“PENGARUH ZAKAT, INFLASI DAN
PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL
MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI TAHUN 2011-2018”
(Studi Kasus: di Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
DWI SETYANI
(63020-15-0092)
PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
i
“PENGARUH ZAKAT, INFLASI DAN
PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL
MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI TAHUN 2011-2018”
(Studi Kasus: di Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
DWI SETYANI
(63020-15-0092)
PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN
PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dwi Setyani
NIM : 63020150092
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Progam Studi : S1 Ekonomi Syariah
Judul : PENGARUH ZAKAT, INFLASI DAN PERKEMBANGAN
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 2011-
2018 (Studi Kasus di Indonesia)
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim. Skripsi ini diperbolehkan
untuk dipublikasikan Perpustakaan IAIN Salatiga
Salatiga, 27 Agustus 2019
Penulis
Dwi Setyani
NIM 63020150092
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Dwi Setyani
NIM : 63020150092
Fakultas/Prodi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam/ S1 Ekonmi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “PENGARUH ZAKAT,
INFLASI DAN PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 2011-
2018” benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Salatiga, 27 Agustus 2019
Penulis
Dwi Setyani
NIM 63020150092
vi
MOTTO
“Bertaqwalah kepada Allah, maka Dia akan membimbingmu. Sesungguhnya
Allah mengetahui segala sesuatu” (Qs. Al-Baqarah:282)
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah”
(HR. Turmudzi)
“A negative mind will never give you a positife life”
(Fatih Robbani)
“Kesuksesan adalah buah dari usaha-usaha kecil yang diulang hari demi hari”
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :
Ibuku dan Bapakku tercinta,Ibu Suparmi dan Bapak Muhari, yang
doa-doanya tak pernah putus mendoakan kebaikanku, yang
perjuangannya dan pengorbanannya tiada henti. Untuk kakak dan adik
ku tersayang, Ika Sofyani dan Bintang Pamungkas, yang doa dan
motivasinya tiada henti untukku.
Seluruh sahabat-sahabatku, Aisyah Amalia, Ilma Ikfiyani, Kharissa
Dinna Kartika, Zulva Wakhidati, Sulistiya Tri Ningsih, Hanuf Laela
Nadhifia serta sahabat, teman, saudara, yang tak bisa disebutkan satu
persatu.
Partner terbaik Solimin, SE., yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan selama menjalani kuliah.
Terimakasih atas doa dan motivasi yang telah diberikan hingga skripsi
ini dapat terselesaikan
viii
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehigga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berudul “Pengaruh Zakat, Inflasi dan Perkembangan
UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2011-2018”. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang kita
nanti-nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak, dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
3. Qi Mangku Bahjatulloh, Lc. M.SI. selaku Ketua Program Studi S1
Ekonomi Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan-arahan selama penulis menjadi mahasiswa.
5. Ari Setiawan, M.M, selaku pembimbing skripsi yang telah sabar
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf IAIN Salatiga yang telah membantu penulis dalam
menempuh studi selama ini.
ix
7. Kedua orang tua, Ibu Suparmi dan Bapak Muhari yang selalu memberi
motivasi serta doa restunya. Serta kakakku Ika Sofyani dan Adikku
Bintang Pamungkas.
8. Sahabat-sahabat terbaik Hanuf Laela Nadhifia, Sulistiya Tri Ningsih,
Haniah Nurul Hidayah, Umi Khairul Latifah, Aisyah Amalia, SE., Ilma
Ikfiyani, Kharissa Dinna Kartika, SE., Zulva Wakhidati Rofa dan seluruh
Keluarga Besar ES-S1 2015 yang telah memberi banyak motivasi dan
dukungan selama proses perkuliahan dan tentunya dalam pembuatan
skripsi.
9. Keluarga besar kkn 35 Alfi Likhayati, SPd.,Amatul Muinah, SPd., Enjang
Mya Afiati, SE., Ferisa Dwi Safitri, SE., Ibnu Setyo Utomo, SH., Mulyono
dan Riski Apriyanto yang telah memberikan banyak motivasi dan
dukungan.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi
rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini
sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk
kepentingan bersama.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna, semua itu karena keterbatasan penulis. Kritik dan saran
sangat diharapkan guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat.Aamiin.
Salatiga, 28 Agustus 2019
Penulis
x
ABSTRAK
Setyani, Dwi. 2019. Pengaruh Zakat, Inflasi dan Perkembangan Usaha Mikro
Kecil Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia periode
2011-2018. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1
Ekonomi Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, M.M.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zakat, inflasi
dan perkembangan UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia Tahun
2011-2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
analisis regresi berganda sebagai analisis data, dan menggunakan data sekunder
berbentuk time series. Data yang digunakan adalah data triwulan dari zakat,
inflasi, perkembangan UMKM serta Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun
2011-2018. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan alat
bantu aplikasi E-views 9. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa secara
parsial variabel independen zakat berpengaruh secara positif dan tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi yang di tunjukkan melalui produk domestik bruto
(PDB). Variabel independen inflasi berpengaruh secara negatif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan variabel independen UMKM
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi atau
produk domestik bruto (PDB). Sedangkan secara simultan atau bersama-sama
variabel independen berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap
variabel dependen.
Kata Kunci : Zakat, Inflasi, Perkembangan UMKM, Pertumbuhan Ekonomi,
Produk Domestik Bruto (PDB).
xi
DAFTAR ISI
COVER i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
PENGESAHAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ...... iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................................... v
MOTTO.................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
E. Sistematika Penulisan................................................................................. 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 13
A. Kerangka Teori........................................................................................... 13
1. Zakat ....................................................................................................... 13
2. Inflasi ...................................................................................................... 15
3. Perkembangan UMKM .......................................................................... 23
xii
4. Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................... 26
B. Telaah Pustaka ........................................................................................... 31
C. Kerangka Penelitian ................................................................................... 35
D. Hipotesis ..................................................................................................... 35
1. Zakat ....................................................................................................... 36
2. Inflasi ...................................................................................................... 36
3. UMKM ................................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 39
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 39
B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 39
1. Populasi .................................................................................................. 39
2. Sampel .................................................................................................... 40
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 40
1. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 40
2. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 41
D. Definisi Konsep dan Operasional............................................................... 42
1. Variabel Dependen ................................................................................. 42
2. Variabel Independen ............................................................................... 42
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 44
F. Uji Instrumen Penelitian ............................................................................ 44
G. Alat Analisis ........................................................................................... 45
1. Analisis Deskriptif .................................................................................. 45
2. Analisis Regresi ...................................................................................... 45
3. Uji Statistik ............................................................................................. 46
4. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 47
xiii
BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 52
A. Satistik Deskriptif....................................................................................... 52
1. Variabel Zakat ........................................................................................ 52
2. Variabel Inflasi ....................................................................................... 52
3. Variabel UMKM .................................................................................... 53
4. Variabel Pertumbuhan Ekonomi ............................................................ 54
B. Analisis Data .............................................................................................. 54
1. Uji Stasioneritas...................................................................................... 54
2. Uji Statistik ............................................................................................. 55
3. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 58
C. Hasil Pembahasan ...................................................................................... 61
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 64
A. Kesimpulan ................................................................................................ 64
B. Saran ........................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 69
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tingkat Inflasi di Indonesia 2011-2018 6
Tabel 1.2 Jumlah Unit UMKM di Indonesia 8
Tabel 2.1 Pengaruh Zakat Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 32
Tabel 2.2 Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 33
Tabel 2.3 Pengaruh UMKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 34
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Zakat 51
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Inflasi 51
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel UMKM 52
Tabel 4.4 Statistik Deskriptik Variabel Pertumbuhan Ekonomi 53
Tabel 4.5 Hasil Uji Stasioneritas Second Difference 53
Tabel 4.6 Uji Regresi 54
Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas 58
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi 58
Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas 59
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Penelitian 62
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 2
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian 35
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Sukirno (2006:9) pembangunan ekonomi diartikan
sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk
mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih
banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang,
taraf pendikidikan semakin tinggi dan tekhnologi semakin meningkat.
Sebagai implikasi dari perkembangan ini diaharapkan kesempatan bekerja
semakin bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran
masyarakat menjadi semakin merata.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana
terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil.
Maka dari itu perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila
terjadi pertumbuhan output riil. Definisi lain menyebutkan bahwa
pertumbuhan ekonomi terjadi bila kenaikan output perkapita. Pertumbuhan
ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil
per orang. Pertumbuhan ekonomi sering kali dikaitkan sebagai proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional.
2
Menurut Arsyad (2004) pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses
kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut
menekankan pada tiga aspek, yaitu proses, output perkapita, jangka
panjang. Sebagai ekonomi mendefinisikan pertumbuhan ekonomi dalam
pengertian yang lebih luas. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai
kenaikan output (GDP) dalam jangka panjang tanpa memandang apakah
kenaikan itu lebih besar daripada laju pertumbuhan penduduk atau apakah
diikuti oleh pertumbuhan stuktur perekonomian atau tidak.
Sumber BPS 2018
Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 melaporkan, produk
domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun
2017 mencapai 5.07 persen. Angka ini menurut BPS, merupakan angka
pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2014 silam.
Dalam berbagai literatur tentang ekonomi Islam, pada dasarnya
memandang bahwa pertumbuhan ekonomi adalah bagian dari
3
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan dengan a
sustained growth of a right kind of output which can contribute to human
welfare (pertumbuhan yang terus menerus dari faktor produksi secara
benar yang mampu memberikan kontribusi bagi kesejahteraan manusia).
Dalam penelitian Istianingsih (2016) salah satu tujuan ekonomi
Islam adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Prioritas dalam
pertumbuhan ekonomi adalah pemerataan (growth with equity) dan
pertumbuhan itu sendiri membutuhkan kedua aspek tersebut secara
simultan. Islam memandang pemerataan adalah hal yang sangat penting.
Karena pertumbuhan ekonomi tidak menggambarkan kesejahteraan secara
menyeluruh.
Menurut Tariqy (1999) Pertumbuhan ekonomi bukan hanya
aktivitas produksi material saja. Lebih dari itu, pertumbuhan ekonomi
merupakan aktivitas menyeluruh dalam bidang produksi yang terkait erat
dengan keadilan distribusi. Pertumbuhan ekonomi bukan hanya diukur
dari aspek ekonomi, melainkan aktivitas manusia yang ditujukan untuk
pertumbuhan dan kemajuan sisi material dan spiritual manusia sekaligus.
Dalam penelitian Beik (2016) menyebutkan bahwa pertumbuhan
ekonomi menurut ekonomi islam bukan sekedar terkait dengan
peningkatan terhadap barang dan jasa, namun juga terkait dengan aspek
moralitas dan kualitas akhlak serta keseimbangan antara tujuan duniawi
dan ukhrawi. Untuk keberhasilan pertumbuhan ekonomi tidak semata-
mata dilihat dari sisi pencapaian materi semata atau hasil dari kuantitas,
4
namun juga ditinjau dari sisi perbaikan kehidupan agama, sosial dan
kemasyarakatan. Jika pertumbuhan ekonomi yang terjadi justru memicu
terjadinya keterbelakangan, kekacauan, dan jauh dari nilai-nilai keadilan
dan kemanusiaan, maka dipastikan pertumbuhan tersebut tidak sesuai
dengan ekonomi islam.
Dalam perspektif ekonomi Islam juga terdapat faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu penyaluran zakat. Saat ini
zakat semakin berperan menjadi salah satu instrumen dalam pembangunan
manusia, khususnya di Indonesia. Menurut Arif (2010) zakat dalam bentuk
bantuan konsumtif yang diberikan kepada manusia akan meningkatkan
pendapatan mustahik, yang berarti daya beli mustahik tersebut atas suatu
produk yang menjadi kebutuhannya akan meningkat pula. Peningkatan
daya beli atas suatu produk ini akan berimbas pada peningkatan
permintaan atas suatu produk tersebut.
Peningkatan permintaan berarti akan terjadi peningkatan produksi
suatu perusahaan, imbas dari peningkatan produksi adalah penambahan
kapasitas produksi yang hal ini berarti perusahaan akan menyerap tenaga
kerja lebih banyak. Hal ini berarti tingkat pengangguran akan semakin
berkurang. Sementara itu disisi lain peningkatan produksi akan berakibat
pada meningkatnya pula pajak yang dibayarkan kepada negara, baik pajak
perusahaan, pajak pertambahan nilai maupun pajak penghasilan. Bila
penerimaan negara dari pajak bertambah, maka negara akan mampu
menyediakan sarana dan prasarana untuk pembangunan serta mampu
5
menyediakan fasilitas publik bagi masyarakat, dan apabila zakat yang
mampu dikumpulkan secara signifikan akan mampu memberikan
pendidikan dan kesehatan gratis bagi masyarakat.
Dari penjelasan tersebut dijelaskan bahwa zakat mampu
menghasilkan efek pengganda dalam perekonomian. Dana zakat dalam
bentuk bantuan konsumtif saja mampu memberikan efek pengganda yang
signifikan, apalagi zakat yang diberikan dalam bentuk bantuan produktif
seperti modal kerja atau dana bergulir, maka akan menghasilkan efek
pengganda yang lebih besar dalam perekonomian karena zakat dalam
bentuk bantuan produktif memberikan efek yang lebih besar daripada
zakat dalam bentuk bantuan konsumtif.
Dalam penelitian Muthohar (2016:4) menyatakan bahwa potensi
zakat di Indonesia sangat besar, tercatat bahwa pada tahun 2011 sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh BAZNAS, Institut Pertanian Bogor
(IPB) dan Islamic Development Bank (IDB) potensi dana zakat yang dapat
dihimpun sebesar Rp. 217 Triliyun per tahun. Pada tahun 2016 zakat terus
mengalami peningkatan yaitu menyentuh angka Rp.286 triliyun.
Selain zakat, salah satu faktor yang dapat digunakan untuk melihat
stabilitas perekonomian adalah inflasi. Menurut Sukirno (2006) inflasi
yang tinggi tidak akan baik bagi perkembangan atau pertumbuhan
ekonomi. Adanya inflasi yang menyebabkan harga-harga naik berdampak
pada bertambahnya biaya pada egiatan produksi. Sehingga, kegiatan
6
produksi yang tadinya aktif akan mengalami penurunan yang diakibatkan
adanya tambahan biaya.
Selain itu inflasi juga akan menyebabkan para pemilik modal untuk
menggunakan uangnya untuk kegiatan spekulasi. Kegiatan spekulasi
dirasa lebih aman dan menguntungkan. Sehingga kegiatan investasi akan
berkurang yang akan berdampak pada lesunya tingkat kegiatan ekonomi
yang ada. Lesunya kegiatan ekonomi dapat menyebabkan berkurangnya
tingkat pertumbuhan ekonomi.
Terlalu tingginya inflasi dapat berakibat pada terhambatnya usaha
pemerintah dalam mensejahterakan masyarakatnya. Karena adanya inflasi
yang terlalu tinggi akan menyebabkan harga barang yang naik, dan
merosotnya nilai mata uang. Hal tersebut tentunya akan berdampak negatif
pada pertumbuhan ekonomi. Laju inflasi yang terlalu rendah juga tidak
baik bagi kagiatan ekonomi. Laju inflasi yang terlalu rendah menyebabkan
sektor produksi tidak memiliki faktor yang mendorong kegiatan
berproduksi. Bagi pertumbuhan ekonomi, laju inflasi yang terlalu tinggi
ataupun terlalu rendah akan memberikan dampak yang negatif.
Tabel 1.1 Tingkat Inflasi di Indonesia 2011-2018
Tahun Tingkat Inflasi
2011 3,79%
2012 4,30%
2013 8,36%
2014 8,36%
2015 3,35%
2016 3,02%
2017 3,61%
2018 3,13% Sumber: BPS 2019
7
Dalam penelitian Raselawati (2011) menyebutkan bahwa
instrumen UMKM juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, hanya sektor
UMKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor yang
lebih besar justru tumbang oleh krisis. Krisis ini telah mengakibatkan
kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu
persatu pailit karena bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya
cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap
dollar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankan yang ikut
terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak
perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat
bunga yang tinggi. Berbeda dengan UMKM yang sebagian besar tetap
bertahan, bahkan cenderung bertambah.
Departemen Koperasi (2008) menjelaskan bahwa UMKM hadir
sebagai solusi dari sistem perekonomian yang sehat. Hal tersebut dapat
dilihat pada saat terjadi krisis ekonomi tahun 1998. UMKM merupakan
salah satu sektor industri yang sedikit bahkan tidak sama sekali terkena
dampak krisis global yang melanda dunia. Dengan bukti ini, jelas bahwa
UMKM dapat diperhitungkan dalam meningkatkan kekompetitifan pasar
dan stabilisasi sistem ekonomi yang ada.
Pada tahun 2014-2016 jumlah UMKM lebih dari 57.900.000 unit
dan pada tahun 2017 jumlah UMKM diperkirakan berkembang sampai
lebih dari 59.000.000 unit. Pada tahun 2016, presiden RI menyatakan
8
UMKM yang memiliki daya tahan tinggi akan mampu untuk menopang
perekonomian negara, bahkan saat terjadi krisis global. Pada November
2016 Presiden Jokowi menerima para pelaku UMKM di istana merdeka
untuk dimintai pendapatnya. Jokowi sangat berharap pelaku UMKM
menjadi garda terdepan dalam membangun ekonomi rakyat.
Tabel 1.2 Jumlah Unit UMKM di Indonesia
Tahun Unit UMKM
2011 55.206.444
2012 56.534.592
2013 57.895.721
2014 58.444.657
2015 59.262.772
2016 59.890.487
2017 61.651.177
2018 62.922.617 Sumber: Depkop 2019
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah UMKM di Indonesia
terus mengalami peningkatan dan dapat dikatakan bahwa jumlah UMKM
di Indonesia berkembang dengan pesat.
Menurut Partomo dan Soejodono (2004) alasan UMKM dapat
bertahan dan cenderung meningkat jumlahnya pada masa krisis yaitu
karena, pertama: sebagian besar UMKM memproduksi barang-barang
konsumsi dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan
yang rendah. Kedua: sebagian besar UMKM mempergunakan modal
sendiri dan tidak mendapat modal dari bank. Implikasinya pada masa
krisis keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga tidak
berpengaruh terhadap UMKM. Ketiga: dengan adanya krisis ekonomi
yang berkepanjangan menyebabkan sektor formal banyak memberhentikan
9
pekerjanya. Sehingga para penganggur tersebut memasuki sektor informal
dengan melakukan kegiatan usaha yang berskala kecil, akibatnya jumlah
UMKM meningkat.
Kuncoro (2002) menjelaskan, dalam pembangunan ekonomi di
Indonesia UMKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai
peranan penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya
berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik disektor
tradisional maupun modern. Serta mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam
setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua
departemen yaitu Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta
Departemen Koperasi dan UMKM.
Dari uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh Zakat, Inflasi dan Perkembangan UMKM
terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Penulis akan menuangkan dan
membahas permasalahan dalam skripsi yang berjudul : “Pengaruh Zakat,
Inflasi dan Perkembangan UMKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Indonesia Periode 2011-2018”.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan permasalahan yang telah dikemukakan,
untuk lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka
10
permasalahan yang akan diteliti nantinya ini ditulis dalam bentuk
pertanyaan:
1. Seberapa besar variabel Zakat berpengaruh terhadap Tingkat
Pertumbuhan Ekonomi?
2. Seberapa besar variabel Inflasi berpengaruh terhadap Tingkat
Pertumbuhan Ekonomi?
3. Seberapa besar variabel Perkembangan UMKM berpengaruh terhadap
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi?
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis seberapa besar pengaruh variabel Zakat terhadap tingkat
Pertumbuhan Ekonomi.
2. Menganalisis seberapa besar pengaruh variabel Inflasi terhadap
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi.
3. Menganalisis seberapa besar pengaruh variabel Perkembangan
UMKM terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan atau manfaat dan berkontribusi bagi banyak pihak yang akan di
uraikan sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
11
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan
pengetahuan terhadap peran Zakat, Inflasi Dan Perkembangan Usaha
Mikro Kecil Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, serta penulis
dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut.
2. Bagi IAIN Salatiga
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi
dalam penelitian peran Zakat, Inflasi Dan Perkembangan Usaha Mikro
Kecil Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi-informasi
tambahan mengenai instrumen-instrumen Pertumbuhan Ekonomi serta
dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya
yang ingin melakukan penelitian Zakat, Inflasi Dan Perkembangan
Usaha Mikro Kecil Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
E. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mempermudah dan memberi gambaran yang lebih
jelas mengenai isi penelitian ini, pembahasan dilakukan secara
komprehensif serta sistematik yang meliputi:
Bab I Pendahuluan memberikan penjelasan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta
sistematika penulisan. Dalam bab I ini diuraikan mengenai latar belakang
Pertumbuhan Ekonomi serta variabel-variabel yang mempengaruhinya,
12
selain itu juga diuraikan rumusan masalah serta tujuan dan manfaat
penelitian yang diuraikan.
Bab II Kajian Pustaka memberikan penjelasan mengenai landasan
teori yang menjabarkan tentang teori-teori dari tiap-tiap variabel yang ada
dalam penelitian ini serta dapat mendukung perumusan hipotesa dalam
analisis penelitian ini selain itu, dalam bab ini juga membahas tentang
penelitian sebelumnya, kerangka berfikir dan hipotesis.
Bab III Metodologi Penelitian, dalam bab ini akan di deskripsikan
mengenai desain penelitian, variabel penelitian definisi operasional
variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data dan metode analisis.
Bab IV Analisis Penelitian, bab analisis penelitian merupakan
penjelasan mengenai hasil penelitian yang telah dianalisis dengan metode
penelitian. Hasil penelitian tersebut akan dibahas secara mendalam.
Bab V Penutup, bab ini memberikan kesimpulan yang didapatkan
dari pembahasan-pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya serta
saran kepada pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian ini.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Zakat
Menurut Muthohar (2016:11) zakat secara etimologi berasal
dari kata zaka yazku, yang berarti pertumbuhan (nama’), kesucian
(thaharah), keberkahan (barakah), dan kebajikan (ash-salahu).
Adapun zakat secara istilah syari, meskipun para ulama
mengemukakannya dengan redaksi yang agak berbeda antara satu dan
yang lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat
adalah sebagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah swt.
Mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak
menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.
Zakat merupakan salah satu rukun dalam Islam, yang wajib
bagi setiap orang Islam untuk mengeluarkannya, apabila sudah
memenuhi syarat dan rukun zakat. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam QS. Al Bayyinah ayat 5:
14
Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
QS. At-Taubah ayat 5
Artinya: “Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, Maka
bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai
mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah
ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat
dan menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk
berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
Baznas (2018) menjelaskan sebagai instrumen yang masuk
dalam salah satu Rukun Islam, zakat tentu saja memiliki aturan
mengikat dari segi ilmu fiqihnya. Mulai dari akan melakukan
pembayaran zakat sampai berakhir pada penyalurannya, semua diatur
jelas dalam aturan islam yang mengikat. Aturan ini serta merta bukan
untuk memberatkan umat islam, namun sebagai bentuk kasih sayang
Allah agar kita tidak mendzhalimi seseorang. Dalam
pendistribusiannya, penerima zakat digolongkan dalam 8 golongan,
yaitu:
a. Fakir, yaitu mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga
tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.
15
b. Miskin, yaitu mereka yang memiliki harta namun tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.
c. Amil, yaitu mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan
zakat.
d. Mu’alaf, yaitu mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan
bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan syari’ah.
e. Hamba Sahaya, yaitu budak yang ingin memerdekakan dirinya.
f. Gharim, yaitu mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup
dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya.
g. Fisabilillah, yaitu mereka yang berjuang di jalan Allah dalam
bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya.
h. Ibnu Sabil, yaitu mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam
ketaatan kepada Allah.
2. Inflasi
Dalam banyak literatur dijelaskan bahwa inflasi didefinisikan
sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus. Menurut Sukirno
(2006) inflasi adalah kenaikan dalam harga barang dan jasa yang
terjadi karena permintaan bertambah besar dibandingkan dengan
penawaran barang dipasar. Pendapat tersebut juga sejalan dengan
pemikiran Al-maqrizi (1364-1441) yang menyatakan bahwa inflasi
terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami kenaikan yang
berlangsung secara terus menerus. Sedangkan menurut Rahardja dan
Manurung (2004), inflasi adalah gejala kenaikan barang-barang yang
16
bersifat umum dan terus menerus. Menurut Boediono (1999) inflasi
adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara
menyeluruh dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak disebut inflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut
meluas atau mengakibatkan kenaikan pada sebagian besar harga
barang-barang lain yaitu harga makanan, harga makanan jadi, harga
minuman, rokok dan tembakau, harga sandang, harga kesehatan, harga
pendidikan, rekreasi dan olahraga, harga transportasi, komunikasi, dan
jasa keuangan.
Menurut A McEachern (2000) Inflasi adalah kenaikan terus
menerus dalam rata-rata tingkat harga suatu perekonomian akibat
adanya kenaikan permintaan agregat atau penurunan penawaran
agregat. Inflasi karena kenaikan permintaan agregat sering disebut
dengan demand pull inflation, sedangkan inflasi karena penurunan
penawaran agregat sering disebut dengan cost push inflation.
Menurut Prasetyo (2009), inflasi dapat digolongkan
berdasarkan tingkat parah dan tidaknya dilihat dari berbagai tingkatan,
yaitu :
1) Inflasi Ringan (kurang dari 10 persen per tahun)
2) Inflasi Sedang (antara 10 persen sampai 30 persen per tahun)
3) Inflasi Berat (antara 30 persen sampai 100 persen per tahun)
4) Hiperinflasi (lebih dari 100 persen per tahun)
17
Saraswati (2013:72) menjelaskan bahwa adanya inflasi ganas
tanpa diprediksi akan menyebabkan masalah yang serius pada
perekonomian suatu negara, oleh karenanya pemerintah melalui Bank
Indonesia yang kemudian mengarahkan kebijakan makro ekonomi
untuk menjaga stabilitas laju inflasi.
Menurut Huda (2016:176) Inflasi tidak terlalu berbahaya
apabila dapat diprediksikan, karena setiap orang akan
mempertimbangkan prospek harga yang lebih tinggi dimasa yang akan
datang dalam pengambilan keputusan. Inflasi yang tidak dapat
diprediksi akan menyebabkan orang-orang terkejut akan kenaikan
harga-harga yang ada. Hal tersebut dapat mengurangi efisiensi
ekonomi karena orang akan mengambil resiko yang lebih sedikit
untuk meminimalkan peluang kerugian akibat kejutan harga.
Dalam ekonomi Islam Al-Maqrizi dalam Yuniarti (2016:129-
131) yang merupakan salah satu murid dari Ibn Khaldun,
menggolongkan Inflasi dalam dua golongan yaitu:
a. Natural Inflation
Sesuai dengan namanya inflasi ini diakibatkan oleh
sebab-sebab alamiah, dimana orang tidak mempunyai
kendali atasnya (mencegahnya). Ibn Al-Maqrizi
mengatakan bahwa inflasi ini adalah inflasi yang
diakibatkan oleh turunnya penawaran agregat (AS) atau
naiknya permintaan agregat (AD). Maka natural inflation
18
dapat diartikan sebagai gangguan terhadap jumlah barang
dan jasa yang di produksi dalam suatu perekonomian, dan
naiknya daya beli masyarakat secara riil, misalnya nilai
ekspor lebih besar daripada nilai impor, sehingga secara
netto impor uang yang mengakibatkan jumlah uang
beredar turun sehingga jika kecepatan peredaran uang dan
jumlah barang dan jasa tetap maka tingkat harga naik.
b. Human Error Inflation
Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi
karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia
sendiri, adapaun penyebabnya:
1) Korupsi dan administrasi yang buruk, Al-Maqrizi
mengatakan bahwa pengangkatan para pejabat
pemerintah yang berdasarkan pemberian suap dan
bukanlah kapabilitas,akan menempatkan orang-
orang yang tidak mempunyai kredibilitas pada
berbagai jabatan penting dan terhormat, baik
dikalangan legislatif, yudikatif maupun eksekutif.
2) Pajak yang berlebihan (Excessive tax) Excessive
Tax dapat mengakibatkan terjadinya efficiency loss
atau dead weight loss. Konsekuensi dari biaya-
biaya produksi akan meningkat dan akan
berimplikasi pada kenaikan harga barang produksi.
19
3) Pencetakan uang dengan maksud untuk menarik
keuntungan yang berlebihan (excessive
seignorage). Ekonomi Islam Al-Maqrizi
berpendapat bahwa pencetakan uang yang
berlebihan jelas akan mengakibatkan naiknya
tingkat harga umum (inflasi). Kenaikan harga
komoditi tersebut adalah kenaikandalam bentuk
jumlah uang nominal, sedangkan jika diukur dalam
emas (dinar) maka harga komoditi tersebut jarang
sekali mengalami kenaikan.
Menurut Rahardja dan Manurung (2008:365) beberapa
indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui laju inflasi
selama satu periode tertentu, antara lain sebagai berikut:
a. Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah angka indeks yang
menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus
dibeli konsumen dalam satu periode tertentu. Angka IHK
diperoleh dengan menghitung harga-harga barang dan jasa
utama yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode
tertentu.
b. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) perbedaan antara
IHK dan IHPB adalah apabila IHK melihat inflasi dari sisi
konsumen sedangkan IHPB melihat inflasi dari sisi
20
produsen. IHPB menunjukkan harga yang diterima
produsen dalam berbagai tingkat produksi.
c. Indeks harga Implisit (GDP Deflator) menggambarkan
pengukuran level harga barang dan jasa akhir yang
diproduksi daam perekonomian suatu negara. Deflator
PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga
nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.
Menurut Sukirno (2006:339) inflasi yang tinggi tingkatnya
tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus
menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak
menguntungkan. Para pemilik modal akan lebih senang menggunakan
uangnya untuk kegiatan spekulasi. Oleh karenanya investasi yang
bersifat produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan
menurun.
Sedangkan menurut Prasetyo (2009) jika dilihat dari asalnya,
inflasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1) Inflasi dari dalam negeri (Domestic Inflation) Inflasi jenis ini
dapat disebabkan karena perilaku konsumtif masyarakat atau
pamer kekayaan, sehingga harga-harga barang menjadi naik.
2) Inflasi dari luar negeri (Imported Inflation) Inflasi yang berasal
dari luar negeri ini pada umumnya dapat terjadi karena adanya
kelangkaan sumber daya secara umum yang terjadi diluar
negeri.
21
Menurut Putong (2008), inflasi merupakan suatu keadaan
dimana terjadi kenaikan harga atas barang-barang secara umum dari
waktu ke waktu secara continue (terus menerus). Tingkat kenaikan
harga baru dikatakan sebagai inflasi bila kenaikan itu meluas dan
mempengaruhi kenaikan harga untuk barang yang lain. Sehingga
kenaikan harga untuk satu atau dua barang saja belum dapat dikatakan
sebagai inflasi, kecuali bila telah mempengaruhi harga barang lainnya.
a. Teori Inflasi
Menurut Putong (2008) menjelaskan 3 teori inflasi yaitu teori
kuantitas, teori Keynes dan Teori strukturalis. Berikut penjelasan
kutipan di atas
1) Teori kuantitas
Teori ini menyoroti peranan dalam proses
inflasi dari jumlah uang yang beredar. Inflasi hanya bisa
terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar
baik uang kartal maupun uang giral. Tanpa adanya
kenaikan jumlah uang yang beredar, apabila dalam hal yang
sangat darurat, kenaikan harga untuk sementara waktu saja.
Penambahan uang seperti “bahan bakar” bagi api inflasi.
Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti
dengan sendirinya.
2) Teori Keynes
22
Teori ini menyatakan bahwa inflasi terjadi
karena suatu masyarakat ingin hidup diluar batas
kemampuan perekonomiannya. Proses inflasi dalam teori
ini menyoroti bagaimana perebutan bagian rezeki antar
golongan masyarakat bisa menimbulkan permintaan
agregat yang lebih besar daripada jumlah barang yang
tersedia yaitu bila I > S. selama gap inflasi masih tetap ada
maka besar kemungkinan inflasi dapat terjadi apabila
kekuatan-kekuatan pendukung dalam perekonomian tidak
digalakkan (misalnya kebijakan pemerintah dalam bentuk
belanja pemerintah, kebijakan fiskal, kebijakan luar negeri
dan lain sebagainya).
3) Teori Strukturalis
Teori ini menyoroti sebab-sebab inflasi yang
berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya
ketegaran suplai bahan makanan dan barang-barang ekspor.
Karena sebaba-sebab struktural pertambahan barang-barang
produksi ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan
kebutuhannya, sehingga menaikkan harga bahan makanan
dan kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan
harga-harga barang lain, sehingga terjadi inflasi yang relatif
berkepanjangan bila pembangunan sektor penghasil bahan
pangan dan industri barang ekspor tidak dibenahi.
23
4) Teori Philips
Hubungan antara inflasi dan pengangguran
mulai menarik perhatian para ekonom pada akhir tahun
1950-an. Philips di dalam tulisannya dengan judul The
Relation Between Unempoyment and The Rate of Change of
money Wage rate in the United Kingdom. Studi yang
dilakukan Philips mengenai hubungan antara kenaikan
tingkat upah dan tingkat pengangguran pada para pekerja di
Inggris pada tahun 1957–1986. Hasil studi membuktikan
adanya hubungan negatif antara kenaikan tingkat upah dan
tingkat pengangguran.
Hasil temuan Philips selanjutnya dikembangkan
di Amerika Serikat oleh Samuelson dan Solow dengan
melakukan sedikit modifikasi. Hasil studi Samuelson dan
Solow membuktikan adanya hubungan negatif antara laju
pertumbuhan inflasi dan laju pertumbuhan pengangguran
(tingkat pengangguran). Kurva Philips membuktikan bahwa
antara stabilitas harga dan kesempatan kerja yang tinggi
tidak mungkin terjadi secara bersamaan karena harus ada
trade off. Jika ingin mencapai kesempatan kerja yang
tinggi, berarti sebagai konsekuensinya harus bersedia
menanggung beban inflasi yang tinggi.
3. Perkembangan UMKM
24
Menurut UUD 1945 kemudian dikuatkan melalui TAP MPR
NO.XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka
Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah perlu
diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai
kedudukan, peran dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur
perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang dan
berkeadilan. Selanjutnya dibuatkan pengertian UMKM melalui UU
No. 9 Tahun 1999 dan karena keadaan perkembangan yang semakin
dinamis dirubah ke Undang-undang No. 20 Pasal 1 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah maka pengertian UMKM
adalah sebagai berikut:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.
b. Usaha Kecil adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupu
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
25
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-undang ini.
d. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh
badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan lebih besar dari usaha Menengah, yang meliputi usaha
nasional milik usaha atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing
yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
e. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah
dan Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia
dan berdomisili di Indonesia.
Dalam penelitian Raselawati (2011) menyebutkan bahwa
instrumen UMKM juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, hanya
sektor UMKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara
sektor yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. Krisis ini telah
mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah.
Usaha besar satu persatu pailit karena bahan baku impor meningkat
secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai
tukar rupiah terhadap dollar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor
perbankan yang ikut terpuruk turut memperparah sektor industri dari
26
sisi permodalan. Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi
meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi. Berbeda dengan
UMKM yang sebagian besar tetap bertahan, bahkan cenderung
bertambah.
4. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan di suatu perekonomian. Kesejahteraan dan
kemajuan suatu perekonomian ditentukan oleh besarnya pertumbuhan
yang ditunjukkan oleh perubahan output nasional. Adanya perubahan
output dalam perekonomian merupakan analisis ekonomi jangka
pendek.
Menurut Todaro (2006) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan
kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk
menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya.
Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukakan atau dimungkinkan oleh
adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi,
kelembagaan dan ideologis terhadap berbagai tuntutan kedaan yang
ada.
Menurut Sukirno (2003) Pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indicator
keberhasilan pembangunan. Makin tingginya pertumbuhan ekonomi
27
biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun
terdapat indikator yang lain seperti, distribusi pendapatan.
Menurut Mankiw (2003) dalam analisis makro, untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi, para ekonom menggunakan data
Produk Domestik Bruto (PDB). PDB mengukur aliran pendapatan dan
pengeluaran dalam perekonomian selama perode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses peningkatan produksi
barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah PDB
berdasarkan harga konstan (PDB riil) sehingga angka pertumbuhan
yang dihasilkan merupakan pertumbuhan riil yang terjadi karena
adanya tambahan produksi.
Menurut Tambunan (2001) pertumbuhan ekonomi adalah
penambahan Produk Domestik Bruto (PDB) yang berarti penambahan
pendapatan nasional. Pendapatan riil masyarakat yang lebih besar dari
periode waktu sebelumnya menunjukkan adanya implikasi
pertumbuhan ekonomi. Untuk dapat mengukur pendapatan riil
masyarakat tersebut indikator yang digunakan adalah tingkat
pertumbuhan PDB. Mankiw (2007) mendefinisikan PDB sebagai nilai
pasar semua barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi dalam
perekonomian selama kurun waktu tertentu.
Menurut Rinanda (2018) untuk dapat mengukur pertumbuhan
ekonomi di indonesia, digunakan indikator pertumbuhan Produk
28
Domestik Bruto (PDB). Ada beberapa alasan yang mendasar
pemilihan pertumbuhan PDB sebagai indikator pertumbuhan. Alasan-
alasan tersebut adalah:
a. Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan seluruh
jumlah dari nilai tambah yang dihasilkan oleh semua
produksi dalam kegiatan ekonomi.
b. Produk Domestik Bruto (PDB) dihitung berdasarkan
konsep aliran atau flow concept. Maksudnya adalah
penghitungan PDB hanya menghitung nilai dari produk
yang dihasilkan pada periode itu saja, dan tidak
mencakup perhitungan PDB pada periode sebelum atau
sesudahnya. Sehingga penghitungan PDB dapat
dibandingkan dengan penghitungan PDB pada periode
sebelum atau sesudahnya.
c. Penghitungan PDB hanya sebatas wilayah negara saja.
Dengan adanya hal tersebut, dapat memungkinkan
untuk dapat mengukur kebijakan ekonomi yang dibuat
pemerintah untuk meningkatkan aktivitas perekonomian
sehingga dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi
yang positif.
Dalam penelitian Faroh (2016) perekonomian dikatakan
mengalami pertumbuhan apabila tingkat aktivitas ekonomi diwaktu
tersebut lebih tinggi dari waktu sebelumnya. Dengan kata lain,
29
perkembangannya baru terjadi jika jumlah barang dan jasa secara
fisik yang dihasilkan perekonomian tersebut bertambah besar pada
tahun-tahun berikutnya.
a. Teori Pertumbuhan ekonomi Harrord-Dommar
Teori pertumbuhan Harrord-Dommar
dikembangkan oleh dua orang ahli ekonomi sesudah
Keynes yaitu Domar dan Harrord. Domar
mengemukakan teori ini untuk pertama kali pada tahun
1947 sedangkan Harrord telah mengemukakannya pada
1939. Jadi, pada dasarnya teori ini dikembangkan oleh
dua ahli ekonomi secara terpisah, namun karena inti
pada teori ini sangat sama, maka dewasa ini dikenal
dengan teori Hrrord-Dommar.
Dalam teori Harrord-Dommar menyatakan
bahwa pembentukan modal merupakan faktor utama
tercapainya pertumbuhan ekonomi. Adapun dalam
analisisnya menerangkan syarat yang harus dipenuhi
supaya suatu perekonomian dapat mencapai
pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam
jangka panjang.
Steady growth dapat didefinisikan sebagai
pertumbuhan akan selalu menggunakan seluruh alat-alat
modal yang selalu berlaku dalam perekonomian. Inti
30
dari teori Harrord-Dommar adalah realisasi antara
investasi atau pembentukan kapital dengan
pertumbuhan ekonomi.
Dalam analisis Harrod-Domar (1948) meskipun
pada periode tahun tertentu barang-barang modal sudah
mencapai kapasitas penuh, maka pengeluaran agregat
pada tahun itu dapat menyebabkan kapasitas barang
modal pada tahun berikutnya menjadi semakin tinggi.
Maksudnya adalah suatu investasi yang berlaku pada
suatu periode akan menambahkan kapasitas barang,
modal barang dan jasa pada periode berikutnya.
Pujoalwanto (2014) menyatakan tingkat
investasi sendiri memiliki korelasi yang positif bagi
pertumbuhan ekonomi. Tingkat investasi yang tinggi
dapat membuat kapasitas produksi menjadi naik,
sehingga tingkat investasi yang tinggi dapat membuka
lapangan pekerjaan baru. Teerbukanya lapangan
pekerjaan yang tinggi dapat mengurangi tingkat
pengangguran dan pendapatan masyarakat juga akan
meningkat. Adanya investasi juga memungkinkan
terjadi transfer teknologi dan pengetahuan dari negara
maju ke negara berkembang.
31
B. Telaah Pustaka
Penelitian yang dilakukan Zahro (2017) tentang pengaruh zakat,
IPM dan kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera
Barat, menunjukkan bahwa variabel zakat berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun penelitian tersebut
berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmasari
(2017) tentang pengaruh zakat dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia, menunjukkan bahwa zakat berpengaruh dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Susanto (2012)
tentang pengaruh IPM, inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Lamongan, menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lamongan.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Izzah (2015) tentang
pengaruh IPM dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau
yang menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hidayati (2016)
mengenai pengaruh perkembangan UMKM terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Kabupaten Bogor. Menunjukkan bahwa UMKM berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
32
Bogor. Berbeda dengan penelitian Hapsari (2014) tentang pengaruh UKM
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menyatakan bahwa UKM
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
Penelitian terdahulu mengenai Zakat, Inflasi dan Perkembangan
UMKM yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi yang dilakukan oleh
beberapa peneliti memiliki kesimpulan yang berbeda-beda. Dibawah ini
terdapat penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang memiliki kesimpulan yang
berbeda-beda.
Tabel 2.1 Pengaruh Zakat Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
No Penelitian dan
Tahun
Variabel yang
digunakan
Hasil Penelitian
1 Zahro, Vika
Fathimatuz
(2017)
Zakat (X1),
IPM (X2),
Kemiskinan
(X3) dan
Pertumbuhan
Ekonomi Prov.
Sumatra Barat
(Y)
Zakat di Prov. Sumatra
Barat berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
2 Anggraini,
Rachmasari
2017
Zakat (X1),
Inflasi (X2),
dan
Pertumbuhan
Ekonomi (Y)
Zakat berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia
33
Tabel 2.2 Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
No Penelitian dan
Tahun
Variabel yang
digunakan
Hasil Penelitian
1 Susanto, Aris
Budi dan
Rachmawati,
Lucky (2012)
IPM (X1),
Inflasi (X2) dan
Pertumbuhan
Ekonomi kab.
Lamongan (Y)
Inflasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Kab. Lamongan
2 Izzah, Nurul
(2015)
IPM (X1),
Inflasi (X2) dan
Pertumbuhan
Ekonomi (Y)
Inflasi berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Riau
3 Anggraini,
Rachmasari
2017
ZIS (X1),
Inflasi (X2),
dan
Pertumbuhan
Ekonomi (Y)
Inflasi tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia
4 Kalsum, Umi Pengangguran
(X1), Inflasi
(X2) dan
Pertumbuhan
Ekonomi (Y)
Inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Sumatra Utara
5 Pratiwi, Nabila
Mardiana
(2015)
Inflasi (X1),
Tingkat Suku
Bunga (X2),
Nilai Tukar
(X3) terhadap
Inflasi berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
34
Penanaman
Modal Asing
(Y1) dan
Pertumbuhan
Ekonomi (Y2)
Tabel 2.3
Pengaruh UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi
No Penelitian dan
Tahun
Variabel yang
digunakan
Hasil Penelitian
1 Hidayati, Nurul
(2016)
Perkembangan
UMKM (X1)
dan
Pertumbuhan
Ekonomi Kab.
Bogor (Y)
UMKM berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di
Kab. Bogor
2 Hapsari,
Pradnya
Paramita
(2014)
UKM (X1)
terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi (Y)
UKM berpengaruh secara
positif tidak signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kota Batu
3 Raselawati,
Ade (2011)
Perkembangan
UMKM (X1)
dan
Pertumbuhan
Ekonomi (Y)
UMKM berpengaruh positif
dan Signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia
4 Riswara,
Yuliastri Hanni
(2018)
UMKM X1)
dan
Pertumbuhan
Ekonomi
UMKM berpengaruh positif
dan Signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia
35
Indonesia (Y)
C. Kerangka Penelitian
Pada bagian ini, penulis mengajukan kerangka penelitian yang
diambil berdasarkan latar belakang masalah dan hasil dari kajian teori dan
penelitian sebelumnya. Maka kerangka penelitian dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
ZAKAT (X1)
INFLASI (X2)
PERKEMBANGAN
UMKM (X3)
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang bisa jadi benar
ataupun salah, sehingga dapat dianggap sebagai kesimpulan dari sifatnya
PERTUMBUHAN
EKONOMI (Y)
36
yang sementara. Hipotesis dapat diambil dari pemikiran-pemikiran
terdahulu atau penelitian-penelitian terdahulu serta teori yang telah ada.
Dalam penelitia ini, didapatkan hipotesis dari penelitian terdahulu serta
teori-teori yang telah dijelaskan diatas sebagai jawaban atas rumusan
masalah penelitian.
1. Zakat
Zakat merupakan salah satu instrumen Islam yang digunakan
untuk distribusi pendapatan dan kekayaan. Adanya zakat fitrah, maal
dan profesi diharapkan dapat menekan tingkat ketimpangan kekayaan
di Indonesia, selain itu juga zakat dapat diandalkan sebagai salah satu
mekanisme dalam mengatasi masalah kemiskinan yang terjadi di
Indonesia, melalui program zakat produktif (Pratama,2015)
Pada penelitian yang dilakukan Rachmasari (2017) menyatakan
bahwa apabila ada kenaikan dana zakat maka terjadi perubahan
pertumbuhan ekonomi akan bergerak ke arah yang sama (naik) sebesar
kenaikan zakat. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa zakat
berpngaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
indonesia. Sehingga berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian
sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis berikut:
H1 : Zakat memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2. Inflasi
37
Menurut Sukirno (2006) inflasi yang tinggi tingkatnya tidak
akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus
menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak
menguntungkan. Para pemilik modal akan lebih senang menggunakan
uangnya untuk kegiatan spekulasi. Oleh karenanya investasi yang
bersifat produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan
menurun. Berdasarkan kajian teori, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H2 : Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
3. UMKM
Departemen Koperasi (2008) menyatakan bahwa ketika terjadi
krisis ekonomi 1998, hanya sektor UMKM yang bertahan dari
kolapsnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang
oleh krisis. Krisis ini telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku
sektor ekonomi berubah.
Menurut penelitian Hidayati (2016), menyatakan bahwa
UMKM memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Sehingga berdasarkan kajian teori
dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis
berikut:
H3 : UMKM memiliki pengaruh yang positif signifikan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
38
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian yang penulis ajukan, pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Tanjung (2013:76) penelitian
kuatitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dan lambang
matematika atau dengan kata lain dapat diukur dengan skala numerik.
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menganalisis angka-angka yang
diukur dan dihitung menggunakan alat bantu matematik atau statistik. Data
yang berupa angka akan diolah menggunakan alat hitung matematik
ataupun statistik unuk mendapatkan suatu informasi dibalik angka-angka
tersebut. Data yang digunakan penelitian ini diperoleh dari laporan
statistik BPS, BAZNAS dan Kementrian Koperasi dan UKM dalam
website resmi masing-masing lembaga.
.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Usman (2006)
40
Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran,
baik kuantitaif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas.
Penelitian ini mengambil populasi data dari Badan Pusat
Statistik (BPS), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan
Departemen Koperasi dalam kurun waktu delapan tahun terhitung dari
tahun 2011 hingga 2018. Jumlah total data yang digunakan adalah
sebanyak 32 data yang terkumpul.
2. Sampel
Menurut Bawono (2006;28) sampel adalah obyek atau subyek
yang diambil dari populasi guna mewakili keseluruhan dari populasi.
Berdasarkan sifat datanya, maka dalam menentukan jumlah sampel
yang akan digunakan, penelitian ini menggunakan teknik sampel jauh
atau juga sering disebut dengan sampel sensus. Sampling jenuh sensus
adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Sampel yang digunakan dalam penlitian ini
sebanyak 32 data semua data zakat, inflasi, dan perkembangan UMKM
dari tahun 2011-2018.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Untuk dapat memecahkan permasalahan dan untuk mencapai
tujuan dari penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder dalam
41
periode tahun 2011 sampai dengan 2018. Data sekunder adalah data
yang didapat secara tidak langsung atau penelitian yang memuat
peristiwa masa lalu. Dalam penelitian Bawono (2006:30) menyebutkan
bahwa data sekunder dapat diperoleh dari jurnal, majalah, buku, data
statistik maupun dari internet. Untuk mengumpulkan data, peneliti
menggunakan data dari BPS, BAZNAS, Kementrian Koperasi dan
UKM, Jurnal dan sumber lain yang mendukung penelitian ini. Serta
pengujian data kuantitatif dengan menggunakan alat statistik yaitu E-
VIEWS 9.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengumpulan data sekunder, yaitu pengambilan data yang
berasal dari BPS, BAZNAS, dan Kementrian Koperasi dan UKM.
Data-data tersebut diambil melalui website resmi dari masing-masing
badan tersebut,yang antara lain sebagai berikut:
a. Pengambilan data Zakat didapatkan dari BAZNAS yang
diambil dari laman websitenya yaitu www.baznas.go.id.
b. Pengambilan data Inflasi didapatkan dari Badan Pusat Statistik
(BPS) yang diambil dari laman websitenya
http://www.bps.go.id.
c. Pengambilan data UMKM didapatkan dari Kementrian
Koperasi dan UKM yang diambil dari laman websitenya
http://www.depkop.go.id.
42
d. Pengambilan data Pertumbuhan Ekonomi yang dilihat dari
Produk Domestik Bruto didapatkan dari Badan Pusat Statistik
(BPS) yang diambil dari laman websitenya
http://www.bps.go.id.
D. Definisi Konsep dan Operasional
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
Menurut Bawono (2018:17) variabel dependen merupakan
variabel yang nilainya tergantung dengan variabel lain, variabel
dependen dapat disebut juga dengan variabel terikat. Pertumbuhan
Ekonomi merupakan variabel dependen atau terikat pada penelitian ini.
2. Variabel Independen
Menurut Bawono (2018:17) variabel independen atau yag
disebut juga variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak
dipengaruhi olhe apapun. Variabel independen atau variabel bebas
pada penelitian ini adalah Zakat, Inflasi dan Perkembangan UMKM.
a. Zakat
Dalam penelitian Muthohar (2016:11) menyebutkan bahwa
zakat secara istilah yaitu bahwa zakat adalah sebagian dari harta
dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada
43
pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya,
dengan persyaratan tertentu pula.
b. Inflasi
Inflasi merupakan naiknya harga-harga yang ada secara
terus menerus. Kestabilan perekonomian dapat terganggu dengan
adanya laju pertumbuhan inflasi yang terlalu tinggi ataupun terlalu
rendah.
c. UMKM
Menurut UUD 1945 kemudian dikuatkan melalui TAP
MPR NO.XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam
rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang
mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk
mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin
seimbang, berkembang dan berkeadilan.
d. Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Sukirno (2006:9) pertumbuhan ekonomi adalah
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi dapat
menunjukkan adanya perkembangan perekonomian yang dapat
dilihat melalui Produk Domestik Bruto (PDB).
44
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data deret waktu
(time series). Menurut Tanjung (2013:14) data time series adalah data
yang dikumpulkan dan diamati atas rentang waktu tertentu. Data time
series dapat berupa data harian, mingguan, bulanan, triwulanan ataupun
tahunan.dalam penelitian ini data time series yang digunakan adalah data
triwulanan yang diambil dari website resmi BPS, BAZNAS, dan
Kementrian Koperasi dan UKM.
Dalam penelitian ini alat bantu yang digunakan untuk mengolah
data adalah E-views 9. Analisis kuantitatif yang dilakukan dalam
penelitian ini dibantu dengan alat bantu statistik, yaitu analisis regresi
linear berganda. Regresi linear berganda dilakukan untuk melihat sejauh
mana variabel independent (variabel bebas) mempengaruhi variabel
dependent (variabel terikat).
F. Uji Instrumen Penelitian
Uji instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah dengan uji
stasioner untuk menguji data sekunder yang digunakan dalam penelitian
ini. Sebuah data dapat dikatakan stasioner apabila terpenuhinya asumsi
rata-rata dan variansinya konstant sepanjang waktu serta kovarian antara
dua data runtut waktu tergantung pada kelambanan antara dua periode
tersebut. Menurut Winarno (2015:115) pengambilan hasil pada uji
stasioner adalah apabila nilai profitabilitasnya kurang dari atau lebih kecil
45
dari 0,05 apabila data tersebut lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa data tersebut bersifat stasioner.
G. Alat Analisis
1. Analisis Deskriptif
Menurut Ghozali (2016:19) Statistik deskriptif akan
memberikan sebuah interprestasi deskripsi suatu data yang dilihat dari
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai maksimum, sum,
range, kurtois dan skewnes.
2. Analisis Regresi
Analisis regresi adalah alat uji terpenting dalam ekonometrika.
Secara umum, regresi berisikan penjelasan dan hubungan
pengevaluasian antara variabel pemberi dan satu, dua atau lebih
variabel lain. Secara khusus, regresi adalah percobaan untuk
menjelaskan pergerakan variabel berdasarkan pada pergerakan dalam
satu atau lebih variabel lainnya.
Menurut Bawono (2006:85) formulasi persamaan regresi
berganda sendiri adalah sebagai berikut:
Y= β0 + β1 X1 + β2X2 + β3X3 + ε
Dimana:
Y : PDB (Pertumbuhan Ekonomi)
β0 : Konstanta dari persamaan regresi
X1 : Zakat
46
X2 : Inflasi
X3 : UMKM
ε : Variabel residual atau prediction error
3. Uji Statistik
a. Uji t (Uji Individual)
Menurut Bawono (2016:89) uji t atau pengujian individu ini
digunakan untuk melihat tingkat signifikan variabel independen
yang mempengaruhi variabel dependen secara individu. Adapun
pengambilan keputusannya dalam pengujian ini adalah sebagai
berikut:
1) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima, maksudnya adalah
tidak ada pengaruh yang signifikan.
2) Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 ditolak, yang artinya ada
pengaruh yang signifikan.
b. Uji F
Menurut Bawono (2018:22) Uji F digunakan untuk
mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan cocok atau
variabel-variabel independen secara serentak memiliki pengaruh
terhadap variabel dependen. Signifikansi model regresi yang secara
simultan diuji dengan melihat nilai signifikansi (sig). Nilai
signifikansi (sig) apabila nilai dibawah 0,005 maka variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan
pengambilan keputusan sebagai berikut:
47
1) Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima,
dan begitupun sebaliknya.
2) Jika p < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dan
begitupun sebaliknya.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Bawono (2018:24) koefisien determinasi (R2)
digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kecocokan atau
ketepatan garis regresi yang terbentuk dalam mewakili kelompok
data hasil pengamatan. Koefisien determinasi menggambarkan
bagian dari variasi total yang dapat diterangkan oleh model.
Semakin besar nilai R2 (mendekati 1) maka ketepatan akan
dikatakan semakin baik.
4. Uji Asumsi Klasik
Dalam analisis regresi, uji asumsi klasik merupakan tahapan
yang penting dilakukan. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik
diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai kaidah
BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yang menghasilkan model
regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir. Menurut Bawono
(2006:115) uji asumsi klasik sendiri terdiri dari empat jenis, antara
lain:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terdapat variabel pengganggu atau residual
48
memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi
tersebut dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Salah satu pengujian dalam E-views
dilakukan untuk pengujian asumsi normalitas data tersebut
menggunakan pengujian Jarque Berra (JB). Jarque Berra adalah
pengujian statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan kusrtosis data
dibandingkan dengan data yang memiliki sifat normal. Uji tersebut
mengukur perbedaan skewness dan kurtosis data dan dibandingkan
dengan apabila datanya bersifat normal. Adapun kriterianya adalah
sebagai berikut (Winarno, 2015:54):
1) Jika nilai JB tidak signifikan lebih kecil dari 2 maka data
berdistribusi normal.
2) Apabila probabilitas lebih besar dari 5% bila menggunakan
tingkat signifikansi tersebut maka data berdistribusi normal
atau hipotesis nol nya adalah data yang berdistribusi
normal.
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Bawono (2018:46) multikolinieritas adalah situasi
dimana terdapat hubungan linier sempurna atau pasti diantara
beberapa atau semua variabel bebas dari regresi berganda. Dalam
arti luas multikolinieritas berarti terdapat korelasi yang tinggi
49
antara variabel bebas. Masalah multikolinieritas yang serius dapat
mengakibatkan berubahnya tanda dari parameter estimasi.
Menurut Winarno (2015:51-52) indikasi multikolinieritas
ditunjukkan dengan berbagai informasi berikut:
1) Nilai R2
tinggi, tetapi variabel independen banyak yang
tidak signifikan.
2) Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel
independen. Apabila koefisien rendah, maka tidak terjadi
multikolinieritas.
3) Dengan melakukan regresi auxiliary. Regresi jenis ini dapat
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua (atau
lebih) variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi satu variabel independen yang lain.
Uji multikolinieritas pada penelitian ini menggunakan
metode auxiliary regresi antar variabel dependen untuk
mendapatkan r2, kemudian dibandingkan dengan R
2 persamaan
utama (Bawono, 206:120)
c. Uji Autokorelasi
Menurut Bawono (2018:72) autokorelasi adalah suatu
keadaan dimana komponen ero berkorelasi dengan dirinya sendiri
menurut urutan waktu (untuk model data time series) atau urutan
ruang (untuk model data cross section). Tujuan dari uji
autokorelasi adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi
50
dalam variabel pengganggu pada suatu periode dengan periode
yang sebelumnya. Menurut Sujarweni (2015:226) untuk data time
series autokorelasi sering terjadi, akan tetapi untuk data cross
section jarang terjadi karena variabel pengganggu satu berbeda
dengan yang lain. Menurut Bawono (2006:162) dalam mendeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-
watson (DW test) dengan kriteria du<dw<4-du.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas mempunyai tujuan untuk melihat
apakah model dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Apabila
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lainnya tetap maka ada homokesdatisitas dan apabila berbeda
model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai
homokesdatisitas dan bukan heteroskedastisitas.
Menurut Bawono (2018:55) heteroskedastisitas sendiri
memiliki dampak, apabila model regresi linier semua asumsi
klasiknya terpenuhi maka hasil estimasinya dengan OLS akan tetap
tak bias atau konsisten namun tidak efisien karena variansi yang
besar. Dampak membesarnya variansi adalah sebagai berikut:
1) Pengujian individual (uji t) menjadi tidak valid. Statistik t
hitung akan mengecil akibat standar eror yang membesar,
hal ini akan mengakibatkan kecenderungan gagal tolak H0.
51
2) Nilai standar eror yang membesar mengakibatkan selang
kepercayaan yang melebar sehingga menjadi tidak dapat
dipercaya.
Menurut Bawono (2018:55) untuk mengetahui ada atau
tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
berbagai uji. Uji yang dapat dilakukan adalah dengan metode
grafik, uji Glejser, uji Goldfeld-Quant, uji Bruesch-Pagan-
Godfrey, dan uji White. Dalam penelitian ini uji yang digunakan
adalah uji White. Jika signifikansi dari nilai probabilitas lebih kecil
dari 0.05 maka model tersebut mengandung heteroskedatisitas
(Winarno, 2015:38), dan apabila signifikansi dari nilai probabilitas
lebih besar dari 0.05 maka model tersebut tidak mengandung
heteroskedastisitas.
52
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Satistik Deskriptif
1. Variabel Zakat
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Zakat
Zakat
Mean 7.871625
Median 5.646000
Maximum 38.08500
Minimum 1.858000
Std. Dev 8.721414
Observation 32
Sumber : data sekunder diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dengan
jumlah observasi sebanyak 32, memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 7.871725 dengan besar nilai standar deviasi adalah
8.721414 nilai zakat tertinggi (maximum) 38.08500 dan nilai
terendah (minimum) 1.858000.
2. Variabel Inflasi
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Inflasi
Inflasi
Mean 0.414375
Median 0.425000
53
Maximum 2.460000
Minimum -0.350000
Std. Dev. 0.505811
Observation 32
Sumber : data sekunder diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa dengan
jumlah observasi sebanyak 32, memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 0.414375 dengan besar nilai standar deviasi adalah
0.505811 nilai inflasi tertinggi (maximum) 2.460000 dan nilai
terendah (minimum) -0.350000.
3. Variabel UMKM
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Inflasi
UMKM
Mean 58.56288
Median 58.54700
Maximum 62.92300
Minimum 54.38700
Std. Dev. 2.415849
Observation 32
Sumber : data sekunder diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa dengan
jumlah observasi sebanyak 32, memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 58.56288 dengan besar nilai standar deviasi adalah
2.415849 nilai umkm tertinggi (maximum) 62.92300 dan nilai
terendah (minimum) 54.38700.
54
4. Variabel Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Inflasi
Pertumbuhan Ekonomi
Mean 2.202844
Median 2.184000
Maximum 2.684000
Minimum 1.749000
Std. Dev. 263980.6
Observation 32
Sumber : data sekunder diolah, 2019
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dengan
jumlah observasi sebanyak 32, memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar
2.202844 dengan besar nilai standar deviasi adalah 263980.6 nilai
pertumbuhan ekonomi tertinggi (maximum) 2.684000 dan nilai
terendah (minimum) 1.749000.
B. Analisis Data
1. Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas yang digunakan adalah uji Unit Root dengan
uji Augmented-Dickey-Fuller (ADF). Hasil uji stasioneritas untuk
masing-masing variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Stasioneritas Second Difference
No Variabel Probability Unit Root Test
1 Pertumbuhan Ekonomi 0.0001
2 Zakat 0.0016
55
3 Inflasi 0.0004
4 UMKM 0.0002
Sumber : data sekunder diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.5 data yang diolah menunjukkan output
dengan nilai probability < 0.05 pada tahap second difference. Dengan
demikian variabel independen dan dependen memenuhi ketentuan uji
stasioneritas dan layak untuk dilanjutkan dengan pengujian data
selanjutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran Uji
Stasioneritas.
2. Uji Statistik
a. Uji Regresi
Uji regresi baru dapat dilakukan apabila data yang diteliti
sudah bersifat stasioner. Setelah data memenuhi uji stasioneritas,
maka harus dilakukan pemilihan model regresi. Berikut merupakan
hasil spesifikasi model regresi:
Tabel 4.6 Uji Regresi
Dependent Variable: D(PDB,2)
Method: Least Squares
Date: 09/16/19 Time: 20:38
Sample (adjusted): 2011Q3 2018Q4
Included observations: 30 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.003863 0.014448 -0.267389 0.7913
D(ZAKAT,2) 0.000425 0.000802 0.530538 0.6002
D(INFLASI,2) -0.015192 0.010323 -1.471653 0.1531
D(UMKM,2) 0.010637 0.206415 0.051531 0.9593
R-squared 0.077225 Mean dependent var -0.003733
Adjusted R-squared -0.029249 S.D. dependent var 0.077981
S.E. of regression 0.079113 Akaike info criterion -2.112309
Sum squared resid 0.162731 Schwarz criterion -1.925483
56
Log likelihood 35.68464 Hannan-Quinn criter. -2.052542
F-statistic 0.725296 Durbin-Watson stat 1.931031
Prob(F-statistic) 0.546087
Sumber : data sekunder diolah, 2019
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat
ditulis sebagai berikut:
D(PDB,2) = -0,003863 + 0,000425 D(ZAKAT,2) – 0,015192
D(INFLASI,2) + 0,010637 D(UMKM,2)
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan dibawah
ini:
1) Konstanta diperoleh sebesar -0,003863 yang berarti bahwa jika
variabel independen sama dengan nol (0) maka Y akan naik
sebesar -0,003863.
2) Koefisien regresi variabel zakat diperoleh sebesar 0,000425
dengan arah koefisien positif.
3) Koefisien regresi variabel X2 diperoleh sebesar – 0,015192
dengan arah koefisien negatif.
4) Koefisien regresi variabel X3 diperoleh sebesar 0,010637
dengan arah koefisien positif.
57
b. Uji Ttes (Uji Secara Parsial)
1) Zakat
Setelah dilakukan uji maka diperoleh hasil pengujian
nilai probabilitas 0,6002 karena nilai probabilitas zakat lebih
besar dari 0.05 (α), maka zakat secara parsial berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
2) Inflasi
Setelah dilakukan uji maka diperoleh hasil pengujian
nilai probabilitas 0,1531 karena nilai probabilitas lebih besar
dari 0.05 (α), maka inflasi secara parsial berpengaruh secara
negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
3) UMKM
Setelah dilakukan uji maka diperoleh hasil pengujian
nilai probabilitas 0,9593 karena nilai probabilitas lebih kecil
dari 0.05 (α), maka UMKM secara parsial berpengaruh secara
positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
c. Uji Ftes (Uji Secara Simultan)
Berdasarkan uji pada tabel besarnya nilai prob (F-statistic)
0.546087 > 0.05 yang menunjukkan bahwa variabel zakat (X1),
inflasi (X2), dan UMKM (X3) secara simultan berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Y)
58
d. Uji Koefisien Determinan R2
Berdasarkan hasil uji diatas R2
0.077225. Hal tersebut
berarti varian variabel independen dapat menjelaskan varian
variabel dependen sebesar 0,7% sedang sisanya 9,3% dijelaskan
oleh varian variabel lain.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15
Series: Residuals
Sample 2011Q3 2018Q4
Observations 30
Mean 1.39e-18
Median -0.014006
Maximum 0.126619
Minimum -0.114768
Std. Dev. 0.074909
Skewness 0.132812
Kurtosis 1.972441
Jarque-Bera 1.408041
Probability 0.494593
Sumber : data sekunder diolah, 2019
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Dari gambar 4.1 diketahui bahwa nilai probability adalah
0.494593. nilai tersebut menunjukan lebih besar dari 0.05 maka
data berdistribusi normal.
59
b. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas
Variance Inflation Factors
Date: 09/16/19 Time: 20:39
Sample: 2011Q1 2018Q4
Included observations: 30
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF
C 0.000209 1.000565 NA
D(ZAKAT,2) 6.43E-07 1.193985 1.193880
D(INFLASI,2) 0.000107 1.192803 1.192800
D(UMKM,2) 0.042607 1.001687 1.001227
Sumber : data sekunder diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa nilai Centered
variane inflation factor (VIF) nya menunjukan angka lebih kecil
dari 10.00 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikoliniertas.
c. Uji Autokorelasi
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi
R-squared 0.077225 Mean dependent var -0.003733
Adjusted R-squared -0.029249 S.D. dependent var 0.077981
S.E. of regression 0.079113 Akaike info criterion -2.112309
Sum squared resid 0.162731 Schwarz criterion -1.925483
Log likelihood 35.68464 Hannan-Quinn criter. -2.052542
F-statistic 0.725296 Durbin-Watson stat 1.931031
Prob(F-statistic) 0.546087
Sumber : data sekunder diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas, untuk mendapat uji autokorelasi
yang normal maka nilai regresi harus berada diantara DU dan 4-
DU, yang mana nilai DU = 1.65046 dan DL = 1.24371 dan 4-DU =
2.34954. pada tabel di atas dapat dilihat nilai Durbin Watson
60
sebesar 1.931031. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian
ini tidak terdapat autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Supriyanto (2017:63) untuk dapat mengetahui ada
atau tidaknya gejala heteroskedastiditas pada penelitian ini adalah
dengan melakukan pengujian White. Jika signifikansi dari
probabilitas < 0.05 maka model tersebut mengandung
heteroskedastisitas, dan apabila signifikansi dari probabilitas >
0.05 maka model tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.
Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.687693 Prob. F(9,22) 0.7124
Obs*R-squared 7.025931 Prob. Chi-Square(9) 0.6344
Scaled explained SS 4.366081 Prob. Chi-Square(9) 0.8857
Sumber : data sekunder diolah, 2019
Berdasarkan data hasil uji di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini tidak mengandung heteroskedastisitas. Karena pada
pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat probability senilai 0.7124
atau lebih besar dari 0.05 (signifikansi dari prob > 0.05) maka model
tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.
61
C. Hasil Pembahasan
Hasil pembahasan setelah dilakukan uji-uji adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh zakat terhadap pertumbuhan ekonomi
Nilai koefisien variabel zakat diperoleh 0.000425 dengan
koefisien positif dan nilai probabilitas 0.6002. karena nilai probabilitas
lebih besar dari 0.05 (α), maka zakat berpengaruh secara positif dan
tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga H1 ditolak.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rachmasari
(2017) yang menyatakan bahwa zakat berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dan sejalan
dengan penelitian Zahro 2017 yang menyatakan bahwa zakat
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Zakat merupakan kewajiban bagi setiap orang muslim. Seorang
muslim wajib membayar zakat atas harta yang mereka miliki sesuai
kriteria. Menurut BAZNAS penghimpunan zakat masih berasal dari
perorangan, sedangkan potensi penghimpunan dana zakat akan lebih
besar dari dana zakat perorangan. Penerima zakat digolongkan menjadi
8 asnaf yaitu: fakir, miskin, amil, mu’alaf, hamba sahaya, gharim,
fisabilillah, dan ibnu sabil. Sedangkan di Indonesia tidak semua
penduduknya beragama Islam, sehingga dana zakat di Indonesia belum
tersalurkan dengan baik dan merata, sehingga tidak memiliki dampak
bagi pertumbuhan ekonomi.
62
2. Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
Nilai koefisien variabel inflasi diperoleh -0.015192 dengan
koefisien negatif dan nilai probabilitas 0.1531. karena nilai probabilitas
lebih besar dari 0.05 (α), maka inflasi berpengaruh secara negatif dan
tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga
H2 ditolak.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Susanto (2012) yang menyatakan bahwa inflasi memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Izzah (2015) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh secara
negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Inflasi sendiri berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Tingginya inflasi akan direspon negatif oleh
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Bank Indonesia menuliskan
bahwa inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil
masyarakat akan terus menurun sehingga standar hidup dari
masyarakat juga turun. Hal ini akan mempengaruhi keputusan
masyarakat melakukan konsumsi, investasi dan produksi. Sehingga
akan menurunkan pertumbuhan ekonomi, karena masyarakat akan
mengurangi permintaan mereka terhadap barang dan jasa. Sehingga,
meskipun terjadi penurunan inflasi pada suatu periode, pertumbuhan
ekonomi tidak langsung menunjukkan perubahan, kecuali jika inflasi
63
mengalami penurunan secara tetap maka akan terlihat perubahan pada
pertumbuhan ekonomi.
3. Pengaruh UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi
Nilai koefisien variabel UMKM diperoleh 0.010637 dengan
arah koefisien positif dan nilai probabilitas 0.9593 karena nilai
probabilitas lebih kecil dari 0.05 (α) maka UMKM berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia
sehingga H3 diterima.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Hidayati (2016) yang menyatakan bahwa UMKM
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Dan sejalan dengan penelitian Hapsari (2014)
yang menyatakan bahwa UMKM berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Penelitian
No Variabel
Independen
Pengaruh Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
Kesimpulan
1 Zakat Positif dan Tidak Signifikan H1 di tolak
2 Inflasi Negatif dan Tidak Signifikan H2 di tolak
3 UMKM Positif dan Tidak Signifikan H3 di tolak
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji analisis data, pengujian hipotesis dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Zakat berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2. Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
3. UMKM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dengan demikian menurut penelitian ini, pertumbuhan
ekonomi di Indonesia tidak dipengaruhi oleh zakat, inflasi dan
perkembangan UMKM.
65
B. Saran
Berdasarkan penelitian di atas maka ada beberapa saran yang
diajukan penulis yaitu :
1. Penelitian ini perlu diperbaiki dan dikembangkan bagi peneliti
selanjutnya dengan menambahkan variabel lain yang berhubungan
dengan pertumbuhan ekonomi.
2. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel yang datanya
kurang lengkap. Untuk itu, bagi peneliti selanjutnya agar
mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan variabel yang
datanya lebih sesuai dan mudah diperoleh untuk diteliti.
66
DAFTAR PUSTAKA
A McEachern, William. 2000. Ekonomi Makro: Pendekatan Kontemporer.
Jakarta: Salemba Empat.
Al-Arif, M Nur Rianto (2010). Efek Pengganda Zakat Serta Implikasinya terhadap
Program Pengentasan Kemiskinan. Jurnal Ekbisi Fakultas Syariah UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Anggraini, Rachmasari. Penyaluran dana ZIS dan Tingat Inflasi Berpengaruh
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal
Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan, Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 630-
641.
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Edisi keempat. Yogyakarta:
STIE YKPN.
Bawono, Anton. 2006. Multivariabel Analisis dengan SPSS. STAIN: Salatiga
Press
Bawono, Anton Dan Shina, Arya Fendha Ibnu. 2018. Ekonometrika Terapan
Untuk Ekonomi Dan Bisnis Islam Aplikasi Dengan E-Views. Salatiga:
LP2M IAIN Salatiga
Beik, I. S. Dan Arsyianti, L.D. 2016. Ekonomi Pembangunan Syariah. Jakarta:
Rajawali Press.
Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Departemen Koperasi. 2008. PDB, Investasi, Tenaga Kerja, Nilai Ekspor UKM di
Indonesia. Depkop Jakarta.
Faroh, Nur. Pengaruh Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana Syariah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tahun 2008-2015. Skripsi IAIN
Tulungagung Tahun 2016.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi
8. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hapsari, Pradnya Paramita & Abdul Hakim, Saleh Soeaidy.Pengaruh
Pertumbuhan UMKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi di
Pemerintah Kota Batu. Jurnal Administrasi Publik. Vol 17. No 2. 2014.
Harrod, R F.1939. An Essay in Dinamyc Economics. Economic Journal.
Hidayati, Nurul. 2016. Pengaruh Pertumbuhan UMKM Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Periode 2012-2015. Skripsi. UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Huda, Nurul dkk. 2016. Keuangan Publik Islami Pendekatan Teoritis dan
Sejarah. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Huda, Nurul, Idris, Risza Handi dkk. 2016. Ekonomi Makro Islam Pendekatan
Teoritis. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Istianingsih, Ninik. 2016. Dalam Review Kajian Ekonomi Islam. Jurnal Aplikasi
Ekonomi dan Bisnis. Vol 1. No 1.
67
Izzah, Nurul. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Inflasi
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Riau Tahun 1994-2013.At-
Tijaroh, Vol. 1, No. 2, Juli-Desember-2015.
Kuncoro, M. 2002. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan. UMP
KMP YPPM. Yogyakarta.
Mankiw, N. G. 2007. Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Muthohar, A. M. 2016. Potret Pelaksanaan Zakat di Indonesia Studi Kasus di
Kawasan Jalur Joglosemar. Salatiga: LP2M PRESS.
Partomo, T dan A Soejodono. 2004. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan
Koperasi. Jakarta:Ghalia.
Prasetyo, Arief. 2009. Corporate Governance, Kebijakan Dividen dan Nilai
Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2007. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Pratama, Nelsen Diya. Analisis Pertumbuhan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil
Kabupaten Jepara”. Universitas Diponegoro. Semarang. 2012
Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis, Teoritis,
dan Empiris. Yogyakarta:Graha Ilmu.
PUSKAZ, BAZNAS. 2017. Indonesia Zakat Outlook 2018. Jakarta: PUSKAZ
BAZNAS.
Putong, Iskandar. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Ghalia Indah.
Prasetyo, P.Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi: Sebuah Pengetahuan
Tingkat Dasar dan menengah serta advanced untuk Ilmu Ekonomi
Makro. Yogyakarta: Beta Offset
Pratiwi, Nabila Mardiana. Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, dan Nilai
Tukar Terhadap Penanaman Modal Asing dan Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia (Tahun 2004-2013). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 26 No. 2
September 2015.
Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala.2004. Teori Ekonomi Makro Suatu
Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (FEUI).
Raselawati, Ade. 2011. Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Sektor UKM di Indonesia. Naskah
Publikasi FE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rinanda, Saskia Rizka. Pengaruh Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana Syariah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasionan Tahun 2013-2017. Skripsi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2018.
Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kombinasi: Mixed Metho. Bandung:
Alfabeta.
. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta: PT. Pusta Baru.
Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
68
Susanto, Aris Budi dan Rachmawati, Lucky. 2012. Pengaruh Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Kabupaten Lamongan.
Tambunan. Tulus H. 2001. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia.
Tanjung, Hendri dan Devi, Abrista. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam.
Bekasi: Gramata Publishing.
Tariqy, Abdullah Abdul Hasan. 1999. Al-Iqtishad Al-Islami Ushuluhu wa
Mabaun wa Ahdaf, Dar An-Nafais. Kuwait.
Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di
Dunia. Jakarta: Erlangga.
Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan E-
views. Edisi 4.UPP STM YKPN. Yogyakarta.
Yuniarti, Vinna Sri. 2016. Ekonomi Makro Syariah. Bandung: Penerbit Pustaka
Setia.
Zahro, Vika Fatimatuz. 2017. Pengaruh Zakat, Infaq, Shadaqoh (ZIS), Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah.
Jakarta
Website
www.bps.go.id
www.baznas.go.id
www.depkop.go.id
69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran Data Penelitian
TAHUN
TRIWULAN
KE
PDB (Y)
Triliyun
ZAKAT
(X1) Milyar
INFLASI
(X2) %
UMKM (X3)
Juta Unit
2011 I 1.749 2.453 -0.32 54.387
II 1.816 2.587 0.55 54.660
III 1.882 2.349 0.27 54.933
IV 1.841 1.858 0.57 55.206
2012 I 1.855 2.723 0.07 55.538
II 1.930 2.016 0.62 55.870
III 1.994 2.065 0.01 56.202
IV 1.949 2.544 0.54 56.534
2013 I 1.959 2.808 0.63 56.874
II 2.037 2.518 1.03 57.215
III 2.103 3.025 -0.35 57.555
IV 2.058 3.280 0.55 57.896
2014 I 2.058 3.936 0.08 58.033
II 2.138 4.218 0.43 58.170
III 2.207 6.619 0.27 58.307
IV 2.161 6.319 2.46 58.445
2015 I 2.158 5.464 0.17 58.649
II 2.239 8.472 0.54 58.854
III 2.313 4.413 -0.05 59.058
IV 2.273 6.342 0.96 59.263
2016 I 2.265 5.947 0.19 59.419
II 2.355 20.460 0.66 59.576
III 2.429 5.828 0.22 59.733
IV 2.385 8.056 0.42 59.890
2017 I 2.378 11.844 -0.02 60.330
II 2.473 36.386 0.69 60.770
III 2.552 7.123 0.13 61.210
IV 2.509 10.626 0.71 61.651
2018 I 2.498 8.548 0.20 61.969
II 2.604 38.085 0.59 62.287
III 2.684 8.654 -0.18 62.605
IV 2.639 14.326 0.62 62.923
Lampiran Uji Deskriptif
PDB ZAKAT INFLASI UMKM
Mean 2.202844 7.871625 0.414375 58.56288
Median 2.184000 5.646000 0.425000 58.54700
Maximum 2.684000 38.08500 2.460000 62.92300
Minimum 1.749000 1.858000 -0.350000 54.38700
Std. Dev. 0.263883 8.721414 0.505811 2.415849
Skewness 0.103238 2.522204 1.927771 0.034896
Kurtosis 1.934644 8.819325 9.501744 2.120841
Jarque-Bera 1.570153 79.08080 76.18383 1.037056
Probability 0.456085 0.000000 0.000000 0.595396
Sum 70.49100 251.8920 13.26000 1874.012
Sum Sq. Dev. 2.158660 2357.955 7.931187 180.9261
Observations 32 32 32 32
Lampiran Uji Stasioneritas Tahap Level Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)
Series: PDB, ZAKAT, INFLASI, UMKM
Date: 09/16/19 Time: 20:36
Sample: 2011Q1 2018Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 4
Total number of observations: 116
Cross-sections included: 4
Method Statistic Prob.**
ADF - Fisher Chi-square 31.6779 0.0001
ADF - Choi Z-stat 1.31759 0.9062
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Intermediate ADF test results UNTITLED
Series Prob. Lag Max Lag Obs
PDB 0.9998 4 5 27
ZAKAT 0.9924 3 5 28
INFLASI 0.0000 0 5 31
UMKM 0.9589 1 5 30
Lampiran Uji Stasioneritas Tahap First Difference Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)
Series: PDB, ZAKAT, INFLASI, UMKM
Date: 09/16/19 Time: 20:36
Sample: 2011Q1 2018Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 4
Total number of observations: 111
Cross-sections included: 4
Method Statistic Prob.**
ADF - Fisher Chi-square 36.5790 0.0000
ADF - Choi Z-stat -2.90814 0.0018
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Intermediate ADF test results D(UNTITLED)
Series Prob. Lag Max Lag Obs
D(PDB) 0.9626 3 5 27
D(ZAKAT) 0.0001 2 5 28
D(INFLASI) 0.0004 4 5 26
D(UMKM) 0.3012 0 5 30
Lampiran Uji Stasioneritas Tahap Second Difference Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)
Series: PDB, ZAKAT, INFLASI, UMKM
Date: 09/16/19 Time: 20:34
Sample: 2011Q1 2018Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 5
Total number of observations: 104
Cross-sections included: 4
Method Statistic Prob.**
ADF - Fisher Chi-square 63.8374 0.0000
ADF - Choi Z-stat -6.77070 0.0000
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Intermediate ADF test results D(UNTITLED,2)
Series Prob. Lag Max Lag Obs
D(PDB,2) 0.0001 2 5 27
D(ZAKAT,2) 0.0016 5 5 24
D(INFLASI,2) 0.0004 5 5 24
D(UMKM,2) 0.0002 0 5 29
Lampiran Uji Regresi Dependent Variable: D(PDB,2)
Method: Least Squares
Date: 09/16/19 Time: 20:38
Sample (adjusted): 2011Q3 2018Q4
Included observations: 30 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.003863 0.014448 -0.267389 0.7913
D(ZAKAT,2) 0.000425 0.000802 0.530538 0.6002
D(INFLASI,2) -0.015192 0.010323 -1.471653 0.1531
D(UMKM,2) 0.010637 0.206415 0.051531 0.9593
R-squared 0.077225 Mean dependent var -0.003733
Adjusted R-squared -0.029249 S.D. dependent var 0.077981
S.E. of regression 0.079113 Akaike info criterion -2.112309
Sum squared resid 0.162731 Schwarz criterion -1.925483
Log likelihood 35.68464 Hannan-Quinn criter. -2.052542
F-statistic 0.725296 Durbin-Watson stat 1.931031
Prob(F-statistic) 0.546087
Lampiran Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10
Series: Residuals
Sample 2011Q1 2018Q4
Observations 32
Mean 6.94e-16
Median -0.001003
Maximum 0.101758
Minimum -0.090991
Std. Dev. 0.044055
Skewness 0.086624
Kurtosis 2.623311
Jarque-Bera 0.229212
Probability 0.891717
Lampiran Uji Multikolinieritas Variance Inflation Factors
Date: 09/16/19 Time: 20:39
Sample: 2011Q1 2018Q4
Included observations: 30
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF
C 0.000209 1.000565 NA
D(ZAKAT,2) 6.43E-07 1.193985 1.193880
D(INFLASI,2) 0.000107 1.192803 1.192800
D(UMKM,2) 0.042607 1.001687 1.001227
Lampiran Uji Autokorelasi Dependent Variable: D(PDB,2)
Method: Least Squares
Date: 09/16/19 Time: 20:38
Sample (adjusted): 2011Q3 2018Q4
Included observations: 30 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.003863 0.014448 -0.267389 0.7913
D(ZAKAT,2) 0.000425 0.000802 0.530538 0.6002
D(INFLASI,2) -0.015192 0.010323 -1.471653 0.1531
D(UMKM,2) 0.010637 0.206415 0.051531 0.9593
R-squared 0.077225 Mean dependent var -0.003733
Adjusted R-squared -0.029249 S.D. dependent var 0.077981
S.E. of regression 0.079113 Akaike info criterion -2.112309
Sum squared resid 0.162731 Schwarz criterion -1.925483
Log likelihood 35.68464 Hannan-Quinn criter. -2.052542
F-statistic 0.725296 Durbin-Watson stat 1.931031
Prob(F-statistic) 0.546087
Lampiran Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.687693 Prob. F(9,22) 0.7124
Obs*R-squared 7.025931 Prob. Chi-Square(9) 0.6344
Scaled explained SS 4.366081 Prob. Chi-Square(9) 0.8857
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 09/16/19 Time: 20:38
Sample: 2011Q1 2018Q4
Included observations: 32
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.059570 0.474957 -0.125422 0.9013
X1_ZAKAT^2 1.08E-05 1.60E-05 0.675464 0.5064
X1_ZAKAT*X2_INFL
ASI 0.000200 0.000747 0.267726 0.7914
X1_ZAKAT*X3_UMK
M -4.72E-05 0.000118 -0.400294 0.6928
X1_ZAKAT 0.002209 0.006885 0.320775 0.7514
X2_INFLASI^2 -0.000355 0.000908 -0.390985 0.6996
X2_INFLASI*X3_UM
KM -0.000228 0.001110 -0.205432 0.8391
X2_INFLASI 0.011762 0.061244 0.192060 0.8495
X3_UMKM^2 -2.84E-06 0.000147 -0.019320 0.9848
X3_UMKM 0.001276 0.016727 0.076287 0.9399
R-squared 0.219560 Mean dependent var 0.001880
Adjusted R-squared -0.099710 S.D. dependent var 0.002434
S.E. of regression 0.002552 Akaike info criterion -8.853343
Sum squared resid 0.000143 Schwarz criterion -8.395300
Log likelihood 151.6535 Hannan-Quinn criter. -8.701515
F-statistic 0.687693 Durbin-Watson stat 1.966664
Prob(F-statistic) 0.712405
Lampiran Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Dwi Setyani
Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang 21 September 1997
Fakultas/Prodi : FEBI / S1 Ekonomi Syariah
NIM : 63020150092
Alamat : Dsn. Sengon rt 02 rw 02 Ds. Manggihan Kec. Getasan
Kab. Semarang
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Orang Tua : a. Ibu : Suparmi
b. Ayah : Muhari
Email : [email protected]
No. Telp : 085-728-548-193
Riwayat Pendidikan : 1. SDN Sumogawe 03
2. MTS Sudirman Getasan lulus tahun 2012
3. SMK Sultan Fattah Salatiga lulus tahun 2015
Pengalaman Organisasi : 1. IPPNU Kecamatan Getasan
Salatiga, 27 Agustus 2019
Penulis