Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan
nasional, merupakan bidang urusan wajib Pemerintah yang meliputi program-program dan
kegiatan-kegiatan pembangunan pelayanan kesehatan yang mengikut sertakan peran serta
masyarakat secara mandiri agar mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri dan
peningkatan pelayanan kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas dan
kegiatan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan meningkatkan peran serta dan
pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan.
Kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan memberikan nilai positif bagi
pembangunan kesehatan, untuk itu pengelola program harus bisa menyediakan dan
memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan dikemas secara baik, sederhana,
informatif dan mudah dipahami.
Dalam rangka menyediakan data dan informasi program pembangunan kesehatan di
Kabupaten Blora perlu adanya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Blora. Kebutuhan data dan
informasi kesehatan yang akurat , lengkap dan tepat waktu yang termuat dalam buku profil ini
sangat dibutuhkan dalam manajemen kesehatan sebagai dasar pengambilan keputusan di
tingkat administrasi pelayanan kesehatan.
Profil Kesehatan Kabupaten Blora merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi
Kesehatan, yang memuat data tentang situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan
selama satu tahun yang memuat derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan capaian
indikator hasil pembangunan kesehatan dan sebagai salah satu sarana yang dapat
digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil
pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di
bidang kesehatan di kabupaten Blora.
Pada intinya dalam Buku Profil Kesehatan berisi berbagai data/informasi yang
menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Blora.
B. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Adapun sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Berisi penjelasan tentang maksud, tujuan dan sistematika penyajiannya.
Bab II : Gambaran Umum
Menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Blora meliputi letak geografis,
kependudukan dan keadaan pendidikan.
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan
Berisi tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka
status gizi.
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 2 -
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan
Menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan bayi
dan balita, pelayanan anak usia sekolah, pelayanan kesehatan usia lanjut,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular, pelayanan
kesehatan dalam situasi bencana/KLB, upaya pelayanan rujukan dan penunjang
kesehatan bagi keluarga miskin, PHBS dan pembinaan kesehatan lingkungan
dan sanitasi dasar, serta upaya pelayanan kesehatan lain yang diselenggarakan
oleh institusi kesehatan di Kabupaten Blora.
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Menguraikan tentang tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, pembiayaan
dan sumber daya kesehatan lainnya.
Bab VI : Kesimpulan
Berisi sajian garis besar hasil cakupan program dan kegiatan berdasarkan
indikator-indikator bidang kesehatan, sebagai bahan perencanaan
pembangunan kesehatan dan pengambilan keputusan di Kabupaten Blora.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi resume/angka indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan dan tabel data.
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 3 -
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLORA
A. KEADAAN GEOGRAFI
Kabupaten Blora merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang cukup strategis
karena berada diperbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur. Posisi
Kabupaten Blora berada diantara 1110 16’ sampai dengan 1110 38’ Bujur Timur dan di
antara 60 528’ sampai dengan 70 248’ Lintang Selatan,pada ketinggian 25 meter hingga 500
meter di atas permukaan laut. Letak Kabupaten Blora pada posisi tersebut dapat diketahui
bahwa jarak terjauh dari wilayah barat ke wilayah timur sepanjang 87 km dan dari wilayah
utara ke wilayah selatan sejauh 58 km.
Adapun batas wilayah Kabupaten Blora adalah :
Sebelah utara : Kabupaten Rembang dan Pati ( Provinsi Jawa Tengah )
Sebelah selatan : Kabupaten Ngawi ( Provinsi Jawa Timur)
Sebelah timur : Kabupaten Bojonegoro ( Provinsi Jawa Timur)
Sebelah barat : Kabupaten Grobogan ( Provinsi Jawa Tengah )
Luas wilayah Kabupaten Blora adalah 1..821 km2 atau sekitar 5,5 persen dari luas
wilayah Provinsi Jawa Tengah, terdiri dari 16 kecamatan dan terbagi dalam 271 desa dan
24 kelurahan. Kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Randublatung
yaitu 211,13 km2 sedangkan kecamatan paling sempit adalah Kecamatan Cepu yaitu luas
wilayah 49,15 km2.
Kabupaten Blora memiliki letak wilayah dengan ketinggian tertinggi 500 dari permukaan
laut yaitu Kecamatan Japah dan terendah adalah Kecamatan Cepu yaitu 25 dari permukaan
laut. Kabupaten Blora juga diapit oleh jajaran pegunungan Kendeng Utara dan Selatan
dengan susunan tanah 56 persen gromosol, 39 persen mediteran dan 5 persen aluvial.
Sebagian besar di Kabupaten Blora adalah tanah sawah 25,37 % dan hutan 49,66 %
sedangkan sisanya terbagi atas tegalan dan bangunan.
B. KEADAAN PENDUDUK
1. Pertumbuhan Dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Blora tahun 2018 sebesar 906.379 jiwa. (Sumber:
DISDUKCAPIL) , rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Blora 498 jiwa/km2. Daerah
yang terpadat penduduknya adalah Kecamatan Cepu, dengan tingkat kepadatan sekitar
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 4 -
1.558 jiwa/km2 dan Kecamatan Kunduran merupakan kecamatan yang tingkat kepadatannya
rendah, yaitu 199 jiwa/km2.
Dengan demikian dapat kita lihat bahwa persebaran penduduk di Kabupaten Blora
sangatlah belum merata. Jumlah penduduk tertinggi adalah di Kecamatan Jepon sebesar
94.606 jiwa dan terendah adalah Kecamatan Kunduran sebesar 25.501 jiwa. Dan jumlah
rumah tangga sebesar 297.775 maka rata-rata anggota rumah tangga di Kabupaten Blora
adalah 3,04 jiwa untuk setiap rumah tangga.
2. Ratio Jenis Kelamin
Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari rasio jenis kelamin,
yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Ratio Jenis kelamin di
Kabupaten Blora adalah 100,11 jiwa.
3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Data sensus penduduk dari DISDUKCAPIL menunjukkan bahwa struktur/komposisi
penduduk Blora menurut golongan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk
laki-laki maupun perempuan proporsi terbesar berada pada kelompok umur 35 - 39 tahun,
yaitu 74.269 jiwa dengan perbandingan laki-laki 36.871 jiwa dan perempuan 37.398 jiwa.
4. Keadaan Pendidikan
Tingkat Pendidikan merupakan dasar ukuran kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Semakin tinggi pendidikan yang ditamatkan dapat mencerminkan taraf intelektualitas suatu
masyarakat, karena mampu menyerap dan menerima informasi dalam pembangunan
kesehatan.
Gambaran Pendidkan di Kabupaten Blora tahun 2018 adalah sebagai berikut :
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
TAHUN 2018
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 396.129 399.005 795.134
2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
YANG MELEK HURUF 0 0,00 0,00 0,00
3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
Tidak/belum sekolah 105.024 106.257 211.281 26,51 26,63 26,57
Tidak/belum tamat SD 22.193 20.762 42.955 5,60 5,20 5,40
SD/MI/Paket A 185.033 200.979 386.012 46,71 50,37 48,55
SMP/MTs/Paket B 63.908 61.069 124.977 16,13 15,31 15,72
SM/MA/Paket C 63.300 49.753 113.053 15,98 12,47 14,22
DI/DII/DIII 3.477 4.601 8.078 0,88 1,15 1,02
S1+ 10.498 9.526 20.024 2,65 2,39 2,52
Sumber: Disdukcapil Kabupaten BLORA
JUMLAH PERSENTASE
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
NO VARIABEL
KABUPATEN BLORA
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 5 -
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Blora dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu
pelayanan kesehatan, ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan juga karena pengaruh
faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial dan faktor lainnya. Guna mencapai Kabupaten
Blora sehat, telah ditetapkan indikator-indikator secara terperinci dengan mengacu pada
indikator derajat kesehatan, yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi.
A. ANGKA KEMATIAN
Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat menggambarkan status
kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan, kondisi
lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung disamping itu dapat digunakan sebagai
indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan. Angka kematian pada bab ini yaitu AKB, AKABA, dan AKI.
1. Angka Kematian Neonatal
Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan jumlah kematian bayi umur < 28 hari ( 0-28
hari) / 1000Kh dalam kurun waktu 1 ( satu) tahun. AKN menggambarkan tingkat pelayanan
kesehatan ibu dan anak termasuk antenatal care, pertolongan persalinan dan post natal ibu
hamil.
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa kematian neonatal di Kabupaten Blora tahun
2017 sejumlah 125 kasus dan tahun 2018 turun menjadi 90 kasus.
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 6 -
2. Angka Kematian Bayi
Jumlah absolut kematian bayi pada tahun 2018 ini mengalami penurunan yaitu sebanyak
58 kasus dari tahun 2017 ( 168 kasus ). Penyebab tertinggi kematian bayi adalah BBLR.
Hal ini disebabkan oleh masih perlunya peningkatan pengetahuan ibu tentang kesehatan
ibu hamil dan bayi yang dilahirkan. Untuk itu direncanakan kelas ibu bayi / balita guna
meningkatkan pengetahuan ibu bayi dan balita. Penyebab terbesar kedua adalah asfiksi, di
ikuti penyebab terbesar selanjutnya kelainan kongenital (cacat bawaan)
Menurut Angka Kematian bayi jika dilihat per 1000 kelahiran hidup, tahun 2018 juga
mengalami penurunan angka, yaitu 5,14 dari tahun 2017 sebesar 14 / 1000 KH. Hal ini
sudah memenuhi target dari target Nasional sebesar 23 / 1000 KH.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
2016 2017 2018
Tahun
38
168
58
Kematian Bayi
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 7 -
3. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan kematian balita 0 – 5 tahun / 1000kh dalam
kurun waktu 1 tahun.
Pada tabel diatas menggambarkan AKABA di Kabupaten Blora kurun waktu 3 tahun
mengalami naik turun , Tahun 2016 kasus AKABA 17 / 1000kh, tahun 2017 naik menjadi 40
/ 1000kh, tahun 2018 turun menjadi 15 / 1000kh.
4. Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu dalam difinisi Operasional Angka Kematian Ibu adalah
kematian yang terjadi saat hamil, bersalin, atau dalam 42 hari pasca persalinan dengan
penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap kehamilan, kecuali
kecelakaan.
Kematian ibu biasanya terjadi karena banyak faktor penyebab baik dari sasaran ibu,
petugas & sistim pelayanannya. Penyebab dari faktor sasaran ibu hamil dimaksud adalah
kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil sehingga banyak
kasus – kasus ibu dengan komplikasi obstetri yang terlambat ditangani akibat dari
keterlambatan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan sehingga bagi kasus yang
berat tidak bisa di selamatkan walaupun berbagai upaya sudah dilakukan.kejadian tersebut
di latarbelakangi oleh status sosial ekonomi dan pendidikan sehingga berpengaruh pada
pengambilan keputusan yang tidak mendukung kesehatan ibu.
Sedangkan faktor petugas adalah masih adanya petugas kesehatan di tingkat dasar yang
kurang terampil & kompeten dalam menangani persalinan dan komplikasinya sesuai
kewenangan yang diberikan, untuk itu perlu adanya pelatihan – pelatihan yang berbasis
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 8 -
peningkatan ilmu & ketrampilan klinik guna peningkatan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu
& Anak di Kabupaten Blora.
Sistim pelayanan juga berperan penting dalam kejadian kematian ibu , mengingat banyak
pihak pelayanan kesehatan yang terkait seperti Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit dll.
dimana kuantitas tenaga ahli di fasilitas rujukan juga masih belum maksimal terutama
tenaga dokter umum & dokter specialis, sehingga berdampak pada kurangnya kualitas
pelayanan kesehatan terutama kesehatan ibu & Anak (KIA) .
Dari data diatas menunjukkan bahwa Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Blora
pada tahun 2018 mengalami penurunan 2 kasus dari tahun sebelumnya yaitu 15 kasus
di tahun 2017. Trend Penyebab Kematian Ibu terbanyak adalah Perdarahan.
Namun demikian Penyebab Langsung Kematian ibu tahun 2018 cukup tinggi yaitu
perdarahan 4 kasus, preeklamsia atau eklamsia 1 kasus, Decom Cordis 2 kasus,
Jantung Coroner 2 Kasus, DM 1 Kasus, hyperemesis grade 4 1 kasus, Sepsis 1 kasus,
dan Anemia 1 Kasus.
0
5
10
15
20
25
2016 2017 2018
Tahun
22
15 13
Angka Kematian Ibu
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 9 -
Salah satu faktor kasus kematian ibu pada tahun ini adalah kepatuhan petugas
terhadap protap masih kurang , masih banyak petugas ( bidan / dokter puskesmas)
belum berani memberikan MgSO4 pada kasus – kasus Preeklamsia, sedangkan protap
penanganan preeklamsia sudah tersosialisasi di semua wilayah Puskesmas di
Kabupaten Blora. Belum terlaksananya sistem rujukan maternal secara optimal sangat
berpengaruh terhadap kejadian suatu kasus kematian maternal, mengingat kesiapan
Rumah Sakit dalam menerima suatu rujukan merupakan salah satu kunci dalam upaya
penyelamatan ibu hamil , bersalin dan ibu nifas yang memerlukan pertolongan segera.
Banyaknya kasus penyerta pada kematian ibu menunjukkan bahwa screning ibu
hamil yang telah dilakukan belum sepenuhnya berhasil, pelaksanaan ANC terpadu
sangat di butuhkan baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit disangat dibutuhkan agar
penyakit penyerta bisa ditekan. Faktor mobilitas penduduk dalam hal ini adalah sasaran
ibu hamil yang semula sudah tinggal di wilayah suami namun ingin melahirkan
dikampung halaman, sehingga karena riwayat kesehatan kehamilan tidak terdeteksi oleh
petugas setempat maka penanganan dasar dan rujukan tidak bisa maksimal
B. ANGKA KESAKITAN
1. Case Notification Rate (CNR) Kasus Baru BTA +
Case Notification Rate (CNR) adalah angka yang menunjukkan jumlah penderita
yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka
ini berguna untuk menunjukkan “trend” atau kecenderungan meningkat atau menurunnya
penemuan penderita pada wilayah tersebut.
Angka penemuan kasus baru BTA + di Kabupaten Blora tahun 2016 adalah 56, tahun
2017 turun menjadi 54 dan tahun 2018 naik menjadi 61/100.000 penduduk.
50
55
60
65
2016 2017 2018
5654
61
Case Notification Rate (CNR) Kasus Baru BTA +
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 10 -
2. CNR seluruh kasus TB
Angka CNR untuk semua kasus TB di Kabupaten Blora mengalami peningkatan.
Tahun 2017 CNR untuk seluruh kasus TB 120,76 / 100.000 penduduk, tahun 2018 naik
menjadi 149,6 / 100.000 penduduk.
3. Proporsi Kasus TB Anak 0 – 14 Tahun
0
10
20
30
40
50
60
2017 2018
35
57
Proporsi Kasus TB Anak 0 – 14 Tahun
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 11 -
Proporsi kasus TB anak diantara kasus baru Tuberkulosis Paru yang tercatat di
Kabupaten Blora ada peningkatan tahun 2017 : 35 kasus menjadi 57 kasus di tahun 2018.
4. Proporsi kasus Tuberkulosis BTA Positif Diantara suspek
Proporsi kasus TB BTA Positif diantara suspek adalah persentase kasus BTA Positif
yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa dahaknya. Di Kabupaten Blora
terdapat 11.91% BTA (+) terhadap suspek, berarti masih dalam batas normal. Proporsi yang
normal yaitu 5 – 15%.
5. Angka Keberhasilan Pengobatan Penderita TB Paru BTA+
8
10
12
2017 2018
10.3511.91
Proporsi kasus Tuberkulosis BTA Positif Diantara suspek
70
75
80
85
90
95
2016 2017 2018
92.39
83.46
78.01
Angka Keberhasilan Pengobatan Penderita TB Paru BTA+
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 12 -
Angka keberhasilan pengobatan penderita TB Paru BTA + mengalami penurunan dari
tahun ke tahun, penyebabnya adalah angka lost follow up (pasien mangkir dari pengobatan )
yang tinggi.Faktor jarak ke rumah dengan faskes yang jauh.Angka pengetahuan yang
rendah tentang pengobatan tb.Untuk pasien yang dirujuk ke RS tetapi tidak berobat ke RS,
tapi registrasi tb.10 tidak dikembalikan ke RS.
6. Persentase Balita dengan Pnemonia Ditangani
Anak-anak sangat rentan terserang pneumonia terutama usia kurang dari 2 tahun, usia
lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi,
gangguan imunologi). Presentase balita dengan pnemonia ditangani di Kabupaten Blora
tahun 2016 menurun, hal ini disebabkan hanya beberapa Puskesmas yang melaporkan
Penderita Penemounia, karena masih kurang nya pengetahuan para petugas pemeriksa
atau pelaporan yang kurang bagus. Untuk itu perlu ditingkatkan kerja sama dengan
pukesmas maupun Rumah Sakit agar melaporkan penderita Pnenemounia tepat waktu
agar penemuan penderita penemounia bisa terdeteksi secara dini
7. Jumlah Kasus Baru HIV
0
5
10
15
2016 2017 2018
1.727.45
13.35
Persentase Balita dengan Pnemonia Ditangani
0
50
100
150
200
2016 2017 2018
70
114
158
Jumlah Kasus Baru HIV
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 13 -
Jumlah kasus baru HIV-AIDS dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kasus HIV-
AIDS tidak terlihat jelas karena seperti gunung es, kasus yang tampak hanya sedikit
sedang yang tidak tampak sangat banyak. terlihat dari tabel diatas terjadi peningkatan
kasus dari tahun 2016 sejumlah 70 kasus, tahun 2017 sejumlah 114 kasus dan tahun 2018
sebanyak 158 kasus.
8. Jumlah Kasus AIDS
Kasus AIDS (Aquiared Immuno Devisiency Syndrome) tahun 2018 di Kabupaten Blora
yang dilaporkan berdasar kelompok umur yang terbanyak adalah umur 25-49 tahun. Dan
jumlah kematian akibat AIDS sejumlah 15 (lima belas) orang di kelompok umur 25-49
tahun.
9. Jumlah Kasus Sifilis
Di Kabupaten Blora sejak tahun 2016 s/d tahun 2018 tidak ada kasus sifilis yang
dilaporkan.
10. Donor Darah Diskrining terhadap HIV
Di Kabupaten Blora berdasarkan laporan dari UTD Blora, jumlah pendonor yang
diperiksa sample darahnya untuk diskrining HIV sebanyak 10.892 pendonor dan yang
positif HIV sebanyak 9 pendonor.
0
10
20
30
40
50
≤ 4 TAHUN
5 - 14TAHUN
15 - 19TAHUN
20 - 24TAHUN
25 - 49TAHUN
≥ 50 TAHUN
2 1 04
48
15
8. Jumlah Kasus AIDS
TAHUN 2018
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
UTD Blora 7.636 3.256 10.892 7.636 100,0 3.236 99,4 10.892 100,0 5 0,07 4 0,12 9 0,08
JUMLAH 7.636 3.256 10.892 7.636 100,00 3.236 99,39 10.892 100,00 5 0,07 4 0 9 0,08
Sumber: PMI
L
KABUPATEN BLORA
P L + P
JUMLAH PENDONOR
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
TERHADAP HIV
L P
POSITIF HIV
L + P
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 14 -
11. Kasus Diare Ditemukan dan Ditangani
Tahun 2018 persentase kasus diare ditemukan dan ditangani sebanyak 37,3% dari
perkiraan jumlah penduduk yang terserang diare, turun dibanding tahun 2017 (61,2%) dan
tahun 2016 (81,2%). Kasus penderita diare masih cukup tinggi, menandakan bahwa
masyarakat masih belum malakukan CTPS ( cuci tangan pakai sabun secara benar ),
maka perlu di tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang kebersihan lingkungan.
12. Angka Penemuan Kasus Baru Kusta per 100.000 penduduk
Case Detection Rate adalah Angka Penemuan kasus baru kusta diantara 100.000
penduduk di Kabupaten Blora, angka penemuan kasus baru yang dilaporkan pada tahun
2018 sejumlah 11/100.000 penduduk (100 kasus), terjadi penurunan dibanding tahun
2017 (13,5/100.000 penduduk atau 135 kasus).
0
20
40
60
80
100
2016 2017 2018
81.261.2
37.3
Kasus Diare Ditemukan dan Ditangani
0
2
4
6
8
10
12
14
2016 2017 2018
8.4
13.511
Angka Penemuan Kasus Baru Kusta per 100.000 penduduk
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 15 -
13. Persentase kasus baru kusta anak usia 0 – 14 tahun
Di Kabupaten Blora pada tahun 2018 kasus baru kusta anak umur 0 – 14 tahun tidak
ada . 14. Persentase cacat tingkat 2 penderita kusta
Walaupun terjadi penurunan angka kecacatan namun kasus cacat Tk.2 masih tinggi
yaitu 7,35 % diantara penderita baru. Target Provinsi Jawa Tengah adalah kurang dari 5%
0
1
2
3
4
5
6
2016 2017 2018
1.39
5.56
0
Persentase kasus baru kusta anak usia 0 – 14 tahun
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 16 -
15. Angka cacat tingkat 2 penderita kusta per 100.000 penduduk
Angka kecacatan kasus anak di Kabupaten Blora masih tinggi, sehingga perlu adanya
upaya–upaya dalam penemuan kasus sedini mungkin agar mencegah terjadinya
kecacatan dan penularan kepada orang lain. Setiap penderita kusta mengkonsumsi obat
MDT ( Multy Drug Teraphy) sebulan saja sudah mampu membunuh kuman Mycobacterium
Leprae sehingga tidak terjadi penularan kepada orang lain.
16. Angka prevalensi kusta per 10.000 penduduk
Prevalensi adalah jumlah seluruh kasus kusta baik baru maupun lama, hasilnya
adalah jumlah prevalensi kusta tahun 2018 di Kabupaten Blora 0,77/10.000 penduduk,
artinya ada 0,77 orang penderita kusta diantara 10.000 penduduk Blora, nilai ini sudah
sesuai target nasional adalah kurang dari 1/ 10.000.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
2016 2017 2018
1 1 1
Angka cacat tingkat 2 penderita kusta per 100.000 penduduk
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
2016 2017 2018
1.3
1.59
0.77
Angka prevalensi kusta per 10.000 penduduk
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 17 -
17. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat
Cakupan program kusta tipe PB ( Pauci Baciller) dan MB (Multy Baciller) selesai
berobat di Kabupaten Blora tahun 2018 meningkat dibanding tahun 2016. Cakupan
selama 3 tahun terakhir kusta tipe PB dan tipe MB dapat dilihat pada tabel berikut ini :
18. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit AFP Rate per 100.000
penduduk < 15 tahun
Penderita kelumpuhan AFP (Accute Flaccid Paralysis) diperkirakan 2 diantara 100.000
anak usia <15 tahun. Di Kabupaten Blora tahun 2018 cakupan AFP Rate sebesar 2,83.
Angka ini dibawah target tapi naik dibandingkan capaian pada tahun 2017 (1,47)
86
7
93
66
100
0
0 20 40 60 80 100 120
RFT MB
RFT PB
RFT MB
RFT PB
RFT MB
RFT PB
20
16
20
17
20
18
Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat
0
1
2
3
2016 2017 2018
1.41 1.47
2.83
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit AFP Rate per 100.000
penduduk < 15 tahun
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 18 -
19. Jumlah Kasus penyakit menular yang Dapat Dicegah Dengan Immunisasi (PD3I)
Yang termasuk dalam kasus PD3I yaitu Difteri, Pertusis, Tetanus Non Neonatorum,
Tetanus Neonatorum, Campak, Hepatitis B. Untuk kasus PD3I yang ditemukan di Kabupaten
Blora selama kurun waktu 2015 s/d 2018 adalah sebagai berikut :
a. Difteri
Tahun 2018 ada 1 kasus difteri yang dilaporkan.
b. Pertusis
Tahun 2016 sampai tahun 2018 tidak ada kasus pertusis yang dilaporkan.
c. Tetanus (Non Neonatorum)
Untuk kasus Tetanus (non Neonatorum) 3 tahun terakhir di Kabupaten Blora,
kasus tertinggi pada tahun 2017 sebanyak 6 kasus, dengan kasus meninggal
sebanyak 5 orang. Tingginya angka kematian kasus tetanus di Kabupaten Blora
karena keterlambatan penanganan penderita, karena penderita tidak segera di bawa
ke pelayanan kesehatan.
d. Tetanus Neonatorum
Tidak ada Kasus Tetanus Neonatorum tiga tahun terakhir.
e. Campak
0
1
2
3
4
5
6
Kasus Meninggal Kasus Meninggal Kasus Meninggal
2016 2017 2018
1 1
65
3
0
TETANUS (NON NEONATORUM)
0
50
100
150
2016 2017 2018
132 144
9
Kasus Campak
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 19 -
Kasus campak klinis di Kabupaten Blora tahun 2016 sebanyak 132 penderita,
tahun 2017 sebanyak 144 penderita. Sedangkan tahun 2018 kasus campak klinis
sebanyak 9 penderita. Dari sekian penderita campak klinis di tahun 2016 s/d 2018
tidak ada yang meninggal. Tindakan penanggulangan yang dilakukan bila terjadi
KLB adalah pengobatan penderita, penyelidikan epidemiologi, pemberian vitamin A
sesuai dosis, pengambilan spesimen, penyuluhan kesehatan, dan peningkatan
cakupan imunisasi campak. Faktor risiko terjadinya KLB campak adalah kondisi
rantai dingin vaksin, ketersediaan tenaga, vaksin dan logistik imunisasi, lokasi desa
yang mudah/sulit terjangkau pelayanan kesehatan, kepadatan dan mobilisasi
penduduk yang tinggi, dan kondisi gizi masyarakat.
f. Hepatitis B
Tahun 2018 tidak ada kasus Hepatitis B .
20. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk
Incident rate atau angka kejadian penderita DBD di Kabupaten Blora menunjukan
bahwa penderita DBD di Kabupaten Blora cukup tinggi, target nasional 2 per 100.000
penduduk, sedangkan data di atas menunjukan cukup tinggi pada tahun 2018 ada 43,8
per 100.000 penduduk. Perlu langkah-langkah untuk mencegah terjadinya KLB dengan
PSN , PJB , Penyuluhan, serta Foging Pencegahan maupun Foging Focus.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2016 2017 2018
83.3
10.6
43.8
Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 20 -
21. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
CFR (Case Fatality Rate) DBD merupakan suatu angka yang dinyatakan ke dalam
persentase yang berisikan data orang mengalami kematian akibat penyakit DBD. Pada
dasarnya Case Fatality Rate digunakan pada pengkuran penyakit menular.CFR DBD
Kabupaten Blora selama 3 (tiga) tahun Berturut-turut cukup tinggi. Data komulatif yang
paling tinggi penderita DBD adalah tahun 2018 mencapai angka 1,5, untuk itu perlu
langkah-langkah yang tepat untuk mencegah agar tidak terjadi KLB di kabupaten Blora.
Target Nasional adalah < 2/100.000.
22. Angka Kesakitan Malaria per 1000 penduduk
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
2016 2017 2018
1.10.9
1.5
Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
2016 2017 2018
0 0 0
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 21 -
Kasus malaria di Kabupaten Blora adalah malaria import , yaitu diperoleh dari luar
wilayah Kabupaten Blora, penduduk yang baru bepergian dari luar pulau (Sumatra,
Kalimantan, Irian Jaya dan lain-lain). Sampai saat ini belum ditemukan kasus malaria asli
dari wilayah Kabupaten Blora atau Indigenous, Berdasarkan penyelidikan epidemiologi
kasus yang ditemukan tidak ada penularan di sekitar penderita yang bermakna secara
epidemiologi.
23. Angka Kematian Malaria
Di Kabupaten Blora tidak ada kasus kematian akibat menderita malaria sejak tahun
2016 sampai dengan tahun 2018.
24. Kasus Penyakit Filariasis ditangani
Jumlah kasus filariasis di Kabupaten Blora sejak tahun 2016 sampai dengan tahun
2018 dalam data tidak ada kasus baru, namun pada tahun 2015 ditemukan 1 (satu)
kasus baru filariasis. Kasus Filariasis sudah 100% ditangani.
25. Penyakit Tidak Menular
Asma
Ca Ca Ca Ca ID ND Angina AMI Dekomp Hipertensi Hipertensi Bronkial Psikosis
Servik Mamae Hepar Paru DM DM Pekt. Kordis Essensial Lain Hemoragik
Non
Hemoragik1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 JATI DOPLANG 334 1 1.473 22 25 212 68 779
2 0 RANDULAWANG 0 1 0 0 0 75 0 1 1 340 0 2 0 2 16 700
3 RANDUBLATUNGRANDUBLATUNG 2 6 3 328 25 3.272 21 38 120 205
4 0 KUTUKAN 1 6 1 523 5 1.326 1 41 0
5 MENDEN MENDEN 1 4 - - - 240 - - 5 - 2.183 - 7 38 126 - 10
6 KEDUNGTUBAN KEDUNGTUBAN 8 - - - 705 - 2 - 643 43 23 52 283 330
7 0 KETUWAN 7 172 2 646 8 1 2 55 137
8 CEPU CEPU 9 15 1 1.575 50 3.011 105 161 233 100 394
9 0 NGROTO 3 4 14 209 54 700 112 15 20 27 60 5 499
10 0 KAPUAN 404
11 SAMBONG SAMBONG 2 90 3 187 734 33 2 25 4 610
12 JIKEN JIKEN 2 192 3 319 12 6 37 623
13 BOGOREJO BOGOREJO 1 1 54 240 523 117 17 42 92 16 125
14 JEPON JEPON 11 22 226 30 1.090 7 5 43 2 411
15 0 PULEDAGEL - 1 - 1 - 26 - - - 193 - - 2 - 2 - 3
16 BLORA BLORA 14 41 249 1.219 13 70 2.224 584 134 13 96 309 263
17 0 MEDANG 2 10 1 481 18 1.183 21 9 60 962
18 BANJAREJO BANJAREJO 17 721 7 787 222 40 780 71
19 TUNJUNGAN TUNJUNGAN 4 2 243 - - 26 - 615 - 9 36 39 54 530
20 JAPAH JAPAH - - - 251 - - 701 - - 9 12 249
21 NGAWEN NGAWEN 1 6 - - 17 432 1 - 4 897 5 11 10 - 35 67 457
22 0 ROWOBUNGKUL 3 1 83 230 385 22 2 806 4 14
23 KUNDURAN KUNDURAN 1 1 - - 8 1.615 - - 88 1.734 734 42 42 14 533 5 255
24 0 SONOKIDUL 24 260 29
25 TODANAN TODANAN 2 31 0 0 44 1963 68 63 63 2009 23 220 52 443 643 0 1262
26 0 GONDORIYO 3 29 120 6 6 9 4 16 31
JUMLAH 37 181 - 2 502 12.143 92 69 1.537 21.695 6.690 470 556 804 4.268 695 9.324
Diabetes Mellitus Peny. Jantung & Pembuluh Darah
PPOKStroke
Obesitas
KASUS PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS
KABUPATEN BLORATAHUN 2018
No. KECAMATAN PUSKESMAS
N e o p l a s m a
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 22 -
Penyakit PTM tahun 2018 yang menonjol di Kabupaten Blora yaitu penyakit
Hipertensi , DM (Diabetes Mellitus) , Asma Bronkiale .Semakin tingginya penyakit tidak
menular menunjukkan pola hidup sehat yang ada di masyarakat belum optimal ,
sehingga perlu peningkatan penyuluhan untuk pola hidup sehat ( Pola makan yang
sehat; olah raga teratur ; bahaya merokok ; dan lain-lain ) untuk pencegahan dini dan
penanggulangan penyakit-penyakit tidak menular.
26. Persentase obesitas
Pada Tahun 2018 di Kabupaten Blora dari 123.893 yang diperiksa, 10.096 mengalami
obesitas.
0
5000
10000
15000
20000
25000
AsmaBronkial
HipertensiEssensial
DiabetesMellitus ND
DM
HipertensiLain
DekompKordis
4268
21695
12143
6690
1537
Penyakit Tidak Menular 2018
-
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
DILAKUKAN PEMERIKSAANOBESITAS
OBESITAS
123,893
10,096
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 23 -
27. Persentase IVA positif dan benjolan pada perempuan 30 – 50 tahun
Kanker payudara dan kanker leher rahim menjadi salah satu masalah utama pada
kesehatan perempuan didunia, terutama pada Negara berkembang yang mempunyai
sumber daya terbatas seperti di Indonesia.Pengendalian kanker payudara dan kanker
leher rahim, dikembangkan melalui program deteksi dini ( skrining ).Untuk kanker
payudara dilakukan dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan
krioterapi untuk IVA positif untuk kanker leher rahim.sedangkan untuk kanker payudara
dilakukan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) atau Clinical Breast Examination
(CBE) dan periksa payudara sendiri (SADARI).
Di Kabupaten Blora pada tahun 2018, jumlah WUS usia 30 - 50 tahun sebanyak
116.493 jiwa, yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara sejumlah
1.142 jiwa (0,98 %), sedangkan IVA positif ada 61 jiwa (5,34 %).
28. Cakupan Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani <24 jam
Kejadian Luar Biasa tahun 2015 sampai dengan 2018 di Kabupaten Blora adalah
sebagai berikut :
1. Tahun 2016 : KLB Campak, Ds.Temurejo, di wilayah kerja Pusk. Medang, SMK
Nurul Huda, Jiken, TK Pertiwi II, Pusk. Jiken, di wilayah kerja
Puskesmas Jiken, SMK Ma'arif, wilayah kerja Pusk.Tunjungan,
SMA N 1 Blora, wilayah kerja Pusk. Blora, SMA N 1
Randublatung,wilayah kerja Pusk.Randublatung sebanyak 92
korban dan tidak ada yang meninggal.
2. Tahun 2017 : KLB Campak, SMK Khozinatul Ulum Todanan, di wilayah kerja
Pusk.Todanan, Ds. Sumber, Menden, di wilayah kerja
Pusk.Menden, TK Tunas Lestari dan Desa Ledok, Sambong, di
Wilayah kerja Pusk.Sambong, TK ABA II, Cepu, di wilayah kerja
Pusk.Cepu.
3. Tahun 2018 : Keracunan Makanan di SDN 6 Jepon
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 24 -
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. PELAYANAN KESEHATAN
1. Cakupan Kunjungan ibu Hamil K1 dan K4
a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 merupakan kontak pertama kali ibu hamil
dengan petugas kesehatan dimana di harapkan pada usia kehamilan triwulan
pertama semua ibu hamil sudah kontak / mendapat pelayanan kehamilannya oleh
petugas kesehatan. Di tahun 2018 cakupan K1 sudah mencapai target yaitu 100 %,
hal ini di sebabkan karena meningkatnya kesadaran ibu hamil tentang kesehatannya,
disamping itu jumlah tenaga kesehatan dalam hal ini bidan desa sudah hampir
merata di wilayah Kabupaten Blora.
b. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
0
20
40
60
80
100
2016 2017 2018
100 100 100
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1
95.5
96
96.5
97
97.5
98
98.5
99
2016 2017 2018
96.8
97.4
98.7
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 25 -
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4, adalah kunjungan ibu hamil dengan frekuensi
minimal 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada
triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga. Cakupan K4 pada tahun 2018
mencapai 98,7 % dimana target yang harus di capai adalah 96 %, . Tidak semua
(100%) ibu hamil mendapatkan pelayanan K-4 disebabkan karena masih adanya
sasaran ibu hamil yang belum waktunya mendapat pelayanan K4, tingginya mobilitas
penduduk ( ibu hamil ) juga berpengaruh terhadap rendahnya cakupan K4,dimana
masih adanya ibu hamil yang telah tercatat di wilayah Kabupaten Blora kemudian
pindah ke daerah asal dan melahirkan di daerah tersebut.
2. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Cakupan Pertolongan Persalinan Kesehatan mencapai 99,9 %, sedangkan target
yang di tetapkan adalah 96 %, beberapa hal yang mendukung tercapainya cakupan
pertolongan persalinan antara lain peningkatan pengetahuan masyarakat sehingga
diikuti kesadaran yang baik terhadap kesehatan ibu, adanya dukungan program –
program bagi ibu hamil antara lain program P4K ( program pertolongan persalinan
dan pencegahan komplikasi ) , kelas ibu hamil, program – program jaminan
kesehatan dari pemerintah , disamping itu peningkatan fasilitas kesehatan &
infrastruktur sehingga akses mencapai fasilitas kesehatan lebih mudah.
3. Pelayanan Nifas
Cakupan Kunjungan Nifas ( KF 3 ) adalah 99,5 % sudah mencapai dari target yaitu
97 % , hal ini di sebabkan karena meningkatnya kerjasama antara ibu dan petugas
dimana selama hamil ibu mendapat pendampingan secara terus menerus dari
petugas kesehatan sehingga sampai 42 hari ibu masa nifas kondisi masih terpantau
dengan baik, disamping itu peningkatan ilmu pengetahuan & teknologi berperan
penting dalam tingginya capaian kunjungan nifas ; seperti alat komunikasi
Handphone dimana ibu bisa dengan cepat menghubungi petugas bila ibu
membutuhkan pelayanan. Pelayanan Nifas ( KF 3 ) merupakan pelayanan kesehatan
ibu nifas secara lengkap yaitu KF 1 pada 6 jam pertama s/d 3 hari, KF 2 pada 7 s/d
14 hari & KF 3 pada hari ke 36 s/d 42.
99.85
99.9
99.95
100
2016 2017 2018
99.9
100
99.9
PERSALINAN DITOLONG NAKES
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 26 -
4. Cakupan Vitamin A pada Ibu Nifas
Cakupan vitamin A merah untuk ibu nifas tahun 2016 sebesar 99 % dan tahun
2017 sebesar 99,2 %, dan pada tahun 2018 mencapai 99,5%.
99.05
99.1
99.15
99.2
99.25
99.3
99.35
99.4
99.45
99.5
2016 2017 2018
99.3
99.2
99.5
Cakupan Kunjungan Nifas
99
99
99
99
99
99
99
99
99
100
2016 2017 2018
99
99.2
99.5
IBU NIFAS MENDAPAT VIT A
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 27 -
5. Persentase cakupan immunisasi TT pada ibu hamil
Jumlah Ibu Hamil di Kabupaten Blora tahun 2018 sebanyak 12.767 , yg
mendapat TT-1 = 25 %, TT-2 = 31 %, TT-3 = 26,2 %, TT-4 = 9,1 % dan TT-5 =
3,1 %.
6. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Fe
Cakupan ibu hamil yang mendapat Fe tahun 2016 sebesar 96,81 % dan tahun
2017 sebesar 97,45 % dan pada tahun 2018 mencapai 98,74 % Cakupan Fe ibu
hamil dari tahun 2016 sampai 2018 sudah memenuhi standar pelayanan minimal
( SPM ) sebesar 90 % , walaupun di tahun 2016 mengalami sedikit penurunan.
0
5
10
15
20
25
30
35
TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5
2018
25
3126.2
9.1
3.1
immunisasi TT pada ibu hamil
95.5
96
96.5
97
97.5
98
98.5
99
2016 2017 2018
96.81
97.45
98.74
ibuhamil yang mendapatkan Tablet Fe
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 28 -
7. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
Cakupan dimaksud adalah semua kasus komplikasi obstetri baik pada masa
kehamilan, persalinan & nifas yang telah ditangani baik di tingkat dasar ( PKD,
Pustu , RB / Puskesmas ). Cakupan penanganan komplikasi obstetri mencapai
160,5 % dari target yaitu 85 % hal ini berarti sudah semua kasus komplikasi
kebidanan ditangani oleh petugas dan telah terlaporkan dengan baik,banyak
faktor yang mendukung yaitu adanya peningkatan sistem dan manajemen
program kesehatan ibu antara lain penyediaan protap – protap terkait
penanganan kasus – kasus emergency yang sering terjadi di pelayanan tingkat
dasar, dan diikuti oleh program peningkatan ketrampilan melalui pelatihan
petugas sehingga terjadi peningkatan capaian penanganan komplikasi obstetri.
8. Cakupan Neonatus dengan komplikasi ditangani
Cakupan neonatal dengan komplikasi ditangani di Kabupaten Blora meningkat
setiap tahunnya. Tahun 2018 komplikasi Neonatal ditangani sebesar 100%.
0
50
100
150
200
2016 2017 2018
126.3160.5
188.1
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
99.84
99.86
99.88
99.9
99.92
99.94
99.96
99.98
100
2016 2017 2018
99.9
100 100
Cakupan Neonatus dengan komplikasi ditangani
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 29 -
9. Persentase peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi
Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Blora Tahun 2018
Cakupan peserta KB aktif di Kabupaten Blora tahun 2018 untuk jenis MKJP
sebesar 19,3% dan jenis Non MKJP sebesar 80,7%. Jenis kontrasepsi yang
digunakan peserta KB Aktif tertinggi adalah suntik (62,1%) dan terendah adalah
metode kontrasepsi MOP 0%, penggunaan obat vagina dan lainnya 0%.
10. Persentase peserta KB Baru menurut jenis kontrasepsi
Persentase Peserta KB Baru di Kabupaten Blora Tahun 2018
Cakupan peserta KB Baru di Kabupaten Blora tahun 2018 untuk jenis MKJP
sebesar 12,5
% dan jenis Non MKJP sebesar 87,5%. Jenis kontrasepsi yang digunakan
peserta KB Baru tertinggi adalah suntik (78 %) dan terendah adalah MOP ( 3,8%),
sedangkan penggunaan obat vagina dan lainnya 0%.
5.20.2 3.1
10.8
3.362.1
15.40
0
PESERTA KB AKTIF
IUD MOP MOW IMPLAN KONDOM SUNTIK PIL OBAT VAGINA LAINNYA
60.1 2.6
3.74.6
78
4.9 00 PESERTA KB BARU
IUD MOP MOW IMPLAN KONDOM SUNTIK PIL OBAT VAGINA LAINNYA
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 30 -
11. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Bayi dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor resiko
kematian bayi. Persentase BBLR di Kabupaten Blora tahun 2018 sebesar 5,7% naik
dibanding tahun 2017 yaitu 5,5%.
12. Cakupan Kunjungan Neonatus
Cakupan Kunjungan Neonatus adalah pelayanan yang diberikan kepada
neonatus (bayi baru lahir ) secara lengkap minimal 3 kali yaitu Kunjungan Neonatal 1
saat 6 – 48 jam, Kunjungan Neonatal 2 saat usia 3- 7 hari & Kunjungan Neonatal 3
usia 8 – 28 hari. Target Cakupan Kunjungan Neonatus adalah 92% dan pada tahun
2018 telah melampui target yaitu mencapai 100 % . Hal ini disebabkan peningkatan
kinerja petugas yang diikuti oleh peningkatan peran serta keluarga tentang
kesehatan bayi baru lahir terutama perawatan bayi dimana membutuhkan perhatian
penuh dari seluruh anggota keluarga dan juga petugas kesehatan, disamping itu
mudahnya akses untuk mencapai fasilitas kesehatan juga turut mendukung
peningkatan capaian ini.
0
2
4
6
2016 2017 2018
4.5 5.5 5.7
Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
98
99
100
2016 2017 2018
99.199.6
100KN 1
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 31 -
13. Persentase Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif
Cakupan ASI Eksklusif tahun 2016 sebesar 71,4 % dan tahun 2017 sebesar 46,1
%, dan pada tahun 2018 mencapai 68,7 %. Dari tahun 2016 sampai tahun 2018
cakupan ASI Eksklusif belum mencapai standard pelayanan minimal ( SPM )
sebesar 80 %, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu melahirkan tentang
pentingnya ASI Eksklusif dan pelayanan dari tenaga kesehatan sendiri yang belum
patuh, Penegakan hukum belum berjalan berjalan.
Cakupan Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif di Kabupaten Blora
14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
Cakupan Kunjungan Bayi merupakan cakupan bayi ( usia 29 hari s/d 11 bln )
yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan,
dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali yaitu
satu kali pada umur 29 hari - 2 bulan,satu kali pada umur 3-5 bulan, satu kali pada
umur 6-8 bulan, Dan satukali pada umur 9-11 bulan / sampai imunisasi dasar
lengkap diberikan. Target yang telah di tetapkan dari cakupan kunjungan bayi adalah
100 %, sedangkan pada tahun 2018 cakupan kunjungan bayi mencapai 100 %.
0
20
40
60
80
2016 2017 2018
71.446.1
68.7
Persentase Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif
98.5
99
99.5
100
2016 2017 2018
99.2 99
100
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 32 -
15. Cakupan Desa /Kelurahan “Universal Child Immunization” (UCI)
Pencapaian UCI Desa di Kabupaten Blora secara berturut-turut dari tahun 2016
s/d 2018 mencapai 100 %,hal ini menunjukkan adanya kesadaran dari masyarakat
akan pentingnya imunisasi serta adanya kerjasama yang baik dengan lintas
program maupun lintas sektor terkait.
16. Cakupan Imunisasi Bayi
Cakupan Immunisasi Bayi di Kabupaten Blora
Sesuai dengan indikator RPJMN Program imunisasi Tahun 2015-2019, bahwa
prosentase anak usia 0 – 11 bulan yang mendapat Imunisasi Dasar Lengkap
(IDL) pada tahun 2018 harus mencapai 91 %. Dari tabel diatas menunjukkan
bahwa untuk cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Kabupaten Blora pada tahun
2018 sudah memencapai target yaitu 98,76 %.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2016 2017 2018
100 100 100Desa UCI
889092949698
100
92.91
96.4999 98.5 99.27 98.76
Bayi Diimunisasi
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 33 -
17. WUS Mendapat Imunisasi TT
Cakupan WUS Mendapat Imunisasi TT di Kabupaten Blora
Jumlah WUS tahun 2018 sebanyak 228.659, yg mendapat TT-1 = 1,4%, TT-2 =
0,2%, TT-3 = 0,11%, TT-4 = 0,02 dan TT-5 = 0.
18. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita
Cakupan Vitamin A Biru Pada Bayi di Kabupaten Blora Tahun 2016 - 2018
Cakupan vitamin A biru pada bayi usia 6 – 11 bulan tahun 2016 sebesar 100 %
dan tahun 2017 sebesar 100 %, tahun 2018 sebesar 100 %. Cakupan dari 3 tahun
terakhir telah sesuai dengan target standard pelayanan minimum ( SPM ) bidang
kesehatan yakni sebesar 90 %. Cakupan Vitamin A Biru baik, dikarenakan peran
kader posyandu dan petugas atau tenaga kesehatan bekerja dengan baik dan
maksimal.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
1.4
0.2 0.11 0.02 0
Cakupan WUS Mendapat Imunisasi TT
0
50
100
2016 2017 2018
100 100 100
BAYI MENDAPAT VIT A
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 34 -
Cakupan Vitamin A Merah Pada Balita di Kabupaten Blora Tahun 2016 - 2018
Cakupan vitamin A merah untuk balita tahun 2016 sebesar 99,98 % , tahun 2017
sebesar 99,93 %, dan pada tahun 2018 cakupan Vitamin untuk balita 100 %.
Selama 3 (tiga) tahun terakhir telah sesuai dengan target standard pelayanan
minimum (SPM ) bidang kesehatan yakni sebesar 90 % dikarenakan petugas
melakukan sweeping kerumah balita yang belum diberi kapsul viatmin A merah.
19. Cakupan Baduta ditimbang
Cakupan Baduta D/S yang ditimbang di Kabupaten Blora tahun 2016 sebesar
86,2%, menurun di tahun 2017 yaitu menjadi 79,2%, tahun 2018 menurun
sebanyak 77,9 Baduta BGM di tahun 2016 baduta BGM tidak dilaporkan, tahun
2017 sebanyak 1,5 %, dan tahun 2018 baduta BGM sebanyak 1,9 % .
99.88
99.9
99.92
99.94
99.96
99.98
2016 2017 2018
99.98
99.93
100
BALITA MENDAPAT VIT A
72
74
76
78
80
82
84
86
88
2016 2017 2018
86.2
79.277.9
Cakupan Baduta ditimbang
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 35 -
20. Cakupan Pelayanan Anak Balita
Tahun 2017 balita yang mendapatkan pelayanan (94,72%), angka ini menurun
dibanding tahun 2016 ( 97,75%), dan tahun 2018 naik menjadi (96,6%). Dengan
demikian kesadaran masyarakat untuk memantau tumbuh kembang balitanya
dengan membawa anak balita berkunjung ke fasilitas kesehatan sudah baik.
21. Cakupan Balita Ditimbang
Peran aktif masyarakat dan kader posyandu sangat mempengaruhi keberhasilan
kegiatan penimbangan bayi dan balita. Pada tahun 2017 jumlah balita ada 56.155
dan ditimbang 73,3 %, tahun 2018 jumlah balita ada 56.978 yang ditimbang 74,6 %
.Sedangkan target Kabupaten sebanyak 80%.
93
93.5
94
94.5
95
95.5
96
96.5
97
97.5
98
2016 2017 2018
97.75
94.72
96.6
Cakupan Pelayanan Anak Balita
68
70
72
74
76
78
80
82
2016 2017 2018
81.5
73.374.6
Cakupan Balita Ditimbang
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 36 -
22. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Dari tahun 2016 – 2018 prosentase gizi buruk mengalami penurunan dan
penurunan ini dikarenakan adanya intervensi program gizi yang telah diberikan
secara signifikan, diantaranya adalah pemberian makanan tambahan serta kegiatan
Centre klinikgizi ( CKG ) di 12 Puskesmas, program deteksidini di posyandu dll.
Prosentase balita gizi buruk di Kabupaten Blora tahun 2016 sebesar 0,105 % ( 60
Kasus ), tahun 2017 sebesar 0,084 % ( 47 Kasus.) tahun 2018 sebanyak 52 kasus
(0,091%). Penyebab gizi balita gizi buruk di Kabupaten Blora diantaranya penyakit
infeksi ( TB Parudan Pneumonia ), pola asuh ibu yang belum mengarah ke gizi
seimbang dan status social ekonomi keluarga yang rendah. Pola asuh yang tidak
benar oleh orang tua mempunyai dampak yang besar bagi perkembangan gizi dan
kesehatan balita.
Dilihat dari angka kasus mengalami penurunan dikarenakan adanya intervensi
pemberian makananan tambahan serta kegiatan Centre klinik gizi ( CKG ), tahun
2015 s/d tahun 2018 di 12 Puskesmas yang angka gizi buruknya tinggi, akan tetapi
secara prosentase memang penurunannya belum signifikan dikarenakan masih
banyaknya orang tua yang status ekonominya rendah, adanya penyakit infeksi ( TB
paru, pneumonia ) dan pola asuh ibu yang belum mengarah ke gizi seimbang.
0
10
20
30
40
50
60
2016 2017 2018
60
4752
Balita Gizi buruk
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 37 -
23. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Cakupan penjaringan siswa SD dari tahun 2016 s/d tahun 2018 sudah 100 %
sudah mencapai target 100%. Hal ini karena puskesmas melakukan penjaringan
pada semua SD. Cakupan penjaringan anak sekolah mencapai 100 % ,
dikarenakan dilakukan sweeping setelah pelaksanaan screening anak sekolah.
24. Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas meliputi kegiatan
pelayanan dasar gigi dan upaya kesehatan gigi sekolah. Di tahun 2017, pelayanan
dasar gigi mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2016. Dilihat dari
rasio tumpatan dan pencabutan mengalami penurunan dari 0.7 di tahun 2017
menjadi 0.4 ditahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai
memperhatikan kesehatan gigi.
0
20
40
60
80
100
2016 2017 2018
100 100 100
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
2016 2017 2018
0.60.7
0.4
Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 38 -
25. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat
Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut lainnya adalah Upaya Kesehatan
Gigi Sekolah yang merupakan upaya promotif dan preventif kesehatan gigi
khususnya untuk anak sekolah.
Cakupan pemeriksaan gigi murid SD/MI tahun 2016 sebanyak 55% dan tahun
2017 sebanyak 32%, tahun 2018 sebanyak 58,4%. Cakupan perawatan gigi murid
SD/MI yang perlu mendapatkan perawatan tahun 2016 sebanyak 53,4% dan tahun
2017 sebanyak 59,8% tahun 2018 sebanyak 33,7%.
26. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Kabupaten Blora Tahun 2017
sebesar 77,7%, mengalami penurunan dibanding tahun 2016 sejumlah 82,26%
dan tahun 2018 di Kabupaten Blora sebesar 65,96%. Tetapi angka cakupan
sudah mencapai target pelayanan kesehatan lansia yang sudah ditetapkan yaitu
60%.
55 53.4
32
59.8 58.4
33.7
0
10
20
30
40
50
60
70
Pemeriksaan Perawatan Pemeriksaan Perawatan Pemeriksaan Perawatan
2016 2017 2018
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat
0
20
40
60
80
100
2016 2017 2018
82.26 77.765.96
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 39 -
27. Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus diberikan Pelayanan Kesehatan
(RS) di Kabupaten Blora.
Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Blora tahun 2018 sebanyak 6 ( enam) unit
RSU, dengan rincian 2 (dua) unit RSU Pemerintah, 1 (satu) unit RSU Tentara, 3
(tiga) unit RSU milik swasta.
RSU di Kabupaten Blora sebagai Sarana kesehatan dengan kemampuan
pelayanan gawat darurat yang dapat diakses oleh masyarakat merupakan sarana
kesehatan yang telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan
gawat darurat dalam kurun waktu tertentu sesuai standart dan mempunyai
kemampuan pelayanan gawat darurat level I, karena diwajibkan setiap Rumah Sakit
untuk menyediakan pelayanan gawat darurat sesuai standar minimal klasifikasi
Rumah Sakit tipe D.
B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Jumlah penduduk tahun 2018 : 906.379 jiwa. Tahun 2018 jumlah peserta Jaminan
Kesehatan Nasional : 557.324 terdiri dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) : 426.517 ,
Pekerja Bukan Penerima Upah : 130.807, Jamkesda : 52.416. Sehingga jumlah total
keseluruhan adalah 557.324 jiwa.
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
400,000
450,000
Penerima BantuanIuran (PBI) APBN
Pekerja bukanpenerima upah(PBPU)/mandiri
Jamkesda
426,517
130,807
52,416
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 2018
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 40 -
2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan
Cakupan Rawat jalan di Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Blora
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas tahun 2018 : 722.373, meningkat
dibanding tahun 2017 (722.170). Untuk kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit juga
mengalami penurunan, yaitu dari 185.431 (tahun 2017) menjadi 150.388 (tahun 2018).
Sehingga cakupan total kunjungan rawat jalan pada tahun 2018 adalah 906.379 (96%) .
Cakupan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Blora
-
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
700,000
800,000
Pusk RS Pusk RS Pusk RS
2016 2017 2018
663,095
127,854
722,170
185,431
722,373
150,388
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan di Sarana Pelayanan Kesehatan
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
Pusk RS Pusk RS Pusk RS
2016 2017 2018
13,259
42,048
19,553
37,575
11,169
44,753
Jumlah Kunjungan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 41 -
Jumlah kunjungan rawat inap di Puskesmas tahun 2018 : 11.169, menurun dibanding
tahun sebelumnya (19.553). Untuk kunjungan rawat inap di Rumah Sakit mengalami
kenaikan, yaitu dari 37.575 (tahun 2017) menjadi 44.753 (tahun 2018). Sehingga cakupan
total kunjungan rawat inap pada tahun 2018 adalah 55.922 (6%).
3. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan
Pelayanan gangguan jiwa merupakan pelayanan pada pasien yang mengalami
gangguan kejiwaan yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku
yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan
peran sosialnya. Dari data yang ada, jumlah kunjungan penderita gangguan jiwa tahun
2017 sebanyak 3.950 dan tahun 2018 naik menjadi 15.768. Upaya yang perlu dilakukan
adalah peningkatan pembinaan program kesehatan jiwa di sarana kesehatan pemerintah
dan swasta, meningkatan pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi pencatatan dan
pelaporan program kesehatan jiwa.
4. Angka Kematian Pasien Rumah Sakit
Angka Kematian Umum Penderita Yang Dirawat di RS ( Gross Death Rate – GDR)
di Kabupaten Blora Tahun 2015 – 2018
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
Pusk RS Pusk RS Pusk RS
2016 2017 2018
2,687 3,991
1,687 2,263 3,742
12,026
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
0
10
20
30
40
GDR NDR GDR NDR GDR NDR
2016 2017 2018
37.9
19.3 22.6
10.2
23.313.8
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 42 -
Angka rata-rata GDR pasien Rumah Sakit di Kabupaten Blora yang dilaporkan tahun
2018 sebesar 23,3 per 1000 penderita keluar, angka ini naik dibanding tahun 2017
(22,6) . Sesuai standar GDR tidak lebih dari 45/1000 penderita keluar Rumah sakit.
Semakin rendah GDR berarti mutu pelayanan di rumah sakit semakin baik.
Angka Kematian Penderita Yang Dirawat < 48 Jam (Net Death Rate - NDR) pada
tahun 2018 sebesar 13,8/1000 pasien keluar, angka ini meningkat dibanding tahun 2017
yang dilaporkan yaitu 10,2/1000 pasien keluar. Standar NDR pada Rumah Sakit adalah
<25 per 1000 penderita keluar.Pasien yang meninggal <48 jam setelah dirawat
dipengaruhi oleh tingkat keparahan pasien pada waktu masuk Rumah Sakit.
5. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit
a. Pemakaian Tempat Tidur (Bed Occupancy Rate – BOR)
b. Frekwensi Penggunaan Tempat Tidur (BTO – Bed Turn Over)
c. Rata-rata Lama Rawat Seorang Pasien (Average Length of Stay – ALOS)
d. Rata-rata Hari Tempat Tidur Tidak Ditempati (Turn Of Interval – TOI)
Dari data persentase rata-rata pemakaian tempat tidur (BOR) tahun 2018 (67,8%)
naik dibanding tahun 2017 (57,4%) sudah mencapai nilai yang ideal untuk suatu
rumah sakit yaitu 60% - 80%. Frekwensi penggunaan Tempat Tidur (BTO) tahun 2018
mencapai 74,5 kali per tahun. Nilai ideal BTO pertahun adalah 40 – 50 kali.
Sedangkan untuk TOI tahun 2018 yang dilaporkan turun menjadi 1,6 hari, dibanding
tahun 2017 (2,2 hari). Angka ideal untuk TOI adalah 1 – 3 hari. Rata-rata lama
dirawat seorang pasien (ALOS) pada tahun 2018 (4,3 hari), naik dibanding tahun
2017 (4 hari). Secara umum ALOS yang ideal adalah antara 6-9 hari.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
BOR BTO TOI ALOS
66.8
78.2
1.5 4.1
57.4
71.2
2.2 4
67.874.5
1.6 4.3
2016 2017 2018
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 43 -
C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT
1. Persentase Rumah Tangga Ber PHBS
. Rumah tangga Ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di Kabupaten Blora Tahun 2015-2018.
Dari grafik cakupan PHBS dapat dilihat peningkatannya, rumah tangga ber PHBS dari
tahun ke tahun mengalami naik turun. pada tahun 2016 sebesar 72,9 tahun 2017
sebesar 100 dan tahun 2018 sebesar 78,5
. Dengan cakupan Rumah Tangga ber PHBS tersebut menunjukan bahwa ada
peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat. Dalam Upaya meningkatkan cakupan PHBS upaya-upaya dilakukan adalah
:Refresing kader PHBS , Penyuluhan , Woro-woro .
D. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Persentase Rumah Sehat
Sejalan dengan dukungan program Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di
bidang kesehatan lingkungan pemukiman, maka dapat dilihat jumlah rumah sehat di
0
20
40
60
80
100
2016 2017 2018
72.9
10078.5
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
70
72
74
2016 2017 2018
71.06 71.1373.1
Prosentase Rumah Sehat
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 44 -
Kabupaten Blora dari tahun ke tahun semakin meningkat, tahun 2016 : 71,06, tahun 2017
: 71,13 dan tahun 2018 : 73,1.
2. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum yang Layak
Dari jumlah penduduk Kabupaten Blora tahun 2018 sebesar 906.379 jiwa ada sekitar
755.477 jiwa yang telah mendapatkan akses air minum layak. Artinya ada 83,35%
masyarakat di Kabupaten Blora sudah mengkonsumsi air minum layak yang
berkelanjutan.
3. Persentase Penyelenggara Air minum Memenuhi Syarat Kesehatan
Untuk menjaga kwalitas air minum yang dikonsumsi masyarakat di Kabupaten Blora,
dilakukan pengawasan dan pemeriksaan sampel air minum. Tahun 2017 yang diperiksa
255 sampel dan yang memenuhi syarat sebanyak 217 (85,10%), lebih tinggi dibanding
tahun 2018 jumlah sampel yang diperiksa 248, yang memenuhi syarat 214 (86,29 %).
4. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak
Persentase penduduk yang sudah akses sanitasi yang layak dari tahun ke tahun
semakin meningkat. Tahun 2017 : 77.23% dan tahun 2018 naik menjadi 94.69 %. Untuk
merubah perilaku seseorang yang semula terbiasa buang air besar ( BAB ) di sembarang
180
200
220
240
260
2017 2018
255 248
217 214
JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA MEMENUHI SYARAT(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
0
50
100
2016 2017 2018
89.09 77.2394.69
PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT)
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 45 -
tempat, misalnya di sungai, adalah sesuatu yang sangat sulit. Penurunan jumlah
penduduk yang buang air besar sembarangan ( BABS ) tidak lepas dari berbagai bentuk
dukungan Pemerintah melalui program Pamsimas dan STBM.
5. Persentase Desa STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sudah diatur dalam Permenkes RI No. 3
Tahun 2014. STBM adalah merupakan bentuk pendekatan kepada masyarakat yang
tujuannya untuk merubah perilaku higiene sanitasi melalui kegiatan pemicuan. Untuk
menjadi desa STBM, adalah harus sudah melaksanakan 5 pilar STBM denga baik, yaitu
Stop BABS, CTPS, PAMRT, pengelolaan sampah, dan pengelolaan limbah cair rumah
tangga. Tetapi dikatakan suatu desa telah melaksanakan STBM adalah desa tersebut
sudah pernah melakukan pemicuan dan sudah ada Natural Leadernya.Natural Leader
juga harus aktif membantu dan mengingatkan masyarakat tentang pentingnya BAB di
jamban sehat. Sampai tahun 2018 ini sudah ada 295 desa (100%) di Kabupaten Blora
yang sudah melaksanakan STBM.
6. Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan
Tempat –Tempat Umum (TTU) yang dibina meliputi sarana pendidikan (sekolah),
losmen / hotel, pasar dan sebagainya.Tempat – tempat umum tersebut juga bisa dinilai
kondisi sanitasinya melalui kegiatan Inspeksi Sanitasi yang dilakukan oleh petugas
kesehatan dari Puskesmas. Di tahun 2018 persentase TTU yang memenuhi syarat
kesehatan sebesar 92,1%.
7. Persentase TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat higiene sanitasi tahun
2016 sebesar 58,18%. Ditahun 2017 turun menjadi 54,93%. Kemudian di tahun 2018
turun menjadi 52,21%. Kondisi turun seperti ini diakibatkan karena tutupnya beberapa
TPM yang mungkin akibat kondisi perekonomian global yang juga tidak stabil.
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
2016 2017 2018
58.18
54.93
52.21
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 46 -
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
1. Jumlah Rumah Sakit Umum
Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Blora sebanyak 6 Unit, terdiri dari 2 unit RSU
Pemerintah yaitu RS dr. R.Soetijono Blora dan RS dr. R.Soeprapto Cepu, 3 unit RS
Swasta yaitu RS Permata, RS PKU Muhammadiyah Cepu, RS PKU Muhammadiyah
Blora dan 1 unit RS Tentara yaitu RS Berbantuan / RS Wira Husada.
2. Jumlah Puskesmas dan Jaringannya
Jumlah Puskesmas dan jaringannya di Kabupaten Blora pada tahun 2018 adalah
sebagai berikut : Puskesmas Rawat Inap 16 unit dengan jumlah Tempat Tidur sebanyak
162 Tempat Tidur, Puskesmas Non Rawat Inap 10 unit, Puskesmas Keliling 38 unit,
Puskesmas Pembantu 58 unit.
3. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan/Pengelola
Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2018 terdiri dari Rumah Sakit
Umum milik Pemerintah 2 ( dua) unit yaitu RS dr. R.Soetijono Blora dan RS dr.
R.Soeprapto Cepu, RSU milik TNI 1 (satu) unit yaitu RS Berbantuan / RS Wira Husada
PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI SWASTA
21
3
JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2015
PUSKESMASRAWAT
INAP
PUSKESMASNON
RAWATINAP
PUSKESMASKELILING
PUSKESMASPEMBANTU
10 16
3858
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 47 -
dan RSU milik Swasta 3 (tiga) unit, yaitu RS Permata, RS PKU Muhammadiyah Cepu
dan RS PKU Muhammadiyah Blora. Puskesmas dan jaringannya yaitu terdiri dari
Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas Rawat Non Rawat Inap, Puskesmas Keliling dan
Puskesmas Pembantu. Sarana Pelayanan Lain terdiri dari Rumah Bersalin, Balai
Pengobatan/Klinik, Praktik Dokter Bersama, Praktik Dokter Perorangan, Praktik
Pengobatan tradisional, bank darah rumah sakit dan unit transfusi darah. Sarana produksi
dan distribusi kefarmasian terdiri dari industru farmasi, industri obat tradisional, usaha
kecil obat tradisional, produksi alat kesehatan, pedagang besar famasi, apotek, toko obat,
dan penyalur alat kesehatan. Proporsinya dapat dilihat di tabel berikut :
4. Persentase Rumah Sakit dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level 1
Di Kabupaten Blora tahun 2018 terdapat 6 (enam) unit Rumah Sakit, dimana seluruh
rumah sakit tersebut mempunyai kemampuan pelayanan gawat darurat level l. Karena
sudah menjadi kewajiban bahwa sesuai klasifikasi rumah sakit dengan standar minimal
Rumah Sakit Tipe D diharuskan menyediakan pelayanan gawat darurat.
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 2 1 0 3 6
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 0 -
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 10 0 0 0 10
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 162 0 0 0 162
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 16 0 0 0 16
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 38 0 0 0 38
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 58 0 0 0 58
1 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 0 0 0 28 28
2 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 0 -
3 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 0 0 0 691 691
4 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 11 11
5 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 -
6 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 0 0 0 1 1
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 11 11
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 0 -
6 APOTEK 0 0 0 0 0 64 64
7 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 16 16
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 -
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 48 -
5. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
1. Posyandu
Di Kabupaten Blora strata posyandu mengalami peningkatan sejak tahun 2016 –
2018. Hal ini dapat dilihat pada tabel diatas, bahwa strata posyandu pratama tahun 2018
(10,56%) menurun dibanding tahun 2017 (17,04%) dan strata posyandu madya tahun
2018 menurun (57,83%) dibanding tahun 2017 (58,13%), strata posyandu purnama naik,
tahun 2017 (19,89%) tahun 2018 (24,13%) dan strata posyandu mandiri tahun 2017 (
4,93%) tahun 2018 naik menjadi 7,48%.
2. Poliklinik Kesehatan Desa
Perkembangan Poliklinik Kesehatan Desa sejak tahun 2016 s/d 2018 terus
berkembang, saat ini jumlahnya mencapai 203 PKD dari 295 desa/Kelurahan di
Kabupaten Blora, sementara untuk Pondok Bersalin Desa (Posbindu) di Kabupaten Blora
baru mulai berkembang sejak tahun 2016 (61 posbindu) dan meningkat menjadi 241
posbindu di tahun 2018
. Dapat dilihat pada tabel berikut :
0
20
40
60
Pratama Madya Purnama Mandiri
17.37
58.87
19.38
4.38
17.04
58.13
19.89
4.9310.56
57.83
24.13
7.48
Strata Posyandu
2016 2017 2018
0
50
100
150
200
250
2016 2017 2018
209 204 203
61
150
241
PKD POSBINDU
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 49 -
6. Desa Siaga Aktif
CAPAIAN DESA SIAGA AKTIF KAB.BLORA TAHUN 2015- 2018
Prosentase desa siaga aktif Kabupaten Blora dari tahun 2016 mengalami penurunan,
capaian tahun 2016 Strata Desa Siaga Pratama 124 ,Madya 142, Purnama 26, Mandiri 3.
Namun ditahun 2017 meningkat Strata Desa Siaga Pratama 120 , Madya 145, Purnama 26
mandiri 4. Dan tahun 2018 menurun lagi menjadi strata desa siaga Pratama 69, Madya 183,
Purnama 31 dan mandiri 12. Hal ini disebabkan karena kurang aktif kembali kegiatan FKD
dimasing-masing desa, terjadinya pergantian Kepala Desa/Kelurahan serta Pengurus FKD
pasif kegiatan di Desa.
Upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan desa siaga adalah Refresing FKD dan Bidan
desa , Penyuluhan dan pembinaan desa siaga , Pelatihan Kader desa siaga.
B. TENAGA KESEHATAN
1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (dokter, spesialis, dokter gigi) di Sarana
Kesehatan
Dalam standar Target Rasio Kebutuhan SDMK Tahun 2015 telah ditentukan bahwa
target rasio untuk dokter spesialis adalah 10 per 100.000 penduduk, target rasio untuk
dokter umum adalah 40 per 100.000 penduduk dan target rasio dokter gigi adalah 12 per
100.000 penduduk. Bila dilihat dari tabel dibawah ini jumlah dan rasio dokter spesialis,
rasio dokter umum dan rasio dokter gigi di Kabupaten Blora masih dibawah target.
0
50
100
150
200
Pratama Madya Purnama Mandiri
124142
26
3
120
145
26
4
69
183
3112
Desa Siaga
2016 2017 2018
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 50 -
Jumlah Dr.Umum, Dr.Spesialis, Dr.Gigi/Dr.Spesialis Gigi
Rasio tenaga /100.000 penduduk Dr.Umum, Dr.Spesialis, Dr.Gigi/Dr.Spesialis Gigi
2. Jumlah dan Rasio Tenaga Bidan dan Perawat di sarana Kesehatan
Tenaga Keperawatan terdiri atas Bidan, tenaga perawat dan perawat gigi. Jumlah
tenaga keperawatan di Kabupaten Blora tahun 2018 tercatat sebanyak 1532 orang.
Jumlah tenaga bidan Kabupaten Blora tahun 2018 adalah 678 orang. Rasio tenaga bidan
sebesar 74,80/100.000 penduduk. Rasio tersebut masih di bawah target nasional
100/100.000 penduduk. Jumlah tenaga perawat tahun 2018 di Kabupaten Blora 825
orang, rasio tenaga perawat 91,02/100.000 penduduk. Rasio tersebut masih di bawah
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2016 2017 2018
108 112
142
23 22 23
5466
0
Dr.Umum Dr.gigi/dr.spesialis gigi dr.spesialis
0
2
4
6
8
10
12
14
16
2016 2017 2018
12.6
11.22
15.67
2.7 2.2 2.53
6.3 6.6
8.27
Dr.Umum Dr.gigi/dr.spesialis gigi dr.spesialis
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 51 -
target Nasional 117/100.000 penduduk. Sedangkan jumlah perawat gigi 29 orang
dengan rasio 3,20/100.000 penduduk. Dapat dilihat pada tabel berikut ini :
3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan
Tenaga kefarmasian terdiri dari apoteker,S-1 Farmasi, DIII Farmasi dan Asisten
Apoteker. Jumlah tenaga Kefarmasian di Kabupaten Blora pada tahun 2018 yang
bekerja di sarana kesehatan adalah 64 orang. Rasio tenaga teknik kefarmasian adalah
4,96/100.000 penduduk, tenaga apoteker 2,10/100.000 penduduk. Rasio ini dibawah
target nasional yaitu untuk apoteker 10/100.000 penduduk dan Assisten Apoteker
30/100.000 penduduk.
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
2016 2017 2018
536
630678694
766825
28 29 29
Bidan Perawat Perawat gigi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2016 2017 2018
62.65 63.14
74.881.12
76.77
91.02
3.27 2.91 3.2
Bidan Perawat Perawat gigi
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 52 -
Rasio Tenaga Tekhnis Kefarmasian dan Apoteker
4. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di
Sarana Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten Blora tahun 2018 sebanyak 30
orang dan tenaga kesehatan lingkungan 21 orang. Rasio tenaga kesehatan masyarakat
per 100.000 penduduk tahun 2018 sebesar 3,31, rasio tersebut masih di bawah target
nasional 40/100.000 penduduk. Sedangakan rasio tenaga kesehatan lingkungan per
100.000 penduduk sebesar 2,32. Rasio tersebut masih jauh di bawah target nasional
40/100.000 penduduk. Dapat dilihat pada tabel berikut ini :
0
10
20
30
40
50
60
2016 2017 2018
5445 45
21 18 19
TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN APOTEKER
0
1
2
3
4
5
6
7
2016 2017 2018
6.31
4.51 4.96
2.451.8 2.1
TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN APOTEKER
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 53 -
5. Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan
Tenaga gizi terdiri dari Nutrisionis dan Dietisien. Jumlah tenaga gizi di Kabupaten Blora
pada tahun 2018 yang bekerja di sarana kesehatan adalah 58 orang. Rasio tenaga gizi
per 100.000 penduduk pada tahun 2018 sebesar 6,40. Angka tersebut masih dibawah
target nasional 22 per 100.000 penduduk.
0
5
10
15
20
25
30
2016 2017 2018
10
30 30
1921 21
Kesmas Kesling
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
2016 2017 2018
1.17
3.013.31
2.22 2.12.32
Kesmas Kesling
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 54 -
6. Jumlah dan rasio Teknisi Medis dan Tenaga Keterapian Fisik di sarana Kesehatan
Tenaga keterapian fisik meliputi tenaga fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara dan akupunktur. Jumlah tenaga keterapian fisik di Kabupaten Blora sejak tahun 2016 s/d tahun 2018 tenaga yang ada hanya tenaga fisioterapi. Rasio tenaga keterapian fisik pada tahun 2018 hanya 1,32 per 100.000 penduduk, hal ini masih dibawah target yang ditentukan yaitu 4 per 100.000 penduduk. Jumlah tenaga dan rasio Fisioterapis di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut :
0
20
40
60
2016 2017 2018
4058 58
Nutrisionis Dietisien
0
2
4
6
8
2016 2017 2018
4.685.81 6.4
Nutrisionis Dietisien
0
2
4
6
8
10
12
14
2016 2017 2018
1311
12
1.52 1.1 1.32
Jumlah tenaga keterapian fisik rasio tenaga keterapian fisik
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 55 -
Sedangkan untuk tenaga keteknisian medis di Kabupaten Blora tercatat tenaga yang ada adalah radiografer, radioterapies, teknisi elektromedis, analisis kesehatan, rekam medis dan informasi kesehatan. Untuk tenaga teknisi gigi pada laporan data ketenagaan, masuk pada data tenaga perawat gigi. Rasio tenaga keteknisian medis terhadap penduduk pada tahun 2018 sebesar 13,23, hal ini masih dibawah target yang sudah ditentukan yaitu 14 per 100.000 penduduk.
7. Pembiayaan Kesehatan
a. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD.
Data anggaran kesehatan di Kabupaten Blora diperoleh dari Sub Bag Keuangan
DKK Blora, RS dr. R. Soetijono Blora dan RS dr. R. Soeprapto Cepu.
Total APBD Kabupaten Blora : Rp. 2.056.656.801.692
Persentanse APBD Kesehatan terhadap APBD Kabupaten Blora : 12,41%
Adapun Persentase Anggaran Kesehatan bersumber pada :
1. APBD Kabupaten Blora : 65,89%.
2. APBD Provinsi Jawa Tengah : 0%
3. APBN : 26,59%
4.Sumber Pemerintah lain (kapitasi) : 7,52%
b. Anggaran Kesehatan per Kapita
Anggaran Kesehatan yang direkap dalam data profil ini adalah bersumber data
yang diperoleh dari Sub Bag Keuangan DKK Blora, RS dr. R. Soetijono Blora dan RS
dr. R. Soeprapto Cepu. Total Anggaran Kesehatan sebesar Rp. 387.385.964.945,-.
Adapun anggaran kesehatan per kapita sebesar Rp. 427.399,54
0
10
20
30
40
50
60
70
23
0 3 0
54
1211.68
23
2 51
52
21
12.02
22
2 50
66
3013.23
2016 2017 2018
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 56 -
TAHUN 2018
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 255.237.140.591 65,89
a. Belanja Langsung 200.614.840.591
b. Belanja Tidak Langsung 54.622.300.000
2 APBD PROVINSI - 0,00
- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi -
- Dana Tugas Pembantuan (TP) YANKES -
- Dana Tugas Pembantuan (TP) P2LP -
- Dana Tugas Pembantuan (TP) BINKESMAS -
- JPKM -
3 APBN : 103.018.637.899 26,59
- Dana Tugas Pembantuan (TP) BOK - 0,00
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 21.600.000.000 5,58
- BLUD 78.596.851.079
- Dana Dekonsentrasi - 0,00
- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota - 0,00
- DBHCHT 2.821.786.820 0,73
- APBN BIDANG BINKESMAS -
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0,00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 29.130.186.455 7,52
JKN
- Kapitasi 29.130.186.455
- Non Kapitasi
Seksi UKM (Magang Poned Puskesmas) -
387.385.964.945
2.056.656.801.692
12,41
427.399,54
Sumber: Sub Bag Prog&Keu
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
NO SUMBER BIAYA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
KABUPATEN BLORA
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 57 -
BAB VI
KESIMPULAN
A. DERAJAT KESEHATAN
a. Mortalitas / Angka Kematian
1. Angka kematian bayi tahun 2018 adalah 5,14/1.000kh, angka ini menurun dibanding tahun
2017 yaitu 14,07/1.000kh. target SPM 9,8/1000kh dan target MDGs tahun 2018 yaitu
sebesar 8,5/1000kh. Jadi sudah memenuhi target SPM dan MDGs
2. Angka Kematian Balita tahun 2018 sejumlah 15/1000kh, angka ini turun dibanding tahun
2017 yaitu 40/1000kh.Angka kematian ibu tahun 2018 sejumlah 115 / 100.000 kh, angka ini
turun dibanding tahun 2017 yaitu 126 / 100.000 kh,sedangkan target SPM 102/100.000 kh.
Penyebab Langsung Kematian ibu tahun 2018 cukup tinggi yaitu perdarahan 4 kasus,
preeklamsia atau eklamsia 1 kasus, Decom Cordis 2 kasus, Jantung Coroner 2
Kasus, DM 1 Kasus, hyperemesis grade 4 1 kasus, Sepsis 1 kasus, dan Anemia 1
Kasus.
b. Angka Kesakitan
1. Angka penemuan kasus baru BTA + di Kabupaten Blora tahun 2018 meningkat menjadi
60,79/100.000 penduduk. Angka CNR untuk semua kasus TB di Kabupaten Blora
mengalami peningkatan. Tahun 2017 CNR untuk seluruh kasus TB 120,76/100.000
penduduk, tahun 2018 meningkat menjadi 149,16/100.000 penduduk.
2. Cakupan penemuan dan penanganan penderita pneumonia balita tahun 2018 sebesar
13,35%
3. Penemuan Penderita HIV /AIDS th 2018 ada 228 kasus, HIV 158 kasus, AIDS 70 kasus.
4. Data laporan dari UTD Blora, jumlah pendonor yang diperiksa sample darahnya untuk
diskrining HIV sebanyak 10.892 pendonor dan yang positif HIV sebanyak 9 pendonor.
5. Persentase penemuan kasus penderita diare tahun 2018 ditemukan dan ditangani
sebanyak 37,3% dan sudah ditangani 100%. Kasus penderita diare masih cukup tinggi,
menandakan bahwa masyarakat masih belum malakukan CTPS ( cuci tangan pakai sabun
secara benar ), maka perlu di tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang kebersihan
lingkungan.
6. Case Detection Rate adalah Angka Penemuan kasus baru kusta diantara 100.000
penduduk di Kabupaten Blora, angka penemuan kasus baru yang dilaporkan pada tahun
2018 sejumlah 7,5/100.000 penduduk (68 kasus). Kasus baru kusta anak umur 0 – 14
tahun 0%. Angka kecacatan Tk.2 masih tinggi yaitu 1 % diantara penderita baru. Target
Provinsi Jawa Tengah adalah kurang dari 5%.
7. Prevalensi adalah jumlah seluruh kasus kusta baik baru maupun lama, hasilnya adalah
jumlah prevalensi kusta tahun 2018 di Kabupaten Blora 0,77/10.000 penduduk, target
nasional adalah kurang dari 1/ 10.000.
8. Penderita kelumpuhan AFP (Accute Flaccid Paralysis) diperkirakan 2,83 diantara 100.000
anak usia <15 tahun. Di Kabupaten Blora tahun 2018 cakupan AFP Rate sebesar 1,47.
Angka ini dibawah target dan naik dibandingkan capaian pada tahun 2016 (1,41).
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 58 -
9. Jumlah Kasus penyakit menular yang Dapat Dicegah Dengan Immunisasi (PD3I) yang
ditemukan di Kabupaten Blora selama kurun waktu 2016 s/d 2018 adalah kasus campak
klinis tahun 2017 sebanyak 144 penderita, tahun 2018 sebanyak 9 penderita.
10. Incident rate atau angka kejadian penderita DBD cukup tinggi, target nasional 2 per 100.000
penduduk, tahun 2018 ada 43,8 per 100.000 penduduk.
11. Penderita DBD Kabupaten Blora selama 3 (tiga) tahun Berturut-turut cukup tinggi. Data
komulatif yang paling tinggi penderita DBD adalah tahun 2016 mencapai angka
83,3/100.000 penduduk, target Nasional adalah < 2/100.000.
12. Tidak ditemukan Kasus filariasis di Kabupaten Blora tahun 2018.
13. Penyakit PTM tahun 2018 yang menonjol di Kabupaten Blora yaitu penyakit Hipertensi
Essensial sebesar 21.695 kasus dan DM (Diabetes Mellitus) sebesar 12.143 kasus.
14. Jumlah WUS usia 30 -50 tahun sebanyak 116.493 jiwa, yang dilakukan deteksi dini kanker
leher rahim dan payudara sejumlah 1.142 jiwa (0,98 %), sedangkan IVA positif ada 61 jiwa
(5,34 %).
15. Tahun 2018 KLB Keracunan makanan di SDN 6 Jepon jumlah penderita 9 orang ( 4 laki-laki
dan 5 perempuan) dan tidak ada yang meninggal.
B. SITUASI UPAYA KESEHATAN
a. Pelayanan Kesehatan
1. Capaian pelayanan kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2018 meliputi : 1).Cakupan K1
sudah mencapai target yaitu 100 %, 2). Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 mencapai 98,7%,
sudah melebihi target SPM 96%, 3).Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sudah
mencapai target 100%. 4). Cakupan pertolongan kebidanan yang ditangani nakes yang
memiliki kompetensi kebidanan 99.99%, sudah mencapai target SPM 96%. 5). Cakupan
pelayanan nifas 99,5%, sudah mencapai target SPM 90%. 6). Cakupan Neonatus dengan
komplikasi ditangani 100%. 7) Cakupan Kunjungan Nifas ( KF 3 ) adalah 99,5 % sudah
mencapai dari target yaitu 97 %. 8). Cakupan vitamin A merah untuk ibu nifas mencapai
99,52%. 9). cakupan immunisasi TT pada ibu hamil dan WUS yg mendapat TT-1 = 25%,
TT-2 = 31%, TT-3 = 26.2%, TT-4 = 9,1% dan TT-5 = 3,1%. 10). Cakupan ibu hamil yang
mendapat Fe : 100 % sudah memenuhi standar pelayanan minimal ( SPM ) 90 %. 11).
Cakupan penanganan komplikasi obstetri mencapai 100 % dari target yaitu 85 %. 12).
Cakupan neonatal dengan komplikasi ditangani sebesar 100%, sedangkan Neonatal risti
ditangani sebesar 100%.
2. Cakupan peserta KB di Kabupaten Blora tahun 2018 adalah sebagai berikut : 1). Cakupan
peserta KB aktif untuk jenis MKJP sebesar 19,2% dan jenis Non MKJP sebesar 80,7%. 2).
Cakupan peserta KB Baru jenis MKJP sebesar 12,5% dan jenis Non MKJP sebesar 87,5%.
3. Cakupan pelayanan kesehatan anak di Kabupaten Blora Tahun 2018 meliputi : 1).
Persentase BBLR sebesar 5,7%. 2). Cakupan Kunjungan Neonatus 99,8%. 3). Cakupan
kunjungan bayi mencapai 100%. 4). Cakupan Pelayanan Anak Balita yang mendapatkan
pelayanan 96,60%. 5) Cakupan penjaringan siswa SD dari tahun 2015 s/d tahun 2018
mengalami peningkatan, dan di tahun 2018 sudah mencapai target 100%.
4. Cakupan program gizi di Kabupaten Blora tahun 2018 meliputi : 1). Cakupan ASI Eksklusif
mencapai 68,7%. 2). Cakupan vitamin A biru pada bayi usia 6 – 11 bulan sebesar 100 %.
Cakupan vitamin A merah untuk balita 100 %. 3). Cakupan Baduta D/S yang ditimbang
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 59 -
77,9%. 4). Cakupan Balita Ditimbang 74,6 %. 5). Jumlah kasus gizi buruk 52 kasus,
seluruhnya mendapat perawatan.
5. Cakupan program imunisasi di Kabupaten Blora Tahun 2018 meliputi : 1). Pencapaian UCI
Desa mencapai 100 %. 2). Cakupan imunisasi HBO 92,91%, BCG 96,49%, DPT-HB3-Hib
99%, Polio 4 sebesar 98,5%, campak 99,2%. 3). Cakupan Immunisasi Bayi yang mendapat
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada tahun 2018 mencapai 99,2 %.
6. Cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Blora tahun 2018 adalah
meliputi : 1). Cakupan pemeriksaan gigi murid SD/MI sebanyak 58,4%. 2). Cakupan
perawatan gigi murid SD/MI yang perlu mendapatkan perawatan sebanyak 33,7%.
7. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Kabupaten Blora Tahun 2018 sebesar
65,96%, sudah mencapai target pelayanan kesehatan lansia yang sudah ditetapkan yaitu
60%.
b. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2016 yaitu :
1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2018 sebesar
609.740 jiwa (62,27%), terdiri dari peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan PBI Daerah
dan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU/Mandiri ), Jamkesda.
2. Rata-rata pemakaian tempat tidur (BOR) tahun 2018 (67,8%) menurun dibanding tahun
2017 (57,4%). Nilai yang ideal untuk suatu BOR rumah sakit yaitu 60% - 80%.
3. Frekwensi penggunaan Tempat Tidur (BTO) tahun 2018 mencapai 74,5 kali per tahun. Nilai
ideal BTO pertahun adalah 40 – 50 kali.
4. Rata-rata lama dirawat seorang pasien (ALOS) pada tahun 2018 (4,3 hari), menurun
dibanding tahun 2016 (4,1 hari). Secara umum ALOS yang ideal adalah antara 6-9 hari.
c. Perilaku Hidup Masyarakat
Cakupan rumah tangga ber PHBS tahun 2018 sebesar 78,5%. Dengan cakupan Rumah
Tangga ber PHBS tersebut menunjukan bahwa ada peningkatan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.
d. Keadaan Lingkungan
Pencapaian indikator keadaan lingkungan di Kabupaten Blora tahun 2018 meliputi : 1. Persentase Rumah Sehat
Jumlah rumah sehat yang dibina tahun 2018 dan memenuhi syarat rumah sehat 73,10%.
2. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum yang Layak
Dari jumlah penduduk Kabupaten Blora tahun 2018 sekitar 906.379 jiwa (83,35%) yang
telah mendapatkan akses air minum layak. Target yang ditetapkan 79%.
3. Persentase Penyelenggara Air minum Memenuhi Syarat Kesehatan
Untuk menjaga kwalitas air minum yang dikonsumsi masyarakat di Kabupaten Blora,
dilakukan pengawasan dan pemeriksaan sampel air minum. Tahun 2018 yang diperiksa
248 sampel dan yang memenuhi syarat sebanyak 214 (86,29%).
4. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak
Persentase penduduk yang sudah akses sanitasi yang layak dari tahun ke tahun semakin
meningkat. tahun 2018 meningkat menjadi 94.69 %. Target capaian yang ditetapkan 76%.
5. Persentase Desa STBM
Tahun 2018 ini sudah ada 295 desa (100%) di Kabupaten Blora yang sudah melaksanakan
STBM. Target kriteria desa STBM 27%.
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 60 -
6. Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan
Tahun 2018 persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 92,1%, target 79%
C. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
a. Sarana Kesehatan
1. Jumlah Rumah Sakit Umum
Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Blora sebanyak 6 Unit, terdiri dari 2 unit RSU Pemerintah
yaitu RS dr. R.Soetijono Blora dan RS dr. R.Soeprapto Cepu, 3 unit RS Swasta yaitu RS
Permata, RS PKU Muhammadiyah Cepu, RS PKU Muhammadiyah Blora dan 1 unit RS
Tentara yaitu RS Berbantuan / RS Wira Husada.
2. Jumlah Puskesmas dan Jaringannya
Jumlah Puskesmas dan jaringannya di Kabupaten Blora pada tahun 2018 adalah sebagai
berikut : Puskesmas Rawat Inap 10 unit dengan jumlah Tempat Tidur sebanyak 162 Tempat
Tidur, Puskesmas Non Rawat Inap 16 unit, Puskesmas Keliling 38 unit, Puskesmas
Pembantu 58 unit.
3. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
1). Strata posyandu mengalami peningkatan di tahun 2018. Jumlah Posyandu sebesar
1.297. Strata posyandu pratama 10,56%, strata posyandu madya 57,83%, strata posyandu
purnama 24,13% dan strata posyandu mandiri 7,48%. 2). Poliklinik Kesehatan Desa
jumlahnya mencapai 203 PKD dari 295 desa/Kelurahan di Kabupaten Blora, Pondok
Bersalin Desa (Posbindu) 150 posbindu. 3). Desa Siaga Aktif tahun 2018 strata desa siaga
Pratama 69, Madya 183, Purnama 31 dan mandiri 12.
b. Tenaga Kesehatan
1. Rasio Tenaga Medis (dokter, spesialis, dokter gigi) di Sarana Kesehatan di Kabupaten Blora
tahun 2018 meliputi dokter spesialis 8,27 per 100.000 penduduk. Dalam standar Target Rasio
Kebutuhan SDMK Tahun 2014 telah ditentukan bahwa target rasio untuk dokter spesialis
adalah 10 per 100.000 penduduk. Untuk dokter umum 15,6 per 100.000 penduduk, target
rasio untuk dokter umum 40 per 100.000 penduduk dan dokter gigi 2,53 per 100.000
penduduk, target rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk. Rasio tersebut masih dibawah
standar kebutuhan SDMK.
2. Rasio Tenaga Bidan dan Perawat di sarana Kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2018,
meliputi : Rasio tenaga bidan sebesar 74,80/100.000 penduduk. Rasio tersebut masih di
bawah target nasional 100/100.000 penduduk, rasio tenaga perawat 91,02/100.000
penduduk. Rasio tersebut masih di bawah target Nasional 117/100.000 penduduk.
Sedangkan rasio perawat gigi 3,2/100.000 penduduk.
3. Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2018 terdiri dari
Rasio tenaga teknik kefarmasian adalah 4,96/100.000 penduduk, tenaga apoteker
2,10/100.000 penduduk. Rasio ini dibawah target nasional yaitu untuk apoteker 10/100.000
penduduk dan Assisten Apoteker 30/100.000 penduduk.
4. Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di Sarana Kesehatan di
Kabupaten Blora tahun 2018 Rasio tenaga kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk
tahun 2018 sebesar 3,31, rasio tersebut masih di bawah target nasional 40/100.000
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 61 -
penduduk. Rasio tenaga kesehatan lingkungan per 100.000 penduduk sebesar 2,32. Rasio
tersebut masih jauh di bawah target nasional 40/100.000 penduduk.
5. Rasio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2018 meliputi : Rasio
tenaga gizi per 100.000 penduduk sebesar 6,40. Angka tersebut masih dibawah target
nasional 22 per 100.000 penduduk.
6. Rasio Teknisi Medis dan Tenaga Keterapian Fisik di sarana Kesehatan di Kabupaten Blora
sejak tahun 2015 s/d tahun 2018 tenaga yang ada hanya tenaga fisioterapi. Rasio tenaga
keterapian fisik pada tahun 2018 hanya 1,32 per 100.000 penduduk, hal ini masih dibawah
target yang ditentukan yaitu 4 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk Rasio tenaga
keteknisian medis terhadap penduduk sebesar 13,23, hal ini masih dibawah target yang
sudah ditentukan yaitu 14 per 100.000 penduduk.
c. Pembiayaan Kesehatan
Data anggaran kesehatan di Kabupaten Blora Tahun 2018 diperoleh dari Sub Bag Keuangan
DKK Blora, RS dr. R. Soetijono Blora dan RS dr. R. Soeprapto Cepu. Total APBD Kabupaten
Blora Rp. 2.056.656.801.692. Persentanse APBD Kesehatan terhadap APBD Kabupaten
Blora : 12,41%.
Sedangkan Anggaran Kesehatan sebesar Rp. 387.385.964.945,-. Adapun anggaran
kesehatan per kapita sebesar Rp. 427.399,54
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 62 -
Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 - 63 -