PENGARUH PREMI, KLAIM, HASIL INVESTASI DAN
UNDERWRITING TERHADAP LABA ASURANSI JIWA
(STUDI KASUS PT. ASURANSI SYARIAH MUBARAKAH)
Oleh
M. Agung Ali Fikri
H24051995
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
ABSTRAK
M. Agung Ali Fikri. H24051995. Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting Terhadap Laba Perusahaan Asuransi Jiwa (Studi Kasus PT. Asuransi Syariah Mubarakah). Di bawah bimbingan Muhammad Syamsun
PT Asuransi Syariah Mubarakah adalah perusahaan asuransi syariah
nasional pertama di Indonesia. PT Asuransi Syariah Mubarakah merupakan perusahaan asuransi jiwa yang berbasis syariah. Asuransi syariah dalam setiap aktivitas operasionalnya akan selalu menghidari bahaya riba, maysir dan gharar. Aktivitas utama dari perusahaan asuransi adalah undewriting. Underwriting merupakan usaha asuransi dalam mengklasifikasikan risiko yang dimiliki setiap calon tertanggung. Underwriting merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari kinerja perusahaan untuk meningkatkan laba. Perusahaan asuransi berfokus pada klasifikasi calon tertanggung dan membuat produk baru dengan premi yang lebih menarik.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis strategi underwriting yang
dilaksanakan perusahaan asuransi jiwa PT. Asuransi Syariah Mubarakah, (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laba PT. Asuransi Syariah Mubarakah, (3) Menganalisis pengaruh peningkatan atau penurunan premi, klaim, hasil investasi serta hasil underwriting terhadap laba PT. Asuransi Syariah Mubarakah. Variabel independen (premi, klaim, hasil investasi and underwriting) secara bersama-sama mempengaruhi laba perusahaan asuransi. Serta untuk mengetahui trend pertumbuhan laba perusahaan setiap kwartal sepanjang tahun 2004 sampai 2008. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan PT. Asuransi Syariah Mubarakah dan laporan keuangan industri asuransi jiwa dari Bapepam LK. Penelitian ini menggunakan data primer (interview) dan data sekunder (Bapepam LK, asosiasi, dan literature). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dan korelasi dengan menggunakan program MINITAB 14.
Berdasarkan analisis regresi, variabel yang berpengaruh positif terhadap
laba perusahaan adalah hasil investasi and underwriting, sedangkan variabel yang berpengaruh negatif terhadap laba perusahaan adalah klaim. Hasil analisis juga didapatkan pengaruh negatif dari tingkat premi tehadap laba perusahaan. Hal yang sama juga terjadi dengan membandingkan pengaruh premi terhadap laba industri asuransi jiwa. Hal ini cukup beralasan karena setiap premi yang dibayarkan oleh nasabah kepada asuransi mengandung unsur risiko yang memicu terjadinya klaim. Dampak premi yang menurunkan laba dapat ditutupi dengan hasil investasi. Hasil investasi digunakan oleh PT. Asuransi Syariah Mubarakah dan industri asuransi dalam menutupi ketidakcukupan tingkat premi yang dibebankan kepada nasabah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan atau masukan positif kepada pihak perusahaan, terutama dalam rangka meningkatkan laba perusahaan.
PENGARUH PREMI, KLAIM, HASIL INVESTASI DAN
UNDERWRITING TERHADAP LABA ASURANSI JIWA
(STUDI KASUS PT. ASURANSI SYARIAH MUBARAKAH)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
M. Agung Ali Fikri
H24051995
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PENGARUH PREMI, KLAIM, HASIL INVESTASI DAN
UNDERWRITING TERHADAP LABA ASURANSI JIWA
(STUDI KASUS PT. ASURANSI SYARIAH MUBARAKAH)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
M. Agung Ali Fikri
H24051995
Menyetujui, 22 Mei 2009
Dosen Pembimbing Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc.
Mengetahui,
Ketua Departemen Manajemen Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.
Tanggal Lulus :
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Mei 1987. Penulis
merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Zaujudin dan Wahyu Tarsih.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Wibawa
Mukti Bekasi, lalu melanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 9
Bekasi. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum
Negeri 6 Bekasi dan masuk program IPA. Pada tahun 2005, penulis diterima di
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selain menyelesaikan jenjang S1 penulis juga mengambil program
pendidikan profesi di bidang asuransi. Penulis telah mendapatkan sertifikasi gelar
profesi sebagai Ajun Ahli Asuransi Kesehatan (AAAK) dari Perhimpunan Ahli
Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia (PAMJAKI) pada tahun
2008, dan Ajun Ahli Asuransi Indonesia Jiwa (AAAIJ) serta Qualified Insurance
Practitioner (QIP) dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI)
pada tahun 2009.
Selama menjadi mahasiswa sempat bekerja menjadi Trainee Account
Officer di PT. BPRS. Al Salaam Amal Salman. Selain itu penulis juga aktif
mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan seperti Sharia Economic Students
Club (SES-C), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM FEM), dan Forum Silaturahmi
Studi Ekonomi Islam (FoSSEI).
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi berjudul Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting
Terhadap Laba Asuransi Jiwa (Studi Kasus PT. Asuransi Syariah Mubarakah).
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Penyelasaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan berbgai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang
mendalam kepada :
1. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya, memberikan petunjuk serta pengarahan kepada penulis.
2. Ir. Budi Purwanto, ME dan Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM, atas kesediannya
untuk meluangkan waktu sebagai dosen penguji.
2. Staf dan Karyawan PT. Asuransi Syariah Mubarakah (Kantor Pusat) Jakarta,
yang telah meluangkan waktunya dan membantu penulis.
4. Staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM IPB.
3. Ibunda, Ayahanda serta kakak terbaik yang selalu mendoakan, membantu serta
memberi support kepada penulis.
4. Rekan-rekan di Departemen Manajemen Angkatan 42 yang telah membuat
kenangan indah selama kuliah.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah
SWT memberikan pahala atas kebaikannya.
Semoga hasil dari skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua
pihak yang membutuhkan.
Bogor, Mei 2009
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... iii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6 1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 6 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Asuransi ........................................................................................... 8 2.2. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah ............... 9 2.3. Asuransi Jiwa .................................................................................. 12 2.4. Manajemen Risiko ........................................................................... 13 2.5. Underwriting Asuransi Jiwa ............................................................ 16 2.6. Laba Perusahaan Asuransi Jiwa ...................................................... 17 2.7. Pendapatan Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Undewriting
- Pendapatan Premi .......................................................................... 19 - Beban Klaim ................................................................................. 20 - Hasil Investasi ............................................................................... 22 - Hasil Underwriting ........................................................................ 23
2.8. Data Berkala .................................................................................... 24 2.9. Korelasi dan Regresi Linear Berganda ............................................ 26
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ..................................................... 28 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 29 3.3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ............................................. 29 3.4. Metode Pengolahan Data ................................................................ 30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ......................................................... 34 4.2. Prosedur Underwriting .................................................................... 47 4.3. Analisis Pengaruh Pendapatan Premi Bruto, Baban Klaim, Hasil Investasi dan Hasil Underwriting Terhadap Laba Kotor .............. 50
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ......................................................................................... 54 2..Saran ................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 56 LAMPIRAN ...................................................................................................... 57
viii
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa ............................................................. 1 2. Kerangka Pemikiran Konseptual .................................................................... 29 3. Struktur Organisasi ........................................................................................ 46 4. Scatterplot of Laba vs Tahun ......................................................................... 51
ix
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Perbandingan Jumlah Tertanggung dengan Jumlah Penduduk ...................... 3 2. Daftar perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia .............................................. 4 3. Perbedaan Asuransi syariah dan Konvensional ............................................. 9 4. Tabel Nilai Korelasi ....................................................................................... 33 5. Tabel Data Premi, Klaim, Hasil Investasi, Underwriting dan Laba ............... 50
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Hasil Pengolahan MINITAB 14 Untuk Data Perusahaan ........................... 57 2. Hasil Pengolahan MINITAB Untuk Data Industri ..................................... 59 3. Data Laba PT. Asuransi Syariah Mubarakah .............................................. 62 4. Data Laba Keseluruhan Industri Asuransi Jiwa .......................................... 63 5. Data Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia .............................................. 64 6. Struktur Organisasi PT. Asuransi Syariah Mubarakah ............................... 66
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia adalah ketentuan Allah.
Namun, manusia wajib berikhtiar untuk memperkecil risiko dan juga dampak
keuangan yang mungkin timbul. Upaya tersebut seringkali tidak memadai,
sehingga tercipta kebutuhan akan mekanisme membagi risiko seperti yang
ditawarkan oleh konsep asuransi.
Industri asuransi jiwa di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Menurut Infobank pertumbuhan lembaga asuransi jiwa meningkat tiap tahunnya,
hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan total aset dari industri asuransi. (Gambar 1.)
Gambar 1. Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa di Indonesia Tahun 2002 2006
(Infobank, 2007)
Konsep asuransi yang ada di Indonesia mempunyai dua sistem. Adapun
sistem asuransi yang ada di Indonesia adalah sistem asuransi konvensional dan
sistem asuransi syariah. Pada awalnya sistem asuransi yang lebih awal dikenal
adalah sistem asuransi konvensional. Namun demikian mayoritas penduduk
Indonesia yang beragama Islam dan juga tingkat kesadaran beragama yang terus
meningkat, membuat prospek bisnis asuransi syariah di Indonesia semakin
menjanjikan.
0
10.000.000
20.000.000
30.000.000
40.000.000
50.000.000
60.000.000
70.000.000
80.000.000
2002 2003 2004 2005 2006
Total Aset
Modal
Premi Bruto
2
Berdasarkan data dari badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan
(Bapepam LK) jumlah perusahaan jasa asuransi yang ada di Indonesia pada tahun
2008 tercatat 147 buah perusahaan asuransi kerugian dan jiwa. Salah satu
perusahaan yang ikut bersaing bersama 46 perusahaan asuransi jiwa lain adalah
PT. Asuransi Syariah Mubarakah. Menawarkan konsep alternatif asuransi yang
ada yaitu berlandaskan syariah.
Asuransi termasuk bisnis yang diatur secara ketat oleh pemerintah dengan
tujuan untuk melindungi konsumen dari kemungkinan terjadinya kecurangan
perusahaan. Adanya batas rasio modal terhadap premi terkumpul telah
menyebabkan beberapa perusahaan masuk dalam kategori insolvent. Oleh
karenanya penting bagi perusahaan asuransi untuk mengukur dan membandingkan
kinerja mereka dengan efektif agar dapat bertahan dan bersaing dalam dunia
bisnis.
Perusahaan asuransi senantiasa mengevaluasi operasional mereka sepanjang
tahun, dengan mengidentifikasi berbagai faktor internal maupun eksternal yang
dapat mempengaruhi solvabilitas dan profitabilitas bisnis. Apa yang harus
dilakukan perusahaan dalam menghadapi karakteristik pasar dan dalam menilai
industri asuransi secara umum. Bagaimana perusahan menyediakan informasi
tentang sejauh mana suatu kegiatan telah tercapai, bagaimana perbedaan
pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih
diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila
dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.
Piranti umum dan terukur untuk evaluasi kinerja perusahaan asuransi adalah
dengan melakukan analisis terhadap aspek-aspek kinerja perusahaan dalam
laporan keuangannya yang merupakan muara dari seluruh aktivitas perusahaan.
Secara teoritis, terdapat sangat banyak alat analisa yang dapat digunakan dalam
pengkuran kinerja. Lima instrumen besar yang dikenal dengan Early Warning
System, yaitu Solvency and Overall Ratio, Profitability Ratio, Liquidity Ratio,
Premium Stability Ratio dan Technical Ratio biasa digunakan untuk pengukuran
kinerja perusahaan asuransi.
3
1.2. Perumusan Masalah
Asuransi sebagai sebuah mekanisme perlindungan merupakan langkah yang
tepat bagi seseorang dalam membagi atau mengalihkan risiko karena asuransi
menjawab kebutuhan rasa aman bagi setiap orang. Meningkatnya kesadaran
individu akan peranan asuransi menyebabkan bisnis dalam bidang ini menjadi
semakin cerah. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah tertanggung
asuransi dengan jumlah penduduk dalam lima tahun terakhir mengalami
peningkatan (lihat Tabel 1). Salah satu perusahaan asuransi yang ikut hadir
adalah PT. Asuransi Syariah Mubarakah yang berbasis syariah. Banyaknya
perusahaan asuransi yang hadir di Indonesia dengan tawaran produk yang hampir
sejenis mengakibatkan persaingan dalam bidang ini semakin ketat (lihat Tabel 1).
Tabel 1. Perbandingan Jumlah Tertanggung dengan Jumlah Penduduk
Tahun Jumlah tertanggung (a) Jamlah Penduduk (b) Rasio (a)/(b) (%)
1996 20.861.784 192,8 Juta 10,8
1997 22.163.949 195,8 Juta 11,3
1998 20.518.475 198,5 Juta 10,3
1999 20.284.424 200,3 Juta 11,2
2000 24.256.579 203,5 Juta 11,9
Sumber : BPS dalam Departemen Keuangan (2007)
Salah satu penentu kelangsungan hidup perusahaan adalah perolehan laba.
Agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan asuransi dalam menarik laba
di pasar, maka perusahaan harus mempunyai strategi yang baik dan diterapkan
dengan efektif oleh semua pihak yang berkepentingan. Oleh karenanya
perusahaan asuransi harus bersaing dalam merebut kepercayaan pasar terhadap
bisnisnya. Kepercayaan pasar merupakan modal kuat yang mempengaruhi laba
perusahaan asuransi. Membangun kepercayaan pasar untuk membeli produk
asuransi akan menjadi tantangan yang unik dan menarik bagi kalangan industri
asuransi.
4
Tabel 2. Daftar perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia
No Name of Company No Name of Company
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Adisarana Wanaartha
AIA Indonesia
Allianz Aken Life
AMP Panin Life
Asih Great Eastern
Aspac Life
Astra Jardine CMG Life
Bakrie Life
Berkah Harda Santosa
Binadaya Nusa Indah
Binasakti Sejahtera
Bringin Jiwa Sejahtera
Bringin Putra Sejahtera
Buana Putra
Bumi Asih Jaya
Bumiarta Reksatama
Bumiputera 1912
Bumiputera John Hancock
Central Asia Raya
Century Lifindo Perdana
Danamon Aetna Life
Dharmala Manulife
Eka Life
Inda Tamporok Life
Indolife Pensiontama
Intan Life
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
Jiwasraya
Koperasi Asuransi Indonesia
Mantari Mulia Sejahtera
Manulife
Mira Life
Modern Sunlife
Mukjizat Utama
Nabasa Life Insurance
Namura Tatalife
Niaga Cigna Life
Ongko Life Insurance
Panin Life
Pasaraya Life
Principal Egalita Indonesia
Prudential Bancbali Life
Rama Life
Sewu New York Life
Simas Lend Lease Life
Staco Raharja
Takaful Keluarga
Tata International Life
Assurance
Tempo National Life
Tugu Mandiri
OUB Life Sun Assurance
Winterthur Life Indonesia
Zurich PSP Life
Sumber : Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (2007)
5
Rasio beban klaim digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
pengalaman klaim (loss ratio) yang terjadi terhadap pendapatan premi bruto
asuransi. Tingginya rasio ini indikasi tentang buruknya proses underwriting
(seleksi risiko) dan penerimaan penutupan risiko. Akibatnya adalah terlalu
banyaknya dana yang harus dikeluarkan untuk mengganti klaim dan manfaat.
Akan tetapi peningkatan besarnya klaim juga tidak langsung berdampak terhadap
kerugian perusahaan asuransi, tetapi juga dapat mengindikasikan akan terjadinya
peningkatan penjualan dan pendapatan premi di masa yang akan datang karena
akan semakin banyak masyarakat yang percaya akan kemampuan perusahaan
asuransi dalam membayar klaim mereka dan akan menjadi sadar akan pentingnya
asuransi untuk mengganti kerugian yang diderita tertanggung.
Rasio underwriting digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
tingkat hasil underwriting yang dapat diperoleh perusahaan serta mengukur
tingkat keuntungan dari usaha asuransi murni. Rasio underwriting diperoleh
dengan membandingkan hasil underwriting dengan pendapatan premi bruto.
Rendahnya nilai dari rasio ini dapat disebabkan oleh beberapa hal utama,
diantaranya terlalu rendahnya rate, besarnya klaim atau tingginya beban
underwriting lain. Beberapa perusahaan asuransi di luar negeri bahkan
memproyeksikan hasil negatif atas rasio ini (umumnya proyeksi beban dan
cadangan klaim yang tinggi) tetapi mereka sangat concern dengan hasil investasi
untuk menutupinya sehingga perusahaan tetap beroperasi dengan laba.
Penelitian ini mencoba melihat pengaruh besarnya pembayaran klaim yang
dikeluarkan dan besarnya pendapat premi PT. Asuransi Syariah Mubarakah
terhadap laba perusahaan. Selama ini pandangan masyarakat umum adalah
bahwasannya perusahaan asuransi akan meraih keuntungan yang besar apabila
besarnya pengeluaran klaim dan manfaat sangat sedikit. Peneliti ingin mencoba
melihat bagaimana dampak kenaikan atau penurunan klaim dan kenaikan atau
penurunan pendapatan premi, hasil investasi dan hasil underwriting terhadap laba
perusahaan asuransi.
6
Sehubungan dengan hal diatas, permasalahan yang diajukan dalam penelitian
ini adalah :
1. Apa strategi underwriting yang dilakukan perusahaan asuransi jiwa PT.
Asuransi Syariah Mubarakah.
2. Bagaimana perolehan laba PT. Asuransi Syariah Mubarakah.
3. Apakah tingkat premi, klaim, hasil investasi dan underwriting berpengaruh
dalam meningkatkan laba asuransi jiwa PT. Asuransi Syariah Mubarakah.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk :
1. Melihat prosedur underwriting yang dilaksanakan perusahaan asuransi
jiwa PT. Asuransi Syariah Mubarakah.
2. Mengidentifikasi komponen-komponen yang mempengaruhi laba PT.
Asuransi Syariah Mubarakah.
3. Menganaliasis pengaruh peningkatan atau penurunan klaim, premi, hasil
investasi serta hasil underwriting terhadap laba PT. Asuransi Syariah
Mubarakah.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi perusahaan asuransi PT. Asuransi Syariah Mubarakah, penelitian
ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan strategis.
2. Bagi kalangan akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi, ilmu dan bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi penulis sendiri, merupakan tambahan wawasan dan pengetahuan
tentang bidang strategi operasional.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penulisan ini, penulis mengambil penelitian di PT.Asuransi Syariah
Mubarakah mengenai pengaruh klaim, premi, hasil investasi dan underwriting
terhadap laba perusahaan.
7
Faktor yang berperan besar dalam perolehan pendapatan perusahaan adalah
premi bruto, premi reasuransi, pendapatan investasi dan lain-lain. Sedangkan yang
berperan besar dalam pengeluaran asuransi adalah klaim asuransi, klaim
reasuransi, biaya pemasaran dan beban administrasi umum. Dalam penelitian ini,
peneliti hanya menganalisis pengaruh tingkat klaim, tingkat premi bruto, hasil
investasi dan hasil underwriting dalam perolehan laba perusahaan serta strategi
pengambilan keputusan yang sebaiknya diambil berdasarkan hasil analisis.
Keefektifan dalam pengambilan keputusan akan dikaji melalui peningkatan
laba untuk pencapaian tujuan perusahaan sehingga perusahaan dapat
mempertahankan dan meningkatkan skala bisnisnya. Dalam menganalisis masalah
ini, peneliti menggunakan korelasi dan regresi linear berganda dari data-data
perusahaan dan industri asuransi jiwa.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asuransi
Dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian :
Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri dengan pihak tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pergantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya orang yang
dipertanggungkan.
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan suatu premi
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena
suatu peristiwa yang tak tertentu. Pasal 246 KUHD (Sula, 2001).
Asuransi syariah (Tamin, Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling
melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi
dalam bentuk aset dan atau tabarru memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad/perikatan yang sesuai dengan syariah
(Sula, 2001).
Tertanggung adalah pihak konsumen atau pihak yang menerima jasa atau
mengalihkan risikonya kepada perusahaan asuransi. Penanggung (insurer atau
insurance carrier) adalah pihak penjual atau pihak yang menyediakan atau
menawarkan jasa asuransi. Pihak penanggung memberikan jaminan atas risiko
yang diasuransikan oleh pihak tertanggung. Perjanjian pertanggungan harus
dibuat dan diikat dalam suatu akta atau polis, yang merupakan tanda bukti adanya
perjanjian pertanggungan.
9
2.2. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah Tabel 3. Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional
No Aspek Asuransi Syariah Asuransi Konvensional
1 Konsep Sekumpulan orang yang
saling bantu membantu,
saling menjamin, dan
bekerjasama antara satu
dengan yang lainnya,
dengan cara masing-
masing mengeluarkan dana
tabarru
Perjanjian antara dua pihak
atau lebih, dengan mana
pihak penanggung
mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan
menerima premi asuransi,
untuk memberikan pergantian
kepada tertanggung
2 MAGHRIB
(Maysir,
Gharar dan
Riba)
Bersih dari adanya praktek
Gharar, Maisir, dan Riba
Tidak selaras dengan syariah
Islam karena adanya Maisir,
Gharar dan Riba; Hal yang
diharamkan dalam muamalah
3 DPS
(Dewan
Pengawas
Syariah)
Ada, yang berfungsi untuk
mengawasi pelaksanaan
operasional perusahaan
agar terbebas dari praktek-
praktek muamalah yang
bertentang dengan prinsip-
prinsip syariah
Tidak ada, sehingga dalam
banyak prakteknya
bertentangan dengan kaidah-
kaidah syara`
4 Akad Akad tabarru` dan akad
tijarah (mudharabah,
wakalah, wadiah, syirkah,
dan sebagainya)
Akad jual beli (akad
mu`awadah, akad idz`aan,
akad gharar, dan akad
mulzim)
5 Risiko Sharing of Risk, dimana
terjadi proses saling
menanggung antara satu
peserta dengan peserta
lainnya (ta`awun)
Transfer of Risk, dimana
terjadi transfer resiko dari
tertanggung kepada
penaggung
10
6 Pengelolaan
dana
Pada produk-produk
saving (life) terjadi
pemisahan dana, yaitu
dana tabarru` (derma) dan
dana peserta, sehingga
tidak mengenal istilah
dana hangus. Sedangkan
untuk term insurance (life)
dan general Insurance
semuanya bersifat tabarru`.
Tidak ada pemisahan dana,
yang berakibat pada
terjadinya dana hangus (untuk
produk saving life).
7 Investasi Dapat melakukan investasi
sesuai ketentuan
perundang-undangan,
sepanjang tidak
bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah
Islam. Bebas dari riba dan
tempat-tempat investasi
yang terlarang
Bebas melakukan investasi
dalam batas-batas ketentuan
perundang-undangan, dan
tidak terbatasi pada halal dan
haramnya obyek atau sistem
investasi yang digunakan
8 Pemilik
dana
Dana yang terkumpul dari
peserta dalam bentuk iuran
atau kontribusi, merupakan
milik peserta (shohibul
mal), asuransi syariah
hanya sebagai pemegang
amanah (mudharib) dalam
mengelola dana tersebut.
Dana yang terkumpul dari
premi peserta seluruhnya
menjadi milik perusahaan.
Dan perusahaan bebas
menggunakan dan
menginvestasikan kemana
saja.
9 Unsur
premi
Iuran atau kontribusi
terdiri dari unsur tabarru`
dan tabungan (yang tidak
mengandung unsur riba).
Tabarru` juga dihitung dari
Unsur premi terdiri dari:
Tabel mortalita (mortality
tables), bunga (interest),
biaya-biaya asuransi (cost of
insurance).
11
Tabel mortalita, tetapi
tanpa perhitungan bunga
tehnik.
10 Loading Pada sebagian asuransi
syariah loading (komisi
agen) tidak dibebankan
pada peserta tapi dari dana
pemegang saham, tapi
sebagian yang lainnya
mengambilkan dari sekitar
20-30 persen saja dari
premi tahun pertama.
Loading pada asuransi
konvensional cukup besar
terutama diperuntukkan untuk
komisi agen, bisa menyerap
premi tahun pertama dan
kedua. Karena itu nilai tunai
pada tahun pertama dan
kedua biasanya belum ada
(masih hangus).
11 Pembayaran
klaim
Sumber pembayaran klaim
diperoleh dari rekening
tabarru`, dimana peserta
saling menanggung satu
sama lainnya. Jika salah
satu peserta mendapat
musibah, maka peserta
lainnya ikut menanggung
bersama resiko tersebut
Sumber biaya klaim adalah
dari rekening perusahan,
sebagai konsekwensi
penanggung terhadap
tertanggung. Murni bisnis dan
tidak ada nuansa spiritual
12 keuntungan Profit yang diperoleh dari
surplus underwriting,
komisi reasuransi, dan
hasil investasi, bukan
seluruhnya menjadi milik
perusahaan, tetapi
dilakukan bagi hasil
(mudharabah) dengan
peserta
Keuntungan yang diperoleh
dari surplus underwriting,
komisi reasuransi, dan hasil
investasi seluruhnya adalah
merupakan keuntungan
perusahaan.
12
2.3. Asuransi Jiwa Perusahaan asuransi jiwa adalah suatu perusahaan yang menyediakan
pertanggungan dan menerbitkan polis asuransi jiwa. Inti dari perusahaan asuransi
jiwa adalah konsep risk (risiko) yang merupakan kemungkinan kerugian
perusahaan. Perusahaan asuransi jiwa mengembangkan produk dan jasa yang
dapat membantu orang dan organisasi mengelola kerugian keuangan yang
mungkin akan mereka hadapi.
Perusahaan asuransi jiwa memberikan perlindungan terhadap kerugian-
kerugian keuangan yang berkaitan dengan jenis risiko tertentu, dengan demikian
perusahaan asuransi jiwa tersebut memberikan perlindungan kepada para
pemegang polis, tertanggung serta para beneficiary (penerima manfaat). Orang-
orang yang memiliki pertanggungan yang cukup akan dapat mencapai tujuan
hidupnya karena mereka tahu bahwa apabila mereka meninggal dunia atau
menderita cacat, keluarga atau bisnis mereka dapat terhindar dari kesulitan-
kesulitan keuangan yang tidak perlu.
Perusahaan asuransi jiwa menawarkan serangkaian produk keuangan yang
dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan konsumen. Produk-produk seperti
term life insurance, whole life insurance, medical expense insurance, disability
income insurance, long term care insurance, dental insurance, vision coverage
dan group life and health insurance melindungi konsumen dari risiko-risiko
ekonomi yang berkaitan dengan kematian, cacat dan sakit. Produk-produk lain
seperti anuitas dan reksadana membantu para konsumen mengakumulasikan uang
mereka untuk kebutuhan-kebutuhan masa depan dan meningkatkan kekayaan
pribadi mereka.
Perusahaan asuransi jiwa merupakan salah satu lembaga keuangan yang
paling penting di dunia. Lembaga keuangan yang dapat mengumpulkan dana dari
masyarakat dan menempatkan dana tersebut dalam asset keuangan seperti, saham,
obligasi, polis asuransi, anuitas, real estate, rekening bank dan pinjaman.
Perusahaan asuransi jiwa juga merupakan perantara keuangan yang penting, yaitu
lembaga yang menggerakan uang dari orang dan perusahaan yang memiliki
kelebihan dana (pemberi pinjaman) ke orang dan perusahaan yang membutuhkan
dana (peminjam). Dalam proses perpindahan uang dari pemberi peminjam ke
13
peminjam, perusahaan menciptakan pemasukan untuk mereka. Perusahaan
asuransi jiwa merupakan perantara keuangan karena mereka mengambil bagian
dari uang premi asuransi yang dibayar oleh konsumen mereka dan
menginvestasikan uang tersebut dalam bisnis dan industri. Investasi perusahaan
asuransi menyediakan dana yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut untuk beroperasi
dan memperluas usaha.
2.4. Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan suatu sistem pengawasan risiko dan
perlindungan atas harta benda, keuntungan, serta keuangan suatu badan usaha atau
perorangan atas kemungkinan timbulnya suatu kerugian karena adanya risiko
tersebut. Di dalam setiap situasi, perorangan, keluarga atau perusahaan dapat
menggunakan manajemen risiko untuk mengendalikan tingkat risiko finansial.
Manajemen risiko mencakup pengidentifikasian dan penilaian risiko yang kita
hadapi. Untuk mengeliminasi atau mengurangi keterpaparan kita terhadap risiko
finansial tertentu, kita dapat meraih setidak-tidaknya empat pilihan :
1. Menghindari Risiko
Metode pengelolaan risiko yang pertama dan mungkin yang paling mudah
dilakukan adalah menghindari risiko sama sekali. Kita dapat menghindari risiko
cidera diri yang disebabkan oleh pesawat terbang yang jatuh dengan cara tidak
naik pesawat terbang, dan kita dapat menghindari kerugian finansial pada pasar
saham dengan tidak melakukan investasi saham. Namun kadang-kadang
menghindari risiko bukanlah hal yang efektif atau praktis.
2. Mengendalikan Risiko
Kita dapat mengendalikan risiko dengan mengambil langkah-langkah untuk
mencegah atau mengurangi risiko. Kita dapat mengurangi kemungkinan
kebakaran pada toko dengan melarang orang untuk merokok di dalam toko dan
tidak menyimpan barang yang mudah terbakar di sekitar toko. Dengan cara
demikian akan dapat mengurangi kemungkinan kerugian dan menekan kerugian
untuk tidak menjadi parah.
3. Menerima Risiko
Metode pengelolan risiko yang ketiga adalah menerima risiko. Menerima
risiko sama dengan menanggung seluruh tanggung jawab finansial atas risiko
14
tersebut. Orang-orang dan perusahaan-perusahaan kadang-kadang lebih memilih
untuk menanggung risiko keuangan tertentu sepenuhnya daripada membeli
asuransi untuk menanggung risiko tersebut. Dalam situasi demikian, orang atau
perusahaan tersebut dikatakan mengasuransikan diri sendiri terhadap risiko
tersebut. Self insurance (asuransi sendiri) adalah teknik manajemen risiko dimana
seseorang atau perusahaan menerima tanggung jawab finansial atas kerugian-
kerugian yang terkait dengan risiko-risiko tertentu.
4. Mengalihkan Risiko
Mengalihkan risiko merupakan metode manajemen risiko yang keempat.
Apabila anda mengalihkan risiko ke pihak lain, berarti anda mengalihkan
tanggung jawab finansial atas risiko tersebut kepada pihak lain, yang umumnya
atas dasar pembelian imbalan. Cara yang paling umum bagi peroarangan, keluarga
dan perusahaan untuk mengalihkan risiko adalah dengan membeli pertanggungan
asuransi.
Perusahaan asuransi adalah salah satu metode yang tepat dalam mengalihkan
risiko finansial. Pada saat suatu perusahaan asuransi menerima permintaan
asuransi, maka perusahaan asuransi tersebut harus menilai tingkat risiko yang
harus ditanggung jika perusahaan asuransi tersebut setuju untuk menerbitkan
polis. Suatu perusahaan asuransi tidak bisa menganggap bahwa setiap calon risiko
memiliki kemungkinan kerugian rata-rata. Fungsi asuransi yang bertanggung
jawab atas penilaian dan penggolongan tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang
calaon tertanggung serta mengambil keputusan mengenai pertanggungan atas
risiko tersebut dikenal sebagai underwriting.
Produk-produk asurani dirancang sesuai dengan prinsip dasar yang
menentukan risiko apa yang bisa diasuransikan. Agar suatu risiko dapat
(kemungkinan kerugian) bisa diasuransikan dan proses klaim dapat diterima,
maka risiko tersebut harus memiliki karakteristik tertentu :
1. Kerugiannya terjadi secara kebetulan
Agar suatu kemungkinan kerugian dapat diasuransikan, maka
unsur kebetulan harus ada. Kerugian tersebut harus disebabkan oleh
kejadian yang tidak diperkirakan atau oleh suatu kejadian yang tidak
disengaja oleh seseorang yang diasuransikan.
15
2. Kerugiannya nyata
Untuk sebagian besar asuransi, kerugian yang dapat diasurasikan
haruslah nyata dalam hal waktu dan jumlah. Dengan kata lain, perusahaan
asurasni harus mampu untuk menentukan kapan harus membayar manfaat
polis dan berapa jumlah manfaat yang harus dibayar. Kematian, sakit,
disability dan hari tua umumnya merupakan kondisi yang dapat
diidentifikasi. Meskipun demikian, besarnya kerugian ekonomi yang
disebabkan oleh kejadian tersebut tergantung pada penafsirannya.
3. Kerugiannya signifikan
Kerugian-kerugian yang tidak signifikan seperti kehilangan payung
biasanya tidak bisa diasuransikan. Adminstrasi pembayaran manfaat untuk
kerugian yang sangat kecil akan menyebabkan biaya perlindungan
asuransi menjadi tinggi sehubungan dengan jumlah kerugian yang
potensial yang sebagian besar orang akan berpendapat bahwa
perlindungan tersebut tidak terjangkau.
4. Tingkat kerugian harus bisa diperkirakan
Perusahaan asuransi dapat memperkirakan dengan tingkat akurasi
yang cukup tinggi jumlah orang dalam suatu kelompok besar tertanggung
yang akan meninggal atau menderita cacat atau harus menjalani rawat inap
selama jangka waktu tertentu untuk memperkirakan tingkat kerugian
kelompok tertanggung tertentu. Perusahaan asuransi harus memperkirakan
jumlah dan waktu kerugian yang diasuransikan akan terjadi terhadap
kelompok tertanggung tersebut. Perusahaan asuransi memperkirakan
tingkat kerugian untuk suatu kelompok tertanggung sehingga perusahaan
asuransi tersebut dapat menentukan dengan tepat jumlah premi yang
sesuai yang akan dibebankan ke masing-masing pemegang polis.
5. Kerugiannya tidak bersifat katastrofis bagi perusahaan asuransi
Kemungkinan kerugian dianggap tidak bisa diasuransikan jika ada
kemungkinan bahwa suat kejadian akan menyebabkan kerugian finansial
yang bersifat katastrofis terhadap perusahaan asuransi. Kerugian tersebut
tidak bisa diasuransikan karena perusahaan asuransi tidak bisa meberikan
janji untuk membayar manfaat kerugian tersebut. Untuk mencagah
16
kemungkinan kerugian yang bersifat katastrofis dan untuk memastikan
kerugian kerugian yang terjadi tidak saling berkaitan, perusahaan asuransi
menyebarkan risiko-risiko yang dipilih untuk diasuransikan.
2.5. Underwriting Asuransi Jiwa
Underwriting adalah proses (1) penilaian dan penggolongan tingkat risiko
yang dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekelompok orang dalam
pertanggungan sehubungan dengan produk asuransi tertentu dan (2) pengambilan
keputusan untuk mengambil dan menolak risiko tersebut. Keputusan-keputusan
underwriting yang bijaksana sangat penting untuk memastikan bahwa suatu
perusahaan asuransi tetap memiliki kemampuan keuangan yang sehat dan mampu
untuk memenuhi tanggung jawabnya untuk membayar menfaat klaim yang sah.
Apabila suatu perusahaan asuransi menerima begitu banyak risiko yang
meragukan tanpa melakukan penyesuaian premi yang memadai, maka perusahaan
asuransi harus membayar klaim lebih banyak daripada yang seharusnya. Jika
suatu perusahaan asuransi tidak bisa menerima risiko yang cukup layak dengan
tingkat premi yang layak pula, maka perusahaan asuransi tersebut tidak akan
memperoleh keuntungan.
Underwriting philosophy (falsafah underwriting), juga disebut underwritng
objektives adalah falsafah yang memandu prosedur seleksi risiko dan klasifikasi
risiko suatu perusahaan asuransi. Falsafah underwriting pada umumnya
mencerminkan tujuan-tujuan bisnis strategis perusahaan asuransi, termasuk
asumsi-asumsi penetapan premi produk-produk asuransi. Falsafah underwriting
sangat berpengaruh dalam pembuatan panduan umum underwritng perusahaan
asuransi.
Underwiritng guidelines (panduan umum underwriting) adalah standar umum
yang menetapkan parameter-parameter yang akan digunakan untuk
menggolongakan calon tertanggung ke dalam kelas risiko yang telah ditentukan
untuk masing-masing produk asuransi. Panduan umum untuk asuransi perorangan
biasanya mencakup sejumlah karakteristik, termasuk tinggi dan berat badan,
tekanan darah, kadar kolesterol dan adanya kondisi kesehatan khusus.
17
2.6. Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Profitabilitas adalah selisih antara pendapatan yang lebih besar atas
pengeluaran. Suatu perusahaan yang secara konsisten menghasilkan laba dapat
terus berbisnis, tumbuh dan meningkatkan kesejahteraan atau meningkatkan nilai
perusahaan. Kenaikan nilai perusahaan diindikasikan oleh ukuran-ukuran
kenaikan harga saham perusahaan dan pertambahan akun modal dan surplus di
dalam neraca perusahaan. Sebaliknya, perusahaan yang terus mengalami kerugian
akhirnya akan hilang dari dunia bisnis.
Walaupun profitabilitas dapat diperoleh dan diukur dalam jangka waktu yang
pendek, perusahaan asuransi biasanya berusaha untuk mendapatkan profitabilitas
jangka panjang. Profitabilitas jangka panjang memungkinkan perusahaan asuransi
untuk :
1. Menyediakan dana untuk investasi
2. Membayar dividen polis atau participating policy
3. Membayar dividen tunai kepada para pemegang saham dan meningkatkan
daya tarik saham perusahaan kepada para investor
4. Membuat pemeringkatan yang bermutu tinggi dari lembaga pemeringkat
asuransi
5. Menyedaikan dana untuk mengembangkan produk, lini produk dan jalur
distribusi
6. Menyediakan dana untuk ekspansi dan akuisisi
Laporan laba rugi memberikan beberapa pengertian mendalam terhadap
profitabilitas suatu perusahaan asuransi, paling tidak untuk jangka pendek karena
laporan laba rugi tersebut menunjukkan pendapatan bersih atau rugi bersih selama
suatu jangka waktu tertentu. Tetapi laporan laba rugi tidak dapat memberikan
pengertian mendalam terhadap profitabilitas perusahaan untuk jangka waktu yang
lama.
Return on capital ratio adalah rasio yang digunakan untuk
memperbandingkan beberapa ukuran dari penghasilan suatu perusahaan asuransi
selama jangka waktu yang ditentukan dengan beberapa ukuran dari modal dan
surplusnya. Hasil dari rasio penghasilan modal menunjukkan efektifitas suatu
perusahaan asuransi dalam menggunakan modal dan surplusnya untuk
18
menghasilkan laba. Umumnya, semakin tinggi rasio penghasilan modal, semakin
efektif perusahaan menggunakan sumberdayanya untuk memperoleh laba.
Mengingat tingkat risiko yang dimiliki perusahaan asuransi, penghasilan modal
dapat tak tertimbang atau tertimbang. Rasio tak tertimbang menujukkan bahwa
rasio tersebut tidak menunjukan tingkat risiko yang menjadi ciri operasi
perusahaan asuransi. Jika suatu rasio tak tertimbang disesuaikan untuk
membentuk keterpaparaan tingkat risiko suatu perusahaan asuransi, maka rasio
tersebut menjadi tertimbang. Dalam melakukan kegiatan bisnis secara normal,
suatu perusahaan asuransi menghadapi kemungkinan risiko serius yang dapat
mengancam solvency. Solvency (soolvabilitas) menurut istilah umum adalah
keadaan dimana suatu perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban
keuangannya secara tepat waktu. Risiko-risiko tersebut dapat dikelompokan
dalam empat kategori risiko yang luas, yang dikenal sebagai contingency risks.
1. C-1 risks (asset risk)
Adalah risiko rugi pada suatu investasi untuk alasan selain daripada
perubahan suku bunga pasar. Perusahaan asuransi mengelola risiko aset
dengan mengevaluasi kemungkinan investasi secara hati-hati,
menginvestasikan aset mereka dengan jumlah yang besar di dalam
investasi bermutu tinggi, serta mengalokasikan dana untuk seluruh
katagori investasi yang berbeda.
2. C-2 risks (pricing risk)
Disebut juga insurance risk yaitu risiko dimana pengalaman nyata
perusahaan asuransi dalam tingkat kematian atau biaya-biaya akan sangat
berbeda dari perkiraan, menyebabkan perusahaan asuransi tersebut
menderita kerugian material atas produk tersebut.
3. C-3 risks (interest rate risk)
Adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh perubahan suku bunga pasar.
Perusahaan asuransi mengelola risiko ini melalui asset liability
management.
4. C-4 risks (general business risk)
Yaitu risiko kerugian yang diakibatkan oleh praktek-praktek bisnis umum
yang tidak efektif atau faktor-faktor lingkungan yang di luar kendali
19
perusahaan. Perusahaan mengendalikan risiko ini dengan menugaskan tim
manajemen yang bermutu tinggi dan berpengalaman untuk mengendalikan
biaya usaha, melaksanakan pertimbangan manajerial yang sesuai,
mendukung perilaku etis, memantau hasil-hasil keuangan serta melakukan
audit internal dan eksternal secara teratur.
2.7. Pendapatan Premi, Beban Klaim, Hasil Investasi dan Hasil Undewriting
2.7.1. Pendapatan Premi
Menurut Sula (2001), premi adalah biaya yang dibebankan suatu perusahaan
asuransi untuk jumlah uang pertanggungan tertentu. Aktuaris perusahaan asuransi
mempertimbankan banyak faktor ketika melakukan perhitungan-perhitungan yang
diperlukan untuk menetapkan tarif premi yang memadai dan wajar. Tarif premi
harus adequate (memadai) agar perusahaan mempunyai cukup dana untuk
membayar manfaat polis. Premi harus pula equitable (wajar) sehingga setiap
pemegang polis dikenakan premi yang mencerminkan tingkat risiko yang
ditanggung oleh perusahaan asuransi dalam memberi pertanggungan. Faktor-
faktor berikut ini turut dipertimbangkan dalam menghitung tarif premi asuransi
jiwa :
1. Rate of mortality (Tingkat mortalitas/kematian).
Tingkat dimana orang-orang yang jiwanya diasuransikan diperkirakan
meninggal dunia.
2. Investment earnings (Pendapatan investasi)
Dana yang diperoleh perusahaan asuransi dari investasi premi yang
diterimanya.
3. Expense (Biaya)
Semua biaya yang timbul dari penerbitan polis asuransi dan pengoperasian
perusahaan asuransi.
Pendapatan perusahaan asuransi jiwa sebagian besar diperoleh melalui premi
asuransi dan pendapatan investasi. Pendapatan premi asuransi diperoleh melalui
penjualan produk dan jasa asuransi ke tertanggung. Pendapatan investasi
diperoleh perusahaan asuransi jiwa melalui penanaman modal dengan melakukan
diversifikasi portofolio untuk mendapatkan perolehan bunga/bagi hasil yang
optimum.
20
Pendapatan premi adalah jumlah pendapatan premi dari penjualan polis
asuransi yang biasanya diukur dalam periode satu tahun. Pendapatan ini
merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi laba perusahaan asuransi. Oleh
karenanya penetapan premi mempunyai peranan penting dalam strategi
perusahaan. Tarif premi yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi sebagian besar
didasari oleh jumlah risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi
tersebut untuk polis yang diterbitkan. Jika perusahaan asuransi secara konsisten
salah menilai risiko yang akan ditanggung, maka preminya tidak akan cukup
untuk membayar klaim dan manfaat yang dijanjikan.
Aspek penting dari penetapan premi asuransi jiwa adalah bagaimana
perusahaan asuransi mengelola hasil penetapan premi setelah perkenalan suatu
produk baru. Pengelolaan hasil penetapan premi termasuk membandingkan
pengalaman operasional aktual dari perusahaan asuransi. Apabila pengalaman
aktual sesuai dengan asumsi-asumsi aktuaria, maka asumsi-asumsi tersebut dapat
menjadi dasar bagi tahapan desain teknis pengembangan produk berikutnya.
Proses penetapan premi asuransi jiwa merupakan siklus, jika kinerja aktual
suatu produk menyimpang secara signifikan dari hasil-hasil yang diharapkan,
maka perusahaan asuransi akan membuat alasan-alasan untuk penyimpangan
tersebut dan jika memungkinkan mengambil tindakan perbaikan.Tindakan-
tindakan perbaikan dalam penetapan premi dapat berkisar dari merevisi harga
sampai melakukan revisi total terhadap struktur tarif produk asuransi.
2.7.2. Beban Klaim
Menurut Sula (2001), klaim adalah proses yang mana peserta dapat
memperoleh hak-hak berdasarkan perjanjian pertanggungan untuk mendapatkan
manfaat atas suatu kerugian. Dalam menghitung jumlah klaim yang akan
dibayarkan perusahaan asuransi kepada claimant, Claim analyst menetapkan tiga
jumlah manfaat klaim, yaitu :
1. Jumlah Manfaat Kematian
Jumlah manfaat kematian yang harus dibayar atas kematian tertanggung
didasari oleh jumlah uang pertanggungan polis yang bersangkutan. Oleh
karena itu, Claim analyst memulai perhitungan jumlah manfaat dengan
menentukan jumlah manfaat kematian dasar yang harus dibayarkan.
21
Manfaat kematian asuransi dasar biasanya sama dengan jumlah uang
pertanggungan polis yang bersangkutan. Namun demikian, jika surat
permintaan polis mengandung pernyataan yang tidak benar mengenai usia,
maka jumlah uang pertanggungan polis yang bersangkutan akan
disesuaikan untuk menutup pernyataan yang tidak benar tersebut.
2. Jumlah Penambahan
Claim analyst kemudian akan menetapkan semua jumlah yang harus
ditambahkan ke jumlah manfaat kematian tambahan. Daftar jumlah
manfaat yang dapat ditambahkan ke manfaat kematian asuransi dasar
adalah sebagai berikut :
a. Asuransi tambahan yang dibayar penuh
b. Accidental death benefit
c. Kelebihan premi yang dibayar dimuka
d. Dividen polis yang masih harus dibayar
e. Dividen polis yang disimpan di perusahaan asuransi untuk
mendapatkan bunga/bagi hasil
f. Bunga pembayaran klaim yang ditangguhkan
g. Bunga pinjaman yang dibayar dimuka
3. Jumlah pengurangan
Claim analyst juga dapat mengurangi jumlah tertentu dari manfaat
kematian dasar, termasuk :
a. Premi yang harus dibayar namun belum dibayar selama masa tenggang
(grace period)
b. Pinjaman atas polis
c. Bunga/bagi hasil pinjaman polis yang belum dibayar
Total pengeluaran yang ada di perusahaan asuransi jiwa terdiri dari beban
klaim asuransi, pemasarann administrasi dan umum. Pengeluaran terbesar yang
dimiliki perusahaan asuransi jiwa berasal dari klaim asuransi, yaitu klaim yang
langsung didapat tertanggung yang mengalami kerugian. Biaya pemasaran
merupakan pengeluaran yang harus dipersiapkan perusahaan asuransi dalam
rangka membiayai proses penjualan dan distribusi produk dan jasa asuransi ke
calon tertanggung. Pengeluaran adminitrasi dan umum tidak kalah pentingnya
22
dalam keberlangsungan operasional perusahaan, seperti pembayaran gaji
karyawan.
Administrasi klaim terdiri dari beberapa kegiatan yang pada dasarnya sama
untuk sebagian besar pertanggungan. Umumnya, seseorang atau sistem yang
menangani klaim akan menentukan apakah informasi yang diserahkan atas suatu
klaim telah sesuai dengan pertanggungan yang tercantum dalam suatu polis yang
inforce atau tidak, sehingga orang atau sistem tersebut dapat mengambil
keputusan untuk menyetujui atau menolak klaim.
Dalam melakukan verifikasi bahwa kerugian yang termasuk di dalam
pertanggungan terjadi pada saat kontrak asuransi dalam keadaan inforce, Claim
analyst akan menetapkan tanggal dimulainya pertanggungan. Jika pertanggungan
sudah tidak dalam keadaan inforce lagi, maka Claim analyst akan menetapkan
tanggal berakhirnya pertanggungan.
Claim analyst yang menerima klaim untuk asuransi kumpulan akan
melakukan verifikasi bahwa kerugian terjadi pada saat pertanggungan dalam
kondisi inforce. Dan orang-orang yang menderita kerugian tersebut adalah orang
yang dipertanggungkan dalam polis kumpulan. Analyst juga melakukan verifikasi
bahwa semua persyaratan ketenagakerjaan yang diberlakukan dalam polis tersebut
telah dipenuhi, yaitu bahwa masa kerja karyawan yang mengajukan klaim sesuai
dengan yang dipersyaratkan dan bekerja di lokasi kkerja yang telah ditentukan.
2.7.3. Hasil Investasi
Premi yang terkumpul pada setiap perusahaan asuransi jiwa mencapai jumlah
milyaran rupiah. Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi perusahaan asuransi
untuk melakukan investasi atas aset-aset yang ada untuk mencukupi kebutuhan
akan dana yang dikelola. Sebagian besar perusahaan asuransi mengandalkan hasil
investasinya untuk menutupi kekurangan akan tarif premi yang diberikan kepada
tertanggung.
Perusahaan asuransi jiwa melakukan strategi investasinya melalui berbagai
instrumen portofolio yang dianggap dapat memberikan return on investment yang
paling baik dan tetap tunduk pada aturan serta batasan yang telah ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 424 tahun 2003
tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.
23
Perusahaan asuransi harus menyeimbangkan strategi investasinya dengan regulasi
yang telah ada.
2.7.4. Hasil Underwriting
Hasil underwriting adalah nilai yang didapat dengan menghitung selisih
antara pendapatan underwriting dan beban underwriting. Pendapatan
underwriting perusahaan asuransi dapat diperoleh dari pendapatan premi bruto,
premi reasuransi dan kenaikan atau penurunan premi yang belum menjadi
pendapatan. Sedangkan beban underwriting dapat diperoleh perusahaan asuransi
dari pengeluaran klaim atau manfaat asuransi, klaim reasuransi, kenaikan atau
penurunan kewajiban manfaat polis masa depan dan kenaikan atau penurunan
estimasi klaim.
Tingginya hasil underwriting secara umum menunjukan baiknya proses
underwriting yang telah dilakukan. Sedangkan penurunana hasil underwriting
menunjukan semakin memburuknya kinerja underwriting selama periode tertentu,
yang biasanya diukur dalam jangka waktu tahunan. Baik buruknya kinerja
underwriting bergantung seberapa tepat underwriter membuat keputusan yang
objektif terhadap calon tertanggung. Beberapa keputusan yang dapat diambil
diantaranya berikut ini :
1. Menyetujui pertanggungan asuransi sebagaimana yang diminta.
2. Menyetujui ke dalam kelompok substandar.
3. Menolak surat permintaan asuransi
Obyektifitas membantu memastikan bahwa keputusan underwriting konsisten
dari surat permintaan asuransi yang satu ke surat permintaan asuransi yang lain di
suatu perusahaan asuransi. Obyektifitas dalam underwriting juga membantu
memastikan bahwa setiap tertanggung dikenakan premi yang wajar untuk
pertanggungan/asuransi yang diberikan.
Untuk membantu underwriter dalam membuat keputusan yang objektif dan
konsisten, perusahaan asuransi jiwa mengembangkan underwriting manual
(petunjuk underwriting), yaitu suatu dokumen yang berisi informasi deskriptif
mengenai berbagai gangguan terkait kondisi calon tertanggung dan berfungsi
sebagai panduan dalam pengambilan keputusan underwriting. Namun demikian
tidak ada underwriting manual yang sepenuhnya mencukupi sebagai panduan
24
underwriting, dan dengan demikian pengalaman underwriter sangat penting dalam
melakukan seleksi risiko yang akurat.
2.8. Data Berkala
Data berkala adalah data yang disusun berdasarkan urutan waktu atau data
yang dikumpulkan dari tahun ke tahun (Hasan, 2003). Waktu yang digunakan
dapat berupa minggu, bulan, tahun dan sebagainya. Runtut waktu menunjukan
aktivitas yang penting dari sebuah perusahaan dan berhubungan dengan data
statistik yang dicatat dan diselidiki dalam batas-batas waktu tertentu, seperti
penjualan, harga, persediaan, produksi dan tenaga kerja. Aktivitas ini merupakan
hasil interaksi beberapa bentuk faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor
tersebut dapat berupa kegiatan ekonomi, politik dan pengaruh faktor sosial
sebagai suatu faktor alamiah (Kustituanto dan Badrudin, 1994). Dengan adanya
data berkala maka pola gerakan data atau nilai-nilai variabel dapat diikuti atau
diketahui. Dengan demikian, data berkala dapat dijadikan bahan dasar untuk :
- Pembuatan keputusan saat ini
- Permalan keadaan perdagangan dan ekonomi pada masa yang akan datang
- Perencanaa kegiatan untuk masa depan
Analisis data berkala adalah analisis yang menerangkan dan mengukur
berbagai perubahan dan perkembangan data selama satu periode. Pada umumnya
perubahan yang terjadi dalam data statistik sederetan waktu tertentu dapat
berbentuk trend sekuler, variasi siklis, veriasi musim dan variasi residu yang
disebut komponen data berkala.
1. Trend sekuler
Merupakan gerakan teratur atau gerak rata-rata dalam jangka waktu yang
panjang, lebih dari 10 jangka waktu. Trend dilukiskan berupa suatu garis yang
memiliki bentuk beraneka ragam, dapat berupa garis meningkat, menurun,
horizontal atau naik turun secara halus. Penyebab utama kenaikan dan perubahan
dalam jangka panjang antara lain karena pertambahan penduduk, akumulasi
kapital yang sangat besar, perubahan dan kemajuan teknologi, standar hidup yang
lebih baik dan sebagainya.
25
2. Variasi siklis
Menunjukan perubahan yang berulang-ulang dan reguler dengan periode
waktu yang panjang. Gerak siklis disebut juga siklus bisnis (business cycles).
Gerak siklis menujukan ekspansi dan penurunan aktivitas bisnis di sekitar nilai
normal yang faktor penyebabnya banyak dan kompleks. Faktor tersebut pada
umumnya faktor ekonomi, seperti naik turunya produksi, konsumsi dan
pengeluaran pemerintah. Siklusnya adalah sebagai berikut :
a). Periode kemakmuran
b). Periode kemunduran
c). Periode kesukaran
d). Periode pemulihan
3. Variasi musim
Merupakan variasi yang berulang-ulang dan reguler dengan periode waktu
yang pendek, yaitu satu tahun atau kurang. Variasi musim biasanya dipengaruhi
oleh pengaruh musim, adat istiadat dan kebiasaan. Variasi musim biasanya
ditunjukan dengan angka indeks dari angka rata-rata bulanan dalam setahun.
Periode rata-rata dari angka indeks adalah 100 persen.
4. Variasi residu
Merupakan gerakan yang berbeda-beda dalam waktu yang singkat, tidak
diikuti pola yang teratur serta tidak dapat diperkirakan. Faktor yang menyebabkan
ketidakteraturan dalam aktivitas bisnis ada banyak dann semunaya random.
Variasi residu timbul dari kejadian-kejadian yang terjadi secara mendadak atau
tidak diperhitungkan sebelumnya, seperti perang, pemogokan buruh, kematian
pimpinan perusahaan, bencana alam dan kebijakan baru yang dikeluarkan
pemerintah.
Untuk menentukan nilai trend dapat digunakan beberapa cara, yaitu :
1. Metode tangan bebas
Merupakan metode yang sangat sederhana serta tidak memerlukan
perhitungan-perhitungan. Tidak begitu banyak waktu yang diperlukan untuk
menggambarkan garis lurus bagi seorang pengambil keputusan. Garis yang
digambarkan oleh orang yang berlainan untuk informasi yang sama dapat
26
mempunyai lokasi yang berbeda pada grafik, terutama jika trend dan arahnya
tidak jelas.
2. Metode semi rata-rata
Metode yang paling sederhana untuk mencari trend garis lurus dengan
meninggalkan faktor subjektif dalam penggambaran. Dilakukan dengan mencari
rata-rata data yang ada setelah itu data dibagi menjadi dua bagian.
3. Metode kuadrat terkecil
Metode kuadrat terkecil menganut prinsip bahwa garis yang paling sesuai
untuk menggambarkan suatu data berkala adalah garis yang jumlah kuadrat dari
selisih antara data tersebut dan garis trendnya terkecil atau minimum. Digunakan
untuk mencari rata-rata yang diperoleh digunakan sebagai wakil atau pencerminan
nilai dari grup tersebut.
4. Metode rata-rata bergerak
Metode rata-rata bergerak disebut juga rata-rata bergerak terpusat, karena
rata-rata bergerak diletakkan pada pusat dari periode yang digunakan untuk
mendapatkan sebuah kurva yang halus karena adanya fluktuasi data dalam runtut
waktu dan juga menujukan arah garis trend.
2.9. Korelasi dan Regresi Linear Berganda
Disamping hubungan linear dua variabel, hubungan linier lebih dari dua
variabel dapat juga terjadi. Jika variabel independent dihubungkan dengan dua
varibel independent atau lebih, akan banyak hal yang dicapai dari analisis bersama
variabel tersebut pada waktu bersamaan. Analisis regrresi berkenaan dengan
studi ketergantungan satu variabel, variabel tak bebas, pada satu atau lebih
variabel lain, variabel yang menjelaskan, (explanatory variabels), dengan maksud
menaksir atau menilai rata-rata hitung (mean) atau rata-rata populasi variabel tak
bebas, dipandang dari segi nilai yang diketahui atau tetap (dalam pengambilan
sampel berulang) variabel yang menjelaskan (Gujarati, 1999). Pada hubungan
linier dua atau lebih variabel, perubahan satu variabel diikuti oleh lebih dari satu
variabel lain. Jika hubungan dua tau lebih variabel dinyatakan dalam hubungan
fungsional, didapatkan :
Y = f (X1 , X2 , X3 , , Xk) . (1)
27
Regresi liner berganda adalah regresi di mana variabel terikatnya (Y)
dihungkan atau dijelaskan lebih dari satu variabel, mungkin dua, tiga dan
seterusnya variabel bebas (X1 , X2 , X3 , , Xn) namun masih menunjukkan
diagram hunbungan yang linier. Penambahan variabel bebas ini diharapkan dapat
lebih menjelaskan karakteristik hubungan yang ada walaupun masih saja ada
variabel yang terabaikan. Jika sebuah variabel terikat dihubungkan dengan dua
variabel bebas maka persamaa regresi linier bergandanyan dituliskan :
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 (2)
Y = variabel terikat (nilai duga Y)
X1, X2, X3, X4 = variabel bebas
a, b1. B2, b3, b3 = koefisien regresi linier berganda
a = nilai Y, apabila X1 = X2 = X3
b1 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X1
naik atau turun satu satuan dan X2, X3 dan X4 konstan
b2 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X2
naik atau turun satu satuan dan X1, X3 dan X4 konstan
b3 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X3
naik atau turun satu satuan dan X1, X2 dan X3konstan
b4 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X4
naik atau turun satu satuan dan X1, X2 dan X3konstan
+ atau - = tanda yang menunjukan arah hubungan antara Y dan X1, X2, X3
dan X4
Korelasi berganda merupakan alat ukur mengenai hubungan yang tejadi
antaara variabel terikat (Y) dengan dua atau lebih variabel bebas (X1, X2, X3, ,
Xn). Dengan analisis korelasi berganda, keeratan atau kuat tidaknya hubungan
(kuat, lemah atau tidak ada hubungan sama sekali) antara variabel-variabel
tersebut dapat diketahui. Keeratan hubungan ini dinyatakan dengan istilah
koefisien korelasi. Koefisien korelasi berganda merupakan indeks atau angka
yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara tiga variabel atau
lebih.
28
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual
Ada dua jenis perusahaan asuransi yang ada di Indonesia, yaitu asuransi
konvensional dan asuransi syariah. Untuk dapat bersaing di dalam industri
asuransi, pengelolaan risiko atas produk dan jasa perusahaan asuransi syariah juga
harus profesional. Oleh karena itu, perusahaan asuransi syariah juga harus
mempunyai falsafah underwriting dan panduan umum underwriting sebagai
bagian inti dari pengopersian perusahaan asuransi.
Falsafah underwriting umumnya mencerminkan tujuan-tujuan bisnis strategis
perusahaan asuransi, termasuk asumsi-asumsi penetapan premi produk-produk
asuransi. Falsafah underwriting sangat berpengaruh dalam pembuatan panduan
underwriting perusahaan asuransi. Panduan underwriting adalah standar umum
yang menentukan pemohon mana yang akan dikenakan kelas risiko yang
ditentukan untuk masing-masing produk asuransi.
Underwriting merupakan suatu kegiatan yang sangat menentukan dalam
perolehan laba perusahaan dan memperkuat posisi keuangan perusahaan. Ada
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan evaluasi kinerja
underwriting, yaitu dengan melihat besarnya klaim yang terjadi dengan perolehan
pendapatan premi. Perusahaan yang memiliki panduan underwriting yang baik,
umumnya berdampak positif terhadap laba perusahaan. Pengaruh yang terlihat
dari kegagalan underwriting adalah adanya antiselection yang tidak dapat
terdeteksi.
Korelasi dan regresi berganda digunakan untuk mengukur keefektifan kinerja
underwriting dalam melakukan penutupan risiko yang dimiliki calon tertanggung
sehingga memberikan hasil positif terhadap laba perusahaan. Underwriting yang
efektif adalah yang mampu menempatkan tertanggung pada setiap kelas untuk
risiko yang sama, sehingga dapat menentukan besarnya premi yang akan
dikenakan untuk masing-masing kelas.
29
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Konseptual
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Asuransi Syariah Mubarakah yang berlokasi di
Century Tower Bld, 9th Fl. Suite 907, Jl. H. R Rasuna Said Kav. X-2 No. 4
Jakarta 12950. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
alasan PT. Asuransi Syariah Mubarakah adalah perusahaan asuransi nasional
syariah pertama di Indonesia. PT. Asuransi Syariah Mubarakah Indonesia
merupakan salah satu lembaga keuangan yang konsisten menjalankan transaksi
asuransi secara islami. Penelitian dilakukan selama tiga bulan, yaitu bulan
Februari sampai April 2009.
3.3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, data yang digunakan dibagi menjadi dua,
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui dokumen
Dana
Tujuan Perusahaan
Risiko
Laba Investasi Hasil Undewriting
Premi Klaim
Visi dan Misi Perusahaan
PT. Asuransi Syariah Mubarakah
30
bisnis dan hasil wawancara. Dokumen bisnis yang digunakan adalah laporan
klaim, laporan laba rugi, kebijakan-kebijakan underwriting dan strategi
perusahaan. Hasil wawancara diperoleh dari pihak manajemen perusahaan,
departemen underwriting dan divisi keuangan. Data primer diperlukan untuk
menganalisis rasio beban klaim serta kebijakan dan strategi underwriting PT.
Asuransi Syariah Mubarakah.
Data sekunder dikumpulkan berdasarkan informasi dari perusahaan, industri,
dan asosiasi terkait untuk menunjang penelitian. Data sekunder merupakan data
pelengkap data primer yang diperoleh dari pustaka dan literatur yang relevan
dengan penelitian, baik dari perusahaan maupun instansi terkait serta Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Badan Pusat Statistik,
Departemen Keuangan, asosiasi profesi, internet, buku-buku, jurnal, majalah dan
bahan penunjang lain.
3.4. Metode Pengolahan Data
Penelitian ini diawali dengan manganalisis strategi-strategi PT. Asuransi
Syariah Mubarakah dalam melaksanakan Underwriting, verifikasi klaim dan
penetapan target premi. Apa yang menjadi pertimbangan dan alat-alat yang
digunakan dalam mengukur kinerja underwriting. Proses penganalisaan data
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Melakukan analisa terhadap penilaian hasil underwriting serta pegaruh
premi, klaim dan hasil investasi terhadap laba perusahaan asuransi.
- Melakukan analisa terhadap laporan keuangan perusahaan asuransi dengan
membandingkan literatur yang berkaitan dengan analisa.
Pengaruh dari underwriting akan dilihat dari segi perusahaan dan konsumen.
Segi perusahaan dilihat dari pengaruh alat-alat underwriting tersebut terhadap
peningkatan klaim dan laba perusahaan. Data klaim diambil berdasarkan hitungan
tahun. Pengolahan data dilakukan dengan Mintab versi 14 menentukan data
berkala (time series), korelasi dan regresi berganda. Korelasi berganda pada data
klaim masa lalu akan digunakan untuk melihat pengaruh dan sumbangan alat
underwriting terhadap peningkatan klaim setiap tahunnya. Data berkala
dibutuhkan untuk menentukan nilai trend dan jenis trend yang terjadi pada laba
kotor perusahaan.
31
Untuk menentukan nilai trend, peneliti menggunakan nilai kuadrat terkecil
(Least Square) dengan menggunakan persamaan garis lurus, yaitu :
Y = a + bX
Y = data berkala atau nilai trend untuk periode tertentu
a = konstanta, nilai Y jika X = 0
b = koefisien X, kemiringan garis trend (Slope)
X = tahun kode
Nilai a dan b dari persamaan trend linear ditentukan dengan rumus :
= dan =
Tahun kode (X) memiliki nilai-nilai yang berbeda untuk jumlah tahun ganjil dan
tahun genap.
1. Untuk jumlah tahun genap (n genap), nilai-nilai X-nya : , -5, -3, -1,
0, 1, 3, 5,
2. Untuk jumlah tahun ganjil (n ganjil), nilai-nilai X-nya : , -3, -2, -1,
0, 1, 2, 3,
Setelah nilai a dan b diketahui maka akan didapatkan persamaan trendnya.
Perhitungan nilai-nilai trend untuk tahun-tahun bersangkutan dilakukan dengan
mensubstitusikan nilai-nilai X (tahun kode) pada Tabel persamaan trendnya. Dari
metode ini nantinya akan diperoleh garis trend tingkat laba produk asuransi dari
tahun ke tahun sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan.
Analisis kedua untuk data adalah analisis korelasi dan regresi berganda.
Sebelum analisis dilakukan variabel bebas dan variabel tak bebas harus memenuhi
persyaratan berikut :
1. Jenis data yang digunakan untuk uji regresi baik variabel bebas maupun
variabel tak bebas adalah data rasio.
2. Variabel tak bebas diasumsikan bersifat statistik, random atau stockhastik,
yaitu mempunyai distribusi probabilitas. Variabel bebas diasumsikan
mempunyai nilai tetap yang dibuat eksplisit dalam definsi regresi.
Analsis regresi digunakan untuk memperoleh suatu persamaan yang
menunjukan hubungan persamaan antara laba dengan dua variabel bebas yaitu
pendapatan premi dan beban klaim. Analisis regresi akan lebih akurat jika
melakukan analisis korelasi, karena analisis regresi sulit untuk menunjukan slop
32
(tingkat perubahan suatu variabel). Korelasi merupakan alat yang dipakai untuk
mengukur keeratan hubungan antara laba dan dua variabel yaitu beban klaim dan
pendapatan premi. Perhitungan derajat keeratan didasarkan pada persamaan
regresi. Apabila terdapat hubungan antar variabel maka perubahan yang terjadi
pada salah satu variabel akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel
lainnya. Korelasi yang terjadi antara variabel tersebut dapat berupa korelasi
negatif, positif, tidak ada korelasi ataupun korelasi sempurna. Bentuk umum
persamaan linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 (4)
Y = Variabel laba
X1 = Variabel pendapatan premi
X2 = Variabel beban klaim
X3 = Variabel hasil investasi
X4 = Variabel hasil underwriting
b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi linier berganda
a = nilai Y, apabila X1 = X2 = X3 = X4 = 0
b1 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X1 naik
atau turun satu satuan dan X2, X3 dan X4 konstan
b2 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X2 naik
atau turun satu satuan dan X1, X3 dan X4 konstan
b3 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X3 naik
atau turun satu satuan dan X1, X2, X4 konstan
b4 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X4 naik
atau turun satu satuan dan X1, X2, X3 konstan
+ atau - = tanda yang menujukan arah hubungan antara Y dan X1, X2 X3
atau X4
Dari persamaan diatas dapat diketahui apakah variabel pendapatan premi
bruto, besarnya klaim dan hasil underwriting tersebut bernilai positif atau negatif
terhadap laba perusahaan. Akan dapat dilihat pengurangan atau penambahan
pendapatan premi bruto dan besarnya klaim serta hasil underwriting masing-
masing variabel terhadap variabel laba. Nilai duga dari Y (prediksi laba) dapat
33
dilakukan dengan mengganti variabel X-variabel X nya dengan nilai-nilai tertentu.
Semakin besar dan positif koefisien regresi maka semakin meningkat nilai Y
(laba).
Data regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series.
Untuk itu, penyimpangan yang mungkin terjadi pada model regresi adalah
autokorelasi. Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui autokorelasi
adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Hasil pengujian DW juga disediakan
dalam analisis regresi berganda. Jika n
34
4. 0.40 < r 0.70, korelasi yang cukup tinggi
5. 0.70 < r 0.90, Korelasi tinggi
6. 0.90 < r 1.00, korelasi sangat tinggi
7. r = 1 korelasi sempurna
Pada bagian tiga, akan ditunjukan jumlah variabel yang dimasukkan (entered)
dalam analisi dan variabel yang dikeluarkan (removed) karena sesuatu hal. Pada
bagian empat, akan ditampilkan nilai R, R2, adjusted R2, standard error dan
Durbin watson. R menujukan gabungan korelasi variabel bebas terhadap Y. nilai
Durbin Watson berguna untuk melihat ada tidaknya autocorrelation. Pada bagian
lima, ditampilkan Tabel analisis varians (ANOVA). Uji ANOVA digunakan
untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependen (regresi berganda). Pengujian F test (ANOVA) dilakukan dengan
melihat tingkat signifikansi. Bagian enam, dikemukakan nilai koefisien a dan b
serta harga t-hitung dan tingkat signifikan. Selain itu, terdapat pula partial
correlation dan collinearity statistic.
Bagian tujuh, mengemukakan ringkasan hasil-hasil dari Predicted Value
(nilai yang diprediksikan) yang berupa nilai minimum, maksimum, rata-rata dan
standar deviation dan N (jumlah sampel). Bagian delapan, dihasilkan grafik
berupa histogram. Bagian sembilan, dihasilkan kurva Normal Probability Plot.
Bagian sepuluh, dihasilkan scatterplot yang berguna untuk memprediksikan nilai
regresi antara variabel independen (premi, klaim, hasil investasi dan hasil
underwriting ) dengan variabel dependen (laba) di masa yang akan datang.
35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Profil Perusahaan
Dengan beroperasinya bank-bank syariah sesuai Undang-undang No 7 tahun
1992 tentang perbankan dan ketentuan-ketentuan pelaksanaannya, telah muncul
kebutuhan kebutuhan terhadap kehadiran jasa asuransi yang berdasarkan syariah.
Prinsip asuransi syariah dalam kehidupan ini, manusia senantiasa dihadapkan
pada kemungkinan terjadinya berbagai cobaan, seperti kematian, kebakaran
rumah, kecelakaan kendaraan dan sebagainya. Salah satu cara menghadapi risiko
finansial dari musibah ialah dengan menyimpan dan menabung uang. Namun
upaya tersebut seringkali tidak mencukupi, karena beban yang harus ditanggung
terkadang jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Program perlindungan ini
dalam syariat islam dikenal dengan istilah takaful. Program ini bertumpu pada
konsep wa taawanu ala al birri wa al taqwa (tolong menolong dalam kebaikan
dan takwa) dan al tamin (rasa aman), yang menjadikan semua peserta asuransi
sebagai keluarga besar yang saling menjamin dan menanggung risiko satu sama
lainnya. Dalam hal ini, asuransi syariah meniadakan unsur gharar
(ketidakpastian), maysir (judi) dan riba.
PT. Asuransi Syari'ah Mubarakah (PT. ASM) termasuk salah satu industri
asuransi jiwa (life) yang berbasis syari'ah. Didirikan berdasarkan Akta Notaris
Muhammad Rasyid Umar No. 111 tanggal 18 Oktober 1993 dengan nama PT.
Asuransi Jiwa Mubarakah dengan menggunakan sistem operasi konvensional.
Surat Keputusan Menteri Keuangan RI. No. 579/KMK.017/1997. diperoleh
tanggal 13 November 1997 sebagai izin usaha dan operasinya.
Peralihan sistem operasi dari konvensional menjadi syari'ah penuh
dilaksanakan berdasarkan Akta Notaris (perubahan) Chairul Bachtiar, SH., MM
No. 3 tanggal 3 Mei 2001. Dengan perubahan sistem operasi ini, PT. Asuransi
Syari'ah Mubarakah tercatat sebagai satu-satunya perusahaan asuransi swasta
nasional yang beroperasi secara syar'iah penuh di Indonesia.
36
4.1.2. Motto, Misi, Visi, dan Budaya PT. Asuransi Syariah Mubarakah
Motto PT. Asuransi Syariah Mubarakah adalah Dari Ummat Untuk
Ummat. Pengertian kata-kata dari ummat untuk ummat yaitu menghimpun
kekuatan dari ummat dan dikembalikan pada ummat.
Visi PT. Asuransi Syariah Mubarakah adalah Baldatun Thoyyibatun
Warrobun Ghofur (Qs.34:15), artinya membawa ummat menuju kemakmuran,
kesejahteraan dan kenyamanan di bawah perlindungan dan ampunan Allah SWT.
Misi PT. Asuransi Syariah Mubarakah adalah mengaplikasikan surat
Ar-Rahman ayat 1 sampai dengan 78. Dimana isi surat tersebut termaktup
mengenai beberapa hal yaitu :
(1) Keimanan :
Allah SWT mengajarkan manusia pandai bicara, pohon-pohon dan
tumbuh-tumbuhan tunduk kepada allah. Semua makhluk akan hancur
kecuali Allah SWT, Allah SWT selalu dalam kesibukan, seluruh alam
merupakan nikmat yang diberikan Allah SWT kepada ummat manusia,
manusia diciptakan dari tanah sedangkan jin dari api.
(2) Hukum :
Kewajiban mengukur, menakar, menimbang dengan adil.
(3) Lain-lain :
Manusia dan jin tidak dapat melepaskan diri dari Allah SWT. Banyak
dari ummat manusia yang tidak mensyukuri nikmat Allah SWT, dan
nubuat tentang hal-hal yang akan terjadi dan hal itu benar-benar terjadi
seperti tentang Terusan sues dan Panama.
4.1.3. Budaya dan Komitmen Mutu
Adapun Budaya yang tercipta pada PT. Asuransi Syariah Mubarakah adalah
menciptakan perekonomian syariah dengan memberikan batasan kepada kita
untuk membedakan dengan jelas dan terang antara yang hak dan yang bathil, yang
hitam dan yang putih, yang halal dan yang haram. Konsep Dari Ummat
bermakna untuk menghimpun sedangkan Untuk Ummat adalah
menginvestasikan kembali, dengan tujuan untuk mengangkat ekonomi ummat
yang menjadi lebih baik dengan investasi yang menguntungkan dan perlindungan
keuangan terhadap sesamanya.
37
Langkah pertama adalah menghimpun, kedua adalah menginvestasikan degan
tujuan mencapai kemakmuran dan keamanan. Bangsa dan negara ini dicintai oleh
rakyatnya sendiri. Itulah sebabnya PT. Asuransi Syariah Mubarakah akan
membantu kepada mereka yang percaya terhadap masa depannya.
Dengan demikian, sebagai institusi keuangan syariah, PT. Asuransi Syariah
Mubarakah sangat berperan sebagai lembaga intermediasi antara potensi yang
dimiliki ummat islam Indonesia dengan tujuan yang akan dicapai, yakni menjadi
ummat yang Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur.
Bumi yang kaya dan subur akan mendatangkan kemakmuran bagi semesta
ummat banyak, yang mana mereka sebagai penentu, dan sudah saatnya kita rebut
dengan kekuatan kita sendiri, iman dan islam cukup untuk mempersatukan kita,
dengan semangat An-Nahl, kita berhimpun, polis sebagai alat, wadiah dan
taawun sebagai sari bunganya, bilangan besar menjadi tujuannya/madunya. Maka
dari sinilah timbul energi yang akan mampu mengolah bumi kita yang subur
tersebut untuk kemakmuran ummat islam mayoritas, roh dan aqidahnya yang
disulut dengan energi bilangan besar tersebut, insya Allah akan mampun
mengangkat ummut menjadi penentu dan pemilik di negeri ini. Dengan bilangan
besar kita bangun pendidikan, dengan bilangan besar kita bangun kesehatan, yang
sesuai dengan kebutuhan kita.
Rasanya hampir tidak mungkin orang lain, ummat lain, yang datang dari
bangsa lain dari negeri lain pula yang akan peduli dengan ummat dan bangsa kita,
kecuali mereka datang dan peduli hanya untuk menggerogoti harta ummat kita
baik secara halus maupun kasar, sekarang saatnya telah tiba untuk bangkit
bersama, bahu-membahu, tolong-menolong, lindung-melindungi antara sesama
anggota masyarakat, berkumpul dan berhimpun kekuatan, membangun bersama
kepentingan ummat islam, maju bersama, makmur bersama, sejahterah bersama,
Dari Ummat Untuk Ummat.
4.1.4. Produk-produk PT. Asuransi Syariah Mubarakah
PT. Asuransi Syariah Mubarakah memasarkan produk-produk Asuransi
Perorangan (asper) dan produk-produk Asuransi Kumpulan (askum). Produk
unggulan ialah produk asuransi kesehatan kumpulan yang bersifat tailor made.
Produk ini menyediakan cakupan manfaat pelayanan kesehatan yang lebih
38
komprehensif dibandingkan perusahaan asuransi lainnya. Terdapat 7 (tujuh)
produk asuransi perorangan (sebagai polis induk), yaitu : Taawun Al-Khairat
(TAK), Taawun Santunan Keluarga (TSK), Wadiah Investasi Mudharabah
(WIM), Wadiah Dana Haji (WDH), Wadiah Dana Pendidikan (WDP), Wadiah
Asy-Syamilah (WAS), Wadiah Multi Guna (WMG) serta terdapat 2 (dua)
asuransi tambahan (rider), yaitu : Taawun Kesehatan dan Taawun Kecelakaan.
Adapun penjelasan dari ketujuh produk asuransi perorangan (asper) dan dua
asuransi tambahan (rider), yaitu :
1. Taawun Al-Khairat
Ketika seseoarang meninggal dunia, sering muncul masalah keuangan di
tengah keluarga yang ditinggalkan. Terlebih bila yang meninggal adalah tulang
punggung pencari nafkah keluarga. Dan adakalanya yang meninggal mempunyai
hutang yang akan menjadi beban ahli warisnya. Masalah keluarga tersebut tidak
mesti terjadi bila sewaktu hidupnya telah menyiapkan tabungan yang cukup bagi
keluarga. Namun, tidak semua orang berkesempatan menabung untuk masa depan
keluarga.
Merupakan suatu kewajiban bagi kaun muslim untuk membantu saudaranya
yang sedang ditimpa kesulitan. Dengan memberikan santunan kepada ahli waris
keluarga yang meninggal, diharapkan mereka dapat mengatasi masalah keuangan,
minimal untuk jangka pendek.
Mengacu perihal diatas, Mubarakah telah menyiapkan wadah untuk saling
tolong-menolong dalam menghadapi masalah tersebut diatas dengan progran
asuransi Taawun al-Khairat.
Manfaat Program asuransi :
- Apabila peserta asuransi meninggal dunia bukan akibat kecelakaan
dalam masa asuransi, maka mubarakah akan membayarkan santunan
meninggal dunia kepada penerima manfaat asuransi sebesar 100%
manfaat asuransi.
- Apabila peserta asuransi meninggal dunia akibat kecelakaan dalam
masa asuransi, maka mubarakah akan membayarkan santunan
meninggal dunia kepada penerima manfaat asuransi sebesar 200%
manfaat asuransi, maksimal Rp. 100.000.000,00 (seratu juta rupiah)
39
- Bila diperjanjikan sejak awal, mubarakah akan membayarkan
kewajiban peserta asuransi yang meninggal tersebut kepada pihak
ketiga, misalnya untuk melunasi kredit kepada krediturnya.
- Jika peserta asuransi tidak meninggal dunia dalam asuransi, maka
mubarakah tidak membayarkan apapun kepada peserta asuransi.
2. Taawun Santunan Keluarga
Problem utama keluarga yang ditinggal wafat kepala keluarganya terpusat
pada masalah keuangan untuk membi