PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab I Pendahuluan 1
BAB I
PENDAHULUAN
Pemerintah Kabupaten Wonosobo selalu berupaya untuk melaksanakan
Pengelolaan Keuangan Daerah secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat sebagaimana telah diamanatkan
dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah. Berdasarkan ketentuan pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pengelolaan Keuangan Daerah adalah
keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Pemerintah Kabupaten
Wonosobo telah mengawali Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2017
dengan Proses Perencanaan yang sebelumnya telah dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang
digunakan Bupati Wonosobo sebagai acuan dalam penyusunan Kebijakan Umum
Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA & PPAS) dan selanjutnya
dibahas bersama DPRD untuk ditetapkan menjadi Perda Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2017.
APBD Pemerintah Kabupaten Wonosobo Tahun Anggaran 2017 secara teknis
dilaksanakan dan ditatausahakan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pedoman
tersebut mengisyaratkan bahwa dalam Pengelolaan Keuangan Daerah berorientasi pada
prestasi kerja, hal tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban dari suatu kegiatan
untuk sebuah hasil/produk yang mengutamakan output.
Dengan Berakhirnya Pelaksanaan APBD Kabupaten Wonosobo Tahun
Anggaran 2017, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah Bupati Wonosobo wajib menyampaikan rancangan
peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa
laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia (BPK-RI) paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Laporan Keuangan tersebut disusun dan disajikan berpedoman pada Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang terdiri dari Laporan Operasional (LO), Neraca,
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL), dan Catatan Atas
Laporan Keuangan (CaLK).
A. Maksud dan Tujuan
Maksud Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten
Wonosobo Tahun Anggaran 2017 ini adalah sebagai gambaran dan penjelasan posisi
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab I Pendahuluan 2
keuangan serta target pencapaian realisasi anggaran berdasarkan rencana yang telah
ditetapkan dengan tujuan untuk :
1. menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas,
dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya (tujuan umum); dan
2. menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk
menunjukkan transparansi serta akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber
daya yang dipercayakan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan
APBD (tujuan spesifik).
B. Landasan Hukum Penyusnan Laporan Keuangan
Sebagaimana halnya dengan proses Penyusunan APBD dan Perubahan APBD, maka
dalam penyusunan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Wonosobo
Tahun Anggaran 2017 ini tetap berpedoman pada ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku antara lain :
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik
Indonesia tahun 1950, Diundangkan pada tanggal 8 Agustus 1950);
2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran
Negara Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3569);
3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab I Pendahuluan 3
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 210 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4028);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan
Dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4049);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4138);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4139);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan
Piutang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4488);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4585);
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab I Pendahuluan 4
24. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler
dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 90, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4659);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
29. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang
Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh
Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5533);
30. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penetapan, Pengesahan,
Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
31. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
32. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5533):
33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997 tentang Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah;
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Bantuan Sosial dan Hibah Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab I Pendahuluan 5
Pemberian Bantuan Sosial dan Hibah Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah;
38. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah;
39. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;
40. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Wonosobo (Lembaran Daerah
Kabupaten Wonosobo Tahun 2008 Nomor 2);
41. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo
Tahun 2010 Nomor 7);
42. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 10 Tahun 2011 tentang
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo pada Badan Usaha
Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 Nomor 2);
43. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Dana Cadangan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Wonosobo
(Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 3);
44. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Wonosobo;
45. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun
Anggaran 2017;
46. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Wonosobo
Tahun Anggaran 2017;
47. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 17 Tahun 2016 tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Wonosobo;
48. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah;
49. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman
Kapitalisasi Barang Milik Daerah Dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Kabupaten Wonosobo;
50. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonosobo sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 30 Tahun 2016 tentang Perubahan
Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonosobo;
51. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Kabupaten Wonosobo;
52. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 87 Tahun 2016 Tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;
53. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Penjabaran
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Wonosobo
Tahun Anggaran 2017.
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab I Pendahuluan 6
C. Sistematika Penulisan
Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Wonosobo Tahun
Anggaran 2017 disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Bab. I Pendahuluan
A. Maksud dan Tujuan.
B. Landasan Hukum.
C. Sistematika Penulisan.
Bab. II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja
APBD
A. Ekonomi Makro/Ekonomi Regional
B. Kebijakan keuangan.
C. Indikator pencapaian target kinerja APBD.
Bab. III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan
A. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan.
B. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah
ditetapkan.
Bab. IV Kebijakan akuntansi
A. Entitas pelaporan keuangan daerah.
B. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan.
C. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan.
D. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada
dalam standar akuntansi pemerintahan.
E. Kebijakan akuntansi tertentu
Bab. V Penjelasan pos-pos laporan keuangan
A. Laporan Realisasi Anggaran
B. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
C. Neraca
D. Laporan Operasional
E. Laporan Perubahan Ekuitas
F. Laporan Arus Kas
Bab. VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan
Bab. VII Penutup
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 7
BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN
DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD
.
1. Ekonomi Makro/Ekonomi Regional
a. Kerangka Ekonomi Makro
1) Perkembangan Nilai PDRB
Salah satu tolok ukur yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
perekonomian secara makro ditingkat nasional adalah pendapatan nasional,
yang dalam lingkup regional disebut produk regional. Besaran nilai
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan perkembangannya di
Kabupaten Wonosobo dapat dilihat pada Tabel II.1. sebagai berikut:
Tabel II.1 Perkembangan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan
Kab. Wonosobo Tahun 2013 2017
TAHUN HARGA BERLAKU HARGA KONSTAN
Nilai (Rp) Nilai (Rp)
2013 11.749.524,22 10.333.757,05
2014 13.001.090,48 10.828.168,67
2015 14.150.509,86 11.353.869,93
2016 15.337.191,80 11.928.398,92
2017 16.393.517,47 12.302.037,40
Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo 2017
Dari tabel II.1 diatas dapat dilihat bahwa PDRB Kabupaten Wonosobo atas
dasar harga berlaku maupun harga konstan selama empat tahun terakhir
dari tahun 2013 sampai tahun 2017 mengalami kenaikan.
Tabel II.2 Pertumbuhan Ekonomi Kab. Wonosobo (%)
Tahun 2013-2017
NO TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI
1 2013 4,00
2 2014 4,78
3 2015 4,85
4 2016 5,25
5 2017 Belum Dapat Disajikan
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Wonosobo
2017, Katalok: 1101002.3307
Dari tabel II.2 diatas dapat dilihat bahwa Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Wonosobo selama empat tahun terakhir dari tahun 2013
sampai tahun 2016 mengalami kenaikan, sedangkan tahun 2017 data belum
dapat disajikan.
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 8
2) Peran Masing-masing Sektor Dalam PDRB
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa PDRB Perkapita Kabupaten
Wonosobo baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan selama
empat tahun terakhir dari tahun 2013 sampai tahun 2016 mengalami
kenaikan, sedangkan tahun 2017 data belum dapat disajikan, berikut adalah
penjelasannya:
a) Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita Seri 2010
Atas Dasar Harga Berlaku
Penunjang Utama PDRB Kabupaten Wonosobo dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2016 adalah dari sektor Pertanian, Kehutanan,
dan Perkebunan sedangkan yang terkecil adalah dari sektor Pengadaan
Listrik dan gas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II.3
Lampiran II.1 dengan penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
(1) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Tahun 2016 adalah sebesar
Rp5.096.546.740.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013
sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(2) Pertambangan dan Penggalian Tahun 2016 adalah sebesar
Rp128.377.170.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai
2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(3) Industri Pengolahan Tahun 2016 adalah sebesar
Rp2.540.702.680.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013
sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(4) Pengadaan Listrik dan Gas Tahun 2016 adalah sebesar Rp
4.927.730.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016
cenderung selalu mengalami kenaikan.
(5) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Tahun 2016 adalah sebesar Rp15.768.450.000,00 jika
diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu
mengalami kenaikan.
(6) Konstruksi Tahun 2016 adalah sebesar Rp972.750.930.000,00
jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu
mengalami kenaikan.
(7) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor Tahun 2016 adalah sebesar Rp2.551.521.520.000,00
merupakan penyumbang PDRB terbesar setelah Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan Tahun dan jika diperhatikan sejak
tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(8) Transportasi dan Pergudangan tahun 2016 adalah sebesar
Rp781.547.290.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai
2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(9) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Tahun 2016 adalah
sebesar Rp486.661.290.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013
sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(10) Informasi dan Komunikasi Tahun 2016 adalah sebesar
Rp159.196.670.000 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai
2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 9
(11) Jasa Keuangan dan Asuransi Tahun 2016 adalah sebesar
Rp493.006.020.000 dan jika diperhatikan sejak tahun 2013
sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(12) Real Estate Tahun 2016 adalah sebesar Rp229.210.550.000 dan
jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu
mengalami kenaikan.
(13) Jasa Perusahaan Tahun 2016 adalah sebesar
Rp37.684.400.000,00 dan jika diperhatikan sejak tahun 2013
sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(14) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib adalah sebesar Rp403.188.540.000,00 jika diperhatikan
sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu mengalami
kenaikan.
(15) Jasa Pendidikan Tahun 2016 adalah sebesar
Rp932.140.490.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai
2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(16) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Tahun 2016 adalah sebesar
Rp212.447.280.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai
2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(17) Jasa Lainnya Tahun 2016 adalah sebesar Rp319.673.860.000.
b) Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita Seri 2010
Atas Dasar Harga Konstan
Penunjang Utama PDRB Kabupaten Wonosobo dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2016 adalah dari sektor Pertanian, Kehutanan,
dan Perkebunan sedangkan yang terkecil adalah dari sektor Pengadaan
Listrik dan gas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II.4
Lampiran II.2 dengan penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
(1) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Tahun 2016 adalah sebesar
Rp3.871.072.480.000 jika diperhatikan sejak tahun 2014 sampai
2016 cenderung selalu mengalami kenaikan, namun masih
dibawah PDRB Tahun 2013 yaitu sebesar
Rp3.910.220.640.000,00.
(2) Pertambangan dan Penggalian Tahun 2016 adalah sebesar
Rp104.298.550.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2014
sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan, namun
masih dibawah PDRB Tahun 2013 yaitu sebesar
Rp109.515.990.000,00
(3) Industri Pengolahan Tahun 2016 adalah sebesar
Rp1.902.074.400.000 jika diperhatikan sejak tahun 2014 sampai
2016 cenderung selalu mengalami kenaikan, namun masih
dibawah PDRB Tahun 2013 yaitu sebesar
Rp1.980.079.050.000,00
(4) Pengadaan Listrik dan Gas Tahun 2016 adalah sebesar
Rp4.503.320.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai
2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(5) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Tahun 2016 adalah sebesar Rp14.080.680.000,00 jika
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 10
diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu
mengalami kenaikan.
(6) Konstruksi Tahun 2016 adalah sebesar Rp749.912.240.000,00
jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu
mengalami kenaikan.
(7) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor Tahun 2016 adalah sebesar Rp2.139.763.830.000
merupakan penyumbang PDRB terbesar setelah Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan Tahun dan jika diperhatikan sejak
tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(8) Transportasi dan Pergudangan tahun 2016 adalah sebesar
Rp691.598.140.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai
2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(9) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Tahun 2016 adalah
sebesar Rp366.402.460.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013
sampai 2015 cenderung selalu mengalami kenaikan namun
cenderung menurun pada tahun 2016.
(10) Informasi dan Komunikasi Tahun 2016 adalah sebesar
Rp172.034.330.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai
2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(11) Jasa Keuangan dan Asuransi Tahun 2016 adalah sebesar
Rp360.441.740.000,00 dan jika diperhatikan sejak tahun 2013
sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(12) Real Estate Tahun 2016 adalah sebesar Rp203.199.830.000,00
dan jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung
selalu mengalami kenaikan.
(13) Jasa Perusahaan Tahun 2016 adalah sebesar
Rp28.877.990.000,00 dan jika diperhatikan sejak tahun 2013
sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(14) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib adalah sebesar Rp293.298.480.000,00 jika diperhatikan
sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu mengalami
kenaikan.
(15) Jasa Pendidikan Tahun 2016 adalah sebesar
Rp635.358.880.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai
2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(16) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Tahun 2016 adalah sebesar
Rp154.555.350.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai
2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.
(17) Jasa Lainnya Tahun 2016 adalah sebesar Rp258.453.430.000,00
cenderung selalu mengalami kenaikan sejak tahun 2013
3) Inflasi
Dalam kurun waktu Tahun 2013 s/d 2017 laju inflasi di Kabupaten
Wonosobo cenderung fluktuatif, Pada Tahun 2013 inflasi sebesar 8,82
persen dan sedikit menurun pada tahun 2014 yaitu sebesar 8,44 persen.
Pada tahun 2015 laju inflasi di Kabupaten Wonosobo menurun secara
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 11
drastis yaitu sebesar 2,71 persen dan kembali mengalami kenaikan sedikit
pada tahun 2016 sebesar 2,97 persen. Sedangkan laju inflasi Kabupaten
Wonosobo tahun 2017 belum dapat disajikan. Untuk lebih jelasnya laju
inflasi kabupaten wonosobo Tahun 2013 2017 digambarkan pada tabel
II.5 sebagai berikut:
Tabel II.5 Laju Inflasi Kabupaten Wonosobo
Tahun 2013-2017
No. TAHUN KUMULATIF INFLASI ( % )
1. 2013 8,82
2. 2014 8,44
3. 2015 2,71
4. 2016 2,97
5. 2017 Belum Dapat Disajikan
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Wonosobo
2017, Katalok: 1101002.3307
4) PDRB Per Kapita
Tolok ukur lain yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
perekonomian secara makro ditingkat dalam lingkup regional adalah
produk regional bruto per kapita. Besaran nilai Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Per Kapita dan perkembangannya di Kabupaten Wonosobo
Tahun 2013-2017 baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan
dapat dilihat pada Tabel II.6. sebagai berikut:
Tabel II.6 Perkembangan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Perkapita Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan
Kab. Wonosobo Tahun 2013 2017
TAHUN HARGA BERLAKU HARGA KONSTAN
Nilai (Rp) Nilai (Rp)
2013 15.271.101 13.430.999
2014 16.810.501 14.000.898
2015 18.208.865 14.610.151
2016 19.679.162 15.304.858
2017 Belum Dapat Disajikan Belum Dapat Disajikan
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Wonosobo 2017, Katalok:
1101002.3307
b. Arah Kebijakan Ekonomi Makro Daerah
Dalam tahun 2017 kebijakan ekonomi makro daerah memiliki cakupan yang
luas meliputi beberapa sektor antara lain Perdagangan dan Jasa, Pertanian,
Industri, Pariwisata, Koperasi dan UKM, serta Investasi dan Permodalan. Misi
Meningkatkan produktivitas, kemampuan pengelolaan sumber daya dan
membangun budaya berdikari sejalan dengan pokok visi pembangunan
Kabupaten Wonosobo untuk menciptakan Wonosobo Yang Bersatu Untuk
Maju, Mandiri, Sejahtera Untuk Semua.
Sektor Perdagangan dan jasa diarahkan untuk mendorong potensi perdagangan
dan jasa dalam rangka meningkatkan PAD. Sektor perdagangan dan jasa
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 12
berkaitan langsung dengan transaksi yang terjadi di suatu wilayah, untuk
mendorong transaksi maka berbagai upaya antara lain meningkatkan jaminan
ketersediaan kontinuitas pasokan komoditas, menciptakan kepastian mengenai
mutu dan harga barang, serta memberikan jaminan atas stabilitas harga barang
perlu dilakukan. Untuk mendukung upaya-upaya tersebut perlu dibuat suatu
regulasi terkait usaha perdagangan dan jasa yang memadai dalam memberikan
arahan dan batasan dalam pelaksanaannya.
Sektor pertanian termasuk didalamnya peternakan dan perikanan, diarahkan
pada pengoptimalan potensi pertanian, peternakan dan perikanan serta
penguasaan petani dan peternak terhadap teknologi pertanian dan peternakan.
Upaya tersebut selain dilakukan untuk meningkatkan produktivitas, juga
dimaksudkan untuk mencapai kemandirian pangan di Kabupaten Wonosobo.
Untuk sektor industri, pengembangan lebih diarahkan pada mendorong
perkembangan agroindustri ramah lingkungan. Beberapa upaya terkait antara
lain melalui pengembangan insentif bagi industri yang telah melakukan
produksi dan pengelolaan limbah sesuai dengan kaidah-kaidah ramah
lingkungan. Selain dari pada itu, untuk memberikan imbas pada perekonomian
lokal, maka keberadaan sektor industri perlu dikaitkan dengan penggunaan
sumber daya dan bahan baku lokal.
Untuk sektor pariwisata, pengembangan diarahkan pada optimalisasi
pengembangan potensi pariwisata serta peningkatan pengelolaan objek wisata
eksisting. Upaya- upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan
sektor pariwisata dalam rangka meningkatkan competitive advantage sektor
ekonomi Kabupaten Wonosobo antara lain melalui kerjasama antara pemerintah
dengan masyarakat dan dunia usaha serta melalui branding dan promosi
pemasaran objek wisata.
2. Kebijakan keuangan
a. Kebijakan Umum APBD
Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan
penyusunan Kebijakan Umum Anggaran yang berfungsi sebagai salah satu
penentu kapabilitas dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Kebijakan Umum Anggaran menunjang diterapkannya model anggaran berbasis
kinerja, yang menekankan bahwa setiap alokasi biaya yang direncanakan harus
dikaitkan dengan tingkat pelayanan atau hasil yang diharapkan dapat dicapai.
Dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD adalah RPJP Daerah, RPJM
Daerah serta RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD serta Daftar Skala
Prioritas yang merupakan hasil Musrenbang Kabupaten.
RPJMD Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021 ini merupakan tahap ketiga
dari RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Kabupaten
Wonosobo Tahun 2005-2025.
Kebijakan Umum APBD yang disusun memuat target pencapaian kinerja yang
terukur dari program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah
untuk setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi
pendapatan daerah, alokasi belanja daerah dan pembiayaan. Program-program
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 13
yang ada disesuaikan dengan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
Berdasarkan hal tersebut diatas, pemerintah kabupaten bersama DPRD
menyusun dan menyepakati Kebijakan Umum APBD yang disusun berpedoman
pada Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 51 Tahun 2015 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016, dengan tujuan untuk menjamin
konsistensi antara perencanaan dengan penganggaran, serta terciptanya
komunikasi yang berkelanjutan dan berkualitas antara eksekutif dan legislatif.
Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati oleh Pemerintah Kabupaten
Wonosobo dengan DPRD Kabupaten Wonosobo, dilanjutkan dengan
penyusunan rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang
selanjutnya menjadi pedoman bagi seluruh SKPD dalam menyusun RKA
SKPD.
RKA SKPD Tahun 2016 berisi program, kegiatan dan anggaran satuan kerja
disusun oleh SKPD sesuai dengan peran, tugas pokok dan fungsi masing-
masing SKPD. RKA-SKPD yang telah disusun disampaikan kepada Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) untuk dibahas oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD), yang selanjutnya menjadi bahan penyusunan
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016.
Program dan kegiatan tersebut merupakan implementasi dari visi dan misi
daerah.
Visi dan Misi
Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2016
merupakan periode pertama dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016-2021. Dengan memperhatikan kinerja
pemerintahan selama tahun 2010-2015 dan berbagai permasalahan
pembangunan daerah serta isu-isu strategis baik dalam skala lokal, regional,
nasional maupun global, maka visi pembangunan daerah untuk tahun 2016
2021 adalah TERWUJUDNYA WONOSOBO BERSATU UNTUK MAJU,
MANDIRI DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA.
Dalam rangka mencapai visi Terwujudnya Wonosobo Bersatu Untuk Maju,
Mandiri dan Sejahtera Untuk Semua maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai
berikut :
1) Meningkatkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat;
2) Meningkatkan capaian kinerja dan pemajuan penyelenggaraan
pemerintahan;
3) Meningkatkan kemandirian daerah;
4) Meningkatkan kesejahteraan dan pemerataannya; dan
5) Melakukan harmonisasi prinsip berkelanjutan dan berkesinambungan
sebagai prinsip pembangunan daerah.
Visi Misi Pembangunan Daerah Tahun 2016-2021 diatas telah selaras dengan
proses penetapan Rancangan Peraturan Daerah ( Raperda ) Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005 - 2025, telah
dirumuskan visi Kabupaten Wonosobo Tahun 2005 2025 yaitu :
WONOSOBO ASRI DAN BERMARTABAT dan dijabarkan ke dalam 6
(enam) misi Kabupaten Wonosobo, yaitu sebagai berikut :
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 14
1) Mewujudkan sumber daya manusia Kabupaten Wonosobo yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat lahir batin,
berpendidikan, berbudaya, kreatif dan inovatif.
2) Mewujudkan perekonomian daerah Kabupaten Wonosobo yang tangguh
dan berbasis pada potensi unggulan daerah dengan memanfaatkan
teknologi inovatif yang ramah lingkungan disertai penguatan kelembagaan
usaha mikro dan kecil serta penguatan lembaga koperasi dalam rangka
pemberdayaan ekonomi rakyat.
3) Mewujudkan kehidupan politik dan tata pemerintahan yang demokratis,
bersih, bertanggungjawab yang didukung oleh aparatur pemerintahan yang
profesional, dan terbebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( KKN )
disertai partisipasi rakyat secara penuh.
4) Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
Kabupaten Wonosobo yang optimal dengan tetap menjaga keseimbangan
dan pelestarian fungsi dan keberadaanya dalam upaya menopang
kehidupan dan penghidupan dimasa yang akan datang.
5) Mewujudkan tersedianya prasarana dan sarana publik baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dengan perawatan yang memadai.
6) Mewujudkan kehidupan masyarakat Kabupaten Wonosobo yang sejahtera
lahir dan batin, mandiri dan bermartabat, dengan menghormati hukum dan
Hak Asasi Manusia (HAM) serta keadilan dan kesetaraan gender.
Adapun Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati oleh Pemerintah
Kabupaten Wonosobo dengan DPRD Kabupaten Wonosobo tertuang dalam:
NOTA KESEPAKATAN : NOMOR : 170 / 10/TAHUN 2016
NOMOR : 900 /23/TAHUN 2016
TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017.
Sedangan Kebijakan Umum Perubahan APBD yang telah disepakati oleh
Pemerintah Kabupaten Wonosobo dengan DPRD Kabupaten Wonosobo
tertuang dalam :
NOTA KESEPAKATAN : NOMOR : 170/06/ TAHUN 2017
NOMOR : 900 /18/ 2017
TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017.
b. Arah dan Kebijakan Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2016
merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta
dasar hukum penerimaannya.
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah:
(1) Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah
berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan
Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 15
Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.
(2) Penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah didasarkan
pada data potensi pajak daerah dan retribusi daerah yang
berpotensi terhadap target pendapatan pajak daerah dan retribusi
daerah serta realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi
daerah tahun sebelumnya.
(3) Dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah yang
bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah, Pemerintah
Daerah melakukan kegiatan penghimpunan data obyek dan
subyek pajak daerah dan retribusi daerah, penentuan besarnya
pajak daerah dan retribusi daerah yang terhutang sampai dengan
kegiatan penagihan pajak daerah dan retribusi daerah kepada
wajib pajak daerah dan retribusi daerah serta pengawasan
penyetorannya.
(4) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor,
dialokasikan untuk mendanai pembangunan dan/atau
pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana
transportasi umum sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 8 ayat
(5) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
(5) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Rokok, dialokasikan
paling sedikit 50% (lima puluh per seratus) untuk mendanai
pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh
aparat yang berwenang sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 31
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
(6) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Penerangan Jalan
sebagian dialokasikan untuk penyediaan penerangan jalan
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 56 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009.
b) Penganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
memperhatikan rasionalitas dengan memperhitungkan nilai kekayaan
daerah yang dipisahkan dan memperhatikan perolehan manfaat
ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu
tertentu, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi
Daerah.
c) Penganggaran Lain-lain PAD Yang Sah:
(1) Pendapatan bunga atau jasa giro dari dana cadangan, dianggarkan
pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-Lain PAD
Yang Sah, obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan, rincian
obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan sesuai
peruntukannya.
(2) Pendapatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik pemerintah
daerah yang belum menerapkan PPK-BLUD mempedomani
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 16
pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat Edaran Menteri
Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014 Hal
Petunjuk Teknis Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan
serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah.
(3) Pendapatan atas denda pajak daerah dan retribusi daerah
dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-
Lain PAD Yang Sah dan diuraikan ke dalam obyek dan rincian
obyek sesuai kode rekening berkenaan.
2) Dana Perimbangan
Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari pendapatan
perimbangan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH):
Pendapatan dari DBH dianggarkan sesuai Peraturan Presiden
mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2016 atau Peraturan
Menteri Keuangan mengenai Alokasi DBH-Pajak Tahun Anggaran
2016 dan dengan memperhatikan perkembangan realisasi pendapatan
DBH selama 3 (tiga) tahun terakhir.
b) Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU):
Penganggaran DAU sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai
Rincian APBN Tahun Anggaran 2016.
c) Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK):
DAK dan/atau DAK Tambahan dianggarkan sesuai Peraturan
Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2016 atau
Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DAK Tahun
Anggaran 2016.
3) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain
Pendapatan Daerah Yang Sah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Penganggaran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dialokasikan
sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun
Anggaran 2016 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman
Umum dan Alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun
Anggaran 2016.
b) Penganggaran Tunjangan Profesi Guru (TPG) dialokasikan sesuai
dengan Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran
2016 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum
dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah
Tahun Anggaran 2016.
c) Penganggaran Dana Otonomi Khusus dialokasikan sesuai dengan
Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2016
atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan
Alokasi Dana Otonomi Khusus Tahun Anggaran 2016.
d) Pendapatan yang diperuntukan bagi desa dan desa adat yang
bersumber dari APBN dalam rangka membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan
kemasyarakatan serta pemberdayaan masyarakat desa, dan
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 17
kemasyarakatan sebagaimana maksud Pasal 72 ayat (1) huruf b dan
ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan
Pasal 294 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
dianggarkan dalam APBD pemerintah kabupaten/kota Tahun
Anggaran 2016 dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaiman diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
Penganggaran Dana Desa dialokasikan sesuai dengan Peraturan
Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2016 atau
Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi Dana Desa Tahun
Anggaran 2016
e) Penganggaran Dana Transfer lainnya dialokasikan sesuai dengan
Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2016
atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan
Alokasi Dana Transfer lainnya Tahun Anggaran 2016.
f) Penganggaran pendapatan yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak
Daerah yang diterima dari pemerintah provinsi didasarkan pada
alokasi belanja Bagi Hasil Pajak Daerah dari pemerintah provinsi
Tahun Anggaran 2016.
g) Penganggaran pendapatan hibah yang bersumber dari pemerintah,
pemerintah daerah lainnya atau pihak ketiga, baik dari badan,
lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar negeri, kelompok
masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak
mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban
pihak ketiga atau pemberi hibah, dianggarkan dalam APBD setelah
adanya kepastian pendapatan dimaksud.
h) Penganggaran pendapatan yang bersumber dari sumbangan pihak
ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri,
kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan
tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan
kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan, dianggarkan dalam
APBD setelah adanya kepastian pendapatan dimaksud.
c. Arah dan Kebijakan Umum Belanja Daerah
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih, belanja daerah dimaksud meliputi semua
pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana,
merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, belanja daerah digunakan
untuk pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 18
daerah yang terdiri atas urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan
pilihan. Belanja daerah tersebut diprioritaskan untuk mendanai urusan
pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan standar
pelayanan minimal serta berpedoman pada standar teknis dan harga satuan
regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Belanja
daerah untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan
dasar dan urusan pemerintahan pilihan berpedoman pada analisis standar
belanja dan standar harga satuan regional.
Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi:
(a) pendidikan, (b) kesehatan, (c) pekerjaan umum dan penataan ruang, (d)
perumahan rakyat dan kawasan permukiman, (e) ketentraman, ketertiban
umum, dan perlindungan masyarakat, dan (f) sosial. Urusan Pemerintahan
Wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi: (a) tenaga kerja,
(b) pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, (c) pangan, (d)
pertanahan, (e) lingkungan hidup, (f) administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil, (g) pemberdayaan masyarakat dan desa, (h) pengendalian
penduduk dan keluarga berencana, (i) perhubungan, (j) komunikasi dan
informatika, (k) koperasi, usaha kecil, dan menengah, (l) penanaman modal, (m)
kepemudaan dan olahraga, (n) statistik, (o) persandian, (p) kebudayaan, (q)
perpustakaan, dan (r) kearsipan. Urusan pemerintahan pilihan meliputi: (a)
kelautan dan perikanan, (b) pariwisata, (c) pertanian, (d) kehutanan, (e) energi
dan sumber daya mineral, (f) perdagangan, (g) perindustrian, dan (h)
transmigrasi.
Pengalokasian Belanja Daerah oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk
Tahun Anggaran 2016 disesuaikan dengan asumsi dasar ekonomi makro,
kebutuhan penyelenggaraan daerah, kebutuhan pembangunan, dan mengikuti
ketentuan perundangan yang berlaku. Kebijakan terkait Belanja Daerah untuk
Tahun Anggaran 2016 yaitu sebagai berikut:
1) Kebijakan terkait Pemenuhan Belanja Mengikat dan Belanja Wajib (Pasal
106 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006) :
a) Memenuhi Belanja Mengikat yaitu belanja yang dibutuhkan secara
terus-menerus dan dialokasikan oleh Pemda dengan jumlah yang
cukup untuk keperluan setiap bulan dalam tahun anggaran
bersangkutan seperti Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa.
b) Memenuhi Belanja Wajib yaitu belanja untuk terjaminnya
kelangsungan pemenuhan pendanaan pelayanan dasar masyarakat
antara lain : Pendidikan dan Kesehatan dan/atau melaksanakan
kewajiban kepada pihak ketiga.
2) Kebijakan terkait Pemenuhan Belanja Prioritas.
a) Mengedapankan program-program yang menunjang pertumbuhan
ekonomi, peningkatan penyediaan lapangan kerja dan upaya
pengentasan kemiskinan.
b) Melaksanakan program-program yang bersifat mengikat seperti
halnya dukungan pencapaian 9 prioritas pembangunan nasional (Nawa
Cita) sebagaimana diamanatkan pada RPJMN 2015 - 2019 serta
pemenuhan ketentuan perundang-undangan.
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 19
c) Melaksanakan pendampingan terhadap program-program pemerintah
pusat
d) Mengakomodir seluruh program pembangunan yang dijaring melalui
Aspirasi Masyarakat dalam Musrenbang.
e) Mengakomodir Hasil telaahan pokok-pokok pikiran DPRD, yang
merupakan hasil kajian permasalahan pembangunan daerah yang
diperoleh dari DPRD berdasarkan risalah rapat dengar pendapat
dan/atau rapat hasil penyerapan aspirasi melalui reses yang dituangkan
dalam daftar permasalahan pembangunan yang ditandatangani oleh
Pimpinan DPRD
f) Mendukung Wonosobo sebagai kabupaten Ramah HAM.
3) Kebijakan terkait pengalokasian belanja penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah (Pasal 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014):
a) Pendidikan;
b) Kesehatan;
c) Pekerjaan umum dan penataan ruang;
d) Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
e) Ketenteraman;
f) Ketertiban umum; dan
g) Pelindungan masyarakat sosial.
4) Kebijakan terkait belanja hibah, bantuan sosial, subsidi, bantuan keuangan
dan belanja tidak terduga (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Tahun 2011 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006) :
a) Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah
kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan
daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara
spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak
mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk
menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.
b) Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari
pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau
masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang
bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.
c) Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud dalam- Pasal 37 huruf g
digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat
umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah
desa, dan kepada pemerintah daerah Iainnya atau dari pemerintah
kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah
Iainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan
keuangan.
d) Belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf h
merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak
diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan
bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk
pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun tahun
sebelumnya yang telah ditutup.
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 20
d. Arah dan Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah
1) Penerimaan Pembiayaan
a) Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya
(SiLPA) didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional
dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun
Anggaran 2015 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya
pengeluaran pada Tahun Anggaran 2016 yang tidak dapat didanai
akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan. Selanjutnya
SiLPA dimaksud diuraikan pada obyek dan rincian obyek sumber
SiLPA Tahun Anggaran 2015.
b) Penetapan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari
pencairan dana cadangan, waktu pencairan dan besarannya sesuai
peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan.
c) Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada
akun pembiayaan, kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis
penerimaan kembali investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir
dan rincian obyek dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima.
2) Pengeluaran Pembiayaan
a) Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah dapat
menganggarkan investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk
dana bergulir sesuai Pasal 118 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor
58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
b) Penyertaan modal pemerintah daerah pada badan usaha milik
negara/daerah dan/atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan
peraturan daerah tentang penyertaan modal.
c) Untuk menganggarkan dana cadangan, terlebih dahulu ditetapkan
peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan yang mengatur
tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan
dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan dana
cadangan yang harus dianggarkan, dengan mempedomani Pasal 122
dan Pasal 123 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 serta Pasal
63 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011.
d) Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran
sebagaimana diamanatkan Pasal 28 ayat (5) Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2005 dan Pasal 61 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
3) Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Berjalan
a) Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Anggaran 2016 bersaldo nol.
b) Dalam hal perhitungan penyusunan Rancangan APBD menghasilkan
SILPA Tahun Berjalan positif, akan dimanfaatkan untuk penambahan
program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume program dan
kegiatan yang telah dianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan.
c) Dalam hal perhitungan SILPA Tahun Berjalan negatif, akan dilakukan
pengurangan bahkan penghapusan pengeluaran pembiayaan yang
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 21
bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan
kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program
dan kegiatannya.
3. Indikator pencapaian target kinerja APBD
Indikator pencapaian target kinerja dapat digambarkan dalam Estimasi Pendapatan
Daerah, Rencana Belanja Daerah serta Pembiayaan Daerah tahun anggaran 2017
sebagai berikut :
a. Estimasi Pendapatan Daerah
Pendapatan Pemerintah Kabupaten Wonosobo Tahun Anggaran 2017 setelah
perubahan diestimasikan sebesar Rp1.843.308.209.585,00 jika dibandingkan
dengan APBD TA 2016 sebesar Rp1.723.957.430.560,00 bisa dikatakan
bertambah sebesar Rp119.350.779.025,00 atau 6,92%, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel II.7 dibawah ini:
Tabel II.7 Estimasi Pendapatan Pemerintah Kabupaten Wonosobo
Tahun Anggaran 2016-2017
No. Uraian
Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)
Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
%
1 Pendapatan Asli Daerah
291.469.507.166,00
15,81
177.947.569.560,00
10,32
113.521.937.606,00
17,42
2 Dana Perimbangan
1.157.965.665.000,00
62,82
1.223.065.453.000,00
70,95
(65.099.788.000,00)
(5,32)
3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
393.873.037.419,00
21,37
322.944.408.000,00
18,73
70.928.629.419,00
21,96
Jumlah 1.843.308.209.585,00 100,00 1.723.957.430.560,00 100,00 119.350.779.025,00
63,80
Tabel II.7 diatas menunjukkan bahwa Dana Perimbangan masih menjadi
tumpuan dalam penganggaran pada tahun 2017 yaitu mencapai 62,82% dari
total pendapatan sedangkan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
diestimasikan sebesar 21,37% dan yang paling kecil adalah Pendapatan Asli
Daerah yang hanya diestimasikan sebesar 15,81% dari total pendapatan. Uraian
lebih lanjut mengenai Estimasi Pendapatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Wonosobo Tahun 2017
diestimasikan sebesar Rp291.469.507.166,00 atau 15,81% dari total
estimasi pendapatan, jika dibandingkan dengan Estimasi PAD Tahun 2016
sebesar Rp177.947.569.560,00 maka bisa dikatakan lebih besar
Rp113.521.937.606,00 atau 17,42%. Estimasi PAD TA 2017 lebih lanjut
dapat digambarkan pada tabel II.8 sebagai berikut:
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 22
Tabel II.8 Estimasi Pendapatan Asli Daerah TA 2017 dan 2016
No. Uraian
Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)
Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
%
1 Pendapatan Pajak Daerah
32.421.500.000,00 11,12 27.612.500.000,00 15,52 4.809.000.000,00 17,42
2 Hasil Retribusi Daerah 9.901.714.220,00 3,40 9.918.981.500,00 5,57 (17.267.280,00) (0,17)
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
25.451.690.000,00 8,73 11.876.999.390,00 6,67 13.574.690.610,00 114,29
4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
223.694.602.946,00 76,75 128.539.088.670,00 72,23 95.155.514.276,00 74,03
291.469.507.166,00
100
177.947.569.560,00
100
113.521.937.606,00 63,80
a) Pendapatan Pajak Daerah Tahun 2017 diestimasikan sebesar
Rp32.421.500.000,00 atau 11,12% dari total estimasi PAD atau lebih
besar 17,42% dari estimasi TA 2016 yaitu sebesar
Rp27.612.500.000,00.
b) Hasil Retribusi Daerah Tahun 2017 diestimasikan sebesar
Rp9.901.714.220,00 atau 3,40% dari total estimasi PAD, atau lebih
kecil 0,17% dari estimasi TA 2016 sebesar Rp9.918.981.500,00.
c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Tahun 2017
diestimasikan sebesar Rp25.451.690.000,00 atau 8,73% dari total
estimasi PAD. Jika dibandingkan dengan Estimasi Tahun Anggaran
2016 yairu sebesar Rp11.876.999.390,00 Estimasi Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Tahun 2017 lebih besar 114,29%.
d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Tahun 2017
diestimasikan sebesar Rp223.694.602.946,00 atau 76,75% dari total
estimasi PAD. Dibandingkan estimasi TA 2016 sebesar
Rp128.539.088.670,00 maka bisa dikatakan Lain-lain PAD yang Sah
TA 2017 lebih besar 74,03%.
2) Dana Perimbangan
Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2017 diestimasikan sebesar
Rp1.157.965.665.000,00 atau 62,82% dari total estimasi Pendapatan. Tabel
II.9 berikut menunjukkan Estimasi Dana Perimbangan TA 2017 dan 2016:
Tabel II.9 Estimasi Dana Perimbangan TA 2017 dan 2016
No. Uraian
Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)
Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
%
1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
39.411.171.000,00
3,40
38.219.809.000,00 3,12 1.191.362.000,00 3,12
2 Dana Alokasi Umum
826.626.357.000,00 71,39
841.407.175.000,00 68,79 (14.780.818.000,00) (1,76)
3 Dana Alokasi Khusus
291.928.137.000,00 25,21
343.438.469.000,00 28,08 (51.510.332.000,00) (15,00)
1.157.965.665.000,00 62,82
1.223.065.453.000,00
70,95
(65.099.788.000,00)
(5,32)
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 23
a) Tabel II.9 diatas menunjukkan bahwa Estimasi Bagi Hasil Pajak/Bagi
Hasil Bukan Pajak TA 2017 adalah sebesar Rp39.411.171.000,00 atau
3,40% dari Total Estimasi Dana Perimbangan. Jika dibandingkan
dengan estimasi TA 2016 sebesar Rp38.219.809.000,00 maka
Estimasi Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak TA 2017 lebih besar 3,12%.
b) Tabel II.9 diatas menunjukkan bahwa Dana Alokasi Umum (DAU)
Tahun 2017 diestimasikan sebesar Rp826.626.357.000,00 atau
71,39% dari total estimasi Dana Perimbangan. Jika dibandingkan
dengan estimasi TA 2016 sebesar Rp841.407.175.000,00 maka bisa
dikatakan Estimasi TA 2017 lebih kecil 1,76%.
c) Tabel II.9 diatas menunjukkan bahwa Dana Alokasi (DAK) Khusus
Tahun Anggaran 2017 diestimasikan sebesar Rp291.928.137.000,00
atau 25,21% dari total estimasi Dana Perimbangan. Pada TA 2016
DAK diestimasikan sebesar Rp343.438.469.000,00, hal tersebut
berarti DAK TA 2017 diestimasikan lebih kecil 15% dari DAK Tahun
sebelumnya.
3) Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Estimasi lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Tahun 2017 diestimasikan
sebesar Rp393.873.037.419,00 atau 21,37% dari total estimasi
pendapatan, Tabel II.10 berikut ini menunjukkan rincian estimasi Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah Tahu 2017 dan 2016.
Tabel II.10 Estimasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah TA 2017 dan 2016
No. Uraian
Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)
Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
%
1. Pendapatan Hibah 6.584.000.000,00 1,67 6.000.000.000,00 1,86 584.000.000,00 9,73
2. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
94.629.504.419,00 24,03 100.681.550.000,00 31,18 (6.052.045.581,00) (6,01)
3. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
55.432.190.000,00 14,07 66.209.389.000,00 20,50 (10.777.199.000,00) (16,28)
4. Dana Desa 191.496.626.000,00 48,62 150.053.469.000,00 46,46 41.443.157.000,00 27,62
5. Dana Insentif Daerah
45.730.717.000,00 11,61 0,00 45.730.717.000,00 100
393.873.037.419,00 21,37 322.944.408.000,00 18,73 70.928.629.419,00 21,96
a) Pendapatan Hibah
Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.10 diatas menunjukkan Estimasi
Pendapatan Hibah TA 2017 adalah sebesar Rp6.584.000.000,00 atau
1,67% dari total estimasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah,
sedangkan pada TA 2016 diestimasikan sebesar Rp6.000.000.000,00.
b) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.10 diatas menunjukkan Estimasi
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
TA 2017 adalah sebesar Rp94.629.504.419,00 atau 24,03% dari total
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 24
estimasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, sedangkan pada TA
2016 diestimasikan sebesar Rp100.681.550.000,00.
c) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.10 diatas menunjukkan Estimasi
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya TA
2017 adalah sebesar Rp55.432.190.000,00 atau 14,07% dari total
estimasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, sedangkan pada TA
2016 diestimasikan sebesar Rp66.209.389.000,00.
d) Dana Desa
Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.10 diatas menunjukkan Estimasi
Dana Desa TA 2017 adalah sebesar Rp191.496.626.000,00 atau
48,62% dari total estimasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah,
sedangkan pada TA 2016 diestimasikan sebesar
Rp150.053.469.000,00.
e) Dana Insentif Daerah
Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.10 diatas menunjukkan Estimasi
Dana Desa TA 2017 adalah sebesar Rp45.730.717.000,00 atau
11,61% dari total estimasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah,
sedangkan pada TA 2016 tidak diestimasikan.
b. Indikator Pencapaian Kinerja Belanja Daerah
Belanja Kabupaten Wonosobo diproyeksikan dalam APBD Setelah Perubahan
Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp2.000.613.704.761,00 atau lebih besar 2,81%
bila dibandingkan dengan APBD TA 2016 sebesar Rp1.945.936.335.686,00.
Proyeksi belanja TA 2017 dapat dilihat lebih rinci pada Tabel II.11 sebagai
berikut:
Tabel II.11 Proyeksi Belanja TA 2017 dan 2016
No. Uraian
Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)
Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
%
1. Belanja Tidak Langsung
1.099.113.733.973,00 54,94 1.182.219.037.421,00 60,75 (83.105.303.448,00) (7,03)
2. Belanja Langsung 901.499.970.788,00 45,06 763.717.298.265,00 39,25 137.782.672.523,00 18,04
2.000.613.704.761,00 100 1.945.936.335.686,00 100 54.677.369.075,00 2,81
1) Belanja Tidak Langsung
Tabel II.11 diatas menunjukkan bahwa Belanja Langsung Pemerintah
Kabupaten Wonosobo TA 2017 diproyeksikan sebesar
Rp1.099.113.733.973,00 atau 54,94 % dari total penganggaran belanja TA
2017, jika dibandingkan dengan proyeksi TA 2016 sebesar
Rp1.182.219.037.421,00 maka bisa dikatakan lebih kecil sebesar 7,03%.
Proyeksi Belanja Tidak Langsung TA 2017 dan 2016 dapat dilihat lebih
rinci pada Tabel II.12 sebagai berikut:
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 25
Tabel II.12 Proyeksi Belanja Tidak Langsung TA 2017 dan 2016
No. Uraian
Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)
Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
%
1 Belanja Pegawai 787.029.157.973,00 71,61 919.902.362.071,00 77,81 (132.873.204.098,00) (14,44)
2 Belanja Hibah 14.609.600.000,00 1,33 10.433.600.000,00 0,88 4.176.000.000,00 40,02
3 Belanja Bantuan Sosial
5.000.000.000,00 0,45 85.500.000,00 0,01 4.914.500.000,00 5.747,95
4 Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
4.235.150.000,00 0,39 4.096.273.050,00 0,35 138.876.950,00 3,39
5 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa, Partai Politik
283.239.826.000,00 25,77 239.701.302.300,00 20,28 43.538.523.700,00 18,16
6 Belanja Tidak Terduga
5.000.000.000,00 0,45 8.000.000.000,00 0,68 (3.000.000.000,00) (37,50)
1.099.113.733.973,00 54,94 1.182.219.037.421,00 60,75 (83.105.303.448,00) (7,03)
a) Belanja Pegawai
Berdasarkan Tabel II.12 diatas Belanja Pegawai pada Belanja Tidak
Langsung TA 2017 diproyeksikan sebesar Rp787.029.157.973,00 atau
71,61% dari total penganggaran Belanja Tidak Langsung. Jika
dibandingkan dengan TA 2016 sebesar Rp919.902.362.071,00 bisa
dikatakan Belanja Pegawai Belanja Tidak Langsung TA 2017
cenderung mengalami penurunan sebesar 14,44%. Penurunan ini
diakibatkan oleh Penyerahan Urusan Pendidikan Menengah ke
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sehingga Proyeksi Belanja Pegawai
khususnya di SMA/SMK menjadi turun.
b) Belanja Hibah
Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.12 menunjukkan bahwa Belanja
Hibah TA 2017 diproyeksikan sebesar Rp14.609.600.000,00 atau
1,33 % dari total penganggaran belanja hibah, jika dibandingkan
dengan TA 2016 Rp10.433.600.000,00 atau bisa dikatakan lebih besar
20,04%.
c) Belanja Bantuan Sosial
Tabel II.12 menunjukkan Belanja Hibah TA 2017 diproyeksikan
sebesar Rp5.000.000.000,00 atau hanya 0,45 % dari total
penganggaran Belanja Tidak Langsung namun demikian jika
dibandingkan dengan proyeksi TA 2016 sebesar Rp85.500.000,00 bisa
dikatakan lebih besar secara signifikan sebesar 5.747,95%.
d) Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Desa
Berdasarkan Tabel II.12 diatas Belanja Bagi Hasil kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa TA 2017
diproyeksikan sebesar Rp4.235.150.000,00 jika dibandingkan dengan
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 26
TA 2016 sebesar Rp4.096.273.050,00 maka bisa dikatakan cenderung
lebih besar 3,39%.
e) Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota,
Pemerintahan Desa, Partai Politik
Tabel II.12 menunjukkan Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa, Partai Politik TA 2017
diproyeksikan sebesar Rp283.239.826.000,00 atau 25,77% dari total
penganggaran Belanja Tidak Langsung jika dibandingkan dengan
proyeksi TA 2016 sebesar Rp239.701.302.300,00 maka proyeksi TA
2017 bisa dikatakan lebih besar 18,16%.
f) Belanja Tidak Terduga
Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.12 menunjukkan bahwa Belanja
Tidak Terduga TA 2017 diproyeksikan sebesar Rp5.000.000.000,00
atau 0,45% dari total penganggaran Belanja Tidak Langsung. Proyeksi
Belanja Tidak Terduga TA 2017 jika dibandingkan dengan proyeksi
TA 2016 sebesar Rp8.000.000.000,00 atau bisa dikatakan lebih kecil
37,5%.
2) Belanja Langsung
Tabel II.11 diatas menunjukkan Belanja Langsung TA 2017 diproyeksikan
sebesar Rp901.499.970.788,00 atau 45,06% dari total penganggaran
belanja. Proyeksi Belanja Langsung TA 2017 jika dibandingkan dengan
TA 2016 sebesar Rp763.717.298.265,00 maka bisa dikatakan lebih besar
18,04%, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.13 sebagai
berikut:
Tabel II.13 Proyeksi Belanja Langsung TA 2017 dan 2016
No. Uraian
Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)
Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
%
1 Belanja Pegawai 43.471.422.005,00 4,82 24.320.974.643,00 3,18 19.150.447.362,00 78,74
2 Belanja Barang dan Jasa
401.993.926.062,00 44,59 363.491.263.527,00 47,60 38.502.662.535,00 10,59
3 Belanja Modal 456.034.622.721,00 50,59 375.905.060.095,00 49,22 80.129.562.626,00 21,32
901.499.970.788,00 45,06 763.717.298.265,00 39,25 137.782.672.523,00 18,04
a) Belanja Pegawai
Tabel II.13 diatas menunjukkan bahwa Proyeksi Belanja Pegawai
untuk Belanja Langsung TA 2017 adalah sebesar
Rp43.471.422.005,00 atau 4,82% dari total penganggaran belanja
langsung, jika dibandingkan dengan proyeksi TA 2016 sebesar
Rp24.320.974.643,00 maka TA 2017 lebih besar 78,74%.
b) Belanja Barang dan Jasa
Belanja Barang dan Jasa TA 2017 menurut Tabel II.13 diatas
diproyeksikan sebesar Rp401.993.926.062,00 atau 44,59% dari total
penganggaran Belanja Langsung. Jika dibandingkan dengan proyeksi
TA 2016 sebesar Rp363.491.263.527,00 maka proyeksi Belanja
Barang dan Jasa TA 2017 lebih besar 10,59%.
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 27
c) Belanja Modal
Berdasarkan Tabel II.13 diatas Proyeksi Belanja Modal TA 2017
adalah sebesar Rp456.034.622.721,00 atau 50,59% dari total
penganggaran Belanja Langsung, Jika dibandingkan dengan Proyeksi
TA 2016 sebesar Rp375.905.060.095,00 maka Proyeksi Belanja
Modal TA 2017 adalah lebih besar sebesar 21,32%.
c. Rencana Pembiayaan Daerah
Estimasi Pembiayaan daerah TA 2017 menghasilkan Pembiayaan Netto sebesar
Rp157.305.495.176,00 sedangkan estimasi Pembiayaan Netto TA 2016 adalah
sebesar Rp221.978.905.126,00 jika dilihat lebih lanjut maka Estimasi
Pembiayaan Netto TA 2017 lebih kecil 29,13%, penjelasan lebih lanjut terkait
estimasi Pembiayaan Daerah TA 2017 dan 2016 dapat dilihat pada Tabel II.14
sebagai berikut:
Tabel II.14 Estimasi Pembiayaan Daerah TA 2017 dan 2016
No. Uraian
Tahun Anggaran 2017
Tahun Anggaran 2016
Bertambah/(berkurang)
Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
Anggaran Setelah Perubahan (Rp)
%
1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 178.535.995.176,00 238.009.495.126,00 (59.473.499.950,00) (24,99)
2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 21.230.500.000,00 16.030.590.000,00 5.199.910.000,00 32,44
Pembiayaan Netto 157.305.495.176,00 221.978.905.126,00 (64.673.409.950,00) (29,13)
Pembiayaan Netto TA 2017 diestimasikan sebesar Rp157.305.495.175,00 yang
bersal dari Penerimaan Pembiayaan Daerah sebesar Rp178.535.995.176,00 dan
Pengeluaran Pembiayaan Daerah sebesar Rp21.230.500.000,00 yang akan
dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1) Penerimaan Pembiayaan Daerah
Tabel II.14 diatas menunjukkan Estimasi Penerimaan Pembiayaan Daerah
TA 2017 adalah sebesar Rp178.535.995.176,00 jika dibandingkan TA
2016 sebesar Rp238.009.495.126,00 maka bisa dikatakan lebih kecil
24,99%. Baik Estimasi Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran
2017 maupun 2016 semuanya berasal dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Sebelumnya.
2) Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Berdasarkan Tabel II.14 diatas Estimasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah
TA 2017 adalah sebesar Rp21.230.500.000,00 jika dibandingkan dengan
Pengeluaran Pembiayaan Daerah TA 2016 sebesar Rp16.030.590.000,00
maka bisa dikatakan estimasi TA 2017 lebih besar 32,44%. Pengeluaran
Pembiayaan Daerah TA 2017 dan 2016 berupa Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah Daerah.
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 28
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
.
1. Ikhtisar realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
a. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2017
Realisasi Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Tahun Anggaran (TA) 2016
secara ringkas disajikan pada Tabel III.1 sebagai berikut ini.
ANGGARAN SETELAH
PERUBAHAN (Rp)REALISASI (Rp)
A PENDAPATAN DAN BELANJA
1 Pendapatan 1.843.308.209.585,00 1.829.290.334.360,00 14.017.875.225,00
2 Belanja dan Transfer 2.000.613.704.761,00 1.715.290.159.198,00 285.323.545.563,00
Surplus/(defisit) (157.305.495.176,00) 114.000.175.162,00 (271.305.670.338,00)
B PEMBIAYAAN
1 Penerimaan Pembiay aan 178.535.995.176,00 178.694.891.234,00 (158.896.058,00)
2 Pengeluaran Pembiay aan 21.230.500.000,00 21.230.500.000,00 -
Pembiay aan Netto 157.305.495.176,00 157.464.391.234,00 (158.896.058,00)
Sisa Lebih Pembiay aan Anggaran - 271.464.566.396,00
Tabel III.1 Ikhtisar Anggaran dan Realisasi Tahun Anggaran 2017
TAHUN ANGGARAN 2017 SURPLUS
PENERIMAAN / SISA
PENGELUARAN (Rp)
NO KETERANGAN
Tabel III.1 menunjukkan Ikhtisar Anggaran dan Realisasi Tahun Anggaran
2017 dengan kesimpulan sebagai berikut:
1) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa Pendapatan Kabupaten Wonosobo
TA 2017 ditargetkan dalam APBD sebesar Rp1.843.308.209.585,00,
sedangkan realisasinya hanya sebesar 99,24% yaitu sebesar
Rp1.829.290.334.360,00.Anggaran dan Realisasi pendapatan dalam kurun
waktu 10 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar III.1 dibawah ini,
,,00
20,000,00
40,000,00
60,000,00
80,000,00
100,000,00
120,000,00
140,000,00
160,000,00
180,000,00
200,000,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Dalam Puluhan Juta Rupiah
Anggaran Realisasi
Gambar III.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan TA 2008 s/d 2017
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 29
2) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa Belanja dan Transfer Kabupaten
Wonosobo TA 2017 diproyeksikan dalam APBD sebesar
Rp2.000.613.704.761,00, sedangkan realisasinya hanya sebesar 85,74%
yaitu sebesar Rp1.715.290.159.198,00. Anggaran dan realisasi belanja
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar III.2
dibawah ini,
,,00
50,000,00
100,000,00
150,000,00
200,000,00
250,000,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Dalam Puluhan Juta Rupiah
Anggaran Realisasi
Gambar III.2 Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2008 s/d 2017
3) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa meskipun dalam APBD TA 2017
telah ditetapkan defisit sebesar (Rp157.305.495.176,00) namun yang
terealisasi adalah surplus sebesar Rp114.000.175.162,00.
4) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa Penerimaan Pembiayaan Kabupaten
Wonosobo TA 2017 ditetapkan dalam APBD sebesar
Rp178.535.995.176,00, sedangkan realisasinya melebihi ketetapan sebesar
100,09% yaitu sebesar Rp178.694.891.234,00.
5) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa Pengeluaran Pembiayaan
Kabupaten Wonosobo TA 2017 ditetapkan dalam APBD sebesar
Rp21.230.500.000,00, sedangkan realisasinya sesuai dengan ketetapan
yaitu sebesar Rp21.230.500.000,00.
6) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa Pembiayaan Netto Kabupaten
Wonosobo TA 2017 ditetapkan dalam APBD sebesar
Rp157.305.495.176,00, sedangkan realisasinya melebihi ketetapan sebesar
100,10% yaitu sebesar Rp157.464.391.234,00. Anggaran dan realisasi
Pembiayaan Netto dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dapat dilihat pada
gambar III.3 dibawah ini,
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 30
,,00
5,000,00
10,000,00
15,000,00
20,000,00
25,000,00
30,000,00
35,000,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Dalam Puluhan Juta Rupiah
Anggaran Realisasi
Gambar III.3 Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Netto TA 2008 s/d 2017
7) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa meskipun dalam APBD TA 2017
SiLPA yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp00,00 namun terealisasi
sebesar Rp271.464.566.396,00. Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SiLPA) dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dapat dilihat pada
gambar III.4 dibawah ini,
,,00
5,000,00
10,000,00
15,000,00
20,000,00
25,000,00
30,000,00
35,000,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Dalam Puluhan Juta Rupiah
Gambar III.4 Realisasi SiLPA TA 2008 s/d 2017
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 31
b. Realisasi TA 2017 dibandingkan dengan realisasi TA 2016
ANGGARAN SETELAH
PERUBAHAN (Rp)REALISASI (Rp)
A PENDAPATAN DAN BELANJA
1 Pendapatan 1.843.308.209.585,00 1.829.290.334.360,00 1.575.601.833.680,00
2 Belanja dan Transfer 2.000.613.704.761,00 1.715.290.159.198,00 1.619.140.120.460,00
Surplus/(defisit) (157.305.495.176,00) 114.000.175.162,00 (43.538.286.780,00)
B PEMBIAYAAN
1 Penerimaan Pembiay aan 178.535.995.176,00 178.694.891.234,00 238.104.871.956,00
2 Pengeluaran Pembiay aan 21.230.500.000,00 21.230.500.000,00 16.030.590.000,00
Pembiay aan Netto 157.305.495.176,00 157.464.391.234,00 222.074.281.956,00
Sisa Lebih Pembiay aan Anggaran - 271.464.566.396,00 178.535.995.176,00
Tabel III.2 Komparasi Realisasi Tahun Anggaran 2017 dan Realisasi Tahun Anggaran 2016
NO KETERANGAN
TAHUN ANGGARAN 2017REALISASI TA 2016
(Rp)
1) Tabel III.2 menunjukkan realisasi Pendapatan TA 2017 adalah sebesar
Rp1.829.290.334.360,00 jika dibandingkan dengan realisasi TA 2016
sebesar Rp1.575.601.833.680,00 dapat dikatakan mengalami kenaikan
13,87 persen.
2) Tabel III.2 menunjukkan realisasi Belanja dan Transfer TA 2017 adalah
sebesar Rp1.715.290.159.198,00 jika dibandingkan dengan realisasi TA
2016 sebesar Rp1.619.140.120.460,00 dapat dikatakan mengalami
kenaikan 05,61 persen.
3) Tabel III.2 menunjukkan realisasi Surplus TA 2017 adalah sebesar
Rp114.000.175.162,00 jika dibandingkan dengan realisasi TA 2016 yang