BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia
dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk
potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang
dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk
yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara
normal memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain
adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan
yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekeatnya
diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan
sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan tidak searah dengan potensi
yang dimiki akan berdampak negative bagi perkembangan manusia.
Dewasa awal kira- kira 26 % dari populasi. Selama masa dewasa awal,
individu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun tujuan karier
dan memutuskan akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau tetap sendiri.
Dewasa awal usia aktif dan harus beradaptasi dengan pengalaman baru. Transisi
menjadi ke usia pertengahan terjadi ketika orang muda menjadi sadar bahwa
perubahan dalam kemampuan reproduksi dan fisik menandakan dimulainya tahap
yang lain dalam kehidupan. Pada tahun 1990, hampir 84 juta orang di AS berusia
antara 35- 64, atau kira –kira 34 % dari populasi A.S adalah usia baya ( US dept.
Of Commerce 1992 )
Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut
dengan masa adolesen. Ketika manusia meginjak masa dewasanya sudah terlihat
adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan
bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 1
manusia dewasa sudah mulai memilih nilai- nilai atau norma yang telah dianggap
mereka aik untuk dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai -
nilai atau norma- norma yang telah dipilihnya tersebut.Dari sedikit penjelasan di
atas dapat diambil kesimpulan bahwa Psikologi Perkembangan Pada Manusia
Tingat Dewasa yaitu ilmu yang mepelajari tentang perkembangan jiwa manusia
pada saat menginjak masa dewasa. Masa dewasa manusia dibagi menjadi 3 ( tiga )
tahap yaitu : Masa awal dewasa (early adulthood), Masa pertengahan dewasa
(middle adulthood), Masa akhir dewasa (late adulthood).
Oleh karena Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya
pembangunan nasional diarahkan pada tercapainya kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat setiap penduduk sehingga memiliki derajat kesehatan
yang optimal. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memberikan
asuhan keperawatan pada individu, keluarga, dan masyarakat. Pelayanan dan
asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu upaya keperawatan yang
berfokus pada keluarga di Indonesia sebagai klien. Untuk memahami secara
mendalam tentang asuhan keperawatan keluarga setidaknya perlu mengetahui dan
memahami tentang konsep keluarga sebagai klien keperawatan, konsep
keperawatan keluarga, proses keperawatan keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada tahap
perkembangan keluarga dewasa ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengidentifikasi konsep dan asuhan keluarga pada tahap perkembangan
keluarga dewasa ?
1.3.2 Tujuan khusus
1. Menjelaskan konsep keluarga
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 2
2. Menjelaskan fungsi dan tugas keluarga
3. Menjelaskan tahap-tahap perkembangan keluarga dewasa
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa memahami konsep dasar keluarga, peran dan fungsi dan tugas
keluarga, tahap perkembangan keluarga sehingga menunjang pembelajaran
mata kuliah.
2. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada tahap keluarga
dewasa yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan praktik
di keluarga.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 3
BAB 2
TINJAUAN PUASTAKA
2.1 KONSEP DASAR KELUARGA
2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting
untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada
individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang
baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai
dari keluarga. Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini
bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam
mendefinisikan. Beberapa pengertian keluarga yang dikutip Harmoko (2012)
diantaranya:
1. Bussard dan Ball (1966) dikutip oleh Setiadi (2008). Keluarga merupakan
lingkungan social yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang.
Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu
dengan yang lain, dibentuknya nila-nilai, pola pemikiran dan kebiasaannya
dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anan
dengan lingkungnya.
2. Menurut Duvall, Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan
dengan ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum;meningkatkan perkembangan fisik,
mental,emosional dan social dari tiap anggota.
3. Menurut WHO (1969), Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 4
4. Menurut Bergess (1962), Keluarga terdiri atas kelompok orang mempunyai
ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi, anggota
tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan berkomunikasi
dalam peran social, serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari
masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri.
5. Menurut Helvie (1981), Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal
dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang
erat.
6. Menurut Salvasion Bailon dan Aracelis Maglaya,1989, Keluarga adalah dua
atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam peranannya masing-
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan .
7. Sayekti, 1994, keluarga adalah suatu ikatan/ persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga.
8. Menurut Departemen Kesehatan RI,1998 keluarga adalah unit terkecil dari
suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
9. Menurut Effendy,1998, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2.1.2 Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 5
1. Secara tradisional, secara trasional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambahn
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah
(kakek,nenek,paman,bibi)
2. Secara modern (berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualism maka pengelompokkan tupe keluarga selain diatas adalah:
a. Tradisional Nuclear, Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
b. Reconstituted Nuclear, Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah
dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil
dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
c. Niddle Age/Aging Couple, Suami sebagai pencari uang ,istri di
rumah/kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah meninggalkan
rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
d. Dyadic Nuclear, Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai
anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
e. Single Parent, Satu orang tua sebagai akibat peceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
f. Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 6
g. Commuter Married, Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
h. Single Adult, Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk kawin.
i. Three Generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j. Institusional, yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam
suatu panti-panti.
k. Comunal, yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
monogamy dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan
fasilitas.
l. Group Marriage, yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan
keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah
kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
m. Unmarried Parent and Child, yaitu ibu dan anak dimana perkawinan
tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
n. Cohibing Couple, yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal
bersama tanpa kawin.
o. Gay and Lesbian Family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan
yang berjenis kelamin sama.
2.1.3 Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah:
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 7
1. Patrilineal, Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
5. Keluarga kawin, Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri.
2.2 FUNGSI DAN TUGAS KELUARGA
2.2.1 Fungsi Keluarga
Menurut Harmoko (2012) dalam buku Asuhan Keperawatn Keluarga,
dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang dapat
dijalankan. Fungsi-fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
1. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
2. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih saying dan rasa aman bagi
keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan
kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga.
3. Fungsi sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai
budaya.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 8
4. Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber-sumber pengahsilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dimasa yang akan datang.
5. Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa
yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa, serta
mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2.2.2 Tugas Keluarga
Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan
secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit. Lebih jauh lagi
keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan
mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para professional perawatan
kesehatan. Keluarga melakukan praktik asuhan kesehatan untuk mencegah
terjadinya gangguan atau merawat anggota yang sakit. Keluarga haruslah mampu
menentukan kapan meminta pertolongan kepada tenaga professional ketika salah
satu anggotanya mengalami gangguan kesehatan.
Selain keluarga mampu melaksanakan fungsi dengan baik, keluarga juga
harus mampu melakukan tugas kesehatan keluarga. Tugas kesehatan keluarga
adalah sebagai berikut:
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan, karena
tanap kesehatan segla sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota
keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara
tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila
menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya,
perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 9
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakn upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan.
Tindakan kesehatan yang dilakukan keluarga diaharapkan tepat agar masalah
kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga
mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga dapat
meminta bantuan kepada orang lain dilingkungan tepat tinggalnya.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Sering mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan diinstitusi
pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung dan bersosialisasi bagi
anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu lebih
banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu,
kondisi rumah haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan, keindahan,
dan dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan
keluarga atau anggota keluarga yang harus dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di sekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta
bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami
anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam
penyakit.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 10
Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling terkait dan perlu
dilakukan oleh keluarga, perawat perlu mengkaji sejauh mana keluarga mampu
melaksanakan tugas tersebut dengan baik dan memberikan bantuan atau
pembinaan terhadap keluarga untuk memenuhi tugas kesehatan keluarga. Dalam
keluarga ada beberapa tugas dasar yang didalamnya ada delapan tugas pokok,
(Harmoko,2012) antara lain:
1) Memelihara kesehatan fisik keluarga dan para anggotanya
2) Berupaya untuk memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3) Mengatur tugas masing-masing anggita sesuai dengan kedudukannya.
4) Melakukan sosialisasi antar anggota keluarga agar timbul keakraban dan
kehangatan para anggota keluarga.
5) Melakukan pengaturan jumlah anggota keluarga yang diinginkan
6) Memelihara ketertiban anggota keluarga
7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.
2.3 TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DEWASA
2.3.1 Pengertian Masa dewasa
Dewasa adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang
ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini
didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ego-nya.
Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa.
Dewasa adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari
segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa
depan sudah lebih realistis.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa
seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa berada dalam tahap hubungan
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 11
hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila
gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi
(merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda
dengan orang lain).
Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18
tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan
psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang
berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock
(1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik
(physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta
transisi peran sosial (social role trantition).
Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan
sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan
egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat
memegang peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers &
Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau
membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh
anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan
suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal
merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara
intim dengan lawan jenisnya.
Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik
dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal
merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan
memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. Dari segi fisik, masa dewasa awal
adalah masa dari puncak perkembangan fisik. Perkembangan fisik sesudah masa
ini akan mengalami degradasi sedikit-demi sedikit, mengikuti umur seseorang
menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa dewasa awal adalah masa dimana
motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 12
yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja dan
masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan kekuatan fisik
daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.
2.3.2 Tahap perkembangan keluarga usia dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah. Lamanya
tahap ini bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yg
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada
tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam
melepas anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga mempersiapkan anaknya yang
tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir
untuk lebih mandiri. Saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu
menata ulang dan membina hubungan suami istri seperti pada fase awal.
Orang tua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa
kosong karena anak-anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna
mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan aktivitas saja, meningkatkan
peran sebagai pasangan dan tetap memelihara hubungan dengan anak. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua, suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f. Berperan sebagai suami intri kakek neneak
g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapa menjadi contoh bagi anak-
anaknya
Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik (1988) serta Duvall dan Miller
(1985) tugas perkembangan keluarga meliputi:
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 13
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru
yang di dapatkan melalui perkawinan anak-anak
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan
c. Membantu orangtua usia lanjut dan sakit-sakitan dari pihak suami maupun
istri
Fungsi perawat pada tahap ini adalah sebagai pembari konsultasi penyakit-
penyakit yang dapat timbul. Misalnya penyakit kronis atau factor-faktor
predisposisis seperti kolesterol tinggi, obesitas, hipertensi, menopause, serta
peningkatan kesehatan dan pola hidup sehat yang juga perlu diperhatikan.
2.3.3 Pembagian Perkembangan Masa Dewasa
1). Dewasa Awal
Penelitian klasik lama oleh Levinson telah mengidentifikasi fase-fase
perkembangan dewasa awal dan dan tengah ( Levinson et al, 1978 )
a) Awal transisi dewasa ( usia 18 sampai 20 tahun ), ketika seseorang
berpisah dari keluarga dan merasakan kebebasan
b) Memasuki dunia kedewasaan ( usia 21 sampai 27 tahun ), ketika seseorang
menyiapkan dan mencoba karier dan gaya hidup .
c) Masa transisi ( usia 28 sampai 32 tahun ), ketika seseorang secara besar-
besaran memodifikasi aktivitas kehidupannya dan memikirkan tujuan
masa depan
d) Tahun keberasilan ( usia ( 40 sampai 39 ), ketika seseorang mengalami
stabilitas yang lebih besar
e) Tahun keberasilan ( usia 40 sampai 65 ), waktu untuk pengaruh maksimal,
membimbing diri sendiri dan menilai diri sendiri
Dewasa awal merupakan masa dewasa ataau suatu tahap yang dianggap
kritikal selepas alam remaja yang berumur 20 tahun sampai 30 tahun. Ia dianggap
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 14
kritikal karena disebabkan pada masa ini manusia berada pada tahap awal
pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat
pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan
keluarga. Pada masa ini seseorang juga akan menghadapi dilema antara pekerjaan
dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan
karir dan juga hubungan dalam keluarga. Dan masalah yang timbul tersebut
merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-emosional. Sosio-
emosional adalah perubahan yang terjadi pada setiap diri individu dalam warna
afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Menurut teori
erikson, tahap dewasa awal yaitu mereka didalam lingkungan umur 20 an ke 30
an. Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggung jawab yang
lebih berat. pada tahap ini juga juga hubungan intim mulai berlaku dan
berkembang.
Masalah kesehatan psikososial dewasa awal sering berhubungan dengan
stress, seperti karena pekerjaan dan keluarga. Jika stress berlarut maka klien tidak
akan mampu beradaptasi terhadap stressor, hingga terjadi gangguan kesehatan
misalnya.
a) Stres Pekerjaan
Dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu. Kebanyakan pada
dewasa awal mengalaminya dari hari ke hari. Sters situasi pekerjaan
situasional dapat terjadi ketika atasan baru. Karena stiap individu menerima
pekerjaan yang berbeda, maka tipe stressor berbeda setiap klien. Pengkajian
perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi pekerjaan yang biasa
dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian juga meliputi
kondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan kabiasaan tidur atau
makan, dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan.
b) Stres Keluarga
Stressor keluarga dapat terjadi setiap waktu dalam kehidupan keluarga.
Stressor situasi terjadi pada peristiwa kelahiran, kematian, penyakit,
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 15
perkawinan, dan kehilangan pekerjaan. Setiap keluarga mempunyai
beberapa peranan dan pekerjaan yang dapat diprediksi untuk anggota
keluarganya. Peran ini memungkinkan keluarga berfungsi dan menjadi
bagian yang efektif dalam masyarakat. Salah satu peran penting adalah
kepala keluarga. Bagi kebanyakan keluarga, salah satu orang tua adalah
pemimpin keluarga atau kedua orang tua berperan sebagai coleader. Dalam
keluarga dengan orang tua tunggal, orangtua kadangkalannya searang
anggota keluarga besar menjadi kepala keluarga
2). Dewasa Tengah
Masa Dewasa Tengah adalah masa peralihan dewasa yang berawal dari
masa dewasa muda yang berusia 40- 65 tahun. Pada masa dewasa tengah, ada
aspek- aspek tertentu yang berkembang secara normal, aspek-aspek lainnya
berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek- aspek yang mulai menunjukkan
terjadinya kemunduran- kemunduran. Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban,
berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek- aspek psikis (intelektual- sosial-
emosional- nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam bentuk
penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan
pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa tengah (sekitar usia 40 tahun),
kekuatan aspek- aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai menurun,
dan penurunannya cukup drastic pada akhir usia dewasa. Untuk lebih jelasnya,
berikut ini akan disajikan uraian secara lebih rinci tentang perkembangan fisik,
intelektual, moral, dan karier pada masa dewasa
a) Perkembangan kognitif
Perubahan fungsi kognitif pada dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena
sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari informasi baru dan
ketrmpilan. Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan
untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaan
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 16
b) Perkembangan psikososial
Perubahan psikososial pada dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang
diharapkan, perpindaha anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam
pernikahan atau kamatian teman. Perubahan ini mungkin menyebabkan stress
yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa tengah. Perawat
mangkaji kehidupan utama yang terjadi pada dewaasa tengah dan dampak yang
mengubah status kesehatannya. Pengkajian keperwatan juga harus meliputi factor
psikososial pada individu seperti makanisme koping dan sumber pendukung
sosial.
Pada masa dewasa tengah, seiring anak-anak meninggalkan rumahnya,
keluarga memasuki tahap keluarga pascaparental. Tuntutan waktu dan financial
pada orang tua berkurang, dan pasangan menghadapi tugas menetapkan kembali
hubungan mereka. Setelah cucu lahir, gaya hidup kakek-nenek harus dipilih.
Selama periode ini banyak orang dewasa tengah mulai menjalani gaya hidup yang
lebih sehat.
i) Transisi karier
Perubahan karier dapat terjadi karena pilihan atau sebagai akibat dari
perubahan di tempat kerja atau masyarakat. Pada decade saat ini, dewasa
tengah lebih sering mengganti pekerjaan untuk berbagai alasan termasuk
mobilitas naik pangkat yang terbatas, penurunan kesempatan kerja, dan
mencari pekerjaan yang lebih menantang bagi individu. Pada beberapa
kasus, kemajuan teknologi dan perubahan lain memaksa dewasa tengah
mencari pekerjaan baru. Perubahan tersebut, terutama sekali jika
diantisipasi, dapat mengakibtkan stress yang dapat mempengaruhi
kesehatan, hubungan dengan keluarga, konsep diri dan dimensi lain.
ii) Seksualitas
Setelah kepergian anak terakhir dari rumah, banyak pasangan menguatkan
kembali hubungan mereka dan menemukan kepuasan perkawinan dan
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 17
seksualitas yang meningkat selama usia baya. Awitan menopause dan
klimaterik dapat mempengaruhi kesehatan seksual pada dewasa tengah.
Seorang wanita mungkin menginginkan aktivitas seksualnya meningkat
karena kehamilan sudah tidak mungkin lagi.
Selama usia baya seorang pria mungkin memperhatikan perubahan pada
kekuatan ereksi dan penurunan kemampunnya untuk mengulangi orgasme.
Factor lain yang mempengaruhi seksualitas selama periode ini meliputi
stress pekerjaan, penurunan kesehatan salah satu atau kedua pasangan, dan
penggunaan resep obat, contohnya, agens antihipertensif, dengan efek
samping yang dapat mempengaruhi hasrat seksual atau fungsinya. Kedua
pasangan mungkin mengalami stress yang berkaitan dengan perubahan
seksual atau konflik antara kebutuhan seksual mereka dan persepsi diri serta
perilaku atau harapan social.
iii) Perubahan dalam perkawinan
Perubahan dalam perkawinan yang mungkin terjadi selama usia baya seperti
kematian pasangan, perpisahan, perceraian dan pilihan untuk menikah lagi
atau tetap sendiri. Seorang klien janda, berpisah, atau bercerai melalui
periode berduka dan kehilangan hat-hal penting untuk beradaptasi terhadap
perubahan status perkawinan. 13erduka yang normal melalui beberapa fase
dan berakhirnya berduka dapat berlangsung sate tahun atau lebih. Perawat
harus mengkaji koping yang efektif papa dewasa tengah terhadap proses
berduka dan kehilangan yang berkaitan dengan perubahan kehidupan
tertentu.
Jika dewasa tengah-lajang memutuskan untuk menikah, stresor perkawinan
sama dengan yang dialami pada dewasa awal. Disamping itu, pasangan
harus dapat mengkoping harapan masyarakat dan tekanan berkaitan
perkawinan.
iv) Transisi keluarga
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 18
Kepergian anak yang terakhir dari rumah mungkin dapat menjadi stresor.
Banyak orang tua menerima kebebasan dari tanggung jawab membesarkan
anak, sedangkanorang lain akan merasa kesepian atau tidak punya arah
karena perubahan ini. Pada akhirnya orang tua harus menetapkan kembali
perkawinan mereka dan harus dapat menyelesaikan konfik dan
merencanakan masa depan. Kadang fase penyesuaian diri dapat memicu
konflik perkawinan, perpisahan, dan perceraian (Fawcett, 1993).
Menurut Lavinson, Masa Dewasa Tengah berusia 40-50 tahun. Masa
Dewasa Tengah adalah masa peralihan dari masa dewasa awal. Pada usia 40 tahun
tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke massa tengah
(tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga
macam tugas:
a) Penilaian kembali pada masa lalu
b) Perubahan struktur kehidupan
c) Proses individuasi
Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang ada saat ini, dan
dengan pandangan ke depan seseorang merubah struktur kehidupannya dengan
penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula. Proses individuasi akan
membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupan
yang berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun)
3. Dewasa Akhir
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir
(60 ke atas). Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah
menginjak lansia dan anaknya yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang
dewasa yang bertanggungjawab. Di samping itu permasalahan dari diri sendiri
dengan perubahan fisik, mulai tanda penuaan yang cukup menyita perhatian. Saat
individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan
psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian
makna hidup selanjutnya.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 19
Menurut erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair
yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak
stereotip positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia.
Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia.
Hal ini berdampak pada hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya
adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan.
Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam peran
sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik. Akibat perubahan Fisik yang
semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan
hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang
secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena
berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi
sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal
ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal
yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan
berkurangnya komitmen.
Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai
dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Akhir. Akibat perubahan Fisik
yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran
dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia
seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya
kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat,
hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai
dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
a) Perkembangan Keintiman
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 20
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang
lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak
dapat menjalin hubungan intim dengan orang lainakan terisolasi. Menurut
Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang
dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
b) Perkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami
individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang
mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai jarak kehidupan
cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam
pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda memandang
kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa
untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali
kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting
untuk dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.
c) Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang
terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang
dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-
produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri
dengan bebrbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan
dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-
perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan
historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian. Tahap
integritas ini ini dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun, dimana orang-orang
yang tengah berada pada usia itu sering disebut sebagai usia tua atau orang
usia lanjut. Usia ini banyak menimbulkan masalah baru dalam kehidupan
seseorang. Meskipun masih banyak waktu luang yang dapat dinikmati,
namun karena penurunan fisik atau penyakit yang melemahkan telah
membatasi kegiatan dan membuat orang tidak menrasa berdaya.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 21
Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri
dari keterlibatan sosial: (1) ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah,
orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama ini; (2) penyakit dan
menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu memikirkan diri
sendiri secara berlebihan; (3) orang-orang yang lebih muda disekitarnya
cenderung menjauh darinya; dan (4) pada saat kematian semakin mendekat, oran
ingin seperti ingin membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.
Jadi, tumbuh kembang dewasa muda, menengah dan akhir berbeda.
Persamaannya dilihat dari tanda-tanda memasuki usia dewasa seseorang/ individu,
yaitu:
a) Membuat keputusan penting dalam menunjang karir, kesehatan dan
hubungan personalnya.
b) Memiliki kedudukan dan peranana sebagai orang penting seperti pekerja,
orang tua dan pasangan hidup.
c) Mencapai kematangan psikologis sebagai orang dewasa dan segala macam
tanggung jawabnya serta berpikir sistematis dan analitis.
Menurut Lavinson, Dewasa Akhir mulai berumur 50-55 tahun sering kali
merupakan krisis bila sesorang tidak sepenuhnya berhasil dalam pensstrukturan
kembali hidupnya pada peralihan ke dewasa madya. Sesudah itu langkah puncak
(55-60 tahun) sekaligus menandai masa dewasa akhir. Penelitian Levinson
mengemukakan tahun-tahun usia yang eksak dengan pergeseran maksimum lima
tahun, hal ini cenderung menuju pada eksak semu, pengertian struktur kehidupan
harus diteliti akan ketetapan penggunaannya. Namun lavinson menitikberatkan
bahwa pandangan akan siklus penghidupan yang terlalu kaku atau terlambat tidak
dapat dipertahankan lagi.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 22
2.3.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi orang dewasa dalam
kehidupannya
Adapun faktor- faktor tertentu dalam kehidupan orang dewasa yang akan
mempermudah perkembangan orang dewasa. Faktor- faktor yang paling
berpengaruh adalah :
1). Kekuatan Fisik
Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia
pertengahan dua puluhan. Kekuatan fisik yang prima dapat mengatasi atau
memecahkan persoalan- persoalan yang timbul pada masa orang dewasa. Untuk
memelihara kekuatan fisik yang prima perlu dijaga kesehatan. Ada 6 kebiasaan
hidup sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan
fisik, yaitu:
a) Sarapan pagi.
b) Makan secara teratur.
c) Makan secukupnya untuk memelihara badan yang normal.
d) Tidak merokok.
e) Olahraga secukupnya.
f) Tidur secara teratur 7- 8 jam setiap malam.
Kekuatan fisik yang prima pada orang dewasa, memungkinkan mereka
untuk optimal dalam bekerja, berkeluarga, memperoleh keturunan, dan mengelola
kehidupan keluarganya. Sebaliknya, kekuatan fisik yang tidak prima menghambat
orang dewasa untuk mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang
dewasa dan dapat menggagalkan sebagian atau secara total tugas- tugas
perkembangan orang dewasa.
2). Kemampuan Motorik
Kemampuan motorik orang dewasa mencapai kekuatannya antara usia 20-
an dan 30-an. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20-an dan 25-an
dan sesudah itu kemampuan ini sedkit demi sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik
yang baik dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 23
baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan- keterampilannya secara
lebih baik. Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik
yang baik cenderung akan dapt menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang
menuntut kemampuan fisik. Dalam mempelajari keterampilan-keterampilan
motorik baru, orang dewasa yang berusia 20-an, menunjukkan hasil yang lebih
baik dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam usia
mendekati masa setengah baya.
3). Kemampuan Mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada
situasi- situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari,
penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental ini mencapai
puncaknya dalam usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun.
Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini sangat penting
kedudukannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas perkembangan, jauh
melebihi pentingnya kemampuan motorik. Kemampuan mental seperti penalaran
dengan menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang telah dipelajari,
dan berpikir secara kreatif sangat diperlukan dalam mempelajari dan
menyesuaikan diri terhadap keterampilan- keterampilan dan kecakapan-kecakapan
yang dituntut oleh tugas- tugas perkembangan orang dewasa. Baik pria maupun
wanita pada umumnya memiliki kemampuan berpikir yang sama dalam usaha-
usaha mereka memilih teman- teman bergaul sebagai calon istri maupun suami.
4). Motivasi Untuk Berkembang
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah
motivasi untuk berkembang. Apabila remaja telah mencapai usia dewasa secara
hukum, mereka berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang- orang dewasa
yang mandiri oleh kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi orang-
orang dewasa untuk mengembangkan dirinya. Pada masa dewasa, individu
terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup, belajar hidup dengan
tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga,
mengambil tanggung jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok sosial
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 24
yang menyenangkan.
Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam
perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh dan perlu untuk
menuasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa cenderung mengarahkan
perilakunya ke arah terkuasainya tugas- tugas perkembangan orang dewasa.
Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi
orang dewasa. Individu tersebut cenderung mengabaikan tugas- tugas
perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya
5) Model Peran
Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh
terhadap perkembangan orang dewasa. Orang dewasa yang berinteraksi dengan
orang dewasa lainnya mempunyai model peran untuk diteladani. Karena
berinteraksi dengan orang dewsa lainnya mereka memperoleh motivasi untuk
mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang dianut oleh
masyarakat orang dewasa. Sebaliknya orang dewasa yang masih beriteraksi
dengan remaja dan mengikuti garis- garis perilaku remaja akan tetap berperilaku
seperti remaja dan bukan pola perilaku dewasa. Jika mereka tetap dalam status
ketergantungan, mereka hampir tidak memperoleh kesempatan atau motivasi
untuk menguasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 25
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 KASUS
Tn S dan Ny S menikah sudah 20 tahun yang lalu. Setelah menikah
mereka tinggal bersama. Sebelum menikah Asal Tn.S adalah kota P. Tn. S bekerja
dalam satu asrama tempat Ny.S tinggal. Kemudian setelah menikah Tn.S dan
Ny.S tinggal serumah. Sekarang Tn S berusia 46 tahun dan Ny S berusia 46 tahun
mereka sekarang memiliki 4 orang anak , anak pertama berusia 20 tahun , anak
kedua berusia 15 tahun, anak ketiga berusia 11 tahun, dan anak yang terakhir
berusi 4 tahun. Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Tn. S adalah
penduduk jawa asli dan berasal dari suku jawa. Dalam keluarganya tidak terdapat
adat istiadat yang mengikat, dan tidak ada pantangan atau hal–hal yang lain
asalkan tidak bertentangan dengan budaya dan agama tertentu menurut kebiasaan
atau budaya yang berhubungan dengan kesehatan dirasakan tidak ada.
Semua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan shalat 5 waktu.
Sering kali tidak melakukan shalat berjamaah dikarenakan jarang sekali terdapat
waktu untuk kumpul. Status sosial Tn. S bekerja sebagai POLRI, dengan
penghasilan rata–rata tiap bulan Rp. 2.000.000,00. Sedangkan Ny. S sebagai
seorang SMA yang berpenghasilan sama dengan suami. Dari pengasilan tersebut
akan dibagi untuk kebutuhan sehari – hari dan sisanya ditabung untuk
mengantisipasi jika ada kebutuhan yang tidak terduga. Aktivitas rekreasi keluarga
melakukan rekreasi satu tahun hanya satu kali yaitu pada saat lebaran. Untuk
rekreasi sehari–hari yaitu dengan menonton TV bersama keluarga.
Tahap perkembangan keluarga saat ini , keluarga ingin memperluas
pengetahuan untuk menghadapi anak dewasa awaal dan membantu anak untuk
mandiri. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi Tn.S mengatakan tugas
perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum terpenuhi semua, Tn.S
belum bisa menyiapkan anak–anaknya untuk mandiri dan tanggung jawab karena
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 26
kesibukan. Keluarga Tn S dan Ny S berasal dari lingkungan yang sama, mereka
berpacaran sekitar ±1 tahun. Keempat anaknya merupakan anggota keluarga yang
direncanakan, mereka menyayangi semuanya dan hubungan Keluarga dari pihak
bapak dan ibu saat ini hubungannya baik, dan saudara–saudaranya tinggal
berjauhan dengan keluarga, tidak ada konflik dalam berhubungan.
Rumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri dengan ukuran 9 x
18 , terdiri atas 5 kamar (atas dan bawah), 1ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang
makan, 1 dapur dan 3 kamar mandi/WC ( atas dan bawah ). Rumah tampak bersih
dan tidak kotor. Keluarga menggunakan septic tank yang terletak di depan rumah.
Kondisi air jernih tidak berbau, tidak berwarna dan tidak terasa. Kebiasaan
keluarga dalam merawat rumah setiap hari yaitu; menyapu dan mengepel 1 kali
sehari, membersihkan bak mandi 1 minggu sekali. Cahaya masuk kedalam rumah
dan terdapat jendela diruang tamu dan dikamar–kamar. Keluarga mengenal
masalah yang ditimbulkan dari lingkungan yaitu jika lingkungannya kotor maka
akan mudah terserang penyakit. Misalnya jika bak mandi jarang dikuras maka
menjadi sarang nyamuk akibatnya dapat terserang demam berdarah atau malaria.
Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi mempunyai
adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan lingkungan cukup baik, meskipun
Tn. S dan Ny. S sibuk bekerja dan jarang sekali ngobrol dengan tetangganya. Tn.
S tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang mengikuti kegiatan yang ada di
RT karena kesibukannya bekerja, tetapi jika ada kegiatan–kegiatan kadang Tn.S
menyempatkan untuk menghadirinya. Dalam keluarga, baik dari pihak Tn.S,
Ny.S, dan anak-anaknya sering kali membantu jika salah satu anggota keluarga
ada yang mengalami masalah. Jarak keluarga dengan tetangga sangat dekat, dan
antar tetangga saling membantu dan mengajak bertukar pikiran saat dibutuhkan.
Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota
keluarga bebas menyampaikan keluhan ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat
dari pembicaraan anggota keluarga saat perawat berkunjung. Dalam keluarga
Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S karena Tn.S sebagai kepala keluarga.
Dan kalau ada pendapat dari anggota keluarga maka akan dibicarakan bersama.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 27
Dalam menyelesaikan masalah atau memutuskan sesuatu harus berdasarkan hasil
keputusan bersama.
Menurut Tn.S, semua anggota keluarganya berusaha menyesuaikan
dengan lingkungan sekitarnya, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran
nilai dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai dan tidak
ada yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga dalam menggunakan
nilai yang diyakini oleh keluarga dan juga tidak bertentangan dengan masyarakat
sekitarnya. Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana cara
meningkatan penghasilan keluarga. Keluarga juga memikirkan anaknya yang
masih sekolah semua dan membutuhkan biaya yang cukup banyak. Keluarga
berusaha mengatasi semua masalah terutama keuangan keluarga berdasarkan
kemampuan yang ada dalam keluarga. Jika ada kebutuhan yang mendadak, maka
keluarga akan mengambil uang tabungan sesuai yang dibutuhkan. Dalam
menanggapi masalah keluarga Tn S memecahkan masalah bersama-sama, jika
masalah yang terjadi tidak terselesaikan atau tidak tahu jalan keluarnya maka akan
minta bantuan pada keluarga dekatnya.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 28
3.2 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn S dan Ny S
I. PENGKAJIAN KKELUARGA
A. DATA UMUM
1. Nama Kepala keluarga (KK) : Tn. S
2. Usia : 46 tahun
3. Pendidikan : SLTA
4. Pekerjaan : POLRI
5. Alamat : Kelurahan banjar sari
6. Komposisi keluarga :
No Nama Umur Jenis
kelamin
Hub dgn
KK
Riwayat
Pendidikan
Keterangan
1
2
3
4
5
6
Tn. S
Ny. S
Nn. T
An. H
An. I
An. R
46 tahun
46 tahun
20 tahun
15 tahun
11 tahun
4 tahun
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Ayah
Ibu
Anak
Anak
Anak
Anak
SLTA
Sarjana
SLTA
SMP
SD
-
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
7. Tipe Keluarga : Keluarga Inti
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 29
8. Genogram :
Keterangan:
: Laki- laki :Meninggal
: Perempuan :tinggal serumah
: klien
9. Pengambilan keputusan
Tn. S setiap ada masalah selalu ia yang mengambil keputusan. Tetapi
kadang- kadang di musyawarahkan bersama
10. Suku bangsa
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 30
Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Tn. S adalah penduduk jawa
asli dan berasal dari suku jawa. Dalam keluarganya tidak terdapat adat istiadat
yang mengikat, dan tidak ada pantangan atau hal–hal yang lain asalkan tidak
bertentangan dengan budaya dan agama tertentu menurut kebiasaan atau budaya
yang berhubungan dengan kesehatan dirasakan tidak ada.
11. Agama
Semua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan shalat 5 waktu.
Sering kali tidak melakukan shalat berjamaah dikarenakan jarang sekali terdapat
waktu untuk kumpul.
12. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. S bekerja sebagai POLRI, dengan penghasilan rata–rata tiap bulan Rp.
2.000.000,00. Sedangkan Ny. S sebagai seorang guru yang berpenghasilan sama
dengan suami. Dari pengasilan tersebut akan dibagi untuk kebutuhan sehari – hari
dan sisanya ditabung untuk mengantisipasi jika ada kebutuhan yang tidak terduga.
13. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga melakukan rekreasi satu tahun hanya satu kali yaitu pada saat
lebaran. Untuk rekreasi sehari–hari yaitu dengan menonton TV bersama keluarga.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn S sedang berada dalam tahap memperluas pengetahuan untuk
menghadapi anak usia dewasa awal dan mambantu anak untuk mandiri, pada
tugas perkembangan usia dewasa.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Tn.S, beliau mengatakan tugas
perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum terpenuhi semua,
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 31
Tn.S belum bisa menyiapkan anak–anaknya untuk mandiri dan tanggung jawab
karena kesibukan.
3. Riwayat keluarga inti
Tn. S dan Ny. S berasal dari lingkungan yang sama, mereka berpacaran sekitar
±1 tahun. Keempat anaknya merupakan anggota keluarga yang direncanakan,
mereka menyayangi semuanya.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga dari pihak bapak dan ibu saat ini hubungannya baik, dan saudara–
saudaranya tinggal berjauhan dengan keluarga, tidak ada konflik dalam
berhubungan.
C. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri, terdiri atas 5
kamar (atas dan bawah), 1ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 dapur
dan 3 kamar mandi/WC ( atas dan bawah ). Rumah tampak bersih dan tidak kotor.
Keluarga menggunakan septic tank yang terletak di depan rumah. Kondisi air
jernih tidak berbau, tidak berwarna dan tidak terasa. Kebiasaan keluarga dalam
merawat rumah setiap hari yaitu; menyapu dan mengepel 1 kali sehari,
membersihkan bak mandi 1 minggu sekali. Cahaya masuk kedalam rumah dan
terdapat jendela diruang tamu dan dikamar–kamar. Keluarga mengenal masalah
yang ditimbulkan dari lingkungan yaitu jika lingkungannya kotor maka akan
mudah terserang penyakit. Misalnya jika bak mandi jarang dikuras maka menjadi
sarang nyamuk akibatnya dapat terserang demam berdarah atau malaria.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 32
Ukuran rumah: 9 x 18
1 6 7
2 8
3
4 9
5
Keterangan:
1. tangga ke atas
2. ruang makan
3. kamar tidur dan tempat
sholat
4. kamar tidur
5. ruang tamu
6. dapur
7. kamar mandi, WC
8. tempat sampah
9. sumur
10. septic tank
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 33
10
2. Keadaan di luar rumah
Rumah memiliki pekarangan yang cukup luas. Kebersihan pekarangan secara
umum baik. Keluarga memanfaatkan air PDAM untuk sumber air bersih dan
air minum. Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke
saluran pembuangan air di sebelah rumahnya dan dialirkan dengan pipa
saluran. Keluarga juga memiliki jamban jenis jamban duduk yang
dipergunakan setiap hari dengan septic tank di belakang rumah dengan jarak
lebih dari 10 m. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. Dalam
pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat sampah
yang berada di depan rumah dan diambil oleh petugang sampah setiap 3 hari
sekali. Secara umum kebersihan rumah cukup.
3. Sarana komunikasi dan transportasi
Sarana komunikasi keluarga dengan menggunakan handphone dan
transportasi yang biasanya digunakan keluarga ada sepeda motor
4. Fasilitas hiburan ( TV, Radio, Dll )
Fasilitas yang dimiliki keluarga ada radio tape, televisi
5. Fasilitas layanan kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terdekat dengan rumah keluarga adalah puskesmas,
poliklinik.
D. SOSIAL
1. Karakteristik tetangga dan komunitas
Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi mempunyai
adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan lingkungan cukup baik,
meskipun Tn. S dan Ny. S sibuk bekerja dan jarang sekali ngobrol dengan
tetangganya.
2. Mobilitas Geografis keluarga
Asal Tn.S adalah kota P. Sebelum menikah, Tn. S bekerja dalam satu asrama
tempat Ny.S tinggal. Kemudian setelah menikah Tn.S dan Ny.S tinggal
serumah.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 34
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. S tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang mengikuti kegiatan
yang ada di RT karena kesibukannya bekerja, tetapi jika ada kegiatan–
kegiatan kadang Tn.S menyempatkan untuk menghadirinya dan Ny. S
sehari–harinya bekerja sebagai guru di sebuah SMA Negeri.
4. Sistem pendukung keluarga
Dalam keluarga, baik dari pihak Tn.S, Ny.S, dan anak-anaknya sering kali
membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang mengalami masalah.
Jarak keluarga dengan tetangga sangat dekat, dan antar tetangga saling
membantu dan mengajak bertukar pikiran saat dibutuhkan.
E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap
anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan ataupun anggapan, hal ini
dapat terlihat dari pembicaraan anggota keluarga saat perawat berkunjung.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S karena Tn.S
sebagai kepala keluarga. Dan kalau ada pendapat dari anggota keluarga maka
akan dibicarakan bersama. Dalam menyelesaikan masalah atau memutuskan
sesuatu harus berdasarkan hasil keputusan bersama.
3. Stuktur Peran
Tn. S sebagai kepala keluarga yang memenuhi semua kebutuhan ekonomi
keluarga dan Ny.S sebagai ibu rumah tangga yang mengerjakan dan mengatur
semua pekerjaan rumah seperti: memasak, mengurus anak, menyapu,
memenejemen keuangan dan semua pekerjaan rumah.
4. Nilai dan norma budaya
Menurut Tn.S, semua anggota keluarganya berusaha menyesuaikan dengan
lingkungan sekitarnya, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran nilai
dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai dan tidak
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 35
ada yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga dalam
menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga dan juga tidak bertentangan
dengan masyarakat sekitarnya.
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Menurut Tn S dan Ny S karena mereka merupakan keluarga yang
memmpunyai hubungan yang baik dan saling menghargai satu dengan
yang lainnya dan hubungan dengan keluarga besar nya pun baik. Tn. S dan
Ny. S selalu memberikan dukungan satu sama lain. Fungsi Sosialisasi
Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan
hubungan dengan keluarga besarnya pun baik. Hubungan keluarga dengan
orang lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
2. Fungsi perawatan kesehatan
a. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi
keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi
keluarga terhadap masalah) : Menurut Tn. S sebenarnya dalam
keluarganya sudah mengetahui tentang bagaimana jika ada salah satu
anggota keluarga ada yang sakit harus dilakukan tindakan apa dan di
bawa kemana.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan
yang sedang dialami : Sejauh ini jika ada keluarga yang sakit di
dibawa ke puskemas di periksakan ke poli klinik.
c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan : ke puskesmas dan poli klinik
atau RS
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya
masalah kesehatan : Menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang
cukup banyak membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah
penyakit.
e. Modifikasi lingkungan: Rumah kelihatan rapi namun kadang sering
berserakan mainan dari ananknya yang baru berusia 4 tahun
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 36
3. Fungsi reproduksi
Saat ini keluarga Tn S sudah melewati masa- masa subur dan Ny S sudah
melakukan steril.
4. Fungsi Ekonomi
Tn S dan Ny mengatakan penghasilannya sudah lebih dari cukup untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga.
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor yang pendek
Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana cara
meningkatan penghasilan keluarga. Keluarga juga memikirkan anaknya
yang masih sekolah semua dan membutuhkan biaya yang cukup banyak.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor/situasi
Keluarga berusaha mengatasi semua masalah terutama keuangan keluarga
berdasarkan kemampuan yang ada dalam keluarga. Jika ada kebutuhan
yang mendadak, maka keluarga akan mengambil uang tabungan sesuai
yang dibutuhkan.
3. Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan yaitu dengan memecahkan masalah bersama-
sama, jika masalah yang terjadi tidak terselesaikan atau tidak tahu jalan
keluarnya maka akan minta bantuan pada keluarga dekatnya.
H. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
a. Ayah
Ayah dari pihak Ny. S pernah mengalami Hipertensi
b. Ibu : -
c. Anak : -
2. Keluarga berencana
Ny. S mengatakan bahwa sudah melakukan steril
3. Imunusasi : lengkap
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 37
4. Tumbuh Kembang : -
II. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
1. Pemeriksaan fisik Tn S
1) Kesadaran umum : Baik
2) Kesadaran : 456 ( compos mentis )
3) Tanda-tanda vital :
a) TD : 110/90 mmHg
b) N : 80x/menit
c) RR : 23x/ menit
d) T : 36 oC
4) Kepala :
a) Rambut : Rambut bersih, tidak ada lesi di kepala
b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
ikterus
c) Hidung : bersih , simetris tidak ada polip
d) Telinga : bersih ,pendengaran normal
e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu
5) Dada/thorak :
a) I : simetris
b) P : gerak dada simetris
c) P : sonor di daerah paru
d) A : suara nafas vesikuler
6) Perut / abdomen
a) I : perut tidak ada asites
b) P : tympani
c) P : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa
d) A : bising usus normal
7) Genetalia/ anus : bersih tidak ada hemoroid
8) Ekstremitas :akral, hangat tidak ada odema
2. Pemeriksaan fisik Ny S
1) Kesadaran umum : Baik
2) Kesadaran : 456 ( compos mentis )
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 38
3) Tanda-tanda vital :
a) TD : 120/90 mmHg
b) N : 78x/menit
c) RR : 22x/ menit
d) T : 36 oC
4) Kepala :
a) Rambut : Rambut bersih, tidak ada lesi di kepala
b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
ikterus
c) Hidung : bersih , simetris tidak ada polip
d) Telinga : bersih ,pendengaran normal
e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu
5) Dada/thorak :
a) I : simetris
b) P : gerak dada simetris
c) P : sonor di daerah paru
d) A : suara nafas vesikuler
6) Perut / abdomen
a) I : perut tidak ada asites
b) P : tympani
c) P : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa
d) A : bising usus normal
7) Genetalia/ anus : bersih tidak ada hemoroid
8) Ekstremitas :akral, hangat tidak ada odema
3. Pemeriksaan fisik Nn T
1) Kesadaran umum : Baik
2) Kesadaran : 456 ( compos mentis )
3) Tanda-tanda vital :
a) TD : 110/90 mmHg
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 39
b) N : 80x/menit
c) RR : 24x/ menit
d) T : 36 oC
4) Kepala :
a) Rambut : Rambut bersih, tidak ada lesi di kepala
b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
ikterus
c) Hidung : bersih , simetris tidak ada polip
d) Telinga : bersih ,pendengaran normal
e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu
5) Dada/thorak :
a) I : simetris
b) P : gerak dada simetris
c) P : sonor di daerah paru
d) A : suara nafas vesikuler
6) Perut / abdomen
a) I : perut tidak ada asites
b) P : tympani
c) P : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa
d) A : bising usus normal
e) Genetalia/ anus : bersih tidak ada hemoroid
f) Ekstremitas :akral, hangat tidak ada odema
HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan sehingga
anggota keluarga dapat memelihara kesehatannya.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 40
III. ANALISA DATA
No Data Diagnosa Keperawatan
1.
3.
Anak T usianya 20 tahun, berat badan
55 Kg, masih terlihat manja, bingung
ketika mendapat masalah.
Tn.S mengatakan anak T masih manja
dan belum mampu memecahkan
masalahnya sendiri.
Tn.S mengatakan anak T untuk
keperluan sehari-hari masih tergantung
pada Ibunya.
Tn.S dan Ny.S terlihat takut
Tn.S dan Ny.S mengatakan sering
timbul rasa takut kehilangan jika teringat
anaknya sudah hampir menikah
Tn.A dan Ny.S merasa belum siap
berpisah dengan anak NT
Tn. S mengatakan tidak pernah
mengikuti arisan di RT dan jarang
mengikuti kegiatan yang ada di RT
karena kesibukannya bekerja.
Kecemasan Tn.S dan Ny.S
terhadap Nn.T b.d
ketidakmampuan keluarga Tn S
dalam merawat Nn.T untuk
hidup secara mandiri.
Hambatan pola komunikasi b.d
ketidakmampuan Tn.S
memutuskan peran dalam
lingkungan masyarakat.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 41
IV. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Kecemasan Tn.S dan Ny.S terhadap Nn.T b.d ketidakmampuan keluarga Tn
S dalam merawat Nn.T untuk hidup secara mandiri.
No Kriteria Perhitungan/
bobot
Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah
aktual
1 3/3 x =
1
Masalah aktual adalah sudah
terjadi untuk itu perlu tindakan
perawatan, sehingga tidak
berdampak pada masalah lain.
2Kemungkinan
masalah dapat
diubah:
sebagian
2 1/2 x2=
1
Masalah dapat dicegah untuk
lebih parah, dan membutuhkan
peran serta keluarga yang amat
besar, dalam merubah tingkat
kecemasan ibu, ada tenaga
kesehatan yang akan membina
3Potensi untuk
dicegah:
cukup
1 1/3x1=
1/3
Masalah belum berat, dan
membutuhkan waktu agak lama
mengubah kebiasaan keluarga.
4 Menonjolnya
masalah,
tetapi tidak
harus segera
1 1/2x1=
½
Anggapan keluarga: tingkat
kecemasan adalah masalah yang
biasa dan sering terjadi pada
orang tua yang akan melepaskan
anak dewasa awal
2 5/6
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 42
2. Hambatan pola komunikasi b.d ketidakmampuan Tn.S memutuskan peran
dalam lingkungan masyarakat.
V. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan pola komunikasi b.d ketidakmampuan Tn.S memutuskan peran
dalam lingkungan masyarakat.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 43
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah:
keadaan
sejahtera
1 2/3x1=
2/3
Masalah belum terjadi, namun
perlu dilakukan upaya
pencegahan.
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah: mudah
2 2/2x2=
2
Masalah belum terjadi dan dapat
diatasi dengan mengikutsertakan
kehadiran Tn.S dalam kegiatan
sosial ketika hari libur dan tidak
menganggu waktu kerja.
3 Potensial
masalah untuk
dicegah :
Tinggi
3 3/3x1=
3
Masalah sudah berlangsung lama
dan diyakini dapat diupayakan
dengan cara meluangkan waktu
untuk kegiatan sosialisasi di
Lingkungan masyarakat.
4 Menonjolnya
masalah tetapi
tidak harus
segera
1 1/2x1=
½
Tn.S sebenarnya dapat mengikuti
kegiatan sosial yang ada
dimasyarakat namun dikarenakan
kesibukan Tn.S yang jarang
meluangkan waktu untuk kegiatan
sosial.
6 1/6
2. Kecemasan Tn.S dan Ny.S terhadap Nn.T b.d ketidakmampuan keluarga
Tn S dalam merawat Nn.T untuk hidup secara mandiri.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 44