P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit seyogyanya mempertimbangkan bahwa asuhan di rumah sakit
merupakan bagian dari suatu pelayanan yang terintegrasi dengan para
professional dibidang Yankes dan tingkat pelayanan yang akan membangun
suatu kontinuitas pelayanan. Maksud dan tujuannya adalah menyelaraskan
kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah
Sakit, mengkoordinasikan pelayanan yang tersedia dirumah sakit,
mengkoordinasikan pelayanan, kemudian merencanakan pemulangan dan
tindakan selanjutnya. Hasilnya adalah peningkatan mutu asuhan pasien dan
efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah sakit.
Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan nilai-nilai, dan
kepercayaan masing-masing. Rumah sakit membangun kepercayaan dan
komunikasi terbuka dengan pasien untuk memahami dan melindungi nilai
budaya, psikososial, serta nilai spiritualnya.
Untuk memenuhi hak pasien di RSUD Haji Makassar, dimulai dengan
mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak
tersebut. Pasien diberitahu hak mereka dan bagaimana harus bersikap. Staf
dididik untuk mengerti dan menghormati kepercayaan dan nilai-nilai pasien dan
memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan hormat guna menjaga
martabat pasien.
RSUD Haji dalam memberikan pelayanan dilakukan dengan pendekatan
komprehensif dari peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Peningkatan mutu
secara menyeluruh adalah memperkecil risiko pada pasien dan staf secara
berkesinambungan. Risiko ini ditemukan baik diproses klinik maupun di
lingkungan fisik.
RSUD Haji Makassar dalam kegiatannya menyediakan fasilitas yang aman,
berfungsi dan supportif bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung. Untuk
mencapai tujuan ini, fasilitas fisik, medis dan peralatan lainnya harus dikelola
secara efektif. Secara khusus manajemen harus berusaha keras untuk
mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko, mencegah kecelakaan dan
cedera serta memelihara kondisi aman. RSUD Haji Makassar membutuhkan
cukup banyak sumber daya manusia dengan berbagai keterampilan, dan orang
yang kompeten untuk melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi kebutuihan
pasien. Pimpinan rumah sakit bekerja sama untuk mengetahui jumlah dan jenis
staf yang dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari unit kerja dan direktur
pelayanan.
Situasi Rumah Sakit Haji Makassar saat ini memiliki Instalasi Rawat Jalan yaitu
Poliklinik, sedangkan Instalasi Rawat Inap dengan 7 (tujuh) ruang keperawatan
dan kapasitas 250 (dua ratus lima puluh) tempat tidur. Selain itu terdapat
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 2
beberapa instalasi diantaranya Instalasi Rawat Darurat, Instalasi Bedah Central,
Intensive Care Unit (ICU), Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi
Farmasi, Instalasi Fisiotherapy, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit,
Instalasi Gizi, CSSD dan Laundry serta Instalasi Pemulasaran Jenazah.
Guna merangkum semua data dan informasi program dana kegiatan, perlu untuk
menyusun profil RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan dengan
memuat data semua unsur dan elemen dalam rangka pemberian pelayanan di
RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Tujuan
Tujuan diterbitkannya Profil RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui data dan informasi terkait program dan pelayanan
kesehatan di RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui data dan informasi terkait jenis pelayanan yang
disediakan di RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
b. Untuk mengetahui data dan informasi terkait pengorganisasian di RSUD
Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
c. Untuk mengetahui data dan informasi terkait sumber daya manusia di
RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
d. Untuk mengetahui data dan informasi terkait jumlah kunjungan
berdasarkan pelayanan yang disediakan di RSUD Haji Makassar Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2017
e. Untuk mengetahui capaian indikator Rumah Sakit dan indikator mutu di
RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 3
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat RSUD Haji Makassar
RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu rumah
sakit milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang berlokasi di Jln. Daeng
Ngeppe No.14 Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Berdiri diatas tanah seluas 1,34 HA milik pemerintah Daerah Sulawesi Selatan
terletak di ujung selatan Kota Makassar yang pembangunannya ditetapkan di
daerah bekas lokasi Rumah Sakit Kusta Jongaya dan diharapkan dapat
mendukung kelancaran kegiatan pelayanan calon Jemaah Haji dan masyarakat
sekitarnya.
Latar belakang berdirinya Rumah Sakit Haji di Indonesia, berawal dari hibah
pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagai kompensasi Musibah Terowongan
Mina yang menyebabkan gugurnya 631 jemaah haji asal Indonesia, termasuk
jemaah yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan. Didirikan sebagai
monument hidup dalam mengenang dan mengambil hikmah terjadinya musibah
terowongan Al Muaisim di Mina tanggal 2 Juli 1990
Selain Provinsi Sulawesi Selatan, RSUD Haji juga dibangun di tiga kota lain di
Indonesia yaitu Jakarta, Medan, dan Surabaya. Rumah Sakit Haji Makassar
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Juli Tahun
1992.Pengelolaan Rumah Sakit oleh Pemerintah Sulawesi Selatan dengan Surat
Keputusan Gubernur Nomor : 802/VII/1992 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit, serta Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan
Nomor: 1314/IX/1992 tentang tarif pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Haji
Makassar.
Seiring berjalannya waktu, RSUD Haji Makassar mengalami perkembangan
berturut-turut sebagai berikut:
1. Menjadi Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan dengan Klasifikasi C berdasarkan Keputusan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: 762/XII/1993; memiliki surat izin pelayanan rumah
sakit berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 07375/Yankes-2/V/2010 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan RSUD Haji Makassar yang berlaku 5 (lima)
tahun dari tanggal 27 Mei 2010 s/d 27 Mei 2015
2. Menjadi rumah sakit kelas B Non Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1226/Menkes/SK/VII/2010
tentang penetapan status rumah sakit Haji Makassar dari kelas C menjadi
kelas B non pendidikan pada tanggal 27 Agustus tahun 2010
3. Menerapkan sistem manajemen ISO 9001 : 2008 tahun 2010
4. Lulus tingkat lanjutan akreditasi kedua (12 pelayanan) dengan sertifikat
nomor : KARS-Sert/31/VII/2011
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 4
5. Menjadi rumah sakit umum daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) berdasarkan surat
Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 2131/VIII/2012 tentang
penetapan RSUD Haji Makassar sebagai satuan kerja perangkat daerah
untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah secara penuh tanggal 8 Agustus 2012
6. Menerapkan ISO terintegrasi : ISO 9001 : 2008 (Manajemen Mutu), ISO
18001 : 2007 (OHSAS), ISO 14001 : 2004 (Sistem Manajemen Lingkungan)
sejak tahun 2012-2014
Diresmikan di Makassar pada tanggal 16 Juli 1992 ditandai dengan
Penandatanganan Prasasti Pendirian Rumah Sakit dilakukan oleh Bapak
Presiden Soeharto sebagai kelanjutan surat keputusan bersama tiga menteri
(Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, dan Menteri Kesehatan) tentang
pembentukan panitia pembangunan Rumah Sakit Haji di empat Embarkasi
termasuk Makassar.
RSUD Haji Makassar menawarkan pelayanan kesehatan Islami yang modern,
paripurna dan berkualitas untuk anak-anak, individu, keluarga, maupun
karyawan dari segala kelompok usia. Berbekal tekad untuk menghadapi
tantangan yang ada saat ini serta keinginan untuk memenuhi segala tuntutan
kebutuhan penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih baik, RSUD Haji
Makassar senantiasa meningkatkan kualitas sarana dan prasarana, peralatan
medis pendukung serta kualitas sumber daya manusia yang ada dan didukung
oleh dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, perawat, tenaga penunjang
diagnostic, tenaga administrasi yang senantiasa berupaya memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar
Secara keseluruhan fasilitas pelayanan yang tersedia di RSUD Haji Makassar
meliputi : Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Intensif, Pelayanan
Gawat Darurat, Pelayanan Penunjang Diagnostik, dan Pelayanan Kesehatan
Preventif.
Sejak berdirinya pada tanggal 16 Juli 1992, RSUD Haji Makassar telah
mengalami beberapa kali pergantian direktur berturut-turut sebagai berikut:
1. dr.H.Sofyan Muhammad, M.Si (1992-2001)
2. dr.Hj.Magdaniar Moein, M.Kes. (2001-2007)
3. drg.Abd.Haris Nawawi, MARS (2007-2008)
4. drg.Hj.Nurhasnah Palinrungi, M.Kes. (2008-Okt. 2015)
5. dr. Arman Bausat, Sp.B.,Sp.OT(K) Spine (Okt.2015-Agt 2017) Plt.
6. drg.Abd.Haris Nawawi, MARS (Agt. 2017-sekarang)
B. Visi, Misi, Identitas, Tujuan, Fungsi, dan Tugas
1. Visi dan Misi
(1) Visi
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 5
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Islami, Terpercaya, Terbaik, dan Pilihan
Utama di Sulawesi Selatan Tahun 2020
(2) Misi
Misi RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan adalah:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan rujukan
berkualitas yang terjangkau oleh masyarakat.
b. Menyelenggarakan pendidikan dan riset tenaga kesehatan berkarakter
Islami
c. Menyelenggarakan pola tata kelola pelayanan kesehatan yang baik,
akuntabel, berbasis the ten golden habits
d. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengembangan sumber
daya manusia serta mengembangkan dan meningkatkan sarana dan
prasarana rumah sakit.
e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan sebagai asset berharga bagi
rumah sakit.
2. Tujuan
Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Haji Provinsi Sulawesi Selatan adalah:
(1) Membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), efisiensi dan kualitas
pelayanan serta pelayanan kesehatan Gratis;
(2) Terciptanya sumber daya manusia handal yang tulus dalam
mengintegrasikan pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan;
(3) Terwujudnya upaya pemeliharaan kesehatan paripurna yang menyeluruh
terintegrasi dan berkesinambungan;
(4) Terciptanya suasana akademik yang mendukung pendidikan, penelitian,
dan pemeliharaan kesehatan yang bermutu dan aman;
(5) Terbinanya tim kerjasama professional yang solid dengan perbaikan mutu
kinerja berkesinambungan;
(6) Terselenggaranya jejaring rumah sakit yang mengemban tugas
pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
3. Fungsi
RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai fungsi :
(1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan medik, pelayanan
keperawatan, penunjang medik, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, perencanaan, etika, umum, serta keuangan dan
akuntansi.
(2) Penyelenggaraan urusan pelayanan medik, pelayanan keperawatan,
penunjang medik, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, perencaan, etika, umum, serta keuangan dan akuntansi
(3) Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 6
4. Tugas
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan,
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan dibidang upaya penyembuhan
dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan
berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan,serta melaksanakan upaya rujukan dan fasilitasi
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penelitian berdasarkan asas
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
5. Falsafah
Sebagai rumah sakit penyelenggara pelayanan kesehatan paripurna yang
professional berlandaskan perikemanusiaan, adil dan merata serta dijiwai
oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
6. Motto
Kesembuhan anda adalah kebahagiaan kami, kebahagiaan anda adalah
kebanggaan kami
7. Logo
Logo resmi RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan merupakan huruf
Nun, bulan sabit, lingkaran kecil dan palang hijau yang di topang dengan dua
tangan, dengan bentuk sebagai berikut:
Adapun makna dari logo RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
adalah :
a. Lengkungan bulan sabit diartikan sebagai :
1. Terciptanya kehidupan alam semesta; dan
2. Pelayanan dengan karakter Islami.
b. Lingkaran kecil dengan simbol arah gerak PDSA / PDCA dan palang hijau
bermakna RSUD Haji menerapkan sistem pelayanan kesehatan
berkualitas dan berkesinambungan.
c. Dua tangan menopang bulan sabit adalah pelayanan yang diberikan
penuh tanggung jawab, kerja keras dan ikhlas;
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 7
d. Huruf Nun adalah cahaya Arsy Allah yang turun sebagai manifestasi
kecintaan kepada hamba-Nya, hal ini mendorong terciptanya karya
sebagai ibadah dan ibadah dalam karya.
e. Ada 4 (empat) warna yang menyusun logo :
1. Warna kuning melambangkan misi kesejahteraan;
2. Wana biru melambangkan pelayanan yang cepat dan tanggap;
3. Warna hijau melambangkan semangat yang tulus tanpa adanya
diskrimasi terhadap suku, agama, ras dan golongan; dan
4. Warna hitam melambangkan ketegasan melaksanakan kebijakan.
8. Budaya kerja
Budaya kerja Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar Provinsi Sulawesi
Selatan adalah MADANI;
M : Mutu tujuanku
A : Amanah tanggungjawab kerjaku
D : Disiplin Spirit kerjaku
A : Amanah janji transaksiku
N : Nyaman suasana kerjaku
I : Ikhlas mengawali baktiku
9. Hymne
Hymne RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan :
Kubersyukur padamu Ya Rabbi
RS tempatku mengabdi
Menabur kasih
Meraih RidhoNya
Dari yang butuhkan pertolongan
Melayani dengan tulus hati
Agar karya tidak ternodai
Hati berkarat
Tak bermanfaat
Kerjamu hanya sia-sia
Ref : Tak ada pelaut ulung
Lahir dari ombak kecil
Rintangan membesarkanmu
Jadi manusia unggul dan tegar
Meski tinggi gunung cita
Jurang dalam nan membentang
Yakin Visi RS akan kuraih
Karya bersama
10. Mars
Bangkitlah, bangkitlah, bangkitlah
Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Dayunglah perahu menuju
Citra layanan prima
Ref : Rakyat menanti
Sentuhan bakti
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 8
Pancaran tulus hati
Tak Membedakan
Kaya dan miskin
Janji layananmu
Komitmen jangkarmu di dada
Telah terhunjam dalam jiwa
Meski barubu datang menderu
Pantang biduk berbalik
Ref : Rakyat menanti
Sentuhan bakti
Pancaran tulus hati
Tak Membedakan
Miskin dan kaya
Jayalah Rumah Sakitku
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi RSUD Haji Makassar Provinsi berdasar Pergub Sulsel No.72
Tahun 2011 tentang Tupoksi dan rincian tugas jabatan structural RSUD Haji
adalah sebagai berikut:
1. Direktur
2. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan membawahi :
a. Bidang Pelayanan Medik
1) Seksi Pengembangan Pelayanan Medik
2) Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Medik
b. Bidang Pelayanan Keperawatan
1) Seksi Pengembangan Keperawatan
2) Seksi Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
Disamping itu juga mengkoordinir beberapa instalasi, yaitu :
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 9
1) Instalasi Rawat Inap
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Gawat Darurat
4) Instalasi Bedah Sentral
5) Instalasi Perawatan Intensif
3. Wakil Direktur Penunjang Medik, Diklat, & Litbang membawahi :
a. Bidang Penunjang Medik
1) Seksi Pengembangan Fasilitas Pelayanan Medik, dan Pelayanan
Keperawatan
2) Seksi Rekam Medik
3) Seksi Asuhan Pelayanan Penunjang Medik
b. Bidang Diklat, Litbang dan Etika
1) Seksi Pendidikan dan Latihan
2) Seksi Penilitian dan Pengembangan
3) Seksi Etika dan Mutu Pelayanan
Disamping itu juga mengkoordinir beberapa intalasi, yaitu :
1) Instalasi Radiologi
2) Instalasi Laboratorium
3) Instalasi Gizi
4) Instalasi Farmasi
5) Instalasi PS-RS
6) Instalasi CSSD/Laundry
7) Instalasi Rehabilitasi Medik
4. Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi :
a. Bagian Umum
1) Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga
2) Sub Bagian Kepegawaian
3) Sub Bagian Perlengkapan dan Asset
b. Perencanaan, Program, Hukum, Humas dan Pemasaran
1) Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran
2) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
3) Sub Bagian Hukum, HUMAS, dan Pemasaran
c. Bagian Keuangan dan Akuntansi
1) Sub Bagian Penerimaan Pendapatan
2) Sub Bagian Perbendaharaan
3) Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 10
D. Jenis Pelayanan
Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan yang diberikan di Rumah Sakit,
maka akan dilaksanakan pengembangan sarana dan prasarana termasuk
penataan gedung rumah sakit yang dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 2.1.
Denah RSUD Haji Makassar
Saat ini RSUD Haji Makassar menyediakan layanan kesehatan sebagai berikut:
1. Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) yang terdiri dari :
a. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
b. Poliklinik Spesialis Bedah
c. Poliklinik Spesialis Anak
d. Poliklinik Spesialis Obsetri & Genekologi
e. Poliklinik Spesialis Kebidanan
f. Poliklinik Spesialis Syaraf
g. Poliklinik Spesialis THT
h. Poliklinik Spesialis Mata
i. Poliklinik Spesialis Kulit & Kelamin
j. Poliklinik Spesialis Gigi & Mulut
k. Poliklinik Jiwa
l. Poliklinik Spesialis Paru
m. Poliklinik Konsultan Gizi
n. Poliklinik Khusus Geriatri
o. Poliklinik Medical Check Up
p. Poliklinik Bedah Vasculer & Bedah Digestive
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 11
q. Poliklinik Ortopedi
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Darurat
4. Instalasi Perawatan Intensif (ICU/NICU)
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Rehabilitasi Medik
7. Instalasi Laboratorium
8. Instalasi Radiologi
9. Instalasi Farmasi
10. Instalasi Gizi
11. Instalasi PS-RS
12. Instalasi Laundry
13. Unit PKRS
14. Unit Rekam Medik
Dalam menunjang pemeriksaan diagnostic di RSUD Haji Makassar telah
disediakan layanan sebagai berikut:
1. CT Scan
2. Panoramic X-Ray
3. Dental X-Ray
4. Brochoscopy
5. Treadmill dan stress test
6. USG 2 dan 4 Dimensi
7. Elektro Ensephalografi
8. Optik Test
9. Spirometri
10. Audiometri
11. Lab Diagnostik
12. Patologi Diagnostik
Layanan kesehatan di RSUD Haji juga dilengkapi penunjang medis sebagai
berikut :
1. FECO
2. FESS
3. Ventilator
4. Brochoscopy
5. Laparascopy
6. NSK Primado
7. Cutera Aesthetic
8. Mesin HD
9. SWD
10. Ultra Sound
11. Electric Stimulation
Untuk data jumlah tempat tidur pada instalasi rawat inap tahun 2017 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1.
RUANG PERAWATAN TW.I TW.II TW.III TW.IV
Tempat Tidur yang Terpakai 198 198 177 177
Tempat Tidur yang Tersedia 250 250 250 250
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 12
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa jumlah tempat tidur di Instalasi
Rawat Inap RSUD Haji Makassar tahun 2017 adalah 250 tempat tidur, yang rata-
rata tempat tidurnya terpakai sebanyak 177 tempat tidur
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 13
BAB III
CAPAIAN PELAYANAN
A. Data Sepuluh Besar Penyakit
Data 10 besar penyakit pada pasien rawat inap di RSUD Haji Makassar dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel
Distribusi Penyakit Rawat Inap
RSUD Haji Tahun 2017
No PENYAKIT Jumlah 1 Demam yang sebabnya tidak diketahuinya 808
2 Demam tifoid dan paratifoid 682
3 Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis infeksi)
655
4 Dispepsia 615
5 Tuberkulosis paru lainnya 385
6 Pneumonia 301
7 Hipertensi esensial 285
8 Migren dan sindrome nyeri kepala lainnya 257
9 Bronchitis,emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik lainnya
226
10 Penyakit sistem kemih lainnya 201
JUMLAH 4415
Data diatas menunjukkan bahwa penyakit demam yang sebabnya tidak diketahui
merupaka kasus dengan rawat inap terbanyak yaitu berjumlah 808 pasien,
sedangkan penyakit menular terbanyak ada Typoid dan Diare yang masing-
masing berjumlah 682 dan 655 pasien.
Sedangkan untuk 10 besar penyakit rawat jalan dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel
Distribusi Penyakit Rawat Jalan
RSUD Haji Tahun 2017
NO PENYAKIT JUMLAH
1 Infeksi saluran napas bagian atas akut 1166
2 Bronchitis,emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik lainnya
1096
3 Dispepsia 1028
4 Katarak dan gangguan lain lensa 658
5 otitis media dan gangguan mastoid dan telinga tengah 656
6 Tuberkulosis paru lainnya 586
7 Gangguan refraksi dan oakomodasi 556
8 Hipertensi esensial (primer) 534
9 Diabetes Melitus 530
10 Penyakit Sistem Kemih Lainnya 394
JUMLAH 7204
Data diatas menunjukkan bahwa infeksi saluran napas bagian atas akut
merupakan kasus terbanyak yang ditandatangani pada instalasi rawat jalan. TB
Paru sebagai salah satu tujuan penanggulangan pada program MDGs juga
masuk dalam daftar 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak dengan 586 kasus.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 14
B. Kunjungan Rawat Jalan (Poliklinik)
Data layanan pada Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3.1.
NO POLIKLINIK KUNJUNGAN
BARU KUNJUNGAN
LAMA JUMLAH
KUNJUNGAN
1 Peny. Dalam 2352 5227 7579
2 Bedah 596 2052 2648
3 Anak 371 1079 1450
4 Obsetri & Genekologi 654 2049 2703
5 Kebidanan 0 0 0
6 Syaraf 815 2994 3809
7 THT 1331 1692 3023
8 Mata 1163 1063 2226
9 Kul-Kel 343 548 891
10 Gigi & Mulut 308 508 816
11 Jiwa 456 976 1432
12 Paru 230 1182 1412
JUMLAH KUNJUNGAN 8619 19370 27989
Berdasarkan data diatas yang diambil dari data rekam medis, menunjukkan
bahwa jumlah kunjungan pasien terbanyak tahun 2017 pada Instalasi Rawat
Jalan adalah pada poliklinik penyakit dalam sebesar 27989 kunjungan.Jumlah
kunjungan terbanyak lainnya adalah pada Poliklinik Penyakit Dalam
C. Kunjungan Rawat Inap
Data kunjungan pasien pada Instalasi Rawat Inap pada RSUD Haji Makassar
Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2.
No Uraian Jumlah
1 Penderita Masuk 10509
Rata-rata Perhari 29
2 Penderita Keluar Hidup 12048
3 Penderita Keluar Mati 264
Pasien Mati < 48 Jam 174
Pasien Mati > 48 Jam 90
4 Penderita Keluar (Hidup+Mati) 12312
5 Jumlah Hari Perawatan 36958
6 Jumlah Lama Rawat 34607
D. Instalasi Rawat Darurat (IRD/IGD)
Data kunjungan pasien pada Instalasi Rawat Darurat pada RSUD Haji Makassar
tahun 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.3.
No Kunjungan Jumlah
1 Kunjungan Baru 9474
2 Kunjungan Ulang 3468
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 15
3 Jumlah Kunjungan 12942
Rata-Rata Perhari 35
Data kunjungan pasien pada IGD/IRD berdasarkan rujukan pada RSUD Haji
Makassar tahun 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4.
No Uraian Rujukan Non Rujukan Jumlah
1 Bedah 30 1407 1437
2 Neuro 67 1471 1538
3 Interna 278 7392 7670
4 Anak 219 2512 2731
5 THT 30 19 49
6 Mata 37 19 56
7 KulKel 44 7 51
8 Jiwa 51 0 51
9 Gigi 58 0 58
Sub TOTAL 814 12827 13641
Total 13641
Data kunjungan pasien pada IGD/IRD berdasarkan tindak lanjut pelayanan di
RSUD Haji Makassar tahun 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.5.
No Uraian Dirawat Dirujuk Pulang Mati
Sebelum Dirawat
1 Bedah 330 35 1092 0
2 Neuro 735 13 288 5
3 Interna 4501 57 3080 31
4 Anak 1579 7 1131 2
5 THT 6 0 12 0
6 Mata 0 1 18 0
7 KulKel 0 0 7 0
8 Jiwa 0 0 0 0
9 Gigi 0 0 0 0
Sub TOTAL 7151 113 5628 38
Total 12930
E. Kesehatan Gigi dan Mulut
Data layanan kesehatan gigi dan mulut di RSUD Haji Makassar tahun 2017
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.6.
No Jenis Tindakan/Layanan Jumlah
1 Tumpatan gigi tetap 144
2 Tumpatan gigi sulung 0
3 Pengobatan Pulpa 337
4 Pencabutan Gigi Tetap 106
5 Pencabutan Gigi Sulung 36
6 Pengobatan Periodental 29
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 16
7 Pengobatan Abses 23
8 Pembersihan karang gigi 43
9 Medikasi 45
10 DHE / Kontrol 53
Total 816
Layanan terbanyak yang diberikan adalah pengobatan pulpa yaitu 337 pasien
dan tindakan tumpatan gigi tetap sebanyak 144 pasien. Sedangkan layanan
disediakan dengan jumlah kunjungan paling sedikit adalah Tumpatan gigi sulung.
F. Rehabilitasi Medik
Data distribusi pelayanan fisioterapi di RSUD Haji Makassar tahun 2017 untuk
jenis rawat inap dan rawat jalan dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 3.1.
Layanan fisioterapi yang diberikan paling banyak pada pasien Rawat Jalan yaitu
sebanyak 1494 pasien dengan rincian kunjungan lama sebanyak 1269 dan
kunjungan baru 225 pasien. Sedangkan untuk pasien rawat inap jumlah tindakan
fisioterapi yang dilakukan adalah sebanyak 488 pasien. Untuk rincian jenis
pelayanan fisioterapi yang dilakukan di RSUD Haji Makassar dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 3.7.
No Rincian Pelayanan Jumlah
1 Fisioterapi 1976
2 Latihan Fisik 1976
3 Aktino Terapi 1487
4 Elektro Terapi 947
5 Terapi Bicara 0
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Kunjungan Baru
Kunjungan Lama
225
1269
240
248
Rawat Jalan Rawat Inap
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 17
G. Radiologi
Data kunjungan radiologi yang diberikan RSUD Haji Makassar tahun 2017 dapat
dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.2.
Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa pasien radiologi terbanyak
berasal dari rawat inap yang merupakan pasien kunjungan baru dengan jumlah
1893 pasien. Sedangkan kunjungan radiologi terendah adalah kunjungan lama,
dengan jumlah 0 pasien baik itu di Instalasi Rawat Jalan, maupun di Instalasi
Rawat Inap. Rincian pelayanan tersebut, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8.
No Jenis Makanan Jumlah
1 Foto Thorax 2557
2 Foto dengan bahan kontras 19
3 Foto tanpa bahan kontras 456
4 Foto USG (RJ + RI) 1377
H. CT-Scan
Pelayanan CT-Scan di RSUD Haji Makassar mulai disediakan pada tahun 2017
dan jumlah layanan CT-Scan yang diberikan adalah 334 pasien.
I. Laboratorium Klinik
Distribusi pemeriksaan laboratorium di RSUD Haji Makassar pada tahun 2017
dapat dilihat pada grafik berikut ini :
0
500
1000
1500
2000
Kunjungan Baru
Kunjungan Lama
1893
0
1704
0
Rawat Inap Rawat Jalan2
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 18
Grafik 3.3
Data diatas menunjukkan bahwa terdapat 5046 pasien rawat inap dan 3053
pasien rawat jalan yang mendapatkan pemeriksaan Laboratorium di RSUD Haji
Makassar. Sedangkan rincian jenis pemeriksaan laboratorium dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.9.
No Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan
Sedang Pemeriksaan
Canggih Jumlah
KIMIA
1 Glukosa 5330 0 5330
2 Ureum 2076 0 2076
3 Creatinin 2091 0 2091
4 Asam Urat 638 0 638
5 Kolesterol 811 0 811
6 Trigliserida 667 0 667
7 Kolesterol HDL 436 0 436
8 Kolesterol LDL 433 0 433
9 Bilirubin Total 150 0 150
10 Bilirubin Direct 7 0 7
11 Bilirubin Indirect 1 0 1
12 SGOT 1759 0 1759
13 SGPT 1759 0 1759
14 Alkali Pospatase 0 0 0
15 Gamma GT 0 0 0
16 Protein Total 50 0 50
17 Albumin 216 0 216
18 Globulin 6 0 6
19 Elektrolit 534 0 534
HEMATOLOGI
1 Hemoglobin 9658 0 9658
2 Leukosit 1177 0 1177
3 Eritrosit 1057 0 1057
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Kunjungan Baru
Kunjungan Lama
2078975
5046
2761
Rawat Jalan Rawat Inap
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 19
4 Trombosit 43 0 43
5 Hematokrit 43 0 43
6 MCV 4 0 4
7 Waktu Perdarahan 1138 0 1138
8 Waktu Pembekuan 1177 0 1177
9 DDR 44 0 44
10 LED 55 0 55
11 Apusan Darah Tepi 102 0 102
IMMUNOLOGI/SEROLOGI
1 Widal 3967 0 3967
2 Tes Kehamilan (Plano tes) 206 0 206
3 HBSAg 374 0 374
4 Golongan Darah 71 0 71
5 Test Narkoba 777 0 777
6 HIV 141 0 141
PEMERIKSAAN LAINNYA
1 Sputum BTA 1092 0 1092
2 URINE RUTIN 1238 0 1238
3 FESES RUTIN 218 0 218
4 PAP SMEAR 0 0 0
Jenis pemeriksaan laboratorium yang diperiksa pada RSUD Haji Makassar
adalah pemeriksaan kimia, hematologi, immunologi, dan pemeriksaan lainnya
seperti Sputum BTA, Urine Rutin, Feses Rutin, Dan Pemeriksaan PAP Smear.
Untuk pemeriksaan kimia jenis pemeriksaan terbanyak adalah Glukosa, Ureum,
dan Cleatinin sedangkan untuk pemeriksaan immunologi yang terbanyak adalah
pemeriksaan widal bagi penderita demam typoid.
J. Kegiatan Farmasi
Berikut rekapan kegiatan farmasi di RSUD Haji Makassar pada tahun 2017 :
Tabel 3.10.
No Uraian Jumlah
1 Jumlah Kertas Resep 88128
2 Jumlah Resep 306172
3 Jumlah Resep yg dilayani 450469
K. Kegiatan Gizi
Pelayanan gizi di rumah sakit diberikan sesuai dengan keadaan pasien yang
berdasar pada keadaan klinis pasien, status gizi dan status metabolism
tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan
penyakit, sehingga perlu diperhatikan jenis makanan sesuai dengan
keadaannya. Berikut disajikan distribusi pelayanan Gizi RSUD Haji Tahun 2017 :
Tabel 3.11.
No Jenis Makanan Jumlah
1 Makanan Biasa 5108
2 Makanan Lunak 11197
3 Makanan Saring 905
4 Makanan Cair 173
5 Diit Rendah Garam 1667
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 20
6 Diit Rendah Lemak 3258
7 Diit Rendah Protein 83
8 Diit Rendah Purin 110
9 Diit Rendah Sisa 1488
11 Diit Diabetes Melitus 1256
12 Diit TKTP 5470
13 Diit Tinggi Protein 1132
14 Diit Tinggi Serat 156
15 Diit Rendah Serat 0
16 Diit Hati 406
17 Diit Lambung 7472
18 Diit Jantung 631
19 Tes Bersih Diri (Benzidine Tes) 58
20 Diit Buah 3
Total Kegiatan Gizi 40573
L. Jumlah Persalinan
Data kegiatan persalinan di RSUD Haji Makassar tahun 2017 dapat dilihat pada
tabel ini :
Tabel 3.12.
No Uraian Tindakan Jumlah
1 Persalinan Normal 708
2 Persalinan dengan komplikasi 75
3 Sectio Caesaria (≤ 2500) 84
4 Sectio Caesaria (≥ 2500) 170
5 Abortus 115
M. Operasi Bedah
Data pelayanan berdasarkan jenis operasi di RSUD Haji Makassar dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.13.
No Uraian Tindakan Jumlah
1 Operasi Besar 624
2 Operasi Sedang 343
3 Operasi Kecil 0
4 Operasi Khusus 384
Jumlah Operasi 1351
N. Kegiatan Anastesi
Data kegiatan anastesi di RSUD Haji Makassar dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3.14.
No Uraian Tindakan Jumlah
1 Anatesi umum (GA) 466
2 Anastesi spinal 527
3 Anastesi lokal 346
4 Epidural 2
5 Spinal + Epidural 0
6 Umum (GA) + Epidural 0
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 21
7 Spinal + Umum (GA) 0
Jumlah Anastesi 1341
O. Kegiatan Imunisasi
Data pelayanan imunisasi yang diberikan di RSUD Haji Makassar Provinsi
Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.15.
No Uraian Jumlah
1 BUMIL
TT-1 3
TT-2 4
TT-3 0
TT-4 1
TT-5 0
2 BCG 17
3 PENTABIO 1 19
PENTABIO 2 22
PENTABIO 3 21
PENTABIO 4 (18 bln) 17
4 Hepatitis B
Umur 0-7 hari 500
5 Polio I 18
Polio II 23
Polio III 22
Polio IV 21
7 Campak • 9 Bulan 20
▪ 2 Tahun 4
.
P. Keluarga Berencana
Data program keluarga berencana yang diberikan di RSUD Haji dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.16.
No Program KB Jumlah
1 IUD 157
2 PIL 0
3 Kondom 0
4 Obat Vaginal 0
5 MO Pria 0
6 MO Wanita 79
7 Suntikan 34
8 Implant 38
Q. Kepesertaan Rawat Jalan
Data kepesertaan bagi pasien rawat jalan di RSUD Haji Makassar dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.17.
No Pasien Rawat Jalan Jumlah
1 UMUM 6678
2 PBI 6754
3 NON PBI 14372
4 JAMKESDA 184
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 22
5 INHEALTH 1
Jumlah 27989
R. Kepesertaan Rawat Inap
Data kepesertaan bagi pasien rawat inap di RSUD Haji Makassar dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.18.
NO Uraian Jumlah /sistem
Pasien Rawat Inap (masuk)
1 a. UMUM 1386
2 b. PBI 4983
3 c. NON PBI 3623
4 d. JAMKESDA 517
Jumlah 10509
Pasien Rawat Inap (keluar)
1 a. UMUM 1483
2 b. PBI 4899
3 c. NON PBI 5472
4 d. JAMKESDA 194
Jumlah 12048
Pasien Rawat Inap (Lama Dirawat)
1 a. UMUM 3689
2 b. PBI 15996
3 c. NON PBI 14376
4 d. JAMKESDA 546
Jumlah 34607
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 23
BAB IV
CAPAIAN INDIKATOR RUMAH SAKIT
A. Indikator Pelayanan Rumah Sakit
Indikator pelayanan di RSUD Haji Makassar dapat dilihat pada uraian dibawah
ini :
Tabel 4.1.
KATEGORI JUMLAH
KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PER TAHUN 25.427
KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP PER TAHUN 10.509
KUNJUNGAN IGD PER TAHUN 12.942
RATA RATA BOR (%) PERTAHUN 55,67 % (250 TT)
RATA RATA TOI PER TAHUN 3 hari
RATA RATA ALOS PER TAHUN 3 hari
Data diatas menunjukkan beberapa indikator pelayanan yang ada di RSUD Haji
Makassar Tahun 2017.
1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat Tidur)
BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada semua waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit. Indikator BOR di RSUD Haji Makassar pada tahun
2017 adalah 55.67% Untuk melihat perbandingan indikator BOR untuk 3
tahun terakhir dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 4.1.
Data diatas menunjukkan bahwa BOR RSUD Haji Makassar pada tahun
BOR
48%
50%
52%
54%
56%
58%
60%
62%
20152016
2017
BOR
BOR
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 24
2. LOS (Average Length of Stay = Rata-Rata Lamanya Pasien Dirawat)
LOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Nilai LOS
pada tahun 2017 adalah 3 Hari. Sedangkan perbandingan antar tahun dapat
dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 4.2.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa angka LOS pada RSUD Haji
Makassar pada tahun 2015-2017 memiliki nilai yang sama, namun pada
tahun 2017 penurunan rata-rata lamanya pasien dirawat selama 3 hari.
3. BTO (Bed Turn Over = Angka Perputaran Tempat Tidur)
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode. Berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Angka BTO di RSUD
Haji Makassar pada tahun 2017 adalah 61
4. TOI (Turn Over Inteerval=Tenggang Perputaran)
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi
ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Angka TOI pada tahun 2017 adalah 3 hari. Berikut
dapat dilihat nilai TOI pada tiga tahun terakhir :
AvLOS
0
1
2
3
4
20152016
2017
AvLOS
AvLOS
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 25
Grafik 4.2.
5. NDR (Net Death Rate)
NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di
rumah sakit. Angka NDR di RSUD Haji Makassar pada tahun 2017 adalah 3
6. GDR (Gross Death Rate)
GDR adalah angka kematian umum setiap 1000 penderita keluar. Angka
GDR pada tahun 2017 di RSUD Haji Makassar adalah 23
B. Monitoring Indikator Mutu Rumah Sakit
Monitoring Indikator mutu rumah sakit, baik indikator area klinis maupun indikator
manajemen dimonitoring mulai bulan januari sampai desember 2017. Monitoring
setiap indikator dilakukan dengan cara sensus harian yang dilaksanakan oleh
penanggung jawab data unit dan rekapitulasi oleh penanggung jawab data sub
komite mutu rumah sakit. Adapun laporan indikator mutu RSUD Haji Makassar
Tahun 2017 baik indikator area klinis maupun indikator manajemen.
1. Indikator Mutu Area Klinis
a. Kelengkapan pengisian form asesmen awal pasien rawat inap dalam 24
jam (IAK-1)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 92.02% 92.82% 96.39% 98.67% 99.05% 99.04%
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
2015 2016 2017
Turn Over Interval
Turn Over Interval
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 26
Rata-rata 93.77% 93.77% 93.77% 99.04% 99.04% 99.04%
Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
99.00% 97.46% 96.96% 96.25% 91.33% 90.76%
97.89% 97.89% 97.89% 92.89% 92.89% 92.89%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Kelengkapan pengisian form asesmen awal pasien rawat inap dalam 24 adalah
pengisian status pasien dalam waktu 24 jam sejak pasien dirawat oleh
perawat. Pengkajian awal keperawatan yang lengkap adalah pengisian form
pengkajian awal sesuai dengan checklIns: alasan dirawat, data kesehatan
pasien, riwayat kehamilan dan kelahiran, riwayat imunisasi, riwayaat penyakit
keluarga, riwayat penyakit sekarang, keadaan umum, penilaian fisik,
psikososial, budaya pasien, kebutuhan belajar / edukasi, hambatan untuk
menerima edukasi, skrining nutrisi, penilaian resiko jatuh, penilaian resiko
decubitus, penilaian tingkat nyeri kemudian mengisi assesmen keperawatan,
rencana keperawatan dan perawat yang melakukan kajian.
Kelengkapan pengisian form asesmen awal keperawatan pasien rawat inap
dalam 24 jam pada bulan Januari – Maret 2017 belum mencapai standar 100%,
meskipun sudah mencapai di atas 90% yaitu januari 92,09 %, pebruari 92,82 %
dan maret sebesar 96,39 % dengan rata-rata capaian indikator sebesar 93,77
%. Sedangkan capaian triwulan dua bulan april sebesar 99,92 %, mei sebesar
99,81 % dan bulan juni sebesar 100 % dengan rata-rata capaian sebesar 99,1
% dari target capaian sebesar 100 %.Untuk triwulan tiga, capaian indikator ini
menunjukkan tren penurunan, yaitu 99,0 % pada bulan juli, 97,46 % pada bulan
agustus dan 96,96 %. Sedangkan untuk periode oktober –desember 2017
kembali terjadi tren penurunan rata-rata 92,89 % yaitu 96,25 % pada bulan
oktober, 91,33 % pada bulan november dan 90,76 % pada bulan desember
2017 dengan rata-rata tahunan sebesar 95,90 %.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran perawat dalam melengkapi assesemen
awal perawat dalam 24 jam sudah menunjukkan tren penurunan. Pemberian
motivasi dan dan pengingatan kepatuhan dilakukan secara berkelanjutan pada
saat kegiatan tracer/telusur agar capaian dapat terus ditingkatkan. Trun
penurunan ini harus dilakukan PDCA untuk melakukan tindakan antisipasi agar
terjadi perbaikan.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 27
b. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium (IAK-2)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 40.54 36.00 34.00 35.00 54.00 48.00
Rata-rata 36.85 36.85 36.85 45.67 45.67 45.67
Standar 140.00 140.00 140.00 140.00 140.00 140.00
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
27.00 31.00 33.00 31.00 34.00 31.00
30.33 30.33 30.33 32.00 32.00 32.00
140.00 140.00 140.00 140.00 140.00 140.00
Indikator ini diukur untuk mengetahui kecepatan pelayanan laboratorium
patologi klinik. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik yang dimaksud adalah
pelayanan pemeriksaan Darah Lengkap dan Kimia Klinik. Waktu tunggu hasil
pelayanan laboratorium patologi klinik adalah tenggang waktu yang dibutuhkan
mulai pasien diambil sample oleh petugas sampling sampai dengan hasil
pemeriksaan yang sudah diekspertisi diterima di loket Pengambilan hasil yang
diukur dalam satuan menit, untuk setiap pasien yang diperiksakan laboratorium
darah lengkap dan kimia klinik. Waktu tunggu hasil pemeriksaan darah lengkap
dan kimia klinik ini dipantau untuk pasien rawat jalan dan IGD, dengan standar
waktu < 140 menit.
Data bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa pencapaian indikator ini
sudah baik yaitu 40,54 menit pada bulan januari, 36 menit pada bulan pebruari
dan 34 menit pada bulan maret 2017 dengan rata-rata capaian indikator
sebesar 36,85 menit. Sedangkan data triwulan dua menunjukkan capaian rata-
rata indikator yang sedikit menurun yaitu 35 menit pada bulan april, 54 menit
pada bulan mei dan 48 menit pada bulan juni dengan rata-rata capaian sebesar
45,67 menit. Pada triwulan tiga yaitu bulan juli sebesar 27 menit, agustus
sebesar 31 menit, september 33 menit dengan rata-rata 30,3 %. Sedangkan
untuk triwulan empat untuk bulan oktober pencapaiannya sebesar 31 menit,
November 34 menit dan desember sebanyak 31 menit dengan rata-rata sebesar
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 28
32 menit. Dan rata-rata pencapaian tahun 2017 sebesar 36,2 menit. Rata-rata
waktu tunggu pelayanan radiologi menunjukkan tren membaik meskipun
fluktuatif. Pemantauan terhadap pelaksanaan waktu tunggu hasil laboratorium
diharapkan dapat terus menerus dilaksanakan agar capaian yang telah
memenuhi standar tersebut dapat terus dipertahankan.
c. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto (IAK-3)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 240 261 252 265 245 198
Rata-rata 251 251 251 236 236 236
Standar <180 <180 <180 <180 <180 <180
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
227 220 221 210 146 303
223 223 223 220 220 220
<180 <180 <180 <180 <180 <180
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang waktu mulai pasien
di foto sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertise. Pengumpulan
indikator ini untuk melihat gambaran kecepatan pelayanan radiologi dengan
target capaian indikator sebesar < 180 menit.
Data Triwulan satu, bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa kecepatan
pelayanan foto thorax di instalasi radiologi belum mencapai target yang telah
ditetapkan. Capaian indikator bulan januari sebesar 240 menit, pebruari sebesar
261 menit dan maret sebesar 252 menit dengan rata-rata sebesar 251 menit.
Data triwulan dua, yaitu bulan april sebesar 265 menit, mei sebesar 245 menit
dan bulan juni sebesar 198 menit dengan rata-rata capaian sebesar 236 menit.
Untuk triwulan 3 capaian indikator ini menunjukkan tren perbaikan meskipun
belum mencapai standar yaitu bulan juli 227 menit, bulan agustus 220 menit
dan bulan September 221 menit. Untuk triwulan 4, capaian bulan oktober
sebesar 210 menit, November 146 menit dan desember sebesar 303 menit
dengan rata-rata capaian untuk triwulan 4 sebesar 220 menit. Sedangkan rata-
rata capaian tahun 2017 sebesar Rata-rata capaian di triwulan tiga ini
menunjukkan tren perbaikan meskipun masih jauh dari target sebesar ≤ 180
menit. Kendala utama yang menjadi faktor penyebab adalah tidak adanya
dokter spesialis radiologi yang onsite pada sore dan malam hari sehingga
pasien yang difoto thorax pada sore dan malam hari akan diekspertise hasil
pada keesokan harinya.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 29
d. Infeksi luka operasi ( IAK-4)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rata-rata 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Standar 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Infeksi luka operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua katagori luka
sayatan operasi bersih yang dilaksanakan dirumah sakit ditandai dengan rasa
panas, kemerahan, pengerasan dan keluarnya pus dalam waktu lebih dari 3 x
24 jam. Operasi bersih adalah semua jenis operasi yang tidak mengenai daerah
yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi, misalnya daerah pencernaan
makanan, derah ginjal dan saluran kencing, daerah mulut dan tenggorok serta
daerah saluran kelamin perempuan. Operasi bersih yang dimaksud disini
adalah operasi yang dipersiapkan lebih dahulu (bedah elektif). Indikator ini
diukur untuk melihat gambaran mutu pelayanan bedah. Target capaian indikator
ini adalah sebesar 0 %.
Data bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa mutu pelayanan bedah di
RSUD Haji Makassar cudah cukup baik, hal ini tergambar dari capaian indikator
bulan januari sebesar 0 %, pebruari 0 % dan maret 0 %. demikian juga dengan
capaian indikator ILO bulan april – juni 2017 masing-masing sebesar 0 %.
Capaian indikator ini untuk triwulan 3 sebesar 0 %. Demikian pula triwulan 4
capaian indikator in sebesar 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa dari semua
pasien operasi mengalami penyembuhan luka dengan baik dan tidak terjadi
infeksi luka operasi. Proses ini harus terus menerus dipertahankan demi
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Penulisan resep tidak sesuai formularium (IAK-5)
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 30
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 9.00% 7.70% 8.30% 6.20% 3.90% 3.60%
Rata-rata 8.33% 8.33% 8.33% 4.57% 4.57% 4.57%
Standar 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
5.40% 4.40% 5.40% 6.30% 6.00% 6.80%
5.06% 5.06% 5.06% 6.36% 6.36% 6.36%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Formularium Nasional (Fornas) adalah daftar obat yang disusun berdasarkan
bukti ilmiah mutakhir oleh Panitia Farmasi dan Terapi RSUD Haji Makssar. Obat
yang masuk dalam daftar obat formularium adalah obat yang paling berkhasiat,
aman, dan dengan harga terjangkau yang disediakan serta digunakan sebagai
acuan untuk penulisan resep. Adapun tujuan pengukuran indikator ini adalah
untuk mengetahui gambaran penulisan resep obat tidak sesuai formularium
nasional oleh dokter dengan target capaian indikator sebesar 0 %.
Dari data bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa masih ada dokter
yang menulis resep tidak sesuai dengan formularium. Hal ini terbukti dari data
capaian indikator bulan januari sebesar 8,97 %, pebruari sebesar 7,74 % dan
maret sebesar 8,32 % dengan rata-rata sebesar 8,34 %. Sedangkan triwulan
dua terjadi perbaikan capaian yaitu sebesar 6,2 % pada bulan april. Untuk
triwulan 3, capaian indikator ini menujukkan tren perbaikan yaitu 5,5 % bulan juli
2018, 4,4 % bulan agustus dan 5,4 % bulan September 2018. Untuk triwulan 4,
capaian bulan oktober sebesar 6,3 %, November sebesar 6 % dan desember
sebesar 6,8 % dengan rata-rata capaian 6,36 %. dengan capaian rata-rata
tahunan sebesar 6,08 %.Capaian indikator ini belum mencapai target meskipun
demikian sudah memperlihatkan tren perbaikan. Pemantauan terhadap
kepatuhan dokter menulis resep sesuai formularium dengan cara PDSA harus
terus menerus dilakukan agar mencapai target sesuai dengan yang diharapkan.
f. Kesalahan penulisan resep (IAK-6)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0.29% 0.35% 0.13% 0.26% 0.18% 0.15%
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 31
Rata-rata 0.25% 0.25% 0.25% 0.20% 0.20% 0.20%
Standar 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
0.35% 0.26% 0.05% 0.34% 0.31% 0.42%
0.22% 0.22% 0.22% 0.35% 0.35% 0.35%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter kepada Apoteker untuk
menyiapkan obat dan alat kesehatan bagi pasien dan ditulis secara lengkap dan
jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahan interpretasi. Kesalahan penulisan
resep/Prescription Error adalah kesalahan penulisan resep oleh dokter yang
meliputi ketidak lengkapan dan ketidak jelasan aturan pakai, bentuk sediaan,
dosis dan paraf dokter dengan target capaian indikator sebesar 0 %. Adapun
tujuan dari pengukuran indikator ini adalah :
a) Tergambarnya upaya rumah sakit dalam mencegah kesalahan penulisan
resep, untuk mengantisipasi terjadinya kejadian nyaris cedera dalam
pengobatan
b) Terwujudnya ketepatan penyiapan obat oleh Instalasi Farmasi dn
keselamatan penggunaan obat
Data bulan januari – maret 2017 menunjukkan masih ada dokter yang menulis
resep yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan resep yang benar. Terbukti
dari data capaian indikator ini bulan januari 0,29 %, pebruari 0,35 % dan maret
sebesar 0,13 %. Sedangkan untuk triwulan 2 capaian indikator agak meningkat
yaitu sebesar 0,26 % pada bulan april , 0,18 % pada bulan mei dan 0,,15 %
pada bulan juni 2017. Untuk triwulan 3, capaian indikator ini pada bulan juli
sebesar 0,35 %, agustus sebesar 0,21 % dan bulan september sebesar 0.05 %.
Untuk triwulan 4 terjadi penurunan capaian indikator yaitu 0,34 % pada bulan
oktober, 0,31 % pada bulan November dan 0,42 % pada bulan desember.
Dengan rata-rata capaian indikator tahunan sebesar 0,26 %. Hal ini
menunjukkan bahwa capaian indikator ini menunjukkan tren yang tidak stabil
meskipun dalam rentang tidak terlalu besar. Sosialisasi dan pendekatan intensif
kepada kepada dokter sebagai penulis resep melalui komite medik harus
dilakukan lebih intensif lagi agar indikator dapat mencapai target sesuai yang
diharapkan.
g. Pengkajian pre anestesi dilaksanakan untuk pasien pra – operasi elektif
dengan anestesi umum (IAK-7)
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 32
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rata-rata 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pengkajian pra-anesthesi adalah dimana ahli anesthesia melaksanakan
penentuan status medis pasien, membuat rencana pengelolaan anesthesia dan
member informasi tindakan anesthesia kepada pasien dan keluarganya.
Pengkajian pra anesthesia dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif
dengan general anesthesia harus menerima penilaian pra-anesthesi sebelum
operasi dengan pengkajian yang lengkap dan benar. Tujuan pengukuran
indikator ini adalah untuk mengetahui kinerja dokter anestesi dalam
melaksanakan prosedur persiapan pra-anesthesi, untuk menghindari insiden
keselamatan pasien dalam hal anesthesia. Target capaian indikator ini adalah
sebesar 100 %.
Dari data bulan januari- maret 2017 menunjukkan bahwa kepatuhan
pelaksanaan assesmen pre-anastesi oleh dokter spesialis anastesi sudah
memenuhi standar 100 % seperti yang diharapkan. Demikan pula dengan
triwulan 2, 3 dan 4. Pemantauan pelaksanaan assesemen pre-anastesi ini
diharapkan dapat terus dilakukan agar capaian yang memenuhi standar dapat
terus dipertahankan.
h. Kejadian reaksi tranfusi darah (IAK-8)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rata-rata 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Standar 0% 0% 0% 0% 0% 0%
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 33
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibat
transfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat transfusi, hemolisi
akibat golongan darah tidak sesuai, atau gangguan sInsem imun sebagai akibat
pemberian transfusi darah. Adapun tujuan dari pengukuran indikator ini adalah
tergambarnya upaya rumah sakit untuk mencegah terjadinya reaksi transfusi
darah. Target capaian indikator ini adalah 0 %.
Data bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa tidak ada kejadian reaksi
transfusi, hal ini ditunjukkan dengan capaian bulan januari sebesar 0 %,
pebruari 0 % dan maret sebesar 0 %. Demikian juga dengan teriwulan 2, 3 dan
4. Pemantauan terhadap indikator ini harus dilakukan secara terus menerus
agar pencapaian indikatornya dapat dipertahankan.
i. Ketidak Lengkapan pengisian rekam medis 24 jam sejak setelah pasien
selesai pelayanan rawat inap (IAK-9)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar april Mei Juni
Capaian 73.64% 74.03% 65.73% 69.49% 67.49% 60.76%
Rata-rata 71.33% 71.33% 71.33% 66.06% 66.06% 66.06%
Standar 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
49.40% 44.80% 41.40% 38.30% 35.70% 32.30%
45.20% 45.20% 45.20% 35.43% 35.43% 35.43%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rekam Medis yang lengkap adalah rekam medis yang lengkap diisi oleh staf
medis yang meliputi : identitas pasien, riwayat keluar masuk, resume dan
instruksi dokter (dinyatakan lengkap/tidak lengkap oleh petugas IRM). Rekam
Medik harus disetor ke IRM selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah selesai
pelayanan rawat inap. Tujuan pengukuran indikator ini adalah tergambarnya
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 34
kepatuhan DPJP dalam melengkapi berkas rekam medis pasien. Target
pencapaiaan indikator ini adalah 0 %.
Dari data bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa kepatuhan DPJP
terhadap pengisian berkas rekam medis masih sangat rendah. Hal ini terlihat
dari data capaian indikator bulan januari – maret masing – masing 73,4 %,
74,03 %, 65,73 % dari target sebesar 0 %. Pada triwulan 2, angka capaian
indikator ini masih tetap tinggi meskipun menunjukkan kecenderungan
penuruan setiap bulannya yaitu 69,,49 % pada bulan april 2017, 67, 49 % pada
bulan mei 2017 dan 60,76 % dengan rata-rata capaian sebesar 66,06 %. Angka
ini sudah menunjukkan penurunan dibandingkan dengan triwulan 1 yaitu
sebesar 71,33 %. Sedangkan untuk triwulan 3, capaian indikator ini
menunjukkan tren membaik yaitu 49,4 % pada bulan juli, 44,8 % pada bulan
agustus dan 41,4 % pada bulan September dengan rata-rata 45,2 %. Demikian
pula dengan triwulan 4 menunjukkan tren yang terus membaik yaitu 38,3 %
pada bulan oktober, 35,7 % pada bulan November dan 32,3 % pada bulan
desember dengan rata-rata 35,4 %. sedangkan angka rata-rata capaian
indikator ini untuk tahun 2017 sebesar 54,5 %. Format rekam medis yang sering
tidak terisi antara lain adalah resume medis (MR-2), discharge planning (MR-
2A), pengkajian awal medis (MR-3). Dan lembar rekam medis yang tidak terisi
tersebut adalah tanggung jawab DPJP. Tren perbaikan capaian indikator ini
menunjukkan Komite PMKP (Sub komite peningkatan mutu) sudah
berkoordinasi dengan komite medik dan wadir pelayanan medik. Diharapkan
rapat koordinasi dengan pelayanan medik dan komite medik dapat segera
dilaksanakan untuk membahas masalah ini.
j. Angka kejadian infeksi jarum infus (Phlebitis) (IAK-10)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 5.98% 3.86% 5.23% 3.75% 3.97% 2.79%
Rata-rata 5.02% 5.02% 5.02% 3.50% 3.50% 3.50%
Standar 1.50% 1.50% 1.50% 1.50% 1.50% 1.50%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
1.07% 1.00% 0.99% 1.09% 0.98% 0.94%
1.02% 1.02% 1.02% 1.01% 1.01% 1.01%
1.50% 1.50% 1.50% 1.50% 1.50% 1.50%
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 35
Phlebitis adalah infeksi di daerah lokal tusukan/ inserta IV cateter dengan tanda
sebagai berikut : merah, bengkak, terasa seperti terbakar dan sakit bila ditekan.
Kejadian phlebitis adalah jumlah kejadian infeksi jarum infus (phlebitis) pada
pasien yang terpasang IVL dibagi total jumlah hari pemasangan IVL dalam
kurun waktu tertentu dikalikan 1.000 dengan target capaian sebesar < 1,5 %o.
Tujuan pengukuran indikator ini adalah untuk mendapatkan data dasar endemik
angka kejadian phlebitis dan menurunkan angka kejadian phlebitis.
Data surveilens PPI bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa angka
kejadian phlebitis di RSUD Haji Makassar masih cukup tinggi. Hal ini
tergambardari data capaian indikator ini bulan januari sebesar 5,98 %o, pebruari
sebesar 3,86%o dan maret sebesar 5,23 %o. Faktor yang menjadi
penyebabnya adalah masih rendahnya tingkat kepatuhan petugas kesehatan
melakukan hand hygiene sebelum kontak dengan pasien. Faktor lain yang
kemungkinan menjadi penyebab adalah kompetensi petugas dalam melakukan
pemasangan infus, kualitas dari abocath yang digunakan dan kondisi spesifik
dari pasien sendiri.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan
melakukan sosialisasi yang intensif kepada seluruh petugas kesehatan tentang
pentingnya cuci tangan demi menjaga keselamatan pasien dan diri sendiri dan
memutus rantai infeksi nosokomial. Hal ini dilaksanakan dengan berkoordinasi
dengan semua unit terkait. Hal lain yang juga harus dilakukan adalah
melakukan koordinasi dengan bidang keperawatan dan komite keperawatan
tentang kompetensi perawat dalam pemasangan infus.
Setelah dilakukan PDSA, angka kejadian phlebitis pada triwulan 2 sudah
menunjukkan tren penurunan meskipun sedikit meningkat pada bulan mei
tetapi kembali menurun pada bulan juni 2017 yaitu sebesar 3,75 %o pada bulan
april, 3,97 %o pada bulan mei dan 2,79 %o pada bulan juni 2017 dengan rata-
rata capaian triwulanan sebesar 3,5 %o dari target sebesar ≤1,5 %o. Capaian
indikator triwulan 3 menunjukkan tren perbaikan, yaitu 1,07 %o untuk bulan juli,
1,00 %o untuk bulan agustus dan 0,99 %o untuk bulan september. Sedangkan
untuk triwulan 4 yaitu 1,09 % untuk bulan oktober, 0,98 % untuk bulan
November dan 0,94 % untuk bulan desember 2017 dengan rata-rata capaian
triwulan sebesar 1,003 %. Sedangkan rata-rata capaian indikator tahunan
sebesar 2,64 %. capaian indikator ini menunjukkan tren perbaikan dan
diharapkan akan mencapai target.
2. Indikator Area Manajemen
a. Angka kekosongan stok obat essensial (IAM-1)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 16 16 13 13 11 8
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 36
Rata-rata 15 15 15 11 11 11
Standar 0 0 0 0 0 0
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
5 8 9 12 11 14
7.3 7.3 7.3 12.3 12.3 12.3
0 0 0 0 0 0
Obat essensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi yang
diupayakan tersedia pada unit pelayanan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
Obat-obat essensial sesuai dengan daftar obat essensial yang dikeluarkan oleh
kementerian kesehatan. Adapun tujuan pengukuran indikator ini adalah
tergambarnya mutu manajemen obat dengan ketersediaan stok obat essensial
Rumah Sakit. Target capaian indikator ini adalah 0.
Capaian indikator ini pada bulan januari adalah 16 item, bulan pebruari 16 item
dan bulan maret sebanyak 13 item. Hal ini menunjukkan bahwa pihak
manajemen belum dapat menyiapkan obat-obat essensial untuk pelayanan
secara maksimal.
Data triwulan 2 menunjukkan bahwa capaian indikator ini menunjukkan tren
perbaikan. Hal ini ditandai dengan terjadinya penurunan jumlah kekosongan
stock obat-obatanan essensial, yaitu 13 item pada bulan april, 11 item pada
bulan mei dan 8 item pada bulan juni 2017 dengan rata-rata capaian sebesar 11
item. angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata capaian
triwulan 1 yaitu sebesar 15 item.
Data triwulan 3 menunjukkan bahwa capaian indikator ini kembali menunjukkan
tren perbaikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini ditandai
dengan terjadinya penurunan jumlah kekosongan stock obat esensial, yaitu 5
item pada bulan juli, 8 item pada bulan agustus, dan 9 item pada bulan
September 2017 dengan rata-rata capaian sebesar 7.3 item. Untuk triwulan 4
terjadi penurunan capaian indikator ini yaitu bulan oktober sebanyak 12 item,
November sebanyak 11 item dan bulan desember sebanyak 14 item dengan
rata-rata capaian indikator rata-rata triwulan sebesar 12,3 item. Sedangkan rata-
rata capaian indikator tahunan sebesar 11,4 item. Angka kekosongan obat
esensial ini disebabkan karena kosongnya persediaan stock obat pada
dInsributor obat meskipun pihak manajemen rumah sakit telah memesannya.
b. Laporan Narkotika dan Psikotropika tepat waktu (IAM-2)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 37
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 50.00% 100.00% 100.00% 100.00% 0.00% 100.00%
Rata-rata 83.33% 83.33% 83.33% 66.66% 66.66% 66.66%
Standar 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Laporan Narkotika dan psikotropika adalah laporan yang memuat daftar obat –
obat narkotika dan psikotropika yang dikelola oleh RSUD Haji Makassar dan
dikirim paling lambat tanggal 10 melalui aplikasi SIPNAP. Tujuan pengukuran
indikator ini adalah tergambarnya kinerja adminInsrasi farmasi menyelesaikan
laporan narkotika dan psikotropika. Target capaian indikator ini adalah sebesar
100 %.
Data capaian indikator ini pada bulan januari sebesar 50 %, bulan pebruari
sebesar 100 % dan bulan maret sebesar 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa
pelaporan narkotika dan psikotropika sudah berjalan dengan baik, Capaian
yang rendah di bulan januari disebabkan karena masih dalam proses transisi
dari sInsem manual ke sInsem komputerisasi.
Data triwulan 2 menunjukkan tren penurunan pada bulan mei 2017 yaitu
capaian sebesar 0 %, hal ini disebabkan karena adanya pemakaian petidin
injeksi, dimana atruran pelaporan narkotikan jenis petidin harus lengkap
memuat identitas baik identitas DPJP maupun identtitas pasien sehingga
memperlambat pelaporan menjadi tgl 12 mei 2017 dimana targetnya sebelum
tanggal 10 setiap bulan. dan diharapkan bulan berikutnya hal tersebut tidak
terjadi lagi.
Data triwulan 3 menunjukkan tren perbaikan dibanding dengan triwulan 2. Pada
triwulan 3 laporan daftar obat-obat narkotika dan psikotropika sudah berjalan
dengan sangat baik, pada bulan juli sampai dengan bulan september 2017
capaian indikator ini sudah mencapai target yaitu 100 % demikian juga dengan
triwulan 4.
c. Insiden tertusuk jarum (IAM-3)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 38
Capaian 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rata-rata 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Standar 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Insiden tertusuk jarum adalah kondisi cidera yang tidak diinginkan yang berisiko
terjadi pada seluruh staf yang berada di RSUD Haji Makassar baik staf medis,
penunjang atau non medis. Penanganan ini sesuai dengan prosedur tindakan
penanganan pajanan ditempat kerja oleh Risk Manajemen. Tujuan pengukuran
indikator ini adalah untuk mengetahui peran manajemen rumah sakit dalam
mengidentifikasi insiden tertusuk jarum serta kualitas manajemen dalam
perlindungan petugas. Target capaian indikator ini adalah 0.
Data bulan januari- maret 2017 menunjukkan bahwa penatalaksanaan
penggunaan jarum sudah baik, demikian juga dengan pengelolaan sampah
medis khusus pengelolaan jarum sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan
dengan hasil capaian indkator bulan januari-maret 2017 sebesar 0 (tdak ada
kejadian).
Data triwulan 2 juga menunjukkan bahwa dari bulan april – juni 2017 tidak ada
kejadian tertusuk jarum. Pemantauan terhadap penatalaksanaan penggunaan
jarum dan pengelolaan sampah medis jarum suntik harus tetap dilakukan agar
capaian indikator ini dapat dipertahankan.
Data pada triwulan 3 masih tetap menunjukkan bahwa penatalaksanaan
penggunaan jarum dan pengelolaan sampah medis tetap terjaga dengan baik,
bulan juli sampai dengan bulan september tidak ada insiden tertusuk jarum,
demikian juga dengan bulan oktober – desember 2017.
d. Pemanfaatan alat CT Scan, untuk CT Scan kepala dalam penegakan
diagnosis pasien yang dilaksanakan di Instalasi Radiologi (IAM-4).
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 70% 79% 74% 90.21% 90.87% 83.65%
Rata-rata 74.33% 74.33% 74.33% 88.24% 88.24% 88.24%
Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 39
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pemanfaatan alat CT Scan adalah angka yang menunjukkan jumlah pemakaian
alat CT Scan sesuai dengan indikasi dan urgensi keperluan penggunaan alat
CT Scan. Alat CT Scan yang digunakan memang benar-benar sesuai dengan
indikasi perawatan yang dibutuhkan untuk melihat gambaran yang lebih baik
dari foto konvensional. Dalam pengukuran indikator ini akan difokuskan untuk
CT Scan kepala dalam proses penegakan diagnose pasien yang dilaksanakan
di Instalasi Radiologi dengan target capaian indikator sebesar 100 %. Tujuan
pengukuran indikator ini adalah untuk mengetahui manajemen utilisasi alat yang
efektif dan efisien.
Pemantauan capaian indikator bulan januari – maret 2017 menggambarkan
bahwa pemanfaatan alat CT Scan belum efektif dan efisien karena permintaan
CT Scan kepala masih banyak yang tidak sesuai indikasinya, Hal ini ditunjukkan
oleh data bulan januari sebesar 70 %, bulan pebruari 79 % dan bulan maret
sebesar 74 % dari target 100 %. Pendekatan ke dokter DPJP melalui komite
medik harus terus dilakukan agar pemanfaatan alat CTScan betul-betul
dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan indikasinya.
Data pada triwulan 2 , pencapaian indikator ini yaitu pada bulan april sebesar
90,21%, bulan mei sebesar 90,87%, dan bulan juni sebesar 83,65% dengan
capaian rata-rata yaitu sebesar 88,24%. Pencapain indikator sudah sedikit lebih
baik dibanding dengan pencapaian pada triwulan 1 ( januari-maret 2017 ).
Data pada triwulan 3 yakni bulan juli sampai dengan bulan desember 2017
sebesar 0%, hal ini disebabkan karena pemanfaatan alat Ct Scan pada bulan
tersebut sama sekali tidak digunakan atau dimanfaatkan ini disebabkan adanya
renovasi gedung sehingga alat tersebut tidak digunakan.
e. Angka kepuasan pasien rawat inap (IAM-5)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 93.12% 92.78% 97.02% 96.33% 93.67% 95.82%
Rata-rata 94.30% 94.30% 94.30% 95.27% 95.27% 95.27%
Standar 90.00% 90.00% 90.00% 90.00% 90.00% 90.00%
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 40
Triwulan III Triwulan IV
Juli Agst Sep Okt Nov Des
95.82% 95.82% 94.30% 92.78% 90.00% 90.00%
95.31% 95.31% 95.31% 90.92% 90.92% 90.92%
90.00% 90.00% 90.00% 90.00% 90.00% 90.00%
Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan rumah sakit dengan indeks kepuasan > 3 berdasarkan elemen –
elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan. Pelanggan yang
dimaksud adalah pasien dewasa yang telah dirawat inap minimal 3 hari. Target
capaian indikator ini adalah sebesar > 90 %. Sedangkan tujuan pengukuran
indikator ini adalah tergambarnya persepsi pasien rawat inap terhadap mutu
pelayanan berdasarkan elemen-elemen tingkat kepuasan pelanggan yang
ditetapkan.
Hasil survey kepuasan pelanggan instalasi rawat inap yang dilakukan oleh seksi
humas RSUD Haji Makassar menunjukkan bahwa persepsi pasien terhadap
mutu pelayanan di RSUD Haji Makassar sangat baik. Hal ini terlihat dari data
hasil survey yang menunjukkan tren menbaik, bulan januari data capaian
indikator ini sebesar 92,78 %, pebruari sebesar 93,12 % dan bulan maret
sebesar 97,02 %.
Capaian indikator kepuasan pasien rawat inap untuk triwulan 2 menunjukkan
tren menurun dari bulan maret ke bulan april meskipun terjadi peningkatan
capaian rata-rata triwulan yaitu sebesar 95,27 % dari angka 94,30 % pada
triwulan1. Adapun nilai capaian bulan april sebesar 96,33 %, mei sebesar 93,67
% dan 95,82 % pada bulan juni 2017. Tetapi angka capaian ini tetap melampaui
target yaitu sebesar ≥ 90 %. Pelayanan yang bermutu dan berorientasi kepada
keselamatan pasien harus terus menerus ditingkatkan agar capaian indikator ini
dapat dipertahankan.
Pada triwulan 3 capaian indikator kepuasan pasien rawat inap menunjukkan
tren peningkatan dari triwulan 2 yaitu bulan juli 95,82%, bulan agustus 95,82%
dan bulaan september 94,30% dengan rata-rata sebesar 95,31%. Angka
capaian ini melampaui terget, Pelayanan yang bermutu dan berorientasi kepada
keselamatan pasien harus terus menerus ditingkatkan agar capaian indikator ini
dapat dipertahankan.
Pada triwulan 4 capaian indikator kepuasan pasien rawat inap menunjukkan
tren penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Capaian pada
bulan oktober 92,78%, bulan nopember 90,00% dan bulan desember sebesar
90,00% dengan rata-rata sebesar 90,92%. Capaian indikator kepuasan pasien
rawat inap pada triwulan 4 menunjukkan tren paling rendah dibandingkan
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 41
dengan triwulan 1, 2, dan 3. Penurunan capaian ini disebabkan karena adanya
renovasi gedung-gedung perawatan yang sementara berjalan.
f. Kepuasan Pegawai (IAM-6)
Kepuasan pegawai adalah pernyataan puas oleh pegawai terhadap
kepemimpinan, motivasi dan kesejahteraan yang ditetapkan Rumah Sakit.
Tujuan pengukuran indikator ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi
pegawai terhadap elemen “Kepemimpinan, motivasi dan kesejahteraan. Target
capaian indikator ini adalah sebesar > 80 %. Frekuensi pengumpulan dan
pengolahan data indikator ini adalah setiap tahun. Data capaian indikator tahun
2017 adalah sebesar 83,03%.
g. Demografi pasien dengan diagnosis TB (IAM-7)
Data demografi yang dimaksud adalah data demografi pasien yang didiagnosa
TB yang meliputi: alamat, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan. Tujuan
pengukuran indikator ini adalah tergambarnya distribusi penyakit potensial
wabah berdasarkan alamat tempat tinggal untuk dapat dilaksanakan pelaporan
dengan cepat dan tindak lanjut. Target capaian indikator ini adalah data
demografi pasien TB lengkap dan tersedia.
h. Cost Recovery Rate (IAM-8)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0% 761.21% 178.35% 143.08% 107.93% 99.57%
Rata-rata 313.18% 313.18% 313.18% 116.86% 116.86% 116.86%
Standar 40% 40% 40% 40% 40% 40%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
108.94% 105.32% 111.30% 104.00% 102.43% 98.48%
108.52% 108.52% 108.52% 100.63% 100.63% 100.63%
40% 40% 40% 40% 40% 40%
Cost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam periode waktu
tertentu dibagi dengan jumlah pembelanjaan operasional dalam periode waktu
tertentu. Tujuan pengukuran indikator ini adalah tergambarnya tingkat
kesehatan keuangan rumah sakit. Target capaian indikator yang diharapkan
adalah sebesar > 40 %.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 42
Data bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa CRR RSUD Haji
Makassar belum stabil, yaitu 0 % pada bulan januari, 761,21 % pada bulan
pebruari dan 178 % pada bulan maret 2017. Hal ini disebabkan karena
pembelanjaan yang dilakukan masih dalam proses pelaksanaan dan belum
dilakukan pembayaran.
Pada triwulan 2, angka CRR sudah menunjukkan tren perbaikan yang
disebabkan karena sudah mulai ada realisasi belanja. Yaitu sebesar 143,68 %
pada bulan april, 107,93 % pada bulan mei dan 99,97 % pada bulan juni 2017
dengan rata-rata capaian sebesar 116,86 %.
Pada triwulan 3, angka CRR tetap menujukkan tren perbaikan, yaitu sebesar
108,94% pada bulan juli, 105,32% pada bulan agustus dan 111,30% pada
bulan September 2017 dengan rata-rata capaian sebesar 108,52%.
Sedangkan untuk triwulan 4, bulan oktober sebesar 104,00 %, November
sebesar 102,43 % dan desember sebesr 98,48 %. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi pendapatan rumah sakitt cukup untuk mengcover belanja operasional.
i. Peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi BPFK (IAM-9)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0.00% 0.67% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Rata-rata 0.22% 0.22% 0.22% 0.00% 0.00% 0.00%
Standar 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
0.00% 0.00% 6.91% 0.00% 0.00% 30.13%
2.30% 2.30% 2.30% 10.04% 10.04% 10.04%
80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00%
Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan peralatan ukur oleh
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) sesuai standar waktu yang
ditentukan dengan target indikator sebesar > 80 %. Adapun tujuan pengukuran
indikator ini adalah untuk melihat gambaran pemeliharaan akurasi alat medis
untuk keselamatan pasien.
Grafik diatas menunjukkan bahwa sampai dengan bulan maret 2017, kalibrasi
alat baru mencapai 0,67 %. Hal ini disebabkan karena kalibrasi alat kesehatan
RSUD Haji Makassar jadwalnya ditentukan oleh pihak BPFK, yaitu bulan
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 43
september 2017. Capaian sebesar 0,67 % dibulan pebruari adalah uji
kesesuaian alat radiologi baru untuk pengurusan ijin operasional.
Capaian indikator pada triwulan 2 menunjukkan bahwa belum ada progress
capaian indikator ini. Capaian indikator pada triwulan 3 yaitu bulan juli 0%, bulan
agustus 0% dan bulan September 6,91%. Sedangkan untu triwulan 4 bulan
oktober dan November sebesar 0 % dan desember sebesar 30,13 %. Hal ini
menunjukkan bahwa kepatuhan rumah sakit untuk menngunakan peralatan
kesehatan yang terkalibrasi tepat waktu masih sangat rendah. Hal ini terbukti
dari capaian kalibrasi alat kesehatan tahun 2017 hanya sebesar 37,71 %.
Hal ini disebabkan karena skedul kalibrasi ditentukan waktunya oleh BPFK. Dan
skedul kalibrasi Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar adalah pada bulan
agustus 2017. Keterbatasan waktu tersebut sangat berpengaruh terhadap
jjumlah alat yang mampu dikalibrasi. Belum lagi jika skedul kalibrasi ditunda
oleh BPFK.
3. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
a. Angka penggunaan gelang sebagai indentitas pasien (ISKP-1)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 98.81% 99.12% 100% 99.92% 99.81% 100.00%
Rata-rata 99.30% 99.30% 99.30% 99.91% 99.91% 99.91%
Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
100.00% 99.88% 100.00% 99.90% 100.00% 100.00%
99.96% 99.96% 99.96% 99.96% 99.96% 99.96%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pelaksanaan standar identifikasi pasien pada pemberian identitas pasien untuk
pasien rawat inap merupakan kegiatan untuk memastikan identitas pasien
dengan menggunakan gelang identifikasi sebagai berikut:
- Identitas pada gelang minimal 3 (tiga) informasi yaitu nama, tanggal lahir
dan nomor rekam medik.
- Warna gelang untuk identifikasi yaitu:
• Biru : untuk pasien laki-laki
• Pink : untuk pasien perempuan
Semua standar identitas pasien harus dilakukan dengan tepat dan benar, apabila
ada salah satu atau lebih elemen yang tidak dilaksanakan maka dinyatakan
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 44
kejadian nyaris cedera. Target capaian indikator ini adalah sebesar 100 %.
Tujuan pengukuran indikator adalah Tergambarnya upaya rumah sakit dalam
menjaga keselamatan pasien.
Dari grafik data bulan januari – maret 2017 diatas menunjukkan bahwa angka
penggunaan gelang pasien sebagai identitas sudah menunjukkan tren yang
cukup baik meskipun belum maksimal dibulan januari dan pebruari, Hal ini
terlihat dari data bulan januari sebesar 98,81 %, pebruari 92,82 % dan maret
sebesar 100 %.
Pada triwulan 2 , angka penggunaan gelang identitas pasien yaitu bulan april
99,92%, bulan mei 99,81%, dan bulan juni 100% dengan jumlah rata-rata
sebesar 99,91%. Angka penggunaan gelang untuk identitas pasien sudah
menunjukkan tren yang sangat baik.
Pada triwulan 3, angka penggunaan gelang identitas pasien menunjukkan tren
yang sangat baik yaitu pada bulan juli 100%, bulan agustus 99,88%, bulan
September 100% dengan jumlah rata-rata sebesar 99,96%. Sedangkan capaian
triwulan 4, bulan oktober sebesar 99,99 %, November 100 % dan desember
sebesar 100 % dengan rata-rata capaian triwulanan sebesar 99,96 %.
Pemantauan terhadap penggunaan gelang identitas pada pasien harus terus
menerus dilakukan agar capaian indikator ini dapat dipertahankan dan
keselamatan pasien dapat terus terjaga. Ada beberapa faktor penyebab indikator
ini tidak mencapai target, yaitu pasien rawat inap yang masuk melalui poliklinik
sehingga pemasangan gelang dilakukan nanti di ruang perawatan.
b. Verifikasi pelaporan hasil kritis pemeriksaan Laboratorium dengan teknik
TBaK dari petugas rawat inap kepada DPJP dan ditanda tangani dalam 24
jam.
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 100% 100% 100% 100% 97.73% 100%
Rata-rata 100% 100% 100% 99.24% 99.24% 99.24%
Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 45
Hasil kritis pemeriksaan laboratorium adalah hasil harus segera disampaikan
oleh dokter laboratorium pada jam kerja atau analis penanggung jawab diluar
jam kerja pada DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) karena hasil tersebut
menggambarkan nilai yang harus segera ditangani. Yang dimaksud dengan hasil
kritis (critical value) adalah :
a) CK-MB mass ( Tinggi >2 x batas atas Nilai Normal)
b) Troponin – T ( jika positip )
c) Myoglobin ( jika positip)
d) Glukosa darah ( < 45 mg/dl atau > 400 mg/dl )
e) Elektrolit Abnormal :
- Na < 125 mmol/l atau > 160 mmol/L
- K < 2,5 mmol/l atau > 6,0 mmol/L
f) Calcium < 7 g/dl atau > 12 g/dl
g) HB < 8 gr/dl atau > 18 g/dl
h) Thrombocit < 100.000/ul atau > 800.000/ul (khusus untuk pasien yang bukan
dengan diagnose DHF)
i) WBC < 1000/ul atau > 50.000/ul
j) APTT > 100 detik atau APTT khusus pasien yang sedang diheparinisasi
k) INR > 5
l) Analisa LCS (Cairan Otak) harus segera dikerjakan dan dilaporkan (khusus
jumlah Sel)
Prosedur Readback adalah kegiatan untuk memastikan setiap instruksi verbal
dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi, dengan cara membacakan kembali
instruksi: dan mengkonfirmasi apa yang sudah dituliskan dengan dibaca ulang.
Target capaian indikator ini adalah sebesar 100 % dengan tujuan pengukuran
indikator adalah Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan
pasien dengan prosedur pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium dengan
teknik SBAR dan READBACK.
Grafik diatas menunjukkan bahwa prosedur pelaporan hasil kritis pemeriksaan
laboratorium dengan teknih SBAR dan READBACK sudah berjalan dengan baik
dan sudah diverifikasi oleh DPJP dan ditandatangani dalam 24 jam. Terlihat dari
capaian indikator bulan januari – maret 2017 sebesar 100 %.
Data triwulan 2 menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata-rata capaian
indikator ini. Hal ini disebabkan karena pada bulan mei terdapat satu pelaporan
hasil kritis pemeriksaan Laboratorium dengan teknik TBaK dari petugas rawat
inap kepada DPJP yang ditanda tangani lebih dari 24 jam. Hal ini disebabkan
karena DPJP tersebut terlambat melakukan visite.
Data triwulan 3 kembali menunjukkan tren perbaikan dibandingkan dengan
triwulan 2 karena pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium dengan teknik
TBak dari bulan juli sampai dengan September telah mencapai target yakni
100%. Demikian pula dengan triwulan 4 mencapai target sebesar 100 %.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 46
c. Pemasangan label high alert pada semua obat-obat high alert (ISKP-3)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rata-rata 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Obat high alert adalah obat-obatan yang memiliki risiko tinggi menyebabkan
bahaya yang besar pada pasien jika tidak digunakan secara tepat. Obat high
alert yang ada di RSUD haji adalah:
- Fentanil injeksi
- Petidin injeksi
- KCl injeksi
- MgSO4 INJEKSI
- NaCl 3 % INFUS
- Oksitosin injeksi
- Efinefrin injeksi
- Apidra insulin pen
- Lantus insulin pen
- Novomix insulin pen
- Presefol injeksi
Target capaian indikator ini sebesar 100 %, dengan tujuan pengukuran indikator
adalah tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien
dengan memberikan label pada semua obat-obat high alert.
Data grafik diatas menunjukkan bahwa pemasangan label pada obat – obat yang
termasuk kategori high-alert sudah berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh
data capaian indikator bulan januari – maret 2017 sebesar 100 %. Data pada
triwulan 2, capaian indikatornya sebesar 100 %. Demikian juga pada triwulan 3
dan 4, capaian indikatornya sebesar 100%.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 47
Monitoring terhadap pemberian label pada obat-obat high-alert harus terus
dilakukan agar capaian indikator ini dapat dipertahankan dan keelamatan pasien
dapat terus terjaga.
d. Kelengkapan pengisian format check lIns keselamatan pasien operasi
(ISKP-4)
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rata-rata 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Check lIns keselamatan pasien operasi terdiri dari
• Pelaksanaan SIGN IN dilakukan sebelum tindakan induksi.
- Diruang persiapan dipimpin oleh ketua tim identifikasi
- Dikamar operasi dipimpin oleh dokter anesthesia dan perawat. tim
dinyatakan siap
- Pelaksanaan TIME OUT dilakukan sebelum incisi area operasi,
dipimpin oleh dokter operator, dilakukan di kamar operasi, dihadiri
oleh tim bedah.
• Pelaksanaan SIGN OUT dilakukan sebelum dilakukan tindakan penutupan
luka operasi, dipimpin oleh dokter operator, dihadiri oleh tim bedah.
- Komponen yang harus dilengkapi pada check lIns tersebut adalah :
• Kolom identitas ( nama, umur, No. RM dan jenis kelamin)
• Waktu pelaksanaan tindakan SIGN IN, TIME OUT dan SIGN
OUT (tanggal, jam awal dan jam akhir)
• Check lIns masing masing tindakan SIGN IN, TIME OUT,
dan SIGN OUT.
• Nama dan tanda tangan petugas disetiap tindakan SIGN IN,
TIME OUT dan SIGN OUT.
• Seluruh komponen diatas harus terisi lengkap, apabila salah satu/lebih
komponen yang tidak terisi maka dinyatakan tidak lengkap.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 48
Target capaian indkator ini sebesar 100 % dengan tujuan pengukuran
indikatornya adalah untuk mengetahui gambaran kepedulian dan ketelitian staf
terhadap keselamatan pasien tindakan operasi.
Data pada grafik di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan pengisian format
checklIns keselamatan pasien operasi sudah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat
dari data capaian indikator bulan januari – desember 2017 sebesar 100 %. Hal
dapat dicapai dengan menugaskan satu orang petugas yang bertanggungjawab
terhadap pengisian format checklIns setiap pasien operasi. Hal tersebut harus
terus di monitoring agar capaian indikatornya dapat dipertahankan.
e. Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan
tangan dengan metode enam langkah dan lima momen (ISKP-6)
1) Perawat
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 53.29% 69.74% 70.59% 68.75% 63.75% 72.50%
Rata-rata 64.54% 64.54% 64.54% 68.30% 68.30% 68.30%
Standar 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
72.55% 72.75% 69.74% 64.54% 69.74% 68.30%
71.68% 71.68% 71.68% 67.52% 67.52% 67.52%
80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00%
2) Dokter
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 40.48% 48.94% 61.54% 42.50% 42.52% 76.30%
Rata-rata 50.32% 50.32% 50.32% 53.77% 53.77% 53.77%
Standar 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
60.75% 76.77% 62.54% 61.54% 53.77% 69.77%
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 49
66.68% 66.68% 66.68% 61.69% 61.69% 61.69%
80% 80% 80% 80% 80% 80%
Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur cuci
tangan dengan menggunakan metode 6 langkah dan lima momen. Lima momen
yang dimaksud adalah:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah kontak dengan pasien
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien
Target capaian indikator ini adalah sebesar > 80 %, adapun tujuan pengukuran
indikatornya adalah tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien khususnya infeksi nosokomial.
Data grafik di atas menunjukkan bahwa tren tingkat kepatuhan perawat sebelum
kontak dengan pasien sudah meningkat meskipun belum mencapai target yang
ditetapkan, yaitu 53,29 % pada bulan januari, 69,74 % pada bulan pebruari dan
70,59 % pada bulan maret 2017. Sedangkan tingkat kepatuhan dokter melakukan
handhygiene masih rendah dibandingkan dengan perawat meskipun terdapat
tren meningkat yaitu 40,48 % pada bulan januari, 48,94 % pada bulan pebruari
dan 61,54 % pada bulan maret.
Data triwulan 2 menunjukkan bahwa capaian indikator kepatuhan petugas
kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah
dan lima momen masih rendah meskipun terdapat peningkatan capaian rata-rata
dibandingkan triwulan 1 baik pada perawat maupun dokter. Capaian indikator
kepatuhan handhyigiene untuk perawat bulan april sebesar 68,75 %, bulan mei
sebesar 63,75 % dan bulan juni 2017 sebesar 72,5 % dengan rata-rata 68,3 %.
Sedangkan kepatuhan handhygiene dokter bulan april sebesar 42,5 %, bulan mei
sebesar 42,5 % dan bulan juni2017 sebesar 76,3 5 dengan rata-rata 53,77 %.
Data triwulan 3 menunjukkan tren perbaikan meskipun belum mencapai standar.
Capaian indikator kepatuhan handhyigiene untuk perawat yaitu bulan juli 72,55%,
bulan agustus 72,75%, bulan September 69,74% dengan rata-rata capaian
71,68% . Sedangkan kepatuhan handhygiene dokter bulan juli 60,75%, bulan
agustus 76,77%, bulan september 62,54% dengan capaian rata-rata 66.68%.
Sedangkan triwulan 4, capaian handhygiene perawat untuk bulan oktober
sebesar 64,54 %, November sebesar 69,74 % dan desember sebesar 68,3 %
dengan rata-rata capaian triwulanan sebesar 67,52 %. Untuk handhygiene dokter,
capaian bulan oktober sebesar 61,54 %,November 53,77 % dan desember
sebesar 69,77 % dengan rata-rata capaian sebesar 61,69 %.
Momen yang paling sering tidak dilakukan oleh petugas adalah sebelum kontak
dengan pasien. Edukasi serta monitoring dan supervisi terhadap kepatuhan cuci
tangan terhadap five moment terus dilakukan dalam upaya meningkatkan
kepatuhan terhadap standar.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 50
Hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan
melakukan sosialisasi yang intensif kepada seluruh petugas kesehatan tentang
pentingnya cuci tangan demi menjaga keselamatan pasien dan diri sendiri dan
memutus rantai infeksi nosokomial. Hal ini dilaksanakan dengan berkoordinasi
dengan semua unit terkait.
f. Insiden pasien jatuh dalam perawatan rawat inap
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0.00% 0.00% 1.09% 0.00% 0.00% 0.18%
Rata-rata 0.36% 0.36% 0.36% 0.06% 0.06% 0.06%
Standar 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017
Juli Agst Sep Okt Nov Des
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0,08% 0.00%
0.00% 0.00% 0.00% 0.03% 0.03% 0.03%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara cepat dan tiba tiba
berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih bagian
tubuh berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera ringan
sampai berat atau tidak menimbulkan cedera. Target capaian indikator ini adalah
0 (tidak ada kejadian). Tujuan dari pengukuran indikator ini adalah untuk
mencegah kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di rumah sakit dapat
menyebabkan konsekuensi yang serius dan bahkan mengancam keselamatan
banyak pasien.
Data bulan januari-maret 2017 menunjukkan bahwa tindakan pencegahan
terhadap pasien yang beresiko jatuh masih belum berjalan seperti yang
diharapkan. Hal ini terlihat dari data bulan maret sebanyak 2 kejadian yaitu :
• Kejadian pasien jatuh dari tempat tidur karena pegangan tempat tidur patah
dengan kategori insiden adalah KTC dan sudah dilakukan investigasi
sederhana oleh penanggung jawab mutu Ruang Perawatan Ad-dhuha.
• Kejadian pasien jatuh karena ke kamar mandi tanpa pendamping dengan
kategori insiden KTC dan sudah dilakukan investigasi sederhana oleh
penanggung jawab mutu Ruang Perawatan Ar-Raudah Lt.2.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 51
Investigasi sedehana telah dilakukan oleh sub komite keselamatan pasien
dengan melibatkan unit tempat kejadian sebagai bentuk feed back terhadap
kejadian. Usaha perbaikan diharapkan saling koordinasi dengan pihak lain,
kepedulian petugas dalam mengamati kondisi pasien, serta meningkatkan
komunikasi dengan keluarga pasien dalam asuhan keperawatan pasien.
Pada triwulan 2, insiden pasien jatuh terjadi di bulan juni 2017 yaitu insiden jatuh
di kamar mandi karena kamar mandi licin, kategori insiden KTC dan sudah
dilakukan investigasi sederhana.
Data pada triwulan 3 yaitu bulan juli – September ,tidak terdapat insiden pasien
jatuh. Sedangkan untuk triwulan 4, bulan oktober capaian indikatr ini sebesar 0 %,
November 0.08 % dan desember sebesar 0 % dengan rata-rata triwulanan
sebesar 0,03 %. Adapun rata-rata capaian indikator tahunan 2017 sebesar 0,1 %.
Tindakan antisipatif yang dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi intensif
kepada perawat tentang pentingnya prosedur penatalaksanaan pencegahan
pasien dengan resiko jatuh.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 52
BAB V
SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen penting dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan di RSUD Haji Makassar, Berikut disajikan data tentang sumber
daya manusia yang ada di RSUD Haji Makassar.
Tabel 5.1.
Distribusi PNS Berdasarkan Golongan di RSUD Haji Makassar Tahun 2017
No Golongan Jumlah
1 IV 70
2 III 214
3 II 87
4 I 4
Data uraian dan jumlah tenaga Dokter dan Spesialis yang ada di RSUD Haji Makassar
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.2.
NO URAIAN JUMLAH
1 Dokter Umum 15
2 Dokter Gigi 6
3 Dokter Spesialis Bedah 3
4 Dokter Spesialis Obgyn 3
5 Dokter Spesialis THT 3
6 Dokter Spesialis Anak 1
7 Dokter Spesialis Syaraf/Neuro 1
8 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1
9 Dokter Spesialis Mata 2
10 Dokter Spesialis Bedah Orthopedy 0
11 Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 1
12 Dokter Spesialis Pathology Klinik 1
13 Dokter Spesialis Radiologi 2
14 Dokter Spesialis Pathology Anatomi 1
15 Dokter Spesialis Anastesi 1
TOTAL 41
Berikut merupakan data uraian dan jumlah tenaga medik, penunjang, pejabat struktural,
staf administrasi, serta tenaga Non PNS
Tabel 5.3.
NO URAIAN JUMLAH
1 Pejabat Struktural 30
2 Perawat 140
3 Bidan 20
4 Apoteker 8
5 Asisten Apoteker 4
6 Nutrisionis 15
7 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 3
8 Fisioteraphy 7
9 Analis Laboratorium 14
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 53
10 Radiographer 9
11 Sanitarian 6
12 Elektromedik 5
13 Epidemiologi Kesehatan 2
14 Perawat Gigi 6
15 Rekam Medis 4
16 Analis Kepegawaian 1
17 Administrator Kesehatan 0
18 Non Fungsional/Staf 62
19 Tenaga Non PNS 240
TOTAL 576
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 54
BAB VI
PENUTUP
Demikian profil RSUD Haji Makassar Tahun 2018 yang memuat data tahun 2017,
diharapkan dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang
pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Profil RSUD Haji Makassar
merupakan salah satu publikasi data dan informasi yang meliputi capaian pelayanan
pada semua unit layanan yang ada di RSUD Haji Makassar, Profil ini masih memiliki
banyak kekurangan dalam hal penyajian. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas
profil, saat ini RSUD Haji berencana membuat terobosan dan mekanisme baru dalam
hal pengumpulan data dan informasi secara cepat dan akurat agar dapat menyajikan
data dan informasi yang lebih berkualitas sebagai masukan dalam proses pengambilan
keputusan, juga sebagai salah satu dasar pemeriksaan kualitas dalam proses
Akreditasi mendatang.
Diharapkan Profil RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan ini dapat bermanfaat
dalam rangka pemberian layanan kesehatan kepada masyarakat yang bermutu, sesuai
standar, efektif dan efisien di masa yang akan datang.