3
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Down Syndrome
Menurut Gunarhadi (2005) kata “Down Syndrome” adalah alih bahasa
Indonesia dari bahasa Inggris Down Syndrome. Kelainan ini pertama kali
diketahui Seguin dalam tahun 1844. Down adalah seorang dokter dari Inggris
yang nama lengkapnya adalah Langdon Haydon Down. Pada tahun 1866 ia
menindaklanjuti pemahaman kelainan yang pernah dikemukakan oleh Seguin
tersebut melalui penelitian. Dalam penelitiannya ia menguraikan tanda-tanda
kliis kelainan aneuploidi pada manusia. Seorang individu aneuploidi memeliki
kekurangan atau kelebihan di dalam sel tubuhnya. Jenis aneuploidi sebagai
penyimpangan kromosom tersebut ia namakan Trisomi 21. Yang berarti
kromosom no 21 memiliki tiga genom. Kondisi pada manusia yang diakibatkan
oleh penyimpangan kromosom jenis Trisomi 21 diberi istilah idiot mongoloid
atau mongolisme. Diberi nama demikian, karena kondisi individual dengan
Trisomi 21 dianggap memiliki ciri-ciri wajah yang menyerupai orang oriental.
Sebaliknya orang Asia menganggap kondisi ini menyerupai orang-orang Eropa.
Namun sekarang kondisi yang demikian itu dinyatakan sebagai Down Syndrome.
Trisomi 21 yang terdapat pada sel tubuh anak Down Syndrome mengakibatkan
berbagai ciri sehingga anak tersebut berbeda dengan anak-anak lain pada
umumnya.
Ciri-ciri anak dengan Down Syndrome bisa berupa tanda-tanda secara fisik
maupun tanda-tanda secara perkembangan.Secara fisik, anak dengan Down
Syndrome memiliki tanda-tanda yang sama meskipun kadar dan kombinasinya
berbeda antar seorang individu dengan individu Down Syndrome lainnya.
Seorang anak Down Syndrome mungkin saja memiliki berbagai tanda seperti ini
semenjak lahir, dan hampir semua tanda tersebut berkaitan dengan ciri-ciri fisik
dan gerak.
Beberapa karakteristik anak dengan Down Syndrome adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan otot lemah.
Bayi dengan Down Syndrome memiliki kekuatan otot yang lemah. Otot-
ototnya begitu kendur sehingga kepala dan bagian tubuhnya menjadi lunglai.
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
4
Lengan dan kakinya lemas dan mudah digerakan. Karena lemahnya kekuatan
otot, gerak reflek tertentu yang menunjukan kekuatan menjadi tidak tampak.
Kekuatan otot yang lemah berdampak terhadap lambannya gerak daya kekuatan
dan perkembangan secara umum.
2. Ciri-ciri kepala.
Bayi yang mengalami Down Syndrome memiliki tampilan yang sangat khas.
Kadang-kadang ada bayi yang kepalanya sedikit lebih kecil dari pada umumnya.
Ada juga yang lehernya lebih pendek dibanding leher bayi lainnya. Lipatan atau
kerutan kulit bayi mudah terlihat dibagian punggung dan juga di lehernya segera
setelah bayi itu lahir. Bayi-bayi pada umumnya memang memiliki ubun-ubun
yang sangat lunak, akan tetapi bayi yang lahir dengan Down Syndrome memiliki
lingkaran ubun-ubun yang lebih besar, sehingga memerlukan waktu yang lebih
lama proses perkembangan penutupannya. Kerutan-kerutan kulit dan ubun-ubun
yang sangat lunak akan dengan sendirinya hilang seiring bertambahnya usia bayi
tersebut.
3. Ciri-ciri wajah
Sebagian besar anak Down Syndrome memiliki muka datar dan lebih kecil
dibanding anak-anak lain pada umumnya. Lubang mata agak miring ke atas,
jarak antara kedua mata sangat jauh, terdapat banyak lipatan keriput kulit di
kelopak mata yang dikenal dengan sebutan lipatan epikantal. Di tepian luar iris
kedua matanya terdapat bercak putih yang dikenal dengan nama bercak
brushfield. Bercak tersebut tampak tetapi tidak mengganggu atau mengurangi
ketajaman penglihatan. Karena muka datar hidungnya tampak kecil dan pesek
sehingga saluran lubang hidung menjadi lebih sempit. Hal ini menyebabkan
anak menjadi mudah terganggu pernafasan hidungnya seperti pilek dan lebih
sering tersumbat. Beberapa bayi yang lahir dengan Down Syndrome memiliki
lubang mulut yang lebih sempit dan mulut bagian atas cenderung turun sehingga
bibir atas cenderung lebih datar dibanding bibir bawah. Ujung lidah lebih besar
cenderung mendesak mulut sehingga mulut lebih sering terbuka. Daun telinga
lebih kecil, terkadang bentuknya aneh, terletak agak sedikit ke bawah bagian
kepala. Saluran pada lubang telinga yang cenderung lebih sempit sering
menyulitkan dilakukannya pemeriksaan cairan apabila terjadi infeksi pada
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
5
telinga. Bayi yang mengalami Down Syndrome memiliki pola pertmbuhan gigi
tersendiri. Kekhasan pertumbuhan gigi dapat terjadi misalnya, gigi tidak muncul,
serta warna email yang berbeda dengan gigi pada anak-anak usia balita lainnya.
4. Ciri-ciri tangan dan kaki.
Sejalan dengan tumbuh kembangnya anak Down Syndrome menampakan
bahwa jari-jari tangan dan jari-jari kakinya sedikit lebih kecil, sedikit lebih
pendek dan tumpul dibanding tangan dan kaki anak-anak lain. Jari tangan yang
ke-5 yaitu jari kelingking terkadang menekuk ke dalam. Antara ibu jari kaki dan
jari telunjuk kaki terdapat ruang yang agak lebar. Garis-garis tangan dan kaki
berbeda dengan garis-garis tangan dan garis-garis kaki anak-anak lain. Hal ini
disebabkan terdapatnya kekhasan garis yang disebut Simean Crease. Kekhasan
tersebut terlihat karena telapak tangannya hanya mempunyai sebuah garis
mendatar saja.
Penyimpangan kromosom Trisomi 21 menyebabkan ciri-ciri fisik dan
perkembangan anak Down Syndrome sebagai berikut :
a. Penyakit jantung bawaan
b. Gangguan mental
c. Tubuh kecil
d. Kekuatan otot lemah (Hipotonia)
e. Kelenturan yang tinggi pada persendian
f. Bercak pada iris mata (Brushfield Spots)
g. Posisi mata miring ke atas
h. Adanya lipatan ekstra pada sudut mata (Ephicanthal Folds)
i. Lubang mulut kecil sehingga lidah cenderung menekuk
j. Tangan pendek tetapi lebar dengan lipatan tunggal pada telapak tangan
(Simian Crease)
k. Jarak lebar antara ibu jari dengan jari-jari lainnya.
Munculnya tanda-tanda dan kadar ciri-ciri tersebut di atas beragam pada
masing-masing anak Down Syndrome. Selain ciri-ciri di atas masih banyak lagi
ciri-ciri yang menandakan seorang anak mengalami Down Syndrome. Akan
tetapi perlu diketahui juga bahwa ada beberapa ciri di atas yang mungkin
terdapat pada anak yang tidak mengalami Down Syndrome.
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
6
Selain ciri-ciri seperti tersebut di atas, Aciardi menyebutkan 20% jenis
Trisomi 21 meninggal dalam kandungan. Bayi Down Syndrome yang baru lahir
pada umumnya memiliki bobot rendah, yaitu 20% di antaranya dengan bobot
kurang dari 2,5 kilogram. Sekitar 20% anak Down Syndrome meninggal sampai
dengan 20 tahun, akan tetapi banyak juga yg hidup mencapai lebih dari usia
menengah .
B. Model Terapi
Menurut Gunarhadi (2005) setiap anak Down Syndrome pada dasarnya
memiliki kekuatan dan kelemahan atau kemampuan dan ketidakmampuan yang
bersifat priabadi sebagai dampak dari Down Syndrome.
Identifikasi secara seksama dan teliti kebutuhan khusus masing-masing
anak adalah sangat penting dilakukan baik oleh orangtua ataupun tenaga
profesional, karena kebutuhan khusus tersebut akan dijadikan dasar penyusuna
program intervensi. Langkah-langkah dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus
sebagai berikut:
1. Amatilah anak dengan cermat menilai apa yang dapat dan tidak dapat
dilakukannya dalam tiap bidang perkembangan.
2. Perhatikan apa-apa yang baru mulai dilakukannya atau yang masih sulit
baginya.
3. Tentukan kecakapan baru apa yang dibutuhkan anak atau perbuatan apa yang
harus didorong untuk membantu anak.
4. Bagilah tiap-tiap kecakapan baru yang dibutuhkan anak menjadi langkah-
langkah kecil berupa aktivitas-aktivitas yang dapat dipelajari oleh anak.
Kegiatan identifikasi dapat dilakukan oleh orangtua yang sudah terlatih atau
oleh kader posyandu terdekat. Kegiatan identifikasi juga dapat dilakukan oleh
profesional seperti ortopedagoog (guru pendidikan luar biasa), psikolog, dokter,
fisioterapis, dll.
Istilah “intervensi” dimaksudkan untuk usaha bantuan atau bombingan atau
pembinaan yang diberikan kepada anak Down Syndrome. Yaitu sebuah istilah
sebagai pengganti kata “terapi” dan “pengobatan” guna menghindari pengertian
medis dan menekankan ia merupakan bantuan, bukan penyembuhan.
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
7
Intervensi anak Down Syndrome umumnya meliputi fisioterapi, terapi
okupasi, terapi wicara dan pendidikan khusus kegiatan fisioterapi umumnya
berhubungan dengan persoalan postur dan gerak serta latihan ketrampilannya,
sedangkan kegitan terapi okupasi berkaitan dengan ketrampilan koordinasi mata
dan tangan serta sejumlah ketrampilan akademik dini.
Kegiatan terapi wicara menekankan latihan komunikasi, sedang pendidikan
khusus merupakan pendidikan yang membantu anak-anak belajar dalam bidang-
bidang akademik, seperti ketrampilan akademik permulaan yang dapat
mendasari ketrampilan membaca, menulis dan menghitung serta membantu
memajukan ketrampilan yang membutuhkan konsentrasi menanamkan
kebiasaan bekerja pada anak-anak sejak usia dini.
Kegiatan intervensi anak Down Syndrome umumnya dilakukan oleh tenaga
profesional seperti ahli fisioterapi, ahli terpai okupasi, ahli terapi wicara, dan
ortopedagoog. Namun demikian mengingat jumlah tenaga profesional di
Indonesia sampai sekarang masih sangat terbatas, maka keluarga khususnya
orangtua dapat saja melakukan kegiatan intervensi bagi anak Down Syndrome.
Ada 3 hal utama dalam memberikan intervensi anak Down Syndrome di
lingkungan keluarga yaitu :
a. Bantulah anak mengembangkan kemampuan fisik dan mentalnya.
b. Lindungilah anak dari penyakit menular.
c. Cegahlah atau koreksilah adanya kecacatan.
Ketiga program intervensi tersebut di atas merupakan program prioritas di
awal-awal kehidupan anak Down Syndrome.
C. Perkembangan Anak
Menurut Gunarhadi (2005) perkembangan anak menjadi pertimbangan
penting bagi para pendidik dalam melayani pendidikan bagi peserta didiknya.
Para pendidik akan selalu memperhatikan aspek perkembangan anak baik fisik,
kognisi, emosi, maupun sosial lingkungan budayanya.
Dalam memberikan layanan kepada anak, para pendidik akan mendasarkan
strateginya kepada teori-teori yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh teori
perkembangan anak adalah John Locke dan Jean Jacques Rousceau. Keduanya
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
8
berbeda pendapat dalam menyoroti hakekat anak dan perkembangannya. Jhon
Locke beransumsi bahwa anak adalah ibarat kertas kosong (tabula rasa) yang
akan diukir siapa saja tergantung kepada pengukirnya. Jean Jacques Rouscesu,
sebaliknya, berpandang bahwa anak adalah potensi yang akan bisa menjadi
kenyataan. Namun demikian kedua-duanya merupakan penyediaan lingkungan
yang kondusif sehingga perkembangan anak terkompas pada arah yang baik.
Dari kedua tokoh sentral tersebut muncul tokoh pembaharu pendidikan yang
mengimplementasikan teori-teorinya kedalam praktek pendidikan. Para
pembaharu pendidikan memandang perkembangan anak melalui biologis,
psikoanalitik, behaviorisme, kognitif, dan konstektual. Teori biologis
memandang perkembangan anak dari dimensi perubahan struktrur tubuh dan
kemampuan-kemampuan yang bersifat genetik (potensi bawaan). Psikonalitik
memandang perkembangan anak dari segi perubahan menuju kematangan
seseorang. Behaviorisme, sebaliknya melihat perkembangan anak karena faktor
pengaruh lingkungan. Teori kognitif yang berpandangan senada dengan teori
biologis lebih menitikberatkan cara atau proses berfikir anak dalam membangun
pengertian dalam diri sendiri tentang lingkungannya. Sedangkan teori
konstektual beransumsi bahwa perkembangan anak dan perkembangan sosial
budaya saling pengaruh mempengaruhi. Perubahan perilaku anak akan
berpengaruh terhadap perubahan sosial, demikian juga sebaliknya.
Perubahan dalam menerapkan asumsi mereka tentang perkembangan anak
tidak lepas dari aspek-aspek perkembangan anak itu sendiri. Aspek itu antara
lain adalah :
1. Perkembangan fisik (struktur tubuh)
Perkembangan fisik akan berpengaruh terhadapperubahan psikologis anak
semenjak sebelum lahir sampai dewasa. Perkembangan fisik anak dapat dipantau
melalui perkembangan prenatal, perkembangan postnatal.
a. Perkembangan Prenatal
Perkembangan prenatal adalah perkembangan bayi dalam kandungan
ibu. Perkembangan ini dimulai dari sejak terjadinya konsepsi/ pembuahan
sampai dilahirkan bayi tersebut. Dalam periode perkembangan ini peran
genetik sangat besar dalam membentuk pola fisik dan potensi kehidupan
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
9
selanjutnya, karena gen dalam kromosom merupakan bahan utama
pembentukan kehidupan manusia.
b. Perkembangan Postnatal
Perkembangan postnatal atau setelah lahir, secara fisik bisa dilihat
dari berbagai segi :
1) Berat Badan
Tingkat kesehatan anak dapat diketahui melalui perkembangan berat
badan. Berat badan bayi di bawah normal menunjukan kondisi kesehatan
bayi tersebut rendah. Sebaliknya, jika berat badan bayi menunjukan
kisaran pola normal, bayi tersebut dikatakan sehat.
2) Panjang Badan
Panjang badan diukur dari kepala, badan sampai kaki. Organ tubuh
bayi akan berkembang proposional sampai dewasa. Danis & Retno
mengemukakan panjang kaki adalah ½ bagian dari panjang badan,
sedang posisi kepala ¼ bagian dari panjang badan.
3) Gigi
Pertumbuhan gigi bayi pada umumnya terjadi pada usia 7 bulan.
Namun ada juga yang sampai satu tahun dan ada pula yang baru 3 bulan
gigi bayi sudah tumbuh. Pada usia satu tahun, bayi pada umumnya
memiliki 6 buah gigi.
4) Tulang dan Otot
Kerangka dan otot bayi yang terbentuk sejak bayi masih dalam
kandungan terus berkembang. Tulang bayi terbentuk dalam tulang rawan
tumbuh dan berkembang menjadi kulit dan kuat dengan kecepatan
tertentu sampai usia pubertas (Danis dan Retno, 2001).
2. Perkembangan Otak
Otak manusia adalah paling besar ukurannya dibanding otak binatang
mamalia darat seukuran tubuhnya, yaitu 8 kali otak rata-rata binatang mamalia
yang hidup sekarang. Bagian terbesar otak manusia, dan yang berkembang
paling akhir adalah Frontal Lobe atau cerebral cortex yang berfungsi untuk
mengendalikan pikiran dan kesadaran.
3. Perkembangan Persepsi
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
10
Perkembangan persepsi berkaitan dengan pengolahan informasi dari
pengindraan yang dilakukan oleh otak. Bagian otak yang menginterprestasikan
dan merespon rangsangan visual dan auditory (penglihatan dan pendengaran)
anak berkembang sangat cepat pada saat bayi berusia 2 tahun pertama.
4. Perkembangan Indra Lain
a. Pengecap
Bayi lebih menyuakai rasa manis dari pada rasa lain, dan bayi tidak
menyukai rasa asam dan pahit. Bayi sering diberi minum manis pada usia
tahun-tahun peartama, akan menyukai minum manis pada usia 2 tahun.
b. Pencium
Indra pencium terdapat pada bayi semenjak lahir. Bayi akan
menghindari bau-bauan yang tidak nyaman seperti telur busuk dan bau tak
sedap lainnya. Beberapa peneliti membuktikan bahwa bayi yang menyusu
ibu dapat mengenali bau ibunya sendiri apabila bayi itu, misalnya disusui
oleh ibu lain. Demikian juga ibu dapat mengenali bau bayinya yang baru
berusia satu atau dua hari. Sentuhan dan rasa sakit.
Bayi yang baru lahir cukup peka terhadap sentuhan. Bila bayi disentuh
pipinya oleh ibunya, ia akan segera bergerak menyusu. Gerakan ini
merupakan refleks otomatis dan gerak ini merupakan salah satu dari gerak
reflek bayi untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
5. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik adalah perkembangan yang menyangkut kemampuan
anak untuk bergerak dan mengendalikan gerakan-gerakan tubuh.
6. Perkembangan bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang yaitu serangkaian bunyi yang
mengandung makna. Lambang yang digunakan tersebut menjadi alat untuk
mewujudkan gagasan yang akan disampaikan orang lain.
Perkembangan anak Down Syndrome pada bulan-bulan awal tidak
menampakan keterlambatan. Perkembangan fisiknya tidak berbeda dengan
anak-anak lainnya sebelum berusia enam bulan. Berat badan dan panjang badan
pun tidak menunjukan kelainan smaa sekali.
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
11
Pada bulan-bulan selanjutnya setelah berusia di atas satu tahun, anak Down
Syndrome mulai menunjukan keterlambatan-keterlambatan dibanding dengan
anak lain seusianya. Keterlambatan ini terlihat sekali pada gerak yang tidak sama
dengan tahapan perkembangan anak lain. Kemampuan berkomunikasi juga tidak
secepat anak lain dalam merespon ibunya atau orang lain yang berusaha
menggodanya. Kemampuan bicara belum nampak pada usia 2 tahun bahkan ada
juga yang sampai pada usia 5 tahun anak Down Syndrome belum bisa bicara.
Sisi kesehatan, anak Down Syndrome banyak berpotensi gangguan beberapa
penyakit seperti penyakit jantung, tiroid, gangguan tulang belakang gigi dan
kadang-kadang obesitas atau kegemukan dan lain sebagainya.
Perkembangan emosi dan sosial juga terlambat. Hal ini disebabkan karena
kemampuan kognisi yang cenderung di bawah rata-rata. Rintangan intelegensi
anak Down Syndrome sebagai besar berkisaran katagori ringan, dengan IQ skor
antara 50 s/d 70, dan kategori sedang dengan IQ skor antara 35 s/d 50.
Perkembangan banyak dipengaruhi oleh adanya penyimpangan kromosom.
Bagi anak laki-laki ada indikasi ketidaksuburan pada spermatozoa yang
mengakibatkan bahwa keungkinan besar tidak mempunyai keturunan.
Sedangkan wanita Down Syndrome memiliki peluang lebih besar untuk dibuahi.
Harapan untuk berkeluarga dan hidup mandiri dalam masyarakat menjadi
kecil. Harapan untuk berkeluarga dan hidup mandiri sangat terbatas dengan
kemampuannya. Oleh karena itu kriteria hidup mandiri bagi Down Syndrome
hanyalah sebatas bina diri. Kemampuan bina diri hanya bisa dicapai dalam
lingkungan keluarganya untuk menguasai dirinya sendiri dan pekerjaannya
sehari-hari yang bersifat kerumahtanggan.
D. Sistem Pakar
Sistem pakar adalah program komputer yang merupakan cabang dari
penelitian ilmu komputer yang disebut AI. Tujuan ilmu AI adalah membuat
sesuatu menjadi cerdas dalam hal pemahaman melalui program komputer yang
ditunjukkan dengan tingkah laku cerdas. Hal ini berkenaan dengan suatu konsep
dan metode inferensi simbolik atau penalaran yang dilakukan komputer, dan
berkenaan juga dengan bagaimana suatu pengetahuan digunakan untuk membuat
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
12
suatu kesimpulan yang akan direpresentasikan ke dalam suatu mesin (Desiani
dan Arhami, 2006).
Sistem pakar sebagai suatu teknologi baru masih menyimpan hal-hal baru
yang dapat dipelajari. Dalam menyelesaikan suatu permasalahan, ada beberapa
pertanyaan yang perlu dijawab, atau teknologi tidak akan berhasil digunakan.
Seperti juga tool lainnya, sistem pakar mempunyai aplikasi yang sesuai dan yang
tidak untuk digunakan. Perbedaan personal dalam teknologi dapat dilihat di
Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Perbedaan personal didalam teknologi (Desiani & Arhami, 2006)
Orang Pertanyaan
Manajer Apa yang dapat saya gunakan
Teknolog Bagaimana saya dapat mengimplementasikannya
dengan sangat baik
Penelitian Bagaimana saya bisa mengembangkannya
Pelanggan/pemakai Bagaimana ini akan membantu Apakah cukup baik
menangani masalah dan menghemat biaya.
Bagaimana kehandalannya.
Seorang pakar dengan sistem pakar mempunyai banyak perbedaan. Darkin
dalam Desiani dan Arhami, (2006) mengemukakan perbandingan kemampuan
antara seorang pakar dengan sebuah sistem pakar seperti Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2.Perbedaan personal didalam teknologi (dalam Desiani dan
Arhami, 2006)
Factor Human Ekspert Ekspert System
Time availibility Hari Kerja Setiap saat
Geografis Lokal/tertentu Dimana saja
Keamanan Tidak tergantikan Dapat diganti
Perishable/dapat habis Ya Tidak
Performansi Variabel Konsisiten
Kecepatan Variabel Konsisten
Biaya Tinggi Terjangkau
Dari tabel diatas, dapat dikembangkan penjelasan lebih lanjut tentang
keunggulan sistem pakar dibandingkan seorang pakar, yaitu:
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
13
1. Sistem pakar bisa digunakan setiap harinya yang menyerupai sebuah mesin,
sedangkan seorang pakar tidak mungkin bekerja terus-menerus setiap hari tanpa
beristirahat.
2. Sistem pakar merupakan suatu perangkat lunak yang dapat diperbanyak,
kemudian dibagikan ke berbagai lokasi maupun tempat yang berbeda-beda
untuk dapat digunakan, sedangkan seorang pakar hanya bekerja pada suatu
tempat dan pada saat yang bersamaan.
3. Suatu sistem pakar dapat diberi pengamanan untuk mennetukan siapa saja yang
mempunyai hak akses untuk menggubanakannya dan jawaban yang diberikan
oleh sistem terbebas dari proses intimidasi/ancaman, sedangkan seorang pakar
bisa saja mendapat ancaman atau tekanan pada saat menyelesaikan
permasalahan.
4. Pengetahuan (knowledge) yang disimpan pada sistem pakar tidak akan bisa
hilang/lupa yang dalam hal ini tentunya harus didukung oleh maintenance yang
baik, sedangkan pengetahuan seorang pakar manusia lambat laun akan hilang
karena meninggal, usia yang makin tua, maupun menderita suatu penyakit.
Walaupun pengetahuan yang dimilikinya dalam waktu yang singkat tidak akan
hilang, bisa saja seorang pakar mengundurkan diri dari pekerjaannya sehingga
organisasi yang bersangkutan akan kehilangan seorang pakar yang berbakat.
5. Kemampuan memecahkan masalah pada suatu sistem pakar tidak dipengaruhi
oleh faktor dari luar seperti intimidasi, perasaan kejiwaan, faktor ekonomi
ataupun perasaan tidak suka kepada sistem pakar. Akan tetapi, sorang pakar yang
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti yang disebutkan diatas dalam
menyelesaiakan atau memecahkan suatu masalah, sehingga jawaban yang
diberikandapat berbeda-beda ealaupun masalahnya sama. Atau dengan kata lain,
seorang pakar boleh jadi tidak konsisten.
6. Umumnya, kecepatan dalam memecahkan masalah pada suatu sistem pakar
relatif lebih cepat dibandingkan oleh seorang pakar manusia. Hal ini sudah
dibuktikan pada beberapa sistem oakar yang terkenal didunia.
7. Biaya menggaji seorang pakar lebih mahal bila dibandingkan dengan memakai
program sistem pakar (dengan asumsi bahwa program sistem pakar itu sudah
ada).
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
14
Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan beberapa alasan mendasar
pengembangan sistem pakar untuk menggantikan seorang pakar, diantaranya:
a. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi
b. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang
pakar
c. Seorang pakar anak pensiun dan pergi
d. Seorang pakar adalah mahal
e. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabar (hostile
environment)
Menurut Desiani dan Arhami (2006), Sistem pakar merupakan program-
program praktis yang meggunakan strategi heuristik yang dikembangkan oleh
manusia untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang spesifik
(khusus), disebabkan oleh keheuristikannya dan sifatnya yang berdasarkan pada
pengetahuan sehingga umumnya sistem pakar bersifat:
a. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-langkah
maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses
penyelesaian.
b. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu
kemampuan dari basis pengetahuannya.
c. Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang sering tidak sempurna)
untuk mendapatkan penyelesaiannya.
d. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
e. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi
Menurut Turban dalam Desiani dan Arhami (2006),struktur sistem pakar
disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development
environment) dari lingkungan konsultasi (consultation environtment).
Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan
pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan
konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar dalam memperoleh
pengetahuan pakar. Komponen-komponen sistem pakar dalam kedua bagian
tersebut dapat dilihat dalam Gambar 1 yaitu user interface (antarmuka
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
15
pengguna), basis pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inferensi,
workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan.
a. Antarmuka Pengguna
Antarmuka pengguna (user interface) merupakan mekanisme yang
digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka
menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang
dapat diterima oleh sistem. Selain itu, antar muka menerima informasi dari
sistem dan menyajikan ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai.
Menurut McLeod dalam Desiani dan Arhami (2006) , pada bagian ini terjadi
dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar
menerima instruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga memberikan
(output) kepada pemakai. Antar muka pengguna dapat dilihat pada Gambar 1
berikuit ini:
Gambar 1. Arsitektur sistem pakar (sumber: Turban, 2001)
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
16
b. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman,
formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun
atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi
tentang obyek dalam area permasalahan tertentu, sedangkan aturan
merupakan informasi tentang cara memperoleh fakta dari fakta yang telah
diketahui. Dalam studi kasus pada sistem berbasis pengetahuan, terdapat
beberapa karakteristik dibangun yang akan membantu kita dalam membentuk
serangkaian prinsip-prinsip arsitekturnya. Prinsip tersebut meliputi:
1) Pengetahuan merupakan kunci kekuatan sistem pakar
2) Pengetahuan sering tidak pasti dan tidak lengkap
3) Pengetahuan sering miskin spesifikasi
4) Amatir menjadi ahli secara bertahap
5) Sistem pakar harus fleksibel
6) Sistem pakar harus transparan
Sejarah penelitian dibidang AI telah menunjukan berulang kali bahwa
pengetahuan adalah kunci untuk setiap sistem cerdas (intelligence system).
c. Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition) adalah akumulasi,
transfer dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari
sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Menurut Turban (dalam
Desiani dan Arhami, 2006) terdapat tiga metode utama dalam akuisisi
pengetahuan, yaitu:
1) Wawancara
2) Analisis Protokol
3) Observasi pada pekerjaan pakar
4) Induksi aturan dari contoh
d. Mesin Inferensi
Mesin inferensi merupakan otak dari sebuah sistem pakar dan dikenal
juga dengan sebutan control structure (struktur kontrol) atau rule interpreter
(dalam sistem pakar berbasis kaidah). Menurut Turban (dalam Desiani dan
Arhami, 2006) Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
17
metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis
pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan.
Kebanyakan sistem pakar berbasis aturan menggunakan strategi inferensi
yang dinamakan modus ponens. Berdasarkan strategi ini, jika terdapat aturan
“IF A THEN B”, dan jika diketahui bahwa A benar maka dapat disimpulkan
bahwa B juga benar. Strategi inferensi modus ponen dinyatakan dalam bentuk
[A AND (A→B)]→B
Dengan A dan A→B adalah proposisi-proposisi dalam basis pengetahuan.
e. Workplace
Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working
memory). Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan
kesimpulan yang dicapai. Ada 3 tipe keputusan yang dapat direkam, yaitu:
1. Rencana: Bagaimana menghadapi masalah
2. Agenda: Aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk
dieksekusi
3. Solusi: Calon aksi yang akan dibangkitkan
f. Fasilitas Penjelasan
Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan
meningkatkan kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan
penalaran sistem kepada pemakai. Menurut Turban (dalam Desiani dan
Arhami, 2006) fasilitas penjelasan dapat menjelaskan perilaku sistem pakar
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Mengapa pertanyaan tertentu ditanyakan oleh sistem pakar?
2. Bagaimana kesimpulan tertentu diperoleh?
3. Mengapa alternatif tertentu ditolak?
4. Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian?
g. Perbaikan Pengetahuan
Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan
kinerjanya serta kemampuan untuk belajar dari kerjanya. Kemampuan
tersebut adalah penting dalam pembelajaran terkomputerisasi sehingga
program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan
yang dialaminya.
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
18
Sistem pakar setidak-tidaknya mempunyai dua unsur manusia atau lebih yang
terlibat didalam pembangunan dan pengembangan serta penggunaanya.
Minimal, ada seorang yang membangun dan ada penggunanya. Sering juga
ada pakar dan perekayasa pengetahuan (knowledge engineer). Menurut
Turban (dalam Desiani dan Arhami, 2006) ada 4 unsur manusia dalam sistem
pakar yaitu:
1. Pakar (The Expert)
2. Perekayasa Pengetahuan (Knowledge Engineer)
3. Pemakai (User)
4. Unsur lainnya
E. Forward chaning (Runtut Maju)
Runut maju berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam
metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan
dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Mungkin proses menambahkan
data ke memori kerja. Proses diulang sampai ditemukan hasil (Wilson, 1998
dalam Kusrini, 2006).
Gambar 2. berikut ini menunjukkan bagaimana cara kerja metode inferensi
runut maju.
DATA ATURAN KESIMPULAN
A = 1 JIKA A = 1 DAN B = 2 B = 2 MAKA C = 3 D = 4
JIKA C = 3 MAKA D = 4
Gambar 2. Runut Maju (Forward Chaining)
Metode inferensi runut maju cocok digunakan untuk menangani masalah
pengendalian (controlling) dan peramalan (prognosis) (Giarattano dan Riley,
1994 dalam Kusrini, 2006). Berikut ini adalah contoh inferensi dengan
menggunakan
metode runut maju:
JIKA Penderia terkena penyakit epilepsi
idiopatik dengan
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
19
CF antara 0,4 s/d 0,6
MAKA Berikan obat carbamazepin
F. Backward Chaining (Runut Balik)
Runut balik merupakan metode penalaran kebalikan dari runut maju. Dalam
runut balik, penalaran dimulai dengan tujuan merunut balik ke jalur yang akan
mengarahkan ke tujuan tersebut (Giarattano dan Riley, 1994 dalam Kusrini,
2006). Gambar 3.
Berikut ini menunjukkan proses penalaran menggunakan metode runut balik.
Gambar 3. Runut Balik (Backward Chaining)
Runut balik disebut juga sebagai goal-driven reasoning, merupakan cara
yang efisien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai masalah
pemilihan terstruktur. Tujuan dari inferensi ini adalah mengambil pilihan terbaik
dari banyak kemungkinan. Metode inferensi runut balik ini cocok digunakan
untuk memecahkan masalah diagnosis (Schnupp, 1989 dalam Kusrini, 2006).
Berikut ini adalah contoh penalaran dengan menggunakan metode runut
balik:
Aturan 1:
Mengalami epilepsi idiopatik lokal dengan certainty factor: 0,63
JIKA tipe sawan parsial sederhana
DAN EEG menunjukkan adanya fokus
DAN penyebabnya tidak diketahui
Aturan 2:
Mengalami tipe sawan parsial sederhana dengan certainty factor: 0,63
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
20
JIKA Mengalami motorik fokal yang menjalar atau tanpa
menjalar (gerakan klonik dari jari tangan, lalu menjalar
ke lengan bawah dan atas lalu menjalar ke seluruh
tubuh)
ATAU Gerakan versif, dengan kepala dan leher menengok ke
suatu sisi
ATAU Gejala sensorik fokal menjalar atau sensorik khusus
berupa
halusinasi sederhana (visual, auditorik, gustatorik)
Untuk mencapai tujuan, yaitu mengidentifikasi penyakit epilepsi idiopatik,
sistem akan mengambil informasi subgoal yang paling rendah tingkatannya.
Sistem akan memberikan pertanyaan mengenai gejala-gejala yang pada akhirnya
dapat menentukan jenis penyakitnya.
G. Java
Java merupakan sebuah bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat
berjalan pada platform yang berbeda, baik di windows, linux, serta sistem
operasi lainnya. Dengan menggunakan java, kita dapat mengembangkan banyak
aplikasi yang dapat digunakan pada lingkungan yang berbeda, seperti pada :
Desktop, Mobile, Internet, dan lain-lain (Supriyanto, 2010).
Bahasa java dapat menjadi bahasa untuk membuat aplikasi di beragam
komputer mulai dari hand-held device seperti handphone menggunakan J2ME
(Java 2 Micro Edition), aplikasi standar degan J2SE (Java 2 Standard Edition),
atau aplikasi dan back-end enterprise dengan J2EE (Java 2 Enterprise Edition).
Bahasa java tidak kompatibel dengan bahasa-bahasa sebelumnya sehingga tidak
terbebani keharusan mengkomodasi kekeliruan-kekeliruan serta kelemahan-
kelemahan bahasa sebelumnya (Hariyanto, 2010).
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
21
H. Database MySQL
MySQL (My Structure Query Language) merupakan program database yang
bersifat jaringan, sehingga dapat digunakan untuk aplikasi multi user (Banyak
pengguna). MySQL menggunakan bahasa query (permintaan) standar SQL
(Structured Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan terstruktur,
SQL telah distandarkan untuk semua program pengakses database seperti oracle,
Posgre SQL, SQL server, dan lain-lain (Supriyanto, 2010).
MySQL merupakan software RDBMS (Relational Database Management
System) yang dapat mengelola database secara cepat, menampung data dalam
jumlah sangat besar, dapat diakses oleh banyak user (multi-user), dan dapat
melakukan proses secara sinkron atau bersamaan (multi-threaded).
I. Penelitian yang pernah dilakukan dan yang terkait.
1. Pada tahun 1988 sampai dengan tahun 2000 Anna J. Esbensen dari
Cincinnati Children’s Hospital Center dan Marsha Mailick Seltzer dari
Waisman Center university of Wisconsin - Madison melakukan Longitudinal
Study dengan melibatkan 155 ibu-ibu yang memiliki anak sindrom down
sebagai responden. Dengan judul Accounting For The “Down Syndrome
Advantage” pada journal AJIDD Volume 116, Number 1: 3 – 15, Januari
2011, Penelitian ini mendiskripsikan kompleksitas keuntungan sindrom down
bagi seorang ibu (caregiving) dibandingkan dengan riwayat
kelainan/ketidakmampuan yang lain. Terdapat tiga hipotesis yang diajukan
dalm penelitian ini yaitu; Down Syndrome memprediksi nilai pesimisme
caregiving yang rendah terhadap masa depan anak, sindrom down
memprediksi kepuasan hidup yang lebih tinggi dalam mengasuh anak, dan
sindrom down memprediksi kualitas hubungan yang lebih baik antara ibu dan
anak. Pada dasarnya, Longitudinal study ini bertujuan mencari nilai
signifikansi dari interkorelasi hubungan asosiasi dimensi – dimensi
kesejahteraan ibu (maternal well-being) terhadap Down Syndrome. Maternal
well-being sendiri terdiri dari empat dimensi yaitu: nilai kepuasan hidup (life
satisfaction), hubungan ibu dan anak (quality of relationship), pesimisme ibu
pada masa depan anak (pessimism), dan beban subjektif (subjective burden)
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
22
yang dimiliki ibu pada saat mengasuh anak Down Syndrome. Untuk
mengukur dimensi maternal well – being para ibu, dibuatlah angket dengan
skala tertentu yang memuat pertanyaan/pernyataan seputar dimension of
maternal well – being, kemudian menggunakan analisis regresi untuk
mengukur dan menguji sejauh mana nilai signifikansi hubungan asosiasi dari
setiap dimensi terhadap sindrom down. Hasil yang diperoleh secara singkat
adalah terdapat hubungan yang signifikan antara life satisfaction dengan
Down Syndrome, nilai signifikan juga terdapat pada hubungan interkorelasi
antara quality of relationship dan Down Syndrome. Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa memiliki anak dengan sindrom down akan memberikan
ibu memiliki kepuasan hidup yang lebih dalam mengasuh dan memiliki
hubungan antara ibu dan anak yang lebih baik dibandingkan dengan
kelainan/ketidakmampuan yang lain. (Esbensen dan Seltzer, 2011)
2. Penelitian ini mendeskripsikan pandangan guru (Caregivers) tentang
manfaat terapi music terhadap anak Down Syndrome. Peneliatian ini
dilakukan di Univerity of Auckland Human Participant Ethics Committee
oleh Dorothea Piennar dengan melibatkan 19 dari 34 guru yang sudah
berpengalaman dalam mengajar anak-anak Down Syndrome. Guru
berpandangan bahwasanya terapi music dapat membangun atau
mengembangkan komunikasi dan ketrampilan sosial pada anak Down
Syndrome. Anak-anak Down Syndrome belajar berinteraksi secara sepontan
melalui music dengan memberikan sinyal komunikasi nonverbal berupa
ekspresi emosi atau melakukan gerakan-gerakan seperti menari mengikuti
pergerakan irama musik. Guru juga meyakini bahwasanya pada sesi terapi
musik pola aktifitas anak-anak Down Syndrome mengalami peningkatan.
Dapat disimpulkan bahwasanya guru percaya anak-anak Down Syndrome
dapat menikmati musik ataupun menunjukan peningkatan aktifitas pada saat
mendengarkan musik. Kesimpulan penelitian ini memberikan opini kepada
guru bagaimana menata kelas dalam memberikan terapi musik kepada anak-
anak Down Syndrome. Musik membangun komunikasi anak Down Syndrome
secara signifikan maka perlu tata cara pengajaran yang baik dari guru,
diantaranya adalah sesi pembelajaran mengikuti aturan-aturan teretentu dan
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017
23
berimprovisasi dengan memberikan waktu untuk siswa melakukan aktifitas
spontan, kegitan dilakukan berulang-ulang guna meningkatkan memori,
gunakan lagu-lagu yang sudah dikenal, sesi dapat menggunakan alat-alat
ringan seperti drum, piano atau gitar, berkolaborasi dan berbagi, berikan
petunjuk sigkat dan jelas, tambahkan kegiatan mendengarkan, berikan juga
sesi permainan dan gerakan tari. (Pienaar, 2012)
3. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Penelitian ini melibatkan tiga orang anak Down
Syndrome, narasumber primer penelitian ini adalah orang tua subjek.
Narasumber sekunder meliputi keluarga subjek. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara dan observasi. Pemeriksaan keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan toilet training oleh orang tua pada anak Down Syndrome
menggunakan teknik lisan dan teknik modelling. Keberhasilan toilet training
anak Down Syndrome dipengaruhi oleh faktor internal yaitu kesiapan fisik,
kesiapan psikologis, kesiapan sensorik, dan kemampuan komunikasi yang
baik. Faktor eksternal yang mendorong keberhasilan toilet training yaitu
kesiapan orang tua yang baik, pengetahuan keluarga tentang toilet training
yang tinggi, pola asuh orang tua, motivasi stimulasi toilet training dari orang
tua yang tinggi, pemberian reward dan punishment oleh orang tua. Sikap
konsisten dalam mengajarkan toilet training dan pola asuh otoriter juga
berperan dalam keberhasilan toilet training anak Down Syndrome. Faktor
penghambat keberhasilan toilet training yaitu ketidaksiapan intelegensi
karena faktor Down Syndrome dan rasa khawatiran ibu apabila anak tidak
bersih jika melakukan sendiri. Fasilitas toilet yang kurang memadai yang ada
di rumah tidak mempengaruhi keberhasilan toilet training. Saran bagi orang
tua dan pengasuh diharapkan untuk lebih tegas dan lebih konsisten dalam
pelaksanaan toilet training pada anak Down Syndrome. Pemberian reward
dan punishment kepada anak sebagai tehnik dalam pengajaran toilet training.
(Mariana, 2013)
Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017