6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari 5 mata
pelajaran utama yang diajarkan dari di sekolah dasar. IPA ini merupakan suatu
bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup dan alam
semesta.
Menurut H.W Fowler dalam Laksmi Prihantoro (1986 : 25) menyatakan
bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan sistematis dan dirumuskan,
yang berhubungan dengan gejala-gejala dan didasarkan terutama atas pengamatan
dan deduksi.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan mampu menjadi sarana
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar bagi siswa. Ilmu Pengetahuan
Alam ini juga harus mau memberikan dampak baru untuk mampu menerapkan
konsep-konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar menekankan
siswa untuk terlibat aktif dalam menemukan suatu fakta dan konsep yang terdapat
dalam pelajaran IPA. Menurut Standar Isi KTSP sebagai salah satu mata pelajaran
yang diajarkan di SD Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
7
5. Meningkatkan kesadaran untk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut perlu ada materi yang
dibahas. Materi tersebut dibatasi oleh ruang lingkup yang dibatasi oleh
Permendiknas mengenai Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI meliputi aspek-
aspek berikut:
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan,
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
Dari uraian ruang lingkup materi Ilmu Pengetahuan Alam, materi yang
akan diteliti adalah mengenai Jenis-jenis tanah dan Struktur Bumi. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas 5 semester 2 yang terkait adalah:
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
No. STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. 7. Memahami perubahan
yang terjadi di alam dan
hubungannya dengan
penggunaan sumber
daya alam.
7.2 Mengidentifikasi jenis-
jenis tanah.
7.3 Mendeskripsikan struktur
bumi.
8
2.1.2 Model Pembelajaran Question Student Have
Model pembelajaran Question Student Have merupakan suatu model
pembelajaran yang menuntut siswa bertanya dalam bentuk tulisan. Pertanyaan
adalah stimulus yang mendorong siswa untuk berpikir. Tujuan siswa dalam
membuat pertanyaan adalah mendorong siswa untuk berpikir dalam
memecahkan masalah suatu soal, menyelidiki dan menilai penguasaan siswa
tentang bahan pelajaran yang sedang dipelajari, membangkitkan minat siswa
untuk sesuatu sehingga akan menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya dan
juga menarik perhatian siswa dalam belajar.
Agus Suprijono (2011:108) menyatakan bahwa Question Student
Have merupakan teknik yang mudah dilakukan yang dapat dipakai untuk
mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Pembelajaran ini menekankan pada
siswa untuk aktif dalam menyatukan pendapat dan mengukur sejauh mana siswa
memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis. Tujuan siswa bertanya adalah
untuk meningkatkan perhatian, rasa ingin tahu siswa terhadap suatu topik., siswa
lebih aktif, siswa harus belajar secara maksimal dan mengembangkan pola pikir
sendiri.
Langkah-langkah pembelajaran menurut Agus Suprijono (2011: 108)
adalah
1. Bentuk satu kelas siswa menjadi 4 kelompok jumlah masing-masing
anggotanya disesuaikan dengan jumlah siswa dalam satu kelas.
2. Bagikan potongan-potongan kertas kepada siswa.
3. Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang
berkaitan dengan materi pelajaran.
4. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta
untuk memberikan kertas yang berisi pertanyaan, kemudian masing-
masing diminta untuk memberikan kertasnya kepada teman
sekelompoknya.
5. Siswa yang mendapat kertas pertanyaan memberikan tanda centang
atau check list (V) pada pertanyaan yang mereka juga kurang paham.
6. Perputaran berhenti ketika kertas sudah kembali pada pemiliknya.
9
7. Setelah semua terkumpul hitung tanda check list paling banyak dan
dibahas ulang dengan lebih mendalam sebagai perwakilan pertanyaan
kelompok.
Sedangkan menurut Hisyam Zaini (2004:16) menyatakan bahwa
model Question Student Have merupakan model yang tidak menakutkan dan
mampu dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Model ini
memperoleh partisipasi siswa dalam belajar secara tertulis. Langkah-langkah
pembelajaran menurut Hisyam adalah
1. Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
2. Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang
berkaitan dengan dengan materi pelajaran atau yang berhubungan
dengan kelas. (tidak perlu menuliskan nama).
3. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta
untuk untuk memberikan kepada teman disamping kirinya. Dalam hal
ini jika posisi duduk siswaadalah lingkaran, nantinya akan terjadi
gerakan perputaran kertas searah jarum jam. Jika posisi duduk
berderat, sesuaikan dengan posisi mereka asalkan semua siswa dapat
giliran untuk membaca semua pertanyaan dari teman-temannya.
4. Pada saat menerima kertas dari teman disampingnya, mereka diminta
untuk membaca pertanyaan yang ada. Jika pertanyaan itu juga ingin
dia ketahui jawabannya, maka dia harus memberi tanda centang (V),
jika tidak berikan langsung kepada teman disamping kanannya.
5. Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya, siswa
diminta untuk menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya.
Pada saat ini carilah pertanyaan yang mendapatkan tanda centang
paling banyak.
6. Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan a) jawaban
langsung secara singkat, b) menunda jawaban sampai pada waktu
yang tepat atau waktu membahas materi tersebut, c) menjelaskan
10
bahwa mata pelajaran tidak sampai pada pertanyaan tersebut. Jawaban
secara pribadi dapat diberikan di luar kelas.
7. Jika waktu cukup, minta beberapa orang siswa untuk membacakan
pertanyaan yang dia tulis meskipun tidak mendapatkan tanda centang
yang banyak kemudian beri jawaban.
8. Kumpulkan semua kertas. Besar kemungkinan ada pertanyaan-
pertanyaan yang akan anda jawab pada pertemuan berikutnya.
Menurut Silberman (2011:91), model Question Student Have
merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa yang
mereka butuhkan dan harapkan. Cara ini memanfaatkan teknik yang
mengundang partisipasi melalui penulisan bukannya pembicaraan. Strategi ini
bisa menyamarkan lingkungan belajar aktif dengan memberikan siswa
kesempatan untuk bergerak secara fisik, berbagi pendapat untuk mencapai
sesuatu yang mereka banggakan. Langkah-langkah menurut Silberman adalah
sebagai berikut:
1. Bagikan secarik kertas kosong kepada siswa.
2. Setiap siswa diminta menuliskan pertanyaan yang mereka miliki
tentang materi pelajaran atau tentang situasi kelas yang sedang
berlangsung (nama siswa tidak ditulis)
3. Edarkan kertas itu searah jarum jam (untuk setiap kelompok) ketika
kertas itu beredar kepada siswa berikutnya , dia harus membaca dan
memberikan tanda check list (V) pada kertas yang berisi pertanyaan
yang juga menajdi permasalahan baginya.
4. Ketika masing-masing kertas sudah kembali kepada penulisnya, setiap
orang telah membaca semua pertanyaan yang muncul dalam kelas.
Sampai disini identifikasi pertanyaan yang menerima paling banyak
check list. Respon pertanyaan ini dengan, segera berikan jawaban.
Menunda pertanyaan pada waktu yang tepat dalam pembelajaran,
memberi tahu mereka bahwa tidak menjawab semuanya.
11
5. Mintalah beberapa siswa secara sukarela berbagi penjelasan tentang
pertanyaan mereka sekalipun tidak menerima tanda check list
terbanyak.
6. Kumpulkan kertas tersebut karena mungkin di dalamnya ada
pertanyaan yang akan diresoin pada pelajaran yang akan datang.
Dari pengertian yang diutarakan oleh 3 ahli tersebut, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe Question
Student Have adalah suatu model pembelajaran yang mampu menumbuhkan
keaktifan siswa bertanya melalui penulisan bukan pertanyaan lisan. Dan model
ini juga dapat digunakan untuk evaluasi pembelajaran yaitu untuk mengetahui
sejauh mana siswa paham terhadap materi yang diajarkan. Dan ini mampu
memenuhi kebutuhan dan harapan siswa.
Langkah-langkah pembelajaran dalam model Question Student Have menurut
kesimpulan dari 3 pakar diatas adalah sebagai berikut:
1. Bentuk siswa dalam kelompok. Satu kelas dibuat menjadi 4
kelompok, jumlah siswa dalam kelompok disesuaikan dengan jumlah
siswa dalam suatu kelas.
2. Bagikan potongan-potongan kertas kepada siswa.Minta setiap siswa
untuk menuliskan satu pertanyaan saja yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang belum dipahami atau dirasa sangat sulit.
3. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta
untuk memberikan kertas yang berisi pertanyaan kepada teman
disamping kirinya dalam kelompoknya.
4. Pada saat menerima kertas dari temannya siswa diminta untuk
membaca pertanyaan yang ada, jika siswa juga tidak paham dengan
materi yang dituliskan temannya kemudian memberikan tanda centang
(˅) pada kertasnya.
5. Ketika kertas yang dimaksud kembali pada pemiliknya, siswa diminta
untuk menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya.
12
6. Beri respon pada pertanyaan-pertanyaan yang dibuat siswa pada kertas
tersebut dengan:
a. Jawaban langsung secara singkat,
b. Menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu
membahas topik tersebut.
c. Jika waktu cukup, minta beberapa orang siswa untuk
membacakan pertanyaan yang dia tulis meskipun tidak
mendapatkan tanda centang yang banyak kemudian beri jawaban.
2.1.3 Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai pengalamannya sendiri. Oleh karena itu, seseorang dikatakan belajar
apabila pada dirinya terjadi perubahan tingkah laku, misalnya dari yang tidak
bisa mengerjakan soal menjadi bisa, tidak dapat membaca menjadi bisa
membaca.
Tujuan seseorang belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan,
penanaman konsep dan ketrampilan, pembentukan sikap/mental dan nilai-nilai.
Pencapaian tujuan hasil belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Dengan
berakhirnya suatu proses pembelajaran maka siswa memperoleh hasil belajar
yang dapat diwujudkan dalam hasil belajar. Hasil belajar yang dimaksud adalah
hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam.
Menurut Purwanto (2010:23) dalam bukunya Evaluasi Hasil Belajar
bahwa hasil belajar adalah pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang
mengikuti proses belajar mengajar.
Pendapat lain dari dari Winkel dalam Purwanto (2010:45) menyatakan
bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya.
Ahli lain yang berpendapat tentang hasil belajar adalah Benjamin S
Bloom dalam Agus Suprijono (2011:6) bahwa hasil belajar terdiri dari 3 aspek
yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Aspek kognitif yaitu : (a) Pengetahuan
13
(knowledge), (b) Pemahaman (comprehension), (c) Penerapan (application),. (d)
Analisis (analysis), (e) Sintesis (synthesis), (f) Evaluasi (evaluation). Ranah
afektif yaitu : (a) menerima (receiving), (b) Menjawab (responding), (c) Menilai
(valuing), (d) Organisasi (organitation). Psikomotor juga mencakup ketrampilan
produktif, teknik fisik, sosial, menejerial dan intelektual.
Pengertian mengenai hasil belajar tersebut dapat disimpulkan, bahwa
hasil belajar adalah pencapaian tujuan pendidikan yang berwujud pada
perubahan sikap dan tingkah laku. Perubahannya juga termasuk ke dalam 3
aspek utama yaitu perubahan secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek
kognitif yaitu : (a) Pengetahuan (knowledge), (b) Pemahaman (comprehension),
(c) Penerapan (application),. (d) Analisis (analysis), (e) Sintesis (synthesis), (f)
Evaluasi (evaluation). Ranah afektif yaitu : (a) menerima (receiving), (b)
Menjawab (responding), (c) Menilai (valuing), (d) Organisasi (organitation).
Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik fisik, sosial, menejerial
dan intelektual.
Hasil belajar siswa ini diambil dari hasil tes ulangan harian yang
memuat materi dalam satu kompetensi dasar sesuai dengan standar isi yang ada.
Muatan dari Standar Isi adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Satu
Standar Kompetensi terdiri dari beberapa Kompetensi Dasar dan setiap
Kompetensi Dasar dijabarkan ke dalam indikator-indikator pencapaian hasil
belajar yang dirumuskan atau dikembangkan sendiri oleh guru dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah. Indikator yang dikembangkan
tersebut merupakan acuan yang digunakan untuk menilai pencapaian KD yang
bersangkutan.
Pencapaian hasil belajar siswa dapat diketahui setelah siswa mengikuti
proses pembelajaran. Setelah proses pembelajaran usai, guru akan mengadakan
tes evaluasi hasil belajar untuk memahami sejauh mana siswa paham tentang
materi yang sedang dipelajarinya. Skor yang diperoleh siswa akan menunjukkan
sejau mana tingkat ketercapaian hasil belajar siswa. Oleh sebab itu pengukuran
hasil belajar dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah penilaian.
14
Penilaian atau asesmen adalah proses pemberian makna atau penetapan
kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran
tersebut dengan kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar adalah hal yang harus
dilakukan setelah proses pembelajaran selesai dilakukan. Penilaian ini kemudian
akan dilaporkan secara kuantitatif berupa nilai.
Jenis penilain hasil belajar harus disesuaikan dengan fungsi dan tujuan
penilaian. Ada bermacam-macam jenis penilaian, secara garis besar setidaknya
dapat dibagi menjadi lima jenis, diantaranya yaitu, Penilaian Evaluasi Formatif,
Penilaian Evaluasi Sumatif, Penilaian Evaluasi Diagnostik, Penilaian Evaluasi
Penempatan, Penilaian Evaluasi Seleksi.
Menurut Mawardi (2010:12), objek yang dinilai dalam penilaian hasil
belajar adalah hasil belajar siswa itu sendiri. Untuk menilai maka diperlukan
suatu alat penilaian yakni alat yang digunakan untuk mempermudah proses
penilaian. Alat penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
dibedakan menjadi dua yaitu, teknik tes dan teknik non tes. Penilaian dengan
teknik tes merupakan seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang
dites dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik
kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut. Teknik penilaian tes ini
dibedakan menjadi 3, yaitu a) Tes Essay b) Tes Obyektif. c) Penilaian unjuk
kerja.
Teknik penilain non tes menurut Mawardi (2010:25), mencakup
pengamatan atau observasi, wawancara atau interview, angket, checklist dan
rating scales, dan portofolio.
Penilaian hasil belajar tersebut sangat penting dan harus selalu
dilakukan, selain sebagai catatan keberhasilan siswa dalam belajar juga sebagai
dokumen yang menggambarkan kemampuan siswa. Penilaian ini juga digunkan
sebagai alat untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah besarnya angka atau skor yang diperoleh dari ulangan tengah semester,
ujian akhir sekolah, tugas, partisipasi untuk meningkatkan kemampuan kognitif
siswa.
15
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan yang sudah dilakukan sebelumnya misalnya:
Misbahul (2009), dengan judul Pengaruh Strategi Question Student
Have terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Bidang Studi IPA di
SD Islam KH. Romly Tamim kelurahan kenjeren kecamatan Bulak. Hasil
penelitian dengan menggunakan IPA strategi Question Student Have dalam
pelaksanaannya berjalan dengan efektif dan efisien, karena hasil perhitungan
prosentase menunjukkan antara 76% - 100%. Dan peningkatan hasil siswa
mengalami pencapaian hasil hasil belajar siswa pada bidang IPA dalam kategori
tinggi. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan prosentae pada peritem pertanyaan
nilai yang diperoleh antara 56% - 75$% dengan kriteria cukup. Sedangkan dalam
pengaruh strategi Question Student Have mempunyai pengaruh yang positif
terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada bidang studi IPA dalam kategori
tinggi. Hal ini berdasarkan product moment, hasil yang diperoleh antara variable x
dan y terdapat pengaruh yang kuat dan tinggi.
Kelemahan pada penelitian ini tidak dipaparkan secara jelas mengenai
hasil penelitian yang dilakukan. Dari hipostesis awal dan hipotesis akhir.
Kelebihannya adalah hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan
yang kuat dan tinggi antara model yang digunakan hasil belajar siswa. Tindak
lanjutnya adalah akan memaparkan dengan jelas hasil penilaian awal sampai
penilaian akhir dengan memberikan penjelasan sesuai perubahan yang nilai yang
ada.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Haning Vianata, dengan
judul “Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Question Student Have pada
Siswa kelas V SDN Garum 03 Kabupaten Blitar” pada tahun 2011/2012.
Hasil penelitian ini, terhadap SDN Garum 03 Kabupaten Kelas V yang berjumlah
21 siswa menunjukkan peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran PKn. Hasil
belajar siswa untuk ranah kognitif mengalami peningkatan sebesar 10,47%.
Persentase hasil belajar pada siklus I sebesar 80% dan pada siklus II sebesar
90,47%. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikatakan bahwa penggunaan
16
model Question Student Have dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas
V SDN Garum 03 Kabupaten Blitar.
Kelebihan daripenelitian yang telah dilakukan adalah penggunaan
pembelajaranQuestion Student Have dapat, mengembangkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan untuk dapat
menyesuaikan diri dengan pengetahuan baru, menambah minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran di kelas. Beberapa kelemahan dari penelitian yang telah
dilakukan diantaranya adalah ketika siswa tidak memiliki minat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari terasa sulit untuk
dipecahkan, maka siswa akan merasa enggan untuk mencobanya.
2.3 Kerangka Pikir
Belajar mata pelajaran IPA terkadang dianggap sulit karena materi yang
diajarkan terlalu banyak dan luas cakupannya. Karena terlalu banyaknya materi
yang harus dipahami oleh siswa, terkadang siswa menjadi bingung. Siswa menjadi
tidak tahu mana materi yang belum dikuasainya dan materi yang sudah dipahami.
Kesulitan pemahaman materi biasanya bergabung dengan kesulitan
bertanya. Siswa terkadang enggan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahaminya. Siswa enggan bertanya ini biasanya disebabkan oleh beberapa
faktor, misalnya siswa malas untuk bertanya, siswa takut untuk bertanya, dan
siswa yang tidak bisa mengungkapkan pikirannya secara lisan.Kesulitan bertanya
yang dialami siswa ini dapat diatasi dengan membiasakan diri siswa untuk
bertanya. Jika sudah terbiasa maka siswa akan aktif mencari tahu tentang hal-hal
yang belum diketahuinya.
Dengan pembelajaran Question Student Have diharapkan mampu
melatih ketrampilan berpikir dan ketrampilan bertanya siswa menjadi lebih baik
dan mampu memunculkan aktivitas-aktivitas yang selama ini tidak terlihat dalam
kegiatan belajar mengajar. Dan diharapkan rasa ingin tahu siswa dalam belajar
akan mendapatkan kemudahan sehingga mudah dalam menerima materi pelajaran
yang sedang diajarkan.
17
Dengan diterapkannya model Question Student Have ini diduga
membawa siswa pada suasana yang baru membuat perasaan menjadi senang
terhadap pelajaran IPA maka akan menimbulkan, sikap positif terhadap proses
pembelajaran dan tumbuhnya sikap percaya diri dalam bertanya, melatih siswa
dalam menyatukan pendapat dengan temannya, melatih siswa bekerja sama,
memecahkan masalah serta mengungkapkan pendapat. Jika hal atau sikap
tersebut sudah ada dalam diri siswa maka dapat dipastikan siswa mampu belajar
dengan baik dan mampu mencapai hasil belajar yang maksimal.
Peningkatan hasil belajar siswa kelas 5 ini dapat terjadi dengan melalui
beberapa tahapan atau proses. Siswa pada awalnya belajar dengan metode
pembelajaran yang konvensional misalnya ceramah dan tanya jawab sederhana
seperti yang biasanya dilakukan oleh guru. Dengan metode semacam ini hasil
belajar siswa tidak akan meningkat dengan maksimal karena siswa cenderung
merasa bosan dan mengantuk selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas. Hal ini kemudian mengakibatkan pemahaman terhadap materi yang
dipelajari pun juga menjadi tidak maksimal. Kendala yang biasanya sering
dihadapi siswa saat belajar adalah siswa takut atau malas untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum dikuasainya atau dipahaminya selama belajar. Agar
permasalahan kesulitan belajar siswa ini dapat diatasi maka disarankan guru untuk
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have.
Langkah-langkah pembelajaran sesuai kerangka berpikir dengan materi sebagai
berikut:
18
Bagan 2.1
Kerangka Pikir
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas 5 rendah
Pembelajaran Konvensional
Pengukuran Pendekatan Pembelajaran Question
Student Have
Menjelaskan materi Adanya pengamatan.
Siswa bertanya tentang hal-hal yang
belum dipahami siswa.
Siswa bertanya dalam bentuk
tulisan pada selembar kertas.
Siswa untuk mengedarkan
kertas kepada teman-
temannya. Siswa yang belum
paham memberi tanda centang
pada pertanyaaan temannya.
Siswa mengedarkan
pertanyaan dalam
kelompoknya dan kemudian
memberi tanda centang pada
pertanyaan lain.
Menghitung jumlah centang
terbanyak.
Melaporkan hasil kertas
dengan centang terbanyak.
Hasil belajarIPA tentang Struktur
Bumi meningkat. Nilai siswa ≥ KKM
75
Guru dan siswa membahas ulang
materi secara bersama-sama.
Siswa dibagi dalam kelompok-
kelompok
Siswa masuk kedalam kelompok yang
sudah ditentukan
19
2.4 Hipotesis
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah dan kajian teoritis yang
dikemukaan di atas, maka hipotesis penilaian ini dapat dirumuskan sebgai berikut:
ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have dapat
meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Kemirirejo
03 Magelang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 pada Materi “Struktur
Bumi”.