31
BAB 3
ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1 Sejarah Perusahaan
Jawa Pos adalah surat kabar harian yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur. Jawa Pos
merupakan harian terbesar di Jawa Timur, dan merupakan salah satu harian dengan oplah
terbesar di Indonesia. Sirkulasi Jawa Pos menyebar di seluruh Jawa Timur, Bali, dan
sebagian Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Jawa Pos mengklaim sebagai "Harian Nasional
yang Terbit dari Surabaya
Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post.
Saat itu The Chung Shen hanyalah seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya.
Karena setiap hari harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama The Chung Shen
tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan Jawa Pos-nya, The Chung
Shen mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Bisnis The Chung Shen di
bidang surat kabar tidak selamanya mulus.
Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam.
Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar saja. Koran-korannya yang lain sudah
lebih dulu pensiun. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen akhirnya
memutuskan untuk menjual Jawa Pos. The Chung Shen merasa tidak mampu lagi mengurus
perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di London, Inggris.
Pada tahun 1982, Eric FH Samola, waktu itu adalah Direktur Utama PT Grafiti
Pers (penerbit majalah Tempo) mengambil alih Jawa Pos. Dengan manajemen baru, Eric
mengangkat Dahlan Iskan, yang sebelumnya adalah Kepala Biro Tempo di Surabaya untuk
memimpin Jawa Pos. Eric Samola kemudian meninggal dunia tahun 2000. Dahlan Iskan
adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000
eksemplar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.
Lima tahun kemudian terbentuklah Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu
jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid,
dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997, Jawa Pos pindah ke
gedung yang baru berlantai 21, Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya.
Tahun 2002 dibangun Graha Pena di Jakarta. Tepatnya di Jalan Raya Kebayoran Lama No. 12
Dan, saat ini bermunculan gedung-gedung Graha Pena di hampir semua wilayah di Indonesia.
Setelah sukses mengembangkan media cetak di seluruh Indonesia, pada tahun 2002
Jawa Pos Grup mendirikan stasiun televisi lokal di JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti
32
Batam TV di Batam, Riau TV di Pekanbaru, Fajar TV di Makassar, Palembang TV di
Palembang, Parijz van Java TV di Bandung, Radar Cirebon Televisi RCTV di Cirebon Kota
Wali.
Memasuki tahun 2003, Jawa Pos Group merambah bisnis baru : Independent Power
Plant. Proyek pertama adalah 1 x 25 MW di Kab. Gresik, yakni dekat pabrik kertas. Proyek
yang kedua 2 x 25 MW, didirikan di Kaltim, bekerjasama dengan perusahaan daerah
setempat. Pada tahun 2008, Jawa Pos Group menambah stasiun televisi baru: Mahkamah
Konstitusi Televisi (MKtv) yang berkantor di Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta. Pada
tahun 2009, Jawa Pos Group menambah data center baru: Fangbian Iskan Corporindo (FIC)
yang berkantor di Gedung Graha Pena Surabaya. Oktober 2011, Jawa Pos Group dikukuhkan
sebagai koran anak muda dunia dengan predikat Newspaper of The Year oleh World Young
Reader Prize 2011. Penghargaan ini diterima oleh Azrul Ananda yang merupakan putera dari
Dahlan Iskan, pemimpin redaksi Jawa Pos Group, di Wina pada 12 Oktober 2011.
Profil Perusahaan:
- Nama Penerbit
- Alamat
- Telepon
- Fax
- Website
- Ukuran Kertas
- Sistem Cetak
- Percetakan
- Terbit
- Moto
- Slogan
Media Cetak:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
PT. Indopos Intermedia Pers
Gedung Graha Pena Lantai 6 dan Lantai 10
Jl. Raya Kebayoran Lama No.12
Jakarta Selatan 12210
(021) 5349311 – (021) 5333353
(021) 5349207
www.jawapos.com
33,5 cm x 55 cm
Cetak Offset (Offset Printing)
PT. Temprina Media Grafika (Jawa Pos
Group)
Setiap Hari (Pagi Hari)
Berdasarkan Pancasila Mencerdaskan Bangsa
Selalu Ada Yang Baru
33
- Jumlah Halaman
- Tinggi
- Jumlah Kolom
28 Halaman – 32 Halaman
530 mm
7 Kolom
Visi Jawa Pos Group adalah ”Menjadi Jejaring Percetakan Media Terbesar Di
Indonesia”. Sedangkan misi Jawa Pos Group yaitu:
• Tercermin pada moto ”Berdasarkan Pancasila Mencerdaskan Bangsa” berperan untuk
mendidik dan mencerdaskan khalayak pembaca sebagai komponen bangsa melalui sajian
berita-berita dan ulasannya serta berkehendak untuk menyajikan informasi kepada
masyarakat tanpa terkecuali.
• Memberi layanan cetak media dan komersial dengan konsep one stop services.
• Mensinergikan optimasi Sumber Daya Manusia (SDM), teknologi dan sistem.
• Memberikan layanan terbaik dalam standar ketepatan waktu, mutu, dan jumlah.
35
3.3 Struktur Organisasi
Gambar 3.2: Struktur Organisasi Jawa Pos
Sumber: Jawa Pos (2013)
Pemimpin Umum
PemimpinPerusahaan
HRD
TI
Iklan
PemimpinRedaksi
Pemasaran
Umum
Keuangan
Procurement
RedakturPelaksana
KoordinaturLiputan
Redaktur
Produksi
Wartawan
Fotografer
Layouter
Grafis
36
Pembagian Tugas dan Wewenang:
• Pemimpin Umum:
- Bertanggung jawab menjalankan perusahaan secara keseluruhan.
- Memegang otoritas tertinggi dari seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan.
- Membawahi semua unit, baik yang ada di dalam lingkup keredaksian maupun
perusahaan.
- Pada kondisi tertentu tetap menjalankan fungsi kewartawanan dalam porsi yang
disesuaikan.
- Memimpin semua kegiatan baik pada bagian redaksi maupun perusahaan.
• Pemimpin Perusahaan:
- Membawahi segala kegiatan terkait pemasaran produk, produksi, promosi, sirkulasi,
iklan, pengelolaan SDM, berbagai perjanjian kerjasama, dan sebagainya.
• Pemimpin Redaksi:
- Bertanggung jawab menjalankan organisasi keredaksian sehari-hari.
- Pada kondisi tertentu tetap menjalankan fungsi kewartawanan dalam porsi yang
disesuaikan.
• Redaktur Pelaksana:
- Bertanggung jawab atas kegiatan operasional redaksi sehari-hari.
- Membawahi dan mengkoordinasikan kegiatan beberapa unit menajerial di bawahnya.
- Menjabarkan dan mengawasi pelaksanaan konsep media yang telah digariskan dalam
perencanaan peliputan, penulisan hingga penyajiannya.
- Menyusun rencana kerja redaksi per empat bulan, enam bulan, dan atau per tahun.
- Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengembangan tenaga di redaksi.
- Menyelenggarakan rapat evaluasi di antara beberapa unit manajerial yang
dibawahinya, setidaknya sekali dalam seminggu, atau sebulan atau dalam batas waktu
yang disepakati.
- Pada kondisi tertentu, tetap menjalankan fungsi kewartawanan dalam porsi yang
disesuaikan.
- Melakukan pengawasan dan pembinaan pada unit kerja di bawahnya.
- Bertanggung jawab pada pemimpin redaksi.
• Koordinator Liputan:
- Bertanggung jawab terhadap peliputan seluruh desk/bidang/halaman.
- Menyusun perencanaan peliputan bersama redaktur.
- Menjabarkan dan mengawasi pelaksanaan konsep media.
37
- Memberi arah liputan, serta memperkaya visi redaktur dan reporter.
- Menyelenggarakan rapat evaluasi dengan para redaktur paling tidak dua minggu
sekali.
- Pada kondisi tertentu tetap menjalankan fungsi kewartawanan dalam porsi yang
disesuaikan.
- Menjalankan fungsi pengawasan dan pembinaan pada unit kerja yang dibawahinya.
- Bertanggung jawab pada redaktur pelaksana.
• Redaktur:
- Membawahi dan mengkoordinasi wartawan juga koresponden.
- Membuat perencanan sehari-hari, baik mengenai hal baru, follow up, maupun
penggalian suatu topik/isu yang telah, belum atau sedang diberitakan sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
- Memberi arahan (konsultasi) dan pengawasan kepada para reporter atas rencana
liputan, penyelenggaraan lapangan, serta hasil liputan, seperti menentukan dan
mempertajam angle (sudut pandang), lead (teras berita), kelengkapan data termasuk
dukungan data dokumentasi/kepustakaan, menambah wawasan penyajian, dan
menentukan pembuatan ilustrasi foto dan grafis.
• Produksi:
- Bertanggung jawab atas proses produksi.
- Merencanakan produksi hingga tahap pracetak.
- Melakukan penugasan reporter setelah berkoordinasi dengan koordinator peliputan
dan redaktur.
• Wartawan:
- Bertugas mencari berita dari narasumber.
- Bertanggung jawab kepada redaktur.
• Fotografer:
- Mengambil foto peristiwa atau kejadian sesuai bidangnya.
- Mencari objek-objek foto yang unik dan dapat dijadikan berita menarik.
• Layouter:
- Bertugas mengatur tata letak naskah dan foto.
- Bertanggung jawab pada kualitas hasil produk akhir format digital yang akan dikirim
ke percetakan.
• Grafis:
- Membuat karikatur atau kartun.
38
- Mendesain artistik untuk kepentingan halaman surat kabar.
- Mendesain iklan secara kreatif.
• Pemasaran:
- Bertugas memasarkan produk yang telah dihasilkan.
- Bertugas mengatur sirkulasi pemasaran surat kabar ke agen-agen atau langganan.
- Memiliki tugas yang berkelanjutan sebab berhubungan langsung dengan para mitra
pemasaran (distributor).
• Iklan:
- Memproduksi iklan untuk kepentingan perusahaan.
- Bertugas dan berfungsi untuk mencari sumber pemasukan yang berasal dari iklan
komersial.
- Menyiapkan rencana promosi, literatur penjualan, media, dan kontrak penjualan.
• HRD:
- Melakukan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang ada.
- Memberikan dukungan kepada staf untuk mengembangkan keterampilan dan
kemampuan staf.
- Memonitor kinerja staf dan kegiatan kehadiran.
- Mengkoordinasi perekrutan staf dan proses seleksi untuk memastikan terorganisir
tepat waktu dan prosedur yang komprehensif digunakan untuk mempekerjakan staf.
• Teknologi Informasi (TI):
- Bertugas untuk bertanggung jawab terhadap seluruh jaringan komputer yang terdapat
di lingkungan perusahaan.
- Melakukan pemantauan dan pemeliharaan teknologi pada perusahaan.
- Memastikan teknologi perusahaan selalu ter-update sehingga memudahkan pengerjaan
tugas oleh staf lain.
- Bertugas dalam pengamanan TI perusahaan yang berhubungan dengan data-data
internal perusahaan.
• Keuangan:
- Bertugas untuk melakukan perencanaan keuangan perusahaan.
- Bertugas untuk menyusun penganggaran perusahaan.
- Memeriksa keuangan dalam perusahaan.
- Melakukan pengelolaan keuangan perusahaan.
- Melakukan pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana perusahaan
39
• Umum:
- Menjalankan tugas yang tidak berhubungan dengan redaksi/non redaksi.
- Bertugas membeli peralatan dan perlengkapan perusahaan.
• Pengadaan (Procurement):
- Melakukan pembelian dan pengadaan barang-barang kebutuhan perusahaan khususnya
setiap departemen.
• Sistem Admin:
- Bertugas mengatur hak akses setiap karyawan perusahaan.
• Koordinator Hardware (Hardware) dan Jaringan:
- Mengatur koneksi jaringan perusahaan.
- Bertugas melakukan pengadaan dan mengelola hardware perusahaan.
• Desktop Programmer:
- Bertugas mengelola program yang dipakai perusahaan.
• Web Programmer:
- Bertugas mengelola website perusahaan.
3.4 Penggunaan Komputer pada Jawa Pos
Setiap wartawan pada Jawa Pos menggunakan komputer untuk melakukan
pekerjaannya sehari-hari. Secara keseluruhan, jumlah komputer yang dimiliki oleh Jawa Pos
adalah kira-kira berjumlah 800 komputer. Karena tujuan utama penggunaan komputer adalah
untuk mengedit artikel, setiap komputer rata-rata memiliki spesifikasi yang sama. Spesifikasi
komputer tersebut sebagai berikut:
- Processor: Intel Core i3-550 (3.2Ghz, 4M Cache)
- RAM: 2GB DDR3 PC 1066
- Hard disk: 500GB
- Monitor LCD: 18.5 inch
- OS (Operating System): Windows 7 Professional 32 bit
Jawa Pos juga memiliki komputer yang ditujukan khusus seperti mengedit gambar
ataupun foto yang akan diterbitkan pada surat kabar dan pembuatan layout tampilan.
Komputer tersebut adalah MAC profesional, dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Processor: Intel Xeon 3.2 Ghz
- RAM: 6Gb tripple channel
- Hard disk: 1TB
40
- VGA: AMD Radeon HD5770 (1GB GDDR5)
- OS: Macintosh Mountain Lion
Setiap komputer telah dipasang aplikasi software yang mendukung untuk kegiatan
operasional sehari-hari. Berikut adalah daftar aplikasi yang digunakan oleh Jawa Pos dalam
melaksanakan bisnisnya sebagai surat kabar.
- Microsoft Office 2007
- Adobe InDesign CS 6
- Adobe Photoshop CS 6
- Adobe Reader 11.0.0.2
- Google Chrome 23.0.1271.64
- Opera 12.10
- Mozilla Firefox 20.0
3.5 Metodologi Penelitian
Pengukuran dilakukan secara berkelanjutan mulai dari 1 April 2013 sampai 26 Juli
2013. Pengukuran menggunakan freeware pengembangan dari Microsoft bernama
“Joulemeter” serta didukung dengan hardware yaitu “Watts Up Pro? Meter”. Perusahaan
belum pernah melakukan efisiensi berbasiskan software. Oleh karena itu, peneliti akan
membuat sebuah benchmark pada setiap jenis software yang ada. Hasil akhir dari benchmark
akan dapat menentukan software mana yang paling hemat energi. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode survey langsung ke perusahaan, mengumpulkan data di
lapangan, dan wawancara dengan staf TI terkait.
3.5.1 Metode Pencatatan Data
Metode yang digunakan untuk melakukan benchmark terhadap software adalah
dengan cara melakukan pencatatan energi terhadap aplikasi yang sedang dijalankan dalam
waktu tertentu menggunakan Joulemeter. Pencatatan energi dilakukan dengan mencatat power
state selama satu jam terhadap aplikasi software yang sedang dijalankan. Setelah benchmark
selesai dilakukan, dapat diketahui berapa besarnya energi tercatat yang digunakan oleh
aplikasi tersebut. Besarnya energi tersebut kemudian akan digunakan sebagai dasar untuk
membuat pemodelan green software. Penggunaan Joulemeter membutuhkan hardware
penunjang untuk melakukan kalibrasi energi. Hardware tersebut merupakan alat untuk
mengukur energi listrik bernama Watts Up? Pro Meter.
41
Gambar 3.3: Watts Up? Pro Meter
Sumber: Data Penelitian, 2013
Pada gambar 3.3 dapat dilihat tampilan dari Watts Up? Pro Meter. Alat ini berguna
untuk mengukur pemakaian energi dari setiap perangkat yang membutuhkan energi listrik.
Pada penelitian kali ini, Watts Up? Pro Meter digunakan untuk melakukan proses kalibrasi
dengan Joulemeter. Kalibrasi ini digunakan untuk mendapatkan kecocokan data yang didapat
dari Watts Up? Pro Meter dengan hasil kalkulasi dari Joulemeter.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pencatatan data menggunakan Joulemeter
disertai dengan Watts Up? Pro Meter dalam pengukuran energi listrik.
1. Masukan kabel Watts Up? Pro Meter pada sumber listrik.
2. Sambungkan kabel komputer dan monitor (apabila ingin mengetahui pemakaian energi
listrik pada monitor juga) pada Watts Up? Pro Meter.
3. Gunakan kabel USB yang disediakan untuk menghubungkan Watts Up? Pro Meter dengan
komputer guna melakukan pencatatan data.
4. Jalankan program Joulemeter yang telah diinstall pada komputer. Waktu pertama kali
dijalankan, program ini belum memiliki model energi untuk melakukan pengukuran dan
kalkulasi terhadap energi listrik.
42
Gambar 3.4: Joulemeter Sebelum Kalibrasi
Sumber: Data Penelitian, 2013
5. Lakukan proses kalibrasi yang dikehendaki dengan memilih pada pilihan Calibration.
Kalibrasi merupakan proses yang dilakukan untuk mendapatkan kesamaan data antara
hardware Watts Up? Pro Meter dengan software Joulemeter. Pada bagian calibration ini
terdapat beberapa pilihan untuk melakukan kalibrasi yaitu: (1) Running on Battery untuk
melakukan kalibrasi pada Watts Up? Pro Meter dengan menggunakan laptop, (2) WattsUp
Pro (Monitor(s) not on WattsUp) untuk melakukan proses kalibrasi hanya pada komputer,
dan (3) WattsUp Pro (Laptop OR Monitor(s) also on WattsUp) untuk melakukan kalibrasi
pada laptop maupun dengan komputer dan monitor. Selain ketiga pilihan tersebut, proses
kalibrasi dapat juga dilakukan dengan manual entry. Manual entry ini dilakukan dengan
cara memasukan variabel yang dibutuhkan secara manual. Variabel tersebut adalah: (1)
Base (idle) power (watt) yaitu energi yang digunakan processor pada saat idle, (2)
processor peak power (high frequency) yaitu energi paling tinggi yang digunakan
processor pada saat bekerja, (3) processor peak power (low frequency) yaitu energi
terendah yang digunakan processor pada saat komputer nyala, (4) monitor power yaitu
43
energi yang digunakan oleh monitor. Namun manual entry kurang disarankan karena data
tersebut tidak akan seakurat proses kalibrasi secara otomatis.
Gambar 3.5: Joulemeter pada Pilihan Calibration
Sumber: Data Penelitian, 2013
6. Penggunaan energi sebuah software dapat diketahui dengan cara memasukan nama proses
software kemudian tekan tombol start. Proses software dapat diketahui dengan melihat task
manager pada pilihan process. Setelah tombol start ditekan, Joulemeter akan melakukan
kalkulasi energi yang digunakan oleh software tersebut.
7. Untuk pencatatan data dapat dilakukan dengan menekan tombol browse terlebih dahulu
untuk memilih folder penyimpanan. Pencatatan energi dimulai setelah tombol start saving
ditekan. Setelah itu, data akan tercatat terus menerus sampai tombol stop saving ditekan.
Hasil dari yang tercatat akan menjadi berkas dengan format “.xls” yaitu format umum yang
digunakan oleh aplikasi spreadsheet.
44
Gambar 3.6: Joulemeter Saat Mencatat Data
Sumber: Data Penelitian, 2013
Untuk dapat melakukan perbandingan setiap software yang ada, dibutuhkan daftar
yang menyajikan software sesuai dengan jenisnya. Oleh karena itu, situs
http://www.toptenreviews.com/ dipilih sebagai acuan untuk melakukan komparasi setiap jenis
software yang ada. Daftar software yang terdapat pada situs tersebut akan menjadi referensi
software apa saja yang dapat digunakan untuk perbandingan. Situs tersebut dipilih karena
pada penelitian sebelumnya berjudul “The International Journal of Learning” oleh Armarego
(2012: 5) mengatakan bahwa TopTenReviews menyediakan laporan yang lengkap.
Untuk jenis word processing software, situs toptenreviews.com menyajikan 8 macam
software yang telah diurutkan menurut peringkatnya. Peringkat tersebut diberikan
berdasarkan beberapa ketentuan, antara lain: (1) usability yaitu tingkat kegunaan dari software
tersebut, (2) basic features yaitu fitur dasar yang dimiliki, (3) editing tools yaitu alat yang
disediakan untuk mengedit, (4) publishing/print options yaitu pilihan untuk melakukan
publikasi dan mencetak hasil, (5) insert tools yaitu alat untuk memberikan tambahan pada
berkas yang sedang diedit, (6) file format yaitu jenis format berkas yang dapat disimpan
maupun dibuka.
45
Software yang dijabarkan oleh toptenreviews.com untuk jenis ini adalah: Microsoft
Word, WordPerfect, TextMaker, Corel Write, Google Docs, Kingsoft Writer, Ability Write,
dan RagTime. Selain kedelapan software pada daftar tersebut, situs toptenreview juga
menyajikan empat word processing software yang tidak memerlukan lisensi. Keempat
software tersebut adalah Google Docs, OpenOffice Writer, AbiWord, dan WordGraph. Untuk
lebih jelas terhadap peringkat yang diurutkan pada situs toptenreviews.com dapat melihat
gambar 3.7 di bawah ini.
Gambar 3.7: Komparasi Daftar Word Processing Software
Sumber: http://office-software-review.toptenreviews.com/word-processing-software/
Untuk setiap jenis software yang diuji, ditentukan sebuah standardisasi pengujian.
Standardisasi dibuat untuk memperoleh hasil pengujian yang valid. Berikut ini adalah
beberapa standardisasi pengujian pada word processing software:
a. Uji coba dilakukan selama satu jam dalam keadaan aktif.
b. Uji coba dilakukan dengan memakai pengaturan default (asal).
c. Uji coba dilakukan dengan melakukan proses pengetikan selama satu jam.
d. Selama uji coba, software tidak berhubungan yang dapat mengganggu proses dimatikan.
e. Memanfaatkan tools sederhana seperti menyesuaikan paragraf, mengubah ukuran huruf,
memberikan bold, italic, maupun underline dan lain-lain.
Untuk jenis internet browser, situs toptenreviews.com menyajikan 10 macam
software yang telah diurutkan menurut peringkatnya. Peringkat tersebut diberikan
berdasarkan beberapa ketentuan, antara lain: (1) feature set yaitu kelengkapan fitur yang
46
dimiliki , (2) security yaitu sistem keamanan yang terpasang pada internet browser, (3) speed
and compatibility yaitu kecepatan internet browser dalam membuka laman situs, (4) ease of
use yaitu kemudahan penggunaan software, dan (5) help and support yaitu dukungan dan
bantuan yang disediakan.
Software yang dijabarkan oleh toptenreviews.com untuk jenis internet browser
adalah: Google Chrome, Mozilla Firefox, Internet Explorer, Opera, Safari, Maxthon,
RockMelt, SeaMonkey, Deepnet Explorer, Avant Browser. Untuk lebih jelas terhadap
perbandingan internet browser yang disajikan oleh situs toptenreviews.com dapat melihat
gambar 3.8 di bawah ini.
Gambar 3.8: Komparasi Daftar Internet Browser
Sumber: http://internet-browser-review.toptenreviews.com/
Berikut ini adalah beberapa standardisasi pengujian pada internet browser:
a. Uji coba dilakukan selama satu jam dalam keadaan aktif.
b. Uji coba dilakukan dengan memakai pengaturan default (asal).
c. Uji coba dilakukan dengan melakukan browsing selama satu jam.
d. Selama uji coba, software tidak berhubungan yang dapat mengganggu proses dimatikan.
e. Jumlah tab pada internet browser yang dibuka tidak lebih dari sepuluh tab.
f. Membuka situs seperti: Jawa Pos, email (Microsoft Outlook), Jagat Review, Youtube,
facebook, dan lain-lain.
Untuk jenis photo editing software, situs toptenreviews.com menyajikan 9 macam
software yang telah diurutkan menurut peringkatnya. Peringkat tersebut diberikan
47
berdasarkan beberapa ketentuan, antara lain: (1) ease of use yaitu tingkat kemudahan dalam
penggunaan, (2) importing yaitu fitur untuk mengimpor gambar, (3) editing yaitu kemampuan
software mengedit sebuah gambar, (4) sharing yaitu fitur yang dimilik software untuk berbagi
gambar, (5) output capabilities yaitu kemampuan untuk mengolah data menjadi keluaran
dengan format yang diinginkan, (6) organazing yaitu kemampuan software dalam melakukan
pengaturan, dan (7) help and support yaitu dukungan dan bantuan yang terdapat pada
software.
Software pada jenis ini yang dijabarkan oleh situs toptenreviews.com adalah: Corel
Paintshop Pro, Adobe Photoshop Elements, Serif PhotoPlus, Xara Photo and Graphic
Designer, ACDSee Photo Editor, Ulead PhotoImpact, Photo Impression, PhotoStudio, dan
Photolightning. Untuk lebih jelas terhadap perbandingan photo editing software yang
disajikan oleh situs toptenreviews.com dapat melihat gambar 3.9 di bawah ini.
Gambar 3.9: Komparasi Daftar Photo Editing Software
Sumber: http://photo-editing-software-review.toptenreviews.com/
Berikut ini adalah beberapa standardisasi pengujian pada photo editing software:
a. Uji coba dilakukan selama satu jam dalam keadaan aktif.
b. Uji coba dilakukan dengan memakai pengaturan default (asal).
c. Uji coba dilakukan dengan cara mengedit sejumlah gambar atau foto selama satu jam.
d. Selama uji coba, software tidak berhubungan yang dapat mengganggu proses dimatikan.
e. Fokus uji coba software ini dilakukan pada dua hal, yaitu manipulasi foto dan seleksi foto.
48
f. Melakukan manipulasi foto menggunakan fitur yang tersedia seperti color balancing,
hue/saturation, photo filter, threshold, channel mixer, mengatur tingkat kecerahan warna,
serta memberikan efek sederhana seperti blur, distort, sharpen, dan berbagai efek lainnya.
g. Melakukan uji coba seleksi menggunakan tools yang tersedia, melakukan pemotongan
gambar dengan cropping, dan penggabungan gambar.
Untuk jenis page layout software, situs toptenreviews.com menyajikan 10 macam
software yang telah diurutkan menurut peringkatnya. Peringkat tersebut diberikan
berdasarkan beberapa ketentuan, antara lain: (1) layout organization yaitu tools yang
disediakan pada software untuk melakukan pengaturan layout, (2) graphic and design tools
yaitu tools yang disediakan pada software untuk melakukan perubahan desain pada grafik
yang dipakai, (3) text options yaitu pilihan untuk melakukan pengaturan teks, (4) help and
support yaitu dukungan dan bantuan yang terdapat pada software..
Software pada jenis ini yang dijabarkan oleh situs toptenreviews.com adalah: Adobe
InDesign, PagePlus, QuarkXPress, Corel Draw, Microsoft Publisher, The Print Shop
Professional, Adobe FrameMaker, Creator Professional, PageFocus Pro, dan PageStream.
Untuk lebih jelas terhadap perbandingan page layout software yang disajikan oleh situs
toptenreviews.com dapat melihat gambar 3. di bawah ini.
Gambar 3.10: Komparasi Daftar Page Layout Software
Sumber: http://page-layout-software-review.toptenreviews.com/
49
Berikut ini adalah beberapa standardisasi pengujian pada page layout software:
a. Uji coba dilakukan selama satu jam dalam keadaan aktif.
b. Uji coba dilakukan dengan memakai pengaturan default (asal).
c. Uji coba dilakukan dengan cara mengedit susunan dan peletakan halaman.
d. Selama uji coba, software tidak berhubungan yang dapat mengganggu proses dimatikan.
e. Uji coba dilakukan dengan menyalin tulisan yang telah diketik pada word processing
software dan gambar yang telah diedit pada photo editing software.
f. Memanfaatkan beberapa tools sederhana seperti pengaturan paragraf, pemindahan
halaman, import dan export file, dan lain-lain.
3.5.2 Metode Pengolahan Data
Untuk setiap data yang telah tercatat, kemudian akan diolah sehingga dapat menjadi
informasi berguna untuk membuat pelaporan. Ada beberapa variabel yang dibutuhkan untuk
mengolah data seperti: (1) energi komputer terpakai selama satu tahun, (2) energi software
terpakai selama satu tahun. Untuk mengetahui jumlah energi yang dipakai oleh sebuah
software maupun komputer selama satu tahun, akan digunakan formula seperti di bawah ini:
W = [D*J*H*48]/1000
Dimana: W
D
J
H
48
=
=
=
=
=
Total daya digunakan selama satu tahun dengan satuan Kilowatt hour (kWh)
Daya yang dibutuhkan oleh sebuah software atau sebuah komputer (beserta
monitor) ketika sedang beroperasi dengan satuan daya (watt hour).
Lama pemakaian software atau komputer selama satu hari.
Jumlah hari kerja selama seminggu.
Banyaknya minggu selama satu tahun setelah dikurangi liburan, izin, dan
lain-lain.
3.5.3 Metode Perhitungan Environmental Cost
Perhitungan environmental cost pada penelitian kali ini dilakukan setelah mengetahui
dua variabel berikut ini: (1) hasil pemakaian energi listrik setiap software yang dibandingkan
selama satu tahun dan (2) total pemakaian energi listrik per satu unit komputer selama satu
tahun. Apabila kedua variabel tersebut telah diketahui, maka akan dilakukan perhitungan
environmental cost dengan langkah-langkah berikut ini:
50
1. Hitung total biaya energi listrik satu unit komputer selama satu tahun. Pada perhitungan
ini akan memakai formula yang dirumuskan seperti berikut:
Biaya listrik = W*Rp 975
Dimana: W
Rp 975
=
=
Total daya selama satu tahun dengan satuan Kilowatt hour (kWh)
Tarif dasar listrik bisnis golongan 3 yang dikenakan per kWh.
2. Hitung jumlah total energi listrik terpakai dari seluruh software yang diuji.
3. Hitung biaya dari energi terpakai per software. Pada langkah ini, perhitungan dilakukan
dengan formula sebagai berikut:
Biaya listrik / total energi terpakai dari software
4. Setelah diketahui biaya listrik per software, lakukan perhitungan environmental cost.
Perhitungan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Biaya listrik per software * energi listrik terpakai per software