Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar

(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan

IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu

peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam

sekitar.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan

manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk

terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran

Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada

pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui

penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah

serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh

karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

7

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan

proses dan sikap ilmiah.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI

merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta

didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan

pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik

untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang

difasilitasi oleh guru.

2.1.1.1. Karakteristik Anak Usia SD

Pembelajaran IPA di SD akan berhasil dengan baik apabila guru

memahami perkembangan intelektual anak usia SD. Usia anak SD berkisar antara

7 tahun sampai dengan 11 tahun. Oleh karena itu, pada tahap ini pembelajaran

sangat perlu dibantu oleh benda-benda konkret yang dapat membantu siswa untuk

memahami konsep materi yang diajarkan.

Menurut Jean Piaget dalam Winataputra, dkk (2008:3.40-3.41)

perkembangan kognitif anak (kecerdasan) dibagi menjadi empat tahap yaitu: 1)

Tahap Sensori Motorik (0-2 tahun). Kemampuan berfikir peserta didik baru

melalui gerakan atau perbuatan. Perkembangan panca indera sangat berpengaruh

pada diri mereka. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh atau

memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari

perbuatannya. Pada usia ini anak belum mengerti akan motivasi dan senjata

terbesarnya adalah menangis; 2) Tahap Pra Operasional (2-7 tahun). Kemampuan

kognitifnya masih terbatas. Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru

perilaku orang tua dan guru yang pernah ia lihat ketika orang itu merespon

terhadap perilaku orang, keadaan, dan kejadian yang terjadi di masa lampau.

Mulai mampu menngunakan kata-kata yang benar dan mamapu pula

mengekspresikan kalimat pendek secara efektif; 3) Tahap Operasional Konkrit (7-

11 tahun). Peserta didik sudah mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi,

misalnya volume dan jumlah. Mempunyai kemampuan memahami cara

mengkombinasikan beberapa golongan benda yang tingkatnya bervariasi. Sudah

mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

8

konkret; 4) Tahap Operasional Formal (12-14). Telah memiliki kemampuan

mengkoordinasi dua ragam kemampuan kognitif secara serentak maupun

berurutan. Sudah memiliki kemampuan merumuskan hipotesis sehingga mampu

berfikir memecahkan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan

dengan lingkungan. Menggunakan prinsip-prinsip abstrak.

Menurut Nursidik Kurniawan dalam Sari (2011:15) menjelaskan 4

karakteristik anak usia SD yaitu: 1) Anak SD senang bermain. Karakteristik ini

menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan

permainan lebih-lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model

meancang pembelajaran yang memungkinkan danaya unsur permainan

didalamnya; 2) Anak senang bergerak. Orang dewasa dapat duduk berjam-jam

sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit.

Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang

memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi

untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai suatu siksaan; 3) Anak

usia SD adalah anak yang senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulannya

dengan kelompok sebaya, anak-anak belajar aspek-aspek yang penting dalam

proses sosialisasi, seperti belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia

kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerima

tanggung jawab, mempelajari olahraga dan membawa implikasi bahwa guru harus

merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau

belajar dalam kelompok; 4) Anak SD senang merasakan, melakukan,

memperagakan, serta melihat/mengamati sesuatu secara langsung.

Dengan adanya potensi fisik dan psikologis yang berbeda-beda pada diri

anak, maka seorang guru dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran harus

memperlakukan anak didiknya sebagai insan yang memiliki keunikan atau

kekhasan. Guru juga harus melaksanakan pendidikan dan pembelajaran yang

menekankan pada keaktifan siswa, menggunakan media pembelajaran yang sesuai

dengan potensi dan kebutuhan anak.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

9

2.1.1.2. Tujuan Mata Pelajaran IPA di SD/MI

Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut: 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan

Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-

Nya; 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; 3)

Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat; 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; 5) Meningkatkan

kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan alam; 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; 7) Memperoleh bekal

pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP/MTs.

2.1.1.3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA di SD/MI

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek

berikut: 1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; 2) Benda/materi,

sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas; 3) Energi dan

perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat

sederhana; 4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya.

2.1.1.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA di

SD/MI.

Secara rinci SK dan KD untuk mata pelajaran IPA yang ditujukan bagi

siswa kelas V SD Negeri 1 Cabak disajikan melalui Tabel 2.1. berikut ini.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

10

Tabel 2.1.SK dan KD Mata Pelajaran IPA Kelas V Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)

2.1.1.5. Cahaya dan Sifat-sifatnya

Semua benda yang dapat memancarkan cahaya disebut sumber cahaya.

Contoh sumber cahaya adalah matahari, lampu, senter, dan bintang. Cahaya

mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya bagi

kehidupan. Sifat-sifat cahaya terdiri dari cahaya merambat lurus, cahaya

menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan dan

cahaya dapat diuraikan. Cahaya ada 2 macam, yaitu (1) cahaya yang berasal dari

benda itu sendiri, seperti matahari, senter, lilin, dan lampu (2) cahaya yang

memancar dari benda akibat memantulnya cahaya pada permukaan benda tersebut

dari sumber cahaya misalnya, jika kamu melihat benda berwarna biru, artinya

benda tersebut memantulkan cahaya berwarna biru.

Cahaya merambat lurus. Saat berjalan di kegelapan, maka kita

memerlukan senter. Ketika senter dinyalakan, cahaya dari lampu senter arah

rambatannya menurut garis lurus. Selain itu cahaya matahari yang melalui celah-

celah sempit atau jendela juga akan tampak seperti garis-garis lurus. Hal ini

membuktikan bahwa arah rambat cahaya menurut garis lurus sehingga disebut

dengan cahaya merambat lurus. Sifat cahaya yang merambat lurus ini

dimanfaatkan manusia pada lampu senter dan lampu kendaraan bermotor.

Cahaya menembus benda bening. Berdasarkan dapat tidaknya meneruskan

cahaya, benda dibedakan menjadi benda tidak tembus cahaya dan benda tembus

cahaya. Benda tidak tembus cahaya tidak dapat meneruskan cahaya yang

mengenainya. Apabila dikenai cahaya, benda ini akan membentuk bayangan.

Contoh benda tidak tembus cahaya yaitu kertas, karton, tripleks, kayu, dan

tembok. Sementara itu, benda tembus cahaya dapat meneruskan cahaya yang

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

11

mengenainya. Contoh benda tembus cahaya yaitu kaca, air jernih, dan plastik

bening. Ketika kita berjalan di bawah cahaya matahari, kemanapun kita berjalan

selalu diikuti oleh bayangan kita sendiri. Bayang-bayang tubuh itu akan hilang

ketika kita masuk ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon yang besar.

Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Ketika

cahaya mengenai tubuh, cahaya tidak dapat menembus tubuh sehingga

terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumah dan pohon

yang besar. Cahaya juga berpengaruh terhadap kehidupan di dalam air. Kolam

yang airnya jernih dapat ditembus cahaya. Dengan bantuan cahaya ini, tumbuhan

yag ada di dalam air dapat melakukan fotosintesis. Fotosisntesis menyebabkan air

menjadi kaya oksigen karena fotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen

diperlukan bagi kelangsungan mahkluk hidup lain di dalam air. Kolam yang

airnya keruh sulit dilalui cahaya. Oleh karena itu, tumbuhan yang ada di dalamnya

tidak dapat melakukan fotosintesis. Akibatnya air sedikit sekali mengandung

oksigen. Hal ini tentu akan mengganggu kelangsungan hidup mahkluk yang ada

di dalamnya.

Cahaya dapat dipantulkan. Walaupun arah rambat cahaya adalah

merambat lurus, akan tetapi cahaya dapat diubah arahnya yaitu dengan

menggunakan benda yang permukaannya mengkilap. Perubahan arah rambat

cahaya disebut pemantulan cahaya. Benda yang dapat memantulkan cahaya

disebut cermin. Cahaya yang mengenai permukaan mengkilap akan dipantulkan.

Besarnya sudut pantulan cahaya sama dengan sudut datangnya cahaya.

Pemantulan cahaya ada yang teratur dan ada yang tidak teratur (baur). Pemantulan

teratur terjadi bila cahaya mengenai benda yang permukaannya sangat rata dan

mengkilap. Sebaliknya, pemantulan tidak teratur (pemantulan baur) terjadi bila

cahaya mengenai benda yang permukaannya tidak rata (bergelombang). Contoh

pemantulan baur yang sering kita lihat adalah cahaya yang dipantulkan dari

permukaan jalan. Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya.

Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan cermin lengkung.

Cermin lengkung ada dua macam, yaitu cermin cembung dan cermin cekung.

Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

12

melengkung. Cermin datar biasa digunakan untuk bercermin. Pada saat bercermin,

bayangan akan terlihat di dalam cermin. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh

cermin datar yaitu (1) ukuran bayangan sama dengan ukuran benda, (2) jarak

bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin, (3) kenampakan

bayangan berlawanan dengan benda. Misalnya tangan kirimu akan menjadi tangan

kanan bayanganmu, (4) bayangan tegak seperti bendanya, (5) bayangan bersifat

semu atau maya. Artinya, bayangan dapat dilihat dalam cermin, tetapi tidak dapat

ditangkap oleh layar. Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang

pantulnya melengkung ke arah luar. Cermin cembung biasa digunakan untuk

spion pada kendaraan bermotor. Bayangan pada cermin cembung bersifat maya,

tegak, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang sesungguhnya. Cermin

cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam. Cermin

cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu mobil dan lampu senter.

Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada

letak benda terhadap cermin. Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung yaitu (1)

jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat tegak, lebih

besar, dan semu (maya), (2) jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda

bersifat nyata (sejati) dan terbalik.

Cahaya dapat dibiaskan. Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang

kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan

arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut

pembiasan. Dasar kolam yang airnya jernih terlihat lebih dangkal dari sebenarnya.

Peristiwa ini merupakan salah satu bentuk pembiasan cahaya yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari. Peristiwa pembiasan lainnya teradi pada saat kita berenang.

Ketika kita berenang di kolam yang jernih, maka kaki terlihat lebih pendek.

Contoh lain, amatilah ketika pensil dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air.

Pensil tersebut terlihat seperti patah dan lebih pendek. Kaki yang terlihat lebih

pendek dan sedotan yang terlihat patah menunjukkan salah satu sifat cahaya

dapat dibiaskan. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang

lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya

merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

13

lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis

normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara. Contoh lain peristiwa

pembiasan yaitu ikan di kolam yang jernih kelihatan lebih besar dari aslinya,

dasar kolam kelihatan lebih dangkal dan jalan beraspal pada siang hari yang panas

kelihatan seperti berair (fatamorgana).

Cahaya dapat diuraikan. Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian

cahaya (dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai

cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun,

sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya

matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-warna

pelangi. Peristiwa dispersi cahaya juga dapat diamati pada balon air. Kita dapat

menggunakan air sabun untuk membuat balon air. Jika air sabun ditiup di bawah

sinar matahari, maka kita akan melihat berbagai macam warna berkilauan pada

permukaan balon air tersebut. Pelangi merupakan salah satu peristiwa dalam

kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan penguraian cahaya. Pelangi

biasanya dapat kita lihat pada saat hujan turun rintik-rintik. Warna pelangi sama

halnya seperti warna spektrum cahaya. Spektrum warna merupakan warna-warna

cahaya yang membentuk cahaya putih. Warna merah, jingga, kuning, hijau, biru,

nila dan ungu pada pelangi berasal dari pembiasan dan penguraian cahaya putih

matahari oleh bintik-bintik air hujan.

2.1.2. Hasil Belajar IPA

Slameto (2010:2-3) menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.” Selanjutnya diungkapkan bahwa ciri-ciri perubahan tingkah laku

tersebut diantaranya: 1) perubahan terjadi secara sadar; 2) perubahan dalam

belajar bersifat kontinu dan fungsional; 3) perubahan dalam belajar bersifat positif

dan aktif; 4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara; 5) perubahan

dalam belajar bertujuan dan terarah; 6) perubahan mencakup seluruh aspek

tingkah laku. Menurut Sadiman,dkk (2008:2), “belajar adalah suatu proses yang

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

14

kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia

masih bayi hingga ke liang lahat nanti.”

Menurut Slameto dalam Hamdani (2011:20) secara psikologis, belajar

merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai

hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti

“berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Usaha untuk mencapai kepandaian

atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan

ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumnnya. Sehingga dengan belajar

itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan

memiliki tentang sesuatu.

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

proses perubahan tingkah laku manusia yang relatif tetap untuk memperoleh

kepandaian dari hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

lingkungannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat

digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Slameto (2010:54), faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar. Faktor intern dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu : faktor

jasmaniah, faktor psikologis, faktor kelelehan. Slameto (2010:60), faktor ekstern

adalah faktor yang ada di luar diri individu. Faktor ekstern dikelompokkan

menjadi tiga faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Winanto (2011:162), hasil belajar

merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan sisi

guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang

lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan

mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan

pelajaran. Abdulrahman dalam Winanto (2011:163), hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar mengajar.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

15

Menurut Sudjana (2010:22), “hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”

Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yaitu : (a) Keterampilan dan

kebiasaan; (b) Pengetahuan dan pengertian; (c) Sikap dan cita-cita, yang masing-

masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.

Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal,

(b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan

motoris. Sudjana (2010:23), dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan

pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan

klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar

membaginya menjadi tiga ranah, yaitu: 1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil

belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut

kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat

tinggi; 2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi; 3)

Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor, yakni gerakan reflek, keterampilan

gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan

keterampilan komplek, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara

ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah

karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan

pelajaran.

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA

adalah perubahan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dari sebelumnya

akibat dari proses pembelajaran yang diukur dengan pemberian evaluasi oleh guru

sehingga akan diketahui hasil belajar dan mengajar yang dilakukan oleh siswa dan

guru pada pembelajaran IPA. Hasil belajar IPA yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah hasil belajar kognitif siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

16

berupa metode demonstrasi berbantuan media audio visual (CD interaktif) dan

metode demonstrasi berbantuan media visual (gambar).

Menurut Purwanto (1996:107), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

proses dan hasil belajar pada setiap orang terdiri dari faktor luar dan faktor dari

dalam seseorang. Faktor dari luar terdiri dari lingkungan dan instrumental.

Lingkungan terdiri dari alam dan sosial sedangkan instrumental terdiri dari

kurikulum, guru, sarana dan falisitas, dan administrasi. faktor dari dalam terdiri

dari fisiologi dan psikologi. Fisiologi terdiri dari kondisi fisik dan kondisi panca

indra sedangkan psikologi terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan

kemampuan kognitif.

2.1.3. Pengertian Metode Demonstrasi

Menurut Rahardja (2002:87), “metode demonstrasi adalah suatu cara

menyajikan bahan pelajaran dimana guru atau para sumber/orang lain dengan

sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan/langkah-langkah proses

yang disertai penjelasan, ilustrasi seperlunya dan siswa mengamati dengan

seksama.” Mendemonstrasikan pada dasarnya sama artinya dengan istilah

mempertunjukkan/memperlihatkan sesuatu proses untuk membuat/membentuk

sesuatu.

Dengan mempertunjukkan/memperagakan suatu proses maka metode

demonstrasi memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut: 1) Dapat

memperjelas pemahaman siswa dengan mengamati peragaan dari guru; 2) Dapat

memperkecil kemungkinan terjadinya pemahaman yang salah terhadap bahan

pelajaran dibandingkan dengan mendengarkan ceramah dari guru; 3) Siswa dapat

memperoleh pengalaman langsung dengan secara langsung mengamati peragaan

dalam demonstrasi; 4) Dapat mempermudah pemusatan perhatian siswa karena

secara khusus dituntut mengamati secara seksama; 5) Mendorong keberanian

siswa untuk mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum diketahui

selama kegiatan demonstrasi berjalan.

Selain kelebihan atau keunggulan, metode demonstrasi memiliki

kekurangan-kekurangan sebagai berikut: 1) Memerlukan waktu yang cukup lama;

2) Memerlukan persiapan yang matang, teliti dan cermat; 3) Memerlukan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

17

peralatan yang memadahi siswa tidak salah persepsi; 4) Belum tentu siswa dapat

mendemonstrasikan ulang setelah menyaksikan peragaan guru dan; 5) Tidak

semua bahan pelajaran dari berbagai bidang studi tepat didemonstrasikan.

Adapun peranan guru dalam pelaksanaan metode demonstrasi adalah

sebagai berikut: 1) Guru secara jeli memilih bahan pelajaran yang tepat disajikan

dengan demonstrasi; 2) Guru perlu merancang langkah-langkah demonstrasi

secara detail; 3) Guru perlu menyiapkan peralatan yang akan dipergunakan; 4)

Menentukan teknik-teknik yang sederhana dan mudah dimengerti siswa; 5)

Dilaksanakan dalam situasi yang sebenarnya atau mendekati sebenarnya sehingga

siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang riel dan; 6) Buat bagan

dipapan tulis untuk menerangkan langkah-langkah proses demonstrasi.

Adapun peranan siswa dalam pelaksanaan metode demonstrasi adalah

sebagai berikut: 1) Siswa perlu memahami dan ikut mempersiapkan diri sebelum

demonstrasi dilaksanakan; 2) Dengan penuh konsentrasi mengikuti langkah demi

langkah pada pelaksanaan demonstrasi; 3) Pengajuan pertanyaan-pertanyaan

terhadap hal-hal yang belum jelas; 4) Membuat catatan-catatan secara teliti

terhadap hal-hal yang penting; 5) Siswa mendemonstrasikan ulang agar dapat

lebih memahami terhadap bahan pelajaran tersebut dan; 6) Siswa mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya.

2.1.3.1. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi

Menurut Rahardja (2002:90) langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam

memakai metode demonstrasi antara lain persiapan, pelaksanaan, tindak lanjut,

dan penutup. Persiapan yang dapat ditempuh dalam memakai metode

demonstrasi meliputi: 1) Guru mengkaji kesesuaian metode dengan tujuan yang

akan dicapai; 2) Memilih dan memilah peralatan yang akan dipakai; 3)

Memperkirakan waktu yang akan diperlukan dan; 4) Mencoba peralatan terlebih

dahulu. Pelaksanaan yang dapat ditempuh dalam memakai metode demonstrasi

meliputi: 1) Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai dengan demonstrasi

tersebut; 2) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti demonstrasi dengan

menjelaskan prosedur/cara kerja peralatan yang dipakainya dan; 3)

Memperagakan suatu proses yang disertai penjelasan, ilustrasi, pertanyaan-

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

18

pertanyaan yang diikuti oleh seluruh siswa secara seksama. Tindak lanjut yang

dapat ditempuh dalam memakai metode demonstrasi meliputi: 1) Siswa diberi

kesempatan untuk mendiskusikan, menanyakan terhadap suatu proses/urutan

langkah-langkah yang baru saja selesai didemonstrasikan dan; 2) Siswa diberi

kesempatan mendemonstrasikan ulang, bila belum tepat/salah guru dapat

meragakan ulang. Penutupan yang dapat ditempuh dalam memakai metode

demonstrasi meliputi: 1) Guru memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk lebih

memperjelas terhadap bahan yang baru saja didemonstrasikan dan; 2) Guru

mengadakan evaluasi.

2.1.4. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Iswidayati (2010:2), media berasal dari bahasa latin merupakan

bentuk jamak dari ”medium” yang secara harfiah berarti ”perantara” atau

”pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.

Media diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan, atau informasi kepada siswa serta dapat dimanfaatkan

untuk memperjelas materi atau mencapai tujuan pembelajaran, memperlancar dan

meningkatkan proses dan hasil belajar. Selain itu media pembelajaran dapat

meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak untuk dapat menimbulkan

motivasi belajar, dan membentuk interaksi yang lebih langsung antara siswa dan

guru, siswa dan lingkungannya dan dapat memacu siswa untuk belajar sendiri

sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat

dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, antara lain: film, video, LCD,

televisi, dan slide proyektor. Sebenarnya media pembelajaran tidak hanya terbatas

pada media elektronik melainkan segala sesuatu yang digunakan untuk

memperlancar proses belajar mengajar yang mempunyai tujuan agar materi yang

diajarkan lebih mudah dipahami oleh peserta didik termasuk papan tulis,

penggaris, buku, maupun peraga manual. Sehingga perbedaan alat peraga dan

media, terletak pada fungsinya bukan pada subtansinya. Suatu sumber belajar

disebut alat peraga jika hanya berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

19

Sedangkan sumber belajar disebut media jika merupakan bagian integral dari

seluruh proses pembelajaran.

Media memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.

media berfungsi menjebatani antara guru dan siswa dalam rangka menyampaikan

materi bahan ajar, membantu siswa memahami bahan ajar dan memfasilitasi siswa

melakukan kegiatan pembelajaran. Dan akhirnya media pembelajaran dapat

mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu, serta dapat memberikan kesamaan

pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.

2.1.4.1. Perkembangan Media Pembelajaran

Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru

(teching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar,

model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret,

motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Dengan

masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar peetengahan abad ke-20, alat

visual untuk mengkonkretkan ajaran ni dilengkapi dengan alat audio sehingga kita

kenal adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA).

Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu ini Edgar Dale

mengadakan klasifikasi pengalaman menurut ringkat dari yang paling konkret ke

yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut

pengalaman (cone of experience) dari Edgar Dale.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

20

Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman E. Dale dalam Sadiman, dkk (2008:8)

2.1.4.2. Fungsi dan Kelebihan Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa

informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Fungsi utama media

adalah menambah pengalaman serta menanggulangi keterbatasan pengalaman

yang dimiliki siswa. Media pembelajaran dapat digunakan untuk menggantikan

objek-objek riel yang sulit ditemukan siswa sebagai pengalaman belajar. Materi

belajar seperti binatang buas, organ tubuh manusia, sifat cahaya, planet dan

sebagainya yang umumnya sulit ditemukan secara konkrit, dalam hal ini media

pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana untuk menggantikannya, kendati

dalam bentuk buku, film, video, slide, bentuk miniature, film, model atau bentuk

gambar-gambar/foto yang disajikan secara audio, visual, dan audio visual.

Menurut Gerlach dan Ely dalam Hamdani (2011:245-246) ada tiga

kelebihan kemampuan media adalah sebagai berikut: 1) kemampuan fiksatif,

artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek

atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat

disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti

kejadian aslinya; 2) kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan

kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

21

sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta

dapat pula diulang-ulang penyajiannya; 3) kemampuan distributif, artinya media

mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian

secara serempak, misalnya siaran TV atau radio.

Menurut Iswidayati (2010:10-11) media pembelajaran mempunyai

kelebihan dalam beberapa hal di antaranya: a) Media pembelajaran dapat

mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.

Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang

menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan

melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan

tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang

dipelajari, maka obyeknya lah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud

bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar yang

dapat disajikan secara audiovisual dan audial; b) Media pembelajaran dapat

melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara

langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang

disebabkan karena : obyek terlalu besar, obyek terlalu kecil,obyek yang bergerak

terlalu lambat, obyek yang bergerak terlalu cepat, obyek yang terlalu kompleks,

obyek yang bunyinya terlalu halus, obyek mengandung berbahaya dan resiko

tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat

disajikan kepada peserta didik; c) Media pembelajaran memungkinkan adanya

interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya; d) Media

menghasilkan keseragaman pengamatan; e) Media dapat menanamkan konsep

dasar yang benar, konkrit dan realistis; f) Media membangkitkan keinginan dan

minat baru; g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk

belajar; h) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang

konkrit sampai dengan abstrak.

2.1.4.3. Jenis Media Pembelajaran

Menurut Hamdani (2011:248) media pembelajaran dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu media visual, media audio, dan media audio visual. Media

visual adalah media yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan indra

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

22

penglihatan. Media visual terdiri atas media yang tidak dapat diproyeksikan dan

media yang dapat diproyeksikan. Media yang dapat diproyeksikan bisa berupa

gambar diam atau bergerak. Adapun media yang tidak dapat diproyeksikan adalah

gambar yang disajikan secara fotografik, misalnya gambar tentang manusia,

binatang, tempat, atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan bahan atau isi

pelajaran, yang akan disampaikan kepada siswa. Media yang diproyeksikan

adalah media yang menggunakan alat proyeksi sehingga gambar atau tulisan

tampak pada layar.

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif

(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Program kaset suara dan

program radio adalah bentuk media audio. Penggunaan media audio dalam

pembelajaran pada umumnya untuk menyampaikan materi pelajara tentang

mendengarkan.

Media audio visual merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa

disebut media pandang dengar. Audio visual akan menjadikan penyajian bahan

ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu, media ini dalam batas-

batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Sebab, penyajian

materi bisa diganti oleh guru, dan guru bisa beralih menjadi falisator belajar, yaitu

memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh media audio

visual, diantarnya program video atau televisi, video atau televisi instruksional,

dan program slide suara.

2.1.4.4. Kriteria Pemilihan Media

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media adalah sesuai dengan

tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan

atau kompetensi bersifat menghapalkan kata-kata, media yang tepat untuk

digunakan adalah media audio. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat

memahami isi bacaan, media yang lebih tepat digunakan adalah media cetak.

Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktifitas), media film dan

video bisa digunakan. Selain pertimbangan tersebut, Sanjaya dalam Hamdani

(2011:257) mengungkapkan pertimbangan lain dalam memilih media

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

23

pembelajaran yang tepat, yaitu menggunakan kata ACTION (Access, Cost,

Technology, Interactivity, Organization, Novelty). Access artinya kemudahan

akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media. Apakah media yang

diperlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan. Akses juga juga

menyangkut aspek kebijakan, apakah media tersebut diizinkan untuk digunakan.

Cost artinya pertimbangan biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan suatu

media harus seimbang dengan manfaatnya. Technology artinya ketersediaan

teknologinya dan kemudahan dalam penggunaannya. Interactivity artinya mampu

menghadirkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Organization artinya

dukungan organisasi atau lembaga dan cara pengorganisasiannya. Novelty artinya

aspek kebaruan dari media yang dipilih. Media yang baru biasanya lebih menarik

dan lebih baik.

2.1.5. CD Intraktif

Penggunaan komputer sebagai media pengajaran dikenal dengan nama

pengajaran dengan bantuan komputer (Computer Assisted Instruction/CAI). Salah

satu aplikasi CAI dalam dunia pendidikan adalah CD interaktif. CD interaktif

merupakan salah satu inovasi dari media pembelajaran yang menampilkan gambar

yang dikemas dalam bentuk animasi dan narasi singkat mengenai pembelajaran

yang sedang dilakukan sehingga dapat menarik minat, terutama anak SD yang

masih berada pada taraf konkret. CD ini memuat berbagai materi yang disertai

gambar-gambar animasi, tentunya ini akan digemari anak-anak.

Beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat CD interaktif

antara lain: director, macromedia flash, macromedia autoplay media studio. dan

sebagai pendukung adalah penguasaan aplikasi image editing seperti Adobe

Photoshop untuk mengolah gambar bitmap, serta Corel Draw dan Macromedia

Freehand untuk mengolah gambar.

Sadiman dalam Andiyanto (2011:13-14) mengatakan bahwa ditinjau dari

kesiapan pengadaannya, media dikelpmpokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi

karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dalam

keadaan siap pakai (media by utilizaton) dan media rancangan yang perlu

dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

24

tertentu. Sehingga media Komputer dan LCD Proyektor merupakan media

rancangan yang mana didalam penggunaannya sangat diperlukan rancangan

khusus dan didesain sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan.

Tampilan pembelajaran yang ada disajikan sebagai media interaktif yang

berisi materi untuk mengajak anak belajar dengan memberikan pembelajaran yang

konkrit dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guna mencapai tujuan tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan melihat CD tersebut siswa dapat

melihat foto, menonton video dan animasi, bermain education game ataupun kuis

serta mendengarkan musik yang terdapat dalam CD interaktif ini.

CD interaktif merupakan aplikasi yang dikhususkan untuk menyampaikan

suatu materi belajar secara interaktif. CD interaktif ini pun dapat membantu kita

untuk belajar meski tanpa bantuan guru. Artinya dengan ada CD interaktif ini,

proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja.

2.1.5.1. Kriteria CD Interaktif

Menurut Zulfikar (2011) menyatakan bahwa, dalam pembuatan CD

interaktif ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar CD interaktif ini menjadi

sempurna. Berikut kriteria-kriteria yang menunjang kualitas CD interaktif : 1)

Jalan disemua PC. CD interaktif yang baik dapat berjalan di PC windows ataupun

OS mac bahkan linux. dan jika hanya berjalan pada OS windows, pastikan Semua

jenis windows dapat menjalankannya secara baik, minimal bisa jalan di windows

98, windows Me, Windows XP, windows 2003, windows NT, windows Vista,

Windows 7; 2) Terlihat bagus pada resolusi monitor berapapun. CD interaktif

harus bisa berjalan pada resolusi monitor 4:3 ataupun wide screen 16:9 terutama

jika CD interaktif berjalan pada mode fullscreen. 3) Tidak berat. CD interaktif

harus berjalan lancar pada PC dan tidak macet. Oleh karena itu pengalokasian

memori sangat diperhatikan terutama CD interaktif yang terdapat banyak video

didalamnya; 4) Perpaduan warna desain dan warna teks yang sesuai. Agar

tampilan jelas dan tidak menggangu mata, CD interaktif harus dibuat dengan

warna-warna yang baik dan pemilihan warna teks yang baik pula agar tulisan

terbaca sempurna. pemilihan size dan jenis font juga sangat berpengaruh dalam

hal ini; 5) Tidak ada bugs. CD interaktif harus dipastikan tidak error pada

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

25

navigasi dan halaman-halamannya. Oleh karena itu perlu adanya tahapan quality

control pada saat finishing; 6) Volume musik dan suara yang sesuai. Dalam hal

ini suara atau musik yang terdapat pada CD interaktif harus benar-benar nyaman

didengar, jangan sampai merusak telinga atau bahkan kekecilan sehingga tidak

jelas terdengar; 7) Plug and Play. Jelas sekali yang namanya CD interaktif harus

plug and play, dalam artian ketika CD dimasukan, maka program multimedia ini

secara otomatis langsung berjalan, dan tidak perlu di install terlebih dahulu; 8)

Layout, navigasi, menu, dan isi. Penempatan-penempatan menu dan isi haruslah

baik, jangan lupa memperhatikan safety area karena user interface ini sangat

berpengaruh untuk kemudahan user dalam menjalankan menu terutama untuk

menu-menu yang hirarikal; 9) Terproteksi. Pastikan CD interaktif aman dari

pembajakan, sudah banyak cara memproteksi CD interaktif yang berada di

internet seperti penggunaan password dan anti burning; 10) Kreatif. CD interaktif

harus berbeda dengan CD interaktif lainnya karena apabila ada kesamaan, maka

akan mengurangi nilai kreatifitas dalam CD interaktif tersebut.

2.1.5.2. Bentuk Interaksi CD Interaktif

Salah satu aplikasi CAI (Computer-assisted Instruction) dalam dunia

pendidikan adalah CD interaktif. Heinich, dkk dalam Rahmawati (2006:27-34)

mengemukakan enam bentuk interaksi pembelajaran yang dapat di aplikasikan

dalam merancang sebuah media pembelajaran interaktif untuk sistem pendidikan

jarak jauh. Bentuk-bentuk interaksi tersebut antara lain berupa praktik dan latihan

(drill and practice), tutorial, permainan (games), simulasi (simulation), penemuan

(discovery), dan pemecahan masalah (problem solving).

Praktik dan latihan, bentuk interaksi ini digunakan untuk melatih siswa

menggunakan konsep, aturan (rules) atau prosedur yang telah diajarkan

sebelumnya. Melalui serangkaian contoh dari konsep dan pengetahuan yang telah

dipelajari, siswa diberi kesempatan untuk berlatih agar terampil dalam

menerapkan konsep dan pengetahuan tersebut. Hal penting yang perlu

diperhatikan agar siswa dapat memanfaatkan bentuk interaksi ini dalam

merancang media pembelajaran adalah pemberian ganjaran (reward) yang

kontinyu. Ganjaran diberikan setiap kali siswa berhasil melakukan tugasnya

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

26

dengan baik. Pemberian ganjaran yang positif (positive reward) terhadap prestasi

belajar akan memberikan kemungkinan yang lebih besar kepada siswa untuk

mengulangi keberhasilan yang telah dicapai. Hal inidikenal dengan istilah

reinforcement atau pengukuhan terhadap hasil belajar. Konsep pemberian

ganjaran dan pengukuhan perlu di pertimbangkan dalam merancang media

interaktif berbentuk praktik dan latihan. Sebenarnya ada hal lain yang perlu

diperhatikan dalam merancang medium pembelajaran interaktif yaitu konsep

mastery learning. Dalam konsep ini siswa dapat mempelajari pengetahuan dan

keterampilan yang lebih tinggi hanya apabila ia telah berhasil menguasai

pengetahuan dan keterampilan sebelumnya yang tentunya lebih rendah

tingkatannya. Interaksi yang berbentuk praktik dan latihan pada umumnya

digunakan untuk proses pembelajaran yang memerlukan latihan dan keterampilan

yang terus menerus (drill). Siswa diharapkan dapat menguasai suatu keterampilan

tertentu apabila ia melakukan latihan terus menerus. Konsep-konsep dalam mata

pelajaran matematika merupakan salah satu contoh topik yang sesuai untuk

ditampilkan dalam bentuk interaksi praktik dan latihan. Contoh lain yaitu mata

pelajaran bahasa. Penguasaan perbendaharaan kata-kata asing (vocabulary) dan

keterampilan dalam menyusun kalimat efektif pada bidang studi bahasa dapat

diajarkan melalui bentuk interaksi praktik dan latihan. Program interaktif yang

bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktik dan

latihan dapat dirancang dalam bentuk permainan (game). Dalam program

interaktif seperti ini siswa harus mempelajari aturan yang ada (repetitive) dan

terlibat dalam sebuah permainan yang berisi latihan berulang-ulang untuk

menguasai keterampilan atau kecakapan tertentu. Biasanya interaksi yang

berbentuk praktik dan latihan menampilkan sejumlah pertanyaan atau soal yang

bervariasi yang harus dijawab oleh siswa. Siswa biasanya diberi kesempatan

untuk mencoba beberapa alternatif jawaban sebelum tiba pada jawaban yang

benar. Interaksi dalam bentuk ini biasanya berisi pertanyaan dan soal-soal dengan

tingkat kesulitan yang berbeda. Dalam interaksi berbentuk praktik dan latihan

disediakan umpan balik dan pengukuhan (reinforcement) baik yang bersifat

positif dan negatif.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

27

Tutorial, pada interaksi yang berbentuk tutorial, pengetahuan dan

informasi ditayangkan dalam unit-unit kecil yang kemudian diikuti dengan

serangkaian pertanyaan. Pola pembelajaran pada interaksi berbentuk tutorial

biasanya dirancang secara bercabang (branching). Siswa dapat diberi kesempatan

untuk memilih topik-topik pembelajaran yang ingin dipelajari dalam suatu mata

pelajaran. Semakin banyak topik-topik pembelajaran yang dapat dipilih, akan

semakin mudah program tersebut diterima oleh siswa. Dalam interaksi berbentuk

tutorial, informasi dan pengetahuan dikomunikasikan sedemikian rupa seperti

situasi pada waktu guru memberi bimbingan kepada siswa.

Permainan, interaksi berbentuk permainan (game) akan bersifat

instruksional apabila pengetahuan dan keterampilan yang terdapat didalamnya

bersifat akademik dan mengandung unsur pelatihan (training). Sebuah bentuk

permainan disebut instruksional apabila didalamnya terdapat tujuan pembelajaran

(instructional objective) yang harus dicapai. Saat ini banyak beredar permainan

komputer (computer games) yang hanya menekankan pada unsur rekreasi semata.

Walaupun demikian permainan komputer tersebut paling tidak mengandung unsur

positif yaitu membentuk pemakainya mengetahui cara kerja komputer yang

kemudian dapat memancing timbulnya minat memahami komputer (computer

literacy). Contoh permainan yang bersifat instruksional yaitu permainan dalam

membuat keputusan (decision making game) pada bidang studi manajemen.

Dalam permainan ini orang yang paling banyak membuat keputusan yang dapat

menguntungkan perusahaan adalah pemenangnya. Sama halnya dengan interaktif

lain, permainan harus mengandung tingkat kesulitan tertentu dan memberikan

umpan balik terhadap tanggapan yang dikemukakan oleh siswa. Dalam program

pembelajaran berbentuk permainan, umpan balik diberikan dalam bentuk skor

atau nilai standar yang dicapai setelah melakukan rangkaian permainan. Dalam

program dalam bentuk permainan harus ada aturan (rule) yang dapat dipakai

sebagai acuan untuk menentukan orang yang keluar sebagai pemenang. Penentuan

pemenang dalam permainan ditentukan berdasarkan skor yang dicapai kemudian

dibandingkan dengan prestasi belajar standar yang harus dicapai.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

28

Simulasi, dalam interaksi berbentuk simulasi siswa dihadapkan pada

situasi buatan (artificial) yang menyerupai kondisi dan situasi yang

sesungguhnya. Program-program pembelajaran interaktif berbentuk simulasi

memberi kemungkinan bagi pemakainya untuk melakukan latihan nyata tanpa

harus menghadapi resiko yang sebenarnya. Suatu program simulasi komputer

untuk penerbang (pilot) dirancang sama seperti ruang kemudi (cock-pit) yang

sesungguhnya. Semua instrumen yang tersedia sama seperti yang ada di dalam

ruang kemudi pesawat terbang. Dalam program simulasi ini pilot seolah-olah

dapat menaikkan atau menurunkan pesawat tanpa harus menghadapi resiko

jatuhnya pesawat. Sejumlah program komputer ini telah berhasil menciptakan

simulasi dalam mata pelajaran kimia, matematika dan fisika. Simulasi pada mata

pelajaran kimia telah memungkinkan siswa melakukan percobaan kimia tanpa

menghadapi resiko terkena langsung bahan kimia beracun. Beberapa program

simulasi dilengkapi dengan petunjuk tentang cara penggunaannya dalam bentuk

bahan penyerta (learning guides). Namun, banyak pula program lain yang tidak

dilengkapi dengan bahan penyerta. Interaksi dalam bentuk simulasi dapat

dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran. Hal penting

yang harus diperhatikan adalah pemberian umpan balik untuk memberi informasi

tentang tingkat pencapaian hasil belajar siswa setelah mengikuti program

simulasi.

Penemuan, penemuan atau discovery adalah istilah yang digunakan untuk

menggantikan istilah pendekatan induktif dalam proses belajar. Dalam interaksi

ini siswa diminta untuk melakukan percobaan yang bersifat trial dan error dalam

memecahkan suatu permasalahan. Sama halnya dengan interaksi tutorial, bentuk

interaksi penemuan berisi banyak alternatif solusi untuk memecahkan suatu

permasalahan.

Pemecahan masalah, bentuk interaksi seperti ini memberi kemungkinan

terhadap siswa untuk melatih kemampuan dalam memecahkan suatu masalah.

Siswa dituntut untuk berpikir logis dan sistematis dalam memecahkan suatu

permasalahan. Program-program interaktif berbentuk pemecahan masalah

memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan permasalahan-

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

29

permasalahan yang ada di dalamnya.Umpan balik tetap merupakan faktor yang

sangat penting dalam program-program pembelajaran yang berbentuk interaktif.

Umpan balik dapat dipergunakan oleh siswa untuk mengetahui tingkat

keberhasilannya dalam memecahkan soal atau masalah. Program-program

berbentuk pemecahan masalah biasanya berisi beberapa soal atau masalah yang

diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesulitan yang dikandung di dalamnya. Siswa

dapat mencoba memecahkan masalah yang lebih tinggi tingkatannya setelah

berhasil memecahkan masalah dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah.

Program interaktif berbentuk pemecahan masalah sangat tepat digunakan dalam

mata kuliah sains dan teknologi, walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk

dapat diterapkan pada matakuliah non eksakta (ilmu sosial).

Dalam media pembelajaran seperti komputer dan video interaktif, bentuk-

bentuk interaksi yang telah dikemukakan tadi tidak dapat dipisahkan satu sama

lain. Program komputer berbentuk permainan (games) pasti memuat soal-soal

atau permasalahan yang harus dipecahkan (problem solving) oleh siswa.

Demikian pula halnya dengan program interaktif berbentuk tutorial yang memuat

latihan untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

2.1.5.3. CD Interaktif IPA Cahaya dan Sifat-Sifatnya

Pada penelitian ini CD interaktif yang digunakan adalah CD pembelajaran

Interaktif IPA materi cahaya dan optik produksi UD. Peraga Pembina Yogyakarta.

CD interaktif ini merupakan bantuan dari pemerintah kepada sekolah berupa DAK

(Dana Alokasi Khusus) yang diberikan kepada SD N Cabak. CD interaktif ini

sudah memenuhi kriteria-kriteria yang menunjang kualitas CD interaktif

berdasarkan hasil percobaan dan konsultasi dengan Kepala Sekolah dan guru

kelas V SD N Cabak, sehingga CD interaktif ini layak untuk digunakan dalam

pembelajaran IPA. Berikut disajikan format gambar CD interaktif cahaya dan

optik yang digunakan dalam penelitian di SD N Cabak.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

30

Gambar 2.2. Format Judul CD interaktif

Gambar 2.3. Menu Materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

31

Gambar 2.4. Cahaya Merambat Lurus

Gambar 2.5. Cahaya dapat Menembus Benda Bening

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

32

Gambar 2.6. Cahaya dapat Dipantulkan

Gambar 2.7. Cahaya dapat Dibiaskan

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

33

Gambar 2.8. Cahaya dapat Diuraikan

Gambar 2.9. Game CD interaktif

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

34

Gambar 2.10. Latihan soal CD interaktif

2.1.5.4. Langkah-langkah Penggunaan CD Interaktif

Menurut Sugito dalam Andiyanto (2011:21) langkah-langkah penerapan

CD Interaktif yang sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran adalah sebagai

berikut: 1) Langkah persiapan. Guru memastikan CD yang sesuai dengan materi

dan siswa dapat diminta untuk mempersiapkan diri dalam mencari hal-hal yang

melatarbelakangi materi. Hardware ataupun software perlu dipersiapkan dengan

baik supaya tidak terjadi kemacetan ketika dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya siswa perlu dipersiapkan dalam mengikuti aturan pembelajaran CD

interaktif; 2) Penyajian. Ketika dalam penyampaian materi partisipasi siswa akan

menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan memberikan berbagai pengalaman

kepada siswa. Siswa dapat meniru percobaan atau mengamati simulasi. Bila perlu

siswa dapat menirukan simulasi yang ada. Selain menjawab pertanyaan yang ada

pada CD interaktif, guru hendaknya dapat memancing siswa untuk aktif bertanya

guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan.

Kalau masih terdapat kesulitan bisa dapat menampilkan ulang pada tampilan yang

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

35

belum jelas; 3) Aktifitas lanjutan. Melakukan evaluasi untuk memantapkan hal-

hal yang telah dipelajari, siswa juga dapat melakukan pengamatan dan dibahas

pada pertemuan berikutnya di kelas membahas penyelidikan mereka.

2.1.6. Media Gambar

Menurut Sadiman (2008:29) menyatakan bahwa diantara media

pendidikan, gambar adalah media yang paling umum dipakai. Gambar merupakan

bahasa yang umum, yang dapat dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu, pepatah

Cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari seribu

kata.

Media gambar merupakan suatu alat peraga berupa media yang termasuk

media visual dimana pesan yang akan disampakan dituangkan kedalam simbol

komunikasi visual diam atau tidak bergerak. Media gambar merupakan salah satu

jenis bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi. Media gambar juga

merupakan bahasa yang diekspresikan lewat tanda atau simbol, sering digunakan

untuk tujuan dokumen, hiburan dan pendidikan. Gambar juga dapat diperoleh dari

berbagai sumber, misalnya dari surat kabar, majalah, brosur dan buku-buku.

Gambar yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut dapat digunakan secara

efektif dalam kegiatan belajar mengajar.

Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat

meningkatkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka mengembangkan

kemampuan berbahasa, membantu mereka menafsirkan, dan membantu

mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks. Gambar bisa digunakan secara

efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Edgar Dale dalam Sudjana

(2005:41), gambar dapat mengubah tahap-tahap pembelajaran dari lambang kata

(verbal symbol) beralih kepada tahapan yang lebih konkret yaitu lambang visual

(visual symbol).

Sudjana (2005:45) mengemukakan tentang keuntungan dalam

menggunakan media gambar yaitu: a) Mudah dimanfaatkan di dalam kegiatan

belajar mengajar, karena praktis tanpa memerlukan perlengkapan apapun; b)

Harganya relatif lebih murah daripada jenis media pengajaran lain dan cara

memperolehnya mudah. Dengan memanfaatkan kalender bekas, majalah, surat

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

36

kabar dan bahan-bahan yang mudah didapat lainnya; c) Gambar dapat digunakan

dalam banyak hal, untuk berbagai jenjang pelajaran dan disiplin ilmu. Mulai dari

TK sampai Perguruan Tinggi, dari ilmu-ilmu sosial sampai ilmu eksakta; d)

Gambar dapat menterjemahkan konsep atau gagasan abstrak menjadi lebih

realistik dan; e) Gambar dapat mengubah tahap-tahap pengajaran dari lambang

kata (verbal symbol) beralih kepada tahapan-tahapan yang lebih konkret yaitu

lambang visual.

Sadiman,dkk (2008:29-31) mengemukakan tentang kelebihan dan

kekurangan media gambar. Kelebihan dari media gambar yaitu: 1) Sifatnya

konkret. Gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan

dengan media verbal semata; 2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan

waktu. Tidak semua benda, objek, peristiwa dapat dibawa ke kelas dan tidak

selalu bisa. Untuk itu gambar dapat mengatasinya; 3) Media gambar dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Misalkan sel atau penampang daun yang

tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam

bentuk gambar; 4) Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja

untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan

kesalahfahaman dan ; 5) Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan

tanpa memerlukan peralatan khusus. Sedangkan kelemahan dari media gambar

yaitu: 1) Gambar hanya menekankan persepsi indra mata; 2) Gambar benda yang

terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran dan; 3) Ukurannya

sangat terbatas untuk kelompok besar.

Menurut Sadiman, dkk (2008:31) syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar

yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan, yaitu: 1) Autentik.

Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat

benda sebenarnya; 2) Sederhana. Komposisi gambar hendaknya cukup jelas

menunjukan poin-poin pokok dalam gambar; 3) Ukuran relatif. Gambar dapat

memperbesarkan atau memperkecilkan objek/benda sebenarnya. Apabila gambar

tersebut tentang benda/objek yang belum dikenal atau pernah dilihat anak maka

sulitlah membayangkan berapa besar benda/objek tersebut. Untuk menghindari

tersebut hendaknya dalam gambar tersebut terdapat sesuatu yang telah dikenal

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

37

anak-anak sehingga dapat membantunya membayangkan gambar; 4) Gambar

sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik tidaklah

menunjukan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu;

5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya siswa seringkali lebih baik dan; 6)

Tidak semua gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media

yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

2.1.6.1. Kriteria Media Gambar

Menurut Alim (2011) sebagai media pendidikan yang baik, media gambar

harus mampu memenuhi beberapa kriteria-kriteria, diantaranya: 1) Jelas untuk

dilihat oleh seluruh kelas; 2) Hanya menyajikan satu ide setiap gambar; 3) Ada

jarak/ruang kosong antara kolom-kolom bagiannya; 4) Warna yang digunakan

kontras dan harmonis; 5) Berjudul dan ringkas; 6) Sederhana (simplicity); 7)

Mudah dibaca (legibility); 8) Praktis, mudah (manageability); 9) Menggambarkan

kenyataan (realisme); 10) Menarik (attractiveness); 11) Jelas dan tak memerlukan

informasi tambahan (appropiateness); 12) Teliti (accuracy).

2.1.6.2. Media Gambar IPA Cahaya dan Sifat-Sifatnya

Pada penelitian ini media gambar yang digunakan adalah gambar yang

bersumber dari buku bahan ajar IPA BSE (Buku Sekolah Elektronik) kelas V SD

materi cahaya dan sifat-sifatnya, meliputi gambar cahaya dapat merambat lurus,

cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat

dibiaskan, dan cahaya dapat diuraikan. Media gambar ini sudah memenuhi

beberapa kriteria penggunaan media gambar berdasarkan hasil konsultasi dengan

Kepala Sekolah dan guru kelas V SD N Cabak. Berikut disajikan gambaran media

gambar yang digunakan dalam penelitian di SD N Cabak.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

38

Gambar 2.11. Cahaya dapat Merambat Lurus

Gambar 2.12. Demonstrasi Cahaya dapat Merambat Lurus

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

39

Gambar 2.13. Cahaya dapat Menembus Benda Bening

Gambar 2.14. Cahaya dapat Dipantulkan

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

40

Gambar 2.15. Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar

Gambar 2.16. Pemantulan Cahaya pada Cermin Lengkung

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

41

Gambar 2.17. Cahaya dapat Dibiaskan

Gambar 2.18. Demonstrasi Cahaya dapat Dibiaskan

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

42

Gambar 2.19. Cahaya dapat Diuraikan

2.1.6.3. Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar

Menurut Barugae (2010) langkah-langkah penggunaan media gambar

dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Persiapan. Selain menyiapkan media gambar

yang akan digunakan guru harus benar-benar memahami pembelajaran dan

memiliki berbagai macam strategi yang mungkin yang akan ditempuh siswa

dalam menyelesikanya; b) Pembukaan. Pada bagian ini siswa di perkenalkan

dengan strategi pembelajaran yang dipakai dan diperkenalkan dengan media

gambar, kemudian siswa diminta untuk mencermati media gambar tersebut

dengan cara mereka sendiri; c) Proses pembelajaran. Siswa mencoba berbagai

strategi untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan pengamatanya dapat

dilakukan secara perorangan, dengan mengerjakan LKS yang di berikan oleh guru

untuk dinilainya; d) Penutup. Setelah mencapai kesepakatan tentang srategi

dalam mengerjakan LKSnya di kelas, siswa diajak menarik kesimpulan dari

pelajaran saat itu, pada akhir pembelajaran siswa harus mengerjakan soal

evaluasi yang lain menuju tingkat kesuksesan dan keaktifan siswa.

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

43

2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Intan Sanjaya Rachmawati, 2011 dalam

penelitianya “Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran

IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD N Karanggeneng 1 Kec.

Kunduran Kab. Blora Tahun ajaran 2010/2011”, dengan hasil penelitian yang

menyimpulkan bahwa hasil analisis pada kelas eksperimen perhitungan

menunjukkan bahwa nilai T hitung sebesar 3,474 dan F tabel sebesar 0,676, jadi T

hitung > F tabel (3,474 > 0,676), dan nilai probabilitas (0,001< 0,005) maka Ho

ditolak, jadi ada perbedaan penggunaan metode demonstrasi dengan pembelajaran

tanpa menggunakan metode demonstrasi artinya metode demonstrasi berpengaruh

positif dalam pembelajaran terhadap hasil belajar IPA pokok bahasan energi

panas dan energi bunyi pada siswa kelas IV SD N Karanggeneng 1 Kec.

Kunduran Kab. Blora Tahun ajaran 2010/2011.

Penelitian yang dilakukan oleh Martina Sri Indriyati, 2009 dalam

penelitiannya ”Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPA Materi Gaya Magnet Di SD Negeri

Wonosari Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo”, dengan hasil penelitian

yang menyimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi benar-benar

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Wonosari yaitu 80%

siswa memiliki skor di atas kriteria ketuntasan minimum sama dengan 60

sebanyak 42 peserta didik.

Penelitian yang dilakukan oleh Mahfud Fauzi Andiyanto, 2011 dalam

penelitiannya “Pemanfaatan CD Pembelajaran Interaktif Dalam meningkatkan

Prestasi belajar Siswa kelas IV SD Negeri 01 Wonocoyo Pada Mata Pelajaran

IPA Tahun pelajaran 2010/2011”, dengan hasil penelitian yang menyimpulkan

bahwa pemanfaatan CD pembelajaran interaktif dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa, maka peneliti berharap adanya pemanfaatan CD interaktif dalam

pmbelajaran dan sebaiknya diterapkan pada siswa bukan hanya di sekolah namun

juga di lingkungan rumah.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

44

2.3. Kerangka Berpikir

Untuk memperoleh ketrampilan dan ilmu pengetahuan dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu melalui pembelajaran, dimana

pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditunjuk untuk

membelajarkan siswa. Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil

belajarnya. Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal diperlukan berbagai

faktor yang mendukung, diantaranya: kurikulum, metode belajar, serta sarana dan

prasarana yang mendukung proses belajar mengajar di sekolah.

Pembelajaran yang menggunakan metode dan media akan mengurangi

kondisi yang monoton dan pembelajaran ini menarik bagi siswa. Salah satu

metode dan media yang dapat digunakan oleh guru dalam mata pelajaran IPA

adalah dengan metode demonstrasi dan media audio visual (CD interaktif), karena

IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-

fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan.

Dengan menggunakan metode demonstrasi dan media audio visual (CD

interaktif) dapat meningkatkan minat serta gairah belajar pada siswa. Sehingga

dalam kegiatan belajar tidak hanya monoton di dalam kelas saja, tetapi mengajar

siswa tentang bagaimana melakukan sebuah tindakan atau menggunakan

prosedur. Dengan demikian pemahaman terhadap materi pelajaran dapat secara

optimal, sehingga hasil belajar IPA pun menjadi optimal.

Berikut skema kerangka berfikir penelitian eksperimen di SD N Cabak

Kecamatan Jiken Kabupaten Blora semester genap tahun ajaran 2011/2012.

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/838/3/T1_292008080_BAB II.pdf · Suka meniru perilaku orang lain. Terutama meniru ... benda-benda

45

Kondisi Awal SiswaSetara

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Perlakuan Perlakuan Metode Demonstrasi Metode DemonstrasiBerbantuan Media Berbantuan Media

Audio Visual (CD Interaktif) Visual (Gambar)

Hasil Belajar IPA

Gambar 2.2. Skema Kerangka Berfikir Penelitian Eksperimen di SD N Cabak.

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka, kajian hasil penelitian yang relevan, dan

kerangka berpikir maka dapat dirumuskan hipotesis:

Ho : OX1 = OX2 : Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara

penerapan metode demonstrasi berbantuan media audio visual

(CD interaktif) (OX1) dengan penerapan metode demonstrasi

berbantuan media visual (gambar) (OX2) terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas V SD N Cabak Kecamatan Jiken

Kabupaten Blora semester genap Tahun Ajaran 2011/2012.

Ha : OX1 ≠ OX2 : Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan

metode demonstrasi berbantuan media audio visual (CD

interaktif) (OX1) dengan penerapan metode demonstrasi

berbantuan media visual (gambar) (OX2) terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas V SD N Cabak Kecamatan Jiken

Kabupaten Blora semester genap Tahun Ajaran 2011/2012.