BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia memiliki hubungan sejarah yang kuat dengan Belanda.
Selama kurang lebih tiga setengah abad berada di bawah kolonialisme Belanda
tentunya menyisakan kenangan tersendiri bagi Indonesia. Hubungan historis dan
emosional antara Indonesia dan Belanda yang panjang membuat perlunya
dibangun hubungan bilateral yang baik. Hubungan bilateral yang baik tersebut
dapat diwujudkan melalui adanya diplomasi antara kedua belah pihak. Diplomasi
budaya menjadi salah satu cara untuk meningkatkan dan mempererat hubungan
Indonesia dan Belanda.
Diplomasi budaya merupakan diplomasi melalui pengenalan dan
pemahaman pelbagai hasil seni budaya. Dalam artian, diplomasi budaya yang
dilakukan Indonesia terhadap Belanda bisa berupa seni budaya yaitu, keragaman
seni, budaya dan kulinari khas Indonesia. Diplomasi budaya yang dimaksud disini
adalah dengan digelarnya Pasar Malam Indonesia (PMI) di Denhaag, Belanda
oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Denhaag, Belanda. KBRI
Denhaag sebagai perwakilan pemerintah Indonesia di Belanda melakukan upaya
diplomasi dengan menggunakan soft power yang dalam hal ini adalah budaya
Indonesia melalui diadakannya PMI tersebut.
Sebelumnya, Pasar Malam Indonesia sudah ada sejak 50 tahun yang lalu di
Belanda, seperti Tong-Tong Fair. Munculnya gagasan mengadakan Pasar Malam
di Belanda, adalah sebagai wadah untuk nostalgia bagi orang-orang Indo-Belanda
yang tinggal di Belanda, termasuk juga orang-orang Belanda yang mempunyai
hubungan sejarah dengan Indonesia, seperti hubungan keturunan, pengalaman
budaya dan sebagainya. Pasar Malam Indonesia (PMI) telah diadakan sebanyak
tiga kali, yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012.
Perwujudan diplomasi budaya Indonesia dalam bentuk pasar ini tidak
komersial. Dengan tujuan utamanya adalah meningkatkan hubungan bilateral
Indonesia-Belanda serta hubungan emosional antara kedua bangsa. Selain itu PMI
bertujuan untuk mengisi kekurangan yang ada ketika diadakannya Tong-Tong
1
Fair. Strateginya adalah menjadikan Pasar Malam Indonesia sebagai pelengkap
dan pengisi kekosongan pasar malam lainnya yang sudah ada, dan bukan sebagai
pesaing. Hubungan antara Indonesia dan Belanda terus berkembang serta menjadi
dasar yang kuat dalam meningkatkan kerjasama antara wilayah dan kerjasama
global untuk perdamaian, stabilitas dan kemakmuran masyarakat kedua negara
khususnya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang dapat
ditarik yaitu :
1.2.1. Bagaimana diplomasi budaya Indonesia melalui Pasar Malam Indonesia di
Denhaag, Belanda?
1.2.2. Bagaimana pengaruh Pasar Malam Indonesia di Denhaag, Belanda
terhadap diplomasi Indonesia terkait hubungan bilateral Indonesia-
Belanda?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai beriut:
1.3.1. Untuk mengetahui diplomasi budaya Indonesia melalui Pasar Malam
Indonesia di Denhaag, Belanda.
1.3.2. Untuk mengetahui pengaruh Pasar Malam Indonesia di Denhaag, Belanda
terhadap diplomasi Indonesia terkait hubungan bilateral Indonesia-
Belanda.
1.4. Manfaat Penulisan
Selain tujuan penulisan di atas, adapun manfaat penulisan paper ini adalah
sebagai berikut:
1.4.1. Bagi penulis, paper ini sebagai penambah ilmu pengetahuan dan wawasan
dalam mata kuliah Politik Luar Negeri dan Diplomasi Republik Indonesia.
1.4.2. Bagi pembaca, paper ini bisa digunakan sebagai bahan pustaka dan acuan
untuk penulisan lebih lanjut atau bahan pembanding dalam bidang yang
sama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Diplomasi Budaya
Diplomasi budaya merupakan diplomasi yang bertujuan untuk
memberikan pemahaman atas negara, sikap, institusi, kepentingan nasional, dan
kebijakan-kebijakan negara dengan melalui pemahaman berbagai hasil seni
budaya (Tuch, 1990: 3; Gouveia, 2006: 7-8, dikutip J. Wang, 2006). Hal ini juga
berfungsi untuk mempromosikan kepentingan nasional melalui pemahaman,
menginformasikan, dan mempengaruhi publik di luar negeri. Sebagai salah satu
instrumen dari soft power, perkembangan diplomasi budaya sangat pesat Pesatnya
perkembangan ini dipicu oleh kenyataan bahwa upaya-upaya yang dilakukan oleh
pemerintah dalam diplomasi jalur lainnya dianggap telah gagal mengatasi konflik-
konflik antarnegara. Kegagalan diplomasi jalur-jalur tersebut telah
mengembangkan pemikiran untuk meningkatkan diplomasi budaya sebagai cara
alternatif untuk menyelesaikan konflik-konflik antarnegara (McDonald, 1991:
220-221).
Secara idealnya, diplomasi budaya telah membuka jalan bagi diplomasi
yang dilakukan antar pemerintah, serta memberi timbal balik melalui informasi-
informasi penting, dan memberikan cara pandang yang berbeda terhadap suatu
masalah kenegaraan. Kelebihan dari diplomasi budaya ialah dapat melibatkan
unsur-unsur lain seperti departemen dalam pemerintah, swasta, NGO (non
Goverment Organization) , media, dan individu. Sehingga bentuk diplomasi ini
sangat sesuai dilaksanakan guna menjalin hubungan bilateral ataupun multilateral
yang baik dengan negara lain.
2.2. Diplomasi Budaya Indonesia Dengan Belanda Melalui Pasar Malam
Indonesia
Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya sudah beberapa kali
melakukan diplomasi budaya dengan negara lain khususnya Belanda. Diplomasi
budaya tersebut antara lain berupa Pasar Malam Indonesia yang diadakan setahun
sekali di Den Haag Belanda.
3
2.2.1. Tujuan Diselenggarakannya Pasar Malam Indonesia di Den Haag
Pasar Malam Indonesia sendiri merupakan kegiatan yang diselenggarakan
oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) sebagai upaya promosi terpadu
perdagangan, pariwisata, dan investasi serta seni budaya kepada masyarakat
Belanda. Pasar malam Indonesia di prakarsai oleh J.E Habibie sebagai Duta Besar
RI untuk Belanda. Selain untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada
generasi muda Belanda, terselenggaranya Pasar Malam Indonesia ini juga
bertujuan untuk memperkuat dan mempertahankan hubungan kekerabatan
terhadap masyarakat Belanda yang memiliki hubungan emosional dengan
Indonesia, yang dimana jumlah penduduk Indonesia diperkirakan sekitar 1,5 juta
orang atau 10% dari total penduduk Belanda.
2.2.2. Pelaksanaan Pasar Malam Indonesia di Den Haag
Dalam pelaksanaan Pasar Malam Indonesia di Den Haag, KBRI
memfasilitasi promosi terpadu dari berbagai kementerian instansi pusat,
pemerintah provinsi, kota dan kabupaten, Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Penyelenggaraan yang pertama kali
dilaksanakan pada tahun 2010, selama 5 hari dan berhasil menarik pengunjung
sebanyak 35.000 pengunjung atau rata-rata 7.000 orang per hari. Oleh karena
keberhasilan penyelenggaraan Pasar Malam Indonesia 2010, maka pada tahun
2011 ini kembali diselenggarakan kegiatan serupa dengan waktu yang lebih lama
dan tempat kegiatan yang lebih luas. Jika pada tahun 2010, kegiataan berlangsung
selama 5 hari, maka di tahun 2011 kegiatan berlangsung selama 7 hari dengan
tempat kegiatan diperluas dari 3.500 m2 menjadi 6.000 m2. Untuk tahun 2012,
Pasar Malam Indonesia diselenggarakan pada tanggal 29 Maret sampai dengan 1
April 2012 yang lalu.
Kini di edisi tahun ke-3 diselenggarakannya Pasar Malam Indonesia
tumbuh menjadi institusi otentik masyarakat Indonesia-Belanda di bidang sosial
budaya dan ekonomi. Terdapat sekitar 70 stan untuk peserta Pasar Malam
Indonesia yang datang antara lain dari Kementrian Budaya dan Pariwisata
Indonesia, provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Bangka Belitung,
Pemerintah Kabupaten atau Kota Kutai Timur, Surakarta, Surabaya, Batam,
perusahaan penerbangan Garuda, Pelindo II, Angkasa Pura ataupun Pertamina.
4
Sementara itu, pada stan makanan dan minuman, terdapat sekitar 30 stan makanan
yang mencangkup makanan dan minuman khas seperti sate, gado-gado, bakso,
rendang, soto, siomay, es cendol, es kelapa, es doger, dan sebagainya. Khusus stan
makanan, penjualnya adalah masyarakat Indonesia di Belanda atau orang Belanda
yang memiliki keahlian memasak masakan Indonesia dan sertifikasi berdagang
makanan di Belanda.
Selain hal itu, terdapat kesenian tembang Indonesia yang tercurahkan
melalui pelatihan kesenian berupa musik seperti gamelan jawa serta pertunjukan
angklung dan kolintang juga turut menjadi atraksi yang menarik minat para
pengunjung utamanya para pelajar Belanda. Mereka sangat antusias mengikuti
pelatihan gamelan, yang merupakan khas dari kebudayaan Indonesia.
2.3. Pengaruh Terselenggaranya Pasar Malam Indonesia Terhadap
Hubungan Bilateral Indonesia-Belanda
Terselenggaranya Pasar Malam Indonesia untuk yang ke 3 kali di Den
Haag, tentunya sebagai salah satu upaya untuk memberikan makna terhadap
hubungan khusus Indonesia - Belanda. Hal ini terwujud karena aspek interaksi
yang terjadi antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat Belanda. Baik dari
segi promosi budaya yang berkembang secara dinamis, sampai pada aspek
perekonomian, dimana Pasar Malam Indonesia baik langsung maupun tidak
langsung juga mendatangkan keuntungan ekonomi. Restoran-restoran yang
berpartisipasi merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian utama dari
tingginya angka penjualan makanan Indonesia di Belanda. Keuntungan ekonomi
juga diraih oleh berbagai stand tanah air yang mencapai EUR 500.000.
Antusiasme yang sedemikian besar dari masyarakat Belanda di luar perhitungan
para partisipan dari tanah air sendiri, sehingga pada hari kedua barang-barang
yang mereka bawa terjual hampir habis. Sehingga banyak terdapat pemesanan
barang yang menjadi pameran dalam acara tersebut, dan untuk trial order dengan
level yang lebih besar menurut perhitungan Atase Perdagangan tercatat sebesar
EUR19,8 juta.
Untuk pariwisata, Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif. Mereka di Pasar Malam Indonesia menawarkan paket-paket
5
menarik untuk berwisata ke Indonesia. Instansi penerbangan Garuda Indonesia
juga telah merancang paket-paket khusus yang lebih murah untuk menjaring
calon penumpang, guna meningkatkan dan mempermudah akses pariwisata ke
Indonesia. Aspek lain adalah program untuk menampilkan Indonesia terkini.
Terdapat anjungan dari Kementerian Kominfo dan dari berbagai pemerintah
daerah yang memberikan informasi mengenai Indonesia terkini serta
berkoordinasi dan bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Chapter
Belanda dimana mereka juga menampilkan desain arsitektur Indonesia terkini,
dan beberapa instalasi yang mereka pasang. Sehingga, tercipta jalur langsung
perdagangan, investasi, dan pariwisata antara kabupaten atau kota di Indonesia
dengan negara – negara Eropa khususnya Belanda.
Indonesia secara historis telah memiliki hubungan yang erat dengan
Belanda. Banyak masyarakat Belanda keturunan Indonesia yang memiliki ikatan
emosional, dimana mereka pada umumnya adalah para orang tua yang dulunya
pernah tinggal di Indonesia, yang lahir pada masa-masa menjelang perang
kemerdekaan Indonesia ataupun sesudahnya. Hubungan ini terus berkembang
ketingkat comprehensive and forward-looking partnership yang menguntungkan
kedua negara serta menjadi dasar yang kuat dalam meningkatkan kerjasama antara
wilayah dan kerjasama global untuk perdamaian, stabilitas dan kemakmuran
masyarakat dunia.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
3.1.1. Diplomasi budaya Indonesia melalui Pasar Malam Indonesia di
Denhaag, Belanda adalah suatu kegiatan diplomasi budaya yang diselenggarakan
oleh Kedutan Besar Republik Indonesia di Belanda yang bertujuan untuk
mempromosikan terpadu perdagangan, pariwisata, dan investasi serta seni budaya
kepada masyarakat Belanda. Serta memperkuat dan mempertahankan hubungan
kekerabatan terhadap masyarakat Belanda yang memiliki hubungan emosional
dengan Indonesia.
3.1.2. Pengaruh Pasar Malam Indonesia di Denhaag, Belanda dengan
diplomasi Indonesia terkait hubungan bilateral Indonesia-Belanda adalah
terdapatnya keuntungan di bidang perekonomian seperti keuntungan ekonomi dan
pariwisata yaitu restoran-restoran yang berpartisipasi dalam penjualan makanan
asli Indonesia, keuntungan berbagai stand tanah air yang mencapai hingga EUR
500.000, serta terdapat banyak pemesanan barang yang dipamerkan pada acara
tersebut dengan level trial order yang besar. Selain itu terdapat anjungan dari
Kementerian Kominfo Republik Indonesia serta dari berbagai Pemerintah Daerah
yang memberikan informasi mengenai Indonesia serta berkoordinasi dan
bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Chapter Belanda. Dengan hal
tersebut terciptalah jalur langsung perdagangan, investasi, dan pariwisata antara
Kabupaten atau Kota di Indonesia dengan negara – negara di Eropa khususnya
Belanda.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka disarankan agar terdapatnya
bantuan dan kerjasama dari semua pihak baik dari tanah air maupun Belanda
untuk membantu pelaksanaan Pasar Malam Indonesia. Serta tetap
terselenggaranya Pasar Malam Indonesia di Den Haag setiap tahunnya. Hal
tersebut bertujuan untuk memelihara eksistensi, keberadaan dan pengaruh budaya
Indonesia di Belanda.
7