9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Lansia
Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu dan merupakan
kenyataan yang tidak dapat dihindari. Batasan lanjut usia (lansia) dapat ditinjau
dari aspek biologi, sosial, dan usia atau batasan usia, yaitu:
1. Aspek Biologi
Lansia ditinjau dari aspek biologi adalah orang/individu yang telah
menjalani proses penuaan (menurunnya daya tahan fisik yang ditandai
dengan semakin rentannya tubuh terhadap serangan berbagai penyakit
yang dapat menyebabkan kematian). Hal ini disebabkan seiring
meningkatnya usia terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan, serta sistem organ.
2. Aspek Sosial
Dari sudut pandang sosial, lansia merupakan kelompok sosial tersendiri.
Di negaraBarat, lansia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Bagi
masyarakat tradisional di Asia, lansia menduduki kelas sosial yang tinggi
yang harus dihormati oleh masyarakat.
3. Aspek Umur
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), lanjut usia adalah
tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60
tahun ke atas.
b. Menurut Second World Assembly on Ageing (SWAA) di Madrid (8-
12 April 2002) yang menghasilkan Rencana Aksi Internasional Lanjut
Usia (Madrid International Plan of Action on Ageing), seseorang
disebut sebagai lansia jika berumur 60 tahun ke atas (di negara
berkembang) atau 65 tahun ke atas di negara maju.
Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
10
Menurut Cooper dan Francis dalam bukunya yang berjudul People
Places: Design Guidelines for Urban Open Space. Disebutkan berdasarkan
tingkat keaktifannnya lansia dibagi menjadi tiga kategori antara lain:
1. Go go’s yaitu para lansia yang aktif tanpa bantuan orang lain.
2. Slow go’s yaitu para lansia yang semi-aktif tanpa bantuan orang lain.
3. No go’s yaitu para lansia yang memiliki cacat fisik dan sangat
tergantung pada orang lain.
Selain itu Cooper dan Francis juga mengelompokan lansia menjadi tiga
bagian berdasarkan usia dengan kemampuan beserta aktifitasnya berdasarkan
usia para lansia. Ketiga kategori ini berkaitan langsung dengan kategori lansia
berdasarkan tingkat keaktifan yang teah dijabarkan sebelumnya.
Tabel Kategori Lansia Berdasarkan Usia
Young-Old Old Old-Old
Usia 55 – 70 Tahun 70 – 80 Tahun 80 Tahun keatas
Kemampuan Mandiri Cukup Mandiri Kurang Mandiri,
Membutuhkan
perawatan lebih
Aktifitas Memiliki inisiatif
sendiri, mampu
bersosialisasi,
rekreasi
Memiliki inisiatif
sendiri dan
kelompok, banyak
duduk mampu
bersosialisasi dan
tidak membutuhkan
perawat.
Membutuhkan
perawat, Inisiatif
aterbatas, jarang
berpindah dan
membutuhkan
terapi kesehatan.
Tabel 2.1.1 Kategori Lansia Berdasarkan Usia
(Sumber: People Places: Design Guidelines for Urban Open Space, 2001)
(Cooper Marcus, Clare and Carolyn Francis (2001). People Places: Design
Guidelines for Urban Open Space. 2nd edition. New York: Van Nostrand
Reinhold)
11
2.1.2 Panti Werdha
A. Definisi
Panti werdha merupakan wadah pengawasan dan perhatian untuk para
lansia, secara umum panti werdha di sebut juga dengan panti jompo.
Menurut yayasan Gerontologi Abiyoso (2013), yang dimaksud dengan panti
werdha adalah wadah bagi para lanjut usia atau suatu perkumpulan yang
berada di suatu pedesaan atau kelurahan yang anggotanya adalah para lanjut
usia.
Definisi dari panti werdha berdasarkan kata panti, jompo serta panti
jompo dalam pengertian kata antara lain:
1. Panti
Panti, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) berarti
tempat atau kediaman. Bersangkutan dengan tempat tinggal atau
rumah sebagai bagian dari kebutuhan pokok manusia yaitu ‘papan’
atau tempat tinggal.
2. Werdha
Werdha, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) berarti
tua atau jompo, lemas sekali fisiknya, uzur dan sudah tidak mampu
menafkahi dirinya sendiri.
3. Panti Werdha
Panti Werdha, atau umumnya disebut dengan Panti Jompo
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata panti werdha
diartikan sebagai tempat merawat dan menampung Panti Jompo.
Tempat dimana berkumpulnya orang-orang lanjut usia yang baik
secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus
segala keperluannya. Dimana beberapa tempat ini ada yang dikelola
oleh pemerintah dan pihak swasta. Dan ini sudah merupakan
kewajiban Negara untuk menjaga dan memelihara setiap warga
negaranya termaksud para lanjut usia sebagaimana tercantum dalam
Undang-undang RI tentang Kesehatan (1996:12).
(Maryam, R.S. Ekasari, Mia F. Rosidawati. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya. Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.)
12
B. Sejarah Panti Werdha
1. Sejarah Panti Werdha di Amerika
Perjalanan sejarah panti werdha di mulai pada permulaan abad ke 19,
perempuan dan kelompok gereja mulai medirikan rumah khusus untuk para
lanjut usia. Seiring ke khawatiran yang mereka dapati adanya rasisme di
masyarak termasuk lansia. Lalu pada tahun 1850, para perempuan dan
kelompok gereja mendirikan Boston Homes. Pengurus rumah lanjut usia ini
merupakan mereka para janda, para pelacur yang diasingkan dan dibuang serta
membutuhkan tempat tinggal.
Selama pembangunan ini Boston Homes didanai oleh para donatur dan
pusat keagamaan yang juga menganggap ide ini sebagai ide yang brilian.
keinginan mereka untuk membantu para lansia yang kebanyakan merupakan
para pensiunan yang tidak memiliki keluarga, dan para lansia terlantar di
Texas. Hal lain yang membuat Boston Homes begitu dikenal karena bagaimana
mereka mampu mengajarakan kerukunan antar agama dan etnis yang saat itu
sangat bergejolaknya sikap rasisme di amerika.
2. Sejarah Panti Werdha di Eropa
Kemunculan panti werdha di Eropa bahkan jauh dari sebelum abad 19, di
Eropa sendiri ide pembangunan panti werdha sudah ada sejak abad 17, yaitu
pada tahun 1682 di Chelsea, Inggris, oleh seorang arsitek Christopher Wren
(1632-1723). Tetapi pembangunan ini hanya untuk para tentara pensiunan, dan
disebut dengan Retirement Home for Soldiers. Yang kini bergabung dengan
rumah sakit Royal Hospital.
Gambar 2.1.1 Retirement Home for Soldiers and Royal Hospital, Chelsea.
(Sumber: www.bdonline.co.uk, 2013)
13
Dan pembangunan panti werdha di negara lain di eropa yaitu Ringbo
Nursing di Copenhagen, Denmark Home pada tahun 1961. Di desain oleh
seorang arsitek berkebangsaan Yunani, Hans Christian Hansen (1906-1960).
Bangunan ini memiliki karakteristik potongan bangunan yang rumit,
pemakaian bahan bangunan recycle, kerangka kayu yang rumit dan atap asbes
yang meliuk-liuk.
Gambar 2.1.2 Ringbo Nursing Home, Copenhagen, Denmark
(Sumber: www.bdonline.co.uk, 2013)
3. Sejarah Panti Werdha di Indonesia
Di indonesia sendiri pembangunan panti werdha pertama dibangun di
Jakarta, yaitu Panti Werdha Wisma Mulia pada tahun 1958. Kepengurusan
Panti Werdha ini dicetuskan oleh Johanna Menara Saidah Chairul Saleh (1920-
1978), Ketua Bidang Yayasan Bina Daya Wanita Indonesia. Dan pembangunan
panti werdha mulai muncul di beberapa daerah di Indonesia.
Gambar 2.1.4 Panti Werdha Gracelil, Bogor
(Sumber: Wikimapia.org, 2011)
(Andrist, Linda C. Nicholas, Patrice K. Wolf, Karen A. (2006) A History of
Nursing Ideas. Canada: Jones & Bartlett Learning).
14
C. Fungsi dan Tujuan Panti
Panti werdha dapat diartikan sebagai rumahnya para lansia. Dan
dengan itu Panti werdha harus menampung kebutuhan lansia akan fungsi
dan tujuan dari ‘rumah’ itu sendiri agar mereka dapat merasa betah di
panti.
Fungsi panti werdha antara lain:
1. Tempat atau wadah para lansia dirawat dan diberi perhatian
2. Tempat para lansia bertemu dengan komunitasnya dan
mendapatkan hiburan
3. Sarana pengembangan sosial bagi para lansia agar tidak merasa
kesepian atau ditinggalkan.
4. Tempat para lansia merasakan keberadaan ‘rumah’ di panti jompo
Terkait fungsi dari panti werdha diatas, maka tujuan dari panti
werdha sendiri sebagai berikut:
1. Meningkatkan derajat kesehatan dan kehidupan lansia di panti
agar mereka dapat hidup layak.
2. Menangani masalah yang dihadapi lansia dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Memberikan tempat tinggal bagi para lansia untuk dapat
memenuhi kebutuhan fisik dan psiologis bagi para lansia.
4. Meningkatkan hubungan sosial antar sesama lansia.
5. Terpenuhinya kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual para
lansia.
6. Terpenuhinya fungsi kesejahteraan untuk para lansia.
7. Meningkatnya kesadaran dan kemampuan lansia khususnya yang
tinggal dipanti dalam memelihara kesehatan diri sendiri.
8. Meningkatnya pembinaan dan pelayanan kesehatan lansia di
Panti, baik oleh petugas kesehatan maupun petugas panti.
Tamher, S. Noorkasiani. (2009) Kesehatan Usia Lanjut Dengan
Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: salemba medika
15
D. Klasifikasi Panti Werdha Berdasarkan Kepemilikan.
1. Panti Werdha Milik Pemerintah dan Dinas Sosial, keseluruhan
kebutuhan di tanggung jawabi oleh pemerintah dengan kas
pemerintah.
2. Swasta atau Yayasan atau Perseorangan, keseluruhan diawasi dan
ditanggung jawabi sendiri dengan kas iuran penghuni panti atau
dengan donatur.
(Maryam, R.S. Ekasari, Mia F. Rosidawati. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya. Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.)
E. Klasifikasi Jenis Aktifitas dan Fasilitas Panti
Menganalisa kebutuhan dasar pengguna berdasarkan kelompok
kepengurusan yang terbagi menjadi dua kelompok antara lain lansia dan
pengurus panti yang terbagi lagi menjadi 4 bagian yaitu Dokter, Perawat,
Pegawai tetap (petugas kebersihan & juru masak), dan Karyawan tidak
tetap (Pengurus). Analisa ini berupa identifikasi pengguna, kebutuhan
dan kegiatan dasar di dalam panti werdha.
1. Klasifikasi Jenis Aktifitas
Berikut adalah klasifikasi aktifitas atau kegiatan yang ada di
dalam panti werdha secara umum menurut penggunanya:
a. Kegiatan Lansia
Lansia dibagi menjadi tiga golongan, antara lain lansia mandiri
sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan langsung (dengan
kursi roda dan membutuhkan perhatian langsung) dan lansia
dengan bantuan tidak langsung (lansia dengan menggunakan
tongkat jalan, lansia yang rabun, lansia pikun).
Kegiatan para lansia di panti werdha antara lain:
1. Istirahat/tidur
2. Melakukan pekerjaan hiburan diri seperti membaca dan
menonton televisi dan membuat kerajinan
16
3. Melakukan pekerjaan bersifat kesehatan seperti olahraga
senam dan lari kecil.
4. Perawatan kesehatan bagi para lansia yang sakit.
5. Perawatan kesehatan bagi para lansia yang sehat secara rutin.
b. Kegiatan Staf
1. Dokter
• Menerima konsultasi
• Menerima rehabilitasi
• Memeriksa kesehatan warga panti
Memeriksa tensi darah para warga panti
2. Perawat
• Perawatan kepada para lansia bersifat kesehatan
• Menjaga para lansia 18/7
• Mengecek kebutuhan para lansia.
• Menemani dokter
3. Karyawan Bersifat Tetap (Petugas Kebersihan dan Juru
Masak)
• Loundry
• Memasak (Juru masak)
• Bersih-Bersih (cleaning service)
• Menjaga keamanan (Security)
4. Karyawan Bersifat Tidak Tetap (Pengurus)
• Mengecek dan mengurus administrasi panti werdha
• Mendata dan mengawasi para lansia dan perawat
• Mengecek perkembangan panti
• Mengawasi panti baik bersifat fisik dan pelayanan
(Maryam, R.S. Ekasari, Mia F. Rosidawati. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya. Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.)
17
2. Klasifikasi Jenis Fasilitas
Berikut adalah klasifikasi fasilitas yang ada di dalam panti
werdha secara umum menurut penggunanya:
a. Fasilitas Lansia
1. Ruang tidur
2. Kamar mandi
3. Ruang makan
4. Ruang hiburan
5. Ruang kesehatan
b. Fasilitas Staf
1. Dokter
• Ruang dokter
• Ruang Bangsal Sakit
2. Perawat
• Ruang Perawatan
• Ruang Rehabilitasi/Fisioterapi
• Ruang Bangsal Sakit
3. Karyawan bersifat tetap
• Ruang Loundry
• Ruang menyimpan alat kebersihan
• Dapur
4. Karyawan bersifat tidak tetap
• Kantor
• Ruang rapat
• Hall/Aula
• Ruang penyimpanan data
5. Tamu
• Ruang Tunggu
• Reseptionist
(Strockslager, Jaime L. dan Liz Schaeffer (2008) Asuhan
Keperawatan Geriatrik. Jakarta:EGC)
18
F. Persyaratan Umum
Berdasarkan Undang-undang Kesejahteraan Lansia (1998 : Pasal 5
ayat 1 dan pasal 27 ayat 2), yang menimbang dan menetapkan bahwa
perlunya diadakan usaha-usaha untuk mejmberikan bantuan penghidupan
dan perawatan kepada orang-orang jompo. Termaksud perawatan dan
pemberian fasilitas rumah atau panti untuk para jompo.
Ketentuan-ketentuan umum dalam pendirian dan pengurusan panti
jompo atau panti werdha Berdasarkan Undang-Undang RI Kesejahteraan
Sosial (1998: Pasal 1, Pasal 2, Pasal 7 dan Pasal 9) antara lain:
1. Pasal 1
Yang dimaksud dengan orang jompo dalam undang-undang ini
ialah setiap orang yang berhungan dengan lanjutnya usia, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan
hidupnya sehari-hari
2. Pasal 2
Bantuan penghidupan yang dimaksud dalam undang-undang
ini adalah pemberian tunjangan perawatan kepada orang jompo yang
diselenggarakan secara umum oleh pemerintah atau di olah badan-
badan/organisasi swasta perorangan.
3. Pasal 7
Pemerintah bertugas mengarahkan. membimbing. dan
menciptakan suasana yang menunjang bagi terlaksananya upaya
peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.
4. Pasal 9
Pemberdayaan lanjut usia dimaksudkan agar lanjut usia tetap
dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan berperan aktif secara wajar
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas, maka persyaratan seseorang
baru bisa dikatakan jompo ata dalam arti Undang-undang ini apabila ia telah:
a. Lanjut usianya.
b. Tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri
untuk keperluan pokok bagi hidupnya sehari-hari.
19
c. Tidak menerima nafkah secukupnya dari dirinya karena terhalang
kesehatan, pensiun dan lain-lainnya.
d. Uzur, atau lemah kesehatannya.
e. Umur untuk ini bagi pria atau wanita ialah 55 tahun, namun
demikian dalam keadaan tertentu Menteri Sosial dapat
menentukan umur lebih muda, apabila keadaan fisik orang itu
memerlukan.
f. Jika ia masih mempunyai dan sanggup mencari nafkah untuk
keperluan hidupnya yang mutlak, maka ia belum dapat disebut
orang jompo. Kesanggupan menafkahi keperluan hidup disebut
dengan para lansia mandiri karena dengan itu tidak membutuhkan
perawatan dan pelayanan khusus.
g. Kemungkinan ada bahwa yang bersangkutan, memang tak
berdaya mencari nafkahnya sendiri akan tetapi bila ada orang lain
yang memberikan kebutuhan hidupnya yang pokok masih
memberikan pertolongan kepadanya, maka orang demikian
belumlah termasuk jompo.
Serta persyaratan terakhir dari Keputusan Menteri Sosial RI No.
50/HUK/2004 tentang Standarisasi Panti Sosial dan Pedoman Akreditasi
Panti Sosial. Termaksud panti werdha contohnya antara lain:
1. Kelembagaan, meliputi:
a. Legalitas Organisasi. Mencakup bukti legalitas dari instansi yang
berwenang dalam rangka memperoleh perlindungan dan
pembinaan profesionalnya.
b. Visi dan Misi. Memiliki landasan yang berpijak pada visi dan
misi.
c. Organisasi dan Tata Kerja. Memiliki struktur organisasi dan tata
kerja dalam rangka penyelenggaraan kegiatan.
2. Sumber Daya Manusia, mencangkup 2 aspek antara lain:
a. Aspek penyelenggara panti, terdiri 3 unsur :
• Unsur Pimpinan, yaitu kepala panti dan kepala-kepala unit
yang ada dibawahnya.
20
• Unsur Operasional, meliputi pekerja sosial, instruktur,
pembimbing rohani, dan pejabat fungsional lainnya.
• Unsur Penunjang, meliputi pembina asrama, pengasuh, juru
masak, petugas kebersihan, satpam, dan sopir.
b. Pengembangan personil panti
Panti Sosial perlu memiliki program pengembangan SDM bagi
personil panti.
3. Sarana dan Prasarana, Mencangkup:
a. Pelayanan Teknis. Mencakup peralatan asesmen, bimbingan
sosial, ketrampilan fisik dan mental.
b. Perkantoran. Memiliki ruang kantor, ruang rapat, ruang tamu,
kamar mandi, WC, peralatan kantor seperti : alat komunikasi, alat
transportasi dan tempat penyimpanan dokumen.
c. Umum. Memiliki ruang makan, ruang tidur, mandi dan cuci,
kerapihan diri, belajar, kesehatan dan peralatannya (serta ruang
perlengkapan).
4. Pembiayaan
Memiliki anggaran yang berasal dari sumber tetap maupun tidak
tetap. Anggaran ini bersifat wajib karena pengelolaan yayasan
bertanggung jawab akan datangnya subsidi pangan, jasa dan
pengelolaan secara keseluruhan.
5. Pelayanan Sosial Dasar.
Memiliki pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan kebuthan
sehari-hari klien. Meliputi makan, tempat tinggal, pakaian, pendidikan
dan kesehatan.
6. Monitoring dan Evaluasi, Meliputi:
a. Monev Proses, yakni penilaian terhadap proses pelayanan yang
diberikan kepada klien.
b. Monev Hasil, yakni monitoring dan evaluasi terhadap klien, untuk
melihat tingkat pencapaian dan keberhasilan klien.
21
G. Persyaratan Khusus
Serta persyaratan fasilitas bagi sebuah bangunan panti diatur pula pada
undang-undang dasar Republik Indonesia tentang Kesehatan Tahun 2002
antara lain:
1. Pasal 6 ayat 13
Prasarana dan sarana bangunan gedung adalah fasilitas
kelengkapan di dalam dan di luar bangunan gedung yang
mendukung pemenuhan terselenggaranya fungsi bangunan gedung
dan lingkungan.
2. Pasal 14 ayat 1, 2 dan 3
1. Pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan lanjut usia,
agar kondisi fisik, mental, dan sosialnya dapat berfungsi
secara wajar.
2. Pelayanan kesehatan bagi lanjut usia sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dilaksanakan melalui peningkatan:
a. Penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan
lanjut usia
b. Upaya penyembuhan (kuratit), yang diperluas pada
bidang pelayanan geriatrik/gerontologik.
c. Penyediaan fasilitas kesehatan dan perawatan bagi
lanjut usia baik secara rutin ataupun tidak..
3. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi lanjut usia
yang tidak mampu, diberikan keringan.ln biaya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Pasal 17 ayat 1
Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum dimaksudkan
sebagai perwujudan rasa hormat dan penghargaan kepada lanjut
usia.
d. pasal 4 ayat 26
Yaitu bertanggung jawab akan kenyamanan ruang gerak,
dan hubungan antar ruang, kondisi dalam ruang pandang, serta
singat getaran dan tingkat kebisingan.
22
2.1.2 Panti Werdha Kelas Eksklusif
Pendirian panti werdha kelas eksklusif di beberapa negara di dunia di
tandai dengan adanya panti jompo yang dikerjakan oleh para arsitek dengan
tujuan menghitung kenyamanan dan estetika dengan target bisnis untuk kelas
atas. Bagi para arsitek, pengerjaan panti jompo adalah hal yang harus
dipikirkan matang-matang seperti bagaimana mereka bisa merasakan ‘rumah’
di dalam panti. Jadi pertanyaan mereka bagaimana membangun rumah yang
bersifat diantara rumah dan rumah sakit. Kasus lain yang harus dipecahkan
oleh para arsitek adalah bagaimana merancang sebuah panti yang dapat
merangsang kontak sosial dan memberikan privasi bagi para lansia yang masih
ingin hidup mandiri.
Panti werdha kelas eksklusif juga dirasakan sebagai kesempatan bisnis
yang menggiurkan, bagaimana bisnis ini mulai berkembang untuk beberapa
negara berkembang seperti indonesia dan negara asia lainnya. Jumlah lansia
dari golongan mampu pun jauh lebih besar dari jumlah lansia dari golongan
tidak mampu. Maka dari itu para bisnisman yang ingin memulai mengerjakan
bisnis panti werdha kelas eksklusif ini merasa membutuhkan arsitek dan
desainer interior sebagai aspek penting dalam promosi penjualan bisnis
mereka.
Sebagian arsitek merasa pengerjaan panti werdha yang kompleks
membuat mereka tertantang akan proyek ini. Bruno Marchand dalam bukunya
Architecture for the Elderly (Marchand, 2014:24), beransumsi bahwa
pengelolaan arsitektur dan interior harus mempertimbangkan kaitan erat
perilaku manusia. Hal-hal yang melekat dalam arsitektur panti werdha antara
lain kenyamanan, suasana dan aksesibilitas. Hal hal itu menjadi fundamental
penting bagi kesahteraan orang tua, terutama bagi yang rapuh kesehatannya.
Marchand juga menambahkan dalam pengerjaan panti werdha yang
eksklusif pada dasarnya harus mempertimbangkan unsur-unsur terkait dalam
membangun estetika seperti ergonomisnya sebuah kamar tidur, kamar mandi,
lorong-lorong, pintu dan jendela. Hal-hal tersebut juga harus diberikan
perawatan ekstra.
(Marchand, B. (2014). Architecture for the Elderly. Swiss: Press
Polytechniques)
23
A. Definisi
Panti Werdha kelas eksklusif memiliki fungsi dan tujuan yang sama
seperti panti werdha pada umumnya. Tetapi target pengerjaan ini untuk
para lansia pada golongan menengah ke atas. Dengan fasilitas, perawatan,
kenyamanan dan keamanan terbaik untuk membantu para lansia merasa
lebih nyaman tinggal di panti.
B. Sejarah
Sejarah awal pengklasifikasian panti werdha kelas eksklusif pada
umumnya karena panti werdha dengan pelayanan eksklusif merupakan
kesempatan bisnis yang menggiurkan. Awal mula adanya panti werdha
kelas eksklusif tumbuh di beberapa negara maju seperti di Amerika dan di
eropa.
Gambar 2.1.5 Nursing Home Simmering. Vienna, Austria.
(Sumber: www.archdaily)
Perkembangan panti werdha dengan kelas eksklusif kini berkembang
pula di negara-negara maju seperti di negara-negara asia tenggara terutama
Indonesia. Salah satu pencetusnya adalah seorang bisnisman Herman Kwik
yang membangun sebuah panti werdha kelas eksklusif yaitu Rukun Senior
Living. Rukun Senior Living merupakan panti werdha pertama di Indonesia
yang mengusung konsep kelas eksklusif yang dibangun diatas tanah sebesar
4 hektar di Sentul, Bogor.
Herman Kwik (2012) menyatakan dasar keinginannya untuk
membangun panti werdha dengan kelas eksklusif ini karena orang-orang
indonesia memiliki kebiasaan untuk berbakti pada orang tua dan merasa
durhaka atau perasaan bersalah telah mengkhianati orang tua jika tidak
24
peduli kepada mereka sampai mereka mati. Ia juga mengatakan bahwa apa
yang ia lihat selama tinggal di Amerika akan bisnis panti werdha ini akan
berkembang pula di Indonesia yang kini ekonominya sangat berkembang
pesat.
Gambar 2.1.6 Rukun Senior Living, Sentul
(Sumber: rukunseniorliving.com,2002)
(Andrist, Linda C. Nicholas, Patrice K. Wolf, Karen A. (2006) A History of
Nursing Ideas. Canada: Jones & Bartlett Learning)
C. Fungsi dan Tujuan Panti Werdha Kelas Eksklusif
Pada dasarnya fungsi dan tujuan panti werdha pada umumnya dengan
panti werdha kelas eksklusif sama. Tetapi peranan panti werdha eksklusif
lebih kompleks dengan memberikan fasilitas dan pelayanan lebih kompleks
daripada panti werdha pada umumnya.
1. Fungsi
Fungsi dari panti werdha kelas eksklusif lebih pada nilai
kenyamanan yang akan diterima oleh para penghuni panti werdha.
Sebisa mungkin para warga panti merasa tinggal seperti dirumah
sendiri dengan kualitas hotel bintang 5.
2. Tujuan
Tujuan dibangunnya panti werdha kelas eksklusif karena
keinginan untuk membantu memberikan fasilitas terbaik pada
lansia dari golongan menengah sampai menengah ke atas agar
hidupnya lebih menyenangkan.
25
D. Klasifikasi Jenis Aktifitas dan Fasilitas
Berikut ini adalah klasifikasi jenis aktifitas pada panti werdha kelas
eksklusif pada umumnya menurut penggunanya antara lain:
1. Kegiatan lansia
a. Menerima perawatan dan pelayanan langsung maupun tidak
langsung yang berhubungan dengan kesehatan secara
eksklusif.
b. Menerima pelayanan ekstra secara langsung berupa pelayanan
makanan, kebersihan dan perawatan.
c. Melakukan kegiatan hiburan seperti menonton televisi, duduk
santai, bermain catur, membaca dan jalan santai.
2. Kegiatan Staff
a. Dokter
• Mengecek kesehatan warga panti baik secara rutin bagi
lansia yang sakit dan yang sehat setiap hari.
• Menyediakan konsultasi kesehatan bagi para lansia berupa
rehabilitasi dan fisioterapi.
b. Perawat
• Mendampingi dokter setiap hari.
• Mendampingi lansia dalam bentuk kesehatan seperti
memberikan obat, vitamin dan mengecek tekanan darah
setiap bangun tidur dan sebelum tidur.
c. Karyawan tetap
• Membersihkan panti
• Loundry/mencuci pakaian
• Memasakan makanan
• Menjaga keamanan
d. Karyawan tidak tetap
• Mengecek keadaan panti baik secara fisik dan pelayanan
kepada warga panti.
• Mengecek administrasi panti
• Mengecek kebutuhan panti baik secara rutin ataupun tidak
rutin.
26
Berikut ini adalah klasifikasi jenis fasilitas pada panti werdha kelas
eksklusif pada berdasarkan klasifikasi kegiatan panti werdha diatas dan
berdasarkan buku Design Standards for Nursing Homes menurut klasifikasi
penggunanya antara lain:
1. Fasilitas Lansia/Warga Panti
a. Kamar Tidur.
Kamar tidur dalam panti werdha kelas eksekutif bersifat
residen, atau biasa dikenal dengan bentuk apartment. Kamar
residen biasanya diisi hanya untuk satu penghuni karena
kebutuhan privasi untuk para warga panti. Di dalam kamar
bentuk residen sudah termasuk kamar mandi di dalamnya.
Aktifitas di dalamnya antara lain tidur, memakai baju dan
mandi. Faktor penting dalam pendesainan kamar tipe residen
ini agar pencahayaan dan penghawaan langsung diterima oleh
hanya satu orang. Komponen kamar penghuni panti antara
lain:
1. Single Resident Bedroom
Berisi satu kamar tidur, dan kamar mandi.
2. Bariatric Single Bedroom
Berisi satu kamar tidur, ruang tv dan kamar mandi.
3. Double Resident Bedroom
Berisi dua kamar tidur, ruang tv, dapur dan kamar
mandi.
Gambar 2.1.7 Contoh Layout Kamar Tipe Single Resident Bedroom
(Sumber: Design Standards for Nursing Home, 2010)
27
b. Area Makan
Area makan ini dibuat menjadi ruangan yang fleksibel,
dan dapat mengakomodasi 20-25 meja. Ruang sirkulasi
dibuat dengan mengkalkulasi ruang untuk troli makanan,
kursi roda. Persyaratan lain yang harus dipenuhi antara lain
akses ke area makan harus se fleksibel mungkin, area makan
diusahakan dapat melihat ke arah eksterior ruangan, ruangan
untuk para lansia yang menggunakan kursi roda sebisa
mungkin berada di sisi dekat pintu masuk area makan.
komponen di dalam area makan termasuk dapur.
c. Area sosial dan Hiburan
Area sosial dan hiburan ini termasuk ruang keluarga,
ruang aktivitas, dan ruang hiburan. Area ini sebisa mungkin
dibuat untuk dapat mengawasi para lansia yang sedang
beraktifitas seperti membaca, mengobrol, menerima tamu
warga dan menonton televisi.
2. Fasilitas Staff
a. Ruang Dokter dan Perawat
Ruangan ini sebisa mungkin dapat digunakan pula sebagai
ruang rehabilitasi, ruang konsultasi dan ruang berobat. Di
dalam ruang dokter ini harus memenuhi komponen lain antara
lain:
• Ruang terapi dan rehabilitasi, Ruang konsultasi
• Ruang pemeriksaan kesehatan
• kamar mandi
• Ruang penyimpanan obat
b. Ruang Service
Komponen yang ada di dalam ruang service ini antara lain:
1. Ruang peralatan kebersihan
2. Ruang loundry
3. Ruang penyimpanan perlengkapan
4. Ruang obat-obatan
28
c. Ruang Kantor Dan Administrasi
Ruangan ini digunakan oleh para karyawan dan pengurus
panti. ruangan ini berfungsi sebagai ruang operasi menejemen
panti. Pada umumnya ruangan ini terbagi lagi menjadi
beberapa bagian antara lain ruang staf pelayanan, menejemen
dan pengurus. Sebisa mungkin ruangan ini mudah untuk
ditemukan biasanya berada di dekat pintu lobby dan
resepsionis.
Komponen yang ada dalam ruangan kantor dan administrasi
ini antara lain:
1. Ruang rapat
2. Ruang menerima tamu
3. Ruang administrasi
4. Ruang akuntan
5. Kantor general bisnis
6. Ruang penyimpanan data
(Brunswick. (2010). Design Standart for Nursing Homes. Inggris:
Department of Supply and Service)
E. Persyaratan umum
Berikut ini adalah persyaratan umum pada panti werdha kelas
eksklusif menurut W.A Benbow dalam bukunya Best Practice Design
Guidlines: Design Complex care. 12 prinsip fasilitas ini telah di ikuti oleh
negara-negara di Amerika, Eropa, Australia dan Asia akan pemenuhan
kebutuhan desain dalam panti werdha antara lain:
1. Privacy and Resident Room (Privasi dan Ruang Residen)
Pengupayaan penggunaan Resident room dengan satu
penghuni di dalamnya. Untuk penghuni menjaga privasinya. Dan
menghilangkan kebiasaan mendesain dengan dua penghuni dalam
satu kamar. Paling tidak penggunaan dua penghuni dalam satu
kamar ditunjukan untuk pasangan suami istri yang ingin tinggal di
panti werdha.
29
2. Accessibility (akses)
Kamar atau ruang lainnya harus dirancang secara universal
untuk mengakomodasi semua warga panti terlepas dari
kebutuhannya, karena kebanyakan dari warga panti menggunakan
alat bantu jalan, seperti:
Gambar 2.1.8 Tiga Tipe Alat Bantu Jalan Pada Lansia
(Sumber: Accessible Architecture Information)
3. Small Self Contained House Units
Pilihan ini berguna bagi para warga panti yang membutuhkan
dan mendambakan hidup yang mandiri di dalam panti. Bentuk
tempat tinggalnya antara lain berupa rumah tinggal yang tidak
besar tetapi nyaman dan memenuhi kebutuhan lansia seperti adanya
ruang tv dan dapur di dalam rumah.
4. Layout (Susunan / Tata Ruang)
Susunan layout harus dibuat berdasarkan efisiensi dan
efektifitas serta fungsi dari keseluruhan ruangan. Seperti mengecek
kembali kelompok ruangan untuk pelayanan diri (selfservice).
Gambar 2.1.9 Contoh Layout Koridor Panti Werdha
(Sumber: Nursing Home Design Complex Care)
30
5. Ensuite and Bathing (Layanan dan Pemandian)
Setiap kamar yang ditempati para lansia harus memiliki kamar
mandi sendiri termasuk adanya akses shower dan pegangan pada
samping toilet duduk. Pengerjaan kamar harus diperhatikan
sebagaimana kaidah untuk para lansia yang renta dan para lansia
yang menggunakan kursi roda.
6. Wayfinding (Penunjuk Jalan)
Karena bantuan penunjuk jalan bagi para lansia yang mengidap
penyakit tua dementia atau penyakit pikun. Pada dasarnya
penunjuk jalan ini berguna bagi lansia untuk menemukan jalan
mereka di sekitar kamar.
7. Lighting (Pencahayaan)
Berdasarkan studi di belgia, pencahayaan normal hanya bisa
ditangkap oleh para lansia 50 % - 60 % saja. Ini terjadi karena
dalam usia lanjut para lansia mengalami penebalan lensa mata dan
menyebabkan kurangnya kejelasan cahaya maupun bagi orang-
orang muda cahaya ruangan sudah sangat terang.
Maka dari itu pemilihan pencahayaan untuk para lansia
disimpulkan membutuhkan cahaya 5 kali lipat dari orang-orang
yang lebih muda. Kekurangan pencahayaan bagi lansia beresiko
jatuh.
8. Noise (Suara/Kebisingan)
Rangsangan suara atau kebisingan merupakan faktor utama
mengapa para lansia mengalami pikun. Lansia yang pikun
mengalami kehilangan kemampuan dalam menafsirkan apa yang
mereka dengar. selain itu kebisingan juga mengancam para lansia
mengalami Alzheimer atau stroke.
9. Sustainability (Desain berkelanjutan)
Hal ini harus dipertimbangkan para arsitektur dan desainer
interior. Bagaimana pentingnya mendesain sebuah desain yang
sustainable. Karena dengan merancang desain yang sustanable
mampu mengurangi biaya pengeluaran. Hal ini dirasa sangat
penting untuk kelanjutan pelayanan menejemen sebuah panti
werdha kelas eksklusif.
31
10. Outdoor Garden (Taman)
Hal ini dirasa penting untuk para lansia merasa lebih nyaman
di panti dan tidak merasa terkekang dan diawasi. Sebagian besar
panti werdha di negara negara maju berlokasi di pinggir kota
dengan pemandangan yang baik, mereka berpendapat bahwa para
lansia harus menikmati keindahan alam karena berpengaruh para
psikologi para lansia.
\
Gambar 2.1.10 Lingkungan Hijau Panti Werdha, Taman.
(Sumber: Household Models for Nursing Home Environments. 2009)
11. Décor (Dekorasi)
Dalam hal ini dekorasi ditekankan sebagai pengerjaan
arsitektur dan desain interior yang berestetika baik karena berguna
bagi marketing bisnis panti werdha kelas eksklusif itu sendiri serta
berpengaruh pula pada kenyamanan para lansia agar mererka
merasa betah di panti werdha.
12. Amenity Areas (Area hiburan)
Selain ruangan outdoor area hiburan juga merupakan aspek
penting dalam membangun sebuah panti werdha karena para lansia
juga membutuhkan hiburan agar mereka bisa merasa nyaman dan
bahagia selama di panti.
32
(Benbow. WA, (2014) Best Practice Design Guidlines: Design Complex
care. United States: Deparment Veteran Affairs.)
F. Persyaratan Khusus
Persyaratan fasilitas pada panti werdha kelas eksklusif berupa
membuat kelas-kelas atau tingkatan akreditasi untuk warga panti. Dan
berikut persyaratan fasilitas pada panti werdha menurut buku panduan
“Disigning for Disable (Facilities For Disabled and Elderly)”:
1. Lantai atau permukaan tanah
Permukaan lantai harus dibuat stabil. Contohnya bisa
menggunakan karpet sebagai finishing lantai karena akan lebih
aman, tidak licin dan tidak berisik. Penggunaan karpet bisa dipakai
di koridor atau di daerah area private seperti kamar para lansia.
Diusahakan untuk tidak menggunakan keramik di seluruh ruangan
panti yang sering dilewati para lansia. Kekurangan keramik standart
yang licin beresiko jatuh untuk para lansia dan bahan keramik sangat
berisik tidak tepat untuk digunakan di panti werdha yang
penghuninya para lansia.
2. Level Lantai
Akan lebih baik jika step lantai tidak dibuat seperti tangga tapi
lebih seperti jalanan yang rata. Jalanan ini para umumnya digunakan
pada coridor luar panti untuk jalanan ke taman. Level lantai yang
rata juga sangat berguna bagi para lansia yang menggunakan tongkat
jalan dan kursi roda.
Gambar 2.1.11 Level Lantai Untuk Para Lansia
(Sumber: Facilities for Disabled and Elderly)
33
Kebutuhan lift untuk para lansia juga perlu diperhatikan, hal yang
perlu diperhatikan dalam membuat lift untuk para lansia antara lain
ukuran dan tombol lift yang tidak terlalu tinggi.
Gambar 2.1.12 Ukuran Minimum Lift
(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)
3. Area untuk para pengguna kursi roda
Area ini digunakan untuk para lansia yang menggunakan kursi
roda dan sulit untuk memutar balik kursi rodanya karena bentuk
coridor yang sempit. Penggunaannya bisa dengan membuat ruangan
putar balik berbentuk bulat atau dengan coridor berbentuk T.
Gambar 2.1.13 Area Putar Balik Untuk Pengguna Kursi Roda
(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)
4. Sirkulasi
Area yang kosong bermaksud untuk menentukan sirkulasi
penggua kursi roda pada semua ruangan.
34
Gambar 2.1.14 Sirkulasi Pengguna kursi roda
(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)
Dan para lansia yang menggunakan tongkat pada umumnya mereka
yang merasa mata mereka sudah rabun dan mereka para lansia yang
sulit berjalan dengan normal.
Gambar 2.1.15 Sirkulasi Pengguna Tongkat Berjalan
(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)
5. Wayfinding (penunjuk jalan)
Cara lain yang dapat membantu para lansia dari pikun dengan
menggunakan 4 tipe typologies berikut:
Gambar 2.1.16 Layout Bagi Para Lansia Yang Pikun
(Sumber: Nursing Home Design Complex Care)
Dan untuk para lansia yang penglihatannya sudah rabun, dengan
menggunakan penunjuk jalan dengan warna yang lebih kontras.
35
Gambar 2.1.17 Penunjuk jalan untuk para lansia yang rabun
(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)
6. Pintu
Kebanyakan para lansia merasa sulit menggunakan gagang
pintu yang biasa digunakan orang-orang yang masih normal
kesehatannya. Alasannya karen tidak dapat meraih gagang pintu dan
terkadang terlalu sulit serta menyebabkan sakit pada tangan.
Gambar 2.1.18 Gambar Ukuran Tinggi Gagang Pintu Untuk Para Lansia
(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)
7. Kamar Mandi
Perlu diperhatikan dalam kebutuhan kamar mandi untuk para lansia.
Para lansia yang menggunakan kursi roda sering mengeluhkan kamar
mandi yang terlalu kecil.
Gambar 2.1.19 Akses Toilet Untuk Para Lansia.
(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)
36
Goldsmith, S. (1997). Designing for Disable (Facilities For Disabled and
Elderly). New York: Architectural Press
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Data Survey
A. Panti Werdha Wisma Mulia, Jelambar.
1. Sejarah
Panti Werdha Wisma Mulia Jelambar merupakan unit
sosial yang didirikan oleh gabungan dua yayasan besar yaitu
KOWANI (Kongres Wanita Indonesia), antara lain Yayayasan
Bina Daya Wanita dan Yayasan Bina Kerta. Dibangun dan
didirikan pada tanggal 23 april 1961, dan tercatat sebagai panti
werdha pertama di Indonesia.
Pelayanan panti werdha wisma mulia kini ditunjukan
untuk para lansia kalangan menengah dengan tambahan
gedung baru dan fasilitas untuk para lansia bisa merasa
nyaman di dalam panti.
2. Lokasi
Panti werdha wisma mulia berlokasi di Jl. Hadiah
RT.05/03 No.14-16, Kelurahan Jelambar. Kecamatan Grogol
Petamburan, Jakarta Barat 11460. Lokasinya juga sangat
mudah untuk dicari karena dekat dengan jalan besar yaitu jalan
daan mogot.
37
Gambar 2.2.1Peta Panti Werdha Wisma Mulia, Jelambar
(Sumber: Tiana Pertiwi)
3. Denah
Denah panti werdha wisma mulia ini pada tahun ini sudah
ditambah adanya mushola pada bagian samping kantor pengurus
panti. Bangunan panti werdha ini mengarah ke selatan. Terdiri dari
dua gedung yang digabung menjadi satu. Salah satu gedung di
renovasi untuk penambahan kamar VIP, Ruang Dokter dan ruang
isolasi.
Gambar 2.2.2 Layout Panti Werdha Wisma Mulia
(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2012)
Bangunan panti werdha wisma mulia ini terdiri dari dua lantai,
lantai dasar digunakan untuk umum dan kamar standart dan VIP.
Sedangkan lantai dua digunakan untuk ruang rapat, ruang makan dan
dapur.
38
Gambar 2.2.3 Bangunan Panti Werdha Wisma Mulia
(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2012)
4. Visi dan Misi
• Visi
“Pelayanan prima menuju terciptanya kesejahteraan jasmani,
rohani, aman dan nyaman bagi lanjut usia”
• Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan jasmani dan rohani serta
fasilitas kesejaahteraan Lanjut usia yang sebaik-
baiknya.
2. Menggalang perserta masyarakat dalam keperdulian
pada lanjut usia.
3. Pemberdayaan peran serta Wanita.
5. Struktur organisasi/Susunan Pengurus
Pengelola dan pengurus panti semua dikelola oleh anggota
kowani, keinginan mereka untuk terus mengawasi perkembangan
panti yang mereka dirikan dan mengawasi para lansia yang tinggal di
dalam panti werdha wisma mulia sendiri.
Susunan Pengurus:
39
Diagram 2.2 Susunan Pengurus Yayasan Panti Werdha Wisma Mulia
(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)
Dan berikut uraian tugas para pengurus Panti Werdha Wisma Mulia
adalah sebagai berikut:
1. Ketua
Tugas ketua di dalam panti werdha bertugas memberikan
pengawasan fungsional dan administrasi di dalam panti werdha
dan yang paling penting tugas ketua pengurus juga mengadakan
kerja sama dengan lembaga, badan instalasi baik pemerintah
maupun swasta.
2. Wakil Ketua
Tugas wakil ketua seperti pada umumnya diharapkan
mampu hadir dalam acara tertentu jika ketua berhalangan, selain
itu pekerjaan wakil ketua juga membantu mengawasi kegiatan-
kegiatan para lansia baik secara fisik dan non-fisik serta keamanan
penghuni panti.
3. Sekertaris
Tugas sekertaris bekerja sebagai pelaksana dalam bidang
administrasi dan inventarisasi data, pengawasan dan pekerjaan
pada tata usaha, dan mengecek dalam pengerjaan keuangan di
dalam panti werdha.
4. Bendahara
Tugas bendahara di dalam panti sebagai pelaksana
pendistribusian keuangan baik harian, bulanan dan tahunan. Dan
bertanggung jawab akan pemasukan dan pengeluaran di dalam
panti dengan sepengetahuan dan persetujuan ketua.
5. Koordinator panti
Tugas koordinator di dalam kepengurusan panti
bertanggung jawab akan pekerjaan para staf-stafnya, seperti
bertanggung jawab akan pekerjaan tukang masak, cleaning
service bahkan bertanggung jawab akan kehadiran dokter dan
para perawat.
6. Staf dan Karyawan
40
Staf dan karyawan di dalam panti werdha terbagi menjadi 4 antara
lain: dokter, perawat, pengasuh, juru masak, kebersian dan
keamanan.
• Dokter, dokter yang bekerja di dalam panti werdha
wisma mulia hanya bekerja satu hari dalam satu
minggu. Mereka adalah dokter dari Rumah Sakit Cipto
Mangun Kusumo (RSCM) yang bekerja sama dengan
panti werdha wisma mulia. Tugasnya mengecek
kesehatan para warga panti setiap minggu yang
nantinya akan jadi rujukan jika salah satu warga panti
perlu di rawat.
• Perawat, tugas perawat bekerja hanya dua hari dalam
satu minggu, tugasnya antara lain mengecek kesehatan
para warga panti dan memberikan obat serta vitamin
pada warga panti yang sakit. Selain itu para perawat ini
juga bertugas untuk mendampingi para dokter. Para
Perawat pendamping dokter juga perawat dari Rumah
Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM). Perawat
pendamping juga bekerja mengecek tensi darah setiap 2
kali dalam semunggu.
• Pengasuh, bertugas 24 jam di dalam panti, bertugas
sebagai pemelihara, penjaga untuk para warga dan
penghuninya. Pengasuh juga bertanggung jawab akan
kesehatan para warga panti seperti penyiapan obat-
obatan dan vitamin bagi para warga panti yang sakit.
Selain itu pengasuh panti juga bertanggung jawab
untuk mengamati kebersihan para warga panti.
• Juru masak, tugas juru masak di panti werdha wisma
mulia yaitu mengatur dan menyiapkan makanan dan
minuman untuk para warga panti dan memelihara dapur
dan alat-alat keperluan dapur akan kebersihannya.
• Cleaning Service, Seperti pada umumnya pekerjaan
cleaning service yaitu menjaga kebersihan lingkungan
41
panti dan bertanggung jawab mendikte keperluan
kebersihan di dalam gedung untuk disampaikan kepada
ketua dan bendahara.
Dari semua kepengurusan dan uraian para staf di panti, berikut
jumlah staf dan pengurus panti di dalam panti werdha wisma mulia:
Jumlah staf dan pengurus panti werdha wisma mulia:
posisi kelas sifat jumlah Ketua Pengurus Tidak tetap 1 Ketua Pembina Pengurus Tidak tetap 3 Ketua Pengawas Pengurus Tidak tetap 3 Ketua Yayasan Pengurus Tidak tetap 1 Wakil Ketua Pengurus Tidak tetap 2 Sekertaris Pengurus Tidak tetap 1 Bendahara Pengurus Tidak tetap 1 Koordinator Panti Pengurus Tidak tetap 2 Dokter Kesehatan Tidak tetap 1 Perawat Kesehatan Tidak tetap 2 Pengasuh Staf Tetap 13 Juru Masak Staf Tetap 4 Cleaning Service Staf Tetap 6 Keamanan Staf Tetap 1
Tabel 2.2.1 Jumlah Kepengurusan Panti Werdha Wisma Mulia
(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)
6. Sumber Dana Panti Werdha Wisma Mulia
Sumber dana yang diterima oleh panti werdha wisma mulia
sebagai tanggung jawab pemeliharaan dan pelayanan bagi para lansia
penghuni panti berasal dari iuran bulanan dari para warga dan juga dari
donatur.
7. Warga Panti Werdha Wisma Mulia.
Berdasarkan wawancara kepada pengurus panti werdha wisma
mulia berikut jumlah warga penghuni panti werdha wisma mulia:
Jumlah warga penghuni panti werdha wisma mulia:
Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki 4
42
Perempuan 64 Tabel 2.2.1 Jumlah Warga Penghuni Panti Werdha Wisma Mulia
(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)
Dan persyaratan menjadi penghuni panti werdha wisma mulia
antara lain:
1. Berumur 60 tahun atau lebih
2. Tidak Merokok
3. Tidak memiliki riwayat penyakit menular atau gangguan jiwa
4. Minimal memiliki 2 orang penanggung jawab
5. Berdomisili di JaBoDeTaBek
8. Kegiatan Warga Panti Werdha Wisma Mulia
Kegiatan rutin lansia pada Panti Werdha Wisma Mulia antara
lain:
Kegiatan lansia weekdays:
pukul kegiatan 7.00 - 9.00 Sarapan pagi Senam pagi 09.00 – 10.00 Kegiatan bebas 10.00 – 11.00 Art & Crafts Pemeriksaan perminggu 12.00 – 12.30 Makan siang 12.30 – 14.00 Nonton Film 14.00 – 18.00 Waktu bebas 19.00 – 21.00 Makan malam
Tabel 2.2.3 Kegiatan Warga Panti Weekdays
(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)
Kegiatan Lansia weekends:
pukul kegiatan 8.00 - 9.00 Cek tekanan darah Sarapan pagi 09.00 – 10.00 Senam Pagi 10.00 – 11.00 Games 12.00 – 12.30 Makan siang 12.30 – 16.00 Nonton film Acara sosial atau karaoke 16.00 – 17.00 Jalan-jalan sore
43
17.00 – 18.00 Waktu bebas 19.00 – 21.00 Makan malam
Tabel 2.2.4 Kegiatan Warga Panti Weekends
(Sumber: Panti Werdha Wisma mulia)
Kegiatan Pengurus/Staf kantor weekdays:
pukul kegiatan 8.00 Absensi
09.00 – 11.00 Bekerja Rapat 11.00 – 13.00 Istirahat makan siang 13.00 – 16.00 Bekerja Rapat
Tabel 2.2.5 Kegiatan Pengurus Weekdays
(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)
Kegiatan Perawat/Pengasuh Weekdays & Weekends:
pukul kegiatan 8.00 Absensi
09.00 – 12.00 Menjaga lansia (Bagi yang membutuhkan perawatan khusus)
12.00 – 13.00 Makan siang 13.00 – 20.00 Menjaga lansia (Bagi yang
membutuhkan perawatan khusus) 20.00 – 21.00 Makan Malam
Tabel 2.2.6 Kegiatan Pengurus Weekdays
(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)
Kegiatan Staf Tetap Weekdays & Weekends:
pukul kegiatan 8.00 Absensi
09.00 – 11.00 Bekerja 11.00 – 13.00 Istirahat makan siang Menyiapkan makan siang (Hanya juru
masak) 13.00 – 18.00 Bekerja
Tabel 2.2.7 Kegiatan Pengurus Weekdays
(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)
44
Dan Terakhir Kegiatan dokter dan perawat, untuk dokter panti
Werdha wisma mulia kedatangan dokter setiap satu minggu sekali
untuk mengecek kesehatan para lansia yang tinggal di panti dan
didampingi oleh perawat. Dan juga perawat datang setiap dua kali
dalam seminggu.
9. Fasilitas
Berdasarkan survey langsung ke panti werdha wisma mulia, telah
diperoleh data sebagai berikut. Data berikut melampaui fasilitas indoor
dan outdoor.
a. Pintu masuk
Terdapat 2 pintu masuk / gerbang ke panti werdha wisma
mulia, pintu pertama berfungsi untuk langsung mengarah ke ruang
kantor wisma mulia dan pintu lainnya untuk langsung mengarah ke
aula atau ruang serbaguna.
Gambar 2.2.4 Pintu Gerbang Masuk Panti Werdha Wisma Mulia
(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2013)
b. Ruang Entrance/Entrance Area
Area ini langsung mengarah ke koridor panti werdha, kantor
staf panti dan aula.
45
Gambar 2.2.5 Area Entrance Menuju Kantor Staf
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
c. Ruang Aula/Ruang Serbaguna
Ruangan ini berada di paling depan lingkungan panti
werdha, area ini biasanya digunakan untuk seminar dan acara
sosial. Ruangan ini sangat jarang digunakan, karena
kebutuhannya yang tidak terlalu banyak.
Gambar 2.2.6 Ruang Aula/Ruang Serbaguna
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
d. Ruang Kesehatan
Dalam hal ini ruang kesehatan terdapat dua bagian, yaitu
ruang perawatan dan ruang isolasi untuk para lansia yang
meninggal di dalam panti. Ruang kesehatan terdapat di gedung
baru panti, Fasilitasnnya cukup lengkap untuk para dokter dan
perawat yang hadir setiap 2 hari dalam seminggu.
46
Gambar 2.2.7 Ruang Dokter dan Perawatan
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
Gambar 2.2.8 Ruang Isolasi
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
e. Ruang tidur
Ruangan kamar tidur di panti werdha wisma mulia terdapat
2 tipe, yaitu kamar tidur tipe Standart dan Tipe VIP.
a. kamar tipe Standart
kamar dengan tipe ini dihuni oleh 4 orang lansia dengan
kamar mandi di dalamnya. Penghawaan yang didapat
dari kamar tipe ini untuk para lansia di dapat dari
penghawaan jendela dan kipas. Dan setiap kamar para
lansia yang tinggal di kamar tipe standart berhadapan
langsung dengan taman.
47
Gambar 2.2.9 Kamar Tipe Standart
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
b. Kamar tipe VIP
Kamar-kamar tipe ini, berada di dalam satu area
bangunan baru. di dalamnya terdapat 4 ruangan kamar
dengan setiap kamar di isi oleh 2 lansia dan kamar mandi
di dalamnya, serta penghawaan yang di dapat dari
jendela dan AC.
G
Gambar 2.2.10 Kamar Tidur dan Kamar Mandi Tipe VIP
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
f. Ruang Hiburan
48
Ruang hiburan ini berisi sofa dan telefisi serta
beberapa kursi untuk mengobrol.
Gambar 2.2 Ruang Hiburan
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
g. Dapur
Ruangan dapur di isi oleh 4 juru masak, ruangan ini selain
berisi alat-alat masak, juga berisi troli pengantar makanan
untuk para lansia. Aktifitas yang ada didalam dapur seperti
pada umumnya untuk memasak. Dapur ini juga ada tangga
menuju lantai dua. Digunakan sebagai pengantar makanan
atau minuman ke ruang rapat.
Gambar 2.2.12 Ruangan Dapur
(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2012)
h. Ruang Ibadah
49
Panti werdha wisma mulia memfasilitasi para warga
panti dengan Mushola yang letaknya di bagian paling depan
lingkungan panti.
Gambar 2.2.13 Ruang Ibadah/Mushola
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
Berikut keseluruhan fasilitas di dalam panti werdha wisma mulia,
jelambar. dan berikut ceklis pemenuhan fasilitas di dalam panti werdha
wisma mulia:
Ceklist Fasilitas:
No Fasilitas cek 1 Receptionist x 2 Coridor √ 3 Hall/Aula √ 4 Fasilitas ibadah √ 5 Parkir x 6 Ruang Tidur Kamar √ Kamar mandi √ 7 Ruang makan x 8 Dapur √ 9 Ruang Hiburan √ 10 Taman √ 11 Perpustakaan x 12 Ruang Aktifitas x 14 Ruang hiburan (Spa, Salon, Gym) x 15 Ruang kesehatan √ 16 Ruang kebersihan √
Tabel 2.2.8 Ceklist Fasilitas Panti Werdha Wisma Mulia
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
50
10. Elemen Interior
a. Lantai
Untuk ruang aula, ruang kantor dan coridor keseluruhan
menggunakan keramik putih standard, sedangkan untuk kamar
tidur kebanyakan menggunakan marmer termaksud kamar tidur
kelas VIP, yang posisinya ada di gedung baru.
b. Dinding
Hampir keseluruhan elemen dinding yang digunakan
dalam Panti Werdha Wisma Mulia menggunakan dinding bata,
dan hampir keseluruhan dinding menggunakan finishing cat
putih, kecuali pada bagian dinding kamar mandi yang
menggunakan keramik setengah dinding bata finishing cat putih
waterproof.
c. Ceiling
Hampir semua bagian pada panti ceilingnya menggunakan
plafond gypsum, finishing cat putih. Tetapi pada ruang
serbaguna ceilingnya menggunakan up-ceiling plafond gypsum
finishing cat putih.
Gambar 2.1.14 Up-Ceiling pada Ruang Serbaguna
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
d. Tangga Aksesibilitas
Fungsi tangga ini karena kebanyakan lansia sulit
menggunakan tangga biasa, dan juga untuk para lansia yang
51
menggunakan kursi roda. Tangga ini menghubungkan ke lantai
dua.
Gambar 2.2.15 Tangga Akses
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
B. Panti Werdha Graha Werdha Kusuma Lestari
1. Logo
Gambar 2.1.16Logo Graha Werdha AUSSI Kusuma Lestari.
(Sumber: Graha Werdha Aussi, 2014)
2. Sejarah
Panti Werdha Graha Werdha Kusuma Lestari atau lebih
dikenal dengan nama Graha AUSSI. Kata AUSSI sendiri, diambil
52
karena pengelolanyanya adalah yayasan AUSSI. Panti ini
didirikan untuk memberikan kasih sayang kepada para lansia
yang sudah sepuh. Mereka biasanya dititipkan ke panti karena
alasan tertentu seperti lansia yang membutuhkan perawatan
khusus.
Panti Werdha Graha werdha kusuma lesatari diresmikan oleh
Prof. Dr. Sujudi yang ketika itu menjabat sebagai menteri
kesehatan. Panti Werdha ini resmi berdiri pada 16 November
1996. Berawal dari para alumnus st. Ursula yang tekun dalam
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan sosial. Guna menintensifkan
kegiatan sosial maka didirikanlah Yayasan AUSSI Kusuma
Lestari pada 3 mei 1990. Yayasan ini mencoba memancangkan
tekad untuk melayani para lansia melalui mewujudkan bangunan
panti werdha sebagai bukti cinta dan perhatian yayasan untuk
para lansia.
3. Lokasi
Graha Werdha AUSSI Kusuma Lestari terdapat di Jl. Bandung
No. 25, Bukit Cinere Indah, Depok.
Gambar 2.2.17 Lokasi Graha werdha AUSSI Kusuma Lestari
(Sumber: Google Maps)
4. Visi dan Misi
• Visi
“memberikan kedamaian, kesejahteraan dan perhatian
kepada para lanjut usia”
• Misi
53
Membantu mewujudkan kebahagiaan nan bermakna bagi
para lansia.
5. Struktur organisasi
Bagan 2.2.2 Struktur Organisasi Graha Werdha AUSSI
(Sumber: konser.aussijakarta.com, 2014)
6. Sumber Dana
Sumber dana yang diterima oleh Graha Werdha AUSSI
Kusuma Lestari sebagai tanggung jawab pemeliharaan dan
pelayanan bagi para lansia penghuni panti berasal dari iuran
bulanan dari para warga dan juga dari donatur.
Penerimaan donatur tetap datang dari yayasan AUSSI.
Yayasan AUSSI bertanggung jawab penuh akan kualitas dan
kesejahteraan panti dan penghuni panti.
7. Warga/Penghuni
Berdasarkan wawancara kepada pengurus Graha Werdha
AUSSI Kusuma Lestari berikut jumlah warga penghuni panti
werdha wisma mulia:
Jumlah warga penghuni panti werdha wisma mulia:
Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki 28 Perempuan 32
54
60 Tabel 2.2.9 Jumlah warga penghuni panti
(Sumber: Graha AUSSI Kusuma Lestari, 2014)
Dan persyaratan menjadi penghuni panti werdha wisma
mulia antara lain:
1. Laki-Laki / Perempuan
2. Berumur 60 tahun atau lebih
3. Beragama Katolik
4. Memiliki kartu pengenal yang sah
5. Atas keinginan sendiri
6. Sehat jasmani dan rohani, Tidak merokok
7. Minimal memiliki 2 orang penanggung jawab
8. Tidak memiliki riwayat penyakit kejiwaan.
9. Membawa tes kesehatan dari dokter atau rumah sakit
10. Mandiri
8. Fasilitasi
Berdasarkan survey langsung ke panti Graha Werdha AUSSI
Kusuma Lestari, Cinere. Telah diperoleh data sebagai berikut.
Data berikut melampaui fasilitas indoor dan outdoor.
a. Ruang Hiburan
Ruang Hiburan untuk warga panti disediakan area
menonton televisi dan juga terdapat meja dan kursi yang
biasa para lansia gunakan untuk membaca buku dan
mengobrol.
Gambar 2.2.18 Area menonton televisi
(Sumber: Graha Werdha AUSSI)
55
b. Ruang Kesehatan
Ruang kesehatan ini biasa digunakan oleh para
warga Graha werdha aussi setiap seminggu sekali untuk
diperiksa kesehatannya oleh dokter yang hadir setiap
seminggu sekali.
Gambar 2.2.19 Ruang Kesehatan
(Sumber: Graha Werdha AUSSI)
c. Ruang Makan
Ruang makan ini digunakan oleh para warga Graha
Werdha AUSSI untuk sarapan, makan siang dan makan
malam. Ruangan ini kebanyakan menggunakan kursi rotan
yang menurut pengurus panti kebanyakan furniture di
graha AUSSI langsung di datangkan dari jepara. Ruangan
ini dilengkapi dengan kipas angin dan menghadap ke
taman panti.
Gambar 2.2.20 Ruang Makan
56
(Sumber: Graha Werdha AUSSI)
d. Ruang Rohani
Ruang Rohani ini berbentuk kapel. Graha werdha
aussi menyediakan kapel ini karena kebanyakan para
warganya beragama katolik. Kegiatan lainnya, para
penghuni dan pengurus Graha AUSSI memiliki kegiatan
wajib misa setiap dua kali dalam setahun.
Gambar 2.2.21 Ruang Kapel
(Sumber: Graha Werdha AUSSI)
e. Ruang Serbaguna
Ruang serbaguna biasanya digunakan untuk
mengadakan acara khusus panti seperti acara kunjungan
sosial dan hiburan. Ruangan ini berkapasitas 400 orang.
Gambar 2.2.22 Ruang Serbaguna
(Sumber: Graha Werdha AUSSI)
f. Kamar Tidur
57
Keseluruhan kamar untuk para warga graha werdha
aussi terdapat 65 kamar. 28 Kamar unit Standart, 24 unit
VIP, dan 13 unit VVIP.
• Unit Standart (Ruang Melati)
Kamar tipe ini merupakan kamar kelas tiga, di
dalamnya terdapat area tv, area makan, area tidur, dan
kamar mandi. Pencahayaan yang didapat untuk kamar
dari pencahayaan alami matahari dan lampu. Serta
untuk penghawaannya didapat dari Exhaust fan.
Gambar 2.2.23 Kamar Unit Standart
(Sumber: Graha Werdha AUSSI)
• Unit VIP (Ruang Mawar)
Kamar ini digolongkan menjadi kamar kelas 2,
untuk itu kamar ini disediakan satu tempat tidur, lemari
pakaian, dan kamar mandi. untuk pencahayaan didapat
dari pencahayaan alami matahari dan lampu. Dan
untuk penghawaan terdapat satu pendingin ruangan
(AC)
Gambar 2.2.24 Kamar Unit Standart
(Sumber: Graha Werdha AUSSI)
58
• Unit VVIP (Ruang Anggrek)
Kamar VVIP merupaan golongan kamar
nomer 1. Untuk itu kamar ini disediakan satu kamar
tidur, satu lemari pakaian, area menonton televisi
sendiri, area makan dan kamar mandi.
Pencahayaan untuk kamar ini terdapat jendela
besar. Maka jika siang hari tidak diperlukan lampu.
Lampu hanya dinyalakan waktu malam. Dan untuk
penghawaan disediakan dua pendingin ruangan (AC)
Gambar 2.2.25 Kamar Unit VIP
(Sumber: Graha Werdha AUSSI)
Gambar 2.2.25 Area Menonton TV dan Area makan
(Sumber: Graha Werdha AUSSI)
59
Gambar 2.2.25 Kamar mandi
(Sumber: Graha Werdha AUSSI)
g. Kantor
Dan terakhir untuk kantor, kantor ini digunakan oleh
para pengurus dan juga untuk para tamu yang ingin
mendaftar di panti werdha graha AUSSI ini.
Gambar 2.2.26 Kantor Pengurus
(Sumber: Graha Werdha AUSSI)
Berikut keseluruhan fasilitas di dalam panti werdha wisma
mulia, jelambar. dan berikut ceklis pemenuhan fasilitas di dalam
panti werdha wisma mulia:
Ceklist Fasilitas:
No Fasilitas cek 1 Receptionist √ 2 Coridor √ 3 Hall/Aula √ 4 Fasilitas ibadah (Kapel) √
60
5 Parkir x 6 Ruang Tidur Kamar √ Kamar mandi √ 7 Ruang makan x 8 Dapur √ 9 Ruang Hiburan √ 10 Ruang Rekreasi √
11 Salon √
12 Taman √ 13 Perpustakaan x 14 Ruang kesehatan √ 15 Ruang Fisioterapi √
16 Ruang kebersihan √ 17 Keamanan √
Tabel 2.2.10 Ceklist Fasilitas Graha Werdha AUSSI
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
C. Rukun Senior Living
1. Logo
Gambar 2.2.27 Logo Rukun Senior Living
(Sumber: Rukun Senior Living)
2. Sejarah
Berawal dari keinginan Herman kwik, seorang lulusan
Outsource Marketing di Bellevue, Washington. Akan sebuah
tempat tinggal berkonsep panti jompo dengan kelas eksklusif
tumbuh di Indonesia. karena menurut beliau panti jompo kelas
eksklusif merupakan bisnis yang sangat menjanjikan saat ini
bagaimana di bagian negara maju lainnya sudah banyak panti
61
werdha yang mewah dan nyaman merupakan keinginan
penting bagi para senior-senior disana.
Maka berdirilah Rukun senior living pada tahun 2012.
Di kawasan sentul, Bogor. Sebuah rumah tinggal yang
menyenangkan bagi kaum lansia atau mereka sebut sebagai
kaum senior akan hidup yang menyenangkan dan nyaman.
Rukun hadir sebagai sebuah pilihan gaya hidup bagi para
senior. Panti ini didesain dengan konsep seperti sebuah hotel
resort bintang 4. Dan didesain dan diakreditasi langsung
berdasarkan dasar penilaian sebuah senior living di amerika.
3. Denah
Denah rukun senior living, terbagi menjadi 4 gedung.
Satu gedung diantaranya digunakan untuk area umum dan
area aktifitas.
Gambar 2.2.28 Bangunan Rukun Senior Living
(Sumber: Rukun Senior Living, 2013)
4. Lokasi
Rukun senior living berada di Darmawan Park, Gate 1.
Jl. Raya Babakan Madang No. 99. Sentul, Bogor 16810.
Lokasi ini dirasa sangat mudah untuk ditanjau. Karena, lokasi
panti dekat dengan pintu tol sentul selatan.
62
Gambar 2.2.29 Lokasi Rukun Senior Living
(Sumber: Google Maps)
5. Visi dan Misi
Visi:
“Keinginan menjadi salah satu pemimpin di bidang jasa
hunian bagi senior di indonesia”
Misi:
Menyediakan pelayanan jasa pada para senior.
6. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Rukun Senior Living
Diagram 2.2.3 Struktur Organisasi Rukun Senior Living
(Sumber: Rukun Senior Living, 2014)
7. Sumber Dana
Sumber dana yang diterima oleh Rukun Senior Living
sebagai tanggung jawab pemeliharaan dan pelayanan bagi
63
para lansia penghuni panti berasal dari iuran bulanan dari
para warga.
8. Warga/Penghuni
Berdasarkan wawancara lansung oleh staf marketing di
Rukun Senior Living warga yang sudah menetap di Rukun
baru 5 Orang lansia, karena panti ini baru dibuka dan masih
dalam proses promosi. Maka dari itu Rukun memberi
kesempatan kepada para lansia untuk mencoba menjadi warga
rukun dengan iuran perhari yaitu Rp. 700.000 Perhari. Dan
bagi warga yang sudah dianggap tinggal di panti biasanya
sudah memberi iuran dalam setahun.
Warga rukun senior living juga bersifat umum untuk
semua etnis dan agama. Keinginan Rukun dalam membantu
para lansia untuk hidup bahagia dan menyenangkan di
dalamnya. Dan menhapuskan paradigma orang-orang akan
‘panti werdha’ yang sering kita dengar pada sisi buruknya.
Dan berikut persyaratan atau kriteria untuk menjadi
warga senior living di Rukun:
1. Berusia 60 keatas.
2. Tidak merokok
3. Sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki gangguan
jiwa.
4. Mandiri atau memberli jasa asisten di Rukun
5. Memiliki kartu tanda pengenal yang sah
6. Dapat dilayani oleh Rukun Berdasarkan evaluasi
Wellness Assessment
7. Menyediakan 3 orang penanggung jawab di
wilayah JaBoDeTaBek (atau memenuhi
persyaratan tambahan).
9. Kegiatan Rutin
64
Kegiatan rutin para lansia yang tinggal di Rukun berdasarkan
pembagian waktu Weekdays (Senin-Jum’at) dan Weekends (Sabtu
dan Minggu) yaitu:
Kegiatan warga Rukun weekdays:
pukul kegiatan 8.00 - 9.00 Cek tekanan darah Sarapan pagi 09.00 – 10.00 Senam Pagi 10.00 – 11.00 Art & Crafts Games 12.00 – 12.30 Cek tekanan darah Makan siang 12.30 – 14.00 Bingo Nonton Film 14.00 – 16.00 Belajar bahasa asing Belajar Komputer 16.00 – 17.00 Jalan-jalan sore 17.00 – 18.00 Waktu bebas 19.00 – 21.00 Makan malam
Tabel 2.2.11 Kegiatan Warga Rukun Weekdays
(Sumber: Rukun Senior Living)
Kegiatan warga Rukun weekends:
pukul kegiatan 8.00 - 9.00 Cek tekanan darah Sarapan pagi 09.00 – 10.00 Senam Pagi 10.00 – 11.00 Art & Crafts Games 12.00 – 12.30 Cek tekanan darah Makan siang 12.30 – 16.00 Nonton film Acara sosial atau karaoke 16.00 – 17.00 Jalan-jalan sore 17.00 – 18.00 Waktu bebas 19.00 – 21.00 Makan malam
Tabel 2.2.12 Kegiatan Warga Rukun Weekends
(Sumber: Rukun Senior Living)
Dan rukunjuga menyediakan kegiatan rutin tambahan
perminggu antara lain Jalan-jalan, kuliner, belanja dan belajar
memasak.
10. Fasilitas
65
Berdasarkan survey langsung ke panti werdha Rukun
Senior Living. Telah diperoleh data sebagai berikut. Data
berikut melampaui fasilitas indoor dan outdoor.
a. Pintu masuk
Pintu masuk menuju Rukun senior living dengan
melewati Darmawan Park Gate. Pintu masuk untuk para
tamu lansung ke arah loby receptionist. Area ini cukup
nyaman karena banyaknya pepohonan dan udaranya
yang segar karena jauh dari kesan kota.
Gambar 2.2.30 Pintu Masuk Rukun Senior Living
(Sumber: Rukun Senior Living)
b. Loby dan Receptionist.
Berdasarkan survey langsung ke Rukun senior
living area loby Rukun langsung mengarah ke
receptionist dan restoran rukun. Area Loby dan
Receptionist ini biasa dilewati oleh para tamu dan staf
pengurus panti.
Gambar 2.2.31 Lobby Rukun Senior Living
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
66
Gambar 2.2.32 Receptionist Rukun Senior Living
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
c. Area Makan
Area makan untuk para warga rukun ada dua jenis
antara lain Restoran rukun dan ruang makan medium
yang berbentuk buffet.
Gambar 2.2.33 Restoran Rukun
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
Gambar 2.2.33 Area Makan Medium Rukun
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
67
d. Area hiburan
Area hiburan pada Rukun disebut juga activities room.
Para warga rukun mempergunakannya untuk nonton film
bersama, karaoke dan games.
Gambar 2.2.34 Activities Room
(Sumber: Rukun Senior Living, 2002)
e. Ruang kesehatan
Area kesehatan ini digunakan untuk dokter,
perawat dan warga. Dokter datang setiap satu minggu
sekali.
Gambar 2.2.35 Health and Care Office/Ruang Kesehatan
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
f. Kamar tidur
Kamar tidur rukun senior living berbentuk
apartment, dan terdapat 3 tipe apartement yang
disediakan untuk para warga rukun antara lain tipe Ideal
Suite, Deluxe Suite, dan Supreme Suite.
68
• Ideal Suite
Tipe kamar ini berbentuk studio, dengan kamar
mandi private. Sistem pencahayaan pada kamar tipe
ini langsung dari jendela yang ukurannya cukup
besar sehingga tidak diperlukan lampu pada siang
hari. dan tipe penghawaannya terdapat AC di
dalamnya.
Gambar 2.2.36 Kamar Tipe Ideal Suite
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
• Deluxe Suite
Kamar tipe ini merupakan kamar kelas ke dua,
di dalamnya terdapat area tv, area makan, area tidur,
area dapur dan kamar mandi. Kamar tipe ini juga
terdapat patio atau taman belakang untuk para
warganya.
Pencahayaan yang di dapat untuk kamar jenis
ini terdapat jendela besar dan pintu jendela yang
mampu memberikan banyak cahaya sehingga tidak
memperlukan lampu pada siang hari. dan
penghawaannya terdapat AC.
69
Gambar 2.2.37 Kamar Tipe Deluxe Suite
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
• Supreme Suite
Kamar tipe ini merupakan kamar kelas ke
satu, di dalamnya terdapat area tv, area makan,
area tidur, area dapur dan kamar mandi. Kamar tipe
ini juga terdapat balkon yang langsung mengarah
ke danau dan kolam renang. Suasana yang di dapat
di dalam kamar tipe ini terasa lebih nyaman dari
kamar-kamar sebelumnya karena terasa sangat
hangat dan nyaman dari pemilihan elemen warna
cat, dan lantai marmer.
70
Pencahayaan yang di dapat untuk kamar jenis
ini terdapat jendela besar dan pintu jendela yang
mampu memberikan banyak cahaya sehingga tidak
memperlukan lampu pada siang hari. dan
penghawaannya terdapat AC. Tetapi kebanyakan
warga jarang menggunakan AC karena area panti
sudah dingin karena lokasinya yang di bogor.
Gambar 2.2.38 Kamar Tipe Supreme Suite
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
g. Fasilitas
Fasilitas tambahan untuk para lansia yang tinggal di
Rukun antara lain gym, sauna, dan kolam jacuzzi.
Gambar 2.2.39 Gym Rukun Senior Living
(Sumber: Rukun Senior Living, 2014)
71
Jacuzzi ini berada di depan ruang gym, dan di
samping kolam renang, jacuzzi ini termaksud fasilitas
yang sering digunakan oleh para warga panti. Dan kolam
renang, area ini berada di samping gedung Rukun di lantai
dasar.
Gambar 2.2.40 Kolam Jacuzzzi Senior Living
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
Dan terakhir fasilitas sauna dan spa, area ini berada
di samping ruang gym, tidak jauh dari area ini terdapat
area untuk barbeque dan ruang masak bagi para warga
panti yang ingin memasakan sendiri. ketiga area fasilitas
tambahan ini berada di lantai dasar. Untuk dapat ke area
ini terdapat fasilitas lift untuk para warga panti.
Gambar 2.2.41 Sauna dan Spa Senior Living
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
72
Berikut keseluruhan fasilitas di dalam Rukun Senior Living,
Bogor. dan berikut ceklis pemenuhan fasilitas di dalam Rukun Senior
Living:
Ceklist Fasilitas:
No Fasilitas cek 1 Receptionist √ 2 Coridor √ 3 Hall/Aula √ 4 Fasilitas ibadah (Mushola) √ 5 Parkir √ 6 Ruang Tidur Kamar √ Kamar mandi √ 7 Ruang makan √ 8 Restoran √
9 Cafe √
10 Dapur √ 11 Ruang Hiburan √ 12 Ruang aktifitas (Ruang bahasa) √
13 Sauna dan spa √
14 Gym √
15 Kolam renang √
16 Ruang games √
17 Taman √ 18 Kolam ikan √
19 Gazebo √
20 Jogging track √
21 Lapangan tenis √
22 Theater room √
23 Perpustakaan x 24 Ruang kesehatan √ 25 Jacuzzi √
26 Kantor menejemen √
27 Kantor staf administrasi dan marketing √
28 Ruang kebersihan √ 29 Keamanan √
30 Akses (transportasi) √
31 Mobil Ambulance x 32 Ruang inap x
33 Ruang obat / Pharmacy √
Tabel 2.2.13 Ceklist Fasilitas Rukun Senior Living
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
73
2.3.2 Green Design
Dari ketiga hasil survey yang telah dijelaskan sebelumnya,
berikut adalah penjelasan secara keseluruhan akan sisi elemen green
design yang digunakan oleh ketiganya.
A. Local Content
• Panti Werdha Wisma Mulia
Panti ini jika ditelusuri tidak terlalu banyak
menunjukan local content dari indonesia tetapi beberapa sisi
di panti menunjukan konten ‘pecinaan’ di beberapa sisi
seperti aksesoris dan gantungan-gantungan khas imlek seperti
lampion , hiasan dinding, replika bunga sakura dan lain-lain.
Gambar 2.2.42 Local Content, Lampion
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
• Graha Werdha AUSSI Kusuma Lestari
Jika di lihat secara keseluruhan panti ini tidak terlalu
terlihat mementingkan penerapan local content dari sisi
bangunan dan interior tapi beberapa furniture di datangkan
langsung dari jepara seperti pada meja-meja untuk ruang
makan dan meja serta kursi pada ruang kantor dan ruang
rapat panti.
74
• Rukun Senior Living
Pada bentuk bangunan rukun terlihat atap bangunan
rukun sama persis dengan salah satu jenis atap khas jawa
barat yaitu jenis atap Julang ngapak, atau sering juga disebut
atap sorondoy.
Gambar 2.2.43 Local Content, Atap Julang Ngapak
(Sumber: Rukun Senior Living)
Jika dilihat dari beberapa sudut ruangan di panti ini
local content terasa lebih kental dari pada panti lainnya. Salah
satu ruangannya yaitu restoran rukun. Rukun mengambil
konten jawa barat untuk restoran ini.
Terlihat ukiran pada wall lamp di sisi sisi tiang. Ukiran
ini berbentuk daun yang merupakan ukiran khas jawa barat.
Selain itu pada elemen warna interior terlihat restoran ini
kental dengan menggunakan aksen warna coklat, merah dan
emas yang merupakan warna khas jawa baratan.
Gambar 2.2.44 Local Content, Jawa barat
(Sumber : Tiana Pertiwi, 2014)
75
B. Pemilihan Material
• Panti Werdha Wisma Mulia
Pemilihan material green design pada panti ini dirasa
tidak terlalu ditunjukan karena bangunan ini masih
menggunakan material bangunan lama seperti kebanyakan
masih menggunakan tripleks sebagai material pada ceiling.
• Graha Werdha AUSSI Kusuma Lestari
Pemilihan material pada beberapa bagian dipanti ini
diakui banyak menggunakan kayu jati seperti pada pemilihan
furniture kebanyakan dari jepara yang menggunakan kayu-
kayu solid sebagai bahan utamanya, jadi penilaian bentuk
material green design di panti ini dirasa sangat kurang dari
kesan ramah lingkungan.
• Rukun Senior Living
Pemilihan material pada hampir semua sisi bangunan
terlihat sangat baik dan dipikirkan sangat matang. Seperti
contohnya penggunaan plywood lebih diutamakan daripada
penggunaan kayu solid pada hampir seluruh furniture yang
ada di dalam interior Rukun Senior Living.
Gambar 2.1.45 Pemilihan Material, Furniture Plywood
(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)
76
C. Design
• Panti Werdha Wisma Mulia
Desain yang digunakan pada panti werdha wisma
mulia ini merupakan bangunan desain lama. Karena panti ini
hanya mementingkan fungsi dari bangunan tidak hanya
tentang desain.
Untuk penggunaan desain interior pun tidak terlalu
tampak karena keseluruhan dinilai simpel dan fungsional.
Tidak hanya itu, perancangan panti ini dirasa sudah
memenuhi semua kaidah kebutuhan dari panti werdha seperti
pemenuhan sirkulasi pada semua bagian bangunan.
Gambar 2.2.46 Design Panti Werdha Wisma Mulia.
(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2012)
• Graha Werdha AUSSI Kusuma Lestari
Tidak ada desain khusus dalam bangunan dan interior
panti werdha graha AUSSI ini. Seperti panti werdha Wisma
mulia bangunan sengaja dibuat hanya berdasarkan fungsinya.
Keseluruhan dinilai simpel dan fungsional. Panti ini lebih
mengutamakan fasilitas dalam bangunan untuk para lansia
agar mereka para lansia betah di panti.
Elemen green desainpun tidak terlalu dipikirkan karena
bangunan ini sudah dibuat sejak tahun 1990. Dan masuk
dalam golongan bangunan lama. Interior panti ini
kebanyakan menggunakan elemen interior yang simpel
seperti dinding bata dengan finishing cat putih dan lantai
keramik serta marmer dibeberapa bagian.
77
• Rukun Senior Living
Desain arsitektur dan interior untuk panti ini sengaja
dibuat senyaman mungkin agar para warganya bisa
merasakan seperti ada di hotel resort bintang 4. Penggunaan
desain ramah lingkunganpun tidak luput dari perhatian
pembangunan panti ini.
Diawali dengan pemilihan lokasi yaitu di Bogor yang
merupakan sebuah daerah dekat ibu kota yang sejuk dan
nyaman. Lalu mendesain sebuah panti dengan konsep desain
hotel dan desain lokal jawa baratan.
Gambar 2.2.47 Desain Rukun Senior Living
(Sumber : Tiana Pertiwi, 2014)
Selain itu, perhatian akan desain yang lebih modern
daripada desain panti pada umumnya. Membuat panti ini
dinilai sangat memenuhi kriteria panti werdha kelas eksklusif
untuk para senior.
Gambar 2.2.48 Desain Rukun Senior Living
(Sumber : Tiana Pertiwi, 2014)
78
D. Teknis
• Panti Werdha Wisma Mulia
Secara teknis dari pemilihan elektronik green design
panti ini menggunakan AC Samsung fan yang ramah
lingkungan dan juga para penghuni panti sadar untuk tidak
terlalu sering menggunakan AC.
Dan pemenuhan penghawaan dan pencahayaan alami
pada panti ini, dirasa sangat baik karena hampir semua sisi
ruangan di dalam panti terlihat memiliki jendela sebagai
pencahayaan alami pengganti lampu saat siang hari.
• Graha Werdha AUSSI Kusuma Lestari
Secara teknis panti ini dikategorikan ramah lingkungan
pada penghematan energi. Seperti penggunakan AC yang
ditidak terlalu sering dipakai karena lingkungan daerah panti
yang tergolong sejuk dan nyaman.
Pemenuhan pencahayaannya pun dipertimbangkan dari
banyaknya dan besarnya jendela pada setiap ruangan kamar
sehingga pada siang hari tidak memerlukan lampu
pencahayaan.
• Rukun Senior Living
Secara teknis panti ini memenuhi kriteria green desain
pada penghematan energi. Seperti penggunaan AC yang tidak
terlalu sering karena daerah panti yang tergolong sejuk.
Gambar 2.2.49 Lingkungan Rukun Senior Living
(Sumber : Tiana Pertiwi, 2014)
Recommended