Sedangkan dari hasil Penyusunan DED Kawasan Prioritas Kabupaten Grobogan, berdasarkan
Tujuan pengembangan kawasan prioritas merupakan upaya penanganan untuk menciptakan permukiman yang lebih layak huni, dengan kualitas pelayanan infrastruktur yang lebih baik dan terintegrasi serta tersedianya ruang-ruang pengembangan sosial, ekonomi dan budaya dengan mempertimbangkan karakteristik fisik dan kearifan lokal. Skenario penanganan pada kawasan proritas adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan infrastruktur kawasanb. Mengintegrasikan dan memadukan prasarana dan sarana kawasan,
antarkawasan, dan sistem kotac. Meningkatkan vitalitas kawasan dengan menciptakan ruang-ruang sosial,
ruang publik dan ruang hijau kawasand. Meningkatkan pengelolaan kawasan melalui peran aktif dari pemerintah kota,
swasta, dan masyarakat penghuni kawasane. Melestarikan lingkungan sekitar kawasan permukiman.f. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat permukiman melalui peningkatan
kualitas lingkungan.
5.1 KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN
Konsepsi penanganan kawasan permukiman prioritas merupakan rencana konseptual penataan kawasan yang memuat tujuan pengembangan kawasan, tahapan pengembagan kawasan dan langkah strategis yang dilakukan beserta bentuk-bentuk program penataan kawasan yang akan dilakukan. Ilustrasi konsep penanganan kawasan prioritas dapat dilihat pada gambar 5.1 dan gambar 5.2.
LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
V- 1
BAB VKONSEP DAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN
5.1.1 KONSEP PENANGANAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI.Mengacu pada Pasal 45 Ayat (1) Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW) Kota Bandar Lampung 2011-2030 secara jelas disebutkan: (1). Kawasan sempadan sugai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf b, ditetapkan minimal 5 (lima) meter di kawasan kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer. Dengan demikian, permukiman.
LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
V- 2
Sumber : Materi Paparan Panduan Penyusunan SPPIP dan RPKPP-Sosialisasi RP2KP. Semarang, 2014. DJCK-Kementerian Pekerjaan Umum.
Gambar 5.1 Kajian Konsep dan Strategi Kawasan Permukiman Prioritas
Sumber : Materi Paparan Panduan Penyusunan SPPIP dan RPKPP-Sosialisasi RP2KP. Semarang, 2014. DJCK-Kementerian Pekerjaan Umum.
Sumber : Materi Paparan Panduan Penyusunan SPPIP dan RPKPP-Sosialisasi RP2KP. Semarang, 2014. DJCK-Kementerian Pekerjaan Umum.
Sumber : Materi Paparan Panduan Penyusunan SPPIP dan RPKPP-Sosialisasi RP2KP. Semarang, 2014. DJCK-Kementerian Pekerjaan Umum.
Sumber : Materi Paparan Panduan Penyusunan SPPIP dan RPKPP-Sosialisasi RP2KP. Semarang, 2014. DJCK-Kementerian Pekerjaan Umum.
yang berada pada radius 5 (lima) meter di kiri kanan sungai merupakan sempadan sungai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.
Kawasan permukiman ini berada di bantaran Sungai Kuripan di Kelurahan Negeri Olok Gading. Konsep penanganannya adalah :
a. Konsep pandangan rumah yang menghadap sungai.b. Komponen-komponen program revitalisasi, rehabilitasi, renovasi,
rekonstruksi dan atau preservasi.c. Pengaturan jalan akses dan tata letak bangunan rumah.d. Pembuatan jalan inspeksi di sepanjang bantaran sungai yang dapat
difungsikan sebagai buffer area.
e. Penghijauan kawasan sekitar sungai serta menetapkan kawasan garis sempadan sungai (GSS) sebagai kawasan konservasi.
f. Menertibkan bangunan komersial yang berada pada Garis Sempadan Sungai (GSS);
g. Permukiman eksisting yang ada pada GSS secara bertahap ditata dan mengembangkan konsep rumah menghadap sungai;
h. Melakukan konservasi lahan pada jalur kanan kiri sungai yang potensial erosii. dan longsor;j. Garis Sempadan Sungai pada sungai-sungai yang masih belum ada
bangunannya ditetapkan minimal 10 - 30 (tiga puluh) meter disesuaikan dengan kedalaman sungai;
k. Pemanfaatan GSS diarahkan untuk kegiatan budidaya pertanian kota seperti sayuran dan buah-buahan, pemancingan, dan wisata sungai;
LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
V- 3
l. Pelarangan pencemaran atau pembuangan sampah ke sempadan sungai dan badan sungai untuk pencegahan banjir dan kerusakan ekosistem.
5.1.2 KONSEP PENANGANAN PERMUKIMAN PESISIR PANTAI
Kawasan pesisir kelurahan Kota Karang Raya identik dengan potret buram sudut Kota Bandar Lampung, yang merupakan permukiman kumuh dan tidak ramah lingkungan. Permukiman yang berada tepat di bibir pantai, menyebabkan laut menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah manusia. Pola hidup demikian, menimbulkan ancaman penyakit rentan terjadi, seperti penyakit diare, disentri, thypus dan demam berdarah.
Sebagaimana disebutkan padaa pasal 44 peraturan daerah Kota Bandar Lampung ditetapkan 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat di sepanjang pesisir kota Bandar Lampung. Arahan pengelolaan pesisir pantai adalah :a. Mensosialisasikan konsep kampung hijau.b. Normalisasi dan revitalisasi sempadan pantai dan penataan kawasan pesisirc. Pembatasan kegiatan budidaya sepanjang garis sempadan pantai kecuali
untuk kegiatan kepelabuhan, dermaga, wisata pantai, RTNH, kegiatan nelayan, dan penelitian.
d. Penataan permukiman kumuh pesisir bukan nelayan melalui pembangunan rumah susun sehat sederhana di luar garis sempadan pantai.
e. Pembuatan tanggul pemecah ombak khususnya di kawasan permukiman nelayan dan rencana pengembangan kawasan pesisir.
5.1.3 KONSEP PENANGANAN PERMUKIMAN LERENG BUKITKawasan permukiman lereng bukit yang terdapat di Kelurahan Kaliawi sangat rentan dengan bencana alamn seperti longsor dan bahaya kebakaran. Lokasi permukiman padat dengan pada lereng bukit mengidentifikasikan sebagai kawasan kumuh. Kondisi bangunan temporer, terbuat dari papan, dan jarak bangunan rapat.
Konsep pengelolaan kawasan rawan bencana alam meliputi:a. pengurangan dampak bencana melalui penentuan lokasi dan jalur evakuasi LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
V- 4
dari permukiman penduduk dan pusat-pusat kegiatan perkotaan;b. penyediaan ruang evakuasi bencana;c. pembatasan pengembangan prasarana dan sarana umum di kawasan rawan
bencana longsor, d. penerapan bangunan berbasis mitigasi bencana, dan struktur bangunan
tahan gempa;e. menyesuaikan bangunan gedung publik sesuai peraturan keandalan
bangunan gedung;f. melakukan upaya adaptasi bencana dengan memperhatikan kearifan lokal;g. pelarangan penggerusan dan eksploitasi bukit dan gunung yang rawan
bencana.
5.1.4 KONSEP PENANGANAN PERMUKIMAN HUNIAN BARU
Kota Bandar ,Lampung yang merupakan ibukota Provinsi Lampung,telah menglami perkembangan fisik yang cukup pesat. Dampak yang timbul antara lain ketersediaan lahan untuk perumahan di dalam kota saat ini semakin menipis, sehingga harganya melambung tinggi. Dengan demikian perumahan yang masih bisa dibangun di daerah pinggir atau perbatasan kota. Wilayah-wilayah yang
menjadi fokus pembangunan perumahan saat ini berada di daerah pinggiran kota, seperti Sukarame dan Kemiling.
Strategi pengembangan kawasan perumahan dan permukiman yang memadai dan berwawasan lingkungan hidup, meliputi :a. mewajibkan penyediaan RTH, prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) pada
setiap perumahan dan permukiman;b. menata dan merevitalisasi kawasan permukiman kumuh kota
serta mengupayakan pengembangan rumah susun sehat; danc. mengembangkan perumahan/permukiman berbasis mitigasi dan adaptasi
bencana.
5.1.5 KONSEP PENANGANAN PERMUKIMAN CAGAR BUDAYA
LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
V- 5
Kawasan permukiman di Kelurahan Negeri Olok Gading, merupakan kawasan permukiman tradisional, yang perlu dilestarikan keberadaannya. Berdasarkan Perda Nomor 10 tahun 2011, pasal 65, kawasan ini termasuk dalam Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) aspek sosial budaya.
Arahan pelestarian meliputi pelestarian fisik dan non fisik. Untuk arahan fisik meliputi preservasi, konservasi, rehabilitasi, restorasi dan adaptasi. Arahan pelestarian non fisik ditinjau dari segi ekonomi, sosial dan hukum. Secara ekonomi dengan insentif pajak, alokasi dana bantuan dari pemerintah, menjalin kerjasama antara pemerintah (dinas dan adat) dengan pihak swasta, pemberian subsidi, pengenaan denda materi dan teguran, serta meningkatkan keterlibatan swasta dan masyarakat. Secara sosial adalah pemberian bonus, promosi, pengadaan forum, kemudahan perijinan, mempersiapkan SDM, pembinaan seni dan budaya serta pembinaan mental dan spiritual. Secara hukum adalah pengesahan dan penetapan Perda Cagar Budaya, pendaftaran bangunan cagar budaya, pemberlakuan ijin khusus, penetapan aspek kelestarian dalam Master Plan Tata Ruang Kota, penyusunan panduan atau pedoman perencanaan dan perancangan yang bersifat teknis. Proses revitalisasi kawasan cagr budaya tidak hanya dilakukan pada bangunan fisik, tetapi juga pembangunan atmosfer masa lampau.
Konsep pemanfaatan dan pengelolaan ruang kawasan cagar budaya meliputi:a. Pelestarian budaya, hasil budaya atau peninggalan sejarah yang bernilai
tinggi dan khusus untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan dan kehidupan;
b. Kawasan cagar budaya dapat ditingkatkan fungsinya untuk dapat menunjang kegiatan pariwisata, yang nantinya dapat memberikan kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata;
c. Revitalisasi kawasan cagar budaya;d. Mempertahankan keaslian benda cagar budaya; dane. Kawasan cagar budaya ditetapkan dengan ketentuan-ketentuan sebagai
hasilLAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
V- 6
f. Budaya manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan sejarah.
LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
V- 7
Tabel 5.1 Konsep Penanganan KawasanNo.
Jenis Permukim
an
Fakta dan Permasalahan
Kebutuhan Penanganan
Konsep Penanganan Strategi
1. Permukiman Bantaran Sungai
Kepadatan sedang-tinggi Perkembangan kawasan
permukiman berada sempadan/bantaran sungai
Lahan permukiman terbatas, sedangkan kebutuhan hunian terus meningkat.
Bangunan Tidak teratur Terbatasnya lahan kosong Permukiman penduduk
tidak dilengkapi RTH Badan air tempat aktifitas
mandi, cuci dan membuang sampah
Tidak ada sistem pengamanan kebakaran.
Peningkatan pelayanan infrasrtuktur permukiman
Penataan dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman.
Pengendalian pembangunan rumah.
Konsep pandangan rumah yang menghadap sungai.
Komponen-komponen program revitalisasi, rehabilitasi, renovasi, rekonstruksi , dan atau preservasi.
Pengaturan jalan akses dan tata letak bangunan rumah.
Pembuatan jalan inspeksi di sepanjang bantaran sungai yang dapat difungsikan sebagai buffer area.
Penghijauan kawasan sekitar sungai serta menetapkan kawasan garis sempadan sungai (GSS) sebagai kawasan konservasi.
Mengamankan dan menata sempadan sungai.
Membuat ruang terbuka hijau pada kawasan permukiman.
Menata dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Meningkatkan kualitas infrastruktur perkotaan.
Mengatur pertumbuhan dan perkembangan permukiman.
Maningkatkan kapasitas masyarakat.
Melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan.
2. Kawasan Permukiman Pesisir Pantai
Lahan permukiman terbatas, sedangkan kebutuhan hunian terus meningkat.
Terbentuknya kawasan-kawasan kumuh, akibat pembangunan permukiman yang sporadis.
Lokasi rawan bencana air pasang
Bahan bangunan terbuat dari papan dan mudah terbakar
Mengamankan dan menata sempadan pantai..
Membuat ruang terbuka hijau pada kawasan permukiman.
Menata dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Meningkatkan kualitas infrastruktur perkotaan.
Mengatur pertumbuhan dan perkembangan permukiman.
Maningkatkan kapasitas masyarakat.
LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015V- 8
Sistem pembuangan sampah dan air limbah, langsung ke laut.
Kondisi sanitasi buruk Tidak ada sistem
pengamanan kebakaran
Melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan
3. Permukiman Lereng Bukit
Lokasi rawan bencana longsor
Bahan bangunan mudah terbakar, terbuat dari papan.
Kondisi sanitasi buruk Tidak terdapat RTH Lebar jalan 1,0-1,5 meter Kondisi jalan terjal/curam Tidak ada sistem
pengamanan kebakaran.
Tidak diperkenankan pembangunan perumahan di lereng bukit karena merupakan salah satu lahan kritis yang tidak boleh dibangun.
Bangunan rumah pada kawasan ini harus memiliki struktur bangunan yang memenuhi kriteria persyaratan teknis pengamanan konstruksi bangunan.
Arahan relokasi kawasan permukiman di lereng bukit yang sudah mendesak di kota Bandar Lampung, sedangkan di kawasan kota lainnya dibatasi pembangunan rumah pada areal tersebut.
Meningkatkan pengaturan dan pemanfaatan lahan dan pengendalian permukiman.
Mencegah terbentuknya kawasan permukiman kumuh baru.
Meningkatkan kualitas permukiman di kawasan kumuh.
Menata kawasan lereng bukit.
4. Kawasan Permukiman Hunian Baru
Tidak menyedian ruang terbuka hijau (RTH).
Hilangnya daerah resapan air. Potensi banjir di daerah
hilir (pusat kota) Tidak ada sistem
pengamanan kebakaran.
Mengembangkan kawasan permukiman baru bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan konsep lingkunan hunian berimbang (1:2:3)
5. Kawasan
Permukiman Sekitar Tempat Pembuagan Sanpah Akhir (TPA)
Tidak ada ruang penyangga (buffer zone) antara TPA dengan lingkungan permukiman,
Minim ruang terbuka hijau (RTH).
LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015V- 9
6. Kawasan Permukiman Nilai Tradisional/sejarah
Kondisi bangunan mulai rusak Minim ruang terbuka hijau.
Proses revitalisasi tidak hanya dilakukan pada bangunan fisik, tetapi juga pembangunan atmosfer masa lampau.
Revitalisasi bangunan tua diharapkan dapat meningkatkan kembali nilai historis dan nilai ekonomi gedung-gedung tersebut.
Sumber : Hasil Rencana RPKPP Kota Bandar Lampung , 2015.
LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015V- 10
5.2 RENCANA AKSI PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR REKOTAAN
LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 V- 11
Tabel 5.4 Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas
No. Program/Kegiatan Lokasi Sumber Pendanaan
Pembiayaan(dalam Rp.000) Pelaku
Jangka Waktu Pelaksanaan
(Tahun 2016-2020)1 2 3 4 5
I. Komponen Gedung dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)A. Pengamanan Sempadan Sungai Way Kuripan
1. Master Plan Garis Sempada Sungai Di Kota Bandar Lampung
2. Sosialasi penyiapan pengamanan sempadan sungai
3. Penyediaan lahan untuk revitalisasi sungai Way Kuripan dan RTH pasif.
4. Feasibility studi (FS) Rencana Talus5. DED (Detail Engineering Design) rencana
Talud6. Penyediaan bibit pohon pelindung Sungai7. Pemasangan pagar tanaman pinggiran sungai8. Pembuatan RTH tepi sungai9. Pembuatan Talud
B. Revitalisasi Bangunan Tradisional-Bangunan Cagar Budaya
1. Penyusunan Rencana Induk pariwisata Daerah Kota Bandar Lampung
2. Feasibility Studi (FS) dan DED Kawasan Wisata Cagar Budaya
3. Pengendalian bangunan di Kelurahan Negeri Olok Gading
LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015V- 12
4. Revitalisasi dan Rehabilitasi bangunan cagar budaya.
c. Penataan Kawasan1. Rehabilitasi dengan perbaikan atau
penambahan terhadap komponen bangunan2. Penambahan atau penyediaan sarana
permukiman (RTH)a. Master Plan RTH Kota Bandar Lampungb. Sosialisasi penyediaan lahan untuk
pembangunan RTH lingkunganc. Penyediaan lahan untuk pembangunan RTH
lingkungand. FS dan DED pembangunan RTH lingkungane. Pembangunan RTH lingkungan
2. Penambahan atau penyediaan sarana permukiman (MCK umum)
VI. Komponen Persampahan1.
VII. Komponen Pengamanan Kebakaran1. Pembuatan Rencana Induk Sistem Pemadam
Kebakaran (RISPK) Kota Bandar Lampung2. Sosialisasi penyediaan lahan untuk
penyediaan hidran3. Penyediaan lahan untuk lokasi hidran
LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015V- 13
4. FS dan DED untuk alat pemadam kebakaran5. Pembangunan pos skala kawasan6. Penyediaan Ground Tank7. Penyediaan alat pemadam kebakaran8. Penyediaan sumber air untuk hidran
LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015V- 14
LAPORAN AKHIRRENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 V- 15