BAB 3
ANALISIS STRATEGI, PROSES BISNIS DAN TEKNOLOGI
INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN
3.1 Riwayat Perusahaan
Awalnya PT. Cipta Srigati Lestari (PT. CSL) berdiri di bidang periklanan
(advertising) pada tahun 1999, kemudian perusahaan ini mengerjakan pengadaan
perlengkapan (procurement) untuk perusahaan penerbangan seperti Garuda
Indonesia, berupa barang–barang properti pesawat, meliputi: selimut, cangkir,
piring dan sebagainya. Perusahaan ini berakta notaris : No. 82 Tgl 19 Juli 1999
Notaris Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, SK MenHukHam RI :
No. C-02695 HT.01.01.TH.2001, NPWP : 1.885.342.4-013. Perusahaan ini
beralamat di Jl. Kemang Utara Raya No. 10 Jakarta Selatan, DKI 12730.
Pada tahun 2006 perusahaan diambil alih oleh Bapak Aditya Arya
Prawisnara, yang kemudian bergerak di bidang printing dan fulfillment untuk
operator telekomunikasi. Pada tahun 2008, perusahaan ini menjadi pioneer dalam
bidang smart card manufacturing di Indonesia. Tahun 2009, perusahaan ini
mulai masuk ke bidang SIM Card manufacture. Pada tahun itu PT. CSL
memiliki satu production line yang meliputi GSM punching, milling implanting,
dan personalization. Pada awal hingga pertengahan tahun 2010, PT. CSL mulai
membuat card body, pada akhir tahun IC Module production ditambahkan,
sehingga proses produksi dari hulu ke hilir telah lengkap. Tahun 2011 mereka
memiliki 4 production line, yang mana setiap line memiliki kapasitas produksi
dua juta lima ratus ribu hingga tiga juta buah per bulan.
42
3.2 Strategic Goals & Initiatives
3.2.1 Strategic Plan
3.2.1.1 Visi dan Misi
• VISI
- No. 1 global player at IT solution in 2015.
• MISI
- Menjadi pioneer dalam bidang IT Solution.
- Memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan.
3.2.1.2 Statement of Strategic Direction
Perusahaan PT. Cipta Srigati Lestari (PT. CSL) memiliki harapan untuk
mampu bersaing dengan perusahaan solusi TI besar lain di dunia dan menjadi
salah satu perusahaan terbesar dalam bidangnya. PT. CSL yakin dengan menjadi
pioneer dan memberikan pelayanan terbaik pada pelanggannya akan membawa
mereka pada tujuan mereka tersebut.
3.2.1.3 Analisis PEST
Faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi yang dapat
mempengaruhi perusahaan, di antaranya :
• Politik
Positif: Adanya peraturan-peraturan atau regulasi yang mengatur
tentang aktifitas perdagangan yang dilakukan oleh PT. Cipta
Srigati Lestari bersama dengan pesaing-pesaingnya sehingga tidak
terjadi pelanggaran-pelanggaran dalam persaingan termasuk
kegiatan monopoli.
43
Negatif: Belum adanya peraturan yang menetetapkan harga jual
minimal dari produksi smart card. Sehingga ada beberapa
perusahaan yang menjual dengan harga berbeda cukup jauh
dengan harga produksi smart card oleh perusahaan luar negeri.
Untuk itu, PT. Cipta Srigati Lestari sedang melobi pemerintah
untuk meninjau kembali pengadaan peraturan tentang harga jual
minimal untuk smart card. Selain itu, kendala dalam pengiriman
hasil produksi terkadang ditemui terkait dengan beacukai.
• Ekonomi
Positif: Indonesia sebagai negara berkembang sudah mulai dilirik
oleh perusahaan asing untuk berinvestasi. Dengan kepercayaan ini
maka tidak sedikit juga perusahaan asing yang mau bekerja sama
dengan perusahaan Indonesia.
Negatif: Kurs mata uang asing yang naik-turun sehingga
mempengaruhi harga mesin dan bahan baku yang dibutuhkan
untuk pembuatan smart card.
• Sosial
Positif: Faktor sosial yang cenderung mendukung pergerakan PT.
Cipta Srigati Lestari, yaitu dengan semakin marak dan meningkatnya
penggunaan telepon selular di Indonesia maupun di luar negeri.
Telepon selular sudah menjadi kebutuhan di masa sekarang ini,
termasuk fungsi telepon selular yang semakin mempermudah
pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Selain telepon selular,
penggunaan perangkat elektronik berupa Tablet PC juga semakin
44
marak. Seperti telepon selular, Tablet PC juga memerlukan smart card
agar bisa terhubung dengan jaringan. Semakin maraknya telepon
selular dan perangkat elektronik digunakan inilah yang memicu PT.
Cipta Srigati Lestari untuk terus meningkatkan kinerjanya.
Selain itu, PT. Cipta Srigati Lestari juga membawa manfaat positif
bagi masyarakat dengan banyaknya tenaga kerja yang diserap oleh PT.
Cipta Srigati Lestari.
Negatif: Sejauh ini perusahaan PT. Cipta Srigati Lestari tidak memilki
dampak negatif kepada faktor sosial.
• Teknologi
Positif: Semakin majunya teknologi dan berbagai macam manfaat yang
dimiliki, PT. Cipta Srigati Lestari sudah menggunakan mesin-mesin
dengan teknologi terkini untuk proses produksinya. Mesin-mesin
tersebut mampu menunjang kapasitas produksi yang sangat besar,
dengan total production line yang dimiliki saat ini sudah mencapai 4
bush, PT. Cipta Srigati Lestari mampu memproduksi smart card
hingga sepuluh juta unit per bulannya.
Selain itu, adanya transfer teknologi yang terjadi dalam bentuk
pengembangan teknologi mesin produksi. Transfer ini didapat dari
pekerja pekerja lulusan politeknik yang mempelajari mesin produksi
yang ada, untuk kemudian mengembangkan teknologi baru. Negatif:
Untuk proses administrasi dari proses produksi proyek smart card itu
sendiri, PT. Cipta Srigati Lestari belum memiliki sistem yang
berteknologi canggih untuk dapat mengatur dan mengawasi proses
45
produksi secara terkomputerisasi. Pengaruh postif ini menguntungkan
perusahaan dan pekerja, perusahaan diuntungkan karena mampu
mengembangkan teknologi produksinya, sedangkan pekerja
diuntungkan dengan menjadikan perusahaan sebagai sarana
pembelajaran.
3.2.1.4 Analisa 5 Daya Porter (Porter’s Five Forces Model)
Dengan adanya 5 daya pada PT. Cipta Srigati Lestari, dapat diketahui
pihak dari luar perusahaan yang mempunyai pengaruh pada PT. Cipta Srigati
Lestari berikut dengan bentuk pengaruh yang diberikan. Faktor yang
mempengaruhi tersebut yaitu pesaing, pendatang baru, supplier, klien dan produk
pengganti/substitusi. Berikut ini adalah pihak pihak yang mempengaruhi faktor
tersebut.
Gambar 3.1 Porter’s Competitive Advantage
Pendatang Baru - PT. Datacard - PT. Damasa
Pesaing - OBS Oberthur - Gemalto - PT. KSI - G & D
Klien - XL - Axis - Telkomsel - Indosat
Supplier - Heidel Berg - Burkle - Muhl Bauer - Samsung - Yosun - Interplex - Poshell - Siegwerk
Produk Pengganti -
Ancaman pendatang baru
Ancaman produk pengganti
Kekuatan tawar -menawar supplier
Kekuatan tawar -menawar klien
46
• Pesaing
Positif: Adanya tolak ukur perusahaan lain untuk berkembang lebih baik.
Negatif: Persaingan yang tidak sehat dengan melakukan manuver politik.
• Pendatang Baru
Positif: Membuat perusahaan terus memperbaiki kualitas agar tidak
terkejar oleh perusahaan baru.
Negatif: Berarti adanya pesaing baru sehingga pangsa pasar akan
terbagi lebih banyak.
• Produk Substitusi
Positif: Dengan tidak adanya produk substitusi membuat perusahaan
ini dapat fokus pada produksi atau bidang usahanya saat ini.
Negatif: Produk substitusi dapat mengancam penggunaan barang
yang diproduksi oleh perusahaan ini.
• Pelanggan
Positif: Dengan kebutuhan pasar yang sangat banyak dan kualitas yang
ditawarkan oleh perusahaan maka pelanggan (customer) akan terus
berdatangan pada perusahaan ini.
Negatif: Permintaan yang kadang tidak mampu dikerjakan oleh
perusahaan karena jumlah produksi dan tenggat waktu yang diberikan
tidak memungkinkan.
• Pemasok
Positif: Perusahaan memiliki persediaan yang cukup untuk
melakukan produksi, bahan baku dan mesin diperoleh dari pemasok
internasional yang besar dan ternama.
47
Negatif: Kurs mata uang yang berubah-ubah menyebabkan harga
dari pemasok bahan baku dan mesin luar negeri juga tidak tetap.
3.2.1.5 SWOT Analysis
Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunity, Threats) adalah
sebuah analisis yang mengidentifikasi faktor eksternal perusahaan yang terdiri dari
peluang dan ancaman. SWOT juga mengidentifikasi faktor kekuatan dan
kelemahan dari perusahaan tersebut. Dengan adanya analisis SWOT, diharapkan
perusahaan dapat mengetahui kondisi perusahaan saat ini dan mampu
memanfaatkan peluang untuk menghindari ancaman yang ada.
Berikut ini adalah analisis SWOT pada PT. Cipta Srigati Lestari:
• Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini, pengumpulan data dibagi menjadi dua, yaitu data
eksternal dan internal.
a. Evaluasi faktor eksternal
Opportunity (Peluang)
- Kebutuhan smart card untuk keperluan telekomunikasi yang
semakin meningkat.
- Kerjasama dengan supplier dan vendor ternama untuk penyediaan
bahan baku, mesin pendukung produksi beserta suku cadangnya.
- Pangsa pasar yang besar membuat PT. CSL terus mengembangkan
produk-produknya.
48
Threats (Ancaman)
- Persaingan dalam memenangkan tender untuk pengerjaan proyek
produksi smart card.
- Taktik dan strategi perusahaan pesaing PT. CSL memiliki daya
tawar yang cukup kuat.
- Kendala dalam pengiriman barang terkait dengan bea cukai.
- Kurs mata uang yang tidak stabil mempengaruhi harga bahan baku
dan mesin produksi
b. Evaluasi faktor internal
Strength (Kekuatan)
- Kapasitas produksi yang sangat besar dan akan terus berkembang.
- Proses produksi yang in-time.
- Harga jual smartcard yag relatif lebih murah dibandingkan dengan
kompetitor
- Sudah menguasai 50% kebutuhan smartcard nasional.
Weakness (Kelemahan)
- Siklus arus kas yang terlalu cepat mengakibatkan anggaran yang
sangat ketat dalam PT. CSL
- Sertifikasi untuk memproduksi kartu kredit Visa dan MasterCard
masih belum dimiliki.
- Belum memiliki sistem yang terintegrasi untuk memudahkan
memantau status produksi dan pembuatan laporan.
49
(SO) Strengths Opportunities
SO1: Memberi kontribusi yang signifikan pada kebutuhan smart card dalam
skala nasional maupun internasional.
SO2: Kerjasama yang baik dengan vendor dan supplier ternama menghasilkan
harga produksi yang relatif lebih rendah.
SO3: Memperbesar jaringan klien hingga ke luar negeri.
(WO) Weaknesses Opportunities
WO1. Perencanaan keuangan agar arus kas tidak terlalu cepat.
WO2. Mengejar standarisasi untuk produksi kartu kredit Visa dan MasterCard.
(ST) Strengths Threats
ST1. Menciptakan iklim persaingan yang lebih sehat.
ST2. Mengembangkan strategi dan taktik untuk menjaga kepercayaan klien.
(WT) Weaknesses Threats
WT1. Menyusun perencanaan keuangan agar mampu meningkatkan daya tawar
untuk bersaing dengan kompetitor.
WT2. Menerapkan sistem yang terintegrasi untuk menyatukan pabrik dan kantor
pusat.
50
A. Matriks Faktor Strategi Eksternal
Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot
x Rating
Komentar
Kesempatan (Opportunities)
Kebutuhan smartcard untuk keperuan telekomunikasi yang semakin meningkat
0,2 4 0,8
Kebutuhan smartcard yang terus meningkat adalah sebuah peluang untuk PT CSL untuk terus meningkatkan performanya.
Kerjasama dengan vendor dan supplier ternama dari luar negeri.
0,25 4 1
Vendor dan supplier ternama sudah menjalin kerjasama untuk terus memenuhi keperluan produksi PT. CSL
Pangsa pasar yang terus berkembang
0,1 2 0,2
Faktor ini menjadi satu peluang bagi CSL untuk terus mengembangkan produk smartcard-nya.
Total Opportunities 0,55 2
Ancaman (Threats)
Persaingan tender 0,25 3 0,75
Perebutan tender dengan terkadang tidak sehat dan terkadang diwarnai faktor faktor selain bisnis.
Kompetitor yang berpotensi menggeser CSL
0,1 2 0,2
Kompetitor yang mengerahkan berbagai cara untuk mengalahkan PT. CSL
Kendala dalam pengiriman barang terkait bea cukai.
0,1 1 0,1 Dalam pengiriman ke luar negeri terkadang terdapat masalah pada bea cukai
Kurs mata uang yang tidak stabil
0,1 1 0,1
Kurs mata uang mempengaruhi harga bahan baku dan mesin produksi
Total Threats 0,45 1,15 TOTAL EFAS 1.00 3,15
Tabel 3.1 Matriks EFAS
51
B. Matrix Faktor Strategi Internal
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Komentar
Kekuatan (Strength)
Kapasitas produksi besar 0,2 4 0,8
Kapasitas produksi besar adalah salah satu keunggulan PT. CSL dibandingkan pesaingnya.
Proses produksi in-time 0,1 4 0,4
Produksi yang selesai in-time membuat semua proyek yang ada di CSL selesai tepat waktu.
Harga lebih murah dibandingkan kompetitor
0,2 2 0,4
Harga yang relatif lebih rendah dibandingkan kompetitor menjadikan PT. CSL mempunyai klien yang tetap.
Sudah menguasai 50% produksi smartcard nasional
0,1 3 0,3 Salah satu keunggulan PT. CSL dibandingkan kompetitor nasional.
Total Strength 0,6 1,9
Kelemahan (Weakness)
Siklus arus kas yang terlalu cepat
0,15 1 0,15
Siklus arus kas yang terlalu cepat menyebabkan ketatnya pengeluaran untuk berbagai keperluan.
Sertifikasi Visa dan MasterCard belum dimiliki
0,1 3 0,2
Belum dimilikinya sertifikasi ini menyebabkan PT. CSL belum mampu bersaing di bidang produksi kartu kredit.
Belum memiliki sistem informasi yang terintegrasi
0,15 1 0,25
Belum adanya sistem terintegrasi menyebabkan waktu yang diperlukan untuk memantau status proses produksi cenderung lama.
Total Weakness 0,4 0,6 TOTAL IFAS 1.00 2,4
Tabel 3.2 Matriks IFAS
52
C. Matriks SWOT
Internal Factors External Factors
Internal Strength (S) S1. Kapasitas produksi yang sangat besar. S2. Proses produksi yang in-time. S3. Harga jual produk relatif lebih rendah dibandingkan produsen lain. S4. Sudah menguasai 50% kebutuhan produksi smart card nasional.
Internal Weaknesses (W) W1. Siklus arus kas yang terlalu cepat. W2. Sertifikasi untuk produksi kartu kredit Visa dan MasterCard masih belum dimiliki. W3. Sistem Informasi yang dimiliki kurang memadai
External Opportunities (O) O1. Kebutuhan produksi smart card yang semakin tinggi. O2. Kerjasama dengan supplier dan vendor ternama untuk pengadaan bahan baku dan mesin produksi. O3. Pangsa pasar yang sangat besar membuat PT. CSL mengembangkan terus bisnisnya.
(SO) SO1. Memberi kontribusi yang signifikan pada kebutuhan smart card dalam skala nasional maupun internasional. SO2. Kerjasama yang baik dengan vendor dan supplier ternama menghasilkan harga yang relatif lebih murah. SO3. Memperbesar jaringan klien hingga ke luar negeri.
(WO) WO1. Perencanaan keuangan agar arus kas tidak terlalu cepat. WO2. Mengejar standarisasi untuk produksi kartu kredit Visa dan MasterCard.
External Threats (T) T1 Persaingan dalam memenangkan tender yang terkadang tidak sehat T2. Daya tawar perusahaan kompetitor. T3. Kendala pengiriman barang ke luar negeri terkait bea cukai. T4. Kurs mata uang yang tidak stabil.
(ST) ST1. Menciptakan iklim persaingan yang lebih sehat. ST2. Mengembangkan strategi dan taktik untuk menjaga kepercayaan klien ST3. Mengembangkan strategi untuk dapat bersaing secara sehat dalam perebutan tender.
(WT) WT1. Menyusun perencanaan keuangan agar mampu meningkatkan daya tawar untuk bersaing dengan kompetitor. WT2. Menerapkan sistem informasi yang yang lebih lengkap dan memadai.
Tabel 3.3 SWOT Analysis
53
D. Matriks Grand Strategy
Berdasarkan ketiga matriks sebelumnya, maka dapat diperoleh sebuah gambaran posisi
PT. Cipta Srigati Lestari melalui sebuah diagram SWOT. Berikut ini adalah
penghitungannya.
1. Perhitungan :
Titik x = Kekuatan (Strength) – Kelemahan (Weakness)
= 1,9 – 0,6
= 1,3
Titik y = Peluang (Oppurtinity) – Ancaman (Threat)
= 2,00 – 1,15
= 0,85
2. Gambar
Gambar 3.2 Diagram SWOT
PT. Cipta Srigati Lestari berada pada kuadran 1, yang berarti perusahaan
berada dalam situasi yang menguntungkan karena memiliki peluang dan
kekuatan. Strategi yang harus dijalankan pada kuadran ini adalah strategi yang
mampu menunjang pertumbuhan yang lebih agresif.
1,3 Mendukung Strategi
SO
0,85
Peluang
Kelemahan Kekuatan
Ancaman
54
3.2.1.6 CONOPS Scenarios
Planning Assumptions
I. Memenuhi standar internasional untuk keperluan produksi smart card
dalam berbagai bidang besar, seperti telekomunikasi, perbankan,
pemerintahan dan lainnya.
II. Meningkatkan kapasitas produksi smart card agar dapat memperbesar
jangkauan bisnis.
III. Menjadi produsen utama untuk perusahaan telekomunikasi besar seperti
Telkomsel, Axis, XL, Indosat dan lainnya.
IV. Menjalin hubungan baik dengan semua pihak dari mulai klien, supplier,
sampai ke vendor.
V. Memenuhi standarisasi untuk memproduksi kartu kredit Visa dan
MasterCard.
553.2.1.7 CONOPS Diagram
Gambar 3.3 CONOPS Diagram
563.2.1.8 General Competitive Strategy
Meningkatkan jumlah kapasitas produksi sehingga perusahaan dapat
mengerjakan lebih banyak permintaan. Memberikan harga yang kompetitif
sehingga dapat meraih pasar yang lebih luas. Menjaga hubungan baik kepada
pelanggan dengan memberikan layanan IT Support jika terdapat kendala sebagai
layanan purna jual.
3.2.1.9 Strategic Goals
• Meningkatkan jumlah kapasitas produksi.
• Mampu bersaing dengan perusahaan asing.
• Menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
3.2.1.10 Strategic Initiatives
• Dengan 4 buah production line yang memiliki kapasitas hingga dua belas
juta kartu per bulan (2.500.000-3.000.000/production line/bulan) saat ini,
PT. CSL akan menambahkan 2 buah production line lagi untuk menambah
jumlah kapasitas produksi mereka tahun ini.
• PT. CSL memberikan harga yang kompetitif kepada pelanggan agar dapat
bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke pasar lokal
Indonesia.
• Menekan angka “SIM reject”, di mana kartu SIM yang dihasilkan
mengalami kerusakan (lecet, chip bergeser, dsb.) sehingga tidak dapat
digunakan.
• Menyelesaikan produksi dan pengiriman tepat waktu kepada pelanggan
hingga batas waktu toleransi yang ditentukan.
573.2.1.11 Outcome Measures
Outcome Measures adalah identifikasi perkembangan yang sudah dicapai
dengan kualitasi produksi yang lebih baik untuk meningkatkan kepuasan klien
atau mendapatkan proses yang lebih efisien.
- Perusahaan dapat meningkatkan jumlah produksi smart card dengan
penambahan mesin dan alat-alat untuk menunjang produksi.
- Arus kas yang tidak terlalu cepat berputar, sehingga uang yang diperoleh dapat
lebih terencana penggunaannya.
- Menjaga hubungan yang baik dengan klien dan rekan bisnis.
583.2.1.12 Porter’s Value Chain
Gambar 3.4 Value Chain Porter
Gambar di atas adalah diagram Value Chain (rantai nilai) pada
perusahaan PT. Cipta Srigati Lestari (PT. CSL). Sesuai dengan Porter’s Value
Chain, pada diagram tersebut terdapat dua aktifitas bisnis, yaitu aktifitas utama
(Primary Business Process) dan aktifitas pendukung (Support Business Process)
pada PT. CSL. Aktifitas utama atau proses bisnis utama yang dilakukan oleh PT.
CSL dibantu dengan aktifitas pendukung untuk mengembangkan nilai
perusahaan tersebut. Setelah kedua proses tersebut berjalan beriringan kemudian
dapat menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) bagi PT.
CSL.
Firm Infrastructure: Memilki pabrik, mesin dan gedung kantor sendiri.
Human Resources Management: Melakukan perekrutan, interview dan mengadakan pelatihan bagi karyawan.
Technology Development: Memiliki departemen TI untuk pengembangan sistem dan teknologi informasinya.
Procurement of Resources: Bekerja sama dengan supplier maupun internasional.
Services: Menawarkan after-sales service dengan membantu jika ada masalah pada hasil produksi.
Operations:
- Pembuatan chip (IC Module)
- Pembuatan card body
- Pembuatan smart card
Outbound Logistic:
- Packing
- Delivery ke customer
Sales and Marketing:
- Proses tender
- Customer datang sendiri
- Website sebagai company profile
Inbound Logistic:
Membeli bahan baku dari supplier atau dapat dari klien.
COM-PETITI-VE AD-VEN-TAGE
Support
Business
Processs
Primary
Business
Process
59Inbound Logistic
PT. CSL membeli bahan baku dari suppplier yang telah diajak kerja sama.
Bahan baku ini adalah IC Module yang berupa chip untuk kartu. Juga module tape
untuk menempelkan chip yang sudah jadi. Kemudian lembaran PVC, yang akan
diproses untuk card body (badan kartu), juga tinta untuk percetakan.
Operations
Setelah bahan baku lengkap, maka proses produksi pun dimulai. Pertama-
tama ialah proses pembuatan IC Module, yaitu peletakan chip (dai bonding), lalu
penghubungan kabel (wire bonding), lalu menutup chip dengan kabel dan
diberikan pelindung. Kemudian IC Module dicek apakah berfungsi atau tidak,
yang tidak berfungsi akan ditandai dengan dilobangi oleh mesin.
Di saat yang bersamaan, badan kartu dibuat, yaitu dengan mendesain artwork
atau penampilan kartu. Biasanya klien datang dengan desain sendiri sehingga
proses ini dapat dilewatkan. Setelah itu akan dibuatkan sample yang akan
dikirimkan ke klien untuk diminta persetujuannya atasa sample tersebut. Jika
disetujui maka akan masuk ke fase printing total, jika tidak disetujui maka akan
dibuat sample yang baru. Cetakan PVC akan dibuat dua buah, satu untuk bagian
depan kartu dan satu lagi untuk bagian belakang kartu. Setelah itu kedua cetakan
PVC tersebut digabung kemudian dilaminasi dan didinginkan agar menjadi solid.
Kemudian masuk ke bagian card punching, di mana kartu akan dipotong-potong
sesuai ukurannya.
Setelah kedua proses tersebut selesai, proses produksi masuk ke tahap smart
card production. Di mana IC Module dan card body yang telah dibuat digabung
segingga menjadi kesatuan smart card yang utuh. Pertama adalah proses milling,
60di mana badan kartu dibor untuk kemudian dimasukkan chip ke dalamnya
(implanting). Kemudian proses card punching dilakukan, agar kartu SIM dapat
dipotong dengan mudah. Kemudian kartu masuk ke bagian personalisasi, yaitu
proses di mana data dimasukkan ke dalam chip. Lalu dilakukan proses quality
control untuk mengecek sequence number dari kartu yang akan dikemas. Setelah
itu selesai, maka kartu akan dikemas (packing).
Outbound
Setelah proses produksi selesai, perusahaan akan mengimkan hasil produksi
tersebut kepada klien sesuai perjanjian. Barang dikirim bersama Delivery Order
dan Packing List. Jika hasil produksi tersebut selesai sebelum tanggal pengiriman
yang diminta klien, maka hasil produksi tersebut akan disimpan di dalam
warehouse atau gudang milik perusahaan. Setelah barang diterima, klien akan
membuat Goods Recieved Notes sebagai tanda bahwa barang telah diterima.
Sales and Marketing
Pesanan yang diterima oleh PT. CSL biasanya didapatkan dari dua cara.
Pertama adalah dengan mengikuti proses tender proyek dan yang kedua adalah
klien yang datang langsung kepada PT. CSL untuk membuat pesanan. Sementara
itu, bentuk pemasarannya berupa rekomendasi dari reputasi yang selama ini
dihasilkan. Bentuk pemasaran lainya adalah dengan membuat website yang berisi
profil perusahaan dan pencapaian-pencapaian yang telah diraih oleh perusahaan
sejak beridiri.
Firm Infrastructure
Perusahaan ini memiliki keuntungan pada sisi infrastruktur perusahaan,
seperti memiliki pabrik dan mesin yang mempunyai kapasitas produksi yang
61besar. Mesin yang dimiliki PT. CSL pun sudah lengkap untuk memproduksi
smart card dari hulu ke hilir (pembuatan IC Module, pembuatan card body dan
personalisasi). Perusahaan ini juga didukung dengan adanya komputer yang
terhubung dalam sebuah topologi jaringan yang memudahkan sebuah departemen
berhubungan dengan departemen lain. Perusahaan ini juga memiliki gedung kantor
sendiri yang terletak di Jl. Kemang Raya Utara no. 10, Jakarta Selatan.
Human Resources Management
PT. CSL memiliki departemen Human Resources & Development yang
bertanggung jawab untuk melakukan perekrutan karyawan, pelatihan karyawan
dan pengembangan kualitas karyawan agar sumber daya manusia yang dimiliki
perusahaan dapat bekerja seoptimal mungkin.
Technology Development
Sistem dan Teknologi Informasi pada PT. CSL saat ini belum bekerja secara
maksimal. Masih terdapat beberapa sistem yang belum terintegrasi satu sama lain,
sehingga menyebabkan pengerjaannya harus dilakukan secara manual. Maka dari
itu PT. CSL melalui departemen TI-nya sedang mengembangkan Sistem dan
Teknologi Informasi yang ada pada perusahaan sehingga proses bisnis pada
perusahaan tersebut dapat bekerja lebih optimal dan efisien.
Procurement
Penyediaan bahan baku pada PT. CSL dipegang oleh bagian Supply Chain
perusahaan tersebut. Penyediaan bahan baku ini berasal dari perusahaan lokal
maupun impor dari perusahaan asing yang telah bekerja sama dengan PT. CSL.
Untuk IC Module didatangkan dari perusahaan Yosun dan Samsung (tidak semua
IC Module yang dikerjakan merupakan barang impor, PT. CSL juga sudah dapat
62membuat IC Module sendiri tapi kapasitasnya belum besar sehingga membuat
perusahaan ini harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan produksinya).
Sedangkan untuk module tape didatangkan dari perusahaan Interplex dan Poshell.
Untuk lembar PVC didatangkan dari Huaxin dan tinta dari Siegwerk. Untuk
penyediaan mesin, PT. CSL membeli mesin-mesinnya langsung dari produsen
mesin tersebut di luar negeri, seperti dari Jerman, Belanda dan Italia.
3.2.2 CONOPS (Concept of Operations Scenario)
Proses berawal dari perusahaan PT. Cipta Srigati Lestari (PT. CSL)
memenangkan tender terhadap sebuah proyek yang diselenggarakan oleh customer
ataupun mendapatkan proyek langsung dari customer. Customer dan PT. CSL terikat
dalam sebuah “kontrak payung” atau yang lebih dikenal dengan nama Non-
Disclosure Agreement (NDA). Dalam kontrak tersebut dijelaskan mengenai
hubungan kerja sama terhadap dua pihak, yaitu meliputi batas-batas kerja sama kedua
belah pihak dan kondisi-kondisi yang memungkinkan kerja sama tersebut batal di
tengah jalan, kontrak tersebut ditandatangani oleh satu orang wakil dari setiap pihak
di atas materai. Klien juga aka memberikan Purchase Order (PO) kepada PT. CSL
yang berisi detil-detil pesanan yang diinginkan, jumlah dan juga harganya. PO dan
Non-Disclosure Agreement tersebut diterima oleh bagian Marketing PT. CSL.
Setelah itu bagian Martketing PT. CSL membuat Internal Purchase Order
(IPO). IPO berisi segala detil pesanan klien sesuai dengan PO yang diberikan oleh
klien kepada PT. CSL. Detil IPO tersebut meliputi nomor IPO, tanggal diterbitkannya
IPO, deskripsi produk yang dipesan, tanggal jatuh tempo produksi yang diminta dan
sebagainya. IPO tersebut kemudian diberikan kepada bagian PPIC (Process Planning
63and Inventory Control) PT. CSL untuk mengerjakan produksi sesuai pesanan
customer yang tercantum pada IPO.
Setelah menerima IPO, PPIC kemudian mengecek IPO tersebut dari sisi
kapastitas dan ketersediaan material, jika tidak sesuai maka bagian PPIC akan
mengembalikan IPO tersebut kepada bagian Marketing untuk kemudian
dikonsultasikan dengan klien. Jika sesuai, PPIC akan melakukan planning produksi
dan berkoordinasi dengan GM Produksi. Kedua bagian ini mengecek apakah IPO
tersebut membutuhkan profile baru atau menggunakan profile yang lama. Profile di
sini adalah spesifikasi teknis untuk membuat sebuah kartu, jika ada perubahan dalam
spesifikasi tersebut maka harus dibuat profile baru.
Jika dibutuhkan profile baru maka bagian IT, Quality Control (QC) dan
bagian Produksi melakukan BAP untuk membuat profile baru. Jika menggunakan
profile lama maka planning produksi langsung diteruskan kepada Supervisor (SPV)
Produksi. Kemudian SPV Produksi membuat Surat Perintah Kerja (SPK) yang
kemudian diberikan kepada Leader Produksi. Kemudian Leader Produksi
mengeluarkan permintaan material kepada bagian Warehouse. Bagian Warehouse
kemudian mengeluarkan material yang diterima oleh Leader Produksi dan
membagikannya ke tiap mesin yang akan digunakan.
Kemudian Leader Produksi melakukan Pre-Produksi, jika mesinnya tidak
layak jalan maka Leader Maintenance akan melakukan pemeriksaan terhadap mesin
yang bermasalah. Jika mesin dianggap layak, maka Leader Quality Control (QC)
akan melakukan validasi terhadap hasil Pre-Produksi. Jika hasil validasi tidak sesuai,
maka Leader Produksi akan melakukan persiapan Pre-Produksi. Validasi terhadap
hasil Pre-Produksi mengacu pada standar ISO.
64Jika keadaan mesin ditemukan tidak layak, maka Leader Produksi meminta
Leader Maintenance untuk melakukan pemeriksaan mesin berdasarkan form Pre-
Produksi. Jika sudah selesai, Leader Maintenance akan meminta kepada Leader
Quality Control untuk mengecek standar kualitas dari hasil produksi mesin tersebut
(testing) berdasarkan form Pre-Produksi.
Lalu Operator Produksi menjalankan proses produksi sesuai dengan planning
produksi. Jika di tengah proses produksi terjadi masalah pada mesin maka Leader
Maintenance akan melakukan pemeriksaan dan perbaikan terhadap mesin, jika sudah
selesai maka Leader Personifikasi (Perso) akan mengajukan kartu hasi tes mesin dan
kemudian Inspektor QC akan melakukan pemeriksaan kualitas produk, jika hasilnya
tidak sesuai maka Leader Maintenance akan melakukan pemeriksaan dan perbaikan
mesin lagi, jika sesuai maka prosses produksi akan dilanjutkan oleh Operator
Produksi.
Setelah itu Inspektor QC akan melakukan pemeriksaan kualitas produk, jika
hasilnya tidak sesuai maka produksi akan ditahan untuk sementara, jika sesuai maka
Operator Produk akan melanjutkan produksi. Setelah selesai, Operator QC akan
melakukan pengecekan hasil perso secara acak, jika hasilnya tida sesuai dan tidak
lengkap maka Operator Perso akan membuatkan kartu pengganti reject dari QC, jika
sesuai dan lengkap maka bagian QC akan melakukan packing atau pengemasan. Di
saat yang bersamaan, Leader Produksi juga membuat list and resume summary hasil
produksi, kemudian QC Patrol akan memvalidasi kartu reject sortir sebelum
personifikasi. Kartu reject dan material sisa akan dikirim ke bagian Warehouse.
Setelah menerima hasil produksi yang sudah dikemas dan kartu reject + sisa material,
Leader Warehouse kemudian mendata keduanya.
65Setelah itu Leader Warehouse membuat Delivery Order dan Packing List
(DO+PL) yang berisi perintah pengiriman dan detil isi dari hasil produksi. Delivery
Order antara lain berisi nomor DO, tanggal pengiriman, nomor PO, nama klien,
alamat klien, ketentuan pembayaran, titik F.O.B., nomor proyek, jumlah unit yang
dikirim dan sebagainya. Packing List antara lain berisi nomor PL, tanggal pemesanan,
nomor PO, nomor DO, nomor boks, nomor kartu yang dibuat (ICCID), tanggal
pengiriman, jasa pengiriman, banyaknya karton, berat kotor, berat bersih, dimensi dan
sebagainya. DO+PL ini kemudian akan diberikan kepada bagian Marketing PT. CSL
yang akan digunakan sebagai dokumen resmi pengiriman barang hasil produksi
kepada klien.
Setelah menerima barang serta DO+PL dari bagian Produksi, bagian
Marketing PT. CSL mengirim barang beserta DO+PL kepada klien yang
bersangkutan. Kemudian klien akan membuat Goods Received Notes (GRN) atau
yang juga dikenal dengan Berita Acara Serah Terima (BAST). GRN atau BAST ini
berisikan antara lain nomor GRN, tanggal transaksi, nomor PO, kode item, jumlah
unit yang diterima, harga per unit, harga total dan sebagainya. GRN ini akan diterima
oleh bagian Marketing PT. CSL untuk kemudian dibikinkan Invoice atau Surat
Penagihan Pembayaran.
Invoice tersebut akan berisi jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pihak
customer. Invoice juga akan berisi detil barang yang akan dibayar, jumlah unit, pajak
yang harus dibayar, alamat pembayaran, jangka waktu pembayaran dan sebagainya.
Invoice tersebut akan diberikan oleh bagian Marketing PT. CSL kepada customer.
Kemudian, berdasarkan Invoice tersebut customer akan melakukan pembayaran
sesuai ketentuan yang tertera di Invoice tersebut.
661. Setelah memenangi tender, klien (customer) memberikan Purchase Order
(PO) dan Non-Disclosure Agreement (NDA) kepada bagian Marketing PT. CSL.
2. Bagian Marketing menyimpan data Purchase Order ke dalam Database
perusahaan.
3. Bagian Marketing membuatkan Internal Purchase Order (IPO) yang akan
diberikan kepada bagian PPIC (Production Plan & Inventory Control) (3a) dan
disimpan di dalam Database perusahaan (3b).
4. Bagian PPIC melanjutkan IPO kepada GM Produksi untuk kemudian
berkoordinasi dalam membuat Planning Produksi.
5. GM Produksi kemudian membuat Planning Produksi yang akan diberikan
kepada Supervisor Produksi.
6. Supervisor Produksi akan mengeluarkan SPK yang akan diberikan kepada
Leader Produksi.
7. Leader Produksi kemudian membuat form Permintaan Material yang akan
diberikan kepada bagian Warehouse.
8. Bagian Warehouse kemudian mengeluarkan material sesuai dengan form
Permintaan Material kepada Leader Produksi.
9. Leader Produksi melakukan Pre-Produksi dengan form Pre-Produksi sebagai
pegangan.
10. Jika ada kerusakan mesin, Leader Maintenance untuk memeriksa mesin yang
akan digunakan untuk mengerjakan produksi sesuai dengan form Pre-Produksi.
11. Leader Quality Control (QC) memvalidasi hasil Pre-Produksi yang hasilnya
bersama form Pre-Produksi akan diberikan kepada Operator Produksi.
6712. Operator Produksi yang melakukan proses produksi kemudian mengirim form
Error Handling Record sebagai dokumentasi jika terjadi sebuah kerusakan atau
hambatan (error) selama mengerjakan proses produksi.
13. Setelah proses produksi selesai, Operator Quality Control (QC) melakukan
pemeriksaan kualitas secara random yang dituangkan dalam QC Summary.
14. Jika hasilnya tidak sesuai atau tidak lengkap, maka berdasarkan QC Summary,
Operator Personalization (Perso) akan membuatkan kartu pengganti untuk kartu
yang berstatus “reject”.
15. Di saat yang bersamaan Operator Produksi membuat form Personalization
Production Report sebagai laporan hasil produksi.
16. Operator QC membuat form Reject Personalization yang berisi laporan hasil
perso yang gagal. Bersama kartu yang berstatus “reject”, form tersebut diberikan
kepada Leader Perso.
17. Leader Perso kemudian membuat List and Resume Hasil Produksi yang akan
diberikan kepada QC Patrol untuk dilakukan pengecekan ulang sebelum barang
dikemas.
18. Inspektor QC melakukan memvalidasi kualitas kartu dan hasilnya diberikan
kepada Leader Perso.
19. Operator QC membuat form Packing List yang berisi semua detil kartu yang
telah dikemas.
20. Leader Perso membuat form Bukti Balik Barang. Bersama dengan form Reject
Perso, form tersebut diberikan kepada Leader Warehouse.
6821. Leader Warehouse membuat Delivery Order (DO) sebagai pegangan untuk
mengirim barang kepada customer. Bersama Packing List (PL) dan barang hasil
produksi, form tersebut dikirim kepada bagian Marketing.
22. Bagian Marketing melanjutkan barang hasil produksi bersama DO+PL kepada
customer.
23. Customer akan memberikan Goods Recieved Notes (GRN) sebagai tanda bahwa
barang telah mereka terima, GRN diterima oleh bagian Marketing PT. CSL.
24. Bagian Marketing kemudian membuat dan memberikan Invoice yang berisi
tagihan pembayaran kepada customer.
25. Klien melakukan pembayaran sesuai dengan Invoice yang diterima dari bagian
Marketing PT. CSL.
693.2.3 CONOD (Concept of Operations Diagram)
Gambar 3.5 CONOPS Diagram
70
3.3 Business Product & Service
3.3.1 Business Plan
3.3.1.1 Business Overview
Semakin maraknya kebutuhan mengenai data yang terintegrasi secara
digital membuka peluang bisnis dalam bidang teknologi informasi khususnya
smart card. Melihat kebutuhan pasar lokal yang selalu meningkat tiap tahunnya,
PT. Cipta Srigati Lestari (PT. CSL) menyadari adanya peluang bisnis di bidang
tersebut. Produk-produk yang dihasilkan PT. CSL adalah smart card untuk
beberapa bidang, yaitu: telekomunikasi, perbankan, pemerintahan, dan retail.
Target utama dari PT. CSL adalah perusahaan telekomunikasi, instasi
pemerintahan dan bank. Produk-produk yang dihasilkan berupa SIM Card
(telekomunikasi), e-KTP dan NPWP (pemerintahan), kartu debit, kartu kredit,
dan e-Toll Card (perbankan). Selain itu, PT. CSL juga memproduksi kartu untuk
kebutuhan retail, seperti kartu anggota dan kartu akses.
Segmen pasar dari PT. CSL adalah perusahaan telekomunikasi besar yang
memerlukan produksi smart card dalam bentuk SIM Card, juga bank yang
memerlukan produksi kartu debit, kartu kredit, dan uang digital. Perusahaan ini
didirikan pada bulan Juli tahun 1999 yang pada saat itu bergerak di bidang
advertising dan procurement. Kemudian pada tahun 2006, mulai masuk ke
bidang printing dan fulfilment untuk operator telekomunikasi. Lalu di bawah
kepemimpinan Bapak Aditya Arya Prawisnara, PT. CSL mulai masuk ke bidang
pembuatan smart card hingga saat ini. Kantor PT. CSL berlokasi di Jl. Kemang
Utara Raya No.10 Jakarta Selatan, dan memiliki sebuah pabrik di Cikarang, Jawa
Barat.
71
3.3.1.2 Executive Team Profile
Tabel executive team profile ini menggambarkan pemetaan dari setiap
eksekutif yang berhubungan langsung dengan fungsi bisnis yang berjalan pada
perusahaan. Keterkaitan tersebut dijelakan dengan kode seperti berikut:
R = Tanggung jawab langsung manajemen.
A = Pembuat kebijakan eksekutif.
I = Yang terlibat dalam fungsi.
E = Keahlian teknis.
W = Pelaksanaan pekerjaan.
Tabel 3.4 Executive Team Profile
3.3.1.3 Relationship of Business Activities to Strategic Goals
- Kualitas adalah isu utama dalam produksi PT. Cipta Srigati Lestari. Hal ini
dicapai dengan cara meminimalisir angka banyakanya smart card yang tidak
berfungsi atau reject.
Pe
me
liha
raa
n R
ela
si C
ust
om
er
Pe
mb
ua
tan
La
po
ran
Pe
nju
ala
n
Pe
rsia
pa
n P
rop
osa
l Te
nd
er
Pe
ng
elo
laa
n S
DM
Pe
ng
atu
ran
Pa
yro
ll
Pe
nd
ata
an
Ase
t P
ers
ero
an
Pe
me
liha
raa
n I
nfr
ast
ruk
tur
Ka
nto
r
Pe
ny
ed
iaa
n L
ap
ora
n K
eu
an
ga
n
Pe
mb
ay
ara
n V
en
do
r
Pe
rpa
jak
an
Pe
ng
em
asa
n
Pe
mb
ua
tan
La
po
ran
Pro
du
ksi
Pe
me
rik
saa
n K
ua
lita
s
Pe
mb
elia
n B
ah
an
Ba
ku
Pe
nd
istr
ibu
sia
n
Pe
me
liha
raa
n M
esi
n
Pe
ng
ete
san
Ka
rtu
Pe
ng
em
ba
ng
an
Sis
tem
Op
era
si
Pe
ng
imp
lem
en
tasi
an
R R R
A A A
R R R R R R R
A A A A A A A
R R R R R R
A A A A A A
R R R
A A A
Produksi
Direktorat Marketing
Direktorat Finance
Direktorat Operational
Direktorat TI
TI
Eksekutif
Technical Sales HRD Finance
72
- Mengusahakan delivery time yang lebih cepat dan tepat. Yang dimaksudkan
pada poin ini adalah pengerjaan dari pesanan klien diselesaikan berdasarkan
skala prioritas.
- Menyediakan layanan purnajual dengan cara mengirimkan tim IT Support
untuk melakukan pengecekan langsung sampai ke daerah bila ditemukan adanya
masalah dalam pengetesan smart card di daerah tersebut.
73
3.3.1.4 Organizational Structure
Gambar 3.6 Organizational Structure
74
3.3.1.5 Market Outlook and Competitive Strategy
� Market Outlook
Pangsa pasar dari PT. Cipta Srigati Lestari cukup menjanjikan, karena
kebutuhan smart card di Indonesia sangat besar, hingga 400 juta unit
pertahun atau 10% dari kebutuhan dunia internasional yang mencapai 4
miliar unit per tahun. Dengan keadaan tersebut, PT. Cipta Srigati Lestari
menargetkan 70% produksinya untuk kebutuhan smart card lokal dan 30%
untuk kebutuhan internasional. Selain bergerak di bidang smart card untuk
keperluan telekomunikasi, PT. Cipta Srigati Lestari juga memproduksi smart
card untuk keperluan perbankan, pemerintahan, perkantoran dan lainnya.
� Competitive Strategy
Perusahaan yang bergerak di bidang produksi smart card seperti perusahaan
ini memiliki beberapa pesaing, sekalipun mungkin pasar yang dipegangnya
belum sebesar perusahaan ini. PT. Cipta Srigati Lestari selalu berusaha
menjadi perusahaan yang terdepan di bidang smart card agar dapat terus
bersaing dengan perusahaan lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
3.3.1.6 Current Financial Status Summary
Kondisi keuangan pada PT. Cipta Srigati Lestari (PT. CSL) saat ini
sangat baik dan aman. Satu-satunya ancaman pada keuangan PT. CSL adalah
alur kas yang sangat cepat berputar mengakibatkan para perencana keuangan
perusahaan tersebut harus ekstra hati-hati dalam merencanakan pengeluaran
perusahaan. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat spontanitas pada rancang
kerja perusahaan tersebut, dalam arti lain perusahaan tidak jarang membuat
pengeluaran yang tiba-tiba demi memenuhi tujuan perusahaan yang spontan.
75
3.3.1.7 Bussines Partnerships and Alliances
PT. Cipta Srigati Lestari (PT. CSL) menjalin kerja sama dengan
perusahaan asing dalam pengadaan bahan mentah dan suku cadang untuk bagian
produksi. Beberapa perusahaan yang menjalin kerja sama dengan PT. CSL antara
lain berasal dari Cina, Korea, Italia, Malaysia, Singapura dan beberapa negara
lainnya. PT. CSL juga melakukan kerja sama dengan perusahaan lain (lokal
maupun internasional) dalam menjalankan sebuah proyek yang telah disepakati
bersama.
76
3.3.2 Business Process & Sevices
3.3.2.1 Swim Lane Process Diagram
Swim Lane Diagram
Penjualan Produksi Pembayaran
Maintanance
Quality Control
Warehouse
PPIC
Marketing
Produksi
Menerima
Purchase
Order dan
Non-disclosure
Agreement
Membuat
Internal
Purchase
Order
Menerima
Internal
Purchase
Order
Mengecek
Internal
Purchase
Order
Mengecek
Ulang
Internal
Purchase
Order
Disagree
Membuat
Planning
Produksi
Agree
Mengecek
Profile
Membuat
Profile
Baru
Supervisor
Menerima
Planning
Produksi
Baru
Lama
Supervisor
Membuat
Surat
Perintah
Kerja
Leader
Menerima
Surat
Perintah
Kerja
Leader
Membuat
Form
Permintaan
Material
Leader
Menerima
Form
Permintaan
Material
Leader
Mengeluar
kan
Material
Embed
Leader
Menerima
Material
Leader
Melakukan
Pre-
Produksi
Kondisi
Mesin
Layak
Jalan
Leader
Melakukan
Pemeriksaan
Mesin yang
Bermasalah
Tidak
Leader
Memvalidasi
Hasil Pre-
Produksi
Ya
Validasi
Sesuai
Tidak
Operator
Menjalank
an Proses
Produksi
Ya
Ada
Masalah
Mesin
Leader
Melakukan
Pemeriksa
an dan
Perbaikan
Mesin
Ya
Leader
Perso
Mengajukan
Kartu Hasil
Tes
Inspector
Melakukan
Pemeriksa
an Kualitas
Produk
Tidak
Sesuai
Operator
Melanjutkan
Produksi
Sesuai
Tidak
Inspector
Melakukan
Pemeriksa
an Kualitas
Operator
Menahan
Proses
Produksi
Operator
Melanjutkan
Produksi
Tidak
Sesuai
Sesuai
Operator
Melakukan
Pengecek
an Hasil
Perso
Secara
Random
Operator
Perso
Membuat
Kartu
Pengganti
Reject
Hasil
Tidak
Sesuai
Melakukan
Packing
Hasil
Sesuai
Leader
Perso
Membuat
List dan
Resume
Patrol
Memvalida
si Kartu
Reject
Sortir
Leader
Perso
Mengirim
Kartu
Reject dan
Sisa
Material
Leader
Mendata
Material
Reject
Perso dan
Hasil
Packing
List
Membuat
Delivery
Order dan
Packing
List
Menerima
Delivery
Order,
Packing
List dan
Barang
Produksi
Membuat
Invoice
Menerima
Pembayaran
Menerima
Goods
Received
Note
Mengirim
Delivery
Order,
Packing
List dan
Barang
Produksi
Gambar 3.7 Swim Lane Process Diagram
77
3.3.2.2 Business Process / Services Model
Gambar 3.8 Business Process Diagram
Business Process Diagram menggambarkan perincian dari sebuah aktifitas,
termasuk hubungan aktifitas tersebut terhadap aktifitas yang lainnya. Pada gambar
diatas, proses proses yang ada pada PT. Cipta Srigati Lestari digambarkan secara
terperinci, lengkap dengan input dan output yang dihasilkan dari masing masing
aktifitas.
78
3.3.3 Business Service / Product Matrix
Business Service/Product Matrix menggambarkan hubungan setiap bagian
terhadap proses produksi dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Tabel di
bawah ini menjelaskan hubungan semua bagian terhadap proses produksi smart card
dari berbagai sisi yaitu marketing, produksi, TI, dan legal (hukum).
Mar
ketin
g
Lead
er P
rodu
ksi
Lead
er M
aint
enan
ce
Fin
ance
IT
Lead
er W
areh
ouse
VP
Leg
al
GM
Pro
duks
i
Lead
er P
erso
Sup
ervi
sor
Pro
duks
i
Lead
er Q
C
VP
Pro
ject
VP
Sm
art
Car
d R
&D
Business Products
Smart Card F M M F R W L M M M M S R
R = Research & Develop; W = Warehouse; S = Service;
D = Distribute; F = Financials; M = Manufacture; L = Legal Tabel 3.5 Business Service / Product Matrix
79
3.3.4 Use Case Narrative & Diagram
3.3.4.1 Use Case Diagram
Gambar 3.9 Use Case Diagram
80
3.3.4.2 Use Case Narrative
1. Menerima Purchase Order dan Non-Disclosure Agreement
Bagian Marketing menerima Purchase Order dan Non-Disclosure
Agreement dari customer sebagai pegangan untuk mengerjakan proyek.
2. Membuat Internal Purchase Order
Bagian Marketing membuat Internal Purchase Order (IPO) dan
mengirimkannya ke bagian PPIC (Production Planning & Inventory
Control) sebagai tanda perintah kerja.
3. Membuat Planning Produksi
Bagian PPIC membuat planning produksi yang berisi spesifikasi mesin dan
bahan material untuk mengerjakan proyek tersebut, juga di dalamnya
terdapat jangka waktu yang diberikan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
4. Membuat Surat Perintah Kerja
Kemudian SPV Produksi membuat Surat Perintah Kerja sebagai instruksi
kerja yang akan diberikan kepada Leader Produksi. Surat Perintah Kerja ini
berdasarkan planning produksi yang diberikan oleh PPIC.
5. Membuat Form Permintaan Material
Leader Produksi membuat dan mengeluarkan form Permintaan Material
yang ditujukan kepada Warehouse dalam bentuk surat.
6. Membuat Form Pre-Produksi
Leader Produksi kemudian membuat form Pre-Produksi untuk diberikan
kepada Leader Maintenance untuk agar memeriksa mesin yang akan
digunakan, kemudian setelah selesai diperiksa form tersebut diteruskan
kepada Leader Quality Control untuk melakukan pemeriksaan kualitas dari
81
mesin tersebut, apakah sudah siap untuk memproduksi sesuai standar atau
belum. Kemudian setelah sesuai, form Pre-Produksi diberikan kepada
Operator Produksi untuk mulai menlakukan proses produksi.
7. Membuat Form Error Handling Control
Operator Produksi membuat form Error Handling Control untuk
mendokumentasi segala kerusakan atau kegagalan selama proses produksi
dilaksanakan.
8. Membuat Form Quality Control Summary
Operator Quality Control membuat rangkuman terhadap pengendalian
kualitas dalam form Quality Control Summary yang akan diberikan kepada
Operator Personalization untuk melakukan validasi.
9. Membuat Form Personalization Production Report
Operator Produksi kemudian membuat form Personalization Production
Report untuk diberikan kepada Leader Produksi sebagai laporan produksi.
10. Membuat Form Reject Personalization
Operator Quality Control membuat form Reject Personalization sebagai
dokumentasi untuk kartu yang statusnya “reject” selama proses
personalisasi.
11. Membuat List dan Resume Hasil Produksi
Leader Personalization dari bagian Produksi akan membuat List and Resume
Summary dari hasil produksi yang dituangkan pada form Personalization
Production Report.
82
12. Membuat Form Bukti Balik Barang
Leader Personalization membuat Form Bukti Balik Barang sebagai
pengantar kartu reject yang akan dikembalikan kepada Warehouse, form
tersebut akan diberikan kepada Leader Warehouse.
13. Membuat Delivery Order dan Packing List
Leader Warehouse membuat Delivery Order dan Packing List (DO+PL)
sesuai permintaan bagian Marketing.
14. Menerima Goods Received Notes
Setelah barang dikirim, customer akan mengirimkan Goods Received Notes
(GRN) kepada bagian Marketing PT. CSL sebagai tanda bahwa barang telah
diterima.
15. Membuat Invoice
Bagian Marketing kemudian membuat invoice atau penagihan pembayaran
kepada customer.
16. Menerima Pembayaran
Bagian Marketing menerima pembayaran dari customer sesuai dengan
invoice yang diterbitkan sebelumnya.
83
3.4 Data & Information
3.4.1 Object State Transition Diagram
Purchase Order
Gambar 3.10 Statechart Diagram Purchase Order
Internal Purchase Order
Gambar 3.11 Statechart Diagram Internal Purchase Order
Delivery Order
Gambar 3.12 Statechart Diagram Delivery Order
Packing List
Gambar 3.13 Statechart Diagram Packing List
84
Goods Received Note
Gambar 3.14 Statechart Diagram Goods Received Note
Invoice
Gambar 3.15 Statechart Diagram Invoice
Surat Perintah Kerja (SPK)
Gambar 3.16 Statechart Diagram Surat Perintah Kerja
Form Pre-Produksi
Gambar 3.17 Statechart Diagram Form Pra-Produksi
85
Form Quality Control Summary
Gambar 3.18 Statechart Diagram Form Quality Control Summary
Form Reject Perso
Gambar 3.19 Statechart Diagram Form Reject Perso
Form Permintaan Material
Gambar 3.20 Statechart Diagram Form Permintaan Material
Form Serah Terima Material
Gambar 3.21 Statechart Diagram Form Serah Terima Material
Form Bukti Balik Barang
Gambar 3.22 Statechart Diagram Form Bukti Balik Barang
86
3.4.2 Logical Data Model
Gambar 3.23 Class Diagram
87
3.4.3 Actvity/Entity Matrix
3.4.3.1 Activity Listing
Gambar 3.24 Activity Listing
Membuat Smart Card
Menerima Purchase Order dan Non-Disclosure Agreement
Membuat Internal Purchase Order Membuat Planning Produksi
Membuat Surat Perintah Kerja
Membuat Form Permintaan Material
Membuat Form Pre-Produksi
Membuat Form Error Handling
Membuat Form Quality Control
Membuat Form Personalization Production Report Summary
Membuat Form Reject Personalization
Membuat List dan Resume Hasil Produksi
Membuat Form Bukti Balik
Membuat Form Delivery Order dan Packing List
Menerima Goods Recieved Notes
Membuat Invoice Menerima Pembayaran
88
3.4.3.2 Entity (CRUD) Matrix
Cu
sto
me
r
Pro
du
ksi
QC
Pe
rso
Wa
reh
ou
se
Ma
rke
ting
Pu
rch
ase
Ord
er
Inte
rna
l Pu
rch
ase
Ord
er
Su
rat P
eri
nta
h K
erj
a
Pe
rmin
taa
n M
ate
ria
l
Pre
Pro
du
ksi
Err
or
Ha
ndlin
g C
on
tro
l
Qu
alit
y C
on
tro
l Su
mm
ary
Pe
rso
Pro
du
ctio
n R
ep
ort
Re
ject
pe
rso
Lis
t Re
sum
e &
Ha
sil
Pro
du
ksi
Bu
kti B
alik
Ba
ran
g
De
live
ry O
rde
r +
Pa
ckin
g
Lis
t
Go
od
s re
ceiv
ed
no
te
Invo
ice
Menerima Purchase Order R R R C
Membuat Internal Purchase Order C
Membuat Production Plan C R
Membuat Surat Perintah Kerja C R R R U R C C R R R
Membuat Form Permintaan Material C C
Membuat Form Pre Produksi C R
Membuat FEHC C
Membuat FQCS C R C
Membuat FPPR C C
Membuat FRP R C Membuat List Hasil Resume Produksi
C
C
Membuat FBBB C R
Membuat DO & PL C R
Menerima Goods Received Notes C R
Membuat Invoice C
Menerima Pembayaran U
Tabel 3.6 Entity (CRUD) Matrix
89
Entity (CRUD) Matrix ini adalah sebuah tabel yang menggambarkan
hubungan antar entitas yang ada. Dimana didalamnya terdapat empat fungsi yaitu
Create, Read, Update, Delete. Fungsi Create dalam proses produksi yang ada
berarti membuat atau menghasilkan sebuah form baru, fungsi read berarti
mengambil data dari entitas lain yang diperlukan untuk membuat sebuah form
baru, fungsi update digunakan untuk meng-update data atau atribut dari entitas
atau form tersebut, sedangkan delete digunakan untuk menghapus data dari
sebuah entitas yang harus di hapus.
Menerima Purchase Order mendapat fungsi read dengan customer
karean untuk membuat sebuah PO, diperlukan data customer, Internal Purchase
Order sebagai pesanan awal dari customer tersebut.
Membuat Internal Purchase Order mendapat fungsi create dengan
bagian marketing, karena IPO tersebut dibuat oleh bagian marketing.
Membuat Production Plan di-create oleh bagian produksi. Surat Perintah
Kerja (SPK) memiliki banyak hubungan dengan entitas lainnya, karena SPK ini
adalah inti dari sebuah proses produksi yang akan dilakukan. Adapun fungsi
yang dimiliki oleh Membuat SPK tersebut yaitu create dengan bagian produksi
karena SPK ini dibuat oleh bagian produksi, kemudian dengan PersoProduction
Report dan Form Recect Perso. Beberapa entitas lain berhubungan dengan
pembuatan SPK menggunakan fungsi read, karena entitas tersebut memerlukan
data dari SPK ataupun sebaliknya SPK memerlukan entitas tersebut yang
berhubungan dalam fungsi read. Membuat SPK jugaberhubungan dengan Error
Handling Control melalui fungsi update karena produksi yang error harus di
data.
90
Membuat Form Permintaan Mtaerial berhubungan melalui fungsi create
dengan produksi, karena dibuat oleh bagian produksi. Form Permintaan Material
ini juga berhubungan dengan entitas Permintaan Material karena langsung
membuat sebuah form baru berupa Permintaan Material.
Membuat Form Pre Produksi memiliki hubungan create dengan bagian
produksi, karena dibuat oleh bagian produksi. Dan memiliki hubungan read
dengan SPK, karena data untuk pre produksi diperoleh dari data yang ada pada
Surat Perintah Kerja.
Form Error Handling Control atau FEHC berhubungan fungsi create
dengan produksi karena dibuat oleh bagian produksi karena berisi laporan
tentang kondisi mesin produksi.
Form Quality Control Summary dibuat oleh bagian produksi, maka dari
itu berhubungan create dengan produksi. Form ini juga berhubungan create
dengan Form Quality Control Summary karena menghasilkan sebuah form baru.
Form ini berhubungan read dengan SPK karena membutuhkan data dari SPK,
terkait produksi mana yang kualitasnya sedang di kontrol.
Form Perso Production Report berhubungan create dengan produksi dan
perso karena form ini dibuat oleh bagian produksi, berhubungan dengan data
produksi dan personalisasi dari setiap kartu yang di produksi.
Form Reject Perso berhubungan melalui fungsi read dengan SPK karena
form ini mendata hasil produksi yang reject (tidak berfungsi atau salah
produksi), dan berhubungan create dengan List & Resume Hasil Produksi karena
setiap hasil produksi yang di reject harus di catat kedalam form tersebut.
91
Membuat List Hasil Resume Produksi berhungungan create dengan
bagian perso karena dibuat langsung oleh bagian perso, berhubungan create
dengan Bukti Balik Barang karena untuk membuat form Bukti Balik Barang
diperlukan data dari List & Resume Hasil Produksi.
Membuat Form Bukti Balik Barang dibuat oleh bagian Perso, oleh karena
itu memiliki hubungan create langsung. Form ini dibuat berdasarkan data dari
SPK, maka dari itu berhubungan read dengan SPK.
Membuat DO & PL (Delivery Order & Packing List) dilakukan oleh
bagian gudang, dengan mengambil data yang ada pada Purchase Order. Oleh
karena itu, DO & PL berhubungan create dengan warehouse, dan berhubungan
read dengan Purchase Order.
Goods Received Notes dibuat oleh bagian gudang, berdasarkan data dari
Purchase Order. Hubungan GRN ini sama persis seperti hubungan yang ada
pada DO &PL, yaitu create dengan warehouse dan read dengan Purchase Order.
Membuat Invoice dan menerima pemnbayaran dilakukan oleh orang yang
sama, yaitu bagian marketing. Invoice berhubungan update dengan bagian
Marketing, karena status pembayaran tersebut akan diubah oleh bagian
marketing.
92
3.5 Systems & Applications
System Data Flow Diagram
Customer1.0
Menerima
Purchase Order
Purchase
Order
2.0
Membuat Internal
Purchase Order
3.0
Membuat Planning
Produksi
4.0
Membuat Surat
Perintah Kerja
5.0
Membuat Form
Permintaan
Material
6.0
Membuat Form
Pre-Produksi
7.0
Membuat Form
Error Handling
Control
8.0
Membuat Form
Quality Control
Summary
9.0
Membuat Form
Perso Production
Report
10.0
Membuat Form
Reject Perso
11.0
Membuat List +
Resume Hasil
Produksi
15.0
Membuat
Invoice
16.0
Menerima
Pembayaran
Supervisor
Produksi
Leader
Produksi
Operator
Quality Control
Leader
Warehouse
Marketing
Customer
Internal
Purchase
Order
Surat
Perintah
Kerja
Pemintaan
Material
Quality Control
Summary
Perso
Production
Report
Goods
Received
Notes
Invoice
Purchase_Order Detail_
Purchase_Order
Detail_Purchase_Order
Detail_Internal_Purchase_Order
Detail_Customer
Detail_Internal_Purchase_Order
Job/Work_Instruction
Detail_Planning_Produksi
Detail_Surat_Perintah_Kerja
Material_yang_
Dibutuhkan
Data_Quality_
Control
Detail_Form_
Quality_Summary_
Control
Tagihan Detail Invoice
Detail Invoice
Pembayaran
Detail_Form_
Permintaan_Material
Spesifikasi_Mesin_
Dan_BahanPre-
Produksi
Detail_Form_
Pre-Produksi
Operator
Produksi
Data_Proses_Produksi_
Yang_Error
Error Handling
Control
Detail_Form_Error_
Handling_Control
Data_PersoDetail_Perso_
Production_Report
Data_Kartu_RejectReject
Perso
Detail_Form_Reject_
Perso
Leader
Perso
Data_Hasil_
Produksi
List dan
Resume Hasil
Produksi
Detail_List_Resume_
Hasil_Produksi
12.0
Membuat Form
Bukti Balik Barang
Data_Barang_yang_Dikembalikan Bukti Balik
Barang
Detail_Form_Bukti_
Balik_Barang
13.0
Membuat Form
Delivery Order dan
Packing List
Data_Delivery_Order_
Dan_Packing_List
Delivery Order
dan Packing
List
Detail_Delivery_Order_
Dan_Packing_List
14.0
Menerima Goods
Received Notes
Data_Barang_
Yang_Diterima
Detail_Goods_
Received_Notes
Gambar 3.25 Data Flow Diagram
93
3.6 Networks & Infrastructure
Network Connectivity Diagram
Gambar 3.26 Network Connectivity Diagram
Gambaran jaringan secara umum pada kantor pusat PT. Cipta Srigati Lestari yaitu
terdapat beberapa server sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Server tersebut
dihubungkan ke user melalui sebuah main switch. User sendiri memiliki berbagai
macam koneksi ke dalam jaringannya, ada yang melalui kabel dan wireless. Pada bentuk
jaringan ini, belum adanya pembagian jaringan berdasarkan divisi perusahaan, setiap
user kurang lebih memiliki kedudukan yang sama dengan user lainnya.
94
3.7 Security
Security Plan
- Operational Security
Operational Security PT. Cipta Srigati Lestari meliputi proses pengamanan dari
kegiatan operasional untuk menghindari potensi kerugian yang bisa terjadi. PT.
Cipta Srigati Lestari menggunakan jasa asuransi untuk menjaga semua aset-aset
penting dalam kegiatan operasional hariannya.
- Personnel Security
Personel Security pada PT. Cipta Srigati Lestari sudah terlaksana dengan cukup
baik, akan tetapi masih kurang maksimal karena masih kurangnya privasi untuk
akses ruangan setiap pekerjanya.
- Data Security
Ruangan untuk server dan Research and Development (R&D) di kantor PT. CSL
dilengkapi dengan kartu akses untuk memasukinya. Pengamanan data secara digital
sendiri belum ada, pengamanan data server dilakukan dengan cara memberi kunci
akses khusus kepada karyawan yang bersangkutan.
- Physical Security
Kemanan fisik atau physical security pada PT. Cipta Srigati Lestari berupa
pengamanan di kantor dan di pabrik tempat produksi. Untuk di kantor, bentuk
pengamanan berupa penjagaan oleh petugas keamanan dan pengamanan ruangan
tertentu dengan pemasangan kunci akses (access door). Pengamanan di pabrik jauh
lebih ketat, dari mulai pengadaan CCTV, penggunaan pintu baja, dan jam kerja yang
ketat.
95
3.8 Standards
Technology Forecast
Spesifikasi komputer pada PT. CSL dibagi menjadi dua kelas, yaitu high-spec dan
mid-spec. Perincian spesifikasi komputer adalah sebagai berikut:
Technology Forecast Forecast Area Short Term
(next-12 Months)
Mid Term (12-24
Months)
Long Term (2-3 Years)
Operating Systems PC Windows 7 (64 bit, Ultimate)
- -
Desktop PCs Processor Intel i5 2,4 Ghz Memory RAM 4GB DDR2
- -
Office Automation Suite Microsoft Office 2007
- -
Desktop Monitors Monitor LCD 15 inch
- -
Persistent Storage 500GB - - Tabel 3.7 Technology Forecast Komputer High-Spec
Technology Forecast Forecast Area Short Term
(next-12 Months)
Mid Term (12-24
Months)
Long Term (2-3 Years)
Operating Systems PC Windows 7 (64 bit, Ultimate)
- -
Desktop PCs Processor Intel Core 2 Duo 2 GHz Memory RAM 4GB DDR2
- -
Office Automation Suite Microsoft Office 2007
- -
Desktop Monitors Monitor LCD 15 inch
- -
Persistent Storage 80GB - - Tabel 3.8 Technology Forecast Komputer Mid-Spec
96
3.9 Workforce
3.9.1 Workforce Plan
Pada divisi marketing masih perlu peningkatan kinerja didalam mencari
pelanggan-pelanggan baru untuk menunjang visi didalam perusahaan. Dengan begitu
perusahaan dapat memberikan penghargaan bagi karyawan yang dapat mencari
pelanggan yang dapat memesan dalam jumlah banyak. Dengan begitu karyawan di
dalam bagian Marketing pun dapat saling berkompetisi untuk mendapatkan
penghargaan di dalam perusahaan.
Divisi keuangan/finance harus lebih cermat untuk menyiasati anggaran
keuangan perusahaan yang ketat dikarenakan proyek produksi smart card yang terus
berdatangan dan deadline yang saling berdekatan. Bagian Finance harus
menganggarkan keuangan dengan sangat cermat, agar arus kas perusahaan dapat
lebih terarah dan terjaga.
Divisi produksi memiliki peranan yang sangat vital pada PT. Cipta Srigati
Lestari, mengingat jumlah produksi smart card yang sangat besar tiap bulannya. Saat
ini, proses produksi sudah didukung oleh teknologi yang cukup mutakhir. Akan
tetapi, proses administrasi produksi belum didukung oleh teknologi yang
memungkinkan untuk memonitor status produksi secara langsung. Pemantauan proses
produksi secara real-time sangat diperlukan karena volume produksi yang sangat
besar. Untuk rekap dan laporan bulanan juga msih menggunakan Microsoft Excel
yang memakan waktu yang relatif lama untuk membuat sebuah laporan. Kedepannya
diharapkan divisi produksi memiliki sistem yang mampu memecahkan masalah-
masalah tersebut.
97
3.9.2 Organization Chart
Gambar 3.27 Struktur Organisasi
98
3.9.3 Skills and Knowledge Profile
i) Direktorat Marketing
- Local:
• Mempersiapkan proposal dan dokumen-dokumen tender untuk
wilayah Indonesia (lokal)
• Memperoleh pesanan smart card/SIM Card dari operator
telekomunikasi lokal, perbankan lokal, retail (kartu belanja, kartu
anggota, dll.) dan pemerintahan lokal.
• Menjaga relasi dengan customer.
• Melakukan penagihan kepada customer.
• Menerima keluhan dari customer.
• Membuat laporan penjualan.
- Overseas:
• Mempersiapkan proposal dan dokumen-dokumen tender untuk luar
negeri (overseas).
• Memperoleh pesanan smart card/SIM Card dari operator
telekomunikasi luar negeri, banking luar negeri, retail dan
pemerintahan luar negeri khususnya negara-negara berkembang
(Afrika dan Asia).
• Menjaga relasi dengan customer.
• Melakukan penagihan kepada customer.
• Menerima keluhan dari customer.
• Membuat laporan penjualan setiap bulan.
99
• Mengatur pengiriman hasil produksi (ekspor) kepada customer.
- Technical Sales:
• Mempersiapkan proposal dan dokumen-dokumen tender untuk
produksi solusi.
• Memperoleh pesanan solusi.
• Menjaga relasi dengan customer.
• Melakukan penagihan kepada customer.
• Menerima keluhan dari customer.
• Membuat laporan penjualan setiap bulan.
• Bertanggung jawab terhadap pelayanan solusi yang diberikan kepada
customer sesuai dengan jangka waktu perjanjian termasuk
mempersiapkan pelatihan terkait dengan implementasi solusi yang
diberikan kepada customer.
ii) Direktorat Finance
- Legal:
• Membuat dan me-review perjanjian, MoU (Memordandum of
Understanding), dan NDA (Non Disclosure Agreement).
• Membuat dan me-review kontrak karyawan.
• Mempersiapkan RUPS Tahunan dan Luar Biasa Perseroan, Anak
Perusahaan, dan Afiliasi.
• Membuat dan me-review Peraturan Perusahaan.
100
• Mengajukan dan/atau memperpanjang perijinan.
• Menyimpan dan menyusun legalitas Perseroan, Anak Perusahaan dan
Afiliasi.
• Legitasi/Penyelesaian Hubungan Industrial.
- HRD & GA:
• Melakukan perekrutan karyawan sesuai Man Power Planning.
• Mentimpan dan memperbaharui data karyawan.
• Melakukan perhitungan absensi dan lemburan.
• Melaksanakan pelatihan atau memfasilitasi pelatihan bagi karyawan.
• Menjalankan payroll.
• Melakukan konseling dengan karyawan.
• Mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga dalam memberikan
benefit kepada karyawan (asuransi kesehatan, Jamsostek, dll.).
• Melakukan pembelian sehubungan dengan kebutuhan karyawan back
office.
• Menyiapkan dan menjaga infrastruktur kantor sesuai dengan
kebutuhan karyawan.
• Melakukan pendataan aset Perseroan.
• Menjaga dan merawat lingkungan kantor dan pabrik, serta inventaris
kantor.
- Finance:
• Menyediakan laporan keuangan (neraca dan laba/rugi perseroan).
101
• Melakukan pembayaran terhadap vendor atau supplier perseroan
berdasarkan aging (jatuh tempo).
• Membuat laporan ke pihak kantor pajak.
• Membuat forecast kebutuhan anggaran.
• Melakukan stock opname bahan baku maupun inventatis kantor.
• Membuat jadwal pembayaran.
iii) Direktorat Operasional
- Produksi:
• Memproduksi smart card/SIM Card sesuai pesanan yang
disampaikan oleh bagian Marketing.
• Melakukan pengemasan (memasukkan SIM Card ke dalam kemasan)
sesuai dengan pesanan dari bagian Marketing.
• Membuat planning produksi berdasarkan permintaan dan
ketersediaan bajan baku.
• Membuat laporan produksi atas hasil produksi dan kartu yang
berstatus ‘reject’.
- Quality Assurance:
• Melakukan quality control (sortir card body dan SIM Card berstatus
‘ reject’) pada setiap bagian produksi.
• Membuat laporan hasil produksi dan kartu ‘reject’ dari setiap bagian
produksi.
102
• Melakukan quality control terhadap hasil produksi sebelum dikemas
dan dikirim ke pihak customer.
• Membuat laporan produksi atas hasil produksi dan kartu ‘reject’.
- Supply Chain Management:
• Melakukan pembelian bahan baku, mesin produksi dan suku cadang
mesin produksi.
• Membuat perencanaan pembelian bahan baku sesuai dengan
permintaan Marketing/planning produksi.
• Menerima dan menyimpan barang/bahan baku produksi.
• Mendistribusikan bahan baku kepada unit-unit kerja sesuai dengan
planning produksi per hari.
• Menyimpan hasil produksi dan membuat Delivery Order dan
Packing List sebelum diantarkan kepada customer.
- Maintenance:
• Melakukan pemeliharaan mesin secara berkala.
• Memperbaiki mesin produksi yang mengalami masalah.
• Membuat jadwal pemeliharaan secara berkala.
• Melakukan pergantian suku cadang mesin-mesin.
• Melakukan pengingkatan untuk optimalisasi mesin-mesin produksi.
103
iv) Direktorat Operasional
- Project:
• Melakukan pengetesan terhadap kartu SIM (dapat berfungsi atau
tidak terkait sistem operasi yang telah dimuat ke dalam kartu SIM).
• Memberikan pelayanan purna jual (after sales) kepada customer
apabila ada kartu SIM yang ‘error’ yang telah didistribusikan kepada
customer.
- Smart Card R&D:
• Melakukan penelitian dan pengembangan sistem operasi pada smart
card/kartu SIM.
• Merancang dan mengembangkan IT Solution khususnya industri
telekomunikasi dan sistem pembayaran.
• Melakukan pengembangan dari native, java (melalui penambahan
fitur-fitur) untuk ditawarkan kepada customer (industri
telekomunikasi dan perbankan).
- Software Development & IT Infrastructure:
• Membuat perangkat lunak serta implementasinya pada perusahaan
(HRM System).
• Mengembangkan perangkat lunak untuk optimalisasi guna
mendukung aktivitas perusahaan.
104
• Menyediakan jaringan serta pemeliharaan infrastruktur TI untuk
kantor maupun pabrik.
3.10 EA Management Plan
EA Management Plan adalah sebuah kerangka kerja di mana di dalamya terdapat
rencana, prinsip kerja, metodologi implementasi, estimasi biaya serta rancangan
arsitektur perusahaan ke depan. EA Management Plan ini adalah penggambaran
perpindahan atau transisi dari current architecture menuju future architecture; meliputi
sumber daya dan tahapan dari penerapan yang akan diusulkan. EA Management Plan
sebaiknya diperbaharui dalam sebuah interval waktu tertentu (setiap tahun, dua tahun
atau seterusnya) agar dapat selalu menyediakan versi yang baik untuk pengembangan
Enterprise Architecture berikutnya. EA Management Plan adalah sebuah transisi
kontinuitas sebagai implementasi dari TI sebuah perusahaan. EA Management Plan
sama seperti rencana proyek seorang arsitek; mencakup seluruh pekerjaan, rancangan,
pendekatan, jangka waktu serta urutan pekerjaan yang dilakukan dalam memperbaharui
Enterprsie Architecture perusahaan tersebut.
3.10.1 Manajemen Program EA
3.10.1.1 Prinsip dan Tata Kelola
Tujuan Program EA ini adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan
baik dalam strategi, proses bisnis serta teknologi. Program EA ini akan langsung
dipimpin oleh President Director yang dibantu oleh para Director di bawahnya
105
meliputi Production Director, Marketing Director dan IT Director, dan
dikerjakan oleh bagian TI perusahaan.
Program EA ini diproyeksikan untuk tiga tahun ke depan. Harapan dari
program EA ini adalah agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan ke depannya
dan mampu mencapai visi perusahaan seperti yang ditargetkan. Perubahan yang
dilakukan bersifat fleksibel, yang berarti masih bisa berubah sesuai dengan
kebutuhan dari perusahaan.
3.10.1.2 Dukungan untuk Strategi dan Bisnis
Tujuan utama dari program EA ini adalah untuk membantu dan
meningkatkan strategi, proses bisnis dan teknologi perusahaan, juga untuk
mengidentifikasi jarak performa yang sekiranya dapat dihapus oleh komponen
EA. Strategi yang dihasilkan diharapkan dapat membuat perusahaan mencapai
tujuannya secepat mungkin. Yaitu salah satunya dengan meningkatkan hasil
produksi dipercaya dapat membawa perusahaan menuju cita-citanya: menjadi no.
1 leader in IT solution.
Proses bisnis dan teknologi yang dihasilkan juga diharapkan dapat
meningkatkan kefektifan dan keefisienan proses bisnis yang dijalankan oleh
perusahaan sehingga proses-proses yang tidak perlu dilakukan dapat dihilangkan,
ini membuat proses bisnis perusahaan dapat bekerja lebih cepat dalam siklusnya.
Dengan membangun sebuah topologi jaringan yang menghubungkan kantor yang
berada di jalan Kemang Utara, Jakarta Selatan, dengan pabrik yang terletak di
106
Cikarang, Jawa Barat, diharapkan pemrosesan dan pengiriman data dari kedua
bangungan tersebut dapat lebih mudah dan cepat.
3.10.1.3 Peranan dan Tanggung Jawab EA
Berikut adalah tabel yang berisi peranan dan tanggung jawab dari
masing-masing orang yang bertanggung jawab pada program EA di PT. Cipta
Srigati Lestari.
No. EA TEAM
POSITION EA TEAM ROLE EA RESPONSIBILITIES
1 President
Director
Pemimpin dan Pengambil
Keputusan
Menyutujui rancangan EA dan
menjaga stabilitas dalam
pengembangannya.
2 Production
Director
Pengidentifikasi Proses
Produksi
Mengidentifikasi dan
mengawasi proses produksi
yang akan dikembangakan
dalam EA.
3 Marketing
Director
Pengidentifikasi Proses
Bisnis pada Bagian
Marketing
Mengidentifikasi dan
mengawasi proses bisnis pada
bagian Marketing yang akan
dikembangakan dalam EA.
4 IT Director
Pemimpin Bagian TI dan
Penanggung Jawab
Program EA
Memimpin dan bertanggung
jawab terhadap segala sesuatu
yang terjadi selama program
EA dijalankan.
5 Bagian TI Pelaksana Program EA
Melaksanakan dan
mengerjakan program EA yang
sudah dirancang sesuai dengan
jangka waktu yang diberikan.
Tabel 3.9 EA Roles and Responsibilities Matrix
107
3.10.1.4 Anggaran Program EA
Berikut adalah perkiraan anggaran biaya yang dibutuhkan dalam penerapan
sistem infrastruktur dan jaringan yang baru. Anggaran program ini dibagi
menjadi 4 tahun, sesuai dengan tahapan perencanaan sistem. Anggaran disusun
untuk 4 tahun kedepan dengan perincian sebagai berikut:
Tahun pertama
• Pengembangan spesifikasi dari komputer yang sudah ada
• Pembelian unit komputer baru (jika diperlukan)
Perkiraan biaya dalam perencanaan pada tahun pertama dalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan spesifikasi komputer Rp. 10.000.000
2. Pembelian unit komputer baru Rp. 15.000.000
Total Rp. 25.000.000
Tahun kedua
• Pengadaan sistem database
• Penyempurnaan LAN
• Pengadaan jaringan antara kantor dan pabrik
• Pengembangan website
• Penyempurnaan sistem HRM
• Perancangan dan implementasi ERP
108
Perkiraan biaya dalam perencanaan di tahun kedua ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengadaan database Rp. 15.000.000
2. Penyempurnaan LAN Rp. 5.000.000
3. Pengadaan jaringan antara kantor dan pabrik Rp. 3.500.000
4. Pengembangan website Rp. 10.000.000
5. Penyempurnaan sistem HRM Rp. 10.000.000
Total Rp. 43.500.000
Tahun ketiga
• Implementasi ERP
Perkiraan biaya dalam perencanaan di tahun ketiga ini adalah sebagai
berikut:
1. Implementasi ERP Rp. 500.000.000
Berdasarkan perincian dari rencana anggaran proyek EA, diperkirakan
dana yang dibutuhkan adalah sekitar Rp 565.000.000.
109
3.10.1.5 Pengukuran Kinerja Program EA
Pengukuran terhadap kinerja program EA ini dilihat dari pencapaian
tujuan dari strategi, efisiensi proses bisnis dan efektifitas teknologi yang telah
diimplementasikan. Pengukuran kinerja program ini dibagi menjadi dua, yaitu
outcome measures dan output measures. Outcome measures adalah pengukuran
kinerja dari progres yang dihasilkan selama program EA dijalankan, sedangkan
output measures adalah pengukuran kinerja yang berupa data dalam aktifitas atau
proses bisnis.
Contoh outcome measures yang diharapkan dari program EA PT. Cipta
Srigati Lestari adalah: peningkatan jumlah produksi, pengiriman laporan dari
satu bagian ke bagian lebih cepat dan sebagainya. Sedangkan contoh dari output
measures yang diharapkan dari program PT. Cipta Srigati Lestari adalah: jumlah
produksi menjadi lima juta per production line per bulan, jumlah laporan yang
diterima dan diproses meningkat dua kali lipat dan sebagainya.
3.10.2 Rangkuman Arsitektur yang Berjalan
Arsitektur yang berjalan pada perusahaan PT. Cipta Srigati Lestari (PT. CSL)
saat ini sudah mendukung seluruh proses bisnis yang berjalan. Tetapi seiring
berkembangnya perusahaan lain dalam persaingan bisnis mereka membuat PT. CSL
harus berbenah diri agar tidak tertinggal oleh pesaingnya. Contohnya masih banyak
proses bisnis dan proses produksi yang dilakukan secara manual sehingga memakan
waktu yang lama dan resiko human error yang besar. Proses bisnis yang ada saat ini
dapat lebih ditingkatkan efisiensi dan efektifitasnya melalui program EA ini. Dengan
110
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis yang ada diharapkan PT. CSL
dapat berkembang lebih baik lagi menuju target yang ingin dicapainya.
3.10.2.1 Sasaran Strategis dan Inisiatif
Strategic Goal Strategic Initiative Supporting EA Component (s)
Menjadi no. 1 Leader in IT
Solution
Meningkatkan kapasitas produksi.
Mesin produksi, ruangan produksi (pabrik), pegawai/buruh.
Mengefisiensikan proses bisnis.
Jaringan komputer, perangkat keras komputer, perangkat lunak komputer, database komputer dan jaringan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Kepelatihan, karyawan.
Meningkatkan hubungan baik dengan customer.
Layanan purna jual, database customer
Tabel 3.10 Sasaran Strategis dan Inisiatif
Pada tabel di atas dijelaskan setiap inisiatif strategi yang dicanangkan
dalam pengimplementasian EA yang baru. Seriap inisiatif strategi memiliki
komponen EA yang membantu agar inisiatif strategi tersebut dapat tercapai
dengan baik sehingga kemudian tujuan strategis perusahaan dapat tercapai.
3.10.2.2 Pelayanan Bisnis dan Arus Informasi
Lines of Business
Key Process
Information Flows
Supporting EA Component(s)
Penjualan
Penerimaan Pemesanan
Menerima Purchase Order dari Customer
Perangkat Komputer, Jaringan Komputer, Database, Mesin Printer.
Penyampaian Pemesanan
Membuat Internal Purchase Order
Penerimaan GRN Menerima Goods Recieved Notes (GRN)
Pembuatan Invoice
Membuat Invoice
Penerimaan Pembayaran
Menerima Pembayaran dari Customer
111
Produksi
Penyusuan Planning Produksi
Membuat Planning Produksi
Perangkat Komputer, Jaringan Komputer, Database, Mesin Printer.
Pembuatan Surat Perintah Kerja
Membuat Surat Perintah Kerja
Permintaan Material kepada Warehouse
Membuat Form Permintaan Material
Penyusunan Pre-Produksi
Membuat Form Pre-Produksi
Pembuatan Laporan Hasil Penanggunlangan Mesin yang Bermasalah
Membuat Form Error Handling Control
Pembuatan Laporan Hasil Quality Control
Membuat Form Quality Control
Pembuatan Laporan Hasil Personalization
Membuat Form Personalization Production Report
Mengecek Hasil Personalization
Membuat Form Reject Personalization
Pembuatan Daftar Hasil Produksi
Membuat List dan Resume Hasil Produksi
Pengembalian Barang
Membuat Form Bukti Balik Barang
Memberikan Barang kepada Bagian Marketing
Membuat Form Delivery Order dan Packing List
Tabel 3.11 Pelayanan Bisnis dan Arus Informasi
Gambar tabel di atas adalah daftar dari proses bisnis yang dilakukan oleh
PT. Cipta Srigati Lestari beserta komponen TI yang membantu setiap prosesnya.
112
3.10.2.3 Sistem dan Aplikasi
Sistem yang ada pada PT. Cipta Srigati Lestari pada saat ini masih cukup
mampu mendukung proses yang ada pada perusahaan. Untuk sistem, belum ada
sistem yang mampu menghubungkan pabrik dan kantor pusat untuk
memudahkan pemantauan dari produksi. Saat ini, untuk memantau status proses
produksi dilakukan melalui surat elektronik/e-mail. Penggunaan e-mail
sebenarnya cukup praktis, akan tetapi memakan waktu yang relatif lama dan
tidak bersifat real-time. Untuk bagian produksi, data produksi di rekap dan
dirangkum dalam dokumen Microsoft Excel.Data produksi cukup tertata rapi,
akan tetapi jika ada data yang harus diperiksa atau di cocokkan ulang harus
dilakukan secara manual dan memakan waktu yang relatif lama.
3.10.2.4 Infrastruktur Teknologi
Saat ini, jaringan yang ada di kantor pusat PT. Cipta Srigati Lestari
menggunakan beberapa server sesuai dengan kebutuhan dari user. Server-server
tersebut adalah Active Directory Server, Application Server, Web Master & File
Sharing Server, File Server, dan Briker Server. Di atas server-server tersebut
terdapat gateway yang menghubungkan seluruh jaringan dengan internet. Data-
data penting yang diperlukan cukup tersaji dengan baik, tetapi untuk pengolahan
dan pemantauan produksi, diperlukan waktu dan data tersebut cenderung sulit
untuk diolah. Sistem yang sudah ada sekarang sudah cukup mendukung aktivitas
PT. Cipta Srigati Lestari, akan tetapi harus ditingkatkan agar PT. Cipta Srigati
Lestari dapat terus berkembang.
113
3.10.2.5 Keamanan TI
3.10.2.5.1 Tujuan dari Perencanaan Keamanan TI
Tujuan dari adanya perencanaan keamanan TI adalah demi
memberikan rasa aman dan menjaga semua tingkatan EA agar dapat
berfungsi dengan baik. Dengan adanya perencanaan keamanan TI juga
bermanfaat agar sistem terjaga dari segala kerentanan yang dapat
merusak sistem TI dalam pengimplementasian Enterprise Architecture.
3.10.2.5.2 Elemen Program Keamanan
Elemen program keamanan yang diusulkan adalah: Information,
Personnel Security, Operational Security dan Physical Security.
Information Security mencakup keamanan terhadap rancangan
Future EA yang akan diimplementasi. Informarion Security akan
memberikan keamanan berupa autentikasi dan hak akses terhadap
informasi tersebut sehingga meminimalisir kemungkinan penyalahgunaan
informasi yang ada.
Personnel Security berupa autentikasi pengguna (user
authentication), kepelatihan kepedulian terhadap keamanan TI dan juga
kepelatihan prosedur yang mencakup prosedur-prosedur yang diterapkan
pada sebuah sistem TI. Pada prosedur ini para pengguna akan
diperkenalkan pada sistem keamanan yang berlaku.
114
Operations Security mencakup pendekatan resiko pada sistem
yang akan diimplementasikan, evaluasi dan pengetesan terhadap
komponen keamanan, pemulihan dari kerentanan-kerentanan yang
mungkin ada pada sistem keamanan TI tersebut, akreditasi dan seritifkasi
dari komponen keamanan, standar prosedur operasi (Standart Operating
Procedures), pemulihan dari bencana (disaster recovery), dan kontinuitas
operasional.
Physical Security mencakup keamanan gedung, ruangan server,
sentra operasi jaringan dan juga jaringan kabel yang mendukung
operasional perusahaan keseluruhan.
Prosedur-prosedur ini akan diperkenalkan secara bertahap kepada
para pengguna sehingga mereka tanggap pada perubahan yang terjadi.
3.10.2.6 Standarisasi EA
Seluruh artefak yang dianalisa dan akan dirancang pada perusahaan PT.
Cipta Srigati Lestari semuanya mengacu kepada standar standar lokal maupun
internasional yang berlaku. Contoh standar yang berlaku secara internasional
berhubungan dengan EA: ISO 14258(1998): Concepts and rules for Enterprise
Models, CEN ENV 12204 (1996): Constructs for Enterprise Modeling.
3.10.2.7 Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk implementasi EA ini, diperlukan pelatihan bagi seluruh karyawan
dalam hal penggunaan sistem yang akan diterapkan. Sistem yang lama dan yang
115
baru memiliki perbedaan yang signifikan, karena terdapat adanya database yang
menyatukan seluruh bagian dari PT. Cipta Srigati Lestari. Pelatihan juga
diperlukan untuk membantu penerapan dari SOP yang baru.
3.10.3 Rangkuman Arsitektur Masa yang akan Datang
3.10.3.1 Skenario Operasi Masa yang akan Datang
Dari hasil analisa SWOT, pada saat ini PT. Cipta Srigati Lestari berada di
kuadran pertama yang berarti menjalankan strategi bisnis yang agresif untuk
bersaing di pasar. Kondisi PT. Cipta Srigati Lestari sekarang ini bisa dikatakan
cukup matang dan baik. Akan tetapi, PT. Cipta Srigati Lestari harus terus
berkembang agar dapat bertahan di posisinya dalam persaingan industri smart
card.
Dengan berada pada skenario yang agresif, dipercaya PT. Cipta Srigati
Lestari semakin hari semakin dekat dengan visi perusahaan tersebut yang
berbunyi “be no. 1 leader at IT solutions in 2015”. Karena dengan strategi bisnis
yang sedang dijalankan, PT. Cipta Srigati Lestari akan mencapai tujuan-
tujuannya, seperti meningkatkan kapasitas produksi dan sebagainya.
3.10.3.2 Asumsi Perencanaan
Prioritas dalam pengimplementasian EA ini adalah demi
mengefisiensikan dan mengefektifkan proses bisnis yang berjalan pada PT. Cipta
Srigati Lestari sehingga dapat memberikan keunggulan yang dapat digunakan
dalam persaingan di bidang usahanya. Dengan efektif dan efisiensinya proses
bisnis PT. CSL maka dengan begitu akan mengurangi resiko error pada proses
116
bisnis. Dengan begitu secara langsung target-target perusahaan dapat tercapai,
seperti meningkatkan jumlah kapasitas produksi sehingga membuat mereka
menjadi perusahaan dengan kapasitas produksi terbesar dan memimpin
persaingan dalam industri smart card.
3.10.3.3 Pembaharuan Dari Arsitektur Perusahaan
Perubahan diusulkan pada beberapa artefak untuk mendukung usulan
yang direncanakan. Simpulan dari perubahan perubahan tersebut adalah sebagai
berikut;
Dari artefak Strategic Goals and Initiatives, terdapat perubahan pada
diagram CONOPS di mana pada sebelumnya database masih kurang digunakan.
Pada usulan, database diusulkan untuk membantu proses secara keseluruhan
agar proses produksi dapat dipantau secara real-time. Balanced Scorecard juga
disusun untuk mengukur sejauh mana pencapaian dari strategi-strategi
perusahaan yang dicanangkan.
Pada artefak Business Products and Services, Swim Lane Process
Diagram juga mengalami perubahan menyesuaikan dengan diagram CONOPS
yang diusulkan. Use Case Diagram & Narrative juga mengalami perubahan dari
Current Architecture.
Untuk artefak Data & Information, semua elemennya mendapat
perubahan berdasarkan perubahan dari diagram CONOPS, diagram Use Case,
diagram Swim Lane dan diagram Data Flow.
117
Dalam Systems and Applications, diusulkan adanya jaringan yang mampu
menghubungkan kantor pusat dan pabrik agar proses produksi dapat dipantau
secara real-time dan waktu dalam proses bisnis dapat lebih singkat dan efisien.
Pada artefak Network and Infrastructure, diusulkan adanya bentuk
jaringan baru yang dibagi berdasarkan direktorat-direktorat yang ada. Juga
dibuatkannya database yang mengintergrasikan data yang ada di kantor dan di
pabrik.
3.10.3.4 EA Sequencing Plan
Gambar 3.28 EA Sequencing Plan
118
Gambar di atas adalah tahapan dari perencaan sistem yang akan
diterapkan pada PT. Cipta Srigati Lestari dengan perincian sebagai berikut:
• Q1-Q2
Sebelumnya, sistem sistem yang ada pada PT. Cipta Srigati Lestari yaitu
HRM untuk keperluan HRD, Microsoft Excel untuk berbagai kebutuhan
adminsitrasi, dan website untuk profil dari perusahaan. Pada tahun
pertama transisi dari EA lama ke EA baru, pada fase pertama ini
dilakukan peningkatan perangkat keras komputer, jadi belum adanya
perubahan pada sistem yang digunakan.
• Q2-Q3
Pada fase kedua ini, sistem database mulai diterapkan untuk membantu
penerapan ERP kedepannya. Dengan adanya database, keseluruhan
produksi dapat dipantau secara real-time.
• Q3-Q4
HRM, website dan excel tidak lagi digunakan, ketiga sistem tersebut
fungsinya sudah terdapat di dalam ERP. ERP mengintegrasikan seluruh
sistem yang tadinya terpisah pisah.
119
Enterprise Resource Planning
Enterprise Resource Planning atau sering disebut ERP adalah sistem
perangkat lunak yang mencakup seluruh perusahaan, biasa digunakan untuk
mengatur dan mengkoordinasi seluruh sumber daya, informasi, dan fungsi bisnis
dari data store.
Sistem ERP berusaha untuk mencakup fungsi dasar dari enterprise
(manufaktur, pergudangan, penyediaan bahan baku, teknologi informasi,
akuntansi, dan strategi manajemen). ERP biasa dipakai oleh perusahaan yang
bersifaft non-manufacturing, organisasi non-profit, dan pemerintahan. ERP
sering salah diartikan dengan sistem back office yang mengindikasikan bahwa
pelanggan dan publik tidak saling berhubungan secara langsung, ini berbanding
terbalik dengan sistem front office seperti e-business dan e-banking yang
langsung berhubungan dengan pelanggan.
Ada 5 alasan mengapa suatu perusahaan membutuhkan ERP, yaitu sistem
keuangan yang terintegrasi, informasi pesanan pelanggan yang terintegrasi,
menstandarisasi dan mempercepat proses manufacturing, mengurangi
persediaan, menstadarisasi informasi human resource atau SDM.
3.10.3.5 EA Configuration Management
Perubahan yang terjadi pada current architecture perusahaan PT. Cipta
Srigati Lestari adalah pada proses bisnis dijelaskan dalam diagram CONOPS,
diagram Swim Lane, diagram Use Case dan diagram Data Flow. Pada proses
bisnis tersebut, kami menemukan bahwa data-data yang mengalir masih sangat
120
lamban dan tingkat kesalahan integrasinya masih cenderung tinggi karena proses
bisnis masih dikerjakan secara manual.
Juga dibuatkan sebuah database yang mengintegrasikan data yang berada
di kantor maupun di pabrik sehingga aliran data yang ada di kantor dan di pabrik
dapat terintegrasi sehingga pengaksesan data dapat lebih cepat dan tingkat
kesalahan integrasi data lebih kecil.
3.11 Drivers of Change
Transisi dari Current EA menjadi Future EA digambarkan dalam Drivers of
Change. Perubahan terjadi karena adanya perubahan atau penambahan strategi,
taktik, arah dan produk baru, prioritas, dan munculnya teknologi baru pendukung
kegiatan perusahaan, sehingga terjadi pula perubahan operasional dan rencana-
rencana program dan kegiatan perusahaan. Berdasarkan analisis Current
Architecture, analisis masalah dan masukan dari PT. Cipta Srigati Lestari, dapat
diusulkan transisi menuju Future Architecture yang dapat diuraikan sebagai berikut;
a. Strategi
Berdasarkan hasil analisis SWOT, didapatkan beberapa strategi baru
yang dapat ditambahkan untuk perusahaan agar dapat mempertahankan
posisinya, terus meningkatkan kinerjanya dan dapat terus bersaing di
bidangnya. Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat kami usulkan:
121
� Memberi kontribusi yang signifikan pada kebutuhan smart card.
Sebagai salah satu perusahaan IT Solution dengan smart card sebagai
salah satu produk unggulannya, PT. Cipta Srigati Lestari harus terus
mampu berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan smart card di
Indonesia. Kebutuhan smart card di Indonesia akan terus meningkat
seiring terus berkembangnya perangkat elektronik yang
menggunakannya, hal ini menjadi sebuah peluang bagi perusahaan
untuk terus meningkatkan kualitas produksinya. Selain kebutuhan
smart card nasional, PT. Cipta Srigati Lestari juga sudah mulai
memenuhi kebutuhan smart card internasional, hal ini dibuktikan
dengan adanya beberapa perusahaan telekomunikasi asing yang
mempercayakan PT. Cipta Srigati Lestari untuk memproduksi smart
card yang mereka butuhkan.
� Kerjasama dengan vendor dan supplier ternama.
Saat ini PT. Cipta Srigati Lestari sudah menjalin kerjasama dengan
beberapa vendor dan supplier dari luar negri, akan tetapi kerjasama
tersebut harus terus dipertahankan untuk menjaga kualitas produksi
yang dimiliki PT. Cipta Srigati Lestari. Dengan adanya kerjasama
dengan perusahaan ternama baik dari dalam dan luar negri, biaya
produksi dapat ditekan dan menghasilkan harga jual yang relatif lebih
rendah.
122
� Memperbesar jaringan pelanggan hingga ke luar negeri.
Saat ini, perusahaan sudah memiliki beberapa klien perusahaan
telekomunikasi ternama dari luar negeri. Agar dapat terus
mempertahankan keunggulan perusahaan, jaringan klien harus terus
diperbesar baik dari dalam dan luar negeri.
� Perencanaan keuangan agar arus kas tidak terlalu cepat.
Kondisi yang ada sekarang mengindikasikan bahwa arus kas yang ada
terlalu ketat dalam sirkulasinya. Diperlukan adanya perencanaan yang
lebih rinci untuk lebih mengoptimalkan arus kas yang berputar.
� Mengejar standarisasi Visa dan MasterCard.
Kartu kredit adalah salah satu contoh dari aplikasi penggunaan smart
card pada bidang perbankan. Sebagai salah satu produsen smart card
besar di Indonesia, PT. Cipta Srigati Lestari tentu harus mampu
memproduksi credit card dengan standarisasi Visa dan MasterCard.
Saat ini, standarisasi yang diperlukan sedang dikejar guna memenuhi
persyaratan untuk mendapatkan standarisasi tersebut termasuk dengan
membangun pabrik baru yang sesuai dengan standar Visa dan
MasterCard.
� Menciptakan iklim persaingan yang lebih sehat.
Smart card adalah salah satu bisnis dengan uang dan produksi yang
yang sangat besar. Karena persaingan yang cukup ketat terkadang
diperlukan proses tender untuk bersaing dengan pihak pihak yang
memerlukan jasa produksi smart card tersebut. Dengan ketatnya
persaingan tersebut, tidak jarang ditemukan adanya cara cara yang
123
cenderung tidak sehat untuk memenangkan persaingan. Sebagai salah
satu produsen smart card besar, sudah sepatutnya perusahaan
bersaing dengan cara yang sehat dalam persaingannya.
� Menjaga kepercayaan dari klien.
Bagi setiap perusahaan, kepercayaan dari klien amatlah penting. Jika
kepercayaan tersebut sudah didapat tentunnya klien tidak akan
meninggalkan perusahaan. Dengan semakin meningkatnya daya saing
dari kompetitor, keyakinan dari klien harus terus dijaga dan
dipertahankan agar klien tersebut terus mempercayakan pekerjaannya
pada perusahan.
� Menciptakan persaingan sehat pada proses tender.
Untuk proyek pengerjaan smart card dalam partai yang sangat besar,
diperlukan adanya proses tender untuk menentukan perusahaan yang
akan mengerjakan produksi tersebut. Seringkali ditemukan persaingan
pada proses tender yang tidak sehat, salah satunya dengan manuver
manuver yang berbau politis. Hal hal ini tentu harus dihindari untuk
menciptakan proses tender yang adil dan sehat.
� Menyusun perencanaan keuangan untuk meningkatkan daya tawar.
Penyusunan rencana keuangan ini diperlukan untuk meningkatkan
daya tawar perusahaan terhadap calon klien yang akan
mempercayakan proses produksi smart card-nya kepada perusahaan.
Semakin meningkatnya daya tawar dari kompetitor, tentunya
perusahaan juga harus memiliki daya tawar tersendiri untuk terus
bersaing di bidangnya.
124
b. Taktik
� Strategi : Memberi kontribusi yang signifikan pada kebutuhan smart card.
Taktik yang sebaiknya dilakukan dalam mencapai strategi ini adalah
dengan meningkatkan kapasitas produksi. Setelah saat ini PT. CSL
memiliki kapasitas produksi sebesar dua belas juta buah setiap bulan
dengan empat production line yang dimiliki dan tiga juta buah untuk
masing-masingnya. Otomatis untuk meningkatkan kapasitas produksi
ialah dengan menambah production line dari yang telah dimiliki
sekarang.
� Strategi : Kerjasama dengan vendor dan supplier ternama.
Taktik yang sebaiknya dilakukan adalah dengan menjaga kualitas
produksi sehingga perusahaan memilki imej yang bagus dan konsisten
bagi perusahaan-perusahaan yang lain. Dengan adanya imej yang bagus
maka perusahaan lain juga akan memiliki kepercayaan yang penuh
terhadap PT. CSL.
� Strategi : Memperbesar jaringan pelanggan hingga ke luar negeri.
Taktik yang dapat dilakukan demi mencapai strategi ini ialah dengan
menawarkan jasa yang dimiliki perusahaan kepada perusahaan asing tersebut.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti kegiatan tender
demi mendapat kesempatan mengerjakan proyek dari perusahaan asing
tersebut.
125
� Strategi : Perencanaan keuangan agar arus kas tidak terlalu cepat.
Taktik yang dapat dilakukan ialah dengan memiliki rencana kerja
yang jelas dan tidak berubah setiap saat, sehingga perencanaan keuangan
dapat dijaga dengan baik dan tidak terjadi ketidakseimbangan yang
seimbang terhadap neraca keuangan pada suatu waktu.
� Strategi : Mengejar standarisasi Visa dan MasterCard.
Taktik yang dapat digunakan ialah dengan memenuhi segala syarat
dan ketentuan yang harus dimiliki untuk mendapatkan standarisasi Visa dan
MasterCard tersebut, salah satunya ialah dengan menyelesaikan
pembangunan pabrik sesuai standar tersebut.
� Strategi : Menciptakan iklim persaingan yang lebih sehat.
Taktik yang dapat digunakan ialah dengan melakukan praktek bisnis
yang sesuai dengan ketentuan yang ada serta turut mengawasi kegiatan-
kegiatan bisnis yang terjadi pada bidang bisnis smart card baik di dalam
negeri maupun luar negeri.
� Strategi : Menjaga kepercayaan dari klien.
Taktik yang dapat digunakan ialah dengan selalu menjaga kualitas
hasil produksi serta selalu mengerjakan proyek sesuai dengan waktu yang
dijanjikan. Taktik lainnya ialah dengan memliki palayanan purna jual yang
maksimal dan efektif demi menjaga hubungan yang baik dengan klien
tersebut.
126
� Strategi : Menciptakan persaingan sehat pada proses tender.
Hal yang dapat dilakukan demi menciptakan persaingan sehat pada
proses tender ialah dengan melakukan proses sesuai dengan prosedur dan
menghindari praktik yang merugikan orang lain. Serta ikut mengawasi
proses dan kegiatan yang dilakukan oleh pihak pesaing.
� Startegi : Menyusun perencanaan keuangan untuk meningkatkan daya tawar.
Taktik yang dapat dilakukan ialah dengan mendeskripsikan seluruh
kegiatan dan perincian keuangan yang dilakukan perusahaan yang dapat
mempengaruhi harga dari hasil produksi, setelah itu sesuai dengan
perhitungan, kemudian biaya ditekan sehingga harga dari hasil produksi
dapat dikurangi sehingga perusahaan memilki daya tawar yang lebih baik.
c. Arah baru strategi dan produk/jasa
Arah strategi dan produk/jasa yang dituju untuk transisi perubahan yang
diharapkan ialah dengan meningkatkan kualitas yang dimiliki perusahaan dengan
menjalin hubungan yang baik dengan customer, meningkatkan kualitas hasil
produksi dengan mengikuti syarat dan standarisasi dari Visa dan MasterCard
juga dengan menjaga iklim persaingan bisnis yang baik dan sehat.
d. Prioritas usaha
Priorritas utama untuk mewujudkan strategi strategi baru dari PT. Cipta
Srigati Lestari memiliki fokus pada sektor produksi. Pengembangan produksi
127
tersebut mencakup pada pembangunan pabrik baru, penambahan production line,
dan memperluas jaringan dari kliennya.
e. Teknologi baru
Teknologi yang baru diperlukan untuk mendukung strategi dan bisnis
perusahaan. Adapun teknologi yang mampu menunjang proses produksi dan
strategi perusahaan adalah:
� Integrasi pabrik dan kantor
Dengan terintegrasinya pabrik dan kantor pusat, seluruh data produksi
dapat dipantau secara cepat dan real-time. Hal ini tentu meningkatkan
efektifitas waktu dan efisiensi kerja, karena tidak memerlukan waktu
lama untuk memperoleh data data yang berkaitan dengan produksi.
� Pengadaan database
Dengan adanya database, diharapkan seluruh data dapat teroganisir
dengan baik. Pada sektor produksi, pengadaan database cukup
penting mengingat jumlah produksi yang sangat besar. Dengan
adanya database ini, keseluruhan data produksi dapat dikelola dengan
baik. Dari data produksi ini, dapat ditentukan langkah langkah
strategis untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
f. Skenario Operasional Perusahaan
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, skenario operasional perusahaan
akan berubah dalam kegiatan produksi, karena akan diterapkannya Enterprise
Resource Planning (ERP). Dengan ERP akan meningkatkan kinerja perusahaan
di tiap bagian karena ERP dapat mengintegrasikan sistem yang ada.
128
Untuk proses penjualan, skenario operasional akan mendapat perubahan berupa
ditambahkannya bukti pembayaran untuk mencatat pembayaran proyek produksi
dari client.
Pada proses produksi, skenario operasional akan berubah pada proses kerja di
pabrik, yang mulai menggunakan database sebagai tempat transfer data,
sehingga mempercepat proses perencanaan dan pekerjaan yang berlangsung di
pabrik tersebut. Adanya database di pabrik memungkinkan proses produksi
dapat dipantau secara real-time. Database tersebut juga terhubung secara on-line
ke kantor pusat, sehingga kantor pusat dapat memantau status proses produksi
apabila diperlukan.
g. Rencana – Rencana Program Ke Depan
Rencana program kedepan untuk mewujudkan strategi baru dari perusahaan,
berfokus kepada peningkatan penjualan dan produksi. Untuk meningkatkan
produksi dan penjualan, perubahan yang cukup mendasari peningkatan produksi
dan penjualan harus dilakukan. Perubahan yang mendasari peningkatan produksi
itu berupa: Menerapkan teknologi baru dan menggunakan database pada bagian
yang membutuhkan, penggunaan ERP juga dilakukan untuk menyatukan seluruh
sistem yang ada, pelatihan terhadap SDM mengenai sistem baru yang akan
digunakan juga harus dilakukan agar sistem baru tersebut dapat berjalan sesuai
fungsi yang diharapkan.