Transcript
Page 1: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

Aserani Kurdi, S.Pd

MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS

DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA

ii

Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis (LPDT) Tanjung Kabupaten Tabalong 1429 H / 2008 M

Judul Meneladani Semangat Berkorban

Nabiullah Ibrahim a.s dalam Membangun Bumi Saraba Kawa

Penyusun

Aserani Kurdi, S.Pd

Pengetikan/Desain/Lay out ROLISA Komputer

Komplek Perumahan Guru SMKN 1 Tanjung Jl.Ir.P.H.M.Noor

Pembataan Tanjung HP. 081348840437

Pencetak/Penerbit Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis (LPDT) Tanjung Tabalong

Cetakan ke I / 1429 H – 2008 M

iii

Drs. H. Rachman Ramsyi, M.Si dan H. Muchlis, SH

Mengucapkan : Terimakasih kepada

warga Tabalong atas dukungan dan

kepercayaannya SELAMAT IDUL ADHA 1429 H Mohon Maaf Lahir dan Bathin

iv

Page 2: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

KATA PENGANTAR

ijk

lhamdurunia Ami menlaupunsangat

lillah, atas izin dan ka-llah SWT.dapatlah ka-yajikan tulisan ini, wa-

dalam bentuk yang sederhana.

Buku kecil ini kami beri judul “Meneladani Semangat Berkorban Na-biullah Ibrahim a.s dalam Membangun Bumi Saraba Kawa”, merupakan sebu-ah tulisan yang mencoba menyingkap sedikit tabir hikmah keteladanan dari sebagian kehidupan nabiullah Ibrahim a.s, puteranya Ismail dan isterinya Ha-jar, untuk kita jadikan bahan renungan sekaligus cerminan untuk berbuat yang terbaik sebagai warga daerah dalam upaya membangan bumi saraba kawa

v

menyongsong hari esok yang lebih baik.

Terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampai-kan kepada Bapak Drs. H. Rachman Ramsyi, M.Si dan H. Muchlish, SH yang telah berkenan memberikan ban-tuan dana sehingga buku ini dapat di cetak dan disebarluaskan. Terimakasih yang sebesar-besarnya juga kami sampaikan kepada Bapak Drs. Hidwar Ahmadi, M.Si selaku Kadin Keuangan Pemkab Tabalong yang telah membe-rikan bantuan moril dan materiil se-hingga buku ini dapat dipublikasikan.

Akhirnya, tegur sapa dari para pembaca demi perbaikan dan kesem-purnaan buku ini sangat kami damba-kan dan diucapkan terimakasih.

Tanjung,

Penyusun,

vi

a

19 Dzulqa’idah 1429 H 17 Nopember 2008 M

DAFTAR ISI HAL :

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

MENELADANI SEMANGAT BER-

memuji

KORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS

DALAM MEMBANGUN BUMI SARA

BA KAWA 1

1. Berkorban dalam menegakkan kebenaran dan memberantas kebathilan 4

2. Berkorban dalam bekerja keras dan tawakkal ‘ala Allah

3. Berkorban dengan penuh keikh-lasan dan kejujuran, kesyukuran dan kesabaran. 33

BAHAN RUJUKAN 50

vii

MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM

MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA

ada hari ini kembali kita bersa-ma-sama mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid, meng-agungkan kebesaran Allah SWT. mengesakan-Nya dan

kekuasaan dan kemurahan-Nya.

Seiring dengan kita, juga terda-pat ratusan juta ummat Islam, dari ber-bagai etnik, suku dan bangsa, di se-luruh penjuru dunia, mengumandang-kan takbir, tahlil, dan tahmid, sebagai refleksi rasa syukur dan sikap ke-hambaan yang tulus ikhlas kepada Allah SWT.

1

P

Page 3: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

Sementara yang lain, jutaan ka-um muslimin dan muslimat, sedang membentuk lautan manusia di tanah suci Mekkah, menjadi sebuah panora-ma yang menakjubkan, yang meng-gambarkan eksistensi manusia di ha-dapan kebesaran Allah Yang Maha Agung. Mereka serempak menyatakan kesediaannya untuk memenuhi pang-gilan-Nya, “Labbaika Al laahumma lab-baik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulklaa syariika lak.”

-

i

-

i

Idul Adha yang selalu hadir se-tiap tahun, setidaknya akan memberi-kan kesan dan pelajaran yang sangat berharga untuk kita semua, khususnya dalam rangka mengenang dan mene-ladani tokoh yang terkait dengan pe-ristiwa pengorbanan.

Nabi Ibrahim a.s, Siti Hajar dan

2

Ismail a.s merupakan figur-figur yang memang patut kita teladani khususnya dalam kaitannya sebagai bapak atau suami, ibu atau isteri dan anak atau generasi muda. Allah SWT. sendiri me-mang telah menyebutkan bahwa pada diri mereka itu terdapat keteladanan yang tinggi. Allah SWT. berfirman :

ô‰ s% ôMtΡ% x. öΝ ä3 s9 îο uθ ó™é& ×π uΖ |¡ym þ’Îû

zΟ ôŠÏδ≡t ö/ Î) t⎦ ô⎪Ï% ©! $# uρ ÿ… çµ yè tΒ øŒ Î) (#ôθ ä9$s%

öΝ ÍηÏΒ öθ s) Ï9 $̄Ρ Î) (# äτℜu™ t ç/ öΝ ä3 ôΖ ÏΒ $£ϑ ÏΒ uρ

tβ ôρ߉ ç7 ÷è s? ô⎯ÏΒ Èβ ôρߊ ÎB $#

“Sesungguhnya telah ada sur teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada

3

kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dan daripada apa yang kamu sembah selain Allah” (QS. Al-Mumtahanah ayat 4).

Paling tidak ada tiga keteladan-an semangat berkorban Nabiullah Ib-rahim a.s yang patut kita tanamkan ke dalam diri kita masing-masing dan ke-pada generasi muda kita dalam rangka bersama-sama membangun banua kita yang tercinta ini.

1. Berkorban dalam menegakkan kebenaran dan memberantas kebathilan.

Ini merupakan ciri dari sepak terjang kehidupan Nabi Ibrahim sejak masa kecilnya yang selalu kritis dalam mencari dan menerima kebenaran serta tegas dalam menolak dan

4

memberantas kebathilan. Nabi Ibrahim tidak pernah larut dengan situasi dan kondisi di sekitarnya. Beliau pandai memisahkan mana yang haq dan ma-na yang bathil untuk selanjutnya memi-lih yang haq dan meninggalkan yang bathil. Pelajaran ini nampak dari kisah Nabi Ibrahim a.s dalam petualangan-nya mencari Tuhan.

Ketika masa remaja, dan disaat akal pikirannya sudah mulai kritis, wa-laupun tanpa seorang guru, seorang pengasuh maupun pembimbing, hanya semata-mata dengan kemampuan akal yang dikaruniakan Allah kepadanya, ternyata ia sudah mampu mempergu-nakan karunia Allah ini untuk mere-nungkan dan memikirkan eksistensi di-rinya dan alam sekitarnya. Ia sudah mulai bertanya dalam hati, “kenapa tiba-tiba saya ada, hadir di muka bumi ini? s apa yang menciptakan saya?

5

Page 4: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

dan siapa pula yang menciptakan bumi dan langit? kenapa terjadi siang dan malam, siapa gerangan yang meng-aturnya? Begitulah, berbagai pertanya-an muncul bertubi-tubi dalam benak-nya, semakin lama semakin banyak, tak mampu rasanya kepala ini menam-pungnya, sehingga pada saatnya, mu-lailah muncul keinginan dan keberani-annya untuk menumpahkan berbagai pertanyaan tersebut, dan sasaran per-tamanya adalah ayahnya sendiri.“Ayah ceritakanlah, kenapa aku bisa ada dan hidup bersama ayah dan ibu di dunia ini Siapa sebenarnya sang pencipta yang telah menciptakan di iku ini? Sang ayah menjawab, “Adanya kamu di dunia ini karena ayah dan ibu, dari ayah dan ibumu inilah kamu dicipta-kan”. “Lalu, siapa pula yang mencipta-kan ayah dan ibu?”, tanyanya pula. “Yang menciptakan ayah dan ibu, ya kakek nenekmu” , jawab ayahnya.

.r

t

t

ii”

6

Tidak puas dengan jawaban ayahnya, Ibrahim terus bertanya dan bertanya hingga akhirnya sang ayah tak mampu lagi memberikan jawaban siapa sebe-narnya sosok sang pencipta, Tuhan alam semesta ini. Lalu, mulailah ia ber-petualangan untuk mencari Tuhan. Pa-da suatu malam, ketika cuaca cerah, dimana bintang-bintang di langit de-ngan leluasa dapat memancarkan si-narnya, tiba-tiba pandangan mata Ib-rahim tertuju ke sebuah bintang yang agak besar dan bersinar terang. “Mungkin inilah dia Tuhan”, pikirnya. Namun ketika cuaca berubah menjadi mendung dan berawan, bintang itu tak nampak lagi dari pandangannya. Dia cari kemana-mana bintang itu sambil menggosok matanya berkali-kali, tapi bintang itu tak nampak juga. “Aku tak suka yang begini. Tadi ada, sekarang tiada. Ini pasti bukan Tuhan”. Tak la-ma kemudian, tiba-tiba ia melihat

7

seberkas sinar, apaan tu? itulah dia sang ratu malam mulai menyinari bu-mi persada, sinarnya lebih terang dan terasa sejuk. Ibrahim agak tercengang dan terkagum-kagum melihat keindah-an sang rembulan. Dengan perasaan lega dan sedikit tersenyum, ia bergu-mam, “Yang ini pasti Tuhan”. Na-mun tatkala fajar menyingsing dan matahari mulai bangun dari peraduan-nya serta memancarkan sinar yang menyala-nyala, Ibrahim berteriak kegi-rangan, “Tak salah lagi!, tak salah lagi!, ini dia yang selama ini kucari. Wah! yang ini lebih besar, lebih dahsyat”. Tetapi manakala sang mentari itu mulai turun dari gunung dan merebahkan ba-dannya di petang hari, pikiran Ibrahim mulai goyah, keyakinannya pudar dan berkatalah ia dalam hati, “Bukan, i u pasti bukan Tuhan. Masa Tuhan bisa lenyap seperti i u. Aku hanya ber-Tuhan kepada Tuhan yang telah

8

menc ptakan bintang, bulan dan mata-har .

Cerita petualangan Ibrahim da-lam mencari Tuhan ini telah terabadi-kan di dalam Al-Qur’an pada surah Al- ‘An’am ayat 76 sampai 79 :

$£ϑ n= sù £⎯y_ ϵ ø‹ n= tã ã≅ø‹ ©9 $# # u™ u‘ $Y6x. öθ x. (

tΑ$s% # x‹≈yδ ’În1 u‘ ( !$£ϑ n= sù Ÿ≅sùr& tΑ$s% Iω = Ïmé& š⎥ô⎫ Î=ÏùFψ $# . $£ϑ n= sù # u™ u‘

t yϑ s) ø9 $# $ZîΗ$t/ tΑ$s% # x‹≈yδ ’În1 u‘ ( !$£ϑ n= sù

Ÿ≅sùr& tΑ$s% ô⎦ È⌡ s9 öΝ©9 ô’ÎΤ Ï‰öκ u‰ ôô ô’În1 u‘

⎥sðôθ à2V{ z⎯ÏΒ ÏΘ öθ s) ø9 $# t⎦,Îk! !$Ò9 $#

9

Page 5: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

$£ϑ n= sù #u™ u‘ }§ôϑ ¤±9 $# ZπxîΗ$ t/ tΑ$s%

# x‹≈yδ ô’În1 u‘ !# x‹≈yδ ç t9 ò2r& ( !$£ϑ n= sù

ôMn= sùr& tΑ$s% ÉΘöθs)≈tƒ ô’ÎoΤ Î) Ö™ ô`“ Ì t/ $£ϑ ÏiΒ

tβ ôθä. Î ô³è@ . ô’ÎoΤ Î) àMôγ§_uρ }‘Îγô_uρ

ô“ Ï% ©#Ï9 t sÜ sù ÅV≡uθ≈yϑ ¡¡9 $#

š⇓ö‘ F{$# uρ $Z‹ ÏΖ ym ( !$tΒ uρ O$tΡ r&

š∅ÏΒ š⎥ô⎫ Ï.Î ô³ßϑ ø9 $#

“Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Ini-lah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak

10

suka kepada yang tenggelam. Kemu-dian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi sete-lah bulan i u terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petun uk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat. Kemu-dian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari i u terbenam, Dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas di i dari apa yang kamu persekutukan. Sesung-guhnya aku menghadapkan di iku ke-pada Rabb yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang memper-sekutukan Tuhan”.

t

j

t

r

r

,

r

-

Ketika menginjak dewasa, Ibra-rahim mulai lebih suka membaur da-lam masyarakat. Berbagai fenomena

11

kemusyrikan dan kebobrokan moral terlihat di mana-mana. Hampir seluruh kaumnya terjebak dalam jurang kese-satan. Ayahnya sendiri yang dikenal sebagai pembuat patung yang kemudi-an dijadikan sesembahan oleh kaum-nya, termasuk ayahnya sendiri, sung-guh merupakan sebuah pemandangan yang sangat menyakitkan hati bagi Na-bi Ibrahim a.s. “Untuk apa karunia akal yang telah dianugerahkan Allah kepa-da mereka? Mengapa mereka me-nyembah berhala yang mereka buat sendi i dan tidak bisa memberikan manfaat maupun mudharat?”.

Berulang kali nabi Ibrahim a.s memberikan nasehat, ajakan dan peri-ngatan kepada mereka, terutama ke-pada ayahnya sendiri. “Wahai ayah, tidak sepantasnya ayah menyembah berhala yang dibuat ayah sendiri. Dia benda mati yang tidak bisa berbuat

12

apa-apa. Ayah, sungguh telah datang kebenaran kepadaku tentang siapa se-benarnya Tuhan yang patut dan ber-hak disembah. Dialah Allah, tiada se-kutu bagi Nya. Dia berkuasa atas se-gala sesuatu. Ikutilah aku ayah, nisca-ya engkau akan menemukan jalan yang lurus.

Mendengar ajakan nabi Ibrahim ini, bukan menjadikan ayahnya sadar lalu menerima ajakannya, tetapi ayah-nya malah mengancam dan marah ke-padanya hingga ia diusir dari rumah. Dengan lapang dada, nabi Ibrahim me-ninggalkan rumah orangtuanya. Nabi Ibrahim sama sekali tidak merasa sakit hati atas pengusiran ayahnya tersebut, malah ia berdoa memohon kepada Al-lah agar mengampuni dan membim-bing ayahnya kelak menjalani jalan yang lurus, jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

13

Page 6: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

Kegagalan dalam meluruskan keyakinan ayahnya tidak membuat na-bi Ibrahim patah semangat dan putus asa. Hatinya tetap terpanggil untuk me-nyampaikan kebenaran, karena ia me-rasa bahwa tugas meluruskan kaum-nya dari kesesatan merupakan tang-gung jawabnya.

Suatu ketika ia bertanya kepada kaumnya, “Wahai kaumku, apa yang mendorong kalian sehingga menyem-bah patung-patung itu. Apakah patung-patung i u bisa melihat dan mende-ngar, sehingga kalian menyembah dan memohon pertolongan kepadanya?. “Kami hanya mengikuti apa yang dila-kukan oleh nenek moyang kami” ja-wab mereka. “Sungguh, kalian semua terancam dalam kesesatan yang nyata. Mari ikuti aku. Aku membawa kabar gembira kepada kalian tentang sebuah kebenaran. Sembahlah Allah sebagai

t

t

t

it r,

it

t

i”

14

Tuhanku dan Tuhan kalian. Dialah yang patut kalian sembah. Dialah pencipta alam semesta ini.

Ajakan nabi Ibrahim ini ditolak mentah-mentah oleh kaumnya, bahkan diantara mereka ada yang melontarkan ejekan dan caci maki.

Nabi Ibrahim terus berusaha mencari cara lain untuk menyadarkan mereka, hingga pada suatu hari, tat-kala para penduduk sebagian besar pergi ke luar kota, kesempatan ini ia gunakan untuk mendatangi tempat pe-nyembahan mereka dan menghancur-kan berhala-berhala yang ada di tem-pat itu, kecuali satu berhala yang pa-ling besar. Kepada berhala tersebut di-gantungkannya sebilah kampak.

Ketika para penduduk kembali dari luar kota, di lihatnya patung

15

sesembahan pada hancur berantakan. Yakinlah mereka bahwa yang meng-hancurkan berhala-berhala itu pasti Ib-rahim, karena Ibrahimlah satu-satunya orang yang tak suka dan berani meng-hina tuhan-tuhan mereka.

“Hai Ibrahim! engkaukah yang menghancurkan tuhan-tuhan kami? ta-nya salah seorang pemuka mereka. “Tanyakan saja pada berhala yang pa-ling besar i u, mungkin dia yang me-lakukan. Coba lihat, ia masih meme-gang kampak. Pasti dia sedang usil dan menghancurkan teman-temannya dengan kampak i u”, jawab Ibrahim seenaknya. “Apa?, kamu menyuruh ka-mi menanyakan kepada berhala besar u?. Mikir dong, miki mana mungkin

ia bisa mendengar omongan kami, ia u benda mati. Dasar bodoh kamu

Ibrahim”, sanggah mereka. Nabi Ibra-him jadi bingung. “Yang bodoh itu aku

16

atau kalian? Sudah tahu berhala i u benda mati yang tidak bisa mendengar dan tidak bisa berbuat apa-apa, tapi tetap saja kalian sembah. Makanya, sembahlah Allah, karena Dialah Tuhan yang berhak di sembah oleh seluruh makhluk yang ada di alam in . Mereka terdiam, tak mampu lagi berdebat de-ngan nabi Ibrahim.

Kalau melihat dari sudut naluri kefitrahan manusia pada umumnya, sebenarnya mereka sadar, bahwa se-lama ini mereka salah dan keliru meng-anggap patung-patung itu sebagai Tu-han. Tetapi yang berlaku pada mereka adalah logika kekuatan dan kekuasa-an, bukan logika kebenaran. Akhirnya mereka memutuskan untuk membakar Ibrahim a.s.

ÎΟ ôÎsufø<# ô‘Îù âν ôθà) ø< m' nù³$∑⊥ø⊥ è/$µn< ôθà⊥ ô/##àθ= n%

17

Page 7: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

“Mereka berkata: "Di ikanlah suatu ba-ngunan untuk (membakar) Ibrahim;lalu lemparkanlah Dia ke dalam api yang menyala-nyala i u" (QS. Ash-Shaaffat ayat 97)/

r

t

l

r

i

(#θä9$s% çν ôθè%Ìh ym (#ÿρç ÝÇ øΡ $# uρ öΝä3tG yγÏ9# u™

@χ Î) ÷Λä⎢ôΖ à2 š⎥ô⎫ Î=Ïè≈sù $uΖ ù= è%

â‘$ uΖ≈tƒ ô’ÎΤ ôθä. # YŠö t/ $̧ϑ≈n= y™uρ #’n?tã

zΟ ôŠÏδ≡t ö/ Î)

“Mereka berkata: "Bakar ah Dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak" (QS. Al-Anbiya’ ayat 68).

Tanpa perasaan menyesal dan perlawanan sedikitpun, nabi Ibrahim

18

menuruti saja apa yang menjadi ke-inginan kaumnya. Dengan tenang dan penuh tawakkal kepada Allah SWT. ia berdiri di tengah-tengah tumpukan ka-yu tersebut. Ia yakin, ini semua adalah kehendak Allah. Ini semua hanyalah semata-mata ujian dan cobaan dari Al-lah SWT. Untuk itu ia yakin pula bahwa Allah pasti akan memberikan perlin-dungan dan pertolongan kepadanya.

Saat api mulai berkobar dengan suara berderik-derik, nabi Ibrahim te-tap tenang dan tidak bergeming sedi-kitpun. Sementara itu sorak sorai ke-sombongan dan keangkuhan serta te-riak kemarahan, mulai terdengar dari orang-orang yang sedang menyaksi-kan. “Tahu rasa kau Ibrahim!!!” , Ra-sain lho, mampus engkau hai Ibra-him!!!”.

Pada detik-detik kritis, dimana

19

api sudah hampir menjilati tubuh nabi Ibrahim, tiba-tiba turun perintah Allah SWT. kepada api yang berkobar itu :

$uΖ ù= è% â‘$ uΖ≈tƒ ’ÎΤθ ä. # YŠö t/ $̧ϑ≈n= y™uρ #’n?tã

zΟŠ Ïδ≡t ö/ Î)

“Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim" (QS. Al-Anbiya ayat 69).

Ketika api sudah mulai padam dan yang tersisa hanya serpihan-ser-pihan kayu yang hitam memerah dan seunggukan abu yang berserakan, ti-ba-tiba muncul sesosok tubuh yang nampak menggigil kedinginan, sedang berusaha keluar dari arena pembakar-an tersebut. Siapakah dia? Tidak lain dan tidak bukan, itulah dia nabi Ibrahim a.s yang telah selamat dari ancaman

20

maut, karena telah mendapatkan per-tolongan Allah SWT.

Setiap mata yang hadir tertuju kepadanya, dan begitu melihat dengan jelas bahwa yang sedang keluar dari unggukan abu tersebut adalah nabi Ib-rahim a.s maka merekapun nampak heran dan tercengang saling berpan-dangan satu sama lainnya. “Aneh? Kok bisa selamat ya?”. “Wah! jangan-ja-ngan ini cuma permainan sihi nya Ib-rahim”. “Itu Ibrahim apa hantunya?, jasadnya, apa rohnya?. “Waduh cela-ka! Ibrahim benar-benar sakti mandra-guna, jangan-jangan ia akan balas dendam nanti kepada kita?”. “Ibrahim memang hebat ya?, aku yakin ia past nabi, sebab yang mampu begini cuma nabi aja”. Begitulah, berbagai komen-tar keluar dari mulut mereka.

Dari kejadian yang luar biasa ini

21

Page 8: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

ternyata membawa dampak yang juga luar biasa, dimana satu persatu dari meraka mengikuti jejak nabi Ibrahim a.s, beriman kepada Allah SWT.

Dari rentetan sejarah dan peris-tiwa yang telah diuraikan di atas, ada beberapa butiran teladan yang dapat kita jadikan i’tibar, baik untuk kehidup-an kita secara pribadi, keluarga mau-pun bermasyarakat.

1. Tidak pernah menyerah dan putus asa dalam hal mencari dan mene-gakkan kebenaran;

2. Kritis dalam memilah dan memilih mana yang haq dan mana yang bathil;

3. Tidak terpengaruh dengan situasi dan kondisi, tradisi dan adat buda-ya yang merusak dan bertentangan dengan agama, norma dan hukum;

22

4. Hormat, santun dan sabar dalam pergaulan, terlebih-lebih dalam ling-kungan keluarga;

5. Selalu istiqamah dalam memegang dan menegakkan kebenaran, apa-pun taruhannya;

2. Berkorban dalam bekerja keras dan awakkal ‘ala Allah.

t

Ada peristiwa penting lainnya yang terjadi di sekitar kehidupan kelu-arga nabi Ibrahim a.s. Begitu besar dan pentingnya peristiwa tersebut, se-hingga Allah SWT. dengan perantara-an Rasul-Nya Muhammad SAW. mela-lui kitab suci-Nya Al-Quranul karim un-tuk memperingati peristiwa tersebut dengan mensyariatkan ibadah haji, shalat Idul Adha dan ibadah qurban bagi seluruh umat manusia yang beri-man sejak 15 abad yang silam sampai

23

hari kiamat kelak.

Peristiwa tersebut ringkasnya sebagai berikut. Setelah mencapai usi-anya hampir 100 tahun, Sarah isteri nabi Ibrahim a.s ternyata belum juga dikaruniai Allah seorang anak, sedang keinginannya untuk memiliki seorang anak tak pernah kunjung padam. Akhir-nya karena merasa dirinya mandul, tipis kemungkinannya untuk mengan-dung, maka isteri nabi Ibrahim yang bernama Sarah ini menganjurkan ke-pada suaminya untuk kawin lagi de-ngan seorang budaknya yang bernama Siti Hajar, dengan harapan semoga de-ngan perkawinan tersebut dapat mem-peroleh keturunan. Setelah kawin, ma-ka dengan karunia Allah SWT. akhir-nya lahirlah seorang anak melalui ra-him Siti Hajar yang diberi nama Ismail. Karena melihat betapa kegembiraan yang ditunjukkan nabi Ibrahim dan is-terinya Hajar dalam memperoleh anak

24

tersebut, Sarah merasa terpencil da-lam perasaan, maka dengan berat hati ia meminta suaminya lbrahim, agar Siti Hajar dan Ismail meninggalkan dirinya pergi ke manapun jua.

Dengan izin Allah SWT. nabi Ib-rahim, Ismail dan Siti Hajar meninggal-kan Palestina menuju kearah selatan. Setelah berpuluh-puluh hari mereka menempuh perjalanan, akhirnya mere-ka sampai di suatu daerah padang pa-sir yang tandus tanpa seorang peng-huni, tak ada air dan tumbuhan. Tidak berapa lama setelah mereka tiba di tempat itu, tiba-tiba datanglah perintah Allah kepada nabi Ibrahim agar ia se-gera kembali ke Palestina, karena iste-rinya yang sudah tua (Sarah) sudah terlalu rindu menanti kedatangannya.

Siti Hajar dan Ismail yang masih

bayi terpaksa harus ditinggalkan di daerah yang tandus tanpa tumbuh-

25

Page 9: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

tumbuhan dan tanpa penghuni terse-but. Hanya menyerahkan nasib dirinya dan anaknya kepada Allah SWT. se-mata, Siti Hajar pun rela ditinggalkan suaminya demi memenuhi dan men-junjung tinggi perintah Allah. Ia yakin, Allah sebagai Tuhan yang ia sembah dan tempat mengadu. tidak akan per-nah menyia-nyiakan dirinya dan Anak-nya (Ismail).

Suatu ketika Siti Hajar dan Is-mail kehabisan persediaan air. Ia coba melemparkan pandangan sejauh-jauh-nya, siapa tahu ada terlihat rombongan musafir yang sedang berlalu di sekitar tempat itu, sehingga bisa dimintai per-tolongan untuk memberikan air atau makanan. Siti Hajar mondar-mandir di kedua bulkit Shafa dan Marwah, tetapi tak ada juga seorangpun kelihatan.

Ketika keadaan sudah mulai kri-

tis, dimana Siti Hajar dan Ismail sudah

26

merasakan betapa menderitanya haus dan lapar, maka dengan memeluk anaknya Ismail, ia berdoa kepada Allah SWT. agar memberikan petunjuk untuk bisa memperoleh air, sehingga dia dan anaknya dapat terbebas dari kehausan yang amat sangat. Disaat yang kritis seperti itulah, kemudian Allah mem-buktikan dan menunjukkan ke-Maha Kuasaan-Nya. Dia Maha mendengar dan mengabulkan permohonan doa hamba-Nya jika seorang hampa ter-sebut dengan tulus dan penuh harap memohon kepada-Nya, terlebih-lebih setelah melakukan upaya dan usaha yang optimal. Atas kehendak Allah, ti-ba-tiba Siti Hajar melihat, pasir yang ada di dekat kaki Ismail basah. Pasir yang basah itu segera dikeruknya de-ngan tangan, ternyata semakin keba-wah semakin basah akhirnya terpen-carlah mata air yang amat jernih yang keluar dari dalam tanah. Setelah me-minum secukupnya, kemudian, Siti

27

Hajar mulai membuat kolam kecil dan mengatur air itu dengan tanganya. Ia menciduk air itu ke dalam wadah per-sediaan air yang tadi telah kosong. Da-lam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ibnu Abbas pernah mengatakan : “Nabi Muhammad SAW. bersabda, “Allah merahmati ibunda Ismail. Seandainya ia membiarkan ai i u mengali ke ma-na-mana, tanpa membuat kolam dan menciduknya, maka niscaya air itu akan mengalir ke seluruh muka bumi ini”.

r t r

tt

t

Diriwayatkan pula, bahwa ketika Siti Hajar dan anaknya meminum air tersebut, seorang malaikat utusan Al-lah berkata kepadanya : “Kamu jangan takut kehabisan air i u, hai Hajar, kare-na air i u tidak akan pernah kering. Dan di sini akan ada Bai ullah yang akan di bangun oleh anak ini dan bapaknya. Dan sesungguhnya Allah tidak menyia- nyiakan keluarga nabi-Nya”.

28

Suatu hari datanglah sekumpul-an orang dari keluarga Jurhum mende-kati mata air tersebut. Didapatinya Siti Hajar dan anaknya Ismail sedang bera-da di dekat mata air itu. Kemudian me-reka bertanya : “Maukah kamu meng-izinkan kami untuk singgah dan minumsekedar melepaskan dahaga di tempat ini?” . Siti hajar menjawab : “Ya, boleh silahkan”. Merekapun singgah dan mi-num sepuasnya. Siti Hajar merasa se-nang sekali, bisa memberikan perto-longan kepada sesama. Karena kebaikan dan kerama-han Siti Hajar, akhirnya keluarga ini memutuskan untuk tinggal di tempat itu. Siti Hajarpun bertambah senang hatinya, karena ada teman, ada te-tangga yang bersedia menemani, se-hingga ia tidak kesunyian lagi. Beberapa waktu berselang, la-ma kelamaan akhirnya daerah tersebut

29

Page 10: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

yang dulunya sunyi tak berpenghuni, kecuali Siti Hajar dan anaknya Ismail, kini penduduknya sudah mulai ramai. Para musafirpun sering dan suka sing-gah di tempat itu.

Dari uraian sejarah ini, ada satu

suri teladan yang bisa kita jadikan pe-lajaran yang amat berharga, bahwa-sanya pertolongan Allah itu akan dapat kita raih setelah kita melakukan usaha dan kerja keras terlebih dahulu, kemu-dian kita akhiri dengan tawakkal kepa-da Allah SWT. karena Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika mereka sendiri tidak berusaha sungguh-sung-guh untuk merubahnya. Firman Allah dalam Al-Qur’an :

χ Î) ©! $# Ÿω ç Éitó ム$tΒ BΘöθs) Î/ 4© ®Lym

(#ρç Éitó ム$tΒ öΝ ÍκŦ àΡ r' Î/ 3

30

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga me-reka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendi i “ (QS. Ar-Ra’du ayat 11).

r

it

.

Memang dalam melakukan usa-ha untuk mencapai kesuksesan tidak cukup hanya dengan tawakkal saja, tanpa kerja keras, demikian sebalik-nya, tidak cukup hanya kerja keras sa-ja, tanpa tawakkal kepada Allah SWT. Sering terjadi, sesuatu yang menurut akal pikiran manusia, rasanya tidak mungkin terjadi, tetapi ternyata tidak sulit bagi Allah jika Ia berkehendak atau menghendakinya. Dan apabila Al-lah berkehendak, maka tidak akan ada yang mampu menghalanginya. Namun demikian, tetap saja perlu diingat bah-wa kehendak Allah masih akan tetap tergantung dari usaha dan ikhtiar ma-nusia untuk mencapainya. Dalam hu-bungan ini, seorang Shufi pernah

31

berkata :“Sesungguhnya Allah memilikibeberapa hamba. Jika hamba-hamba u berkehendak melakukan sesuatu,

maka Diapun (Allah) juga berkehendak demikian, atau menghendakinya”

Perkataan seorang Shufi ini se-olah memberikan pengertian yang keli-ru, dimana kehendak Allah seolah-olah dipengaruhi oleh kehendak manusia. Tetapi bukan demikian yang dimaksud-kan oleh seorang Shufi tersebut. Mak-sud dari perkataan ini tidak lain adalah membenarkan akan adanya hukum kausalitas, hukum sebab akibat, dima-na Allah SWT. menghargai akan niat, usaha atau ikhtiar manusia dalam me-wujudkan segala yang diinginkannya.

Marilah kita tanamkan ke dalam diri kita masing-masing semangat ber-korban yang tinggi, yang dilandasi de-ngan niat yang mantap dan ikhlas,

32

usaha yang gigih dan konsentrasi yang penuh, dalam upaya mebangun bumi saraba kawa yang sama-sama kita cintai ini, dengan suatu keyakinan bah-wa hari esok harus lebih baik daripada hari ini.

3. Berkorban dengan penuh keikhlasan dan kejujuran, kesyukuran dan kesabaran.

Konon diceritakan, ketika Nabi Ibrahim a.s belum dikaruniai seorang anak, beliau sebenarnya sudah bebe-rapa kali melakukan ibadah qurban de-ngan menyembelih beberapa ekor un-ta.

Ketika orang-orang berkata si-nis dengan mengatakan : “Engkau bisaberqurban, karena engkau tak punya anak, sedangkan kami punya keluarga dan anak-anak kami banyak, mana

33

Page 11: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

mungkin bisa melakukan qurban”, de-ngan tegas Nabi Ibrahim menjawab : “Jangankan harta, anakpun jika kupu-nya akan kukorbankan juga demi men-junjung tinggi perintah Allah”.

Waktu terus berputar, berpacu dari menit ke menit merangkai hari, bu-lan dan tahun, maka dengan kodrat dan iradat Allah SWT. dikaruniakan-Nyalah Nabi Ibrahim as. seorang anak yang kemudian diberi nama Ismail, dan ketika Ismail sudah menginjak dewasa Allah SWT. memerintahkan sekaligus menguji perkataan Ibrahim yang per-nah diucapkannya dulu untuk mengor-bankan anaknya, namun nabi Ibrahim ternyata mampu membuktikan ucapan-nya sehingga ia beserta anaknya Is-mail lulus dari ujian Allah SWT.

Cerita tentang peristiwa pengor-

banan ini diabadikan oleh Allah dalam

34

sebuah firman-Nya :

$¬Η s> sù xn= t/ çµyè tΒ z© ÷ë¡¡9 $# tΑ$s% ¢© o_ç6≈tƒ

þ’ÎoΤ Î) 3“ u‘ r& ’Îû ÏΘ$uΖ yϑ ø9 $# þ’ÎoΤ r& y7çt r2øŒr&

ö ÝàΡ $$sù # sŒ$tΒ 2”t s? 4 tΑ$s% ÏMt/ r' ¯≈tƒ

ö≅yè øù$# $tΒ ã tΒ ÷σ è? ( þ’ÎΤ ß‰ÉftF y™ β Î) u™ !$x©

ª! $# z⎯ÏΒ t⎦⎪Î É9≈¢Á9 $# !$£ϑ n= sù $yϑ n= ó™r&

… ã&©# s? uρ ⎦⎫Î7 yfù= Ï9 z “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sa-ma Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat da-lam mimpi bahwa aku menyembelih-mu. Maka fikirkanlah apa pendapat-mu!" ia menjawab: "Hai bapakku,

35

kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaAllah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah di i dan Ibrahim membaring-kan anaknya atas pelipis(nya), (nyata-lah kesabaran keduanya )” (QS. Ash-Shaaffat ayat 102 dan 103).

r

Apabila kita ingin menghayati

dan merenungkan secara mendalam peristiwa pengorbanan tersebut, kita akan memperoleh suatu gambaran yang jelas bagaimana sikap keikhlas-an, kejujuran, kesabaran dan kesyu-kuran yang ditunjukkan oleh nabi Ibra-him a.s dan puteranya Ismail serta isterinya Hajar.

Kendatipun perintah berkorban

tersebut merupakan perintah yang sa-ngat berat dan diluar jangkuan kemam-puan manusia pada umumnya untuk menyandangnya, namun nabi Ibrahim

36

dengan ikhlas dan tabah hati menja-lankan perintah Allah tersebut. Demiki-an juga Ismail, dengan penuh kesabar-an dan lapang dada rela mengorban-kan dirinya, demi menjunjung tinggi pe-rintah Allah SWT. Yang tak kalah serunya juga, bagaimana keikhlasan yang ditunjuk-kan Hajar, istri nabi Ibrahim as. ketika diberitakan kepadanya bahwa anaknya yang satu-satunya itu sebentar lagi akan dikorbankan demi menjunjung tinggi perintah Allah. Coba, ibu mana yang hidup di zaman sekarang ini yang sanggup merelakan anaknya disembe-lih oleh suaminya sendiri yang katanya atas perintah Allah. Hajar, memang ka-rena keimanannya yang begitu kuat kepada Allah SWT. sehingga yakin be-tul bahwa suaminya benar-benar men-dapat perintah dari Allah SWT. sehing-ga tanpa ragu sedikitpun ia bersedia merelakan anaknya disembelih oleh

37

Page 12: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

sumainya sendiri demi memenuhi se-ruan Allah SWT. Keikhlasan Hajar da-lam merelakan anaknya untuk dikor-bankan ini hendaknya dapat dijadikan teladan bagi para ibu dalam menum-buhkan jiwa berkorban.

Memang, semangat berkorban

yang dapat dijadikan alat untuk mema-jukan daerah ini adalah semangat ber-korban dari orang-orang yang ikhlas dan jujur.

Pengorbanan haruslah berda-sarkan keikhlasan dan kejujuran, kare-na pengorbanan yang tidak ikhlas dan tidak jujur akan membuahkan hasil yang tidak baik, ibarat sungai yang keruh tidak akan mengalirkan air yang jernih. Bahkan pengorbanan yang tidak ikhlas dan tidak jujur dapat menimbul-kan kerugian, kesia-siaan dan kerusa-kan, baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Hal ini telah

38

dibuktikan sejak manusia pertama, dua orang putera nabi Adam a.s. Habil dan Qabil. Habil mempersembahkan qur-ban dengan keikhlasan semata-mata karena Allah SWT. sehingga qurban-nya diterima, sementara Qabil tidak diterima, karena ia berqurban tidak ikh-las. Karenanya Qabil merasa tidak se-nang, apalagi ia telah digoda syetan, maka dibunuhnyalah Habil yang ber-korban dengan keikhlasan tersebut. Akhirnya Habil mati terbunuh oleh sau-daranya sendiri. Kisah ini diterangkan oleh Allah SWT. dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 27 :

ã≅ø? $# uρ öΝ Íκ ö n= tã r' t6tΡ ó© o_ö/ $# tΠyŠ# u™ Èd,ysø9 $$Î/

øŒÎ) $t/ § s% $ZΡ$t/ ö è% Ÿ≅Îm6à) çF sù ô⎯ÏΒ

$yϑ Ïδω tn r& öΝ s9 uρ ö≅¬6s) tF ムz⎯ÏΒ Ì yz Fψ $#

tΑ$s% y7¨Ψn= çF ø%V{ ( tΑ$s% $yϑ ¯Ρ Î) ã≅¬7 s) tG tƒ

ª! $# z⎯ÏΒ t⎦ ô⎫ É)−F ßϑø9 $#

39

“Ceri akanlah kepada mereka kisah ke-dua putera Adam (Habil dan Qabil) me-nurut yang sebenarnya, ketika kedua-nya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari me-reka berdua (Habil) dan tidak di erima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qa-bil : "Aku pasti membunuhmu!". Ber-kata Habil "Sesungguhnya Allah ha-nya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".

t

t

):

t

Demikian juga dengan sikap syukur dan sabar, merupakan suatu si-kap yang membutuhkan semangat ber-korban yang tinggi. Sebagai seorang muslim, hanya

40

ada dua kata kunci untuk menyikapi berbagai kondisi, yakni syukur dan sabar. Sebab menurut Rasulullah SAW. bahwa “Apa saja yang sedang menimpa umat Islam, semuanya i u pasti mendatangkan kebaikan”. Hal ini tentunya, jika kita pandai mengambil hikmah dari berbagai kejadian terse-but.

Dengan selalu bersyukur kepa-da Allah, segala keberhasilan, tidak akan membuat seorang muslim menja-di sombong, arogan atau aji mumpung. Dengan bersabar, maka segala gon-cangan kehidupan yang menimpa seo-rang muslim, apapun bentuknya, tidak akan membuatnya putus asa, frustasi atau melakukan tindakan sembrono.

Apa yang kita lihat dan saksikan belakangan ini, nampaknya ada kecen-derungan, dimana orang-orang sudah mulai melupakan dua kata kunci ini,

41

Page 13: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

syukur dan sabar, sehingga boleh jadi, keberhasilan pembangunan yang per-nah kita raih, telah menyebabkan se-bagian diantara kita yang lupa daratan.

Mungkin ada diantara kita, yang begitu dianugerahi suatu jabatan dan kedudukan, malah justeru menya-kiti orang-orang yang telah memberi-kan anugerah tersebut. Kita lupa, bah-wa kekuasaan adalah amanah rakyat yang seyogyanya untuk mengayomi rakyat, untuk membela yang lemah, bukan justeru untuk menindas mereka. Kita lupa bahwa, mensyukuri kekua-saan adalah menjalankan kekuasaan itu sendiri di jalan yang diridhai-Nya.

Mungkin karena hilangnya rasa syukur, pembangunan telah menimbul-kan ekses-ekses yang tidak kita ingin-kan, dimana korupsi, kolusi, penyalah-gunaan wewenang, keserakahan dan

42

berbagai tindakan yang menyulut konf-lik sosial terjadi di mana-mana. Hukum yang seharusnya melindungi yang le-mah, berbalik menjadi alat untuk me-nindas. Agama yang sepatutnya dija-dikan pengendali hawa nafsu, berubah menjadi alat legitimasi. Pendidikan yang hakikatnya dimaksudkan untuk membuat orang lebih bijak, malah menjadikan orang lebih picik dan licik.

Diantara kita yang dikaruniai harta kekayaan, kita sering terlena de-ngan kekayaan itu, tanpa pernah mera-sa puas. Kita gunakan kekayaan yang ada untuk memburu kekayaan yang le-bih banyak. Kita selalu merasa kurang, dan itu tidak akan pernah berkurang jika tidak terlintas sedikitpun di benak kita, rasa bersyukur. Ketahuilah, tanpa bersyukur, kedudukan, jabatan dan ke-kayaan tidak akan mendatangkan ke-bahagiaan dan kenyamanan. Ingatlah

43

peringatan Allah SWT. yang tertulis di dalam Al-Qur’an pada Surat Ibrahim ayat 7 :

øŒÎ)uρ šχ ©Œr' s? öΝ ä3š/ u‘ ô⎦ È⌡ s9 óΟ è?ö x6x©

øΝ ä3¯Ρ y‰ôƒÎ—V{ ô⎦ È⌡ s9 uρ ÷Λ änö x Ÿ2 ¨β Î)

ø’Î1# x‹ tã Ó‰øƒÏ‰ t±s9

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kam akan me-nambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

i

Sikap kedua yang seharusnya ada di dalam diri seorang muslim adalah sikap sabar. Kita tidak bisa membayangkan, apa yang terjadi jika

44

sabar tidak lagi menjadi sikap hidup, sehingga berbagai kegagalan dalam hidup ini, membuat kita frustasi. Makin meningkat harapan kita, makin sering pula harapan itu tak terpenuhi, maka semakin resah dan semakin gelisahlah kita.

Hasil-hasil pembangunan yang semestinya dapat dinikmati oleh setiap orang, justeru hanya orang-orang ter-tentu yang dapat menikmatinya. Sum-ber daya alam yang kita miliki belum sanggup memberikan dampak dan kontribusi yang maksimal bagi kese-jahteraan masyarakat. Ditambah lagi sistem ekonomi negara kita berulang-kali digoncangkan oleh berbagai faktor yang tidak dapat kita prakirakan. Ke-mudian, kita sangat sedih melihat dan menyaksikan terjadinya perpecahan dan bentrokan diberbagai tempat dan di beberapa daerah, mulai dari masa-lah sepele sampai issu sara’ yang

45

Page 14: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

dibesar-besarkan. Kita lihat di kota-kota besar, ada tawuran antar pelajar, rebutan lahan antar preman, bentrokan antar kampung dan antar warga, per-musuhan antar suku dan agama, dan sebagainya. Belum lagi berbagai ben-cana dan musibah yang menimpa se-bagian warga kita, maka tanpa sikap sabar, kita tentu akan menjadi sinis, mental kita akan menjadi jatuh, runtuh, hancur berkeping.

Hidup ini memang penuh mis-teri, sarat dengan ketidakpastian dan banyak liku-likunya. Kemaren musim hujan, sekarang musim panas. Siang tadi terasa panas menyengat, tiba-tiba sore hari berubah menjadi hujan, di-ngin kedinginan. Demikianlah seterus-nya, bak sebuah roda yang berputar tak pernah henti.

Andai kita boleh memilih, pasti

46

kita akan memilih yang enak-enak sa-ja. Tetapi kenyatannya kita sering di-buat bingung tidak berdaya. Ketika kita menginginkan yang manis, ternyata pahit yang kita dapatkan. Ketika kita tinggal di desa, kita pusing, karena udara terlalu dingin dan keadaan ter-lalu sunyi. Namun tatkala kita pindah ke perkotaan, kita malah tidak tenang, karena terlalu ramai dan udara terlalu pengab berpolusi. Begitulah, hidup ini seolah-olah serba salah dan tidak ada ketenangan. Di sinilah letak arti pen-tingnya sikap syukur dan sabar seba-gai benteng kita di dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini, terlebih-lebih didalam keikutsertaan kita membangun bumi saraba kawa yang tercinta ini.

Ingatlah, ibadah qurban meru-pakan sebuah perlambang yang mem-berikan petunjuk kepada kita bahwa hanya dengan semangat berkorban

47

yang tinggi sebuah cita-cita akan dapat dicapai. Dan hanya dengan semangat berkorban pula kehormatan suatu bangsa dapat diperoleh dan diperta-hankan.

Sejarah Islampun membuktikan, bahwa dengan semangat berkorban yang tinggi yang dimiliki oleh ummat Islam generasi pertama yang menye-babkan perkembangan Islam menjadi demikian pesat, sehingga kurang dari satu abad Islam sudah menjadi suatu kekuatan yang sangat besar dan dapat merubah peta sejarah serta kebudaya-an manusia.

Semangat berkorban adalah ibarat peluru yang berdesing kencang menembus segala penghalang jalan menuju cita-cita. Semakin besar, se-makin tinggi dan semakin luhur cita-cita yang hendak dicapai, maka

48

semakin besar pula semangat berkor-ban yang dibutuhkan. Hukum sejarah mengatakan bahwa siapa yang sang-gup berkorban, maka dialah yang pa-ling mempunyai kesempatan untuk berhasil dan sukses.

Semoga dengan meneladani semangat berkorban yang telah dicon-tohkan oleh Nabiullah Ibrahim a.s dan keluarganya, dapat kita jadikan inspi-rasi berharga dalam rangka mem-bangun bumi saraba kawa yang kita cintai ini. Amin.

49

Page 15: Aserani Kurdi, S · PDF fileAserani Kurdi, S.Pd MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA ii Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis

BAHAN RUJUKAN

Al-Qur’an dan Terjemahnya, DEPAG RI Jakarta, 1984;

Abdullah Gymnastiar, Tanda-tanda Ikhlas Seorang Hamba, MQS pustaka grafika Bandung, 2001;

---------------------- ndahnya Kesabaran MQS pustaka grafika Bandung, 2002;

I

j

,

)

Achmad Roziqin, S.Ag, Merealisasikan Tauhid dalam Kehidupan Seharihari (teks khutbah Idul Adha 1425 H), PDM Tabalong, 2005;

Achmad Sayuti, Drs. Khotbah Cende-kiawan, Pustaka Amani Jakarta, 1996;

50

Aserani Kurdi, S.Pd Kumpulan Khut-bah Jum’at Pilihan, Rolisa Kom-puter Mabuun Tanjung, 2006;

Asma’ Umar Hasan Fad’aq, Mengung-kap Makna dan Hikmah Sabar, Lentera Jakarta, 1999;

Anwar Harjono, Dr. Da’wah dan Masa-lah Sosial Kemasyarakatan, Me-dia Da’wah Jakarta, 1987;

Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam Al- Qur’an, Al-Ma’arif Bandung, 1995;

Birhasani, H. Drs. dan Aserani Kurdi, S.Pd. Kumpulan Khutbah Jum- ’at Tanjung Bersinar, CV.PD. Sari Murni II Barabai, 2003;

Choiruddin Hadhiri, S.P Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an, Gema

51

Insani Press Jakarta, 1993;

Fahriansyah, M.Ag Pengorbanan Yang Ikhlas dan Jujur Syarat Dasar dari Pembangunan Bangsa (teks khutbah Idul Adha 1424 H) PDM Tabalong, 2004;

Fathi Yakan, Yang Ber atuhan Di jalan Da’wah, Al-I’tishom Jakarta, 2000;

Hadiyah Salim, Hj. Qishashul Anbiya Sejarah 25 Rasul Al-Ma’arif bandung, 1985;

Irfan Wahyuni, S.Th.I Tumbuhkan Se-mangat Berkorban (teks khut-bah Idul Adha 1428 H), PDPM. Tabalong, 2007;

Kholilah M, Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, Arkola Surabaya, 1995;

52

Rafi’i Baderi, H. Lc. Keteladanan Ge-nerasi Ibrahim a.s. (teks khut-bah Idul Adha 1422 H BTM Al-Mukhlisin Mabuun, 2002;

Salman bin Fahd Al-Audah, Agar Bah-tera tak Tenggelam, Risalah Gusti Asurabaya, 1995;

Shafwat ‘Abdul Fattah Mahmud, Jujur Menuju Jalan Yang benar, Bin-tang Cemerlang Yogyakarta, 2001;

Syamsul Rijal Hamid, Kisah Kesabaran Para Nabi dan Rasul, Penebar Salam Jakarta, 1999;

Muhammad Abdul Aziz Ahmad, Kha-siat dan Keutamaan Air Zam-zam, Lentera Jakarta, 2001;

53