Berdasarkan Fungsi Penampilan Tokoh
a) Tokoh protagonis
Tokoh pratagonis adalah tokoh yang secara umum memiliki sifat baik
dalam sebuah cerita. Tokoh protagonis selalu dilawankan dengan tokoh
antagonis (Protagonist) yaitu tokoh yang merupakan perwujudan nilai-nilai
ideal bagi pembaca.
b) Tokoh antagonis
Tokoh antagonis merupakan tokoh yang identik dengan sifat jahat.
Tokoh protagonis dan antagonis selalu memiliki sifat oposisi, mereka
seringkali berkonflik baik secara fisik maupun secara psikis dan batin
(Antagonist), adalah tokoh yang menjadi penyebab terjadinya konflik.
19
3) Berdasarkan Perwatakannya
a) Tokoh sederhana
Tokoh sederhana adalah tokoh yang memiliki sifat yang datar dan
cenderung monoton. Dengan kata lain, tokoh sederhana hanya menampilkan
satu watak tertentu, mudah dikenal dan dipahami karakternya. (typisiert)
tokoh yang hanya memiliki satu sifat.
b) Tokoh bulat
Tokoh bulat atau sering pula dikenal dengan tokoh kompleks adalah
tokoh yang memiliki lebih dari satu sifat. Tokoh bulat memiliki watak dan jati
diri yang bermacam-macam, bahkan sifatnya ini seringkali bertentangan dan
sulit diduga. (komplex) tokoh yang memiliki beberapa macam sifat atau
kepribadian.
4) Berdasarkan Perkembangan Perwatakan
a) Tokoh statis
Tokoh statis adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan
perwatakan, Tokoh statis atau tokoh tidak berkembang adalah tokoh yang
tidak mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sebagai akibat
dari peristiwa-peristiwa yang ada. Tokoh ini memiliki sifat dan watak yang
relatif tetap, tidak memiliki perkembangan dari awal hingga akhir cerita.
b) Tokoh berkembang
20
Tokoh berkembang (dynamisch) adalah tokoh yang mengalami
perubahan perwatakan seiring dengan jalannya cerita, tokoh berkembang
merupakan tokoh yang mengalami perubahan dan perkembangan watak
seiring dengan perkembangan peristiwa dan plot cerita.
5) Berdasarkan Pencerminan Tokoh
a) Tokoh tipikal
Tokoh yang berperan sebagai masyarakat golongan atas.Tokoh tipikal
adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan waktak individualnya.
Penokohan tokoh tipikal seringkali hanya ditonjolkan sebagai bagian dari
suatu pekerjaan atau suatu lembaga.
Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan watak
individualnya. Penokohan tokoh tipikal seringkali hanya ditonjolkan sebagai
bagian dari suatu pekerjaan atau suatu lembaga.
b) Tokoh netral
Tokoh yang menggambarkan masyarakat yang ada dalam kehidupan
sehari – hari. Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa tokoh merupakan
seseorang atau pelaku yang ada yang ada dalam cerita atau peristiwa.
Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa tokoh merupakan
seseorang atau pelaku yang ada yang ada dalam cerita atau peristiwa.
21
b. Penokohan
Berbicara tentang fiksi, maka dipergunakan istilah seperti tokoh dan
penokohan, watak dan perwatakan atau karakter dan karakterisasi secara
bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama, atau paling tidak
dalam tulisan ini akan dipergunakan dalam pengertian yang berbeda, walau
memang ada diantaranya sinonim atau istilah yang pengertiannya menyaran
pada tokoh cerita, dan pada “teknik” pengenbangannnya dalam sebuah cerita.
Penggunaan istilah “karakter” sendiri dalam berbagai literatur bahasa
Inggris menyarankan pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh
cerita yang ditampilkan dan sebagai sikap ketertarikan, keinginan, emosi dan
sikap moral yang ditampilkan tokoh-tokoh tersebut, Stanton (Nurgiyantoro,
2013:247). Tokoh cerita “karakter” sebagaimana dikemukakan Abrams
(Nurgiyantoro, 2013:247) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu
karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memeiliki kualitas
moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan
dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Istilah tokoh menunjukan pada
orangnya, pelaku cerita sedangkan watak, perwatakan dan karakter menunjukan
pada sifat dan sikap para tokoh. Berkaitan dengan hal tersebut, Nurgiyantoro
(2013:248) istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan
“perwatakan” sebab iya sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita,
bagaimana perwatakan dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam
22
sebuah cerita sehingga sanggup memberi gambaran yang jelas kepada
pembaca. Pembedaan antara tokoh yang satu dan yang lain lebih ditentukan
oleh kualitas pribadi daripada yang dilihat secara fisik.
Penokohan merupakan salah satu unsur cerita yang memegang peran
penting didalam sebuah novel, karena tanpa pelaku yang mengadakan
tindakan, cerita itu tidak mungkin ada, Adi (2011:47). Sementara itu, Sadikin
(2011:10) berpendapat bahwa, penokohan atau perwatakan ialah teknik atau
cara-cara menampilkan tokoh. Dengan penggambaran watak-watak yang
terdapat pada pelaku, cerita tersebut bertingkah laku seperti halnya manusia
hidup. Dari interaksi antartokoh dengan penokohannya, muncul konflik yang
berkembang menjadi peristiwa.Penokohan yang baik adalah penokohan yang
berhasil menggambarkan tokoh-tokoh dalam suatu cerita yang mewakili tipe-
tipe manusia yang dikehendaki tema dan amanat.
Menurut Abrams (Wicaksono, 2014:213) bahwa, “karakter dasar
berkaitan dengan sisi emosional, hasrat, dan sifat moral, baik dalam ucapan
maupun tindakan tokoh yang disebut motivasi tokoh”. Untuk menggambarkan
watak tokoh-tokohnya, Robert Humpre (Nurhayati 2012:15) menyebutkan ada
empat cara, (1) teknik monolog interior tak langsung, (2) teknik interior
langsung, (3) teknik pengarang serba tahu, (4) teknik solilokui. Teknik
monolog interior artinya cerita yang kehadirannya tidak ditujukan ditujukan
kepada siapapun baik pembaca tokoh lain. Teknik pengarang serba tahu
23
artinya pengarang menjelaskan semuanya tentang diri tokoh-tokoh dan
mencampuri segala tindakan seolah-olah pada diri setiap tokoh pengarang ada
didalamnya. Sementara itu teknik sililokui adalah percakapan batin artinya
penggambaran watak melalui percakapan tokoh itu sendiri. Lain halnya
dengan pendapat Menurut Jones (Nurgiyantoro,1995:165), penokohan
merupakan pelukisan gambaran yang jelas tentang seorang yang ditampilkan
dalam sebuah cerita. Teknik pelukisan tokoh menurut Altenbernd & Lewis
(Nurgiyantoro, 2010:194) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu teknik
ekspositori dan teknik dramatik. Pengarang menggunakan dua teknik dalam
mendeskripsikan ciri khas para tokoh kepada para pembacanya, yaitu:
1) Teknik Ekspositori
Teknik ekspositori atau teknik analitik dilakukan dengan memberikan
deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Sementara Marquab
menyebutnya dengan die direkre Charakterisierung (secara langsung). Teknik
ini dapat dilakukan melalui penggambaran dari pengarang itu sendiri, melalui
tokoh lain, dan melalui tokoh itu sendiri.
2) Teknik Dramatik
Teknik dramatik dilakukan secara tidak langsung, artinya pengarang
tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingak laku tokoh.
Pembaca hanya dapat mengetahuinya berdasarkan aktivitas yang dilakukan,
tindakan atau tingkah laku, dan juga pristiwa. Teknik ini menurut Marquab
24
disebut (secara tidak langsung). Teknik ini dilakukan melalui penggambaran
dari tingkah laku, penggambaran penampilan dan penggambaran hubungan
dengan tokoh lain.
Untuk menentukan karakter tokoh, ada berbagai metode yang
diperlukan pengarang. Marquab (1997: 36-37) menyatakan bahwa dalam
analisis penokohan dilakukan melalui tiga aspek, yakni:
1) Karakteristik Tokoh
Karakteristik adalah kualitas tertentu atau ciri yang khas dari seseorang
atau sesuatu. Dalam ilmu biologi karakteristik seringkali dikaitkan dengan
anatomi dan ciri khas dari hewan lainnya. Misalnya karakteristik capung
adalah mempunyai sayap yang tipis dalam menganalisis prosa.
2) Hubungan antar Tokoh
Tokoh-tokoh di dalam prosa memiliki bermacam-macam hubungan
dengan tokoh lain, misalnya melalui hubungan kekerabatan dan hubungan
dalam pekerjaan. Selain itu, tokoh juga memiliki simpati dan antipati satu
sama lain.
Dalam pemahaman tentang konstelasi tokoh, ada beberapa pertanyaan
yang menjadi acuan. (1) Tokoh mana yang terhubung kekerabatan? (2)
Apakah tokoh-tokoh teranglai di dalam sebuah kelompok secara hierarki? (3)
Tokoh yang mana atau kelompok yang mana berdiri sebagai penentang? (4)
25
Apakah kontelasinya stabil?Atau kekerabatan, pertentangan dan jalinan
kekuasaan berubah? (Marquab, 1997 : 38).
Ada beberapa konstelasi yang sering muncul dalam cerita, contohnya
(1) penentang : Ada tiga contoh konstelasi penentang, yaitu tokoh utama,
penghasut, penggemar, dan saingan. (2) Persekutuan : Ada dua contoh
konstelasi persekutuan, yaitu orang yang mencintai dan dicintai.
3) Konsepsi Tokoh
Tokoh diciptakan oleh pengarang menurut pola dasar tertentu yang
meliputi:
a) Statis atau Dinamis
Pada bagian ini dijelaskan mengenai karakteristik tokoh, apakah
tokoh-tokoh itu memiliki watak yang tetap atau berubah pada cerita.
b) Sederhana dan Kompleks
Tokoh dapat dikatakan sebagai tokoh sederhana apabila tokoh
memiliki sedikit karakteristik, sedangkan tokoh dengan banyak sifat
disebut sebagai tokoh kompleks.
c) Tertutup dan Terbuka
Sementara itu, pada bagian ini dijelaskan apakah tokoh memiliki
watak yang dapat dimengerti dengan jelas dan tegas atau tokoh dengan
26
watak yang membingungkan (Marquab, 1997:39) Ketiga hal tersebut
berperan penting dalam konsep tokoh. Pembaca dituntut untuk lebih jeli.
Tokoh yang kompleks dan dinamis harus diperhatikan lebih intensif tokoh
lainnya, apa yang membuat tokoh tersebut lebih menarik.
c. Jenis-jenis Penokohan
Cerita fiksi perwatakan erat kaitannya dengan alur, sebab alur yang
meyakinkan terletak pada gambaran watak-watak yang mengambil bagian di
dalamnya. Disamping perwatakan diciptakan sesuai dengan alur tersebut.
Peristiwa-peristiwa cerita yang didukung oleh pelukisan watak-watak tokoh
dalam suatu rangkaian alur itu merupakan manusia dengan berbagai persoalan,
tantangan dan lain-lain. Dalam kehidupannya cerita ini dapat ditelusuri dan
diikuti perkembangannya lewat perwatakan tokoh-tokoh cerita atau penokohan
cerita, ‘penokohan’ disini berasal dari kata ‘tokoh’ yang berarti pelaku. Karena
yang dilukiskan mengenai watak-watak tokoh atau pelaku cerita, maka disebut
perwatakan atau penokohan. Tokoh dalam cerita seperti halnya manusia dalam
kehidupan sehari-hari di sekitar kita, selalu memiliki watak-watak tertentu. Lebih
lanjut Aminuddin (Wicaksono, 2014:277) menyatakan bahwa ada beberapa
watak yang dimiliki oleh tokoh, sebagai berikut: 1. Tokoh protagonis 2. Tokoh
antagonis 3. Tokoh tritagonis. Berdasarkan pernyataan di atas, secara garis besar
penjelasan jenis-jenis penokohan didalam cerita, sebagai berikut:
1. Tokoh protagonis
27
Tokoh protagonis merupakan satu diantara unsur intrinsik didalam karya
sastra. Menurut Aminuddin (2013:80) mengemukakan bahwa pelaku protagonis
yaitu pelaku yang memiliki watak yang baik sehingga disenangi pembaca.
Sependapat dengan hal tersebut, Altenbernd dan Lewis, (Karmini, 2011:24)
menjelaskan bahwa tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi tokoh yang
mendahulukan norma-norma, nilai-nilai yang ideal, tokoh yang memberi
simpati dan empati, tokoh yang menampilkan sesuatu yang sesuai pandangan
dan harapan kita sebagai pembaca.
Sadikin (2011:9) menjelaskan bahwa tokoh protagonis ialah tokoh yang
disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Selanjutnya,
Nurgiyantoro (2013:260) mengemukakan tokoh protagonis adalah tokoh yang
kita kagumi yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero. Tokoh
protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita, harapan-
harapan kita, harapan-harapan pembaca. Maka, kita seringmengenalinya
sebagai memiliki kesamaan dengan kita, permasalahan yang dihadapinya
seolah-olah juga sebagai permasalahan kita, demikian halnya dalam
menyikapinya. Sebuah fiksi harus mengandung konflik, ketegangan khususnya
konflik dan ketegangan yang dialami oleh tokoh protagonis.
Menurut Sembodo (2010:5) bahwa tokoh yang menjadi tokoh sentral
dalam cerita disebut tokoh protagonis. Selanjutnya, Stanton (Santoso dan
Wahyuningtyas, 2010:7) yang menyebutkan bahwa tokoh utama atau sentral
senantiasa relevan dalam setiap peristiwa di dalam suatu cerita, tipe tokoh
28
yang demikian disebut tokoh protagonis. Sedangkan menurut Nurgiyantoro
(2013:259) mengemukakan tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan
penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang
paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai
kejadian. Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu
berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan
plot cerita secara keseluruhan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa tokoh
protagonis yaitu tokoh yang bersifat baik di dalam sebuah cerita. Tokoh
protagonis sering mendapat simpati dari pembaca, karena karakter dirinya
baik. Menurut Mustari (2014:1) ruang lingkup tokoh protagonis sebagai
berikut. Pertama bertanggung jawab, Kedua kerja keras, Ketiga kebajikan.
Adapun karakter tokoh protagonis yang terdapat di dalam novel akan
dijabarkan dibawah ini.
a) Bertanggung Jawab
Rasa tanggung jawab adalah suatu pengertian dasar untuk memahami
manusia sebagai mahluk susila dan tinggi rendahnya akhlak yang dimilikinya.
Terkait rasa tanggung jawab, sebaliknya manusia melandasi anggapannya
dengan mengakui kenyataan bahwa manusia dalam hubungannya yang sempit
dan luas memerlukan satu sama lain untuk mewujudkan nilai-nilai kehidupan
yang dirasanya baik dan menunjang eksistensi dirinya. Rasa tanggung jawab
kemudian berkembang bukan hanya pada tataran personal, namun selalu
29
dikaitan dengan hubungan dengan orang lain sehingga dapat dibuat dalam
sistem hukum, bahkan hukum pidana. Seseorang yang terhubung dengan
pihak-pihak lain tidak lepas dari rasa tanggung jawab yang melekat pada
dirinya.
Tanggung jawab adalah segala hal yang harus dilakukan oleh
seseorang untuk memenuhi kewajibannya Allah Swt. Sesungguhnya telah
menciptakan manusia itu sendiri kemudian Allah memberikan kepadanya
tanggung jawab atas diri mereka masing-masing. Hal ini bisa kita temukan di
dalam surat Al Mudatstsir ayat 38 yang artinya: “Tiap-tiap diri bertanggung
jawab atas apa yang telah diperbuatnya”. Jelaslah bagi kita bahwa kita semua
masing-masing memiliki tanggung jawab untuk mengurusi dirinya masing.
Selain itu kita juga wajib bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah di
amanahkan kepada kita.
Menurut Nashir (2013:82) menjelaskan bahwa tanggung jawab ialah
kesadaran diri dalam diri sendiri untuk melaksanakan tugas atau kewajiban,
manusia hidup tidak lepas dari tanggung jawab.Selanjutnya, Muhammad
(2011:153) berpendapat bahwa apabila berbicara tentang tanggung jawab,
pastilah menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia, hubungan
manusia dengan alam lingkungan, hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam
ketiga jenis hubungan itu terdapat kewajiban dan hak. Sedangkan, Yaumi
(2014:72) berpendapat bahwa tanggung jawab adalah suatu tugas atau
kewajiban untuk melakukan atau menyelesaikan tugas dengan penuh
30
kepuasan (yang diberikan oleh seseorang atau atas janji atau komitmen
sendiri) yang harus dipenuhi seseorang, dan yang memiliki konsekuen
hukuman terhadap kegagalan.
Hidayatullah (2010:92) mengemukakan bahwa tanggungjawab ialah
memahami dan melakukan apa yang sepatutnya dilakukan. Tanggung jawab
luas cakupannya di mulai dari tanggung jawab kepada diri sendiri, keluarga,
tetangga, masyarakat luas, dan tanggung jawab kepada Tuhan selaku makhluk
dan umat beragama. Masalah dalam kehidupan sering terjadi karena setiap
individu sering melepas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Akibatnya dari sikap tidak bertanggung jawab sering kali bukan hanya
menimpa bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga dapat menyebabkan
kerugian atau penderitaan bagi orang lain. Tanggung jawab dapat diwujudkan
melalui proses pelatihan sejak kecil melalui pengalaman, pembiasaan, dan
praktik sehari-hari secara penuh disiplin. Selain itu tanggung jawab juga harus
dilatih melalui hukuman apabila tidak ditunaikan, sehingga orang tidak
gampang melepaskan tanggung jawabnya.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa sikap
bertanggung jawab merupakan kesadaran diri terhadap kesalahan yang telah
dilakukan baik sengaja atau pun tidak sengaja dan segera menyelesaikannya.
Tanggung jawab juga harus berasal dari dalam hati dan kesadaran diri sendiri
atas kesalahan yang telah diperbuat. Ciri-ciri orang yang bertanggung jawab
yaitu, apabila ada kesalahan segera menyelesaikannya, melakukan dan
31
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, tidak membuang-buang
waktu.Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang bisa mengelola
dirinya untuk memberikan hasil terkait kewajibannya.
b) Kerja keras
Dengan berkerja keras akan melahirkan pemenang. Pribadi yang giat
berkerja keras adalah tidak lain sebutan bagi pribadi yang tidak merasa lemah
terhadap sesuatu yang terjadi dan menimpanya. Pribadinya menganggap
sesuatu yang terjadi itu dari segi positifnya. Tidak berhasil menyelesaikan
suatu permasalahan tidak membuat seseorang dikatakan gagal karena orang
yang tidak berhasil untuk pertama kali bisa mencoba lagi untuk kedua kalinya,
dan orang yang gagal kedua kali bisa mencoba lagi untuk ketiga kali, sampai
ia berhasil. Tetapi patah semangat yang muncul karena tidak berhasil
menyelesaikan suatu permasalahan bisa membuat seseorang gagal. Menjaga
konsistensi kegigihan dan giat berkerja keras sama artinya seperti kita pergi
mencari rahasia sukses dari orang-orang tersukses yang kita kagumi.
Hidup ini mengajarkan kepada kita semua untuk selalu melintasi
semua medan perjalanan tanpa pernah mengeluh apa lagi putus asa terhadap
situasi dan kondisi yang kita temukan di medan perjalanan tersebut.
Konsistensi semangat juang harus selalu terpelihara dalam situasi dan kondisi
apa pun, sebab hanya itu yang bisa membangkitkan kita dari setiap
keterpurukan yang kita alami selama perjalanan hidup kita dalam mencari
mimpi, cita-cita, dan harapan. “Hai hamba-hambaku yang melampaui batas
32
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa - dosa semuanya. Sesungguhnya Dia
lah yang maha pengampun lagi maha penyayang”. (QS. Az-Zumar : 53)
Firman Allah Swt. di atas menegaskan kepada kita bahwa dalam menjalani
kehidupan didunia ini kita dilarang untuk berputus asa, tanpa adanya usaha
untuk merubah nasib dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ulet dan
pantang menyerah, tangguh dan kuat serta tidak mudah putus asa adalah sikap
seorang manusia yang memiliki budi pekerti yang luhur. Orang-orang yang
memiliki sifat giat berkerja keras bahwasanya akan mendapatkan rahmat dari
Allah Swt.
Berkerja keras merupakan aspek dari komitmen tinggi, yakni sikap
bertahan untuk tetap ingin mencapai apa yang diinginkan kendati mengalami
kegagalan, mendapat hambatan dan rintangan. Kerja keras merupakan sikap
berusaha dengan maksimal untuk memenuhi keperluan hidup di dunia
maupun di akhirat disertai sikap optimis.Kebutuhan hidup manusia baik
jasmani maupun rohani harus terpenuhi. Kebutuhan jasmani antara lain
makan, pakaian dan tempa tinggal sedangkan kebutuhan rohani diantaranya
ilmu pengetahuan, Kebutuhan itu akan diperoleh dengan syarat apabila
manusia mau bekerja keras. Bekerja keras merupakan kewajiban semua
manusia, karena itu untuk mencapai tujuan hidup manusia harus bekerja keras
terlebih dahulu. Dalam lingkup belajar, kerja keras sangat diperlukan sebab
belajar merupakan proses yang membutuhkan waktu.
33
Menurut Muhammad (2011:105) berpendapat bahwa kerja keras
adalah usaha atau perjuangan untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia
yang ingin sejahtera dalam arti yang wajar harus kerja keras. Sebagian besar
waktu manusia hidup digunakan untuk berusaha/perjuangan atau bekerja.
Sedangkan, Hidayatullah (2010:94) mengemukakan bahwa kerja keras
merupakan sikap yang giat dan tabah untuk mencapai sesuatu tentang cita-cita
berdasarkan tujuan, tidak mudah putusasa. Selanjutnya, Yaumi (2014:94)
berpendapat bahwa kerja keras adalah perilaku yang menunjukan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa sikap
pekerja keras merupakan usaha dengan sepenuh hati dengan sekuat tenaga
untuk berupaya mendapatkan keingingan dengan hasil yang maksimal. Kerja
keras harus dikerjakan dengan sungguhsungguh tanpa mengenal lelah atau
berhenti sebelum harapannya tercapai dan selalu mengutamakan atau
memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Ciri-ciri
orang yang memiliki sikap pekerja keras yaitu, pantang menyerah, selalu
bersungguh sungguh, memanfaatkan waktu, rajin dan disiplin, tidak
mengeluh, selalu bersyukur.
c) Kebajikan
Kebajikan dapat diartikan kebaikan, sesuatu yang mendatangkan
kebaikan, keselamatan, keberuntungan, kesejahteraan dan kebahagiaan.
34
Kebaikan merupakan sesuatu yang sangat mulia, sehingga disenangi orang
lain. Kita menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang mampu hidup tanpa
kehadiran pihak lain. Kekayaan, ketinggian pangkat dan golongan bukan
suatu jaminan untuk dapat berhasil dalam hidup bermasyarakat. Bahkan
kemampuan intelektual yang tinggi sangat sulit beradaptasi dengan
masyarakat jika tidak memiliki rasa kebajikan terhadap orang lain. Itulah
sebabnya dalam bahasa agama istilah iman selalu dibarengi dengan amal
shaleh, yang berarti kewajiban untuk mengasah dimensi ketuhanan, iman,
harus diikuti kewajiban untuk mempertajam dimensi sosial, yakni berbuat
baik dengan orang lain walaupun pada saat yang sama orang lain belum
mampu berbuat baik kepada diri kita.
Menurut Muhammad (2011:104) bahwa kebajikan atau kebaikan itu
dapat berupa tingkah laku dan perbuatan misalnya sopan, pergaulan yang
ramah, supel, lincah, sopan, dan berbuat melincahkan orang lain. Sependapat
hal tersebut, Aristoteles (Lickona, 2013:81) menjelaskan bahwa karakter yang
baik sebagai kehidupan dengan melakukan tindakan-tindakan yang benar
sehubungan dengan diri seseorang maupun orang lain.
Yaumi (2014:112) mengemukakan bahwa kebajikan adalah sikap atau
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat
yang membutuhkan.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa sikap
kebajikan merupakan sebuah ciri atau karakter yang diperlukan karena
35
sifatnya dapat menciptakan harmoni sosial. Kebajikan memungkinkan
seseorang bertindak sesuai dengan alasan atau kaidah- kaidah atau norma-
norma yang berlaku, orang tidak disebut memiliki kebajikan apabila tidak
bermoral, atau sebaliknya, bagi yang memiliki sikap baik hati melakukan
sesuatu karena didorong oleh tujuan demi kebaikan semua. Ciri-ciri orang
yang memiliki sikap kebajikan yaitu, murah senyum, selalu berfikir positif,
memulai pembicaraan terlebih dahulu, segera meminta maaf ketika bersalah,
selalu bermanfaat untuk orang lain, dapat mengendalikan emosi, peduli
terhadap sesama, dan bertanggung jawab.
2. Tokoh antagonis
Tokoh antagonis merupakan satu diantara unsur intrinsik karya sastra.
Tokoh antagonis merupakan penokohan yang mempunyai sifat negative atau
dalam artian mempunyai sifat jahat. Aminuddin (2013:80) yang berpendapat
bahwa pelaku antagonis yakni pelaku yang tidak disenangi pembaca karena
memiliki watak yang tidak sesuai dengan apa yang diidamkan oleh pembaca.
Nurgiyantoro (2013:261) menjelaskan tokoh antagonis adalah tokoh
yang berposisi dengan tokoh protagonis, secara langsung atau tidak langsung,
bersifat fisik atau batin. Secara umum dapat dikatakan bahwa kehadiran tokoh
antagonis sangat penting didalam cerita fiksi, khususnya fiksi yang
mengangkat masalah pertentangan antara dua kepentingan, seperti baik-buruk,
baik-jahat, benar-jahat, dan lain-lain yang sejenis.
36
Tokoh antagonislah yang menyebabkan timbulnya konflik dan
ketegangan sehingga cerita menjadi menarik. Sementara itu, Nurgiyantoro
(Nurhayati, 2012:16) mengemukakan tokoh antagonis adalah tokoh penyebab
terjadinya konflik. Selanjutnya Sadikin (2011:9) berpendapat bahwa tokoh
antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena
sifat-sifatnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa
tokoh antagonis adalah tokoh yang jahat didalam cerita. Tokoh antagonis
adalah lawan dari tokoh protagonis, kehadirannya untuk menimbulkan
ketegangan dalam suatu cerita. Tokoh antagonis dicirikan dengan sifatsifat
seperti pembohong, pendengki, kejam, dan lain sebagainya.
3. Tokoh tritagonis
Tokoh tritagonis adalah tokoh yang membantu dalam sebuah cerita,
baik itu membantu tokoh protagonis maupun antagonis. Aminuddin (2013:79)
menyatakan seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita
disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama, sedangkan tokoh yang memiliki
peranan tidak penting karena pemunculannya hanya melengkapi, melayani,
mendukung pelaku utama disebut tokoh tritagonis atau tokoh pembantu.
Sementara itu, Karmini (2011:23) menjelaskan bahwa tokoh tritagonis adalah
tokoh yang ditampilkan sekali atau beberapa kali dalam cerita. Selanjutnya,
Nurgiyantoro (2013:259) berpendapat bahwa pemunculan tokoh-tokoh
tritagonis biasanya diabaikan, atau paling tidak kurang mendapatkan
perhatian.
37
Tokoh utama adalah tokoh yang dibuat sinopsisnya, sedangkan tokoh
tritagonis biasanya diabaikan karena sinopsisnya hanya berisi intirasi cerita.
Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa tokoh tritagonis
adalah tokoh yang netral. Tugas tokoh tritagonis adalah menengahi konflik
yang sedang terjadi. Sifat tokoh tritagonis tidak diulas terlalu mendalam di
dalam cerita.
B. Kerangka pikir
Karya satra merupakan bentuk karya yang sangat indah secara lisan maupun
tulisan.Karya sastra terbagi atas tiga yaitu prosa fiksi, puisi, dan drama. Dari ketiga
jenis karya sastra tersebut, peneliti fokus mengkaji prosa khususnya novel Senja &
Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia. Novel memiliki dua unsur pembangun
yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, peneliti fokus meneliti unsur intrinsik
dengan menganalisis tokoh dan penokohan. Setelah melakukan analisis, maka
ditemukanlah hasil akhir.
38
Bagan 2.1 Kerangka Pikir
Puisi
Karya Sastra
Drama Prosa fiksi
Novel Senja &
Pagi Karya
Alffy Rev &
Linka Angelia
Unsur Intrinsik Unsur Ekstrinsik
Tokoh dan
Penokohan
Analisis
Hasil
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Fokus dan Desain Penelitian
1. Fokus Penelitian
Berdasarkan judul penelitian tersebut, maka fokus penelitian ini adalah
tokoh dan penokohan yang digunakan dalam novel Senja & Pagi karya Alffy Rev
& Linka Angelia.
2. Desain Penelitian
Untuk memudahkan memperoleh data dan kesimpulan secara objektif
tentang Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia, langkah yang ditempuh
penulis adalah mengadakan studi kepustakaan yang mengidentifikasi pemilihan
dan perumusan masalah, menyelidiki variabel-variabel yang relevan melalui telaah
kepustakaan.
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu mengidenifikasi, mengungkapkan
dan mendeskripsikan tokoh dan penokohan dari novel Senja & Pagi Karya Alffy
Rev & Linka Angelia.
40
B. Definisi Istilah
Definisi istilah digunakan untuk menghindari perbedaan pengertian terhadap
istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga hal yang dimaksudkan dalam
penelitian ini menjadi jelas. Tujuan definisi istilah yaitu memberikan pemahaman
istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian agar penelitian ini menjadi jelas.
Sebagai upaya untuk penyamaan persepsi terhadap penelitian ini maka berikut
adalah batasan istilah:
1. Karya Sastra
Karya sastra adalah suatu karya dari hasil imajinasi baik lisan maupun
tulisan yang bersifat imajinatif dan menggunakan alam dan manusia sebagai
objeknya.
2. Prosa fiksi
Prosa adalah suatu karya sastra yang bentuknya tulisan bebas dan tidak
terikat dengan berbagai aturan dalam menulis seperti rima, diksi, irama, dan lain
sebagainya.
3. Novel
Novel merupakan suatu karya prosa yang bersifat cerita yang menceritakan
suatu kejadian luar biasa dan kehidupan orang-orang (tokoh cerita), dan kejadian
ini menimbulkan konflik suatu pertikaian yang mengalihkan urusan nasib
mereka.
4. Psikologi
41
Psikologi adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam
suatu karya sastra
5. Tokoh
Tokoh adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau
drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang
dilakukan dalam tindakan.
6. Penokohan
Penokohan merupakan salah satu unsur cerita yang memegang peran
penting didalam sebuah novel, karena tanpa pelaku yang mengadakan tindakan,
cerita itu tidak mungkin ada.
7. Novel Senja dan Pagi
Novel Senja & Pagi merupakan novel karangan Alffy Rev & Linka
Angelia, yang mengisahkan tentang Alffy Rev atau kerap disapa Alffy dengan
Linka Angelia atau kerap disapa Linka. Pertemuan pertama antara Alffy dan
Linka terjadi secara tidak sengaja untuk coba bercengkerama dan bertukar pikir
sembari riset karakter personalitinya untuk karakter naskah gelaran Sea Games
2018. Senja & Pagi berkisah tentang hubungan sepasang kekasih. Mereka
dipertemukan oleh keramahan semesta serta membahas banyak mimpi, prinsip,
dan prospek yang terasa satu frekuensi. Alffy, adalah seorang musik produser,
sinematografi, dan sutradara yang berjiwa idealis dan nasionalisme. Baginya,
42
musik adalah urusan kecil. Tapi menyampaikan pesan dari musik itu urusan
besar.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data penelitian adalah bahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini.
Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa dan kalimat yang berhubungan
dengan tokoh dan penokohan yang terdapat dalam novel Senja & Pagi karya
Alffy Rev & Linka Angelia.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Senja & Pagi karya Alffy
Rev & Linka Angelia, yang merupakan cetakan pertama yang diterbitkan pada
tahun 2019 oleh penerbit Loveable x Bhumi Anoma dengan tebal buku 199
halaman.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua,
yaitu (1) teknik baca dan (2) teknik catat.
a. Teknik Baca
Teknik membaca yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membaca teks
novel Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia.
43
b. Teknik Catat
Teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan
metode simak yaitu mencatat data yang diperoleh dari informa dan kartu data
dalam hal ini mencatat unsur intrinsik mengenai tokoh dan penokohan dalam
novel Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis teks. Analisis teks
tersebut digunakan untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan yang terkandung
dalam novel Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia. Teknik analisis teks
ini berfungsi untuk memberikan dan mengidentifikasi tokoh dan penokohan dalam
novel Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia yaitu berupa penggalan-
penggalan novel yang mengacu pada penokohan. Dalam mengumpulkan dan
menganalisis data, penulis melakukan beberapa tahapan. Tahapan -tahapan
tersebut sebagai berikut.
1) Membaca novel Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia secara
keseluruhan dengan saksama.
2) Mencari penggalan-penggalan novel yang mengandung tokoh dan penokohan
cerita.
3) Memberikan kode pada penggalan-penggalan novel yang mengandung tokoh
dan penokohan.
4) Menginterpretasikan penggalan-penggalan novel yang mengandung tokoh dan
penokohan.
44
5) Menyimpulkan hasil analisis dan rancangan pembelajaran mengidentifikasi
tokoh dan penokohan dalam novel Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka
Angelia.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Menurut Badic (Nurgiyantoro, 2013: 247) menjelaskan bahwa tokoh
adalah orang yang menjadi pelaku dalam cerita fiksi atau drama. Dari kutipan
tersebut dapat diketahui juga bahwa antara seorang tokoh dengan kualitas
pribadinya erat kaitannya dengan penerimaan pembaca. Dalam hal ini,
khususnya dari pandangan tepro resepsi, pembacalah yang sebenarnya yang
memberi arti dilakukan berdasarkan kata – kata dan tingkah laku lain.
Tokoh merupakan unsur sentral dalam sebuah karya sastra yang
berwujud individu rekaan yang mengalami atau melakukan peristiwa dalam
cerita fiksi. Berdasarkan peran tokoh dalam cerita, tokoh dibedakan dalam dua
peran yaitu, peran utama dan peran tambahan.
Analisis tokoh dan penokohan dalam novel Senja & Pagi Karya Alffy
Rev & Linka Angelia berdasarkan dengan perannya adalah sebagai berikut.
Tokoh utama adalah Alffy dan Linka, dan tokoh tambahan adalah Ayah Alffy,
Ibu, Anggun, Papa Linka, Mama Linka, Mas Ulun, Tazar, Kak Nita, Mas
Bagus, Mas Roma, Indah, Argo, Farhad, Paul shady, Kak Elisa, Mas Budi,
Mba Putri, Laras, Pak Ari, Pak William, Om dani. Peran tambahan dianalisis
46
dalam penelitian ini hanyalah tokoh yang dianggap mempunyai peran penting
dalam novel Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia..
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu
analisis tokoh dan penokohan dalam novel Senja & Pagi karya Alffy Rev &
Linka Angelia. Maka penelitian ini akan di fokuskan pada upaya
mendeskripsikan tokoh dan penokohan . Berikut ini uraian data yang
berhubungan dengan tokoh dan penokohan.
1. Analisis Watak Tokoh dan Penokohan
Analisis watak tokoh erat kaitannya dengan teknik penokohan dan
pelukisan tokoh yang ditampilkan dalam sebuah novel. Secara garis besar,
teknik analitik dan teknik dramatik. Teknik analitik sering juga disebut
teknik ekspositoris atau teknik langsung, yaitu pelukisan tokoh cerita
dilakukan dengan memberi deskripsi, uraian, atau penjelasan secara
langsung. Teknik dramatik terdiri atas beberapa macam, yaitu teknik
cakapan, teknik tingkah laku, teknik fikiran dan perasaan, teknik arus
kesadaran, teknik reaksi tokoh, teknik pelukisan latar dan teknik pelukisan
fisik. Berikut analisis watak tokoh dan penokohan yang terdapat dalam
novel Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia.
47
a. Tokoh utama
1) Alffy Rev
Tokoh Alffy berperan sangat penting dalam novel Senja &
Pagi. Auwalur Rizqi Al-firori atau biasa dipanggi Alffy Rev yang
merupakan tokoh utama dalam novel tersebut. Setiap bab dalam
novel ini membahas tentang Alffy yang menjadi sumber cerita.
Alffy menjadi pembuka sekaligus penutup cerita dalam novel
ini. Ia adalah seorang pemuda yang berusia 20 tahun, anak sulung
dari dua bersaudara. Keluarga Alffy, Ayah dan ibunya berpisah
dan alffy tinggal bersama ayahnya sedangkan ibunya tinggal
bersama Anggun. Alffy berhenti kuliah dan memilih untuk
membeli Launchpad. Ia memiliki karakter bertanggung jawab,
penyayang, beriman, baik hati dan tidak gampang menyerah.
a) Tanggung Jawab
Watak tanggung jawab Alffy dideskripsikan dalam
teknik tingkah laku yaitu tindakan bersifat secara tidak
langsung. Sikap serta tingkah laku tokoh, pembaca hanya
dapat mengetahui berdasarkan aktivitas yang dilakukan,
tindakan dan juga peristiwa. Teknik dramatik ini dilakukan
melalui penggambaran dari tingkah laku, penggambaran
penampilan dan penggambaran hubungan dengan tokoh lain.
48
“Saya harus bertanggung jawab pada pilihan saya. SMK
tempat saya belajar dan segala stereotipnya tentang seniman
adalah hal yang banyak mengubah saya secara kepribadian.
Apa yang Ayah tanamkan, selama ini kepada saya berbuah
suatu pemahaman bahwa tanggung jawab itu hal penting dalam
berbuat, bermimpi, dan bercita-cita.” (Rev dan Angelia, 2019:
22)
“Aku rela habisin seluruh tabungan demi proyek ini, yang
penting aku mau kontribusi untuk Indonesia di momen Asian
Games ini.” (Rev dan Angelia, 2019: 45)
“Saya produksi proyek ini dengan teman-teman saya. Kalau
saya diundang tampil untuk closing ceremony, teman-teman
saya juga harus diundang.” “Mohon, pertimbangkan juga
kehadiran teman-teman saya.” Kata saya sungguh-sungguh,
berusaha menjadikan itu sebagai harga mati yang biar
membuat teman-teman saya ikut melangkah ke panggung
penutupan Asian Games ke-18.” (Rev dan Angelia, 2019: 70)
“Saya nggak mau pacaran. Saya ingin semuda mungkin
menikah. Tapi jujur, saya juga bukan sosok yang mapan.
Mapan yang begitu siap menikahi Linka. Tapi, saya adalah
orang yang punya niat baik, nggak cuma Linka, tapi atas segala
suatu keputusan yang saya ambil.” “Saya ingin menghindari
diri dari pacaran. Saya mau membangun dunia saya dengan
keluarga, dan memiliki lebih banyak waktu melakukan misi-
misi kemanusiaan kami.” (Rev dan Angelia, 2019: 136)
Sifat ceria Alffy juga disampaikan dengan teknik
cakapan yaitu percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh
dalam suatu cerita biasanya juga dimasukan untuk
menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan. Bentuk
percakapan dalam sebuah karya fiksi khususnya novel
umumnya cukup banyak, baik pendek maupun yang panjang.
49
Tidak semua percakapan menunjukkan kedirian tokoh atau
paling tidak keberadaannya sebagai tokoh saja.
b) Penyayang
Alffy adalah seorang pemuda yang penyayang. Sikap
ini dapat dilihat ketika Alffy mengatakan isi hatinya kepada
Ayahnya dan mendoakan ayahnya di surga. Hal ini dapat dari
kutipan berikut.
“Assalamualaikum, Yah. Sapa saya sambal mengusap pelan
nama Ayah yang terukir rapi di permukaan pualam hitam.
Daun-daun kering yang jatuh di atas tempat isitirahat Ayah,
saya singkirkan. Sebelum menumpahkan apa yang bergejolak
di hati, saya melambungkan Surah Al-Fatihah khusus untuk
Ayah.” “Saya dateng Yah, Alhamdulillah saya sehat. Saya
ingin bertanya bagaimana keadaan Ayah, tapi saya tahu Ayah
pasti sudah sangat berbahagia disana” (Rev dan Angelia, 2019:
36)
“Saya menghembuskan napas panjang, merasa sudah cukup
berjalan mundur pada hari – hari ketika Ayah masih ada. Saya
lihat dalam-dalam nisan Ayah, seolah saya lihat sekarang
memasang wajah Ayah. “ Yah, Indonesia mau jadi tuan rumah
Asian Games. Saya pingin banget tampil disana. Semoga saya
bias ya, Yah. Saya lagi berusaha.” Saya terdiam sesaat,
membayangkan bagaimana senyum dan jawaban Ayah.” (Rev
dan Angelia, 2019: 39)
Watak penyayang Alffy dideskripsikan dengan teknik
pikiran dan perasaan, perbuatan, kata-kata, serta jalan pikiran
dan perasaan akan mencerminkan sifat-sifat para tokoh. Secara
fisik orang akan berlaku pura-pura tidak sesuai dengan jalan
50
pikirannya, namu seorang tokoh tidak akan berlaku pura-pura
terhadap jalan pikiran dan hatinya.
c) Baik Hati
Baik hati Alffy adalah seorang pemuda yang baik hati
dalam hal apapun. Terutama kepada keluarga dan sahabatnya.
Hal ini dapat dilihat dari percakapannya kepada Ayahnya dan
sahabatnya Tazar. Sifat baik Alffy digambarkan dengan teknik
dramatik.
“Yah….,saya memulai dengan nada semeyakinkan mungkin.
Ayah tampak serius. Terlihat dari posisi punggungnya yang
sedikit kaku untuk bersandar di punggung kursi. “Kayaknya,
udah cukup saya kuliah. Uang semesteran saya, kan lumayan
mahal, kayaknya mending saya beliin Launchpad. Saya butuh
alat ini. Alat ini canggih banget pokoknya. Alat musik masa
depan.” (Rev dan Angelia, 2019: 6)
“ Yah…, Ayah berbalik. “Opo, Le? (Apa, Nak?) “Duite arep
aku tukuno gitar.” (Uangnya mau saya belikan gitar.) Saya
ingat, kerutan seperti perempatan jalan langsung muncul di
dahi Ayah. “Gitar? Gawe opo Le?” (Gitar? Bua tapa, Nak?)
“Buat saya mainin, Yah.” (Rev dan Angelia, 2019: 13)
“Saya bikin lagu itu buat Ayah, judulnya Greet Tomorrow.
Saya ingin mentransfer segala kebaikan ke Ayah dengan cara
mengispirasi orang lain.” Saya tersenyum sambil menyirami
makam Ayah dengan air mawar.” (Rev dan Angelia, 2019: 37)
“Banyak yang nanyain Fy, kenapa lu nggal biki cover lagu
Asian Games. Yah, pada nggak tahu aja kita gelisah nungguin
acc.” Saya meringis. “Pokoknya, tunggu aja,” kata saya
berusaha yakin. Kemudian beranjak masuk kamar dengan
iringan lirikan Tazar. Bukalah matamu, kuatkan hatimu,
berikan energi di dalam semangatmu.” (Rev dan Angelia,
2019: 42)
51
Kebaikan Alffy digambarkan dengan teknik cakapan, yaitu
percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam suatu
cerita biasanya juga dimasukkan untuk menggambarkan sifat-
sifat tokoh yang bersangkutan. Bentuk percakapan dalam
sebuah karya sastra, fiksi, khususnya novel, umumnya cukup
banyak, baik pendek maupun panjang. Tidak semua
percakapan menunjukkan kedirian tokoh atau paling tidak
keberadaannya sebagai tokoh saja.
d) pemberani
Watak pemberani Alffy dideskripsikan dalam teknik
tingkah laku yaitu tindakan bersifat nonverbal, fisik: apa yang
dilakukan orang dalam wujud tindakan dan tingkah laku,
dengan banyak dapat dipandang sebagai menunjukkan reaksi
tanggapan, sikap yang mencerminkan sifat-sifat kesendirian.
“Saya tahu, papa Linka sebenarnya menginginkan sosok yang
sekirannya sudah lebih mapan, jelas, dana man masa depannya
untuk Linka. Semua sudah terjamin dengan asuransi dan gaji
yang tetap. Tapi justru, saya merasa harus membuka sisi yang
berseberangan dengan itu. “Saya lebih senang menanam
sesuatu yang positif. Saya yakin, dampaknya akan lebih besar.
Saya orang yang berani ambil risiko. Tapi sebelumnya, jelas
saya selalu memperhitungkan segala pilihan yang akan saya
ambil” (Rev dan Angelia, 2019: 136)
“Saat saya nekat menggarap secara independent cover lagu
untuk Asian Games 2018. Niat kami berkontribusi memberi
karya terbaik untuk Indonesia akhirya membawa kami ke
panggung penutupan Asian Games di Gelora Bung Karno”
(Rev dan Angelia, 2019: 145)
52
Watak pemberani Alffy juga dideskripsikan dengan teknik
analitik yaitu pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan
memberikan uraian atau penjelasan secara langsung. Tokoh
cerita hadir dan dihadrikan oleh pengarang kehadapang
pembava secara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan
langsung disertai deskripsi kedirinya yang mungkin berupa
sikap, sifat, watak, tingkah laku atau bahkan juga ciri fisiknya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Alffy memiliki
watak yang penyanyang, baik hati, pantang menyerah,
pemberani, dan tanggung jawab. Meskipun Ayahnya
meninggal sebelum melihat kerja keras Alffy saat mengejar
mimpi dan mewujudkan keinginkan Ayahnya memberi karya
terbaik untuk Indonesia. Hal ini dapat dilihat kutipan-kutipan
di atas yang menggunakan teknik pelukisan tokoh.
e) Pantang Menyerah
Alffy adalah seorang pemuda yang pantang menyerah
dalam hal apapun. Hal ini dapat dilihat ketika Alffy
memperaktikkan bermain gitar kepada Ayahnya dan teman
kerjanya Kak Nita yang dalam perjalanan mendaki gunung.
“Saya sadar, saya masih dalam proses belajar dan akan terus
belajar. Saya juga belum melahirkan karya apa pun, tapi firasat
saya saat itu kencang mengatakan bahwa saya butuh sebuah
nama panggung”( Rev dan Angelia, 2019: 20)
53
“Saya berkali-kali mengalami gagal produksi. Bahkan,
produksi yang sampai melibatkan 40 orang. Tapi, malah dari
situ saya bisa semakin jelas mendeskripsikan apa yang saya
inginkan; saya ingin jadi sutradara.”( Rev dan Angelia, 2019:
26)
“Apa kita nggak usah ke puncak, Kak?” Tanya saya spontan
saat Kak nita melintas di depan saya. Pertayaan itu langsung
membuat Kak Nita berhenti di depan saya, lalu memandang
saya aneh dari bail kacamatannya. “Hah? Apaan, Fy?
“Udaranya lagi dingin banget. Anak-anak kecapekan semua.”
“Yakin, kamu?” Tanya Kak Nita sambal meraptkan jaketnya.
Nggak. Saya nggak yakin untuk berhenti sekarang. Tapi saat
saya pikir lagi dan melihat realita, ide ini memang berat untuk
direalisasikan.” (Rev dan Angelia, 2019: 55)
Watak pantang menyerah Alffy dideskripsikan dengan
teknik analitik yaitu pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan
memberikan uraian atau penjelasan secara langsung. Tokoh
cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang kehadapan pembaca
secara tidak terbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung
disertai deskripsi kediriannya yang mungkin berupa sikap,
sifat, watak, tingkah laku, atau bahkan juga ciri fisiknya.
2) Linka
Linka adalah wanita akademis lahiran 1994 yang merupakan
anak pertama dari empat bersaudara. Linka cukup ramah dikenal di
media sosial Instagram sejak tahun 2015. Walaupun Linka cukup
aktif di Instagram namun, dia bukanlah seorang entertain ataupun
54
blogger. Linka tetap fokus berkarier di dunia korporat, perusahaan
swasta, maupun BUMN.
Bidang akademis yang ditekuninya dari kecil menjadikannya
siswi unggul sejak masa Sekolah hingga bangku perkuliahan.
Prestasi yang diraih memacunya untuk menjadi wanita Indepeden
seutuhnya dan sangat menjunjung tinggi karier.
Linka sosok wanita petualang yang memiliki karakter baik
hati, penyabar, dan patuh. Ia mempunyai keinginan menjadi
seorang ilmuwan dan ingin nikah muda, tetapi keinginannya itu
dipatahkan oleh kedua orang tuanya, ia sangat patuh kepada kedua
orang tua terutama papanya, sehingga mimpi-mimpinya harus rela
ia kubur.
a) Baik Hati
Linka adalah seorang wanita akademis yang baik hati
dalam hal apapun. Terutama kepada keluarganya. Hal ini dapat
dilihat dari cakapannya kepada papanya dan Alffy. Teknik ini
mengambarkan sebagai teknik damatik. Ini dapat dilihat dari
kutipan sebagai berikut.
“Sebisa mungkin, saya menghindari hal-hal yang bisa
memancing penolakan Papa. Di Kepala saya, kayak ada alarm
tersendiri yang selalu mengingatkan saya; apa yang keluar dari
mulut orang tua itu sakti madraguna. Ridhanya Allah, ya
ridhanya orang tua. Jangan sampai ke depan nanti jalan susah
55
gara-gara kesandung restu orang tua.” (Rev dan Angelia, 2019:
9)
“Hm….Linka, nanti bakalan ada teman-temanku yang nyusul
tapi sekarang mereka meeting, sih. Nggak apa-apa, ya?” “ Oke,
nggak apa-apa. Mereka ikut nonton juga?” “Iya, nanti mereka
iku nonton.” “Linka... kamu itu memang maunya kerja di
kantor, ya?” “Sebenernya itu lebih ke maunnya papa. Tapi ya
aku jalaninnya juga fine-fine aja.” (Rev dan Angelia, 2019:
120)
Kebaikan Linka digambarkan dengan teknik cakapan, yaitu
percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam suatu
cerita biasanya juga dimasukkan untuk menggambarkan sifat-
sifat tokoh yang bersangkutan. Bentuk percakapan dalam
sebuah karya sastra, fiksi, khususnya novel. Tidak semua
percakapan menunjukkan kedirian tokoh atau paling tidak
keberadaannya sebagai tokoh saja.
b) Penyabar
Linka adalah sosok wanita independent yang sabar dalam
menjalani kehidupan yang diatur oleh papanya. Meskipun
Linka berharap menjadi seorang ilmuwan, tetapi karena
papanya tidak menyetujui hal tersebut. ini dapat dilihat dari
kutipan sebagai berikut.
“Waktu kecil, aku pingin jadi ilmuwan sebenarnya. Aku ingin
buat dan modifikasi sesuatu. Tanaman, mungkin. Jadi intinya,
aku pingin eksplor segala macam hal berbau sains. Cuma pas
Papa denger, papa langsung bilang, ‘kamu mau jadi scientist?
Itu nggak kepakai di Indonesia.’ Padahal aku berharap
didukung. Papa selalu bilang ‘Udah kamu akuntasi aja. Papa
56
punya banyak buku akuntasi. Lihat Papa, lihat om-om kamu,
kerja diperbangkan dan korporat. Nah, kamu scientist mau jadi
apa? Mau belajar dari mana? Nggak ada yang punya
pengalaman itu.’ Terus waktu mama nyahut, ‘Dokter pun
jangan ya, Kak. Nanti kamu kelamaan pendidikannya. Keburu
tua atau nanti bisa-bisa dapat jodoh orang pedalaman tempat
kamu praktik.” (Rev dan Angelia, 2019: 121)
Dari kutipan diatas menggambarkan bahwa Linka adalah
sosok wanita yang sangat penyabar dalam keluarganya. Ia
hanya bisa pasrah menerima keinginan papanya demi
membahagiakan papanya. Kutipan tersebut menggunakan
teknik analitik yang mendeskripsikan, uraian atau penjelasan
secara langsung. Teknik ini dapat dilakukan melalui
penggambaran dari pengarang itu sendiri dan melalui tokoh itu
sendiri.
c) Masa Bodoh
Masa Bodoh Linka adalah sosok wanita yang dikenal cuek
kepada orang disekililingnya. Karena sifat cueknya ini Alffy
penasaran dan ingin mengenalnya lebih jauh. Ini dapat dilihat
dari percakapan kutipan sebagai berikut.
“Gimana ini, Linka Cuek banget nggak ada chat. Kalau dia
chat, balesnya lama. Padahal nggak punya pacar.” Ini adalah
ungkapan hati saya yang kesekian pada Tazar.” “Aku chat dia
duluan apa gimana, nih? Nggak bisa aku nunggu-nunggu
kayak gini.” “Jangan, Fy. Linka bukan tipikal banyak omong
deh kayaknya. Apalagi lu, kan, bukan pacarnya. Tunggu aja
atau nanti-nanti aja chat-nya. Jangan buru-buru!” “Bodo, ah.
Aku chat duluan,” yang terpentin, menjelang saya tampil di
57
panggung Asian Games, pikiran saya tenang sudah mengabari
Linka.” (Rev dan Angelia, 2019: 115)
Dari kutipan di atas menggambarkan bahwa Linka adalah
wanita yang masa bodoh tetapi memiliki sifat penyayang.
Percakapan tersebut berarti tidak mendeskripsikan secara
eksplisit mengenai sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh,
pembaca hanya mengetahuinya berdasarkan aktivitas yang
dilakukan, tindakan atau tingkah laku dan juga pristiwa.
Teknik ini melalui penggambaran dari tingkah laku,
penampilan dan hubungan dengan orang lain.
d) Patuh
Linka adalah wanita independent yang memiliki karakter
yang patuh terhadap orang tua dan sekelilingnya. Linka sangat
patuh terhadap papanya. Teknik ini mendeskripsikan secara
eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Pembaca
hanya dapat mengetahui berdasarkan aktifitas yang dilakukan,
tindakan atau tingkah laku dan juga peristiwa. Ini dapat dilihat
dalam kutipan sebagai berikut.
“Kenapa kamu bisa sepasrah itu? Kamu nggak coba buat
jelasin?” “Nggak bisa semudah itu. Papa yang udah paham
asam garam kehidupan, aku lebih baik nurut aja. Dengan nurut,
semuanya akan lebih mudah. Segalannya yang aku lakuin
bakal selalu diridhai.” (Rev dan Angelia, 2019: 122)
58
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Linka adalah
sosok wanita yang patuh terhadap orang tua. Ia rela
mengorbankan cita-citakan demi mengikuti papanya yang
mengingikannya mengambil jurusan akuntasi. Hal ini dapat
dideskripsikan melalui teknik analitik untuk memberikan
penjelasan secara langsung melalui tokoh itu sendiri.
b. Tokoh Tambahan
1) Peran Ayah Alffy
Ayah Alffy merupakan tokoh tambahan yang hanya berperan
di awal cerita untuk menegaskan keutamaan tokoh Alffy. Ayah
Alffy meninggal sebelum Alffy menjadi orang yang sukses dengan
pekerjaannya. Sejak kecil Alffy sudah diberikan pendidikan agama
agar menjadi bekal kelak, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh
orang-orang disekitarnya. Ayah yang hangat dan selalu
membimbing pilihan dan langkah Alffy sambil mengajarkan,
bahwa tanggung jawab seharusnya menjadi sebuah prinsip hidup.
Ayah Alffy memiliki karakter yang bijaksana, tegas, dan
penasehat. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.
a) Bijaksana
Sifat bijaksana Ayah Linka dideskripsikan dengan
teknik tingkah laku seperti kutipan berikut.
59
“Dari kecil, kamu udah Ayah sekolahkan di madrasah, Ayah
kasih kamu pendidikan agama. Ayah yakin, itu bisa jadi bekal
iman kamu, biar kamu nggak akan gampang terpengaruh.”
(Rev dan Angelia, 2019: 21)
Sifat bijaksana dideskripsikan dalam teknik tingkah
laku yaitu tindakan yang bersifat nonverbal, fisik: apa yang
dilakukan orang dalam wujud tindakan dan tingkah laku,
dengan banyak dipandang sebagai menunjukkan reaksi
tanggapan, sikap yang mencerminkan sifat-sifat
kesendiriannya. Namun dalam sebuah karya fiksi, kadang -
kadang ada tampak tindakan dan tingkah laku tokoh yang
bersifat netral, kurang menggambarkan sifat kesendiriannya.
Sifat bijaksana Ayah Alffy juga dideskripsikan dengan
teknik cakapan atau teknik analitik.
“Kayaknya, udah cukup saya kuliah. Uang semesteran
saya,kan lumayan mahal, kayaknya mending saya bellin
launcpad.” “Kamu bosan kuliah memangnya?” “Ngaak, Yah.
Saya seneng-seneng aja kuliah. Tapi, ilmu yang saya cari dulu
udah saya dapet sekarang.” “Ya bebas deh. Kamu udah punya
rencana, tinggal jalanin bener-bener.” (Rev dan Angelia,
2019: 30).
Sifat bijaksana Ayah Alffy dideskripsikan dengan
teknik cakapan, yaitu percakapan yang dilakukan oleh tokoh-
tokoh dalam suatu cerita biasanya juga dimasukkan untuk
menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan. Tidak
60
semua percakapan menunjukkan kepribadian tokoh atau
paling keberadaannya sebagai tokoh saja.
b) Tegas
Sifat tegas Ayah Alffy dideskripsikan dengan teknik
cakapan atau teknik analitik yang memberikan uraian dan
penjelasan secara langsung. Hal ini dapat dilihat pada kutipan
tersebut.
“Kalau kamu serius dengan bakatmu, jalaninnya harus seratus
persen, jangan setengah – setengah.” (Rev dan Angelia, 2019:
19)
“Ayah bakal belikan kamu gitar baru kalau kamu bisa mainin
lagu Indonesia Raya sama Ibu Kita Kartini.” (Rev dan
Angelia, 2019: 15)
“Terutama Ayah, yang hangat dan selalu membimbing pilihan
langkah saya sambil mengajarkan, bahwa tanggung jawab
seharusnya menjadi sebuah prinsip hidup.” (Rev dan Angelia,
2019: 16)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh Ayah
Alffy adalah seorang ayah yang tegas dan berjiwa besar ketika
ayahnya meminta Alffy untuk tetap bekerja tanpa melupakan
pendidikannya.
61
c) Penasehat
Ayah Alffy adalah sosok yang sangat perhatian kepada
anaknya terutama Alffy. Hal ini dapat dilihat pada kutipan
berikut.
“Dari kecil, kamu udah Ayah sekolahkan di madrasah, Ayah
kasih kamu pendidikan agama. Ayah yakin, itu bisa jadi bekal
iman kamu, biar kamu nggak akan gampang terpengaruh.”
Ayah menepuk pundak saya kuat. “Kamu boleh berubah, Le,
tapi berubah jadi lebih baik.” (Rev dan Angelia, 2019: 21)
“Shalat sama ngajinya jangan ketinggalan ya, Le. Surah Al-
Waqiah sering-sering dibaca. Apa yang kamu dapat kemarin,
hari ini, dan nanti, semuanya itu bukan punya kamu, tapi punya
Allah.” (Rev dan Angelia, 2019: 32)
“Bikin musik yang bagus, yang nggak Cuma kamu doang yang
bisa nikmatin, tapi orang lain juga. Dinikmatinya setiap sat,
nggak sesaat-sesaat aja. Yang bisa bawa pesan baik juga, Le.”
(Rev dan Angelia, 2019: 37)
Sifat penasehat Ayah Alffy disampaikan dengan teknik
cakapan, yaitu percakapan-percakapan yang dilahirkan oleh
tokoh memungkinkan sekali menggambarkan sifat-sifat tokoh
meskipun tidak secara terang-terangan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Ayah
Alffy memiliki sifat bijaksana, tegas dan penasehat. Namun,
semenjak Ayahnya pergi, Alffy merasa kepergian ayahnya
bukan hanya membuat Alffy kehilangan sosoknya, tapi juga
semua harapan dan tujuan hidupnya. Semasa hidupnya, ayah
adalah sosok yang sangat perhatian kepada anak-anaknya, dan
62
juga tegas dalam mengambil keputusan, bahkan ayah juga
seorang yang bijaksana ketika ia sedang menesahati Alffy. Hal
ini dapat dilihat ketika ayahnya selalu menesahati Alffy
tentang shalatnya dan memintanya untuk memperbanyak
berzikir dan membaca surah Al-Waqiah
2) Peran Ibu Alffy
Ibu Alffy adalah tokoh tambahan yang hanya muncul ditengah
dan akhir cerita sebagai pelengkap cerita yang selalu mendampingi
Alffy meskipun tidak tinggal bersama. Ibu adalah sosok wanita
hebat dan terhormat dengan segala keanggunan dan kekuatan yang
harus Alffy hargai. Sosok ibu yang lebih terbuka dan penuh
kesabaran, menghadapi Alffy. Ibu Alffy dikenal sebagai orang
yang baik hati dan penyabar. Ibu Alffy adalah sosok ibu yang lebih
terbuka kepada anak-anaknya, tapi karena ibu dan ayahnya
berpisah, Alffy jarang ketemu ibunya. Karena ibunya tinggal
bersama Anggun dan Alffy tinggal bersama Ayahnya.
a) Baik hati
Sifat baik hati ibu dideskripsikan dengan teknik tingkah
laku, artinya pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit
sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Pembaca hanya dapat
mengetahui berdasarkan aktivitas yang dilakukan, tindakan
63
atau tingkah laku, dan juga pristiwa. Hal ini dapat dilihat pada
kutipan berikut.
“Tapi ada sewaktu-waktu saya merasa kangen dengan Ibu. Biar
bagaimanapun, dari kecil saya lebih dekat dengan Ibu. Sosok
ibu lebih terbuka dan penuh kesabaran.” (Rev dan Angelia,
2019: 20)
Teknik reaksi tokoh lain dimaksud sebagai reaksi yang
diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh utama atau tokoh
yang dipelajari kepribadiannya yang berupa pendapat, sikap,
komentar dan lain-lain. Ibu Alffy adalah satu-satunya keluarga
Alffy setelah Ayahnya meninggal. Sifat baik Ibu Alffy tampak
jelas diuraikan dari penggalan kutipan diatas yang
dideskripsikan dengan teknik reaksi tokoh lain.
b) Perhatian
Ibu Alffy adalah sosok yang sangat perhatian terhadap
anak-anaknya, terlebih kepada anak bungsunya Anggun dan
anak sulungnya Alffy. Ibu dan Anggun lebih dekat dari pada
Alffy, meskipun Alffy sebenarnya sering merindukan ibunya.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
“Saya memeluk Ibu erat, menghirup wanginya dalam-dalam.
Terkenang akan semua elusan lembut dan nasihat Ibu, saat-sat
saya masih sering tidur dengan Ibu, dan ketika saya masih
merasa bebas mengungkapkan apa pun keinginan.” (Rev dan
Angelia, 2019: 176)
“Saya kembali di mobil, mengeluarkan semua bahan belanjaan
dan membawanya ke dapur. Ibu dan Linka nggak lepas dari
64
obrolan ringan yang membuat raut diwajah mereka tampak
sangat ceria. Merek langsung larut dalam urusan dapur. Sejak
awal, saya sudah yakin, antara Ibu dan Linka memang sudah
satu frekuensi.” (Rev dan Angelia, 2019: 139)
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Ibu Alffy adalah
sosok yang baik hati dan perhatian, karena selalu mendukung
Alffy dalam mengambil keputusan baik itu dalam hal
pendidikan maupun pekerjaan. Namun dalam sebuah karya
sastra, kadang-kadang ada tampak tindakan dan tingkah laku
tokoh yang bersifat netral, kurang menggambarkan sifat
kepribadiannya.
6) Peran Papa Linka
Tokoh Papa dalam novel Senja & Pagi karya Alffy Rev
& Linka Angelia adalah papa Linka sendiri yang menjadi
tokoh tambahan dalam cerita ini, Papa Linka dikenal sebagai
orang yang sangat tegas dan berpendidikan. Selain berperan
sebagai Papa, ia juga dapat berperan sebagai parnert Linka.
Setiap hari papa selalu meningatkan Linka agar menjadi
seorang anak yang berhasil didunia pendidikan maupun
dipekerjaannya.
a) Tegas
Papa Linka adalah sosok papa yang memiliki karakter
sangat tegas terhadap anak-anaknya terutama Linka. Teknik ini
65
mendeskripsikan secara tingkah laku dan tindakan dalam
peristiwa. Ini dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut.
“Papa itu orang yang akademis banget. Papa orang yang
sangat-sangat tegas. Tapi, tenang, papa nggak galak apalagi
emosian, kok, hehe. Papa seru dan suka ngelawak. Aku yakin,
Papa juga bisa lihat kalau kamu anak baik-baik. Sebelum kamu
ketemu Papa, malamnya aku akan presentasi terlebih dahulu,
ya, siapa kamu, dari mana kita kenal, dan apa tujua kamu
datang ke rumah, Bismillah, niat baik kita dilancarkan.” (Rev
dan Angelia, 2019: 130)
“Nggak usah sentuh dunia entertain. Nggak usah tahu atau
kenal cowok yang main di musik. Sumpah, itu kata-kata wajib
Papa. Kalau jabatan kerja kamu tinggi, otomatis yang deketin
kamu juga bukan kelas-kelas bawah.” (Rev dan Angelia, 2019:
8)
“Nggak perlu bergaul sama laki-laki dari dunia entertain,
apalagi musik. Laki-laki yang main di music itu nggak benar.
Kehidupan mereka tuh kamu nggak tahu aslinya gimana. Kalau
sampai ada laki-laki pemusik ngaku ke kamu rajin shalat, itu
pasti bohong.” (Rev dan Angelia, 2019: 9)
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Papa Linka
adalah papa yang tegas dalam pekerjaan. Kutipan tersebut
termasuk teknik reaksi, tokoh lain yang dimaksud sebagai
reaksi yang diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh utama
atau tokoh yang dipelajari kepribadiannya yang berupa
pendapat, sikap, komentar dan lain-lain. Sifat tegas dalam
kutipan diatas yang dideskripsikan dengan teknik reaksi ketika
Papa Linka tetap mempertahankan keputusannya yang
meminta Linka untuk lebih memilih bekerja di kantor dan
66
melanjutkan pekerjaannya dibandingkan meneruskan
pendidikannya.
b) Tanggung jawab
Papa Linka adalah seorang papa yang sangat
bertanggung jawab kepada anak-anaknya terutama anak
sulungnya yaitu Linka. Papa Linka meminta Linka untuk fokus
terhadap pekerjaannya karena Linka merupakan tulang
punggung keluarga. Ini dapat dilihat pada kutipan sebagai
berikut.
“Assalamualaikum.” “Wassalamualaikum.” “Kamu baru
bangun tidur, ya?” “Iya,. Tadi lagi buka YouTube, tahu-tahu
ketiduran.” “ Kamu kenapa tiba-tiba telepon?” “Papa,Fy…..”
“Papa kenapa, Linka?” “ Papa ngasih kita jalan, Fy.” (Rev dan
Angelia, 2019: 140)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Papa Linka
memiliki watak yang tanggung jawab dalam hubungan
percintaan Linka. Hal ini dapat dilihat pada kutipan di atas
yang menggunakan teknik pelukisan tokoh, ketika papa linka
lebih menyutujui hubungan Linka untuk kejenjang yang lebih
serius yaitu pernikahan.
7) Peran Ibu Linka
Ibu Linka adalah tokoh tambahan yang hanya muncul di
tengah dan akhir cerita. Ibu linka juga sosok wanita yang
67
sangat baik hati dan selalu mendukung Linka dengan
pilihannya. Mama linka adalah Ibu yang selalu mendukung dan
tidak pernah menuntut pekerjaan Linka. Mama Linka memiliki
tiga putri dan Linka satu-satunya yang memiliki pekerjaan di
kantor.
a) Baik hati
Ibu Linka adalah sosok Ibu yang sangat baik kepada
anak- anaknya. Hal tersebut dapat dilihat ketika Linka meminta
Alffy untuk datang kerumah dan menemui mamanya untuk
meminta restu. Kutipan tersebut menggunakan teknik dramatik
yang mendeskripsikan tingkah laku dan tindakan. Sehingga
pembaca hanya dapat mengetahuinya berdasarkan aktivitas
yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
“Terus Papa minum lagi kopinya, abis itu langsung
nanya, ‘Dia berapa beradek? Kamu kenal berapa lama.? Kamu
udaah ketemu langsung?’‘Udah, Pa’., Pas aku bilang. ‘Ya
udah, kapan mau ketemu.? ‘Besok pagi,Pa. Pas aku bilang
begitu. Mama tiba-tiba masuk kamar sambil bawa kue bolu
kesukaan Papa. Terus, Mama langsung nyahut, ‘Itu loh, Pa.’
Yang Mama ceritain kemarin anaknya, yang perform di
Closing Asian Games.” (Rev dan Angelia, 2019: 133)
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Mama linka
adalah sosok mama yang baik dan tidak pernah memaksakan
keinginan anaknya. Teknik ini dilakukan melalui
68
penggambaran dari tingkah laku dan penggambaran hubungan
dengan orang lain.
8) Peran Tazar
Tazar adalah tokoh tambahan yang muncul di awal sampai
akhir cerita. Tazar adalah teman sekaligus sahabat yang baik Alffy
semenjak SMA, Tazar juga memiliki karakter pekerja keras,
pemberani dan bertanggung jawab. Ia selalu membantu Allfy
mengumpulkan REV Team untuk membuat cover lagu di atas
gunung. Tazar adalah salah satu sahabat Alffy yang selalu suport
tentang perkerjaan Alffy. Hal ini dapat dilihat pada kutipan
berikut.
a) Pekerja keras
Sifat pekerja keras Tazar dideskripsikan dengan teknik analitik,
yaitu pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberi deskripsi,
uraian, atau penjelasan secara langsung.
“Buat sampe ke puncak gunung, yang utama kita butuh
mental. Kita ini modal nekat. Udah tahu kita nggak bisa keluar
biaya yang besar banget, ya udah. Kita besarin mental aja.” (Rev
dan Angelia, 2019: 44)
Penggalan kutipan cerita di atas tampak jelas bahwa Tazar
seseorang yang pekerja keras. Teknik pelukisan tokoh yang
sederhana secara langsung dideskripsikan.
b) Pemberani
69
Watak pemberani Tazar dideskripsikan dalam teknik tingkah
laku yaitu tindakan bersifat nonverbal atau teknik analitik, fisik:
apa yang dilakukan orang dalam wujud tindakan dan tingkah laku,
dengan banyak dapat dipandang sebagai menunjukkan reaksi
tanggapan, sikap yang mencerminkan sifat-sifat kepribadiannya.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
“Aku rela habisin seluruh tabungan demi proyek ini. Yang penting,
aku mau kontribusi untuk di Indonesia di momen Asian Games
ini.” “ Ya udah, ayo. Kita siapin semuanya. Modal nekat sama
yakin aja nih, ya.” (Rev dan Angelia, 2019: 45)
Watak pemberani Tazar juga dideskripsikan dengan teknik
analitik yaitu pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberikan
uraian atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan
dihadirkan oleh pengarang kehadapan pembaca secara tidak
berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai
deskripsi kepribadian yang mungkin berupa sikap, sifat, watak,
tingkah laku atau bahkan juga ciri fisiknya.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tazar memiliki
karakter yang pekerja keras dan pemberani yang dibuktikan ketika
Tazar membantu Alffy membuat cover video Asian Games 2018
di atas gunung yang hanya memiliki model nekat.
9) Peran Anggun
70
Anggun adalah tokoh tambahan yang hanya muncul awal dan
tengah sebagai pelengkap cerita. Anggun adik alffy yang tinggal
bersama ibunya yang memiliki karakter sabar dan pemalu.
10) Peran Mas Ulun
Mas Ulun adalah tokoh tambahan yang hanya muncul di awal
dan di pertengahan cerita ini. Mas Ulun adalah orang yang sangat
berjasa bagi Alffy, Karena Mas Ulunlah yang mengajarkan Alffy
mengenai tentang filosofi dan mengajarkan main gitar.
11) Peran Kak Nita
Kak Nita adalah tokoh tambahan yang hanya muncul di tengah
cerita sebagai pelengkap cerita dan pendukung tokoh. Bukan hanya
sekedar team Alffy, Kak Nita juga teman Alffy yang baik hati dan
sangat antusias membantu mempersiapkan semua perlengkapan
alat yang ingin dibawa ke gunung penanggungan bersama Rev
Team yang akan ditampilkan di atas gunung.
12) Peran Mas Bagus
Mas Bagus adalah tokoh tambahan yang hanya muncul di
tengah cerita sebagai pelengkap cerita. Mas Bagus adalah anggota
Rev Team yang ingin eskekusi proyek Asian Games. Mas Bagus
yang memiliki jiwa modal nekat dan sangat antusias ingin
produksi sendiri lagu- lagu official melalui karya Alffy.
71
13) Peran Mas Roma
Mas Roma adalah tokoh tambahan yang hanya muncul di
tengah cerita sebagai pelengkap cerita. Mas Roma adalah senior
Alffy saat SMA, ia sering diskusi soal musik bersama Alffy.
Sampai lulus SMA hingga selesai kuliah, Alffy dan Mas Roma
tidak pernah putus hubungan dan komunikasi. Alffy selalu
meminta bantuannya untuk dicarikan pemain musik di produksi
covernya diatas gunung.
14) Peran Indah
Indah adalah tokoh tambahan yang hanya muncul di tengah
cerita sebagai pelengkap cerita. Peran Indah dalam cerita ini yaitu
menari sinden, indah sangat membantu Alffy dalam sebuah
produksi cover ini, karena menampilkan nuansa budaya daerah.
15) Peran Argo
Argo adalah tokoh tambahan yang hanya muncul ditengah
sebagai pelengkap cerita. Peran Argo dalam cerita ini yaitu
memainkan sape’. Sape adalah sebuah alat music tradisional dari
beberapa orang yang berasal dari Kalimantan Tengah.
72
16) Peran Farhad
Farhad adalah tokoh tambahan yang hanya muncul ditengah
cerita. Peran Farhad dalam cerita ini yaitu vokalis yang dipercaya
kepala Alffy main vocal dalam proyek yang dibuat.
17) Peran Paul Shady
Paul Shady adalah tokoh tambahan yang hanya muncul
ditengah cerita. Peran Paul Shady dalam cerita ini yaitu orang yang
akan mengisi bagian rap dalam proyek tersebut, Rap adalah teknik
vocal yang berkata-kata dengan cepat.
18) Peran Kak Elisa
Kak Elisa adalah tokoh tambahan yang hanya muncul ditengah
sebagai pelengkap cerita. Peran Kak Elisa dalam cerita ini yaitu
perwakilan anggota INASGOC. Kak elisa yang mengajak Alffy
bertemu untuk membicarakan perihal undangan tampil di penutup
Asian Games ke-18.
19) Peran Mas Budi
Mas Budi adalah tokoh tambahan yang hanya muncul di
tengah sebagai salah satu orang label yang ingin berpartisipasi
bersama Alffy dalam proyek tersebut.
20) Peran Mba Putri
Mba Putri adalah tokoh tambahan yang hanya muncul ditengah
sebagai salah satu teman kerja Mas Budi dalam membuat lagu-
73
lagu nasional bisa masuk playlist untuk anak muda dan
memperlihatkan ragam alam Indonesia.
21) Peran Laras
Laras adalah tokoh tambahan yang hanya muncul ditengah
sebagai pelengkap cerita. Ia berperan sebagai salah satu pencarian
talent proyek lagu cinta sakral Alffy.
22) Peran Pak Ari
Pak Ari adalah tokoh tambahan yang hanya muncul di akhir
cerita yang berperan sebagai direktur utama maskapai yang
mengajak Alffy bekerja sama dalam produksi lagu.
23) Peran Pak William Chou
Pak William adalah tokoh tambahan yang muncul di akhir
cerita berperan selaku owner dari label tempat Alffy bernaung
untuk kerja sama selanjutnya membuat produksi lagu.
B. Pembahasan
Penelitian ini difokuskan pada analisis tokoh dan penokohan dalam
novel Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti, maka menghasilkan analisis data yang
menunjukkan watak dan karakter yang berbeda. Selain itu, pemeran dan
analisis penokohan erat kaitannya dengan teknik pelukisan tokoh yang
74
ditampilkan dalam sebuah novel, begitu juga dengan novel Senja & Pagi
karya Alffy Rev & Linka Angelia yang telah dianalisis.
Novel ini menjadikan Alffy seorang anak yang pekerja keras sebagai
tokoh utamanya dan berjuang mejalani hidup tanpa Ayah dan Ibunya. Selain
itu, beberapa tokoh penting baik tokoh dengan peran tokoh utama maupun
tokoh tambahan yang mendampingi yang tergambar denga jelas seperti Ayah
Alffy, Ibu Alffy, Papa Linka, Tazar, dan lain-lain. Watak dan karakter yang
melekat pada tokoh cenderung tetap dari awal penceritaan sampai akhir cerita,
kecuali Alffy yang watak dan karakternya sempat berubah. Penokohan-
penokohan pada tokoh keseluruhan menggambarkan watak pekerja keras. Hal
ini tergambar dari watak Alffy, Tazar, Kak Nita, Mas Bagus, Mas roma,
farhad, paul shady dan lain-lain. Watak tokoh dideskripsikan dengan sangat
komplit, rapi, detail dan intens. Dari mulai dialog internal, batin hingga
peristiwa dan konflik tokoh.
Setelah melakukan penelitian terhadap novel Senja & Pagi karya Alffy
Rev & Linka Angelia. Dapat diketahui bahwa novel Senja & Pagi karya Alffy
Rev & Linka Angelia. Merupakan karya sastra yang sarat dengan arti
perjuangan kehidupan manusia. Novel ini menggambarkan keikhlasan, arti
rasa syukur, kasih sayang, semangat dan perjuangan hidup seorang pemuda
yang masih tergolong muda dan berjuang menjalani hidup selanjutnya tanpa
Ayahnya. Watak-watak tokoh juga tergambar dengan berbagai teknik
pelukisan watak tokoh, yaitu analitik dan dramatik. Pelukisan watak tokoh
75
secara dramatik mencakup beberapa bagian yaitu tekni cakapan, teknik
tingkah laku, teknik fikiran dan perasaan, teknik kesadaran, teknik reaksi
tokoh, teknik pelukian latar dan teknik pelukisan fisik.
76
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka setelah
melakukan penelitian telah diketahui bahwa peran tokoh dalam novel Senja &
Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia terdiri dari peran tokoh utama dan
tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya
dalam novel yang bersangkutan, ia merupakan tokoh yang paling banyak
diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenal kejadian.
Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau
kali dalam cerita. Tokoh utama dalam novel ini adalah Alffy. Disebut tokoh
utama karena memiliki peran yang sangat penting dalam cerita tersebut. selain
itu tokoh tersebut adalah sosok yang melatarbelakang cerita tersebut dari awal
sampai akhir cerita. Tokoh tambahan dalam novel Senja & Pagi karya Alffy
Rev & Linka Angelia dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu tokoh
tambahan yang berperan penting dan tokoh tambahan yang berperan kurang
penting. Tokoh tambahan yang berperan penting adalah Ayah Alffy, Ibu, Papa
Linka, Mama Linka, Tazar. Mereka menjadi tokoh penting karena merupakan
orang terdekat dengan tokoh utama. Tokoh tambahan yang kurang penting
adalah Kak Nita, Mas Bagus, Mas Roma, Indah, Argo, Farhad, Paul Shady,
77
Kak Elisa, Mas Budi, Mba Putri, Mas Ulun, Laras, Pak Ari, Pak William dan
Om Dani.
Watak tokoh Alffy adalah penyayang, baik hati, pantang menyerah,
tanggung jawab dan pemberani. Watak Linka adalah baik hati, sabar, cuek,
dan patuh. Watak Ayah Alffy adalah bijaksana, tegas, penasehat. Watak
Mama Linka adalah baik hati dan perhatian. Watak Papa Linka adalah tegas
dan tanggung jawab. Watak Tazar adalah pekerja keras dan pemberani.
Penokohan dalam novel Senja & Pagi karya Alffy Rev dan Linka Angelia
digambarkan dengan teknik analitik dan teknik dramatik. Teknik analitik
pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberi deskripsi, uraian, atau
penjelasan secara langsung. Teknik dramatik merupakan penggambaran tokoh
cerita yang dilakukan secara tidak langsung.
Berdasarkan simpulan di atas terlihat karya sastra merupakan bagian
dari kehidupan nyata manusia. Watak para tokoh dan jalannya cerita
merupakan gambaran nyata kehidupan manusia yang terjadi. Sastra pada
dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata sebuah
imitasi. Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada
hakikatnya ialah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk
mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya
sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yang melengkapi
kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya
dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya.
78
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti
menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1) Diharapkan kepada Mahasiswa, khususnya Mahasiswa Bahasa Indonesia
agar kembali meneliti tokoh dan penokohan dalam sebuah karya sastra
terutama novel.
2) Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa
yang ingin menganalisis kembali novel Senja & Pagi Karya Alffy Ref &
Linka Angelia.
3) Diharapkan kepada mahasiswa analisis struktur novel hendaknya terus
dilaksanakan dan lebih ditingkatkan lagi karena akan mampu memperluas
wawasan pengalaman melalui sastra dan peningkatan apresisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin.(2013). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung. Sinar Baru
Algensindo Offset.
Aziez, Furqonul dan Abdul Hasim. 2010. Menganalisis Fiksi : Sebuah Pengantar.
Bogor : Ghalia Indonesia.
Badrun, Ahmad. 1983 Pengantar Ilmu Sastra. Jember.
Harjana.(2015).Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Perempuan Jogya Karya
Achmad.Skripsi.
Hikma, Nur. 2015. Aspek Psikologi Tokoh Utama Dalam Novel Sepatu Dahlan Karya
Pabichara. Jurnal Humanika.
Johar, Karan. 2017. Analisis Tokoh Dan Penokohan Dalam Film My Name Is Khan
Karya Karan Johar. Jakarta Selatan: Universitas Indraprasta PGRI. Jurnal.
Karmini,N.N. (2011).Teori Pengkajian Prosa Fiksi dan Drama.Bali.Pustaka Larasan.
Kutha Ratna, Nyoman. 2009. Teori, Metode dan Teknik “Penelitian Sastra”.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lickona.T.(2013). Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta.Bumi Aksara.
Mahareni, Wahyu. 2004. “Analisis Karakteristik Kepribadian Tokoh Utama Novel
Belantik Karya Ahmad Tohari”. Skripsi. Surakarta: UMS.
Melati, Tiyas Sukma, dkk. 2019. Analisis Konflik Tokoh Dalam Novel Karya Tere
Liye Berdasarkan Pendekatan Psikologi Sastra. IKIP Siliwangi. Jurnal.
Moleong, L. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.Munif.Skripsi. Yogyakarta.
Nurgiantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Nurgiantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Presss.
Nurgiyantoro, B. (2013).Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Nurhayati. 2012. Pengantar Ringkas Teori Sastra. Yogyakarta : Media Perkasa
Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kririk, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rev, Alffy. 2019. Senja & Pagi. Jakarta Selatan : Loveable x Bhumi Anoma.
Rahayu, Sri Heniyati. 2015. Analisis penokohan Dalam Novel Esendor Karya Andrea
Hitara. Klaten: Universitas Widya Dharma Klaten.
Sadikin,M.(2011).Kumpulan Sastra Indonesia.Jakarta Selatan.Gudang Ilmu.
Sangidu. (2004). Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat.
Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat. Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada Bulaksumur.
Santosa, W.H. dan Wahyuningtyas, S. 2010. Pengantar Apresiasi Prosa. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Sayuti, Suminto. A. 2000. Berkenalan dengan Proksa Fiksi.Yogyakarta : Gama
Media.
Sembodo,E. 2010. Contekan Pintar Sastra Indonesia. Jakarta Selatan. Hikmah PT
Mizan Publika.
Subroto. 1992. Penelitian Kwalitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wahyuningtyas, Sri dan Wijaya Heru Santosa. 2011. Sastra : teori dan
Implementasi. Surakarta : Yuma Pustaka.
Welek, Rene dan nerren Austin. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Wellek, Rene dan Warren Austin. 1993. Teori Kesusastraan. (Terjemahan Melani
Budianto). Jakarta: PT. Gramedia.
Wellek, Rene, dan Austin Warren.1995. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Wicaksono, A. 2014.Pengkajian Prosa Fiksi. Yogyakarta.Garudhawaca.
Yaumi,M.2014. Pendidikan Karakter Landasan, Pilar dan Implementasi. Jakarta.
Karisma Putra Utama.
Yudiono, KS. 1990. Kritik Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran l
Gambar novel Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia
Lampiran ll
Biografi Alffy Rev
Awwalur Rizqi Al-firori (lahir di Trawas,Mojokerto, Jawa Timur, 18
Juni 1995; umur 25 tahun), yang dikenal sebagai Alffy Rev adalah
seorang YouTuber, Komposer, Produser Musik, sinematografer asal Indonesia.
Kepiawaaian sebagai komposer lagu muda menggunakan media Launchpad Pro.
Lewat karya-karya musiknya yang sangat berkualitas ia selalu menjunjung tinggi
nilai nasionalisme dan budaya daerah
Alffy kehilangan ayah bernama Saidul Bukhori pada 13 Agustus 2016. Alffy
Rev menikah pada usia yang terbilang muda yaitu 24 tahun.Ia melangsungkan
pernikahan dengan Linka Angelia pada 5 Januari 2019. Setelah menjalani hubungan
tanpa proses pacaran dan hanya dua kali pertemuan, keduanya mantap menikah.
Alffy Rev resmi menikah. Pasca ijab kabul di Masjid Agung At-Tin, Jakarta
Timur, keesokan harinya Alffy dan sang istri, Linka Angelia, menggelar resepsi
pernikahan bak konser musik yang digelar di Galaxy Convention Hall, Bekasi, Jawa
Barat.Kabarnya, resepsi pernikahan Alffy adan Linka adalah pesta pertama yang
menggunakan konsep video mapping projection.Pada kesempatan tersebut, Alffy
sekaligus merilis single terbarunya berjudul Senja dan Pagi. Tak sendirian, Alffy juga
ditemani sang istri, Linka Angelia saat menyanyikan single tersebut.
Alffy Rev dan Linka Angelia punya banyak rencanaa besar yang harus
diwujudkan. Salah satunya yang paling keduanya pikirkan adalah tentang
mewujudkan mimpi menjadi orang berpengaruh tidak hanya di Indonesia tetapi juga
di dunia. Ia menempuh pendidikan formal di jurusan seni musik SMKN 9 Surabaya,
Ia sempat melanjutkan pendidikannya di sekolah tinggi multimedia, tetapi tak
selesai.Karena saat semester tiga, ia harus memilih antara bayar kuliah atau beli
launchpad. Ia akhirnya membeli Launchpad tapi bisa mengubah kehidupannya.Dia
merasa yakin bisa hidup sebagai pemusik setelah mengenal alat tersebut.
Alffy mengawali karier bermusiknya saat umur 9 tahun.Alffy Rev belajar
bermain gitar sejak di sekolah dasar.Waktu remaja ia bermusik
sebagai Gitaris dengan genre rock.Sebelum terkenal sebagai musisi, prestasi pertama
yang diraihnya justru sebagai juara satu lomba muadzin di desanya, hingga dijuluki
dengan sebutan 'Rocker Alim'.Saat umur 17 tahun juga sempat mengikuti
audisi Indonesia Mencari Bakat 3 sebagai gitaris namun akhirnya gagal. Ia sempat
melanjutkan pendidikannya di sekolah tinggi multimedia, tetapi tak selesai.Karena
saat semester tiga, ia harus memilih antara bayar kuliah atau beli launchpad.Ia
akhirnya membeli Launchpad tapi bisa mengubah kehidupannya.Dia merasa yakin
bisa hidup sebagai pemusik setelah mengenal alat tersebut.
Alffy Rev selalu memasukkan lagu-lagu nasional Indonesia dan unsur musik
dari sejumlah suku di Indonesia, seperti Bali dan Batak yang relevan dengan musik
zaman sekarang. Dia memasukkan musik elektronik (EDM) dan unsur musik
tradisional ke dalam lagu-lagu nasional Tanah Air. Alffy berpendapat bahwa dengan
mengagbungkan musik EDM dengan kebudayaan lokal akan membuat Indonesia
lebih dikenal secara luas melalui media musik EDM ini. Ketika ditanya perihal
penambahan alat musik gamelan, dirinya berpendapat bahwa dengan dimasukannya
unsur musik gamelan, maka lagu – lagu EDM akan lebih mudah didengarkan dan
bisa diterima oleh banyak orang terutama masyarakat Indonesia.
Alffy Rev juga sering kali mengisnpirasi banyak generasi muda Indonesia
melalui karya musiknya yang tidak pernah absen dalam menghadirkan nuansa
nasionalis serta kebudayaan daerah. Selain piawai dalam mengolah musik – musik
bergenre EDM, Alffy Rev juga memiliki kepiawaaian sebagai seorang sinematografer
dan juga komposer lagu muda yang menggunakan media LaunchpadPro sebagai
sarana untuk mengapresiasikan semua karya musiknya tersebut sehingga dirinya
mendapat julukan Launchpadder Indonesia. Berbeda dengan DJ lainnya yang
memakai alat musik EDM (Electronic Dance Music).Launchpad,alat ini berbentuk
segi empat dengan beberapa tombol kotak di dalamnya. Selain bisa dipakai untuk
Mixing, Launchpad juga bisa di-setting sesuka hati, dan suara yang dihasilkan lebih
unik dan jernih daripada EDM. Garuda Indonesia, maskapai penerbangan paling
besar di Indonesia melirik karya Alffy Rev dengan semangatnya untuk mengangkat
lagu-lagu nasional.Ia mengaransemen ulang beberapa lagu nasional dan daerah,
sebagian akan digunakan oleh Garuda Indonesia, diputar saat pesawat akan
mengudara atau mendarat. Saat ini ia sedang mengerjakan aransemen 12 lagu, yang
terdiri dari delapan lagu nasional dan empat lagu daerah untuk diputar sepanjang
penerbangan pesawat Garuda Indonesia.
Alffy juga sempat disorot oleh media internasional, yakni BBC. BBC bahkan
membuat featured video yang khusus. Keberhasilannya dalam mengaransemen lagu
nasional menggunakan musik EDM tersebut harus mendapatkan pro dan kontra dari
masyarakat Indonesia sendiri. Pasalnya, pada saat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan
Indonesia yang ke 73 lalu, Alffy Rev membuat karya sebagai persembahannya untuk
negara. Alffy membuat cover lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan gaya yang
berbeda dari biasanya. Namun, hasil karyanya tersebut menuai pro dan kontra, karena
beberapa kalangan berpendapat bahwa Alffy melanggar Pasal 8 Peraturan Pemerintah
No. 44 Tahun 1958 mengenai penggunaan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Aransemen tersebut sempat menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat
Indonesia. Dalam karyanya, Alffy menggabungkan unsur Electronic Dance Music
(EDM) dengan instrumen gamelan saat menggubah lagu Indonesia Raya. Meskipun
telah banyak ditonton hingga jutaan viewers, video aransemen lagu tersebut dianggap
telah mengubah nilai-nilai moral yang terdapat dalam lagu aslinya. Namun karya
tersebut mendapat dukungan dari berbagai musisi tanah air. Musisi seperti Anji Manji
dan Addie M.S. justru menilai karya dari Alffy Rev ini merupakan wujud kepedulian
dan karya generasi Millennials terhadap bangsa Indonesia.Hal tersebut tidak menjadi
halangan bagi Alffy untuk terus berkarya hingga saat ini dan masih terus berkarya
dengan membuat beberapa cover lagu seperti Official Song Asian Games 2018.
Prestasi yang membanggakan berhasil diraihnya pada bulan Juli 2017 lalu
Alffy Rev mewakili musisi muda Indonesia berkesempatan tampil di London ,
Britania Raya . Dirinya tampil di London atas undangan KBRI yang dijembatani dan
difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Acara
tersebut bernama Indonesian Weekend yang diselenggarakan di Potters Fields
Park,London.Dalam acara yang bernama Indonesian Weekend tersebut, DJ Alffy
berhasil memukau pengunjung dengan mengaransemen lagu – lagu nasional yang dia
olah dalam balutan musik – musik khas EDM. Selain itu juga beberapa instrumen alat
musik tradisional seperti gamelan, seruling dan juga alat musik daerah lainnya ikut
dia masukkan dalam permainan musik tersebut. Acara yang dilaksanakan di Potters
Field Park London tersebut mendapatkan perhatian khusus dari warga sekitar yang
sengaja berkunjung. Bukan saja WNI yang berada di sana namun juga penduduk
lokal London ikut larut dalam suasana damai dari musik EDM yang diaransemen oleh
DJ Alffy.
Selain itu,Alffy Rev diundang di acara tersebut karena ia merupakan
komposer dan launchpadder satu-satunya di Indonesia yang pernah mengaransemen
lagu Nasional versi EDM dan juga memasukkan unsur atau Instrument khas
Indonesia, seperti suara gamelan, seruling, dan suara alat musik daerah lainnya. Alffy
Rev pernah mendapat penghargaan dari The Olympic Council of Asia (OCA).
Penghargaan ini diberikan kepada para Youtuber yang mengcover lagu-lagu Asian
Games 2018. Alffy mendapatkan perhargaan bersama dengan Youtubers negara lain
yang juga mengcover lagu Asian Games 2018, yaitu Sidharth Slathia (India), Jannine
Weigel (Thailand), dan Jason Chen (China).
Lampiran lll
Sinopsis : Senja & Pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia, Penerbit Bhumi Anoma
x Loveable 199 halaman. Bercerita tentang aku menyerupai Senja yang telah lama
bersembunyi, bertanya Hingga kau hadir sebagai Pagi. 29 Agustus 2018, pertama
kalinya saya bertemu Linka Angelia untuk coba bercengkerama dan bertukar pikir
sembari riset karakter personalitinya untuk karakter naskah saya. Dan sungguh di luar
kendali, di pertemuan itu kami membahas banyak mimpi, prinsip, dan prospek yang
terasa satu frekuensi. Bagi saya dia bukan hanya memerankan, tapi dia adalah sosok
nyata yang akan berperan. Tentang penulis : Alffy Rev, komposer muda kelahiran 18
Juni 1995 dengan launchpadpro sebagai media mengapresiasikan karya musiknya.
Karya-karyanya yang memiliki ciri khas nasionalisme bisa menginspirasi generasi
milenial. Alffy, salah satu penampil dalam gelaran Sea Games 2018. Buku Senja dan
Pagi: sisi Alffy yang hanya diketahui oleh orang-orang terdekat dan tentang
perjalanan kisahnya dengan Linka dalam berpetualang dan mewujudkan mimpi-
mimpi mereka dengan misi kemanusiaan.
RIWAYAT HIDUP
Sri Ayu Warsari dilahirkan di Enrekeng pada tanggal 12
November 1999. Penulis anak ketiga dari tiga bersaudara.
Anak dari pasangan Ayahanda Semmari dan Ibunda
Hajerah. Penulis memasuki jenjang pendididkan dasar di
bangku SD Negeri 79 Enrekeng pada tahun 2004 dan
tamat pada tahun 2010. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan ke SMP
Perguruan Islam Ganra pada tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun 2013
penulis kembali melanjutkan pendidikan di SMAN 3 WatanSoppeng dan tamat pada
tahun 2016. Penulis kembali melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah
Makassar pada tahun 2016 dan diterima sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Berkat perlindungan dan pertolongan Allah Swt, serta iringan doa dari orang
tua dan keluarga sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan
tinggi dengan menulis skripsi berjudul “Analisis Tokoh Dan Penokohan Dalam Novel
Senja & Pagi Karya Alffy Rev & Linka Angelia”.