Anis Fadhilah 20110350053 | FARMASI FKIK UMY 1
NASKAH PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH 19 Agustus 2015
GAMBARAN DAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA KARYAWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Anis Fadhilah* Ingenida Hadning,**
Undergraduated, Muhammadiyah University of Yogyakarta*
Lecturer, Muhammadiyah University of Yogyakarta**
Diabetes Mellitus (DM) is a group of metabolic disorders characterized by hyperglycemia.
This disease had less attention in the society, particularly those with a high risk for the disease.
Faculty of Medicine and Health Sciences University of Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY)
is one of the educational infratucture which organizes educational activities and community
service in health. A appropriate facilities and infrastructure acquisition supported the academic
community of FKIK UMY to know more about type 2 diabetes and how to handle it. Ignorance
about DM disease and less attention, and also the less of information will affect the behavior and
incorrect assumptions of the disease. This study aims to describe the level of knowledge of
employees FKIK UMY of type 2 diabetes and the factors that can give an effect to the level of
knowledge about DM.
This research is non-experimental research with cross sectional approach. The research
conducted on employees FKIK UMY totaling 36 employees. The collecting data using a
questionnaire containing 17 questions were valid and realibel to determine the level of knowledge
and factors that affect the level of knowledge. Furthermore, the data were analyzed descriptively
and using the chi-square test.
The results showed the level of employee knowledge FKIK UMY of type 2 diabetes as much
as 83,3 % have this level of knowledge of good and as much as 16,7 % of employees have
sufficient knowledge level. Based on the analysis using the chi-square test showed p value for age,
occupation, and resources is > 0,05 and for education is ≤ 0,05. This means the age, occupation,
and resources no correlation with the level of knowledge and there is a relationship between
education and the level of knowledge. It can be concluded that employees FKIK UMY as much as
83,3 % have this level of knowledge of both type 2 diabetes and the level of knowledge about
diabetes mellitus type 2 diabetes in FKIK UMY employees affected by education, but is not
influenced by age, occupation, and resources.
Keywords : Diabetes Mellitus, Knowledge Level, Factors Affecting
Anis Fadhilah 20110350053 | FARMASI FKIK UMY 2
PENDAHULUAN
Pengaruh globalisasi di segala bidang
serta perkembangan teknologi dan industri
telah banyak membawa perubahan pada
perilaku dan gaya hidup masyarakat serta
situasi lingkungannya. Misalnya perubahan
pola konsumsi makanan, berkurangnya
aktivitas fisik, dan meningkatnya
pencemaran lingkungan5. Masalah kesehatan
yang dulunya lebih banyak pada penyakit
infeksi mulai beralih ke penyakit
degeneratif, salah satunya adalah diabetes
mellitus38
. Diabetes Mellitus (DM)
merupakan kelompok gangguan
metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia40
. Ketidaktahuan akan
gambaran penyakit DM dan kurangnya
perhatian masyarakat, serta minimnya
informasi akan mempengaruhi perilaku serta
anggapan yang salah akan penyakit ini16
.
Penyakit ini merupakan salah satu
masalah kesehatan yang besar. Berdasarkan
data World Health Organization (WHO),
Indonesia kini menempati urutan ke 4
terbesar dalam jumlah penderita DM di
dunia. Pada tahun 2006, jumlah penderita
DM mencapai 14 juta orang. Sebanyak 8,6%
dari total penduduk, diperkirakan pada tahun
1995 terdapat 4,5 juta penderita DM dan
pada tahun 2025 diperkirakan meningkat
menjadi 12,4 juta penderita33
. Provinsi DIY
telah terjadi transisi epidemiologi dengan
semakin menonjolnya penyakit-penyakit
tidak menular, salah satunya DM. Pada
tahun 2011, DM menempati urutan keempat
di Propinsi DIY8.
Salah satu upaya untuk dapat
mengatasi penyakit DM adalah mengetahui
dan memahami penyakit DM itu sendiri.
Pengetahuan adalah salah satu faktor intern
yang mempengaruhi terbentuknya perilaku
manusia21. Penelitian yang dilakukan
Baharutan (2015) menyebutkan tenaga
kesehatan diharapkan dapat mencegah dan
mengurangi kejadian DM di masyarakat
melalui pemberian informasi tentang DM
kepada masyarakat. Tenaga kesehatan perlu
memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang memadai untuk menemukan dan
mendiagnosis DM sehingga mampu
berperan dalam pelayanan dasar bagi pasien
DM3.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (FKIK UMY) merupakan salah
satu sarana pendidikan di Yogyakarta yang
menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan
pengabdian masyarakat di bidang kesehatan.
Sarana dan prasarana perolehan informasi
yang memadai mendukung para sivitas
akademik FKIK UMY untuk mengetahui
lebih dalam mengenai DM tipe 2 dan
penanganannya. Menurut Notoatmodjo
(2010) lingkungan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Dalam lingkungan seseorang
akan memperoleh pengalaman yang akan
berpengaruh pada cara berpikir seseorang.
Mengingat pentingnya pengaruh lingkungan
terhadap pengetahuan di keluarga besar
FKIK UMY mengenai penyakit-penyakit
degeneratif, khususnya DM, maka peneliti
ingin mengkaji tentang sejauh mana
pengetahuan tentang DM tipe 2 pada
karyawan FKIK UMY yang bekerja di
lingkungan tenaga kesehatan22
.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan faktor
yang berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan tentang DM tipe 2 pada
karyawan FKIK UMY.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
noneksperimen dengan pendekatan cross
sectional. Penelitaan cross sectional
merupakan penelitian yang dilakukan
pengukuran atau pengamatan dalam satu
waktu 23
. Penelitian deskriptif memberikan
gambaran tingkat pengetahuan dan faktor
yang berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan tentang DM tipe 2 pada
karyawan FKIK UMY. Sedangkan
Anis Fadhilah 20110350053 | FARMASI FKIK UMY 3
penelitian analitik digunakan dalam
pengujian hipotesis. Hubungan antara
variabel faktor yang mempengaruhi dengan
tingkat pengetahuan akan diuji secara
statistik.
Populasi pada penelitian ini adalah
karyawan FKIK UMY yang berjumlah 81
karyawan. Pada penelitian ini sampel yang
digunakan adalah semua populasi yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Karyawan FKIK UMY yang berjumlah 81
orang, sebanyak 25 orang digunakan untuk
uji validasi dan reliabilitas kuesioner,
sebanyak 36 orang digunakan untuk sampel
penelitian, dan sebanyak 20 orang masuk
dalam kriteria eksklusi.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah karyawan FKIK UMY yang bersedia
berpartisipasi dalam penelitian dan
menyetujui lembar informed consent.
Sedangkan kriteria eksklusi adalah karyawan
yang sedang cuti kerja, karyawan yang tidak
dapat ditemui selama penelitian, dan
karyawan yang tidak mengembalikan
kuesioner.
Alat untuk pengambilan data berupa
kuesioner yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya dengan melakukan penelitian
pendahuluan di FKIK UMY. Secara umum
kuesioner dibagi menjadi dua bagian, yaitu
kuesioner yang ditujukan untuk mengetahui
karakteristik responden meliputi usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan sumber
informasi tentang DM tipe 2 serta bagian
kedua adalah pertanyaan tentang
pengetahuan karyawan FKIK UMY tentang
DM tipe 2 yang terdiri dari 30 pertanyaan
yang terdiri dari 6 kisi diantaranya
pengertian, faktor resiko, gejala, diagnosis,
komplikasi, dan pengobatan DM tipe 2. Data
kemudian diukur dengan menggunakan
skala Guttman, yaitu skala yang bersifat
tegas dan konsisten dengan memberikan
jawaban tegas pada pertanyaan. Setiap
jawaban yang benar diberi nilai 1 dan setiap
yang salah diberi nilai 0 13
.
Pengumpulan data dilakukan dengan
memberikan kuesioner terhadap karyawan
FKIK UMY. Penyebaran kuesioner
dilakukan untuk uji validitas dan uji
reliabilitas kepada 25 responden. Uji
validitas dilakukan untuk menguji apakah
kuesioner yang akan digunakan dalam
penelitian dianggap valid atau tidak 27
.
Pengujian validitas kuesioner dilakukan
dengan menggunakan uji korelasi antar skor
(nilai) pada tiap-tiap item dengan skor total.
Teknik untuk mengukur validitas kuesioner
yang digunakan dengan metode Pearson
Correlation20
. Sedangkan uji reliabilitas
untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan37
. Pengukuran realibilitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara
pengukuran sekali melalui pengukuran
korelasi antara pertanyaan yang dilakukan
dengan metode alpha Cronbach’s 35
. Setelah
dinyatakan valid dan reliabel kuesioner
tersebut, maka dilakukan pengukuran
kepada 36 responden kemudian dilakukan
analisis data kuesioner. Dalam analisis data
dibedakan menjadi dua, yaitu analisis
univariat dan analisi bivariat. Analisis
univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian 37
. Analisis ini dilakukan
untuk mengetahui karakteristik responden
penelitian yang meliputi usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi
dalam bentuk distribusi frekuensi.
Sedangkan analisis bivariat adalah analisis
yang dilakukan untuk mengetahui
keterkaitan dua variabel20
. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui hubungan
antara faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu usia, pendidikan,
pekerjaan, dan sumber informasi dengan
pengetahuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner
Kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur
penelitian perlu uji validitas dan realiabilitas.
Uji validitas berguna untuk mengetahui
apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada
kuesioner yang harus dihilangkan karena
Anis Fadhilah 20110350053 | FARMASI FKIK UMY 4
dianggap tidak relevan23
. Uji validitas
tersebut dilakukan pada tempat yang sama
dengan responden yang berbeda 1. Terdapat
30 item pertanyaan yang diujikan kepada
sejumlah 25 responden yang sesuai dengan
kriteria inklusi. Syarat minimum untuk
dianggap valid adalah jika koefisien korelasi
0,396 dengan taraf kesalahan 5%. Jika
koefisien korelasi kurang dari 0,396 maka
dinyatakan tidak valid. Uji realibilitas
berguna untuk menetapkan apakah
instrumen memiliki hasil pengukuran yang
tetap atau konsisten bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dan dengan alat ukur yang
sama. Dalam suatu kelompok item-item
pertanyaan dinyatakan reliabel apabila angka
koefisien α lebih besar atau sama dengan
0,60 2. Uji reliabilitas dilakukan kepada 25
karyawan FKIK UMY jumlah pertanyaan
sebanyak 17 item pertanyaan mendapat nilai
Alpha Cronbach’s (α) > 0,860.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas dan
realibilitas kuesioner 30 pertanyaan yang
dinyatakan valid dan realiabel adalah
sebesar 17 pertanyaan, sehingga dapat
digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan DM tipe 2 pada karyawan
FKIK UMY. Hasil analisis validitas item
pengetahuan DM tipe 2 ditujukan pada tabel
1.
Tabel 1. Hasil Analisis Validitas Item Pengetahuan DM tipe 2
1Diabetes mellitus merupakan kelompok gangguan metabolik yang ditandai dengan naiknya
kadar gula darah.0,676 Valid
2Prediabetes adalah kondisi seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula darah berada
agak meningkat diatas nilai normal.0,718 Valid
3 Faktor keturunan dan pola hidup tidak sehat akan menyebabkan diabetes. 0,714 Valid
4 Resiko terkena diabetes mellitus akan meningkat dengan bertambahnya usia. 0,363 Tidak Valid
5Anak kembar, jika yang satu menderita diabetes mellitus, maka anak yang satu lagi akan
mempunyai resiko terkena diabetes mellitus.0,438 Valid
6 Makanan yang mengandung kolestrol menyebabkan risiko diabetes mellitus 0,263 Tidak Valid
7 Mengkonsumsi alkohol menyebabkan resiko diabetes mellitus 0,328 Tidak Valid
8 Semakin kurang aktifitas fisik maka semakin mudah seseorang terkena diabetes mellitus 0,305 Tidak Valid
9 Kurang gerak atau hidup santai merupakan faktor risiko pencetus diabetes mellitus 0,452 Valid
10 Melahirkan bayi lebih dari 3,5 kg dapat meningkatkan resiko terkena diabetes mellitus. 0,374 Tidak Valid
11Gejala yang ditemui pada penderita diabetes adalah sering haus, cepat lapar, dan sering buang
air kecil.0,474 Valid
12 Penurunan berat badan merupakan salah satu gejala dari diabetes. 0,399 Valid
13 Cara terbaik untuk memeriksakan diabetes adalah dengan pemeriksaan darah 0,41 Valid
14 Hasil pemeriksaan kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dl berarti tidak normal 0,228 Tidak Valid
15 Kadar gula darah puasa > 126 mg/dl merupakan salah satu diagnosa seseorang terkena diabetes 0,368 Tidak Valid
16 Diabetes tidak terkontrol dapat menimbulkan resiko terjadinya penyakit lain. 0,41 Valid
17Penyakit diabetes dapat mengakibatkan gangguan penglihatan, kaki diabetes, dan gangguan
pada syaraf.0,136 Tidak Valid
18 Pada penderita diabetes jika ada luka akan sulit disembuhkan 0,658 Valid
19 Pasien diabetes harus rutin kontrol ke dokter untuk mengontrol kadar gula darah 0,394 Tidak Valid
20 Penderita diabetes yang tidak diobati kadar gula darahnya biasanya meningkat. 0,629 Valid
21 Penyakit diabetes adalah penyakit yang dapat disembuhkan. 0,106 Tidak Valid
22 Penyakit diabetes tidak hanya dapat diobati dengan obat-obatan dari dokter. 0,422 Valid
23 Obat-obatan diabetes harus selalu rutin diminum setiap hari. 0,102 Tidak Valid
24 Obat diabetes tidak boleh dihentikan ketika obat habis atau keadaannya membaik. 0,247 Tidak Valid
25 Pusing, gemetaran, dan berkeringan dingin merupakan gejala rendahnya gula di dalam darah. 0,392 Tidak Valid
26 Untuk membantu mengontrol gula darah, diet dan olahraga disarankan untuk pasien diabetes. 0,442 Valid
27Diet yang disarankan untuk pasien diabetes adalah membatasi konsumsi karbohidrat, protein,
dan lemak.0,562 Valid
28Mengurangi konsumsi gula dan menghindari makan-makanan tertentu dapat mengontrol kadar
gula.0,785 Valid
29 Disamping diet, pasien diabetes dianjurkan untuk olahraga, misalnya lari pagi dan bersepeda. 0,641 Valid
30 Olahraga aerobik selama 30 menit dianjurkan untuk pasien diabetes 0,446 Valid
NoKoefisien
Korelasi Pertanyaan Keterangan
Anis Fadhilah 20110350053 | FARMASI FKIK UMY 5
Karakteristik Responden
Karakteristik reponden dilakukan untuk
menilai variasi yang terdapat dalam suatu
populasi dan hasil analisis data karakteristik
seperti usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, dan sumber informasi tentang
DM tipe 2. Adapun hasil persentase dari
karakteristik responden dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Karakteristik Responden Penelitian
No Karakteristik Jumlah
Frekuensi %
1. Usia
17-25 Tahun
26-35 Tahun
36-45 Tahun
46-55 Tahun
56-65 Tahun
6
11
10
8
1
16,7
30,6
27,8
22,2
2,8
2. Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
26
10
72,2
27,8
3. Pendidikan
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
2
19
15
5,6
52,8
41,7
4. Pekerjaan
Pengajaran
Administrasi
Laboran
Cleaning Service
5
14
9
8
13,9
38,9
25,0
22,2
5. Sumber Informasi
Tenaga Kesehatan
Keluarga
Buku
Media Elektronik
Seminar
Internet
Brosur, leaflet, spanduk, baliho
Lingkungan FKIK
Tidak Pernah
6
2
1
13
1
3
1
7
2
16,7
5,6
2,8
36,1
2,8
8,3
2,8
19,4
5,6
Analisis Tingkat Pengetahuan
Pada penelitian ini peneliti mengkategorikan
pengetahuan menjadi tiga kategori yaitu
pengetahuan baik, pengetahuan cukup, dan
pengetahuan kurang. Distribusi jawaban
responden terhadap gambaran tingkat
pengetahuan tentang DM Tipe 2 pada
karyawan FKIK UMY dapat dilihat pada
tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang DM Tipe 2 Pada Karyawan
FKIK UMY
No Pengetahuan Karyawan FKIK UMY
Tentang DM Tipe 2
Jumlah Persentasi
(%)
1.
2.
Baik
Cukup
30
6
83,3
16,7
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
bahwa mayoritas tingkat pengetahuan
responden dari 36 responden menunjukan
responden memiliki pengetahuan dalam
kategori baik yaitu sebanyak 30 responden
(83,3%). Berdasarkan data yang diperoleh,
kemungkinan tingginya pengetahuan
karyawan FKIK UMY disebabkan karena
selain responden memperoleh informasi
mengenai DM tipe 2 melalui media
elektronik, responden aktif dalam mencari
informasi secara mandiri menggunakan
Anis Fadhilah 20110350053 | FARMASI FKIK UMY 6
fasilitas yang terdapat di lingkungan FKIK
UMY. Menurut Notoatmodjo (2003)
informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang. Apabila seseorang
banyak memperoleh informasi maka
cenderung seseorang mempunyai
pengetahuan yang lebih luas. Semakin sering
orang membaca, pengetahuannya akan lebih
baik daripada hanya sekedar mendengar atau
melihat saja 20
.
Tingginya pengetahuan responden
mengenai DM tipe 2 juga karena responden
berada pada lingkungan FKIK UMY,
responden dapat dengan mudah memperoleh
informasi dari para pengajar dan mahasiswa
di FKIK UMY. Di lingkungan FKIK UMY
informasi dapat dengan mudah diperoleh,
contohnya melalui seminar, leaflet, buku
perpustakaan, dan interaksi langsung dengan
pengajar maupun mahasiswa. Lingkungan
merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Menurut Notoatmodjo (2007), lingkungan
memberikan pengaruh utama bagi seseorang
dan dalam lingkungan seseorang akan
memperoleh pengalaman yang akan
berpengaruh pada cara berpikir seseorang.
Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik antara seseorang yang satu dengan
seseorang yang lain untuk saling bertukar
informasi yang diperoleh, sehingga
mayoritas responden memiliki pengetahuan
baik 21
.
Sebagian kecil karyawan yang
mempunyai pengetahuan cukup yang dapat
disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu
sebabnya kemungkinan adalah karena
kurangnya keinginan serta motivasi untuk
mencari informasi mengenai DM tipe 2
walaupun fasilitas di FKIK UMY sangat
memadai. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Mubarak (2012), bahwa pada dasarnya
pengetahuan akan terus bertambah sesuai
dengan proses pengalaman manusia yang
dialami, sumber informasi baru didapatkan
merupakan pengganti pengetahuan yang
telah diperoleh sebelumnya atau merupakan
penyempurnaan informasi sebelumnya,
sehingga sebagian kecil responden memiliki
pengetahuan kurang18
.
Pengetahuan tentang DM tipe 2 pada
karyawan FKIK UMY diukur melalui 6 kisi
pertanyaan, yaitu pengertian, faktor resiko,
gejala klinik, diagnosis, komplikasi, dan
penatalaksanaan. Distribusi Tingkat
Pengetahuan Karyawan FKIK UMY
Terhadap Kisi-Kisi Pertanyaan dapat dilihat
pada gambar 1.
Gambar 1. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Karyawan FKIK UMY Terhadap Kisi-
Kisi Pertanyaan
Berdasarkan dari Gambar 1, mayoritas
responden memiliki pengetahuan baik pada
pertanyaan mengenai diagnosis dan
komplikasi sebesar 97,2%. Pengetahuan
Pen
gertian
Fak
tor R
esiko
Gejala K
linik
Diag
nosis
Ko
mplik
asi
Pen
atalaksan
aan
83,3%
50,0%
75,0% 97,2% 97,2%
77,8%
30,6% 19,4% 16,7% 19,4%
25,0%
2,8% 2,8% 2,8% Baik
Cukup
Kurang
Anis Fadhilah 20110350053 | FARMASI FKIK UMY 7
responden kurang pada pertanyaan mengenai
gejala klinik sebesar 25,0%. Uraian hasil
berdasarkan item pertanyaan dapat dilihat
pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Jawaban Responden Tiap Pertanyaan Tentang DM Tipe 2
Pertanyaan Salah Benar Jumlah
N % N % N %
Pengertian 2 5,6 34 94,4 36 100,0
Pengertian 4 11,1 32 88,9 36 100,0
Faktor Resiko 1 2,8 35 97,2 36 100,0
Faktor Resiko 11 30,6 25 69,4 36 100,0
Faktor Resiko 13 36,1 23 63,9 36 100,0
Gejala Klinik 3 8,3 33 91,7 36 100,0
Gejala Klinik 3 22,2 28 77,8 36 100,0
Diagnosis 1 2,8 35 97,2 36 100,0
Komplikasi 1 2,8 35 97,2 36 100,0
Komplikasi 4 11,1 32 88,9 36 100,0
Penatalaksanaan 3 8,3 33 91,7 36 100,0
Penatalaksanaan 7 19,4 29 80,6 36 100,0
Penatalaksanaan 3 8,3 33 91,7 36 100,0
Penatalaksanaan 7 19,4 29 80,6 36 100,0
Penatalaksanaan 1 2,8 35 97,2 36 100,0
Penatalaksanaan 1 2,8 35 97,2 36 100,0
Penatalaksanaan 8 22,2 28 77,8 36 100,0
Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa
mayoritas pengetahuan responden dalam
menjawab benar sebesar 97, 2% pada kisi
pertanyaan faktor resiko, diagbosis,
komplikasi, dan penatalaksanaan tentang
DM tipe 2. Sedangkan mayoritas
kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan salah paling banyak terdapat
pada pertanyaan tentang faktor resiko yaitu
“Untuk membantu mengontrol gula darah,
diet dan olahraga disarankan untuk pasien
diabetes” sebesar 13 (36,1%) responden.
Hasil dari analisis data tingkat pengetahuan
berdasarkan karakteristik responden adalah
sebagai berikut :
Tingkat Pengetahuan Karyawan FKIK
UMY Berdasarkan Usia
Tingkat pengetahuan karyawan FKIK UMY
berdasarkan usia responden dapat dilihat
pada tabel 5.
Tabel 5. Tingkat Pengetahuan Tentang DM Tipe 2 Karyawan FKIK UMY Berdasarkan
Usia
Usia
Tingkat Pengetahuan Total P
Value Baik Cukup Kurang
N % N % N % N %
17-25 Tahun 5 83,3 1 16,7 0 0,0
6 100,0
0,729
26-35 Tahun 10 90,9 1 9,1 0 0,0
11 100,0
36-45 Tahun 7 70,0 3 30,0 0 0,0
10 100,0
46-55 Tahun 7 87,5 1 12,5 0 0,0
8 100,0
56-65 Tahun 1 100,0 0 0,0 0 0,0
1 100,0
Total 30 83,3 6 16,7 0 0,0 36 100,0
Anis Fadhilah 20110350053 | FARMASI FKIK UMY 8
Hasil analisis hubungan antara usia
responden dengan tingkat pengetahuan
diperoleh bahwa sebanyak 1 (100,0%)
responden yang berumur 56-65 tahun
memiliki tingkat pengetahuan baik. Hal
tersebut tidak sejalan dengan pernyataan
Notoatmodjo (2003) yang menyebutkan
proses belajar orang dewasa lebih sulit
dibandingkan dengan orang yang lebih muda
karena fungsi indera seperti mata dan telinga
pada orang dewasa semakin berkurang 20
.
Sedangkan pengalaman juga mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Pengetahuan dapat
terbentuk dari pengalaman dan ingatan yang
didapat sebelumnya. Pengalaman adalah
salah satu cara memperoleh kebenaran
pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu 21
. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa
kemungkinan responden yang berumur 56-
65 tahun memiliki pengalaman bekerja di
lingkungan FKIK UMY lebih lama
dibandingkan dengan responden yang
lainnya sehingga perolehan informasi
mengenai kesehatan lebih banyak diperoleh.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
menggunakan analisis Chi Square diperoleh
P value = 0,729. Karena P value yang
diperoleh lebih besar dari 0,05 (0,729 >
0,05), sehingga H0 diterima yang artinya
tidak ada hubungan antara usia dengan
tingkat pengetahuan. Hasil ini bertentangan
dengan pernyataan Notoatmodjo (2007)
yang menyebutkan bahwa usia
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambahnya usia akan
semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperoleh semakin baik21
. Hal ini bisa terjadi
kemungkinan karena adanya proses
perkembangan responden mulai dari
pendidikan yang diperolehnya serta
pengalaman hidupnya dalam berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya29
.
Tingkat Pengetahuan Karyawan FKIK
UMY Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pengetahuan Karyawan FKIK UMY
berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada
tabel 6.
Tabel 6. Tingkat Pengetahuan Tentang DM Tipe 2 Karyawan FKIK UMY Berdasarkan
Pendidikan
Pendidikan
Tingkat Pengetahuan Total
P Value Baik Cukup Kurang
N % N % N % N %
SMP 2 100,0 0 0,0 0 0,0 2 100,0
0,005 SMA 16 84,2 3 15,8 0 0,0 19 100,0
Perguruan
Tinggi 12 80,0 3 20,0 0 0,0
15 100,0
Total 30 83,3 6 16,7 0 0,0 36 100,0
Hasil analisis hubungan antara pendidikan
responden dengan tingkat pengetahuan
diperoleh bahwa sebanyak 2 (100,0%)
responden dengan tingkat pendidikan SMP
memiliki tingkat pengetahuan baik. Hal
tersebut sejalan dengan pernyataan Dewi &
Wawan (2010) yang menyebutkan seseorang
yang berpendidikan rendah tidak mutlak
memiliki pengetahuan yang rendah pula 42
.
Berdasakan hasil uji statistik dengan
menggunakan analisis Chi Square diperoleh
P value = 0,005. Karena P value lebih kecil
atau sama dengan 0,05 (0,005 ≤ 0,05),
sehingga H0 ditolak yang artinya terdapat
hubungan antara pendidikan dengan tingkat
pengetahuan. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Notoatmodjo (2007)
menyebutkan bahwa tingkat pendidikan
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Dimana pendidikan dapat mempengaruhi
wawasan atau pengetahuan seseorang21
.
Menurut Hendra (2008) menyebutkan bahwa
tingkat pengetahuan turut menentukan
mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami suatu pengetahuan yang mereka
peroleh11
. Pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang makin baik
Anis Fadhilah 20110350053 | FARMASI FKIK UMY 9
pengetahuannya dan makin mudah pula
untuk menerima informasi.
Tingkat Pengetahuan Karyawan FKIK
UMY Berdasarkan Pekerjaan
Tingkat pengetahuan karyawan FKIK UMY
berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada
tabel 7.
Tabel 7. Tingkat Pengetahuan Tentang DM Tipe 2 Karyawan FKIK UMY Berdasarkan
Pekerjaan
Pekerjaan
Tingkat Pengetahuan Total
P Value Baik Cukup Kurang
N % N % N % N %
Pengajaran 3 60,0 2 40,0 0 0,0 5 100,0
0,509
Administrasi 12 85,7 2 14,3 0 0,0 14 100,0
Laboran 8 88,9 1 11,1 0 0,0 9 100,0
Cleaning
Service 7 87,5 1 12,5 0 0,0
8 100,0
Total 30 83,3 6 16,7 0 0,0 36 100,0
Hasil analisis hubungan antara pekerjaan
responden dengan tingkat pengetahuan
diperoleh bahwa sebanyak 8 (88,9%)
responden bekerja pada bagian laboran
memiliki tingkat pengetahuan baik. Menurut
Nursalam (2001) menyebutkan bahwa
manusia memerlukan suatu pekerjaan untuk
berkembang dan berubah. Seseorang bekerja
bertujuan untuk mencapai suatu keadaan
yang lebih dari pada keadaan sebelumnya
dan dengan bekerja seseorang dapat berbuat
sesuatu yang bernilai, bermanfaat, dan
memperoleh berbagai pengalaman yang
pada akhirnya dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang24
. Adanya interaksi
atau komunikasi yang dilakukan seseorang
dengan orang lain selama melaksanakan
pekerjaan, secara tidak langsung akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang. Pada saat interaksi tersebut secara
tidak disadari pengetahuan seseorang
tentang tersebut meningkat12
. Lingkungan
pekerjaan dapat mempengaruhi kehidupan
sosial seseorang, hal ini secara tidak
langsung dapat mempengaruhi pengetahuan
dan cara pandangnya terhadap suatu hal.
Pekerjaan dapat membentuk kebiasaan dan
mempengaruhi pola pikir seseorang.
Seseorang yang bekerja dituntut memiliki
ide untuk terus berinovasi dan hal inilah
yang mendasari pekerjaan mempengaruhi
pengetahuan seseorang 36.
Berdasakan hasil uji statistik dengan
menggunakan analisis Chi Square diperoleh
P value = 0,509. Karena P value yang
diperoleh lebih besar dari 0,05 (0,509 >
0,05), sehingga H0 diterima yang artinya
tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan
tingkat pengetahuan. Hal ini bisa terjadi
kemungkinan karena penempatan bagian
pekerjaan pada karyawan FKIK UMY tidak
berpengaruh terhadap pengetahuan yang
dimiliki oleh masing-masing karyawan
FKIK UMY.
Tingkat Pengetahuan Karyawan FKIK
UMY Berdasarkan Sumber Informasi
Tingkat pengetahuan karyawan FKIK UMY
berdasarkan sumber informasi dapat dilihat
pada tabel 8.
Tabel 8. Tingkat Pengetahuan Tentang DM Tipe 2 Karyawan FKIK UMY Berdasarkan
Sumber Informasi
Anis Fadhilah 20110350053 | FARMASI FKIK UMY 10
Sumber Informasi
Tingkat Pengetahuan Total
P Value Baik Cukup Kurang
N % N % N % N %
Tenaga Kesehatan 6 100,0 0 0,0 0 0,0 6 100,0
0,322
Keluarga 2 100,0 0 0,0 0 0,0 2 100,0
Buku 0 0,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0
Media Elektronik 11 84,6 2 15,4 0 0,0 13 100,0
Seminar 1 100,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0
Internet 2 66,7 1 33,3 0 0,0 3 100,0
Brosur, leaflet,
spanduk, baliho 1 100,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0
Lingkungan FKIK 6 85,7 1 14,3 0 0,0 7 100,0
Tidak Pernah 1 50,0 1 50,0 0 0,0 2 100,0
Total 30 83,3 6 16,7 0 0,0 36 100,0
Hasil analisis hubungan antara sumber
informasi responden dengan tingkat
pengetahuan diperoleh bahwa ada sebanyak
6 (100,0%) responden yang mendapakan
informasi tentang DM tipe 2 melalui tenaga
kesehatan memiliki tingkat pengetahuan
baik. Penelitian yang dilakukan Baharutan
(2015) menyebutkan bahwa tenaga
kesehatan merupakan fasilitator dan
edukator yang memberikan pendidikan
kesehatan dengan cara promosi kesehatan
dan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat3. Sebanyak 2 (100,0%)
responden yang mendapatkan informasi
tentang DM tipe 2 melalui keluarga
memiliki tingkat pengetahuan baik.
Sebanyak 1 (100,0%) responden yang
mendapatkan informasi tentang DM tipe 2
melalui seminar memiliki tingkat
pengetahuan baik, dan sebanyak 1 (100,0%)
responden yang mendapatkan informasi
tentang DM tipe 2 melalui brosur, leaflet,
spanduk, baliho memiliki tingkat
pengetahuan baik.
Berdasakan hasil uji statistik dengan
menggunakan analisis Chi Square diperoleh
P value = 0,322. Karena P value yang
diperoleh lebih besar dari 0,05 (0,322 >
0,05), sehingga H0 diterima yang artinya
tidak ada hubungan antara sumber informasi
dengan tingkat pengetahuan. Hal tersebut
tidak sejalan dengan pernyataan
Notoatmodjo (2007) dimana pengetahuan
seseorang dapat dipengaruhi oleh sumber
informasi. Seseorang yang terpapar
informasi dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuannya. Sumber informasi yang
dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang, misalnya televisi, radio, koran,
buku, majalah, dan internet21
.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Gambaran tingkat pengetahuan tentang
DM tipe 2 pada karyawan FKIK UMY
yaitu, responden dengan pengetahuan
baik sebanyak 30 responden (83,3%) dan
responden dengan pengetahuan cukup
sebanyak 6 responden (16,7%).
2. Tingkat pengetahuan karyawan FKIK
UMY dipengaruhi oleh pendidikan
sedangkan umur, pekerjaan, dan sumber
informasi tidak mempengaruhi tingkat
pengetahuan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
diberikan beberapa saran untuk peneliti
selanjutnya maupun untuk responden dan
FKIK UMY.
1. Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
dapat menyempurnakan item pertanyaan
dalam kuesioner sehingga dapat
menggambarkan keadaan tingkat
pengetahuan responden lebih baik lagi.
Peneliti berikutnya diharapkan dapat
meneliti pada populasi yang lain
sehingga dapat dibandingkan.
2. Responden
Anis Fadhilah 20110350053 | FARMASI FKIK UMY 11
Diharapkan untuk karyawan FKIK UMY
untuk lebih aktif dalam kegiatan-
kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai
kesehatan dan diharapkan karyawan
FKIK UMY untuk lebih dapat
memanfaatkan sarana dan prasarana
perolehan informasi mengenai kesehatan
untuk meningkatkan pengetahuan.
3. FKIK UMY
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan bagi seluruh civitas
akademika FKIK UMY yang terdiri dari
berbagai tenaga kesehatan untuk rutin
melakukan penyuluhan ke karyawan agar
dapat mengedukasi dirinya, keluarga dan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian
Suattu Pendekatan Praktik, Jakarta,
Rineka Cipta
2. Arikunto, S, 2010, Prosedur Penelitian,
Jakarta, Rineka Cipta
3. Baharutan, I.E., 2015, Gambaran
Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang
Diabetes Mellitus di Puskesmas Kota
Manado, 3, 1-8
4. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2005, Pharmaceutical Care
untuk Penyakit Diabetes Mellitus,
Jakarta.
5. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2006, Profil Kesehatan 2005,
Jakarta
6. Depertemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2008, Pedoman Teknis dan
Tatalaksana Penyakit Diabetes Mellitus,
Jakarta.
7. Depertemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2009, Profil Kesehatan
Indonesia, Jakarta.
8. Dinas Kesehatan DIY, 2013, Profil
Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta,
http://www.depkes.go.id/.../PROFIL/14-
profil-kes.Prov.DIYogyakarta-. Diakses
pada tanggal 28 Juni 2015
9. Firdana, Frifca Meriane, 2014,
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Usia
Lebih Dari 30 Tahun Tentang Resiko
kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Dari
Beberapaa Wilayah di Kota Surabaya,
Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas
Widya Mandala Katolik, Surabaya
10. Gultom, Yuni Thiodora., 2012, Tingkat
Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus
Tentang Manajemen Diabetes Mellitus di
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat
Gatot Soebroto Jakarta Pusat, Skripsi,
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia, Jakarta
11. Hendra A.W., 2008, Ilmu Keperawatan
Dasar, Yogyakarta: Edisi Ke-2, Penerbit
Mitra Cendikia Press.
12. Hermawan & Arifah, siti, 2009,
Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien
Tentang Hipertensi Dengan Sikap
Kepatuhan Dalam Menjalankan Diit
Hipertensi Di Wilayah Puskesmas
Andong Kabupaten Boyolali, Naskah
Publikasi, Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta
13. Hidayat, A.A.A., 2007, Metode
Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisa Data, Jakarta, Salemba Medika
14. International Diabetes Federation, 2011,
One Adult In Ten Will Have Diabetes By
2030
15. Martono, Nanang, 2010, Metode
Penelitian Kuantitatif, Jakarta, PT
Grafindo Persada
16. Maulana, Mirza., 2008, Mengenal
Diabetes: Panduan Praktis Menangani
Penyakit Kencing Manis, Yogyakarta,
Kata Hati
17. Misnardiarly, 2006, Diabetes Melitius,
Gangren, Ulcer, Infersi, Jakarta: Pustaka
Populer Obor
18. Mubarak, W.I., 2012, Promosi Kesehatan
Untuk Kebidanan, Jakarta, Salemba
Medika
19. Neal, Michael J., 2006, At a Glance
Farmakologi Medis, Edisi V, 36-37,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Anis Fadhilah 20110350053 | FARMASI FKIK UMY 12
20. Notoatmodjo, Soekidjo, 2003,
Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,
Jakarta, Rineka Cipta
21. Notoatmodjo, Soekidjo, 2007, Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta,
Rineka Cipta
22. Notoatmodjo, Soekidjo, 2010,
Metodologi Penelitian Kesehatan,
Jakarta, Rineka Cipta
23. Notoatmodjo, Soekidjo, 2012, Promosi
Kesehatan dan Perilkau Kesehatan,
Jakarta, Rineka Cipta
24. Nursalam, Siti Pariani, 2001, Metodologi
Riset Keperawatan, Jakarta, Agung Seto
25. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(PERKENI), 2006, Konsesus
Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe
2 di Indonesia. Jakarta : Perkeni.
26. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(PERKENI), 2011, Konsesus
Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe
2 di Indonesia. Jakarta : Perkeni.
27. Saryono, 2011, Metodologi Penelitian
Kesehatan, Yogyakarta, Mitra Cendikia
Press
28. Shaw JE, sicree RA, zimmet PZ, 2009,
Global estimates of the prevalence of
diabetes for 2010 and 2030, Diabetic
Reasearch and Clinical practice
29. Siti, Kaidah., Fakhrurrazy., &
Setyaningtyas, Denina., 2008,
Pengetahuan Dan Perilaku Penderita
Hipertensi Di Unit Kesehatan Pelabuhan
(UKESPEL) PT. PELINDO III
Banjarmasin Periode Juli-Agustus 2008,
Naskah Publikasi, Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran UNLAM
30. Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002, Buku
Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2,
Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk, EGC,
Jakarta.
31. Soebardi, Suharko & Yunir, S., 2009.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.
32. Soegondo, Sidartawan., 2005., Soegondo
S dkk (eds), Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terpadu, Balai Penerbit FKUI.
33. Soegondo, Sidartawan., 2008., Pradana
Soewondo , DKK, Penatalaksanaan
Diabetes Melitus, Balai Penerbit FKUI.
34. Soegondo, Sidartawan. 2009,
Farmakoterapi Pada Pengendalian
Glikemia Diabetes Mellitus Tipe 2, Edisi
V, 1884-1895, Internal Publishing,
Jakarta.
35. Sugiyono, 2007, Statistika untuk
Penelitian, Bandung, ALFABETA
36. Sulfiatinur, Zakia, 2013, Gambaran
Pengetahuan Antibiotik Masyarakat di
Kelurahan Panarung dan Pahandut
Seberang, Kecamatan Pahandut,
Palangkaraya, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
37. Sumatri, Arif, 2011, Metodologi
Peneltian Kesehatan, Jakarta, Kencana
38. Suyono, S., 1996. Buku Ajar Penyakit
Dalam. Jilid I. Edisi Ketiga, Jakarta,
Balai Penerbit FKUI
39. Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2007,
Obat-Obat Penting, Edisi VI, 519-526,
Cetakan pertama, Penerbit PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
40. Triplitt, C.L., Reasner, C.A., 2008,
Diabetes Mellitus, in Dipiro, J.T (eds),
Pharmacotherapy: A Pathophisiologic
Approach, 7th edition, 1205-1241, The
McGraw-Hill Companies, Inc., USA
41. Urma, 2010, Hubungan Tingkat
Pengetahuan dengan Perilaku Deteksi
Dini Penyakit Diabetes Melitus pada
Masyarakat di Desa Tambakan
Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobongan, Skripsi, Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Semarang,
Semarang.
42. Wawan, A & Dewi, M, 2010, Teori dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia, Yogyakarta, Nuha
Medika
43. Wikandari, Windi, 2008, Gambaran
Pengetahuan dan Sikap Penderita
Tuberkulosis dan Keluarganya Setelah
Pemberian Konseling, Skipsi, Fakultas
Farmasi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
Recommended