1
Apakah Agama Anti Komunisme?
On Jul 12, 2016 6:17 PM, "[email protected] [GELORA45]" <[email protected]> wrote:
Agama itu ngajar orang jadi baik.
Komunisme itu paham yang adalah ilmu social. Orang2 yang belajar ilmu social ini bertujuan
untuk mempelajari bagaimana dinamika masyarakat.
Jadi agama dan komunisme itu berbeda. Orang2 yang menerapkannya juga bisa berbeda2.
Baik kapitalisme dan sosialisme maupun komunisme itu tidak punya cita-cita dan tujuan.
Sederetan isme isme itu nggak punya cita-cita. Yang punya cita-cita itu orangnya, atau kalau
bersama-sama itu perusahaannya, parpolnya, negaranya, dsb. Jadi kaum feodal, kaum
buruh, kaum kapitalis, ketua partai komunis, raja, CEO Exxon, Uskup, kiai, bhiksu, dll bisa
saja punya cita-cita yang sama.
Bahwa ide-ide Marx mengilhami PKI itu betul. Tapi bukan hanya PKI yang diilhami Marx.
Hampir semua tokoh dalam revolusi kemerdekaan Indonesia itu diilhami oleh ajaran Marx.
Salah satu teman debat Kartini, itu namanya Stella, seorang aktivis perempuan
berpandagan sosialis di Belanda. Melalui Stella itu Kartini mulai paham kejamnya
kolonialisme. Tjokroaminoto, Tan Malaka, Semaun, H. Misbach, Ki Hajar, dkk dari angkatan
Kebangkitan Nasional, itu semuanya diilhami Marx. Tjokro itu pernah coba menulis sintesa
antara Islam dan Sosialisme. H. Misbach, kiai Lawean yang juga tokoh PKI Solo juga
pernah berusaha mencari titik-persamaan antara Islam dan Komunisme.
Di USA dan Kanada, buku-buku mahasiswa tingkat-1 (pengantar ekonomi, sosiologi 101,
politik 101, filsafat-101, dll) itu hampir selalu ada gambar Marx dengan jenggot yang lebat itu.
Biasanya ada beberapa lembar menjelaskan sedikit apa ide pokoknya tentang bermacam
sistim produksi dan tentang hubungan sosial yang diciptakan oleh sistim produksi itu. Cara
berpikir yang mirip sekali dengan apa yang kita temukan dalam "Indonesia Mengugat"nya
Bung Karno. Kalau anak-anak tingkat 1 itu mau mengulas ide-ide pokok dalam filsafat dia
harus ketemu Marx lagi. Mengulas ekonomi dan politik juga harus ketemu lagi.
Bahwa di Indonesia Marx jadi menakutkan, itu akibat pendidikan sejarahnya Orba. Kalau
kita diminta menjelaskan dari mana munculnya azas "demokrasi" dan "keadilan sosial"
dalam Panca Sila itu, biasanya kita bingung. Karena dalam sejarah modern kita dua azas itu
munculnya sangat dipengaruhi ajaran Marx. Asosiasi antara ajaran Marx dengan
bedil/pembunuhan, itu juga akibat pendidikan sejarah yang kacau. Di luar negeri, di dalam
2
negeri, di mana-mana orang bisa diilhami Marx tanpa harus jadi orang yang buas. Revolusi
sudah sering terjadi di banyak penjuru bumi, sebelum Marx lahir.
Kondisi 'sudah membenci komunis' itu kan meluas sekali SETELAH fitnah Lubang Buaya.
Itu akibat dari suatu rekayasa. Beberapa hari sebelumnya dalam diri tokoh-tokoh NU
(Achmad Saichu, Idham Chalid, dkk) Partai Katolik (Pak Kasimo dkk), Partai Kristen (Dr.
Leimena dkk), itu tidak ada 'kondisi membenci komunis.' Bahkan dalam diri beberapa tokoh
NU waktu itupun, seperti alm Cholil Bisri, salah satu Ketua Ansor tahun 1965, tidak ada
kondisi membenci komunis. Dia tidak setuju dan sama sekali tidak ikut pembunuhan massal.
Elite PNI, NU, PKI, Partai Katolik, Parkindo, dll itu baik di pusat maupun di daerah ketemu
setiap minggu. Mereka harus bekerjasama mendukung Trikora/Pembebasan Irian dan
kemudian Dwikora/Konfrontasi. Mereka jadi bagian dari revolusi yang dipimpin BK. Orang
jadi benci pada komunis itu akibat dari suatu rekayasa. Dan selama Orba berkuasa
rekayasa itu terus dikembang
Begitu juga "komunis disinonimkan dengan anti Tuhan," itu kan hasil rekayasa. Sebelumnya
masyarakat Indonesia pada umumnya sudah tahu bahwa posisi PKI terhadap agama
apapun itu sama: Beragama atau tidak beragama adalah urusan pribadi, partai tidak berhak
mencampuri. Posisi partai adalah menghormati setiap agama. Dan elitenya memberi contoh.
Yang Islam ikutan Sholat Ied, ikut Halal Bi Halal, dll. Yang Kristen/Katolik ikutan Natalan,
yang di Bali ikut perayaan Hindhu, dst. Untuk menunjukkan toleransi Ketua PKI itu setiap
malam Natal hadir dalam perayaan di rumah teman dekatnya. Ikut nyanyi-nyanyi, dapet
kado, dsb. PKI juga tidak bisa mengingkari sejarahnya sendiri. Salah satu pimpinan PKI,
Amir Syarifuddin, itu orang Kristen yang taat. Waktu ditembak mati setelah Peristiwa Madiun,
dia memegang Injil. PKI itu lahir sebagai sempalan sayap kiri dari Serikat Islam. Pimpinan
PKI generasi pertama itu bekas pimpinan Serikat Islam.
Jadi tidak tepat kalau ada pertanyaan apakah agama anti komunisme atau sebaliknya
komunisme anti agama. Yang benar itu adalah orangnya yang dapat beragama atau tidak
beragama dan pengikut komunisme atau pengikut kapitalisme.
Salam
Nesare
From: [email protected] [mailto:[email protected]]
Sent: Tuesday, July 12, 2016 7:09 AM
3
Bung Lin dan sobat-sobat nan manis,
Bagaimana kalau pertanyaannya dibalik, yaitu apakah agama anti komunis?
Sunny
From: mailto:[email protected]
Sent: Tuesday, July 12, 2016 10:15 AM
Di Tiongkok setahu saya, dan lihat, yalah pemisahan agama dari politik dan pemerintahan.
Di Lhasa, Tibet , tiap hari ribuan penduduk Tibet ke temple mereka untuk bersembayang,
suatu section di Lhasa terdapat daerah para penganut Islam dan suatu mesjid, saya kesana .
Di Beijing ada suatu daerah penduduknya Muslim dan saya makan malam disebuah
restorant Muslim, demikian juga di Xian.
Suatu gereja Katholik yg megah di suatu kota di tepi sungai Yangtse sempat saya kunjungi,
temple Buddhist, wah di_mana2.
Dalam penerbangan pulang k Sri Lanka saya sempat ngobrol dgn rombongan Uyghur dari
Xin Jiang, mereka ke Mekkah untuk Umrah.
Gerakan keagamaan yg bertendesi untuk menggunakan agama untuk berpolitik, seperti
Fanlungong, ini tak diberi kesempatan dan dilarang total.
Bukankah di Timur Tengah agama yg ber"politik" adalah suatu factor penting yg
menyebabkan mereka saling bunuh membunuh? Lin
On Jul 12, 2016 12:29 PM, "'Chan CT' [email protected] [GELORA45]" <[email protected]> wrote:
Bung Zhang mem-FITNAH dengan menyatakan “Mao Tjetung setelah berkuasa segera
menutup semua.mesjid , gereja dan kelenteng.”!
Ditahun 1965 saya masih sempat berkunjung ke Mesjid Niu Jie di Beijing bersama
mahasiswa Muslim, dan mesjid itu masih eksis sampai sekarang. Dan ternyata arsitek
Mesjid Cheng Ho yang dibangun di Surabaya mengambil bentuk Mesjid Niu Jie itu! Jadi,
berbeda dengan Mesjid pada umumnya di Indonesia, ... yang mengambil bentuk Mesjid di
Arab.
4
Kiri, Mesjid Mohamad Cheng Ho, Surabaya Kanan, Mesjid Niu Jie, Beijing
Begitu buuaanyak muslim sembahyang disatu hari Jumat di Mesjid Niu Jie, ... apanya
yang Agama dilarang di Tiongkok???
Ini kebetulan saya temukan Catatan Rehlah ke China, tulisan Abu Anas, ...
Salam,
ChanCT
CATATAN REHLAH KE CHINA 2011 (2) Posted by: admin in Artikel - Makalah, TULISAN April 14, 2011http://www.abuanasmadani.com/catatan-rehlah-ke-china-2011-2/
ATURCARA PERJALANAN.
Hari Pertama: Sabtu 2/4/11:
Rombongan berkumpul di Airport Sultan Ismail Petra, Kota Bharu. Flight MH1397 ke
KLIA pada jam 4.45pm, dengan segala barang-barang ditimbang terus ke Beijing.
5
Dalam perjalanan KB-KL, ana duduk sebelah al-Fadhil Tuan Guru Hj Husin Ibrahim
(dikenali dengan panggilan “Abe Aji”) Pondok Lubuk Tapah. Beliau menceritkan
gurunya menerima ijazah satu doa musafir di atas unta dalam perjalanan
Madinah-Makkah, beliau pula menerima daripada gurunya di atas bas dalam
perjalanan ke Madinah, Dia ijazahkan doa kepada Abu Anas Madani di atas Kapal
Terbang ini. Demikian sifat para ulama’ suka nasihat-menasihati dan memberikan
ilmunya tidak kira tempat dan masa.
Setelah sampai di KLIA, ahli rombongan solat asar, minum petang dan bersiap-siap. Pada
jam 8.30pm check-in untuk penerbangan ke Beijing dengan Air China yang dijadualkan
berlepas pada jam 10.40pm. Tetapi kami menerima berita kurang baik, bahawa flight telah
delay, dan dijangka berlepas pada jam 12.10 tengah malam. Tunggu punya tunggu, kami
diberi kupon untuk makan malam dan berita terkini dijangka terbang jam 5.00am.
Ada di antara kami yang mengeluh kerana tidak sempat solat subuh dengan sempurna
sebelum terbang. Mungkin berkat doa-doa tuan guru yang ada, apabila kami bangun untuk
bersiap pada jam 3.00am, kami dikhabarkan bahawa flight akan berlepas pada jam 8.00am.
Alhamdulillah maka bersolat tahajjudlah rombongan kami di musalla airport pagi itu.
Apabila terpaksa berkubu hampir 12 jam di KLIA, memang menguji kesabaran, maka
sesiapa yang menghadapi situasi ini, banyakkanlah berdoa kerana doa musafir antara doa
yang mustajab.
3/4/11:Ahad: Beijing.
Alhamdulillah pada jam 9.00 pagi Ahad, 3/4/2011 kami selamat berlepas ke Beijing dengan
penerbangan Air China CA972. Penerbangan ini memakan masa 6 jam. Tidak terdapat
perbezaan waktu (jam) antara Malaysia dan China.
Selamat sampai di Beijing pada jam 3.02pm. Turun dari kapal terbang, kami mendapati
orang ramai beratur panjang, kami pun turut beratur, rupa-rupanya Syarikat Air China
memberi pampasan kepada para penumpang disebabkan kelewatan penerbangan
semalam. Setiap seorang mendapat 1000 Yuan (RM500 lebih kurang). Ini satu rezeki yang
tidak disangka, tetapi kami telah terlepas beberapa program yang telah diatur pada hari ini.
Setelah selesai mengambil beg-beg, kami terus mengadakan solat zohor dan asar jama’
secara berjemaah, di tengah-tengah dewan aiport tersebut dan mendapat perhatian ramai.
Kami disambut oleh wakil Halal Tour, (travel agent yang akan menguruskan semua
perjalanan kami di Beijing) seorang berbangsa Cina yang bernama Lina Fan. Beliau boleh
6
berbahasa Melayu setelah belajar bahasa ini selama 8 bulan di Universiti Beijing. Kami
mendapati beliau lebih fasih berbahasa Melayu daripada sebahagian bangsa Cina yang
lahir di Malaysia ini.
Dengan menaiki bas kami dibawa makan tengahari ke sebuah restoran halal.
Untuk maklumat pembaca, restoran halal di sana bercampur untuk yang halal dan haram,
Cuma diasingkan tempat makan, bagi muslim boleh dicami dengan tulisan ‘Halal’ dan
ayat-ayat al-Quran.
Maka tidak peliklah kelihatan almari-almari yang dipenuhi oleh botol-botol arak. Bila ditanya
kenapa? pengusahanya mengatakan jika tiada alcohol, orang bukan Islam tidak akan
mengunjungi restoran mereka, untuk mengharapakan cuma pelanggan Islam adalah tidak
mencukupi untuk perniagaan mereka. Begitu juga pakaian para pelayannya. tidak dapat
dicami Islam atau tidak, sama dan lebih kurang dengan restoran orang Islam di Malaysia
aje..
Kemudian kami terus dibawa melawat medan Olimpik Beijing (Olympic Park). Sukan
Olimpik telah diadakan di China pada tahun 2008, sebuah stadium yang terkenal dengan
gelaran “Stadium Sarang Burung” kerana keunikan bentuknya telah dibina dan menjadi
perhatian dunia. Ramai sekali orang ramai yang berjalan-jalan kaki sambil mengambil
gambar, cuaca pula sangat sejuk dengan angin yang agak kuat.
Hampir jam 10.00pm kami check-in di Beijing Chang- Feng Hotel. Ana ditempatkan di bilik
1213 bersama seorang tokoh ulama’ yang masyhur di Kelantan iaitu Ustaz Haji Abdul Halim
bin Derani, dari Pondok Pasir Tumbuh. Teman sebilik ini akan bersama sepanjang rehlah ini
sehingga balik nanti. Kami hanya dapat melakukan solat jemaah di celah lorong antara bilik
hotel, ini kerana tiada kemudahan musalla disediakan.
Isnin, 4/4/11.
Selepas solat Subuh dan tazkirah oleh ustaz Haji Husin berserta ijazah tiga buah doa pula
(masih di celah lorong bilik). Kami dibawa keluar futur ke sebuah Halal Restoran.
7
Kemudian ke Tian An Men Square dan seterusnya melawat Forbidden City, kami
dimaklumkan bahawa lawatan akan dilakukan secara ‘berjalan kaki’ dan memakan masa
lebih kurang 2.30-3 jam!!
Tian An Men Square yang terkenal sebagai Medan Berdarah kerana berlakunya
demonstrasi pelajar yang menentang pemerintah Rejim Komunis pada tahun 1989, yang
mendapat liputan seluruh dunia. Pengorbanan para pelajar yang terbunuh ini berbalas
dengan kejatuhan rejim Komunis.
Ianya sebuah medan yang sangat luas dengan keluasan 44 hektar Di hujung medan ini
terdapat Memorial Hall untuk Presiden Mao Zedong yang dibina pada tahun 1976. Di
dalamnya terdapat keranda Kristal yang mengandungi mayat mendiang. (Kami tidak masuk
ke dalam Hall ini, sekadar bergambar di luar bangunannya sahaja).
Kami terus berjalan melepasi Memorial Hall ini dan tiba di pintu pagar utama Forbidden City.
Untuk memasukinya tiket berbayar dikenakan. Kami terlupa pula untuk menanyakan kepada
pemandu kami yang membayar kesemua tiket tersebut.
Kota yang sangat luas dan komplek ini di bina pada tahun 1406M dan siap pada 1420M,
pada zaman Dinasti Ming. 24 orang Maharaja Dinasti Ming sempat mendudukinya, dan 10
orang daripada Dinasti Qing yang selepasnya. Luasnya 70 hektar (iaitu dapat memuatkan
lebih kurang 100 buah padang bola; mengikut kata pemandu pelancong kami). Terdapat
9000 buah bilik, dan diandaikan jika seorang bayi yang baru lahir tidur di setiap bilik yang
berlainan pada setiap malam, ianya akan habis apabila ia berumur hampir 25 tahun!!
Forbidden City ini telah diwartakan sebagai salah satu “World Cultural Heritage Site”.
8
Ini adalah satu lambang keangkuhan manusia yang memerintah, kita lihat walaupun
semewah dan sekuat mana pun mereka, di manakah mereka sekarang? Tiada yang kekal
kecuali Allah SWT, sebagai seorang yang beriman inilah pengajaran yang harus kita ingat
dan pegang. Hanya iman dan takwa sahaja sebagai bekal yang boleh membantu kita di
akhirat nanti.
Selesai lawatan yang memenatkan kaki ini, kami dibawa makan tengahari ke Restoran
Halal, kemudian ke Masjid Niujie.
Masjid Niujie [سجد يه م يوج ialah masjid tertua di Beijing, China. Ia pertama kali dibina [ن
pada 996M dan dibina semula dan juga dibesarkan di bawah Maharaja Qing Kangxi
(1622-1722M).
Masjid ini terletak di Niujie, Daerah Xuanwu Beijing, pusat ibadat untuk 10,000 umat Islam
yang menetap di kawasan itu dan ia merupakan yang terbesar dan tertua di Beijing. NiuJie
merupakan kawasan terbesar diduduki oleh umat Islam di Beijing.
Masjid Niujie meliputi suatu kawasan lebih kurang 6000 meter persegi. Masjid ini
merupakan campuran budaya Islam dan Cina. Dari luar, gaya seni binanya menunjukkan
pengaruh Cina sementara bahagian dalamnya mempunyai kebanyakannya hiasan Islam.
Masjid ini yang dibina dari kayu balak ini juga merupakan tempat simpanan kepada
beberapa relik dan batu bersurat kebudayaan penting seperti batu bersurat berdiri yang
tertulis suatu titah seorang maharaja pada 1694M di zaman Dinasti Qing.
[http://ms.wikipedia.org/wiki/Masjid_Niujie].
Waktu solat di masjid ini telah ditetapkan. Pada hari kami bersolat di situ, mengikut takwim,
waktu zohor masuk pada jam 12.18 tengahari. Tetapi waktu solat didirikan telah ditetapkan
pada jam 1.30 tghari. Imam-imamnya masuk secara serentak dan tertib, terus duduk di saf
depan. Azan pula hanya dilaungkan di tepi tangga tanpa alat pembesar suara. Para
makmun juga amat berdisiplin dan memenuhi saf di depan.
Masjid ini juga menyediakan kerusi dan meja (seperti meja dan bangku sekolah) untuk
orang-orang tua yang tidak berupaya. Mereka solat sambil duduk di atas kerusi, kemudian
9
apabila ingin sujud, mereka bangun lalu sujud di atas meja! Hanya di masjid ini yang kami
jumpa fenomena sebegini sepanjang lawatan kami ke masjid-masjid.
Di belakang masjid terdapat dua buah kubur kepunyaan ulama’ yang menjadi guru di masjid
ini pada sekitar tahun 1270M. Seorangnya dari Bukhara dan seorang lagi dari Qazwin,
Parsi.
Selepas solat kami dibawa ke souvenir shops, yang menjadi tempat yang wajib dilawati oleh
Agensi Pelancongan di sini.
Terdapat lima atau enam tempat yang dipaksa untuk pergi iaitu dua buah kedai jade, dua
buah kedai ubat tradisional Cina, satu kedai sutera dan sebuah kedai pasu buyung/
tempayan. Ana rasa semua orang Malaysia yang datang melalui agensi pelancongan akan
“melalui” kedai-kedai yang sama ini. Mengikut statistik yang dikeluarkan, sektor
pelancongan di Beijing memungut pendapatan lebih kurang 5 billion pada tahun lepas
(2010M).
Pada hari ini kami dibawa ke;
1) Kedai Kain Sutera. Dapatlah kami melihat proses membuat sutera, bermula daripada
kepompong dan ulat-ulatnya. Kepomponglah yang dijadikan benang sutera dan dibuat kain.
Tahi ulat pula dijadikan isi bantal. Mengikut penjual yang mengempen kami untuk membeli
kain cadar daripada sutera, ramai orang Malaysia yang membelinya. Ingatan saya untuk
semua muslimin, kaum lelaki adalah haram untuk menggunakan sutera walaupun sebagai
alas/cadar atau selimut, apatah lagi dijadikan pakaian. Bagi kaum perempuan tiada masalah,
maka beringatlah dalam hal cadar ini, kerana penggunanya biasa lelaki dan perempuan.
2) Kedai Ubat Tradisional. Di sini kami disuruh merendam kaki dalam air ubat sambil diurut.
Mereka ketawa apabila kami meminta agar semua tukang urut kami lelaki, Alhamdulillah
permintaan ini dipenuhi. Proses ini percuma lagi. Tetapi ketika ini datanglah tabibnya
membaca tapak tangan untuk melihat penyakit yang dihidapi, kemudian memberi
nama-nama ubat yang harus dibeli daripadanya. Semuanya banyak dan bernilai beribu-ribu
Yuan, Ana sendiri dicadangkan untuk membeli ubat sehingga 2400 Yuan. Ada juga yang
sampai 8000 Yuan. Ada juga di antara ahli rombongan kami yang membeli sebahagian
daripada ubat-ubat yang dijual. Jadi berhati-hatilah jika anda dibawa ke kedai sebegini.
3) Pusat Jade 1. Kami kemudiannya di bawa ke sebuah kedai Jade. Salah seorang
penjualnya merupakan seorang Cina yang berasal dari Pulau Pinang, Malaysia. Beliau
menceritakan kami tentang proses dan cara membuat jade ini. Setibanya kami di kedai,
penyambut tetamunya ketawa apabila melihat ahli rombongan kami yang terdiri daripada
10
lelaki semuanya. Ini bererti perangkap mereka tidak akan berapa mengena hari ini. Tetapi
ada juga ahli rombongan kami yang membeli serba sedikit.
Kami kemudian dibawa ke bazar biasa (yang memang sesuai dan patut untuk membeli
souvenir). Barang-barang yang dijual sebenarnya berharga murah, tetapi harga yang dibuka
terlalu tinggi, contohnya jika diletakkan 500 Yuan, kita perlu menawarnya sehingga 50 Yuan
sahaja, kemudian naiklah sehingga ke harga yang disepakati. Penjual-penjual ini boleh
berbahasa Inggeris, bahkan kebanyakan penjaja di tepi jalan boleh membilang dalam
bahasa Malaysia. Lebih kurang penjual Bangla dan Takaroni di Makkah-Madinah
Dari pengalaman ana, jika berjumpa penjaja ini, adalah patut untuk membeli barang-barang
souvenir seperti beg dan lain-lain kerana harganya murah, dan apabila kita keluar dari
Beijing, tidak ada lagi penjaja jalanan sebegini.
Selesai shoping kami di bawa restoran halal lain pula. Selepas makan malam kami balik
berehat ke hotel….
Kedai ditutup Jam 6pm.
Untuk maklumat; Kebanyakan kedai-kedai di China ditutup pada jam 6 petang, kecuali kedai
yang besar, seperti supermarket dibuka sehingga jam 9 malam. Tidak kelihatan pula pasar
malam atau apa-apa perniagaan yang menjalankan operasinya pada waktu malam.
Alangkah baiknya jika di tempat kita juga kedai beroperasi setakat jam 6 petang, tidak ada
lagi pasar malam. Waktu yang ada kita imarahkan rumah-rumah Allah dengan ibadat dan
pengisian ilmu. Kalau mereka boleh mengapa kita tak boleh? Pada pengamatan
ana –secara peribadi- adanya pasar malam dikampung/bandar banyak menganggu
ketenangan malam untuk beribadat dan mencari ilmu.. anak-anak muda pula mengambil
kesempatan untuk keluar rumah kononnya untuk membeli keperluan… semoga seruan ini
ada telinga yang mendengarnya…!!
Selasa, 5/4/2011.
Keluar dari hotel, kami dibawa futur ke sebuah restoran halal. Dalam perjalanan ke Great
Wall kami dibawa pula singgah ke dua buah kedai lagi yang “diwajibkan”;
1) Pusat Jade yang lebih besar daripada kelmarin. Di dalamnya terdapat juga kedai kain,
cadar yang siap dengan tulisan iklan Bahasa Melayu. Mengikut maklumat, pada tahun lepas
terdapat lebih daripada 10,000 pelancong Malaysia yang melawat Beijing.
11
2) Pusat Rawatan Tradisional 2. Dimulai dengan syarahan pasal enam jenis ubat-ubatan,
hampir satu jam (dalam bahasa Melayu Indon). Penceramahnya siap membakar tangan
dengan besi panas untuk tunjuk ubatnya kuat, malangnya tak seorangpun membeli ubatnya,
kerana nampak sangat dia terlampau dan tak lojik. Syarahannya pula terlalu panjang dan
meleret, sedangkan hati kami sudah tidak sabar lagi untuk ke Great Wall.
Akhirnya hampir waktu tengahari baru dapat melawat ke Great Wall of China iaitu pada
11.30am, Sedangkan pada jam 1.00pm kami sudah diarahkan supaya turun. Kami mendaki
mengikut kemampuan masing-masing, ada yang sehingga ke stesen pertama, ada juga
yang mencuba sehingga ke stesen kedua, tetapi menjadi mabuk dan pening. Dinasihatkan
kepada sesiapa yang tidak bersedia dari segi stamina dan fizikal, cukuplah sekadar di
kakinya atau stesen pertama dan bergambar di sekitarnya sahaja.
Di kaki Great Wall ini juga ana berjumpa dengan satu benda pelik; iaitu beribu ibu kunci
(mangga) telah dikuncikan di satu tali khas yang terdapat di situ. Rupanya ini tanda cinta,
biasanya sepasang kekasih akan datang bersama, selepas menguncikan mangga di tali itu,
mereka akan mencampakkan anak kunci ke bawah. Bila ana bertanya, mereka berkata:
Love…love!
Inilah bida’ah di kaki GW…
Setelah penat meronda-ronda dan mendaki setakat yang mampu dan bergambar disetiap
sudut, maka pada jam 1.30pm kami mula menaiki bas dan turun dari GW dan dibawa ghada’
ke sebuah restoran yang terletak dikilang tempat membuat pasu/gogok/tempayan besar.
Di tingkat atasnya restoran umum dan halal, serta ada musalla khas. alhamdulillah selepas
ghada’ kami pun terus menunaikan solat zuhur & asar jama’ secara berjamaah.
Jam 3.30pm bertolak ke Airport Beijing..
Alhamdulillah lagi, di airport ada sebuah Restoran Halal, jadi dapatlah kami makan malam
di situ dengan hidangan “mee mangkuk besar”. Kemudian pada 8.10pm kami bertolak
dengan Air China CA1277 ke Lanzhou, penerbangan mengambil masa selama 2.30 jam
12
dari Beijing. Entah apa nama airport yang kami tiba tu, semuanya ditulis dengan tulisan
Cina, Nampak gah juga negara ni, tempat yang begitu penting pun tidak menggunakan
bahasa Inggeris.
Setibanya di bandar Lanzhou, ibu negeri wilayah Gansu, kami disambut oleh dua orang
saudara Muslim Cina tempatan iaitu saudara Daud, seorang tokoh usahawan Islam yang
berjaya disini dan Prof Osman, seorang pensyarah universiti. Kami dibawa dengan bas ke
Gansu Nongken Hotel. Perjalanan dari airport ke hotel di bandar agak jauh, iaitu selama
1jam. Setelah sampai kami terus check-in, udaranya sangat sejuk lalu kami yang kepenatan
seharian berjalan terus berehat, alhmdulillah.
Abu Anas, SD 13/4/2011.
Lihat Gambar di: http://www.facebook.com/album.php?id=124946954198614&aid=70856
From: mailto:[email protected]
Sent: Tuesday, July 12, 2016 8:55 AM
MENGAPA PKI dibilang anti Tuhan? Tentu ada sebabnya.
Lenin dan Stalin serta Mao Tjetung setelah berkuasa segera menutup semua mesjid ,
gereja dan kelenteng. Jadi sementara oknum anti Komunis Indonesia khawatir kalo PKI
kelak berkuasa akan mengikuti jejak 3 orang gurubesarnya. Maka dilakukan propaganda
PKI anti-Tuhan supaya rakyat jangan milih PKI dalam pemilu. Harap dapat dimaklumi.
"'Chan CT' [email protected] [tionghoa-net]" <[email protected]>编写:
Satu tulisan lama yang menarik untuk dibaca kembali, ... syukur bisa direnungkan
bagaimana sesungguhnya tuduhan atau prasangka orang banyak “BENARKAH KOMUNIS
ANTI-TUHAN?”. Penulisnya, Jefri Hidayat cukup banyak mengungkap
peristiwa-peristiwa penting dari pembentukan PKI sampai pada pembicaraan
tokoh-tokoh Gerakan Kemerdekaan RI dengan tokoh-tokoh PKI, ...
Kesimpulan Jefri: “Bahwa yang Anti tuhan itu adalah individu atau oknum yang ada
didalam Sosialisme-komunis. Saya juga belum menemukan ajaran Komunis di Indonesia
mengatur kehidupan Antara Manusia dengan dengan Tuhan, namun hanya bercerita
tentang pergerakan, melawan kaum penjajah dan Revolusi. Dan juga yang sering
13
diartikan banyak orang adalah menyamakan Komunisme dengan Atheisme, padahal
komunisme itu adalah Ideologi pergerakan atau ideologi Politik sedangkan Atheisme
adalah Ideologi kepercayaan.”
Salam,
ChanCT
From: mailto:[email protected]
Sent: Monday, July 11, 2016 11:07 PM
Benarkah Komunis Anti-tuhan? Jefri Hidayat
01 Oktober 2013 23:16:20 Diperbarui: 24 Juni 2015 07:07:56 Dibaca : 13,960 Komentar : 8 Nilai : 2
Komunisme Indonesia , Tokoh dan (anti) Tuhan.
Saya hanya sekedar mengeluarkan uneg-uneg kepada pembaca dan saya hanya sekedar
berpendapat setelah menganalisa secara sederhana,begini Sekejam apapun orang
maupun paham yang disebarkan,tentu ada sisi menariknya untuk dikupas,Manusia yang di
Cap kejam Sekaliber Hitler pun menjadi Magnet ribuan sejarawan di penjuru dunia
memburu Data,informasi,kisah atau hanya sekedar artikel tentang Hitler ,berangkat
dari hal itulah saya juga tertarik menulis tentang Paham yang puluhan tahun di cap
sebagai paham laknat ,kejam,tidak ber prikemanusian dan Anti tuhan. Komunisme
menjadi momok di zaman Orde baru,saking menakutkan nya Paham ini, sampai-sampai
anak cucu orang yang terlibat atau hanya sebagai simpatisan Partai Komunis Indonesia
(PKI) tidak bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Anggota Tni,tidak itu saja di
Kartu Tanda Penduduk Penduduk mereka akan dicantumkan dua huruf yakni OT atau
Organisasi terlarang. Benarkah Komunis Anti Tuhan?
Tokoh Komunis dan (cara) Islam
Pada pertengahan Juli 1922 tiga anak muda berdiskusi di rumah Darsono, tokoh
komunis Indonesia, di Berlin, Jerman obrolan ini berlangsung gayeng. Mohammad Hatta
yang Shaleh dan Nasionalis sengaja datang dari Belanda. Tan Malaka juga,Tan berapi-api
menjelaskan komunisme yang dasarnya demokrasi tulen."Bukankah komunisme itu
mengesahkan diktator, Bung? Karl Marx menyebut diktator proletariat," Hatta, 20
tahun, menyela.
"Itu hanya ada pada masa peralihan," Tan menukas. Dia melanjutkan, "Peralihan
14
kekuasaan kapitalis ke tangan masyarakat. Kaum buruh merintis jalan ke arah sosialisme
dan komunisme yang terselenggara untuk orang banyak di bawah pimpinan badan-badan
masyarakat. Balas Tan. (Sumber Tempo)
Kenapa Bung Hatta pada saat itu tidak menanyakan kepada Tan Malaka bahwa Komunis
itu Anti Tuhan, . Kenapa hanya soal Kediktatoran Komunis yang menjadi perhatian bagi
Hatta? Apakah ketika itu Hatta belum kritis atau Bung Hatta lupa menanyakan perihal
tersebut kepada Tan. Dan saya yakin begitu juga dengan pembaca bahwa Hatta saat itu
sudah cerdas, kritis dan tidak lupa.
Tan sendiri lahir di daerah Minang kabau yang secara kultural sebuah daerah yang taat
menjalankan syariat islam,seperti Tokoh-tokoh nasional lain yang berasal dari Minang,
Tan semasa kecilnya ditempa oleh Ilmu agama dan juga tan dilahirkan dari keluarga yang
taat beragama, semasa kecil Tan membaca surat yasin didepan ibunya yang terbaring
sakit guna mengusir syetan-syetan yang menggangu ibunya,begitu pendapat Tan dalam
sebuah sumber. Dalam Konferensi komunisme Internasional Tan dengan lantang
menyatakan,”“Ya, saya katakan, ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang
Muslim, tapi ketika saya berdiri di depan banyak orang saya bukan seorang Muslim,
karena Tuhan mengatakan bahwa banyak iblis di antara banyak manusia”.tukas Tan ketika
itu. Dan juga di Forum tersebut Tan menyampaikangagasan revolusioner bersama antara
komunisme dan Islam. Menurut Tan Malaka, komunis tak boleh mengabaikan kenyataan
bahwa saat itu ada 250 juta Muslim di dunia. Pan-islamisme sedang berjuang melawan
imperialism-perjuangan yang sama dengan gerakan komunisme. Didalam buku buku
materialisme,Dialektika dan Logika Tan menolak kalau Komunisme (Indonesia) Anti
Tuhan. Dari sini saya melihat bahwa tan bisa mensintesiskan antara Komunisme-
sosialisme dan Agama yang dianutnya.
Tan sebagaimana diketahui adalah pendiri Partai komunisme bersama dengan Semaun,
Darsono dan Alimin, mereka Tokoh-tokoh muda Syarekat Islam (SI) Organisasi Islam
yang menjadi embrio lahirnya Komunisme di Indonesia,karena perbedaan pendapat inilah
SI pecah menjadi dua,Tan, Semaun, Darsono dan Alimin dinamakan dengan SI merah.
Sedangkan SI putih digawangi oleh Agus Salim, Abdul Muis, Suryo Pranoto dan
Sukarman Kartosuwiryo. Maka kita bisa membuat sebuah kesimpulan bahwa Syarekat
Islam yang pada umumnya digawangi oleh ahli agama islam menjadi cikal bakal lahirnya
Komunisme di Indonesia.
Pentolan Komunis pasca pemberontakan PKI Madiun 1948, Dipa Nusantara Aidit atau DN
Aidit yang pernah menjadi Ketua cc PKI merupakan anak seorang tokoh Masyumi yang
15
taat berasal dari Bangka belitung. Dari kecil Aidit sudah belajar mengaji dan mendalami
ilmu agama,ketika remaja Aidit hijrah ke Pulau Jawa. Pada tahun 1948 Aidit menikahi
Soetanti keturunan ningrat mangkunegaraan secara Islam dirumah Kyai Haji Raden
Dasuki, sesepuh PKI di Soloyang bertindag sebagai Penghulu adalah Moedigdo.
Dan perlu saya pertajam lagi adalah Aidit yang di Cap sebagai si jahanam dalam Orde
baru mendalami Ilmu Agama semasa kecilnya, menikah secara Islam di rumah sesepuh
PKI seorang Kyai Haji yang sangat paham dengan ajaran islam apa mau menjadi kader PKI
jika memang Komunis itu Anti tuhan. dengan wanita keturunan ningrat yang taat
menjalani Syariah Islam apa mau menikahi anaknya dengan seorang dedengkot kumpulan
masa anti Tuhan?.
MH Lukman Wakilnya Aidit di PKI, Ayah Lukman adalah seorang kyai, yang konon aktif di
Sarekat Rakyat. Pada tahun 1926 ayah Lukman, Haji Muchlas melakukan pemberontakan
terhadap pemerintah Kolonial Belanda dan kemudian dipenjarakan karena peristiwa
pemberontakan itu. Pada tahun 1929 Haji Muchlas dan keluarganya, termasuk Lukman
kecil bersama adiknya ikut dibuang ke kamp tahanan boven digul,Papua barat. Lukman,
yang saat itu baru berusia 9 tahun, ikut dalam pembuangan tersebut. Dia tumbuh dewasa
di antara tahanan politik. Saat di Boven Digul ayah Lukman dekat dengan Bung Hatta.
Lukman pun diangkat anak oleh Bung Hatta. Karena persahabatan ayah Lukman dengan
Bung Hatta yang begitu mendalam, Haji Muklas lalu memberikan nama M.H. di depan
nama Lukman. M.H. artinya Muhammad Hatta Lukman. SaatPeristiwa Madiun terjadi, MH.
Lukman dikabarkan mendapat perlindungan dari Mohammad Hatta sehingga dia bisa
bebas dan melarikan diri keluar negeri bersama DN. Aidit. Karier politiknya melesat
bersama PKI dan dia diangkat menjadi Menteri Negara oleh Bung Karno.
Namun yang perlu kita pahami adalah bisakah orang yang dari bayi berasal dari
keturunan Kyai dan seterusnya mendapat gemblengan agama Islam,berorganisi yang
berlandaskan Islam (SI) sampai dewasa yang sudah tertanam ajaran islam yang bisa kuat.
Apakah bisa berubah sesaat hanya karena mengenal orang dan membaca teori
pergerakan atau teori politik.
Ajaran agama sangat berbeda sekali dengan Teori pergerakan dan politik.
Komunisme Indonesia Ideologi Politik atau Ideologi Kepercayaan? Komunisme dibawa ke
Indonesia pertama kali oleh Tokoh-tokoh muda Syarekat islam yang merupakan sebuah
organisasi politik ketika itu untuk menghimpun dan menggalang massa yang terpecah
untuk melawan kolonialisme,perlu kita sadari sebenarnya bahwa paham Komunisme yang
berkembang di indonesia sudah menurut penulis sudah disesuaikan menurut sesuai
16
dengan Kultur masyarakat Indonesia sendiri,yang beragama dan mempercayai sang
Pencipta,ajaran komunis yang dibawa ke indonesia bukan didasari oleh kekecawaan
terhadap agama, Tapi kepada Individu-individu yang beragama itu. Dan paham ini sangat
cocok diterapkan Kepada Indonesia pada masa itu yang sedang dilanda kemiskinan, masa
penjajahan dan menggapai kemeredekaan.
Pada dasarnya banyak orang yang tidak melihat secara utuh satu statmen Marx, baik
dikalangan Liberalis yang merupakan lawan dari komunis, maupun dikalangan
Komunis-Sosialis itu sendiri, Statmen Marx yang menjadi Polemik itu
adalah ”menyatakan bahwa Agama sebagai candu rakyat” dan Marx sendiri memang
seorang yang tidak beragama namun marx mengakui bahwa Langit dan Bumi sebuah
ciptaan Tuhan, Marx sendiri sangat menghormati orang-orang yang memeluk agama dan
itu terlihat dengan tidak mencegah orang menjalankan ajaran agama yang
dianutnya. Tugas utama kaum Marxis adalah untuk memberantas eksploitasi dan
pendindasan, dan agama juga memprotest hal yang sama. Berarti sikap dan ajaran kita
sama dengan ajaran agama-agam yang ada didunia ini. Dan di akhir tulisan nya itu Marx
menghimbau agar kaum filosof meninggalkan kritik terhadap agama demi
memperjuangkan perubahan sosial karena Agama bersama dengan kita. Itu terucap oleh
Marx di Jermam dalam tulisan yang berjudul ”Kritik terhadap filsafat hegel”.
Disini saya berpendapat Bahwa yang Anti tuhan itu adalah individu atau oknum yang ada
didalam Sosialisme-komunis. Saya juga belum menemukan ajaran Komunis di Indonesia
mengatur kehidupan Antara Manusia dengan Tuhan, namun hanya bercerita tentang
pergerakan, melawan kaum penjajah dan Revolusi. Dan juga yang sering diartikan banyak
orang adalah bahwa menyamakan Komunisme dengan Atheisme, padahal komunisme itu
adalah Ideologi pergerakan atau ideologi Politik sedangkan Atheisme adalah Ideologi
kepercayaan.
Propaganda Orde baru dan campur tangan kaum Liberal terutama Amerika dan Inggris
melaluli media cetak dan elektronik membangun opini publik bahwasanya Komunis itu
adalah aliran kepercayaan bukan sebuah Aliran politik dan menjustifikasi kader Komunis
beserta simpatisan nya sebagai makhluk yang kejam dan tidak berprikemanusian.
Sehingga tertancap dalam benak masyarakat bahwasanya Komunis itu tak
bertuhan,sampai saat ini sejarah Komunis,Tokoh yang ada didalamnya dan Gerakan 30
September masih kabur, beragam versi dan tidak kita temui bukti atau Dokumen sejarah
yang Otentik yang menandaskan kalau komunis itu Anti Tuhan. Opini publik yang
berpuluh-puluh tahun inilah yang membuat Gusdur gagal mencabut Tap MPRS XXV/ 1966
yang ketika Alm menjadi Presiden.
17
Pasca Reformasi Alm Gusdur mengeluarkan usulan yang Kontroversial yakni untuk
mencabut Tap MPRS XXV/1966,usulan ini menimbulkan Pro kontra,Ketua Fraksi Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) Taufiqurrahman yang notabene jaum nadliyin mendukung
usulan Gus Dur untuk mencabut Tap MPRS itu. Usulan tersebut merupakan suatu bentuk
pencerahan politik yang mesti ditanggapi dengan dingin dan rasional. Pemberlakukan Tap
tersebut dalam masa transisi menuju demokrasi saat ini, bertentangan dengan prinsip
demokrasi.
Senada dengan Taufiqurahman, Ketua Partai Rakyat Demokratik, Budiman Sudjatmiko
ketika itu berpendapat bahwa pencabutan Tap MPR 25/1966 tidak mendesak untuk
dilakukan. Yang paling penting justru membongkar sejarah, termasuk peristiwa sekitar
1965 maupun peristiwa-peristiwa sebelumnya. Menurut dia, tidak ada salahnya bangsa ini
meminta maaf terhadap kesalahan-kesalahan masa lampau termasuk kesalahan yang
mungkin dilakukan ratusan tahun lalu.
Dikatakan Budiman, Tap MPR 25/1966 untuk saat ini secara politik telah usang. Tanpa
dicabut pun Tap tersebut dalam kenyataannya tidak berlaku. Saat ini masyarakat telah
begitu bebas menerbitkan dan menyebarkan buku-buku atau tulisan mengenai Marxisme.
Diskusi-diskusi pun dilakukan secara terbuka tanpa ada ketakutan ditangkap.
"Kalaupun dilarang, semua tulisan mengenai Marxisme sudah ada di internet dan ada yang
dalam bahasa Indonesia," kata Budiman.
Berbeda dengan Taufiqurrahman dan Budiman, Ketua MPR Amien Rais, seperti dikutip
Antara saat itu, menegaskan tidak setuju bila Tap itu dicabut. "Bila Tap itu dicabut maka
PKI akan bangkit kembali dan simbol palu arit akan muncul di mana-mana," katanya.
Apakah pada saat itu Gusdur berpendapat bahwasanya Komunis itu adalah Ideologi
Politik bukan Ideologi kepercayaan,atau Gusdur berpandangan bahwa Komunisme yang
ada di Indonesia merupakan bertuhan bukan Anti Tuhan. Komunis memang kontroversial
tidak sedikit yang mendukung dan juga sangat banyak yang menolak, selanjutnya
terserah anda memberikan kesimpulan apakah Komunis di Indonesia berTuhan atau
Komunis Anti Tuhan?sekarang silahkan menulis Versi mu?(disadur dari berbagai
sumber)
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/www.jefrihidayat.com/benarkah-komunis-anti-tuhan_552872946ea834102d8b4616