BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan bagian yang terpenting dari proses
secara keseluruhan yang pola pencapaian tujuannya menggunakan
aktivitas jasmani sedangkan sasaran tujuan jasmani yang ingin dicapai
meliputi tujuan dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif dapat
diartikan sebagai aspek yang meliputi fungsi intelektual seperti
pemahaman, pengetahuan dan kemampuan berfikir. Afektif dapat
diartikan sebagai aspek yang menyangkut perasaan, moral dan emosi
(kemampuan menerima, menanggapi, dan berkeyakinan). Psikomotor
dapat diartikan sebagai aspek yang menyangkut ketrampilan motorik
seperti gerak tubuh, perilaku bicara. Melihat pendidikan jasmani baik dari
segi pola pencapaian tujuan maupun tujuan yang ingin dicapai maka perlu
peninjauan yang lebih mendalam tentang pendidikan jasmani supaya
nantinya tujuan pendidikan jasmani tersebut benar-benar memenuhi
sasaran. Sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani maka faktor anak didik
(siswa) merupakan faktor yang dijadikan obyek didalam pelaksanaan
proses belajar mengajar pendidikan jasmani.
Guru mempunyai peranan sangat besar dalam pencapaian
keberhasilan anak didik (siswa) dalam proses belajar, dimana seorang guru
tidak hanya mampu mendidik saja tetapi guru dituntut mampu sebagai
fasilitator, motifator, dan juga sebagai pembaharuan dalam proses belajar
mengajar. Selain itu seorang guru pada tingkat SMA dituntut mampu
memenuhi kebutuhan setiap anak di mana karakteristik fisik, mental,
sosialnya berbeda antara anak didik (siswa) satu dengan anak didik (siswa)
yang lainnya. Oleh karena itu, guru pendidikan jasmani dituntut untuk
mengetahui dan memahami serta mampu melaksanakan beban tugas
mendidik dan mengajar dalam proses belajar mengajar pendidikan
jasmani.
Suatu langkah awal pembelajaran permainan bola voli kepada
siswa, yaitu di kenalkan macam-macam teknik dasar bola voli. Belajar
macam-macam teknik dasar bola voli merupakan langkah awal yang harus
dilakukan siswa untuk mencapai prestasi bola voli. Macam-macam teknik
dasar bola voli tersebut harus dikuasai untuk Proses belajar mengajar
pendidikan jasmani, perlu mengetahui bagaimana sebenarnya
pembelajaran itu berlangsung dan seorang guru di tuntut untuk mengetahui
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang profesional dalam
membelajarkan siswa.
Keberhasilan pembelajaran siswa tidak hanya ditentukan oleh hasil
pembelajarannya akan tetapi juga di pengaruhi oleh proses belajar
mengajarnya, apabila dalam pembelajaran, proses pembelajaran baik maka
pencapaian hasil yang di harapkan akan tercapai, maka dari itu guru harus
benar-benar mempersiapkan materi yang akan diajarkan, mengunakan
model yang tepat sebelum melakukan pembelajaran agar dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik. Guru didalam melaksanakan
tugas profesinya dihadapkan pada berbagai tantangan seperti bagaimana
cara bertindak atau bersikap yang tepat, apa bahan belajar yang paling
sesuai, apa model penyajian yang paling efektif, permaianan apa yang bisa
dipakai, apa langkah-langkah yang paling efisien, sumber belajar mana
yang bisa diakses dan bagaimana sistem evaluasi yang dapat mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus kreatif
dalam memodifikasi pembelajaran agar siswa minat atau tidak bosan
dalam melaksanakan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.
Seorang guru harus memiliki ide dalam setiap pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi yang ada, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai
dengan baik. Pembelajaran yang terjadi selama ini, khususnya dalam
pembelajaran smash bola voli adalah pembelajaran yang hanya
memfokuskan pada gerak dasar dan tidak memperhatikan permainan apa
yang dapat diterapkan. Oleh karena itu siswa akan cepat bosan dalam
menerima pembelajaran.
Dunia anak lebih dekat dengan situasi permainan dari pada yang
serius, di dalam pembelajaran disajikan banyak variasi-variasi atau
modifikasi-modifikasi agar tidak mudah jenuh sebab siswa kerap kali juga
cepat bosan melaksanakan kegiatannya. Oleh karena itu sebagai langkah
awal pembelajaran smash dalam permainan bola voli kepada siswa yaitu di
kenalkan macam-macam teknik dasar bola voli. Belajar macam-macam
teknik dasar bola voli merupakan langkah awal yang harus dilakukan
siswa untuk mencapai prestasi bola voli. Macam-macam teknik dasar bola
voli tersebut harus dikuasai untuk mendukung penampilan seorang
pemain, dan secara kolektif akan meningkatkan kualitas tim. Jika suatu tim
para pemainnya menguasai macam-macam teknik dasar bola voli dengan
baik, maka mempunyai peluang yang besar untuk memenangkan
pertandingan.
Teknik dasar bola voli yang harus dikuasai dalam permainan bola
voli adalah smash khususnya. Hal ini karena, smash memiliki tujuan untuk
mendapatkan point dan diarahkan kearah lapangan lawan. Apabila
pukulan smash dilakukan dengan baik maka akan mudah melakukan
serangan dan mendapatkan nilai. Smash merupakan salah satu teknik dasar
bola voli yang paling sulit jika dibandingkan teknik lainnya. Namun tidak
menutup kemungkinan bagi siswa untuk bisa melakukan smash, sehingga
kualitas smash yang dihasilkan sesuai yang diharapkan. Tidak jarang para
siswa sekolah kurang mampu melakukan macam-macam bentuk smash.
Bahkan masih banyak diantara mereka yang belum mengetahui dan
menguasai teknik smash yang benar. Karena belum menguasai teknik
dasar smash maka masih banyak para siswa tidak mampu melakukan
smash dengan baik. Kendala atau masalah yang sering dihadapi siswa
dalam proses belajar smash, seorang guru harus mampu menganalisis dan
mencari solusi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
baik.
Siswa yang belum mampu melakukan smash disebabkan oleh
beberapa faktor misalnya merasakan bola terlalu berat, tidak bisa
melakukan lompatan yang benar pada saat bola dilambungkan, permainan
bola voli yang membosankan serta tidak memiliki minat untuk bermain
bola voli. Untuk itu perlulah langkah-langkah yang tepat sesuai dengan
kondisi siswa. Hidayatullah (2008: 6) mengatakan bermain memberikan
kontribusi yang unik bagi perkembangan anak. Boleh saja mereka
memainkan permainan bola voli, tetapi mereka akan bermain dengan
caranya sendiri. Mengunakan model pembelajaran yang tepat merupakan
salah satu cara untuk mengatasi kesulitan dalam belajar smash bola voli,
jika permainan yang sesungguhnya dianggap sebagai kendalanya. Untuk
memberi kemudahan dalam keterampilan pembelajaran smash bola voli
dapat dilakukan dengan mengunakan model PAIKEM. Tarmizi (2009,
dalam La Iru dan La Ode Safiun Arihi, 2012: 96) menyatakan “PAIKEM
dalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan
Menyenangkan”, pembelajaran smash bola voli menggunakan model
PAIKEM merupakan cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dan minat
siswa dalam keterampilan belajar smash bola voli terutama pada siswa
kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 putusisbau Kecamatan Putussibau Selatan
Kabupaten Kapuas Hulu. Karena tujuan pembelajraan berbasis PAIKEM
membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir tahap tinggi,
berfikir kritis, dan berfikir kreatif.
SMK Negeri 1 Putussibau adalah salah satu sekolah menengah
atas kejuaruan di kecamatan Putusibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu
yang letaknya di ujung sebelah selatan Ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu .
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
(PENJASORKES) pada siswa kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Putussibau
Kecamatan Putussibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu masih terdapat
beberapa kendala yang dihadapi siswa dalam melakukan olahraga
permainan bola voli, dimana siswa masih mengalami kesulitan dalam
belajar smash bola voli. Banyak dijumpai saat pembelajaran bola voli
smash, siswa merasa takut mencoba karena merasa sulit melakukannya.
Guru memberikan contoh smash dengan menggunakan peralatan yang
sebenarnya, menggunakan bola yang sebenarnya serta permainan yang
sebenarnya, mengunakan model yang tidak tepat dalam mengajar.
Hal ini menyebabkan siswa kesulitan melakukan smash karena
permainan bola voli yang sebenarnya sulit diterapkan menyebabkan anak
cepat bosan. Sehingga hasil belajar maupun keterampialan smash bola voli
pada siswa kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Putussibau Kecamatan
Putussibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu masih rendah, hal ini
dibuktikan dari proses pembelajaran oleh Guru pendidikan jasmani
olahraga kesehatan di SMK Negeri 1 Putussibau Kecamatan Putussibau
Selatan Kabupaten Kapuas Hulu bahwa nilai hasil belajar keterampilan
smash bola voli kurang memuaskan, banyak sekali siswa yang belum
tuntas, nilai rata-ratanya di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal ) yaitu 70. dari 28 siswa terdapat 15 siswa yang KKM tidak
mencapai ketuntasan.
Tabel 1.1 Daftar Nilai Siswa
Kelas Tidak Tuntas Tuntas Jumlah Siswa
Siswa
Putra
Siswa
Putri
Siswa
Putra
Siswa
Putri
28 TKJ 1 4 11 10 3
Total 15 13
Sumber. Guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan
Padahal smash merupakan salah satu gerak paling dasar dalam
permainan bola voli. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam
melakukan smash menuntut guru untuk berkreativitas menerapkan
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Misalnya dengan memodifikasi permainan, mengunakan model mengajar
yang tepat. Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang diuraikan
diatas maka terlihat jelas bahwa kondisi tersebut menarik minat penulis
untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul "Meningkatan
keterampilan pembelajaran smash bola voli dengan model PAIKEM pada
siswa kelas X TKJ 1 di SMK Negeri 1 Putussibau Kecamatan Putussibau
Selatan Kabupaten Kapuas Hulu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembahasan masalah diatas,
maka rumusan masalah umum dalam rumusan ini adalah “Bagaimana
pembelajaran model PAIKEM dengan keterampilan smash permainan bola
voli pada siswa kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Putussibau Kecamatan
Putussibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu ?’’ Berdasarkan masalah
umum diatas, sub masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran model PAIKEM untuk
meningkatakan keterampilan smash permainan bola voli pada siswa
kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Putussibau Kecamatan Putussibau
Selatan Kabupaten Kapuas Hulu?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran model PAIKEM untuk
meningkatkan keterampilan smash permainan bola voli pada siswa
kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Putussibau Kecamatan Putussibau
Selatan Kabupaten Kapuas Hulu?
3. Bagaimana peningkatan pembelajaran model PAIKEM untuk
keterampilan smash permainan bola voli pada siswa kelas X TKJ 1
SMK Negeri 1 Putussibau Kecamatan Putussibau Selatan Kabupaten
Kapuas Hulu?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dirumuskan di
atas, penelitian ini mempunyai tujuan umum adalah “Mengetahui
peningkatan keterampilan smash permainan bola voli dengan model
PAIKEM pada siswa kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Putussibau Kecamatan
Putussibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu?”. Berdasarkan tujuan umum
diatas, sub tujuan dalam penelitian ini adalah.
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran keterampilan smash
permainan bola voli dengan model PAIKEM pada siswa kelas X TKJ 1
SMK Negeri 1 Putussibau Kecamatan Putussibau Selatan Kabupaten
Kapuas Hulu.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran keterampilan smash
permainan bola voli dengan model PAIKEM pada siswa kelas X TKJ 1
SMK Negeri 1 Putussibau Kecamatan Putussibau Selatan Kabupaten
Kapuas Hulu.
3. Untuk mengetahui peningkatan pembelajaran keterampilan smash
permainan bola voli dengan model PAIKEM pada siswa kelas X TKJ 1
SMK Negeri 1 Putussibau Kecamatan Putussibau Selatan Kabupaten
Kapuas Hulu.
D. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi harapan dalam penelitain ini sehingga dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai
keterampilan pembelajaran smash bola voli dengan model PAIKEM.
Menambah bahan pustaka baik ditingkat program studi, fakultas
maupun lembaga.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan belajar siswa
dalam pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.
2) Untuk meningkatkan potensi siswa melalui pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
b. Bagi Guru
1) Untuk melakukan inovasi dalam mengunakan model yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
2) Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan guru tentang
penggunaan model PAIKEM dalam pembelajaran smash bola
voli pada pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
c. Bagi Sekolah
1) Untuk menambah bahan pustaka yang mencangkup penggunaan
model PAIKEM pada pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan.
2) Untuk meningkatkan ketuntasan belajar smash permainan bola
voli.
d. Bagi Peneliti
1) Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan.
2) Untuk menerapkan ilmu-ilmu yang sudah diterima dalam
perkuliahan secara langsung dilapanagan.
e. Bagi Mahasiswa
1) Sebagai bahan kepustakaan bagi peneliti lain yang meneliti
masalah serupa.
2) Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa, khususnya program studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, untuk memperkaya
pengetahuan dibidang olahraga.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dapat diartikan sebagai suatu konsep yang
memiliki nilai ganda atau suatu faktor lain yang diukur dan
menghasilkan skor yang bervariasi dan merupakan gejala yang
menjasai subjek penelitian.
Sehubungan dengan ini. Sugiyono (2010: 38) menyatakan bahwa
“Variabel dapat didefenisikan sebagai atribut dari seseorang atau
obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang lain
atau satu obyek dengan obyek lain”. Sugiyono (2013: 60) mengatakan:
“variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut’’. Bedasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan variabel dalam penelitian
ini adalah gejala suatu yang menjadikan objek atau yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.
a. Variabel Tindakan
Adapun variabel tindakan adalah variabel yang ada atau
munculnya ditentukan atau dipengaruhi oleh variabel masalah, ada
atau munculnya variabel ini karena variabel tindakan tertentu
seperti diungkapakan Nawawi. H (2012: 56) bahwa variabel bebas
adalah “ sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan
atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor unsur
yang lain”.
Kristiyanto. A (2010: 83) menyatakan bahwa “Tindakan
dalam Penelitan Tindakan Kelas juga dapat berupa apa saja,
mungkin berupa inovasi atau rekayasa dalam hal penggunaan
pendekatan atau model, media, atau penilaian’’. Berdasarkan
pendapat diatas dapat disimpulkan variabel dalam penelitian ini
adalah model PAIKEM, dengan aspek-aspek sebagai berikut.
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
3) Observasi
b. Variabel Masalah
Variabel masalah adalah kesenjangan antara apa yang
seharusnya dengan apa yang dalam kenyataan sekarang atau
variabel yang dipengaruh oleh variabel lain sering juga disebut
dengan variabel terikat. Sehubungan dengan hal tersebut
Kristiyanto. A (2010: 83) mengemukakan bahwa variabel terikat
(y) dalam PTK adalah masalah yang diangkat dan dipecahkan
melalui serangkaian siklus-siklus dalam tindakan PTK variabel y
itu sekaligus merupakan masalah sentral/ dilapangan. Nawawi. H
(2012: 57) menyatakan bahwa variabel terikat adalah “sejumlah
gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi
atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Dengan kata lain
keberadaan varibel terikat tergantung dari ada atau tidaknya
variabel bebas. Bila dalam penelitian muncul variabel bebas, maka
dalam penelitian itu akan muncul pula variabel terikat. Adapun
variabel masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar smash
permainan bola voli. Aspek-aspek yang terdapat didalamnya.
a) Awalan
b) Take of (saat melompat)
c) Memukul bola
d) Mendarat
2. Defenisi Operasiaonal
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah yang
digigunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, maka perlu dibuat
penjelasan istilah atau defenisi-defenisi yang dipakai dalam penelitian
ini sebagai berikut :
a. Smash Permainan Bola Voli
Smash adalah sebuah teknik serangan yang dilakukan
dengan memukul bola dan bertujuan untuk menempatkan bola ke
area tim lawan tanpa bisa diblock ataupun dikembalikan oleh pihak
lawan, sehingga menambah nilai atau poin. Smash dalam penelitian
ini untuk meningkatkan hasil belajar mengunakan model PAIKEM
b. Model PAIKEM
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya
PAIKEM dapat didefinisikan sebagai : konsep pembelajaran yang
berpusat pada siswa, sehingga siswalah yang banyak berperan
dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan
dan pemahaman siswa dengan penekanan pada belajar sambil
bekerja. PAIKEM dalam penelitian ini untuk meningkatkan
keterampilan smash permainan bola voli.
F. Hipotesis
Penolakan atau penerimaan suatu hipotesis sangat tergantuing
kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap data-data yang berkumpul.
Hipotesis adalah suatu jawaban yang terkumpul. Hipotesis adalah suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul Arikunto. S (2010: 110). Melalui
kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat
dirumuskan hipotesis terhadap penelitian adalah sebagai berikut:
“meningkatkan Keterampilan Pembelajaran Smash Bola Voli dengan
Model PAIKEM pada Siswa Kelas X TKJ 1 di SMK Negeri 1 Putussibau
Kecamatan Putussibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu”.