BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan kesehatan di Indonesia demam atau febris dapat ditemukan
sepanjang tahun dan insiden tertinggi terjadi pada anak-anak. Pengaruh peraturan
autonomy akan mengakibatkan terjadinya vaso konstriksi perifer sehingga
pengeluaran (dissipation) panas menurun dan penderita meresa demam. Suhu
badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolisme
yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurangnya
dekuat penyalurannya kepermukaan maka rasa demam bertambah pada penderita.
Menurut WHO keadaan tubuh sehat suatu harga mutlak yang harus
dimiliki oleh seorang manusia. Manusia dapat melaksanakan segala aktivitasnya
dalam keadaan sehat.Keadaan sehat juga dapat mempengaruhi kondisi psikis
seorang manusia, sehingga keadaan sehat juga berpengaruh dalam jasmani dan
rohani manusia dalam hidup.Namun dalam kodrat yang asalnya dari TUHAN
sang pencipta manusia tidaklah selalu merasakan sehat dalam tubuhnya. Keadaan
sakit dapat menerpasi apapun manusia tersebut.
Penyakit dapat didefinisikan sebagai perubahan pada individu-individu
yang menyebabkan parameter kesehatan mereka berada dikisaran normal. Dalam
1
kisaran yang sebenarnya penyakit tidaklah melibatkan perkembangan suatu
bentuk kehidupan yang benar-benarbaru.Penyakit merupakan suatu bentuk
kehidupan dari agenluar yang akan menganggu kehidupan manusia. Terdapat
macam-penyakit di dunia ini. Bermacam-macam pula gejala yang menandai
tubuh terinfeksi oleh suatu penyakit salah satunya demam (Aziz, S, 2011).
Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahan tubuh
melawan infeksi.Oleh karena itu adanya demam inilah tubuh dapat secara pelan-
pelan mencoba untuk menghancurkan agen-agen patogen yang akan menginvasi
tubuh (Anonim, A., 2011).
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang
penderita mengalami demam terus-menerus selama 1 minggu dengan suhu diatas
38,3 o C dan belum ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti selama 1
minggu secara intensif dengan menggunakan sarang laboratorium dan penunjang
lainya (Soeparman, 2002). Salah satu kondisi tersebut yaitu demam/febris
adakalanya demam ringan hingga demam panas sekali, sehingga usaha
mengobatinya pun bermacam-macam, mulai dari cara sederhana sampai ada yang
pergi kedokter , /Rumah sakit ,namun jarang orang mengetahui apa penyebabnya.
Beberapa hal yang mempercepat penyebaran demam dinegara urbanisasi
kepadatan penduduk .Sumber air minum dan standar hygiene industry pengolahan
makanan yang masih rendah.(Soegijanto, 2002).
2
Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkan
dian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termogulasi yang
terletak dalam hipotalamus anterior” (Isselbacher, 2004).
Terjadinya Demam biasanya terjadi akibat tubuh terpaparinfeksi
mikroorganisme (virus, bakteri, parasit).Demam juga bisa disebabkan oleh faktor
non infeksi seperti kompleksimun, atau inflamasi (peradangan) lainnya.Ketika
virus atau bakteri masuk kedalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih atau
leukosit melepaskan “zat penyebab demam (pirogen endogen)” yang selanjutnya
memicuproduksi prostaglandin E2 di hipotalamus anterior, yang
kemudianmeningkatkannilai-ambang temperature dan terjadilah demam. Selama
demam, hipotalamus cermat mengendalikan kenaikan suhu sehingga suhu tubuh
jarang sekali melebihi 41ºC.(Soeparman, 2002).
Demam atau febris merupakan pengeluaran panas yang tidak mampu
untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas yang
mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal. Demam yang berhubungan
dengan infeksi kurang lebih hanya 29-52% sedangkan 11-20% dengan keganasan,
4% dengan penyakit metabolik dan 11- 12% dengan penyakit lain Dampak
demam jika tidak mendapatkan penenganan lebih lanjut antara lain dehidrasi
sedang hingga berat, kerusakan neurologis dan kejang demam (Febrile
Convulsion). Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengetahui perbedaan
penurunan suhu yang sigifikan pada klien febris antara diberikan kompres hangat
3
dengan tanpa kompres hangat padareseptor suhu.Jenis penelitian yang digunakan
adalah true eksperimental dengan pretest posttest control group design. Sampel
yang digunakan purposive sampel dengan kriteria inklusi antara lain klien dengan
peningkatan suhu tubuh( suhu diatas 37,50C), klien mendapat terapi farmakologi
(antipiretik), klien tidak mengalami dehidrasi sedang atau berat, tidak mengalami
demam siklik (tyfoid fever).
Pengambilan data dengan cara observasi dan eksperimen dengan
pemberian kompres hangat pada reseptor suhu pada klien febris. Berdasarkan hal
tersebut di atas disusunlah karya tulis ini yang lebih lanjutankan menguraikan
penanganan dan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan termoregulasi pada
pasien dengan gangguan febris.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang
penderita mengalami demam terus-menerus selama 1 minggu dengan suhu diatas
38,3 o C dan belum ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti selama 1
minggu secara intensif dengan menggunakan sarang laboratorium dan penunjang
lainya (Soeparman, 2010).
Berdasarkan data dari Poskesdes Labuan Toposo, febris termasuk kedalam
sepuluh besar penyakit yang ada dengan posisi keempat. Pada tahun 2015 terjadi
peningkatan kasus febris, yang sebelumnya pada tahun 2015 berjumlah 31 kasus.
4
Berdasarkan data tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis
ilmiah dengan judul Epidemiologi Penderita Febris di Desa Labuan Toposo
Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Tahun 2015.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penulisan ini adalah bagaimana epidemiologi penderita febris di Desa
Labuan Toposo Kecamatan Labuan Kabupaten DonggalaTahun 2015?
C. Tujuan
Untuk mengetahui epidemiologi penderita febris di Desa Labuan Toposo
Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Tahun 2015.
D. Manfaat
1. Bagi Instansi
Karya tulis ini dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi
pihak yang terkait dalam hal ini, yaitu petugas kesehatan Poskesdes Labuan
Toposo dalam upaya menanggulangi penyakit Febris.
2. Bagi Institusi
Menambah referensi bacaan maupun literature ilmiah bagi mahasiswa
dalam meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya yang
berkaitan dengan masalah penyakit Febris.
5
3. Bagi Penulis
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan
memiliki manfaat sehingga dapat memberikan pengalaman dalam mengenal
penyakit.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Febris
1. Pengertian
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang
penderita mengalami demam terus – menerus selama 3 minggu dengan suhu
tubuh diatas 38,3 oC dan tetap belum ditemukan penyebabnya walaupun telah
diteliti selama 1 minggu secara intensif dengan menggunakan sarang laboratorium
dan penunjang medis lainnya (Soeparman, 2002 ). Febris adalah keadaan dimana
seorang individu mengalami atau beresiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh
terus menerus lebih tinggi dari 37,8 oC peroral atau 38,8oC perektal karenafaktor
eksternal.” (Carpenito, 2002).
Febris (demam belum terdiagnosa) adalah suatu keadaan seorang pasien
mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dengan suhu badan diatas
38,3 oC dan tetap belum ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti selama
satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan
penunjang medis lainnya”(Nelwan, 2003). Demam adalah kenaikan suhu tubuh
diatas variasi sirkaian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat
termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior.
7
Hipertermia merupakan kenaikan suhu tubuh diatas titik penyetelan (set
poin) hipotalamus sebagai akibat dari kalangan panas yang tidak memadai
(misalnya seperti yang terlihat pada waktu latihan jasmani, minum obat yang
menghambat perpirasi, lingkungkungan yang panas dari lain – lain)
(Iseelbechtter, 2004).
Demam adalah peningkatan titik patokan (set poin) suhu di hipotalamus.
Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal
untuk meningkatkan suhu tubuh, tubuh berespon dengan menggigil dan
meningkatlkan metabolisme basal. Demam atau febris adalah keadaan dimana ter
adi kenaikan suhu hingga 37 0 C atau lebih. Ada uga yang yang mengambil
batasan lebih dari 37,5 0C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40 0C disebut
demam tinggi (hiperpireksia) (Julia, 2003).
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan pengertian demam adalah
peningkatan suhu tubuh diatas penyetelan set poin di hipotalamus yang terus –
menerus dan diteliti selama 1 minggu ditemukan penyebabnya. Dari pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa febris adalah suatu keadaan dimana seorang
individu mengalami kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkandian yang normal
(lebih tinggi 37,8 oC peroral atau 38,8 oC perektal) sebagai akibat dari perubahan
pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior. ( Carpenito,
2002).
8
2. Penyebab
Demam biasanya disebabkan oleh infeksi selain itu juga disebabkan oleh
keadaan toksemia, karena keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat.
Gangguan pada pusat regulasi suhu sentral dapat meninggi dan temperatur seperti
pada head stroke, peredaran otak, atau gangguan sentral lainnya. Pada perdarahan
internal pada saat ter adinya reabsorbsi darah dapat pula menyebabkan
peningkatan temperatur (Soeparman, 2002 ). Demam terjadi bila pembentukan
panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit
kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain (Julia, 2003).
Demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat
toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri,
tumor otak atau dehidrasi ( Guyton,2002).
3. Patofisiologi Febris
Demam ini terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang
sebelumnya telah terangsang oleh pirogen oksigen yang dapat berasal dari
mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologi yang tidak
berdasarkansuatu infeksi. Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu protein
yang identik denganinterleukin 1.Didalam hipotalamus zat ini merangsang
pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintetis
prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan pireksia.
9
Pengaruh autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokontriksi perifer
sehingga pengeluaran ( dissipasion) panas menurun dan penderita merasa demam.
Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas
metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena
kurang adekuat penyalurannya kepermukaan, maka rasa demam bertambah pada
seorang penderita (Soeparman, 2002 ). Demam timbul sebagai respon terhadap
pembentukan interleukin 1 yang disebut pirogen endogen. Interleukin 1
disebabkan oleh neurotrofil akif, makrofag dan sel – sel yang mengalami cidera.
Interleukin 1 tampaknyamenyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin
yang merangsang hipotalamus. Apabila sunber interleukin 1 dihilangkan
(misalnya setelah sistem imun berhasil mengatasi mikroorganisme), maka
kadarnya akan turun. Hal ini akan mengembalikan titik patokan suhu ke normal.
Untuk jangka waktu singkat, suhu tubuh akan tertinggal dari pengembalian titik
patokan tersebut dan hipotalamus akan menganggap bahwa suhu tubuh terlalu
tinggi. Sebagai responnya hipotalamus akan merangsang berbagai respon
misalnya berkeringat untuk mendinginkan tubuh (Corwin, 2010).
4. Manifestasi Klinis Febris
Gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia
dan somnolen. Batasan mayornya yaitu suhu lebih tinggi dari 38,70C sampai
400C. Kulit hangat, takichardi, sedangkan batas karakteristik minor yang muncul
kulit kemerahan, peningkatan kedalam pernapasan, mengigil/merinding perasaan
hangat dan dingin, nyeri dan yang spesifik atau umum misalnya : sakit kepala,
10
keletihan, kelemahan dan berkeringat. Banyak gejala yang menyertai demam
yaitu :
1. Demam
2. Suhu meningkat
3. Menggigil
4. Lesu, dan gelisah
5. Berkeringat, wajah merah
6. Selera makan turun
7. Peningkatan frekuensi pernafasan
8. Dehidrasi
9. Hangat pada sentuhan
5. Pengobatan Febris
Pengobatan febris atau demam dapat menggunakan obat diantaranya yaitu
sebagai berikut :
1. Paracetamol (para acetoaminophenol)
Suatu obat untuk mengurangi demam (antipiretik) dan nyeri
(analgetik). Obatini aman untuk bayi dan anak sesuai kebutuhan, karena itu
dapat dibeli bebas. Obat ini dimetabolisme di hati sehingga bila dosis berlebih
dapat menimbulkan gangguan fungsi hati. Efek samping obat (ESO) bersifat
reversible, penghentian obat dapat memperbaiki keadaan umum anak dan
ESO akan berangsur-angsur hilang sehingga kondisi anak kembali normal.
Parasetamol dapat diberikan setiap 6 jam sesuai kebutuhan.
11
Dosis parasetamol berdasarkan BB. Jenis obat yang mengandung
parasetamol sangat banyak seperti Tempra, Sanmol, Praxion, Naprex,
Bodrexin sirup, Dumin, Termorex, dll. Dosis 10-15 mg/kg berat badan (BB)
per kali pemberian, maksimal 60 mg/kg BB per hari. Apabila orang tua
kesulitan dalam menghitung dosis hendaknya berkonsultasi dengan dokter atau
apoteker.
Sediaan drop diberikan pada bayi dengan BB dibawah 10 kg atau pada
anak dengan kesulitan minum obat karena volume pemberian relatif sedikit.
Pada anak dengan BB diatas 10 kg dapat diberikan sirup. Tablet diberikan
pada anak usia diatas 12 tahun. Dari penelitian terbukti bahwa pemberian oral
dan suppositoria sama efektifnya. Sediaan suppositoria (melalui dubur)
diberikan bila pemberian oral tidak memungkinkan, contohnya anak dengan
muntah profuse, anak tidur, atau tidak sadar.
2. Ibuprofen
Ibuprofen dapat diberikan pada kondisi demam yang tinggi (>40 C),
demam membandel yang tidak responsif terhadap pemberian Parasetamol, atau
demam yang disertai dengan peradangan. Dosis obat ini adalah: 5-10 mg/kg
BB setiap kali pemberian, maksimal 40mg/kg BB/hari. Contoh obat yang
mengandung ibuprofen antara lain Proris,Rhelafen, Fenris, Bufect, dll
(Anonim, 2009). Dalam memilih obat demam, pilih obat yang tidak
mengandung alkohol,karena beberapa produk sirup juga ada yang
menggunakan alkohol sebagai campurannya (Anonim, 2009).
12
6. Pencegahan Febris
Ada beberapa pencegahan febris yaitu :
a. Menjaga asupan makanan
b. Menghangatkan diri bila cuaca dingin atau hujan
c. Menjaga lingkungan rumah agar terhindar dari virus dan bakteri
d. Membersikan rumah serta lingkungannya.
e. Menjaga kebersihan tempat pembuangan sampah
f. Menyediakan air yang memenuhi syarat
B. Epidemiologi Febris
Menurut badan kesehatan dunia (WHO) mngemukakan demam (febris)
seluruh dunia mencapai 18-34 juta anak. Retan anak usia 5-19 tahun.
Menurut Survailans departemen kesehatan RI kejadian febris atau demam
di frekuensi menjadi 15,4 per 10000 penduduk.
13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Labuan Toposo merupakan salah satu desa dari 6 (enam) Desa
yang ada di Kecamatan Labuan, merupakan desa terkecil dengan luas 6060
Ha, yang terdiri dari 5 (Lima) Dusun.
Menurut sejarahnya Desa Labuan Toposo telah ada sejak tahun 1993,
dengan Motto berdirinya Desa adalah Roso, Risi, Rasa bersama tokoh-tokoh
masyrakat pada masa itu.
Nama Labuan Toposo diambil dari Bahasa Kaili yang berasal dari dua
kata “Labuan dan Toposo” kata Labuan diambil dari nama kecamatan yang
artinya satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan dari 6 desa, kemudian kata
yang kedua adalah ‘Toposo” berarti “Terbelah”. Desa Labuan Toposo
mempunyai jumlah penduduk 2700 jiwa.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah pada Tahun 2009 Desa Labuan Toposo melaksanakan
pemekaran Dusun Simou menjadi 2 Dusun sehingga wilayah Desa Labuan
Toposo bertambah menjadi 5 dusun yaitu :
1. Dusun Pado dengan jumlah penduduk 601 jiwa dan 154 KK
2. Dusun Dalika dengan jumlah penduduk 1004 jiwa dan 272 KK
3. Dusun Simou dengan jumlah penduduk 398 jiwa dan 98 KK
14
4. Dusun Sisere dengan jumlah penduduk 455 jiwa dan 102 KK
5. Dusun Mavusu dengan jumlah penduduk 241 jiwa dan 56 KK
Adapun batas Desa Labuan Toposo terdiri dari :
a. Sebelah Utara : Desa Siniu / Silanga Kecamatan Ampibabo
b. Sebelah Selatan : Labuan Panimba Kecamatan Labuan
c. Sebelah Barat : Desa Tatari Kecamatan Sindue
d. Sebelah Timur : Desa Labuan Kungguma Kecamatan Labuan
2. Idetifikasi Masalah
Dalam pelaksanaan kegiatan KKP – Kes di Desa Labuan Toposo,
setelah melakukan observasi selama 7 hari, maka hasil yang di dapatkan pada
wilayah kerja puskesmas Labuan dalam program Epidemiologi yaitu masih
tingginya kasus Febris seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.110 Penyakit Terbanyak di Poskesdes Labuan ToposoTahun 2015
No. Nama Penyakit Jumlah Kasus1 ISPA 161 Kasus2 Gastristis 105 Kasus3 Diare 55 Kasus4 Febris 31 Kasus5 Hipertensi 30 Kasus6 Hipotensi 30 Kasus7 Anemia 27 Kasus8 Alergi 19 Kasus9 Colic Abdomen 10 Kasus10 Hiperemesis 10 Kasus
Sumber: Data Primer, 2015
15
Berdasarkan data dari Poskesdes Desa Labuan Toposo, kasus Febris
menempati urutan keempat dari 10 penyakit terbesar di Poskesdes Desa
Labuan Toposo, yaitu 31 kasus pada tahun 2015.
Tabel 3.2
Jumlah Penyakit Febris Pada Dusun di Desa Labuan Toposo Tahun 2015
No. Nama Dusun Jumlah Kasus
1 Pado 3 Kasus2 Dalika 6 Kasus3 Simou 7 Kasus4 Sisere 9 Kasus5 Mavusu 6 Kasus
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan hasil dari tabel 3.2 menunjukkan jumlah penderita Febris
terbanyak yaitu berada di dusun Sisere banyak 9 kasus, sedangkan yang terendah
berada di dusun Simou yaitu 3 kasus.
16
Tabel 3.3
Jumlah Penyakit Febris Di Dusun Sisere Desa Labuan ToposoTahun 2015
Bulan Kasus Jenis Kelamin UmurL P ¿5 ¿5
Januari 2 1 1 2 -Februari 2 2 - 1 1Maret 6 2 4 5 1April 3 1 2 2 1Mei 2 1 1 - 2Juni 3 1 2 2 1Juli 3 1 2 2 1Agustus 2 - 2 2 -September 3 1 2 1 2Oktober 2 2 - 2 -November 2 1 1 2 -Desember 1 - 1 1 -Jumlah 31 13 18 22 9
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan hasil dari tabel 3.3 menunjukkan jumlah penderita Febris yang
berada di dusun Sisere lebih banyak dialami oleh perempuan sebanyak 18 orang
sedangkan laki-laki berjumlah 13 orang. Jika dilihat dari segi umur, yang paling
banyak menderita penyakit ini adalah mereka yang berumur < 5 tahun.
B. Pembahasan
Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan, epidemiologi penderita Febris di
Desa Labuan Toposo dilihat dari waktu dan tempatnya banyak terjadi pada bulan
Maret dengan jumlah 6 kasus dengan kasus terbanyak berada di dusun Sisere, yaitu 9
kasus dan banyak dialami oleh perempuan sebanyak 18 orang yang berumur < 5
tahun. Hal ini terjadi karena secara garis besar penyakit infeksi penyebab demam
17
pada anak yaitu infeksi virus seperti pilek, batuk, flu, diare dan infeksi bakteri. Selain
itu pergantian cuaca mengakibatkan suhu tubuh diatas batas normal biasa yang dapat
menyebabkan kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi
pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. Dengan
meningkatkan suhu tubuh, akan membuat bakteri dan virus menjadi susah untuk
bertahan hidup dalam tubuh manusia.
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil observasi yang dilakukan selama satu minggu dalam kegiatan KKP-
Kes, ditemukan masalah kesehatan yang berhubungan dengan bidang
Epidemiologi yaitu tingginya penyakit Febris di Desa Labuan Toposo yang
berjumlah 31 kasus.
Kasus penyakit Febris tertinggi paling banyak terjadi pada bulan Maret yaitu 6
kasus dan paling banyak diderita oleh para warga yang berada di dusun Sisere
sebanyak 9 kasus. Hal ini terjadi karena pada bulan tersebut para warganya yang
mayoritas bekerja sebagai petani mulai sibuk mengurusi perkebunan mereka,
sehingga waktu untuk sarapan kadang tidak sempat dilakukan, dan
mengakibatkan pola makan mereka terganggu.
Penyakit Febris lebih banyak diderita oleh perempuan dengan usia <5 tahun.
Perempuan lebih banyak menderita Febris karena perempuan rentan secara psikis
untuk mengalami demam. Bagi orang yang terinfeksi virus dan bakteri pada usia
< 5 tahun rentan terkena penyakit.
19
B. Saran
1. Bagi Instansi
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan informasi bagi
masyarakat melalui penyuluhan yang dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait
agar dapat menekan angka kesakitan penyakit febris dengan melakukan
pencegahan.
2. Bagi Institusi
Melalui karya tulis ilmiah ini diharapkan bagi institusi, dalam hal ini
yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu dapat
bekerjasama dengan instansi kesehatan untuk menyelenggarakan kegiatan
penyuluhan mengenai pencegahan penyakit Febris di masyarakat.
3. Bagi Penulis
Setelah mengetahui epidemiologi penderita Febris, kiranya dapat
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai epidemilogi penyakit Febris di
masyarakat agar semakin dapat menambah wawasan.
20
Recommended