Download pdf - BAB 7 MMPI

Transcript

7Skala MMPI yang Lain(Minnesota Multiphasic Personality Inventory) Seperti yang dijelaskan pada Bab Pendahuluan, langkah penyusunan skala MMPI yang original dan empiris telah dikerjakan oleh Hathaway dan McKinley. Item-item dimasukkan dalam skala apabila secara empiris dapat dibedakan dengan kelompok kriteria eksternal. Tidak ada pemaksaan pada konten item yang diidentifikasi, dan tidak ada usaha membuat-buat untuk memastikan hasil skala adalah homogen atau sesuai internal. Walaupun demikian, dua teknik pendekatan mayor lain untuk penyusunan skala telah digunakan dalam usaha lanjutan untuk mengembangkan skala tambahan. Pendekatan tersebut dilakukan secara logical dan homogen. Prosedur logikal meliputi pengelompokan item-item yang dijadikan petunjuk dan ada yang disingkirkan, berdasarkan pengujian isinya, untuk ditentukan watak dan karakteristik dibawah pengawasan. Meskipun studi validiti empiris mungkin dilanjutkan kemudian dengan penentuan hubungan antara skor dan beberapa skala logikal yang didapat dan pengukuran kriteria eksternal, secara logis disusun skala yang secara khas mudah dinilai untuk mengukur karakteristik yang diarahkan oleh nama skala dan digunakan sesuai petunjuk tanpa validasi empiris lebih cepat.Alternatif lain prosedur kunci empiris adalah pendekatan secara homogen untuk penyusunan skala. Pada teknik ini penyusun tes tidak memiliki prioritas gagasan tentang skala apa yang dikembangkan. Sekelompok besar item heterogen dikumpulkan dan diadministrasikan menjadi subjek dalam kelompok. Item yang dihasilkan diinterkorelasikan, dan matriks interkorelasi adalah faktor yang dianalisis. Faktor yang penting diarahkan menjadi dimensi-dimensi yang relevan untuk disimpan dalam daftar, dan skala disusun untuk penilaian dengan memilih item MMPI individu yang memiliki muatan tinggi pada beberapa faktor lain. Skala yang dihasilkan diarahkan menjadi cukup sesuai dengan internal. Nama atau label diserahkan pada skala dengan memeriksa/menguji konten item dalam setiap skala. Seperti skala yang disusun dengan pendekatan kunci logikal, faktor skala sering diambil untuk mengukur karakteristik yang disarankan oleh nama skala, dan studi empiris secara khas tidak dihubungkan. Pada contoh MMPI, prosedur penting homogen juga digunakan pada beberapa modifikasi sikap. Sebagai ganti item tanggapan interkorelasi, tugas yang hingga sekarang melampaui kapasitas beberapa computer, yaitu skala MMPI original disusun menjadi subjek dan menghasilkan skor yang diiterkorelasikan dan dianalisis faktornya. Skala kecemasan (Anxiety = A) dan Represi (Repression = R) didiskusikan dalam Bab 6 disusun mengunnakan prosedur homogen yang dimodifikasi.Tujuan dari Bab ini adalah untuk membahas beberapa skala MMPI yang disusun menggunakan teknik pendekatan logikal dan homogen. Karena beberapa ratus skala dikembangkan menggunakan pendekatan ini, hanya skala tertentu yang dipilih dibahas pada Bab ini. Skala yang dibahas dalam bab ini dipilih sebagai inklusi, karena penting sebagai bagian dari usaha penelitian yang komprehensif, yang berlawanan dengan susunan skala tunggal one-shot, dan atau karena telah populer diantara para ahli klinis yang menggunakan MMPI secara rutin. Harus ditekankan bahwa skala ini dilihat sebagai tambahan/suplemen dari skala MMPI yang standar dan tidak digunakan sebagai pengganti skala standar.

SUBSKALA HARRIS UNTUK MMPIPengembangan SubskalaSeperti yang disebutkan di atas, skala standar klinis MMPI disusun dengan prosedur yang empiris. Karena tidak disempurnakan oleh Hathaway dan McKinley untuk homogenitas skala, skala standar klinis sudah cukup heterogen dalam istilah pada isi item. Total skor sama yang kurang pada skala klinis dapat diterima oleh individu yang menyetujui kombinasi beberapa macam item. Sejumlah pengawas diarahkan bahwa analisis sistematik pada beberapa subgroup item dalam skala standar klinis dapat menambah secara signifikan untuk diinterpretasikan dalam protocol MMPI (misalnya Comrey, 1957abc, 1958bcde; Comrey dan Margraff, 1958; Graham, Schroeder, & Lilly, 1971; Harris & Lingoes, 1955; 1968; Pepper & Strong, 1958). Subskala yang dikembangkan Harris menyajikan usaha paling komprehensif dari jenis ini. Skala tersebut dapat secara luas digunakan secara klinis dan secara rutin dan dilaporkan oleh beberapa skor otomatis MMPI dan bantuan interpretasi.Harris dan Lingoes (1955, 1968) melaporkan susunan subskala dari 6 hingga 10 skala standar klinis (skala 2,3,4,6,8,9). Mereka tidak mengembangkan skala 1,5,7,dan 0. Setiap subskala disusun secara logis dengan menguji item-item dalam skala standar klinis dan mengelompokkan item-item yang terlihat sama dalam isi atau disingkirkan untuk merefleksikan watak dan sikap tunggal. Label baru diberikan untuk setiap subskala berdasarkan penilaian klinis Harris dan Lingoes pada item-item dalam subskala tersebut. Meskipun telah dianggap bahwa subskala yang dihasilkan dapat menjadi homogen daripada skala utamanya, tidak ada statistic yang memperkirakan homogenitas subskala yang disediakan oleh Haris dan Lingoes. Meskipun 31 subskala telah dikembangkan, 3 subskala yang diperoleh dengan menghitung skor pada subskala lain secara umum tidak digunakan dalam interpretasi klinis. 28 subskala Harris yang lain didaftar dalam Tabel 7.1 dan sejumlah item yang dimasukkan dalam setiap subskala, diantara tanggapan skor untuk setiap item, disajikan dalam Appendiks D pada petunjuk*. Tidak ada cara menskor atau lembar profil yang tersedia secara komersil untuk menggunakan subskala Harris. Walaupun demikian, skor dapat disusun menggunakan petunjuk pada Appendiks D. jika lembaran profil untuk mewakili subskala Harris dibutuhkan, satu dapat disusun dari data pada Appendiks E.Tidak ada percobaan yang dibuat oleh Harris untuk menghindari penempatan satu item yang lebih dari satu subskala. Dengan demikian, item yang tumpangtindih diantara subskala bernilai besar dan mungkin dicatat sebagai korelasi yang tinggi diantara skor subskala. Tabel 7.2 menunjukkan interkorelasi yang disajikan oleh Harris dan Lingoes (1968).Subskala NormHarris dan Lingoes (1955) menyajikan data bukan normative untuk subskala mereka ketika mereka pertama kali menggambarkan, tapi penelitian selanjutnya (Harris & Lingoes, 1968) melaporkan rata-rata dan standar deviasi untuk pasien psikiatri di Klinik Langley Porter. Gocka dan Holloway (1963) menyajikan rata-rata dan standar deviasi untuk 68 laki-laki pasien psikiatri. Dahlstorm dkk (1972) mengembangkan tabel untuk mengubah skor mentah pada subskala Harris menjadi T-skor berdasarkan skor normal subjek laki-laki dan wanita dewasa yang digunakan dalam MMPI original pengambilan kerja. Norma Dahlstorm dkk untuk subjek normal, yang mana salah satu harus digunakan untuk interpretasi klinikan secara umum pada subskala Harris, diperlihatkan dalam Appendiks E pada Petunjuk.

Reliabilitas SubskalaGocka (1965) menyajikan reliabilitas data untuk subskala Harris. Ia menghitung 21 nilai Kuder-Richardson (konsistensi internal) untuk subskala berdasarkan 220 laki-laki yang masuk pada Rumah Sakit Veterans Adiministrations. Nilai ini dilaporkan dalam tabel 7.1. Meskipun beberapa subskala Harris lebih rendah koeffisiennya, namun banyak subskala yang memiliki derajat tinggi untuk konsistensi internal.

Validitas SubskalaWalaupun subskala Harris telah eksistensi selama sekitar 30 tahun dan dipergunakan secara luas oleh banyak klinisi (sebagian karena mereka menilai secara rutin dengan beberapa scoring otomatis dan bantuan interpretasi), sedikit hasil penelitian yang menunjukkan ketidakpuasan terhadap subskala ini dipublikasikan. Faktor analisis kerja oleh Comrey (1957abc, 1958bcde; Comrey & Marggraff, 1958) secara tidak langsung menawarkan beberapa bantuan untuk membentuk validitas subskala Harris. Comrey melaporkan faktor analisis interkorelasi pada item-item dalam setiap skala, yang dipisahkan dari setiap skala klinikal pada MMPI (diluar skala 5 dan 0). Meskipun beberapa perbedaan signifikan antara subskala Harris yang didapat secara logis dan faktor-analitik koresponden yang didapat dari faktor Comrey, secara umum penelitian Comrey memperlihatkan faktor-faktor dalam setiap skala klinis yang mirip dengan subskala Harris dan mendukung catatan Harris bahwa skala klinik adalah tidak homogen dan unidimensional. Pembaca yang tertarik dalam perbandingan yang detail antara subskala Harris dengan faktor Comrey disarankan melihat Appendiks F pada Petunjuk, dimana item yang tumpang tindih untuk subskaladan faktor disajikan.

Tabel 7.1 Nilai konsistensi internal (Kuder-Richardson 21) untuk subskala Harris pada MMPI*SkalaSubskalaReliabilitas Kuder-Richardson

1HipokondriasisTidak Ada

2DepressionD1D2D3D4D5Depresi subjektifRetardasi PsikomotorMalfungsi fisikKebodohan MentalMurung.82.11.24.80.73

3HisteriaHy1Hy2Hy3Hy4Hy5Penyangkalan Kecemasan SosialKekurangan Kasih SayangLassitude-MalaiseKeluhan SomatikHambatan Bermusuhan.72.65.85.84.31

4Deviasi Psikopatik Pd1Pd2Pd3Pd4APd4BPertengkaran KeluargaMasalah tata tertib/wewenangKetidakkhawatiran sosialKebencian SosialKebencian-Diri Sendiri.67.04.67.71.78

5Maskuliniti - FeminitiTidak ada

6ParanoiaPa1Pa2Pa3Ide PenyiksaanPoignancyNaivete.85.48.70

7PsikasteniaTidak ada

8SkizofreniaSc1ASc1BSc2ASc2BSc2C

Sc3Kebencian SosialKebencian EmosionalKurang Kontrol Ego, KognitifKurang Kontrol Ego, KonatifKurang Kontrol Ego, Gangguan HambatanKeanehan Pengalaman Sensori .71.37.82.76.74

.80

9HipomaniaMa1Ma2Ma3Ma4Tidak bermoralAkselerasi psikomotorImperturbabilitasInflasi Ego.46.19.51.50

0Introversi SosialTidak ada

*Sumber : Gocka (1965)

Tabel 7.2 Interkorelasi subskala Harris*DD1D2D3D4

D1D2D3D4D5.92.70.64.86.70.65.60.91.85

.18.63.45

.50.42

.83

Hy1Hy2Hy3Hy4Hy5Hy.25.31.67.71.38Hy1

.28-.26-.13.25Hy2

-.19-.15.36Hy3

.55-.06Hy4

-.01

Pd1Pd2Pd3Pd4APd4BPd.58.48-.33.72.77Pd1

.12-.39.44.37Pd2

-.03.25.29Pd3

-.53-.56Pd4

.74

Pa1Pa2Pa3Pa.68.67.31Pa1

.53-.29Pa2

-.24

Sc1ASc1BSc2ASc2BSc2CSc3Sc.87.78.74.80.79.62Sc1A

.63.52.63.87.47Sc1B

.58.85.53.40Sc2A

.76.45.44Sc2B

.55.44Sc2C

.68

Ma1Ma2Ma3Ma4Ma.66.75-.14.77Ma1

.40-.14.40Ma2

-.46.56Ma3

-.30

*Sumber : Harris dan Lingoes (1968)Lingoes (1960) faktor-analisis skor subskala Harris dan penjelasan Wiener pada MMPI (Wiener, 1948) dalam sebuah usaha untk menentukan faktor statistic struktur MMPI. Ia menyimpulkan bahwa dimensionalitas MMPI lebih kompleks daripada 6 skala standar dari berbagai subskala yang didapatkan, tapi lebih mudah daripada 36 subskala (Harris, Wiener) termasuk faktor analisisnya sendiri. Harris (1955) mempertimbangkan secara intuitif bahwa subskala tersebut harus dibuat menjadi lebih homogen daripada skala utama yang mereka gambarkan, tapi ia tidak menawarkan bukti lain yang penting. Calvin (1974) secara statistic menguji homogenitas 5 subskala Harris untuk skala 2 (Depresi). Ia membagi faktor analisis korelasi inter-item pada tiap 5 subskala, dan ia menyimpulkan bahwa 4 dari subskala digambarkan menjadi unidimensional, dimana 1 subskala (Retardasi Psikomotor) memiliki dua-dimensional (kehilangan ketertarikan terhadap aktifitas hidup dan hambatan kebencian).Harris dan Christiansens (1946) mempelajari perbedaan preterapi MMPI diantara pasien neurosis yang disingkirkan karena telah gagal dalam psikoterapi. Mereka menemukan bahwa pasien yang sukses memiliki skor lebih rendah pada skala 4,6,8, dan 9 pada MMPI, mengarahkan bahwa mereka mempunyai kekuatan ego yang lebih kuat. Perbedaan yang signifikan antara pasien sukses dan gagal juga diidentifikasi untuk delapan subskala Harris. Pasien yang sukses memiliki skor lebih rendah pada Pd1 (Pertengkaran Keluarga), Pd2 (Masalah tata tertib/ kewenangan), dan Pd4A (kebencian sosial), Pa1 (Ide penyiksaan), Sc2C (gangguan hambatan) dan Sc3 (Pengalaman sensori yang menyeramkan). Harris dan Christiansen tidak menujukan diri mereka kepada pertanyaan mengenai ketepatan prediksi hasil outcome psikoterapi yang apakah lebih memungkinkan dengan subskala daripada dengan hanya skala standar klinikal. Mereka berpikir, bagaimanapun, informasi subskala dapat membawa kepada pemahaman yang lebih baik mengenai kesuksesan terapi pasien untuk melihat dirinya sendiri serta lingkungan tempat dia tinggal.Gocka dan Holloway (1965) menghubungkan skor pasien psikiatri pada subskala Harris dengan skala MMPI lain yang menilai daya tarik sosial, introversi-ekstroversi, dan dissimulasi, dengan sejumlah variabel demografik (intelegensia, tingkat pekerjaan, status perkawinan), dengan status kompetensi legal pada saat masuk rumah sakit, dan dengan jumlah hari perawatan di rumah sakit. Banyak subskala Harris berhubungan dengan skala daya tarik sosial, dan beberapa skala lain berhubungan dengan introversi-ekstroversi dan skala dissimulasi. Sedikit korelasi signifikan didapatkan antara skor subskala Harris dan variabel doemografis. Dua skor subskala Harris berhubungan secara signifikan dengan status kompetensi, dan tidak ada subskala Harris yang berhubungan secara signifikan dengan lamanya perawatan di rumah sakit.Panton (1959) membandingkan skor subskala Harris pada narapidana penjara hitam dan putih. Ia menemukan skor putih lebih tinggi pada Pd2 (Masalah kewenangan), menunjukkan bahwa putih lebih banyak masalah tersebut dan cenderung agresif daripada hitam. Skor hitam lebih tinggi pada Pa1 (ide penyiksaan), Sc1A (kebencian sosial), dan Ma4 (inflasi ego), menunjukkan tren psikotik lebih banyak pada hitam daripada putih. Panton juga membandingkan skor subskala Harris pada narapidana penjara dengan norm psikiatrik yang disajikan Harris dan Lingoes (1968). Ia menemukan narapidana penjara lebih tinggi daripada pasien psikiatri pada Pd4A (kebencian sosial), Pd4B (kebencian diri sendiri), dan ma1 (tidak bermoral). Narapidana lebih rendah daripada pasien psikiatri pada D1 (depresi subjektif), D2 (retardasi psikomotor), D4 (kebodohan mental), Hy2 (kekurangan kasih sayang), Hy3 (Lassitude Malaise), Hy5 (hambatan perlawanan), Sc2A (kekurangan kognitif dan kontrol ego), Sc2B (kekurangan konatif dan control ego), dan Ma2 (akselerasi psikomotor).Calvin (1975) mencoba mengidentifikasi korelasi tingkah laku empiris untuk subskala Harris sebagai contoh pasien psikiatri yang dirawat di rumah sakit. Ia membandingkan skor lebih tinggi pada tiap subskala Harris dengan skor lain pada subskala sejumlah ekstra-tes variabel, meliputi diagnosis psikiatri, alasan dirawatinapkan, tingkat keperawatan, dan tingkat psikiater. Meskipun 10 dari 28 subskala Harris diputuskan memiliki korelasi tingkah laku reliable, Calvin menyimpulkan bahwa banyak kasus berdasarkan skala standar klinis untuk pasien psikiatri. Hasil penelitian Calvin termasuk dalam deskripsi interpretif yang disajikan dalam bagian berikut.

Interpretasi SubskalaSeperti skala lainnya yang dibahas sebelumnya, tidak memungkinkan untuk membuktikan secara mutlak skor yang diputuskan untuk memastikan skor tinggi dan rendah pada suatu subskala. Sebagai klinisi yang biasa mendapatkan pengalaman dengan subskala, ia akan mendapatkan skor spesifik sebagai pengaturan dimana MMPI digunakan. Individu yang baru memulai menggunakan subskala untuk interpretasi MMPI harus menemukan kegunaan memperhitungkan T-skor lebih banyak daripada 70 sebagai skor tertinggi dan T-skor lebih sedikit daripada 40 sebagai skor terbawah.Deskripsi yang mengamati skor tinggi dan rendah pada tiap subskala didasarkan pada deskripsi yang disediakan oleh Harris dan Lingoes (1955, 1968), pada studi validitas yang direview pada bab sebelumnya, pada pengalaman klinik penulis, dan pada pengujian konten item di setiap subskala. Hasil deskripsi harus dilihat sebagai pendahuluan. Sebagai subskala yang digunakan lebih sering dan sebagai penelitian yang lebih empiris dihubungkan untuk menentukan korelasi ekstra-tes subskala, lebih komprehensif, dan mungkin lebih akurat, deskripsi tersebut dapat dikembangkan. Deskripsi yang disajikan adalah suatu modalitas, dan tidak akan diaplikasikan secara lengkap untuk setiap pengujian yang mencapai skor tinggi atau rendah pada subskala. Ini harus ditekankan kembali bahwa subskala Harris harus digunakan sebagai suplemen melengkapi validitas standar dan skala klinikal dan bukan menggantikan.

Depresi Subjektif (D1)Skor tinggi pada subskala D1 diindikasikan pada individu yang :1. Merasa tidak bahagia, sedih, atau tertekan pada waktu yang lama2. Kekurangan energi untuk mengatasi masalah kehidupannya sehari-hari3. Tidak tertarik pada apa yang terjadi di sekitarnya4. Merasa gugup atau tegang pada waktu yang lama5. Kesulitan dalam berkonsentrasi dan perhatian6. Memiliki gangguan nafsu makan dan masalah tidur7. Sering murung dan menangis8. Kekurangan kepercayaan diri9. Merasa rendah dan tidak berguna10. Mudah tersinggung oleh kritikan11. Merasa tidak nyaman dan malu berada dalam lingkungan sosial12. Cenderung menghindari interaksi dengan orang lain, kecuali teman yang relatif dekat13. Jika pasien psikiatri dirawatinapkan, mungkin menerima diagnosis klinis sebagai neurosis depresifSkor rendah pada subskala D1 diindikasikan pada individu yang :1. Merasa bahagia dan puas2. Tertarik dan terstimulasi oleh lingkungannya3. Menyangkal ketegangan, kesulitan konsentrasi dan perhatian, penurunan nafsu makan, gangguan tidur, dan sering menangis atau murung.4. Percaya diri5. Terbuka dengan sosial6. Menyukai berada diantara orang-orang7. Nyaman dalam lingkungan sosial

Retardasi Psikomotor (D2)Skor tinggi pada subskala D2 diindikasikan pada individu yang :1. Ciri khas sebagai malas bergerak dan tidak ramah2. Kekurangan energi untuk mengatasi masalah sehari-hari3. Menghindari orang lain4. Menangkal rasa benci atau impuls agresif atau aksi-aksiSkor rendah pada subskala D2 diindikasikan pada individu yang :1. Menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang aktif dan terlibat2. Tidak memiliki kesulitan dalam memulai melakukan sesuatu3. Melihat kehidupannya setiap hari sangat menarik dan bergairah4. Mengakui memiliki rasa benci dan impuls agresif pada waktu-waktu tertentu

Malfungsi Fisik (D3)Skor tinggi pada subskala D3 diindikasikan pada individu yang :1. Sibuk dengan fungsi fisiknya2. Menyangkal kesehatannya baik3. Melaporkan bermacam gejala somatik spesifik yang mungkin termasuk kelemahan, hay fever atau asma, nafsu makan turun, konstipasi, mual muntah, dan kejang.Skor rendah pada subskala D3 diindikasikan pada individu yang :1. Melaporkan dirinya sebagai seorang yang memiliki kesehatan fisik yang baik2. Tidak melaporkan bermacam gejala somatik spesifik yang disebutkan pada skor tinggi pada subskala ini.

Kebodohan Mental (Mental Dullness) (D4)Skor tinggi pada subskala D4 diindikasikan pada individu yang :1. Kekurangan energi untuk mengatasi masalah sehari-hari2. Merasa tegang3. Mengeluh kesulitan konsentrasi4. Mengeluh daya ingat menurun5. Kekurangan percaya diri6. Merasa rendah dibandingkan yang lain7. Merasa tidak nyaman dengan hidupnya8. Menyimpulkan hidupnya tidak layak diperhatikanSkor rendah pada subskala D4 diindikasikan pada individu yang :1. Melihat hidupnya menarik dan layak diperhatikan2. Merasa mampu mengatasi masalah sehari-hari3. Menyangkal ketegangan4. Menyangkal kesulitan konsentrasi5. Mengakui daya ingatnya masih baik6. Percaya diri7. Membandingkan simpati dirinya dengan orang lain

Murung (D5)Skor tinggi pada subskala D5 diindikasikan pada individu yang :1. Murung dan menangis pada banyak waktu2. Kekurangan energi untuk menghadapi masalah3. Menyimpulkan bahwa hidupnya tidak layak diperhatikan4. Merasa rendah, tidak bahagia, dan tidak berguna5. Mudah tersinggung oleh kritikan6. Merasa kehilangan kontrol dalam proses pikirannyaSkor rendah pada subskala D5 diindikasikan pada individu yang :1. Merasa bahagia di sepanjang waktu2. Merasa hidupnya layak diperhatikan3. Menyangkal kekurangan energi, murung, dan sering menangis4. Percaya diri5. Tidak mudah sensitif terhadap kritik

Penolakan Kecemasan Sosial (Hy1)Skor tinggi pada subskala Hy1 diindikasikan pada individu yang :1. Terbuka secara sosial2. Merasa cukup nyaman berinteraksi dengan orang lain3. Mudah berbicara dengan orang lain4. Tidak mudah terpengaruh oleh kebiasaan dan standar masyarakatSkor rendah pada subskala Hy1 diindikasikan pada individu yang :1. Tertutup secara sosial2. Malu dalam situasi sosial3. Sulit berbicara dengan orang lain4. Mudah dipengaruhi oleh standar dan kebiasaan masyarakat

Kekurangan Kasih Sayang (Hy2)Skor tinggi pada subskala Hy2 diindikasikan pada individu yang :1. Mengungkapkan secara polos sikap keyakinan dan kepercayaan terhadap orang lain2. Melihat orang lain selalu jujur, sensitif, dan bisa diterima3. Menyangkal memiliki perasaan negatif tentang orang lain4. Mencoba menghindari konfrontasi yang mengakibatkan ketidaknyamanan sebisa mungkin5. Kebutuhan yang kuat terhadap perhatian dan kasih sayang dari orang lain serta takut yang dibutuhkannya tersebut akan hilang jika ia terlalu jujur tentang perasaan dan sikapnya.Skor rendah pada subskala Hy2 diindikasikan pada individu yang :1. Memiliki sikap yang sangat negatif, selalu mengkritik, dan curiga terhadap orang lain2. Melihat orang lain tidak jujur, egois, dan tidak bisa diterima3. Mengakui perasaan negatif terhadap orang lain yang disadarinya sedang mengobati keburukannnya.

Lassitude Malaise (Hy3)Skor tinggi pada subskala Hy3 diindikasikan pada individu yang :1. Secara umum tidak merasa nyaman dan tidak merasa sehat2. Merasa lemah, lelah, dan lesu3. Tidak menyebutkan keluhan somatic yang spesifik4. Melaporkan kesulitan dalam berkonsentrasi, kurang nafsu makan, dan gangguan tidur5. Merasa tidak bahagian dan sedih6. Menggambarkan lingkungan rumah tidak nyaman dan tidak menarikSkor rendah pada subskala Hy3 diindikasikan pada individu yang :1. Merasa nyaman dan sehat2. Tidak memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi, kurang nafsu makan, dan gangguan tidur3. Merasa bahagia dan puas dengan situasi hidupnya

Keluhan Somatik (Hy4)Skor tinggi pada subskala Hy4 diindikasikan pada individu yang :1. Menampilkan keluhan somatik yang multiple2. Keluhan nyeri kepala dan/atau dada3. Keluhan lemah, pusing, dana masalah keseimbangan4. Keluhan mual muntah, penglihatan menurun, kelemahan, dan merasa terlalu panas atau terlalu dingin5. Represi kegunaan dan perubahan afek6. Mengungkapkan sedikit atau tidak ada kebencian terhadap orang lainSkor rendah pada subskala Hy4 diindikasikan pada individu yang :1. Tidak melaporkan keluhan somatik multipel seperti yang disebutkan pada skor tinggi subskala ini

Hambatan Bermusuhan (Hy5)Skor tinggi pada subskala Hy5 diindikasikan pada individu yang :1. Menyangkal kebencian dan melawan impuls2. Mengatakan dia tidak tertarik membaca tentang kejahatan dan kematian3. sensitif tentang bagaimana orang lain perhatian terhadap dirinya4. mengatakan dia orang yang teguhSkor rendah pada subskala Hy5 diindikasikan pada individu yang :1. mengakui kebencian dan melawan impuls2. mengungkapkan ketertarikan dalam membaca tentang kejahatan dan kematian3. melihat dirinya sebagai orang yang ragu-rag4. mengatakan dia tidak merisaukan orang yang memperhatikan dirinya

Pertengkaran Keluarga (Pd1)Skor tinggi pada subskala Pd1 diindikasikan pada individu yang :1. menggambarkan suasana rumah dan keluarganya sebagai ketidaknyamanan2. merasa lebih menyukai meninggalkan suasana rumah 3. menggambarkan rumahnya kekurangan kasih sayang, pengertian, dan dukungan4. menggambarkan keluarganya sebagai pengkritik, suka bertengkar, dan tidak mengizinkan kebebasan serta ketidaktergantunganSkor rendah pada subskala Pd1 diindikasikan pada individu yang :1. menggambarkan suasana rumah dan keluarganya sangat nyaman2. melihat keluarganya menawarkan banyak kasih sayang, pengertian, dan dukungan3. menggambarkan keluarganya tidak mengekang berlebihan atau mendominasi

Masalah Tata Tertib/Kewenangan (Pd2)Skor tinggi pada subskala Pd2 diindikasikan pada individu yang :1. Penuh kekesalan terhadap standar dan kebiasaan masyarakat dan orang tua2. Mengakui memiliki masalah dalam sekolah dan dengan hukum3. Memiliki pendapat pasti tentang yang benar dan salah4. Bertahan dengan yang dipercayainya5. Tidak banyak terpengaruh oleh nilai dan kebiasaan orang lainSkor rendah pada subskala Pd2 diindikasikan pada individu yang :1. Cenderung sangat memasyarakat dan memerima peraturan serta kewenangan2. Tidak mengungkapkan pendapat pribadi atau percaya secara terbuka3. Mudah dipengaruhi oleh orang lain4. Menyangkal memiliki masalah dalam sekolah atau dengan hukum

Ketidakkhawatiran Sosial (Pd3)Skor tinggi pada subskala Pd3 diindikasikan pada individu yang :1. Menampilkan dirinya sebagai seseorang yang nyaman dan percaya diri dalam lingkungan masyarakat2. Menyukai interaksi dengan orang lain3. Tidak mengalami kesulitan dalam berbicara dengan orang lain4. Cenderung menjadi seseorang yang ekshibisionis dan suka pamer5. Mempunyai pendapat kuat tentang banyak hal dan tidak segan mempertahankan pendapatnya secara kerasSkor rendah pada subskala Pd3 diindikasikan pada individu yang :1. Mengalami ketidaknyamanan dan kecemasan dalam lingkungan masyarakat2. Tidak menyukai bertemu orang baru3. Kesulitan berbicara atau komunikasi interpersonal4. Menyesuaikan diri dengan masyarakat5. Tidak mengungkapkan pendapat atau sikap pribadi

Kebencian terhadap Masyarakat (Pd4A)Skor tinggi pada subskala Pd4A diindikasikan pada individu yang :1. Merasa dibenci, dikucilkan, dan terasing2. Yakin bahwa orang lain tidak mengerti dirinya3. Merasa sendiri, tidak bahagia, dan tidak dicintai4. Merasa ia diperlakukan tidak adil oleh kehidupan5. Menyalahkan orang lain atas masalah hidupnya dan kekurangan dirinya6. Merisaukan bagaimana orang peduli terhadap dirinya7. Terpusat pada diri sendiri dan tidak sensitif terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain8. Bertindak tanpa memperhatikan jalan yang dilewati orang lain9. Perkataan menyesal atas tindakannyaSkor rendah pada subskala Pd4A diindikasikan pada individu yang :1. Merasa dirinya merupakan bagian dari lingkungan masyarakat2. Melihat orang lain mencintai, mengerti, dan mendukung dirinya3. Hubungan interpersonal yang menyenangkan4. Tidak dipengaruhi berlebihan oleh nilai dan sikap orang lain5. Bersedia tanpa bantuan, menemukan kenyamanan dalam kegiatan rutin

Kebencian terhadap Diri Sendiri (Pd4B)Skor tinggi pada subskala Pd4B diindikasikan pada individu yang :1. Menggambarkan dirinya sebagai orang yang tidak nyaman dan tidak bahagia2. Memiliki masalah dalam berkonsentrasi3. Tidak menemukan ketertarikan dalam menjalani kehidupan sehari-hari4. Berkata menyesal, rasa bersalah, dan penyesalan atas tindakan yang telah lalu, tapi tidak jelas sifat perilaku buruknya5. Sulit jika tanpa bantuan6. Mungkin menggunakan alkohol berlebihanSkor rendah pada subskala Pd4B diindikasikan pada individu yang :1. Menampilkan dirinya sebagai orang yang nyaman dan bahagia2. Kehidupan sehari-hari menyenangkan3. Mampu tanpa bantuan4. Menyangkal penggunaan alkohol berlebihan5. Tidak mengungkapkan penyesalan dan rasa bersalah tentang perilaku buruk masa lalu

Ide Penyiksaan (Pa1)Skor tinggi pada subskala Pa1 diindikasikan pada individu yang :1. Melihat dunia sebagai tempat penuh ancaman2. Merasa dirinya diperlakukan tidak adil oleh hidup3. Merasa tidak dimengerti4. Merasa orang lain menyalahkan dirinya secara tidak adil5. Curiga dan tidak percaya terhadap orang lain6. Menyalahkan orang lain atas masalah dirinya7. Pada kasus ekstrim mungkin memiliki delusi penganiayaanSkor rendah pada subskala Pa1 diindikasikan pada individu yang :1. Merasa dirinya dimengerti dan diperlakukan secara adil2. Mampu percaya terhadap orang lain3. Tidak menyalahkan orang lain atas permasalahan dirinya4. Menyangkal ide penyiksaan seperti yang diungkapkan pada skor tinggi dalam subskala ini.

Poignancy (Pa2)Skor tinggi pada subskala Pa2 diindikasikan pada individu yang :1. Melihat dirinya lebih bekerja keras dan lebih sensitif daripada orang lain2. Mengatakan bahwa ia merasa lebih sangat daripada orang lain3. Merasa kesepian dan tidak dimengerti4. Mencari aktivitas yang menarik dan penuh resiko untuk membuat dirinya lebih baikSkor rendah pada subskala Pa2 diindikasikan pada individu yang :1. Merasa dimengerti dan diterima2. Tidak menampilkan dirinya sebagai orang yang lebih sensitif daripada orang lain3. Menghindari aktivitas yang berbahaya dan penuh resiko

Kepolosan (Pa3)Skor tinggi pada subskala Pa3 diindikasikan pada individu yang :1. Mengungkapkan kepolosan yang ekstrim dan sikap penuh optimis tentang orang lain2. Melihat orang lain penuh kasih sayang, tidak egois, dermawan, dan dapat dipercaya3. Menampilkan dirinya sebagai seseorang yang dapat dipercaya4. Berkata dia memiliki standar moral yang tinggi5. Menyangkal kebencian dan pikiran negatifSkor rendah pada subskala Pa3 diindikasikan pada individu yang :1. Memiliki sikap curiga dan agak negatif terhadap orang lain2. Melihat orang lain pebuh kebencian, egois, dan tidak dapat dipercaya3. Mengakui beberapa kebencian dan kekesalan terhadap orang yang memerlukan atau mengambil keuntungan dari dirinya

Kebencian Sosial (Sc1A)Skor tinggi pada subskala Sc1A diindikasikan pada individu yang :1. Merasa dirinya tidak diperlakukan secara adil oleh kehidupan2. Merasa orang lain tidak mengerti dirinya3. Merasa orang lain lebih mampu darinya4. Merasa orang lain mencoba membahayakan dirinya5. Menggambarkan lingkungan keluarga kekurangan kasih sayang dan dukungan6. Merasa keluarganya memperlakukan dirinya sebagai anak-anak7. Merasa kesepian dan hampa8. Mengakui ia tidak pernah menjalin hubungan cinta dengan orang lain9. Melaporkan kebencian terhadap anggota keluarganya10. Menghindari lingkungan sosial dan hubungan interpersonal sebisa mungkinSkor rendah pada subskala Sc1A diindikasikan pada individu yang :1. Merasa dimengerti dan dicintai2. Melaporkan keterlibatan emosional yang memuaskan dengan orang lain3. Menggambarkan lingkungan keluarganya sebagai hal yang positif4. Menyangkal perasaan kebencian dan kekesalan terhadap anggota keluarga

Kebencian Emosional (Sc1B)Skor tinggi pada subskala Sc1B diindikasikan pada individu yang :1. Melaporkan perasaan depresi dan putus asa, berharap dia mati2. Apatis dan ketakutan3. Mungkin berbuat sadistik dan masokistikSkor rendah pada subskala Sc1B diindikasikan pada individu yang :1. Menyangkal perasaan depresi dan putus asa2. Tidak apatis dan ketakutan3. Merasa kehidupannya bernilai4. Menolak sadistic dan masokistik