12
Bab 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sindikasi secara Umum
Jasa pemberian kredit oleh Bank merupakan salah satu jasa perbankan yang
meemerlukan pengetahuan dan ketrampilan khusus bagi seorang bankir. Dalam
pemberian kredit diperlukan pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan analisis
terhadap feasibility dan viability proyek yang akan dibiayai.
Kredit Sindikasi mulai tumbuh di pasar modal di Amerika Serikat pada tahun
1950an, sedangkan evolusinya di pasar modal internasional di London terjadi baru
kemudian yaitu pada tahun 1960an. Kredit Sindikasi di pasar internasional di London
perkembangannya ditunjang oleh kenyataan bahwa kredit dapat diberikan dalam
semua mata uang yang convertible, yang berbeda dengan pasar di Amerika Serikat di
Wall Street, dimana kredit sindikasi diberikan hanya dalam mata uang dolar Amerika
Serikat sekalipun penerima pinjaman adalah pihak asing.
Dalam hal kredit Sindikasi diberikan dalam berbagai mata uang, yaitu yang
biasa disebut multicurrency loans, dana disediakan tidak hanya dalam satu mata uang
namun dalam beberapa mata uang sesuai dengan pilihan penerima pinjaman.
13
Hurn (tahun 1990) dalam bukunya Syndicated Loan (A Handbook For
Banker and Borrower) memberikan definisi mengenai kredit sindikasi atau
syndicated loan sebagai berikut :
” A syndicated loan is a loan made by two or more lending
institutions, on similiar terms and conditions, using common documntation and
administered by a common agent “
Definsi tersebut diatas mencakup semua unsur unsur yang penting dari suatu
kredit sindikasi. Pertama, kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga
pembiayaan dalam suatu fasilitas sindikasi. Kedua, definisi tersebut menyatakan
bahwa kredit sindikasi adalah kredit yang akan diberikan berdasarkan syarat syarat
dan ketentuan ketentuan yang sama bagi masing masing peserta sindikasi.
Hal ini diwujudkan dalam bentuk hanya ada satu perjanjian kredit antara
nasabah dan semua bank peserta sindikasi. Ketiga, definisi tersebut menegaskan
bahwa hanya ada satu dokumentasi kredit, karena dokumentasi inilah yang menjadi
pegangan bagi semua bank peserta sindikasi secara bersama sama. Keempat,
sindikasi tersebut diadministrasikan oleh satu agent yang sama bagi semua bank
peserta sindikasi. Bila tidak demikian halnya, maka terpaksa harus ada serangkaian
fasilitas bilateral (dua pihak), yang sama tetapi mandiri, antara masing masing bank
peserta dengan nasabah.
14
2.2 Sindikasi Perbankan di Indonesia
2.2.1 Definisi Kredit Sindikasi di Indonesia
Kredit Sindikasi adalah kredit yang diberikan oleh dua atau lebih
bank/lembaga pemberi pinjaman lainnya dengan persyaratan dan kondisi yang telah
disepakati bersama antara kreditur dan debitur yang dituangkan dalam satu perjanjian
kredit dan diadministrasikan oleh Agen Fasilitas.
Kredit Sindikasi berbeda dengan Club Deal. Club Deal adalah kredit yang
diberikan oleh dua atau lebih bank/lembaga pemberi pinjaman lainnya dengan
persyaratan dan kondisi yang telah disepakati bersama antara kreditur dan debitur
yang dituangkan dalam perjanjian kredit yang terpisah tetapi jaminan yang diberikan
saling mengikat dalam satu perjanjian pengikatan jaminan (security sharing
agreement).
(Bab 2 mengatur pemberian Kredit Sindikasi karena pemberian kredit melalui
mekanisme Club Deal pada dasarnya sama dengan kredit biasa)
2.2.2 Peran Bank Nasional
Peran Bank Nasional dalam pemberian Kredit Sindikasi adalah sebagai berikut.
• Arranger.
• Underwriter.
• Agent.
• Participant.
(Peran di atas dapat dirangkap sesuai dengan kondisi pemberian kredit)
15
2.2.2.1 Arranger
Apabila calon penerima kredit menerima offer tersebut, calon penerima kredit
tersebut selanjutnya akan mengeluarkan mandate atau mandat, yaitu kewenangan
yang diberikan oleh calon penerima kredit kepada bank atau sekelompok bank
(bidding group of banks) untuk meng-arrange transaksi tersebut. Dalam tahap ini,
bank atau bank bank tersebut disebut Arranger.
2.2.2.1.a Pengertian Arranger
Jika Bank berperan sebagai Arranger, maka Bank tersebut bertindak sebagai
koordinator yang bertanggung jawab dalam pengaturan kredit sindikasi mulai dari
penerimaan Mandate Letter dari debitur sampai dengan penandatanganan perjanjian
kredit (signing ceremony).
2.2.2.1.b Tujuan Bank Nasional berperan sebagai Arranger
Berikut ini tujuan Bank yang mengambil peran Arranger dalam suatu sindikasi.
• Memaksimalkan pendapatan perbankan (berupa arrangement Fee) dari pelepasan
kredit sindikasi.
• Mengambil peran yang lebih besar dalam proses negosiasi syarat dan kondisi
kredit (term and condition), pricing, struktur kredit, dan dokumentasi kredit.
16
2.2.2.1.c Tugas Arranger
Tugas yang harus dilakukan oleh Arranger kredit sindikasi adalah sebagai berikut.
• Melakukan negosiasi dengan debitur dalam penentuan syarat dan kondisi kredit
(term and condition), pricing, struktur kredit, dan dokumentasi kredit.
• Mencari para calon kreditur dan mengalokasikan porsi kredit ke masing-masing
kreditur.
• Mengkoordinasikan proses pemberian kredit dari para calon kreditur ke debitur
sampai dengan penandatanganan akad kredit.
2.2.2.1.d Risiko Arranger
Risiko yang dihadapi oleh Bank sebagai Arranger adalah menurunnya reputasi Bank
tersebut jika tidak berhasil menghimpun dana sejumlah yang diharapkan oleh
debitur.
Sebagai Arranger, Unit kerja yang terlibat beserta tugasnya yakni sebagai berikut :
• Divisi Corporate Finance.
• Korporasi / Large Commercial Business.
• Divisi Hukum.
• Administrasi Kredit.
2.2.2.1.e Tugas Pokok Unit Sindikasi Arranger/Underwriter meliputi :
1. Mengembangkan hubungan baik (relationship) dengan Institusi / Lembaga
Keuangan lain.
17
2. Menentukan strategi sindikasi (single step syndication / multiple step
syndication, formasi manajemen, bank lain yang terkait, Underwriting
Commitment, Target Hold & Sell Down) untuk setiap penjualan kredit
sindikasi.
3. Memasarkan kredit sindikasi maupun produk jasa lainnya kepada perusahaan
korporasi dan institusi / lembaga keuangan untuk ikut berpartisipasi dalam
kredit sindikasi, antara lain :
4. Memberi masukan/informasi kepada Credit Management melalui Divisi
Credit Aproval dalam hal analisa market liquidity, market appetite serta
Global Underwriting Limits.
5. Mengumpulkan informasi-informasi yang diperlukan dalam penyusunan
Indicative Term Sheet – Offer Letter maupun Final Term Sheet.
6. Menyusun “Syndication Timetable” bersama Credit Management, Divisi
Bisnis dan calon debitur.
7. Menyusun “Info Memo” bersama dengan calon debitur.
8. Melakukan launching kredit sindikasi, termasuk mencari kreditur/investor
prospektif.
9. Mengajukan proposal pencapaian Target Sale Underwriting kepada VP /
Direksi.
10. Mengajukan proposal penjualan “unsold inventories” pada harga pasar
terendah saat jatuh tempo batas waktu penjualan (sell down) kepada VP /
Direksi, apabila VP / Direksi tidak menyetujui perpanjangan selldown period.
18
2.2.2.2 Underwriter
2.2.2.2.a Pengertian Underwriter
Jika Bank berperan sebagai Underwriter, maka Bank tersebut bertindak
sebagai pihak yang menjamin ketersediaan dana yang dibutuhkan oleh debitur
sebesar jumlah yang dijamin dikurangi porsi terjual sampai dengan penandatanganan
perjanjian kredit.
2.2.2.2.b Tujuan Bank Nasional berperan sebagai Underwriter
Tujuan Bank mengambil peran sebagai Underwriter dalam suatu sindikasi
adalah untuk memaksimalkan pendapatan Bank tersebut (berupa underwriting Fee)
dari pelepasan kredit sindikasi.
2.2.2.2.c Risiko Underwriter
Jenis risiko yang dihadapi oleh Bank bila bertindak sebagai Underwriter.
• Risiko karena debitur (borrower risk), berupa penurunan nilai jual kredit karena
perubahan kredibilitas dan creditstanding debitur.
• Risiko karena pasar (market risk), berupa perubahan nilai jual kredit karena
kondisi pasar (seperti kondisi ekonomi, politik, dan lainnya).
Risiko di atas memungkinkan timbulnya Unsold Portion di perbankan. Apabila Bank
akan menjual porsi tersebut untuk mencapai Target Sell Down, maka Bank tersebut
akan mengalami kerugian finansial karena harus menjual porsi kredit tersebut secara
diskon.
19
Unit kerja yang terlibat beserta tugasnya
Unit kerja yang terlibat beserta tugasnya dalam pemberian kredit sindikasi di mana
Bank berperan sebagai Underwriter adalah sebagai berikut.
• Divisi Corporate Finance.
• Korporasi / Large Commercial Business.
• Divisi Hukum.
• Credit Approval
• Administrasi Kredit
2.2.2.3 Agent
2.2.2.3.a Pengertian Agent
Jika Bank berperan sebagai Agent, maka Bank tersebut bertindak sebagai pihak yang
mewakili dan mengatur kepentingan kreditur dalam pemberian kredit kepada debitur
sesuai dengan perjanjian yang disepakati bersama.
Meskipun Agent merupakan wakil dari kreditur, Agent harus tetap mempertahankan
hubungan baik dengan debitur selama jangka waktu pemberian kredit sindikasi.
2.2.2.3.b Tujuan Bank Nasional berperan sebagai Agent
Tujuan Bank mengambil peran sebagai Agent adalah sebagai berikut.
• Untuk memastikan bahwa pemberian kredit sindikasi berjalan sesuai dengan
perjanjian yang disepakati.
• Untuk memaksimalkan Fee base income Bank.
20
2.2.2.3.c Jenis Agent
Dalam kredit sindikasi terdapat berperan sebagai:
• Agen Fasilitas (Facility Agent)
Bertanggung jawab untuk melakukan tugas-tugas administrasi sesuai perjanjian
yang disepakati termasuk kegiatan penagihan pokok pinjaman dan bunga,
pembebanan biaya, dan pendistribusian informasi/dokumen kepada pihak terkait
(debitur, kreditur, dan pihak lainnya).
• Agen Jaminan (Security Agent)
Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengikatan jaminan dan dokumentasinya
serta pengadministrasian jaminan tersebut sesuai dengan klausula yang tercantum
dalam perjanjian yang disepakati.
• Agen Pengelola Rekening Penampungan (Escrow Account Agent)
Bertanggung jawab atas pengelolaan rekening penampungan sesuai dengan
klausula yang tercantum dalam perjanjian.
Catatan
• Uraian tugas dan tanggung jawab Agen tergantung pada struktrur pembiayaan
sindikasi dan kesepakatan di antara kreditur yang tertuang dalam Perjanjian
Keagenan.
• Selain jenis agen di atas, dapat dikembangkan jenis agen lainnya sesuai
kebutuhan.
21
Unit kerja yang teribat beserta tugasnya
Unit kerja yang terlibat beserta tugasnya dalam pemberian kredit sindikasi di mana
Bank berperan sebagai Agen adalah sebagai berikut.
• Divisi Corporate Finance.
• Korporasi / Large Commercial Business.
• Divisi Hukum.
• Administrasi Kredit
2.2.2.4 Participant
2.2.2.4.a Pengertian Participant
Jika Bank berperan sebagai Participant, maka Bank tersebut berpartisipasi dengan
memberikan pinjaman dalam jumlah tertentu dari total kredit sindikasi yang akan
disalurkan ke debitur.
Unit kerja yang terlibat beserta tugasnya
Unit kerja yang terlibat beserta tugasnya dalam pemberian kredit sindikasi di mana
Bank berperan sebagai Participant adalah sebagai berikut.
• Divisi Corporate Finance.
• Korporasi / Large Commercial Business.
• Divisi Hukum.
• Credit Approval
• Administrasi Kredit
22
2.2.3 Wewenang Umum yang berkaitan dengan Pemberian Kredit
Sindikasi di Perbankan Indonesia
jenis wewenang yang berkaitan dengan pemberian kredit sindikasi beserta pejabat
pemutusnya.
Wewenang untuk .... Diputuskan oleh ...
memutuskan peran Bank A sebagai Arranger tanpa partisipasi
Vice President / Direktur Bank A yang membidangi bisnis korporasi
memutuskan peran Bank A sebagai Arranger dengan partisipasi
pejabat pemutus kredit sesuai dengan wewenang memutus kredit yang dimiliki
menentukan jumlah komitmen penjaminan (Underwriting Amount) dan nilai partisipasi kredit (Target Hold)
pejabat pemutus kredit sesuai wewenang memutus kredit yang dimiliki
perpanjangan sell down period VP / Direktur yang membidangi bisnis korporasi dan Direktur yang membidangi analisa risiko kredit
menentukan penjualan komitmen penjaminan beserta harga jualnya
VP / Direktur yang membidangi bisnis korporasi dan Direktur yang membidangi analisa risiko kredit
menyetujui penjualan komitmen yang akan menyebabkan kerugian bagi Bank
pejabat yang pertama kali memutuskan kredit tersebut
menyetujui exit strategy Direktur yang membidangi bisnis korporasi dan Direktur yang membidangi analisa risiko kredit
Menyetujui peran Bank sebagai Agen
Direktur yang membidangi bisnis korporasi
menentukan Fee yang akan dibebankan kepada debitur
VP / Direktur yang membidangi bisnis korporasi
23
2.2.4 Fee Kredit Sindikasi
Jenis Fee yang dibebankan kepada debitur atas penyaluran kredit sindikasi.
Jenis Fee Pengertiannya Ketentuan pembebanan *)
Arrangement Fee Fee yang dibayarkan oleh debitur kepada Arranger
Dibebankan sekali di muka pada saat penandatangan perjanjian kredit atau tanggal lain yang disepakati
Underwriting Fee Fee yang dibayarkan oleh debitur kepada Underwriter sehubungan dengan kesanggupannya untuk menyediakan dana dalam jumlah tertentu
Dibebankan sekali di muka pada saat penandatangan perjanjian kredit atau tanggal lain yang disepakati
Participation Fee Fee yang dibayarkan oleh debitur kepada bank yang bertindak sebagai Participant dalam kredit sindikasi
Dibebankan sekali di muka untuk medium dan long term loan atau setiap tahun (tiap tanggal tertentu) untuk short term loan.
Commitment Fee Fee yang dibayar oleh debitur kepada bank anggota kredit sindikasi atas sejumlah dana yang tidak digunakan sampai dengan berakhirnya availiability period.
• Dihitung berdasarkan jumlah komitmen yang tidak digunakan.
• Dibebankan pada bulan berikutnya (in-arrear) dengan periode tertentu.
Facility Agent Fee Fee yang dibayarkan oleh debitur kepada Agen Fasilitas atas jasanya dalam pengadministrasian kredit sindikasi
Dibebankan setiap tahun (tiap tanggal tertentu).
Security Agent Fee
Fee yang dibayarkan oleh debitur kepada Agen Jaminan atas jasanya dalam pengadministrasian jaminan kredit sindikasi.
Dibebankan setiap tahun (tiap tanggal tertentu).
24
Escrow Acount Agent Fee
Fee yang dibayarkan oleh debitur kepada Agen atas jasanya dalam pengelolaan rekening penampungan
Dibebankan setiap tahun (tiap tanggal tertentu).
Catatan : Dalam kondisi tertentu pembebanan Fee kepada debitur bisa berbeda dari ketentuan di atas tergantung pada hasil negosiasi dengan debitur.
25
2.2.5 Istilah istilah dalam Kredit Sindikasi :
“Arrangement Fee”
Fee yang akan dibayar oleh debitur hanya kepada Arranger Bank dan hanya dipungut
sekali.
“Bank A sebagai Arranger” :
Bank A sebagai pengatur dan koordinator kredit sindikasi bagi calon debitur.
“Bank A sebagai Underwriter” :
Bank A sebagai penjamin komitmen sindikasi atas jumlah tertentu.
“Commitment Fee”
Fee yang akan dibayar oleh debitur kepada bank-bank anggota sindikasi atas
sejumlah dana yang belum digunakan oleh debitur sampai dengan berakhirnya
availability period.
“Commitment Letter” :
Surat kesanggupan investor untuk ikut serta dalam pemberian kredit sindikasi dengan
nominal tertentu.
“Confidentiality Letter” :
Surat pernyataan kesanggupan dari bank/investor yang berminat untuk merahasiakan
seluruh informasi mengenai calon debitur dan kredit yang akan diberikan.
26
“Facility Fee”
Fee yang dibayar oleh debitur atas penyediaan kredit sindikasi tersebut kepada para
penyedia dana.
“Facility Agency Fee”
Fee yang akan dibayar oleh debitur kepada Facility Agent Bank untuk
mengadministrasikan fasilitas kredit sindikasi. Fee ini dibayar tahunan.
“Front End Fee”
Fee yang akan dibayar oleh debitur kepada seluruh bank (sesuai dengan fungsinya)
sehubungan dengan peran bank-bank tersebut dalam kredit sindikasi. Fee ini
dipungut hanya sekali dimuka.
“Indicative Term Sheet” :
Usulan syarat & kondisi pembiayaan kredit sindikasi yang disampaikan oleh
arranger/lead manager kepada calon debitur yang hanya memuat hal-hal pokok,
antara lain :
- Jumlah & jenis fasilitas
- Jangka waktu
- Suku bunga & biaya administrasi
- Jadwal pembayaran
- Jaminan
- Financial covenants.
27
“Info Memo” :
Dokumen yang memuat rincian mengenai calon debitur serta pinjaman yang
diberikan, seperti :
- Jenis usaha
- Sejarah perusahaan
- Kondisi keuangan
- Kondisi pasar
- Prospek usaha
- Latar belakang pemberian pinjaman sindikasi
- Terms and conditions pinjaman sindikasi
- Feasibility study atas proyek yang akan dibiayai
“Mandate Letter” :
Kewenangan yang diberikan oleh calon debitur kepada bank yang ditunjuk sebagai
arranger untuk membentuk suatu sindikasi kredit yang terdiri dari bank-bank yang
akan menyediakan pembiayaan yang dibutuhkan oleh calon debitur.
“Multiple Step Syndication”
Jenis sindikasi dimana bank setelah menerima mandat berdasarkan underwriting
basis, membentuk sebuah management group atau sub-underwriting group untuk
mengurangi underwriting commitments yang telah dijamin oleh arrangers /
underwriters.
28
“Participation Fee”
Fee yang dibayar oleh debitur kepada participant bank yang ikut dalam kredit
sindikasi tersebut.
“Security Agency Fee”
Fee yang akan dibayar oleh debitur kepada Security Agent Bank untuk
mengadministrasikan jaminan kredit sindikasi. Fee ini dibayar tahunan.
“Selldown Period” :
Target masa penjualan Underwriting Commitment, yaitu selama 90 hari sejak
Underwriting Commitment Letter dikirim ke calon debitur.
“Single Step Syndication” :
Jenis sindikasi dimana bank atau beberapa bank yang telah diberikan mandat
langsung melakukan proses sindikasi kepada pasar sindikasi tanpa membentuk
sebuah management group atau sub-underwriting group terlebih dahulu.
“Syndication Time Table” :
jadwal pelepasan kredit sindikasi yang terdiri atas :
Jenis pekerjaan yang harus dilakukan
Penanggung jawab (Bank yang ditunjuk dan/atau calon debitur) dan;
Kapan tugas tersebut harus selesai.
29
“Target Hold” :
jumlah target partisipasi Bank tersebut dalam kredit sindikasi.
“Target Sale” :
Batas waktu perolehan Commitment Letter dari bank/investor yang berminat untuk
berpartisipasi dalam kredit sindikasi dan/atau termasuk bagian dari Underwriting
Commitment.
“Underwriting Commitment” :
Jumlah dana yang di-underwrite (dijamin ketersediaannya) oleh underwriter, dimana
apabila ternyata tidak ada pihak lain yang berminat untuk berpartisipasi dalam
penyediaan dana tersebut, maka underwriter harus membiayai sendiri penyediaan
dana tersebut.
Underwriting Commitment tersebut harus sudah dijual kepada bank/investor yang
berminat sebelum Target Sale.
“Underwriting Fee”
Fee yang dibayar oleh debitur kepada underwriter sehubungan dengan kesanggupan
underwriter tersebut menjamin ketersediaan dana bagi calon debitur.
“Unsold Inventories” :
Underwriting Commitment yang belum berhasil dijual kepada pihak ketiga/kreditur
sampai dengan jatuh tempo sell down period .
30
2.3 Analisa Kredit
Tujuan utama analisa kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah
nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada
bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai
dengan kesepakatan dengan Bank Sindikasi.
2.3.1 Analisa Ratio dan Cash Flow
(i) Current Ratio minimum 1,1 X
(Current Ratio berarti perbandingan antara total aktiva lancar Debitur terhadap total
pasiva lancar Debitur, yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di
Indonesia).
Dimana Current Ratio termasuk didalam rasio likuiditas, dimana tujuan
digunakannya pendekatan ini adalah untuk mengetahui kemampuan jangka pendek
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan tersebut. Apabila
hasil rasio tersebut dibawah 1,1 X, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut
memiliki risiko likuiditas dalam periode jangka pendek.
(ii) Debt Service Coverage Ratio minimum 1,25 X
(Debt Service Coverage Ratio berarti perbandingan antara (i) pendapatan operasional
atau laba usaha sebelum dibebankan atau diperhitungkan dengan bunga, pajak dan
31
depresiasi serta amortisasi terhadap (ii) hutang pokok ditambah dengan bunga yang
timbul dari kewajiban utang Debitur).
Pendekatan ini dipakai perbankan untuk mengetahui berapa kemampuan perusahaan
secara riil untuk membayar pokok dan bunga kewajiban hutang sesuai dengan yang
telah ditentukan bersama. Semakin tinggi EBITDA akan semakin baik pula untuk
perusahaan karena hal tersebut berarti perusahaan memiliki kemampuan bayar
kewajiban semakin baik pula.
(iii) Debt to Equity Ratio maksimum 2,0 X
(Debt to Equity Ratio berarti perbandingan antara total kewajiban (liabilities) Debitur
dikurangi pinjaman yang disubordinasikan (Subordinated Loan) terhadap total equity
Debitur, yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia).
Pendekatan ini dipakai perbankan untuk menganalisa berapa besar porsi hutang bank
dibandingkan dengan modal yang disetor perusahaan. Pendekatan ini dipakai selain
untuk mengetahui porsi hutang, juga dapat dipakai untuk mengetahui seberapa besar
partisipasi / dukungan grup terhadap anak peruasahaannya ini (PT EI).
(iv) Interest Service Coverage Ratio minimum 2,5 X
(Interest Service Coverage Ratio berarti perbandingan antara (i) pendapatan
operasional atau laba usaha sebelum dibebankan atau diperhitungkan dengan bunga,
32
pajak dan depresiasi serta amortisasi terhadap (ii) bunga yang timbul dari kewajiban
utang Debitur).
Pendekatan ini berfungsi untuk mengetahui berapa besar kemampuan
perusahaan dalam mengembalikan kewajiban bunga setiap periodenya. Semakin
besar EBITDA akan semakin baik karena hal tersebut dapat berarti kemampuan
bayar kewajiban bunga perusahaan semakin baik atau perusahaan dapat memiliki
confidence untuk meminta tambahan kewajiban baru lagi.
2.3.2 Agreement Loan Approach
Merupakan Pendekatan dari sisi legal, karena semua tindakan Bank Sindikasi
dan debitur harus tercermin didalam Perjanjian Kredit Secara Sindikasi selama dalam
masa Fasilitas Bank. (Perjanjian Kredit secara Sindikasi terdapat dilampiran)
2.3.3 The Component of a Company’s Macroenvironment
Thinking Strategically about a Company’s Macro-Environment
A company’s macro-environment includes all relevant factors and influences
outside its boundaries
Pendekatan ini memperhitungkan semua relevansi eksternal yang dapat
mempengaruhi arah perusahaan secara siginfikan
Diagnosing a company’s external situation involves assessing strategically
important factors that have a bearing on the decisions a company’s makes
about its
33
Direction (Arah manajemen dalam membawa perusahaan)
Objectives (Objektivitas perusahaan)
Strategy (Strategi perusahaan dalam memposisikan diri)
Business model (Model Bisnis yang diterpkan perusahaan dalam
beradaptasi terhadap pengaruh luar)
Requires that company managers scan the external environment to
Identify potentially important external developments
Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui potensi potensi
perkembangan kondisi lapangan yang dapat mempengaruhi
perusahaan
Assess their impact and influence
Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan dampak
dari perubahan / pengaruh eksternal.
Adapt a company’s direction and strategy as needed
Pendekatan ini untuk mengetahui posisi peruashaan dalam beradaptasi
terhadap perubahaan tersebut, dimana apakah perusahaan merespon
secara aktif atau pasif. Serta dapat diketahui strategi yang diperlukan
untuk menghadapi kondisi eksternal yang dapat merubah arah
perusahaan.
2.3.4 Syndication Approach
(Lihat 2.1 Sindikasi secara umum)