PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI TRIGONOMETRI MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBINGBAGI KELAS X TKJ SMK NEGERI 1 PURWODADI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Agus Triyanto *)
Abtrak: model penemuan terbimbing merupakan model pembelajaran yang terpusat pada siswa. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi trigonometri melalui model penemuan terbimbing. Pendekatannya melalui dua siklus perlakuan. Subyeknya siswa kelas X TKJ Semester 2 SMK Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010/2011. Siklus I pembelajaran dalam kelompok besar yang terdiri 8 siswa untuk setiap kelompok. Siklus II pembelajaran kelompok kecil yang terdiri 4 siswa untuk setiap kelompok. Teknik pengumpulan data menggunakan hasil ulangan harian setiap akhir siklus. Hasil siklus I ketuntasan belajar siswa secara klasikal 72,5% (29 siswa) dan siklus II 87,5% (35 siswa) dari 40 siswa. Dapat disimpulkan dengan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
Kata kunci: model pembelajaran, penemuan terbimbing, hasil belajar, dan trigonometri
Abtract: The model of guided discovery is a model student-centered learning. The purpose of this study to improve the learning of mathematics through trigonometry material model of guided discovery. The approach through two cycles of treatment. The subject class X TKJ Semester 2 SMK Negeri 1 Purwodadi school year 2010/2011. I cycle of learning in a large group 8 students for each group. Cycle II consists of small group learning for each group of 4 students. Data collection techniques using the results of daily tests of each end of the cycle. I cycle learning outcomes of students in the classical completeness 72.5% (29 students) and cycle II 87.5% (35 students) of 40 students. Can be inferred by the model can improve the results of guided discovery learning mathematics.
Key words: models of learning, guided discovery, learning outcomes, and trigonometric
PENDAHULUANHasil belajar matematika kelas X SMK secara secara klasikal banyak yang belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimal, khususnya materi trigonometri. Hal ini juga terjadi di
SMK Negeri 1 Purwodadi kelas X Teknik Komputer dan Jaringan. Biasanya kesulitan yang
dialami adalah menyelesaikan soal penerapan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas
trigonometri dalam pemecahan masalah. Salah satu penyebab ketidakberhasilan siswa adalah
pembelajarannya kurang efektif. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang
menyediakan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, sehingga dengan melakukan
aktivitas belajarnya siswa mampu memperoleh pengetahuan dari pemahamannya sendiri.
Dalam pembelajaran matematika, aktivitas belajar akan lebih efektif apabila siswa berperan
aktif sebagai subyek pembelajaran dan guru sebagai pengelila proses pembelajaran. Dengan
demikian siswa dituntut untuk lebih kritis, kreatif, mandiri, serta mampu berfikir ilmiah
dalam pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan diperlukanmodel
pembelajaran yang tepat pada materi tertentu. Oleh karena itu pemilihan model pembelajaran
yang tepat sangat penting, karena tidak semua pendekatan dapat digunakan pada setiap
materi. Model pembelajaran adalah pola hubungan interaksi siswa-lingkungan belajar untuk
dijadikan contoh dan diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Diantaranya yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery), yang mana
penerapan model belajar ini siswa dilatih untuk saling bertukar pikiran dengan temannya dan
bekerja sama dalam kelompoknya untuk memecahkan suatu permasalahan. Dengan model
Penemuan Terbimbing memungkinkan siswa aktif dan gurupun juga aktif. Guru hanya
sebagai fasilitator dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, peneliti dapat mengidentifikasi
masalah-masalah yang timbul dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: (1) hasil
belajar matematika belum maksimal, (2) penggunaan model pembelajaran matematika dalam
kegiatan belajar mengajar belum efektif, (3) kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal
penerapan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri dalam pemecahan
masalah.
Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi pada permasalahan sebagai
berikut: (1) mengapa hasil belajar matematika pada meteri trigonometri rendah?, (2) apakah
dengan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika pada materi trigonometri bagi siswa kelas X TKJ semester 2 SMK Negeri 1
Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2010/2011?
Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian tindakan kelas ini
sebagai berikut: (1) untuk mengetahui dengan model pembelajaran penemuan terbimbing
dapat meningkatkan motivasi belajar Matematika, (2) untuk mengetahui dengan model
pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada
materi trigonometri pada siswa kelas X TKJ semerter 2 SMK Negeri 1 Purwodadi Kabupaten
Grobogan tahun pelajaran 2010/2011.
Manfaat hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: (1) manfaat teoritis,
didapatkan teori baru tentang peningkatan hasil belajar matematika pada materi trigonometri
melalui model pembelajaran penemuan terbimbing dan sebagai dasar untuk dapat
dikembangkan pada penelitian berikutnya yang sejenis, (2) manfaat Praktis, bagi siswa
merasa senang pada pelajaran matematika terutama materi trigonometri, siswa merasa materi
trigonometri tidak sukar, dan melatih dan menajamkan unsur-unsur intelektual siswa, seperti:
daya ingat, hafalan, kejelian dan spontanitas, bagi guru menambah wawasan pengetahuan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta mengubah pola dan sikap mengajar dari
hanya pemberi informasi berubah menjadi fasilitator dan mediator yang baik, memberi solusi
yang baik bagi guru mengenai cara meningkatkan hasil belajar matematika pada materi
trigonometri, memberi gambaran kepada para guru tentang alternatif pendekatan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang dibahas, dan dapat menyumbangkan konsep
model pembelajaran secara praktis dan memungkinkan penerapannya dalam kegiatan
pembelajaran, bagi sekolah mendapatkan masukan tentang cara penelitian ini di dalam kelas,
proses belajar mengajar di sekolah menjadi lebih aktif, dan menciptakan lingkungan sekolah
menjadi lebih konduktif.
LANDASAN TEORETIS
Pengertian pembelajaran
Menurut Sagala (2003: 61) pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan
asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang
menerima pembelajaran, sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan guru
sebagai pengajar (Sudjana 2000: 28). Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki
strategi, agar dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki srategi itu ialah harus menguasai teknik–teknik penyajian
atau biasanya disebut strategi mengajar.
Pengertian matematika
Menurut Kline dalam Mulyono (2003: 203) ” Matematika adalah bahasa simbolis dan
ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi yang juga tidak melupakan
cara bernalar induktif ”. Sedangkan menurut Ruseffendi (1991 : 263), ”Matematika adalah
ilmu tentang struktur yang teroganisasikan, yaitu terdiri dari unsur – unsur yang tidak
terdefinisikan, unsur – unsur yang didefinisikan, aksioma – aksioma dan dalil – dalil, dimana
setelah dalil – dalil itu dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum. Oleh karena itu,
matematika sering disebut ilmu deduktif”.
Menurut pengertian pembelajaran dan matematika diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran matematika adalah proses belajar mengajar dalam kelas yang
mempelajari tentang cabang ilmu pengetahuan eksak yang terorganisir secara sistematis
tentang bilangan dan operasinya, fakta – fakta yang kuantitatif dan masalah tentang ruang dan
bentuk, dan stuktur-struktur logika sebagai solusi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran
Menurut Markaban (2008: 12) model pembelajaran adalah pola komprehensif yang
patut dicontoh, menyangkut bentuk utuh pembelajaran, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pembelajaran. Sedangkan pendekatan pembelajaran adalah cara pandang
terhadap pembelajaran dari sudut tertentu untuk memudahkan pemahaman terhadap
pembelajaran yang selanjutnya diikuti perlakuan pada pembelajaran tersebut.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah pola
komprehensif yang patut dicontoh dan mempunyai empat ciri khusus, yaitu rasional teoritik
yang logis, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan
agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Model penemuan terbimbing
Menurut Widdiharto (2004: 4) mendefinisikan model penemuan terbimbing dengan
model pembelajaran dari sebagian banyak model pembelajaran dimana menempatkan guru
sebagai fasilitator, membimbing siswa dimana dia diperlukan dan siswa didorong untuk
berpikir sendiri, menganalisis sendiri dengan memanfaatkan pengalamannya sehingga dapat
“menemukan” prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang disediakan oleh guru.
Seberapa jauh siswa dibimbing, tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang
dipelajari.
Interaksi yang mungkin terjadi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Berdasarkan definisi beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model penemuan
terbimbing adalah model pembelajaran yang terpusat pada siswa, dimana siswa dihadapkan
pada situasi untuk bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan, terkaan, intuisi, dan mencoba-
coba (trial and error) yang menghendaki guru sebagai penunjuk jalan dalam membantu
siswa agar mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk
menemukan pengetahuan yang baru.
Kondisi awal
Tindakan
Guru belum menggunakan
model penemuan terbimbing
Hasil belajar siswa untuk materi Trigonometri masih rendah
Guru menggunakan
model penemuan terbimbing
SIKLUS IDalam pembelajaran
Trigonometri, penggunaan model penemuan terbimbing
dalam kelompok besar
Diduga melalui pembelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa
SIKLUS IIDalam pembelajaran
Trigonometri, penggunaan model
penemuan terbimbing dalam kelompok kecil
Kondisi Akhir
Penilaian hasil belajar
Penilaian adalah suatu kegiatan pengumpulan data atau informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh terhadap hasil proses belajar siswa setelah mengikuti
kegiatan belajar. Dengan demikian akan diperoleh daya serap masing-masing siswa.
Penilaian mencakup: (1) penilaian kemajuan belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai
cara diantaranya: guru berkeliling mengamati pekerjaan siswa, mendengarkan percakapan
siswa yang sedang berdiskusi, meminta penjelasan salah seorang siswa tentang hasil yang
diperolehnya, mengajukan pertanyaan lisan maupun tulisan, memeriksa pekerjaan siswa,
mengamati kegiatan praktek siswa ,dan memberi tugas siswa membuat laporan, (2) penilain
hasil belajar ini dilakukan melalui ulangan harian dan ulangan umum. Ulangan harian
dilakukan setiap akhir satuan atau beberapa pokok bahasan yang telah diajarkan, sedangkan
ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester.
Kerangka berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan diatas, pada hakekatnya kegiatan
pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Guru harus dapat
menciptakan komunikasi yang memberikan kemudahan bagi siswa agar siswa dapat
memahami tujuan pembelajaran yang diinginkan. Selanjutnya kerangka pemikiran pada
tulisan ini dapat disajikan seperti gambar berikut ini.
Permasalahan Alternatif Pemecahan Pelaksanaan (Rencana Tindakan) Tindakan I
Refleksi I Analisis Data I Observasi
Belum Terselesaikan Rencana Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II Analisis Data II Observasi
Belum Terselesaikan
SIKLUS
I
SIKLUS
II
TERSELESAIKAN
Siklus Selanjutnya
Hipotesis Tindakan
Dari paparan permasalahan dan landasan teori diatas, maka penulis
mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: (1) dengan menggunakan model pembelajara
penemuan terbimbing dapat meningkatkan motivasi belajar matematika, (2) dengan
menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada materi trigonometri bagi siswa kelas X TKJ semester 2 SMK Negeri 1
Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2010/2011.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian
tindakan kelas. Subyek penelitian adalah siswa dan guru mata pelajaran matematika
SMK Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan Kelas X TKJ semester 2 tahun pelajaran
2010/2011. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah: observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.
Berikut adalah gambar skema prosedur penelitiannya:
Indikator Keberhasilan
Setelah diadakan penelitian diharapkan akan terjadi: (1) peningkatan hasil belajar
siswa dengan ditandai nilai rata-rata siswa kelas X TKJ untuk tes formatif trigonometri lebih
dari 75, (2) siswa termotivasi belajar matematika pada materi trigonometri, (3) meningkatkan
prosentase ketuntasan belajar siswa minimal 80%.
Perencanaan
Teknik Analisis Data
Teknik analisa data merupakan upaya untuk mengolah data yang telah diperoleh dari
hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi dan tes. Data-data penelitian yang telah
terkumpul dianalisis secara diskriptif, direduksi, diklasifikasikan, diinterpretasikan dan
didiskripsikan kedalam bahasa verbal untuk penarikan kesimpulan. Setelah data terkumpul,
peneliti mengadakan proses reduksi dengan jalan membuat abstraksi, yaitu usaha membuat
rangkuman inti, yang kemudian dipisah-pisahkan dan dikelompokkan sesuai dengan
permasalahannya untuk kemudian dideskripsikan, diasumsi dan disajikan dalam bentuk
sekumpulan informasi. Langkah selanjutnya, verifikasi, yaitu suatu tinjauan ulang terhadap
catatan lapangan sebelum diadakan penarikan simpulan. Dan pada akhir siklus-siklus
dilakukan pengambilan data mengenai pembelajaran yang telah dilakukan melalui angket
refleksi pembelajaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Kondisi Awal
Hasil belajar pratindakan pada kondisi awal sebelum dilaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan model penemuan terbimbing sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil belajar Siswa Sebelum Tindakan
No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persen (%)
1 Sangat baik 90 – 100 0 0%
2 Baik 75 – 89 5 12,5%
3 Cukup 60 – 74 18 45%
4 Kurang < 60 17 42,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa sebelum mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing sebagian besar siswa hasil
belajarnya kurang 42,5% dan cukup 45%, selebihnya yaitu 12,5% memiliki hasil belajar baik
dan tidak ada satupun siswa yang memiliki hasil belajar sangat baik. Ketuntasan hasil belajar
siswa sebelum pembelajaran dengan menggunakan alat peraga mencapai 12,5% diatas KKM
yang ditentukan.
Refleksi Pratindakan
Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika pada pratindakan
menunjukkan bahwa metode mengajar yang digunakan oleh guru tidak banyak disukai oleh
siswa, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa belum sesuai dengan harapan. Dengan
berbekal koreksi itulah peneliti berencana membuat perubahan dalam sistem mengajar agar
motivasi belajar siswa meningkat. Adapun desain pembelajaran tersebut adalah penggunaan
model penemuan terbimbing dalam pembelajaran Matematika materi Trigonometri bagi
siswa kelas X TKJ semester 2 SMK Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010/2011.
2. Tindakan Kelas Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan siklus I, peneliti telah menyusun instrument berupa RPP 1
tentang menerapkan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam
pemecahan masalah seperti yang terlihat pada lampiran 2 yang merupakan langkah-langkah
yang akan ditempuh dalam kegiatan belajar mengajar, mempersiapkan Lembar Kerja Siswa
dengan model pembelajaran penemuan terbimbing, membuat tugas diskusi kelompok,
menyusun lembar pengamatan aktivitas siswa, maupun aktifitas peneliti selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Pada siklus ini peneliti menjelaskan terlebih dulu pengertian
model pembelajaran terbimbing kepada siswa, selanjutnya peneliti melakukan pembagian
kelompok diskusi yang terdiri dari 8 siswa untuk setiap kelompoknya. Untuk mengetahui
hasil belajar siswa, peneliti mengadakan pengamatan jalannya diskusi kelompok, keaktifan
siswa dalam mengemukakan pendapatnya, dan presentasi hasil diskusi kelompok yang
diwakili oleh salah seorang siswa dari kelompoknya.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Mei 2011, pada jam pelajaran
ke 1 sampai 3 di mulai pukul 07.00 dan berakhir pada pukul 09.15 di kelas X TKJ (Teknik
Komputer dan Jaringan) yang jumlah siswanya sebanyak 40 orang. Peneliti dibantu oleh 1
orang kolaburator untuk melaksanakan pengamatan dan 1 orang kamerawan yang bertugas
mendokumentasi kegiatan belajar dan mengajar. Materi yang diberikan pada tindakan siklus
pertama ini adalah tentang menerapkan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas
trigonometri dalam pemecahan masalah, dengan kompetensi dasar menerapkan aturan sinus
dan cosinus. Langkah awal yang dilakukan peneliti pada tindakan siklus pertama ini adalah
melakukan apersepsi dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang pengertian sinus dan
cosinus, serta nilai-nilai sinus dan cosinus untuk sudut-sudut istimewa. Langkah selanjutnya
peneliti membagi kelompok diskusi, dan membagikan Lembar Kerja Siswa untuk
didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing. Kelompok 1 dan 2 mengerjakan LKS 1,
kelompok 3 mengerjakan LKS 2, sedang kelompok 4 mengerjakan LKS 3. Setelah waktu
yang ditentukan untuk diskusi berakhir, peneliti memberikan beberapa latihan soal
penerapan. Diakhir kegiatan belajar mengajar peneliti memberikan evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar siswa.
c. Observasi Tindakan
Setelah melakukan observasi pada siklus I diperoleh data bahwa pembelajaran
Matematika dengan menggunakan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing pada
materi Trigonometri bagi siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran
2010/2011 belum menunjukkan hasil yang memuaskan baik dilihat dari nilai rata-rata kelas
yang baru memperoleh 72, maupun ketuntasan kelas secara klasikal yang baru mencapai
73%, belum mencapai indikator yang diharapkan. Sedangkan aktivitas belajar siswa dalam
pengamatan menunjukkan bahwa motivasi dan minat belajar siswa, keaktifan dan keberanian
mengemukakan pendapat masih belum memuaskan.
d. Refleksi Tindakan
Berdasarkan hasil obervasi siklus I, ternyata proses dan hasil belajar belum mencapai
indikator yang diharapkan.
Tabel 2. Hasil Belajar siswa sesudah di lakukan tindakan pada siklus 1
No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persen (%)
1 Sangat baik 90 – 100 0 0%
2 Baik 75 – 89 29 72,5%
3 Cukup 60 – 74 6 15%
4 Kurang < 60 5 12,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan pada hasil refleksi, untuk mencapai indikator yang diharapkan yaitu
ketercapaian rata-rata nilai kelas memperoleh nilai 75 dan ketuntasan kelas mencapai 80%,
maka dilakukan tindakan kelas siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan strategi,
teknik dan metode yang lebih efektif untuk mencapai standar tersebut. Dengan cara
memperbaiki pembuatan Lembar Kerja Siswa dengan penemuan terbimbing pada materi
Trigonometri tentang penerapan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
dalam pemecahan masalah, dengan kompetensi dasar menentukan luas segitiga. Memberikan
motivasi yang tinggi kepada semua siswa, dan membagi penggunaan waktu yang tepat untuk
setiap langkah kegiatan pembelajaran.
3. Tindakan Kelas Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan pada siklus II, peneliti menyusun Rencana Pelaksnaan Pembelajaran 2
(RPP) untuk materi Trigonometri tentang penerapan perbandingan, fungsi, persamaan dan
identitas trigonometri dalam pemecahan masalah, dengan kompetensi dasar menentukan luas
segitiga, menyiapkan Lembar Kerja Siswa dan Tugas Diskusi kelompok yang berbeda
dengan Lembar Kerja Siswa dan Tugas Diskusi kelompok pada siklus I, membagi kelompok
diskusi yang dibedakan dari kelompok diskusi pada siklus I, setiap kelompok diskusi terdiri
dari 4 orang, guru berkeliling sambil memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami
kesulitan, peneliti dibantu oleh seorang kolaborator mengamati aktivitas siswa dalam diskusi
kelompok maupun diskusi kelas, dan diakhir pembelajaran diadakan evaluasi secara individu
untuk mengetahui hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Mei 2011 pada jam
pelajaran ke 4 sampai dengan 6, dari pukul 09.15 sampai dengan pukul 11.45 di kelas yang
sama , dengan materi yang sama tetapi kompetensi dasarnya berbeda. Disini peneliti masih
menggunakan kolaburator yang sama. Mengawali pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II,
peneliti tetap memberikan apersepsi lagi karena materi yang disampaikan adalah sama seperti
materi pada siklus I hanya kompetensi dasarnya yang berbeda. Peneliti melakukan inovasi
dengan mengingatkan kembali kompetensi dasar pada siklus 1 dan membahas beberapa
kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan siswa pada siklus I selama kurang lebih 10 menit.
Kemudian mereview kembali dengan menjelaskan konsep model pembelajaran dengan
penemuan terbimbing di depan kelas secara perlahan-lahan, sehingga memungkinkan semua
siswa bisa memahaminya. Siswa di drill berulang-ulang aturan sinus dan aturan cosinus. Ini
dilakukan 15 menit, sebelum ke kompetensi menentukan luas segitiga. Setelah waktu yang
disediakan untuk diskusi berakhir, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Tanpa disuruh mereka langsung maju mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya. Sungguh diluar dugaan ternyata yang presentasi dapat menyampaikan
dengan runtut langkah-langkah membuktikan rumus-rumus Trigonometri untuk menentukan
luas segitiga. Kesalahan yang dijumpai tidak banyak, mereka semakin percaya diri dan
mantap dalam menyampaikan. Bahkan pada saat menyelesaikan Tugas Diskusi mereka tidak
menjumpai kesulitan yang berarti, semua diselesaikan dengan lancar.
c. Observasi Tindakan
Setelah melakukan observasi pada siklus II diperoleh data bahwa pembelajaran
Matematika dengan menggunakan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing pada
materi Trigonometri bagi siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran
2010/2011 sudah menunjukkan hasil yang memuaskan baik dilihat dari nilai rata-rata kelas
77, maupun ketuntasan kelas secara klasikal mencapai 87,5%, sudah mencapai indikator yang
diharapkan. Sedangkan aktivitas belajar siswa dalam pengamatan menunjukkan bahwa
motivasi dan minat belajar siswa, keaktifan dan keberanian mengemukakan pendapat sudah
memuaskan. Hal ini diduga karena siswa sudah memahami konsep Trigonometri tentang
penerapan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam pemecahan
masalah, dengan kompetensi dasar menerapkan aturan sinus dan cosines dengan baik.
Sehingga mereka tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal evaluasi.
d. Refleksi Tindakan
Setelah dilakukan tindakan pada siklus II dengan melalui beberapa perbaikan seperti:
Lembar Kerja Siswa, Tugas Diskusi, dan waktu pelaksanaan diskusi, serta pengamatan
terhadap proses pembelajaran, di peroleh data bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan jika dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II rata-rata nilai kelas mencapai 77
dan ketuntasan kelas mencapai 86 %. Ini berarti tindakan kelas pada siklus 2 telah mencapai
indikator yang diharapkan.
Tabel 3. Hasil Belajar siswa sesudah di lakukan tindakan pada siklus 2
No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persen (%)
1 Sangat baik 90 – 100 1 2,5%
2 Baik 75 – 89 34 85%
3 Cukup 60 – 74 5 12,5%
4 Kurang < 60 0 0%
Jumlah 40 100%
Sehingga secara keseluruhan hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus II
ini. Tampak tabel II untuk hasil belajar siswa setelah diadakan tindakan pada siklus II
mengalami peningkatan yang sangat baik. Terbukti pencapaian hasil belajar siswa yang sudah
memenuhi harapan peneliti. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini telah
memenuhi indikator yang diinginkan oleh peneliti. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan
kelas sudah dirasa cukup, dan tidak akan dilakukan tindakan berikutnya.
B. PEMBAHASAN
1. Peningkatan Hasil Belajar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan pada setiap siklus
dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing, hasil belajar siswa
mengalami peningkatan. Berdasarkan evaluasi hasil belajar siswa, diperoleh hasil yang secara
ringkas dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Ringkasan Hasil Belajar siswa sebelum dan sesudah di lakukan tindakan
NoAspek yang
diamatiHasil Belajar
Sebelum tindakan Siklus I Siklus II1 Nilai terendah 45 50 652 Nilai tertinggi 75 85 1003 Nilai rata-rata kelas 66 72 774 Ketuntasan kelas 52,5 % 72,5 % 87,5 %
Hasil tindakan pada siklus II mengalami peningkatan hasil belajar yang signifikan dan
telah memenuhi indikator yang diinginkan oleh peneliti. Hal ini dapat dilihat dari perolehan
nilai siswa yaitu dengan nilai terendah siswa pada siklus ini menjadi 65 dan nilai tertinggi
siswa menjadi 100, sedangkan nilai rata-rata kelas mencapai 77, dan ketuntasan kelas
menjadi 87,5 % atau sebanyak 35 siswa.
Tabel 5. Ringkasan Hasil Belajar siswa sebelum dan sesudah di lakukan tindakan
No KatagoriRentang
NilaiHasil Belajar
Sebelum tindakan Siklus I Siklus II
1 Sangat baik 90 - 100 0 0 1
2 Baik 75 - 89 5 29 34
3 Cukup 60 – 74 18 6 5
4 Kurang < 60 19 5 0
Dari bukti-bukti nilai yang diperoleh siswa tersebut menunjukkan bahwa denga model
penemuan terbimbing hasil belajar siswa selalu mengalami peningkatan dari sebelum
tindakan dan sesudah dilakukan tindakan, baik dilihat dari rata-rata kelas maupun hasil
ketuntasan kelas secara klasikal.
2. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran Trigonometri dengan penemuan
terbimbing
Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran Matematika
pada materi Trigonometri dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing,
pada setiap akhir siklus siswa diberikan angket untuk dijawab. Siswa hanya diminta untuk
menjawab ya atau tidak. Peneliti memiliki 5 pertanyaan yang mengambarkan pengaruh dan
keefektifan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing yang harus direspon oleh
setiap siswa. Data-data yang diperoleh dari angket ini bisa membantu dan melengkapi data-
data utama dalam penelitian. Tanggapan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran
Matematika pada materi Trigonometri bisa dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Tanggapan siswa tentang pembelajaran Trigonometri dengan model penemuan terbimbing
No Pertanyaan
Jawaban siswa (%)
Siklus I SiklusII
Ya Biasa Tidak Ya Biasa Tidak
1 Apakah anda merasa termotivasi belajar Matematika dengan menggunakan model penemuan terbimbing?
80 10 10 90 2,5 7,5
2 Apakah anda merasa terbantu atau mendapat kemudahan belajar Matematika dengan menggunakan model penemuan terbimbing?
82,5 5 12,5 95 0 5
3 Apakah dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa dengan model penemuan terbimbing dapat memberi kemudahan anda dalam memahami materi Trigonometri?
87,5 7,5 5 92,5 5 2,5
4 Apakah dengan model penemuan terbimbing kemampuan anda meningkat dalam menyelesaikan soal-soal penerapan?
85 12,5 2,5 95 2,5 2,5
5 Apakah anda masih menemukan kesulitan selama belajar Matematika pada materi Trigonometri?
20 5 75 5 2,5 92,5
Berdasarkan tangapan-tanggapan siswa tersebut membuktikan bahwa pembelajaran
Matematika pada materi Trigonometri dengan model penemuan terbimbing dapat membantu
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
3. Permasalahan yang muncul dalam Pembelajaran
Permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran dapat diidentifikasi, dievaluasi
dan diperbaiki oleh peneliti. Setelah melakukan tahap-tahapan yang prosedural dari
pengamatan secara seksama, serta masukkan dari kolaborator, peneliti bisa membahas
permasalahan yang ada.
Permasalahan 1: Bagaimana tindakan mengajar yang dilakukan peneliti dalam
pembelajaran Matematika pada materi Trigonometri dengan model
penemuan terbimbing?
Setelah melakukan diskusi dengan kolaburator, tindakan mengajar peneliti dalam
pembelajaran Matematika pada materi Trigonometri dengan model penemuan terbimbing
dapat dikatakan sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan dalam proses
belajar mengajar di kelas. Berbagai inovasi, strategi, pendekatan, tehnik dan metode telah
diterapkan peneliti secara kondisional dan telah mengenai tujuan yang diinginkan dalam
penelitian tindakan kelas ini.
Permasalahan 2: Apakah dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
Matematika?
Berdasarkan perolehan hasil belajar siswa dan pengamatan peneliti serta masukan
yang diberikan oleh kolaborator pada saat kegiatan belajar mengajar menunjukan bahwa
siswa termotivasi untuk belajar Matematika materi Trigonometri dengan model penemuan
terbimbing.
Permasalahan 3: Apakah dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika?
Dari data yang dikumpulkan oleh peneliti dan pengamatan dapat dikatakan bahwa
dengan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa
pada materi Trigonometri.
Permasalahan 4: Bagaimana tanggapan peneliti setelah penelitian ini dilaksanakan?
Hasil penelitian sangat memotivasi peneliti pada khususnya dan guru Matematika
SMK Negeri 1 Purwodadi pada umumnya, bahwa penelitian tindakan kelas dengan
penggunaan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar Matematika pada materi Trigonometri. Para guru Matematika SMK Negeri 1
Purwodadi mendiskusikan hasil penelitian ini dan sepakat bahwa model pembelajaran dengan
penemuan terbimbing dapat dipakai sebagai salah satu cara guru untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran Matematika.
Dari jawaban permasalahan-permasalahan di atas dan berdasarkan pada data
penelitian yang ada, didukung wawancara dengan siswa serta hasil diskusi dengan
kolabolator dapat dikatakan bahwa: “Model pembelajaran dengan penemuan terbimbing
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi Trigonometri bagi siswa
kelas X TKJ SMK Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2010/2011”.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan motivasi
belajar Matematika.
2. Dengan menggunakan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi Trigonometri bagi siswa kelas
X TKJ SMK Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2010/2011.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diharapkan bermanfaat bagi peneliti dan
sebagai acuan bagi para pembaca. Penelitian ini berimplikasi pada ranah teoritis dan praktis.
A. Implikasi teoritis
a. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan
terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Penggunaan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing harus efektif
dan tepat, karena tidak semua materi dapat menggunakan model tersebut dan
waktu yang dibutuhkan cukup lama.
B. Implikasi praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru-guru Matematika yang lain
untuk menggunakan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing secara
tepat dalam pembelajaran Matematika di dalam kelas. Karena model pembelajaran
dengan penemuan terbimbing terbukti bisa meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan penelitian tindakan kelas ini, dapat dikemukakan beberapa saran untuk
perbaikan hasil penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Tidak semua materi dapat menggunakan model pembelajaran dengan penemuan
terbimbing, sehingga guru harus selektif memilih materi.
2. Guru hendaknya memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa untuk berani
membangun kebermaknaan arti yang dimiliki siswa dalam memahami materi
pelajaran.
3. Pembagian waktu untuk setiap langkah pembelajaran harus tepat.
4. Siswa hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam membuktikan rumus-rumus.
5. Siswa hendaknya berani mencoba untuk menyelesaikan soal-soal penerapan sesuai
dengan kemampuannya, dan tidak bosan-bosannya untuk terus berlatih.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2004. Kurikulum SMK edisi 2004, Jakarta: Dikmenjur.Tim PPPG Matematika. 2006. Model-model Pembelajaran Matematika (Bahan Diklat Guru Pengembang SMP); Yogyakarta: PPPG Matematika.
Dimyati,Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Markaban. 2006. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing, Yogyakarta: PPPG Matematika.
Nana Sudjana. 2000. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Rachmadi Widdiharto. 2004. Model-model pembelajaran matematika SMP. Diklat instruktur/pengembang matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Sagala Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.