Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pelaksanaan
penjaminan mutu di institusi pendidikan (sekolah/madrasah/pondok pesantren/PT)
merupakan kegiatan yang wajib dilakukan. Sehingga penjaminan mutu institusi pendidikan
(Quality Assurance) sesuatu yang tidak dapat diabaikan lagi oleh sebuah institusi pendidikan.
Sebab pelaksanaan penjamin mutu terpadu atau Total Quality Assurance (TQA) di sebuah
institusi pendidikan merupakan amanah dari Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 21, Pasal 35 ayat 1, Pasal 50 ayat 2, Pasal 51 ayat
2 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidkan Pasal 91 ayat 1,2,3 dan Pasal 96 ayat 1.
Banyak masalah mutu yang dihadapi dalam dunia pendidikan, seperti mutu lulusan,
mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru, serta mutu profesionalisme dam kimerja
guru. Mutu-mutu tersebut terkait dengan mutu manajerial para pimpinan pendidikan,
keterbatasan dana, sarana, dan prasarana, fasilitas pendidikan, media, sumber belajar, alat dan
bahan latihan, iklim sekolah, lingkungan pendidikan, serta dukungan dari pihak-pihak yang
terkait dengan pendidikan tersebut berujung pada rendahnya mutu lulusan.
Mutu lulusan yang rendah dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti lulusan tidak
dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan studinya pada jenjang yang lebih tinggi,
tidak dapat bekerja/tidak diterima didunia kerja, diterima bekerja, tetapi tidak berprestasi,
tidak dapat mengikuti perkembangan masyarakat dan tidak produktif. Lulusan tidak produktif
akan menjadi beban masyarakat, menambah biaya kehidupan dan kesejahteraan masyarakat,
serta memungkinkan menjadi warga yang tersisih dari masyarakat.
Banyaknya masalah yang diakibatkan oleh lulusan pendidikan yang tidak bermutu,
upaya-upaya atau program untuk meningkatkan mutu pendidikan merupakan hal yang amat
penting. Sehubungan dengan persoalan tersebut, pemerintah telah mngeluarkan
berbagai peraturan perundang – undangan yang mendorong peningkatan kualitas pendidikan
di Indonesia. Undang – undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 mengaskan bahwa
pengendalian dan evaluasi mutu pendidikan harus dilakukan, baik terhadap program maupun
terhadap institusi pendidikan secara berkelanjutan. Begitu pula dalam peraturan pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 dijelaskan bahwa penetapan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
1
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
Lembaga pendidikan Islam sebagai wadah proses penanaman nilai-nilai pendidikan
Islam sekaligus pemegang amanat pendidikan Nasional pun bermasalah dengan mutu,
banyaknya lulusan lembaga pendidikan Islam yang tidak berprestasi dan kurang tertanamnya
nilai-nilai Islami menjadi bukti mutu lembaga pendidikan Islam belum sesuai harapan, dalam
upaya perbaikan memerlukan Total Quality Manajemen (TQM) dalam rangka menjamin
lulusannya sesuai dengan tujuan visi dan misi lembaga pendidikan Islam.
Dalam dunia industri, Total Quality Management (TQM) digunakan oleh U.S. Naval
Air Systems Command yang mencoba menterjemahkan pendekatan manajemen model
Jepang untuk peningkatan mutu, Untuk melaksanakan Total Quality Assurance (TQA)/
Penjaminan Mutu Terpadu, tidaklah mungkin dipisahkan dengan Total Quality Management
(TQM)/ Manajemen Mutu Terpadu, sebab hanya dengan melaksanakan fungsi manajemen
dengan berkualitaslah akan secara efektif membawa Institusi Pendidikan khusunya lemabaga
pendidikan Islam ke arah pencapaian mutu yang berkualitas. Manakala diyakini proses secara
keseluruhan komponen lembaga pendidikan senantiasa dijalankan dengan berkualitas
(Quality), maka akan dapat diwujudkan penjaminan mutu (Quality Assurance).
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan latar belakang masalah diatas, makalah ini akan membahas :
1. Apa yang di maksud dengan Total Quality Manajemen (TQM) ?
2. Bagaimana Apalikasi TQM dalam Lemabaga Pendidikan Islam ?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi TQM
2. Mengetahui bagaimana Aplikasi TQM dalam Lembaga Pendidikan Islam.
2
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
BAB II
PEMBAHASAN
A. Total Quality Management
1. Pengertian Quality (Mutu)
Berbicara mengenai kualitas atau mutu, sumber daya manusia pendidikan memegang
peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Peningkatan kualitas atau mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan
proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-
sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai
usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas atau bermutu.1
Secara etimologi dalam kamus Ilmiah popular mutu dapat diartikan sebagai kualitas;
derajat; tingkat. Dan dalam bahasa Inggris berasal dari kata Quality artinya kualitas. Secara
terminology mutu di definisikan oleh para ahli sebagai berikut2
Dalam rangka umum, mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu
produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa.3 Quality (Mutu) merupakan ide
yang dinamis, sedang definisi-definisi yang kaku sama sekali tidak akan membantu. Makna
mutu yang demikian luas juga sedikit membingungkan pemahaman kita. Akan tetapi
beberapa konsekuensi praktis yang signifikan akan muncul dari perbedaan-perbedaan makna
tersebut.4
Menurut Crosby mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan (Conformance
to requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan, baik inputnya,
prosesnya maupun outputnya. Oleh karena itu, mutu pendidikan yang diselenggarakan
sekolah dituntut untuk memiliki baku standar mutu pendidikan. Mutu dalam konsep Deming
adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Dalam konsep Deming, pendidikan yang bermutu
adalah pendidikan yang dapat menghasilkan keluaran, baik pelayanan dan lulusan yang
sesuai kebutuhan atau harapan pelanggan (pasar)nya. Sedangkan Fiegenbaum mengartikan
mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Dalam pengertian
ini, maka yang dikatakan sekolah bermutu adalah sekolah yang dapat memuaskan
pelanggannya, baik pelanggan internal maupun eksternal.5
1 Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu ( April, 1999). http:// ssep.net /director. html.2 Pius A. Partanto, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), halaman 5053 Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu ( April, 1999). http:// ssep.net /director. html.4 Ahmad Ali Riyadi, Manajemen Mutu Pendidikn (Jogjakarta: IRCiSoD, 2007), halaman 515 Crosby, Philip B., Quality is Free (New York : New American Library, 1979), halaman 58.
3
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
Mutu menurut Carvin, sebagaimana dikutip oleh Nasution, adalah suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Selera atau
harapan pelanggan pada suatu produk selalu berubah, sehingga kualitas produk juga harus
berubah atau disesuaikan. Dengan perubahan mutu produk tersebut, diperlukan perubahan
atau peningkatan keterampilan tenaga kerja, perubahan proses produksi dan tugas, serta
perubahan lingkungan organisasi agar produk dapat memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.6
Menurut Deming meskipun kualitas mencakup kesesuaian atribut produk dengan
tuntutan konsumen, namun kualitas harus lebih dari itu. Menurut Deming terdapat empatbelas
poin penting yang dapat membawa/membantu manager mencapai perbaikan dalam kualitas
yaitu :
1. Menciptakan kepastian tujuan perbaikan produk dan jasa
2. Mengadopsi filosofi baru dimana cacat tidak bisa diterima
3. Berhenti tergantung pada inspeksi missal
4. Berhenti melaksanakan bisnis atas dasar harga saja
5. Tetap dan continue memperbaiki system produksi dan jasa
6. Melembagakan metode pelatihan kerja modern
7. Melembagakan kepemimpinan
8. Menghilangkan rintangan antar departemen
9. Hilangkan ketakutan
10. Hilangkan/kurangi tujuan-tujuan jumlah pada pekerja
11. Hilangkan managemen berdasarkan sasaran
12. Hilangkan rintangan yang merendahkan pekerja jam-jaman
13. Melembagakan program pendidikan dan pelatihan yang cermat
14. Menciptakan struktur dalam managemen puncak yang dapat melaksanakan
transformasi seperti dalam poin-poin di atas.
Menurut Edward Sallis ada beberapa konsep tentang mutu. Pertama mutu sebagai
konsep absolut. Dalam konsep ini kualitas atau mutu adalah pencapaian standar tertinggi
dalam suatu pekerjaan, produk, dan layanan yang tidak mungkin dilampaui.7 Kedua mutu
sebagai konsep relatif. Dalam konsep ini kualitas atau mutu masih ada peluang untuk
peningkatan. Kualitas atau mutu adalah sesuatu yang masih dapat ditingkatkan. Akan tetapi 6 Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2001), hal 167 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis; Sebuah Model Perlibatan Masyaraka dalam Penyelenggaraan pendidikan (Jakarta: Kencana, 2004), hal 285
4
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
jika dalam tahap peningkatan itu pelaksanaan sebuah pekerjaan telah mencapai standar
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya maka pekerjaan tersebut
berkualitas.8 Ketiga adalah kualitas atau mutu menurut pelanggan. Dalam definisi ini mutu
sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Peters
berpendapat bahwa definisi yang dikemukakan oleh pelanggan sangat penting, karena Peters
menemukan kenyataan bahwa pelanggan akan membayar lebih untuk mutu yang baik, tanpa
menghiraukan tipe produknya.9
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Quality (Mutu) merupakan
keunggulan dari sebuah produk barang atau jasa yang dihasilkan melalui proses kerja yang
telah terencana dengan baik. Mutu atau kualitas merupakan tujuan akhir dari sebuah proses
panjang yang dilakukan oleh organisasi. Mutu merupakan jaminan dari sebuah lembaga
kepada pelanggannya. Pelangganlah yang akan menentukan apakah lembaga tersebut mutu
produknya (barang atau jasa) baik atau buruk. Karena mereka adalah raja, yang dapat
memilih dan menentukan barang mana yang akan dibeli atau dimanfaatkan. Untuk itu sebuah
lembaga harus menjaga kualitas atau mutu yang telah ada atau meningkatkan agar lebih baik
untuk menjaga eksistensi mereka agar tidak di tinggalkan oleh pelanggannya.
Dari beberapa definisi diatas tentang mutu atau kualitas ada beberapa elemen dasar
bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni:
a. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
b. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas
saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain)
Semua sumber kualitas di lingkungan organisasi pendidikan dapat dilihat
manifestasinya melalui dimensi – dimensi kualitas yang harus direalisasikan oleh pucuk
pimpinan bekerja sama dengan warga sekolah yang ada dalam lingkungan tersebut. Menurut
Hadari Nawawi, dimensi kualitas yang dimaksud adalah10 :
1. Dimensi Kerja Organisasi
Kinerja dalam arti unjuk perilaku dalam bekerja yang positif, merupakan gambaran
konkrit dari kemampuan mendayagunakan sumber – sumber kualitas, yang
berdampak pada keberhasilan mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan
eksistensi organisasi (sekolah).
8 Ibid, hal 2869 Ahmad Ali Riyadi, Manajemen Mutu Pendidikn (Jogjakarta: IRCiSoD, 2007), halaman 56-57
10 Hadari Nawawi; Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta, 2005, hal 141
5
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
2. Iklim Kerja
Penggunaan sumber – sumber kualitas secara intensif akan menghasilkan iklim kerja
yang kondusif di lingkungan organisasi. Di dalam iklim kerja yang diwarnai
kebersamaan akan terwujud kerjasama yang efektif melalui kerja di dalam tim kerja,
yang saling menghargai dan menghormati pendapat, kreativitas, inisiatif dan inovasi
untuk selalu meningkatkan kualitas.
3. Nilai Tambah
Pendayagunaan sumber – sumber kualitas secara efektif dan efisien akan memberikan
nilai tambah atau keistimewaan tambahan sebagai pelengkap dalam melaksanakan
tugas pokok dan hasil yang dicapai oleh organisasi. Nilai tambah ini secara kongkrit
terlihat pada rasa puas dan berkurang atau hilangnya keluhan pihak yang dilayani
(siswa).
4. Kesesuaian dengan Spesifikasi
Pendayagunaan sumber – sumber kualitas secara efektif dan efisien bermanifestasi
pada kemampuan personil untuk menyesuaikan proses pelaksanaan pekerjaan dan
hasilnya dengan karakteristik operasional dan standar hasilnya berdasarkan ukuran
kualitas yang disepakati.
5. Kualitas Pelayanan dan Daya Tahan Hasil Pembangunan
Dampak lain yang dapat diamati dari pendayagunaan sumber – sumber kualitas yang
efektif dan efisien terlihat pada peningkatan kualitas dalam melaksanakan tugas
pelayanan kepada siswa.
6. Persepsi Masyarakat
Pendayagunaan sumber – sumber kualitas yang sukses di lingkungan organisasi
pendidikan dapat diketahui dari persepsi masyarakat (brand image) dalam bentuk citra
dan reputasi yang positip mengenai kualitas lulusan baik yang terserap oleh lembaga
pendidikan yang lebih tinggi ataupun oleh dunia kerja.
Jadi dalam konteks pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada proses
pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam "proses pendidikan" yang bermutu terlibat berbagai
input, seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai
kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber
daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah, dukungan kelas
berfungsi mensinkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen
dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di
kelas maupun diluar kelas; baik konteks kurikuler maupun ekstra-kurikuler, baik dalam
6
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
lingkup susbtansi yang akademis maupun yang non-akademis dalam suasana yang
mendukung proses pembelajaran.
Quality (Mutu) dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai
oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu baik dalam bidang akademik atau dalam
bidang non akademik,11 yang tentunya yang dapat dicapai oleh subyek pendidikan di sekolah,
baik guru atau siswa, atau dapat juga prestasi dalam bidang keunggulan local tertentu, atau
bahkan dapat pula berupa kondisi yang menjadi unggulan, yang secara khusus berbeda dari
sekolah lainnya seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan,
mengedepankan adab.
2. Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu)
Akhir-akhir ini, konsep Manajemen Mutu sangat berkembang dan banyak diterapkan,
khususnya dalam dunia pendidikan. Mutu pendidikan (lulusan) tidak hanya ditentukan oleh
seorang guru, tetapi oleh seluruh guru, juga pihak personalia sekolah, seperti pengelola dan
staf administrasi.
Terdapat empat alasan utama mengapa TQM harus di terapkan di lembaga pendidikan
Pertama, para pendidik bertanggung jawab terhadap bisnis mereka karena para pendidik
merupakan faktor utama bagi peningkatan sekolah. Kedua, pendidikan membutuhkan proses
pemecahan masalah yang peka dan fokus pada identifikasi dan penyelesaian penyebab utama
yang menimbulkan masalah tersebut. Ketiga, organisasi sekolah harus menjadi model
organisasi belajar semua organisasi. Keempat, sangat mungkin bahwa melalui TQM di
sekolah-sekolah orang-orang dapat menemukan mengapa sistem pendidikan yang ada saat ini
tidak berjalan dengan baik. Penerapan TQM mungkin dapat memberikan sistem yang lebih
baik.12
Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu) merangkum semua
pengertian dari konsep tentang kualitas; karenanya disebut sebagai pengelolaan kualitas
secara menyeluruh. TQM menekankan pada personal, etika, budaya, dan juga sistem kualitas
yang terarah untuk memastikan komitmen dari setiap anggota organisasi dalam usaha
perbaikan yang berkesinambungan.13
Para Ahli manajemen telah banyak mengemukakan pangertian Total Quality
Management (Manajemen Mutu Terpadu) diantaranya adalah : Menurut Edward Sallis
(1993: 13) bahwa : “Total Quality Manajemen is a philosophy and a methodologhy wich
11 Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu ( April, 1999). http://ssep.net/director.html12 Veithzal Rivai dan sylviana Murni, Education Management , Jakarta Rajawali Pres 2010. Hal 483-48413 Agus Fahmi, Manshur Ghani Sanusi, Konsep Pendidikan Modern (Surabaya : SMA Khadijah, 2006), 67
7
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
assist institutions to manage change and set their own agendas for dealing with the plethora
of new external pressures.”14
Pendapat di atas menekankan pengertian bahwa manajemen mutu terpadu merupakan
suatu filsafat dan metodologi yang membantu berbagai institusi, terutama industri dalam
mengelola perubahan dan menyusun agenda masing-masing untuk menanggapi tekanan-
tekanan faktor eksternal.
Mulyadi juga menjelaskan dalam bukunya Total Quality Manajemen bahwa TQM
adalah suatu sistem manajemen yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk
meningkatkan secara berkelanjutan kepuasan Costomers pada biaya yang sesungguhnya
secara berkelanjutan dan terus-menerus.15
Sedangkan Menurut Mudafir Ilyas “TQM It's has an objective to improve quality of
produc and servies continuously to satisfy the customers”.16 TQM adalah sebuah tujuan atau
sasaran untuk meningkatkan produk dan pelayanan secara terus-menerus untuk kepuasan
pelangggan).
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Edward Sallis, Total Quality Management
(Manajemen Mutu Terpadu) merupakan usaha menciptakan kultur mutu, yang mendorong
semua anggota stafnya untuk memuaskan para pelanggan. Dalam konsep mutu pelanggan
adalah raja. Lebih jauh dia menjelaskan bahwa kata total (Terpadu) menegaskan bahwa setiap
orang yang berada dalam organisasi harus terlibat dalam upaya melakukan peningkatan
secara terus menerus. Kata manajemen berlaku bagi setiap orang, sebab setiap orang dalam
institusi, apapun status, posisi atau peranannya, adalah manajer bagi tanggung jawabnya
masing-masing.17
Sedangkan M. Jusuf Hanafiah, dkk dalam manajemen mutu pendidikan
mendefinisikan Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu) merupakan suatu
pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis, dalam menyelenggarakan suatu organisasi,
yang mengutamakan kepentingan pelanggan.18
Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu) adalah suatu system yang
efektif untuk mengintegrasikan usaha- usaha pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas,
dan perbaikan kualitas atau mutu dari berbagai kelompok atau organisasi, sehingga
14 Ibid, hal 6815 Mulyadi, Total Quality Manajemen (Yogyakarta: UGM, 1998), halaman 10.16 Mudafir Ilyas, Manajemen Mutu Terpadu (Buletin Pengawasan No. 13 dan 14 Tahun, 1998), halaman 1517 Ahmad, Manajemen, halaman 5918 Moh. Iwan Apriyadi, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan, http//media. diknas.go.id/ media/ document/ 5095.pdf
8
Input
Keinginan ,Kebutuuhan,Dan harapan
Pelanggan
Proses
Total Quality Manajement
(TQM)
Output
Kepuasan Pelanggan
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
meningkatkan produktivitas dan pelayanan ketingkat yang paling ekonomis yang
menimbulkan kepuasan semua langganan. 19
Seperti digambarkan pada diagram di bawah ini, proses TQM bermula dari pelanggan
dan berakhir pada pelanggan pula.20
Diagram TQM
Dapat disimpulkan Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu)
merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada peningkatan mutu produk yang
dihasilkan oleh sebuah lembaga, organisasi untuk kepuasan pelanggan dan untuk mengatasi
lingkungan yang terus berubah. sehingga harus ada perbaikan terus menerus yang dilakukan
oleh lembaga..
Perbaikan ini bertujuan untuk mengendalikan mutu yang sudah ada serta
meningkatkan agar lebih baik lagi. Selain itu untuk menciptakan sebuah mutu atau kualitas,
diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak. Terutama dari pemimpin. Juga adanya
keterlibatan total dari semua bawahan, melalui pemberdayaan yang terkait dengan perbaikan
kinerja mereka agar senantiasa selalu menghasilkan produk yang bermutu.
Menurut Veithzal Rivai dan Sylviana Murni beberapa prinsip dalam penerapan sistem
TQM adalah sebagai berikut :
1. Merupakan Komitmen pimpinan puncak (top management)
2. Pengertian dari total yaitu terpadu yang berarti manajemen yang diterapkan
melibatkan seluruh aparat lingkungan perusahaan
3. Apabila terjadi kekurangan atau kelemahan baik secara sengaja atau tidak sengaja
yang sangat berdampak pada menurunnya efesiensi dan efektifitas produksi, secara
serius hal ini harus di cermati dan ditangani secara tuntas serta segera dicari titik
permasalahannyadan dilakukan perbaikan yang berkelanjutan.
19 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), halaman 21920 A. Halim dkk. Manjeman Pesantren, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2005. Hal 89
9
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
4. Ditetapkan aturan-aturan kesepakatan yang dijadikan sebagai kebajikan tertulis dan
merupakan alat atau tools dalam operasional sistem TQM.21
Manajemen Mutu Terpadu di lingkungan suatu organisasi non profit termasuk
pendidikan tidak mungkin diwujudkan jika tidak didukung dengan tersedianya sumber –
sumber untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil yang akan dicapai. Di lingkungan
organisasi yang kondisinya sehat, terdapat berbagai sumber kualitas yang dapat mendukung
pengimplementasian TQM secara maksimal. Menurut Hadari Nawawi, beberapa di antara
sumber – sumber kualitas tersebut adalah sebagai berikut22 :
1. Komitmen Pucuk Pimpinan (Kepala Sekolah) terhadap kualitas.
Komitmen ini sangat penting karena berpengaruh langsung pada setiap pembuatan
keputusan dan kebijakan, pemilihan dan pelaksanaan program dan proyek,
pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan kontrol. Tanpa komitmen ini tidak mungkin
diciptakan dan dikembangkan pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen yang
berorentasi pada kualitas produk dan pelayanan umum.
2. Sistem Informasi Manajemen
Sumber ini sangat penting karena usaha mengimplementasikan semua fungsi
manajemen yang berkualitas, sangat tergantung pada ketersediaan informasi dan data
yang akurat, cukup/lengkap dan terjamin kekiniannya sesuai dengan kebutuhan dalam
melaksanakan tugas pokok organiasi.
3. Sumberdaya manusia yang potensial
SDM di lingkungan sekolah sebagai aset bersifat kuantitatif dalam arti dapat dihitung
jumlahnya. Disamping itu SDM juga merupakan potensi yang berkewajiban
melaksanakan tugas pokok organisasi (sekolah) untuk mewujudkan eksistensinya.
Kualitas pelaksanaan tugas pokok sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh
SDM, baik yang telah diwujudkan dalam prestasi kerja maupun yang masih bersifat
potensial dan dapat dikembangkan.
4. Keterlibatan semua Fungsi
Semua fungsi dalam organisasi sebagai sumber kualitas, sama pentingnya satu dengan
yang lainnnya, yang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu
semua fungsi harus dilibatkan secara maksimal, sehingga saling menunjang satu
dengan yang lainnya.
5. Filsafat Perbaikan Kualitas secara Berkesinambungan21 Veithzal Rivai dan sylviana Murni, Education Management , Jakarta Rajawali Pres 2010. Hal 48122 Hadari Nawawi; Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta, 2005, halaman 138 – 141
10
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
Sumber – sumber kualitas yang ada bersifat sangat mendasar, karena tergantung pada
kondisi pucuk pimpinan (kepala sekolah), yang selalu menghadapi kemungkinan
dipindahkan, atau dapat memohon untuk dipindahkan. Sehubungan dengan itu,
realiasi TQM tidak boleh digantungkan pada individu kepala sekolah sebagai sumber
kualitas, karena sikap dan perilaku individu terhadap kualitas dapat berbeda. Dengan
kata lain sumber kualitas ini harus ditransformasikan pada filsafat kualitas yang
berkesinambungan dalam merealisasikan TQM.
B. Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam
Penetapan manajemen mutu pada lembaga pendidikan Islam dewasa ini merupakan
suatu keharusan, sehingga diharapkan satuan pendidikan Islam baik sekolah maupun
universitas diharapkan terus mampu bersaing dengan mengedepankan mutunya.
Untuk mengaplikasikan konsep TQM ke dalam pendidikan Islam, perlu kita meminjam
prinsip-prinsip pencapaian mutu Edward Deming, berikut ini, ialah uraian tentang penerapan
prinsip-prinsip tersebut ke dalam Pendidikan Islam.
Pertama, Untuk menjadi lembaga pendidikan Islam yang bermutu perlu kesadaran, niat
dan usaha yang sungguh-sungguh dari segenap unsur di dalamnya. Pengakuan orang lain
(siswa, sejawat dan masyarakat) bahwa pendidikan Islam adalah bermutu harus diraih.
Kedua, lembaga pendidikan Islam yang bermutu adalah yang secara keseluruhan
memberikan kepuasan kepada masyarakat pelanggannya, artinya harapan dan kebutuhan
pelanggan terpenuhi dengan jasa yang diberikan oleh lembaga tersebut. Kebutuhan pelanggan
adalah berkembangnya SDM yang bermutu dan tersedianya informasi, pengetahuan dan
teknologi yang bermanfaat, karya/produk lembaga pendidikan Islam tersebut. Bentuk
kepuasan pelanggan misalnya para lulusannya merasakan manfaat pendidikannya dalam
meniti karirnya di lapangan kerja. Selain itu di dalam pendidikan Islam tersebut terjadi proses
belajar-mengajar yang teratur dan lancar, guru-gurunya produktif, berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, dan lulusannya berperestasi cemerlang di masyarakat.
Ketiga, perhatian lembaga pendidikan selalu ditujukan pada kebutuhan dan harapan
para pelanggan: siswa, masyarakat, industri, pemerintahan dan lainnya, sehingga mereka puas
karenanya.
Keempat, dalam lembaga pendidikan Islam yang bermutu tumbuh dan berkembang
kerjasama yang baik antar sesama unsur didalamnya untuk mencapai mutu yang ditetapkan.
Sebagai contoh kelompok pengajar bekerjasama menyusun startegi pembelajaran siswa
11
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
secara efektif dan efisien. Jika hanya satu atau dua saja guru yang mengajar secara baik
tidaklah cukup, karena tidak akan menjamin terjadinya mutu siswa yang baik. Untuk itu,
maka harus semua guru menjadi pengajar yang baik. Sebaliknya, jika gurunya menjadi
pengajar yang baik, maka siswanya haruslah ingin belajar secara efektif. Proses belajar
mengajar tidak dapat dikatakan efektif dan efisien jika hanya sepihak, gurunya saja atau
siswanya saja yang baik. Interaksi yang baik antar sesama unsur dalam pendidikan Islam
harus terjalin secara intensif, agar pencapaian mutu dapat berhasil sesuai harapan. Dalam
upaya menggiatkan kerjasama antar unsur dalam pendidikan Islam tersebt perlu dibentuk
“tim perbaikan mutu” yang diberi kewenangan untuk mencari upaya agar mutu pendidikan
Islam lebih baik. Untuk ini pelatihan kepada tim terutama tentang cara-cara bekerjasama
yang efektif dan efisisen dalam tim sangat diperlukan.
Kelima, diperlukan pimpinan yang mampu memotivasi, mengarahkan, dan
mempermudah serta mempercepat proses perbaikan mutu. Pimpinan lembaga (kepala
sekolah/madrasah, wakil kepala sekolah, hingga kepala bagian-bagian terkait) bertugas
sebagai motivator dan fasilitator bagi orang-orang yang bekerja dibawah pengawasannya
untuk mencapai mutu. Setiap atasan adalah pemimpin, sehingga ia haruslah memiliki
kepemimpinan. Kepemimpinan haruslah yang membuat orang kemudian merasa lebih
berdaya, sehingga yang dipimpin mampu melaksanakan tugas pekerjaannya lebih baik dan
hasil yang lebih baik pula.
Keenam, semua karya lembaga pendidikan Islam (pengajaran, penelitian, pengabdian,
administrasi dll.) selalu diorientasikan pada mutu, karena setiap unsur yang ada didalamnya
telah berkomitmen kuat pada mutu. Akibat dari orientasi ini, maka semua karya yang tidak
bermutu ditolak atau dihindari.
Ketujuh, Ada upaya perbaikan mutu lembaga pendidikan secara berkelanjutan. Untuk
ini standar mutu yang ditetapkan sebelumnya selalu dievaluasi dan diperbaiki sedikit demi
sedikit sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Kedelapan, segala keputusan untuk perbaikan mutu pelayanan pendidikan/pengajaran
selalau didasarkan data dan fakta untuk menghindari adanya kelemahan dan keraguan dalam
pelaksananannya.
Kesembilan, penyajian data dan fakta dapat ditunjang dengan berbagai alat dan teknik
untuk perbaikan mutu yang bisa dianalisis dan disimpulkan, sehingga tidak menyesatkan.
Kesepuluh, hendaknya pekerjaan di lembaga pendidikan jangan dilihat sebagai
pekerjaan rutin yang sama saja dari waktu ke waktu, karena bisa membosankan. Setiap
kegiatan di lembaga tersebut harus direncanakan dan dilaksanakan dengan cermat, serta
12
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
hasilnya dievaluasi dan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan. Hendaknya tercipta
kondisi pada setiap yang bekerja dilembaga tersebut untuk bersedia belajar sambil bekerja,
dan sedapat mungkin diprogramkan baik belajar tentang materi, metode , prosedur dan lain-
lain.
Kesebelas, dari waktu ke waktu prosedur kerja yang digunakan di lembaga pendidikan
Islam perlu ditinjau apakah mendatangkan hasil yang diharapkan. Jika tidak maka prosedur
tersebut perlu diubah dengan yang lebih baik.
Keduabelas, Perlunya pengakuan dan penghargaan bagi yang telah berusaha
memperbaiki mutu kerja dan hasilnya. Para guru dan karyawan administrasi mencoba cara-
cara kerja baru dan jika mereka berhasil diberikan pengakuan dan penghargaan.
Ketigabelas, Perbaikan prosedur antar fungsi di lembaga pendidikan Islam sebagai
bentuk kerjasama harus dijalin hubungan saling membutuhkan satu sama lain. Tidak ada
yang lebih penting satu unsur dari unsur yang lain dalam mencapai mutu pendidikan Islam.
Misalnya, tenaga administrasi sama pentingnya dengan tenaga pengajar, dan sebaliknya.
Keempatbelas, tradisikan pertemuan antar pengajar dan siswa untuk mereview proses
belajar-mengajar dalam rangka memperbaiki pengajaran yang bemutu. Pertemuan dengan
orangtua siswa, pertemuan dengan tokoh masyarakat, dengan alumni, pemerintah daerah,
pengusaha dan donatur lembaga pendidikan Islam dapat dilakukan oleh penyelenggara
lembaga pendidikan Islam. Pendek kata, hendaknya semua unsur yang berkepentingan
dengan lembaga pendidikan Islam dapat berpartisipasi ikut mengembangkan pendidikan
Islam mencapai mutu yang baik23.
Mendasarkan hal-hal di atas, tampak bahwa sebenarnya mutu pendidikan Islam
adalah merupakan akumulasi dari cerminan semua mutu jasa pelayanan yang ada di lembaga
pendidikan Islam yang diterima oleh para pelanggannya. Layanan pendidikan Islam adalah
suatu proses yang panjang, dan kegiatannya yang satu dipengaruhi oleh kegiatannya yang
lain. Bila semua kegiatan dilakukan dengan baik, maka hasil akhir layanan pendidikan
tersebut akan mencapai hasil yang baik, berupa “mutu terpadu.”
BAB III
KESIMPULAN
23 http://mujtahid-komunitaspendidikan.blogspot.com/2010/02/tqm-dalam-pendidikan-islam.html di akses 3 april 2014.
13
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
Quality (Mutu) dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai
oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu baik dalam bidang akademik atau dalam
bidang non akademik.
Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu) merupakan suatu pendekatan
yang berorientasi pada peningkatan mutu produk yang dihasilkan oleh sebuah lembaga,
organisasi untuk kepuasan pelanggan dan untuk mengatasi lingkungan yang terus berubah.
sehingga harus ada perbaikan terus menerus yang dilakukan oleh lembaga.
Aplikasi TQM dalam lembaga pendidikan Islam dapat mengarahkan pada keutuhan,
baik keutuhan dari fokus pelanggan, pengembangan proses, dan pelibatan semua elemen
seperti kepala sekolah/madrasah, guru, pegawai, dan suplier perlu diperhatikan dengan terus
berorientasi pada kualitas.
DaFtar Pustaka
Veithzal Rivai dan sylviana Murni, Education Management , Jakarta Rajawali Pres 2010.
14
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014
Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam transformasi menuju
Sekolah/Madrasah Unggul, Malang : UIN Maliki Press. 2010
A. Halim dkk. Manjeman Pesantren, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2005
Nana Syaodih dkk. Pengendalian mutu Pendidikakn Sekolah Menengah, Bandung : PT
Refika Aditama, 2010
Sumber Internet :
Mujahid, http://mujtahid-komunitaspendidikan.blogspot.com/2010/02/tqm-dalam-pendidikan-
islam.html
Drs. H. Munadi S. Ali, M.M.Pd, Implementasi Total Quality Management Dan Total Quality
Assurance Di Sekolah Dan Madrasah.
http://pengawas-hsu.blogspot.com/2012/04/implementasi-total-quality-
management.html
15