1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki wilayah lautan yang sangat luas, terbukti luas
lautan mecapai 81.000 km. Sehingga dengan jumlah penduduk sebesar
248 juta jiwa, mayoritas dari mereka bermata pencaharian sebagai
nelayan. Nelayan merupakan sekumpulan orang yang tinggal di pesisir
pantai dimana sumber penghasilannya masih tergantung pada hasil laut,
baik melalui penangkapan maupun budidaya.
Pemanfaatan sumber daya kelautan pada dasarnya sudah dilakukan
oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Seperti halnya dengan nelayan
yang ada di Kabupaten Pasuruan, sumber penghasilan sehari- hari di
peroleh dari menangkap ikan, pendapatan yang di peroleh terkadang tidak
menentu. Pekerjaan melaut dapat berjalan lancar tentu perlu adanya suatu
kerja sama, maka dalam menjalankan aktifitas tersebut manusia tidak
dapat hidup sendiri dalam hal ini proses dan upaya pemenuhan kebutuhan
sehari – hari memerlukan bantuan orang lain. karena pada dasarnya
manusia sebagai makhluk sosial masih saling ketergantungan antar
sesama.
Kelompok yang tergabung dalam sebuah komunitas tentu dapat
berpengaruh negatif apabila eksistensi suatu kelompok tidak dapat
memenuhi kebutuhan individu. Jika sebuah kelompok tidak dapat lagi
memenuhi kebutuhan anggota-anggotanya, kelompok itu semakin
2
berkurang jumlah anggotanya sehingga kohesi dalam kelompok menjadi
lemah.Pada dasarnya kohesi terbentuk oleh adanya solidaritas sosial.
Solidaritas merupakan aspek penting dalam berkomunitas, dimana
hubungan kerjasama dan kekompakan para anggotanya menjadi sangat
penting. Rasa senasib dan saling menghormati akan kepentingan bersama
berjalan dengan baik, maka dari itu solidaritas sosial dalam kelompok
sangat di perhatikan,terutama dalam komunitas nelayan agar tercipta suatu
kerjasama yang baik dan selaras demi kepentingan bersama.
Masyarakat nelayan dengan aktifitas sosial homogen tentu tidak
lepas dari adanya saling kerja sama, kepedulian antar anggota, maupun
kelompok. Hal tersebut secara langsung akan berdampak positif bagi
pengelolaan sumber daya alam yang terorganisir, kemudian mampu
menguasai alat produksi secara bersama, serta mendapatkan kenyamanan
saat bekerja sehingga dapat meningkatkan produktifitas. Peningkatan
tersebut tentu tidak lepas dari adanya saling ketergantungan antar anggota,
sehingga tercipta sebuah kohesi sosial.
Kohesi sosial antar kelompok dalam komunitas sangat penting.
Dimana kohesi sosial merupakan aspek terpenting di dalam
bermasyarakat. Mengacu pada konsep kohesi sosial dalam thesis Emil
Durkheim menurutnya terdapat solidaritas mekanik yang di indikasikan
oleh aktor yang kuat dalam masyarakat, kemudian terdapat solidaritas
organik yang di indikasikan dengan saling bergantungnya individu maka
akan terbentuk kohesi sosial dengan sendirinya.
3
Individu yang tergabung dalam sebuah kelompok akan
menemukan suatu kenyamanan,karena di dalam suatu kelompok individu
merasa bahwa dirinya di terima dan di sukai sehingga rasa kesetiakawanan
akan terjalin, disisi inilah kohesi dan solidaritas berperan penting terutama
melihat pada komunitas nelayan yang tergabung dalam beberapa
kelompok kecil demi menjaga keutuhan kelompoknya.
Demikian pula yang terjadi pada komunitas nelayan di Desa
Kedawang yang masih tergolong kelompok mayoritas, komunitas nelayan
tersebut masih terpecah dalam beberapa kelompok kecil dengan alat
tangkap yang berbeda –beda ukuran. Melihat alat tangkap yang dimiliki
berbeda-beda. Maka penghasilan yang di dapatkan juga bervariasi, ada
yang mendapatkan hasil banyak, sedang, bahkan ada yang kurang
sehingga permasalahan seperti ini menimbulkanadanya rasa cemburu antar
kelompok. Kecemburuan tersebut menimbulkan kerenggangan antar
kelompok dalam satu komunitas. Namun hal tersebut tidak menjadi
penghambat dalam beraktifitas dikarenakan hal tersebut bukan merupakan
masalah yang di anggap besar sehingga penyelesaian hal seperti itu mudah
diselesaikan. Melihat fenomena yang terjadi tentu terdapat aktor yang
memiliki peran yang sangat kuat sehingga kelompok tersebut dapat saling
bersinergi satu sama lain, dimana hingga saat ini jumlah kelompok tercatat
sebanyak 15 kelompok. Namun demikian di dalam kelompok tentu
mempunyai buruh atau pekerja dalam mendukung aktifitas sehari-hari.
Atas dasar fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
lebih mendalam terhadap realitas yang terjadi, sehingga wacana ini akan
4
semakin menarik untuk di kaji serta dapat mengidentifikasi satu per satu
baik yang berkaitan dengan konsep kohesi maupun solidaritas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas dapat di
simpulkan bahwa rumusan permasalahannya yaitu bagaimana kohesi dan
solidaritas sosial dalam komunitas nelayan Desa Kedawang, Kecamatan
Nguling, Kabupaten Pasuruan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan
mengidentifikasi kohesi dan solidaritas sosial dalam komunitas nelayan
Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan faedah
sebagai berikut:
1.4.1 Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
konsep-konsep kohesi dan solidaritas sosial dari komunitas nelayan yang
terletak di Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.
1.4.2 Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi serta sumber
rujukan oleh peneliti-peneliti Sosiologi khususnya penelitian serupa yang
mungkin dilakukan kaitannya dengan kohesi dan solidaritas masyarakat
pedesaan (masyarakat pesisir)
5
1.5 Definisi Konsep
1.5.1 Kohesi Sosial
Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu
dengan yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang
apik atau koheren. Kohesi merujuk pada perpaduan bentuk, sedangkan
koherensi pada perpautan makna.1 Pada umumnya wacana yang baik
memiliki keduanya. Relasi kohesi itu dapat menggunakan referensi,
kohesi leksikal, dan konjungsi.
Maka untuk melihat tingkat kohesi sosial nelayan desa
Kedawang, secara operasional dapat dikaji melalui hubungan makan
bersama antar sesama buruh yang dapat saling bertukar informasi,
melakukan ta’ziah, pertemuan ketika berada diluar aktifitas kerja,
menjenguk antar sesama ketika ada yang mengalami musibah.
1.5.2 Solidaritas Sosial
Solidaritas dalam buku yang ditulis oleh Doyle Paul Johson
sebagai berikut: “Solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan
antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada keadaan
moral dan kepercayaan bersama yang diperkuat oleh pengalaman
emosional bersama. Ikatan ini lebih mendasar daripada hubungan
kontraktual yang dibuat atas persetujuan rasional, karna hubungan
satu sama lainnya”.2 Sehingga untuk melihat bagaimana kekompakan
1 Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.Refika Aditama. Bandung: hal 44 (Online). (Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpbs/Jur._Pend._Bhs._Dan_Sastra_Indonesia/196707151991032-Nuny_Sulistiany_Idris/Kohesi.Pdf 22. 53wib). 2 Doyle Paul Johnson, 1994.“Teori sosiologi klasik dan modern”.Jakarta: Gramedia
Pustaka.hal: 181.
6
dan kerjasama antar kelompok, secara operasional solidaritas sosial dapat
dilihat melalui aktifitas seperti melaut, pembuatan jaring, peminjaman
alat tangkap ikan maupun perbaikan alat tangkap ikan.
1.5.3 Komunitas
Berkaitan dengan kehidupan sosial, ada banyak definisi yang
menjelaskan tentang arti komunitas.Tetapi setidaknya definisi
komunitas dapat didekati melalui; pertama, terbentuk dari sekelompok
orang; kedua, saling berinteraksi secara sosial diantara anggota
kelompok itu; ketiga, berdasarkan adanya kesamaan kebutuhan atau
tujuan dalam diri mereka atau diantara anggota kelompok yang lain;
keempat, adanya wilayah-wilayah individu yang terbuka untuk
anggota kelompok yang lain, misalnya waktu.3
1.5.4 Masyarakat Nelayan
Masyarakat nelayan merupakan sekumpulan orang, dimana
nelayan dipilih karena sesuai dengan keterampilan masyarakat setempat,
sementara sumber daya yang tersedia hanya laut beserta isinya yang
mempunyai nilai ekonomi Sehingga tidak ada pilihan lain bagi
masyarakat yang tinggal di sepanjang pesisir laut selain menjadi nelayan
atau pedagang yang berhubungan dengan laut.4
3 Rulli Nasrullah.2012.” Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber”. Jakarta: kencana. 4 Kusnadi, Nelayan.2009.” Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial,”.Bandung: Humaniora Utama
Press, hal: 191
7
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-
langkah untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu, jadi metode
ilmiah adalah cara sistematis untuk menyusun ilmu pengetahuan.dimana
metode penelitian mengacu pada :
1.6.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan mixed research. Mixed research yaitu menggabungkan
penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam meneliti suatu masalah.5
pemakaian metode berganda umumya mengkombinasikan kedua
pendekatan (kuantitatif dan kualitatif). Pendekatan kualitatif dan
kuantitatif dikombinasikan untuk mendapatkan gambaran hasil yang
komperehensif. Sehingga penelitian kuantitatif dapat dilakukan untuk
mengisi atau menutupi celah dalam penelitian kualitatif yang timbul
karena, tidak semua masalah melulu hanya dapat diselesaikan melalui
penelitian kuantitatif saja,atau kualitatif saja.6
Beberapa cara yang dapat lakukan yaitu: (1) pendekatan
kuantitatif sebagai pendekatan utama,pendekatan kualitatif sebagai
fasilitator,(2) pendekatan kualitatif sebagai pendekatan utama,
pendekatan kuantitatif sebagai fasilitator,(3) kedua pendekatan diberi
tekanan yang sama.7
5 Muri yusuf,2014. “Metode penelitian (kuantitatif,kualitatif & penelitian gabungan)”.Jakarta, PT fajar interpratama Mandiri.hal:428. 6Julia Brannen,1997. Dalam asmadi alsa. Julia brannen.1997. menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif :sebuah tinjauan dalam julia brannen.2002. memadu penelitian kualitatif dan kuantitatif.terjemahan Nuktah Arfawie Kurde.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal:48. 7ibid. Hal:79
8
Maka dapat dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif
sebagai pendekatan utama, dengan metode survey dan pendekatan
kualitatif sebagai fasilitator,melalui studi kasus satu situs.
Pertimbangan peneliti menggunakan metode gabungan yaitu pertama
teori fungsionalis struktural menekankan pada keteraturan (order),
harmoni serta equilibrium dalam masyarakat, kedua paradigma fakta
sosial cenderung mempergunakan metode kuesioner. Salah satunya
yaitu teori Emil Durkheim tentang solidaritas.
Melihat masyarakat nelayan yang cenderung berpendidikan
rendah dan memiliki unsur-unsur solidaritas mekanis sehingga data
dalam pemakaian kuesioner belum memberikan fakta yang
sebenarnya.Maka untuk melihat lebih mendalam perlu didekati secara
kualitatif dengan metode studi kasus sehingga dalam satu masalah
yang ingin diteliti didapat hasil yang lebih utuh dan komprehensif
terhadap suatu fenomena yang diteliti.
1.6.2 Jenis Penelitian
Berdasarkan uraian diatas bahwa penelitian ini merupakan
penelitian dengan mixed research maka pendekatan yang dilakukan
dengan menggunakan jenis penelitian survey melalui pendekatan
kuantitatif dan studi kasus melalui pendekatan kualitatif.
1.6.2.1 Penelitian Survey Dengan Pendekatan Kuantitatif
Penelitian survei adalah jenis penelitian yang
mengumpulkan informasi mengenai tindakan, pendapat dari
sekelompok responden yang dianggap sebagai populasi.
9
Survei adalah teknik penelitian dimana informasi
dikumpulkan dari sekelompok manusia sebagai sampel dan
biasanya menggunakan daftar pertanyaan.8
Penelitian survei merupakan teknik pengumpulan
data dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan
pada responden. Dengan demikian penelitian survei adalah
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data yang
pokok.9Sebagaimana yang telah dilakukan dapat dilihat dari
beberapa indikator yang telah ditentukan yakni pertama,
komitmen individu untuk norma dan nilai umum seperti
menjenguk ketika ada yang mengalami musibah, melakukan
ta’ziah. Kedua, kesalingtergantungan yang muncul karena
adanya niat untuk berbagi hal tersebut dapat dikaji melalui
aktifitas makan bersama antar sesama buruh dengan saling
bertukar informasi. Ketiga, individu yang mengidentifikasi
dirinya dengan grup tertentu yang bisa dikaji melalui
pemberian penghargaan.
Dalam pelaksanaannya survei yang telah dilakukan
peneliti di lapangan yakni dengan cara menyebar angket
sebanyak 25 pertanyaan yang berkaitan dengan kohesi dan
solidaritas yang sudah dipersiapkan kepada 225 responden.
agar data yang didapat lebih komperehensif dengan masalah 8M.suparmoko, 1998. Metode penelitian praktis,Yogyakarta.BPEE. 9Masri Singarimbun , “Metode dan Proses Penelitian”, dalam Masri Singarimbun & Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta: Pustaka LP3ES, hlm. 3.
10
yang diteliti maka dari itu peneliti ingin memperdalam
peristiwa-peristiwa maupun aktifitas yang dilakukan sehari-
hari oleh kelompok alat tangkap ikan,maka diperlukan
wawancara mendalam melalui studi kasus.
1.6.2.2 Penelitian Studi Kasus Dengan Pendekatan Kualitatif
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian
ilmu-ilmu sosial. Secara umum, studi kasus merupakan
strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu
penelitian berkenaan dengan how atau why?.10 Pertanyaan –
pertanyaan seperti ini berkenaan dengan kaitan operasional
yang menuntut pelacakan waktu tersendiri,dan bukan sekedar
frekuensi atau kemunculan. Maka tidak bisa mengandalkan
survei atau telaah rekaman arsip melainkan harus
menyelenggarakan apa yang disebut dengan analisis historis
atau studi kasus.11
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa
penelitian yang berkaitan dengan kohesi dan solidaritas sosial
dalam komunitas nelayan, untuk melihat bagaimana
kerjasama dan kekompakan antar kelompok nelayan, maka
untuk mengetahui lebih mendalam dengan fokus terhadap
peristiwa dalam peminjaman alat tangkap ikan antar
kelompok sebagai suatu entitas bersama. sehingga dapat
dilakukan menggunakan pendekatan melalui studi kasus
10Robert K Yin, 2011. “study kasus desain dan metode”. Jakarta: RajaGrafindo Persada.hal: 1 11 Ibid, hal: 9
11
dengan melakukan observasi, wawancara serta dokumentasi
yang mendukung. Dalam melihat aktifitas tersebut dapat
dilihat dari beberapa indikator yang telah ditentukan.
Pertama, setiap anggotanya komitmen tinggi dengan
kelompoknya melalui aktifitas melaut, pembuatan jaring
kedua, interaksi di dalam kelompok oleh kerjasama,bukan
oleh persaingan dengan melihat aktifitas peminjaman alat
tangkap ikan. ketiga, kelompok mempunyai tujuan-tujuan
yang terkait satu sama lain melalui, memperoleh hasil
tangkapan sebanyak-banyaknya. Keempat, adanya
keterikatan antar anggota sehingga relasi yang terbentuk
menguatkan jaringan relasi didalam kelompok, melalui
peminjaman uang.
1.6.3 Lokasi Penelitian
Terkait lokasi penelitian, obyek penelitian ini di lakukan pada
Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. Dimana
masyarakat Desa tersebut mayoritas bermata pencaharian nelayan.
Sebagai pertimbangan, Alasan peneliti memilih lokasi ini yaitu, desa
ini memiliki kelompok-kelompok tertentu dalam aktifitas sebagai
nelayan.
12
1.6.4 Teknik Penentuan Responden dan Subyek penelitian
1.6.4.1 Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan unit yang telah
ditetapkan mengenai dan dari mana informasi yang
diinginkan. populasi itu dapat berupa manusia, benda, objek
tertentu, peristiwa, tumbuhan ,hewan dan
sebagainya.12Populasi yang digunakan sebagai objek
penelitian adalah nelayan yang berada di Desa Kedawang,
Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. Jumlah buruh
nelayan sebanyak 225 orang. Setiap kelompok memiliki 15
buruh dengan jumlah kelompok sebanyak 15 kelompok alat
tangkap ikan.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi.13Sampel penelitian merupakan
suatu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam suatu
penelitian.14Dalam menentukan ukuran sampel (sample size)
dapat digunakan berbagai rumusan statistik,sehingga sampel
yang diambil dari populasi itu benar-benar memenuhi
persyaratan tingkat kepercayaan yang dapat diterima dan
12 Ibid, 147 13Sugiyono, 2005.”Statistika untuk Penelitian,”Bandung. Alfabeta.hlm. 62. 14Punaji Setyosari, 2010“Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan”.Jakarta. Kencana.hal: 169.
13
kadar kesalahan sampel (sampling errors) yang mungkin
ditoleransi.
Pada penelitian ini pengambilan besar sampel
ditentukan dengan teknik total sampling. Menurut Sugiyono,
total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.15 Dalam
penelitian yang menjadi sampel adalah semua buruh nelayan
kelompok alat tangkap ikan sebanyak 225 orang.akan tetapi
kuesioner yang kembali berjumlah 220 orang dikarenakan
beberapa alasan yakni: 3 orang dari kelompok dua tujuh,
sumber rezeki, dan bintang sonar sedang berada di luar kota
dan 2 lainnya dari kelompok barokah dan sumber rezeki
sakit.
Selanjutnya berdasarkan pendekatan dan jenis
penelitian yang telah diuraikan diatas, maka teknik penentuan
subyek dalam pendekatan kualitatif dengan studi kasus
adalah sebagai berikut:
1.6.4.2 Teknik Penentuan subyek penelitian
Sesuai lokasi penelitian di atas, pemilihan subjek penelitian
juga akan terfokus pada masyarakat desa Kedawang secara
menyeluruh, yang nantinya akan dibagi kepada beberapa subjek sesuai
keperluan yang dibutuhkan. Setelah ditetapkan fokus penelitian dan
rancangan penelitian secara tepat dan sesuai dengan format penelitian,
15Sugiyono, 2007.” Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif R&D.” Bandung. Alfabeta.hal:61.
14
langkah berikutnya adalah menentukan subjek penelitian. “Subyek
penelitian merupakan populasi penelitian yang diambil secara sampel.
Pengambilan sampel penelitian disebut sampling.16
Pada penelitian ini penentuan subyek dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Atau
dengan kata lain pengambilan sampel diambil berdasarkan
kebutuhan.17Jadi, penentuan sampel dalam penelitian kualitatif
dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama
penelitian berlangsung. Caranya yaitu seorang peneliti memilih orang
tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang
diperlukan, selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang
diperoleh. dari sampel sebelumnya itu peneliti dapat menetapkan
sampel lainnya yangdipertimbangkan akan memberikan data lebih
lengkap.18
Berikut beberapa kriteria atau pertimbangan tertentu oleh
peneliti untuk di jadikan sebagai subyek penelitian adalah :
a. Tokok masyarakat Desa sebanyak 2 orang diantaranya sekretaris
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia dan Sekretaris Desa.
b. Ketua kelompok atau yang bisa di sebut sebagai pemilik perahu
/ juragan darat sebanyak 5 orang. Ketua kelompok adalah orang
16Tatang, M. Amirin, 1995.”Menyusun Perencanaan Penelitian”.Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal: 92-93. 17Sugiyono,2008.”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta, hal:
300. 18 Lihat, Sugiyono. Ibid . hal:301.
15
yang menfasilitasi alat tangkap ikan anggota kelompok dan
penjualan ikan.
c. Juragan laut atau awak perahu sebanyak 5 orang. Juragan laut
adalah orang kepercayaan juragan darat atau yang bisa disebut
oreng budhi. Dalam hal ini bertugas mmeberi
mandat,mengontrol, mengawasi buruh
d. Anak buah kapal atau ABK sebanyak 5 orang.
Jadi total subyek yang di gunakan dalam penelitian ini berjumlah
17 orang.
1.6.5 Teknik Pengumpulan Data
1.6.5.1 Pengumpulan Data Kuantitatif
Pada penelitian survei, peneliti menggunakan metode
kuesioner. Metode kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.19 Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.20
Teknik kuesioner yang digunakan oleh penulis adalah
kuesioner semi terbuka yaitu kuesioner yang terdiri dari beberapa
pertanyaan yang sudah ditentukan oleh peneliti namun responden juga
19 Suharsimi Arikunto,2002.” Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik”.Jakarta.Rineka Cipta.hlm. 151. 20Sugiyono,2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,Bandung. Alfabeta.hlm. 142
16
masih bisa menambahkan beberapa jawaban lain. Kuesioner ini
merupakan suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan berkaitan tentang kohesi dan
slodaritas sosial dalam komunitas nelayan yang berjumlah 25
pertanyaan kepada responden. dengan mengambil sampel sejumlah 56
buruh nelayan Desa Kedawang, Kecamatan Nguling,Kabupaten
Pasuruan.
Tujuan penyebaran angket yaitu mencari informasi yang
lengkap mengenai tingkat kerekatan antar sesama buruh nelayan
dengan berbagai macam variasi pertanyaan suatu masalah tanpa
merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak
sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.21
1.6.5.2 Pengumpulan Data Kualitatif
Data merupakan hal yang esensi untuk menguatkan suatu
permasalahan danjuga diperlukan untuk menjawab masalah penelitian.
Peneliti memperoleh datayang ada kaitannya dengan kurikulum Total
Quality Management (TQM) dengan cara memperoleh data yang
obyektif sesuaidengan sasaran yang menjadi obyek penelitian, dan
sumber data tersebutdiperoleh dari:
1) Data primer, yaitu data yang bersumber dari informan yang
mengetahui secara jelas dan rinci mengenai masalah yang sedang
diteliti. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi dalam
21Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, hlm. 26.
17
penelitian.dalam hal ini informan yang telah ditentukan peneliti
sebelumnya melalui observasi maupun wawancara mendalam.
2) Data sekunder yaitu berupa data yang diperoleh selama
melaksanakan studikepustakaan, berupa literatur maupun data
tertulis yang berkenaan denganpenelitian di lapangan.22Pada data
skunder akan didapatkan dari kegiatan dokumentasi. Dan
monografi desa dari sekretaris desa.
1. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto, observasi atau pengamatan
meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek
dengan menggunakan seluruh alat indera. Mengobservasi dapat
dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba
dan pengecap. Observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner,
rekaman gambar, dan rekaman suara.23Terkait dengan pokok
permasalahan dalam penelitian, metode ini digunakan untuk
memperoleh data tentang:
a. bagaimana realitas yang terjadi sebelum memilih obyek
penelitian.
b. kondisi lingkungan Desa Kedawang, Kecamatan Nguling,
Kabupaten Pasuruan.
Observasi tersebut dapat memperoleh data mengenai
fenomena yang terjadi pada masyarakat Desa Kedawang,
Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. Seperti perbedaan alat 22Lexy J. Moleong,2005.” Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung: Remaja Rosdakarya.hal:216) 23Suharsimi Arikunto, 2006.”Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. “.Jakarta, Rineka
Cipta, hal: 156-157.
18
tangkap ikan dari setiap kelompok sehingga menyebabkan adanya
kecemburuan sosial, Melalui beberapa tokoh Desa yakni ketua
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia selaku wakil skretaris
kemudian perangkat Desa selaku skretaris dan tokoh agama.
2. Wawancara
Wawancara yang dilakukan oleh penulis dilakukan secara
langsung kepada informan yang merupakan sumber terpenting
oleh penulis yang telah dipilih sebelumnya yaitu pemilik alat
produksi, juragan dan nelayan buruh yang tergabung dalam
komunitas nelayan yang berada di Desa Kedawang, Kecamatan
Nguling, Kabupaten Pasuruan. dalam hal ini peneliti akan
mewawancarai beberapa pihak dari tiap kelompok nelayan
tersebut.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara
terpimpin dimana peneliti sudah mempersiapkan pertanyaan –
pertanyaan yang akan di ajukan sebelum melakukan wawancara.
Jenis wawancara terpimpin ini memiliki beberapa keunggulan
antar lain:
1. Karena dipersiapkan dengan cermat,pengumpulan data dan
pengolahan data bisa berjalan dengan baik dengan begitu
bisa dijadikan data kualitatif yang valid.
2. Dimungkinkan adanya pembuatan pertanyaan yang
uniform, sehingga orang bisa membuat komparasi atau
19
perbandingan dari semua hasil wawancara yang dilakukan
oleh seorang atau lebih dari seorang informan.
3. Hasil kesimpulan dari interview ini lebih diteliti,lebih dekat
serta memenuhi kriteria dan reabilitas
Data yang diperoleh dalam wawancara ini adalah mengenai
peristiwa baik aktifitas- aktifitas nelayan saat melaut maupun
aktifitas sehari-hari pada komunitas nelayan Desa Kedawang,
Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.
3. Dokumentasi
Penulis melakukan dokumentasi yan digunakan sebagai
dokumentai pribadi, yang manfaatnya untuk menunjang
keabsahan data sebagai wujud bahwa penulis turun langsung
kelapangan. Pengumpulan dokumentasi dilakukan dengan
pengambilan data yang telah tersedia.
Teknik dokumentasi data yang diperoleh adalah berupa
pengambilan foto-foto dari lokasi penelitian seperti pada saat
peneliti melakukan wawancara dengan informan kunci maupun
ahil. Sumber data tertulis dari aparat Desa seperti Peta Desa,
Monografi Desa, atau data-data lain yang mendukung.
1.6.6 Teknik Analisi Data
1.6.6.1 Teknik analisa data kuantitatif
Teknik analisis data sejatinya merupakan penelaah lebih
mendalam dan pengaturan sistematis wawancara, catatan subyek dan
bahan-bahan lainnya yang menunjang. Dengan alasan ini penulis
20
menggunakan analisis data. Dalam pelaksanaannya melalui
pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan alat bentuk
penelitian dengan tabulasi tunggal (mono tab) dan tabulasi silang
(cross tab) dengan menggunakan analisis prosentase melalui
pengumpulan data di lapangan.
1. Tabulasi Tunggal (mono tab)
Proses pemasukan atau penyusunan data dan frekuensi ke dalam
tabel dalam satu kolom tunggal disebut tabulasi sederhana. Data
diperoleh dari frekuensi jawaban responden melalui
pengumpulan angket.
2. Tabulasi Silang (cross tab)
Tabulasi silang adalah analisa dengan menggunakan tabel
silang. Tabel silang ini dapat berbentuk frekuensi atau
prosentase.dalam analisis silang atau tabulasi silang, variabel-
variabel dipaparkan dalam suatu tabel.24
3. Analisa Prosentase
Teknik yang paling sering dipakai dalam analisis data adalah
frekuensi distribusi relatif artinya data dibagi dalam beberapa
kelompok dan dinyatakan rt diukur dalam prosentase. Dengan
cara ini kita dapat mengetahui kelompok mana yang paling
banyak jumlahnya,yang ditunjukkan oleh nilai presentase yang
tertinggi dan begitu sebaliknya.25
Dengan rumus sebagai berikut: 24Nanang martono,2010. “Metodologi penelitian kuantitatif analisis isi dan analisis data
sekunder”.Jakarta: PT Raja Grafindo.hal:365 25M.suparmoko.op.cit 87.
21
P = ிே
x 100%
Keterangan :
P = prosentase
F = Frekuensi
N + jumlah per item
1.6.6.2 Teknik Analisa data Kualitatif
Proses analisa data sejatinya merupakan penelaahan lebih
mendalam dan pengaturan sistematis wawancara, catatan subyek,dan
bahan-bahan lain yang menunjang. Dengan alasan inilah penulis
menggunakan analisis data.
Studi kasus menekankan pada analisis yang detail dari
sebuah peristiwa atau subyek penelitian,Yin menyarankan beberapa
tahapan dalam studi kasus,dimulai dari menentukan dan
mendefiniskan pertanyaan penelitian kemudian memilih kasus serta
menentukan data teknik pengumpulan dan analisis. 26 dalam
penelitian studi kasus tahapan pelaksanaan penelitian dilakukan
dalam beberapa tahapan,mulai dari tahapan awal yaitu
mengorganisir informasi secara keseluruhan,membaca keseluruhan
informasi kemudian membuat suatu uraian terperinci mengenai
fokus kasus yang akan diteliti dan konkretnya.27
Yin menjelaskan hasil dari langkah kerja tersebut adalah
data-data informasi yang diolah dari teknik analisis guna mendapat
26 Yin, K Robert, 1994.”Study kasus,Desain dan Metode.” Jakarta.Raja Grafindo Persada. hal: 113 27 Ibid,hal: 111.
22
sebuah kesimpulan,setelah itu langkah terakhir adalah pengkajian
data dalam bentuk laporan.
Secara teknis hal yang dilakukan penulis adalah
mengembangkan dan menentukan teori dari fokus penelitian yan
diambil oleh penulis, dalam menentukan teori apa yang akan
digunakan untuk analisis tidak perlu suatu teori tersebut haruslah
sesuai dengan yang ada di lapangan. teori hanya digunakan untuk
alat menganalisis, setelah itu penulis memilih kasus yang akan dikaji
lebih mendalam dan memilih data yang sesuai dengan fokus kajian
penulis angkat. Data yang ada dirasa sesuai dengan fokus
kajian,maka pelaksanaan metode penelitian dapat dilakukan sesuai
dengan data yang telah dipilih dan sesuai dengan fokus
kajian,metode dalam pelaksanaannya mengikuti apa yang menjadi
kasus kajian bukan sebaliknya.
Pada penarikan kesimpulan data yang telah diambil melalui
metode analisis dengan teori yang ditentukan sebelumnya,dari
sinilah didapatkan kesimpulan yang sesuai dengan hasil yang
diinginkan. Langkah tersebut akan disempurnakan dengan hasil yang
konkret berupa penyajian tulisan dari data yang telah dianalisis
menggunakan teori dan metode penelitian yang telah penulis pilih,
yaitu kualitatif dengan menggunakan jenis studi kasus intrinsik
karena dirasa dapat menggali data secara mendalam.