BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Intensitas Persaingan Pasar
2.1.1.1 Pengertian Intensitas Persaingan Pasar
Intensitas ini didefinisikan sebagai tingkat kompetisi yang dihadapi oleh
perusahaan. Secara spesifik, intensitas persaingan berkaitan dengan jumlah
kompetitor lokal, frekuensi penggunaan teknik marketing (seperti periklanan,
aktivitas harga) untuk medapatkan market share dan jumlah dari kompetitor yang
menggunakan teknik ini dan intensitas penggunaan teknik ini (Slater dan Nerver,
dalam winda mugiyarti 2013). Secara tidak langsung persaingan itu sendiri sangat
diperlukan dalam sebuah arena bisnis. Persaingan akan memaksa pelaku bisnis
untuk selalu mengembangkan perusahaan. Dalam hal ini persaingan menentukan
ketetapan aktivitas perusahaan yang dapat menyokong kinerjanya .
Homburg et al dalam Irfan Ikhsan (2003) menyatakan bahwa :
“Intensitas Persaingan Pasar merupakan salah satu faktor penting dalammengambil keputusan strategis, dimana strategi yang diambil oleh pemilikdilakukan disamping memperhatikan aspek konsumen, jugamemperhatikan persepsi dari pemilik perusahaan terhadap kondisilingkungan yang ada maupun karakteristik perusahaan yang dikelola.”Menurut Ismail (2012: 42) bahwa :
“Di dalam suatu industri, terjadi persaingan pasar antara perusahaan satudengan perusahaan lainnya. Persaingan dalam satu industri menunjukanperjuangan masing-masing perusahaan yang ada dalam satu industri untukmemperebutkan pangsa pasar maupun pangsa pelanggan.” Saat ini perusahaan tidak hanya bertumpu pada peningkatan pangsa pasar,
karena tidak semua pelanggan perusahaan merupakan pelanggan yang
menguntungkan untuk dilayani (Reinartz, W. Dan kumar, V.,2002).
11
2
Menurut Hoque (2011:40) dalam Widi, dkk (2013) persaingan pasar
adalah:
“Salah satu elemen kunci dari sebuah perusahan lingkungan eksternal.Persaingan pasar tersebut dilihat dari lima sumber, yaitu persaingan untukbahan baku, komponen dan peralatan; persaingan untuk tenaga teknisseperti insinyur, akuntan, progammer; Persaingan dalam promosi, iklandan distribusi; Persaingan dalam kualitas dan berbagai produk; persaiganharga sesuai bisnis utama”
Perusahaan menggunakan berbagai senjata untuk dapat memenangkan
persaingan dengan menggunakan harga, desain produk, pengeluaran iklan dan
promosi, penggunaan tenaga penjualan, penerapan penjualan langsung, maupun
dukungan layanan purna jual.
Menurut Chong dkk., 2001 dalam Hario Widodo 2012 bahwa:
“Intensitas persaingan pasar didefinisikan sebagai faktor-faktor yangmempengaruhi tingkat persaingan yang diukur dari jumlah pesaing utamayang beroperasi dalam pasar, frekuensi tingkat perubahan teknologi dalamindustri frekuensi pengenalan produk baru, tingkat manipulasi harga,kesepakatan borongan antara pelanggan dan pesaing, perubahan regulasidan kebijakan pemerintah, intensitas kompetisi harga, intensitas kompetisiproduk, promosi produk dan saluran distribusi .
Menurut Gul (1991) dalam Hario Widodo (2012) menyatakan bahwa :
“Intensitas Persaingan Pasar merupakan salah satu faktor ketidak pastianlingkungan. Semakin intensif kompetisi pasar, organisasi akanmeningkatkan deferensiasi produk, penurunan siklus hidup produk ,memperkanalkan saluran baru, menghadapai peningkatan sensitivitaspasar, serta meningkatkan target produk. Perubahan tersebut menciptakantantangan kompetitif sehingga unit bisnis akan mengadopsi strategitermasuk diferensiasi produk, pelayanan dan harga.”
Dengan demikian, intensitas persaingan pasar yang tinggi antar
perusahaan dalam satu industri merupakan ancaman terhadap laba perusahaan.
2.1.1.2 Kekuatan Persaingan Pasar
3
Kondisi persaingan pasar dalam suatu industri bergantung pada empat
kekuatan dasar. Porter (1998:5) dalam Ismail Solihin (2012) menyebutkan
adanya keempat kekuatan persaingan yang akan menentukan profitabilitas
perusahaan, karena kelima kekuatan tersebut akan mempengaruhi harga, biaya
dan investasi yaitu sebagai berikut :
“1. Potential Entrants (Pesaing Potensial)2. Subtitutes (Produk Subtitusi)3.Buyer (Pembeli)4.Supplier (Pemasok)”
Menurut Zairi (1992) dalam Tri Jatmiko (2006) menyatakan bahwa terdapat
berbagai cara untuk melakukan analisis persaingan dan pasar, yaitu:
1. Analisis persaingan menggunakan produk sebagai titik awaldengan cara melakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, kapabilitasdesain, dan eksploitasi teknologi2. Analisis financial yang memberikan indikasi terhadap pesaing,alokasi sumber, hasil-hasil, dan sebagainya.3. Kecenderungan perubahan lingkungan usaha untuk melihat isuyang lebih luas 4. Dinamika pasar untuk memahami keinginan konsumen, perilaku,daya beli dan sebagainya.
Namun demikian, analisis persaingan hanya merupakan kumpulan fakta
jika informasi tersebut tidak diproses dan ditindak lanjuti. Dengan kata lain,
analisis persaingan hanyalah bahan mentah yang harus di proses dan di ubah oleh
manajemen menjadi kemampuan kompetitif atau informasi yang berguna bagi
proses perencanaan strategi dan implementasinya.
Masalah-masalah persaingan berkembang dua atau lebih organisasi
berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan yang saling bertentangan, seperti setiap
organisasi berusaha untuk meningkatkan bagian pasarnya, yang berarti kenaikan
bagi organisasi yang satu merupakan penurunan bagi organisasi lain. Karena
4
keputusan-keputusan yang dibuat oleh suatu pesaing dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh keputusan-keputusan para pesaing lain, masalahnya menjadi
bagaimana menemukan strategi dan keputusan yang akan memaksimumkan
pendapatan di satu pihak dan meminimumkan pendapatan pihak lain
(Hani,2012:158).
2.1.1.3 Kondisi dalam Lingkungan Persaingan Pasar
Sekelompok ahli ekonomi mulai mengembangkan suatu pendekatan untuk
dapat memahami hubungan antar lingkungan perusahaan, perilaku perusahaan dan
kinerja perusahaan. Tujuan awal dari pengembangan pendekatan ini adalah untuk
menjelaskan berbagai kondisi yang menjadikan persaingan dalam suatu industri
tidak berkembang (Barney Hesterly:2008) dalam Ismail (2012) yaitu sebagai
berikut:
“ 1. Structure (struktur) dalam pendekatan ini berarti struktur industry yangdiukur oleh berbagai faktor seperti jumlah pesaing dalam satu industry,heterogenitas produk dalam satu industry, biaya untuk masuk dan keluardari industry, dll
2. Condact, berarti strategi yang diimplementasikan oleh suatu perusahaandalam sebuah industry
3. Performance (kinerja) dalam hal ini menunjukan dua hal yaitu kinerjaperusahaan secara inndividual dan kinerja ekonomi secara keseluruhan(Barney dan Hesterly, 2008)”
Porter (1998:6) dalam Ismail Solihin (2012) mengemukakan bahwa:
“Hambatan masuk yang rendah akan mengakibatkan suatu industrymengalami penurunan profitabilitas dengan cepat karena semakinmeningkatnya persaingan di antara perusahaan dalam suatu industry,sebaliknya hambatan masuk industry yang tinggi diasumsikan akan dapatmempertahankan daya tarik industry untuk janngka waktu yang panjang.”
2.1.2 Kinerja Perusahaan
5
2.1.2.1 Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan dewasa ini telah menjadi sorotan publik , hal ini
karena timbulnya iklim demokratis dan keterbukaan. Disamping itu, selama ini
pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari suatu organisasi dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit dilakukan secara objektif . Kesulitan
ini karena belum pernah disusun sistem pengukuran kinerja yang dapat
menginformasikan tingkat suatu keberhasilan suatu perusahaan.
Kinerja perusahaan adalah hal terpenting dalam perkembangan suatu
perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan maka semakin cepat pula tumbuh
dan berkembangnya suatu perusahaan.
Menurut Mulyadi (2007:337) pengertian kinerja adalah sebagai berikut :
“Kinerja adalah keberhasilan personel, tim atau unit organisasi dalam
mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
perilaku yang diharapkan.”
Bernardin dan Russel (1993) dalam Pabundu Tika (2010:121) menyatakan
bahwa :
“Kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi
pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu”.
Wahyudin Zarkasyi (2008:48) menyatakan kinerja perusahaan adalah
sebagai berikut :
“Sesuatu yang dihasilkan oleh organisasi dalam periode tertentu denganmengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya
6
merupakan hasil yang dapat diukur dengan menggambarkan kondisiempirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati”.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil yang diperoleh seseorang atau
kelompok dalam organisasi atau perusahaan atas berbagai peran dan fungsi
kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam periode
waktu tertentu. Kinerja perusahaan mencerminkan prestasi kerja perusahaan
dalam mendapatkan laba agar aktifitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk mengetahui kinerja yang
dicapai maka dilakukan pengukuran kinerja dan menggambarkan kondisi
sesungguhnya suatu perusahaan agar perangkat penting perusahaan seperti
pemegang saham dapat mengetahui tindakan apa yang selanjutnya harus
dilakukan.
2.1.2.2 Pengukuran Kinerja Perusahaan
Untuk dapat menjamin suatu perusahaan/organisasi berjalan dengan baik,
maka perusahaan harus mengadakan suatu evaluasi . Evaluasi tersebut dapat
dilakukan dengan cara mengukur kinerja sebagai tolakukur apakah perushaan
sudah mencapai tujuan yang akan ditargetkan sebelumnya dan mengawasi semua
aktivitas secara periodik agar tidak terjadi penyimpangan. Pengukuran kinerja
merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin keberhasilan dan
kesuksesan strategi perusahaan. Hasil pengukuran kinerja tersebut dijadikan oleh
7
pihak perusahan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam
manajemen yang sedang berlangsung maupun yang akan datang.
Patdono (1998) dalam Wibowo (2009:7) menyatakan bahwa pengukuran
kinerja dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Pengukuran kinerja (performance measurement) adalah proses
menghitung efisiensi atau efektifitas suatu kegiatan”.
Menurut Moeheriono (2012:96) pengertian pengukuran kinerja
(performance measurement) adalah sebagai berikut:
“Pengukuran kinerja (performance measurement) suatu proses penilaiantentang kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran dalampengolahan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa,termasuk informasi atas efisiensi serta efektifitas tindakan dalam mencapaitujuan perusahaan”.
Dengan demikian pengertian pengukuran kinerja adalah suatu usaha
formal yang dilakukan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktifitas
perusahaan yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan pada suatu periode tertentu.
2.1.2.3 Tujuan Pengukuran Kinerja Perusahaan
Pengukuran kinerja merupakan suatu hal yang paling penting dalam proses
pengendalian. Menurut Atty Tri Juniarti (2012:60) tujuan pengukuran kinerja
adalah sebagai berikut :
8
“Untuk memotivasi personel dalam mencapai sasaran organisasi dan untuk
menilai kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan”.
Secara umum, tujuan perusahaan mengadakan pengukuran kinerja
perusahaan adalah untuk :
“ 1. Menetapkan kontribusi masing-masing divisi atau perusahaan secarakeseluruhan atau atas kontribusi dari masing-masing sub divisi darisuatu divisi (ekonomi/evaluasi segmen).
2. Memberikan dasar untuk mengevaluasi kualitas kerja masing-masingdivisi (evaluasi manajerial).
3. Memotivasi para manajer divisi supaya konsisten mengoperasikandivisinya sehingga sesuai dengan tujuan pokok perusahaan (evaluasioperasi).”
2.1.2.4 Manfaat Pengukuran Kinerja Perusahaan
Pengukuran kinerja merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen
program secara keseluruhan, karena kinerja yang dapat diukur akan mendorong
pencapaian kinerja tersebut. Pengukuran kinerja yang dilakukan secara
berkelanjutan memberikan umpan balik (feedback), yang merupakan hal yang
penting dalam upaya perbaikan secara terus menerus dan mencapai keberhasilan
dimasa yang akan datang.
Menurut Ismail Nawawi Uha (2013:235) bahwa pengukuran kinerja sangat
penting peranannya sebagai alat manajemen untuk :
“1.Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakanuntuk pencapaian kinerja.
2. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati.3. Memonitor dan mengevaluasi pelaksana kinerja dan membandingkan
dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaikikinerja.
9
4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasipelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerjayang telah disepakati.
5. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam rangkaupaya memperbaiki kinerja organisasi.
6. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.9. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan.10. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.”
Mulyadi (2008:417) mengemukakan bahwa manfaat kinerja perusahaan
adalah sebagai berikut :
“1.Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaanpersonel, seperti promosi, transfer dan pemberhentian.
2.Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melaluipemotivasian personel secara maksimum.
3.Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.4.Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihanpersonel.”
Menurut Sumanth (1985) dalam Wibowo (2009:9) menyatakan bahwa
manfaat dari pengukuran kinerja perusahaan adalah sebagai berikut :
“1.Perusahaan dapat memperkirakan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya
2. Perusahaan dapat merencanakan target performansi untuk masa akandatang secara realistis berdasarkan tingkat performansi sekarang
3. Perusahaan dapat melaksanakan strategi peningkatan kinerja berdasarkanjarak antara performansi aktual dengan performansi yang diharapkan(performance expectation).”
2.1.2.5 Metode Pengukuran Kinerja
10
Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengukur kinerja.
Pengukuran kinerja tersebut ada yang bersifat umum dan ada pula yang bersifat
khusus.
Menurut Wibowo (2009:13) bahwa sistem pengukuran kinerja terdiri dari
beberapa metode yaitu :
“1. Prosedur perencanaan dan kontrol pada proyek pembangunan US.Railroad (1860-1870).
2. Awal abad ke-20, Du Pont Firm memperkenalkan return of investment(ROI) dan the pyramid of financial ratio serta general motormengembangkan innovative management accounting of the time.
3. Sejak tahun 1925, pengukuran kinerja finansial telah dikembangkansampai sekarang, diantaranya discount cash flow (DCF), resedual income(RI), economic value added (EVA) dan cash flow return on investment(CFROI).
4. Keegan et al (1989) mengembangkan performance matriks yangmengidentifikasi pengukuran dalam biaya dan non biaya.
5. Maskel (1989) memprakarsai penggunaan performance measurementberbasis world class manufacturing (WCM) dengan pengukuran kualitas,waktu, proses dan fleksibilitas.
6. Cross dan Linch (1988-1989) mengembangkan hubungan antara kriteriakinerja dalam piramid kinerja.
7. Dixon et.al (1990) mengenalkan questionnaire pengukuran kinerja.8. Brignal et.al (1991) menerapkan konsep non-finansial.9. Azzone et.al (1991) memprakasai tentang pentingnya kriteria waktu pada
penggunaan matrik.10. Kaplan dan Norton (1992, 1993) memperkenalkan balance scorecard
sebagai konsep baru pengukuran kinerja dengan empat pilar utama yaitu:finansial, konsumen, internal proses dan inovasi.
11. Pada tahun 2000, Chris Adam dan Andy Neely memperkenalkan suatupengukuran kinerja yang mengedepankan pentingnya menyelaraskanaspek perusahaan (stakeholder) secara keseluruhan dalam suatuframework pengukuran yang strategis. Konsep pengukuran kinerja inidikenal dengan istilah Performance Prism.”
Dari beberapa metode yang telah diuraikan di atas dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode pengukuran Balance Scorecard.
11
2.1.2.6 Pengertian Balenced Scorecard
Untuk mengetahui secara jelas mengenai balanced scorecard, dibawah ini
akan diuraikan beberapa defenisi:
Mulyadi (2001:1)menyatakan bahwa:
“Balanced Scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2)barimbang (balanced). Kartu scor adalah kartu yang digunakan untukmencatat skor hasil kinerja personal. Kata berimbang dimaksudkan untukmenunjukkan bahwa kinerja kinerja diukur secara berimbang dari dua aspek;keuangan dan nonkeuangan, jangka panjang dan jangka pendek, intern danekstern”.Berdasarkan defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Balanced
Scorecard adalah salah satu system pengukuran kinerja. Balenced Scorecard
menerjemahkan misi dan strategi ke dalam tujuan dan ukuran. Tujuan dan ukuran
ini memandang kinerja dari empat perspektif. Yaitu keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan adanya perspektif
Balanced Scorecard terjadi keseimbangan antara kinerja keuangan dan
nonkeuangan, keseimbangan ukuran eksternal dengan ukuran internal dan juga
keseimbangan antara kinerja jangka pendek, yaitu melalui perspektif keuangan
dengan faktor–faktor yaitu yang menjadi pendorong tercapai kinerja keuangan dan
kompetitif jangka panjang yaitu kinerja jangka panjang yang terdiri dari tiga
perspektif lainnya.
2.1.2.7 Perspektif-perspektif Balenced Scorecard
Kaplan dan Norton (2004:42) memperkenalkan empat perspektif yang
berbeda dari suatu aktivitas perusahaaan yang dapat dievakuasi oleh manajemen
yaitu sebagai berikut:
“ 1. Perspektif Keuangan2. Persepsi Pelanggan
12
3. Perspektif Proses Bisnis Internal4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.”
Penjelasan dari keempat kinerja mengguanakan Balance Scorecard ,
sebagai berikut:
“ 1. Perspektif Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan akan menunjukan apakah pelaksanaan
strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan
perusahaan . Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran
yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur,
pertumbuhan usaha, dan nilai pemegang saham.
2. Perspektif Pelanggan
Filosofi manajemen menunjukan pentingnya pengakuan atas Costumer
focus dan costumer satisfaction. Perspektif ini merupakan leading
indicator. Jadi, jika pelanggan tidak puas, mereka akan mencari
produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kinerja yang
buruk dalam perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan di
masa depan meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik.
3. Perspektif proses bisnis internal
Kaplam dan Norton dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2012:55),
membagi proses bisnis internal dalam tiga hal yaitu:
a. Proses inovasib. Proses Oerasic. Proses Pelayanan Purnajual.
13
Penjelasan dari ketiga proses yang ada dalam proses bisnis
internal yaitu, sebagai berikut:
a. Proses Inovasi
Dalam proses ini unti bisnis menggali pemahaman tentang
kebutuhan laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa
yang mereka butuhkan. Proses inovasi dalam perusahaan biasanya
dilakukan oleh bagian Research and Development sehingga
keputusan pengeluaran suatu produk ke pasar telah memenuhi
syarat-syarat pemasaran dan dapat dikomersialkan (didasarkan
pada kebutuhan pasar). Aktivitas Research and Development ini
merupakan aktivitas penting dalalm menentukan kesuksesan
perusahaan, terutama untuk jangka panjang.
b. Proses Operasi
Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan
produk atau jasa. Aktivitas di dalam proses operasi terbagi dalan
dua bagian, yaitu proses pembuatan produk dan proses
penyampaian produk kepada pelanggan. Pengukuran kinerja yang
terkait dalam proses operasi dikelompokan pada waktu, kualitas,
dan biaya.
c. Proses Pelayanan Purnajual
Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah
penjualan produk/ jasa tersebut dilakukan. Aktivitas yang terjadi
pada tahap ini, misalnya, penanganan dan perbaikan penanganan
14
atas barang rusak dan barang yang dikembalikan serta pemrosesan
pembayaran pelanggaran. Perusahaan dapat mengukur apakah
upayanya dalam pelayanan purnajual ini telah memenuhi harapan
pelanggan dengan menggunakan tolak ukur yang bersifat kualitas,
biaya, dan waktu seperti yang dilakukan dalam proses operasi.
Untuk siklus waktu, perusahaan dapat menggunakan pengukuran
waktu dari saat keluhan pelanggan diterima hingga keluhan
tersebut diselesaikan.
4. Perspekstif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber
daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Perspektif ini adalah
pelatihan karyawan dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan
perbaikan organisasi. Dalam organisasi knowledge worker, manusia
adalah sumber utama.”
2.1.2.8 Unsur-Unsur yang terdapat dalam Kinerja Perusahaan
Menurut Ismail Nawawi (2012:182) mengemukakan bahwa unsur-unsur
yang terdapat dalam kinerja perusahaan, terdiri dari:
“1. Hasil-hasil Fungsi Pekerjaan2. Faktor-faktor yang berpengaruh Terhadap prestasi karya pegawai,
seperti kemampuan Motivasi, kecakapan,persepsi peranan, dansebagainya.
3. Pencapaian Tujuan Organisasi4. Periode Waktu Tertentu5. Tidak melanggar hukum6. Sesuai dengan moral dan etika.”
15
Berdasarkan hal-hal di atas, maka kinerja perusahaan memiliki banyak
unsur untuk dapat melakukan penilaian/pengukuran kinerja atas semua aktivitas
yang telah dilaksanakan selama berlangsungnya proses pencapaian tujuan/target
yang telah ditetapkan sebelumnya ini digunakan juga sebagai standar untuk
memperoleh penilaian secara objektif atas kinerja individual maupun kelompok
dalam suatu perusahaan.
2.1.2.7 Faktor yang mempengaruhi pencapaian Kinerja Peursahaan
Menurut Anwar Prabu Mangkanegara (2012:18), faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian kinerja, yaitu:
1. Faktor Individu2. Faktor Lingkungan Organisasi
Penjelasan dari kedua faktor tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Individu
Secara psikologis individu yang normal adalah individu yang memiliki
integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya
(jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis
dan fisik, maka individu tersebut mempunyai konsentrasi diri yang
baik, Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu
masnusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi
dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas
kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi. Pada umumnya
individu yang mampu bekerja dengan penuh konsentrasi apabila dia
memiliki tingkat intelegensi minimal normal dengan tingkat
kecerdasan emosi baik .
16
2. Faktor Lingkungan Organisasi
Faktor Lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu
dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang
dimaksud antaralain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang
memadai,target kerja yang menantang ,pola komunikasi kerja efektif,
hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang
berkarir dan fastilitas kerja yang relatif memadai.
2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
2.1.3.1 Pengertian Sistem
Menurut Azhar Susanto (2013:22) sistem adalah:
“kumpulan atau group dari subsistem/komponen apapun baik pisik atau
non pisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama
secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.”
Pengertian sistem menurut Jogiyanto (2005:2) adalah:
“kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan-tujuan tertentu.”
Berdasarkan pengertian-pengertian sistem yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen-komponen
yang terintegrasi, saling berhubungan, dan saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
17
2.1.3.2 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi menurut Laudon dalam Azhar Susanto (2013:52) adalah:
“komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untukmengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasiuntuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, danuntuk memberikan gambaran aktivitas di dalam perusahaan.”Azhar Susanto (2013:52) mengemukakan pengertian sistem informasi
adalah:
“kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik maupun non phisik yang salingberhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untukmencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yangberguna.”
Berdasarkan pengertian sistem informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa
sistem informasi merupakan sekumpulan komponen yang saling terintegrasi untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk
pihak-pihak yang berkepentingan.
2.1.3.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Azhar Susanto (2013:72) sistem informasi akuntansi adalah:
“kumpulan (integrasi) dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupunnon fisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secaraharmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan keuanganmenjadi informasi keuangan.”Menurut Romney dan Steinbart dalam Mardi (2011:4) pengertian sistem
informasi akuntansi adalah:
“sistem informasi akuntansi adalah sumber daya dan modal dalamorganisasi yang bertanggung jawab untuk persiapan informasi keuangandan informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memprosesberbagai transaksi perusahaan.”Definisi sistem informasi akuntansi menurut Bodnar & Hopwood (2010:1)
adalah sebagai berikut:
18
“Accounting Information System is a collection of resources, such aspeople, equipment, designed to transform financial and other data intoinformation. This information is communicated to a wide variety ofdecision makers. AIS perform this transformation wether they areessentially manual systems or throughly computerized”.Berdasarkan pengertian sistem informasi akuntansi di atas, dapat
disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem dalam
sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk penyiapan informasi yang
diperoleh dari pengumpulan dan pengolahan data transaksi yang berguna bagi
semua pemakai baik di dalam maupun di luar perusahaan.
2.1.3.4 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Agar informasi yang dihasilkan oleh pengolah data akuntansi benar-benar
menghasilkan informasi keuangan yang berguna dan dapat dipercaya sesuai
dengan tujuan sistem informasi akuntansi maka tidak lepas dari komponen-
komponen yang membangun informasi.
Adapun komponen sistem informasi akuntansi yang dikemukakan oleh
Azhar Susanto (2013:72) adalah sebagai berikut:
1. “Hardware (perangkat keras)
2. Software (perangkat lunak)
3. Brainware (manusia)
4. Procedure (prosedur)
5. Database (basis data)
6. Communication network (Jaringan komunikasi).”
Komponen sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto (2013:72)
tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Hardware (Perangkat Keras)
19
Hardware merupakan peralatan fisik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan, memasukkan, merespon, menyimpan, dan
mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasi.
Hardware terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
a. Bagian input (Input Device)
Peralatan input merupakan alat-alat yang dapat digunakan untuk
memasukkan data ke dalam komputer. Beberapa contoh peralatan
yang dapat digunakan untuk memasukkan data yang berupa
gambar, suara, video, dan penunjuk adalah keyboard, mouse,
scanner, touch screen, floppy disk, kamera digital, dan lain
sebagainya.
b. Bagian Pengolah Utama dan Memori
Bagian pengolah utama dan memori terdiri dari beberapa
komponen. Adapun komponen-komponen tersebut terdiri dari
Central Processing Unit (CPU), memori, bus (kabel-kabel tersusun
rapi), cache memory, dan mother board.
c. Bagian Output (Output Device)
Peralatan output merupakan peralatan-peralatan yang digunakan
untuk mngeluarkan informasi hasil pengolahan data. Berbagai
macam peralatan output yang bisa digunakan adalah printer, layar
monitor, head mount display, liquid cristal display projector,
speaker, dan lain sebagainya.
20
2. Software (Perangkat Lunak)
Software merupakan kumpulan program digunakan untuk menjalankan
komputer. Tanpa software komputer tidak akan bisa melaksanakan
fungsinya. Software dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a. Sistem Operasi (Operating System)
Sistem operasi berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara
komponen-komponen yang terpasang dalam suatu sistem
komputer.
b. Interpreter
Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penerjemah
bahasa yang dimengerti oleh manusia ke dalam bahasa yang
dimengerti komputer (bahasa mesin) perintah per perintah.
c. Kompiler (Compiller)
Kompiler berfungsi untuk menerjemahkan bahasa yang dipahami
oleh manusia ke dalam bahasa yang dipahami oleh komputer
secara langsung satu file.
3. Brainware (Manusia)
Brainware merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan
sistem informasi, pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian
dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi
tersebut. Brainware dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a. Pemilik Sistem Informasi
21
Pemilik sistem informasi merupakan sponsor terhadap
dikembangkannya sistem informasi. Mereka biasanya di samping
bertanggung jawab terhadap biaya dan waktu yang digunakan
untuk pengembangan serta pemeliharaan sistem informasi, mereka
juga berperan sebagai pihak penentu dalam menentukan diterima
atau tidaknya sistem informasi.
b. Pemakai Sistem Informasi
Para pemakai sistem informasi merupakan orang-orang yang akan
menggunakan sistem informasi yang telah dikembangkan. Para
pemakai sistem informasi biasanya kurang memperhatikan biaya
yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh dibandingkan
pemilik sistem informasi. Perhatian utama pemakan sistem
informasi adalah bagaimana agar sistem informasi dapat membantu
pekerjaan mereka.
4. Procedure (Prosedur)
Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur berfungsi
sebagai pedoman bagi suatu organisasi dalam menentukan aktivitas
apa saja yang harus dilakukan dalam menjalankan suatu fungsi
tertentu. Dengan adanya prosedur yang memadai maka dapat
dilakukan pengendalian terhadap aktivitas perusahaan.
5. Database (Basis Data)
22
Database merupakan kumpulan data-data yang tersimpan di dalam
media penyimpanan di suatu perusahaan (arti luas) atau di dalam
komputer (arti sempit).
6. Communication Network (Jaringan Komunikasi)
Jaringan telekomunikasi merupakan kumpulan hardware dan software
yang sesuai (compatible) yang disusun untuk mengkomunikasikan
berbagai macam informasi dari satu lokasi ke lokasi lain. Adapun
komponen-komponen yang membangun jaringan telekomunikasi
adalah:
a. Komputer (host) untuk mengolah informasi
b. Terminal yang memantau peralatan input/output untuk mengirim
dan menerima data.
c. Saluran komunikasi (kabel, telepon, udara).
d. Pengolah komunikasi (communication processor: modem,
controller, multiplexer, danfront end processor) yang membantu
mengirimkan dan menerima data.
e. Softwarekomunikasi yang mengontrol aktivitas input, output, dan
mengelola fungsi lainnya dalam jaringan komunikasi.
2.1.3.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
23
Menurut Marcus Heidman (2008:42) menjelaskan pengertian sistem
informasi akuntansi manajemen adalah:
“sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem formal yang
memberikan informasi dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal
untuk manajer.”
Menurut Hansen dan Mowen dalam Nindy Fristilla (2013) sistem
informasi akuntansi manajemen adalah:
“suatu sistem yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan
masukan (input) dalam berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi
tujuan tertentu manajemen.”
Baldric Siregar, Bambang Suripto, et al (2013:05), mendefinisikan sistem
informasi akuntansi manajemen adalah:
“sistem informasi yang mentransformasi input dengan menggunakan
proses untuk menghasilkan output yang dibutuhkan untuk mendukung
pengambilan keputusan.”
Berdasarkan pengertian sistem informasi akuntansi manajemen di atas,
dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen adalah suatu
sistem yang dirancang untuk mengolah input yang berupa data keuangan dan non
keuangan menjadi output dalam bentuk informasi bagi para manajer dalam
menjalankan aktivitas manajerial.
2.1.3.6 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
24
Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terkait oleh suatu kriteria
formal yang menjelaskan sifat dari masukan, proses, dan keluarannya. Kriteria
tersebut fleksibel dan berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai manajemen.
Adapun tujuan umum sistem informasi akuntansi manajemen yang dikemukakan
oleh Kautsar Riza Salman dan Muhammad Farid (2016:2)adalah:
1. “Menyediakan informasi untuk penghitungan biaya jasa, produk, atau objeklainnya yang ditentukan oleh manajemen.
2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.”
Ketiga tujuan ini menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya
perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui
bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat
membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan
mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan dipergunakan dalam
semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, dan pengambilan keputusan).
2.1.3.7 Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Menurut Mulyadi (2001:53) secara konvensional rancangan sistem
akuntansi manajemen terbatas pada informasi keuangan internal yang berorientasi
historis. Dengan maningkatnya peran sistem akuntansi manajemen untuk
membantu para manajer dalam pengarahan dan pemecahan masalah telah
mengakibatkan perubahan sistem akuntansi manajemen untuk memasukan data
eksternal dan non keuangan ke dalam informasi yang berorientasi ke masa yang
akan datang. Menurut Chenhall dan Morris (1986) mengemukakan bahwa:
25
“ Karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen dimana informasi
yang paling bemanfaat menurut persepsi manajer adalah informasi yang
memiliki karakter, yaitu :
“1. Informasi Broad Scope 2. Informasi Aggregation3. Informasi Intergration”4. Informasi Timelines
Penjelasan dari karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
adalah sebagai berikut:
1. Broadscope Dalam melaksanakan tugasnya manajer membuthkan informasi
dari berbagai sumber yang sifatnya luas (Robbins, 1994:8). Manajermembutuhkan informasi yang memiliki karakteristik broadscope yaituinformasi yang memiliki cakupan yang luas dan lengkap(completeness) yang biasanya meliputi aspek ekonomi (pangsa pasar,produk domestik bruto, dan total penjualan) dan aspek non-ekonomi ,misalnya kemajuan teknologi, perubahan sosilogis, dan demografi(Chie,1995:814). Disamping itu, lingkup sistem akuntansi manajemen(SAM) yanng luas akan memberikan estimasi tentang kemungkinanterjadinya peristiwa di masa yang akan datang didalam ukuranprobabilitas.2. Agregasi
Informasi dismpaikan dalam benntuk yang lebih ringkas, tetapitetap mencakup hal-hal penting sehingga tidak mengurangi nilaiinformasi itu sendiri ( Bordnar,1995; Alwi 2001). Informasi yagteragregasi akan berfungsi sebagai masukan yang berguna dalamprosespengambilan keputusan, karena lebih sedikit waktu yang diperlukanuntuk mengevaluasinya, sehingga meningkatkan efesiensi kerjamanajemen (Chia,1995:815).
3. Integrasi Informasi yang mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan
antara bagian satu dan bagian lain (Nazaruddin, 1998: 147) . Informasiyang terintegrasi berperan sebagai koordinator dalam mengendalikanpengambilan keputusan yang beraneka ragam (Chia, 1995:815).Manfaat informasi yang terintegrasi dirasakan penting saat manajerdihadapkan pada situasi dimana harus mengambil keputusan yang akanberdampak pada bagian/unit yang lain.
4. Timeliness
26
Menyatakan ketepatan waktu dalam memperoleh informasimangenai suatu kejadian (Echols, 1996: 593). Informasi dikatakan tepatwaktu apabila informasi tersebut mencerminkan kondisi terkini dansesuai dengan kebutuhan manajer (Bordnar, 1995:399). Informasi yangtepat waktu akan membantu manajer dalam pengambilan keputusan .Jadi timeliness mencakup frekuensi pelaporan dan kecepatan pelaporan.(Chusing, 1994:16).
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa peneliti terdahulu mengenai Intensitas Persaingan Pasar,
Kinerja perusahaan, Teknologi Informasi dan sistem akuntansi manajemen.
Penelitian tersebut memiliki hasil yang berbeda dan penelitian tersebut dapat
digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO.
Penelitian Judul Penelitian Variabel yangditeliti
Hasil Penelitian
1. Linda christiani sudarmadji (2012)
Peranan Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Kinerja Unit BisnisDalam Berbagai Tingkatan Kompetisi Pasar
KinerjaUnitBisnis,TingkatkompetisiPasar, SistemAkuntansiManajemen
Penggunaan SAMpada kinerja unitbisnis dapatmempengaruhi tingkatpersaingan penjualan.InformasiBenchmarking danmonitoring dapatmemberikan umpanbalik pada aspek-aspek yang berbedasaham, volume
27
penjualan,profitabilitas,dan produktivitas,sehinggameningkatkan kinerjaorganisasi.
2. Maya ImaniarDRWahyu Meiranto (2009)
Peran moderasi intensitas kompetisi pasar pada penggunaanInformasi sistemakuntansi manajemen terhadap kinerja unitBisnis dankepuasan kerja
InformasiSAM,Kinerja unitbisnis dankepuasankerja ,Intensitaskompetensipasar
Penelitian ini berhasilmengkonfirmasihasil penelitianMusmini (2003) danmemberikan buktiempiris bahwaterdapatpengaruh langsungantara intensitaskompetisipasar terhadap kinerjaunit bisnis dankepuasankerja.Penelitian ini tidakberhasil membuktikanbahwa semakin tinggiintensitaskompetisi pasar, makapenggunaan informasiSAM akanmeningkatkan kinerjaunit bisnisdan kepuasan kerja.
3. Siti AlliyahRiskin Hidayat (2015)
Pengaruh intensitas kompetisi pasarTerhadap kinerjamanajer ukmMelaluiinformasi sistemakuntansimanajemen
IntensitaskompetisiPasar,InformasiSAM,KinerjamanajerUKM
Bahwa IntensitasKompetisi Pasar (IKP)berpengaruh positifsignifikan terhadapSistem AkuntansiManajemen (SAM).Yang berarti bahwakompetisi/persainganpasar yang tinggi padaperusahaan,perusahaanmenggunakan banyakinformasiSAM dalammemformulasi,mengimplementasi
28
maupun memonitorstrateginyauntuk menghadapipersaingan.
4. Noor Hamid Ustadi (2004)
Pengaruh intensitas persaingan pasarterhadapKinerja unit perusahaan: informasi sistemakuntansiManajemensebagai variabelintervening
IntensitaspersainganPasar,InformasiSAM,Kinerja Unitperusahaan
Meningkatnyapersainganpasar makadibutuhkanpenggunaan informasiSAM oleh manajer,disamping itu hasil inijuga menunjukkanbahwa dengan adanyakecukupanpenggunaan informasiSAM akanmeningkatkan kinerjaunit perusahaan.meningkatnyapenggunaan informasiSAM maka meningkatpula ketidakpastianlingkungan
5. Winda mugiyarti(2013)
PengaruhPenggunaan Informasi sistemakuntansi Manajemen terhadap kinerja unit bisnis dan kepuasan kerja
InformasiSAM,Kinerja Unitdan kepuasanKerja
variabel informasi sistemakuntansi manajemenmempunyai pengaruhsecara bersama- samadan signifikanterhadap kinerja unitbisnis. variabelinformasi sistemakuntansi manajemenmempunyai pengaruh secarabersama -sama dansignifikan terhadapkepuasan kerja
6. Yulius KurniaSusanto danGudono(2007)
PengaruhIntensitasKompetisi PasarTerhadap
IntensitasKompetisiPasar,Informasi
Penelitian inimemberikan buktiempiris bahwa dalamkondisi intensitas
29
HubunganAntaraPenggunaanInformasi SistemAkuntansiManagemen DanKinerja UnitBisnis Dan Kepuasan Kerja
SistemAkuntansiManajemen,Kinerja unitdan kepuasankerja
kompetisi pasar tinggipenggunaan informasiSAM yangsophisticated akanmeningkatkan kinerjaunit bisnis dankepuasan kerja akantetapi dalam kondisiintensitas kompetisipasar rendah akanmenurunkan kinerjaunit bisnis dankepuasan kerja
7. IsmaCoryanata(2011)
PenggunaanTeknologiInformasi DanSistemAkuntansiManajemenSebagaiPemoderasiDalamHubunganAntaraIntensitasPersainganPasar TerhadapKinerjaPerusahaan
TeknologiInformasi,SistemAkuntansiManajemen,IntensitasPersainganPasar danKinerjaperusahaan
semakin tingginya persaingan pasar, maka kinerja perusahaan juga akan semakin tinggi nantinya. intensitas persaingan pasar jika dipengaruhi dengan adanya penggunaan system akuntansi manajemen dan penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja perusahaan. penggunaan system akuntansi manajemen dan penggunaan teknologi informasi yang disebut dengan variable moderating, semuanya ikut mempengaruhi hubungan antara intensitas persainganpasar dengan kinerja perusahaan secara signifikan
8. DesmiyawatiNurAzlina(2013)
HubunganStrategi,Ketidakpastianligkungan,dan kinerja,informasibroadscpesistem akuntansi
Strategi,KetidakpastianLingkungan,Kinerja,InformasiBroadscope.
•Karakterisitikinformasi SAM broadscope akan lebihmeningkatkan kinerjapada kondisiketidakpastianlingkungan tinggidaripada ketidakpastian
30
manajemensebagai variabelintervening
lingkungan rendah
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Intensitas Persaingan Pasar Terhadap Kinerja Perusahaan
Dalam rangka mempertahankan keunggulan bersaing, sebuah organisasi
perlu menyesuaikan diri dengan cepat terhadap lingkungan pasar. Jika suatu
entitas dihadapkan pada persaingan pasar yang kompetitif, namun gagal
mengadopsi dan mengimplementasikan strategi yang tepat untuk menghadapi
persaingan tersebut, maka berdampak pada kinerja yang memburuk.
Maya Imaniar DR (2009) menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara
intensitas kompetisi pasar terhadap kinerja unit bisnis. karena berdasarkan
Implikasi memberikan gambaran tentang kondisi persaingan pasar yang
kompetitif, hendaknya ditangkap sebagai peluang untuk meningkatkan kinerja
unit bisnis.”
Menurut Yulius Kurnia Susanto (2014) bahwa:
“ Kondisi intensitas kompetisi pasar tinggi akan meningkatkan kinerjaperusahaan. Semakin intensif kompetisi pasar, organisasi akanmeningkatkan differensiasi produk, penurunan siklus hidup produk,memperkenalkan saluran baru, menghadapi peningkatan sensitivitas pasar,serta meningkatkan target produk (Rolfe, 1992). Implikasi penelitian iniadalah bahwa perancang organisasi perlu mempertimbangkan kondisiketidak pastian (seperti intensitas kompetisi pasar) dalam rangkamempermudah pengambilan keputusan dan mengevaluasi aktivitasmanagerial yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja managerial,kepuasan kerja,dan kinerja unit bisnis. “
Menurut Isma Coryanata (2011) bahwa:“Persaingan suatu perusahaan harusnya berorientasi pada pasar dalampengertian seharusnya menemukan keinginan customers dan menciptakan
31
nilai superior customer untuk kepuasan mereka. Mereka juga mengatakanbahwa suatu organisasi seharusnya carefully mengukur keuntungan danbiaya yang diharapkan serta mengejar keuntungan terhadap peningkatanorientasi strategi pasar, peningkatan orientasi pasar mungkin akanmenghalangi kinerja.”
2.2.2 Pengaruh Intensitas Persaingan Pasar Terhadap Kinerja Perusahaan
dengan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen sebagai Pemoderasi
Salah satu alat yang digunakan manajemen untuk membantu menghadapi
persaingan pasar adalah Sistem informasi Akuntansi Manajemen yang
merupakan fasilitas fungsi pendukung yang menghasilkan informasi yang
relevan dan tepat waktu untuk perencanaan, pengendalian, pembuatan
keputusan dan evaluasi kinerja Informasi ini memungkinkan managemen
untuk mengimplementasikan strategi dan melakukan aktivitas operasional
yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Sistem
informasi Akuntansi Manajemen membantu perusahaan untuk menghadapi
tantangan pasar kompetitif yang berfokus pada peningkatan nilai tambah
perusahaan agar melebihi kompetitornya. Kesesuaian antara Sistem informasi
Akuntansi Manajemen dengan kebutuhan pembuat keputusan akan
meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil dan pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja unit bisnis. Penggunaan Sistem informasi Akuntansi
Manajemen dapat membantu perusahaan untuk mengimplementasikan
rencanarencana mereka dalam merespon lingkungan bersaingnya.
Menurut winda mugiyarti (2013) menyatakan bahwa :
“Sistem Informasi Akuntansi Manajemen membantu perusahaan menghadapitantangan pasar kompetitif yang berfokus pada peningkatan nilai tambah
32
perusahaan agar melebihi kompetitornya. Kesesuain antara Sistem informasiAkuntansi Manajemen dengan kebutuhan pembuat keputusan akanmeningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil dan pada akhirnya akanmeningkatkan kinerja unit bisnis.
Menurut Yulius dan Gudono (2007) menemukan bahwa
“SAM merupakan sistem informasi yang mengumpulkan data keuangandan nonkeuangan yang kemudian data tersebut diproses, disimpan dandilaporkan kepada manager untuk dasar pengambilan keputusan. Managermenggunakan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen untuk pengambilankeputusan tentang product pricing, forecasting permintaan pasar, marketplanning, pembelian bahan baku, product palanning dan peningkataninfrastruktur organisasi.
Menurut Gul, 1991; dalam Susanto dan Gudono, 2007 bahwa :“ Kondisi intensitas kompetisi pasar yang tinggi bila banyak persainganpenjualan sehingga tidak dapat memperoleh laba terlalu tinggi karenamereka saling bersaing untuk menarik pelanggan dengan harga yang lebihrendah, tetapi tetap mendapatkan keuntungan. Dampaknya bagiperusahaan kurang maksimal keuntungan yang didapat dalammenjalankan kinerja unit bisnis, sehingga mengalami penurunan laba.Sebaliknya, kondisi intensitas kompetisi pasar yang rendah bila kurangnyapersaingan penjualan, dampaknya bagi perusahaan akan meningkatkanpemasukan yang diterima. Dalam kondisi intensitas kompetisi pasar yangtinggi, manajer memerlukan informasi SAM yang sophisticated untukmembuat keputusan yang lebih tepat sehingga meningkatkan kinerja unitbisnis. Sementara itu, untuk menghadapi intensitas kompetisi pasar yangrendah, informasi akuntansi tradisional atau informasi SAM yang lesssophisticated lebih tepat digunakan oleh manajer untuk pengambilankeputusan. Apabila manajer menggunakan informasi SAM yangsophisticated untuk menghadapi kondisi intensitas kompetisi pasar yangrendah, maka kinerja unit bisnis menurun. Hal tersebut disebabkan olehinformasi SAM yang digunakan terlalu berlebihan
Maka berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan, model paradigma
penelitian mengenai penelitian yanng akan dilakukan dapat dijelaskan dalam
gambar 2.2 berikut ini:
33
Gambar 2.2Kerangka Pemikiran
2.2 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis mengambil hipotesis
sebagai berikut:
H1 : Pengaruh Intensitas Persaingan Pasar Terhadap Kinerja Perusahaan
H2 : Pengaruh Intensitas Persaingan Pasar Terhadap Terhadap Kinerja
Perusahaan Dengan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sebagai
Pemoderasi