Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan Trimester III sering kali disebut periode menunggu dan

waspada karena ibu sudah merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya

dan mulai khawatir dengan diri dan bayinya pada saat melahirkan. Pada saat

itu juga merupakan saat persiapan aktif untuk menunggu kelahiran bayi dan

menjadi orang tua (Sofie R. 2008).

Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang

normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan

oleh bidan untuk menapis adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksial

dini adanya komplikasi atau penyakit yang mungkin terjadi selama hamil

muda (Yuni Kusmiati, dkk :2009).

Persiapan persalinan merupakan bagian terpenting dari proses

persalinan yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan optimal menjelang

persalinan dan segera dapat memberikan laktasi (Manuaba, 1998 : 141).

Persiapan persalinan meliputi persiapan fisik, psikologis dan materi.

Persiapan fisik merupakan persiapan yang berhubungan dengan aspek

persiapan tubuh untuk mempermudah persalinan dan laktasi, persiapan

psikologis adalah persiapan yang berhubungan dengan ketahanan mental

terhadap rasa takut dan kecemasan serta aspek kognitif tentang persalinan

sedangkan persiapan materi merupakan persiapan ibu dan keluarga untuk

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

2

mendukung kelancaran persalinan dari aspek finansial (Christina I, 1999 :

21).

Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu

hamil,sebuah waktu yang menyenangkan namun disisi lain merupakan hal

yang paling menebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan namun disisi

lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persaliana terasa akan

menyenangkan karena sikecil yang selama sembilan bulan bersembunyi

didalam perut anda akan muncul terlahir kedunia. Disisi lain persalinan

menjadi mendebarkan khusus bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses

persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak dan

sebuah perjuangan yang cukup melelahkan.

Munculnya perilaku untuk melakukan persiapan persalinan didukung

oleh adanya motivasi untuk melakukan persiapan persalinan, yaitu alasan atau

dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu

(Sunaryo, 2004 : 143).

Menurut WHO (2009) sebagian Angka Kematian Ibu (AKI) yang

terjadi dapat dihindari apabila tersedia tenaga pertolongan persalinan yang

terampil. Kompetensi adalah prasyarat untuk praktek-praktek terbaik dan

memastikan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu (Canavan dalam

Cham et Ai, 2008).

Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah

masalah besar di Negara berkembang. Di Negara miskin sekitar 25 – 50 %

kematian wanita usia subur di sebabkan hal berkaitan dengan kehamilan.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

3

Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama wanita muda pada

masa puncak produktifitasnya. Pada tahun 1996 Wold Heatlh Organitation

(WHO).

Dinegara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita usia subur

disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan,

nifas. WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari

585.000 meninggal saat hamil atau bersalin. Berdasarkan hasil SDKI 2007

derajat kesehatan ibu dan anak di indonesia masih perlu ditingkatkan,

ditandai oleh Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 228/100.000 kalahiran hidup

(KH), dan tahun 2008, 4.692 jiwa ibu melayang dimasa kehamilan,

persalinan, dan nifas. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) 34/1000KH,

terjadi startegis bila dibandingkan dengan SDKI 2003 yaitu 35 per 1000.

Memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat

hamil atau persalinan. di Asia Selatan, wanita kemungkinan meninggal 1:18

yang diakibatkan Oleh hamil atau persalinan selama kehidupannya, di banyak

Negara Afrika 1 : 14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1 : 6.366 lebih dari

50% kematian terjadi di Negara berkembang sebenarnya dapat di cegah

dengan tekhnologi yang ada serta biaya relatif rendah (Sarwono, 2006 ).

Kematian pada wanita dan bersalin adalah masalah besar di negara

berkembang. Di negara berkembang sekitar 25-50% kematian terjadi pada

wanita usia subur. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama

kematian wanita usia muda pada masa puncak produktivitasnya. Angka

kematian ibu (AKI) merupakan tolak ukur untuk menilai keadaan pelayanan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

4

obstetri disuatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti sistem pelayanan

obstetri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan (Anbarwati, 2009).

Kematian ibu 90% terjadi pada saat sekitar persalinan dan 95%

penyebab kematian ibu ada adalah komplikasi obsertri yang sering tidak

diperkirakan sebelumnya, maka kebijaksaana depertemen kesehatan untuk

mempercepat penurunan AKI adalah memupayakan agar setiap persalinan

ditolong atau didampingi oleh bidan atau pelayanan obsertri sedekat mungkin

diberikan pada ibu hamil (Saifuddin, 2002). Bidan sebagai tenaga kesehatan

juga mempercepat penurunan AKI yaitu dengan salah satu usaha salah

satunya adalah pelayanan antenatal care (ANC). Pelayanan antenatal

merupakan sarana agar ibu lebih siap menghadapi persalinan (Depkes RI,

2000).

Berdasarkan survey kesehatan rumah tanggan (Depkes RI, 2010)

Ppenyebab tidak langsung kematian ibu antara lain kekurangan energi kronis

(KEK) pada kehamilan (37%), dan anemia pada kehamilan (40%), sedangkan

berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, penyebab langsung

kematian ibu adalah akibat perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%),

dan lain-lain (33%).

Berdasarkan survey demografi kesehatan indonesia (SDKI) 2007

menunjukkan bahwa angka kematian ibu indonesia masih tinggi yaitu

228/100.000 kelahiran hidup (KH), sedangkan angka kematian bayi (AKB) di

indonesia juga masih relatif tinggi yaitu 34/1000 KH (Depkes RI, 2010).

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

5

AKI di provinsi aceh mencapai 209/100KH, AKB berada diatas rata

nasional yaitu mencapai 40/1000 KH (Dinkes Prov Aceh, 2009).

Sedangkan data dari Dinkes kabupaten Aceh Barat Daya ( 2012)

ditemukan bahwa jumlah sasaran ibu hamil sebesar 3.119 orang dengan

cakupan KI sebesar 2.558 orang ( 85,90% ) dan cakupan K4 1.822 orang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pukesmas Bineh Krueng

Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya dari tahun 2012

jumlah ibu hamil 249 jiwa. Dan khusus nya pada ibu hamil trimester III

berjumlah 40 oang.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, peneliti

menemukan bahwa masyarakat di Pukesmas bineh krueng khususnya ibu

hamil pada trimester III masih sangat kurang atau tidak memperdulikan

tentang persiapan persalinannya, penulis juga menemukan sebagian ibu hamil

pada trimester III tidak mempersiap dana untuk persalinannya. Ada ibu hamil

yang mengatakan jangankan mempersiapkan dana untuk persiapan persalinan

makan sehari-hari saja tidak mencukupi, selain dari dana tersebut, dari segi

lainnya juga tidak ada persiapan, seperti beberapa orang ibu hamil disana

melakukan pernikahan dini, selain dari biaya, persiapan mentalnya pun

kurang. Rata-rata pendidikan terahkir ibu hamil disana tamatan SMA, dan

rata usia pernikahan ibu-ibu hamil di pukesmas rata-rata 18-19 tahun.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

6

Dari penjelasan latar belakang diatas peneliti telah melakukan

penelitian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil

Trimester III Terhadap Persiapan Persalinan di Pukesmas Bineh Krueng

Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah apa-apa saja faktor

yang mempengaruhi ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan, di

Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat

Daya 2013.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil

trimester III terhadap persiapan persalinan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh umur ibu hamil trimester III terhadap persiapan

persalianan

b. Mengetahui pengaruh pendidikan ibu hamil trimester III terhadap

persiapan persalinan.

c. Mengetahui pengaruh pendapatan ibu hamil trimester III terhadap

persiapan persalinan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

7

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat menerapkan riset kebidanan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi ibu hamil trimester III tentang persiapan persalinan.

2. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan dan bahan informasi bagi bidan setempat yang

dapat digunakan untuk pemberian penyuluhan dan konseling mengenai

persiapan persalinan pada saat antenatal care (ANC).

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dan kajian ilmu pengetahuan dalam

meningkatkan wawasan peserta didik tentang faktor- faktor yang

mempengaruhi ibu hamil trimester III tentang persiapan persalinan.

E. Keasliaan peneliti.

Penelitian yang sama sudah pernah dilakukan oleh :

1. Sri guslena ( 2011 ) dengan judul “ faktor- faktor yang mempengaruhi

ibu hamil trimester III dengan persiapan persalinan di Bidan Praktet

Swasta Sinarti lambaro skep Banda Aceh Provinsi Nanggro Aceh

Darusalam”, metode yang digunakan yaitu analitik dengan pendekatan

cross sectional, sampel berjumlah 36 ibu hamil, dengan teknik Sampling

menggunakan Quata sampling teknik pengumpulan data primer yaitu

dengan wawancara hasil yang diperoleh yaitu dengan 10 responden

(27%) tingkat pendidikan ibu hamil tinggi , 18 responden (50%) dengan

tingkat pendidikan menengah, dan 8 responden (22,2%) dengan tingkat

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

8

pendidikan dasar. Hasil penelitian analitik : ada pengaruh antara

pendidikan ibu hamil trimester III dengan persiapan persalinan.

2. Saputri silviana (2011) dengan judul Faktor-faktor yang mempengaruhi

ibu Hamil Trimester III terhadap persiapan persalinan, di UPT

Puskesmas Gajahan Surakarta. Metode yang di gunakan adalah Analitik

dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 36 ibu hamil,

dengan teknik Sampling menggunakan Quota Sampling, Teknik

pengumpulan data menggunakan pengumpulan data primer yaitu dengan

Kuesioner. Hasil yang diperoleh yaitu 10 responden (27,8%) dengan

tingkat pengetahuan baik. 18 responden (50%) dengan tingkat

pengetahuan cukup, dan 8 responden (22,2%) tingkat pengetahuan

kurang.

Hasil penelitian analitik : ada pengaruh antara pengetahuan ibu hamil

trimester III terhadap persiapan persalinan.

3. Dwi Setyowati (2009) dengan judul “Gambaran pengetahuan ibu hamil

trimester III tentang persiapan persalinan di Bidan Praktet Swasta

Supriharini di desa garahan dikecamatan silo kabupaten jember “ metode

yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan cross sectional.

Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dengan jumlah sampel

30 ibu hamil. Teknik pengumpulan data mengunakan kuesioner. Hasil

yang diperoleh yaitu 3 responden (10 %) mempunyai pengetahuan baik,

17 responden (50%) mempunyai pengetahuan cukup, dan yang

mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu 10 responden (33,3%).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

9

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah lokasi dan

waktu, jumlah responden dan hasil, tahun, sedangkan persamaan dengan

penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang persiapan persalinan.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari

hari pertama haid terahkir (Saifuddin, 2002).

Menurut Sunarsih dan Dewi (2011) Kahamilan merupakan saat yang

sangat menakjubkan dalam kehidupan seorang wanita. Hal itu juga

merupakan saat yang menyenangkan ketika sebuah kehidupan baru yang

misterius bertumbuh dan berkembang didalam rahim. Sekali kehamilan

terjadi, berbagai macam efek terjadi dalam tubuh wanita, baik efek karena

perubahan hormon, bentuk tubuh, maupun kondisi emosional wanita yang

mengalami kehamilan.

Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari

(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).pembagian kehamilan

dibagi dalam 3 trimester, trimester pertama, dimulai dari konsepsi sampai 3

bulan (0-12 minggu), trimester kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan

(13-28 minggu), trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (29 – 42

minggu) (Prawirohardjo, 1999).

1. Trimerter I

a) Menjalin hubungan saling pecaya

Ini merupakan langkah paling awal namun akan sangat

menentukan kualitas asuhan diwaktu-waktu berikutnya. Hubungan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

11

saling percaya antara pasien dan asuhan bidan mutlak harus dapat

dipenuhi sehingga informasi dan penatalaksanaan yang diberikan oleh

bidan dapat selalu sesuai dengan data yang disampaikan pasien secara

jujur. Bisa dibayangkan jika pasien tidak dapat percaya dengan bidan

dan memberikan data yang tidak sesuai, maka jika terjadi gangguan

pada ibu, bidan tidak akan dapat mendeteksi sehingga akan berakibat

fatal yaitu salah dalam memberikan pelayanan.

b) Deteksi masalah

Pada tahap awal pemberian asuhan, bidan melakukan deteksi

kemungkinan masalah atau komplikasi yang muncul dengan

melakukan penapisan- penapisan. Beberapa diantaranya adalah

penapisan kelainan bentuk panggul pada pasien dengan tinggi badan

kurang dari 145 cm, pre-eklamsi,hipertensi dalam kehamilan, infeksi,

dan sebagainya. Penapisan ini dilakukan melalui proses pengkajian

data subjektif dan objektif serta ditunjang dengan pemeriksaan

laboratorium, USG, serta rontgen.

c) Mencegah masalah (TT dan anemia)

Pencegahan masalah anemia merupakan prioritas pertama

yang harus dilakukan oleh bidan karena anemia merupakan penyebab

utama perdarahan postpartum. Berdasarkan data departemen

kesehatan, penyebab kematian ibu terbanyak di indonesia adalah

perdarahan. Selain anemia, bidan juga harus melakukan pencengahan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

12

penyakit tetanus neonatorum karena penyakit ini memberikan peran

yang cukup besar dalam menyebabkan kematian bayi.

d) Persiapan persalinan dan kompilkasi

Meskipun proses persalinan masih cukup lama, namun bidan

tetap harus menyampaikan informasi ini seawal mungkin sehingga

pasien dan keluarga sudah mempunyai gambaran mengenai apa yang

harus direncanakan. Selain itu untuk memperdayakan pasien dan

keluarga, beberapa komplikasi yang mungkin terjadi dalam kehamilan

juga perlu disampaikan sejak dini sehingga pasien dan keluarga dapat

ikut aktif dalam pemantauan perjalanan kehamilannya.

e) Perilaku sehat (gizi, latihan /senam, kebersihan, istirahat)

Untuk informasi ini bidan perlu menyampaikan materi

perilaku hidup sehat secara terperinci karena aspek ini merupakan hal

sangat menentukan kualitas kesehatan ibu hamil.

2. Trimester II Gejala Pre-Eklampsi Ringan

Setelah bidan menyimpulkan bahwa pasien sudah cukup paham

dengan informasi yang harus diketahui pada trimester I, maka pada

trimester II ini bidan memberikan informasi yang berkaitan dengan pre-

eklampsi ringan. Bidan mengajak pasien dan keluarga untuk aktif dalam

memantau kemungkinan gejala-gejala pre-eklampsi ringan dalam

kehamilannya sehingga timbul tanggung jawab bagi pasein dan keluarga

untuk mempertahankan kesehatannya secara mandiri.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

13

3. Trimester III

Pada Trimester ke tiga ini perut ibu sudah membesar, maka para

calon ibu sudah akan mempersiapkan untuk kehadiran si bayi baru dalam

keluarga. Pada tahap ini dimungkinkan muncul berbagai perasaan

emosional yang berbeda-beda. Kegembiraan untuk bertemu bayi baru atau

mungkin ada kekuatiran dengan kesehatan bayi. Pada saat ini calon ibu

akan mulai berfikir tentang persalinan, dengan tambahan perubahan emosi,

tubuh secara fisik juga mengalami perubahan pada trimester akhir

ini.Perubahan-perubahan tersebut meliputi sakit punggung karena beban

berat tubuh, payudara, konstipasi, pernapasan, sering kencing, masalah

tidur, varises, kontraksi perut, bengkak, kram kaki dan cairan vagina.

Sehingga pada masa ini perlu persiapan yang sangat matang dari para

calon ibu (Suririnah, 2004).

Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester ketiga

adalah penyempurnaan struktur organ khusus / detail dan penyempurnaan

fungsi berbagai sistem organ.Satu karekteristik perkembangan akhir masa

janin adalah perlambatan pertumbuhan kepala relatif terhadap

pertumbuhan badan. Pada awal bulan ke-3, ukuran kepala merupakan

separuh ukuran kepala bokong (crown-rump length/ CRL). Akan tetapi,

sejak awal bulan ke-5, ukuran kepala relatif berkurang menjadi sepertiga

dari CRL, sampai pada saat lahir ukuran kepala hanya seperempat dari

CRL. Hal ini disebabkan peningkatan pertumbuhan badan dan ekstremitas

bersama dengan penurunan pertumbuhan kepala (Dewi Surnarsih, 2011).

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

14

a) Minggu ke-28

Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun-bokong adalah

sekitar 25 cm dan berat janin sekitar 1.100 g. Endapan lemak subkutis

meningkat sehingga janin memperoleh bentuk membulat/menggemut.

Produksi kelenjar lemak kulit juga menghasilkan lapisan vernix

caseosa yang melapisi kulit janin. Sejak usia 28 minggu lengkap, telah

terbentuk koordinasi antara sistem saraf pusat, pernapasan, dan

kardiovaskular, meskipun masih sangat minimal. Surfaktan

(surfuctant) terbentuk di dalam paru-paru. Mata mulai membuka dan

menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir. Janin yang lahir

pada masa ini dapat bertahan hidup, namun diperlukan tunjangan

hidup berupa perawatan intensif yang sangat baik untuk mencapai

hasil optimal.

b) Minggu ke-32

Simpanan lemak coklat berkembang dibawah kulit untuk

persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm

dan panjang ubun-ubun bokong sekitar 28 cm dan berat sekitar 1.800

gr. Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fostor.

c) Minggu ke-36

Pada ahkir minggu ke-36 gestasi, janin memiliki panjang

ubun-ubun bokong rata-rata yaitu 32 cm dan berat sekitar 2.500 g.

Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak atau

berputar banyak. Pertumbuhan kepala maksimal, lingkar kepala

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

15

menjadi lingkar terbesar dari pada seluruh bagian tubuh, pada bayi

laki-laki, testis mulai turun ketempatnya didalam skrotum antibodi ibu

ditransfer kebayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk enam

bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi berkerja sendiri.

4. Saat lahir

Terjadi mekanisme adaptasi berbagai struktur janin. Di

antaranya, paru yang semula kolaps karena belum terisi udara, sejak

lahir menjadi mengembangkan karena terisi udara pernapasan. Berbagai

struktur dalam sistem kardiovaskular menutup. Sejak tali pusat

diputuskan, sirkulasi feto-maternal melalui plasenta dan pembuluh

umbilikasi terputus, dan bayi terpisah dari sirkulasi ibunya.

B. Persiapan Persalinan

1. Pengertian Persiapan Persalinan

Persalian adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi

yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusun dengan pengeluaran

placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sujiyatini et al, 2011).

Persiapan persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu,

anggota keluarga, dan bidan, rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis

dan biasanya memang tidak terlulis. Rencana ini lebih hanya sekedar

diskusi untuk memastikan bahwa ibu menerirma asuhan yang ia

perlukan.dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan

dan kekacauan pada saat persalinan, serta meningkatkan kemungkinan ibu

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

16

akan menerima asuhan yang sesuai dan tepat waktu (Dewi & Surnarsih,

2011).

Persiapan Persalinan dan Kelahiran Persiapan persalinan dan

kelahiran yaitu suatu tahap dalam masa persalinan,dimana semua wanita

akan menyadari keharusan untuk melahirkan anaknya.Rencana persalinan

adalah rencana tindakan yang dibuat ibu, anggota keluarganya dan bidan.

Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan

kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa

ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu. Persiapan

persalinan adalah hal yang penting. Dengan lahirnya sikecil, maka akan

ada begitu banyak persiapan untuk menyambutnya. Persiapan untuk

menyambut kelahiran sang buah hati meliputi pakaian, popok, hingga

aktifitas anda dalam menyusui sang bayi (Ningsih dan Arifah, 2011).

Ibu hamil yang dalam waktu dekat akan menjalani proses

persalinan memang sebaiknya mengetahui hal-hal apa yang akan dihadapi.

Hal ini lebih kepada untuk mempersiapkan diri secara mental (psikologis),

apalagi jika proses persalinan nanti adalah pengalaman yang pertama.

Sebuah survey membuktikan bahwa ibu hamil yang mempersiapkan diri

biasanya akan mengalami lebih sedikit stress dan hasil persalinannya pun

relatif lebih baik (Gunawan, 2011).

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

17

a) Persiapan persalinan (Depkes RI 2007)

(1) Mempersiapkan ruang untuk persallinan dan kelahiran bayi.

Persalinan dan kelahiran bayi mungkin terjadi dirumah

(rumah ibu maupun kerabat) ditempat bidan puskesmas, polindes

atau rumah sakit, pastikan ketersedian bahan-bahan dan saranan

yang memadai. Laksanakan upaya PI sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan (JNPK-KR,2007).

Di manapun persalinan dan kelahiran bayi terjadi,

diperlukan hal-hal pokok seperti bentuk : ruangan yang hangat

dan bersih memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari

tiupan angin, sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan

dan memandikan ibu sebelum dan sesudah malahirkan.

(2) Persiapan perlengkapan bahan-bahan dan obat-obatan yang

diperlukan

Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang

diperlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan

dan kalahiran bayi. Jika tempat persalinan dan kelahiran bayi jauh

dari fasilitas kesehatan, bawahlah semua keperluan tersebut

kelokasi persalinan. Ketidak mampuan untuk menyediakan semua

perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obat esensial pada saat

diperlukan akan meningkat resiko terjadinya penyulit pada ibu

dan bayi baru lahir sehingga keadaan ini dapat membahayakan

keselamatan jiwa mereka (Rukiyah et al, 20011).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

18

Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi : periksa semua

peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan. Segera ganti

peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan, segera ganti

peralatan yang hilang atau rusak, periksa semua obat-obatan dan

bahan setelah menolong persalinan dan melahirkan bayi.

Menurut Sujiyatini et al (2011) Untuk mengingat hal-hal penting

dalam mempersiapkan rujukan, maka singkatan BAKSOKUDA dapat

digunakan :

B ( bidan )

Pastikan bahwa ibu dan atau bayi baru lahir didampingi oleh

penolong persalinan yang kompeten untuk melaksanakan gawatdarurat

obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa kefasilitas rujukan.

A ( alat )

Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan.

Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu

melahirkan dalam perjalanan menuju fasilitas rujukan.

K ( keluarga )

Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terahkir ibu dan bayi

dan mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan

tujuan rujukan merujukan ibu kefasilitas rujukan tersebut. Suami dan

anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan bayi hingga ke

fasilitas rujukan.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

19

S ( surat )

Berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus memberikan

identifikasi mengenai ibu dan bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan

dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu

dan bayi baru lahir. Sertakan juga patograf yang dipakai untuk membuat

keputusan klinik.

O ( obat )

Bawa obat-obatan esensia pada saat mengantar ibu ke fasilitas

rujukan. Obat-obatan tersebut mungkin diperlukan selama perjalanan.

K ( kendaraan )

Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu

dalam kondisi cukup nyaman. Selain itu pastikan kondisi kendaraan cukup

baik untuk mencapai tujuan pada waktu yang tepat.

U ( uang )

Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang

cukup untuk membeli obat-obatan yang perlukan dan bahan-bahan yang

diperlukan selama ibu dan bayi baru lahir tinggal difasilitas rujukan.

D ( darah )

Siapkan orang yang akan menjadi pendonor darah jika transfusi

diperlukan.

b) Komponen penting persiapan persalinan

(1) Pemilahan tempat persalinan ditentukan oleh nilai risiko

kehamilan dan jenis persalinan yang direncanakan. Persalinan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

20

berisiko rendah dapat dilakukan di puskesmas, polindes, atau

rumah bersalin, sedangkan persalinan berisiko tinggi harus

dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas kamar operasi,

tranfusi darah, dan perawatan bayi risiko tinggi.

(2) Persalinan dianjurkan dilaksanakan dirumah sakit umum/rumah

sakit ibu dan anak, lengkap dengan tenaga terlatih dan peralatan

yang memandai. Sarana tranportasi serta tenga kesehatan yang

masih terbatas membuat persalinan di beberapa daerah sebagai

besar masih ditolong oleh dukun bersalin dan berlangsung di

rumah. Kondisi tersebut merupakan kendala tersendiri yang masih

sulit diatasi sampai saat ini.

(3) Di luar negeri (misalnya di Amerika dan Belanda), persalinan

dapat dilakukan dirumah karena memiliki kelebihan

dibangdingkan persalinan dirumah sakit. Suasanan rumah

membuat ibu lebih nyaman sehingga proses persalinan lebih

lancar dan peran serta suami tampak nyata diraskan. Walaupun

demikian, persalinan dirumah memerlukan dukungan

infrastruktur yang baik, serta kesiapan tenaga penolong untuk

menghadapi segala kemungkinan yang terjadi pada saat

persalinan maupun pasca persalinan.

c) Memilih tenaga kesehatan terlatih

(1) Tenaga kesehatan yang diperolehkan menolong persalinan adalah

dokter umum, bidan, serta dokter kebidanan dan kandungan. Di

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

21

negara kita masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun

bersalin, baik yang terlatih maupun yang tidak terlatih,. Hal ini

masih menjadi kendala dimana merupakan salah satu sebab

tingginya angka kematian bayi.

(2) Pemilihan tenaga penolongan persalin ditentukan oleh pasien,

nilai risiko kahamilan, dan jenis persalinan yang akan

direncanakan bagi masing-masing pasien.

(3) Pemilihan pasien berdasar resiko dimaksudkan agar penaganan

kasus lebih terarah dan ditangani oleh tenaga yang kopeten. Pada

saat persalinan, penanganan kasus dilakukan lebih cermat lagi

dengan memperhatikan karekteristik kasus. Sebaiknya semua

kasus dianggap memiliki resiko tinggi karena tidak ada satu cara

pun yang dapat meramal bahwa persalinan tersebut pasti berjalan

normal sehingga setiap penolong persalinan akan selalu berhati-

hati dan mempersiapan segala sesuatunya untuk mengatasi

penyulit yang mungkin terjadi.

(4) Selain itu faktor ekonomi, agama, sosial, dan budaya kadang-

kadang juga mempengaruhi pemilihan tenaga penolong

persalinan:

(a) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi

kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama

tidak ada.

(1) Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga?

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

22

(2) Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuatan

keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawatdarutan?

(b) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi

kegawatdaruratan

(1) Banyak ibu yang meninggal karena mengalami

komplikasi yang serius selama kehamilan. Persalinan

atau pasca persalinan dan tidak mempunyai jangkauan

transportasi yang dapat membawa mereka ketingkat

asuhan kesehatan yang dapat memberikan asuhan yang

kompeten untuk menangani masalah mereka.

(2) Setiap keluarga seharusnya mempunyai suatu rencana

transportasi untuk ibu jika ia mengalami komplikasi dan

perlu segera dirujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi.

Rencana persalinan perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan,

dan harus terdiri atas elemen- elemen di bawah ini :

(1) Dimana ibu akan bersalin (desa, fasilitas kesehatan, rumah sakit)

(2) Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika

terjadi kegawatdarutan.

(3) Kefasilitas kesehatan mana ibu akan dirujuk.

(4) Bagaiman cara mendapatkan dana jika terjadi kegawatdaruratan.

(5) Bagaimana cara mencari donor darah.

(6) Membuat rencana / pola menabung.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

23

(a) Keluarga dianjurkan untuk menambung sejumlah uang untuk

persediaan dana guna asuhan selama kehamilan dan jika

kegawatduraratan.

(b) Menabung sesuai kemampuan dan terprogram.

(c) Kesepakatan bersama dalam keluarga.

(d) Program tabulin.

(7) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan

(a) Ibu dan keluarga dapat mengumpulkan barang-barang (seperti

pembalut wanita, sabun, baju ibu, baju bayi, dan lain-lain) dan

menyimpannya untuk persiapan persalinan.

(b) Beberapa rumah sakit biasanya sudah membuatkan daftar

peralatan yang harus dibawa saat datang, misalnya gurita,

peralatan mandi (sabun, sikat gigi, pasta gigi, sampo, deodoran,

bedak, sisir, pelembap bibir, handuk kecil, handuk besar),

perlengkapan pribadi (pembalut wanita, alas BH, BH untuk

menyusui, celana dalam, beberapa blus, kaos longgar/daster, dan

kaos kaki), krim puting susu, spon kecil, waslap, kain, baju bayi,

dan popok.

(c) Hendaknya dipersiapkan jauh hari sebelumnya, dimasukan

kedalam tas sehingga begitu tanda-tanda persalinan muncul, ibu

tidak panik dan dapat berlangsung mencari pertolongan (ke rumah

sakit, rumah bersalin, dan sebagainya).

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

24

(d) Mempersiapkan perlengkap buah hati dapat menjadi kesibukan

yang menyenangkan.

C. Membuat Rencana Persalinan

Hal-hal mengenai pembuatan rencana persalinan adalah sebagai

berikut :

1. Tempat persalinan

a) Pemilihan tempat persalinan ditentukan oleh nilai risiko kehamilan dan

jenis persalinan yang direncanakan. Persalinan berisiko rendah dapat

dilakukan di puskesmas, polindes, atau rumah bersalin, sedangkan

persalinan berisiko tinggi harus dilakukan di rumah sakit yang memiliki

fasilitas kamar operasi, tranfusi darah, dan perawatan bayi berisiko

tinggi.

b) Persalinan dianjurkan dilaksanakan di rumah sakit umum/rumah sakit

ibu dan anak, lengkap dengan tenaga terlatih dan peralatan yang

memadai. Sarana transportasi serta tenaga kesehatan yang masih

terbatas membuat persalinan di beberapa daerah sebagian besar masih

ditolong oleh dukun bersalin dan berlangsung dirumah. Kondisi

tersebut merupakan kendala tersendiri yang masih sulit diatasi sampai

saat ini.

c) Diluar negri (misalnya di Amerika dan Belanda), persalinan dapat

dilakukan di rumah karena memiliki kelebihan dibandingkan persalinan

di rumah sakit. Suasana rumah membuat ibu lebih nyaman sehingga

proses persalinan lebih lancar dan peran serta suami tampak nyata

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

25

dirasakan. Walaupun demikian, persalinan dirumah memerlukan

dukungan infrastruktur yang baik, serta kesiapan tenaga penolong untuk

menghadapi segala kemungkinan yang terjadi pada saat persalinan

maupun pascapersalinan (Sunarsih, 2011).

Saran untuk ibu hamil adalah melahirkan dirumah sakit besar yang

fasilitasnya lengkap tidak sepenuhnya benar. Apalagi bila selama

kehamilan, dokter yang memeriksa tidak menemukan masalah atau faktor

risiko tertentu pada ibu dan janin. Ada banyak faktor yang harus

dipertimbangkan saat calon ibu menentukan tempat ia akan melahirkan.

Selain faktor jarak, faktor biaya juga mesti dipertimbangkan.

Berbeda dengan rumah sakit khusus untuk bersalin atau klinik

bidan. Biasanya, melahirkan di rumah sakit dengan peralatan medis yang

amat lengkap tarifnya memang relatif mahal.

Faktor lain yang harus dipertimbangkan saat memilih tempat

bersalin adalah sebagai berikut :

(1) Usahakan agar jarak tempat melahirkan dengan tempat tinggal tidak

terlalu jauh. Jika dokter menyatakan calon ibu dan janinnnya dalam

kondisi yang sangat baik dan sehat. Maka boleh-boleh saja bersalin di

klinik kecil dekat rumah. Hal ini agar ibu yang akan melahirkan

segera mendapatkan penanganan secara cepat.

(2) Pilihlah klinik atau rumah bersalin yang memiliki fasilitas rujukan ke

rumah sakit yang lebih besar dan juga memiliki mobil ambulan.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

26

Gunanya agar jika ibu mengalami kondisi darurat dapat segera

dilarikan dengan ambulan ke rumah sakit rujukan.

(3) Rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap, seperti NICU dan ICU.

2. Memilih penolong persalinan

a) Tenaga kesehatan

(1) Pengertian tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri

dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan atau

keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk

jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya

kesehatan. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan (Sularsono, 2005).

(2) Definisi Bidan

Menurut Sofyan et al (2008) yang mengatakan bahwa Bidan

adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang

terakreditasi dan memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi

dan atau secara sah mendapat lisensi untuk praktik kebidana, bidan

diakui sebagai seorang profesional yang bertanggung jawab dan

akuntabel, bermitra dengan perempuan dalam memberikan

dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama masa

kehamilan, persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas

tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan kepada bayi

baru lahir dan anak.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

27

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan

lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat

(register), di beri izin secara sah untuk menjalankan praktek

(Sofyan et al, 2008).

b) Tenaga Non Kesehatan

(1) Pengertian

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Non-medis

seringkali dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai dukun

beranak, dukun bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin

diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau

merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun dari nenek

moyang atau keluarganya dan biasanya sudah berumur ± 40 tahun

ke atas (Prawirohardjo, 2005).

Menurut Niken et al (2009) yang menjelaskan bahwa

Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada

umumnya adalah seorang wanita yang mendapat kepercayaan

serta memiliki keterampilan menolong persalinan secar

tradisional. Keterampilan tersebut diperoleh secara turun temurun,

belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus ke arah

peningkatan keterampilan serta melalui tenaga kesehatan. Dukun

bayi juga merupakan seseorang yang dianggap terampil dan

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

28

dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan

perawatan ibu dan anak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Pendidikan Dukun umumnya adalah kejar paket A atau

tamat SD, bisa baca tulis dengan kapasitas yang rendah, mereka

tidak mendapat ilmu tentang cara pertolongan persalinan secara

teori di bangku kuliah, tetapi mereka hanya berdasarkan

pengalaman saja. Peralatan yang digunakannya hanya seadanya

seperti memotong tali pusat menggunakan bambu, untuk

mengikat tali pusat menggunakan tali naken, dan untuk alasnya

menggunakan daun pisang (Gerungan, 2010).

(2) Cara-cara Pertolongan Oleh Tenaga Non Kesehatan

Didalam Simolol (2010) juga dijelaskan bahwa tak

berbeda dengan seorang Bidan, dukun beranak juga melakukan

pemeriksaan kehamilan melalui indra raba (palpasi). Biasanya

perempuan yang mengandung, sejak mengidam sampai

melahirkan selalu berkonsultasi dengan dukun, bedanya dibidan

perempuan yang mengandunglah yang datang ketempat praktek

bidan untuk berkonsultasi.

Sedangkan Dukun ia sendiri yang berkeliling dari pintu ke

pintu memeriksa ibu yang hamil. Sejak usia kandungan 7 bulan

kontrol dilakukan lebih sering. Dukun menjaga jika ada

gangguan, baik fisik maupan non fisik terhadap ibu dan janinnya,

agar janin lahir normal dukun biasanya melakukan perubahan

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

29

posisi janin dalam kandungan dengan cara pemutaran perut

(diurut-urut), disertai doa ketika usia kandungan 4 bulan, dukun

melakukan upacara tasyakuran katanya janin mulai memiliki roh,

hal itu terasa pada perut ibu bagian kanan ada gerakan halus.

c) Memilih Tenaga Kesehatan Terlatih

(1) Tenaga kesehatan yang diperbolehkan menolong persalinan

adalah dokter umum, bidan, serta dokter kebidanan dan

kandungan. Di negara kita masih banyak persalinan yang ditolong

oleh dukun bersalin, baik yang terlatih maupun yang tidak terlaih.

Hal ini masih menjadi kendala dan merupakan salah satu sebab

tingginya angka kematian bayi.

(2) Pemilihan tenaga penolong persalianan ditentukan oleh pasien,

nilai risiko kehamilan, dan jenis persalinan yang akan

direncanakan bagi masing-masing pasien.

(3) Pemilihan pasien berdasarkan risiko dimaksudkan agar

penanganan kasus lebih terarah dan ditangani oleh tenaga yang

kompenten. Pada saat persalinan, penanganan kasus dilakukan

lebih cermat lagi dengan memperhatikan karekteristik kasus.

Sebaiknya semua kasus dianggap memiliki risiko tingggi karena

tidak ada satu cara pun yang dapat meramalkan bahwa persalinan

tersebut pasti berjalan normal sehingga setiap penolong

persalinan akan selalu berhati-hati dan mempersiapkan segala

sesuatunya untuk mengatasi penyulit yang mungkin terjadi.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

30

(4) Selain itu, faktor ekonomi, agama, sosial dan budaya kadang-

kadang juga mempengaruhi pemilihan tenaga penolong persalinan

(Sunarsih, 2011).

d) Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan Diskusi dengan pasangan pada saat

awal memasuki trimester III. Karena proses persalinan merupakan hal

yang unik (dan baru bagi pasangan yang baru pertama kali

mengalaminya) Hal ini penting untuk meminimalisasi kemungkinan

konflik (Gunawan, 2010).

Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi

kegawat daruratan pada saat pengambil keputusan utama tidak ada.

e) Transportasi

Direncanakan sejak awal memasuki trimester III kehamilan.

Karena untuk mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi

kegawatdaruratan.

(1) Banyak ibu yang meninggal karena mengalami komplikasi yang

serius selama kehamilan, persalinan atau pascapersalianan dan

tidak mempunyai jangkauan transportasi yang dapat membawa

mereka ketingkat asuhan menangani masalah mereka.

(2) Setiap keluarga seharusnya mempunyai suatu rencana transportasi

untuk ibu jika ia mengalami komplikasi dan perlu segera dirujuk

ke tingkat asuhan yang lebih tinggi (Sunarsih, 2011).

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

31

f) Mempersiapkan rujukan

(1) Pengertian

Rencana rujukan harus dikaji ulang pada ibu dan

keluarganya, kesepakatan ini dilakukan selama kunjungan

antenatal atau awal persalinan. Jika ibu belum membuat rencana

rujukan selama kehamilannya, penting untuk dapat

mendiskusikan rencana tersebut dengan ibu dan keluarganya awal

persalinan. Jika timbul masalah pada saat persalinan dan rencana

rujukan belum dibicarakan, maka sering kali sulit melakukan

semua persiapan secara cepat (Sujiatini, 2010).

Jika terjadi penyulit, keterlambatan untuk merujuk

kefasilitas yang sesuai dapat membahayakan jiwa ibu atau

bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi

tertulis semua asuhan / perawatan yang telah diberikan dan semua

hasil penilaian (termasuk patograf) untuk dibawa kefasilitas

rujukan. Jika ibu datang hanya untuk mendapatkan asuhan

persalinan dan kelahiran bayi dan ia tidak siap untuk

mendapatkan asuhan persalinan dan kelahiran bayi dan ia tidak

siap atau kurang memahami bahwa kondisinya memerlukan

upaya rujukan maka lakukan konseling terhadap ibu dan keluarga

nyan tentang perlunya memiliki rencana rujukan. Bantu mereka

mengembangkan rencana rujukan pada saat awal persalinan

(Rukiyah, 2009).

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

32

D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persiapan Persalinan

1. Umur

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya. Sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin membaik pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif

dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan

persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain

itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk

membaca kemampuan intelektual. Semakin tua semakin bijaksana,

semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang

dikerjakan sehingga menambah pengetahuanya, tidak dapat mengajarkan

kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami

kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan

menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa

kemampuan yang lain seperi misalnya kosa kata dan pengetahuan umum.

Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup

cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator

dalam kedewasaan dalm setiap pengambilan keputusan yang mengacu

pada setiap pengalaman. Usia yang cukup dalam mengawali atau memasuki

masa perkawinan dan kehamilan akan membantu seseorang dalam

kematangan dalam menghadapi persoalan atau masalah, dalam hal ini

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

33

menghadapi kehamilan dan perubahan selama hamil. Demikian sebaliknya

dengan usia kurang dari 16 tahun maka kemungkinan kematangan pikiran

dan perilaku juga kurang terlebih menghadap perubahan dan adaptasi

selama kehamilan. Karakteristik pada ibu hamil berdasarkan usia sangat

berpengaruh terhadap perhatian dalam proses persalinan, dimana semakin

muda umur ibu maka semakin kurang perhatian serta pengalaman yang

dimiliki ibu hamil karena ketiksiapan ibu dalam menerima sebuah

kehamilan, selain itu usia yang masih muda sistem reproduksi yang belum

matang, sehingga akan berisiko terjadi gangguan selama kehamilan. Hal

ini akan berdampak pada persiapan persalinan yang minim dan dapat

berdampak buruk selama proses persalinan berlangsung (Anynom, 2004).

Dalam usia reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan

dan persalinan adalah 20 sampai 30 tahun. Kematian maternal pada wanita

hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali

lebih tinggi dari pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal

meningkat kembali sesudah usia 30 sampai 35 tahun (Wiknjosastro, 2005).

Menurut teori Notoadmajo (2007), menemukan bahwa makin tua

umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah

baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambanhnya proses perkembangan

mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu

memang daya ingat seseorng dapat berpengaruh pada pertambahan

pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

34

menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu

pengetahuan akan berkurang.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terdiri atas

pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar dan madrasah ibtidayah atau

bentuk lain yang sederajat, serta sekolah menengah pertama dan madrasah

sanawiyah atau bentuk lain sederajat, pendidikan menengah terdiri dari

pendidikan menengah umum dan pendidikan tinggi terdiri dari diploma,

sarjana, magister, spesialis dan dokter yang di selengarakan perguruan

tinggi (Sisdiknas, 2003).

Pendidikan Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya

seseorang menyerap dan memahami pengetahuan tentang persiapan

menghadapi persalinan yang mereka peroleh (Kodyat, 1999).

Dari kepentingan keluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan

seorang lebih tanggap adanya persalinan yang bermasalah atau terjadi

insiden selama proses persalinan terjadi dan keluarga dapat segera

mengambil tindakan secepatnya. Tingkat pendidikan turut menentukan

rendah tidaknya seseorang menyerap dan memakai pengetahuan) demikian

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

35

halnya dengan persiapan menghadapi persalinan yang mereka peroleh

(Notoadmodjo, 2003)

3. Pendapatan

Penghasilan adalah pendapatan yang didapatkan oleh seorang

dalam sebulan yang kemudian dibagikan berdasarkan jumlah anggota

keluarga (Badan Pusat Statistik, 2004).

Menurut Soetjiningsih (2004), Status sosial ekonomi adalah

kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, status sosial ekonomi

adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang

ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan,

pendapatan dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar

merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga

memadai akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat

menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder

(Suparyanto, 2010).

Menurut Kartono (2006), Status ekonomi adalah kedudukan

seseorang atau keluarga di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan.

Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan

harga barang pokok (Suparyanto, 2010).

Tingkat perekonomian adalah perolehan uang yang diterima oleh

orang tua selama satu bulan yang berasal dari berbagai sumber dibagi

dengan jumlah anggota keluarga yang ditanggung. Tingkat pendapatan

keluarga akan mempengaruhi gaya hidup seseorang dan cara memperoleh

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

36

pelayanan kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit (Asmiadi,

2007).

Seseorang yang berasal dari keluarga berpenghasilan tinggi

cenderung lebih mudah dalam memperoleh pelayanan dan informasi

tentang kesehatan, dibandingkan dengan orang yang berasal dari keluarga

dengan penghasilan rendah. Keluarga dengan penghasilan tinggi

cenderung mendapatkan kesempatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan

pengetahuan dan informasi tentang arti kesehatan dan manfaat pelayanan

kesehatan (Asmiadi, 2007).

Upah Minimum Provinsi (UMP) Nanggroe Aceh Darussalam tahun

2012 adalah Rp. 1.400.000.- perbulan. Ini menggambarkan bahwa

penghasilan keluarga minimal untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar

kelurga di Nanggroe Aceh Darussalam adalah Rp. 1.400.000.- perbulan.

Bila penghasilan keluarga tidak mencapai Rp. 1.400.000.- perbulan, maka

akan sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga

(www.infointeraktif.com).

a) Tingkat Ekonomi

Geimar dan Lasorte (1964) dalam Friedman (2004) membagi

keluarga terdiri dari 4 tingkat ekonomi:

(1) Adekuat

Adekuat menyatakan uang yang dibelanjakan atas dasar

suatu permohonan bahwa pembiayaan adalah tanggung jawab

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

37

kedua orang tua. Keluarga menganggarkan dan mengatur biaya

secara ralisitis.

(2) Marginal

Pada tingkat marginal sering terjadi ketidak sepakatan dan

perselisihan siapa yang seharusnya mengontrol pendapatan dan

pengeluaran.

(3) Miskin

Keluarga tidak bisa hidup dengan caranya sendiri,

pengaturan keuangan yang buruk akan menyebabkan

didahulukannya kemewahan. Diatas kebutuhan pokok,

manajemen keuangan yang sangat buruk dapat atau tidak

membahayakan kesejahteraan anak, tetapi pengeluaran dan

kebutuhan keuangan melebihi penghasilan.

(4) Sangat Miskin

Menejemen keuangan yang sangat jelek, termasuk

pengeluaran saja dan berhutang terlalu banyak, serta kurang

tersedianya kebutuhan dasar (Suparyanto, 2010).

b) Faktor yang Mempengaruhi Status Ekonomi

Menurut friedman (2004) faktor yang mempengaruhi status

ekonomi seseorang yaitu:

(1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

38

suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang

maka makin mudah dalam memperoleh pekerjaan, sehingga

semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh. Sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal.

(2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat.

Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat

pelayanan kesehatan yang diinginkan.

(3) Keadaan Ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong ibu

hamil untuk tidak teratur dalam melakukan antenatal care.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

39

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Menurut Matterson (2001), persiapan persalinan dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya, yaitu: Umur, pendidikan, pekerjaan,

pendapatan. Dari poin di atas peneliti berminat untuk meneliti tiga poin saja.

Untuk lebih jelas, peneliti sudah menggambarkan kerangka konsep di bawah.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Umur

Persiapan persalinan Pendidikan

Pendapatan

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

40

B. Hipotesa Penelitian

1. Ha : Ada pengaruh antara umur ibu hamil trimester III

terhadap persiapan

persalinan di Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan

Tangan-Tangan

Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013.

2. Ha : Ada pengaruh antara pendidikan ibu hamil trimester III

terhadap

persiapan persalinan di Puskesmas Bineh Krueng

Kecamatan Tangan-

Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013.

3. Ha : Ada pengaruh antara pendapatan ibu hamil trimester III

terhadap

persiapan persalinan di Puskesmas Bineh Krueng

Kecamatan Tangan- Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya

Tahun 2013.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

41

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Dependent

1 Persiapan

Persalinan

Suatu bagian terpenting

dari proses persalinan

yang ditujukan untuk

meningkatkan

kesehatan optimal

menjelang persalinan

dan segera dapat

memberikan laktasi

Wawancara &

Penyebaran

Kuesioner,

- Positif > 50%,

- Negatif ≤ 50%.

Memberi

12

pertanyaan

- Positif

- Negatif

Ordinal

Independent

1 Umur Lamanya seseorang

hidup yang dihitung

sejak lahir sampai saat

dilakukanya penelitian.

Wawancara, &

Penyebaran

Kuesioner

- - Muda jika < 20

tahun.

- - Sedang, jika 20-30

tahun.

- Tua jika > 30

tahun.

Memberi 2

pertanyaan

- Muda

- Sedang

- Tua

Ordinal

2 Pendidikan Tingkat pendidikan Wawancara, & Memberi 1 - Tinggi Ordinal

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

42

formal yang

ditempuh oleh ibu

Penyebaran

Kuesioner

- Tinggi : bila Tamat

perguruan tinggi

atau Diploma

- Menengah : bila

tamat SLTA atau

sederajat

- Dasar : bila tamat

SD atau SLTP

sederajat.

pertanyaan - Menengah

- Dasar

3 Pendapatan Pendapatan keluarga

yang diperoleh setiap

bulan atau pendapatan

yang diperoleh dari

usaha yang telah

dilakukan

Wawancara, &

Penyebaran

Kuesioner

- Tinggi, bila UMP

≥ Rp. 1.400.000/

bulan.

- Rendah, bila UMP

< Rp. 1.400.000/

bulan

Memberi 1

pertanyaan

- Tinggi

- Rendah

Ordinal

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

43

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Peneletian ini bersifat Analitik dengan desain cross sectional yaitu

untuk mengetahui Apa – Apa Saja Faktor yang mempengaruhi ibu Hamil

Trimester III Terhadap Persiapan Persalinan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek

yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua Ibu Hamil yang ada di Puskesmas Bineh Krueng, Kecamatan

Tangan-tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya, yaitu 40 orang. Khusus nya

pada ibu hamil trimester III.

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling pada ibu-ibu

hamil yang bertempat tinggal di puskesmas Bineh Krueng Kecamatan

Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun 2013 yang

berjumlah 40 orang. Khusus nya pada ibu hamil trimester III.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

44

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di puskesmas Bineh Krueng Kecamatan

Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya.

2. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 01 Agustus – 03

Agustus 2013.

D. Pengumpulan Data

1. Tehnik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

pengisian kuesioner yang sudah tersusun secara terstruktur berdasarkan

tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui apa-apa saja faktor yang

mempengaruhi Ibu Hamil Trimester III Terhadap Persiapan Persalinan.

Instrumen terdiri dari :

a) 12 soal untuk mengetahui ibu hamil trimester III terhadap persiapan

persalinan dan untuk mengukur persiapan persalinan digunakan soal

dalam berbentuk likert. Dengan penilaian secara negatif dan positif.

1) Penilaian secara positif yaitu SS (sangat setuju) diberi nilai 5, S

(setuju) diberi nilai 4, N (netral) diberi nilai 3, TS (tidak setuju)

diberi nilai 2 dan STS (sangat tidak setuju) diberi nilai 1.

2) Penilaian secara negatif yaitu STS (sangat tidak setuju) diberi

nilai 5, TS (tidak setuju) diberi nilai 4, N (netral) diberi nilai 3, S

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

45

(setuju) diberi nilai 2 dan SS (sangat setuju) diberi nilai 1. Hal

tersebut menggunakan kategori positif > 50%, dan negatif ≤

50%.

b) 2 soal untuk mengetahui umur ibu hamil trimester III terhadap

persiapan persalinan dan untuk mengukur umur digunakan soal

dalam berbentuk dichotomy.

c) 1 soal untuk mengetahui pendidikan ibu hamil trimester III terhadap

persiapan persalinan dan untuk mengukur pendidikan digunakan soal

dalam berbentuk dichotomy.

d) 1 soal untuk mengetahui pendapatan ibu hamil trimester III terhadap

persiapan persalinan dan untuk mengukur pendapatan digunakan

soal dalam berbentuk dichotomy.

2. Instrumen Penelitian

a) Data primer

Data primer dikumpulkan langsung dari responden dengan

cara menyebarkan kuesioner tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan.

b) Data sekunder

Data sekunder berupa data terkait penelitian yang didapatkan

di Desa Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh

Barat Daya dan literature lainnya.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

46

E. Pengolahan dan Analisa data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a) Editing

Kegiatan memeriksa data-data yang terkumpul apakah sudah terisi

secara sempurna atau belum benar pengisiannya untuk memperbaiki

dan melakukan pengumpulan data.

b) Coding

Memberikan kode ceklist pada jawaban yang benar dan memberikan

tanda silang pada jawaban yang salah.

c) Trasfering

Memindahkan jawaban atau kode jawaban kedalam media tertentu

misalnya master table atau kartu kode.

d) Tabulating

Mengelompokkan data berdasarkan kategori yang telah dibuat

selanjutnya masing-masing dimasukkan kedalam table distribusi

penelitian.

2. Analisa Data

Analisa data akan dilakukan secara univariat dan bivariat

a) Analisa Univariat

Analisa Univariat dilakukan terhadap pada tiap-tiap variabel

dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

47

menghasilakan distribusi dan presentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2005).Menurut Budiarto (2002) data yang telah

dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi ditentukan presentase

perolehan untuk masing-masing variabel, dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

%100n

fp

Keterangan :

P : Presentase

f : Frekuensi Teramati

n : Jumlah Sampel

100% : Bilangan Tetap

b) Analisa Bivariat

Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis yang diolah

dengan computer menggunakan rumus SPSS versi 15, untuk

menentukan hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen melalui uji Chi-Square Tes (X2), untuk melihat

kemungkinan (CI) 0,05 % (Arikunto, 2006), dengan ketentuan bila

nilai P < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang menunjukkan

adanya hubungan antara variabel terkait dengan variabel bebas.

Untuk menentukan nilai P-value Chi-Square Tes (X2) tabel,

memiliki ketentuan sebagai berikut :

(1) Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri dari tabel 2 x 2 dijumpai

nilai ekspantasi (E) < 5, maka P-value yang digunakan adalah

nilai yang terdapat pada nilai fisher exact test.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

48

(2) Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri dari tabel 2 x 2 tidak

dijumpai nilai ekspantasi (E) < 5, maka P-value yang digunakan

adalah nilai yang terdapat pada nilai continuity correction.

(3) Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri lebih dari tabel 2 x 2,

contohnya tabel 3 x 2, 3 x 3 dan sebagainya, maka P-value yang

digunakan adalah nilai yang terdapat pada nilai pearson chi-

square (Hastono, 2001).

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

49

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Bineh Krueng berada di Kecamatan Tangan – Tangan

Kabupaten Aceh Barat Daya dengan luas Kecamatan 3742 km, tinggi tempat

dengan permukan laut rata – rata ± 15 m, Kecamatan Tangan – Tangan

berbatas dengan wilayah sebagai berikut, Sebelah Utara berbatasan dengan

samudra indonesia, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Manggeng,

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tangan – Tangan, Dan Sebelah

Timur berbatasan dengan Kecamatan Suak Setia.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-

Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya, dengan jumlah responden 40 orang.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner yang berisi

16, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

50

a. Persiapan persalinan

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Persiapan Persalinan Pada Responden

di Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan

Kabupaten Aceh Barat Daya

No. Persiapan Persalinan Frekuensi Persentase (%)

1 Negatif 22 55

2 Positif 18 45

Total 40 100

Sumber : Data Primer (Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 40 responden

mayoritas berada pada kategori negatif dalam persiapan persalinan yaitu

sebanyak 22 responden (55 %).

b. Umur

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Umur Pada Responden di Puskesmas

Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten

Aceh Barat Daya

No. Umur Frekuensi Persentase (%)

1 Muda 13 32,5

2 Sedang 17 42,5

2 Tua 10 25

Total 40 100

Sumber : Data Primer (Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 40 responden

mayoritas berada pada kategori umur sedang yaitu sebanyak 17

responden (42,5 %).

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

51

c. Pendidikan

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pendidikan Pada Responden di

Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan

Kabupaten

Aceh Barat Daya

No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 Dasar 16 40

2 Menengah 14 35

3 Tinggi 10 25

Total 40 100

Sumber : Data Primer (Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 40 responden

mayoritas berada pada kategori pendidikan dasar yaitu sebanyak 16

responden (40 %).

d. Pendapatan

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Pendapatan Pada Responden di

Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan

Kabupaten

Aceh Barat Daya

No. Pendapatan Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 28 70

2 Tinggi 12 30

Total 40 100

Sumber : Data Primer (Tahun 2013)

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

52

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 40 responden

mayoritas berada pada kategori pendapatan rendah yaitu sebanyak 28

responden (70 %).

2. Analisa Bivariat

a. Pengaruh umur ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan

Tabel 5.5

Pengaruh umur ibu hamil trimester III terhadap persiapan

persalinan di Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan

Kabupaten

Aceh Barat Daya

No. Umur Persiapan Persalinan Total p_

Value Negatif Positif

f % f % f %

0,002

1 Muda 11 84,6 2 15,4 13 100

2 Sedang 4 23,5 13 76,5 17 100

3 Tua 7 70 3 30 10 100

Total 22 18 40

Sumber : Data Primer (Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari 17 responden yang

berada pada kategori umur sedang positif dalam persiapan persalinan

sebanyak 76,%, dari 13 responden yang berada pada katagori umur muda

negatif dalam persiapan persalinan sebanyak 84,6%, dan dari 10

responden yang berada pada katagori umur tua negatif dalam persiapan

persalinan sebanyak 70%.

Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p

value 0,002 yang artinya Ha diterima atau terdapat pengaruh umur ibu

hamil trimester III terhadap persiapan persalinan di Puskesmas Bineh

Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

53

b. Pengaruh pendidikan ibu hamil trimester III terhadap persiapan

persalinan

Tabel 5.6

Pengaruh pendidikan ibu hamil trimester III terhadap persiapan

persalinan di Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan

Kabupaten Aceh Barat Daya

No. Pendidikan Persiapan Persalinan Total p_

Value Negatif Positif

f % f % f %

0,036

1 Dasar 11 68,8 5 31,3 16 100

2 Menengah 9 64,3 5 35,7 14 100

3 Tinggi 2 20 8 80 10 100

Total 22 18 40

Sumber : Data Primer (Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari 16 responden yang

berada pada katagori pendidikan dasar negatif dalam persiapan

persalinan sebanyak 68,8%, dari 14 responden yang berada pada katagori

pendidikan menengah negatif dalam persiapan persalinan sebanyak

64,3%, dan dari 10 responden yang berada pada katagori pendidikan

tinggi sebanyak 80% positif dalam persiapan persalinan.

Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p

value 0,036 yang artinya Ha diterima atau terdapat pengaruh pendidikan

ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan di Puskesmas Bineh

Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya.

c. Pengaruh pendapatan ibu hamil trimester III terhadap persiapan

persalinan

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

54

Tabel 5.7

Pengaruh pendapatan ibu hamil trimester III terhadap persiapan

persalinan di Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan

Kabupaten Aceh Barat Daya

No. Pendapatan

Persiapan Persalinan Total p_

Value Negatif Positif

f % f % f %

0,032 1 Rendah 19 67,9 9 32,1 28 100

2 Tinggi 3 25 9 75 12 100

Total 22 18 40

Sumber : Data Primer (Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 28 responden yang

berada pada katagori pendapatan rendah negatif dalam persiapan

persalinan 67,9%, dan dari 12 responden yang berada pada katagori

pendapatan tinggi positif dalam persiapan persalinan sebanyak 75%.

Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p

value 0,032 yang artinya Ha diterima atau terdapat pengaruh pendapatan

ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan di Puskesmas Bineh

Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya.

C. Pembahasan

1. Pengaruh umur ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari 17 responden yang

berada pada kategori umur sedang positif dalam persiapan persalinan

sebanyak 76,5%, dari 13 responden yang berada pada katagori umur muda

negatif dalam persiapan persalinan sebanyak 84,6%, dan dari 10 responden

yang berada pada katagori umur tua negatif dalam persiapan persalinan

sebanyak 70%.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

55

Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p value

0,002 yang artinya Ha diterima atau terdapat pengaruh umur ibu hamil

trimester III terhadap persiapan persalinan di Puskesmas Bineh Krueng

Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya.

Berdasarkan hasil penelitian Khairunnisak (2012), yang berjudul

faktor-faktor yang mempengaruhi persiapan persalinan pada ibu hamil di

wilayah kerja puskesmas Lageun Kecamatan Sampoiniet Kabupaten Aceh

Jaya menunjukkan bahwa ada pengaruh umur terhadap persiapan persalinan

pada ibu hamil (p value 0,021)

Umur adalah umur ibu yang secara garis besar menjadi indikator

dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan yang mengacu

pada setiap pengalamannya. Umur yang cukup dalam mengawali atau

memasuki masa perkawinan dan kehamilan akan membantu seseorang

dalam kematangan dalam menghadapi persoalan atau masalah, dalam hal ini

menghadapi kehamilan dan perubahan selama hamil serta mempersiapan

proses persalinan (Anynom, 2004).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa umur

sangat berpengaruh terhadap perhatian dalam proses persalinan, dimana

semakin muda umur ibu maka semakin kurang perhatian serta pengalaman

yang dimiliki ibu hamil, karena ketidaksiapan ibu dalam menerima sebuah

kehamilan, selain itu pada umur yang masih muda sistem reproduksi juga

belum matang (Anynom, 2004).

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

56

Menurut peneliti, umur sangat mempengaruhi kesiapan ibu hamil

dalam persalinan. Karena pada umur yang masih muda, selain sistem

reproduksi yang belum matang keadaan psikologi ibu juga belum

sepenuhnya memiliki naluri untuk menjalani persalinan dan menjadi

seorang ibu. Begitu juga pada umur yang terlalu tua, walaupun sudah

memiliki kesiapan psikologi yang matang namun sistem reproduksi ibu

justru akan rentan terhadap kehamilan. Umur yang baik bagi seorang wanita

untuk masa kehamilan dan proses persalinan adalah 20-30 tahun. Oleh

sebab itu, wanita yang memiliki usia sedang akan lebih siap dalam

menghadapi persalinan. Karena usia sedang lebih memiliki kesiapan yang

matang terhadap persalinan baik fisik maupun psikologi.

2. Pengaruh pendidikan ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari 16 responden yang

berada pada katagori pendidikan dasar sebanyak 68,8% negatif dalam

persiapan persalinan, dari 14 responden yang berada pada katagori

pendidikan menengah sebanyak 64,3% negatif dalam persiapan persalinan,

dan dari 10 responden yang berada pada katagori pendidikan tinggi

sebanyak 80% positif dalam persiapan persalinan,

Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p value

0,036 yang artinya Ha diterima atau terdapat pengaruh pendidikan ibu

hamil trimester III terhadap persiapan persalinan di Puskesmas Bineh

Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

57

Berdasarkan hasil penelitian Khairunnisak (2012), yang berjudul

faktor-faktor yang mempengaruhi persiapan persalinan pada ibu hamil di

wilayah kerja puskesmas Lageun Kecamatan Sampoiniet Kabupaten Aceh

Jaya menunjukkan bahwa ada pendidikan terhadap persiapan persalinan

pada ibu hamil (p value 0,017)

Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan

dasar (SD, MIN, Sederajat), pendidikan menengah (SMP, MTSN,

Sederajat), dan pendidikan tinggi (Diploma, Sarjana, Magister, dll) yang

diselenggarakan perguruan tinggi (Sisdiknas, 2003).

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh

Notoatmodjo (2003), bahwa dari kepentingan keluarga pendidikan itu

sendiri sangat diperlukan. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi lebih

tanggap adanya persalinan yang bermasalah atau terjadi inseden selama

proses persalinan terjadi dan keluarga dapat segera mengambil tindakan

secepatya. Tingkat pendidikan turut menentukan rendah tidaknya seseorang

menyerap dan memakai pengetahuan, demikian halnya dengan persiapan

menghadapi persalinan yang mereka peroleh.

Menurut peneliti, ibu hamil yang memiliki jenjang pendidikan tinggi

akan lebih siap dalam persalinan, karena seseorang yang memiliki

pendidikan tinggi akan lebih tanggap terhadap hal yang terjadi. Begitu juga

sebaliknya, seorang ibu yang memiliki pendidikan rendah, akan kurang siap

dalam menghadapi persalinan, selain karena kurang siap mengahadapi

insiden-insiden yang mungkin terjadi.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

58

3. Pengaruh pendapatan ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 28 responden yang

memiliki pendapatan rendah sebanyak 67,9% negatif dalam persiapan

persalinan, dan dari 12 responden yang memiliki pendapatan tinggi

sebanyak 75% positif dalam persiapan persalinan.

Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p value

0,032 yang artinya Ha diterima atau terdapat pengaruh pendapatan ibu

hamil trimester III terhadap persiapan persalinan di Puskesmas Bineh

Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya.

Berdasarkan hasil penelitian Nurhayati yang berjudul hubungan

dukungan keluarga, pendapatan, dan informasi dengan kesiapan

mengahadapi persalinan di wilayah kerja puskesmas pasi raya kecamatan

Teunom tahun 2011 menyatakan bahwa ada hubungan pendapatan dengan

kesiapan menghadapi persalinan (p value 0,008).

Pendapatan adalah penghasilan yang didapatkan seseorang dalam

sebulan yang kemudian dibagikan berdasarkan jumlah anggota keluarga

(Badan Pusat Statistik, 2004).

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh

Asmiadi (2007) bahwa seseorang yang berasal dari keluarga yang

berpenghasilan tinggi cenderung lebih mudah dalam memperoleh

pelayanan dan informasi tentang kesehatan, dibandingkan dengan

seseorang yang berasal dari keluarga dengan penghasilan rendah.

Keluarga dengan penghasilan tinggi cederung mendapatkan kesempatan

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

59

yang tinggi untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang arti

kesehatan dan manfaat pelayanan kesehatan.

Menurut peneliti, dengan penghasilan yang cukup, ibu hamil

memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan fasilitas yang lebih baik

dalam persalinan serta mempersiapkan segala yang dibutuhkan untuk

proses persalinan dan menyambut kelahiran sang bayi dengan lebih

maksimal. Berbeda dengan ibu yang memiliki pendapatan rendah, ibu

dengan pendapatan rendah walaupun sudah tahu apa-apa saja yang harus

dipersiapkan untuk proses persalinan, namun karena keterbatasan

ekonomi, maka persiapan yang dilakukanpun akan semakin minim. Oleh

karena itu pendapatan yang cukup sangat diharapkan bagi setiap

keluarga, selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga untuk

persiapan – persiapan yang diperlukan di masa yang akan mendatang

khususnya untuk persalinan karena pendapatan seseorang sangat

mempengaruhi persiapan persalinan dalam sebuah keluarga.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

60

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian dan uji statistik tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan di

Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat

Daya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Ada pengaruh umur ibu hamil Trimester III terhadap persiapan persalinan di

Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh

Barat Daya 2013

2. Ada pengaruh pendidikan ibu hamil Trimester III terhadap persiapan

persalinan di Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan

Kabupaten Aceh Barat Daya 2013

3. Ada pengaruh pendapatan ibu hamil Trimester III terhadap persiapan

persalinan di Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan

Kabupaten Aceh Barat Daya 2013

B. Saran

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - … · PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, ... (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan

61

1. Bagi Peneliti

Diharapkan dengan adanya riset kebidanan mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi ibu hamil trimester III tentang persiapan persalinan

dapat menambah pengetahuan peneliti untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

informasi bagi tenaga kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas

pelayanan melalui pemberian penyuluhan dan konseling mengenai

persiapan persalinan pada saat antenatal care (ANC).

3. Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’Budiyah

khususnya Program Studi D-III Kebidanan, agar hasil penelitian ini dapat

dimanfaatkan untuk menambah khasanah ilmu kesehatan terutama tentang

persiapan persalinan serta dapat dijadikan bahan bacaan untuk

meningkatkan pengetahuan mahasiswi kebidanan.


Recommended