66
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah
Pada Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012, Penyelenggaraan Pengelolaan
Sampah dibahas pada Bab VII. Selanjutnya pada Bab VII, bagian Kedua yaitu
Pelaksanaan, dipaparkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis
rumah tangga dibagi menjadi dua, yaitu pengurangan sampah dan penanganan
sampah, dimana penulis berfokus untuk melakukan penelitian pada
penanganan sampah. Penanganan sampah terdiri dari 5 tahapan yaitu :
1. Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud dilakukan dengan
menyediakan fasilitas tempat sampah organic dan anorganik di setiap
rumah tangga, kawasan pemukiman, kawasan konersial, kawasan industry,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas social, dan fasilitas lainnya
(Pasal 25 ayat 2)
2. Pengumpulan sebagaimana dimaksud dilakukan sejak dari pemindahan
sampah rumah tangga di TPS, TPST dana tau TPA dengan tetap menjamin
terpisahnya sampah sesuai jenis sampah (Pasal 26).
3. Pengangkutan sebagaimana dimaksud dilakukan dengan cara (a) sampah
rumah tangga ke TPS dan / atau TPST menjadi tanggung jawab lembaga
pengelola sampah yang dibentuk oleh RT // RW atau Kelurahan; (b)
sampah dari TPS, TPST ke TPA menjadi tanggung jawab Pemerintah
67
Daerah; (c) sampah kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan
industry, kawasan khusus, dari sumber sampah sampai ke TPS, TPST dana
tau TPA menjadi tanggung jawab pengelola kawasan yang difasilitasi oleh
Pemerintah Daerah; dan (d) sampah dari fasilitas umum, fasilitas social,
dan fasilitas lainnya dari sumber sampah dan / atau dari TPS, TPST
sampai ke TPA, menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. (Pasal 27
ayat 1)
Pelaksanaan pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud tetap
menjamin terpisahnya sampah sesuai jenis sampah (Pasal 27 ayat 2)
Alat pengangkutan sampah harus memenuhi persyaratan keamanan,
kesehatan lingkungan, kenyamanan dan kebersihan (Pasal 27 ayat 3)
4. Pengolahan sebagimana dimaksud dilakukan dengan mengubah
karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah yang dilaksanakan di TPS,
TPST dan di TPA. (Pasal 28 ayat 1)
Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud memanfaatkan kemajuan
teknologi yang ramah lingkungan (Pasal 28 ayat 2)
5. Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud dilakukan dengan
pengembalian sampah dan / atau residu hasil pengolahan ke media
lingkungan secara aman (Pasal 29)
2.2. Deskripsi Kota Semarang
Kota Semarang merupakan ibu Kota Provinsi Jawa Tengah. Kota Semarang
berdiri tanggal 2 Mei 1547. Sebagai Kota Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa
Tengah, Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km2 yang
68
lokasinya berbatasan langsung dengan Kabupaten Kendal di sebelah barat,
Kabupaten Semarang di sebelah selatan, Kabupaten Demak di sebelah timur
dan Laut Jawa di sebelah utara dengan panjang garis pantai berkisar 13,6 km.
Hal tersebut dapat dilihat dari gambar 2.2 dibawah ini :
Gambar 2.2
Peta Kota Semarang Tahun 2017
(Sumber: bappeda.semarangkota.go.id )
Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah
Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari jumlah tersebut, terdapat 2 Kecamatan
yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Mijen dengan luas
wilayah sebesar 57,55 Km² dan Kecamatan Gunungpati dengan luas wilayah
sebesar 54,11 Km². Kedua Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan yang
merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya masih
memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sementara itu wilayah
kecamatan dengan mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Semarang
69
Selatan dengan luas wilayah 5,93 Km² dan Kecamatan Semarang Tengah
dengan luas wilayah sebesar 6,14 Km².
2.1.1. Kondisi Geografis
Kota Semarang merupakan kota strategis yang terletak di tengah-tengah
pulau jawa antara garis 6 50’ – 7 10’ Lintang Selatan dan garis 109 35’ –
110 50’ Bujur Timur, dengan batas-batas sebelah Utara dengan Laut
Jawa, sebelah Timur dengan Kabupaten Demak, sebelah Barat dengan
Kabupaten Kendal, dan sebelah Selatan dengan Kabupaten Semarang.
Suhu Udara berkisar antara 20-30 Celcius dan suhu rata-rata 27
Celcius.Ketinggian Kota Semarang terletak antara 0,75 sampai 359,00
meter diatas permukaan laut. Daerah perbukitan/dataran tinggi di sebelah
selatan kota yang dikenal dengan sebutan Semarang atas mempunyai
ketinggian 90 – 359 meter di atas permukaan laut. Daerah dataran
rendah mempunyai ketinggian 0,75 – 3,5 meter diatas permukaan laut
dan dikenal dengan sebutan Semarang bawah. Hal tersebut dapat dilihat
dari tabel 2.2 berikut ini :
70
Tabel 2.2
Letak Geografis Kota Semarang
Uraian Letak Bujur – Lintang Batas Wilayah
Sebelah Utara 6 0 50 " LS Laut Jawa
Sebelah Selatan 7 0 10 " LS Kab. Semarang
Sebelah Barat 109 0 50 " BT Kab. Kendal
Sebelah Timur 110 0 35 " BT Kab. Demak
(Sumber : semarangkota.bps.go.id)
Kota Semarang memiliki kondisi geostrategis karena berada di
jalur lalu lintas ekonomi Pulau Jawa, dan merupakan faktor pembangunan
Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yaitu koridor
pantai utara, koridor selatan, koridor timur, dan koridor barat. Dalam
perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan
terutama dengan adanya pelabuhan dan jaringan transportasi darat (jalur
kereta api dan jalan) serta transportasi udara yang merupakan potensi bagi
simpul transportasi Jawa Tengah.
2.1.2. Kondisi Demografi
Kota Semarang terdiri dari 16 Kecamatan dan 117 kelurahan dimana
terdapat kecamatan yang memiliki jumlah kelurahan yang sedikit dan
banyak serta kecamatan yang memiliki luas wilayah yang berbeda-beda/
Kota Semarang memiliki wilayah yang cukup luas dan juga memiliki
kelurahan yang cukup banyak. Berikut ini tabel 2.2 luas wilayah Kota
Semarang dan luas perkecaman yang ada di Kota Semarang :
71
Tabel 2.2
Luas Wilayah Kota Semarang
No. Kecamtan Luas Wilayah (Km²)
1. Mijen 57,55
2. Gunung Pati 54,11
3. Banyumanik 25,69
4. Gajah Mungkur 9,07
5. Semarang Selatan 5,928
6. Candisari 6,54
7. Tembalang 44,2
8. Pedurungan 20,72
9. Genuk 27,39
10. Gayamsari 6,177
11. Semarang Timur 7,7
12. Semarang Utara 10,97
13. Semarang Tengah 6,14
14. Semarang Barat 21,74
15. Tugu 31,78
16. Ngaliyan 37,99
Kota Semarang 373,7
(Sumber : semarangkota.bps.go.id)
Tabel 2.2 dapat diketahui bahwa luas wilayah Kota Semarang
373,7 Km² dan memiliki 16 Kecamatan yang memiliki luas wilayah
72
berbeda-beda. Di Kota Semarang Kecamatan dengan daerah paling luas
adalah Kecamatan Mijen dengan luas wilayah sebesar 57,55 Km²
sedangkan Kecamatan yang paling kecil yaitu kecamatan Semarang
Selatan dengan luas wilayah sebesar 5,928 Km².
Kota Semarang tergolong sebagai kota besar karena jumlah
penduduk di atas 1.000.000. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kota
Semarang mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Statistik
Kota Semarang , jumlah penduduk Kota Semarang pada tahun 2014
yaitu sebesar 1.584.881 sedangkan pada tahun 2015 jumlah penduduk
Kota Semarang terus bertambah menjadi 1.595.187. Berikut tabel 2.3
jumlah penduduk Kota Semarang per Kecamatan tahun 2014-2015.
2.3. Deskripsi Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang terletak di jalan Tapak, Kelurahan
Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Dinas Lingkungan Hidup adalah
salah satu instansi Pemerintah Kota Semarang yang merupakan unsur
pelaksana urusan pemerintahan bidang Lingkungan Hidup, bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang sub urusan persampahan dan air limbah serta
bidang Kehutanan.
2.2.1. Tugas dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang adalah unsur pelaksana Pemerintah
Kota Semarang yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
73
1. Tugas
Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu Walikota dalam
melaksanakan urusan pemerintahan bidang Lingkungan Hidup, bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sub urusan persampahan dan air
limbah serta bidang Kehutanan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan yang ditugaskan kepada daerah.
2. Fungsi
Dinas Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan Bidang Penataan Lingkungan, Bidang Pengelolaan
Sampah, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi Lingkungan
Hidup, Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan, dan UPTD;
b. Perumusan rencana strategis sesuai dengan visi dan misi Walikota;
c. Pengkoordinasian tugas-tugas dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan
Kesekretariatan, Bidang Penataan Lingkungan, Bidang Pengelolaan
Sampah, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi Lingkungan
Hidup, Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan, dan UPTD;
d. Penyelenggaraan pembinaan kepada bawahan dalam lingkup
tanggungjawabnya;
e. Penyelenggaraan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai;
f. Penyelenggaraan kerjasama Bidang Penataan Lingkungan, Bidang
Pengelolaan Sampah, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi
74
Lingkungan Hidup, Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan,
dan UPTD;
g. Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas Lingkungan Hidup;
h. Penyelenggaraan program dan kegiatan Bidang Penataan Lingkungan,
Bidang Pengelolaan Sampah, Bidang Pengendalian Pencemaran dan
Konservasi Lingkungan Hidup, Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan
Lingkungan, dan UPTD;
i. Penyelenggaraan penilaian kinerja Pegawai;
j. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan Bidang
Penataan Lingkungan, Bidang Pengelolaan Sampah, Bidang Pengendalian
Pencemaran dan Konservasi Lingkungan Hidup, Bidang Pengawasan dan
Pemberdayaan Lingkungan, dan UPTD;
k. Penyelenggaraan laporan pelaksanaan program dan kegiatan; dan
l. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas
dan fungsinya
2.2.2. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup
Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup terdiri atas:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, terdiri atas :
1. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi;
2. Subbagian Keuangan dan Aset; dan
3. Subbagian Umum dan Kepegawaian.
c. Bidang Bidang Penataan Lingkungan, terdiri atas :
75
1. Seksi Instrumen Penataan Lingkungan
2. Seksi Pengkajian Dampak Lingkungan; dan
3. SeksiPencegahan Pencemaran B3 dan Limbah B3.
d. Bidang Pengelolaan Sampah, terdiri atas :
1. Seksi Pengembangan Potensi dan Kemitraan;
2. Seksi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Sampah; dan
3. Seksi Operasional Pengelolaan Sampah.
e. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi Lingkungan Hidup,
terdiri atas :
1. Seksi Pengendalian Pencemaran dan Limbah Cair;
2. Seksi Konservasi Keanekaragaman Hayati; dan
3. Seksi Pemulihan Lingkungan dan Perubahan Iklim.
f. BidangPengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan terdiri atas :
1. Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan
2. Seksi Pengawasan Lingkungan; dan
3. Seksi Pegembangan Kearifan Lokal dan Pemberdayaan.
g. UPTD, terdiri atas :
1. UPTD Laboratorium Lingkungan;
2. UPTD Tempat Pemrosesan Akhir;
3. UPTD Pengelolaan Air Limbah;
4. UPTD Kebersihan Wilayah I;
5. UPTD Kebersihan Wilayah II;
6. UPTD Kebersihan Wilayah III;
76
7. UPTD Kebersihan Wilayah IV;
8. UPTD Kebersihan Wilayah V;
9. UPTD Kebersihan Wilayah VI;
10. UPTD Kebersihan Wilayah VII; dan
11. UPTD Kebersihan Wilayah VIII;
h. Jabatan Fungsional.
Gambar 2.2
Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup
77
2.4. UPTD TPA Jatibarang
Kota Semarang memiliki sebuah Tempat Pemrosesan Akhir Sampah yang
berada di Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen. TPA Jatibarang Mulai
beroperasi sejak bulan Maret 1992. Perencanaan Luas Areal TPA Jatibarang
Semarang adalah ± 460.183m² (46,02 ha) dengan perincian sebagai berikut:
1. Luas Areal Buang ± 276.469,8 m² (27,64 ha)
2. Infrastruktur ± 46. 018 m² ( 4,6 ha)
3. Kolam Lindi ± 46. 018 m² ( 4,6 ha)
4. Sabuk Hijau ± 46. 018 m² ( 4,6 ha)
5. Lahan Cover ± 46. 018 m² ( 4,6 ha)
Lokasi TPA Jatibarang berjarak 13 km dari puast kota semarang, dimana
lokasi tersebut sudah memiliki prasarana jalan aspal dengan lebar 6 meter.
Dari lokasi pemanfaatan lahan tersebut, sabuk hijau dan lahan cover saat ini
dimanfaatkan untuk zona buang.
Produksi sampah yang masuk ke TPA Jatibarang setiap harinya adalah
1000 ton dari 16 kecamatan di Kota Semarang. Pengurangan sampah masuk
ke PT. Narpati untuk dibuat pupuk organik sebesar 350 ton per hari, sisanya
yaitu 650 ton masuk ke lahan pembuangan di TPA Jatibarang. Kegiatan-
kegiatan yang ada di TPA Jatibarang berupa pembuangan sampah, pengolahan
air lindi, pemilahan sampah, dan terdapat ternak sapi warga yang berjumlah
kurang lebih 1.300 ekor. TPA Jatibarang menggunakan sistem controlled
landfill yaitu sebuah metode dimana sampah yang datang setiap hari
78
diratakan dan dipadatkan dengan alat berat. Sampah dipadatkan menjadi
sebuah sel. Kemudian, sampah yang sudah dipadatkan tersebut dilapisi dengan
tanah setiap lima atau seminggu sekali. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
bau, mengurangi perkembangbiakan lalat, dan mengurangi keluarnya gas
metan. Saluran drainase dibuat untuk mengendalikan aliran air hujan, saluran
pengumpul air lindi dan instalasi pengolahannya, pos pengendalian
operasional, dan fasilitas pengendalian gas metan.
Perkembangan teknologi, menuntut TPA Jatibarang untuk lebih maju
sehingga saat ini TPA Jatibarang sedang bersiap untuk menuju ke sistem
sanitary landfill, yaitu metode dimana sampah diurug dan dibuang secara
sistematis. Setiap hari sel sampah ditutup/dilapisi dengan tanah. Pembuatan
ketinggian dan lebar sel sampah juga diperhitungkan. Pada dasar tempat
pembuangan, dibuat pipa-pipa pengalir air lindi yang kemudian diolah
menjadi energi. Di antara sel-sel sampah juga dipasang pipa-pipa penangkap
gas metan yang kemudian diolah menjadi energi. Sanitary memiliki fasilitas
lebih lengkap dan mahal dibanding controlled landfill. Sanitary landfill adalah
jenis TPA yang diakui secara internasional.
2.3.1. Alur Pembuangan Sampah di TPA Jatibarang
Berikut merupakan alur pembuangan sampah pada TPA Jatibarang :
1. Truk pengangkut sampah menimbang muatan di jembatan
timbang TPA Jatibarang. Rata-rata muatan setiap truk adalah
6,5 ton sampah.
79
2. Sampah dibuang di areal buang zona aktif 1 TPA Jatibarang.
Pemulung memungut sampah-sampah anorganik untuk dijual ke
pengepul, sedangkan sampah organik dibiarkan untuk kemudian
ditimbun dan diolah menjadi gas methan yang disalurkan ke
warga sekitar TPA Jatibarang.
3. Truk Sampah membuang sampah di zona aktif 2 TPA Jatibarang,
yaitu area untuk penimbunan sampah.
4. Timbunan sampah di zona aktif 2 TPS Jatibarang diurug /
dikafer menggunakan tanah.
5. Tanah dan timbunan sampah diratakan menggunakan alat berat.
2.3.2. Sarana dan Prasarana TPA Jatibarang
Berikut merupakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh TPA
Jatibarang:
1. Jumlah Karyawan UPTD TPA : 18 Orang
- 2 Petugas Kantor
- 16 Petugas Lapangan
2. Fasilitas Yang Tersedia : - Kantor;
- Pos jaga;
- MCK;
- Kolam pengolahan air lindi;
- Garasi/bengkel dan gudang;
- Jembatan timbang;
- Armada (4 dump truck, 6 alat
berat);
- Rumah genset; Taman.