BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat dengan luas wilayah sekitar 2.523,90 Ha.
Jumlah penduduk Kota Bukittinggi tahun 2013 adalah 118.260 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk
sebesar 1,88% per tahun. Penyebaran penduduk Kota Bukittinggi paling banyak di Kecamatan Mandiangin
Koto Selayan yaitu 40,98%. Tingginya tingkat penyebaran penduduk di kecamatan ini ditandai dengan
banyaknya pembangunan perumahan baik yang dilakukan oleh perusahaan pengembang maupun
perorangan. Namun paling tinggi yaitu 6.264 jiwa per km2, diikuti Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh
sebanyak 4.139 jiwa per Km2 dan Kecamatan Mandiangin Koto Selayan sebanyak 3.916 jiwa per km2.
Peningkatan jumlah penduduk pesat ini membutuhkan dukungan sarana dan prasarana dasar, khususnya air
bersih dan sanitasi. Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang memadai merupakan suatu prasyarat
bagi kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan. Namun demikian dalam pelaksanaannya masih sering
ditemukan kendala dan permasalahan, terutama disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah :
Perencanaan sanitasi yang relatif masih parsial dan sektoral, kurang terintegrasi antar subsektor air limbah,
persampahan, dan drainase.
Koordinasi dan kinerja antar pihak-pihak yang berkepentingan dengan sanitasi masih kurang terpadu;
Tingkat kesadaran dan kepatuhan terhadap peraturan yang terkait sanitasi masih relatif rendah, dan kurang
tegasnya sanksi atas pelanggaran tersebut;
Keterbatasan anggaran dan investasi, dimana sektor sanitasi masih belum menjadi skala prioritas;
Investasi sektor swasta masih terbatas, karena masih dinilai kurang layak;
Partisipasi swasta masih relatif terbatas, karena kurangnya sosialisasi dan edukasi.
Dengan melihat pengalaman kegagalan berbagai daerah dalam mengelola pembangunan khususnya yang berkaitan
dengan lingkungan hidup, maka segenap pemangku kepentingan Kota Bukittinggi menganggap lebih penting
menyiapkan langkah-langkah preventif, terutama dalam pengelolaan sampah, air limbah, drainase, dan air bersih atau
yang dikenal dengan nama sanitasi. Hal ini mendorong Pemerintah Kota Bukittinggi untuk ikut serta dalam program
yang diprakarsai oleh pemerintah pusat untuk meningkatkan pembangunan sanitasi di Indonesia yang dilaksanakan
secara sistematis, terencana, terpadu, terintegrasi, dan berkelanjutan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 2
Saat ini akses sanitasi penduduk di Indonesia masih sangat rendah. Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di
Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi, perencanaan yang tidak terpadu, salah sasaran,
tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih
dan sehat. Pembangunan di bidang sanitasi belum menjadi prioritas utama, pemerintah lebih mengutamakan
penanganan yang berorientasi pada fisik secara langsung, seperti memperbaiki jalan, jembatan, membangun gedung,
dan sebagainya. Oleh karenanya perlu adanya upaya terobosan untuk mengejar ketertinggalan dalam pembangunan
sanitasi dan perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan.
Berdasar pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bukittinggi tahun 2010-2030, rencana
pembangunan daerah fokus pada visi pembangunan Kota Bukittinggi yaitu “Terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui pemanfaatan potensi daerah yang dijiwai oleh agama dan adat, syarak mangato adaik mamakai”. Salah satu
misi yang terdapat pada RPJMD Kota Bukittinggi turunan dari visi tersebut adalah “Masyarakat Bukittinggi
cerdas, sehat dan berekonomi mapan dengan dilandasi nilai-nilai agama dan adat”.
Dalam mewujudkan misi tersebut pemerintah Kota Bukittinggi membuat Tiga misi pembangunan yang tertuang di
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bukittinggi Tahun 2010 – 2030. Adapun misi pembangunan yang
sangat erat dengan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota yaitu “Mengembangkan kerjasama pada peningkatan
pelayanan”
Penyediaan pelayanan kesehatan dan sarana prasarana yang memadai,kebijakan dan sistem kesehatan masyarakat
yang berkualitas serta didukung oleh partisipasi masyarakat, sangat diperlukan untuk mewujudkan Kota Bukittinggi
dalam pencapaian pelayanan dalam berbagai sektor.
Sesuai dengan visi tersebut Pemerintah Kota Bukittinggi sejak tahun 2011 turut serta dalam Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman Perkotaan (PPSP).Program tersebut merupakan program bersama lintas sektor
dan lintas SKPD yang tercakup dalam Tim Kelompok Kerja Sanitasi (Pokja Sanitasi) Kota Bukittinggi. Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Perkotaan (PPSP) di Kota Bukittinggi telah menghasilkan
dokumen-dokumen yang mendukung terwujudnya tingkat pelayanan yang memadai yang di butuhkan Kota
Bukittinggi.
Kemajuan pembangunan Kota BUkittinggi sebagai kota pariwisata, kota pendidikan dan kota pelayanan jasa
berpengaruh pada kondisi sanitasi yang ada saat ini. Karena itu dokumen-dokumen sanitasi yang memuat
informasi beserta strategi sanitasi yang sudah ada perlu di revisi sesuai kondisi serta permasalahan sanitasi di
Kota Bukittinggi saat ini. Untuk itu dibutuhkan studi baru yang bertujuan untuk peningkatan kualitas dokumen dalam
rangka mengatasi permasalahan sanitasi yang ada. Maka dari itu diperlukan review dokumen Strategi Sanitasi Kota
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 3
Bukittnggi supaya rencana dan strategi pengembangan sanitasi di Kota Bukittinggi dapat disesuaikan dengan situasi
permasalahan sanitasi yang ada saat ini.
Pada tahun 2015 ini Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota Bukittinggi melakukan Pemutakhiran dokumen Strategi
Sanitasi Kota (SSK) untuk mendukung percepatan implementasi program dan kegiatan sanitasi dikarenakan :
Umur dokumen SSK Kota Bukittinggi telah melampaui masa berlaku 5 tahun.
Guna peningkatan kualitas dokumen sanitasi Kota Bukittinggi
Perlu percepatan implementasi untuk pencapaian target Universal Access 2019.
Perubahan RPJMD
Prioritas pada Pusat Kegiatan Nasional dan Wilayah
Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota ini disusun berdasarkan empat karakteristik utama kaidah penyusunan,
yaitu: 1) Berdasarkan data aktual. 2) Berskala kota. 3) Disusun sendiri oleh kota. 4) Menggabungkan pendekatan
bottom-up dan top-down. Dokumen Pemutahiran Strategi Sanitasi Kota merupakan penggabungan tiga (3) dokumen
(BPS, SSK, dan MPS) dalam satu SSK dan disusun dalam waktu satu tahun. Proses penyusunan Dokumen
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota Bukittinggi dilakukan berdasarkan lima (5) proses yaitu :
1. Internalisasi dan penyamaan persepsi
2. Pemetaan kondisi dan kemajuan pembangunan sanitasi
3. Skenario pembangunan sanitasi
4. Konsolidasi penganggaran dan pemasaran sanitasi
5. Finalisasi
Dokumen pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota Bukittinggi berisi tentang pemetaan sanitasi skala Kota, kerangka
pengembangan dan pentahapan pembangunan sanitasi dan strategi, serta kebutuhan program/kegiatan
pembangunan sanitasi di Kota Bukittinggi hingga 5 (lima) tahun kedepan. Pemutakhiran SSK merupakan pemantapan
dari perencanaan SSK yang telah lewat masa perencanaanya untuk menjaga keberlanjutan perencanaan sanitasi dan
mengakomodasikan pencapaian target universal access.
Dokumen Pemutakhiran SSK Kota Bukittinggi 2016-2020 disusun dengan merujuk pada dokumen SSK yang sudah
ada dan lebih difokuskan pada upaya untuk mengimplementasikan program dan kegiatan jangka menengah
dalam upaya mencapai universal access. Untuk memastikan dokumen Pemutakhiran SSK dapat diimplementasikan
maka dalam proses penyusunannya disinkronkan dengan dokumen-dokumen perencanaan yang ada di Kota
Bukittinggi. Berikut ini merupakan posisi dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) terhadap dokumen lain maupun
dokumen perencanaan pemerintah lainnya pada
gambar 1.1.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 4
Gambar 1.1 Kedudukan Dokumen Pemutakhiran SSK dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Berdasarkan gambar 1.1. diatas dapat dilihat bahwa dokumen SSK tidak lepas dari Dokumen rencana lain seperti
RTRW, Renstra SKPD, Renja SKPD, RPJMD, RPIJM, RPJP, RKPD. Untuk Kota Bukittinggi, acuan yang digunakan
antara lain RTRW, RPI2JM, RPJMD, Renja SKPD, serta Renstra SKPD. Selain itu dokumen pemutahiran SSK
merupakan proses perencanaan penganggaran program dan kegiatan melalui internalisasi dan eksternalisasi yang
kemudian di kuatkan dengan komitmen dari Walikota Bukittingg,i Gubernur Sumatera Barat dan dari Pusat melalui
Satker terkait dengan program sanitasi.
1.2. Metodologi penyusunan
Dokumen Pemutakhiran SSK Kota Bukittinggi disusun oleh Pokja Sanitasi berdasarkan tamplate penyusunan
pemutakhiran Strategi Sanitasi. Penyusunan dilakukan secara partisipatif dan terintegrasi melalui berbagai diskusi
secara rutin, lokakarya dan pembekalan baik yang dilakukan oleh Tim Pokja sendiri maupun dengan dukungan
fasilitasi Fasilitator Kota (CF) dan Fasilitator Provinsi (PF). Dalam penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK terdapat
5 (lima) proses utama yang harus dilaksanakan. Proses kegiatan penyusunan dokumen Pemutakhiran Strategi
Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut:
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 5
Gambar 1.2. Proses Penyusunan Dokumen Pemutakhiran SSK
Dengan Proses Percepatan Implementasi yang dilihat seperti gambar 1.3. berikut ini :
Gambar 1.3 Proses Percepatan Implementasi Dokumen Pemutakhiran SSK
Dari gambar 1.3 diatas dokumen Pemutakhiran SSK pada dasarnya adalah dokumen 3 in 1 yang terdiri atas
pemutakhiran dokumen BPS, SSK dan MPS terdahulu (telah disusun sebelumnya dengan bantuan Instrumen (MS
Excel) dapat mempercepat proses baik dalam analisa penentuan zona dan system sanitasi sampai perencanaan
sanitasi. Proses pemutakhiran SSK (dokumen 3in1) yang dimaksud terdiri dari langkah langkah yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
A. Pada Proses Pemutakhiran BPS (Kondisi sanitasi Kota saat ini)
1. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang dilakukan yaitu menggunakan berbagai teknik antara lain :
a. Desk Study (kajian literatur, data sekunder) data-data yang yang dibutuhakan adalah:
literature terdahulu (Laporan studi EHRA 2011, BPS, SSK 2011 dan MPS 2012), dokumen perencananan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 6
Kota (RTRW, , RPJMD, RPI2JM, data air limbah, data persampahan dan data drainase Renstra SKPD
terkait, Renja SKPD terkait), Kecamatan dalam angka dan KDA 5 tahun terakhir, laporan realisasi
APBD Kota Bukittinggi 5 tahun terakhir, data Rispam dan lain-lain.
b. Field Research (observasi, wawancara responden) FGD (Focus Group Discussion) untuk data primer
(kegiatan studi EHRA dan kajian-kajia) Kajian-kajian yang dilakukan adalah :
Kajian peran swasta dalam penyediaan layanan sanitasi Kajian peran swasta dalam
penyediaan layanan sanitasi (Sanitation Supply Assessment) merupakan sebuah studi yang
digunakan untuk mengetahui dengan jelas peta dan potensi penyedia layanan sanitasi yang ada
di Kota
Konsolidasi data kelembagaan terkait sanitasi Langkah ini digunakan untuk mendapatkan
gambaran atau peta kondisi kelembagaan sanitasi di Kabupaten/Kota. Pemetaan ini membantu
Kabupaten/Kota menilai kekuatan, kelemahan, potensi pengembangan, dan kebutuhan
penguatan kelembagaan dan kebijakan guna menghasilkan suatu kerangka layanan sanitasi
yang memihak masyarakat miskin, efektif, terkoordinasi dan berkelanjutan
Pemetaan keuangan dan perekonomian daerah Peta keuangan dan perekonomian daerah
menggambarkan kekuatan keuangan dan perekonomian daerah dalam mendukung
pendanaan pembangunan sanitasi di masa depan, kecenderungan dalam pembiayaan.
pembangunan, dan prioritas anggaran selama 5 tahun. Informasi ini diperlukan sebagai salah
satu dasar utama penyusunan strategi terkait aspek keuangan.
Kajian komunikasi dan media
Kajian komunikasi dan media diperlukan untuk menyusun strategi kampanye dan
komunikasi Kabupaten/Kota. Kegiatan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana advokasi
program pembangunan sanitasi di Kabupaten/Kota untuk pemangku kepentingan
(stakeholder) kunci.
Kajian peran swasta masyarakat
Kajian ini adalah sebuah penilaian kebutuhan masyarakat tentang sanitasi yang dilakukan
secara partisipatif. Selain dapat memberikan input kepada Strategi Sanitasi
Kabupaten/Kota, kajian untuk juga bermanfaat untuk, (i) meningkatkan kesadaran
masyarakat, laki-laki dan perempuan, serta pemerintah tentang kondisi dan permasalahan
sanitasi, (ii) mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, laki-laki dan perempuan, kaya dan
miskin, yang disertai dengan kemauan untuk berkontribusi dalam pelaksanaan program
sanitasi, dan (iii) mengidentifikasi kelurahan
Kajian sanitasi sekolah
Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi sarana sanitasi dan perilaku hidup
bersih dan sehat sekolah di fasilitas pendidikan dasar (SD/MI).
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 7
2. Analisis Data
Analisa data dilakukan setelah data-data baik data sekunder maupun data primer terkumpul dimana data primer
disusun dalam bentuk resume ringkasan eksekutif masing-masing baik hasil studi EHRA dan kajian-kajian.
Melakukan Analisa data dengan menggunanakn instrument profil sanitasi dengan terlebih dahulu memasukan
data umum dan selanjutnya data-data sekunder meliputi:
Nama kelurahan dan kecamatan se Kota Bukittinggi
Informasi umum Kota
Data air bersih
Data air limbah
Data persampahan
Data drainase
Kemudian memasukan data analisa hasil studi EHRA untuk Index Resiko Sanitasinya (IRS) dan
mengisikan Skor Persepsi SKPD dari pokja sanitasi terkait. Dan selanjutnya melakukan pembobotan EXPOSURE (%)
yaitu pembobotan baik untuk data sekunder, primer (IRS EHRA) dan persepsi SKPD di sector air limbah,
persampahan dan drainse dan pembobotan IMPACT (%) yaitu pemboboptan untuk jumlah penduduk, kepadatan
penduduk, angka kemiskinan dan fungsi urban rural dari hasil kesepakat pokja maka diperoleh skor resiko sanitasi
dan akan dilakukan penyesuaian oleh pokja jika diperlukan. Hasil akhir instrument profil sanitasi adalah zona dan
system sanitasi baik sector air limbah persampahan dan drainase dan muncul data input planning tool yang akan
dipake pada instrument perencanaan selanjutnya baik air limbah, persampahan dan drainase.
B. Pada Proses Pemutakhiran SSK
1. Menuliskan dan menggambarkan diagram aliran system sanitasi Kota Bukittinggi dalam DSS (diagram
System Sanitasi) baik air limbah, persampahan dan drainse berdasarkan alirannya (mulai dari user
interface sampai pada daur ulang/ pengolahan akhir), yang selanjutnya membandingkan
dengan sytem ideal seharusnya yang layak untuk lingkungan dimanakah ada permasalahan
sanitasi berdasarakan DSS tersebut.
2. Menyusun Kerangka kerja logis (KKL) sanitasi baik air limbah, persampahan dan drainase, dimana
KKL terdiri atas 8 kolom diantaranya: permasalahan mendesak sanitasi, Isu-isu strategis sanitasi,
tujuan yang ingin dicapai yang dikaitkan dengan visi, misi sanitasi (dimana visi misi tersebut harus
sejalan dengan visi misi kota yang tercantum dalam RPJMD kota), sasaran (hasil yang diharapkan dari
suatu tujuan yang SMART) , indicator (capaian Sasaran pembangunan sanitasi yang telah disepakati),
Strategi (dari hasil dari SWOT berdasarkan isu-isu strategis), dan terakhir adalah Indikasi program dan
kegiatan. Dimana prosesnya dapat disampaikan dengan langkah-langkah berikut:
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 8
Dari hasil permasalahan yang ditemukan dalam DDS masukan dalam kolom permasalahan
mendesak KKL
Mengumpulkan isu-isu strategis sanitasi yang ada saat ini membuat scoring berdasarkan analisa
SWOT, dari kesepakatan pokja hasil skor tertinggi dalam analisa swot masukan isi-isu stratengis
dalam kolom KKL
Menyusun visi misi sanitasi yang sejalan dengan visi-misi Kota yang tercantum pada dokumen
perencanaan RPJMD, kemudian menyepakti tujuan sanitasi yang diharapkan baik air limbah,
persampahan dan drainase, yang mana tujuan berdasarkan tarjet RPJMN 2015-2019 (universal acces).
selanjutnya memasukan tujuan sanitasi dalam kolom KKL
Pada Kolom sasaran menuliskan hasil yang diharapkan dari suatu tujuan. Dengan memformulasikan
sasaran secara spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan dan berjangka waktu (SMART).
Selanjutnya Menulikan indikator capaian Sasaran pembangunan sanitasi yang telah disepakati pokja
sanitasi
Selanjutnya pada kolom strategi berdasarkan analisa SWOT hasil scoring pembobotan pada hasil nilai
pengurangan kekuatan kelehan pada kemampuan internal Kota (Sumbu X) serta hasil nilai
pengurangan peluang dan ancaman pada eksternal (sumbu Y) maka akan dihasil posisioning sanitasi
yang bergunaa untuk menentukan strategi sanitasi
Dan terakhir menuliskan indikasi program dan kegiatan utama sanitasi yang diharapkan dapat
mengatasi permasalahan sanitasi untum mencapai tujuan yang diharapkan. Dimana program
kegiatan yang disusun ini harus selaras dengan hasil dari Instrumen Perencanaan baik air limbah,
persampahan dan drainase. (Instrumen Perencanaan sebagai control program kegiatan yang dihasilkan
dalam KKL)
3. Memasukan hasil indikasi program dan kegiatan dari hasil KKL dan yang sudah selaras dengan hasil
dalam Instrumen Perencanaan sanitasi baik air limbah, persampahan dan drainase ke dalam tabel program
kegiatan dan pendanaan.
C. Pada Proses Pemutakhiran MPS
Setelah proses pada pemutakhiran BPS (gambaran kondisi sanitasi saat ini) dan SSK, tahapan selanjutnya
adalah pada pemutkhiran MPS (dokumen yang telah tersusun sebelumnya). Dimana dokumen Memorandum
Program Sanitasi merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait
pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik sinkronisasi dan koordinasi pada
tingkat kota, Provinsi maupun Kementerian / Lembaga untuk periode Jangka Menengah. Dari sisi
penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan komitmen pendanaan untuk implementasinya,
baik komitmen alokasi penganggaran pada tingkat Kota, Provinsi, Pusat maupun dari sumber pendanaan
lainnya. Untuk sumber penganggaran dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen dalam dokumen ini akan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 9
menjadi acuan dalam tindak lanjut melalui proses penganggaran formal tahunan. Beberapa pokok utama
yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain :
Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama antara kemampuan APBD Pemda
dan pendanaan Pemerintah Pusat maupun partisipasi dari sektor pendana lain yang peduli
sanitasi.
Program dan Anggaran untuk 5 tahun ke depan sudah diketahui, sehingga perencanaan
lebih optimal dan matang.
Memorandum program investasi Kota merupakan rekapitulasi dari semua dokumen
perencanaan sanitasi dan telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan Kota dari aspek
teknis, biaya dan waktu.
Memorandum program investasi ilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan
melalui persetujuan dan tanda tangan dari Walikota selaku kepala daerah.
Program investasi sektor Sanitasi telah disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan
kota untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan kota
Proses penyusunan rencana program investasi telah ditekankan aspek keterpaduan
antara pengembangan wilayah/ kawasan dengan pengembangan sektor bidang yang terkait
kesanitasian, yang mencakup: Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi
Program berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan yang paling sesuai dalam
rangka menjawab tantangan pembangunan.
Begitupun untuk Proses pemutakiran MPS adalah sama dengan MPS sebelumnya, yang
mana hasil akhir dalam kegiatannya adalah kesepakatan pendanaan program kegiatan sanitasi baik
pendanaan indikasi dari pemerintah, Swasta (sumber-sumber pendanaan potensial) dan
masyarakat. Pada indikasi pendanaan pemerintah melakukan pembahasan pada SKPD
Terkait, dengan berbekal dari program kegiatan yang telah tersusun dari hasil KKL yang sudah
selaras dengan instrumen perencanaa dan dimasukkan dalam tabel program kegiatan dan
pendanaan sanitasi, selanjutnya pokja melakukan kegiatan sinkronisasi konsolidasi pendanaan
dengan melakukan kegiatan antara lain:
2. Internalisasi adalah kegiatan konsolidasi dan sinkronisasi program kegiatan dan pendanaa di tingkat kota.
3. eksternalisasi adalah kegiatan konsolidasi dan sinkronisasi program kegiatan dan pendanaa di tingkat
provinsi dan pusat melalui kegiatan Lokakarya. Untuk proses kegiatan konsolidasi dan sinkronisasi program
kegiatan dan pendanaan dalm pemutakhiran SSK dapat dilihat dalam gambar 1.4
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 10
Gambar 1.4 Proses Konsolidasi dan sinkronisasi program kegiatan dan
pendanaan dalam dokumen Pemutakhiran SSK.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 11
1.3 Dasar hukum
Kegiatan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Kota Bukittinggi didasarkan pada
aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi :
A. Undang-Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar
Pemerintah Pusat dan Daerah.
8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM)
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025.
11. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
12. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
13. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
14. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
15. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
16. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
17. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 185 tahun 2015 tentang percepatan pembangunan sanitasi dan
air minum.
B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 12
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
C. Peraturan Presiden Republik Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009
D. Keputusan Presiden Republik Indonesia
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan.
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya
Air
E. Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali
Bersih.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan
atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air
Limbah Domestik.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman
Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
F. Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan.
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga,
Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area
Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah.
3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur Resapan.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 13
4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran Dalam
Penyediaan Air Bersih.
5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik Skala
Lingkungan.
6. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air
Sistem Berpindah – pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik.
7. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase
Perkotaan.
8. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem Penyediaan Air
Bersih Komersil Untuk Permukiman.
9. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian Dan
Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus.
10. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi.
11. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK.
G. Peraturan Kota Bukittinggi
1. Peraturan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 03 tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun 2012
2. Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 03 tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kota Bukittinggi Tahun 2012
3. Keputusan Kepala Bappeda Kota Bukittinggi Nomor 188.45.13/selre/002/2015 tanggal 8 Januari 2015
tentang penunjukan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Bukittinggi tagun 2015.
4. DPA kegiatan nomor : 1.06.1.06.01.18.01 tentang kegiatan pemutahiran strategi sanitasi Kota Bukittinggi.
1.4 Sistematika penulisan
Dokumen Pemutakhiran SSK Kota Bukittinggi berisikan muatan substansi sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Pada bagian ini diuraikan : latar belakang, metodologi penyusunan, dasar hukum, serta sistematika
penulisan
Proses : Internalisasi dan penyamaan persepsi
Output : Terciptanya kesamaan persepsi anggota Pokja terkait pemutahiran SSK dan kesepakatan atas
rencana kerja
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 14
Bab II Profil Sanitasi Kota Bukittinggi Saat Ini
Pada bagian ini diuraikan : Menguraikan gambaran umum wilayah, kemajuan pelaksanaan SSK, profil
sanitasi saat ini serta area beresiko dan permasalahan mendesak sanitasi di Kota Bukittinggi.
Proses : Pemetaan kondisi dan kemajuan pembangunan sanitasi
Output :
Kesamaan wilayah kajian serta profil wilayah Kota Bukittinggi
Hasil study EHRA dan kajiannya
Tergambarnya profil sanitasi Kota Bukittinggi
Teridentifikasinya permasalahan sanitasi air limbah, sampah dan drainase
Ditetapkannya area beresiko sanitasi
Instrumen :
DSS
KKL (Kerangka Kerja Logis)
Instrumen profil sanitasi
Bab III Kerangka Pengembangan sanitasi
Pada bagian ini diuraikan : Visi dan misi sanitasi, pentahapan pengembangan sanitasi, yang terdiri dari
tahapan pengembangan sanitasi, tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi dan skenario pencapaian
sasaran. Selanjutnya menguraikan tentang kemampuan pendanaan sanitasi Kota Bukittinggi.
Proses : Skenario pembangunan sanitasi
Output :
Ditetapkannya visi misi sanitasi
Ditetapkannya zona dan sistem sanitasi
Ditetapkannya tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi
Instrumen :
Instrumen profil sanitasi
KKL (Kerangka Kerja Logis)
Bab IV Strategi Pengembangan Sanitasi
Pada bagian ini diuraikan : tentang air limbah domestik, pengelolaan persampahan dan drainase
perkotaan Kota Bukittinggi.
Proses : Skenario pembangunan sanitasi
Output : Dirumuskannya strategi pengembangan sanitasi
Instrumen :
SWOT
KKL
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 15
Bab V Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Sanitasi
Pada bagian ini diuraikan : ringkasan, kebutuhan biaya pengembangan sanitasi dengan sumber
pendanaan pemerintah, kebutuhan biaya pengembangan sanitasi dengan sumber pendanaan non
pemerintah serta antisipasi funding gap.
Proses :
Skenario pembangunan sanitasi
Konsolidasi penganggaran dan pemasaran sanitasi
Finalisasi
Output :
Dihasilkannya daftar program kegiatan pembangunan sanitasi
Pendanaan indikatif dari APBD dan non-APBD di Kota Bukittinggi
Terlaksananya pembahasan untuk pembangunan sanitasi
Instrumen :
Instrumen perencanaan
KKL
Bab VI Monitoring dan Evalusi
Proses : Skenario pembangunan sanitasi
Output : Dirumuskannya strategi untuk monev SSK
Lampiran
Lampiran 1 Hasil Kajian aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Beresiko
Pada lampiran ini berisikan : struktur organisasi daerah dan keuangan daerah, lembar kerja
analisis area beresiko menggunakan instrumen profil sanitasi dan ringkasan eksekutif hasil
studi EHRA dan kajiannya yang terdiri dari : ringkasan eksekutif studi EHRA, ringkasan
eksekutif kajian peran serta swasta dalam penyediaan layanan sanitasi, ringkasan eksekutif
kajian kelembagaan dan kebijakan, ringkasan eksekutif kajian komunikasi dan media,
ringkasan eksekutif kajian peran serta masyarakat dan ringkasan eksekutif kajian sanitasi
sekolah. Selanjutnya peta rencana pengembangan berdasarkan masterplan.
Lampiran 2 Hasil Analisis SWOT
Lampiran 3 Tabel Kerangka Kerja Logis
Lampiran 4 Hasil Pembahasan Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan
Lampiran 5 Deskripsi Program/Kegiatan
Lampiran 6 Daftar Perusahaan Penyelenggara CSR yang Potensial
Lampiran 7 Kesiapan Implementasi
Lampiran 8 Rencana Kerja Tahunan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 1
BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI
2.1. Gambaran Wilayah Kota Bukittinggi
a. Wilayah Administrasi
Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota wisata yang paling diminati di Sumatera Barat, bahkan
ada yang menggambarkan sebagai “Paris Van Sumatera”, dikelilingi gunung merapi, gunung
singgalang dan rangkaian bukit barisan. Secara administrasi Kota Bukittinggi memiliki luas wilayah ±
25,239 Km2 (2.523,90 ha) atau sekitar 0,06 % dari luas Provinsi Sumatera Barat dengan batas:
Sebelah Utara dengan Nagari Gadut dan Kapau Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam.
Sebelah Selatan dengan Taluak IV Suku Kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam.
Sebelah Timur dengan Nagari Tanjung Alam, Ampang Gadang Kecamatan IV Angkat Kabupaten
Agam.
Sebelah Barat dengan Nagari Sianok, Guguk dan Koto Gadang Kecamatan IV Koto Kabupaten
Agam.
Kota Bukittinggi terbagi menjadi 3 (tiga) kecamatan dan meliputi 24 kelurahan, yaitu:
1. Kecamatan Guguk Panjang dengan luas areal 6,831 km2 (683,10 ha) atau 27,06 % dari total luas
Kota Bukittinggi yang meliputi 7 kelurahan.
2. Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dengan luas areal 12,156 km2 (1.215,60 ha) atau 48 %
dari total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 9 kelurahan.
3. Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh dengan luas areal 6,252 km2 (625,20 ha) atau 24,77% dari
total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 8 kelurahan.
Untuk lebih jelasnya luas wilayah kota Bukittinggi per kelurahan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel
2.1 dan peta administrasi Kota Bukittinggi dapat dilihat pada berikut :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 2
Tabel 2.1
Nama dan Luas Wilayah Kota Bukittinggi Per Kelurahan Tahun 2013
Luas Wilayah
No Kelurahan Administrasi Terbangun
Ha % thd total administrasi
Ha % thd luas administrasi
Guguk Panjang 683.1 27.07 113,61 4,50
1 Bukit Cangang K. Ramang 47 1.86 8,03 0,32
2 Tarok Dipo 148 5.86 38,96 1,54
3 Pakan Kurai 87 3.45 21,11 0,84
4 Aur Tajungkang T. Sawah 69 2.73 11,00 0,44
5 Benteng Pasar Atas 56 2.22 7,99 0,32
6 Kayu Kubu 91 3.61 12,46 0,49
7 Bukit Apit Puhun 185.1 7.33 14,05 0,56
Mandiangin Koto Selayan 1215.6 48.16 138,50 5,49
1 Pulai Anak Air 88.2 3.49 22,29 0,88
2 Koto Selayan 73 2.89 2,82 0,11
3 Garegeh 65 2.58 10,55 0,42
4 Manggis Ganting 65.1 2.58 13,18 0,52
5 Campago Ipuh 139.3 5.52 19,01 0,75
6 Puhun Tembok 71 2.81 11,67 0,46
7 Puhun Pintu Kabun 361 14.30 25,24 1,00
8 Kubu Gulai Bancah 181 7.17 18,66 0,74
9 Campago Guguk Bulek 172 6.81 22,29 0,88
Aur Birugo Tigo Baleh 625.2 24.77 224.39 35.89
1 Belakang Balok 50.4 2.00 32.17 63.83
2 Sapiran 25.7 1.02 20.86 81.17
3 Birugo 94 3.72 43.55 46.33
4 Aur Kuning 90 3.57 35.85 39.83
5 Pakan Labuah 118 4.68 32.41 27.47
6 Kubu Tanjung 91.1 3.61 14 15.37
7 Ladang Cakiah 74 2.93 18.36 24.81
8 Parit Antang 82 3.25 27.19 33.16
TOTAL 2523.9 100.00 960,2 42.16
Sumber : Bukittinggi Dalam Angka tahun 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 3
Peta 2.1
Administrasi Kota Bukittinggi
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 4
b. Geografis
kota dengan landmark jam gadang ini secara geografis terletak di bagian tengah provinsi sumatera
barat dan di tengah-tengah kabupaten agam, pada koordinat 100°20' - 100°25' Bujur Timur dan
antara 00°16' - 00° 20' Lintang Selatan.
Jarak Kota bukittinggi ke ibukota provinsi (Kota Padang) adalah 90 Km dengan waktu tempuh lebih
kurang 2 jam. Selain Kota Padang, Kota Bukittinggi juga memiliki akses langsung ke beberapa
kawasan perkotaan di Sumatera Barat seperti Kota Payakumbuh (arah Pekanbaru), Lubuk Sikaping
(arah Medan), Kota Padang Panjang dan Kota Batusangkar (arah Jambi) dan Kota Solok (arah
Jambi/Bengkulu).
c. Klimatologi
Kota Bukittinggi dan sekitarnya secara umum termasuk dalam iklim tropis basah dengan kelembaban
minimum 82,0% dan maksimum 90,8%, suhu udara minimum 16,10 C dan maksimum mencapai 24,90
C dan tekanan udara berkisar antara 22-250C.
d. Topografi
Kota Bukittinggi terletak pada ketinggian antara 756 – 960 meter di atas permukaan laut. Kemiringan
lahan atau lereng wilayah Kota Bukittinggi sangat bervariasi, klasifikasi topografi dapat di bagi menjadi
topografi yang relatif datar, berbukit-bukit, dan terjal. Wilayah yang terjal berada di Kawasan Ngarai
Sianok (15,38%), sementara daerah perbukitan (9,64%) berada di sekitar ngarai, kawasan gulai
Bancah, Campago Ipuh, Campago Guguk Bulek, Benteng Pasar Atas serta Kubu Tanjung. Lahan
yang memiliki kemiringan relatif datar (74,98 %) Terdapat sebagian besar di Kecamatan Aur
BirugoTigo Baleh bagian barat, Kecamatan Guguk Panjang bagian barat dan Kecamatan Mandiangin
Koto Selayan bagian Tengah dan Timur.
e. Hidrologi
Tipologi hidrologi wilayah Bukittinggi merupakan tipologi wilayah aliran pada dataran tinggi. Mayoritas
merupakngan pola dan daerah hulu sungai (up stream) dengan pola dendritik, aliran air yang relatif
deras. Selain itu kondisi kelerengan Kota Bukittinggi yang banyak membentuk aliran-aliran air (raven)
menyebabkan banyak terjadi penyusupan air melalui aliran bawah tanah. Kota Bukittinggi dialiri sungai
kecil yaitu batang Tambuo di sebelah timur dengan lebar 5-7 m dan batang sianok dengan lebar 12-15
m serta batang agam di wilayah kota dengan lebar 5-7 m. Sepanjang perbatasan sebelah barat Kota
Bukittinggi dengan Kabupaten Agam membentang ngarai yang disebut dengan Ngarai Sianok,
dibawahnya mengalir sungai batang sianok.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 5
f. Kependudukan
Mayoritas penduduk Kota Bukittinggi adalah pemeluk agama islam yang taat dan pemegang adat yang
kuat. Karakter masyarakat yang mandiri, dinamis, kritis dan unggul dalam mengembangkan
kewirausahaan. Kaidah-kaidah agama dan adat terpadu secara serasi di dalam tata kehidupan.
Sampai saat ini Bukittinggi telah menjadi kawasan urban namun secara budaya masyarakat masih
memegang teguh adat istiadat yang dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari dimana prinsip utama
masyarakat Minangkabau “Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” sangat menonjol. Kaitan
budaya dan agama dapat juga dilihat dari ungkapan “Syarak Mangato Adaik Mamakai”. Hal tersebut
terlihat dari banyak dan semaraknya kegiatan yang berbau keagamaan dan sudah mengentak dalam
bentuk kegiatan budaya seperti khatam Qur’an dan perayaan hari besar islam. Saat ini dengan adanya
gerakan kembali ke nagari maka kehidupan sosial budaya masyarakat yang berlandaskan agama
akan semakin menguat.
Jumlah penduduk Kota Bukittinggi tahun 2013 adalah 118.260 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk sebesar 0,33% per tahun. Penyebaran penduduk Kota Bukittinggi paling banyak di
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan yaitu 40,98%. Tingginya tingkat penyebaran penduduk di
kecamatan ini ditandai dengan banyaknya pembangunan perumahan baik yang dilakukan oleh
perusahaan pengembang maupun perorangan. Namun paling tinggi yaitu 6.264 jiwa per km2, diikuti
Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh sebanyak 4.139 jiwa per Km2 dan Kecamatan Mandiangin Koto
Selayan sebanyak 3.916 jiwa per km2.
Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk dan jumlah kepala keluarga di Kota Bukittinggi dari tahun 2013
sampai tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 6
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga Kota Bukittinggi Tahun 2013-2017
Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk (orang)
Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total
Tahun Tahun Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Guguak Panjang 45.235 46.214 47.214 48.236 49.279 - - - - - 45.235 46.214 47.214 48.236 49.279
Mandiangin Koto Selayan
50.619 51.893 53.199 54.539 55.912 - - - - - 50.619 51.893 53.199 54.539 55.912
Aur Birugo Tigo Baleh
27.828 28.855 29.920 31.024 32.168 - - - - - 27.828 28.855 29.920 31.024 32.168
Sumber : Bukittinggi Dalam Angka Tahun 2015 dan hasil analisa
Tabel 2.3
Jumlah Kepala Keluarga Kota Bukittinggi Tahun 2013-2017
Nama Kecamatan
Jumlah KK
Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total
Tahun Tahun Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Guguak Panjang 9.047 9.243 9.443 9.647 9.856 - - - - - 9.047 9.243 9.443 9.647 9.856
Mandiangin Koto Selayan
10.124 10.379 10.640 10.908 11.182 - - - - - 10.124 10.379 10.640 10.908 11.182
Aur Birugo Tigo Baleh
5.566 5.771 5.984 6.205 6.434 - - - - - 5.566 5.771 5.984 6.205 6.434
Sumber : Bukittinggi Dalam Angka Tahun 2015 dan hasil analisa
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 7
Tabel 2.4
Tingkat Pertumbuhan dan Kepadatan Kota Bukittinggi Tahun 2013-2017
Nama Kecamatan
Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (orang/Ha)
Tahun Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Guguak Panjang 1,03 1.03 1,03 1.03 1,03 383 387 391 395 401
Mandiangin Koto Selayan
1,03 1.03 1,03 1.03 1,03 348 353 356 358 362
Aur Birugo Tigo Baleh
1,02 1,02 1,02 1,02 1,02 281 285 287 289 293
Sumber : Bukittinggi Dalam Angka tahun 2014 dan hasil analisa
g. Jumlah Penduduk Miskin
Berdasarkan data dari PPLS tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Kota Bukittinggi paling banyak tersebar di
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan yaitu dengan jumlah 1.499 Kepala Keluarga (KK). Selanjutnya tersebar
di Kecamatan Guguk Panjang dengan Jumlah 1.435 Kepala Keluarga (KK). Pada Kecamatan Aur Birugo tigo
Baleh penduduk miskin hanya berjumlah 556 Kepala Keluarga (KK). Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk
miskin di Kota Bukitinggi dapat dilihat pada table 2.5 berikut.
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan di Kota Bukittinggi Tahun 2011
No Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK)
1. Guguk Panjang 1435
2. Mandiangin Koto Selayan 1499
3. Aur Birugo Tigo Baleh 556
Sumber : data PPLS Kota Bukittinggi, 2011
h. Kelembagaan Pemerintah Daerah Struktur Organisasi Beserta Tanggung Jawabnya
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 11 Tahun 2008 kemudian berubah menjadi Nomor
9 Tahun 2013 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah Kota Bukittinggi. Kota
Bukittinggi terdiri dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terdiri dari :
1. Sekretarriat Daerah
Asisten Administrasi Pemerintahan
Asisten Administrasi Pembangunan
Asisten Administrasi Umum
2. Sekretariat DPRD
3. Lembaga Teknis Daerah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 8
Inspektorat
Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BP2TPM)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kantor Lingkungan Hidup (KLH)
Kantor Ketahanan Pangan
Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan Dan Nagari (PMPKN)
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol)
Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi
Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Satuan Polisi Pamong Praja
4. Dinas Daerah
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
Dinas Kesehatan
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Dinas Koperasi dan Perdagangan (Koperindag)
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Disdik Capil
Dinas Pengelolaan Pasar
Dinas Pertanian
i. Kebijakan Penataan Ruang
Tujuan penataan ruang perkotaan Bukittinggi dirumuskan berdasarkan visi dan misi Kota Bukittinggi itu
sendiri. Visi pembangunan Kota Bukittinggi sendiri adalah ” Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
pemanfaatan potensi daerah yang dijiwai oleh agama dan adat, syarak mangato adaik mamakai”. Visi
pengembangan kota ini mengarah kepada terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang dicapai melalui
penerapan ajaran agama dan adat istiadat. Pengertian kesejahteraan masyarakat memiliki ruang lingkup
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 9
yang luas menyangkut kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat. Untuk mewujudkan visi di atas,
maka arahan penataan ruang wilayah akan ditujukan untuk melaksanakan
misi:
(a) Mempersiapkan perwujudan otonomi daerah yang bertanggung jawab.
(b) Mewujudkan Bukittinggi sebagai kota perdagangan, pendidikan, wisata.
(c) Mengembangkan kerjasama pada peningkatan pelayanan.
Dari visi dan misi tersebut maka disusunlah tujuan penataan ruang kawasan perkotaan Bukittinggi yaitu :
“Mewujudkan Kota Bukittinggi sebagai tempat permukiman, pariwisata, pusat perdagangan dan jasa yang
aman dan nyaman berbasis mitigasi bencana serta memperhatikan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya
alam”
RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA BUKITTINGGI
1. Rencana pusat-pusat pelayanan
Pusat pelayanan kota – fungsi primer
Pusat pelayanan kota – fungsi sekunder
Sub pusat pelayanan kota
Pusat lingkungan
2. Rencana sistem jaringan transportasi darat
Sistem jaringan jalan
Sistem jaringan prasarana terminal penumpang dan barang
Sistem jaringan pelayanan
3. Sistem prasarana perkeretaapian
Jalur kereta api
Stasiun kereta api
4. Rencana pengembangan sistem jaringan kelistrikan/energi
5. Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi
6. Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air
7. Rencana pengembangan sistem jaringan infrastruktur kota
Sistem penyediaan air minum
Sistem jaringan air limbah
Sistem pengelolaan persampahan
Sistem jaringan drainase
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 10
8. Rencana penyediaan dan pemanfaatan jaringan jalan pejalan kaki
9. Jalur Evakuasi bencana
Peta Rencana Struktur Ruang Kota Bukittinggi dapat dilihat pada gambar berikut :Peta 2.2
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 11
Peta 2.2
Rencana Struktur Ruang Kota Bukittinggi Tahun 2010-2030
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 12
RENCANA POLA RUANG KOTA BUKITTINGGI
Pengembangan pola ruang Kota Bukittingi sendiri didasarkan beberapa pendekatan utama, yaitu:
a) struktur ruang yang dikembangkan;
b) evaluasi kesesuaian dan daya dukung lahan;
c) kondisi penggunaan lahan saat ini serta kecenderungan perkembangannya
Prinsip dasar perencanaan pemanfaatan ruang adalah penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya
sebagaimana ketetapan UU Nomor 26 Tahun 2007, PP Nomor 26 Tahun 2008, dan Keppres Nomor 32
Tahun 1990 dengan batasan sebagai berikut :
a. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup
yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya binaan, nilai sejarah, dan budaya bangsa untuk
kepentingan pembangunan yang berkelanjutan.
b. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas
dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan, dan sumberdaya manusia.
1. Kawasan Lindung
Berdasarkan Penjelasan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, telah disebutkan bahwa pada
dasarnya kelompok utama dari kawasan lindung adalah sebagai berikut:
a. kawasan yang memberikan pelindungan kawasan bawahannya, antara lain, kawasan hutan
lindung,kawasan bergambut, dan kawasan resapan air;
b. kawasan perlindungan setempat, antara lain, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar
danau/waduk, dan kawasan sekitar mata air;
c. kawasan suaka alam dan cagar budaya, antara lain,kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut
danperairan lainnya, kawasan pantai berhutan bakau,taman nasional, taman hutan raya, taman wisata
alam,cagar alam, suaka margasatwa, serta kawasan cagarbudaya dan ilmu pengetahuan;
d. kawasan rawan bencana alam, antara lain, kawasanrawan letusan gunung berapi, kawasan rawan
gempabumi, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawangelombang pasang, dan kawasan rawan
banjir; dan
e. kawasan lindung lainnya, misalnya taman buru, cagar biosfer, kawasan perlindungan plasma nutfah,
kawasan pengungsian satwa, dan terumbu karang.
Terkait dengan penggolongan tersebut, maka di Kota Bukittinggi terdapat beberapa kawasan yang termasuk
dalam kawasan dengan fungsi lindung, antara lain :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 13
1. kawasan perlindungan setempat,
2. ruang terbuka hijau, dan
3. kawasan cagar budaya.
2. Kawasan Budidaya mencakup :
1. Kawasan Perumahan
2. Kawasan Perdagangan dan Jasa
3. Kawasan Perkantoran
4. Kawasan Pariwisata
5. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
6. Kawasan Ruang Evakuasi Bencana
7. Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor Informal
8. Kawasan Peruntukan lainnya
Peta rencana pola ruang Kota Bukittinggi dapat dilihat pada gambar berikut :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 14
Peta 2.3
Rencana Pola Ruang Kota Bukittinggi Tahun 2010-2030
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 15
2.2. Kemajuan Pelaksanaan Strategi Sanitasi Kota
a. Air limbah domestik
Pengelolaan limbah cair rumah tangga di Kota Bukittinggi hingga saat ini masih bersifat individual
dengan sistem setempat (on site system) menggunakan cubluk dan septik tank yang secara periodik
perlu dilakukan, penyedotan lumpurnya. Pengelolaan limbah tinja belum dilakukan karena kota
Bukittinggi belum memiliki IPLT (Instalasi Pengolah Lumpur Tinja), oleh sebab itu penyedotan tinja
dilakukan oleh DKP Kota Bukittinggi bekerja sama dengan Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kota
Payakumbuh. Oleh sebab itu bisa dikatakan bahwa kondisi air tanah di Kota Bukittinggi sudah
tercemar. Hal itu disebabkan oleh tidak adanya mobil sedot tinja dan sarana IPLT, penyebab lain bisa
juga belum adanya peraturan yang mengharuskan penyedotan tinja secara periodik.
Berdasarkan data hasil pemetaan sanitasi yang dilakukan oleh GTZ tahun 2007, diketahui bahwa
fasilitas WC merupakan fasilitas yang sudah dimiliki oleh hampir semua warga Kota Bukittinggi.
sebanyak 95,1% warga kota Bukittinggi memiliki WC sendiri, angka ini tentunya semakin baik
persentasenya dari tahun ke tahun, selebihnya menggunakan fasilitas toilet umum dan lain-lain. Dari
fasilitas MCK yang tersedia, sebagian besar masyarakat (98,2%) belum melakukan pemisahan
terhadap air limbah wc dan air limbah mandi/cuci. Sedangkan sisanya 1,8% belum melakukan
pemisahan, dengan alasan tidak tersedia lahan yang memadai untuk membuat system yang
terpisah, sebagian beralasan tidak punya uang untuk membuat system terpisah, dan bahkan
ada yang beralasan mereka tidak tau bahwa memang harus dipisah.
Pemerintah telah berupaya menangani pembuangan air limbah dan telah membangun MCK di
beberapa lokasi dan diprediksi telah dapat melayani penduduk, bahkan sudah ada batuan untuk
membangunan MCK Plus-Plus di Kelurahan Pakan Kurai. Namun yang mendesak membutuhkan
penambahan MCK, Kumunal terutama di kawasan permukiman ditepi Ngarai Sianok Pemerintah Kota
Bukit Tinggi telah membantu masyarakat dengan pembangunan MCK komunal dengan tingkat
pelayanan hampir 5%. Untuk kebutuhan penyedotan tengki septik,
Di Kota Bukittinggi sudah ada Kelompok swadaya masyarakat Kelompok Swadaya Masyarakat atau
Sanimas Jangkak dengan nama MCK plus, yang berlokasi di Kelurahan Campago Ipuh, Kec.
Mandiangin Koto Selayan.
MCK plus ini dipakai masyarakat selain untuk mandi juga bisa untuk mencuci, Pembangunan MCK
plus ini juga sudah di desain untuk pemanfaatan biogas. MCK plus ini dibangun pada tahun 2008 dan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 16
baru di bisa dimanfaatkan oleh masyarakat pada Mei 2009, MCK plus ini dibangun dari bantuan APBD
dan APBN kota, Pemakai MCK plus ini sebanyak 25 KK, atau 100 orang.
MCK plus ini dimanfaatkan oleh masyarakat yang kurang mampu yang tidak mendapat layanan
PDAM, setiap KK hanya menyumbang Rp 10 ribu/bulan. Peran perempuan dalam MCK plus ini dapat
terlihat dari struktur organisasi (dikutip dari Buku Putih))
Gambar 2.1 Foto MCK Plu Di Kelurahan Pakan Kurai
Tabel 2.6
Gambar 2.2 Foto MCK Plus di Kelurahan Campago Ipuh
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 17
Tabel 2.6 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik
SSK (periode sebelumnya) SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Tercapainya target Universal Acces
Sarana sanitasi yang
lebih baik yang dapat
diakses oleh masyarakat meningkat
hingga mencapai 100%
Belum ada sistem pengelolaan limbah secara off-site
95,1% masayarakat memiliki fasilitas WC sendiri
Masyarakat mempunyai septic tank berbentuk tank yang kebocorannya masih tinggi
Terdapat 19
MCK++,
Belum
berfungsinya Ipal
Komunal
34% penduduk masih BABS
Terdapat septic tank suspek yang tidak aman dan dapat digolongkan dalam BABS sebesar 54 %
46 % masyarakat memiliki fasilitas WC dan septic tank yang memenuhi syarat kesehatan.
Perilaku masyarakat terhadap sanitasi
Perilaku masyarakat yang lebih baik sehingga dapat membangun kondisi sanitasi yang lebih baik
Banyaknya masyarakat yg
belum memahami
pentingnya sanitasi
Masyarakat masih
Berperilaku hidup
tidak sehat
Masyarakat belum tau
dampak negatif
dari kondisi sanitasi yg buruk
Blm terbiasa mengelola
sampah dan limbah dengan
baik dan benar
Masyarakat masih membuang air
limbah ke saluran drainase
Minimnya respon masyarakat
maupun swasta
terhadap
penyuluhan-
penyuluhan dalam pengelolaan air
limbah.
Kurangnya
pemahaman
masyarakat mengenai dampak
negatif dari limbah
cair yang dibuang
tanpa melalui
proses pengelohan
Sumber : BPS, SSK Kota Bukittinggi tahun 2010 dan Hasil analisa Pokja berdasarkan data sekunder
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 18
b. Pengelolaan Persampahan
Pengolahan sampah sebagai limbah padat di Kota Bukittinggi sudah menjadi perhatian yang cukup
besar dari Pemerintah Kota. Pengelolaan sampah dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan dengan dibantu oleh beberapa SKPD terkait yaitu :
Dinas Pasar, mengelola sampah di pasar;
Dinas PU, mengelola sampah disaluran drainase;
Dinas pariwisata mengelola sampah di lokasi objek wisata;
Dinas perhubungan mengelola sampah terminal
Dinas kesehata
Namun demikian perlu adanya suatu upaya untuk mengajak agar memberdayakan masyarakat secara
bersama–sama agar mau dan mampu untuk menangani permasalahan persampahan dan pengolahan
sampah sehingga kebersihan itu sudah merupakan suatu kebutuhan yang mutlak dilingkungan
masyarakat. Dalam pengelolaan sampah di Kota Bukittinggi dapat dilihat dengan 5 (Lima) aspek Yaitu
: Aspek Teknis, aspek kelembagaan, aspek hukum, aspek biaya dan peran serta masyarakat. Kelima
aspek aspek tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya dalam pengelolaan sampah. Dengan
semakin meningkatnya jumlah penduduk dan peningkatan ekonomi masyarakat, namun dilain pihak
ketersediaan lahan yang makin terbatas mengharuskan pemerintah daerah menyediakan anggaran
yang memedai untuk persampahan dan mensosialisasikan program 3R ( Reduce, Reuse, Recyle)
secara optimal, agar persampahan tidak menjadi masalah di kemudian hari. Yang dimaksud dengan
program 3R adalah :
1. Reduce (mengurangi segala sesuatu yang menimbulkan sampah) misalnya; bila ada sapu
tangan kenapa pakai tisue, bila sudah dibungkus kertas mengapa minta kantong lagi.
2. Reuse (kegiatan menggunakan kembali) misalnya menggunakan kembali tas plastik/ kresek,
botol dsb.
3. Recycle (memanfaatkan kembali sampah setelah diolah/ daur ulang untuk produksi) misalnya
mengolah plastik bekas.
Sumber timbulan sampah Kota Bukittinggi ada beberapa macam yaitu sampah rumah tangga,sampah
taman, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah kawasan wisata, sampah terminal, dan sampah
pusat keramaian lain. Penanganan sampah di Kota Bukittinggi masih menjadi permasalahan karena
kota Bukittinggi tidak memiliki TPA untuk membuang sampah.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 19
Sistem pengelolaan sampah di Kota Bukittinggi menggunakan sistem:
a. Pengumpulan, pewadahan, dan pengangkutan ke TPA
b. Pengumpulan, kegiatan yang dilakukan masyarakat mengangkut sampah dari rumah ke
TPS/kontainer sebagai wadah sampah, kemudian pengumpulan sampah yang dilakukan oleh
Petugas Kebersihan dijalan dan tempat-tempat umum.
c. Pengangkutan dari TPS/ kontainer sampah oleh Petugas Kebersihan dengan kendaraan truk
sampah.
d. TPA adalah tempat pembuangan akhir sampah di Ngarai Panorama Baru, Kelurahan Puhun
Pintu Kabun, Kecamatan MKS.
Tabel 2.7
Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan
SSK (periode sebelumnya) SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan capaian Universal Acces Tercapainya pengelolaan persampahan 100 % pada tahun 2019.
60,5 % penduduk membuang sampah ke TPS
84,3 % penduduk membuang sampah ke TPS
Meningkatkan pembinaan atas pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan sarana dan prasarana pelayanan sampah.
Masyarakat melakukan pemilahan sampah dengan melakukan sistem 3 R
100 % masyarakat tidak melakukan pemilahan sampah
Baru 9 % masyarakat melakukan pemilahan sampah
Meningkatkan koordinasi pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan pembuangan akhir sampah.
Dalam jangka
menengah mengurangi
timbulan sampah yang
diangkut ke TPA sebesar 20 %
Masih tingginya
angka timbulan sampah di Kota
Bukittinggi
Sampah
terangkut 127 ton/hari
Timbulan sampah di Kota Bukittinggi sebanyak 466,95 m3/hari atau 129,61 ton/hari
Meningkatkan prosentase
penduduk terlayani
.
Dalam jangka pendek
prosentase penduduk
terlayani menjadi 100 %
Cakupan pelayanan (prosentase penduduk terlayani) sebesar 86 %
Cakupan pelayanan
(prosentase penduduk
terlayani) sebesar
92% hari
Sumber : BPS, SSK Kota Bukittinggi tahun 2010 dan Hasil analisa Pokja berdasarkan data sekunder
c. Drainase
Untuk gambaran drainase di Kota Bukittinggi saat ini di lelola oleh Dinas Pekerjaan Umum bidang
Pengairan. Secara umum drainase di Kota Bukittinggi sampai tahun 2014 sudah sangat baik yang
terdiri dari Drainase primer, skunder dan tersier. Hanya sedikit sekali titik genangan yang terdapat di
Kota Bukittinggi. Untuk kemajuan pelaksanaan SSK sektor drainase di Kota Bukittinggi dapat dilihat
pada tabel 2.8 berikut ini :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 20
Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase
SSK (periode sebelumnya) SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Menciptakan lingkungan yang sehat
dan bersih melalui penyediaan
sarana dan prasarana drainase tahun
2019
Berkurangnya genangan air hujan hingga 15 ha di tahun 2019
Alih guna lahan dari lahan kosong menjadi lahan terbangun
Luas genangan saat ini
5 ha dari total luas Kota
Bukittinggi atau 0,29%
Sumber : BPS, SSK Kota Bukittinggi tahun 2010 dan Hasil analisa Pokja berdasarkan data sekunder
Catatan:
*) Berdasarkan Buku Putih
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar perhitungannya)
Keterangan kolom dan cara pengisiannya:
(1) Berisi pernyataan tujuan yang diambil dari SSK sebelumnya.
(2) Berisi pernyataan sasaran yang diambil dari SSK sebelumnya.
(3) Adalah data dasar yang dijadikan acuan untuk mengukur sasaran tersebut. Data dasar ini diambil dari Buku Putih Sanitasi di periode SSK
sebelumnya
(4) Status saat ini memberikan data terkait paramater yang diukur (sesuai sasaran dan data dasar) untuk kondisi pada saat pemutakhiran SSK
dilakukan
(5) Menginformasikan perbedaan (dalam persen) antara sasaran dengan statusnya yang dicapai saat ini sesuai angka di kolom 4.
2.3. ProfilSanitasi Saat ini
a. Air limbah domestik
Pembuangan air limbah di Kota Bukittinggi semuanya menggunakan sistem setempat, dimana 79%
penduduk sudah memiliki Tangki Septik/Cubluk dan diprediksi tangki septik yang layak disebut tangki
septik < dari 20 % sedangkan sisanya diperkirakan cubluk dengan pelayanan individu sedangkan 5 %
menggunakan pelayanan umum komunal dan sisanya menggunakan cara yang belum layak yaitu ke
perairan terbuka atau ke kebun.
Saat ini pengelolaan air limbah domestik dilakukan dengan sistem setempat/on-site, baik secara
individu maupun komunal. Air limbah yang dikelola hanya air limbah yang berasal dari WC (black
water), yaitu untuk rumah menengah keatas dengan menggunakan septik tank, sedangkan untuk yang
menengah kebawah masih menggunakan cubluk, dan penduduk yang belum memiliki fasilitas sanitasi
masih membuang langsung ke badan air/drainase.
Pengelolaan air limbah di Kota Bukittinggi saat ini menggunakan sistem komunal dan individu. Sistem
komunal berupa MCK. Namun masih ditemukan rumah yang tidak memiliki tangki septik artinya
langsung membuang kesaluran atau sungai dibelakang rumah.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 21
Pemerintah telah berupaya menangani pembuangan air limbah dan telah membangun MCK di
beberapa lokasi dan diprediksi telah dapat melayani penduduk, bahkan sudah ada batuan untuk
membangunan MCK Plus-Plus di Kelurahan Pakan Kurai. Namun yang mendesak membutuhkan
penambahan MCK Komunal terutama di kawasan permukiman ditepi Ngarai Sianok. Pemerintah Kota
Bukittinggi telah membantu masyarakat dengan pembangunan MCK komunal dengan tingkat
pelayanan hampir 5%. Di Kota Bukittinggi sudah ada Kelompok Swadaya Masyarakat atau Sanimas
Jangkak yang mengelola MCK plus, berlokasi di Kelurahan Campago Ipuh, Kec. Mandiangin Koto
Selayan.
MCK plus ini dipakai masyarakat selain untuk mandi juga bisa untuk mencuci, Pembangunan MCK
plus ini juga sudah di desain untuk pemanfaatan biogas. MCK plus ini dibangun pada tahun 2008 dan
baru di bisa dimanfaatkan oleh masyarakat pada Mei 2009, MCK plus ini dibangun dari APBD dan
APBN. Pemakai MCK plus ini sebanyak 25 KK, atau 100 orang. MCK plus ini dimanfaatkan oleh
masyarakat yang kurang mampu yang tidak mendapat layanan PDAM, setiap KK hanya menyumbang
Rp 10 ribu/bulan. (dikutip dari Buku Putih))
Sistem Pengelolaan Air Limbah Eksisting
1. Tangki Septik /Cubluk
Pada umumnya penduduk Kota Bukittingi telah mempunyai Tangki Septik, namun hanya sebaian
saja yang sesuai dengan standar SNI dan kebanyakan termasuk katagori Cubluk, yang potensial
mencemari air tanah. Data dari Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi menunjukkan bahwa 73,60 %
penduduk sudah memilliki tangki septik atau sejumlah 16.842 KK.
2. MCK Umum
Terdapat 1 unit MCK plus di Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang, 2 unit MCK plus di
Kelurahan Pakan Kurai dan Kubu Gulai Bancah, masing-masing 1 unit di Kelurahan Aua
Tajungkang Tangah Sawah, Kayu Kubu, Bukit Apit puhun, Puhun Tembok, Puhun Pintu Kabun,
dan Paritk Antang. Kemudia 3 Unit MCK Plus terdapat di Kelurahan manggis Gantiang dan
Campago Ipuh, secara keseluruhan berjumlah 19 unit yang dikelola oleh masyarakat sendiri
melalui pembentukan KSM .
3. Di saluran Drainase
Data pasti tidak tersedia, namun dari hasil survey lapangan masih ada rumah yang tidak memiliki
Tangki Septik dan membuang langsung ke saluran drainase .
4. Di Sungai
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 22
Penduduk yang tinggal di tepi sungai umumnya di tepi sungai Batang Tambuo dan Batang Agam,
juga menggunakan sungai sebagai jamban,
1. Sistem dan Infrasruktur
Sistem Pengolahan Air Limbah Eksisting (kepemilikan fasilitas pengolahan air limbah)
1. Sistem Tangki Septik /Cubluk yang layak
Sistem pengolahan air limbah dalam hal ini tinja (Black Water), menggunakan tangki septik
umumnya di perumahan permanen, sebagian ada yang sudah membuat sesusi standat SNI
namun masih banyak yang hanya membuat 1 bak yang terbuat dari pasangan batu bata, sangat
sedikit yang memiliki bidang resapan .
Jika dilihat pada kawasan yang padat dengan kondisi rumah sederhana, memiliki jamban sendiri,
namun tangki septik umumnya tidak punya, karena lahan pekarangan hampir tidak
memungkinkan membuatnya dan biasanya langsung kesaluran dibelakang rumah.
2. Pengguna MCK umum
Hampir 500 penduduk menggunakan fasilitas komunal yang terdapat di beberapa tempat di Kota
Bukittinggi dan 2 diantaranya merupakan bangunan baru yaitu MCK plus yang patut
dikembangkan
Dari hasil study EHRA praktik BAB masyarakat sebagian besar sudah memiliki jamban pribadi, namun
demikian masih ada yang BABs seperti di sungai, kebun, selokan, lubang dan lainnya seperti
diperlihatkan pada grafik dibawah ini;
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 23
Grafik 2.1 Tempat Penyaluran Akhir Tinja Di Kota Bukittinggi tahun 2015
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer Studi EHRA Tahun 2015
Dari Grafik 2.1 dapat diketahui bahwa Tempat Penyaluran Akhir Tinja rumah tangga di Kota Bukittinggi
paling banyak adalah pada Tangki Septik yaitu sebesar 73,60 %, ke cubluk dan yang langsung ke
saluran drainase yaitu sebesar 8,52 % dan masih ada masyarakat yang tidak mengetahui kemana
diarahkan saluran pembuangan air besar di rumah mereka yaitu sebesar 5,41 %.
Pengelolaan Lumpur Tinja
1. Organisasi Pengelola
Karena belum mempunyai IPLT di Kota Bukittinggi maka organisasi pengelolaan belum dibentuk
sampai Juni 2012, rencananya pengelolan lumpur Tinja akan dikelola oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan ( DKP) kota Bukittinggi.
2. Daerah Pelayanan
Daerah pelayanan seluruh Kota Bukittinggi, dan jika masyarakat meminta pelayanan maka Dinas
Kebersihan segera meminta ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Payakumbuh, maka
Truk Tinja milik Kota Payakumbuh segera melayani penyedotan .
3. Kondisi kepemilikan Truk Tinja
Sampai Juni 2015 Kota Bukittinggi telah memiliki 1 (satu) unit Truk Tinja dalam keadaan baru dan
secara resmi belum dapat dioperasikan karena secara adminstratif belum tersedia payung
hukumnya, akibat belum memiliki IPLT sendiri. Namun jika keadaaan mendesak untuk
melayani fasiltas Pemerintah dapat dioperasikan tanpa memungut retribusi.
4. Potensi Penyedotan dan Kinerja
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 24
Potensi permintaan masyarakat Kota Bukittinggi rata-rata 1 rumah meminta penyedotan setiap
hari dengan kapasitas kurang lebih 5 m3 /hari dengan 5 hari kerja, maka kinerja potensi
penyedotan dapat mencapai 210 x 5 = 1.050 m3/hari.
5. Transportasi ke IPLT
Untuk septik tank yang sudah penuh dilakukan pengurasan. Permintaan pengurasan septik tank
di Kota Bukittinggi dalam satu hari rata-rata hanya 1 kali, dengan menggunakan tangki (kapasitas
2000 liter), dengan kondisi ini mengindikasikan bahwa septik tank yang ada banyak yang tidak
kedap air sehingga terjadi rembesan dan “septik tank” tidak bisa penuh. Karena rendahnya
permintaan penyedotan Lumpur tinja ini, maka pelayanan penyedotan Lumpur tinja di alihkan ke
pihak swasta yang membuang Lumpur tinja ke Kota Payakumbuh dan Padang Panjang, karena
saat ini Kota Bukittinggi belum memiliki IPLT sendiri (karena kesulitan lahan).
6. IPLT yang ada
Pada tahun 2009 pernah ada bantuan dari PPLP Sumatera Barat untuk membangun IPLT
dengan rencana dana sebesar Rp 1,9 miliar dan diperlukan lahan seluas kurang lebih 3,5 ha,
namun karena Kota Bukittinggi tidak dapat menyediakan lahan maka kegiatan tersebut di
batalkan dan dialihkan ke Kota lain di Sumatera barat.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 25
Tabel 2.9
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Produk Input [A] user interface [B] pengumpulan &
penampungan/pengolahan awal
[C] pengangkutan/pengalir
an
[D] (semi) pengolahan akhir
terpusat
[E] daur ulang dan atau
pengolahan akhir
2 2
1 1
4
1 3
1
4
Sumber : Analisis Pokja (Dinkes, Dinas PU Cipta Karya, Bappeda dan Kantor Lingkungan hidup) Kota Bukittinggi
Berdasarkan tabel diagram 2.9 diatas, dapat dijelaskan, bahwa masyarakat di Kota Bukittinggi
memperlakukan black dan grey water dengan 4 (Empat) tipe penyaluran yaitu :
Tipe 1 yaitu : Limbah Rumah Tangga di alirkan ke tangki septik, kemudian disedot dan
diangkut menggunakan truk tinja, dan dibuang kembali ke sungai dengan standar baku mutu
yang terjaga.
Tipe 2 yaitu : Limbah Rumah Tangga di alirkan langsung ke sungai dengan standar baku
mutu yang terjaga.
Black and
Dry Water
Ngarai
Air Limbah
Domestik
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 26
Tipe 3 yaitu : Limbah Rumah Tangga di alirkan langsung ke Ngarai yang terletak di belakang
rumah mereka masing-masing.
Tipe 4 yaitu : Limbah Rumah Tangga di alirkan ke drainase, kemudian dibuang langsung ke
ngarai dengan menggunakan pipa sewer.
Tabel 2.10
Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kota Bukittinggi
No
Nama Kecamatan
Sanitasi Tidak layak Sanitasi Layak
BABS*
Sistem Onsite
Sistem OffSite
Sistem Berbasis Komunal Skala Kawasan/ Terpusat
KK Cubluk *** Jamban
tidak aman **
(KK)
Cubluk aman/jamban keluarga dgn tangki
septik aman (KK)
MCK/ Jamban bersama
(KK)
MCK Komunal **** (KK)
Tangki Septik
Komunal 1>10 KK
(KK)
IPAL Komunal
(KK)
Sambungan rumah tangga yang berfungsi
(KK)
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)
1 Guguak Panjang 647 41 6.445 255 500 - - -
2 Mandiangin Koto Selayan
133 58 10.242 321 751 - - -
3 Air Birugo Tigo Baleh
- - 5.197 300 - - -
Sumber: Data Sekunder SKPD terkait (STBM Dinkes &Infastruktur Komunal PU CK)
Keterangan
*Yang termasuk BABS :BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang dsb.
**Tidak aman : tangki septik tidak sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali
***Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibangun di area dengan kepadatan >50 orang/Ha dan jarak terhadap sumber air bersih yang bukan
perpipaan <10m
****MCK Komunal : Cakupan layanan 10-200 KK baik dengan tangki septik, biofilter dan dapat dilengkapi dengan biodigester. Termasuk
didalamnya toilet bergerak (mobile toilet).
Dari data diatas terlihat bahwa di Kota bukittinggi belum terdapat sistem layanan air limbah secara
offsite. Untuk sistem onsite terlihat bahwa cubluk aman/jamban keluarga dengan tangki septik aman
adalah sebanyak 10. 242 KK terdapat di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, 6.445 KK terdapat di
Kecamatan guguk Panjang dan 5.197 KK terdapat di Kecamatan aur Birugo tigo Baleh. Sementara itu
untuk kondisi jamban tidak aman masih ada Warga sebanyak 41 KK di Kecamatan Guguk Panjang
dan 133 KK di Kecamatan aur Birugo Tigo Baleh.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 27
Tabel 2.11 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
Kota Bukittinggi
No Jenis Satuan Jumlah/
Kapasitas
Kondisi
Keterangan Berfungsi
Tidak Berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
SPAL Setempat (Sistem Onsite)
1. Berbasis komunal - - - -
- MCK Unit 19 v - -
2. Truk Tinja Unit 1 - v -
3. IPLT : Kapasitas M3/hari - - - -
SPAL Terpusat (sistem Offsite)
1. Berbasis Komunal - - - - -
- Tangki septik komunal >10 KK
- Unit
- IPAL Komunal - Unit - - - -
2. IPAL Kawasan/ Terpusat
- 1 - v Belum ada SR
- Kapasitas - M3/hari - - - -
- Sistem - - - - -
Sumber: Data Sekunder SKPD terkait (PU CK)
IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah
Untuk kondisi sarana dan prasaran sektor Air air limbah di Kota Bukittinggi pada saat ini hanya ada 19
unit MCK Plus yang tersebar di kelurahan-kelurana yang ada di Kota Bukittinggi dan masih berfungsi
dengan baik. Sementara untuk truk tinja sudah ada 1 unit di Kota Bukittinggi tapi belum berfungsi
bergitupun dengan IPAL yang telah selesai dibangun di Kelurahan Belakang Balok namun belum bisa
digunakan karena sampbungan Rumah warga ke IPAL belum dapat terselesaikan sehingga belum
bisa difungsikan sebagaimana mestinya.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 28
Peta 2.4
Cakupan akses dan layanan air limbah domestik per kecamatan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 29
2. Kelembagaan dan Peraturan
Pengelolan air limbah dibedakan atas sistem yang akan dibangun, dan yang membutuhkan lembaga
khusus jika dibangun sistem pembuangan air limbah terpusat dengan perpipaan, itupun dibagi lagi
dalam 3 sistam dengan 3 bentuk kelembagan :
Sitem Terpusat Skala Kota
Sistem terpusat skala kota membutuhkan kelembagan khusus, atau dititipkan kepada lembaga
yang sudah ada contohnya pengelolaan air limbah dikota dikelola oleh PDAM atau dibuat BLU
dan ada juga yang dikelola oleh Pemerintah Propinsi khusu IPALnya , layaknya memelihara
Bendung.
Masalahnya untuk kota Bukittinggi kelak 10 tahun lagi jika dibangunan sistem terpusat skala kota,
yang paling memungkinkan dititipkan ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan, atau bisa juga ke
PDAM, akan tetapi yang lebih ideal dibuatkan lembaga baru dalam bentuk BLU.
Sistem Terpusat Skala Kawasan
Sistem terpusat skala kawasan yang kemungkinan besar dapat dikembangkan dalam 5 tahun
kedepan , akan dikelola oleh kelompok masyarakat, namun sasarannya di kawasan hunian
tingkan menengah, seperti komplek perumahan (pemerintah atau swasta).
Sistem Terpusat Skala Komunitas
Pengelolaan sistem terpusat skala komunitas ( SANIMAS) juga dikelola oleh Masyarakat
pengguna, bedanya dengan Skala Kawasan , sasarannta Masyakat menegah kebawah, atau
pada daerh kurang teratur dengan gang sempit dan rumah sangat rapat.
b. Pengelolaan persampahan
Timbulan sampah perkotaan dapat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain tersedianya sarana dan
prasarana yang dipergunakan penduduk dalam kegiatan sehari-hari guna memenuhi kebutuhannya.
Menurut data Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) tahun 2013, total timbulan sampah Kota
Bukittinggi sebanyak 693 M3/hari atau 20.790 M3/bulan. Timbulan sampah untuk pasar di Kota
Bukittinggi menurut data Dinas Pasar tahun 2013 berkisar antara 6 M3/hari. Puncak timbulan sampah
terjadi saat libur dan lebaran yakni mencapai 8 M3/hari. Pasar Kota Bukittinggi terdiri atas 3 pasar
yakni Pasar atas, pasar Bawah dan Pasar Simpang Aur, dimana ketiga pasar ini dilengkapi dengan
masing-masing 1 kontainer.
Pariwisata Kota Bukittinggi juga mengalami puncak timbulan sampah dikala liburan dan lebaran. Rata-
rata lokasi objek wisata di Kota Bukittinggi disediakan oleh pihak DKP berupa tong sampah kembar
terpilah sampah organik dan sampah non organik berkapasitas masing-masing wadahnya 0,03 m3.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 30
Dinas Perhubungan Kota Bukittinggi dalam menangani persampahan terminal menempatkan 24 drum
sampah dan 1 (satu) unit kontainer untuk terminal Aur kuning. Pada terminal tipe C hanya tersedia 1
(satu) tempat sampah berbahan fiber untuk kantor petugas di terminal. Data volume timbulan sampah
terminal tidak ada terdata oleh Dinas Perhubungan karena sampah terminal tercampur dengan
sampah pasar.
1. Sistem dan Infrastruktur
Sumber sampah di Kota Bukittinggi terdiri atas pemukiman/domestik maupun non pemukiman/non
domestik. Sumber sampah di Kota Bukittinggi rata-rata masih belum melakukan pemilahan.
Pewadahan yang disediakan oleh pemerintah berupa TPS (Tempat Penampungan sampah) berbahan
plastik, kayu, batu dan kontainer. Hanya TPS berbahan plastik yang menerapkan pemilahan sampah,
yakni sampah organik/sampah basah maupun sampah anorganik/sampah kering. Meskipun sudah
dipisahkan wadahnya, namun hasil pengamatan di lapangan sampah masih dalam kondisi tercampur.
Beragamnya sumber sampah Kota Bukittinggi, maka pihak pemerintah kota melalui DKP melakukan
penyebaran TPS. TPS kembar diletakkan di jalan-jalan utama dan fasilitas umum yang identik dengan
keramaian. Sementara itu lokasi penempatan TPS kayu, TPS batu dan kontainer di Kota Bukittinggi
biasa dipusatkan untuk melayani suatu kawasan.
Dari hasil study EHRA dilihat dari cara masyarakat mengelola sampah rumah tangga masih banyak di
kelola dengan cara dibakar, dibuang dan dibuatkan lubang, juga dapat dilihat seperti pada gambar
dibawah ini
Grafik 2.2
Grafik Pengelolaan Sampah Kota Bukittinggi Tahun 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 31
Berdasarkan grafik 2.2 Pengolahan Sampah disimpulkan bahwa pengelolaan sampah di Kota
Bukittinggi secara total sudah didominasi dengan dikumpulkan dan di buang ke TPS dengan rata-rata
84,3 %, lalu dilanjutkan dengan di bakar dengan sebesar 8,1 % dan sebesar 2,5 % sampah masih
dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk, demikian selanjunya untuk setiap
kriteria pengelolaan sampah lainnya.
Pola pengumpulan sampah bergantung pada daerah pelayanan, tingkat sosial ekonomi, sarana dan
prasarana yang dilayani. Masyarakat Kota Bukittinggi dihimbau untuk mengumpulkan sampah pada
pukul 18.00 – 06.00 WIB setiap harinya. Sistem pengumpulan sampah di Kota Bukittinggi terbagi atas
beberapa pola sebagai berikut :
1. Pola Individual Langsung
Masyarakat membuang langsung ke TPS terdekat yang kemudian sampah dari TPS tersebut
dikumpulkan oleh truk sampah diangkut ke TPA regional. Biasanya pola ini umum di daerah
perumahan seperti di perumahan Guguak bulek.
2. Pola Individual Tak Langsung
Masyarakat memanfaatkan jasa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah
memakai alat pengumpul dan pengangkut (gerobak sampah/ becak sampah/ gerobak motor/ truk
sampah). Sampah yang sudah dijemput kemudian di bawa ke TPS dan atau langsung diangkut
menuju TPA regional Payakumbuh.
Pola ini selain di komplek pemukiman juga dilakukan pada komplek non pemukiman. Komplek
cendana Garegeh contohnya memakai gerobak sampah untuk mengangkut sampah. Kota
Bukittinggi lebih banyak menerapkan pola seperti ini dari pada memperbanyak TPS. Masyarakat
akan meletakkan sampah di pinggir jalan atau diluar halaman, kemudian truk sampah akan
berkeliling mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah. Tujuan pemerintah kota menerapkan ini
agar bisa mengurangi jumlah sampah dari masyarakat luar (Kabupaten Agam) yang cukup sering
membuang sampah dengan memanfaatkan fasilitas wadah sampah di Kota Bukittinggi.
3. Pola Penyapuan Jalan
Pihak DKP telah menyebarkan penyapu jalan ditiap kecamatan. Hasil sapuan jalan akan
dikumpulkan dengan gerobak sampah, becak sampah, becak motor yang akan di bawa ke
kontainer terdekat dan nantinya untuk dibawa menuju TPA Regional oleh truk sampah. Jadwal
penyapuan jalan terdiri atas 2 (dua) shift, yaitu pukul 06.00 -11.00 dan 14.00 – 16.00 WIB.
Selain dilakukan pengumpulan sampah oleh petugas sampah sebaiknya masyarakat sudah sadar
untuk melakukan pemilahan sampah, agar sampah yang dibuang ke TPS hanya berupa residu dan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 32
yang lainnya dapat dimanfaatkan sendiri atau bersama dengan cara menjual atau memberikan ke
Bank sampah agar dapat dioleh menjadi barang berguna lagi. Namun berdasarkan data EHRA
pemilahan sampah yang dilakukan rumah tangga di Kota Bukittinggi dapat dilihat pada Grafik dibawah
ini :
Grafik 2.3 Perilaku Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer Studi EHRA Tahun 2015
Berdasarkan Grafik 2.2 Perilaku Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga disimpulkan bahwa
pemilahan sampah di Kota Bukittinggi baru bekisar 9% hal ini sangat miris sekali mengingat sampah
sudah dapat dikatakan dikelola dengan baik oleh petugas sampah tetapi sampah yang diangkut
tersebut belum dipilah, mengingat sampah yang tidak dipilah di Kota Bukittinggi adalah sebesar 91 %
dan hanya 9 % yang dipilah.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 33
Tabel 2.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Produk Input [A] user interface
[B] pengumpulan & penampungan/pengolahan awal
[C] pengangkutan/pengaliran [D] (semi) pengolahan
akhir terpusat [E] daur ulang dan atau
pengolahan akhir [F] Daur Ulang/
Pembuangan Akhir
4
4
3
4
3
3 5
6 6
5 1
5
1
1 3
2
Sumber : Analisis Pokja (Dinkes, Dinas PU Cipta Karya, Bappeda, DKP dan Kantor Lingkungan hidup) Kota Bukittinggi
Sampah Rumah Tangga
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 34
Cara 1 ; pada tahap uses inerface sampah dari rumah langsung dibuang ke container yang berada di dekat
rumah atau kawasan lalu dari container langsung diambil oleh truk sampah yang selanjutnya diantar ke TPA
regional di Payakumbuh.
Panah 2; Pada tingkat user interface, sampah dikumpulkan masyarakat di rumah kemudian sampah langsung
dibuang ke sungai atau ngarai.
Cara 3; masyarakat mengumpulkan sampah didepan rumah masing-masing lalu diangkut oleh petugas
sampah dengan menggunakan sepeda atau betor kemudian dibuang ke container baru selanjutnya diangkut
oleh truk sampah ke TPA regional Payakumbuh.
Cara 4 dan 5 ; pada model ini, sampah merupakan limbah padat dari aktivitas rumah tangga baik di
permukiman tertata maupun permukiman tidak tertata. Pada tingkat user interface, sampah dikumpulkan
masyarakat di ambil oleh becak atau sepeda sampah kemudian sampah akan diangkut oleh truk sampah/amr
roll, dan dibuang di TPA. Namun untuk daerah tertentu yang tidak terjangkau oleh truk sampah/amr roll,
sampah di hanger akan diangkut oleh becak motor dan di kumpulkan di container, untuk selanjutnya akan
diangkut oleh amr roll/truk sampah dibuang di TPA.
Panah 6; sampah merupakan Pada tingkat user interface, sampah dikumpulkan masyarakat di tempat
tertentu kemudian sampah akan diangkut oleh truk sampah/amr roll, dan dibuang di TPA.
Umumnya volume sampah pasar akan meningkat pada momentum tertentu, seperti Tahun Baru Masehi,
Imlek, hari pasar kota/kecamatan, Idhul Adha, Idul Fitri, Hari Natal, Hari Nasional, Kegiatan Besar Kota,
demikian pula pada musim buah, oleh karena itu, jika musim buah tiba maka timbulan sampah akan
meningkat. Pada Umumnya pada pada hari-hari besar volume sampah naik hingga 30%-50%.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 35
Tabel 2.13
Timbulan Sampah Per Kecamatan di Kota Bukittinggi
Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk Volume Timbulan Sampah
Wilayah Perdesaa
n
Wilayah Perkotaa
n
Total Wilayah Perdesaan Wilayah Perkotaan Total
(%) (M3/hari) (%) (M3/hari) (%) (M3/hari)
Guguk Panjang 44.622 44.622 - - 67 122,27 67 122,27
Mandiangin Koto Selayan
- 49.740 49.740 - - 72 217,57 72 217,57
Aur Birugo Tigo Baleh
- 26.838 26.838 - - 65 111,97 65 111,97
Sumber: Data Sekunder SKPD terkait (DKP Kota Bukittinggi, 2015)
Berdasarkan tabel 2.13 satuan timbulan sampah di Kota Bukittinggi per-kecamatan dapat diperkirakan bahwa
total timbulan sampah pada tahun 2014 adalah sekitar 466,95 m3/hari atau 129,61 ton/hari. Diketahui bahwa
sumber sampah perumahan merupakan penyumbang terbesar dari total sampah kota. Untuk timbulan
sampah per-kecamatan yang tertinggi terdapat di kecamatan Mandiangin Koto Selayan yaitu sebesar 217,57
m3/hari, disusul kecamatan Guguak Panjang sebesar 122,27 m3/hari dan Aur Birugo Tigo Baleh sebanyak
111,97 m3/hari. Untuk sumber sampah di Kota Bukittinggi dapat dilihat pada tabel 2.13a berikut ini :
Tabel 2.13a
Total Timbulan Volume Sampah Kota Bukittinggi Tahun 2014
Jenis Sumber Sampah Satuan Timbulan
Volume Jumlah
Total Sampah
(m3/hari)
Perumahan 2,90 l/o/hari 121,845 Orang 352,94
Kantor dan Fasilitas umum 0,14 /o/hari 2,091 Orang 0,30
Sekolah 0,02 /o/hari 18,100 Orang 0,35
Hotel & Penginapan 0,18 /o/hari 3,138 Tt 0,57
Restoran dan rumah makan 0,08 /o/hari 61.680 Kursi 4,75
Jalan 0,02 /o/hari 198.000 M 3,17
Rumah Sakit 0,06 /o/hari 274,785 Tt 17,58
Pasar 0,48 /o/hari 27,222 m2 13,07
Toko dan Industri 0,024 /o/hari 3,092 Unit 74,21
Total Timbulan 466,95
Sumber : Master Plan Persampahan Kota Bukittinggi, Tahun 2014
Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa sampah terbanyak dihasilkan oleh perumahan dan permukiman yaitu
sebesar 352,94 m3/hari, kemudian disusul sampah toko dan industri sebesar 74,21 m3/hari, selanjutnya
sampah rumah sakit sebesar 17,58 m3/hari. Untuk menekan jumlah timbulan sampah perlu dilakukan sistem
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 36
3 R seperti yang telah di jelaskan diatas agar timbulan sampah di Kota Bukittinggi dapat di tekan setiap
tahunnya.
Tabel 2.14
Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan per-Kecamatan
Nama Kecamatan
3 R
Volume Sampah yang Terangkut ke
TPA Total
Wilayah Perdesaan
Wilayah Perkotaan
Total Wilayah Perkotaan
(%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3)
Guguk Panjang - - - - - - 67 81,92 67 81,92
Mandiangin Koto Selayan
- - - - - - 72 156,65 72 156,6
5
Aur Birugo Tigo Baleh
- - - - - - 65 72,78 65 72,78
Sumber : Master Plan Persampahan Kota Bukittinggi, Tahun 2014
Pemerintah Kota Bukittinggi Hingga 2014 belum melaksanakan pengelolaan sampah 3R secara menyeluruh.
Fasilitas Kota terkait 3R yang sudah ada yaitu gedung fisik TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu)
yang berlokasi di Aur Kuning. Gedung TPST tersebut merupakan milik Provinsi Sumatera Barat yang
rencananya akan diberdayakan ke pihak DKP Kota Bukittinggi. Hingga 2014 belum ada serah terima antara
pihak Provinsi Sumatera Barat dengan Pemerintah Kota Bukittinggi, sehingga kegiatan 3R belum terlaksana.
Kegiatan persampahan 3R di Kota Bukittinggi yang ada dan sudah berjalan adalah pengolahan
persampahan berbasis masyarakat. Kegiatan ini meliputi pengadaan bank sampah, pembuatan kerajinan dari
bahan daur ulang dan pengomposan ini dapat dilihat pada tabel 2.14a berikut ini :
Tabel 2.14a
Kegiatan 3 R Berbasis Masyarakat di Kota Bukittinggi
No Jenis Kegiatan Lokasi
1 Pengomposan
Kelurahan Campago Guguak Bulek
Kelurahan Benteng Pasar atas
Kelurahan Pulai Anak Aia
2 Kerajinan Daur Ulang
Kelurahan Pulai Anak Aia
Kelurahan Belakang Balok
Kelurahan Aur Kuning
Kelurahan Bukik Cangang Kayu Ramang
3 Bank Sampah Kelurahan Aur Kuning
Sumber : Master Plan Kota Bukittinggi, Tahun 2014
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 37
Tabel 2.15
Kondisi Prasarana Persampahan Kota Bukittinggi
No
Jenis Sarana/ Prasarana
Satuan
Jumlah
/Luas total terpakai
Kapasitas/ daya
tampung*
Ritasi/
hari
Kondisi
Keterangan **
M3 Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)
1. Pengumpulan setempat
- Gerobak Unit 34 1,5 M3 2 v - - DKP
- Becak/becak motor Unit 13 1 M3 2 v - - DKP
- Becak sampah Unit 25 1 M3 2 v - - DKP
2. Tempat Penampungan Sementara
buah 268 1 M3 2 v - - DKP
- Bak sampah Kembar Kayu Batu/Beton
80 Unit 78 buah 37 buah
2x1 m 1x1 m
0,5x0,5 m
2 M3
1 M3
1 M3 2 v v - DKP
- Container Unit 6 5 M3 2 v v
- Transfer Stasiun Unit - - - - - - -
- SPA (Stasiun Peralihan Antara)
Unit - - - - - - -
3. Pengangkutan
- Dump truck Unit 16 15x5 m2 2 v - - DKP
- Arm Roll Truck 2 Unit 2 5 m3 2 v - - DKP
- Compactor Truck Unit
4. Pengolahan sampah Sanitari landfill
v
- Sistem 3 R Unit 100 m 10 m2 v - - DKP
- Incenerator 1 Unit 50 m - - - - v DKP
5.
TPA/TPA Regional Konstruksi : lahan urug saniter/lahan urug terkendali/penimbunan terbuka Operasional : lahan urug saniter/lahan urug terkendali/penimbunan terbuka
-
-
-
-
-
-
-
- Luas total TPA Ha 2,5 - - - - -
- Luas sel Landfill Ha - - - - - -
- Daya tampung TPA (M3/hari) 388,61 - - - - -
6. Alat Berat
- Bulldozer - Unit - - - - - -
- Whell/trucl loader - Sked
- Unit
1 unit
- -
-
0,5 m3
- - - -
DKP
- Excavator/backhoe Unit
- Truck tanah Unit
7. IPL : Sistem kolam/aerasi/….
- - - - - - -
Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD) : - Efluen di Inlet - Efluen di outlet
- - - - - - -
Sumber: Data Sekunder SKPD terkait (Master Plan persampahan kota bukittinggi, 2014 dan DKP Kota Bukittinggi)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 38
Keterangan IPL : Instalasi Pengolahan Lindi *daya tampung TPA : m3/tahun **Beri keterangan mengenai umur dan lembaga pengelola
Sampai saat ini kondisi sarana dan prasarana persampahan yang ada di Kota Bukittinggi masih dalam
keadaan baik, kecuali untuk bak sampah kembar plastik banyak yang telah hilang dari tempat semula, tidak
diketahui apa diambil orang atau dibuang ketempat lain. Ini merupakan salah satu tingkat kesadaran
masyarakat yang masih rendah untuk menjaga sarana dan prasarana yang ada di lingkungan tempat tinggal
mereka.
2. Kelembagaan dan Peraturan
Pengelolaan dan penyelenggaraan sistem persampahan Kota Bukittinggi secara institusi dikelola oleh Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bukittinggi yang didukung oleh beberapa SKPD Terkait yaitu :
1. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bukittinggi mengelola sampah di saluran drainase.
2. Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bukittinggi, mengelola sampah di pasar.
3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bukittinggi, mengelola sampah di objek wisata.
4. Dinas Perhubungan dan Informasi Kota Bukittinggi, mengelola sampah di terminal
5. Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Bukittinggi.
6. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), mengelola sampai di sekolah.
7. Dinas Kesehatan ( Dinkes) Kota Bukittinggi.
Disamping pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh SKPD di lingkungan pemerintahan Kota
Bukittinggi, secara kelembagaan Pemerintah Kota Bukittinggi juga melakukan kerja sama pengelolaan
persampahan dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam hal penggunaan Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) sampah regional yang berlokasi di Payakumbuh. Ruang lingkup kerja sama ini adalah :
a. Melakukan pengelolaan dan pemeliharaaan TPA sampah regional.
b. Melakukan pengembangan teknologi pengelolaan persampahan.
c. Melakukan pengelolaan dan mengendalikan dampak yang timbul sebagai akibat pengelolaan
persampahan.
Pengelolaan sampah sangat ditentukan oleh dukungan peraturan yang meliputi pembentukan institusi
pengelola, penetapan/pengaturan kebersihan termasuk di dalamnya penetapan retribusi. Dasar hukum
pengelolaan kebersihan yang telah diterbitkan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi dalam bentuk Peraturan
Daerah, Peraturan Walikota dan keputusan walikota. Beberapa produk hukum yang melingkupi
penyelenggaraan pengelolan persampahan di Kota Bukittinggi adalah :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 39
1. Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 47 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Funsi Eselon II, III serta
rincian tugas Eselon IV pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bukittinggi.
2. Keputusan Walikota Bukittinggi Nomor 188.45-367-2013 tentang penetapan Fasilitator Lingkungan
Tingkat Kelurahan se Kota Bukittinggi.
3. Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan Pemerintah Kota
Payakumbuh, Pemerintah Kota Bukittinggi Nomor 120/8/GSB-2013, Nomor 9/PK/2013, Nomor
180/12/Huk-F/2013 tentang pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah regional Provinsi
Sumatera Barat.
4. Peratutan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Retribusi Layanan
Persampahan/Kebersihan.
5. Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 37 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan
retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.
c. Drainase
Sistem drainase perkotaan kota Bukittinggi dikatagorikan masih memakai drainase sistem campuran yaitu
antara saluran drainase air hujan bercampur dengan saluran air limbah buangan dari pemukiman penduduk.
Akibatnya perkembangan jumlah penduduk sangat berkontribusi dalam menambah debit air buangan yang di
alirkan ke saluran drainase. Saluran yang ada di Kota Bukittinggi pada awalnya merupakan saluran irigasi.
Namun, dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk maka fungsi areal persawahan pun berubah
menjadi areal permukiman. Hal ini secara otomatis menyebabkan saluran irigasi yang ada berubah ataupun
bercampur menjadi saluran drainase. Adanya perubahan struktur tanah dari persawahan menjadi areal
permukiman mengakibatkan terganggunya daya resap tanah sehingga aliran permukiman (run off) menjadi
semakin besar. Pada akhirnya kondisi inilah yang menyebabkan timbulnya genangan di beberapa lokasi
karena debit limpasan yang ada sudah tidak dapat lagi tertampung oleh kapasitas saluran. Sebagai akibat
lebih lanjut, kelancaran aktivitas lalu lintas dan perdagangan menjadi terganggu serta menjadi sumber
penyakit apabila tidak segera ditanggulangi.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas,
dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah,
serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang
yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam
rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi
untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 40
atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan
tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
Kegunaan saluran drainase antara lain :
Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.
Terkait dengan risiko kesehatan lingkungan, telah diketahui luas bahwa mereka yang tinggal di perumahan
padat, misalnya di gang-gang sempit, akan memiliki risiko kesehatan lingkungan yang lebih besar ketimbang
mereka yang tinggal di lingkungan yang kurang padat. Penyakit-penyakit seperti TBC, diare dan influenza
adalah contoh penyakit-penyakit yang mudah menyebar di antara warga yang tinggal di rumah-rumah padat
dan berdempetan. Dalam studi EHRA, lebar jalan diukur dengan menggunakan langkah kaki kader di mana
satu langkah kaki dikonversikan menjadi setengah (1/2) meter.
Secara umum, saluran drainase di kota Bukittinggi telah menjangkau hampir seluruh wilayah kota. Saluran-
saluran drainase bertujuan untuk mengalirkan limpasan air hujan baik dalam bentuk drainase buatan maupun
drainase alam. Saluran-saluran drainase memiliki pola yang sejajar dengan jaringan jalan, Daerah yang
dilayani drainase terdiri dari 3 sub sistem, yaitu sub sistem Batang Agam, Batang Tambuo dan Daujung.
Dengan kondisi topografi yang relatif miring, serta dengan ketinggian kota di atas permukaan laut yang cukup
tinggi, maka hal ini dapat memberikan keuntungan bagi pengairan air pada sistem drainase sehingga aliran
permukaan mengalir langsung ke dataran yang lebih rendah yaitu Batang Sianok dan Batang Tambuo.
Sistem drainase di kota Bukittinggi secara umum dibagi dalam tiga sistem:
a. Sistem drainase terbuka. Sistem drainase terbuka saat ini cukup memadai untuk menampung dan
mengendalikan air hujan.
b. Sistem drainase tertutup. Sistem drainase tertutup saat ini juga memadai, namun terkendala dalam
hal pembersihan/pengerukan sedimen, disebabkan oleh adanya sebagian pertokoan di atas saluran
(khususnya wilayah dalam pasar).
c. Sistem drainase saluran tanah. Sistem ini sudah lama ada dan sangat bermanfaat bagi drainase
kota dikala hujan turun sehingga drainase tanah yang ada dapat menampung beban curah hujan
yang cukup tinggi (contoh saluran di daerah Batang Agam).
Kondisi saluran secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 41
Kondisi saluran pada lingkungan perumahan dalam kota Bukittinggi pada umumnya mengalir pada sisi
jalan raya maupun jalan utama, dimana pada sisi jalan utama saat ini mempunyai saluran drainase yang
cukup baik, sehingga baik pada musim hujan maupun musim kemarau saluran drainase di lingkungan
permukiman maupun di jalan utama masih dapat mengatasi air masuk ke dalam saluran.
Letak kota Bukittinggi yang konturnya berbukit, sehingga air mengalir memanfaatkan gravitasi ke tempat
yang lebih rendah.
Drainase kota menggunakan saluran tertutup, bagian atas tutup saluran dijadikan site walk/trotoar, 25
m diberi manhole untuk mengetahui kelancaran aliran air.
Masih adanya genangan air pada saat musim hujan di beberapa tempat yang disebabkan belum adanya
pembuatan drainase.
Kurang seragamnya dimensi saluran yang mengakibatkan meluapnya air hujan ke jalan.
Secara garis besar di Kota Bukittinggi sudah sangat jarang terjadinya banjir, hal ini terlihat dari hasil studi
EHRA yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Bahwa 92,20 % tidak pernah lagi mengalami banjir di Kota
Bukittinggi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :
Grafik 2.4 Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir. Di Kota Bukittinggi Tahun 2015
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer Studi EHRA Tahun 2015
Persoalan-persoalan eksisting berkaitan dengan sistem drainase di kota Bukittinggi secara umum adalah
sebagai berikut:
Tidak mengalirnya air dari badan jalan ke saluran sehingga cenderung terjadi genangan air pada saat
hujan.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 42
Terdapat beberapa saluran drainase yang memiliki dimensi/kapasitas lebih kecil dibandingkan debit atau
limpasan yang mengalir sehingga saluran tidak dapat berfungsi secara optimal, begitu pula dengan
gorong-gorong, namun hal ini tidak berlangsung lama, 15 sampai dengan 30 menit dan normal
kembali.
Belum terselesaikannya saluran drainase di beberapa tempat, sehingga pada saat hujan akan terjadi
genangan pada bagian pinggir jalan.
Kurang berfungsinya tali air, sebagai tempat mengalirnya air hujan dari badan jalan ke saluran, hal ini
dikarenakan kurangnya pemeliharaan, yang mengakibatkan tersumbatnya tali air tersebut akibat
pengendapan kotoran atau sampah.
Banyaknya sampah dan lumpur yang menyebabkan penyumbatan aliran air dan kapasitas saluran
menjadi kecil sehingga tidak mampu menampung debit air hujan yang masuk terutama saat hujan lebat.
Hal ini berkaitan dengan kurangnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kebersihan saluran.
Masih difungsikannya saluran drainase sebagai saluran air limbah.
Tidak adanya sama sekali saluran drainase pada lokasi genangan dan disepanjang bahu jalan
a. Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan (sesuai definisi SPM)
Tabel 2.16 Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan Kota Bukittinggi
No
Lokasi
Genangan
Wilayah Genangan Infrastruktur
Luas Ketinggian Lama Frekuensi Penyebab *** Jenis Keterangan ** (Ha) (M) (jam/hari) (kali/tahun)
1 Pabidikan 0,25 0,25 15 Menit Setiap hujan lebat
Hujan lebat - cekungan
2 Tabek Tuhua 0,25 0,25 15 menit Setiap hujan lebat
Hujn lebat - -
Sumber: Data Sekunder SKPD terkait (PU bidang drainase dan pengairan Kota Bukittinggi)
Keterangan *Infrasruktur dapat terdiri dari saluran drainase (primer dan sekunder) ataupun bangunan pelengkap. Infrastruktur yang terdapat di dalam kawasan genangan.
**Dapat berupa informasi terkait panjang saluran, kapasitas pompa, luas kolam retensi dll yang terdapat di dalam kawasan genangan. ***merupakan indikasi penyebab dari timbulnya genangan. Indikasi penyebab dapat berasal dari dalam kawasan atau dapat berasal dari luar kawasan
namun masih dalam
Berdasarkan tabel 2.16 diatas terlihat jelas bahwa genangan yang terdapat di Kota Bukittinggi saat ini tidak
begitu berpengaruh terhadap perumahan dan permukiman penduduk, hal ini biasanya terjadi hanya saat
hujan lebat dan berlangsungnya genangan juga tidak lebih dari 30 menit.
b. Sistem dan Infrastruktur
Berdasarkan keadaan topografinya, daerah pelayanan sistem jaringan drainase di Kota Bukittinggi terbagi
dalam tiga sub sistem, yaitu sub sistem Batang Agam, sub sistem Batang Tambuo, dan sub sistem Daujung.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 43
Masing – masing sub sistem ini mempunyai saluran primer, sekunder, dan tersier tersendiri. Adapun yang
termasuk ke dalam sub sistem pelayanan jaringan drainase di Kota Bukittinggi adalah sebagai berikut :
1. Sub Sistem Batang Agam
Pada sub sistem ini terdapat saluran induk dari Birugo Puhun menuju ke Batang Agam dan saluran
induk dari Birugo ke Jembatan Besi, hingga pertemuan dengan Batang Agam di depan rumah potong
hewan. Daerah pelayanan Batang Agam mempunyai jaringan drainase yang cukup padat, biasa
digunakan untuk saluran pembuangan air hujan dan limbah.
2. Sub Sistem Batang Tambuo
Beberapa saluran yang termasuk ke dalam sub system ini antara lain terdapat di Jalan Sutan Syahrir,
Jalan Diponegoro, Jalan Prof.M.Yamin, Jalan Kubu Tanjung, Jalan Kurai Jalan Dt.Majo Basa nan
Kuniang, dan Jalan Mr.Assaat. Daerah pelayanan sangat luas karena Batang Tambuo ini terletak di
tengah – tengah daerah pelayanan, dari selatan ke utara perbatasan Kota Bukittinggi
3. Sub Sistem Daujung
Saluran pembuangan utama adalah saluran irigasi, saluran pengumpul sepanjang Jalan Tigo Baleh,
saluran drainase di Jalan Sumur, Jalan Ladang Cakiah, dan fasilitas gorong – gorong di Jalan Tigo
Baleh. Daerah pelayanan terletak pada daerah yang sebagian besar masih berupa persawahan yang
datar.
Tabel 2.17
Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan di Kota Bukittinggi
No
Jenis prasarana/
Sarana
Satuan
Bentuk Penampang
Saluran*
Dimensi Kondisi Frekuensi Pemeliharaan
(kali/tahun) B** H** Berfungsi Tidak
berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (iv) (v) (vi) (vii)
Saluran -
1. S. Primer A m - - - - - -
S.Sekunder A1 m - - - - - -
S.Sekunder A2 m - - - - - -
Bangunan Pelengkap - - - - - -
- Rumah pompa - - - - - -
- Pintu Air unit - - - - - -
- Kolam retensi unit - - - - - -
Trash rack/saringan sampah
unit - - - - - -
2 S.Primer B m - - - - - -
- Saluran Sekunder m - - - - - -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 44
B1
Bangunan Pelengkap - - - - - -
- Rumah Pompa Unit - - - - - -
- Pintu Air Unit - - - - - -
- Kolam retensi Unit - - - - - -
- Trash rack/ saringan sampah
Unit - - - - - -
Sumber: Data Sekunder SKPD terkait (PU Bidang Drainase dan Pengairan Kota Bukittinggi)
Keterangan : *Bentuk penampang saluran : segi empat atau trapesium **B : lebar dasar saluran ***H : Tinggi saluran
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 45
Peta Lokasi Genangan (nama lokasi, data lokasi, dan luas genangan dapat diperoleh dari data sekunder
yang terdapat di dalam instrumen profil sanitasi atau diambil dari masterplan drainase
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 46
c. Kelembagaan dan Peraturan
Peraturan yang terkait drainase di Kota Bukittinggi yaitu Peraturan Daerah (Perda) Nomor 25 Tahun
2005 tentang Kebersihan Keindahan dan Kenyamanan (K3), belum ada perda khusus tentang
drainase.
Pengelolaan drainase di kota Bukittinggi ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sub Dinas
Prasarana Jalan dan Pengairan pada Seksi Pengairan dan Irigasi.
2.4 Area berisiko dan permasalahan Mendesak sanitasi
Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data
sekunder dan data primer berdasarkan hasil penilaian oleh SKPD dan hasil studi EHRA. Penentuan
area berisiko berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat risiko
sebuah area (Kelurahan) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD mengenai ketersediaan
layanan fasilitas air bersih dan sanitasi dan data umum diantaranya jumlah jamban; nama kelurahan,
jumlah RT & RW, jumlah populasi, luas administratif.
Penentuan area berisiko berdasarkan Penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan,
pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja Kota Bukittinggi. Adapun
penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan menilai dan memetakan
tingkat resiko berdasarkan: kondisi sumber air; pencemaran karena air limbah domestik; pengelolaan
persampahan di tingkat rumah tangga; kondisi drainase; aspek perilaku (cuci tangan pakai sabun,
higiene jamban, penangan air minum, buang air besar sembarangan).
Hasil analisis data skunder, data primer yang bersumber dari studi EHRA, persepsi SKPD dan studi
pendukung yang lain merupakan aras yang dapat menggambarkan kondisi riil hasil analisis untuk
menentukan area beresiko
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 47
a. Area berisiko dan permasalahan air limbah domestik
Berdasarkan hasil analisa studi EHRA data tergambarkan bahwa untuk perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun (CPTS) di Kota Bukittinggi masih sangat tergolong rendah dimana masyarakat Kota
Bukittinggi ini tidak melakukan CPTS di waktu penting yaitu sekitar 77 % sedangkan responden
yang melakukan CTPS pada waktu-waktu penting hanya 23 % saja, lima waktu penting ini
meliputi yang melakukan cuci tangan setelah Buang Air Besar, cuci tangan sebelum makan dan
cuci tangan sebelum menyuapi anak, cuci tangan sebelum menyiapkan makanan, cuci tangan
setelah menceboki anak dan cuci tangan setelah memegang hewan, hal ini dalapat dilihat pada grafik
di bawah ini :
Grafik 2.5 Persentase Kondisi PHBS Di Kota Bukittinggi Tahun 2015
Sumber : Data Primer study EHRA Kota Bukittinggi, Tahun 2015
Sementara untuk persentase tempat buang air besar di Kota Bukittinggi pada tahun 2015 berdasarkan
studi EHRA dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Grafik 2.6 Kondisi Masyarakat BABS Kota Bukittinggi
Tahun 2015
Sumber : Data Primer study EHRA Kota Bukittinggi, Tahun 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 48
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat hanya 34 % masyarakat Kota Bukittinggi masih BABS dan 66
% yang tidak melakukan BABS, angka ini menunjukkan bahwa di Kota Bukittinggi masih masyarakat
yang melakukan BABS masih tergolong besar. Penduduk Kota Bukittinggi pada umumnya memiliki
jamban pribadi dengan saluran pembuangan tinja ke septictank pribadi yang di bangun masing-masing
di rumah sendiri. Tetapi masih ada masyarakat yang melakukan BABS
Grafik 2.7 Tempat Masyarakat Kota Bukittinggi
Melakukan BAB Tahun 2015
Sumber : Data Primer study EHRA Kota Bukittinggi, Tahun 2015
Berdasarkan gambar diatas dapat di uraikan bahwa sebagian besar penduduk Buang Air Besar di
Jamban Pribadi yaitu sebesar 95,1 %, dilanjutkan ke WC Umum baik itu MCK, MCK+ ataupun MCK++
yaitu sekitar 3,22 %, sementara tidak ada penduduk Kota Bukittinggi yang melakukan Buang Air Besar
ke kebun ataupun selokan
Berdasarkan data EHRA di Kota Bukittinggi diketahui bahwa Sebanyak 91,4 % lantai jamban
masyarakat masih sudah terbebas dari tinja terutama yang berasal dari anak- anak balita yang
berada di rumah. Selanjutnya, 93,6 % jamban yang ada masih belum bebas dari kecoak. masyarakat
belum menyediakan sabun di dekat jamban. Sedangkan untuk kesadaran masyarakat dalam
menyimpan air di wadah yang bersih masih belum bisa dikatakan tinggi dimana baru 52,81 %
responden yang sudah menyimpan air di tempat yang aman dan bersih. Yang sangat
memprihatinkan saat sekarang ini Sebagian besar masyarakat masih melakukan praktek BABS
yaitu sebanyak 34 %. Berdasarkan analisa EHRA yang dimaksud STOP BABS adalah masyarakat
sudah BAB di Jamban dengan pengolahan awal menggunakan tangki septik, melakukan pengurasan
tangki septik secara rutin dan di buang di IPLT. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh masyarakat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 49
yang sudah STOP BABS masih sedikit karena di Kota Bukittinggi belum ada layanan air limbah
(IPLT) yang disediakan oleh pemerintah ataupun Swasta.
Untuk area beresiko sanitasi sektor Air limbah seperti telah dijelaskan diatas di ambil dari 3 kriteria
yaitu, Data skunder, sudy EHRA dan persepsi SKPD. Dari ketiga kriteria tersebut di nilai terhadap
dampak penerima yaitu Populasi, kepadatan penduduk, jumlah penduduk miskin, dan tingkat urban
maka di hasilkan lah area beresiko sanitasi sektor air limbah sesuai dengan tabel dibawah ini :
. Kriteria angka seperti yang disajikan pada tabel 2.18 sebagai berikut:
Tabel 2.18
Area Beresiko Sanitasi Air Limbah
No Tingkat Resiko Wilayah Prioritas Air Limbah
1 Beresiko Sangat Tinggi (4) Tarok Dipo
2 Beresiko Sangat Tinggi (4) Aua Tajungkang Tangah Sawah
3 Beresiko SangatTinggi (4) Kubu Tanjung
4 Area Beresiko Tinggi (3) Kayu kubu
5 Area Beresiko Tinggi (3) Belakang Balok
6 Area Beresiko Tinggi (3) Sapiran
7 Area Beresiko Tinggi (3) Aur Kuning
8 Area Beresiko Tinggi (3) Puhun Tembok
9 Area Beresiko Tinggi (3) Parit Antang
Sumber : Instrumen sanitasi, tahun 2015
Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa ada 3 kelurahan yang sangat beresiko sanitasi yaitu Kelurahan
Tarok Dipo, Kelurahan Aua Tajungkang Tangah Sawah dan Kelurahan Kubu Tanjung. Sedangkan
Area beresiko tinggi juga ada 3 (Tiga) kelurahan yaitu Kelurahan Kayu Kubu, Belakang Balok, Aur
Kuning, Puhun Tembok dan Sapiran. Untuk lebih jelas lagi hubungan antara kriteria area beresiko
sanitasi dengan penerima dampak dapat diliha pada peta berikut ini :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 50
Data Sekunder Populasi
IRS EHRA Kepadatan Penduduk
Persepsi SKPD Angka Kemiskinan
Fungsi Urban
Dengan telah ditentukannya area beresiko sanitasi sektor air limbah, pokja sanitasi Kota Bukittinggi
dapat menentukan daftar permasalahan mendesak sektor air limbah agar pembangunan sarana dan
prasarana untuk masa yang akan datang dapat sesuai dengan wilayah prioritas yang telah ditetapkan
bersama dapat dilihat pada tabel 2.19 berikut ini :
EXPOSURE IMPACT
AREA BERESIKO SANITASI SEKTOR AIR LIMBAH
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 51
Tabel 2.19
Daftar Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air Limbah
ASPEK PERMASALAHAN LOKASI DALAM DSS
Teknis Belum tersedianya IPLT atau IPAL Skala terbatas
User Interface
Tidak adanya penyaringan saat limbah di buang di parit
User Interface
Masih bercampurnya fungsi saluran drainase dengan fungsi pembuangan air limbah (saluran air limbah rumah tangga menyatu dengan saluran drainase)
Penampungan/ Pengolahan Awal
Tidak ada kesepakatan dan standarisasi tempat penampungan limbah yang berwawasan lingkungan
Penampungan/ Pengolahan Awal
Masih banyak septic tank yang belum memenuhi standar teknis
Penampungan/ Pengolahan Awal
Sistem pengolahan air limbah yang belum terbangun
Penampungan/ Pengolahan Awal
Belum ada sewerage system skala kota /kecamatan
Penampungan/ Pengolahan Awal
Belum ada sistem pengolahan percontohan air limbah komunal (skala perumahan, pasar tradisional, dll)
Penampungan/ Pengolahan Awal
Sosial Kurang kesadaran (karena tidak familiar) pentingnya bak pengolahan air limbah di setiap rumah tangga
Penampungan/ Pengolahan Awal
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang septic tank yang sesuai dengan ketentuan teknis
Penampungan/ Pengolahan Awal
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang nilai dan biaya pembangunan septic yang sesuai dengan ketentuan teknis, sehingga masyarakat enggan membangun sarananya
Penampungan/ Pengolahan Awal
dinamika dan perilaku masyarakat yang cenderung lebih individualis
user interface
ketersediaan lahan untuk kegiatan sanitasi bersama yang terbatas
user interface
Kelembagaan *Regulasi yang ada belum mengintegrasikan lembaga teknis terkait
User Interface
Penanganan air limbah masih belum terkoordinasi dan terintegrasi
User Interface
Belum adanya sarana pengolahan air limbah skala kota
Semi Pengolahan Air Terpusat
Belum adanya saluran khusus untuk limbah industri rumah tangga
User Interface
Pendanaan Tingkat kesadaran masyarakat (baik individu maupun komunitas) yang masih rendah, mengakibatkan keterbatasan lahan yang tersedia, sehingga meningkatkan biaya untuk pembangunan
Kurangnya anggaran sanitasi khususnya untuk limbah.
Penampungan/ Pengolahan Awal
Lainnya pertumbuhan perumahan yang linier
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 52
ASPEK PERMASALAHAN LOKASI DALAM DSS
Lokasi elevasi terendah untuk IPAL sangat terbatas
Sumber : FGD Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi, tahun 2015
2.4.2 Sub Sektor Persampahan
Daerah pelayanan untuk persampahan Kota Bukittinggi adalah semua cakupan wilayah pemerintah
Kota Bukittinggi. Daerah pelayanan persampahan Kota Bukittinggi menurut pokja sanitasi khususnya
DKP Kota Bukittinggi dinilai telah mencapai 80 % menilik dari perletakan wadah sampah. Meskipun
begitu, pola yang dilakukan berupa pola kumpul-angkut-buang yang masih belum mengikuti peraturan
pemerintah. Untuk area beresiko sanitasi sektor persampahan dapat dilihat pada tabel 2.20 berikut ini :
Tabel 2.20 Area Beresiko Sanitasi Sektor Persampahan
No Tingkat Resiko Wilayah Prioritas Air Limbah
1 Beresiko Sangat Tinggi (4) Aua Tajungkang Tangah Sawah
2 Beresiko Sangat Tinggi (4) Tarok Dipo
3 Area Beresiko Tinggi (3) Campago Guguak Bulek
4 Area Beresiko Tinggi (3) Kayu kubu
5 Area Beresiko Tinggi (3) Sapiran
6 Area Beresiko Tinggi (3) Kubu Tanjung
Sumber : Instrumen sanitas penyesuaian, tahun 2015
Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa ada 2 (Dua) kelurahan yang sangat beresiko sanitasi yaitu
Kelurahan Tarok Dipo dan Kelurahan Aua Tajungkang Tangah. Sedangkan Area beresiko tinggi juga
ada 4 (Empat) kelurahan yaitu Kelurahan Kayu Kubu, Campago Guguak Bulek, Aur Kuning, Kubu
Tanjung dan Sapiran. Untuk lebih jelas lagi hubungan antara kriteria area beresiko sanitasi dengan
penerima dampak dapat diliha pada peta berikut ini :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 53
Data Sekunder Populasi
IRS EHRA Kepadatan Penduduk
Persepsi SKPD Angka Kemiskinan
Fungsi Urban
Dengan telah ditentukannya area beresiko sanitasi sektor Persampahan, pokja sanitasi Kota
Bukittinggi dapat menentukan daftar permasalahan mendesak sektor Persampahan agar
pembangunan sarana dan prasarana untuk masa yang akan datang dapat sesuai dengan wilayah
prioritas yang telah ditetapkan bersama dapat dilihat pada tabel 2.23 berikut ini :
AREA BERESIKO SANITASI SEKTOR PERSAMPAHAN
EXPOSURE IMPACT
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 54
Tabel 2.23 Permasalahan Sub Sektor Persampahan
ASPEK PERMASALAHAN LOKASI DALAM DSS
Teknis tidak ada proses pemilahan jenis sampah (organik/anorganik)
di tingkat user interface
keterbatasan sarana dan prasarana pengangkutan dan pengolahan sampah
di tingkat user interface dan TPS
TPS terbatas (tidak ada warga yang lahannya bersedia dijadikan TPS)
di tingkat user interface dan TPS
Total Timbulan sampah Kota Bukittinggi meningkat akibat adanya masyarakat luar Kota (perbatasan) yang ikut membuang sampah di TPS dan container Kota Bukittinggi
di tingkat user interface dan TPS
Masih adanya TPS liar (masyarakat menumpuk sampah pada suatu lahan yang bukan merupakan titik TPS)
di tingkat user interface dan TPS
Sosial belum familiarnya istilah sampah organik dan anorganik
di tingkat user interface
masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
di tingkat user interface
TPS terbatas (tidak ada warga yang lahannya bersedia dijadikan TPS)
di tingkat user interface
belum ada upaya yang koprehensif terhadap warga yang lokasinya jauh dari TPS
di tingkat user interface
masih terdapat masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya, kesungai, selokan, jalan, taman, dsb
di tingkat user interface
belum komprehensifnya upaya memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan peluang ekonomis dari keberadaan sampah
di tingkat user interface
Kelembagaan penerapan sanksi hukum masih sulit diterapkan karena terbatasnya anggaran untuk pelaksanaannya serta tingkat koordinasi antar instansi terkait lemah.
di tingkat user interface
Sumber: SSK Kota Bukittinggi dan FGD Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
2.4.3 Sub Sektor Drainase
Meskipun sektor drainase di Kota Bukittinggi pada saat ini sudah boleh dikatakan baik tetapi masih
ada beberapa hal yang harus kita benahi agar sektor drainase benar-benar dapat menyalurkan air
hujan maupun air yang lain ke tempat yang sesuai dengan arah aliran drainase sehingga tidak terjadi
lagi genangan di sebagian kecil daerah yang ada di Kota Bukittinggi, berikut di berikan tabel area
beresiko sektor drainase Kota Bukittinggi.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 55
Tabel 2.22 Area Beresiko Sanitasi Sektor Drainase
No Tingkat Resiko Wilayah Prioritas Air Limbah
1 Beresiko Sangat Tinggi (4) Aua Tajungkang Tangah Sawah
2 Beresiko Sangat Tinggi (4) Tarok Dipo
3 Area Beresiko Tinggi (3) Puhun Tembok Sumber : Instrumen sanitasi dan penyesuaian , tahun 2015
Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa ada 2 (Dua) kelurahan yang sangat beresiko sanitasi yaitu
Kelurahan Tarok Dipo dan Kelurahan Aua Tajungkang Tangah. Sedangkan Area beresiko tinggi hanya
Kelurahan Puhun Tembok Untuk lebih jelas lagi hubungan antara kriteria area beresiko sanitasi
dengan penerima dampak dapat diliha pada peta berikut ini :
Data Sekunder Populasi
IRS EHRA Kepadatan Penduduk
Persepsi SKPD Angka Kemiskinan
Fungsi Urban
AREA BERESIKO SANITASI SEKTOR DRAINASE
EXPOSURE IMPACT
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 56
Dengan telah ditentukannya area beresiko sanitasi sektor persampahan, pokja sanitasi Kota
Bukittinggi dapat menentukan daftar permasalahan mendesak sektor air limbah agar pembangunan
sarana dan prasarana untuk masa yang akan datang dapat sesuai dengan wilayah prioritas yang telah
ditetapkan bersama dapat dilihat pada tabel 2.23 berikut ini :
Tabel. 2.23
Permasalahan Drainase dalam Diagram Sistem Sanitasi
Kota Bukittinggi 2015
ASPEK PERMASALAHAN
Teknis kapasitas saluran sebagian besar tidak mencukupi
belum terintegrasinya saluran primer, sekunder, dan tersier
kurangnya saluran tersier
belum adanya masterplan drainase
proses pembangunan drainase tidak didasarkan prioritas (sistem) melainkan prioritas (kondisional)
sistem drainase yang digunakan saat ini sebahagian masih tercampur dengan air Iimbah, air limpasan hujan, air irigasi dan air tanah
terjadinya penyempitan saluran akibat tertutup sedimentasi sehingga banyak saluran yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya untuk mengalirkan air permukaan ke badan air terdekat sehingga mengakibatkan genangan
Sosial kurang kepedulian dari masyarakat disekitar drainase untuk memelihara
masih terdapat masyarakat yang membuang sampah di saluran drainase dan mendirikan bangunan di atas saluran drainase, sehingga saluran drainase berubah menjadi saluran tertutup yang mengakibatkan terkendala dalam pembuangan sedimentasi
kurangnya sosialisasi secara periodik yang dilakukan oleh SKPD terkait mengenai manfaat dari saluran drainase
masyarakat tidak memprioritaskan saluran drainase didalam pembangunan rumah mereka
Kelembagaan belum tertatanya sistem drainase, seperti arah aliran yang tidak teratur, belum berhubungannya saluran yang dibangun dengan saluran utama
kurangnya perawatan terhadap saluran yang ada seperti konstruksi saluran yang rusak
saluran ditumbuhi semak-semak
belum adanya sistem operasi dan pemeliharaan terhadap saluran yang ada
kurangnya Perhatian SKPD yang terkait terhadap pembangunan Infrastruktur Saluran Drainase di Lingkungan Pemukiman
Pendanaan terbatasnya anggaran pemerintah kota yang tersedia, menjadikan drainase (sanitasi) menjadi kebutuhan yang kurang prioritas
Sumber: FGD Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 1
BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
3.1 Visi dan Misi Sanitasi
Berdasarkan kondisi eksisting sanitasi, modal dasar yang dimiliki pemerintah dan masyarakat Kota
Bukittinggi dan arah pembangunan yang sedang dilaksanakan, serta keterintegrasian seluruh
dokumen perencanaan yang ada, maka Pokja AMPL Kota Bukittinggi menyusun dan menyepakati
visi dan misi sanitasi Kota Bukittinggi 2011-2019 adalah sebagai berikut :
Visi “Terwujudnya sanitasi Kota Bukittinggi sebagai kota yang berlandaskan agama dan budaya
dalam kota yang maju dan berwawasan lingkungan”
Untuk dapat mewujudkan visi sanitasi Kota Bukittinggi “Terwujudnya sanitasi Kota Bukittinggi
sebagai kota yang berlandaskan agama dan budaya dalam kota yang maju dan berwawasan
lingkungan”
Unsur yang cukup penting yang ditekankan dalam visi tersebut cenderung sama dengan RPJP Kota
Bukittinggi yaitu terkait penguatan pada nilai agama dan budaya minangkabau. Sedangkan unsur
yang lebih spesifik dalam visi RPJMD ini adalah penekanan pada sektor-sektor Jasa dan
Perdagangan, Kepariwisataan, Pendidikan, dan pelayanan kesehatan yang berperan sebagai
potensi utama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Makna pokok yang terkandung dari visi diatas adalah:
1. Masyarakat Yang Cerdas
Kecerdasan adalah awal menuju kesuksesan. Melalui kecerdasan, masyarakat akan mampu
keluar dari belenggu kemiskinan dan mampu bersaing dengan dunia global. Mewujudkan
masyarakat yang cerdas juga merupakan amanat dari Pembukaan UUD 1945. Berangkat dari
hal tersebut, maka dalam lima tahun ke depan, kita bertekad untuk mewujudkan masyarakat
Bukittinggi yang cerdas, yaitu masyarakat yang berpendidikan dan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Masyarakat Yang Sehat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 2
Dalam tubuh yang sehat terdapat otak yang cerdas. Tanpa tubuh yang sehat, niscaya
seseorang akan bisa cerdas. Tanpa tubuh yang sehat, niscaya seseorang akan dapat hidup
secara layak. Masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang terbebas dari kesakitan serta
memiliki status gizi yang baik. Atas dasar tersebut, maka masyarakat Bukittinggi yang sehat
adalah visi yang akan kita wujudkan.
3. Masyarakat Bukittinggi Yang Berekonomi Mapan
Dalam dunia global dan modern sekarang ini, kemapanan ekonomi adalah suatu keharusan.
Tanpa ekonomi yang mapan, maka kita tidak akan mampu mengikuti perkembangan dunia
yang seolah-olah sudah tanpa batas sekarang ini. Dengan keunggulan potensi yang kita
miliki, maka kita bertekad untuk mewujudkan kemapanan ekonomi masyarakat.
4. Nilai-nilai Agama dan Adat Harus Melandasi Perwujudan Masyarakat Yang Cerdas, Sehat
dan Berekonomi Mapan. Nilai-nilai agama dan adat ini harus melandasi setiap proses dan
pencapain ketiga hal diatas. Karena tanpa didasari oleh nilai-nilai agama serta nilai adat
minangkabau yang berfilosofikan “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”, maka
semuanya tersebut tidak akan ada artinya dimata Tuhan dan kita akan menjadi orang yang
ingkar.
Visi misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kota
Bukittinggi dalam rangka mencapai visi Kota Bukittinggi, berikut Sandingan visi misi Kota Bukittinggi
dan visi misi sanitasi dapat dilihat dalam tabel 3.1 berikut :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 3
Tabel 3.1 Visi dan Misi Sanitasi Kota Bukittinggi
Visi Kota Bukittinggi Misi Kota Visi sanitasi Kota Misi Sanitasi Kota
Masyarakat Bukittinggi Cerdas, Sehat dan Berekonomi Mapan Dengan Dilandasi Nilai-Nilai Agama Dan Adat
1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip good governance and clean government.
2. Meningkatkan mutu pendidikan mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada semua level tingkatan pendidikan
3. meningkatkan pelayanan kesehatan yang layak, murah dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat serta menciptakan lingkungan yang memenuhi standar kesehatan
4. Menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi unggulan daerah (perdagangan & jasa, pariwisata, pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan)
5. Menjadikan nilai-nilai agama dan adat sebagai landasan dan pedoman pada setiap kebijakan pembangunan
Terwujudnya sanitasi Kota Bukittinggi sebagai kota yang berlandaskan agama dan budaya dalam kota yang maju dan berwawasan lingkungan
Misi Air Limbah Domestik 1. Meningkatkan pelayanan air limbah yang optimal
berwawasan lingkungan kepada masyarakat Kota Bukittinggi melalui penyedian sarana dan prasarana.
2. Mendorong partisipasai aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan, pengembangan dan pengelolaan air limbah domestik
3. Mendorong peningkatan anggaran dan alternatif sumber pembiayaan untuk sektor air limbah
4. Mendorong peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan air limbah
5. Penciptaan lingkungan yang sehat melalui pendekatan secara individu, keluarga dan masyarakat
6. Mewujudkan kecerdasan masyarakat tentang pengelolaan air limbah rumah tangga
7. Meningkatkan pelayanan dan pengolahan air limbah masyarakat melalui penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan berwawasan lingkungan.
Misi Persampahan: 1. Meningkatkan pelayanan persampahan di Kota
Bukittinggi yang menyentuh segala lapisan masyarakat dan semua wilayah yang ada di Kota Bukittinggi.
2. Mengembangkan dan meningkatkan aspek kelembagaan penyelenggaraan pengelolaan persampahan.
3. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 4
4. Meningkatkan sarana dan prasarana persampahan sebagai penunjang dalam pengendalian masalah persampahan dibukittinggi
5. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan.
6. anggaran dan alternatif sumber pembiayaan untuk sektor persampahan
7. Meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga
Misi Drainase 1. Menumbuhkan aktifitas tokoh masyarakat rukun
warga (RW) menata dan merawat drainase kota dilingkungan masing-masing.
2. Mengembangankan dan mendorong kemampuan pembiayaan daerah termasuk mendorong investasi swasta dalam pembiayaan program drainase kota
3. Menyiapkan peraturan perundangan yang menatur tentang drainase yang baik.
4. Mengembangkan serta mengganti bentuk kelembagaan yang efektif dalam mengelola drainase
kota.
Sumber : RPJMD, Renstra dan FGD Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 5
3.2 Pentahapan Pengembangan Sanitasi
Arahan penetapan pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun berdasarkan pilihan sistem
dan Penetapan zona sanitasi dengan mempertimbangkan :
1. Arah pengembangan Kota yang merupakan perwujudan dari visi dan misi Kota
Bukittinggi dalam jangka panjang
2. Kepadatan penduduk Kota Bukittinggi
3. Kawasan Beresiko sanitasi
4. Kondisi fisik wilayah (topografi) dan struktur tanah
5. Status Kelurahn sebagai Kelurahan perkotaan atau perdesaan
Arah pengembangan sektor sanitasi di Kota Bukittinggi dikelompokkan menjadi tiga tahapan yaitu;
1. Jangka Pendek
Arah pengembangan penanganan sanitasi yang dimulai dari jangka pendek sampai jangka
panjang ini akan difokuskan kepada Kelurahan yang termasuk kedalam resiko 4 (sangat tinggi)
yaitu kelurahan Tarok Dipo, Aua Tajungkang Tangah Sawah, Koto Selayan dan Ladang
Cakiah.
2. Jangka Menengah
Arah pengembangan sanitasi Kota Bukittinggi yang dimulai dari jangka menengah sampai
jangka panjang difokuskan kepada Kelurahan yang termasuk kedalam area berisiko 3 yaitu
Kelurahan Bukik Cangang Kayu Ramang, Kelurahan Pakan Kurai, kelurahan Kayu Kubu, Kelurahan
Pulai Anak Aia. Kelurahan Campago ipuah, Sapiran, Campago Guguak Bulek, Kelurahan Aua
Kuning dan Kelurahan Kubu Tanjung.
3. Jangka Panjang
Arah pengembangan sanitasi untuk Jangka Panjang akan difokuskan kepada area beresiko 2
yaitu Kelurahan Garegeh, Kelurahan Manggis Gantiang, Kubu Gulai Bancah.
3.2.1. Tahapan pengembangan air limbah domestik
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan layanan air limbah juga
meningkat. Tapi dengan terbatasnya dana untuk menyediakan prasarana layanan maka diperlukan
adanya rencana penanganan yang dapat dibagi dalam jangka pendek dan menengah ataupun
jangka panjang sehingga penanganan air limbah dapat dilakukan secara terpadu dan menyeluruh.
Di dalam SSK dilakukan penentuan prioritas pengembangan system pengelolaan air limbah (off site
atau on site) secara umum dan juga jangka waktu penanganan. Ada tiga kriteria dalam menentukan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 6
prioritas pengembangan system pengelolaan air limbah yang kemudian dikategorikan kedalam
zona-zona. Ketiga kriteria tersebut adalah kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau
perdesaan), dan resiko kesehatan lingkungan.
Di dalam strategi sanitasi Kota ini telah ditentukan wilayah prioritas pengembangan sistem
pengelolaan air limbah secara umum apakah sistem on site maupun sistem off site. Kriteria yang
dipergunakan antara lain dalam penentuan prioritas pengembangan tersebut adalah: Kepadatan
penduduk, klasifikasi wilayah (urban, peri urban, rural), karakteristik tata guna lahan/Central Of
Business Development (CBD) serta resiko kesehatan lingkungan.
Strategi untuk keberlanjutan layanan sanitasi di Kota Bukittinggi dalam hal aspek teknis dijelaskan
dalam tiga subsektor dan satu aspek sebagaimana berikut ini, yang meliputi penjelasan tujuan dan
sasaran sub-sektor yang akan dicapai hingga tahun 2019 beserta strategi yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut Pemerintah Kota Bukittinggi telah menyusun sasaran
dan strategi pengelolaan air limbah Guna meningkatnya rumah tangga yang memiliki jamban
dengan tangki septik dan bidang resapan sesuai dengan target universal acces dari 73,6 % menjadi
100% di tahun 2019
Mendorong perbaikan konstuksi tangki septic melalui program percontohan pembangunan
septictank di kawasan dengan pengolahan air limbah sistem setempat (on-site sistem) guna
meningkatkan rumah tangga yang menggunakan sistem pengelolaan air limbah rumah tangga
secara komunal dari 5% menjadi 60 %* di tahun 2019 serta meningkatkan penyediaan prasarana
pengolahan limbah komunal di kawasan pemukiman padat
Menetapkan regulasi tentang pengelolaan SPAL komunal guna meningkatkan partisipasi aktif dari
masyarakat dan swasta dengan menyebarkan informasi dan materi komunikasi yang dibutuhkan
oleh kelompok sasaran dan stakeholders terkait termasuk meningkatnya akses masyarakat yang
tidak memiliki jamban sendiri terhadap MCK umum menjadi 100% di tahun 2019 serta menetapkan
pemetaan wilayah untuk menilai kebutuhan MCK
Meningkatkan dan mengoptimalkan layanan MCK++ terutama bagi masyarakat berpenghasilan
rendah dan kumuh perkotaan dan memfasilitasi pengadaan lahan di wilayah pemukiman padat dan
kumuh kota. Termasuk meningkatkan peran swasta terhadap penyediaan MCK agar tersedianya
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 7
dan optimalnya sistem pengelolaan lumpur tinja di tahun 2019 termasuk didalamnya sistem
pengelolaan lumpur tinja di tahun 2019. Dalam mencapai tujuan tersedianya dan optimalnya sistem
pengelolaan lumpur tinja, sejumlah sasaran dan strategi pencapaian hingga tahun 2019 telah
ditetapkan. Sasaran dan strategi pencapaian dengn tersedianya dan optimalnya sarana dan
prasarana IPLT di tahun 2019. Menyusun perencanaan dasar pengelolaan IPLT dan
mengembangkan sistem pengelolaan lumpur tinja sebagai pendukung dari penerapan sistem
setempat sesuai target universal acces Untuk dapat mencapai sasaran terwujudnya wadah
pengelola lumpur tinja, maka tiga strategi telah disiapkan:
regulasi dan SOP pengelolaan lumpur tinja dan menyiapkan publikasi dan sosialisasinya
kepada kelompok sasaran komunikasi dari stakeholders terkait agar meningkatkan kuantitas
dan kualitas SDM pengelola lumpur tinja dalam melakukan kerjasama regional
Tersedianya sistem pengolahan air limbah dengan perpipaan berskala kota (sewerage sistem)
secara bertahap untuk menanggulangi pencemaran lingkungan . Dalam mencapai tujuan 3 dari
pengelolaan air limbah, sejumlah sasaran dan strategi pencapaian yang telah disusun seperti
Tersedianya rencana pengembangan secara bertahap sistem pengolahan limbah perpipaan
berskala kota dan menyusun perencanaan dasar pengelolaan limbah secara perpipaan serta
mengembangkan secara bertahap sistem pengelolaan air limbah terpusat (offsite sistem) di
kawasan padat penduduk dan CBD, serta mengembangkan sistem perpipaan sederhana di
kawasan kumuh. Termasuk menyusun regulasi dan meningkatkan optimalisasi menggunakan
momentum dan intensitas kegiatan advokasi
Menyusun kajian kebutuhan pendanaan dan menyusun regulasi dan intensitas advokasi serta
meningkatkan peran swasta dan stakeholder kota untuk mencapai cost recovery
Meningkatnya proporsi kontribusi masyarakat dalam pembangunan sub-sektor air limbah dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah di kawasan komersial dan
pemukiman serta menyusun regulasi dan melakukan kegiatan advokasi
Menumbuhkembangkan peranan kelembagaan non-pemerintah dan swasta dalam
pengelolaan air limbah dalam wadah forum khusus dan jadwal pertemuan berkala dan
terarah.
Dengan mengacu kepada hasil Studi EHRA, Persepsi SKPD dan penerima dampak, maka dengan sangat
mudah menentukan kelurahan mana yang prioritas dan kelurahan mana yang masih dapat dikembangkan
beberapa tahun kemudian sesuai dengan urutannya. Dari hasil perhitungan tersebut area beresiko
ditetapkan secara subjektif dapat dijadikan dasar penetapan pembagian zona, dapat dipilih secara
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 8
berurutan dari atas ke bawah kawasan mana yang merupakan kawasan mendesak . Untuk
penentuan zona area beresiko sektor air limbah dapat diperhatikan sebagai kawasan sangat
mendesak yang terdiri dari kelurahan sebagai berikut :
Zona Ia
Tarok Dipo Nilai 4
Aur Tajungkang Tangah Sawah Nilai 4
Koto Selayan Nilai 4
Kubu Tanjung Nilai 4
Kawasan mendesak termasuk didalamnya
Belakang Balok Nilai 3
Pakan Kurai Nilai 3
Pulai Anak Aia Nilai 3
Bukit Cangang K. Ramang Nilai 3
Kayu Kubu Nilai 3
Aur Kuning Nilai 3
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 9
Peta 3.1 Peta Zona kebutuhan penanganan air limbah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 10
Secara garis besarnya Kota Bukittinggi untuk sektor air limbah terdiri dari dua zona yaitu :
Zona I : merupakan zona dengan opsi teknologi tergolong pada zona off-site kawasan, oleh
karena itu zona I juga dapat di bagi menjadi :
Zona Ia : Merupakan area dengan tingkat resiko sangat tinggi (skor 4) karena
merupakan kawasan yang jumlah penduduknya tinggi serta kawasan bisnis (Central
Business District/CBD) yang harus diatasi dengan pilihan system terpusat (off site).
Adapun Kelurahan yang ditangani secara off site ini adalah penanganan yang
dilakukan dalam jangka pendek adalah kelurahan Tarok Dipo, Kelurahan Aua
Tajungkang Tangah Sawah, kelurahan Kubu Tanjung dan Kelurahan Koto Selayan.
Zona Ib : Merupakan area dengan tingkat resiko tinggi (skor 3) karena
merupakan kawasan yang jumlah penduduknya tinggi serta kawasan bisnis (Central
Business District/CBD) yang harus diatasi dengan pilihan system terpusat (off site).
Adapun Kelurahan yang ditangani secara off site ini adalah penanganan yang
dilakukan dalam jangka pendek adalah kelurahan Belakang Balok, Kelurahan Pakan
Kurai, kelurahan Pulai Anak Aia, Kelurahan Kayu Kubu, Kelurahan Parit Antang,
Kelurahan Aur Kuning dan Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang.
Zona Ic: Merupakan wilayah Perkotaan yang tidak termasuk ke zona I tinggi (diluar
zona Ia & Ib), yang termasuk ke dalam tingkat resiko sanitasi. Yang termasuk
kewilayah zona tiga ini adalah Kelurahan Benteng Pasar Atas, Bukit apit Puhun,
Birugo, Pakan Labuah, Ladang Cakianh, dimana akan ditangani dengan jangka
waktu panjang dengan system penelolaan limbah melalui STBM, stimulan jamban
serta penyediaan MCK++ bagi keluarga yang tidak memiliki jamban pribadi.
Zona II:: Merupakan wilayah Kelurahan perkotaan diluar zona I (satu) tetapi mempunyai
tingkat resiko sanitasi tinggi, kawasan yang terdapat di kawasan ini di tangani dengan sistem
setempat (on site) individual dengan skala rumah tangga (household based). Tahapan
penanganan dengan kegiatan utama untuk perubahan perilaku dan pemicuan zona II ini
dilakukan dengan penanganan jangka menengah dan Panjang (5 tahun s/d 10 Tahun
kedepan) Zona ini mencakupi Kelurahan Parit Antang.
Adapun target cakupan layanan yang ingin dicapai dalam jangka pendek, menengah dan jangka
panjang secara lebih rinci disampaikan dalam sebagai berikut.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 11
Tabel 3.2
Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik
Kota Bukittinggi
No
Sistem Cakupan layanan
eksisting* (%)
Target cakupan layanan* (%)
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
Wilayah Perdesaaan
A Buang Air Besar Sembarangan (BABS)**
B Sistem Pengolahan Air limbah Setempat
On-site
1 Cubluk dan Sejenisnya*** - - - -
2 Tangki Septik - - - -
C Sistem Komunal
1 MCK/MCK++ - - - -
2 IPAL Komunal - - - -
3 Tangki Septik Komunal - - - -
D Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat
(Off-site)
Sub-Total
Wilayah Perkotaaan
A Buang Air Besar Sembarangan (BABS)** 16,50% 10% 0% 0%
B Sistem Pengolahan Air limbah Setempat
On-site
Cubluk dan Sejenisnya*** 11,43% 4% 3% 0%
Tangki Septik 67,07% 75% 75% 77%
Sistem Komunal
MCK/MCK++ 5% 6% 7% 8%
IPAL Komunal 0% 5% 10% 10%
Tangki Septik Komunal 0% 0% 5% 5%
Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat
(Off-site) 0% 0% 0% 0%
Sub-Total 100 % 100 % 100 % 100 %
Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk
Di Kota Bukittinggi belum ada layanan air limbah domestik dikarenakan belum adanya sarana IPLT
untuk pengolahan akhir tinja. Sampai saat ini di Kota Bukittinggi Belum ada truk penyedot tinja,
berdasarkan tabel diatas untuk target cakupan pelayanan diketahui bahwa sampai saat ini BABS di
Kota Bukittinggi masih sebesar 16,50 % atau sekitar 19.511 Jiwa. Dengan kondisi BABS seperti
tersebut diatas maka direncanakan cakupan pelayanan untuk jangka pendek masih dilakukan
peningkatan pembangunan tangki septik yang sehat sesuai standar dari 67,07 % menjadi 75 %.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 12
Kemudian diharapkan penggunaan cubluk dan sejenisnya terjadi penurunan menjadi 4 % pada
jangka pendek dengan mengarahkan kepada pembangunan IPAL Komunal dan MCK/MCK++.
Dengan demikian diharapkan pada rencana jangka menengah kondisi BABS di Kota Bukittinggi
sudah sesuai dengan target universal acces yaitu 0 %.
3.2.2. Tahapan pengembangan sektor Persampahan
Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM), wilayah pengembangan
pelayanan persampahan dapat diidentifikasi pada dua kriteria utama dalam penetapan prioritas
penanganan persampahan saat ini yaitu; 1). Tata guna lahan/klasifikasi berdasarkan wilayah
komersial/Central of Business Development (CBD), wilayah permukiman, fasilitas umum, terminal,
kawasan wisata dsb; 2). Kepadatan penduduk berdasarkan kriteria penentuan wialayah dan
kebutuhan pelayanan persampahan Kota Bukittinggi terdapat 1 (satu) zona yang dapat dijadikan
isu strategis dari 1 Zona tersebut kita membagi berdasarkan tingkat pelayanan langsung atau tidak
langsung, adapun pembagian zona tersebut adalah :
Zona Ia: Merupakan area yang cukup padat. Adapun kriteria kawasan yang cukup padat tersebut
adalah kawasan bisnis dan tempat umum yang harus terlayani secara penuh 100% (Full
Coverage) dan ditangani dalam jangka waktu pendek dengan sistem layanan langsung dari sumber
ke TPA. Adapun Kelurahan yang termasuk ke dalam zona I adalah Kelurahan yang termasuk
kedalam daerah beresiko sanitasi sektor persampahan dengan beresiko sangat tinggi dan tinggii dan
berada di sepanjang jalan arteri primer dan Skunder yaitu Kelurahan Aur Kuning, Benteng Pasar
Atas, Birugo, sapiran, Tarok Dipo, ATTS, Koto Selayan, Kayu Kubu, Pulai Anak Aia, Campago
Ipuah, campago Guguak bulek dan Ladang Cakiah.
Zona Ib:
Merupakan Area yang harus terlayani dengan sistem tidak langsung yaitu dari rumah
tangga ke tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir
(TPA) sampah. Minimal 15 % cakupan layanan harus diatasi dalam jangka menengah 5
(lima) tahun ke depan. Adapun Kelurahan yang termasuk kedalam zona Ib ini adalah
Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang, Pakan Kurai, Bukit Apit Puhun, Garegeh,
Puhun Tembok, Puhun Pintu Kabun, Pakan Labuah, Belakang Balok Kubu Tanjung dan
Parit antang.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 13
Tabel 3.3
Tahapan Pengembangan Persampahan
Kota Bukittinggi
No
Sistem
Cakupan layanan
eksisting* (%)
Target cakupan layanan* (%)
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
Wilayah Perkotaan
A Persentase sampah yang terangkut 85,5 % 100 % 100 % 100%
1 Penanganan Langsung (direct)(2) 51,3 % 70 % 90 % 100%
2 Penanganan tidak Langsung (direct)(3) 34,2 % 20 % 10 % 0 %
B Dikelola sendiri oleh Masyarakat atau belum terlayani
0 % 0 % 0 % 0 %
C 3R 0 % 5 % 20 % 60 %
D Sampah yang tidak terangkut secara teknis 14,5 % 5 % 0 % 0 %
Wilayah Perdesaan
A Persentase Sampah yang terangkut
B Penanganan Langsung (direct)(2) - - - -
1 Penanganan tidak Langsung (direct)(3) - - - -
2 Tangki Septik - - - -
B Dikelola sendiri oleh Masyarakat atau belum terlayani
C 3R - - - -
Sumber : Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi, Tahun 2015
Penanganan sampah Kota Bukittinggi dapat di bagi menjadi 2 (dua) yaitu penanganan sampah
yang terangkut oleh petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan penanganan sampah yang
terangkut secara ternis ( dibakar, di timbun atau dibuang ke kebun). Untuk penanganan sampah
yang terangkut juga di bagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu sampah yang dilakukan penanganan
langsung saat ini sebesar 51,3 % direncanakan penangan ini pada perencanaan jangka waktu
pendek meningkat menjadi 70 %, dan perencanaan untuk jangka waktu menengah dilakukan
penanganan sebanyak 90 % dan perencanaan untuk jangka waktu panjang akan mencapai 100 %.
Sedangkan untuk penanganan tidak langsung saat ini adalah sebesar 34,2 %, perencanaan untuk
penenganan tidak langsung pada jangka pendek berkurang sebesar 20 % dengan asumsi
penanganan sampah diarahkan untuk penangan langsung sehingga sampah yang tidak terangkut
secara teknis juga berkurang dengan kata lain di lakukan penambahan armada pengangkutan
sampah seperti truk dan motor pengangkutan dari rumah ke rumah.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 14
Peta 3.2
Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Bukittinggi
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 15
3.2.3 Tahapan pengembangan sektor Drainase
Dalam menentukan wilayah pengembangan drainase lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan
masing- masing wilayah di tingkat Kelurahan Kota Bukittinggi, maka disusun prioritas pengembangan
sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini berdasarkan 10 (sepuluh) kriteria seleksi yang mengacu
kepada Standar Pelayanan Minimum (SPM), yaitu : Kepadatan Penduduk, tata guna lahan
(Perdagangan, jasa maupun permukiman), daerah genangan air hujan serta tingkat resiko kesehatan.
Berdasarkan kriteria tersebut maka perencanaan penanganan drainase ke depan dapat digambarkan
sebagai berikut.
Zona I (satu) ; Penanganan jangka pendek dan menengah terhadap genangan dengan
melakukan pemeliharaan terhadap drainase atau peningkatan volume drainase agar tidak
terjadi genangan yang disebabkan penyumbatan oleh sampah dan lainnya. Adapun Kelurahan
yang termasuk kedalam zona satu ini merupakan Kelurahan yang berada di perkotaan yaitu
sepanjang koridor jalan Sudirman termasuk didalamnya Kelurahan Sapiran, Birugo dan
benteng Pasar Atas.
Zona II (dua) ; Penanganan jangka menengah ke jangka panjang terhadap genangan dengan
pembangunan drainase sekunder dan tersier. Adapun Kelurahan yang termasuk ke dalam
zona dua ini merupakan Kelurahan di perkotaan yang termasuk kedalam kategori Kelurahan
yang tingkat resiko sanitasi sangat tinggi dan resiko tinggi yaitu Kelurahan yaitu kelurahan
Tarok Dipo, ATTS dan Garegeh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut ;
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 16
Peta 3.3
Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bukittinggi
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 17
Tabel 3.4
Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bukittinggi No
Sistem
Luas Genangan eksisting* di Area Permukiman(ha)
Cakupan layanan* (%)
Jangka
pendek
Jangka
menengah
Jangka
panjang
1. - - - - -
2. - - - - -
Jumlah
Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk
Tidak terdapat genangan yang berarti di Kota Bukittinggi. Genangan yang terjadi tidak begitu berarti
dan tidak menghambat aktifitas penduduk sehari-hari.
3.2.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Tujuan umum dari pembangunan sektor sanitasi Kota Bukittinggi tahun 2015-2019 adalah untuk
mendukung tercapainya Visi dan Misi Sanitasi Kota yang juga merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan arah dan tujuan pembangunan Kota Bukittinggi yang tertuang dalam dokumen
RPJMD Kota Bukittinggi :
a. Tujuan Sektor Sanitasi
1. meningkatkan kemampuan aparatur pengelola sanitasi dalam menyusun regulasi yang
komprehensif dan terintegrasi,
2. meningkatkan kapasitas lembaga pengelola sanitasi dalam mengelola layanan sanitasi,
3. meningkatkan ketersediaan sarana prasarana sanitasi yang mudah dijangkau,
4. meningkatkan mutu pelayanan sanitasi,
5. memperluas dan memperjelas ruang keterlibatan masyarakat berdasarkan diagram sanitasi
yang ada,
6. memperluas komunikasi publik bidang sanitasi dengan menggunakan media yang efektif,
b. Sasaran Sektor Sanitasi
1. meningkatnya jumlah regulasi (perda, perwal, SOP) sanitasi yang terintegrasi dan
komprehensif,
2. meningkatnya jumlah layanan sanitasi yang dapat diberikan pada publik,
3. meningkatnya jumlah sarana prasarana sanitasi yang mampu disediakan,
4. meningkatnya jumlah masyarakat yang dapat mengakses sarana prasarana sanitasi,
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 18
5. meningkatnya preventivitas penjagaan mutu dan kualitas di hulu dan hilir diagram alur
sanitasi
6. meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat akan ruang dan
potensinya berpartisipasi,
7. meningkatnya interaksi masyarakat dengan sistem komunikasi sanitasi yang ada,
a. Air limbah domestik
Tujuan utama pengelolaan air limbah domestik adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan
yang sehat dan bersih di Kota Bukittinggi. Dengan pengelolaan air limbah yang baik akan
menghindarkan penularan penyakit serta pencemaran lingkungan melalui pembuangan air
limbah yang aman. Perhatian utama ditujukan pada air limbah domestik baik yang berupa
limbah tinja (black water) maupun limbah cuci dan mandi (grey water). Meskipun
demikian, perhatian tetap diberikan terhadap permasalahan air limbah yang berasal dari
sumber pencemar terpusat (point source) seperti timbulan limbah dari industri tahu dan tempe,
doorsmeer serta rumah sakit.
Kondisi perilaku hidup sehat masyarakat Kota Bukittinggi masih perlu dibenahi, 16,50%
penduduk masih BABS. Sehingga program pengelolaan air limbah domestik ini mempunyai
sasaran mengurangi perilaku tidak sehat masyarakat dengan berkurangnya BABS menjadi
0% pada tahun 2019 sesuai uraian penjelasan tabel berikuti ini :
Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik
Tujuan Sasaran Data dasar
Meningkatkan kualitas
lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Bukittinggi
melalui pengelolaan air limbah
yang berwawasan lingkungan
tahun 2019
Berkurangnya BABS
dari 16,50 % (Hasil EHRA 2015) menjadi
0% pada tahun 2019
Terdapat 19 MCK
53,8% masyarakat memiliki fasilitas WC dan septic tank yang memenuhi syarat kesehatan.
Menyediakan sistem pengelolaan air limbah setempat untuk
melayani 80 % Penduduk Kota
Bukittinggi pada tahun 2019
Tersedianya layanan air limbah setempat yang memadai pada akhir tahun 2019 serta meningkatnya tingkat layanan menjadi 80% pada tahun 2019
Terdapat septic tank suspek yang tidak aman dan dapat digolongkan dalam BABS sebesar 16,50%
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 19
Meningkatkan penggunaan
jamban sehat menjadi 100% pada tahun 2019
Tersedianya layanan air limbah setempat yang memadai pada akhir tahun 2019 serta meningkatnya tingkat layanan menjadi 80% pada tahun 2019
menurunnya BABS dari 16,50 % (1.951 Jiwa) menjadi 0 % pada tahun 2019.
Sumber: KKL, Data sekunder SKPD terkait dan hasil pembahasan Pokja sanitasi
b. Persampahan
Secara umum tujuan pengelolaan persampahan adalah untuk meningkatkan kualitas
lingkungan di Kota Bukittinggi melalui pengelolaan sampah yang efektif dan efisien. Uraian
dari tujuan umum itu dapat berupa mewujudkan kinerja organisasi pengelola persampahan yang
berkualitas, efektif dan efisien termasuk juga pengelolaan TPA dan workshop secara
professional.
Selanjutnya perlu juga melakukan peningkatkan peran masyarakat dengan mengembangkan
kegiatan pemanfaatan sampah di seluruh kelurahan sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi
bagi masyarakat. Dengan pelaksanaan pengelolaan bidang persampahan yang baik diharapkan
juga terjadi peningkatan pemahaman masyarakat tentang SKPD yang mengatur pengelolaan
sampah, kebersihan dan keindahan dan retribusi pelayanan persampahan dan berkembangnya
kegiatan pemanfaatan sampah di seluruh kelurahan sehingga dapat memberikan manfaat
ekonomi bagi masyarakat. Tujuan dan sasaran pengembangan persampahan dirangkum dalam
tabel 3.6 dibawah ini.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 20
Tabel 3.6
Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan
Tujuan Sasaran Data dasar
Meningkatkan kualitas
lingkungan di Kota Bukittinggi melalui pengelolaan sampah
yang efektif dan efisien tahun 2019
Meningkatkan cakupan
pelayanan
pengelolaan persampahan dari
85,5% menjadi 100 % pada tahun 2019
Cakupan pelayanan
(prosentase penduduk terlayani) sebesar 85,5%
Sumber: KKL, Data sekunder SKPD terkait dan hasil pembahasan Pokja sanitasi
c. Drainase
Tujuan utamanya adalah untuk dapat menghindarkan permukiman perkotaan dari terjadinya
genangan yang berdampak langsung kepada masyarakat. Tujuan dan sasaran pengembangan
drainase terangkum pada table 3.7 dibawah ini.
Tabel 3.7
Tujuan dan Sasaran Pengembangan Drainase
Tujuan Sasaran Data dasar
Mengurangi genangan air hujan di kota Bukittinggi
Berkurangnya genangan air hujan hingga 0% di
tahun 2016 meskipun tidak terdapat genangan
yang berarti di Kota Bukittinggi saat ini.
Tidak terdapat genangan yang lebih dari 30 Cm selama
30 Menit di Kota Bukittinggi
Sumber: KKL, Data sekunder SKPD terkait dan hasil pembahasan Pokja sanitasi
Rencana strategis pengembangan infrastruktur drainase disusun berdasarkan indikator genangan
air, kondisi fisik bangunan eksisting dan ketersediaan fasilitas infrastruktur drainase. Secara teknis,
pengembangan infrastruktur drainase lingkungan harus dimulai dari penyiapan data awal dari potret
kondisi drainase lingkungan, perencanaan, implementasi/pelaksanaan fisik infrastruktur,
operasi dan pemeliharaan.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 21
3.2.3. Skenario pencapaian sasaran
Pemerintah Kota Bukittinggi berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan bidang sanitasi
dengan menargetkan pada akhir periode SSK Kota Bukittinggi 2015-2019 sebesar 100%
baik untuk sub-sektor air limbah domestik, persampahan dan sub-sektor drainase, dengan
berbagai program dan kegiatan.
Pencapaian sasaran pembangunan sub-sektor air limbah domestik dilaksanakan dengan
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Dan Air Limbah, Program Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Program Pengembangan Lingkungan Sehat.
Pencapaian sasaran pembangunan sub-sektor persampahan dilaksanakan dengan Program
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Pencapaian sasaran pembangunan sub-sektor drainase
dilaksanakan dengan Program Pembangunan Saluran Drainase/gorong-gorong dan Program
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Skenario pencapaian sasaran
pembangunan sanitasi per tahun untuk masing-masing sub-sektor dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.8
Skenario Pencapaian Sasaran Pembangunan Sanitasi
Komponen Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Air limbah domestik 51,2 % 65 % 75 % 85 % 100%
Persampahan 85,5 % % 90 % 95 % 100 % 100%
Drainase 0 % 0 % 0 % 0 % 0% Sumber : Kesepakatan Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi, 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 22
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 23
3.3 Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah Untuk kemampuan pendanaan sanitasi Kota Bukittinggi, pokja sanitasi sudah mendapatkan kesepakatan anggaran sanitasi terhadap belanja langsung adalah
sebesar 2 %. Dan dari anggaran sanitasi tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dari program kegiatan yang nantinya akan dibahas pada bab
selanjutnya. Untuk kebutuhan setiap anggaran dan komitmen sanitasi Kota Bukittinggi dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini :
Tabel 3.9 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Bukittinggi untuk Sanitasi
No
Uraian
Tahun Rata-rata Pertumbuhan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3+1.4) 6.808.204.200 2.54.429.500 4.175.487.500 4.963.008.200 5.594.495.825 1.1 Air limbah domestic 58.204.200 - - 142.342.000 -
1.2 Sampah rumah tangga - - - - - 1.3 Drainase perkotaan 6.750.000.000 2.000.000.000 4.162.675.000 4.780.000.000 5.158.771.125
1.4 PHBS - 54.429.500 12.812.500 40.666.200 30.000.000
2 Dana Alokasi Khusus (2.1+2.2+2.3) 5.804.313.400 1.352.065.000 2.078.428.000 2.740.732.400 2.514.723.725
2.1 DAK Sanitasi 5.804.313.400 1.352.065.000 1.638.428.000 1.783.132.400 1.884.729.000 2.2 DAK Lingkungan Hidup - 440.000.000 957.600.000 629.994.725
2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - 3 Pinjaman/Hibah untuk sanitasi - - - - -
4 Bantuan keuangan provinsi untuk sanitasi - - - - -
Belanja APBD Murni untuk sanitasi (1-2-3) 12.554.313.400 1.606.494.500 6.253.915.500 7.703.740.600 8.109.219.550
Total Belanja Langsung 198.823.337.159 210.758.689.664 238.299.348.172 268.290.522.906 279.353.790.403
%APBD murni terhadap Belanja Langsung 6,3 % 0,8 % 2,6 % 2,9 % 2,9 %
Sumber : APBD Kota Bukittinggi, 2011-2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 24
Tabel 3.10 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan
No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-Rata Pertumbuhan
1 Perkiraan Belanja Langsung 279.353.790.403 301.702.093.635 325.838.261.126 351.905.322.016 380.057.747.777 8 %
2 Perkiraan APBD Murni Untuk Sanitasi 8.109.219.550 9.051.062.809 9.775.147.834 14.076.212.881 14.202.309.911 7 %
3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 8.380.613.712 9.051.062.809 9.775.147.834 14.076.212.881 15.202.309.911 3 %
Sumber: Data sekunder SKPD terkait dan hasil pembahasan Pokjasanitasi
Tabel 3.11 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Bukittinggi untuk
Operasional/pemeliharaan dan investasi Sanitasi
No. Uraian
Belanja Sanitasi (Rp) Pertumbuhan
Rata-Rata 2011 2012 2013 2014 2015
1 Belanja Sanitasi 6.808.204.200 2.54.429.500 4.175.487.500 4.963.008.200 5.594.495.825
1.1 Air Limbah Domestik 58.204.200 - - 142.342.000 -
1.1.1 Operasional/pemeliharaan (Justified) - - - - -
1.2 Sampah Rumah Tangga - - - - -
1.2.1 Operasional/pemeliharaan (Justified) - - - - -
1.3 Drainase Perkotaan 6.750.000.000 2.000.000.000 4.162.675.000 4.780.000.000 5.158.771.125
1.3.1 Operasional/pemeliharaan (Justified) 54.429.500 12.812.500 40.666.200 30.000.000 54.429.500
Sumber: Data sekunder SKPD terkait dan hasil pembahasan Pokjasanitasi
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 25
Tabel 3.12 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kota Bukittinggi untuk KebutuhanOperasional/pemeliharaan Aset sanitasi terbangun Hingga 2019
No. Uraian
Belanja Sanitasi (Rp) Pertumbuhan
Rata-Rata 2015 2016 2017 2018 2019
1 Belanja Sanitasi 5.594.495.825 5.762.330.700 5.935.200.621 6.113.256.639 6.296.654.339 7 %
1.1 Air Limbah Domestik 1.678.348.748 1.728.699.210 1.780.560.186 1.833.976.992 1.888.996.302 30 %
1.1.1 Operasional/pemeliharaan (Justified) 167.834.875 172.869.921 178.056.019 183.397.699 188.899.630 10 %
1.2 Sampah Rumah Tangga 2.797.247.913 2.304.932.280 2.374.080.248 2.445.302.656 2.518.661.735 50 %
1.2.1 Operasional/pemeliharaan (Justified) 279.724.791 230.493.228 237.408.025 244.530.266 251.866.174 10 %
1.3 Drainase Perkotaan 1.118.899.165 1.152.466.140 1.187.040.124 1.222.651.328 1.259.330.868 20 %
1.3.1 Operasional/pemeliharaan (Justified) 111.889.917 115.246.614 118.704.012 122.265.133 125.933.087 10 %
Sumber: Data sekunder SKPD terkait dan hasil pembahasan Pokjasanitasi Catatan: Biaya OM di ambil 10 % dari Biaya Masing-masing Sektor sanitasi
Dari Tabel 3.12 diatas terlihat bahwa pokja sanitasi Kota Bukittinggi menyepakati kalau belanja sanitasi untuk sektor air limbah adalah sebesar 30 % dari
belanja sanitasi, untuk sektor persampahan 50 % dan untuk sektor drainase sebesar 20 % dari total belanja sanitasi. Dari masing-masing sektor tersebut
pokja sanitasi menyepakati kalau 10 % dari benja masing-masing sektor untuk operasional dan pemeliharaan.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 26
Tabel 3.13 Tabel perkiraan kemampuan APBD Kota Bukittinggi dalam mendanai program/kegiatan SSK
No Uraian Pendanaan (Rp.)
Total Pendanaan 2015 2016 2017 2018 2019
1 Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan
5.594.495.825 5.762.330.700 5.935.200.621 6.113.256.639 6.296.654.339 29.701.938.124
2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
8.109.219.550 9.051.062.809 9.775.147.834 14.076.212.881 14.202.309.911 55.213.952.985
3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
8.380.613.712 9.051.062.809 9.775.147.834 14.076.212.881 15.202.309.911 56.485.347.147
4 Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1)
2.514.723.725 3.288.732.109 3.839.947.213 7.962.956.242 7.905.655.572 25.512.014.861
5 Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)
2.786.117.887 3.288.732.109 3.839.947.213 7.962.956.242 8.905.655.572 26.783.409.023
Sumber: Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi tahun 2015
Dari tabel 3.13 dapat diketahui bahwa kemampuan mendanai SSK (APBD murni) diperkirakan mengalami kenaikan pertahun selama 5 tahun mendatang,
total Rp. 25.512.014.361. Sedangkan kemampuan mendanai SSK (APBD komitmen) juga diperkirakan mengalami kenaikan pertahun selama 5 tahun
mendatang, total Rp. 26.783.409.023
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 27
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 1
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
Kota Bukittinggi sangat menyadari pentingnya Strategi layanan sanitasi yang merupakan dasar dari
tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian visi dan misi sanitasi Kota.
Kota Bukittinggi merumuskan isu strategi layanan sanitasi berdasarkan pada isu-isu utama yang
sedang dihadapi saat ini oleh Pemerintah Kota Bukittinggi.
Paparan isu strategis dan tantangan layanan sanitasi mencakup aspek teknis dan non teknis yang
terdiri dari :
1. Aspek tenis
2. Aspek Kelembagaan
3. Aspek Keuangan/Pembiayaan
4. Aspek Hukum/Peraturan
5. Aspek Peran Masyarakat dan Dunia Usaha
Aspek peran masyarakat dan dunia usaha terdiri dari :
A. Keterlibatan pelaku bisnis
B. Pemberdayaan masyarakat
C. Jender dan kemiskinan
Berdasarkan sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk mencapainya dapat disusun dengan
memperhatikan hasil identifikasi isu-isu strategis Pada BAB sebelumnya terutama mengenai isu
strategis, permasalahan mendesak, dan posisi pengelolaan sanitasi saat ini.
Rumusan tentang tujuan, sasaran dan strategi sesuai dengan pengelolaan sanitasi pada dokumen
Strategi Sanitasi Kota Bukittinggi, dan kesepakatan Pokja Sanitasi Bukittinggi serta mempedomani
kebijakan Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum dan kebijakan kesehatan lingkungan Kementerian Kesehatan.
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik,
mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan Strategi
adalah cara untuk mencapai visi dan misi yang dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 2
Sedangkan paparan isu strategis aspek teknis dan non teknis terdiri dari :
1. Sub sektor air limbah domestik
2. Sub sektor persampahan
3. Sub sektor drainase lingkungan
4. Sektor air bersih dan aspek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
4.1. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
Misi Air Limbah Domestik
Misi Air Limbah Domestik :
1. Meningkatkan pelayanan air limbah yang optimal berwawasan lingkungan kepada masyarakat
Kota Bukittinggi melalui penyedian sarana dan prasarana
2. Mendorong partisipasai aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan,
pengembangan dan pengelolaan air limbah domestik
3. Mendorong peningkatan anggaran dan alternatif sumber pembiayaan untuk sektor air limbah
4. Mendorong peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan air limbah
5. Mewujudkan kecerdasan masyarakat tentang pengelolaan air limbah rumah tangga
6. Meningkatkan pelayanan dan pengolahan air limbah masyarakat melalui penyediaan sarana dan
prasarana pengelolaan air limbah sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan berwawasan
lingkungan
Tujuan Pengembangan Air Limbah Domestik
Mewujudkan pengembangan air limbah domestik yang berkualitas pengelolaan dan penyediaan sarana
dan prasarana air limbah.
Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik
1. Menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah tentang air limbah pada tahun 2016.
2. Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah domestik di perkotaan sebesar 18% pada tahun
2019
3. Meningkatkan kepemilikan jamban sehat dari 73,60 % menjadi 100 % pada tahun 2019.
4. Menyediakan sarana dan prasarana air limbah domestik sistem off site diperkotaan dari 0 %
menjadi 5 % pada tahun 2019.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 3
5. Menurunnya perilaku BABS dari 34 % menjadi 0 % pada tahun 2019.
Tabel 4.1. a
Posisi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Lingkungan Internal
Kekuatan ( Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
S 1
Legalitas Pokja Sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi W 1
Latar belakang pendidikan dan tupoksi anggota pokja sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi diperlukan koordinasi yang lebih rumit dan kompleks sehingga kelemahan yang terjadi saat ini untuk pengelolaan air limbah dapat teratasi.
W2
Masyarakat Kurang menyadari pentingnya pengelolaan air limbah dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah tangga ataupun di masyarakat, sehingga timbul sikap acuh tak acuh terhadap pengelolaan air limbah
S 2
Komitmen Pendanaan dalam bidang sanitasi melalui oleh Pemerintah Kota.Bukittinggi
W 3
Kurangnya sosialisasi, edukasi dan penyadaran kepada masyarakat untuk pengelolaan air limbah sehingga pada saat ini masyarakat tidak pernah menyadari kemana sebaiknya limbah rumah tangga di alirkan sehingga tidak mencemari air baik itu air disekeliling Rumah Tangga ataupun air sungai yang dapat menyebabkan berbagai penyakit.
W 4
Kurangnya program dan kegiatan sanitasi yang dilakukan oleh SKPD
W5
Belum adanya Perda tentang pengelolaan air limbah domestik di Kota Bukittinggi
S3
Masih banyak lahan yang dapat di gunakan untuk peningkatan sarana dan prasarana air limbah
W6
Belum adanya IPLT ataupun IPAL dan sarana dan prasarana seperti mobil tinja di Kota Bukittinggi.
Lingkungan Eksternal
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)
O 1
Diharapkan setiap Program dan kegiatan sanitasi yang akan diadakan di Kota Bukittinggi lebih terkoordinasi
T 1
Dalam pengelolaan air limbah terjadinya friksi dan konflik kepentingan antar SKPD
O 2
Tersedianya sumber-sumber pendanaan pembangunan sanitasi alternatif yang tidak hanya mengandalkan sumber pembiayaan APBD Kota tetapi dapat menggunakan sumber alternatif lain seperti APBD Propinsi, APBN, dan Swasta.
T 2
Tingkat kemiskinan yang cukup tinggi sehingga masyarakat kurang perduli dengan pengelolaan limbah domestik
O 3
Terbukanya kerjasama dengan pihak swasta untuk pengelolaan air limbah.
T3
Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan air limbah domestik yang benar sehingga masyarakan melakukan tindakan pencemaran ke badan air penerima (sungai)
O 4
Adanya sosialisasi dari pemerintah untuk melatih para tokoh masyarakat untuk pengelolaan air limbah
T4
Tingkat pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan tentang pentingnya pengelolaan limbah tidak diketahui masyarakat umumnya.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 4
Tabel 4.1.
Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Bukittinggi
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan sasaran Indikator sasaran
Mewujudkan pengembangan air limbah domestik yang berkualitas pengelolaan dan penyediaan sarana dan Prasarana Air Limbah
Menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah tentang air limbah pada tahun 2016.
Terbitnya Peraturan Daerah tentang air limbah pada tahun 2016.
Mengarusutamakan kebijakan pengembangan air limbah domestik untuk mencapai target Universal acces
Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah domestik dari 0 % menjadi 20% tahun 2019.
Cakupan pelayanan air limbah domestik sebesar 100% pada tahun 2019.
Meningkatkan ketersediaan infrastruktur melalui pemanfaatan program sanitasi.
Meningkatkan kepemilikan jamban sehat dari 73,60 % menjadi 100 % pada tahun 2019
Kepemilikan jamban sehat meningkat 15,14% pada tahun 2018
Mencapai target Universal acces melalui penyediaan infrastruktur yang memadai.
Menyediakan sarana dan prasarana air limbah domestik sistem Off Site diperkotaan dari 0 % menjadi 5 % pada tahun 2019.
Tersedianya penyediaan sarana dan prasarana air limbah domestik sistem Off Site diperkotaan menjadi 5% pada tahun 2017.
Menurunnya perilaku BABS dari 16% menjadi 0% pada tahun 2019
Perilaku BABS menurun menjadi 35% pada tahun 2018.
Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 5
3.2. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan
Misi Persampahan
1. Meningkatkan pelayanan persampahan di Kota Bukittinggi yang menyentuh segala lapisan
masyarakat dan semua wilayah yang ada di Kota Bukittinggi.
2. Mengembangkan dan meningkatkan aspek kelembagaan penyelenggaraan pengelolaan
persampahan.
3. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana persampahan sebagai penunjang dalam pengendalian
masalah persampahan dibukittinggi
5. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan
6. Meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
Tujuan Pengembangan Persampahan
Terciptanya lingkungan Kota Bukittinggi yang bersih, sehat dan mandiri melalui pengelolaan
sampah secara komprehensif dan terpadu untuk meminimalisir timbulan, mengurangi dampak
negatif dan memberikan manfaat serta nilai ekonomi sampah.
Sasaran Pengembangan Persampahan
1. Menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah tentang persampahan pada tahun 2016.
2. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan di perkotaan dari 85,5 % menjadi 100% pada
tahun 2018.
3. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana persampahan pada tahun 2016.
4. Meningkatkan pengelolaan persampahan dengan metode 3R (Reduce,Reuse and Recycle)
sebesar 10 % pada tahun 2019.
5. Meningkatkan peran pihak swasta dalam pengelolaan persampahan sebesar 20% pada tahun
2019.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 6
Tabel 4.2. a
Posisi Pengelolaan Persampahan Kota Bukittinggi
Lingkungan Internal
Kekuatan ( Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
S 1
Adanya peraturan daerah retribusi sampah
W1
Latar belakang pendidikan dan tupoksi anggota pokja sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi diperlukan koordinasi yang lebih kompleks.
W 2
Kurangnya tenaga kebersihan sehingga dibutuhkan penembahan personil kebersihan agar jadwal pengangkutan sampah di Kota Bukittinggi lebih terarah.
S 2
Komitmen Pendanaan dalam bidang sanitasi melalui Dokumen Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota oleh Pemerintah Bukittinggi
W 2
Kurangnya sosialisasi, edukasi dan penyadaran kepada masyarakat secara berkesinambungan untuk pengelolaan persampahan pada skala rumah tangga dengan konsep 3 R
S3
Masih ada lahan untuk penyediaan sarana dan prasarana persampahan
W 3
Belum adanya gerakan bersama pengelolaan persampahan pada tataran elite, pegawai pemerintah, LSM dan masyarakat
W 4
Belum adanya TPA untuk pembuangan sampah di Kota Bukittinggi, begitu juga TPS masih sangat terbatas ketersediaannya, selain itu kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pembuangan sampah dari lingkungan tempat tinggal ke TPS terdekat seperti bak sampah, gantungan sampah dll
S4
Adanya program sanitasi yang tertuang dalam RPIJM Kota Bukittinggi
W 5
Belum adanya Perda tentang pengelolaan persampahan yang ada hanya perda tentang retribusi sampah
Lingkungan Eksternal
Peluang (Opportunities)
Ancaman (Threats)
O 1
Belanja Advokasi tentang pengelolaan sampah yang memiliki nilai ekonomis (bank sampah) melalui media cetak dan elektronik
T 1
Terjadinya friksi dan kepentingan antar SKPD
O 2
Adanya sumber-sumber alternatif pembiayaan pembangunan sanitasi yang tidak hanya mengandalkan sumber pembiayaan APBD Kota tetapi dapat menggunakan sumber alternatif lain seperti APBD Propinsi, APBN, Swasta, CSR dan lain lain.
T 2
Tingkat kemiskinan yang tinggi, ssehingga masyarakat kurang perduli terhadap pengelolaan sampah
Masyarakat hanya mengandalkan pengangkutan sampah oleh petugas kebersihan
O 3
Terbukanya kerjasama dengan Pihak Ketiga seperti swasta, LSM, maupun organisasi lain untuk pengelolaan persampahan
T3
Kebiasaaan Masyarakat yang lebih cendrung membuang sampah di selokan ataupun sungai di sekitar tempat tinggal mereka.
O 4
Adanya pendidikan dan pelatihan dari Pemerintah untuk penguatan kapasitas aparatur dalam pengelolaan persampahan
T4
Belum diadakannya kampanye peduli sampah di tingkat sekolah baik itu sekolah dasar ataupun tingkat SMA.
Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 7
Tabel 4.2.
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan Kota Bukittinggi
Tujuan Sasaran
Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran
Mewujudkan Kota Bukittinggi yang bersih,
sehat dan mandiri melalui pengelolaan
sampah secara komprehensif dan
terpadu untuk meminimalisir
timbulan,mengurangi dampak negatif
dan memberikan manfaat serta nilai
ekonomi sampah
Menyusun dan menetapkan Peraturan
Daerah tentang persampahan pada tahun
2016
Terbitnya Peraturan Daerah tentang
persampahan pada tahun 2016
Memaksimalkan kebijakan pengelolaan
persampahan.
Meningkatkan cakupan pelayanan
persampahan dari 85,5% menjadi 100%
pada tahun 2019.
Cakupan pelayanan persampahan dari 85,5
% menjadi 100% pada tahun 2019.
Meningkatkan ketersediaan infrastruktur
persampahan melalui pemanfaatan program
di tingkat pusat/provinsi.
Menciptakan peluang investasi di bidang persampahan melalui penyediaan sarana dan prasarana.
Meningkatkan penyediaan sarana dan
prasarana persampahan pada tahun 2019.
Tersedianya sarana dan prasarana
persampahan pada tahun 2019.
Meningkatkan pengelolaan persampahan
dengan metode 3R (Reduce,Reuse and
Recycle) sebesar 10% pada tahun 2018.
Peningkatan pengelolaan persampahan
dengan metode 3R (Reduce,Reuse and
Recycle) menjadi 10% pada tahun 2018.
Menurunnya perilaku buang sampah
sembarangan dari 14,5% menjadi 0% pada
tahun 2019.
Terjadinya penurunan perilaku buang
sampah sembarangan dari 14,5% menjadi
0% pada tahun 2019
Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 8
4.3. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase
Misi Drainase
Meningkatkan fungsi, kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana drainase yang berwawasan
lingkungan untuk mengurangi daerah genangan air secara optimal dan berkelanjutan.
Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana drainase lingkungan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan serta mencegah pencemaran lingkungan
Meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat yang efektif dan efisien
serta bertanggungjawab
Meningkatkan kemampuan pembiayaan daerah serta mendorong investasi dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat dan kemitraan dengan swasta
Mendorong peran aktif masyarakat dalam proses pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan
sarana drainase lingkungan
Tujuan Pengembangan Drainase
Mewujudkan fungsi, kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana drainase yang berwawasan
lingkungan untuk mengurangi daerah genangan air secara optimal dan berkelanjutan.
Sasaran Pengembangan Drainase
1. Menyusun Masterplan pengembangan drainase pada tahun 2015.
2. Menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah tentang Drainase pada tahun 2016.
3. Meningkatkan cakupan pelayanan drainase sebesar 20% pada tahun 2018.
4. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana drainase pada tahun 2018.
5. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya fungsi drainase sebesar 20% pada
tahun 2018.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 9
Tabel 4.3. a
Posisi Pengelolaan Drainase Kota Bukittinggi
Lingkungan Internal
Kekuatan ( Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
S 1
Legalitas Pokja Sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi W 1
Latar belakang pendidikan dan tupoksi anggota pokja sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi diperlukan koordinasi yang lebih rumit dan kompleks
S 2
Komitmen Pendanaan dalam bidang sanitasi melalui Dokumen Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota oleh Pemerintah Kota Bukittinggi
W 2
Kurangnya sosialisasi, edukasi dan penyadaran kepada masyarakat secara berkesinambungan untuk pengelolaan dan pembangunan drainase di Rumah Tangga
W3
Kurangnya kesadaran masyarakat memelihara drainase yang telah ada sesuai dengan fungsi drainase sesungguhnya
S3
Adanya program sanitasi yang tertuang dalam RPIJM Kota Bukittinggi
W 4
Kurangnya program dan kegiatan sanitasi yang dilakukan oleh SKPD terkait drainase
S4
Masih adanya lahan untuk pembangunan jaringan drainase primer ataupun skunder
W 5
Belum adanya gerakan bersama pengelolaan dan pembangunan pada tataran elite, pegawai pemerintah, LSM dan masyarakat
W6
Belum adanya Perda tentang drainase ataupun retribusi drainase
Lingkungan Eksternal
Peluang (Opportunities)
Ancaman (Threats)
O 1
Program dan kegiatan sanitasi lebih terkoordinasi
T 1
Terjadinya friksi dan kepentingan antar SKPD
O 2
Tersedianya sumber-sumber alternatif pembiayaan pembangunan sanitasi yang tidak hanya mengandalkan sumber pembiayaan APBD Kota tetapi dapat menggunakan sumber alternatif lain seperti APBD Propinsi, APBN, Swasta, CSR dan lain lain.
T 2
Tingkat kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya terhadap akses informasi, dan kurang memahami fungsi drainase sehingga tidak membuang sampah di saluran/drinase
O 3
Terbukanya kerjasama dengan Pihak Ketiga seperti swasta, LSM, maupun organisasi lain untuk pengelolaan dan pembangunan drainase
T3
Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan dan pembangunan Drainase
O 4
Adanya pendidikan dan pelatihan dari Pemerintah untuk penguatan kapasitas aparatur dalam pengelolaan dan pembangunan drainase
Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 10
Tabel 4.3.
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase Kota Bukittinggi
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan sasaran Indikator sasaran
Mewujudkan fungsi, kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana drainase yang berwawasan lingkungan untuk mengurangi daerah genangan air secara optimal dan berkelanjutan.
1. .
Menyusun Revisi Masterplan Pengembangan drainase pada tahun 2016
Tersusunnya Masterplan pengembangan drainase pada tahun 2016
Dokumen perencanaan dan peraturan daerah terkait drainase melalui dukungan anggaran dari Pemerintah Pusat dan Provinsi.
Mengembangkan dan meningkatkan normalisasi drainase melalui dukungan anggaran pemerintah pusat dan provinsi.
Menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah tentang Drainase pada tahun 2017
Terbitnya Peraturan Daerah tentang drainase pada tahun 2016
Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana drainase pada sampai tahun 2019
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana drainase sebesar 20% pada tahun 2019.
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya fungsi drainase sebesar 20% pada tahun 2019.
Meningkatnya kesadaran masyarakat 20% pada tahun 2019.
Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 11
4.4. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Promosi Higinene dan Sanitasi (Prohisan)
Misi Prohisan
1. Menyiapkan dan melengkapi peraturan perundangan dalam penyelenggaraan pengelolaan PHBS
2. Memberdayakan masyarakat dalam bidang kesehatan melalui pendekatan secara individu, keluarga dan
kelompok masyarakat
3. Mengintegrasikan kegiatan promosi kesehatan antar instansi terkait
4. Meningkatkan kemitraan secara sinergis antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
5. Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan
Tujuan Pengembangan Prohisan
Mewujudkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat sebagai
langkah nyata menuju keluarga sejahtera mandiri.
Mewujudkan kesadaran dan perilaku hidup sehat dan bersih serta membiasakan cuci tangan pakai
sabun di lingkungan sekolah.
Sasaran Pengembangan PHBS
1. Meningkatkan perubahan perilaku masyarakat dalam PHBS dari 41,4%(tidak mencuci tangan
setelah menceboki anak (EHRA)) menjadi 100% pada tahun 2019
2. Meningkatkan anggaran promosi PHBS sebesar 100% pada tahun 2019.
3. Meningkatnya CSR dalam pengelolaan PHBS sebesar 10% pertahun
4. Peningkatan pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PHBS dan CTPS sebesar 100%
pada tahun 2019.
5. Meningkatkan program pengelolaan PHBS sebesar 10% per tahun
6. Meningkatkan sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan sekolah sebesar 40% pada tahun 2019.
7. Meningkatkan program adiwiyata sebesar 10% per tahun.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 12
Tabel 4.4.a
Posisi Pengelolaan Prohisan Kota Bukittinggi
Lingkungan Internal
Kekuatan ( Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
S 1
Legalitas Pokja Sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi
W 1 Latar belakang pendidikan dan tupoksi anggota pokja sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi diperlukan koordinasi yang lebih rumit dan kompleks
S 2
Komitmen Pendanaan dalam bidang sanitasi melalui Dokumen Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota oleh Pemerintah Kota Bukittinggi
W 2
Masyarakat belum faham tentang PHBS sehingga mereka tidak memperdulikan standar jamban yang baik dan sehat
S 3
Program promosi higiene tentang PHBS menjadi program prioritas tahunan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
W 3
PHBS di sekolah belum menjadi kebiasaan yang baik karena belum terintegrasi dalam materi pelajaran maupun penyediaan arana dan prasarana yang memadai, khususnya untuk tempaat cusi tangan dan jamban sekolah yang sehat
S 4
Telah tersedianya tenaga sanitarian di Dinas Kesehatan dan Nagari di Kota Bukittinggi
W4
Tingkat kemiskinan yang tinggi sehingga masyarakat tidak mampu untuk membuat MCK sendiri di masing-masing Rumah Tangga. Masyarakat lebih memilih BAB di sungai atau ladang di di sekitar tempat tinggal mereka yang dapat mengancam kesehatan.
W5
Pengetahuan masyarakat yang sangat terbatas tentang pentingnya kebersihan rumah tangga terutama menyangkut air minum dan MCK
S5
Masih banyak lahan yang kosong yang dapat digunakan untuk pembangunan MCK
W6
Terbatasnya jumlah dan kapasitas tenaga sanitarian untuk sosialisasi prohisan di nagari yang terisolir.
Lingkungan Eksternal
Peluang (Opportunities)
Ancaman (Threats)
O 1
Program dan kegiatan sanitasi lebih terkoordinasi di tingkat Kota dan Nagari
T 1
Terjadinya friksi dan kepentingan antar SKPD
O 2
Tersedianya sumber-sumber alternatif pembiayaan pembangunan sanitasi yang tidak hanya mengandalkan sumber pembiayaan APBD Kota tetapi dapat menggunakan sumber alternatif lain seperti APBD Propinsi, APBN, Swasta, CSR dan lain lain.
T 2
Tingkat kemiskinan yang tinggi, tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya terhadap akses informasi pentingnya kebiasaan hidup bersih dan sehat di skala rumah tangga yang nantinya akan menjadi kebiasaan di lingkungan sekitarnya.
O 3
Terbukanya kerjasama dengan Pihak Ketiga seperti swasta, LSM, maupun organisasi lain untuk mewujudkan program PHBS
T3
Dana alokasi khusus (DAK) bidang pendidikan belum diarahkan sepenuhnya untuk penyediaan sarana sanitasi syang sehat di sekolah untuk pembentukan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 13
O 4
Adanya pendidikan dan pelatihan dari Pemerintah untuk penguatan kapasitas aparatur dalam penyelenggaraan PHBS agar masyarakat lebih mengerti dan paham pentingnya PHBS
T4
Belum dilakukannya kampanye PHBS yang rutin
di lingkungan sekolah baik itu ditingkat Sekolah Dasar atau pun di Tingkat Sekolah menengah atas.
Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015
Tabel 4.4 Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga Kota Bukittinggi
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan sasaran Indikator sasaran
Mewujudkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat sebagai langkah nyata menuju keluarga sejahtera mandiri.
Meningkatkan perubahan perilaku masyarakat dalam PHBS dari 76,7 % menjadi 0% pada tahun 2019.
Perubahan perilaku masyarakat dalam PHBS dari 76,7% menjadi 0% pada tahun 2019
Meningkatkan sosialisai dan promosi PHBS yang Higiene serta penyediaan sarana air bersih baik dengan anggaran APBD Kab, APBD Provinsi, APBN maupun dana Hibah dari Negara Lain
Meningkatkan anggaran promosi PHBS sebesar 100% pada tahun 2019
Anggaran promosi PHBS meningkat sebesar 100% pada tahun 2019.
Meningkatkan CSR dalam bidang kesehatan untuk mensiasati keterbatasan anggaran. Meningkatnya CSR dalam
pengelolaan PHBS sebesar 10% per tahun.
CSR dalam pengelolaan PHBS meningkat sebesar 10% per tahun.
Peningkatan pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PHBS dan CTPS sebesar 100% pada tahun 2019.
Pemanfaatan media meningkat dalam kampanye PHBS dan CTPS sebesar 100% pada tahun 2019.
Meningkatkan peran media dalam kampanye PHBS melalui dukungan CSR.
Meningkatkan program pengelolaan PHBS sebesar 10% per tahun.
Program pengelolaan PHBS meningkat
Mewujudkan kesadaran dan perilaku hidup sehat dan bersih serta membiasakan cuci tangan pakai sabun.
Meningkatkan perubahan perilaku masyarakat dalam CTPS menjadi 76,7% pada tahun 2019
Perubahan perilaku masyarakat dalam CTPS menjadi 76,7% pada tahun 2019
Meningkatkan sosialisasi dan promosi CTPS melalui program pemerintah Pusat/Provinsi.
Peningkatan pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PHBS dan CTPS lingkungan rumah tangga sebesar 100% pada tahun 2019.
Pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PHBS dan CTPS lingkungan rumah tangga sebesar 100% pada tahun 2019.
Meningkatkan peran media dalam kampanye PHBS dan CTPS melalui dukungan CSR.
Meningkatkan sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan rumah tangga sebesar 25% pada tahun 2019.
Tersedianya sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan rumah tangga sebesar 25% pada tahun 2019.
Meningkatkan CSR dalam bidang kesehatan untuk mensiasati keterbatasan anggaran.
Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 14
Tabel 3.5.
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Sekolah Kota Bukittinggi
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan sasaran Indikator sasaran
Mewujudkan kesadaran dan perilaku hidup sehat dan bersih serta membiasakan cuci tangan pakai sabun di lingkungan sekolah.
Meningkatkan perubahan perilaku siswa dalam PHBS dan CTPS menjadi 100% pada tahun 2019.
Perubahan perilaku siswa dalam PHBS dan CTPS menjadi 100% pada tahun 2019.
Meningkatkan sosialisasi dan promosi PHBS dan CTPS melalui program Pemerintah Pusat/Provinsi
Peningkatan pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PHBS dan CTPS di lingkungan sekolah sebesar 100% pada tahun 2019.
Pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PHBS dan CTPS di lingkungan sekolah sebesar 100% pada tahun 2019.
Meningkatkan peran media dalam kampanye PHBS dan CTPS melalui dukungan CSR.
Meningkatkan sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan sekolah sebesar 50% pada tahun 2019.
Tersedianya sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan sekolah sebesar 50% pada tahun 2019.
Meningkatkan CSR dalam bidang kesehatan untuk mensiasati keterbatasan anggaran.
Meningkatkan prog.adiwiyata sebesar 10% per tahun.
Program adiwiyata sebesar 10% per tahun.
Meningkatkan program adiwiyata di sekolah.
Sumber : Pokja sanitasi BukittinggiTahun 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 15
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 1
BAB V
PROGRAM KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI
5.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi
Pada Bab ini membahas tentang uraian dari program dan kegiatan yang menjadi prioritas
pembangunan sanitasi Kota Bukittinggi Tahun 2015 – 2019, disusun sesuai dengan strategi
untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing sub sektor sanitasi. Program dan
kegiatan ini disusun berdasarkan strategi yang telah dirumuskan di kerangka kerja logis
untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing sub sektor air limbah domestik,
persampahan, drainase lingkungan, PHBS. Program dan kegiatan akan dibuat sesuai dengan
sumber pendanaan yaitu sumber dana berasal dari APBD Kota, pendanaan berasal dari
APBD Provinsi, sumber perndanaan berasal dari APBN dan sumber pendanaan berasal dari
non pemerintahan. Indikasi program dan kegiatan pembangunan sanitasi disusun sebagai
pengejawantahan dari strategi yang telah dirumuskan untuk mencapai visi, misi
pembangunan sanitasi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pembangunan
daerah Kota Bukittinggi.
Kebutuhan pendanaan untuk pelaksanaan program dan kegiatan yang disusun didasarkan
pada hasil evaluasi dan prediksi atas potensi dan kebutuhan pembangunan tahunan.
Sumber penerimaan daerah secara garis besar terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD),
Dana Perimbangan dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan dari dana
perimbangan sebenarnya diluar kendali pemerintah daerah karena alokasi dana tersebut
ditentukan oleh pemerintah pusat berdasarkan formula yang telah ditetapkan.
Penerimaan dari dana perimbangan sangat bergantung dari penerimaan negara dan formula
dana alokasi umum. Oleh karenanya perhitungan/proyeksi APBD Kota Bukittinggi, terutama
untuk alokasi belanja langsung disesuaikan dengan proyeksi peningkatan PAD, sementara
penerimaan lainnya dianggap tetap, karena walalupun dana perimbangan mengalami
kenaikan tetapi penggunaannya lebih diarahkan pada belanja tidak langsung seperti
penyesuaian gaji pegawai atau belanja rutin lainnya. Dalam Bab ini akan memperlihatkan
kebutuhan pendanaan sanitasi dari tahun 2015 sampai 2019 dari masing-masing sub sektor
yaitu sub sektor air limbah, sub sektor persampahan dan sub sektor drainase.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 2
Tabel 5.1
Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya Dan Sumber Pendanaan Dan/Atau
Pembiayaan Pengembangan Sanitasi Untuk 5 Tahun
X Rp. 1 Juta
No Sumber
Anggaran
Tahun Anggaran Total Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah 482 3.839 14.659 12.428 22.366 53.744
2 Persampahan 6.729 15.010 13.696 13.375 14.419 59.399
3 Drainase 3.240 3.630 3.545 3.535 3.700 17.650
Jumlah
10.451 22.479 31.900 29.338 40.455 134.624
Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015
Tabel 5.2
Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun
X Rp. 1 Juta
No Sumber
Anggaran
Tahun Anggaran Total Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
A Pemerintah
1 APBD Kab/Kota 10.451 18.679 21.379 21.631 21.608 93.699
2 APBD Prov - 250 250 250 250 1.000
3 APBN - 3.600 10.241 7.457 18.597 39.895
Jumlah A
134.594
B Non-Pemerintah - - - - - -
1 CSR Swasta - - - - - -
2 Masyarakat - - - - - -
Jumlah B - 25 55 25 - 105
Total (A+B)
134.699
Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 3
5.2 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah
Perencanaan pendanaan pemerintah adalah usulan program kegiatan yang pendanaannya
dialokasikan oleh pemerintah meliputi pendanaan APBD Kota, APBD Provinsi dan
APBN/pusat. Mengenai rekapitulasi program kegiatan sanitasi yang didanai dari APBD Kota,
APBD Provinsi dan APBN untuk lima (5) tahun kedepan. Berikut ini disampaikan rekapitulasi
pendanaan pemerintah yang dibutuhkan untuk pembangunan sanitasi dalam jangka waktu 5
(lima) tahun yang ditampilkan dalam Tabel 5.3 menjelaskan rekapitulasi pendanaan sanitasi
melalui APBD Kabupaten, tabel 5.4 menjelaskan rekapitulasi pendanaan sanitasi melalui
APBD Povinsi dan tabel 5.5 menjelaskan rekapitulasi pendanaan sanitasi melalui APBN
Tabel 5.3
Tabel Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten/Kota X Rp. 1 Juta
No Sumber Anggaran Tahun Anggaran Total
Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah 482 3.189 4.358 4.948 3.723 16.650
2 Persampahan 6.729 11.860 13.476 13.696 14.185 59.399
3 Drainase 3.240 3.630 3.545 3.535 3.700 17.650
Jumlah 10.451 18.679 21.379 22.631 21.608 93.699
Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015
Tabel 5.4 Tabel Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi
X Rp. 1 Juta
No Sumber Anggaran Tahun Anggaran Total
Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah - - - - - -
2 Persampahan - 50 50 50 50 200
3 Drainase - - - - - -
Jumlah
250 250 250 250 1.000
Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 4
Tabel 5.5 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN
X Rp. 1 Juta
No Sumber Anggaran Tahun Anggaran Total
Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah - 9.671 8.180 9.513 8.900 36.264
2 Persampahan - 3.100 170 177 184 3.631
3 Drainase - - - - - -
Jumlah - 12.771 8.350 9.690 9.084 39.895
Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015
5.3 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Non
Pemerintah
Di dalam usulan program kegiatan sanitasi Kota Bukittinggi terdapat upaya
capaian target prosentasi dalam pengelolaan sanitasi karenanya memerlukan pendanaan
yang sangat besar. Dan pendanaan itu tidak akan mungkin mampu hanya ditangani oleh
pendanaan pemerintah saja pun baik di pendanaan APBD kabupaten, APBD provinsi dan
juga APBN/Pusat. Tiga penyangga keberhasilan dalam perencanaan pembangunan adalah
Pemerintah, Swasta atau non pemerintah dan Masyarakat, oleh karena itu Kota Bukittinggi
bersama Pokja Sanitasinya mengupayakan usulan pendanaan kepada non pemerintah dan
juga masyarakat. Usulan pendanaan swasta untuk pembangunan sanitasi dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun Kota Bukittinggi di Tabel 5.6 menjelaskan rekapitulasi pendanaan
sanitasi melalui partisipasi swasta atau non peamerintah dan Tabel 6.6 menjelaskan
rekapitulasi pendanaan sanitasi melalui partisipasi masyarakat.
Tabel 5.6 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR
X Rp. 1 Juta
No Sumber Anggaran Tahun Anggaran Total
Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah - - - - - -
2 Persampahan - - - - - -
3 Drainase - - - - - -
4 PHBS - - - - - -
Jumlah - - - - - -
Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 5
Tabel 5.7 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat
X Rp. 1 Juta
No Sumber Anggaran Tahun Anggaran Total
Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah - 25 55 25 - 105
2 Persampahan - - - - - -
3 Drainase - - - - - -
Jumlah - 25 55 25 - 105
Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015
5.4 Antisipasi Funding Gap
Funding Gap bila jumlah anggaran yang dibutuhkan jauh lebih besar daripada
yang tersedia. Mengenai langkah-langkah yang dilakukan untuk mengurangi kesenjangan
(gap) tersebut di Kota Bukittinggi, pokja sanitasi mengupayakan terus untuk mendapatkan
dukungan pendanaan dengan membentuk tim fasilitasi/Forum CSR. “Deskipsi
program/kegiatan” untuk program/kegiatan yang belum mendapatkan sumber pendanaan di
lampirkan dalam Lampiran 5 yang berisi Deskripsi Program/Kegiatan. Dan untuk daftar
perusahaan penyelenggara CSR yang ada diwilayah Kota Bukittinggi yang berpotensi untuk
mendanai Sanitasi dilampirkan dalam Lampiran 6 yang menyampaikan Penyelenggara CSR
yang potensial. Dan berikut tabel 5.8 berikut adalah data funding gab pendanaan sanitasi di
Kota Bukittinggi dalam perencanaan Strategi Sanitasi Kota tahun 2015
Tabel 5.8
Funding Gap
X Rp. 1 Juta
No. Uraian Tahun Anggaran Total
Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah Domestik 482 3.189 4.358 4.948 3.723 16.650
2 Persampahan 6.729 11.860 13.476 13.696 14.185 59.399
3 Drainase Perkotaan 3.240 3.630 3.545 3.535 3.700 17.650
4 Daftar tunggu (Funding Gap) 2.051 13.479 22.200 15.339 25.455 78.524
5 Kebutuhan Pendanaan Sanitasi 10.451 22.479 31.900 29.339 40.455 134.699
6 Gap (%) 19,6 % 60 % 69,6 % 52,3 % 62,9 % 52,9 %
Catatan: Data tabel ini diambil dari Lampiran 4: program, kegiatan dan indikasi biaya yang belum memiliki sumber pendanaan atau daftar tunggu (funding gap). Baris (5): Data total kebutuhan pendanaan sanitasi diambil dari Tabel Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya
Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun. Baris (6): Prosentase Funding Gap terhadap total kebutuhan pendanaan, baris 6 = (baris 4 x 100 / baris 5)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 6
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 7
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
Monitoring dan evaluasi kegiatan pembangunan sanitasi adalah merupakan rangkaian pelaksanaan
kegiatan untuk meningkatkan kinerja dalam pencapaian target secara bertahap dan konsisten.
Kegiatan ini sangat diperlukan untuk melakukan langkah - langkah perbaikan ketika terjadi
kekurangsesuaian pelaksanaan terhadap perencanaannya. Sistem kerja meliputi: perencanaan,
pelaksanaan dan implementasi serta monitoring dan evaluasi merupakan suatu rangkaian kinerja
yang harus di ikuti untuk memperoleh keberhasilan mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pada uraian dalam bab monitoring dan evaluasi berikut adalah berisikan tabel yang terdiri atas tabel
capaian strategis, tabel capaian kegiatan, tabel evaluasi dan tabel pelaporan monev implementasi
SSK, yang disusun dalam rangka untuk membantu mengecek ulang pelaksanaan monitoring dan
evaluasi terhadap pelaksanaan program/kegiatan starategi sanitasi Kota. Yang disajikan dalam tabel
6.1 sampai dengan 6.12 per sektor dalam perencanaan tahun 2016 dan 2017 dibawah ini.
A. Air Limbah Domestik
Tabel VI.1 Capaian Stratejik Air Limbah
Tujuan: Meningkatkan perilaku komunitas yang hygienis untuk mendukung terciptanya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Tahun 2016
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk selalu melakukan perilaku hidup bersih sehat di lingkungan rumah tangga ataupun masyarakat sekitarnya.
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengembangan promosi kesehatan dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (1 paket)
2. Promosi Program Pembangunan Kesehatan (1 paket)
1. Rp.65 jt
2. Rp.383 jt
Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk perubahan perilaku sanitasi dan mau melakukan kegiatan yang mendukung perubahan perilaku sanitasi tersebut
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
3. Pembinaan PHBS, toga dan lingkungan sehat (1 paket)
4. Pengawasan Sanitasi Depot
Air Minum (1 paket)
3.Rp 34 jt 4. Rp. 13 jt
Total Rp.482 jt
Meningkatkan program promosi kepada masyarakat agar terciptanya umpan balik untuk kelanjutan program pembangunan kesehatan Terpantaunya perkembangan untuk berkurangnya BABS
Terpantaunya sumber air minum masyarakat yang terbanyak di Gunakan di Kota Bukittinggi
Tujuan: Menyediakan acuan dasar perencanaan penanganan air limbah domestik Kota Bukittinggi dalam rangka meningkatan kinerja pengelolaan air limbah domestik tahun 2020
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Tersusunya Regulasi Air Limbah Permukiman domestik pada tahun 2017.
1. Penyusunan peraturan daerah tentang air limbah ( 1 dokumen)
2. Sosialisasi hasil Penyusunan
regulasi Pengelolaan air limbah domestik (1 paket)
1. Rp 100 jt
2. Rp 50 jt
Total Rp.150 jt
Tersusunnya 1 dokumen Regulasi sistem Pengelolaan Air Limbah domestik Tersosialisainya regulasi pengelolaan air limbah domestik kepada masyarakat
Laporan peratuaran darah menyangkut air limbah
100 jt Dilakukan di tahun 2017
Tujuan: Meningkatkan akses dasar pengelolaan air limbah rumah tangga tahun 2020
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Menurunkan BABS dari 11,40% ( 605 KK) menjadi 0% pada tahun 2019
Pendekatan STBM 1. Pemicuan (10 paket)
1.Rp.460 jt
Total Rp.460 jt
Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk perubahan perilaku sanitasi dan mau melakukan kegiatan yang mendukung perubahan perilaku sanitasi tersebut.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
IPAL Kawasan
1. Sosialisasi pembangunan air limbah kawasan (2 paket)
Pembangunan MCK ++
1. . Pemicuan (termasuk
Pembentukan KSM; Pelatihan Manajerial, Administrasi & Keuangan; Penyusunan aturan lokal; Promosi/Kampanye/ edukasi Higiene dan sanitasi (3 paket)
2. Pembebasan lahan MCK ++l (1 paket)
3. Perencanaan Detail MCK ++ (1
Dokumen)
3. Pembangunan MCK++ (1 unit)
4. Pendampingan pembangunan MCK++ (2 paket)
Pembangunan IPAL Komunal
1.Pemicuan (termasuk
Pembentukan KSM; Pelatihan Manajerial, Administrasi & Keuangan; Penyusunan aturan lokal; Promosi/Kampanye/ edukasi Higiene dan sanitasi (1 paket)
2. Pembebasan Lahan/Tanah (1 paket)
1. Rp.200 jt
Total
Rp.200 jt 1. Rp.100 jt
2.Rp 500 jt 3. Rp. 500 jt
4. Rp 100 jt
Total Rp.1.650 jt 1. Rp.50 jt
2.Rp 5.000 jt
3.Rp 200 jt Total Rp.5.250 jt 1.Rp 70 jt
Tersosialisasinya stimulan jamban masyarakat untuk pembangunan jamban guna berkurangnya BABS
Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk perubahan perilaku sanitasi dan mau melakukan kegiatan yang mendukung perubahan perilaku sanitasi tersebut Tersedianya lahan untuk MCK++ masyarakat di 1 Lokasi Adanya dokumen perencanaan tangki septik komunal di 1 lokasi Akses baru pengelolaan MCK++ 1 lokasi Pembangunan MCK++di 1 lokasi Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk perubahan perilaku sanitasi dan mau melakukan kegiatan yang mendukung perubahan perilaku sanitasi tersebut Tersedianya lahan untuk lokasi pembangunan IPAL komunal 1 lokasi Terlaksananya sambungan rumah 2100
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
3. Pembangunan Sambungan Rumah (200 unit)
Promosi Sanitasi
1. Pengembangan promosi kesehatan dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (1 paket)
2. Promosi Program Pembangunan Kesehatan(1 paket)
2. Rp 385 jt
unit atas partisipasi pemerintah, swasta dan masyarakat & Berkurangnya BABS dari 11,40%
Tertariknya masyarakat dan mau melaksanakan perilaku higiene dan sanitasi berkelanjutan
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi Keterangan:
(i) Isikan Tujuan dan Sasaran sesuai Tabel KKL. (ii) Isikan Rencana Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan Tabel Rencana Program, Kegiatan dan Indikasi
Pendanaan yang berkaitan dengan sasaran yang sesuai. (iii) Isikan Realisasi Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan capaian aktual.
Tabel VI.2 Capaian Kegiatan Air Limbah
Tahun 2016
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja Outcome
1. Pengembangan program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakatPenyusunan Regulasi sistem pengelolaan air limbah domestik (1 dokumen)
2. Promosi Program Pembangunan Kesehatan (1 paket)
3. Pembinaan PHBS, Toga dan lingkungan sehat (1 paket)
4. Pengawasan sanitasi depot air minum
(1 paket)
Tahun 2017
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja Outcome
1. Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang air limbah (1 Paket)
2. Pembuatan website bidang sanitasi
(1 paket)
3. Biaya Pendampingan Pelaksanaan Sanimas (1 paket)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
4. Pembebasan Lahan/Tanah @ 150 m2
(1 paket)
5. Perencanaan Teknis (DED) MCK++
(1 paket)
6. Pembangunan MCK ++ (Sanimas Reguler) (1 unit)
7. Biaya Operasi dan PemeliharaanMCK ++ (Sanimas Reguler) (1 paket)
8. Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan (1 paket)
9. Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan (1 paket)
10. Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan (1 paket)
11. Pelatihan tentang pembangunan dan pemeliharaan tangki septik sesuai standart kesehatan. (1 paket)
12. Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (Sub Pengelolaan Air Limbah Domestik dan Industri Rumah Tangga) (1 paket)Penyusunan materi komunikasi hasil kajian dampak LH (1 paket)
13. Pengembangan program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakatPenyusunan Regulasi sistem pengelolaan air limbah domestik (1 dokumen)
14. Promosi Program Pembangunan Kesehatan (1
paket)
15. Pembinaan PHBS, Toga dan lingkungan sehat (1 paket)
16. Pengawasan sanitasi depot air minum
(1 paket)
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
Tabel VI.3 Evaluasi Air Limbah
Tahun 2016
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Menyediakan acuan dasar perencanaan penanganan air limbah domestik Kota Bukittinggi dalam rangka meningkatan kinerja pengelolaan air limbah domestik tahun 2020
1. Tersusunya Regulasi Air Limbah Permukiman domestik pada tahun 2020.
Penyusunan Regulasi 2 kegiatan (Rp 150jt)
Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan kepada masyarakat
Promosi kesehatan kepada masyarakat
1. Pengembangan promosi kesehatan (4 kegiatan)
Tahun 2017
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Meningkatkan akses dasar pengelolaan air limbah rumah tangga tahun 2020
Mnenurunnya BABS dari 11,40 % (605 KK)
10 kegiatan (Rp 460jt)
Meningkatkan akses dasar pengelolaan air limbah rumah tangga tahun 2020
IPAL Kawasan
Pembangunan MCK++
1 Kegiatan (200 jt) 8 Kegiatan (1.650 jt)
Meningkatkan akses dasar pengelolaan air limbah rumah tangga tahun 2020
Tersedianya pengolahan akhir limbah berupa IPAL Komunal
Pembangunan IPAL Kawasan 3 kegiatan (Rp 5.250 jt)
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
Tabel VI.4 Pelaporan Monev Implementasi SSK Air Limbah
Obyek Pemantauan
Penanggung Jawab Waktu Pelaksanaan
Pelaporan
Penanggung Jawab Utama
Pengumpul Data dan Dokumentasi
Pengolah Data/Pemantau
Penerima Laporan
Tabel Capaian Stratejik
Bappeda DPU BMCK DPU BMCK Okt-Des tahun berjalan
Walikota & Kepala SKPD
Tabel capaian Kegiatan
Bappeda DPU BMCK DPU BMCK Okt-Des tahun berjalan
Walikota & Kepala SKPD
Tabel Evaluasi Bappeda DPU BMCK DPU BMCK Okt-Des tahun berjalan
Walikota & Kepala SKPD
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
B. Persampahan
Tabel VI.5 Capaian Stratejik Persampahan
Tahun 2016
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Menyediakan peraturan perundangan pengelolaan persampahan
Penyusunan regulasi tarjet capaian layanan pengelolaan persampahan (1 dokumen)
Rp.100 jt
Tersusunnya 1 dokumen regulasi tarjet capaian layanan pengelolaan persampahan
Tujuan: Mengurangi Timbulan sampah dari sumbernya dengan proses yang ramah lingkungan
Tahun 2016
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Pencapaian pengurangan kuantitas sampah dari sumbernya
Pengurangan Timbulan Sampah 1. Penunjang operasional
pengelolaan rumah kompos ( 1 Paket)
1.Rp.191 jt
Berkurangnya timbulan sampah dengan berkembangnya jumlah bank sampah dan dapat berkelanjutan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
Tujuan: Meningkatkan cakupan layanan persampahan di tahun 2020
Tahun 2016
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Pencapaian layanan pengelolaan sampah dari 85,6% menjadi 100% pada tahun 2020
Pengadaan sarana prasarana dan alat angkut sampah 1. Penambahan Kontainer
(1 unit)
2. Penggantian Kontainer (2 unit)
3. Penggantian TPS Batu
(2 unit)
4. Pengadaan Gerobak Sampah (1 unit)
5. Penggantian Gerobak Sampah (3 unit)
6. Pengadaan Becak Sampah (2 unit)
7. Penggantian Becak Sampah (2 unit)
8. Pengadaan Becak Motor (2 Unit)
9. Penggantian Becak Motor ( 1 Unit)
10. Pengadaan Truk Angkut Sampah (1 Unit)
11. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan ( 1 Paket)
12. Penunjang Operasional Pengelolaan Sampah dan Kebersihan Kota (1 Paket)
1. Rp.20 jt
2. Rp.40 jt 3. Rp 10 jt 4. Rp 5 jt 5. Rp 15 jt 6. Rp 10 jt 7. Rp 60 jt 8. Rp 90 jt 9. Rp 30 jt 10. Rp 302 Jt
11. Rp 170 Jt 12. Rp 3.565 Jt
Total Rp.4.317 jt
Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Menyediakan peraturan perundangan pengelolaan persampahan
Penyusunan regulasi tarjet capaian layanan pengelolaan persampahan (1 dokumen)
Penyusunan regulasi tarjet capaian layanan pengelolaan persampahan (1 dokumen)
Penyusunan regulasi tarjet capaian layanan pengelolaan persampahan (1 dokumen)
Tujuan: Mengurangi Timbulan sampah dari sumbernya dengan proses yang ramah lingkungan
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Pencapaian pengurangan kuantitas sampah dari sumbernya sebesar 100% pada tahun 2020
Pembangunan TPS 3R 1. Pemicuan (termasuk
Pembentukan KSM TPS 3R; Persiapan kontribusi masyarakat; Pelatihan manajerial, administrasi dan keuangan; Penyusunan aturan lokal untuk Pengelolaan TPS 3R) (8 paket)
2. Pembebasan Lahan (2 paket)
3. Penunjang operasional pengelolaan rumah kompos (1 Paket)
4. Pemantauan dan Evaluasi (4
paket)
1. Rp 12 jt 2.Rp 2.350 jt 3.Rp.200 jt 4. Rp 28 jt
Total Rp.2.578 jt
Berkurangnya timbulan sampah dengan berkembangnya jumlah bank sampah dan dapat berkelanjutan Tersedianya lahan untuk pembangunan TPS 3R Berkurangnya timbulan sampah dengan terbinanya KSM 3R dan dapat berkelanjutan
Tujuan: Meningkatkan cakupan layanan persampahan 100% di tahun 2020
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
Pencapaian layanan pengelolaan sampah dari 85,6% menjadi 100% pada tahun 2020
Pengadaan sarana prasarana dan alat angkut sampah 1. Penambahan Kontainer (1 unit)
2. Penggantian Kontainer 2.unit)
3. Penggantian TPS Batu (2.unit)
4. Pengadaan Gerobak Sampah (1 unit)
5. Penggantian Gerobak Sampah (3 unit)
6. Pengadaan Becak Sampah (2 unit)
7. Penggantian Becak Sampah (2 unit)
8. Pengadaan Becak Motor (2 Unit)
9. Penggantian Becak Motor ( 1 Unit)
10. Pengadaan Truk Angkut Sampah (2 Unit)
1. Rp.20 jt
2. Rp.40 jt 3. Rp 10 jt 4. Rp 20 jt 5.Rp 20 jt 6. Rp 40 Jt 7. Rp 60 jt 8. Rp 99 Jt 9. Rp 33 Jt 10. Rp 880 Jt
Total Rp 1.033 jt
Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat
Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi Keterangan:
(iv) Isikan Tujuan dan Sasaran sesuai Tabel KKL. (v) Isikan Rencana Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan Tabel Rencana Program, Kegiatan dan Indikasi
Pendanaan yang berkaitan dengan sasaran yang sesuai. (vi) Isikan Realisasi Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan capaian aktual.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
Tabel VI.6 Capaian Kegiatan Persampahan
Tahun 2016
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja Outcome
1. Penggantian Kontainer
2. Penambahan Kontainer
3. Penggantian TPS Batu
4. Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan)
5. Pengadaan Gerobak Sampah
6. Penggantian Gerobak Sampah
7. Pengadaan Becak Sampah
8. Penggantian Becak Sampah
9. Pengadaan Becak Motor
10. Penggantian Becak Motor
11. Pengadaan Truk Angkut Sampah
12. Penunjang operasional pengelolaan rumah kompos
13. Sosialisasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
14. Pengendalian dan penyemprotan mikroorganisme di TPSS
15. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan persampahan
16. Penyebarluasan informasi tentang K3 dan penyuluhan keliling pada masyarakat
17. Sosialisasi peningkatan peran serta anak didik di sekolah dalam pengelolaan persampahan
(2 Unit)
(1 Unit)
(2 Unit)
(10 Unit)
(1 Unit)
(3 unit)
(2 Unit)
(2 Unit)
(1 Paket)
(1 Paket)
(1 Paket)
(2 Paket)
(1Paket)
(1 Paket)
(1 Paket)
Rp 40 Jt Rp 20 Jt
Rp 3 Jt
Rp 9 Jt
Rp 10 Jt Rp 90 Jt
Rp 30 Jt
Rp 90 Jt
Rp 90 Jt
Rp 191 Jt
Rp 10 Jt
Rp 5 Jt
Rp 5 Jt
Rp 10 Jt
Rp 10 Jt
Rp 10 Jt
Rp 40 Jt
Rp 20 Jt
Rp 3 Jt
Rp 9 Jt
Rp 10 Jt Rp 90 Jt
Rp 30 Jt
Rp 90 Jt
Rp 90 Jt
Rp 191 Jt
Rp 10 Jt
Rp 5 Jt
Rp 5 Jt
Rp 10 Jt
Rp 10 Jt
Rp 10 Jt
Penambahan Akses Baru : 2 Penambahan Akses Baru : 1 Penambahan Akses Baru : 2 Penambahan Akses Baru : 1 Penambahan Akses Baru : 3 Penambahan Akses Baru : 2 Penambahan Akses Baru : 1 Penambahan Akses Baru : 1 Penambahan Akses Baru : 2 Penambahan Akses Baru : 1 Penambahan Akses Baru : 1
Tahun 2017
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja Outcome
1. Penyusunan Kebijakan manajemen Pengelolaan Persampahan
2. Penerbitan Surat Keputusan Walikota tentang penutupan TPA Sampah Panorama Baru
3. Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru
4. Penegakan Peraturan Daerah pengelolaan dan retribusi pelayanan persampahan/kebersihanan Kota Bukittinggi
5. Pelatihan Teknis SDM untuk Pengelolaan
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
Persampahan
6. Monitoring dan supervisi replikasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat
7. Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan TPAS/Unit Kerja TPAS
8. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan Skala Kota
9. Penguatan kelembagaan steakholder bidang persampahan (pola hubungan RT,RW,Lurah, Camat dengan DKP Kota Bukittinggi)
10. Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Persampahan
11. Fasilitasi kerjasama antar daerah dalam pengelolaan sampah dengan Kabupaten Agam
12. Studi peningkatan potensi Pendapatan Asli Daerah retribusi sampah Kota Bukittinggi
13. Penyusunan database wajib retribusi sampah Kota Bukittinggi
14. Intensifikasi Penerimaan Daerah di Bidang Persampahan
15. Sosialisasi Perilaku Tidak Buang sampah sembarangan
16. Lomba Kebersihan dan Keindahan antar SKPD, sekolah dan dunia usaha
17. Lomba RT, RW dan Kelurahan Bersih
18. Publikasi teknologi tepat guna pengelolaan sampah ke masyarakat dan sekolah
19. Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan kelompok masyarakat
20. Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya
21. Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari sumbernya
22. Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah Tangga.
23. Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk aparatur pemerintahan desa dan kecamatan, sanitarian dan tenaga kesehatan lingkungan
24. Pelatihan tentang pengelolaan sampah untuk Kelompok Swadaya Masyarakat yang peduli lingkungan
25. Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk Kader, Karang Taruna dan Tokoh Masyarakat
26. Pelatihan pengelolaan sampah di sekolah
27. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan (pembinaan kelompok
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
pengelola kompos)
28. Pembentukan Pokmas dan pelatihan tingkat kelurahan tentang pengolahan sampah
29. Sosialisasi pengembangan dan pengelolaan persampahan pada dunia usaha
30. Sosialisasi perilaku dalam mengelola persampahan kepada wisatawan
31. Sosialisasi dan monitoring kawasan bebas sampah
32. Sosialisasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
33. Pengendalian dan penyemprotan mikroorganisme di TPSS
34. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan persampahan
35. Penyebarluasan informasi tentang K3 dan penyuluhan keliling pada masyarakat
36. Sosialisasi peningkatan peran serta anak didik di sekolah dalam pengelolaan persampahan
37. Biaya operasional pengelolaan persampahan Kota Bukittinggi
38. Kontribusi pembayaran pengelolaan persampahan pada TPA Sampah regional Payakumbuh
39. Penambahan tenaga kerja untuk penyapuan jalan dan tenaga angkut sampah di kendaraan truk sampah
40. Penggantian Kontainer (2 Unit)
41. Penambahan Kontainer (1 Unit)
42. Penggantian TPS Batu (2 Unit)
43. Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan) (10 Unit)
44. Pengadaan Gerobak Sampah (1 Unit)
45. Penggantian Gerobak Sampah (3 unit)
46. Pengadaan Becak Sampah (2 Unit)
47. Penggantian Becak Sampah (2 Unit)
48. Pengadaan Becak Motor (3 Unit)
49. Penggantian Becak Motor (1 Unit)
50. Pengadaan Truk Angkut Sampah (2 Unit)
51. Sosialisasi Pembangunan SPA dan TPST 3 R (1 Paket)
52. Pengadaan tanah untuk jalan akses ke SPA dan TPST 3R (1 Paket)
53. Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) (1
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(1Paket)
(2 Unit)
(1 Unit)
(2 Unit)
(10 Unit)
(1 Unit)
(3 unit)
(2 Unit)
(2 Unit)
(1 Paket)
(1 Paket)
(1 Paket)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
Paket)
54. Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru
55. Perencanaan teknis Penutupan TPA Sampah Panorama Baru
56. Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL)
57. Supervisi pembangunan SPA dan TPST 3R (1 Paket)
58. Kompensasi untuk akses jalan ke SPA (1 Paket)
(2 Paket)
(1Paket)
(1 Paket)
(1 Paket)
(1 Paket)
(1 Paket)
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Tabel VI.7 Evaluasi Persampahan
Tahun 2016
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Mengurangi Timbulan sampah dari sumbernya dengan proses yang ramah lingkungan
Pencapaian pengurangan kuantitas sampah dari sumbernya
2. Penunjang operasional pengelolaan rumah kompos ( 191 Jt )
Meningkatkan cakupan layanan persampahan di tahun 2020
Pencapaian layanan pengelolaan sampah dari 85,6% menjadi 100%
1. Pengadaan sarana prasarana dan alat angkut sampah 8 Kegiatan (Rp 4.269 jt)
Tahun 2017
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Menyediakan perencanaan umum penanganan persampahan Kota Bukittinggi dalam rangka meningkatan kinerja pengelolaan persampahan tahun 2020
Tersusunnya Regulasi tarjet capaian layanan pengelolaan persampahan pada tahun 2020.
Sosialisasi Regulasi 1 kegiatan (Rp 50jt)
Mengurangi Timbulan sampah dari sumbernya dengan proses yang ramah lingkungan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
Pencapaian pengurangan kuantitas sampah dari sumbernya
1. Sosialisasi kesadaran masyarakat tentang pengolahan persampahan 1 kegiatan (Rp 150 jt)
2. Pembangunan TPS 3R 2 kegiatan (Rp 4.368 jt)
Meningkatkan cakupan layanan persampahan di tahun 2020
Pencapaian layanan pengelolaan sampah dari 85,6% menjadi 100%
1. Pengadaan sarana prasarana dan alat angkut sampah 11 Kegiatan
(Rp 259 jt)
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Tabel VI.8 Pelaporan Monev Implementasi SSK Persampahan
Obyek Pemantauan
Penanggung Jawab Waktu Pelaksanaan
Pelaporan
Penanggung Jawab Utama
Pengumpul Data dan Dokumentasi
Pengolah Data/Pemantau
Penerima Laporan
Tabel Capaian Stratejik
Bappeda DKP DKP Okt-Des tahun berjalan
Walikota & Kepala SKPD
Tabel capaian Kegiatan
Bappeda DKP DKP Okt-Des tahun berjalan
Walikota & Kepala SKPD
Tabel Evaluasi Bappeda DKP DKP Okt-Des tahun berjalan
Walikota & Kepala SKPD
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
C. Drainase
Tabel VI.9 Capaian Stratejik Drainase
Tujuan: Menyediakan perencanaan umum penanganan drainase Kota Bukittinggi
Tahun 2016
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Tersedianya Sistem Jaringan Drainase skala Kota dan Wilayah di Kota Bukittinggi tahun 2020
1. Penyusunan Masterplan drainase Drainase Skala Kota (1 dokumen)
1. Rp. 350 jt Tersusunnya 1 Dokumen Rencana Induk Sistem drainase
Tujuan: Meningkatkan pelayanan sistem drainase setiap tahun
Tahun 2016
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Mengurangi wilayah genangan permukiman dari 2,46% menjadi 0% pada tahun 2020
Pembangunan Saluran Drainase 1. Pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong (1 paket)
Pemeliharaan Saluran drainase 1. Pemeliharaan Rutin saluran
Drainase
2. Peningkatan Drainase
1.Rp.1.650 jt
Total Rp.1.650 jt
1. Rp.575 jt
2. Rp 300 jt
Total Rp.875 jt
Berkurangnya genangan permukiman walaupun tidak terjadi banjir Berkurangnya genangan permukiman walaupun tidak terjadi banjir
Tujuan: Menyediakan perencanaan umum penanganan drainase Kota Bukittinggi guna mewujudkan bebas genangan permukiman tahun 2020
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Tersusunya Regulasi Air Limbah Permukiman domestik pada tahun 2020.
1. Penguatan kelembagaan bidang drainase (1 paket)
1. Rp.20 jt
Tersosialisasinya Regulasi pengelolaan drainase
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
Tujuan: Terwujudnya penyelenggaraan sistem drainase yang efektif, efisien dan terpadu serta berwawasan lingkungan Pada tahun 2020
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Mengurangi wilayah genangan permukiman dari 2,46% menjadi 0% pada tahun 2020
Pembangunan Saluran Drainase 1. Pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong (1 paket)
Pemeliharaan Saluran drainase 1. Pemeliharaan Rutin saluran
Drainase 2. Peningkatan Drainase
1.Rp.1.700 jt
1. Rp.1.900 jt
2. Rp 1.070 Jt
Total Rp.2.970 jt
Berkurangnya genangan permukiman. Berkurangnya genangan permukiman. Berkurangnya genangan permukiman.
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi Keterangan:
(vii) Isikan Tujuan dan Sasaran sesuai Tabel KKL. (viii) Isikan Rencana Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan Tabel Rencana Program, Kegiatan dan
Indikasi Pendanaan yang berkaitan dengan sasaran yang sesuai. (ix) Isikan Realisasi Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan capaian aktual.
Tabel VI.10 Capaian Kegiatan
Tahun 2016
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja Outcome
1. Penyusunan Masterplan drainase Drainase Skala Kota
(1 dokumen) Terealisasinya 1 laporan
Rp 350 Jt Pemambahan akses baru: 1
Tahun 2017
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja Outcome
Pembangunan Saluran Drainase 1. Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
Pemeliharaan Saluran drainase 1. Pemeliharaan Rutin saluran Drainase
2. Peningkatan Drainase
(1 paket)
(1 paket)
(1 paket)
Rp 1.650 Jt
1. Rp.575 jt
2. Rp 300 jt Rp 2.525 Jt
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1
Tabel VI.11 Evaluasi Drainase
Tahun 2016
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Menyediakan perencanaan umum penanganan drainase Kota Bukittinggi guna mewujudkan bebas genangan permukiman tahun 2020
1. Penyusunan Masterplan drainase Drainase Skala Kota
Penyusunan Masterplan drainase Drainase Skala Kota 1 Kegiatan
(Rp. 350 jt)
Terwujudnya penyelenggaraan sistem drainase yang efektif, efisien dan terpadu serta berwawasan lingkungan Pada tahun 2020
1. Pemeliharaan Rutin saluran Drainase
2. Peningkatan Drainase
1. Pembangunan Saluran Drainase 5 Kegiatan
2. Pemeliharaan Saluran drainase 2 kegiatan
(Rp 1650 jt)
(Rp 550 jt)
Tahun 2017
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Menyediakan perencanaan umum penanganan drainase Kota Bukittinggi guna mewujudkan bebas genangan permukiman tahun 2020
Tersusunnya Regulasi pengelolaan drainase pada tahun 2020.
Sosialisasi Regulasi 1 kegiatan
(Rp 50jt)
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
Tabel VI.12 Pelaporan Monev Implementasi SSK Drainase
Obyek Pemantauan
Penanggung Jawab Waktu Pelaksanaan
Pelaporan
Penanggung Jawab Utama
Pengumpul Data dan Dokumentasi
Pengolah Data/Pemantau
Penerima Laporan
Tabel Capaian Stratejik
Bappeda DPU DPU Okt-Des tahun berjalan
Walikota & Kepala SKPD
Tabel capaian Kegiatan
Bappeda DPU DPU Okt-Des tahun berjalan
Walikota & Kepala SKPD
Tabel Evaluasi Bappeda DPU DPU
Okt-Des tahun berjalan
Walikota & Kepala SKPD
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi
DOKUMEN PEMUTAKHIRAN
STRATEGI SANITASI
KOTA (SSK) BUKITTINGGI
2015
oleh POKJA SANITASI KOTA BUKITTINGGI
PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGIBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)JALAN JENDRAL SUDIRMAN NO 27-29 TELEPON (0752)22383 – FAX. (0752)22383
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. I-1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... I-1
1.2 Metodologi Penyusunan ......................................................................................... I-4
1.3 Dasar Hukum ....................................................................................................... I-11
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................................ I-13
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI ...................................................................... II-1
2.1 Gambaran Wilayah Kota Bukittinggi ....................................................................... II-1
2.2 Kemajuan Pelaksanaan Strategi Sanitasi Kota ......................................................... II-15
2.3 Profil Sanitasi Saat Ini........................................................................................... II-20
2.4 Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi ................................................ II-46
2.4.1 Sub Sektor Limbah ............................................................................................. II-47
2.4.2 Sub Sektor Persampahan .................................................................................... II-52
2.4.3 Sub Sektor Drainase ........................................................................................... II-54
BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI .................................................. III-1
3.1 Visi dan Misi Sanitasi ............................................................................................. III-1
3.2 Pentahapan Pengembangan Sanitasi ....................................................................... III-5
3.2.1 Tahapan Pengembangan Air Limbah .................................................................... III-5
3.2.2 Tahapan Pengembangan Persampahan ................................................................ III-12
3.2.3 Tahapan Pengembangan Drainase ....................................................................... III-15
3.3 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi ............................................................. III-17
3.4 Skenario Pencapaian Sasaran ................................................................................. III-20
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI...................................................... IV-1
4.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik ............................ IV-2
4.2 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan ...................................... IV-5
4.3 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase ............................................. IV-8
4.4 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Prohisan .................................................. IV-11
BAB V PROGRAM KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI ................... V-1
5.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi ............................................................... V-1
5.2 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah ...... V-3
5.3 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendaan Non Pemerintah ... V-4
5.4 Antispasi Funding Gap ........................................................................................... V-5
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK ............................................. VI-1
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kedudukan Dokumen Pemutakhiran SSK dengan Dokumen Perencaan
Lainnya .................................................................................................... I-4
Gambar 1.2 Proses Penyusunan Dokumen Pemutakhiran SSK ......................................... I-5
Gambar 1.3 Proses Percepatan Implementasi Dokumen Pemutakhiran SSK ...................... I-5
Gambar 1.4 Proses Konsolidasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan dan Pendanaan dalam
Dokumen Pemutakhiran SSK ...................................................................... I-10
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Bukittinggi .............................................................. II-3
Gambar 2.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Bukittinggi Tahun 2010-2030 ................... II-11
Gambar 2.3 Peta Rencana Pola Ruang Kota Bukittinggi Tahun 2010-2030 ........................ II-14
Gambar 2.4 MCK Plus di Kelurahan Pakan Kurai ............................................................. II-16
Gambar 2.5 MCK Plus di Kelurahan Campago Ipuh ......................................................... II-16
Gambar 2.6 Cakupan Akses dan Layanan Air Limbah Domestik per Kecamatan ................. II-28
Gambar 2.7 Peta Lokasi Genangan di Kota Bukittinggi .................................................... II-45
Gambar 2.8 Area Beresiko Sanitasi Sektor Air Limbah ..................................................... II-50
Gambar 2.9 Area Beresiko Sanitasi Sektor Perpasampahan ............................................. II-53
Gambar 3.1 Peta Zona Kebutuhan Penanganan Air Limbah ............................................. III-9
Gambar 3.2 Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Bukittinggi ............................... III-14
Gambar 3.3 Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bukittinggi ...................................... III-16
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Tempat Penyaluran Akhir Tinja di Kota Bukittinggi ......................................... II-23
Grafik 2.2 Pengelolaan Sampah Kota Bukittinggi Tahun 2015 ......................................... II-30
Grafik 2.3 Grafik Praktik Pemilahan Sampah Oleh Rumah Tangga ................................... II-32
Grafik 2.4 Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir di Kota Bukittinggi
Tahun 2015 ............................................................................................... II-41
Grafik 2.5 Persentase Kondisi PHBS di Kota Bukittinggi Tahun 2015 ................................ II-47
Grafik 2.6 Kondisi Masyarakat BABS Kota Bukittinggi Tahun 2015 ................................... II-47
Grafik 2.7 Tempat Masyarakat Kota Bukittinggi Melakukan BAB Tahun 2015 .................... II-48
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nama dan Luas Wilayah Kota Bukittinggi Per Kelurahan Tahun 2013 ................ II-2
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Kota Bukittinggi Tahun 2015-2019 ........ II-6
Tabel 2.3 Jumlah Kepala Keluarga Kota Bukittinggi Tahun 2015-2019 ............................. II-6
Tabel 2.4 Tingkat Pertumbuhan dan Kepadatan Kota Bukittinggi Tahun 2015-2019 .......... II-7
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan di Kota Bukittinggi Tahun 2011 .......... II-7
Tabel 2.6 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik .................................. II-17
Tabel 2.7 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan ............................................ II-19
Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase ................................................... II-20
Tabel 2.9 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik .............................. II-25
Tabel 2.10 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat ini di Kota Bukittinggi .................. II-26
Tabel 2.11 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
Kota Bukittinggi .......................................................................................... II-27
Tabel 2.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan ....................................... II-33
Tabel 2.13 Timbulan Sampah Per Kecamatan di Kota Bukittinggi ..................................... II-35
Tabel 2.13.a. Total Timbulan Volume Sampah Kota Bukittinggi Tahun 2014 ..................... II-35
Tabel 2.14 Cakupan Layanan Akses dan Sistem Layanan Persampahan Perkecamatan ....... II-36
Tabel 2.14.a. Kegiatan 3R Berbasis Masyarakat di Kota Bukittinggi .................................. II-36
Tabel 2.15 Kondisi Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah Kota Bukittinggi ............... II-37
Tabel 2.16 Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan Kota Bukittinggi ..................... II-42
Tabel 2.17 Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan di Kota Bukittinggi .............. II-43
Tabel 2.18 Area Beresiko Sanitasi Air Limbah ................................................................ II-49
Tabel 2.19 Daftar Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air Limbah .................................. II-51
Tabel 2.20 Area Beresiko Sanitasi Sektor Persampahan .................................................. II-52
Tabel 2.21 Daftar Permasalahan Mendesak Sub Sektor Persampahan .............................. II-54
Tabel 2.22 Area Beresiko Sanitasi Sektor Drainase ......................................................... II-55
Tabel 2.23 Daftar Permasalahan Mendesak Drainase dalam Diagram Sanitasi Kota
Bukittinggi Tahun 2015 ............................................................................... II-57
Tabel 3.1 Visi dan Misi Sanitasi Kota Bukittinggi ............................................................. III-3
Tabel 3.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Bukittinggi ........................ III-11
Tabel 3.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Bukittinggi ................................... III-13
Tabel 3.4 Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bukittinggi........................................ III-17
Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik .............................. III-18
Tabel 3.6 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan ........................................ III-20
Tabel 3.7 Tujuan dan sasaran Pengembangan Drainase ............................................... III-20
Tabel 3.8 Skenario Pencapaian Sasaran Pembangunan Sanitasi ..................................... III-21
Tabel 3.9 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Bukittinggi untuk Sanitasi .... III-22
Tabel 3.10 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan ........................................... III-23
Tabel 3.11 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan Perhitungan Pertumbuhan
Pendanaan APBD Kota Bukittinggi untuk Operasional/Pemeliharaan dan
Investasi Sanitasi ........................................................................................ III-23
Tabel 3.12 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD untuk Kebutuhan Operasional
/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun Sampai Tahun 2019 .......................... III-24
Tabel 3.13 Perkiraan Kemampuan APBD Kota Bukittinggi dalam Mendanai Program
Kegiatan SSK .............................................................................................. III-25
Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Kota Bukittinggi .......................................................................................... IV-3
Tabel 4.1.a Posisi Pengelolaan Air Limbah Domestik ....................................................... IV-4
Tabel 4.2 Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan Kota
Bukittinggi ................................................................................................. IV-6
Tabel 4.2.a. Posisi Pengelolaan Persampahan Kota Bukittinggi ........................................ IV-5
Tabel 4.3 Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase Kota
Bukittinggi ................................................................................................. IV-9
Tabel 4.3.a Posisi Pengelolaan Drainase Kota Bukittinggi ................................................ IV-10
Tabel 4.4 Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga
Kota Bukittinggi .......................................................................................... IV-12
Tabel 4.4.a. Posisi Pengelolaan Prohisan Kota Bukittinggi ............................................... IV-13
Tabel 4.5 Tujuan, sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Sekolah Kota
Bukittinggi ................................................................................................. IV-14
Tabel 5.1 Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau
Pembiayaan Sanitasi untuk 5 Tahun ............................................................. V-2
Tabel 5.2 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 Tahun .. V-2
Tabel 5.3 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Kab/Kota ................................. V-3
Tabel 5.4 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi ................................... V-3
Tabel 5.5 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN ............................................... V-3
Tabel 5.6 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR .................................. V-4
Tabel 5.7 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat ................................... V-4
Tabel 5.8 Funding Gap ............................................................................................... V-5
Tabel 6.1 Capaian Stratejik Air Limbah ......................................................................... VI-1
Tabel 6.2 Capaian Kegiatan Air Limbah ......................................................................... VI-4
Tabel 6.3 Evaluasi Air Limbah ..................................................................................... VI-6
Tabel 6.4 Pelaporan Monev Implementasi SSK Air Limbah ............................................. VI-7
Tabel 6.5 Capaian Stratejik Persampahan .................................................................... VI-7
Tabel 6.6 Capaian Kegiatan Persampahan .................................................................... VI-11
Tabel 6.7 Evaluasi Persampahan ................................................................................. VI-14
Tabel 6.8 Pelaporan Monev Implementasi SSK Persampahan ......................................... VI-15
Tabel 6.9 Capaian Stratejik Drainase ........................................................................... VI-16
Tabel 6.10 Capaian Kegiatan ....................................................................................... VI-17
Tabel 6.11 Evaluasi Drainase ....................................................................................... VI-18
Tabel 6.12 Pelaporan Monev Implementasi SSK Drainase ............................................... VI-18
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segenap Pemerintah Kota Buklittinggi mengucapkan puji dan syukur atas segala
limpahan Rahmat dan petunjuknya-Nya sehingga penyusunan Dokumen Pemutakhiran Strategi
Sanitasi Kota (SSK) Buklittinggi dapat berjalan dengan lancar dan baik.
Dokumen ini berisi rincian program kegiatan sektor sanitasi yang dijabarkan dari segi
pendanaan yang secara teknis disusun berdasarkan hasil studi yang berkaitan dengan kondisi
permasalahan yang ada, hasil analisis kelembagaan, kemampuan keuangan daerah dan data
pendukung lainnya yang berkaitan dengan rencana implementasi. Sebagai pedoman dan dasar
data dari penyusunan Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Buklittinggi adalah
Memorandum Program Sanitasi (MPS) dan Buku Putih Sanitasi Kota yang telah disusun
sebelumnya yang berisi penilaian, pemetaan sanitasi Kabupaten serta kebijakan dan strategi
sanitasi Kota. Melihat pada kenyataan bahwa secara umum database sanitasi di Kota
Buklittinggi masih sangat lemah, ketiga dokumen tersebut diharapkan dapat memberikan
gambaran utuh dari kondisi eksisiting sekaligus merupakan grand design strategi perbaikan
kondisi sanitasi serta rencana program pembangunan sanitasi di Kota Buklittinggi.
Mudah-mudahan dengan terselesaikannya Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi
Kota (SSK) ini, Pemerintah Kota Buklittinggi melalui Pokja AMPL mampu meningkatkan kualitas
dan kuantitas sektor sanitasi sehingga dapat memenuhi upaya pencapaian target pembangunan
sanitasi, khususnya pencapaian target Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman.
Kami menyadari bahwa Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) ini masih
membutuhkan penyempurnaan-penyempurnaan lebih lanjut, oleh karena itu kami
mengharapkan masukan dari semua pihak untuk melengkapi dan menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata, kiranya buku ini dapat memberikan sumbangsih yang nyata bagi
pembangunan Sanitasi Kota Buklittinggi dan pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat
pada umumnya.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Buklittinggi, Desember 2015
Pj.WALIKOTA BUKLITTINGGI
H.ABDUL GAFAR, SE. MM
LAMPIRAN
Tabel 7a.1
Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran 2016
Kegiatan Pemegang
mata Anggaran
Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Reguler Penanggung Jawab Tindak
Lanjut
Renja
SKPD
Musre
nbang
APBN PU RKA DPA
RPIJM Konreg
1 2 3 4 5 6 7 8 9
SEKTOR AIR LIMBAH
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat
LH v v v x v v DPU
Promosi Program Pembangunan Kesehatan Dinkes v v v x v v Dinkes Pembinaan PHBS, Toga dan lingkungan sehat Dinkes v x v x x v Dinkes SEKTOR AIR PERSAMPAHAN
Penambahan Kontainer DKP, LH v x v x v v DKP
Penggantian Kontainer DKP v x v x v v DKP
Penggantian TPS Batu DKP v x v x v v DKP
Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan) DKP v x v x v v DKP
Pengadaan Gerobak Sampah DKP v x v x v v DKP
Penggantian Gerobak Sampah DKP v x v x v v DKP
Pengadaan Becak Sampah DKP v x v x v v DKP
Penggantian Becak Sampah DKP v x v x v v DKP
Pengadaan Becak Motor DKP v x v x v v DKP
Penggantian Becak Motor DKP v x v x v v DKP
Pengadaan Truk Angkut Sampah DKP v x v x v v DKP
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan
Persampahan DKP
v x v x v v DKP
Penunjang Operasional Pengelolaan Sampah dan
Kebersihan Kota DKP
v x v x v v DKP
Pengadaan tanah untuk jalan akses ke SPA dan TPST 3R DKP v x v x v v DKP
Penunjang operasional pengelolaan rumah kompos DKP v x v x v v DKP
Penunjang Operasional Pengelolaan Program Adipura DKP v x v x v v DKP
Sosialisasi peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan persampahan DKP
v x v x v v DKP
Pengendalian dan penyemprotan mikroorganisme di TPSS DKP v x v x v v DKP
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
persampahan DKP
v x v x v v DKP
Penyebarluasan informasi tentang K3 dan penyuluhan
keliling pada masyarakat DKP
v x v x v v DKP
Sosialisasi peningkatan peran serta anak didik di sekolah
dalam pengelolaan persampahan DKP
v v v x v v DKP
Sosialisasi peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan persampahan DKP
v v v x v v DKP
SEKTOR DRAINASE
Revisi Master plan Drainase DPU v v v v v v DPU
Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-Gorong DPU v v v x v v DPU
Pemeliharaan Rutin Drainase Dalam Kota DPU v v v x v v DPU
Peningkatan Drainase DPU v v v x v v DPU
Sumber : Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi, 2015
Keterangan:
- “V” : Sudah ada/siap; “-” : Tidak ada/belum siap; “X” : Tidak perlu
- Kolom 9: Person / Dinas Penanggung Jawab untuk Koordinator Tindak Lanjut / Pengawalan.
- Para “Penanggung Jawab” berkewajiban memberikan laporan secara rutin Daftar Centang ini kepada Pokja –
tembusan para pemegang Mata Anggaran. Hasil akhir yan diinginkan adalah kepastian implementasi dari
Kegiatan tersebut.
Tabel 7a.2
Kriteria Kesiapan Implementasi Infrastruktur tahun 2016
Rencana Kegiatan (sesuai dengan MPS)
Lokasi
Master plan
Review RPIJM
Dok. FS
Dok. Studi Lingku-ngan
DED Lahan Kesia-pan Masy.
Kesiapan Lembaga Pengelola
Penanggung jawab/ Tindak lanjut
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
SEKTOR AIR LIMBAH
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat
Bukittinggi v v x x v v v v LH
Promosi Program Pembangunan Kesehatan
Bukittinggi v v x x v v v v LH
Pembinaan PHBS, Toga dan lingkungan sehat
Bukittinggi v v x x v v v v LH
SEKTOR AIR PERSAMPAHAN
Penambahan Kontainer Bukittinggi v v x x v x x v DKP
Penggantian Kontainer Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penggantian TPS Batu Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penambahan TPS Kembar (TPS di
jalan) Bukittinggi v v x x v v v v DPU
Pengadaan Gerobak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penggantian Gerobak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Pengadaan Becak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penggantian Becak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Pengadaan Becak Motor Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penggantian Becak Motor Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Pengadaan Truk Angkut Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Pengelolaan
Persampahan
Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penunjang Operasional
Pengelolaan Sampah dan
Kebersihan Kota
Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Pengadaan tanah untuk jalan akses
ke SPA dan TPST 3R Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penunjang operasional pengelolaan
rumah kompos Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penunjang Operasional
Pengelolaan Program Adipura Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Sosialisasi peningkatan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan
persampahan
Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Pengendalian dan penyemprotan
mikroorganisme di TPSS Kota Bukittinggi
x v x x x v v v DKP
Pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan persampahan Kota Bukittinggi
x v x x x v v v DKP
Penyebarluasan informasi tentang
K3 dan penyuluhan keliling pada
masyarakat
Kota Bukittinggi
x v x x x v v v DKP
Sosialisasi peningkatan peran serta
anak didik di sekolah dalam
pengelolaan persampahan
Kota Bukittinggi
x x x x x x v v Dinkes,D
KP
Sosialisasi peningkatan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan
persampahan
Kota Bukittinggi
x x x x x x v v Dinkes,
DKP
SEKTOR DRAINASE
Revisi Master plan Drainase Kota Bukittinggi
x x x x x x v v DPU
Pembangunan Saluran Drainase /
Gorong-Gorong Kota Bukittinggi
x x x x x x v v DPU
Pemeliharaan Rutin Drainase Dalam
Kota Kota Bukittinggi
x x x x x x v v DPU
Peningkatan Drainase Kota Bukittinggi
x x x x x x v v DPU
Keterangan:
- “V” : Sudah ada/siap; “-” : Tidak ada/belum siap; “X” : Tidak perlu
- Kolom 11: Orang / Dinas Penanggung Jawab untuk Koordinator Tindak Lanjut / Pengawalan.
- Para “Penanggung Jawab” berkewajiban memberikan laporan secara rutin Daftar Centang ini kepada
Pokja – tembusan para pemegang Mata Anggaran. Hasil akhir yan diinginkan adalah kepastian
implementasi dari Kegiatan tersebut.
Tabel 7b.1
Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran 2017
Kegiatan Pemegang
mata Anggaran
Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Reguler Penanggung Jawab Tindak
Lanjut
Renja
SKPD
Musre
nbang
APBN PU RKA DPA
RPIJM Konreg
1 2 3 4 5 6 7 8 9
SEKTOR AIR LIMBAH
Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang air limbah KLH v x v x v v KLH
Biaya Pendampingan Pelaksanaan Sanimas DPU v v v x v v DPU
Pembebasan Lahan/Tanah @ 150 m2 TAPEM v v v x v v TAPEM
Perencanaan Teknis (DED) MCK++ DPU v x v x x v DPU
Pembangunan MCK ++ (Sanimas Reguler) DPU v v v x v v DPU
Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK ++ (Sanimas Reguler) DPU x v v x x x Masy
Pembebasan Lahan/Tanah @ 150 m2 TAPEM v v v x x x TAPEM
Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala Kawasan DPU v x v v v v DPU
Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasan DPU v v v v v v DPU
Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan KLH v x v x v v KLH
Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan KLH v v v v v v KLH
Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan TAPEM x v v v x x TAPEM
Pelatihan tentang pembangunan dan pemeliharaan tangki septik
sesuai standart kesehatan. Dinkes
v x v x v v Dinkes
Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (Sub Pengelolaan
Air Limbah Domestik dan Industri Rumah Tangga) KLH
v x v x x v KLH
Penyusunan materi komunikasi hasil kajian dampak LH KLH v x v x x v KLH
Penyusunan Peraturan Daerah tentang Air Limbah Bappeda v v v x v v Bappeda
SEKTOR PERSAMPAHAN
Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan skala Kota Bappeda v v v x v v Bappeda
Promosi Penggunaan Produk daur Ulang sampah DKP v x v x v v Bappeda
Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan
skala Kota DKP
v x v x v v DKP
Pengadaan tanah untuk jalan akses ke SPA dan TPST 3R Tapem v v v x v v Tapem
Pembangunan Bangunan Utama SPA dan TPST 3R DPU v x v x v v DPU
Supervisi pembangunan SPA dan TPST 3R DKP v x v x v v DKP
Kompensasi untuk akses jalan ke SPA DKP v v v x v v DKP
Pembebasan Lahan TPS 3R Tapem
Penambahan Kontainer DKP v x v x v v DKP
Penggantian Kontainer DKP v x v x v v DKP
Penggantian TPS Batu DKP v x v x v v DKP
Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan) DKP v x v x v v DKP
Pengadaan Gerobak Sampah DKP v x v x v v DKP
Penggantian Gerobak Sampah DKP v x v x v v DKP
Pengadaan Becak Sampah DKP v x v x v v DKP
Penggantian Becak Sampah DKP v x v x v v DKP
Pengadaan Becak Motor DKP v x v x v v DKP
Penggantian Becak Motor DKP v x v x v v DKP
Pengadaan Truk Angkut Sampah DKP v x v x v v DKP
Penggantian Truk Angkut Sampah DKP v x v x v v DKP
Biaya operasional pengelolaan persampahan Kota Bukittinggi DKP v x v x v v DKP
Kontribusi pembayaran pengelolaan persampahan pada TPA
Sampah regional Payakumbuh DKP
v x v x v v DKP
Penambahan tenaga kerja untuk penyapuan jalan dan tenaga
angkut sampah di kendaraan truk sampah DKP
v x v x v v DKP
Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru DKP v x v x v v DKP
Perencanaan teknis Penutupan TPA Sampah Panorama Baru DKP v x v x v v DKP
Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) DKP v x v x v v DKP
Sosialisasi Perilaku Tidak Buang sampah sembarangan DKP v x v x v v DKP
Lomba Kebersihan dan Keindahan antar SKPD, sekolah dan dunia
usaha Dinkes, DKP
v x v x v v DKP
Lomba RT, RW dan Kelurahan Bersih Dinkes, DKP v x v x v v DKP
Publikasi teknologi tepat guna pengelolaan sampah ke masyarakat
dan sekolah DKP
v x v x v v DKP
Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan
kelompok masyarakat DKP
v x v x v v DKP
Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya DKP v x v x v v DKP
Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari
sumbernya DKP
v x v x v v DKP
Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah Tangga. DKP, LH v x v x v v DKP
Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk
aparatur pemerintahan desa dan kecamatan, sanitarian dan
tenaga kesehatan lingkungan
DKP
v x v x v v DKP
Pelatihan tentang pengelolaan sampah untuk Kelompok
Swadaya Masyarakat yang peduli lingkungan DKP
v x v x v v DKP
Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk
Kader, Karang Taruna dan Tokoh Masyarakat DKP
v x v x v v DKP
Pelatihan pengelolaan sampah di sekolah DKP, Dinkes,
LH
v x v x v v DKP
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
persampahan (pembinaan kelompok pengelola kompos) DKP
v x v x v v DKP
Pembentukan Pokmas dan pelatihan tingkat kelurahan tentang
pengolahan sampah DKP
v x v x v v DKP
Sosialisasi pengembangan dan pengelolaan persampahan pada
dunia usaha DKP
v x v x v v DKP
Sosialisasi perilaku dalam mengelola persampahan kepada
wisatawan DKP
v x v x v v DKP
Sosialisasi dan monitoring kawasan bebas sampah DKP v x v x v v DKP
Penyusunan database wajib retribusi sampah Kota Bukittinggi DKP v x v x v v DKP
Pelatihan Teknis SDM untuk Pengelolaan Persampahan DKP v x v x v v DKP
Monitoring dan supervisi replikasi pengelolaan sampah berbasis
masyarakat DKP
v x v x v v DKP
Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan TPAS/Unit Kerja
TPAS DKP
v x v x v v DKP
Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan
Skala Kota DKP
v x v x v v DKP
Penguatan kelembagaan steakholder bidang persampahan (pola
hubungan RT,RW,Lurah, Camat dengan DKP Kota Bukittinggi) DKP
v x v x v v DKP
Fasilitasi kerjasama antar daerah dalam pengelolaan sampah
dengan Kabupaten Agam DKP
v x v x v v DKP
Penyusunan Kebijakan manajemen Pengelolaan Persampahan DKP
v x v x v v DKP
Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru DKP
v x v x v v DKP
Penegakan Peraturan Daerah pengelolaan dan retribusi pelayanan DKP v x v x v v DKP
Sumber : Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi 2015
Keterangan:
- “V” : Sudah ada/siap; “-” : Tidak ada/belum siap; “X” : Tidak perlu
- Kolom 11: Orang / Dinas Penanggung Jawab untuk Koordinator Tindak Lanjut / Pengawalan.
- Para “Penanggung Jawab” berkewajiban memberikan laporan secara rutin Daftar Centang ini kepada
Pokja – tembusan para pemegang Mata Anggaran. Hasil akhir yan diinginkan adalah kepastian
implementasi dari Kegiatan tersebut.
Tabel 7b.2
Kriteria Kesiapan Implementasi Infrastruktur tahun 2017
Rencana Kegiatan (sesuai dengan MPS) Lokasi
Master
plan
Review RPIJM
Dok. FS
Dok. Studi Lingku-ngan
DED Lahan Kesia-pan Masy.
Kesiapan Lembaga Pengelola
Penanggung jawab/ Tindak lanjut
persampahan/kebersihanan Kota Bukittinggi
SEKTOR DRAINASE
Fasilitasi penyusunan outline plan Drainase DPU v v v v v v DPU
Pelatihan SDM bidang drainase DPU v v v x v v DPU
Penguatan kelembagaan bidang drainase DPU v v v x v v DPU
SEKTOR PROHISAN
Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Pembuatan website bidang sanitasi Dinkes v x v x v v Dinkes
Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat,
seperti banner, stiker, dan media partisipatori
Dinkes v x v x v v Dinkes
Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan
Membuang sampah pada tempatnya) di sekolah-sekolah,
Perkantoran, Permukiman dan ditempat- tempat umum dan media
komunikasi
Dinkes
v x v x v v Dinkes
Sosialisasi/Penyuluhan masyarakat tentang PHBS dan STBM Dinkes v x v x v v Dinkes
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan
sehat Dinkes
v x v x v v Dinkes
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan
Masyarakat Dinkes
v x v x v v Dinkes
Penyelenggaraan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat Di
Kelurahan Dinkes
v x v x v v Dinkes
Perkuatan kelembagaan sanitasi pada tataran masyarakat Dinkes v x v x v v Dinkes
Pembinaan kelompok profesi bidang sanitasi Dinkes v x v x v v Dinkes
Penguatan peran serta dunia usaha dalam penyediaan sarana
prasarana pengelolaan persampahan Dinkes
v x v x v v Dinkes
Evaluasi Kinerja Promkes Dinkes v x v x v v Dinkes
Pembinaan, penjaringan, pemeriksaan dan pelatihan dalam upaya
kesehatan remaja/sekolah Dinkes
v x v x v v Dinkes
Kampanye Sanitasi tingkat SD Dinkes v x v x v v Dinkes
Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan
Pemetaan faktor resiko sanitasi Dinkes v x v x v v Dinkes
Program Sanitasi Berbasis Masyarakat Dinkes v x v x v v Dinkes
Kegiatan pembinaan dan pengawasan hygiene dan sanitasi di
perumahan dan sanitasi dasar Dinkes
v x v x v v Dinkes
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
AIR LIMBAH
Pembangunan MCK ++ (Sanimas Reguler) Bukittinggi v v x x v v v v DPU
Biaya Operasi dan PemeliharaanMCK ++
(Sanimas Reguler) Bukittinggi v v x x v v v v DPU
Pembangunan Tangki Septik Komunal (Sanimas
Reguler) Bukittinggi v v x x v v v v DPU
Biaya Operasi dan Pemeliharaan Tangki Septik
Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi v v x x v v v v DPU
Pembangunan IPAL sistem terpusat skala
kawasan BCKR v v x x v x v v DPU
Sambungan Rumah BCKR v v x x v x x v DPU
Penyusunan Peraturan Daerah tentang Air Limbah Bukittinggi v v x x x x x v Bappeda
PERSAMPAHAN
Pembangunan Bangunan Utama SPA dan TPST
3R CGB v v x x v v v v DPU
Penambahan Kontainer Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penggantian Kontainer Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penggantian TPS Batu Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan) Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Pengadaan Gerobak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penggantian Gerobak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Pengadaan Becak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penggantian Becak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Pengadaan Becak Motor Bukittinggi v v x x x x x v
Penggantian Becak Motor Bukittinggi
Pengadaan Truk Angkut Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP
Penggantian Truk Angkut Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP
DRAINASE
Fasilitasi penyusunan outline plan Drainase Kota Bukittinggi
x v x x x v v v DPU
PROHISAN
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Teknis dan Masyarakat Kota Bukittinggi
x x x x x x v v Dinkes
Pembuatan website bidang sanitasi Kota Bukittinggi
x x x x x x v v Dinkes
Pembuatan media promosi dan informasi sadar
hidup sehat, seperti banner, stiker, dan media
partisipatori
Kota Bukittinggi
x x x x x x v v Dinkes
Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS,
stop BABS dan Membuang sampah pada
tempatnya) di sekolah-sekolah, Perkantoran,
Permukiman dan ditempat- tempat umum dan
media komunikasi
Kota Bukittinggi
x x x x x x v v Dinkes
Penyelenggaraan Diseminasi Informasi bagi
Masyarakat Di Kelurahan Kota Bukittinggi
x x x x x x v v Dinkes
Perkuatan kelembagaan sanitasi pada tataran
masyarakat Kota Bukittinggi
x x x x x x v v Dinkes
Pembinaan kelompok profesi bidang sanitasi Kota Bukittinggi
x x x x x x v v Dinkes
Penguatan peran serta dunia usaha dalam Kota Bukittinggi
x x x x x x v v Dinkes
penyediaan sarana prasarana pengelolaan
persampahan
Evaluasi Kinerja Promkes Kota Bukittinggi
x x x x x x v v Dinkes
Pembinaan, penjaringan, pemeriksaan dan
pelatihan dalam upaya kesehatan remaja/sekolah Kota Bukittinggi
x x x x x x v v Dinkes
Sumber : Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi 2015
Keterangan:
- “V” : Sudah ada/siap; “-” : Tidak ada/belum siap; “X” : Tidak perlu
- Kolom 11: Orang / Dinas Penanggung Jawab untuk Koordinator Tindak Lanjut / Pengawalan.
- Para “Penanggung Jawab” berkewajiban memberikan laporan secara rutin Daftar Centang ini kepada
Pokja – tembusan para pemegang Mata Anggaran. Hasil akhir yan diinginkan adalah kepastian
implementasi dari Kegiatan tersebut.
KOTA : BUKITTINGGI
PROVINSI : SUMATERA BARAT
TAHUN : 2015
2016 2017 2018 2019 2020
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
A. Oprerasional pokja sanitasi
1 1.08.xx.1
9
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
-
1 1.08.xx19
.07
Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang air limbah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 - - - 2 150 150 - - - 300 300 - - - -
2 INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT DAN KOMUNAL -
MCK++ UMUM (Dana DAK/Swasta)/SLBM1 Biaya Pendampingan Pelaksanaan Sanimas Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 2 2 2 2 2 10 50 50 50 50 50 250 250 - - - -
2 Pembebasan Lahan/Tanah @ 150 m2 Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 500 500 500 - 1,500 1,500 - - - -
3 Perencanaan Teknis (DED) MCK++ Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 25 25 25 25 100 100 - - - -
4 Pembangunan MCK ++ (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 2 - 500 500 - - 1,000 - - 1,000 - -
5 Biaya Operasi dan PemeliharaanMCK ++ (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 3 - 25 25 25 - 75 75 - - - 75
6 Biaya Monitoring dan EvaluasiMCK ++(Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 2 - - 30 30 - 60 60 - - - -
1 Biaya Pendampingan Pelaksanaan Sanimas Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 2 2 2 6 - - 50 50 50 150 150 - - - -
2 Pembebasan Lahan/Tanah @ 50 m2 Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 500 - - 500 500 - - - -
3 1.02.xx.1
9.02
Perencanaan Teknis (DED) Tangki Septik Komunal Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 50 - - - -
4 1.02.xx.1
9.02
Pembangunan Tangki Septik Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 300 - - 300 300 - - - -
5 1.03.xx.2
7.04
Biaya Operasi dan Pemeliharaan Tangki Septik Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - 30 - - 30 - - - - 30
6 Biaya Monitoring dan Evaluasi Tangki Septik Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - - 1 - - - - - 150 150 150 - - -
1.03.xx.2
7.021 1.03.xx.2
7.04Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan
Bikt Cangang Kayu
Ramang
1 1 Paket 1 - - - - 1 100 - - - - 100 100 - - - -
2 1.03.xx.2
7.04Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan
Bikt Cangang Kayu
Ramang
1 1 Paket 1 - - - - 1 150 - - - - 150 150 - - - -
3 1.03.xx.2
7.02Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan
Bikt Cangang Kayu
Ramang
1 200 m2 Kawasan 1 - - - - 1 500 - - - - 500 500 - - - -
4 1.03.xx.2
7.04Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala Kawasan
Bikt Cangang Kayu
Ramang
1 1 Paket - 1 - - - 1 - 50 - - - 50 50 - - - -
5 1.03.xx.2
7.04Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasan
Bikt Cangang Kayu
Ramang
1 1 Paket - 1 - - - 1 - 9,171 - - - 9,171 - - 9,171 - -
6Supervisi Pembangunan air limbah sistem terpusat skala kawasan
Bikt Cangang Kayu
Ramang
1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 25 - - 25 25 - - - -
7 1.03.xx.2
7.04Operasional dan Pemeliharaan IPAL
Bikt Cangang Kayu
Ramang
1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 50 - - - -
8 1.03.xx.2
7.02Sambungan Rumah
Bikt Cangang Kayu
Ramang
200 1 SR - - 1 - - 1 - - 800 - - 800 400 - 400 - -
1 Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - 1 - - - 1 - 100 - - - 100 100 - - - -
2 Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - 1 - - - 1 - 150 - - - 150 150 - - - -
3 Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan Tarok Dipo 1 200 m2 Kawasan - 1 - - - 1 - 500 - - - 500 500 - - - -
4 Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala Kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 50 - - - -
5 Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 7,280 - - 7,280 - - 7,280 - -
6 Supervisi Pembangunan air limbah sistem terpusat skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - - - 1 - 1 - - - 25 - 25 25 - - - -
7 Operasional dan Pemeliharaan IPAL Tarok Dipo 1 1 Paket - - - 1 - 1 - - - 50 - 50 50 - - - -
8 Sambungan Rumah Tarok Dipo 200 1 SR - - - 1 - 1 - - - 800 - 800 400 - 400 - -
1 1.03.xx.2
7.02
Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 - - 100 - - 100 100 - - - -
2 1.03.xx.2
7.04
Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 - - 150 - - 150 150 - - - -
3 Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan Kayu Kubu 1 200 m2 Kawasan 1 1 - - 500 - - 500 500 - - - -
4 1.03.xx.2
7.02
Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala Kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 - - - 50 - 50 50 - - - -
5 1.03.xx.2
7.04
Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 - - - 9,113 - 9,113 - - 9,113 - -
6 1.03.xx.2
7.02
Supervisi Pembangunan air limbah sistem terpusat skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 - - - - 25 25 25 - - - -
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH SEKTOR SANITASI
PERIODE 2016-2020
NOMORKODE
AKUNPROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Jml. Penduduk
terlayani
Luas Wilayah
terlayani (Ha)Kota PROV. APBN
Kebutuhan Outcome Indikasi Biaya Program (juta rupiah)
SATUANVolume CSR
MASYARA
KATJumlah
SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
1. ASPEK: PENINGKATAN AKSES SARANA DAN PRASARANA
PEMBANGUNAN TANGKI SEPTIK KOMUNAL (SANIMAS REGULER)
DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi Outcome
2019 2020
PENYEDIAAN LAYANAN AIR LIMBAH SKALA KAWASAN (IPAL)
PENYEDIAAN LAYANAN AIR LIMBAH SKALA KAWASAN (IPAL)
Total
Volume 2016 2017 2018
PENYEDIAAN LAYANAN AIR LIMBAH SKALA KAWASAN (IPAL)
2016 2017 2018 2019 2020
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
NOMORKODE
AKUNPROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Jml. Penduduk
terlayani
Luas Wilayah
terlayani (Ha)Kota PROV. APBN
Kebutuhan Outcome Indikasi Biaya Program (juta rupiah)
SATUANVolume CSR
MASYARA
KATJumlah
DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi Outcome
2019 2020Total
Volume 2016 2017 2018
7 1.03.xx.2
7.02
Operasional dan Pemeliharaan IPAL Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 - - - - 50 50 50 - - - -
8 1.03.xx.2
7.08
Sambungan Rumah Kayu Kubu 200 1 SR 1 1 - - - - 800 800 400 - 400 - -
1 Studi AMDAL Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 200 - 200 200 - - - -
2 Sosialisasi dan Kampanye Rencana Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - 1 1 - 2 - - - 250 - 250 250 - - - -
3 Pembebasan Lahan/Tanah Talao 118,260 1,2 Ha Paket - - - 1 - 1 - - - 1,000,000 - 1,000,000 1,000,000 - - - -
4 Perencanaan Detail (DED) Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 100 - 100 100 - - - -
5 Pelatihan bagi Pengelola IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 60 - 60 60 - - - -
6 Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - - 1 1 - - - - 850,000 850,000 - 850,000 - -
7 Supervisi Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Operasi dan Pemeliharaan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Pengadaan Truk Tinja Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 340 340 680 680 - - - -
10 Operasi dan Pemeliharaan Truck Tinja Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 - - - 500 500 500 - - - -
-
Program Pendidikan Kedinasan. -
1Pelatihan tentang pembangunan dan pemeliharaan tangki septik sesuai standart
kesehatan.
Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 1 1 1 4 - 50 50 50 50 200 200
- - - -
Program Peningkatan kualitas akses informasi SDA dan LH -
2 Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (Sub Pengelolaan Air Limbah
Domestik dan Industri Rumah Tangga)Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 1 1 1 4 - 50 50 50 50 200 200
- - - -
3 Penyusunan materi komunikasi hasil kajian dampak LH Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 1 1 1 4 - 10 10 10 10 40 40 - - - -
1 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi - -
6 Pembangunan Sistem Informasi Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik yang
terintegrasi Bukittinggi 118,437 252,390 paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 50 - - - -
1 Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah -
2 Sosialisasi dan Pembinaan tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
Skala Permukiman kepada kelurahan, PKK, Kader Kesehatan, dan Perusahaan
Swasta Penyediaan Jasa.
Bukittinggi 118,437 252,390 paket - - 2 2 2 6 - - 25 25 25 75 75 - - - -
1 -
Penyusunan Peraturan Daerah tentang Air Limbah Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 - - - 1 100,000 - - - 100,000 100,000 - - - -
B. 950 111,331 11,200 1,011,803 852,125 1,987,409 1,109,615 - 877,764 - 105
I
1
Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan skala Kota Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 250 - - - 250 250 - - - -
Penyusunan kebijakan Pengelolaan sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - 200 - - - 200 200 - - - -
1.08 xx
15 06
Kerjasama Pengelolaan Persampahan -
1.08 xx
15 06
(a). Outsourcing Pengelolaan Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 150 - - 150 150 - - - -
1.08 xx
15 06
(b). Kerjasama dengan pihak ketiga dalam penyapuan jalan. Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 200 - - 200 200 - - - -
1.08 xx
15 10
Promosi Penggunaan Produk daur Ulang sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 4 - 200 200 200 200 800 200 200 400 - -
Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan skala Kota Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 4 - 50 50 50 50 200 200 - - - -
II
A. AA Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah dan Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R berbasis institusi
1.08 xx
15 06
Sosialisasi Pembangunan SPA dan TPST 3 R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket 1 - - - - 1 50 - - - - 50 50
- - - -
1.08 xx
15 06
Pengadaan tanah untuk jalan akses ke SPA dan TPST 3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 1,750 - - - - 1,750 1,750
- - - -
1.08 xx
15 06
Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket 1 - - - - 1 50 - - - - 50 50
- - - -
1.08 xx
15 10
Pembangunan Bangunan Utama SPA dan TPST 3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 - 3,000 - - - 3,000 - - 3,000 - -
Supervisi pembangunan SPA dan TPST 3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 - 300 - - - 300 300 -
1.08 xx
15 02
Pembangunan bangunan pendukung SPA dan TPST 3R dan jalan akses menuju
SPA dan TPSP3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket
- - 1 - - 1 - - 500
- - 500 500
- - - -
1.08 xx
15 02
Supervisi pembangunan bangunan pendukung SPA dan TPST 3R dan jalan
akses menuju SPA dan TPSP3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket
- - 1
- - 1 - - 50
- - 50 50
- - - -
Pengadaan Mesin Pencacah Organik KM-1000 Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Unit
- - 2 2 2 6 - - 30 33 36 99
- - 99 -
1.08 xx
15 01
Kompensasi untuk akses jalan ke SPA Campago Guguak Bulek 48,461 1,200
Paket - 1 1 - 250 250
250 - -
1.08 xx
15 07
Pengadaan dan Penambahan Rotary Kiln Campago Guguak Bulek 48,461 1,200
unit - - 5 5 5 15 - - 40 44 48 132
- 132 -
1.08 xx
15 11
Operasi dan pemeliharaan SPA dan TPST Campago Guguak Bulek 48,461 1,200
paket - - 1 1 1 3 - - 600 660 726 1,986
1,986 - - - -
Pemantauan lingkungan Campago Guguak Bulek 48,461 1,200
paket - - 1 1 1 3 - - 60 67 73 200 200 - - - -
INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
2. ASPEK: KELEMBAGAAN
4. ASPEK PERATURAN DAN PER UNDANG-UNDANGAN
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
1. ASPEK TEKNIS
PENGEMBANGAN KEBUJAKAN DAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Peningkatan pelayanan
PENGELOLAAN SAMPAH DARI SUMBERNYA
2016 2017 2018 2019 2020
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
NOMORKODE
AKUNPROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Jml. Penduduk
terlayani
Luas Wilayah
terlayani (Ha)Kota PROV. APBN
Kebutuhan Outcome Indikasi Biaya Program (juta rupiah)
SATUANVolume CSR
MASYARA
KATJumlah
DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi Outcome
2019 2020Total
Volume 2016 2017 2018
B Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R binaan DKP -
1 Sosialisasi pembangunan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 28 30 - 58 58 - - - -
2 Sosialisasi pengembangan pelayanan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 1 3 - - 55 61 67 183 183 - - - -
3 Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 61 67 128 128 - - - -
4 Kerjasama dengan RT/RW Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 1 3 - - 30 33 37 100 100 - - - -
5 Pembebasan Lahan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - 2 - - - 2 - 600 - - - 600 600 - - - -
6 Perencanaan Teknis TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 25 28 - 53 53 - - - -
7 Pembangunan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 250 275 - 525 525 - - - -
8 Supervisi pembangunan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 50 55 - 105 105 - - - -
9 Operasi dan pemeliharaanTPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 1 3 - - 150 165 182 497 497 - - - -
2 Program Pengembangan teknologi Pengelolaan Persampahan -
1 Penambahan Kontainer Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 20 22 24 27 29 122 122 - - - -
2 Penggantian Kontainer Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 40 40 40 40 40 200 200 - - - -
3 Penggantian TPS Batu Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 20 20 20 20 20 100 100 - - - -
4 Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan) Bukittinggi 118,260 252,390 Unit - 10 10 - - 20 10 10 20 20 - - - -
5 Pengadaan Gerobak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 3 3 4 4 4 18 18 - - - -
6 Penggantian Gerobak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 3 3 3 3 3 15 9 10 11 12 13 55 55 - - - -
7 Pengadaan Becak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 10 11 12 13 15 61 61 - - - -
8 Penggantian Becak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 10 11 12 13 15 61 61 - - - -
9 Pengadaan Becak Motor Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 3 3 3 3 3 15 90 99 109 120 132 550 550 - - - -
10 Penggantian Becak Motor Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 30 33 36 40 44 183 183 - - - -
11 Pengadaan Truk Angkut Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 800 880 968 1,065 1,171 4,884 4,884 - - - -
12 Penggantian Truk Angkut Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 400 440 484 532 586 2,442 2,442 - - - -
C Operasi Pengelolaan Persampahan Skala Kota -
1 Biaya operasional pengelolaan persampahan Kota Bukittinggi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 3,200 3,520 3,872 4,259 4,685 19,536 19,536 - - - -
2 Kontribusi pembayaran pengelolaan persampahan pada TPA Sampah regional
Payakumbuh
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 913 1,004 1,104 1,215 1,336 5,571 5,571 - - - -
3 Penambahan tenaga kerja untuk penyapuan jalan dan tenaga angkut sampah di
kendaraan truk sampah
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 720 792 871 958 1,054 4,396 4,396 - - - -
4
III
1 Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 75 83 91 100 349 349 - - - -
2 Perencanaan teknis Penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 150 - - - 150 150 - - - -
3 Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 100 - - - 100 100 - - - -
4 Pekerjaan fisik penutupan TPA sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 1,000 - - 1,000 1,000 - - - -
5 Supervisi pekerjaan fisik penutupan TPA sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 75 - - 75 75 - - - -
6 Biaya pemeliharaan setelah penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 100 110 210 210 - - - -
7 Pemantauan lingkungan TPA Sampah panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 25 28 53 53 - - - -
8 Studi pemilihan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional
Bukittinggi - Agam
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - - 1 1 - - - - 293 293 293 - - - -
-
1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan -
1 Sosialisasi Perilaku Tidak Buang sampah sembarangan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 305 - - - -
2 Lomba Kebersihan dan Keindahan antar SKPD, sekolah dan dunia usaha Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 305 - - - -
3 Lomba RT, RW dan Kelurahan Bersih Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -
4 Publikasi teknologi tepat guna pengelolaan sampah ke masyarakat dan sekolah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 100 110 121 133 146 611 611 - - - -
5 Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan kelompok
masyarakat
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 100 110 121 133 146 611 611 - - - -
6 Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 305 - - - -
7 Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari sumbernya Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 305 - - - -
8 Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah Tangga. Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 100 100 100 100 400 - 28 30 33 37 128 128 - - - -
9 Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk aparatur
pemerintahan desa dan kecamatan, sanitarian dan tenaga kesehatan
lingkungan
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -
10 Pelatihan tentang pengelolaan sampah untuk Kelompok Swadaya Masyarakat
yang peduli lingkungan
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -
11 Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk Kader,
Karang Taruna dan Tokoh Masyarakat
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -
12 Pelatihan pengelolaan sampah di sekolah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 110 121 133 146 511 511 - - - -
13 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
(pembinaan kelompok pengelola kompos)
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -
14 Pembentukan Pokmas dan pelatihan tingkat kelurahan tentang pengolahan
sampah
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 165 182 200 220 766 766 - - - -
15 Sosialisasi pengembangan dan pengelolaan persampahan pada dunia usaha Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -
16 Sosialisasi perilaku dalam mengelola persampahan kepada wisatawan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -
17 Sosialisasi dan monitoring kawasan bebas sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 75 83 91 100 110 458 458 - - - -
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM
1 Studi peningkatan potensi Pendapatan Asli Daerah retribusi sampah Kota
Bukittinggi
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 - - - - 1 300 - - - - 300 300 - - - -
2 Penyusunan database wajib retribusi sampah Kota Bukittinggi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 110 121 133 146 511 511 - - - -
TEMPAT PEMPROSESAN AKHIR SAMPAH
2. ASPEK: PERAN SERTA MASYARAKAT
3. ASPEK: KEUANGAN
2016 2017 2018 2019 2020
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
NOMORKODE
AKUNPROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Jml. Penduduk
terlayani
Luas Wilayah
terlayani (Ha)Kota PROV. APBN
Kebutuhan Outcome Indikasi Biaya Program (juta rupiah)
SATUANVolume CSR
MASYARA
KATJumlah
DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi Outcome
2019 2020Total
Volume 2016 2017 2018
1 Pelatihan Teknis SDM untuk Pengelolaan Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 305 - - - -
2 Monitoring dan supervisi replikasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -
3 Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan TPAS/Unit Kerja TPAS Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -
4 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan Skala Kota Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 110 121 133 146 511 511 - - - -
5 Penguatan kelembagaan steakholder bidang persampahan (pola hubungan
RT,RW,Lurah, Camat dengan DKP Kota Bukittinggi)
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 83 91 100 110 383 383 - - - -
6 Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 50 55 105 105 - - - -
7 Fasilitasi kerjasama antar daerah dalam pengelolaan sampah dengan Kabupaten
Agam
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 150 165 182 200 220 916 916 - - - -
Program PengembanganKinerja PengelolaanPersampahan
1 Penyusunan Kebijakan manajemen Pengelolaan Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 150 165 182 200 696 696 - - - -
2 Penerbitan Surat Keputusan Walikota tentang penutupan TPA Sampah
Panorama Baru
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 - - - -
1 50 - - - - 50 50 - - - -
3 Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 50 55 61 67 232 232 - - - -
4 Penegakan Peraturan Daerah pengelolaan dan retribusi pelayanan
persampahan/kebersihanan Kota Bukittinggi
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4
- 150 165 182 200 696 696 - - - -
-
C. 9,140 14,262 13,676 13,005 14,067 64,150 60,319 200 3,631 -
-
Fasilitasi Penyusunan Outline Drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 350 - - - 350 350 - - - -
- - - -
- - - - Pelatihan SDM bidang drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 25 - - - 25 25 - - - - Penguatan kelembagaan bidang drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 20 - - - 20 20 - - - -
Penyusunan Perda Pengelolaan Drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 150 - 150 150 - - - -
Sosialisasi peraturan dan perundangan tentang pengolahan drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 50 50 50 - - - -
D. - 395 150 50 - 595 595 - - -
1 Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
1 Pembuatan website bidang sanitasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 200 - - - 200 200 - - - -
2 Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner,
stiker, dan media partisipatori
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5
- 50 50 50 50 200 200
- - - -
2 Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan Membuang
sampah pada tempatnya) di sekolah-sekolah, Perkantoran, Permukiman dan
ditempat- tempat umum dan media komunikasi
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5
-
150 150 150 150 600
-
750
- - -
Study EHRA Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 - - - - 5 100 - - - - 100 100 - - -
2 Program Pengembangan data/informasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket -
1 Sosialisasi/Penyuluhan masyarakat tentang PHBS dan STBM Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 20 20 20 20 80 80 - - - -
3 Program Pengembangan upaya kesehatan bersumber Pemberdayaan masyarakat - - - - -
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan sehat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 100 100 100 100 400 400 - - - -
4 Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam
pembangunan
-
1 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 100 100 100 100 400 400 - - - -
2 Penyelenggaraan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat Di Kelurahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 50 50 50 50 200 200 - - - -
3 Perkuatan kelembagaan sanitasi pada tataran masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 50 50 50 50 200 - 200 - - -
5 Peningkatan Pendidikan kesehatan kepada masyarakat -
1 Pembinaan kelompok profesi bidang sanitasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 50 50 50 50 200 200 - - - -
2 Penguatan peran serta dunia usaha dalam penyediaan sarana prasarana
pengelolaan persampahan
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket -
1 1 1 1 5-
75 75 75 75 300 300 - - - -
3 Evaluasi Kinerja Promkes Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 75 75 75 75 300 300 - - - -
5 Pembinaan, penjaringan, pemeriksaan dan pelatihan dalam upaya kesehatan
remaja/sekolah
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket -
1 1 1 1 5-
75 75 75 75 300 300 - - - -
6 Kampanye Sanitasi tingkat SD Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 75 75 75 75 300 300 - - - -
6 Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan -
1 Pemetaan faktor resiko sanitasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 100 125 125 125 475 475 - - - -
3 Program Sanitasi Berbasis Masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 200 200 200 200 800 800 - - -
4. ASPEK KELEMBAGAAN
5. ASPEK PERATURAN DAN PER UNDANG-UNDANGAN
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
SUB-SEKTOR DRAINASE
1. MASTER PLAN
2. MENINGKATKAN FASILITAS KELEMBAGAAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR DRAINASE
1. ASPEK PHBSDAN PROMOSI HIGIENE
2016 2017 2018 2019 2020
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
NOMORKODE
AKUNPROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Jml. Penduduk
terlayani
Luas Wilayah
terlayani (Ha)Kota PROV. APBN
Kebutuhan Outcome Indikasi Biaya Program (juta rupiah)
SATUANVolume CSR
MASYARA
KATJumlah
DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi Outcome
2019 2020Total
Volume 2016 2017 2018
5 Kegiatan pembinaan dan pengawasan hygiene dan sanitasi di perumahan dan
sanitasi dasar
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 150 150 150 150 600
600 - - - -
-
100 1,520 1,345 1,345 1,345 5,655 4,855 950 - - -
10,190 127,508 26,371 1,026,203 867,537 2,057,809 1,175,384 1,150 881,395 -
Bukittinggi, Desember 2015
POKJA SANITASI
KOTA BUKITTINGGI
KETUA,
H. YUEN KARNOVA, SE
JUMLAH ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGINE
JUMLAH TOTAL
NIP. 196301111988031008
KABUPATEN : BUKITTINGGI
PROVINSI : SUMATERA BARAT
TAHUN : 2015
2016 2017 2018 2019 2020
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A.
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan HidupPelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang air limbah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 - - - 2 150 150 - - - 300 KLH KLH
INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT DAN KOMUNAL
MCK++ UMUM (Dana DAK/Swasta)/SLBMBiaya Pendampingan Pelaksanaan Sanimas Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 2 2 2 2 2 10 50 50 50 50 50 250 DPU DPU
Pembebasan Lahan/Tanah @ 150 m2 Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 500 500 500 1,500 DPU DPU
Perencanaan Teknis (DED) MCK++ Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 25 25 25 25 100 DPU DPU
Biaya Operasi dan PemeliharaanMCK ++ (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 3 25 25 25 - 75 DPU DPU
Biaya Monitoring dan EvaluasiMCK ++(Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 1 - 2 - - 30 30 - 60 DPU DPU
-
Biaya Pendampingan Pelaksanaan Sanimas Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 2 2 2 6 - - 50 50 50 150 DPU DPU
Pembebasan Lahan/Tanah @ 50 m2 Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 500 - - 500 DPU DPU
Perencanaan Teknis (DED) Tangki Septik Komunal Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 DPU DPU
Pembangunan Tangki Septik Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 300 - - 300 DPU DPU
Biaya Monitoring dan Evaluasi Tangki Septik Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - - 1 - - - - - 150 150 DPU DPU
Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasanBikt Cangang Kayu
Ramang
1 1 Paket 1 - - - -
1 100 - - - -
100 Bappeda, KLH, DPU Bappeda, KLH, DPU
Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasanBikt Cangang Kayu
Ramang
1 1 Paket 1 - - - -
1 150 - - - -
150 KLH KLH
Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasanBikt Cangang Kayu
Ramang
1 200 m2 Kawasan 1 - - - -
1 500 - - - -
500 TAPEM TAPEM
Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala KawasanBikt Cangang Kayu
Ramang
1 1 Paket -
1 - - -
1 -
50 - - -
50 DPU DPU
Supervisi Pembangunan air limbah sistem terpusat skala kawasanBikt Cangang Kayu
Ramang
1 1 Paket - -
1 - -
1 - -
25 - -
25 DPU DPU
Operasional dan Pemeliharaan IPALBikt Cangang Kayu
Ramang
1 1 Paket - -
1 - -
1 - -
50 - -
50 DPU DPU
Sambungan RumahBikt Cangang Kayu
Ramang
200 1 SR - -
1 - -
1 - -
400 - -
400 DPU DPU
Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - 1 - - - 1 - 100 - - - 100 DPU DPU
Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - 1 - - - 1 - 150 - - - 150 DPU DPU
Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan Tarok Dipo 1 200 m2 Kawasan - 1 - - - 1 - 500 - - - 500 DPU DPU
Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala Kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 DPU DPU
Supervisi Pembangunan air limbah sistem terpusat skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - - - 1 - 1 - - - 25 - 25 DPU DPU
Operasional dan Pemeliharaan IPAL Tarok Dipo 1 1 Paket - - - 1 - 1 - - - 50 - 50 DPU DPU
Sambungan Rumah Tarok Dipo 200 1 SR - - - 1 - 1 - - - 400 - 400 DPU DPU
-
Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 100 - - 100 DPU DPU
Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 150 - - 150 KLH KLH
Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan Kayu Kubu 1 200 m2 Kawasan - - 1 - - 1 - - 500 - - 500 TAPEM TAPEM
Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala Kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket - - - 1 - 1 - - - 50 - 50 DPU DPU
Supervisi Pembangunan air limbah sistem terpusat skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket - - - - 1 1 - - - - 25 25 DPU DPU
Operasional dan Pemeliharaan IPAL Kayu Kubu 1 1 Paket - - - - 1 1 - - - - 50 50 DPU DPU
Sambungan Rumah Kayu Kubu 200 1 SR - - - - 1 1 - - - - 400 400 DPU DPU
-
Studi AMDAL Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 200 - 200 DPU DPU
Sosialisasi dan Kampanye Rencana Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - 1 1 - 2 - - 250 250 - 500 KLH KLH
Pembebasan Lahan/Tanah Talao 118,260 1,2 Ha Paket - - - 1 - 1 - - - 1,000,000 - 1,000,000 TAPEM TAPEM
Perencanaan Detail (DED) Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 100 - 100 DPU DPU
Pelatihan bagi Pengelola IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 60 - 60 DPU DPU
Pengadaan Truk Tinja Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 340 340 680 DPU DPU
Operasi dan Pemeliharaan Truck Tinja Talao 118,260 252,390 Paket - - - - 1 1 - - - - 500 500 DPU DPU
-
Program Pendidikan Kedinasan.
Pelatihan tentang pembangunan dan pemeliharaan tangki septik sesuai standart
kesehatan.Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 50 50 50 50 200 - 50 50 50 50
200 Dinkes, KLH Dinkes, KLH
Program Peningkatan kualitas akses informasi SDA dan LH
Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (Sub Pengelolaan Air Limbah
Domestik dan Industri Rumah Tangga)Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 1 1 1 4 - 50 50 50 50 200 Dinkes, KLH, Bappeda Dinkes, KLH, Bappeda
Penyusunan materi komunikasi hasil kajian dampak LH Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 1 1 1 4 - 10 10 10 10 40 Dinkes, KLH Dinkes, KLH
Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pembangunan Sistem Informasi Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik yang
terintegrasi Bukittinggi 118,437 252,390 paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 Dinkes, KLH, Bappeda Dinkes, KLH, Bappeda
Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbahSosialisasi dan Pembinaan tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Skala
Permukiman kepada kelurahan, PKK, Kader Kesehatan, dan Perusahaan Swasta
Penyediaan Jasa.
Bukittinggi 118,437 252,390 paket - - 2 2 2 6 - - 25 25 25 75 Dinkes, KLH, Bappeda Dinkes, KLH, Bappeda
-
Penyusunan Peraturan Daerah tentang Air Limbah Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 - - - 1 - 100,000 - - - 100,000 Bappeda Bappeda
950 101,660 3,240 1,002,290 1,725 1,109,865 -
B.
I
1 -
Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan skala Kota Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 250 - - - 250 DKP DKP
Penyusunan kebijakan Pengelolaan sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 - - 1 - 200 - - - 200 DKP DKP
1.08 xx 15 06 Kerjasama Pengelolaan Persampahan DKP DKP
1.08 xx 15 06 (a). Outsourcing Pengelolaan Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 150 - - 150 DKP DKP
1.08 xx 15 06 (b). Kerjasama dengan pihak ketiga dalam penyapuan jalan. Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 200 - - 200 DKP DKP
1.08 xx 15 10 Promosi Penggunaan Produk daur Ulang sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 50 50 50 50 200 DKP DKP
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH SEKTOR SANITASI
SUMBER PENDANAAN APBD KOTA BUKITTINGGI
PERIODE 2016 - 2020
NOMOR KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang di Biayai APBD Kota
Jml. Penduduk
terlayani
Luas Wilayah
terlayani SATUANVolume
2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah
SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
1. ASPEK: PENINGKATAN AKSES SARANA DAN PRASARANA
Total Volume
Sumber Pembiayaan (juta rupiah)SKPD /Dinas Penanggung
jawab Pelaksanaan
SKPD/ Dinas Pengelola Paska
Konstruksi
PEMBANGUNAN TANGKI SEPTIK KOMUNAL (SANIMAS REGULER)
PENYEDIAAN LAYANAN AIR LIMBAH SKALA KAWASAN (IPAL)
PENYEDIAAN LAYANAN AIR LIMBAH SKALA KAWASAN (IPAL)
PENYEDIAAN LAYANAN AIR LIMBAH SKALA KAWASAN (IPAL)
INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
2. ASPEK: KELEMBAGAAN
4. ASPEK PERATURAN DAN PER UNDANG-UNDANGAN
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
1. ASPEK TEKNIS
PENGEMBANGAN KEBUJAKAN DAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Peningkatan pelayanan Persampahan
2016 2017 2018 2019 2020
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NOMOR KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang di Biayai APBD Kota
Jml. Penduduk
terlayani
Luas Wilayah
terlayani SATUANVolume
2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah
SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
Total Volume
Sumber Pembiayaan (juta rupiah)SKPD /Dinas Penanggung
jawab Pelaksanaan
SKPD/ Dinas Pengelola Paska
Konstruksi
Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan skala Kota Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 50 50 50 50 200 DKP DKP
II -
A. AA Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah dan Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R berbasis institusi
-
1.08 xx 15 06 Sosialisasi Pembangunan SPA dan TPST 3 R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket 1 - - - - 1 50 - - - - 50 DKP DKP
1.08 xx 15 06 Pengadaan tanah untuk jalan akses ke SPA dan TPST 3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 1,750 - - - - 1,750 DKP DKP
1.08 xx 15 06 Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket 1 - - - - 1 50 - - - - 50 DKP DKP
Supervisi pembangunan SPA dan TPST 3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 - 300 - - - 300 DKP DKP
1.08 xx 15 02 Pembangunan bangunan pendukung SPA dan TPST 3R dan jalan akses menuju
SPA dan TPSP3R Campago Guguak Bulek
48,461 1,200 Paket - - 1 - - 1 - - 500 - - 500 DKP DKP
1.08 xx 15 02 Supervisi pembangunan bangunan pendukung SPA dan TPST 3R dan jalan akses
menuju SPA dan TPSP3R Campago Guguak Bulek
48,461 1,200 Paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 DKP DKP
1.08 xx 15 01 Kompensasi untuk akses jalan ke SPA Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 - 250 - - - 250 DKP DKP
1.08 xx 15 11 Operasi dan pemeliharaan SPA dan TPST Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 paket - - 1 1 1 3 - - 600 660 726 1,986 DKP DKP
Pemantauan lingkungan Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 paket - - 1 1 1 3 - - 60 67 73 200 DKP DKP
B Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R binaan DKP
Sosialisasi pembangunan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 28 30 - 58 DKP DKP
Sosialisasi pengembangan pelayanan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 1 3 - - 55 61 67 183 DKP DKP
Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 2 - - 61 67 128 DKP DKP
Kerjasama dengan RT/RW Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 1 3 - - 30 33 37 100 DKP DKP
Pembebasan Lahan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - 2 - - - 2 - 600 - - - 600 DKP DKP
Perencanaan Teknis TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 25 28 - 53 DKP DKP
Pembangunan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 250 275 - 525 DKP DKP
Supervisi pembangunan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 50 55 - 105 DKP DKP
Operasi dan pemeliharaanTPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 1 3 - - 150 165 182 497 DKP DKP
- -
Program Pengembangan teknologi Pengelolaan Persampahan
Penambahan Kontainer Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 20 22 24 27 29 122 DKP DKP
Penggantian Kontainer Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 40 40 40 40 40 200 DKP DKP
Penggantian TPS Batu Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 20 20 20 20 20 100 DKP DKP
Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan) Bukittinggi 118,260 252,390 Unit - 10 10 - - 20 - 10 10 - - 20 DKP DKP
Pengadaan Gerobak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 3 3 4 4 4 18 DKP DKP
Penggantian Gerobak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 3 3 3 3 3 15 9 10 11 12 13 55 DKP DKP
Pengadaan Becak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 10 11 12 13 15 61 DKP DKP
Penggantian Becak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 10 11 12 13 15 61 DKP DKP
Pengadaan Becak Motor Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 3 3 3 3 3 15 90 99 109 120 132 550 DKP DKP
Penggantian Becak Motor Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 30 33 36 40 44 183 DKP DKP
Pengadaan Truk Angkut Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 800 880 968 1,065 1,171 4,884 DKP DKP
Penggantian Truk Angkut Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 400 440 484 532 586 2,442 DKP DKP
C Operasi Pengelolaan Persampahan Skala Kota -
Biaya operasional pengelolaan persampahan Kota Bukittinggi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 3,200 3,520 3,872 4,259 4,685 19,536 DKP DKP
Kontribusi pembayaran pengelolaan persampahan pada TPA Sampah regional
Payakumbuh
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 913 1,004 1,104 1,215 1,336 5,571 DKP DKP
Penambahan tenaga kerja untuk penyapuan jalan dan tenaga angkut sampah di
kendaraan truk sampah
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 720 792 871 958 1,054 4,396 DKP DKP
III
1 Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 75 83 91 100 349 DKP DKP
2 Perencanaan teknis Penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 150 - - - 150 DKP DKP
3 Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 100 - - - 100 DKP DKP
4 Pekerjaan fisik penutupan TPA sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 1,000 - - 1,000 DKP DKP
5 Supervisi pekerjaan fisik penutupan TPA sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 75 - - 75 DKP DKP
6 Biaya pemeliharaan setelah penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 100 110 210 DKP DKP
7 Pemantauan lingkungan TPA Sampah panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 25 28 53 DKP DKP
8 Studi pemilihan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional
Bukittinggi - Agam
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - - 1 1 - - - - 293 293 DKP DKP
1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
1 Sosialisasi Perilaku Tidak Buang sampah sembarangan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 DKP DKP
2 Lomba Kebersihan dan Keindahan antar SKPD, sekolah dan dunia usaha Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 DKP DKP
3 Lomba RT, RW dan Kelurahan Bersih Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 0 55 61 67 73 255 DKP DKP
4 Publikasi teknologi tepat guna pengelolaan sampah ke masyarakat dan sekolah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 100 110 121 133 146 611 DKP DKP
5 Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan kelompok masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 100 110 121 133 146
611 DKP DKP
6 Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 DKP DKP
7 Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari sumbernya Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 DKP DKP
8 Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah Tangga. Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 100 100 100 100 400 - 28 30 33 37 128 DKP DKP
9 Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk aparatur
pemerintahan desa dan kecamatan, sanitarian dan tenaga kesehatan lingkungan
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255
DKP DKP
10 Pelatihan tentang pengelolaan sampah untuk Kelompok Swadaya Masyarakat
yang peduli lingkungan
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 DKP DKP
11 Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk Kader, Karang
Taruna dan Tokoh Masyarakat
Bukittinggi 118,260
252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 66.55 73 255 DKP DKP
12 Pelatihan pengelolaan sampah di sekolah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 110 121 133 146 511 DKP DKP
13 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan (pembinaan
kelompok pengelola kompos)
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 DKP DKP
14 Pembentukan Pokmas dan pelatihan tingkat kelurahan tentang pengolahan sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 165 182 200 220 766 DKP DKP
15 Sosialisasi pengembangan dan pengelolaan persampahan pada dunia usaha Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 DKP DKP
16 Sosialisasi perilaku dalam mengelola persampahan kepada wisatawan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 DKP DKP
17 Sosialisasi dan monitoring kawasan bebas sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 75 83 91 100 110 458 DKP DKP
-
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM
1 Studi peningkatan potensi Pendapatan Asli Daerah retribusi sampah Kota Bukittinggi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 - - - - 1 300 - - - - 300 -
2 Penyusunan database wajib retribusi sampah Kota Bukittinggi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 110 121 133 146 511 -
-
-
1 Pelatihan Teknis SDM untuk Pengelolaan Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 -
2 Monitoring dan supervisi replikasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 DKP DKP
3 Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan TPAS/Unit Kerja TPAS Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 DKP DKP
PENGELOLAAN SAMPAH DARI SUMBERNYA
TEMPAT PEMPROSESAN AKHIR SAMPAH
2. ASPEK: PERAN SERTA MASYARAKAT
3. ASPEK: KEUANGAN
4. ASPEK KELEMBAGAAN
2016 2017 2018 2019 2020
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NOMOR KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang di Biayai APBD Kota
Jml. Penduduk
terlayani
Luas Wilayah
terlayani SATUANVolume
2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah
SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
Total Volume
Sumber Pembiayaan (juta rupiah)SKPD /Dinas Penanggung
jawab Pelaksanaan
SKPD/ Dinas Pengelola Paska
Konstruksi
4 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan Skala Kota Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 110 121 133 146 511 DKP DKP
5 Penguatan kelembagaan steakholder bidang persampahan (pola hubungan
RT,RW,Lurah, Camat dengan DKP Kota Bukittinggi)
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 83 91 100 110 383 DKP DKP
6 Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 50 55 105 DKP DKP
7 Fasilitasi kerjasama antar daerah dalam pengelolaan sampah dengan Kabupaten
Agam
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 150 165 182 200 220 916 DKP DKP
Program PengembanganKinerja PengelolaanPersampahan -
1 Penyusunan Kebijakan manajemen Pengelolaan Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 150 165 182 200 696 DKP DKP
2 Penerbitan Surat Keputusan Walikota tentang penutupan TPA Sampah Panorama
Baru
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 - - - - 1 50 - - - - 50 DKP DKP
3 Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 50 55 61 67 232 DKP DKP
4 Penegakan Peraturan Daerah pengelolaan dan retribusi pelayanan
persampahan/kebersihanan Kota Bukittinggi
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 150 165 182 200 696 DKP DKP
9,140 11,112 13,456 12,778 13,833 60,319 -
C.
Fasilitasi Penyusunan Outline Drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 350 350 DPU DPU
2 -
6 - Pelatihan SDM bidang drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 25 - - - 25 DPU DPU Penguatan kelembagaan bidang drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 20 - - - 20 DPU DPU
Penyusunan Perda Pengelolaan Drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 150 - 150 DPU DPU
2 Sosialisasi peraturan dan perundangan tentang pengolahan drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 50 50 DPU DPU
- 395 150 50 - 595 - -
D.
1 Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
1 Pembuatan website bidang sanitasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 200 - - - 200 Dinkes Dinkes
Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner, stiker,
dan media partisipatori
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5
- 50 50 50 50
200 Dinkes Dinkes
Study EHRA Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 - - - - 5 100 - - - - 100 Dinkes Dinkes
Program Pengembangan data/informasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - Dinkes Dinkes
2 Sosialisasi/Penyuluhan masyarakat tentang PHBS dan STBM Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 20 20 20 20 80 Dinkes Dinkes
1 Program Pengembangan upaya kesehatan bersumber Pemberdayaan masyarakat - Dinkes Dinkes
3 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan sehat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 100 100 100 100 400 Dinkes Dinkes
1 Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam
pembangunan
- Dinkes Dinkes
4 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 100 100 100 100 400 Dinkes Dinkes
Penyelenggaraan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat Di Kelurahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 50 50 50 50 200 Dinkes Dinkes
Pembinaan kelompok profesi bidang sanitasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 50 50 50 50 200 Dinkes Dinkes
Penguatan peran serta dunia usaha dalam penyediaan sarana prasarana
pengelolaan persampahan
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket -
1 1 1 1 5-
75 75 75 75 300 Dinkes Dinkes
Evaluasi Kinerja Promkes Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 75 75 75 75 300 Dinkes Dinkes
Pembinaan, penjaringan, pemeriksaan dan pelatihan dalam upaya kesehatan
remaja/sekolah
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket -
1 1 1 1 5-
75 75 75 75 300 Dinkes Dinkes
Kampanye Sanitasi tingkat SD Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 75 75 75 75 300 Dinkes Dinkes
6 Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan - Dinkes Dinkes
1 Pemetaan faktor resiko sanitasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 100 125 125 125 475 Dinkes Dinkes
2 Program Sanitasi Berbasis Masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 200 200 200 200 800 Dinkes Dinkes
3 Kegiatan pembinaan dan pengawasan hygiene dan sanitasi di perumahan dan
sanitasi dasar
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 150 150 150 150
600 Dinkes Dinkes
100 1,120 1,145 1,145 1,145 4,655 - -
10,190 114,287 17,991 1,016,263 16,703 1,175,434 - -
Mengetahui:
5. ASPEK PERATURAN DAN PER UNDANG-UNDANGAN
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
SUB-SEKTOR DRAINASE
1. MASTER PLAN
2. MENINGKATKAN FASILITAS KELEMBAGAAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR DRAINASE
ASPEK PHBS dan Promosi Higiene
JUMLAH ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGINE
JUMLAH TOTAL
KEPALA BAPPEDA KEPALA DINAS PU KEPALA DINAS KESEHATAN KEPALA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KEPALA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
KOTA BUKITTINGGI KOTA BUKITTINGGI, KOTA BUKITTINGGI, KOTA BUKITTINGGI KOTA BUKITTINGGI,
H. YUNIZAR, SE SYAHRIZAL, ST drg. SYOFIA DASMAULI, MKM Drs. SUPADRIA, M.Si MARDISON, SKM, MKM
NIP. 195806221986031008 NIP. 196112121986021002 NIP. 196204281989012001 NIP. 196210271984091002 NIP. 196403111988031009
: BUKITTINGGI
: SUMATERA BARAT
: 2015
2016 2017 2018 2019 2020
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan Membuang sampah
pada tempatnya) di sekolah-sekolah, Perkantoran, Permukiman dan ditempat-
tempat umum dan media komunikasi
Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5
-
150 150 150 150 600
Dinkes Prov dan Satker
PAMS
Dinkes Prov dan Satker PAMS
Perkuatan kelembagaan sanitasi pada tataran masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket -
1 1 1 1 5-
50 50 50 50 200 Dinkes Prov dan Satker
PAMS
Dinkes Prov dan Satker PAMS
- 200 200 200 200 800
Promosi Penggunaan Produk daur Ulang sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 4 - 200 200 200 200 800 Dinkes Prov dan Satker
PAMS
Dinkes Prov dan Satker PAMS
- 200 200 200 200 800
400 400 400 400 1,600
Pokja Sanitasi
Provinsi Sumatera Barat
Ketua,
Dr. H. ALI ASMAR, M.Pd
NIP. 195807051979031004
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH SEKTOR SANITASI
SUMBER PENDANAAN APBD PROVINSI
PERIODE 2016-2020
KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi Outcome Kebutuhan Penanganan/volume yang di Biayai APBD
Provinsi
Jml. Penduduk
terlayani
Luas Wilayah
terlayani SATUANVolume
2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah
SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
Total
Volume
Sumber Pembiayaan (juta rupiah)SKPD /Dinas Penanggung
jawab Pelaksanaan
SKPD/ Dinas Pengelola Paska
Konstruksi
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
SUB-SEKTOR DRAINASE
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR DRAINASE
JUMLAH TOTAL
Kota Bukittinggi, Desember 2015
Pokja Sanitasi
Kota Bukittinggi
Ketua,
H. YUEN KARNOVA, SE
NIP. 196301111988031008
: BUKITTINGGI
: SUMATERA BARAT
: 2015- 2019
2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pembangunan MCK ++ (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 2 500 500 1,000 Satker PAMS DPU
Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasanBikt Cangang Kayu
Ramang1 1 Paket 1 1 9,171 9,171 Satker PAMS DPU
Sambungan RumahBikt Cangang Kayu
Ramang
200 1 SR 1 1 400 400 Satker PAMS DPU
Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket 1 1 7,280 7,280 Satker PAMS DPU
Sambungan Rumah Tarok Dipo 200 1 SR 1 1 400 400 Satker PAMS DPU
Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 9,113 9,113 Satker PAMS DPU
Sambungan Rumah Kayu Kubu 200 1 SR 1 1 400 400 Satker PAMS DPU
Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - - 1 1 850,000 850,000 Satker PAMS DPU
- 9,171 7,680 9,513 850,400 877,764
Promosi Penggunaan Produk daur Ulang sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 4 - 100 100 100 100 400
Pembangunan Bangunan Utama SPA dan TPST 3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 - 3,000 - - - 3,000
Pengadaan Mesin Pencacah Organik KM-1000 Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Unit 2 2 2 6 - - 30 33 36 99
Pengadaan dan Penambahan Rotary Kiln Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 unit 5 5 5 15 40 44 48 132
- 3,100 170 177 184 3,631
- - - - - -
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH SEKTOR SANITASI
SUMBER PENDANAAN APBN
DITJEN CIPTA KARYA - DIREKTORAL PAMS
KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi Outcome
Kebutuhan Penanganan/volume yang di Biayai APBN
Total Volume
Sumber Pembiayaan (juta rupiah) SKPD/ Dinas
Penanggung
jawab
Pelaksanaan
SKPD/ Pengelola
Paska
Konstruksi
Jml. Penduduk
terlayani
Luas Wilayah
terlayani SATUAN Volume APBN Pusat
SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
1. ASPEK: PENINGKATAN AKSES SARANA DAN PRASARANA
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
1. ASPEK TEKNIS
PENGEMBANGAN KEBUJAKAN DAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Peningkatan pelayanan Persampahan
PENGELOLAAN SAMPAH DARI SUMBERNYA
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
SUB-SEKTOR DRAINASE
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR DRAINASE
2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi Outcome
Kebutuhan Penanganan/volume yang di Biayai APBN
Total Volume
Sumber Pembiayaan (juta rupiah) SKPD/ Dinas
Penanggung
jawab
Pelaksanaan
SKPD/ Pengelola
Paska
Konstruksi
Jml. Penduduk
terlayani
Luas Wilayah
terlayani SATUAN Volume APBN Pusat
SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
- - - - - -
- 12,271 7,850 9,690 850,584 881,395 - - TOTAL PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUMBER APBN
ASPEK PHBS dan Promosi Higiene
Mengetahui
H. YUNIZAR, SE SYAHRIZAL, ST drg. SYOFIA DASMAULI, MKM
KEPALA BAPPEDA
Dr. H. ALI ASMAR, M.Pd
PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN SANITASI PROVINSI SUMATERA BARAT
KETUA,SUMATERA BARAT,
INDRA YULIRAS, M.MT
JUMLAH ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGINE
KOTA BUKITTINGGI KOTA BUKITTINGGI, KOTA BUKITTINGGI,
BUKITTINGGI, DESEMBER 2015
KEPALA SATUAN KERJA POKJA SANITASI
KETUA,
NIP. 196210271984091002
KEPALA DINAS PU KEPALA DINAS KESEHATAN
POKJA SANITASI
H. YUEN KARNOVA, SE
NIP. 196301111988031008 NIP. 195807051979031004
KOTA BUKITTINGGI
NIP. 195806221986031008 NIP. 196112121986021002 NIP. 196204281989012001
KEPALA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
KOTA BUKITTINGGI,
MARDISON, SKM, MKM
NIP. 196403111988031009
KEPALA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
KOTA BUKITTINGGI
Drs. SUPADRIA, M.Si
L.1-F Tabel Program dengan Kesepakatan Mayarakat
KABUPATEN : BUKITTINGGI
PROVINSI : SUMATERA BARAT
TAHUN : 2015 - 2019
2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A.
1 Biaya Operasi dan PemeliharaanMCK ++ (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 3 25 25 25 75 DPU Masyarakat
2 Biaya Operasi dan Pemeliharaan Tangki Septik Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 30 30 DPU Masyarakat
3 Masyarakat
1 DPU CKTR
- 25 55 25 - 105
B.
-
- - - - - -
C.
-
- - - - - -
D.
- - - - - -
- 25 55 25 - 105
BUKITTINGGI, 2015
KEPALA DINAS PU
KOTA BUKITTINGGI,
SYAHRIZAL, ST
NIP. 196112121986021002
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH SEKTOR SANITASI
SUMBER PENDANAAN PARTISIPASI MASYARAKAT
NOMOR KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi Outcome
Kenutuhan Penanganan/volume yang di Biayai Masyarakat #VALUE! Nama Masyarakat/KSM
Penaggung Jawab
Pelaksana
SKPD/ Pengelola
Paska
Konstruksi
Jml. Penduduk
terlayani
Luas Wilayah
terlayani SATUAN Volume Total
Volume
Masyarakat
SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
1. ASPEK: PENINGKATAN AKSES SARANA DAN PRASARANA
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
JUMLAH TOTAL
SUB-SEKTOR DRAINASE
JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR DRAINASE
ASPEK PHBS dan Promosi Higiene
JUMLAH ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGINE
H. YUNIZAR, SE
PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN SANITASI
SUMATERA BARAT,
NIP. 195807051979031004
KEPALA DINAS KESEHATAN
KOTA BUKITTINGGI,
drg. SYOFIA DASMAULI, MKM Drs. H. SUPADRIA, M.Si
PROVINSI SUMATERA BARAT
KETUA,
MARDISON, SKM, MKM
NIP. 196403111988031009NIP. 196204281989012001
KOTA BUKITTINGGI
NIP. 195806221986031008
Mengetahui
KEPALA SATUAN KERJA POKJA SANITASI POKJA SANITASI
NIP. 196210271984091002
NIP. 196301111988031008
KEPALA BAPPEDA KEPALA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
INDRA YULIRAS, M.MT Dr. H. ALI ASMAR, M.Pd
KEPALA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
KOTA BUKITTINGGI
KOTA BUKITTINGGI
H. YUEN KARNOVA, SE
KOTA BUKITTINGGI,
KETUA,