BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah yang sering kita ketahui dalam pilkada yang kita lihat di
TV, atau baca dimedia masa itu sudah jelas bahkan disetiap daerah yang
sedang melaksanakan hajatan pemilihan kepala daerah itu hampir sama,
missal ricuh karena calon kepala daerah dukungannya kalah dalam pilkada,
bahkan politik uang yang selalu ada dalam pilkada.
Silih berganti masalah yang mewarnai pilkada adalah cerminan
bahwaa politik di Indonesia seperti itu, dan sebetulnya kalau saya para
calon kepala daerah itu mau bersaing secara sehat, mau menerima apa pun
hasil suara yang diperolehnya, tentu saja pilkada bukan jadi ajang untuk
ricuh, yang membuat citra politik di Indonesia tercoreng.
B. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam mekalah ini adalah :
1. Bagaimana cara untuk memilih kepala daerah yang benar
2. Bagaimana caranya pilkada agar tidak ricuh
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui cara memilih kepala daerah yang benar
2. Untuk mengtahui bagaimana cara agar PILKADA tidak ricuh
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari empat bab, pada bab pertama akan
menyampaikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan
penulisan, serta sitematika penulisan. Bab kedua akan menguraikan isi
pilkada yang dilakukan tim sukses dalam mendukung calon wali kota. Pada
bab ketiga akan meguraikan perseteruan calon pemimpin korbankan
rakyat. Pada bab keempat akan menguraikan tentang aktualisasi pemimpin
dimasa depan, dan yang terakhir kesimpulan.
BAB II
ISU PILKADA DILAKUKAN TIM SUKSES
dalam MENDUKUNGCALON WALI KOTA
Apa saja kerja tim sukses bagi kandidat wali kota dan wakil wali
kota. Ternyata kerja mereka tidaklah enteng, karena harus menyusun
berbagai strategi untuk memenangkan kandidat.
Hal ini apa yang dijelaskan oleh M. Rafie, SE selaku tim sukse
dari pasangan Ano-Yasin, kerja tim sukses diantaranya menjaring suara
pemilih dimasyarakat, karenanya hingga sekarang optimis bisa
mendukung suara dari pemilih sekitar 70 % dengan tim pelawan, jauh
sebelum pencalonan sudah mulai bergerak ke masyarakat.
Selain itu Rafie juga mengaku pihaknya menggali isu-isu seputar
pilkada dan dilontarkan ke public, termsuk membahas isu dan menangkal
isu-isu yang bersifat Black Campaign.
Pihaknya mensinyalir, bantuan kepada RW yang diberikan oleh
salah satu kandidat dianggap menyesatkan masyarakat, karena bantuan
yang diberikan diklaim sebagai bantuan pribadi. Padahal dari dana
masyarakat.
Disisi lain ada yang mengatakan bahwa, kandidat yang
membagikan suatu kepada masyarakat sebenarnya kurang mandidik
masyarakat untuk mandiri, karena calon yang mengeluarkan biaya
banyak, maka yang terpikir pertama kali adalah bagaimana cara
mengembalikan dana saat kompanye, hal ini menyebabkan semakin
banyaknya tindak korupsi yang dilakukan oleh Bupati, Gubernur, bahkan
Anggota DPR.
Dalam tim sukses yang lain menyatakan bahwa calon wali kota,
dan wakil wali kota menitik beratkan pada pendidikan dan kesehatan,
program pembebasan biaya pendidikan bagi siswa tingkat SD, SMP dan
SMA.
Pendapatan Asli Daerah (APD) dan Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) yang tiap tahunnya terus meningkat, mestinya
diiringi dengan peningkatan kesejahteraan rakyat, oleh karena itu PAD
dan APBD dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk rakyat secara
umum, tidak hanya untuk belanja pegawai.
Pendidikan dan kesehatan bagi rakyat merupakan infestasi yang
tak ternilai. Dengan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan
berkualitas, serta rakyatnya sehat, program pembangunan diharapkan
bisa berjalan baik kesejahteraan dan kemakmuran akan terwujud.
BAB III
PERSETERUAN CALON PEMIMPIN
KORBANKAN RAKYAT
Kinflik dengan makna pertentangan, pserseturuan, penuh dengan
nuansa permusuhan adalah model konflik kontroversi yang pernah di
bangun dalam konsep sosilogi Karl Marx (1818).
Konsentrasi pengamatan Marx lebih pada solidaritas terhadap
kaum buruh yang nasibnya tertindas dibawah kekuasan para majikan
yang dholim, rakyat miskin yang hidupnya teraniaya oleh kekuasaan
kaum borjuis, serta pemerinyah yang bertindak sewenang-wenang.
Akhir-akhir ini model konflik konterversial bernuansa politik
rupanya sedang kontoversional bernuansa politik rupanya sedang
berjangkit dikalangan birokrat terutama muncul didaerah-daerah yang
sedang menghadapi PILKADASUNG, termasuk di kabupaten dan kota
Cirebon. Gejala-gejala konflik dlmulai ketika kalangan birokrat saling
menghujat. Saling menyalahkan, saling memfitnah, bahkan kalau perlu
saling menjatuhkan demi kepentingan diri dan kelompok yang akan
bertarung dalam persaingan pemilihan kepela daerah langsung. Jika
konflik seperti ini terjadi berlarut-larut, dimanfaatkan oleh politisi busuk
yang memanfaatkan aparat, polisi, jaksa dan wakil rakyat yang akan
terjadi adalah konflik birokrat yang pasti mengorbankan rakyat.
A. Implikasi Konflik Politik
Gejala saling menghunjat terasa di masyarakat, ketika para
tokoh birokrat yang berniat mendaftarkan diri sebagai calon wali kota,
memperebutkan dukungan partai politik melalui jalur konvensional.
Mereka yang gagal dan kurang legowo, terus berusaha mencari cerah
kelemahan untuk menjatuhkan calon terpilih.
Sementara itu, partai politik yang sedang berada diatas angina
kekuasaan dalam era reformasi, semakin leluasa untuk menawarkan
harga tinggi kepada individu untuk beerniat menalonkan diri melalui
kendaraan politik.
Implikasi buruk akan terjadi ketika idealisme partai
dikorbankan untuk kepentingan sesaat, menentukan pilihan kepada figure
calon pemimpin yang kurang tepat. Cara pandang politik selalu berusaha
untuk berbelok, ketika jalan lurus yang ideal tidak bisa dilalui atau
menemui jalan buntu. Dalam rangka bersiasat, seorang politikus bisa
mengorbankan idealisme, demi kepentingan pribadi. Dia bisa
mengingkari kebenaran, menyatukan norma dan nilai-nilai sosial yang
dianutnya selama ini. Dalam kehidupan politik tidak akan ditemukan
teman sejati yang pribadi, yang ada hanyalah keuntungan pribadi. Kawan
bisa jadi lawan, akibat kalah bersaing dalam konvensi organisasi dan
sebaliknya lawan bisa jadi kawan demi kedudukan meskipun dulu
berangkat dari partai politik yang saling bersebrangan.
B. Konflik Fungsional
Konflik Fungsional adalah meodel konflik yang pernah
dikembangkan oleh sosiolog lewis coser (1856), yang melihat konflik
berfungsi, intetgratif konflik tidak harus selalu bertentangan, bahkan
tidak perlu menimbulkan perseteruan dan permusuhan, jika masing-
masing pihak memiliki wawasan yang luas demi kebersamaan dan demi
kpentingan masyarakat banyak.
Konflik fungsional memberikan kesempatan kepada pihak
yang berbeda cara pandang untuk memperkaya kjazamah pemikiran,
mempersatukan berbagai kepentingan ibarat dua sisi mata uang yang
berbeda, tapi bisa bersatu dalam satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan.
Mari kita pelihara kondusivitas daerah Kabupaten Cirebon.
Siapapun yang akan tampil dan berminat menjadi calon Bupati
mendatang kita tidak perlu menghasut rakyat itu memusuhi atau
menghujat Bupati yang sedang berkuasa sekarang, karena menimbulkan
konflik yang berkepanjangan perlu menghambat perjalanan serta niat
siapapun yang berminat menajdi calon Bupati mendatang, asal
memenuhi criteria kepemimpinan, bersainglah secara sehat tidak perlu
menghujat.
BAB IV
AKTUALITAS KEPEMIMPINAN MASA DEPAN
A. Pengertian Kepeminpinan
Pengertian pemimpin dalam pengertian yang praktis dan sangat
luas berarti orang yang dipercaya menjadi imam dalam shalat, kepala
keluarga dalam kehidupan rumah tangga, tokoh masyarakat, kepala
daerah semacam Bupati, Walikota, Gubernur, atau Kepala Negara
semacam Presiden.
Berdasarkan realitas kehidupan masyarakat di lapangan,
seorang pemimpin bisa terlahir secara formal melalui jenjang karier
dalam kedinasaan atau birokrasi. Pemimpin model ini mungkin lebih
menguasai administrasi secara menejerial, memiliki kemampuan
memenej sebagai manager.
Dalam kehidupan masyarakat, pemimpin bisa juga terlahir
secara non formal berdasarkan kemampuan alami yang diakui oleh
masyarakat. Pemimpin non formal diterima oleh masyarakat tanpa harus
melalui jenjang karier dan proses pendidikan, melainkan karena imam,
kiyai atau tokoh masyarakat, mungkin merupakan wujud pemimpin non
formal yang dilahirkan oleh masyarakat. Karena kharismanya dimata
mereka dalam dunia politik era reformasi di Indonesia. Mungkin lahirnya
pemimpin non formal sangat terbuka luas. Seseorang, yang dianggap
memiliki wibawa dimata anggotanya bisa saja muncul sebagai pemimpin
non formal, tanpa harus malalui proses pendidikan atau latihanseperti
jenjang birokrasi.
B. Pemimpin dimata Islam
Kepemimpinan dalam islam adalah kepemimpinan yang
dituntun oleh norma dan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadist. Menifestasi
kepemimpinan dalam islam telah dipraktikan oleh Rasulullah dan
Khulafaur Rasyidin pada masanya, tetapi secara substansial. Contoh
kepemimpinan Nabi dan Para Sahabat bisa menjadi cermin bagi umat
Islam untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan norma nilai.
1. Pemimpin yang SHIDIQ, jujur dan benar, kejujuran pemimpin adalah
ukuran mutlak yang diajarkan Islam. Meskipn mungkin nilai
kejujuran sekarang mahal dan benar paling tidak kita dapat
mencerminkan dari sikap keterbukaan seorang calon pemimpin.
2. Pemimpin yang TABLIGH, bisa menyampaikan atau mengomunikasi
gagasan-gagasan inovatif yang berguna bagi masyarakat secara
terbuka, baik-buruknya, untung-ruginya serta tabligh tidak pernah
takut menghadapi siapapun termasuk para demonstran stau
pengunjuk rasa yang ingin meminta penjelasan dari pemimpinnnya.
3. pemimpin yang AMANAH, bisa dipercaya mengemban rakyat.
Rakyat tertindas, rakyat kecil atau masyarakat. Masjinal akan selalu
mendapat perhatian dan periorotas pelayanan istimewa diminta
pemimpin yang amanah. Banyak pemimpin masa kini yang tidak
pernah mendengar langsung suara rakyatnya, padahal sufat laporan
bawahan, secara antropoligis selalu mengendepankan Front Stabe,
penampilan panggung sandiwara.
4. pemimpin yang FATONAH, yakni pemimpin yang cerdas dan
cermat, pemimpin model ini akan selalu berhati-hati menerima
laporan bawahan, selalu cermat berhadapan dengan bermacam
budaya manusia.
C. Pemimpin Sebagai Leader
Pemimpin dalam pengertian seorang leader adalah tokoh
kharismatik di mata masyarakat, memiliki kemampuan memimpin
kelompok , masa atau rakyat dalam jumlah besar atau kecil. Seorang
pemimpin yang memiliki kemampuan leadership di dukung oleh
pengalaman yang matang dalam organisasi, pengetahuan yang memadai
dalam masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Keteguhan dalam
pendirian sehingga selalu komit terhadap kebijaksanaan atau keputusan
yang telah ditetapkan.
Seorang leader dianggap berwibawa bukan karena ia ditakuti
oleh bawahannya, melainkan karena dicintai munculnya rasa simpati
masyarakat terhadap pemimpin leader didorong oleh sikap jujur dan
prilaku terjadi pemimpin itu sendiri.
D. Pemimpin sebagai Manajer
Pemimpin dalam pengertian seorang manager adalah tokoh
formalnya dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan
menejemen. Pemimpin model ini mungkin memilih kemampuan
administrasi. Mengelola, memelihara bawahannya.
Kepemimpina bangsa dan Negara, serta kepala Negara, serta
kepala daerah masa depan, sangat membutuhkan penemapilan-
penampilan seorang leader yang memilikisifat-sifat leadership, juga
seorang menejer yang memiliki sifat-sifat leadership, juga seorang
menejer yang memiliki kemampuan menejemen.
Pemimpin masa depan diharapkan muncul adalah pemimpin
leader yang memiliki kemampuan menejerial. Yakni pemimpin yang
kharismatik diminta masyarakat, karena kejujuran dan keteladanannya.
Dia juga mampu menyusun Planningh (Perencanaan), mampu
merancang Organizing (Susunan Struktur Organisasi), mampu
menetapkan Staffring (memilih dan menetapkan), mampu melaksanakan
Actviting (Kegiatan sesuai tuntutan msyarakat daerah memimpinnya) dan
mampu Controling (Pengawasan).
Disinilah barangkali diperlukan pemimpin yang benar sehat,
akal, mental, jasmani dan rohani. Sehat akal karena dibutuhkan
kecerdasannya, sehat mental karena dibutuhkan kejujuran, sehat jasmani
dengan batas usia kepemimpinan ideal Rasulullah antara 40 – 60 tahun,
dan sehat rohani karena pemimpin harus komitmen terhadap norma nilai-
nilai ajaranm agama.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar belakang Masalah.................................................................. 1
B. Batasan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan Masalah.............................................................................. 1
D. Sistematika Maslah......................................................................... 1
BAB II ISU PILKADA YANG DILAKUKAN TIM SUKSES
DALAM MENDUKUNG CALON WALIKOTA.......................... 2
BAB III PERSETERUAN PEMIMPIN KORBANKAN RAKYAT.............. 4
A. Implikasi Konflik Politik................................................................ 4
B. Konflik Fungsional......................................................................... 5
BAB IV AKTUALISASI KEPEMIMPINAN MASA DEPAN...................... 7
A. Pengertian Pemimpin..................................................................... 7
B. Pemimpin di Mata Islam................................................................ 7
C. Pemimpin Sebagai Leader.............................................................. 8
D. Pemimpin sebagai Manajer............................................................ 9
BAB V KESIMPULAN.................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji sykur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul Isu Pilkada yang Dilakukan Tim Suksesdalam
Mendukung Calon Walikota. Adapun penyusunan Makalah ini adalah
untuk salah satu tugas mandiri.
Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bantuan dari semua pihak,
penulis Makalah ini tidak akan terwuhud dengan lancar.
Akhirrul kata, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca khusunya.
Cirebon, Desember 2007
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Mitra Dialog, edisi, sabtu 17 November 2007
Mitra Dialog, edisi, sabtu 10 November 2007
Radar Cirebon, edisi, 3 November 2007
ISU PILKADA DILAKUKAN TIM SUKSES
dalam MENDUKUNGCALON WALI KOTA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Dasar-dasar Politik
Dosen : Drs. Asep Mulyana, M. Si
Disusun oleh :
MUH. TAUFIQ HIDAYAT Nim.
SEKOLAH TINGGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
CIREBON
2007
BAB V
KESIMPULAN
Mari kita pelihara kondusivitas daerah Kabupaten Cirebon.
Siapapun yang akan tampil dan berminat menjadi calon Bupati
mendatang kita tidak perlu menghasut rakyat itu memusuhi atau
menghujat Bupati yang sedang berkuasa sekarang, karena menimbulkan
konflik yang berkepanjangan perlu menghambat perjalanan serta niatnya
yang benar
Pemimpin masa depan diharapkan muncul adalah pemimpin
leader yang memiliki kemampuan menejerial.