BAB II
POKOK-POKOK PEMECAHAN PERSOALAN
9. Kondisi Saat Ini
Kondisi saat ini berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki
oleh Subbag Humas Bag Ops Polres Merangin antara lain :
a. Data personil (kekuatan/strength) selaku pengemban PPID di
Polres Merangin secara keseluruhan saat ini berjumlah
11 (sebelas) personil. Mengacu Kep/ 366/VI/2010 tanggal
14 Juni 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Polres), maka ditambahkan jabatan
Kasubbag Humas pada Bag Ops Polres selaku PPID pada
tingkat Polres. Hal ini sebagai langkah positif terkait
pengembangan kemampuan di bidang kehumasan sampai
dengan jajaran polres dan polsek.
NO KESATUAN PEJABAT JUMLAH KET
1 POLRES KASUBBAG HUMAS & BA HUMAS
2 PERS ADA
2 POLSEK BANGKO BA PID 1 PERS ADA3 POLSEK
PAMENANGBA PID 1 PERS ADA
4 POLSEK TABIR BA PID 1 PERS ADA5 POLSEK TABIR
ULUBA PID 1 PERS ADA
6 POLSEK TABIR SELATAN
BA PID 1 PERS ADA
7 POLSEK SUNGAI MANAU
BA PID 1 PERS ADA
8 POLSEK MUARA SIAU
BA PID 1 PERS ADA
9 POLSEK LEMBAH MASURAI
BA PID 1 PERS ADA
10 POLSEK JANGKAT BA PID 1 PERS ADA
JUMLAH 11 PERS
Sumber data Bag Sumda tahun 2010
b. Data personil terkait kemampuan yang dimiliki yang berkenaan
dengan kemampuan kehumasan sehingga masuk dalam kriteria
bagian dari faktor kelemahan (Weakness) Polres Merangin antara
lain sebagai berikut :
NO KESATUAN PEJABAT JUMLA
H
KET
1 POLRES KASUBBAG HUMAS & BA HUMAS
2 PERS BELUM DIMILIKINYA KEMAMPUAN
2 POLSEK BANGKO
BA PID 1 PERS -SDA-
3 POLSEK PAMENANG
BA PID 1 PERS -SDA-
4 POLSEK TABIR BA PID 1 PERS -SDA-5 POLSEK TABIR
ULUBA PID 1 PERS -SDA-
6 POLSEK TABIR SELATAN
BA PID 1 PERS -SDA-
7 POLSEK SUNGAI MANAU
BA PID 1 PERS -SDA-
8 POLSEK MUARA SIAU
BA PID 1 PERS -SDA-
9 POLSEK LEMBAH MASURAI
BA PID 1 PERS -SDA-
10 POLSEK JANGKAT
BA PID 1 PERS -SDA-
JUMLAH 11 PERS
Sumber data Bag Sumda tahun 2010
Beberapa data/catatan terkait kelemahan personil pengemban
kehumasan
1) Kondisi personel bagian humas/PPID baik secara
kualitas maupun kuantitas masih jauh dari apa yang
diharapkan (sangat terbatas dalam hal kemampuan
terkait kemampuan di bidang kehumasan).
20
2) Keterbasan sumber daya manusia yang memiliki dasar-
dasar pengetahunan kehumasan, belum dimilikinya
kameraman/reporter tingkat Polres, sehingga tidak dapat
mengimbangi dalam pengambilan gambar untuk bahan
pemberitaan.
3) PPID (Pejabat Pengelola Informasi Dokumentasi) yang
ditugaskan untuk menjembatani komunikasi antara
fungsi Polri bukan merupakan orang yang memliki akses
pada sumber informasi maupun orang yang faham akan
tugas kehumasan sehingga tidak dapat berperan
sebagai kontributor data internal Polri (Polres/Polsek))
untuk keperluan pemberitaan, hal tertera dan diatur
dalam Perkap Nomor 16 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelayanan Informasi Publik dilingkungan Polri.
4) Pemahaman tentang fungsi kehumasan di jajaran
organisasi Polres/Polsek masih sangat minim, sehingga
perannya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh
seluruh anggota.
5) Kegiatan kehumasan tidak terlepas dari pembangunan
IT (Information Technology) yang semakin pesat,
sedangkan personel Polres/polsek yang ditugaskan
dibidang kehumasan sangat awam di bidang IT tersebut
dan bahkan tidak dapat mengikuti perkembangannya.
21
6) Adanya kecepatan dan kecanggihan berbagai media
dalam menginformasikan berbagai hal yang tidak terikuti
oleh personel Subbag humas, dan bahkan cenderung
tertinggal sehingga berbagai informasi penting tidak
tercover dan bahkan tidak termonitor oleh personel
humas yang ada sekarang ini.
7) Kondisi alut/alsus kehumasan yang ada saat ini sangat
terbatas dan bahkan ketinggalan bila dibandingkan
dengan perkembangan teknologi informasi yang ada.
Selain itu tidak tersedianya Web Site sebagai pendukung
kelancaran sumber informasi maupun penyebarluasan
informasi sehingga sering mengalami hambatan dan
bahkan tertinggal.
10. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi (Intern dan Ekstern)
a. Faktor Intern
Faktor intern yang mempengaruhi kemampuan humas meliputi :
1). Kekuatan (strength)
a). Organisasi Polri yang tersebar sampai dengan
tingkat Polsek dapat dimanfaatkan secara
maksimal sebagai basis komunikasi antara Polri
dan masyarakat, melalui pers.
b). Adanya kebijakan pimpinan untuk memaksimalkan
peran Humas Polres sebagai juru bicara Polres
22
atau penjuru dalam membangun opini publik yang
positif terhadap kinerja Polri.
c). Adanya atensi pimpinan dalam meningkatkan
ketrampilan personel melalui pelatihan selaku
cameramen/fotografer dengan mendatangkan ahli
juru foto dari studio foto di kota Bangko
(Merangin).
2). Kelemahan (Weakness)
a). Kondisi personel bagian humas/PPID baik secara
kualitas maupun kuantitas masih jauh dari apa
yang diharapkan (sangat terbatas).
b). Keterbasan sumber daya manusia yang memiliki
dasar-dasar pengetahunan kehumasan dan
cameraman/reporter sehingga tidak dapat
mengimbangi dalam penghambilan gambar untuk
bahan siaran.
c). Kasubbag Humas selaku PPID (Pejabat
Pengelola Informasi Dokumentasi) yang
ditugaskan untuk menjembatani komunikasi
antara fungsi Polri bukan merupakan orang yang
memliki akses pada sumber informasi maupun
orang yang faham akan tugas kehumasan
sehingga tidak dapat berperan sebagai kontributor
data internal Polri untuk keperluan pemberitaan.
23
4) Pemahaman tentang fungsi humas di jajaran satker
Polres masih sangat minim, sehingga perannya belum
dimanfaatkan secara maksimal oleh seluruh anggota.
5) Kegiatan kehumasan tidak terlepas dari pembangunan
IT (Information Technology) yang semakin pesat,
sedangkan personel Polres yang ditugaskan pada
Subbaghumas Polres sangat awam di bidang IT tersebut
dan bahkan tidak dapat mengikuti perkembangannya.
6) Adanya kecepatan dan kecanggihan berbagai media
dalam menginformasikan berbagai hal yang tidak terikuti
oleh personel subbag humas Polres, dan bahkan
cenderung tertinggal sehingga berbagai informasi
penting tidak tercover dan bahkan tidak termonitor oleh
personel humas yang ada sekarang ini.
7) Kondisi alut/alsus kehumasan yang ada saat ini sangat
terbatas dan bahkan ketinggalan bila dibandingkan
dengan perkembangan teknologi informasi yang ada.
Selain itu tidak tersedianya Web Site sebagai pendukung
kelancaran sumber informasi maupun penyebarluasan
informasi sehingga sering mengalami hambatan dan
bahkan tertinggal.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern meliputi :
24
1) Peluang (Opportunity)
a). Kebutuhan Pers akan berita dari Polres/ Polsek.
Berita-berita tentang kriminalitas, seks, dan
perang (sex, crime and war) merupakan daya tarik
tersendiri bagi pembaca atau pemirsa. (Menurut
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, 1991).
b). Program hubungan pers yang diperlukan sudah
dilaksanakan dan sudah cukup memenuhi
kebutuhan kegiatan kehumasan.
c). Telah terjalinnya hubungan personal antara
anggota PPID Polres dengan para wartawan/pers.
2). Kendala
Faktor-faktor Eksternal yang Menghambat meliputi :
a). Berbagai kegiatan kemasyarakatan dan
perkembangan situasi sangat cepat, sehingga di
tuntut peranan personel kehumasan Polres untuk
mampu meliput dan mendokumentasikan
khususnya yang terkait dengan pembinaan
keamanan dan ketertiban masyarakat.
b). Adanya prinsip media yang menginginkan
kecepatan dalam penyampaian informasi tanpa
25
memperhatikan akuratisasi info yang akan
disampaikan.
c). Adanya perbedaan kepentingan antara Polri dan
pers sehingga terjadi perbedaan visi dalam
menilai berita. Berbagai info yang memojokkan
Polri dianggap sebagai the bad news bagi polri,
namun sebaliknya merupakan the best news bagi
pers. Bagi pers Bad news is good news.
d). Era globalisasi informasi menyebabkan berbagai
media dalam maupun luar negeri bebas
melaksanakan aktivitas tanpa kontrol dan bahkan
berbagai kejadian tersebar dengan cepat, tanpa
jarak, dalam waktu serentak dapat tercover
keseluruh dunia. (Borderless Information).
e). Adanya kecendrungan trial by the press, sehingga
mengabaikan prinsip praduga tak bersalah.
11. Kondisi Yang Diharapkan
a. Kemampuan Menjalin dan Mengorganisir para Wartawan/Pers.
Dalam era globalisasi informasi, Polri sebagai salah satu
lembaga, tidak hanya cukup bekerja untuk membangun
profesionalisme kinerja para anggota diseluruh jajarannya, Polri
26
juga dituntut untuk mengkomunikasikan apa yang telah
dilakukan kepada masyarakatnya sebagai pihak yang akan
dilindungi, diayomi dan dilayaninya, maupun berbagai pihak
yang berkepentingan (Stakeholder). Subbag Humas Bag Ops
Polres Merangin adalah merupakan perantara antara organisasi
Polri dengan masyarakat melalui media pers, maka seorang
pejabat humas Polres haruslah menjadi komunikator yang
efektif, mampu berfungsi menjadi jembatan penghubung
dengan masyarakatnya dengan memanfaatkan informasi timbal
balik, sehingga tercapai pengertian bersama (Mutual
Understanding). Seorang humas harus mampu menjadi juru
bicara lembaga atau organisasi, dan pada saat yang sama ia
juga harus bisa membantu pers memahami kebijakan maupun
kegiatan yang dilakukan oleh lembaga.
Inti dari hubungan pers adalah “Memberi dan Melayani”.
Dalam hal ini Subbag Humas Bag Ops Polres harus dapat
memberikan informasi serta melayani kebutuhan pers akan
informasi yang layak untuk dijadikan sebagai bahan berita.
Sebab hubungan pers dilakukan sebagai upaya untuk
mencapai publikasi atau penyiaran yang optimal atas suatu
pesan atau informasi dari bagian Humas Polres dalam rangka
menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak
tentang prestasi dan kinerja polri, sehingga bila bagian humas
27
mengetahui cara kerja media massa, informasi yang
disampaikan, Subbaghumas Polres akan menjadi layak berita.
Untuk membina hubungan pers, maka kegiatan-kegiatan yang
perlu dilaksanakan oleh Subbag Humas Polres adalah :
1) Konferensi Pers, Temu Pers dan Jumpa Pers yaitu
diberikan secara simultan berbarengan oleh seorang
pejabat humas Polres, dalam hal ini adalah Kasubbag
humas Bag Ops Polres Merangin kepada sekelompok
wartawan, bahkan bisa ratusan wartawan sekaligus.
Adapun syarat utama dari konferensi pers adalah berita
yang disampaikan kepada wartawan itu sangat penting.
Sebuah konferensi pers akan kehilangan fungsinya bila
berita yang disampaikan kurang penting, apalagi jika
beritanya telah diliput oleh televisi dan radio.
2) Press Briefing yang diselenggarakan secara reguler oleh
pejabat humas. Dalam kegiatan ini disampaikan
informasi-informasi mengenai kegiatan yang baru terjadi
kepada pers, juga diadakan tanggapan atau pertanyaan
bila wartawan belum puas dan menginginkan keterangan
lebih rinci.
3) Press Tour diselenggarakan oleh Subbag Humas Bag
Ops Polres paling sedikit sekali dalam satu tahun, untuk
mengunjungi daerah tertentu dan pers diajak untuk
28
menikmati objek wisata yang menarik, ke wilayah-
wilayah (Polda atau Polres) yang dapat memberikan
kontribusi terhadap pemberitaan.
4) Special Event yaitu peristiwa khusus sebagai suatu
kegiatan PR yang penting dan memuaskan banyak
orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan, mampu
meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera publik
seperti peresmian Mako Polsek yang terletak di wilayah
hukum Polres oleh Kapolda Jambi, Hut Bhayangkara,
dan kegiatan HUT lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut
biasanya akan mengundang pers untuk meliputnya.
5) Press Luncheon yaitu pejabat PR mengadakan jamuan
makan siang bagi para wakil media massa/wartawan,
sehingga pada kesempatan ini pihak pers bisa bertemu
dengan Top Manajemen Humas Polres guna
mendengarkan perkembangan informasi yang
menyangkut tugas-tugas Polri (Polres Merangin beserta
jajarannya).
6) Wawancara Pers yaitu sifatnya lebih pribadi, lebih
individual. Pejabat Subbag Humas Bag Ops Polres
yang diwawancarai hanya berhadapan dengan wartawan
yang bersangkutan.
29
7) Mengadakan Kunjungan ke Kantor Redaksi, yaitu
kegiatan untuk lebih mengenal dan mempererat tali
silaturahmi. Pejabat Subbag Humas Bag Ops Polres
mempunyai jadwal rutin untuk mengadakan kunjungan
ke kantor redaksi. Selain untuk tujuan diatas, perlu juga
mengetahui bagaimana kegiatan mereka sehari-hari di
dalam kantor. Dari keadaan tersebut humas polri dapat
lebih mengerti dan menghargai kegiatan-kegiatan pers.
Seorang humas juga mencari informasi mengenai
personal-personal yang memegang kedudukan penting
dalam pemberitaan. Seperti siapa redaktur untuk bidang
teknologi, bidang hukum, bidang politik dan masih
banyak lagi. Pada kunjungan selanjutnya seorang humas
dapat melihat apakah ada perubahan struktur organisasi
mereka. Hasilnya adalah, kunjungan tersebut dapat
dimanfaatkan untuk lebih mempererat hubungan kerja
antara Polri dengan Pers.
8) Terjalinnya komunikasi dan kerjasama yang baik dan
harmonis dengan media cetak dan elektronik.
9) Terselenggaranya kegiatan “Coffe Morning” yang
melibatkan para wartawan.
30
b. Kemampuan Teknis Jurnalistik
1) Menulis Press Release mengenai acara yang telah
dilakukan. Tujuan jumpa pers dibuat singkat namun
padat informasi. Tidak memanjang-manjangkan isi jumpa
pers yang dituangkan dalam press release. Namun tidak
terlalu pendek dan tetap mengandung unsur 5 W + I H
(What, Who, Where, When, Why, dan How). Seorang
humas juga menyertakan ilustrasi foto jika ada untuk
lebih mendukung isi naskah. Press release ini ditulis
pada kertas yang berkop surat sehingga jumpa pers tadi
bersifat resmi. Pada akhir release, dicantumkan contact
person (orang-orang terkait yang dapat dihubungi)
apabila memerlukan keterangan lebih lanjut.
2) Mengirim Press release tersebut ke media dengan
menggunakan mesin fax atau jasa kurir. Pengiriman ini
dilakukan apabila wartawan yang diundang tidak dapat
hadir atau berhalangan. Dalam pengiriman ini humas
menyertakan yang menerangkan alasan mengapa dia
mengirimkan press release ini dan memohon agar dapat
dipertimbangkan pemuatannya di media massa
wartawan tersebut.
3) Melakukan follow up mengenai press release seraya
menanyakan kapan penerbitan relese tersebut. Namun
dalam menanyakan humas harus berusaha agar tidak
31
terkesan memaksa dan apabila wartawan tidak
menjawab pertanyaan dengan jelas, seperti “saya tidak
bisa memastikan kapan, mungkin lebih baik tunggu saja”
humas tidak akan menanyakan kembali pertanyaan
tersebut. Hal ini dikarenakan, wartawan justru akan
menolak menerbitkan release tersebut karena dipaksa.
Namun jika release yang dikirimkan akan atau sudah
diterbitkan, maka humas akan menghubungi wartawan
yang telah menulisnya khususnya wartawan yang
diundang untuk sekedar mengucapkan terima kasih.
Tidak jarang pula wartawan dari media tertentu yang
tidak diundang dan tidak hadir ternyata menerbitkan
release tersebut di media mereka. Release yang mereka
dapatkan bukan berasal dari Subbag Humas Polres
langsung tetapi dari kantor berita Antara yang memang
telah dikirim release tersebut.
c. Tujuan Hubungan Pers
Pada dasarnya tujuan diadakannya hubungan pers
adalah untuk menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi
khalayak tentang kebijakan, dan organisisasi polri. Kriteria
dalam materi pers tentang kejujuran dan kenetralan juga harus
dipegang teguh oleh kalangan praktisi humas. Jujur; berita atau
informasi yang disampaikan kepada masyarakat sesuai dengan
32
kenyataan sesungguhnya. Netral; bebas dari nilai-nilai dan
kepentingan sepihak. Kalau hal ini benar-benar diperhatikan,
sambutan khalayak akan positif sehingga polri akan
memperoleh citra/imej yang baik dan pada saat itulah
kepentingan-kepentingannya sendiri akan dapat terpenuhi.
d. Prinsip-prinsip Hubungan Pers yang Baik
Seperti yang telah diungkapkan di muka bahwa inti dari
hubungan pers adalah “Memberi dan Melayani”, maka dari hal
tersebut dapat diuraikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Memahami dan melayani media.
2) Membangun reputasi sebagai orang yang dapat
dipercaya.
3) Menyediakan salinan (Press Release) yang baik.
4) Bekerjasama dalam penyediaan materi.
5) Menyediakan fasilitas verifikasi.
6) Membangun hubungan personal yang kokoh
e. Sarana dan Prasarana
Dalam rangka membangun hubungan pers yang baik
perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang disesuaikan
dengan kemajuan teknologi atau minimal sama dengan
standard yang digunakan oleh media cetak maupun elektronik.
33
Beberapa fasilitas yang perlu disediakan humas adalah :
1). Fasilitias pengetikan (komputer lengkap dengan modem
agar memudahkan dalam pengiriman informasi, mesin tik
biasa dan mesin tik elektronik).
2). Fasilitas komunikasi (telepon, fax).
3). Fasilitas ruangan audio visual (khusus untuk media
pertelevisian). Fasilitas-fasiltis ini diperlukan wartawan
yang mengejar deadline apabila waktu pelaksanaan
acara ini dekat dengan waktu deadline.
4). Web site atau internet untuk lebih mempercepat up-
dating data dan informasi serta mempermudah
pengiriman ke seluruh pelosok baik di dalam maupun
luar negeri.
5). Membangun sarana layanan SMS center melalui SMS
Polri 1120. SMS Polri (Jambi Res Merangin spasi (isi
pesan) kirim ke 1120, telah terlaksana namun dalam
pengoperasiannya belum efektif.
12. Upaya Yang Dilakukan
a. Meningkatkan Sumber Daya Manusia
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai lembaga
non profit yang langsung berhubungan dan bersentuhan
dengan masyarakat dalam dimensi pelayanan, penegakan
34
hukum dan keamanan dalam negeri harus selalu siap
mempertanggungjawabkan tugas dan kewajibannya kepada
masyarakat (Public Accountability).
Dengan pemberitaan yang positif tentang Polresakan
memunculkan suatu citra yang baik pula. Pada kenyataannya
citra dari sesuatu tidak selamanya mencerminkan kebenaran
yang sesungguhnya, karena citra semata-mata terbentuk
berdasarkan informasi yang tersedia. Dengan demikian,
informasi yang benar dan akurat serta tidak memihak, lengkap
dan memadai itu benar-benar penting bagi munculnya citra
yang baik dan tepat.
Oleh karena itu seorang praktisi kehumasan harus
selalu mampu membina hubungan yang baik, yakni dengan
hubungan pers sebagai perangkat penunjang kegiatan humas,
dalam rangka menciptakan kesamaan persepsi atau kesamaan
pengertian tentang sesuatu hal.
Untuk meningkatkan kemampuan staf Subbag Humas/
PPID tersebut, maka perlu dilakukan upaya-upaya yang
meliputi hal-hal sebagai berikut :
Pengembangan personil dilakukan dalam rangka
mewujudkan personil Subbaghumas Polresyang mampu
mengemban tugas pokok, baik aspek kualitas maupun kuantitas
35
yaitu melalui kegiatan penambahan personel, pendidikan dan
pelatihan :
1). Pengembangan kekuatan personel Polresmeliputi
pengusulan penambahan personel ke Kabag Sumda
Polres, dan Karo SDM Polda yaitu:
a) Personel perwira Polres, pengusulan : 1
(satu) orang personil yang memiliki
kemampuan tentang kehumasan selaku
Kasubbag Humas Polres Merangin.
b) PNS Polres gol II pria, pengusulan : 8
(delapan ) orang personil . dengan rincian
adalah sebagai berikut : 2 (dua) personil
untuk dokumentasi dan peliputan kegiatan,
1 (satu) orang personil, 1 (satu) personil
sebagai penyedia bahan dan materi, 2
(dua) orang personil bertugas melayani
informasi badan publik
2). Pengembangan kemampuan personel Polri.selaku
puldata dan penanganan website humas, 1 (satu) orang
personil selaku perbantuan umum dalam hal
penyelenggaraan acara coffee morning dengan para
wartawan dan penyelenggara mas media.
36
a). Mendukung pendidikan kejuruan dan spesialisasi
kehumasan untuk meningkatkan kemampuan
anggota Polisi dan PNS Polres semaksimal
mungkin.
b). Menyelenggarakan kegiatan coffe morning
dengan para wartawan dan pimred (pimpinan
redaksi) secara berkala/ rutin perbulannya.
e). Menjalin kerjasama dengan media cetat dan
elektronik terkait berbagai hal pemberitaan
tentang segala hal yang telah dilakukan oleh pihak
polres (media Merangin Ekspres dalam halaman “
OPAS BANGKO”) dan menyelenggarakan MOU
dengan pihak radio SAGA FM dan radio Suara
Merangin FM yang berkenaan dengan jam
tayangan “HALO POLISI”.
f) Peningkatan kualitas melalui pengusulan
mengikuti pendidikan, pelatihan maupun kursus-
kursus kehumasan bagi personil subbag humas
polres dan seluruh personil PPID.
b. Melaksanakan Kegiatan Hubungan Pers
1). Press Tour
37
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengunjungi
kewilayahan yang dianggap perlu untuk dicover oleh
pers, sambil menghibur wartawan sebagai selingan
disela-sela kesibukan pekerjaannya. Kegiatan ini sudah
sejak dua tahun belakangan tidak dilaksanakan oleh
Subbag humas/ PPID, mengingat faktor biaya yang
diperlukan cukup besar, serta berbagai tugas dan
kesibukan Subbag humas/PPID akhir-akhir ini yang
mengakibatkan kegiatan tersebut terabaikan. Oleh
karena itu kegiatan press tour diupayakan untuk
diadakan kembali dalam tahun-tahun mendatang
mengingat pentingnya kegiatan tersebut dalam rangka
mempererat jalinan maupun ikatan bathin (human
relation) yang akan timbul dengan mengikutsertakan pers
dalam mengamati secara lebih “dekat” pelaksanaan
tugas polisi di lapangan.
2). Press Release
Press Release yang selama ini dibuat oleh
Subbag humas/PPID sebagai hasil laporan kegiatan
maupun peristiwa yang berkaitan dengan tugas-tugas
Polres dan dikirimkan ke media massa baik cetak
maupun elektronik masih jarang bahkan tidak dimuat
38
pada media media tersebut karena pers menganggap
press release yang ada belum layak untuk dijadikan
berita. Upaya Subbag humas/PPID adalah dengan
melatih staf humas melalui pelatihan atau dikjur yang
sifatnya formal, maupun dengan latihan dalam bekerja
sehari-hari dibimbing oleh staf yang lebih senior secara
informal yaitu Kasubbaghumas Bag Ops polres.
Pelatihan, penataran atau work shop tentang kehumasan
yang berkaitan dengan keahlian dan kemahiran untuk
dapat menulis press release yang baik dan layak untuk
dijadikan sebagai berita yang dapat dimuat di media
massa, dengan menerapkan prinsip-prinsip berita, yakni
aktual (baru), memilih topik yang mempunyai
kepentingan untuk publik (public interest), serta disajikan
dalam tulisan yang jelas, singkat, akurat dan memenuhi
unsur 5W + 1H (WHAT, WHO, WHERE, WHEN, WHY +
HOW), dalam setiap pembuatan press release. Demikian
pula diberikan cara-cara membuat judul yang baik, lead
berita yang dapat menarik perhatian pembaca dalam
sekejap mata.
3). Mengadakan Pelatihan Wartawan
Pelatihan wartawan diadakan satu kali dalam
setahun yang diikuti oleh seluruh wartawan unit Polres
39
yang ada di wilayah Kab Merangin. Kegiatan ini
bertujuan mensosialisasikan kebijakan-kebijakan
pimpinan Polres maupun menginformasikan berbagai
hal yang menyangkut kondisi dan situasi Kamtibmas
yang aktual. Merupakan sarana tukar menukar informasi
maupun pemikiran antara Polres dan Pers. Sehingga
diharapkan dengan pelatihan wartawan dapat
menghasilkan kesamaan persepsi atas berbagai
permasalahan yang dijadikan topik permasalahan. Dengan
membangun kesamaan persepsi antara Polres dan pers
diharapkan pula dapat menciptakan pengertian bersama
(Mutual Understanding) sehingga dapat terjalin
kerjasama dalam menjalankan tugas masing-masing
sesuai dengan fungsi dan peranannya. Dalam kegiatan
ini Humas memberikan kesempatan kepada wartawan
untuk berbincang-bincang kepada para pejabat Polres
berkompeten dalam memberikan keterangan atau siapa
saja, anggota yang mengerti permasalahan-
permasalahan yang ingin diketahui oleh wartawan sejauh
tidak “membahayakan” institusi Polres yang dalam hal ini
diwakili oleh Subbaghumas Polres. Pada event inilah
humas juga melakukan personal contact/personal
approach, oleh karena itu humas akan selalu
40
mendampingi mereka disaat event berlangsung. Banyak
hal yang dapat dilakukan bersama-sama dengan
kalangan pers, baik yang menyangkut pekerjaan maupun
diluar pekerjaan.
c. Meningkatkan Sarana dan Prasarana
Dengan semakin berkembangnya kemajuan di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi, khususunya elektronika, maka
dalam menunjang pelaksanaan tugas Subbaghumas Polres
harus pula mengikuti perkembangan teknologi, dalam upaya
meningkatkan dibidang sarana dan prasarana antara lain :
1). Alat Utama Penerangan
a). Mengingat alat utama yang dimiliki Subbag
Humas Polres seperti camera video dan foto
sebagai bahan dokumentasi dan publikasi
samapai saat ini belum dimiliki sehingga
diperlukan pengadaan sesuai dengan standar
camera broadcast TV dan sistem kamera digital,
sehingga mempermudah proses transfer, baik
dalam bentuk audio maupun video.
b). Pengadaan asesories kelengkapan kamera dan
foto seperti lensa dengan berbagai ukuran guna
41
mendapatkan kualitas gambar yang mempunyai
nilai berita.
c). Pengadaan alat perekam berupa tape recorder
dan video dalam rangka back-up statement/
kesalahan pemuatan berita (sebagai bukti berupa
suara/audio dan gambar).
d). Perlu pengadaan kendaraan bermotor khusus
berupa OB Van (OPERATIONAL BROADCAST
VAN) yang dilengkapi dengan sarana editing
equipment (studio mini).
e). Kelengkapan berupa alat editing equipment
dengan sisitem non line-art (standar TV/PH).
2). Alat komunikasi
Dalam memperlancar arus informasi dari atasan
ke bawahan atau sebaliknya perlu komunikasi yang
cepat, tepat dan akurat, khususnya bagi petugas di
lapangan (hunting news) hendaknya diperlengkapi hand
phone dengan teknologi canggih yang dapat menerima
dan mengirimkan gambar ataupun teks dalam hitungan
detik, demikian pula para anggota humas di polda, polres
sampai ke polsek, sehingga Subbaghumas Polres tidak
ketinggalan informasi penting baik dari pusat maupun
42
daerah (terpencil sekalipun). Hal ini dilakukan dalam
rangka mengimbangi kecepatan wartawan dalam
memperoleh serta menyebarkan berita dari daerah-
daerah, serta menghindari kesan bahwa humas Polres
ketinggalan informasi, karena setiap wilayah akan
mengirimkan informasi pada kesempatan pertama
kepada pimpinan redaksi secara cepat apabila terjadi
suatu peristiwa penting.
43