8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Pustaka dalam BAB II ini akan membahas tentang : 2.1 Kajian
Teoritis yakni Efektivitas, pengertian museum, fungsi museum, manfaat
menjaga dan melestarikan museum. 2.2 Kajian Empiris, dan 2.3 penelitian
terdahulu.
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Efektivitas
Efektivitas menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah suatu
yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat tercapai. Semakin banyak rencana
yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata
efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai
dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Aspek-aspek efektivitas berdasarkan pendapat Muasaroh (2010: 13), efektivitas
dapat dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek-
aspek antara lain: (1) Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas
jika melaksanakan tugas atau fungsinya, (2) Aspek ketentuan dan peraturan,
efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan
yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya kegiatannya.
2.1.2 Museum
a. Pengertian Museum
Museum adalah lembaga yang diperuntukkan untuk masyarakat umum,
lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
9
perkembangannya. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan
serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan
kesenangan atau hiburan.
b. Fungsi Museum
Berdasaran Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1995, museum bertugas
untuk menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan kolektif museum
berupa benda cagar budaya. Museum mempunyai empat fungsi besar yaitu:
1. Sebagai tempat pelestarian, museum wajib melaksanakan kegiatan sebagai
berikut: (a) Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi
koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi, (b)
Perawatan yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan
koleksi, (c) Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlidungan untuk menjaga
koleksi dari ganguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia.
2. Sebagai sumber informasi, museum melakukan kegiatan pemanfaatan melalui
penelitian dan penyajian, (1) Penelitian di lakukan untuk mengembangkan
kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) Penyajian wajib
tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya.
3. Sebagai tempat ilmu pengetahuan. Dibalik benda–benda koleksi
tersembunyilah bermacam–macam pengetahuan yang setiap saat mengajak
para cendekiawan untuk mengungkap tabir rahasianya. Oleh karena itu
museum alamat yang tepat bagi mereka yang mengadakan reseach/
penyelidikan/penelitian dan juga bagi mereka yang ingin menambah
pengetahuan.
10
4. Sebagai pendidikan kebenaran. Penulisan tugas edukasi oleh museum tidak
seperti pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah, universitas-
universitas karena yang harus di didik oleh museum bukan hanya kelompok
anak-anak, mahasiswa, tetapi terdiri dari manusia yang berlainan tingkat
kecerdasannya dan pendidikannya, lain kebangsaannya dan lain pula
pandangan hidupnya.
c. Manfaat menjaga dan melestarikan peningalan sejarah
Beberapa manfaat yang didapat dari menjaga kelestarian peniggalan
sejarah antara lain yaitu: (a) Menjaga khasanah kebudayaan Bangsa Indonesia, (b)
Menambah pendapatan Negara karena digunakan sebagai objek wisata, (c)
Menyelamatkan keberadaan benda peninggalan sejarah, sehingga dapat dinikmati
oleh generasi yang akan datang, serta (d) Membantu dunia pendidikan dan ilmu
pengetahuan dengan memanfaatkan untuk obyek penelitian.
d. Tujuan Museum
1. Memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat dan sivitas akademika
tentang eksistensi dan peran Museum Pendidikan.
2. Memberikan informasi tentang perkembangan pendidikan nasional baik
secara horisontal atau vertikal, baik sejenis maupun jenjang pendidikan
melalui berbagai koleksi, simbol, dan dokumen yang terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun.
3. Memberdayakan sivitas akademika UNY dan masyarakat pemerhati
pendidikan untuk berkreasi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Memberikan penghargaan kepada para perintis, tokoh dan pejuang
pendidikan nasional.
11
5. Menambah dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana wisata kampus
yang bersifat edukatif – rekreatif.
2.2 Kajian Empiris
2.2.1 Pengertian Sejarah
Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun
berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan-
peninggalan itu tersebut sumber sejarah. Ada tiga aspek dalam sejarah yaitu masa
lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Masa lampau dijadikan titik tolak
untuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai dan
moral.
Pada masa kini, sejarah akan dapat dipahami oleh generasi penerus dari
masyarakat yang terdahulu sebagai suatu cermin untuk menuju kemajuan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peristiwa yang terjadi pada
masa lampau akan memberi kita gambaran tentang kehidupan manusia dan
kebudayaannya di masa lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab dan
akibat mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun
belum tentu setiap peristiwa atau kejadian akan tercatat dalam sejarah. Sejarah
terus berkesinambungan sehingga merupakan tentang peristiwa yang panjang.
Oleh karena itu sejarah mencakup:
1. Masa lalu yang dilukiskan berdasarkan urutan waktu (kronologis);
2. Ada hubungannya dengan sebab dengan akibat;
3. Kebenarannya bersifat subyektif sebab masih perladanya penelitian lebih
lanjut untuk mencari kebenaran yang hakiki;
12
4. Peristiwa sejarah menyangkut masa lampau, masa kini, dan masa yang akan
datang.
2.2.2 Fungsi Sejarah
Nugroho Notosusanto mengklasifikasikan fungsi sejarah sebagai berikut:
1. Fungsi Rekreatif
Sejarah dituliskan sesuai fakta yang tersaji dan disusun dengan
menggunakan kronologi seta gaya bahasa yang nembuatnya dapat dinikmati
sebagai sebuah karya seni. Peristiwa sejarah yang disusun secara naratif serta
mengandung hal-hal yang memiliki karakteristik romantis serta nilai-nilai
keindahan akan menimbulkan perasaan senang bagi siapapun yang membacanya.
Oleh sebab itu, sejarah dapat dikategorikan sebagai sarana “rekreasi” bagi
manusia untuk kembali menjelajahi masa lalu.
2. Fungsi Inspiratif
Fungsi inspiratif yang terkandung dalam sebuah sejarah dapat terwujud
melalui peristiwa tertentu yang memberikan dampak bagi siapapun yang terlibat
didalamnya, baik pelaku, maupun orang-orang yang menyaksikan peristiwa
tersebut. Sejarah juga dapat menjadi sarana pendidikan moral bagi manusia yang
hidup di masa kini sebab ada banyak hal dan pelajaran yang dapat dipetik dari
berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau.
3. Fungsi Instruktif
Sejarah juga dapat berperan sebagai media penyampaian pengetahuan pada
subjek pembelajar. Siapapun yang menyaksikan atau membaca sebuah peristiwa
sejarah akan mendapatkan gambaran mengenai kehidupan masa lalu dan dapat
13
menarik pelajaran dari peristiwa tersebut untuk diaplikasikan ke dalam
kehidupannya.
4. Fungsi Edukatif
Sejarah dapat menjadi pelajaran bagi setiap orang agar dapat mengambil
hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Seseorang yang mengerti dan
menghargai sejarah akan mampu untuk bertindak dengan bijak dan berpikir secara
rasional.
2.2.3 Jenis-jenis sumber sejarah dan pembagiannya
2.2.3.1 Jenis jenis sumber sejarah
Jenis-jenis sejarah atau dalam istilah lain dapat disebut dengan macam-
macam sumber sejarah ini akan mengarah kepada suatu pertanyaan “berupa apa
saja sumber-sumber sejarah itu ?” dalam hal ini tentunya ada beberapa jenis benda
yang dapat menjadi sumberatau bukti sejarah. Benda-benda itu berupa:
1. Benda peninggalan atau visual
Benda peninggalan sejarah ini berupa bangunan seperti candi, patung-
patung, keraton, uang kuno, artefak dan masih banyak lagi benda-benda yang
berupa peninggalan sejarah lainya yang dapat Anda temui di museum-museum
sejarah. Berikut ini adalah contoh sumber sejarah berupa peninggalan berupa visual.
2. Tulisan atau Dokumen
Peninggalan sejarah berbentuk tulisan ini dapat berupa tulisan-tulisan yang
mencatat peristiwa yang terjadi di masa lampau atau laporan-laporan berbentuk
tulisan yang memuat fakta-fakta sejarah. Berikut contoh dari sumber sejarah
berbentuk tulisan ini adalah prasasti, surat perjanjian, arsip-arsip kerajaan atau
keraton, atau dokumen-dokumen lain yang dapat dijadikan sumber sejarah.
14
3. Lisan Atau Ungkapan
Sumber sejarah berikutnya adalah berbentuk lisan atau ungkapan yang
berasal dari saksi atau pelaku sejarah sehingga dapat dipertanggujawabkan
ungkapan cerita itu. Sumber sejarah berupa lisan ini dapat diperoleh dengan
menanyakan langsung dari pelaku atau saksi sejarah (wawancara), atau dari cerita
turun temurun yang dapat dipertanggung jawabkan keaslianya. Contoh dari
sumber sejarah ini adalah cerita atau ungkapan yang mengandung peristiwa masa.
Brarti, jika seseorang bercerita biografi pahlawan, itu adalah salah satu contoh
sumber sejarah.
Berdasarkan penjelasan mengenai lisan atau tulisan, jika ditarik
kesimpulan, benda-benda sumber sejarah itu terdiri dari tiga macam yaitu yang
berbentuk benda/visual, tulisan, lisan atau ungkapan. Dengan demikian, ketika
seseorang hendak melakukan penelitian terkait dengan sejarah, maka harus
menggunakan ketiga jenis benda yang telah disebutkan. Karena benda yang
berbentuk visual, tulisan, dan lisan merupakan bukti adanya sejarah.
2.2.3.2 Pembagian Sumber Sejarah
Sumber sejarah ini secara umum dibagi menjadi dua, Pertama adalah
sumber primer dan yang ke dua adalah sumber skunder. Pembagian sumber
sejarah ini juga berdasarkan sifat sumber sejarah
1. Sumber Primer
Sumber primer ini adalah sember sejarah yang berkaitan langsung dengan
sejarah itu sendiri. Bisa dikatakan bahwa sumber sejarah yang primer ini adalah
orang-orang yang melihat kejadian sejarah dengan mata kepala mereka sendiri
15
tanpa pelantara. Atau orang-orang yang mendengar langsung dengan telinga
mereka sendiri ketika peristiwa sejarah itu terjadi.
Dan yang paling primer lagi adalah sumber yang berasal dari pelaku atau
tokoh sejarah itu sendiri. Karena pelaku sejarah ini adalah seseorang yang telah
mengalami langsung peristiwa sejarah itu sendiri. Intinya, setiap orang yang
berada ditempat kejadian peristiwa sejarah itu merupakan sumber primer. Jika
merujuk benda yang bukan manusia, maka benda-benda yang terlibat langsung
dengan peristiwa sejarah juga termasuk sumber primer. Contoh sumber sejarah
primer seperti, candi dan keraton dan sebagainya.
2. Sumber Skunder
Sumber skunder ini dapat dikatakan sebagai sumber yang kedua. Artinya,
orang-orang yang melihat atau mendernga langsung dengan panca indra mereka
sendiri dengan melalui pelantara benda lain seperti TV, radio, atau mereka yang
mendengar cerita peristiwa sejarah melalui sumber primer. Buku-Buku yang
menulis tentang sejarah berdasarkan sumber-sumber primer juga termasuk sumber
skunder. Karena melalui sumber primer peneliti menuangkan peristiwa sejarah
melalui tulisan yang berbentuk buku.
2.2.4 Pengertian Peninggalan Sejarah
Pengertian peninggalan sejarah adalah benda-benda sisa masa lampau
yang mempunyai nilai sejarah dan masih ada hingga kini. berbagai peninggalan
sejarah banyak sekali jenisnya, tersebar di berbagai tempat di Indonesia. Berikut
ini adalah beberapa peninggalan sejarah yang ditemukan di Indonesia berdasarkan
tempat asalnya.
16
1. Pulau sumatera
a. Nekara perunggu
Nekara perunggu adalah gendang besar terbuat dari perunggu
berhiaskan ukiran orang menari, perahu, dan topeng. Nekara perunggu
merupakan peninggalan dari zaman perunggu yang dipergunakan dalam
upacara ke-agamaan.
b. Candi muara takus dan biaro bahal
Candi muara takus terletak di dekat bangkinang (Riau), di tepi
sungai Kampar. Sedangkan candi biaro bahal terletak di padang sidempuan
(Sumatra utara). Kedua candi tersebut bercorak agama budha sebagai
lambing kebesaran kerajaan Sriwijaya.
c. Prasasti
Prasasti adalah tulisan atau gambar yang terdapat pada batu atau
tembaga. Prasasti disebut juga batu bertulis. Beberapa contoh prasasti di
Sumatra adalah Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Telaga Batu, dan Prasasti
Talang Tuo di Palembang (Sumatra Selatan); Prasasti Kota Kapur di Pulau
Bangka (Bangka Belitung); dan Prasasti Karang Berahi (Jambi).
2. Pulau jawa
a. Kapak parimbas
Kapak perimbas adalah alat potong berupa kapak yang tidak memiliki
tangkai dan digunakan dengan cara menggenggam Penelitian terhadap
kapak ini dilakukan di Pacitan (Jawa Timur).
b. Candi Borobudur
17
Candi Borobudur terletak di Kabupaten Magelang (Jawa Tengah).
Candi ini didirikan pada awal abad IX dan bercorak agama Buddha.
c. Candi prambanan
Candi prambanan terletak di kabupaten klaten (jawa tengah). Candi
ini didirikan pada abad IX dan bercorak agama hindu.
d. Candi kedongsongo
Candi Gedong Songo terletak di Desa Candi, Kabupaten Semarang
(Jawa Tengah). Kompleks percandian Gedong Songo berada di lereng
sebelah selatan Gunung Ungaran. Dari 9 kelompok candi yang ada,
sekarang tinggal 6 kelompok candi. Candi ini diperkirakan berasal dari
abad ✓III — IX. Candi Gedong Songo berporak agama Hindu.
e. Candi kalasan
Candi Kalasan terletak di Desa Kalasan, Kabupaten Sleman (DI
Yogyakarta). Candi ini didirikan pada pertengahan abad IX dan bercorak
agama Buddha. EL Candi Mendut dan Candi Pawon.
f. Candi mendut dan candi pawon
berada tidak jauh dari Candi Borobudur. Candi Pawon terletak di
sebelah timur Candi Borobudur dan di sebelah barat Candi Mendut. Candi
Pawon merupakan candi peninggalan agama Buddha sedangkan Candi
Mendut berada di ujung timur Candi Pawon. Candi Mendut dan Candi
Pawon diperkirakan sezaman dengan Candi Borobudur yang dibangun
pada abad IX dan bercorak agama Buddha.
18
g. Arca prajnaparamita
Arca Prajnaparamita adalah patung seorang ratu peninggalan dari
Kerajaan Singasari pada abad XIII. Arca ini disimpan di negeri Belanda,
sedangkan tiruannya disimpan di Museum Pusat Jakarta. Prajnaparamita
dianggap sebagai perwujudan Ken Dedes di Singasari. Ken Dedes adalah
permaisuri dari Ken Arok yang dianggap sebagai ibu yang bijaksana.
h. Candi kidal
Candi Kidal terletak di sebelah tenggara Kota Malang, tepatnya di
Desa Rejo Kidul, Kecamatan Tumpang (Jawa Timur). Candi ini sebagai
tempat perabuan jenazah Anusapati pada tahun 1248. Di candi ini pernah
ditemukan pula arca Syiwa Mahadewa yang sekarang disimpan di
Museum Royal Tropi-cal lnstitute, Negeri Belanda. Candi ini merupakan
candi agama Hindu.
i. Candi jago
Candi Jago yang disebut juga Candi Jajaghu berada di Desa Jago,
Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang (Jawa Timur). Candi ini tempat
pemakaman Rangga Wuni yang meninggal tahun 1268. Candi Jago
menunjukkan perpaduan antara dua agama, yaitu agama Hindu dan
Buddha.
j. Candi singasari
Candi Singasari terletak di Kecamatan Singasari, Kabupaten
Malang (Jawa Timur). Candi ini merupakan candi tempat ditemukannya
arca Prajnaparamita. Berdasarkan arca-arca yang ditemukan, diperkirakan
19
candi ini merupakan perpaduan latar belakang keagamaan antara
Buddhisme dan Syiwaisme. Candi yang dibangun pada abad XII ini
merupakan penghormatan pada Raja Kertanegara yang wafat pada tahun
1292.
k. Candi panataran
Candi Panataran terletak di Kabupaten Blitar (Jawa Timur). Candi
ini termasuk salah satu peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Di halaman
Candi Panataran ditemukan sebuah prasasti berangka tahun 1119 Saka
atau 1197 Masehi, dikenal sebagai Prasasti Palah. Prasasti Palah dibuat
oleh Raja Srengga dari Kediri. Nama Palah juga ditemukan dalam
Nagarakertagama yang menyebutkan bahwa ketika Hayam Wuruk
berkeliling Jawa Timur singgah di sebuah bangunan suci bernama Palah.
l. Gua maharani
termasuk peninggalan sejarah dalam masa perjuangan fisik
melawan penjajah. Gua ini terietak di Desa Tunggal, Kecamatan Pacitan,
Kabupaten Lamongan (Jawa Timur).
m. Prasasti.
Prasasti yang terdapat di Pulau Jawa di antaranya adalah Prasasti
Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, dan Prasasti Jambu (Jawa Barat); Prasasti
Dinoyo (Jawa Timur); Prasasti Kalasan, dan Prasasti Kedu (Jawa
Tengah).
20
3. Pulau Kalimantan
a. Kubang
Kubang adalah semacam bangunan berbentuk cungkup digunakan
untuk makam raja-raja Gowa dan Tallo yang terdapat di Makasar, Provinsi
Sulawesi Seratan.
b. Yupa
Yupa merupakan prasasti yang dipahat pada tiang atau tugu batu,
contohnya adalah prasasti Mulawarman yang terletak di tepi Sungai Maha-
kam, Kutai, Kalimantan Timur.Yupa ini buatan para Brahmana
untukpenghormatan kepada Raja I Mulawarman. Prasasti ini berhuruf
Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Pada prasasti disebutkan bahwa Raja
Mulawarman telah mengadakan upacara besar di tempat suci bernama
Wapra Keswara dan memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada
para Brahmana.
4. Pulau bali dan nusa tenggara
a. Kelompok candi padas
Kelompok candi ini terletak di Gunung Kawi, Tampaksiring, Provinsi Bali
b. Taman mayura
Taman Mayura terdapat di Desa Pamotan, Kecamatan
Cakranegara, Kabupaten Lombok Barat, NTB. Taman Mayura atau Bale
Kambang (taman di atas air) adalah salah satu bangunan yang terdapat di
kompleks Taman Mayura. Mayura berarti burung merak (Sanskerta).
Taman Mayura semula bernama Taman Kelepug dari bahasa Bali yang
21
berarti mata air. Diberi nama demikian, karena terdapat mata air yang
terletak di bawah Bale Kambang. Taman Mayura dibangun pada abad
XVIII oleh Kerajaan Singasari atau Karangasem Sasak pada masa
pemerintahan Raja I Gusti Wayan Tiga.
5. Kepulauan Maluku
Beberapa peninggalan sejarah yang terdapat di Kepulauan Maluku
diantaranya adalah Masjid Kesultanan Ternate dan Gereja Banda Neira. Selain
peninggalan berupa bangunan, karya sastra berikut juga termasuk sebagai
peninggalan sejarah seperti: Kitab Mahabrata ditulis Resi Wiyasa, Kitab
Ramayana ditulis Resi Walmiki, Kitab arjunawiwaha ditulis Mpu Kanwa, Kitab
smaradahana ditulis Dharmaja, Kitab sutasoma ditulis Mpur Tantular, Kitab
nagarakertagama Mpu Prapanca., Kitab bharatayudha ditulis Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh
2.2.5 Upaya Pelestarian Peninggalan Sejarah
Peninggalan sejarah banyak macam, jenisnya dan manfaatnya banyak
sekali. Menghargai peninggalan sejarah itu. Cara kita menghargai agar tetap
lestari, antara lain: (a) Memelihara peninggalan sejarah sebaik-baiknya, (b)
Melestarikan benda sejarah tersebut agar tidak rusak, (c) Tidak mencoret-coret
benda peninggalan sejarah, (d) Turut menjaga kebersihan dan keutuhan, (e) Wajib
menaati tata tertib yang ada dalam setiap tempat peninggalan sejarah, (f) Wajib
menaati peraturan pemerintah yang berlaku.
2.3 Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti lain.
22
Tabel 2.1 Penelitian Tedahulu
No Peneliti Temuan Relevan
1. Udjan Verny (2012)
Judul “Fungsi
museum Bung karno
Ende Sebagai Suatu
Tempat Pelestarian
Benda-Benda
Bersejarah di
Kabupaten Ende”
Fungsi museum bung karno
ini merupakan upaya
pelestarian benda-benda
bersejarah yang dapat
dijadikan sumber belajar dan
objek rekreasi. Museum ini
mempunyai latar belakang
sejarah yang menarik karena
museum ini merupakan bekas
tempat tinggal Bung karno
Presiden 1 RI dan
keluarganya pada masa
pemerintahan Hindia
Belanda. Museum bung karno
digunakan dalam dunia
pendidikan khususnya
pendidikan sejarah dan
memperkenalkan kepada
masyarakat serta nilai-nilai
sejarah dibalik berdirinya
museum bung karno.
Penelitian ini dianggap
relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan
karena sama-sama
membahas tentang
museum atau peninggaln
bersejarah. Perbedaan yang
mendasar antara penelitian
yang akan dilakukan
adalah terletak pada judul
dan lokasi penelitian
dengan fungsi museum
bung karno ende sebagai
tempat pelestarian benda-
benda bersejarah di
kabupaten ende.
Sedangkan penelitian yang
akan dilakkukan lebih
menitik beratkan pada
Efektivitas fungsi museum
dalam, melestarikan
peninggalan sejarah di kota
probolinggo
2. Arif Widayanto
(2011) “Pemanfaatan
Museum Diponorogo
Sebagai Sumber
Belajarsejarah Pada
Materi Bentuk-
Bentuk Perlawanan
Rakyat Indonesia
Dalam Menentang
Kolonialis Bangsa
Barat Periode
Sesudah Tahun 1800
Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Kelas
VIII SMP Negeri 3
Magelang Tahun
Pelajaran 2010/2011
Pemanfaatan museum sebagai
sumber belajar sejarah utuk
meningkatkan hasil belajar
dan mutu pendidikan tentang
sejarah pada siswa kelas VIII
di SMP Negeri 3 Magelang.
Museum sangat bermanfaat
dalam meningkat motivasi
belajar siswa karena siswa
lebih cepat mengerti apabila
melihat secara langsung atau
mempraktekkan. Proses
pembelajaran sejarah masih
belum terkonvesianal dan
kurang memanfaatkan
sumber belajar dilingkungan
sekitar siswa sehingga hasil
belajar masih rendah.
Penelitian ini dianggap
relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan
karena sama-sama
membahas tentang
museum atau peninggaln
bersejarah. Perbedaan yang
mendasar antara penelitian
yang akan dilakukan
adalah terletak pada judul,
lokasi dan penelitian
dengan pemanfaatan
museum sebagai sumber
belajar sejarah untuk
meningkatkan hasil belajar
dan mutu pendidikan
tentang sejarah pada siswa.
Penelitian yang akan
dilakkukan lebih menitik
beratkan pada Efektivitas
fungsi museum dalam,
melestarikan peninggalan
sejarah di kota probolinggo