1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bayangkan saja jika anda mengendarai mobil, selain kecepatan juga
dibutuhkan kenyamanan. Aa yang menyebabkan kenyamanan?
Kenyamanan terjadi antara lain karena adanya system yang dapat
meredam kejutan saat mobil berjalan. System tersebut disebut system
suspense. System suspense adalah system peredam getaran yang ditimbulkan
oleh jalan yang tidak rata dan menambah daya cengkram antara ban dan jalan.
Pada era globalisasi ini masyarakat tertuntut kerja dengan cepat dan
tepat waktu. Maka dari itu kendaraan bagi masyarakat merupakan alat
pendukung yang mutlak diperlukan. Hal ini terbukti banyaknya kendaraan di
dunia. Namun demikian tidak dipungkiri banyak pengguna kendraan bahkan
sama sekali tidak mengetahui komponen kendaraan dan memeperbaiki
kendaraan.
Salah satu system yang sangat mendukung yaitu “Sistem Suspensi”
karena dalam system suspense bila terjadi kerusakan akan menjadikan
kendaraan tidak nyaman dipakai lagi. Maka dari itu saya sebagai penulis akan
membahas system suspense dengan judul “Perawatan dan Perbaikan Sistem
Suspensi”.
B. Identifikasi Masalah
1. Tidak dalam selslu dalam kondisi standar merupakan suatu hal yang
mungkin terjadi pada setiap kendaraan termasuk dalam system suspense.
2. Apabila terjadi goncangan-goncangan pada setiap kendaraan dan akan
mengakibatkan bunyi yang tidak menyenangkan.
3. Apabila gangguan-gangguan tersebut tidak memperbaiki maka akan
mengalami kerusakan yang sangat serius.
4. Yaitu kerusakan akan terjadi pada bagian-bagian system kemudi, bagian-
bagian pada roda dan sebagainya.
2
5. Jadi kerusakan atau gangguan-gangguan tersebut harus segera ditangani
sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah.
C. Batasan Masalah
Mengingat waktu yang diberikan sekolah tidak memungkinkan
penulis untuk membahas seluruh system dalam mobil maka kami sebagai
penulisnya akan membahas tentang Pengecekan dan perawatan pada system
suspense.
a. Fungsi Suspensi
b. Komponen Suspensi dan kelayakan
c. Bongkar Pasang Suspense
d. Diagnose Kerusakan
D. Rumusan Masalah
Mengetahui masalah-masalah pada system suspense yang dapat terjadi
yang menjadi hal utama adalah melakukan pengecekan serta perbaikan untuk
menjaga system suspense dalam keaadan baik.
1) Bagaimana cara melakukan pembongkaran pada system suspense
2) Bagaimana cara merawat system suspense
3) Bagian-bagian suspense
4) Pemeriksaan suspense
5) Pengertian suspense
E. Tujuan
Dalam sekolah kejuruan dikenal denga istilah PSG (Pendidikan
Sistem Ganda) yang pelaksanaannya di suatu perusahaan atau instansi. Hal ini
memang diharuskan karena sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Praktek
Kejuruan (UPK).
3
Tujuan diadakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) oleh sekolah
kejuruan antara lain :
1. Melaksanakan kewajiban yang diberikan oleh sekolah.
2. Untuk mendorong siswa berwiraswasta.
3. Melatih siswa agar mandiri dan disiplin dalam praktik kerja.
4. Menambah pengalaman dalam praktek kerja / di tempat PSG.
5. Menambah kemampuan dan pelajaran yang tidak di dapat disekolah.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Perawatan dan Perbaikan Sistem Suspensi
Perawatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan denga sengaja
(terencana maupun tidak terencana) bertujuan untuk menjadikan komponen
atau peralatan dalam kondisi siap pakai.
Perbaikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan sengaja
(terencana maupun tidak terencana) bertujuan untuk menjadikan kompnen
atau peralatan yang semula rusak menjadi tidak rusak atau untuk menambah
nilai fungsi.
System adalah suatu rangkaian kinerja beberapa komponen yang
berfungsi bersama-sama, saling keterkaitan satu denga yang lain dan tidak
bias dipisah-pisahkan mempunyai tujuan satu.
Suspense adalah suatu komponen bagian kendaraan yang
menghubungkan kendaraan dengan roda yang berfungsi untuk meredam
getaran dengan baik saat kendaraan berjalan di jalan yang rata maupun tidak
rata (bergelombang).
Pegas daun adalah suatu pegas yng berbentuk elips seperti daun yang
berfugnsi untuk meredam getaran pada saat kendaraan dijalan yang rata
maupun bergelombang.
B. Prinsip Kerja
Apabila roda menerima kejutan atau getaran dari permukaan jalan,
maka kejutan atau getaran tesebut akan diteruskan dirumah poros belakang
atau depan maka mengakibatkan pemjangan atau pemendekean sehingga
kejutan atau getaran yang diterima oleh kendaraan dan pengemudi berkurang.
5
C. Cara Kerja
1. Kerja tunggal
Gambar 1. Kerja tunggal
Pada pegas ini saat piston menekan (kompresi) maka tidak terjadi
efek redam, sedangkan pada sat ekspansi terjadi egek.
2. Kerja ganda
Gambar 2. Kerja ganda
Pada jenis ini mekanisme redaman terjadi pada saat kompresi
maupun ekspensi tntunya mengutungkan karena secara otomatis maupun
meredam kejutan lebih baik dari kerja tunggal.
D. Klasifikasi
Pada umumnya suspense terbagi menjadi dua, yaitu suspense aksel
rigid dan suspense independen.
a. Suspense aksel rigid terbagi menjadi empat, yaitu :
1. Aksel canggah
Gambar 3. Aksel canggah
6
Ujung akseal terbentuk seperti canggah atau garpu yang dihubngkan
sumbu kingpin dengan spidel.
2. Aksel kepalan tinju
Gambar 4. Aksel kepalan tinju
Ujung akseal terbentuk seperti kepalan tinju yang dihubungkan sumbu
king dengan spidel.
3. Aksel pipa
a) Berpegas koil
Gambar 5. Aksel pipa berpegas koil
Lengan-lengan berfungsi untuk mengatur gerakan roda (pegas koil
tidak dapat menerima beban horizontal) arah memanjang dan
melintang.
b) Berpegas daun
Gambar 6. Aksel pipa berpegas daun
7
Tidak dibutuhkan lengan-lengan karena pegas daun dapat
meneruskan bebanatau daya arah memanjang dan melintang.
4. Aksel de-dlon
Gambar 7. Aksel de-dlon
Kedua roda dipegang batang atau aksel khusus, diferential di ikat pada
body. Perlu empat penghubung (joint) pada aksel roda tidak ada
perubahan geometri pada saat pemegasan, masa tak berpegas ringa.
b. Suspense independen
1. Suspense mac person
a. Dengan lengan melintang dan batang penahan.
Gambar 8. Suspense mac person dengan lengan melintang
dan batang penahan
Lengan melintang :
Mengantar gerakan roda (arah melintang sat pemegasan)
Batang penahan :
Menahan gaya memanjang (rem, penggerak, dsb)
b. Dengan lengan melintang dan memanjang.
8
Gambar 9. Suspense mac person dengan lengan
melintang dan memanjang.
Lengan memanjang :
Mengantarkan gerakan roda atau mengawasi gaya melintang dan
memanjang
Penggunaan : aksel belakang tanpa penggerak roda dan sebagai
lengan penahan pada suspense mac person.
2. Suspense wish bone (lengan melintang dobel)
a. Dengan pegas koil
Gambar 10. Suspense wish bone dengan pegas koil
Penggunaan : aksel depan tanpa penggerak roda.
b. Dengan batang torsi
Gambar 11. Suspense wish bone dengan batang koil
9
Pada suspense wish bone, lengan atau dibuat lebih pendek dari
pada lengan bawah supaya pada saat pemegasan jarak roda tidak
berubah dan tumpuan roda saat pemegsan baik.
3. Suspense independen dengan aksel lengan torsi
Gambar 12. Suspense independen dengan
aksel lengan torsi
Pada saat salah satu roda berpegas atau pada saat belok maka lengan
torsi menerima beban puntif sehngga berfungsi seperti stabilisator.
Penggunaan : aksel belakang tanpa penggerak roda.
4. Suspensi independen dengan lengan memanjang
Gambar 13. Suspense independen dengan
lengan memanjang
Lengan memanjang mengantarkan gerakan roda dan menahan gaya
arah memanjang atau melintang.
Pengguanaan : aksel belakang tanpa penggerak roda.
Macam-macam pegas yaitu terdiri pad :
10
1) Pegs daun
Gambar 14. Pegas daun
Syarat pegas daun :
Syarat pegas daun yang baik ialah daun pegas itu tidak dilas dan
tidak mudah patah.
Fungsi pegas daun :
Fungsi pegas daun ialah mengurangi dan menghilangkan getaran
pada kendaraan yang ditimbulkan oleh jalan yang tidak rata atau
bergelombang.
Sifat-sifat pegas daun :
a. Konstruksi sederhana
b. Dapat meredam gertaran sendiri
c. Berfungsi sebagai lengan penyangga.
Penggunaan : aksel depan belakang, tanpa atau dengan
penggerak roda.
2) Pegas koil
Gambar 15. Pegas koil
11
Sifat-sifat pegas koil :
a. Langkah pemegasan panjang
b. Tidak dapat meredam getaran sendiri
c. Tidak dapat menerima gaya horizontal (perlu lengan- lengan)
d. Energy beban yang diabsorsi lebih besar dari pada pegas daun
e. Dapat dibuat pegas lembut.
Pengguanaan : pada suspense independen dan aksel rigid.
3) Pegas batang torsi
Gambar 16. Pegas batang torsi
Sifat-sifat pegas batang torsi :
a. Memerlukan sedikit tempat
b. Energy yang diabsorsi lebih besar dari pada pegas lain.
c. Tidak mempunyai sifat meredam getaran sendiri
d. Dapat menyetel tinggi bebas mobil
e. Langkah pemegasan panjang dan mahal.
Penggunaan : pada suspense independen.
4) Pegas hidropneumatis
Gambar 17. Pegas hidropeneumatis
12
Sifat-sifat pegas hidropeneumatis :
a. Elastisitas tinggi
b. Saat pemegasan tidak timbul gelombng udara pada oli.
c. Dapatuntuk mengatur tinggi bebas kendaraan.
Penggunaan : pada kendaraan penumpang atau sedan.
13
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Bengkel
Pada tahun 1997 didirikan sebuah bengkel yang cukup sederhana yang
di Pimpin oleh Bapak Barsito. Bengkel ini diberi nama “ITONG SERVICE”
berdiri di Jl. Salya No. 12 Kelurahan Gumilir. Bengkel Itong Service
mempunyai 3 tenaga mekanik.1 pemimpin.
Bemgkel Itong Service ini melayani :
1. Service mobil berbagai merek.
B. Struktur Organisasi
C. Tata Tertib
1. Dilarang bercanda pada waktu praktek.
2. Sopan terhadap para penggan atau orang yang mau menservis mobilnya.
3. Kerja yang tertur.
4. Kunci harus dikembalikan pada tempatnya kalau sudah tidak diperlukan.
5. Jangan membuat onar.
6. Menggunakan pakaian seragam yang ditentukan sekolah
7. Membersihakn dan mengatur kembali peralatan dengan rapi seperti
semula bila akan meninggalkan tempat.
PIMPINAN DARSITO
MEKANIK 1MISTO
MEKANIK 2SAPEANG
MEKANIK 3 WAWI
14
D. Jam Kerja
HARI JAM MASUK JAM PULANG
Shift 1 Shift 2 Shift 1 Shift 2
Senin 08.00 - 16.00 -
Selasa 08.00 - 16.00 -
Rabu 08.00 - 16.00 -
Kamis 08.00 - 16.00 -
Jum’at 08.00 - 16.00 -
Sabtu 08.00 - 16.00 -
Minggu Libur
E. Denah Lokasi
Jl. Salya
Jl. Subroto
Sa
U
Lokasi
15
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Fungsi
System suspense terpasang antara badan kendaraan dengan roda-roda.
Sisi ini berfungsi untuk :
- Menyerap getaran, goncangan, maupun kejutan pada kendaraan akibat
permukaan jalan yang rusak (berluban-lubang, miring, maupun
bergelombang).
- Menopang badan kendaraan di atas sumbu roda.
- Menjaga keseimbangan geometris badan kendaraan terhadap roda-roda.
B. Komponen-komponen Sistem Suspensi Independen
1. Komponen utama suspense independen
a. Pegas koil (coil spring)
Pegas koil berfungsi untuk menyerap kejutan yang disebabkan
oleh permukaan jalan yang tidak rata.
Kebalayakan :
- Pegas koil tidak retak atau aus
- Tinggi bebs pegas batas limitnya 273mm.
b. Shock absorter (peredam kejut)
Komponen ini berfungsi untuk mengurangi osilasi yang
berlebihan pada pegas bila kendaraan berjalan dijalan tidak rata.
Kelayakan :
- Tidak terjadi kebocoran minyak dan gas.
c. Stabilizer bar
Fungsi untuk mengurangi terjadinya kemiringan kendaraan
akibat gaya sentritugal pada saat membelok.
Kelayakan :
- Pastikan komponen ini tidak terdapat retak dan aus.
16
d. Strut bar
Fungsinya untuk menahan lower arm agar tidak maju atau
mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan maupun
dorongan akibat terjadinya pengereman.
Kelayakan :
- Pastikan tidak ada bagian yang retak pada strut bar.
e. Upper arm dan lower arm
Keduanya berfungsi untuk menyangga pegas koil dan tempat
untuk pemasangan steering knuckle.
Kelayaakan :
- Lower arm dan upper arm disemprot dengan menggunakan
penetrant warna untuk meyakinkan bahwa komponen ini tidak
mengalami retak.
f. Ball joint
Bagian ini berfungsi sebagai sumbu roda-roda saat kendaraan
membelok.
Kelayakan :
- Limit gerak bebas ball joint 0mm terhadap lower arm.
2. Komponen utama suspense rigid
a. Pegas daun
Fungsinya untuk menyerap kejutan yang ditimbulkan
permukaan jalan.
Kelayakan :
- Pastikan lembaran pegas tidak retak atau pada ujung-ujungnya
terjadi keausan yang berlebihan.
b. Pegas koil
Pegas koil berfungsi untuk menyerap kejutan yang disebabkan
oleh permukan jalna yang tidak rata.
Kelayakan :
- Pegas koil tidak retak atau aus
- Tinggi bebaspegas batas limitnya 273 mm.
17
c. Shock absorber
Berfungsi untuk mengurangi osilasi yang berlebihan pada
pegas bila kendaraan berjalan dijalan tidak rata.
Kelayakan :
- Pada bagian ini pastikan tidak pecah ataupun berubah bentuk.
d. Bumber froret
Fungsinya untuk membatasi ayunan pegas yang berlebihan dan
tidak terjadi tumbukan antara poros roda denga rangka kendaraan.
Kelayakan :
- Pada bagain ini pastikan tidak pecah atau pun berubah bentuk
e. Letoral rod
Berfungsi untuk menahan axle pada posisinya terhadap beban
samping.
C. Bongkar Pasang Suspensi Pegas Daun
1. Langkah pembongkaran
a. Dongkrak mobil bagian belakang sampai roda menggantung dan beri
penyangga.
b. Lepaskan roda.
c. Lepaskan propeller pada penggerak aksel belakang.
d. Lepaskan peredam getaran dengan baut penahan.
Gambar 19. Saat melepas peredam getaran
dan baut penahan.
18
e. Lepaskan plat pembawah dan baut U.
Gambar 20. Saat melepas plat pembawah dan baut U.
f. Lepaskan plat penahan belakang.
Gambar 21. Saat melepas plat penahan
g. Tahan pegas daun dengan dongkrak dan keluarkan pin penggantung.
h. Ambil dongkrak, dan lepas baut penggantung bagian depan.
i. Lalu keluarkan pegas daun.
Gambar 22. Saat melepas baut penggantung
19
j. Apabila pegas daun suah dikeluarkan, tandai pegas daun bagian depan
agar proses pemasangan tidak bingung.
k. Buka klem pegas daun.
l. Buka baut center (baut hati pada pegas daun).
m. Bongkar dan pisahkan daun pegasnya.
2. Pemeriksaan
- Periksa spring leaf / pegas daun bila berkarat atau rusak ganti.
- Periksa bantalan Karen bila rusak, retak atau aus dig anti.
- Periksa kondisi ulir pada pin, rusak, ganti.
3. Langkah pemasangan
a. Pasang baut centre dan kencangkan sampai rapat
b. Rapatkan kembali klem pegas dengan dipukul menggunakan palu.
c. Masukan pegas daun.
d. Pasang pegs daun bagian depan dan masukan.
e. Lalu pasang pin penggantung, bantalan serta baut kencangkan.
Gambar 23. Memasang ping penggantung
f. Pasang pegas daun bagian belakang, lalu pasag pin penggantung
bantalan, plat penahan lalu kencangkan mur.
20
Gambar 24. Saat memasang pin penggantung bantalan
dan plat penahan.
g. Pasang plat pembawah dan baut U, lalu kencangkan.
Gambar 25. Saat memasang plat pembawah dan baut U
h. Pasang peredam getaran, baut bantalan dan stabilisator bila ada.
Gambar 26. Saat memasang peredam getaran
21
i. Pasag propeller pada penggerak aksel belakang.
j. Pasang roda.
k. Angkat dongkrak dan ambil penyangga lalu turunkan dongkrak.
D. Cara pembongkaran, Pemeriksaan, dan Pemasangan Peredam Kejut
Pada Suspense Depan Tipe Mac Pershon
1. Pembongkaran
a. Kendorkan mur roda depan, kemudian dongkrak kendaraan dan
lepaskan roda.
b. Lepaskan hubungan fleksibel rem dan pipa rem.
c. Lepaskan peredam kejut bersama dengan pegas koil dan hub as depan.
Yaitu dengan
- Lepaskan mur knuckle arm kemudi di bagian bawah peredam kejut
Gambar 27. Melepas mur knuckle arm
- Lepaskan tie rod end menggunakan treker trecod
Gambar 28. Melepas tierod end
22
- Membuka kap mesin dan lepaskan tiga baut pengikat atas suspense
dari atas peredam kejut.
Gambar 29. Melepas baut pengikat atas suspense.
- Melepas peredam kejut dari knuckle arm kemudi dengan menekan
lower arm suspense menggunakan gulde collar.
Gambar 30. Melepas peredam kejut dan knuckle arm
2. Pemeriksaan
- Periksa kondisi shok absorber dan karet-karet, jika rusak ganti
- Periksa kondisi as shock absorber, jika rusak ganti
- Periksa minyak shock absorber jika sudah tidak layak pakai ganti.
3. Pemasangan
a. Pasang rakitan peredam kejut dengan hub poros depan pada bodinya,
langkah-langkahnya :
Pasanglah bagian atas peredam kejut pada apron fender depan dan
kencangkan ketiga mur pemasang pengikat ats suspense.
23
Tekanlah lower arm suspense ke bawah dan hubungkan guide
collar knuckle arm kemudi ada peredam kejut.
Gambar 31. Memasang rakitan peredam kejut.
Menghubungkan pipa rem dan selang fleksibel
Gambar 32. Menghubungkan pipa arm dan selang fleksibel
Langkah-langkahnya :
a. Masukan selak fleksibel ke dalam braeket selang pada bodinya
dan kencangkan mur pia rem union dengan tangan.
b. Pasanglah klip ke dalam celah piting selang dengan kunci pas
dan SST (kunci mur union pipa rem)
c. Pastikan bahwa selang fleksibel bebas dari terpuntir aku
menekuk.
d. Lepaskan seal tape pada tutup reservoir.
e. Keluarkan udara pada / dari saluran pipa rem (bleeding).
24
f. Pasanglah roda dan turunkan kendaraan, kencangkan mur-mur
roda dengan baik.
g. Setelah pemasangan selesai lanjtkan untuk melakukan
pemeriksaan pengaturan roda depan.
E. Cara Pembongkaran, Pemeriksaan, dan Pemasangan Batang Stabilizer
1. Pembongkaran
a. Dongkrak kendaraan dan leps kedua rodanya.
b. Lepskan tutup bwah mesin.
c. Lepaskan baut-baut stabilizer dari batang stabilizer dan lengan
suspense bawah.
d. Lepaskan ganjal karet dan panahannya.
e. Lepaskan batang stabilizer.
2. Pemeriksaan
a. Dalam keadaan terlepas dan bensin pastika komponen ini tidak ada
bagian yang retak, aus atau patah.
b. Karet-karet pengikat dalam keadaan terpasang, pastikan karet-karet
pengikat pada frame tidak ada yang rusak.
3. Pemasangan
a) Memasang batang stabilizer, langkah-langkahnya :
1) Masukan batang stabilizer lewat lubang bracket batang
penunjang.
2) Masukan bracket batang penujang yang telah dilepaskan,
kedalam batang bracket dan kencangkan dengan tangan.
3) Pasang batang penunjang pada lengan bawah suspense dan
kencangkan mur sesuai momen yang diinginkan.
F. Cara Pembongkaran, Pemeriksaan dan Pemasangan Lower Arm
1. Pembongkaran
a. Dongkrak kendaraan, pasangkan stand dan lepaskan roda.
25
b. Melepas peredam kejut. Lakukan langkah- langkah berikut :
- Buka kedua mur peredam kejut
- Buka kedua penahan dan bbushing
- Turunkan peredam kejut.
Gambar 33. Melepas shock absorber
c. Melepas batang stabilizer
Buka mur dan baut pengikat bracket batang stabilizer.
Gambar 34. Melepas batang stabilizer
d. Melepas mur pengikat strut bar. Perhatikan gambar berikut.
Gambar 35. Melepas batang mur pengikat strut bar.
26
e. Melepas mur dan baut ball joint.
Gambar 36. Meleps mur pengikat cincin
f. Melepas lengan suspense bawah.
Gambar 37. Melepas lengan suspense bawah.
2. Pemeriksaan
- Dengan keadaan terlepas, lower arm disemprot dengan menggunakan
penetral warna untuk meyakinkan bahwa komponen ini tidak
mengalami keretakan.
3. Pemasangan
a. Pemasangan lengan suspense bawah
- Pasang lengan suspense bawah pada ball joint, kencangkan mur
dan bautnya dengan tangan.
Gambar 38. Memasang lengan suspense bawah
27
b. Memasang struk bar
Pasang struk bar pada lengan suspense bawah, kencangkan
mur dan bautnya dengan tangan.
Gambar 39. Mengencangkan mur struk bar pada lengan
suspense bawah.
c. Memasang batang stabilizer
Pasanglah batang stabilizer pada lengan suspense bawah,
kencangkan mur dengan tangan.
Gambar 40. Memasang batang stabilizer.
d. Memasang lengan suspense bawah pada cross member.
- Pasanglah lengan suspense bwah
- Atur tanda penyetelan
Gambar 41. Memasang lengan suspense bawah pada cross member
28
e. Mengencangkan mur pengikat ball joint dan strutbar.
Lakukanlah pengencangan mur pengikat ball joint dan strut bar
dengan kekencangan 650 kgf-cm.
Gambar 42. Mengencangkan mur pengikat ball joint
dan sturt bar.
f. Mengencangkan mur baut pengikat bracket batang stabilizer.
Laukan pengencangan mur pengikat bracket stabilizer dengan
moment kekencangan 196kgf-cm dan baut dengan 130 kgf-cm.
Gambar 43. Mengencangkan mur baut pengikat bracket
batang stabilizer.
g. Memasang peredam kejut, laukan langkah-langkah berikut.
- Pasang penahan dan bushing pada peredam kejut.
- Pasang peredam kejut, dan kencangkan mur dan bautnya.
Gambar 44. Memasang peredam kejut.
29
h. Memasang perlengkapan mobil yang ada pada roda depan. Langkah-
langkahnya :
- Memasang tutup debu
- Memasang poros hub
- Memasang caliper rem
- Memasang tromol roda
Gambar 45. Memasang perlengkapan mobil.
i. Menyetabilkan suspense dengan langkah- langkah sebagai berikut :
- Lepaskan jackstand dan ayunkan kendaraan bagian depan ats
bawah untuk menyetabilkan suspense.
- Mengencangkan mur nok penyetel.
Gambar 46. Langkah pengencangan mur nok penyetel.
30
G. Diagnose Kerusakan
GANGGUAN KEMUNGKINAN SEBAB CARA MENGATASINYA
1. Terjadi pitching / timbul benturan
Pegas / spring lemah Ganti
2. Melayang /
menarik
Komponen suspense depan / belakang ada yang kendor /
lemah
Ganti
3. Pegas sudah tidak berfungsi
Pegas patah Diganti
Tidak dapat menerima
beban yang besar / terlalu sering membawa beban
yang berat
Pegs ditambah / pegas di ganti yang baru.
4. Penggantung pegas retak atau patah
Karena jalan yang tidak rata Penggantung pegas diganti
5. Klem pegas rusak
/ patah Karena kurang perawatan
Klem pegas diganti yang
baru.
6. Bantalan karet retak
Karena membawa beban yang melebihi kapasitas
Diganti
7. Bunyi engkit-
engkit
Bushing / karet rusak atau
bumper rusak Diganti
8. Pengepiran tidak maksimal
Baut center bolt patah atau rusak
Diganti
9. Pengeperan tidak
seimbang pada bagian depan
Karet lower arm sudah rusak Diganti
31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah pelaksanaan praktek kerja industry maka penuis deapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut.
Program pelaksanaan praktek kerja industry sangat tepat bagi siswa SMK
untuk menambah pengalaman dan ketrampilan kerja dibidang teknik
kendaraan ringan khusunya.
Pelaksanaan prakerin juga dapat mengenalkan siswa pada dunia usaha /
dunia industry.
Untuk menunjang pelaksanaan ini maka siswa harus dapat meilih tempat
industry / bengkel yang dapat memberikan peluang untuk praktek serta
mau memberikan bimbingan.
Dengan diadakannya Prakerin, peserta dapat memperoleh pengalaman
kerja dilapangan dan memperoleh pengetahuan khususnya dalam bidang
praktek.
B. Saran
1. Saran untuk sekolah
- Sebaiknya panitia pelaksanaan PSG pada tahun mendatang lebih baik
lagi agar tidak ada kendala dalam pembuatan laporan dan penulisan
sertifikat.
- Sekolah hendaknya member teori dasar yang belum diajarkan sebagai
pedoman siswa pada saat melaksanakan PSG.
- Untuk tahun-tahun mendatang, semoga pelaksanaan PSG akan lebih
baik lagi dari tahun-tahun yang lalu.
32
2. Saran untuk bengkel
- Sebainya peralatan dibuatkan tempat untuk penyimpanan agar rapid
an tidak berserakan.
- Jam kerja hendaknya dipertegas agar semua karywan dan peserta PSG
dating tepat waktu.
- Sebaiknya pimpinan bengkel lebih teas kepada para peserta PSG agar
tida ada peserta yang membolos dan bermain disaat jam praktek
sedang berlangsung.
- Pimpinan bengkel sebaiknya mempunyai absen cadangan agar peserta
yang tidak pernah bekerja dan jarang hadir dapat terkontrol agar
dalam pemberian nila idapat sesuai dengan kedisiplinan peserta PSG
sendiri.