23 Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Menurut Arikunto(1997:136), Metode penelitian adalah cara yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya.
Setiap penelitian mempunyai tujuan tertentu, adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh PendekatanContextual Teaching and Learning
(CTL) berbantu multimedia interaktif terhadap peningkatan kemampuan
pemahaman relasional siswa pada mata pelajaran TIK.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian Pre-
Eksperimental Design. Menurut Sugiyono (2012:109) pre-eksperimen masih
dipengaruhi variabel luar (eksternal) terhadap terbentuknya variabel dependen,
jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata
dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi karena tidak adanya variabel
kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah One group
pretest-postest designyang merupakan bentuk desain penelitian dalam metode pre-
eksperimen.Menurut Sugiyono (2012:110), pada desain ini diberikan pretest
terlebih dahulu sebelum diberikan perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan
dapat diketahui secara akurat karena dapat membandingkan antara kondisi awal
dengan kondisi setelah diberikan perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 3.1. One group pretest-postest design
Keterangan :
O1 X O2
24
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
O1: Pretest (Tes sebelum diberi perlakuan)
O2 : Postest (Tes setelah diberi perlakuan)
X : Perlakuan yang diberikan dengan menggunakan
pendekatanContextual Teaching and Learning (CTL)
Dengan desain One Group Pretest-postest hanya menggunakan satu kelas
eksperimen yang diberikan perlakuan. Dalam hal ini perlakuan yang diberikan
terhadap kelas tersebut yaitu dengan menerapkan PendekatanContextual Teaching
and Learning(CTL) dalam proses pembelajaran. O1 merupakan pemberian tes
awal/pretest yang tujuannya untuk mengetahui pemahaman awal siswa. Setelah
diberikan tes awal maka siswa diberikan perlakuan berupa pelajaran dengan
menggunakan pendekatan CTL dinyatakan dengan X, sedangkan O2adalah tes
yang diberikan kepada siswa setelah mendapatkan perlakuan.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah sekumpulan objek/subjek yang mempunyai kualitas
atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sudjana (2005:5) Populasi adalah
totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun
pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai
sekumpulan objek yang dibatasi oleh suatu kriteria atau pembatasan tertentu,
sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi.Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA LABORATORIUM
PERCONTOHAN UPI (Labschool UPI).
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian yang mewakili dari populasi Salah
satusyaratdalampenarikansampeladalahbahwasampelituharusbersifatrepresenta
tive, artinyasampel yang ditetapkanharus mewakilipopulasi.
Sifatdankarakteristekpopulasiharustergambardalamsampel. Sampel dalam
25
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini diambil menggunakan teknik Non Probability samplingyaitu
menggunakan Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2012:119) Non
Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel ini tidak
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi sedangkan
Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 3 SMA
LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI (Labschool UPI). Pertimbangan
penulis menggunakan kelas tersebut sebagai sampel penelitian adalah
rekomendasi dari guru TIK SMA Labschool karena kelas ini dinilai cukup
representatif dilihat dari sebaran nilai siswa yang merata serta pokok bahasan
yang di jadikan bahan ajar dalam penelitian ini baru akan dipelajari.Selain itu
pokok bahasan yang dijadikan bahan ajar dalam penelitian ini adalah materi
kelas XI semester genap. Serta siswa kelas XI telah memiliki materi prasyarat
yang cukup terhadap materi yang diberikan
3.4 Variabel dan Prosedur Penelitian
3.4.1 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat variabel tersebut adalah sebagai berikut :
1) Variabel bebas (independent variabel)
Menurut (Sugiyono 2011:61) Variabel bebas merupakan variabel yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas adalah penerapan metode Contextual Teaching
and Learning (CTL).
2) Variabel terikat (dependent variabel)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah peningkatan kemampuan pemahaman relasional siswa
dalam mata pelajaran TIK.
26
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil pengukuran dari variabel terikat berupa tingkat kemampuan
pemahaman relasional pada mata pelajaran TIK yang dibandingkan pada tiap
kelompok siswa (kelompok atas, kelompok tengah, kelompok bawah) untuk
melihat pengaruh dari penerapan pendekatanContextual Teaching and
Learning (CTL) yang merupakan variabel bebas. Dalam hal ini pembagian
kelompok siswa menjadi 3 sub kelompok yaitu kelompok atas, kelompok
tengah, dan kelompok bawah dibagi berdasarkan dari nilai murni yang
didapatkan sebelumnya dari guru TIK SMA Labschool.
3.4.2 Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yang
pertama tahapan Perencanaan, yang kedua tahap Pelaksanaan dan yang ketiga
tahap Analisis data, proses yang dilakukan pada setiap tahapan adalah sebagai
berikut :
1. Tahap Perencanaan
a. Mempelajari kurikulum dan silabus TIK SMA, untuk menentukan
materi pembelajaran yang akan menjadi bahan ajar dalam
penelitian.
b. Marumuskan masalah
c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian setelah
disesuaikan dengan materi yang akan di ajarkan.
d. Observasi untuk melihat pembelajaran dikelas yang biasa
dilaksanakan.
e. Menentukan waktu penelitian sesuai dengan silabus TIK SMA.
f. Melakukan studi literatur terhadap buku, jurnal, dan media online
mengenai pendekatanContextual Teaching and Learning (CTL)
dan kemampuan pemahaman relasional.
g. Menyusun instrumen penelitian berupa soal pretes dan postes serta
membuat multimedia interaktif sebagai pembantu dalam proses
pembelajaran.
h. Judgment instrumen penelitian kepada dosen ahli.
27
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i. Melakukan revisi dan perbaikan instrumen penelitian.
j. Melakukan uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran kepada
35 siswa kelas XII di SMA PGRI 1 Bandung sebagai subjek uji
coba.
k. Menganalisis hasil uji instrumen penelitian, dilakukan uji validitas,
uji reliabilitas, uji indeks kesukaran dan uji daya pembeda soal
terhadap instumen soal penelitian.
l. Melakukan perbaikan terhadap soal yang telah diujikan
berdasarkan dari hasil analisis uji instrumen sehingga instumen
benar-benar siap digunakan.
m. Menyusun RPP untuk proses pembelajaran.
n. Membuat surat izin penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMA Labschool UPI dengan
tahapan sebagai berikut :
a. Menentukan sampel penelitian, yaitu satu kelas yang akan
dijadikan kelas eksperimen.
b. Melakukan tes awal (pretes) untuk mengetahui kemampuan awal
siswa.
c. Memberikan perlakuan yaitu penerapan pendekatanContextual
Teaching and Learning (CTL) berbantu multimedia interaktif
terhadap kelas eksperimen.
d. Melakukan tes akhir (postest) untuk mengetahui kemampuan akhir
siswa setelah mendapatkan perlakuan pada setiap proses
pembelajarannya.
3. Tahap Analisis Data
a. Melakukan analisis data yang dihasilkan dari pretes, postes, angket
dan hasil observasi.
b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian.
28
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil dari uji hipotesis.
Adapun prosedur penelitian di atas digambarkan dalam bagan dibawah
ini :
29
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mempelajari kurikulum
Menentukan sekolah
tempat penelitian
Merumuskan masalah
Studi literatur tentang contextual teaching
and learning dan pemahaman relasional
Membuat instrumen
penelitian
Soal Angket dan lembar
observasiMultimedia
Rancangan pembelajaran
(RPP)
Judgment
Uji coba instrumen
Penentuan sampel
Tes awal (pretes)
Pembelajaran menggunakan
Contextual Teaching and Learning
Tes akhir (postes)
Angket
RevisiYa Ya
Tidak
Fase Analisis
Fase Design
Fase Pengembangan
Fase Implementasi
Fase Penelitian
B
*
* pada tahap ini terdapat penerapan fase
implementasi dari multimedia pembelajaran
Gambar 3.2. Alur PenelitianBagian A
Tahap perencanaan
Tahap pelaksanaan
30
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengolahan Data
Dokumentasi hasil dan temuan
(Pembahasan & Temuan)
Kesimpulan
B
Analisis data
kuantitatif
Analisis data
kualitatif
Uji Normalitas Uji Homogenitas Uji Rerata Gain Ternormalisasi
Analisis angket siswaAnalisis lembar
observasi
Gambar 3.3. Alur penelitian bagian B
Tahap Analisis data
31
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Penyusunan Instrumen Penelitian
Instumen merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
untuk mendapatkan data-data dan informasi yang diperlukan. Dalam penelitian
ini penulis membuat seperangkat instrumen penelitian sebagai berikut :
a. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2009:150). Dalam penelitian ini terdapat dua jenis tes, yang
pertama adalah pretes atau tes awal yang tujuannya untuk mengetahui
kemampuan pemahaman relasional siswa sebelum dilakukan
perlakuan/pembelajaran yaitu dengan menggunakan
pendekatanContextual Teaching and Learning(CTL), kemudian yang
kedua adalah postest atau tes akhir yang tujuannya mengetahui
kemampuan pemahaman relasional siswa setelah diberikan
perlakuan/pembelajaran dengan menggunakan pendekatanContextual
Teaching and Learning(CTL). Adapun bentuk (soal pretes dan soal
postes) berbentuk soal pilihan ganda dan uraian yang mengandung
beberapa indikator kemampuan relasional yaitu :
1. Kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari
2. Kemampuan menerapkan konsep secara algoritma
3. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematik.
Format instrumen pretes dan postes terlampir dalam lampiran B
32
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Observasi
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi
kegiatan kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2009:156). Pedoman
observasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan
proses belajar mengajar dikelas yang dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatanContextual Teaching and Learning (CTL).
Adapun yang menjadi observer pada penelitian ini :
1. Fajar Robyana elnoor (mahasiswa pendidikan ilmu komputer
2009)
2. Fajar Amufatullah, S.pd. (guru TIK SMA Labschool UPI)
Format instrumen observasiterlampir dalam lampiran B.12
c. Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2009:151).
Penggunaan angket pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
respon dan minat siswa terhadap pembelajaran TIK dengan
menggunakan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL).
Format instrumen angketterlampir dalam lampiran B.10
d. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
penyebab-penyebab yang terjadi selama penelitian. Hasil dari
wawancara terhadap siswa dijadikan sumber data yang digunakan
dalam pembahasan penelitian sebagai penguat atas keputusan yang
diambil.
33
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Multimedia Interaktif
Terdapat beberapa tahapan dalam perancangan multimedia interaktif
yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran yang
menggunakan PendekatanContextual Teaching and Learning(CTL).
Adapun tahapan dalam pembuatan multimedia interaktif menurut
Munir (2012:107) adalah :
a. Fase analisis
Fase ini menetapkan keperluan pengembangan software dengan
melibatkan tujuan pembelajaran, pendidik, dan lingkungan.
Kerjasama guru dan pembuat software meneliti kurikulum
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
b. Fase desain
Fase ini meliputi unsur-unsur yang perlu dimuat didalam software
yang akan dikembangkan berdasarkan model pembelajaran yang
digunakan.
c. Fase pengembangan
Fase ini berasaskan model yang disediakan dengan tujuan
merealisasikan sebuah prototip software pembelajaran.
d. Fase Implementasi
Fase ini membuat pengujian unit-unit yang telah dikembangkan
dalam proses pembelajaran dan juga prototipyang telah siap.
e. Fase penilaian
Fase ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan softwareyang
dikembangkan.
Screen shoot dari multimedia interaktif yang digunakan terlampir pada
lampiran A.2
3.5.2 Pengujian instrumen penelitian
Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas,
reliabilitas serta tingkat kesukaran dari setiap soal yang akan digunakan
34
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai instrumen penelitian. Terdapat 30 butir soal pilihan ganda dan 4 soal
essay yang nantinya akan dibagi menjadi soal pretes dan postes sesuai
indikator yang sama. Soal-soal tersebut dikembangkan berdasarkan indikator
kemampuan pemahaman relasional yang telah ditetapkan. Adapun beberapa
pengujian yang dilakukan untuk menguji instrumen penelitian yaitu :
a. Uji Validitas Soal
Sebelum melakukan suatu tes, hendaknya guru mengukur terlebih
dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu. Validitas suatu
tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut. Artinya jika
suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut.
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product
moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson
(Suherman dan kusumah, 1990:154) dengan formula sebagai berikut:
rxy =
√
Keterangan :
rxy :Korelasi Product Moment Person
N : Jumlah subjek
X : Jumlah skor item
y : Jumlah skor total tiap butir soal
Menurut Suherman (2003: 75), untuk mengadakan interpretasi
besarnya koefisien korelasi, digunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas
Besarnya rxy Interpretasi
0,80 <rxy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)
35
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,60 <rxy ≤ 0,80 Validitas tinggi (baik)
0,40 <rxy ≤ 0,60 Validitas sedang (cukup)
0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitasrendah (kurang)
0,00 <rxy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah
rxy≤ 0,00 Tidak Valid
(Guilford dalam Suherman dan Kusumah, 1990:147)
Menurut Sugiyono (2012:116) Bilahargakorelasi di bawah 0,30,
makadapatdisimpulkanbahwabutirinstrumentersebuttidakvalid,
sehinggaharusdiperbaikiataudibuang.
b. Uji Reliabilitas Soal
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kepercayaan terhadap instrumen penelitian yang digunakan sebagai
alat pengumpul data. Reliabel artinya dapat dipercaya. Uji reliabilitas
pada penelitian ini menggunakan rumus Uji Flanagan (Suherman dan
Kusumah, 1990:182) untuk mencari tingkat reliabilitas dari butir soal
pilihan ganda.
(
)
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
= varians belahan pertama
= varians belahan kedua
= varians skor total
Namun sebelum melakukan perhitungan realibilitas menggunakan
rumus Flanagan, terlebih dahulu harus membuat analisis terhadap butir
soal, dari analisis ini skor-skor dikelompokan menjadi 2 bagian soal. Skor
nomor butir ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir genap sebagai
belahan kedua yang kemudian dicari variansinya.
36
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun rumus untuk menghitung varians belahan pertama dan skor
belahan kedua yaitu :
(Arikunto, 2010 : 230)
Keterangan:
V= Varians
X= Skor siswa pada butir soal
N = Jumlah Siswa
untuk butir soal essay digunakan rumus uji alpha (Arikunto
2010:239)Rumus alpha digunkan untuk mencari realibilas instrumen yang
penyekorannya merupakan rentaang antara beberapa nilai, misalnya 0-10,
contoh instrumen yang penyekorannya menggunakan rentang nilai adalah
angket atau uraiandengan rumus sebagai berikut :
(
)(
)
(Arikunto, 2010 : 239)
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
= jumlah varians butir
= varians total
Selanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji coba
diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas
sebagai berikut:
37
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Koefisien Realibilitas Klasifikasi
0,90<r11≤1 Derajat reliabilitas sangat tinggi
0,70<r11≤0,90 Derajat reliabilitas tinggi
0,40<r11≤0,70 Derajat reliabilitas sedang
0,20<r11≤0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,00<r11≤0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah
(Arikunto, 2002)
c. Uji Indeks Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Derajat kesukaran tiap butir soal dinyatakan dengan bilangan yang
disebut indeks kesukaran (Arikunto, 2009:208). Suherman dan Kusumah
(1990:201) mengungkapkan bahwa derajat kesukaran suatu butir soal
dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran. Bilangan
tersebut adalah bilangan real pada interval 0,00 sampai dengan 1,00. Soal
dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti soal tersebut terlalu sukar,
sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu
mudah.
Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks kesukaran
instrumen soal penelitian adalah sebagai berikut :
38
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Suherman dan Kusumah, 1990:201)
Keterangan :
JBa = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas
JBb = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
JSa = 27% jumlah dari kelompok bawah
JSb = 27% jumlah dari kelompok atas
Data yang diperoleh dari hasil perhitungan diinterpretasikan dengan
menggunakan tabel kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.3.
Kriteris Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00<IK ≤ 0,30 Soal sukar
0,30 <IK ≤ 0,70 Soal sedang
0,70 <IK ≤ 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal terlalu mudah
(Suherman dan Kusumah, 1990:213)
d. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2010). Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Bila
39
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
suatu soal memiliki daya pembeda yang baik maka soal tersebut dapat
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks
diskriminasi adalah:
Keterangan :
DP = Daya pembeda
SA = Jumlah skor kelompok atas
SB = Jumlah skor kelompok bawah
JA = Jumlah skor ideal kelompok atas
Data yang diperoleh dari hasil perhitungan diinterpretasikan dengan
menggunakan tabel kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.4.
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) Klasifikasi
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00<DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 <DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 <DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
(Suherman dan Kusumah, 1990:202)
3.6 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis data yaitu daya yang berjenis
kuantitatif dan data kualitatif pengumpulan data tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
40
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6.1 Data Kuantitatif
Data Kuantitatif pada penelitian ini didapatkan dari hasil pretes dan
postes yang dilakukan pada siswa. Pengumpulan data tersebut dilakukan pada
saat pertemuan pertama saat diadakan pretes sebelum dilakukan perlakuan
dengan PendekatanContextual Teaching and Learning(CTL), dan juga dari
postes yang dilakukan pada pertemuan terakhir (minggu ke-4) setelah
dilakukan perlakuan/pembelajaran dengan PendekatanContextual Teahing and
Learning (CTL).
3.6.2 Data Kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini didapatkan dari hasil lembar
observasi dari setiap proses pembelajaran yang diamati oleh para 2 orang
observer. Selain itu data kualitatif didapat dari angket yang diisi oleh setiap
siswa.
3.7 Teknik pengolahan data
3.7.1 Analisis data kuantitatif
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang
diperoleh tersebar secara normal. Uji normalitas ini diperlukan untuk
menentukan langkah statistik selanjutnya. Uji normalitas ini
menggunakan rumus uji kenormalan Liliefors sebagai berikut :
1. Menghitung rata-rata hitung
Penghitungan rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan
rumus dari Sudjana (2002) yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
= Rata-rata
= Jumlah Total Nilai Data
n = Jumlah Sampel
41
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menentukan simpangan baku dengan menggunakan rumus dari
Sudjana(2002),yaitu:
√
Keterangan :
S = Simpangan Baku
n = Jumlah Sampel
= Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Melakukan uji normalisasi, dengan menggunakan rumus uji
kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan (Sudjana dalam
Rahmah 2011:53) yaitu:
a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn
dengan menggunakan rumus:
( dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku
dari sampel).
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … ZnZi. Jika proporsi ini
dinyatakan S(Zi), maka:
d. Menghitungselisih F (Zi) - S (Zi)
kemudiantentukanhargamutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak
selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita
bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar tabel
statistik Lilifors untuk taraf nyata yang dipilih. Kriterianya
adalah: bila Lo< dari L yang diambil dari daftar tabel tersebut
42
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maka distribusi data tersebut normal. Namun bila bila Lo> dari L
tabel maka distribusi data tersebut tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini menggunakan rumus Uji Bartlet dengan rumus
sebagai berikut (Purwanto , 2011:180) :
{ }
Langkah – langkah pengujiannya sebagai berikut (purwanto,
2011:181)
1. Menghitung standar deviasi dan variansi. Menentukan
simpangan baku dengan menggunakan rumus dari
Sudjana(2002),yaitu:
√
Keterangan :
S = Simpangan Baku
n = Jumlah Sampel
= Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
Dengan varianse adalah kuadrat dari simpangan baku (S)
2. Menghitung variansi gabungan
Keterangan :
= nilai variansi selutuh kelompok
n = jumlah siswa dalam kelompok
= variansi
3. Menghitung harga B
B = log S( )
43
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Menghitung
{ }
Keterangan :
Ln10 = logaritma asli bilangan 10 = 2,303
5. Membandingkan dengan tabel statistika
Bila hitung < dari tabel dengan taraf signifikansi yang
digunakan adalah 0,05 maka variansi setiap kelompok homogen.
c. Uji Gain
Uji gain ini dilakukan untuk melihat efektivitas dari Pendekatan
pembelajaran Contextual Teaching and Learning(CTL) dalam mata
pelajaran TIK. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut (Meltzer dalam Nuraeni 2011:41):
Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan indeks
gain (g) dengan klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.5.
KriteriaIndeks Gain
Indeks Gain Interpretasi
g ≥ 0,70 Tinggi
0,7 > g ≥ 0,30 Sedang
g < 0,30 Rendah
(Meltzer dalam Nuraeni 2011:55)
d. Uji ANOVA
Uji anova dilakukan untuk menguji hipotesis yang digunakan pada
penelitian sebelum ditariknya kesimpulan dari hasil penelitian dilihat dari
perbedaan rerata dari data yang diperoleh yaitu hasil dari pretes dan postes,
hipotesis yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut :
44
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0 = Tidak terjadi peningkatan kemampuan pemahaman relasional
secara signifikan pada siswa setelah diterapkan
PendekatanContextual Teaching and Learning (CTL).
H1 = Terjadi peningkatan kemampuan pemahaman relasional secara
signifikan pada siswa setelah diterapkan pendekatanContextual
Teaching and Learning (CTL).
Sebelum melakukan perhitungan dengan uji ANOVA data yang
didapat dibagi kedalam 3 kelompok yaitu kelompok 1 (kelompok atas),
kelompok 2 (kelompok rengah), kelompok 3 (kelompok bawah).
Pengelompokan yang dilakukan berdasarkan nilai murni nilai TIK siswa
(nilai UTS tahun ajat 2013/2014) dengan kriteria sebagai berikut.
1. Kelompok 1 (kelompok atas) adalah kelompok siswa yang
memiliki nilai murni lebih besar dari :
2. Kelompok 2 (kelompok tengah) adalah kelompok siswa yang
memiliki nilai murni diantara : dan
3. Kelompok 3 (kelompok bawah) adalah kelompok siswa yang
memiliki nilai murni lebih kecil dari :
Jenis ANOVA yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji ANOVA
satu jalur, karena hanya memperhatikan satu peubah yaitu peningkatan
kemampuan relasional siswa. Perbedaan rerata dengan uji ANOVA dapat
ditulis sebagai berikut :
(Arikunto, 2009 : 263-264)
Keterangan :
RJKa = Variansi antar kelompok (rerata jumlah kuadrat akar)
RJKi = Variansi kekeliruan pemilihan sampel (rerata jumlah
kuadrat inter)
45
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana
∑∑
∑
∑∑ ∑
Keterangan :
J = Jumlah seluruh data
N = Banyak data
k = Banyak kelompok
nj = Banyak anggota kelompok-j
Jj = Jumlah data dalam kelompok-j
3.7.2 Analisis data kualitatif
Pengolahan data kualitatif yang diperoleh dari angket dan lembar
observasi sebagai berikut :
a. Angket
Data yang diperoleh dari siswa kelas eksperimen setelah proses
penelitian selesai (pengisian dilakukan setelah selesai proses postes)
kemudian diolah dengan menggunakan perhitungan Skala Likert yang
terdiri dari empat pilihan yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju serta
sangat tidak setuju.
Setiap point (pertanyaan/pernyataan) pada angket diberikan bobot,
dan pembobotan yang dipakai menurut Suherman (1990, 236) sebagai
berikut :
47
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6.
Kategori Jawaban Angket
Jenis
Pernyataan
Skor
SS S TS STS
Positif 5 4 2 1
Negatif 1 2 4 5
setelah skor semua siswa didapatkan kemudian dilakukan perhitungan
untuk mencari rata-rata skor siswa. Perhitungan rata-rata skor pernyataan
angket dengan skala likert, menurut russeffendi adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7.
Rata-rata skor jawaban angket
Nilai (%) Kategori
S ≤ 20 Sangatkurang
21 ≤ S ≤ 40 Kurang
41 ≤ S ≤ 60 Cukup
61 ≤ S ≤ 80 Baik
81 ≤ S ≤ 100 SangatBaik
Setelah diketahui presentase dari hasil angket. Secara kontinum
dapat dibuat kategori dengan intrval sebagai berikut (Sugiyono, 2011) :
Sangat tidak setuju Kurang setuju Ragu Setuju Sangat setuju
|1/5 skor ideal| |2/5 skor ideal| |3/5 skor ideal||4/5 skor ideal| |skor ideal|
Gambar 3.4
Interval Interprestasi Kategori Perolehan Angket
48
Sendi Irjansaputra, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Multimedia Untuk
Meningkatkan Pemahaman Rasional Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Lembar observasi
Data hasil obsevasi didapat dari analisis terhadap hasil pengamatan
selama pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL). Lembar observasi berisikan
uraian-uraian deskriptif dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh
observer. Hasil dari observasi tersebut menjadi bahan evaluasi serta bahan
analisis apabila terdapat faktor-faktor diluar pembelajaran yang
mempengaruhi terhadap kemampuan pemahaman relasional siswa.