Download docx - Askep SARS

Transcript
Page 1: Askep SARS

Asuhan Keperawatan

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

Di susun

Oleh :

Ceri Andriana

Khairun Nisak

Sari Bunga pasande

Endang Wahyuni

Akademi Keperawatan HARUM

Jakarta

2009/2010

KATA PENGANTAR

Page 2: Askep SARS

Dengan mengucap puji syukur kami slaku penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah

Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Klien SARS” tepat pada waktunya.

Dalam penulisan makalah Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

pengarahan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak, oleh kerena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ns.Nina Sunarti S.Kep selaku Dosen mata ajar KMB I Sistem Pernapasan

2. Ibu Rusmawati Sitorus, Spd.MA. Selaku Direktur Akademi Keperawatan Harum

Jakarta

3. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan baik moral maupun materil sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ilmiah ini.

4. Teman-teman yang telah memberikan bantuan kepeda penulis dalam rangka

penyusunan makalah ilmiah ini.

Kami selaku penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami selaku penulis mengharapkan

saran dan kritik yang bersifat membangun. Dengan harapan kami selaku penulis, makalah

ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan perawat/ mahasiswa/i khususnya(kami

selaku penulis) dalam Asuhan Keperawatan SARS

Jakarta, 27 November 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Page 3: Askep SARS

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang………………………………………………………………….........

B. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………….

C. Ruang Lingkup………………………………………………………………………

D. Metode Penulisan………………………………………………………………….....

E. Sistematika Penulisan………………………………………………………………..

BAB II : Konsep Dasar

A. Pengertian…………………………………………………………………………….

B. Etiologi………………………………………………………………………………..

C. Patofiologi……………………………………………………………………………

D. Manispestasi klinis…………………………………………………………………...

E. Komplikasi…………………………………………………………………………...

F. Pemeriksaan penunjang…………………………………………………………….

G. Pelaksanaan medis…………………………………………………………………...

H. Prognosis

A. Konsep Keperawatan…………………………………………………………………

A. Pengkajian…………………………………………………………………………...

B. Dianosa keperawatan……………………………………………………………….

C. Intervensi…………………………………………………………………………….

- Tujuan

Page 4: Askep SARS

- Kreteria hasil

- Intervensi dan rasional

BAB III

A. Saran

B. Kesimpulan

Daftar Pustaka

BAB I

Page 5: Askep SARS

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alasan kami mengambil Asuhan Keperawatan SARS karena SARS itu

singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome atau Corona Virus Pneumonia

(CVP), suspek (suspect case) terjadi pada seseorang setelah 1 Februari 2003 lalu.

Wabah penyakit gangguan pernapasan misterius ini terus melanda kawasan Asia dan

terus meminta korban. Seorang pasien di Hongkong menjadi korban tewas keenam di

wilayah administrative.

Berapa kasus yang telah tercatat sampai 3 April 2003 lalu, ada 2223 kasus, 78

meninggal dan tersebar di 18 negara yaitu Canada 58, China 1190, Hongkong ada 708

kasus, Taiwan 13 kasus, France 1 kasus, Germany 5 kasus, Italy 3 kasus, Republik

Ireland 2 kasus, Romania 3 kasus, Singapore 95 kasus, Switzerland 2 kasus, Thailand

7 kasus, United Kingdom 3 kasus, United States 72 kasus, Vietnam 58 kasus,

Australia 1 kasus, Belgium 1 kasus, Canada dan Italy 3 ada kasus.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa/ i memahami tentang Asuhan Keperawatan SARS

2. Tujuan Khusus

a. Agar mahasiswa/i dapat mengerti tentang Penyakit SARS

b. Agar mahasiswa/i mengetahui pentingnya Auhan Keperawatan SARS

c. Untuk memenuhi tugas KMB I (sistem Pernapasan)

C. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dalam pembahasan makalah ini adalah tentang

“Asuhan Keperawatan SARS”

D. Metode Penulisan

Page 6: Askep SARS

Metode penulisan dalam karya tulis yang kami buat ini menggunakan studi

kepustakaan yang berhubungan dengan judul dan judul tersebut kiranya bisa dijadikan

panduan dalam penyusunan karya tulis ini.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisa makalah ini, penulis membagi menjadi 3 bab :

1. Bab I : PENDAHULUAN

Pendahuluan terdiri dari latar belakang , tujuan penulisan ruang lingkup, metode

penulisan, dan system penulisan.

2. Bab II : KONSEP DASAR

3. Bab III : PENUTUP

Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II

Page 7: Askep SARS

KONSEP DASAR

A. Pengertian

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit pernapasan

yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang

disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau Corona Virus Pneumonia (CVP) adalah

Syndroma pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru

manusia yang sampai saat ini belum diketahui pasti penyebabnya.

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru

dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan

di paru-paru (edema paru).

SARS merupakan kedaruratan medis yang dapat terjadi pada orang yang sebelumnya

mempunyai paru-paru yang normal.  Walaupun sering disebut sindroma gawat pernafasan

akut dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi pada anak-anak.

Dari semua pengertian yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa Severe acute

respiratory syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut berat adalah sindrom akut akibat

infeksi virus pada paru yang bersifat mendadak dan menunjukan gejala gagguan pernapasan

pada pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS, dan sampai saat ini

belum diketahui pasti penyebabnya. walaupun sering disebut sindroma gawat pernafasan akut

dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi pada anak-anak.

Anatomi sistem pernapasan

Anatomi sistem pernapasan meemungkinkan terjadinya pendistribusian udara dan

pertukaran gas pernapasan. Fungsi ganda ini pada akhirnya memungkinkan terjadinya

pertukaran gas antara udara di lingkungan dan darah dalam paru-paru, dan pertukaran gas

antara darah dan sel-sel tubuh. Untuk memahami homeostatis dalam semua sistem organ

tubuh di perlukan pemahaman tentang hubungan antara struktur sistem pernapasan dan

fungsinya.

Page 8: Askep SARS

Fungsi pernapasan tidak hanya bergantung pada organisasasi struktural dari bagian-

bagian sistem tetapi juga dari inter-relasi dari komponennya dengan sisten tubuh yang lain,

termasuk sistem persarafan, sirkulasi, miskular, dan imun.

Saluran Pernapasan Bawah

Trakhea

Pipa udara atau trakhea adalah saluran udara tubular yang mempunyai panjang sekitar 10 sampai 13 cm dengan lebar sekitar 2,5 cm. trakhea terletak di depan esofagus dan saat palpasi teraba sebagai struktur yang keras, kaku tepat di permukaan anterior leher. Trakhea memnjang dari laring ke arah bawah kedalam rongga torak tempatnya terbagi menjadi bronkhi kanan dan kiri.

Bronchial & Alveoli

Ujung distal trakhea membagi menjadibronkhi primer kanan dan kiri yang terletak didalam rongga dada. Di dalam paru-paru, masing-masing bronkhus primer sedikit memanjang dari trakhea kearah paru-paru membentuk cabang menjadi bronkhus sekunder, meski perpanjangan ini tidak simetris: cabang bronkhus kiri mempunyai sudut yang lebih tajam disbanding dengan cabang bronkhus kanan. Sebagai akibat dari perbedaan anatomi ini adalah bila benda asing secara tidak sengaja terhirup biasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan. Pada dinding bronkhiolus tidak terdapat kartilago; keadan ini menjadi penting secara klinis dalam asma. Bronkhiolus yang paling kecil berakhir dalam kumpulan alveoli—kantung udara didalam paru-paru.

Fungsi percabangan bronchial untuk memberikan saluran bagi udara antara trakhea dan alveoli. Sangat penting artinya untuk menjaga agar jalan udara ini tetap terbuka dan bersih.

Paru-paru

Paru-paru terletak di kedua sisi jantung di dalam rongga dada dan dikelilingi serta

dilindungi oleh singkar iga. Bagian dasar setiap paru-paru terletak diatas diafragma; bagian

apeks paru (ujung superior) terletak setinggi klavikula. Pada permukaan tengah setiap paru

terdapat identasi yang disebut hilus, tempat bronkhus primer dan tempat masuknyaarteri serta

vena pulmonari kedalam paru.

Toraks

Rongga toraks terdiri atas rongga pleura kanan dan kiri dan sebagian tengah yang disebut

mediastinum. Jaringan fibrosa membentuk dinding sekeliling mediastinum, yang secara

sempura memisahkannya dari rongga pleura kanan, dimana terletak paru kanan, dan dari

Page 9: Askep SARS

rongga pleura kiri, yang merupakan tempat dari paru kiri. Satu-satunya organ dalam rongga

toraks yang terletak didalam mediastinum adalah paru-paru

B. Etiologi

Etiologi SARS masih dipelajari. Pada 7 April 2003, WHO mengumumkan kesepakatan

bahwa coronavirus yang baru teridentifikasi adalah mayoritas agen penyebab SARS.

Coronavirus berasal dari kata “Corona” yang berasal dari bahasa Latin yang artinya “crown”

atau mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan

mikroskop nampak seperti mahkota.

Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak

langsung yang melukai paru-paru, diantaranya :

1. Pneumonia

2. Tekanan darah yang sangat rendah (syok)

3. Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung)

4. Beberapa transfusi darah

5. Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi

6. Emboli paru

7. Cedera pada dada

8. Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin

9. Trauma hebat

10. Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak).

Page 10: Askep SARS

C. Patofisiologi

Coronavirus

 

Droplet Saluran Pernafasan

Peningkatan angka leukosit

 

Inkubasi 2-10 hari

Demam   Radang paru

Nafsu makan

menurun

Hipertermi

 

Bersihan jalan nafas

tidak efektif

Peningkatan secret

Intake

makanan/minuman

menurun

 

 

Dehidrasi Asupan O2

tidak adekuat

Sesak nafas

Nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

Volume cairan

kurang dari

kebutuhan tubuh

 

Metabolism anaerob

 

 

Peningkatan

asam laktat

 

Nyeri

Perubahan

Respiratory Rate

(RR)

   

Peningkatan

asam laktat Pola napas tidak

efektif

   Nyeri

Page 11: Askep SARS

Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae)

yang pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini stabil pada tinja dan urine pada

suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti

virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di

paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan

paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya melalui

udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena

ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-

alat yang terkontaminasi.

Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu

merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret

atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui udara, misalnya

penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak

terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara,

masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan

hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.

Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak

langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada

petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau

nebulasi.

Paktor pencetus, Coronavirus adalah mayoritas agen penyebab SARS. Virus ini stabil

pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari

pada penderita diare. Virus SARS kehilangan infektivitasnya terhadap berbagai

disinfektan dan bahan-bahan fiksasi.  Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara,

masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Dalam tempo sekitar dua

hingga sepuluh hari, paru-paru akan meradang, bernapas kian sulit. Metode penularannya

melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya

terkena ludah saat pasien bersin dan batuk bahkan bisa melalui barang-barang yang

terkontaminasi atau barang yang digunakan oleh pasien SARS.

Page 12: Askep SARS

D. Manispestasi Klinis

Secara proposional ada 2 definisi kasus SARS, yaitu “suspect” dan “probable” sesuai

kriteria WHO.

Definisi penderita suspect (diduga) mempunyai riwayat sebagai berikut :

Demam tinggi (> 380C / 100,40F) disertai dengan batuk atau mengalami kesulitan

bernafas ditambah dengan adanya satu atau lebih riwayat pajanan dalam 10 hari sebelum

timbulnya gejala klinis yaitu :

a. Pernah kontak dekat dengan penderita suspect atau penderita probable SARS

(seperti merawat penderita, tinggal bersama, menangani sekret atau cairan tubuh

penderita)

b. Dan atau adanya riwayat pernah melakukan perjalanan kedaerah yang sedang

terjangkit SARS

c. Dan atau tinggal didaerah yang sedang terjangkit SARS.

Definisi penderita probable (mungkin) adalah penderita suspect seperti yang

disebutkan diatas disertai dengan :

b. Gambaran radiologis adanya infiltrat pada paru yang konsisten dengan gejala klinis

pneumonia atau Respiratory Distress Syndrome (RDS) yang ada.

c. Atau ditemukannya coronavirus SARS dengan satu atau lebih metoda pemeriksaan

laboratorium.

d. Atau pada otopsi ditemukan gambaran patologis RDS tanpa sebab yang jelas.

Suhu badan lebih dari 38oC, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek-

pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien

penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada

pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang itu bisa disebut

probable SARS atau bisa diduga terkena SARS. Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa

kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul bintik-bintik merah pada kulit, dan badan

lemas beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung

oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala itu tidak cukup kuat jika belum

ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan pemeriksaan medis sebelum

Page 13: Askep SARS

seseorang disimpulkan terkena penyakit ini. Paru-parunya mengalami radang,

limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah berat, oksigen

dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat

dengan alat medis. Tapi semua gejala itu masih bisa berubah. Penelitian terus

dilangsungkan sampai sekarang.

E. Komplikasi

Komplikasi meliputi :

a. Abses paru

b. Efusi pleural

c. Empisema

d. Gagal nafas

e. Perikarditis

f. Meningitis

g. Atelektasis

h. Hipotensi

i. Delirium

j. Asidosis metabolic

k. Dehidrasi

l. Penyakit multi lobular

m. Septikemi

n. Superinfeksi dapat terjadi sebagai komplikasi pengobatan farmakologis.

F. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.

b. Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan

abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit,

bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena kekurangan oksigen).

Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :

Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang

seharusnya terisi udara)

Gas darah arteri

Hitung jenis darah dan kimia darah

Bronkoskopi

Page 14: Askep SARS

c. Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.

d. Pemeriksaan Bakteriologis    : sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal,

aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy

e. Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 jam dan

sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.

G. Penatalaksanaan

Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat,

pemberian multivitamin dan lain-lain.

Terapi oksigen

Humidifikasi dengan nebulizer

Fisioterapi dada

Pengaturan cairan

Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat

Obat inotropik

Ventilasi mekanis

Drainase empiema

Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup

Terapi antibiotik

Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan fitur

non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis

SARS-cov virus dalam beberapa hari pertama infeksi belum tersedia. Antibiotik

empiris yang sesuai dengan demikian diperlukan untuk menutupi terhadap patogen

pernafasan Common per nasional atau pedoman pengobatan lokal bagi masyarakat-

diperoleh atau nosokomial pneumonia.

Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain

efek antibakteri mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory dikenal memiliki

sifat, khususnya quinolones dan makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum

ditentukan.

SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian kecil pasien

dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan atau terapi

antibiotik saja.

Page 15: Askep SARS

Antibiotik :

a.Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab

b. Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S.Aureus

H. Prognosis

Angka kematian melebihi 40%.  Apabila penyakit tidak ditangani dengan baik maka

kondisi bagian tubuh yang diserang, yakni paru-paru, makin bertambah berat rusaknya.

Keadaan pasien yang semula mengalami radang paru dapat berlanjut ke kondisi gagal

napas yang berat karena paru sudah tidak dapat berfungsi sebagai alat pernapasan yang

menerima oksigen dan membuang karbondioksida. Tanda jasmani tidak begitu kelihatan

dan mungkin tidak ada. Beberapa pasien akan mengalami tachypnea dan crackle pada

auscultation. Kemudian, tachypnea dan lethargy kelihatan jelas.

Pada penderita yang menjalani terapi ventilator dalam waktu yang lama, cenderung

akan terbentuk jaringan parut di paru-parunya. Jaringan parut tertentu membaik beberapa

bulan setelah ventilator dilepas. 

Penderita yang bereaksi baik terhadap pengobatan, biasanya akan sembuh total,

dengan atau tanpa kelainan paru-paru jangka panjang. 

 

A. Konsep Keperawatan

A. Pengkajian

Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan SARS :

1. Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi cepat bersambungan,

batuk, sputum purulen, dan auskultasi bunyi napas untuk mengetahui konsolidasi.

2. Perhatikan perubahan suhu tubuh.

3. Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme.

4. Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan, tidak berhasil

untuk sembuh, atelektasis, efusi pleural, komplikasi jantung, dan superinfeksi.

5. Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-hari,

mekanisme koping, kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.

6. Pengetahuan pasien atau keluarga : pengalaman terkena penyakit pernafasan,

pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.

Page 16: Askep SARS

B. Diagnosa keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi

jalan nafas.

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, takipneu,

demam.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor biologis.

4. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi (kerusakan organ)

5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi (RR >24x/menit) atau

hipoventilasi (RR <16x/menit).

C. intervensi

N

oDiagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Bersihan jalan nafas tidak

efektif berhubungan

dengan inflamasi dan

obstruksi jalan nafas.

NOC :

a. Respiratory status :

Ventilation

b. Respiratory status :

Airway patency

Kriteria Hasil :

a. Mendemonstrasikan

batuk efektif dan

suara nafas yang

bersih, tidak ada

sianosis dan dyspneu

b. Menunjukkan jalan

nafas yang paten

NIC :

Airway suction

a. Pastikan kebutuhan

oral atau tracheal

suctioning

b. Auskultasi suara

nafas sebelum dan

sesudah suctioning.

c. Informasikan pada

klien dan keluarga

tentang suctioning

d. Minta klien nafas

dalam sebelum

suction dilakukan.

e. Berikan O2 dengan

menggunakan nasal

Page 17: Askep SARS

c. Mampu

mengidentifikasikan

dan mencegah factor

yang dapat

menghambat jalan

nafas

untuk memfasilitasi

suksion nasotrakeal

f. Gunakan alat yang

steril setiap

melakukan tindakan

g. Anjurkan pasien

untuk istirahat dan

napas dalam setelah

kateter dikeluarkan

dari nasotrakeal

h. Monitor status

oksigen pasien

i. Ajarkan keluarga

bagaimana cara

melakukan suksion

j. Hentikan suksion

dan berikan oksigen

apabila pasien

menunjukkan

bradikardi,

peningkatan saturasi

O2, dan lain-lain.

Airway Management

a. Buka jalan nafas,

guanakan teknik

chin lift atau jaw

thrust bila perlu

b. Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

Page 18: Askep SARS

ventilasi

c. Identifikasi pasien

perlunya

pemasangan alat

jalan nafas buatan

d. Lakukan fisioterapi

dada jika perlu

e. Auskultasi suara

nafas, catat adanya

suara tambahan

f. Kolaborasi

pemberian

bronkodilator bila

perlu

g. Atur intake untuk

cairan

mengoptimalkan

keseimbangan.

h. Monitor respirasi

dan status O2

2 Defisit Volume cairan

berhubungan dengan intake

oral tidak adekuat,

takipneu, demam

NOC:

a. Fluid balance

b. Hydration

c. Nutritional Status :

Food and Fluid

Intake

Kriteria Hasil :

a. Mempertahankan

Fluid management

a. Pertahankan catatan

intake dan output

yang akurat

b. Monitor status

hidrasi

( kelembaban

membran mukosa,

nadi adekuat,

tekanan darah

ortostatik ), jika

Page 19: Askep SARS

urine output sesuai

dengan usia dan BB,

BJ urine normal, HT

normal

b. Tekanan darah, nadi,

suhu tubuh dalam

batas normal

c. Tidak ada tanda

tanda dehidrasi,

Elastisitas turgor

kulit baik, membran

mukosa lembab,

tidak ada rasa haus

yang berlebihan

diperlukan

c. Monitor vital sign

d. Monitor masukan

makanan / cairan

dan hitung intake

kalori harian

e. Lakukan terapi IV

f. Monitor status

nutrisi

g. Berikan cairan

h. Dorong masukan

oral

i. Berikan penggantian

nesogatrik sesuai

output

j. Dorong keluarga

untuk membantu

pasien makan

k. Kolaborasi dokter

jika tanda cairan

berlebih muncul

meburuk

l. Atur kemungkinan

tranfusi

m. Persiapan untuk

tranfusi

3. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan

pemasukan berhubungan

dengan faktor biologis

NOC :

Status nutrisi, setelah

diberikan penjelasan dan

perawatan kebutuhan

nutrisi pasien terpenuhi

dengan kriteria hasil :

NIC:

Eating disorder

manajemen

a. Tentukan

kebutuhan kalori

harian

Page 20: Askep SARS

(sesak nafas).a. Pemasukan nutrisi

yang adekuat

b. Pasien mampu

menghabiskan diet

yang dihidangkan

c. Tidak ada tanda-

tanda malnutrisi

d. Nilai laboratorim,

protein total 8-8 gr

%, Albumin 3.5-5.4

gr%, Globulin 1.8-

3.6 gr%, HB tidak

kurang dari 10 gr %

e. Membran mukosa

dan konjungtiva

tidak pucat

b. Ajarkan klien dan

keluarga tentang

pentingnya

nutrient

c. Monitoring TTV

dan nilai 

Laboratorium

d. Monitor intake

dan output

e. Pertahankan

kepatenan

pemberian nutrisi

parenteral

f. Pertimbangkan

nutrisi enteral

g. Pantau adanya

Komplikasi GI

Terapi gizi

a. Monitor masukan

makanan atau

minuman dan

hitung kalori

harian secara

tepat

b. Kolaborasi ahli

gizi

c. Pastikan dapat

diet TKTP (tinggi

kalori tinggi

protein)

Page 21: Askep SARS

d. Berikan

perawatan mulut

e. Pantau hasil

labioratoriun

protein, albumin,

globulin, HB

f. Jauhkan benda-

benda yang tidak

enak untuk

dipandang seperti

urinal, kotak

drainase, bebat

dan pispot

g. Sajikan makanan

hangat dengan

variasi yang

menarik

4 Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

isolasi respiratory.

NOC :

a. Energy

conservation

b. Self Care : ADLs

Kriteria Hasil :

a. Berpartisipasi

dalam aktivitas fisik

tanpa disertai

peningkatan

NIC :

Activity Therapy

a. Kolaborasikan

dengan Tenaga

Rehabilitasi

Medik dalam

merencanakan

program terapi

yang tepat.

b. Bantu klien untuk

mengidentifikasi

Page 22: Askep SARS

tekanan darah, nadi

dan RR

b. Mampu melakukan

aktivitas sehari hari

(ADLs) secara

mandiri

aktivitas yang

mampu dilakukan

c. Bantu untuk

memilih aktivitas

konsisten yang

sesuai dengan

kemampuan fisik,

psikologi dan

social

d. Bantu untuk

mengidentifikasi

dan mendapatkan

sumber yang

diperlukan untuk

aktivitas yang

diinginkan

e. Bantu untuk

mendapatkan alat

bantuan aktivitas

seperti kursi roda,

krek

f. Bantu untuk

mengidentifikasi

aktivitas yang

disukai

g. Bantu klien untuk

membuat jadwal

latihan diwaktu

luang

h. Bantu

pasien/keluarga

untuk

mengidentifikasi

Page 23: Askep SARS

kekurangan dalam

beraktivitas

i. Bantu pasien

untuk

mengembangkan

motivasi diri dan

penguatan

j. Monitor respon

fisik, emosi, social

dan spiritual

Energy Management

a. Observasi adanya

pembatasan klien

dalam melakukan

aktivitas

b. Dorong anal untuk

mengungkapkan

perasaan terhadap

keterbatasan

c. Kaji adanya factor

yang

menyebabkan

kelelahan

d. Monitor nutrisi 

dan sumber energi

e. Monitor pasien

akan adanya

kelelahan fisik dan

emosi secara

berlebihan

f. Monitor respon

Page 24: Askep SARS

kardiovaskuler 

terhadap aktivitas

g. Monitor pola tidur

dan lamanya

tidur/istirahat

pasien

5 Defisit pengetahuan

berhubungan dengan

perawatan

NOC :

a. Knowledge :

disease process

b. Knowledge :

health Behavior

Kriteria Hasil :

a. Pasien dan keluarga

menyatakan

pemahaman tentang

penyakit, kondisi,

prognosis dan

program pengobatan

b. Pasien dan keluarga

NIC :

Teaching : disease

Process

a. Berikan penilaian

tentang tingkat

pengetahuan pasien

tentang proses

penyakit yang

spesifik

b. Jelaskan

patofisiologi dari

penyakit dan

bagaimana hal ini

berhubungan

dengan anatomi dan

Page 25: Askep SARS

mampu

melaksanakan

prosedur yang

dijelaskan secara

benar

c. Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan

kembali apa yang

dijelaskan

perawat/tim

kesehatan lainnya

fisiologi, dengan

cara yang tepat.

c. Gambarkan tanda

dan gejala yang

biasa muncul pada

penyakit, dengan

cara yang tepat

d. Gambarkan proses

penyakit, dengan

cara yang tepat

e. Identifikasi

kemungkinan

penyebab, dengna

cara yang tepat

f. Sediakan informasi

pada pasien tentang

kondisi, dengan cara

yang tepat

g. Hindari harapan

yang kosong

h. Diskusikan

perubahan gaya

hidup yang mungkin

diperlukan untuk

mencegah

komplikasi di masa

yang akan datang

dan atau proses

pengontrolan

penyakit

i. Diskusikan pilihan

terapi atau

penanganan

Page 26: Askep SARS

j. Dukung pasien

untuk

mengeksplorasi atau

mendapatkan

second opinion

dengan cara yang

tepat atau

diindikasikan

k. Eksplorasi

kemungkinan

sumber atau

dukungan, dengan

cara yang tepat

l. Instruksikan pasien

mengenai tanda dan

gejala untuk

melaporkan pada

pemberi perawatan

kesehatan, dengan

cara yang tepat

Page 27: Askep SARS

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari makalah diatas maka penulis menyimpulkan SARS

(severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit pernapasan

yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan

yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau Corona Virus Pneumonia

(CVP) adalah Syndroma pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi

pada jaringan paru manusia yang sampai saat ini belum diketahui pasti

penyebabnya.

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-

paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya

pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).

SARS merupakan kedaruratan medis yang dapat terjadi pada orang yang

sebelumnya mempunyai paru-paru yang normal.  Walaupun sering disebut

sindroma gawat pernafasan akut dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi pada anak-

anak

B. SARAN

Kita sebagai mahasiswa Perawat di harapkan mengerti dan memahami tentang

Asuhan Keperawatan pada Klien SARS, dan kami mohon kritikannya bagi pembaca

Asuhan Keperawatan yang kami buat agar bisa membangun makalah ini dengan lebih

baik lagi.

Page 28: Askep SARS

DAPTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3,

EGC, Jakarta

Jong, W, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC Jakarta

Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media

Aesculapius : Jakarta. 

Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media

Aesculapius : Jakarta.

http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=63

http://dhewynerz.blogspot.com/2009/11/askep-sars.html