BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Berita Jurnalistik
2.1.1 Pengertian Berita Jurnalistik
Menurut Sumadiria (2006, p65) berita jurnalistik adalah laporan tercepat
mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi
sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi
atau media online internet.
2.1.2 Jenis-jenis Berita
Menurut Sumadiria (2006, p65-68) berita dapat diklasifikasikan ke dalam
dua kategori, yakni berita berat (hard news) dan berita ringan (soft news). Selain
itu berita juga dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, di tempat terbuka dan
di tempat tertutup. Sedangkan berdasarkan sifatnya, berita bisa dipilah menjadi
berita diduga dan berita tidak diduga. Selebihnya berita bisa dilihat menurut materi
isinya yang bermacam-macam.
2.1.3 Kriteria Berita Jurnalistik
Menurut Sumadiria (2006, p80-92) ada sebelas kriteria umum penilaian
suatu berita. Kesebelas kriteria tersebut sebagai berikut.
• Keluarbiasaan (unusualness)
Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Berita bukanlah sesuatu peristiwa
8
biasa. Semakin besar suatu peristiwa, semakin besar pula nilai berita yang
ditimbulkannya. Nilai berita peristiwa luar biasa, paling tidak dapat dilihat
dari lima aspek, yakni lokasi peristiwa, waktu peristiwa, jumlah korban,
daya kejut peristiwa dan dampak yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut.
• Kebaruan (newness)
Berita adalah apa saja yang disebut hasil karya terbaru, seperti sepeda
motor baru, mobil baru, rumah baru, gedung baru, walikota baru, dan lain
sebagainya.
• Akibat (impact)
Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas. Suatu peristiwa tidak
jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat. Kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM), tarif angkutan umum, tarif telepon, dan
lain sebagainya. Apa saja yang menimbulkan akibat sangat berarti bagi
masyarakat, itulah berita. Semakin besar dampak sosial budaya ekonomi
atau politik yang ditimbulkannya, maka semakin besar nilai berita
terkandung.
• Aktual (timeliness)
Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Berita adalah apa
yang terjadi hari ini, apa yang masih belum diketahui tentang apa yang
akan terjadi hari ini, atau adanya opini berupa pandangan dan penilaian
yang berbeda dengan opini sebelumnya sehingga opini itu mengandung
informasi penting dan berarti.
9
• Kedekatan (proximity)
Berita adalah kedekatan. Maksud kedekatan di sini adalah kedekatan
geografis dan psikologis. Kedekatan geografis menunjuk pada suatu
peristiwa atau berita yang terjadi di sekitar tempat tinggal. Sedangkan
kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat keterikatan
pikiran, perasaan atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa
atau berita.
• Informasi (information)
Berita adalah informasi. Setiap informasi belum tentu memiliki nilai berita.
Informasi yang tidak memiliki nilai berita tidak layak untuk dimuat,
disiarkan atau ditayangkan media massa. Hanya informasi yang memberi
manfaat kepada khalayak.
• Konflik (conflict)
Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur dan sarat
dengan dimensi pertentangan.
• Orang penting (prominence)
Berita adalah tentang orang-orang penting, ternama, pesohor, selebriti, dan
lain sebagainya baik dalam kondisi biasa maupun luar biasa.
• Keterkaitan manusiawi (human interest)
Kadang-kadang suatu peristiwa tidak menimbulkan efek berarti pada
seseorang, sekelompok orang atau bahkan lebih jauh lagi pada suatu
masyarakat, tetapi lebih menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana
kejiwaan dan alam perasaannya. Apa saja yang dinilai mengandung minat
10
insani, menimbulkan ketertarikan manusiawi, mengembangkan hasrat dan
naluri ingin tahu merupakan salah satu contoh ketertarikan manusiawi.
• Kejutan (surprising)
Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, di luar dugaan, tidak
direncanakan, di luar perhitungan dan tidak diketahui sebelumnya. Kejutan
bisa menunjuk pada ucapan dan perbuatan manusia, bisa juga menyangkut
binatang dan perubahan yang terjadi pada lingkungan alam.
2.2 Foto Jurnalistik
2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik
Menurut Alwi (2008, p4) foto jurnalistik adalah kombinasi dari kata dan
gambar yang dihasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan antara latar
belakang pendidikan dan sosial pembacanya. Foto jurnalistik adalah komunikasi
dengan orang banyak (mass audience). Ini berarti pesan yang disampaikan harus
singkat dan dapat segera diterima orang dengan beraneka ragam.
2.2.2 Kriteria Foto Jurnalistik
Menurut Hasby (2008, p25) suatu rumusan untuk menilai sebuah foto
jurnalistik yang dilihat dari kuat lemahnya sosok penampilan foto sebagai berikut.
• Kehangatan (aktual)
Seperti layaknya sebuah berita, foto suatu peristiwa yang tidak segera
disajikan kepada khalayak, maka dapat dikatakan bahwa foto tersebut tidak
memiliki nilai berita.
11
• Faktual
Subjek foto tidak dibuat-buat atau dalam pengertian diatur sedemikian
rupa. Rekaman peristiwa terjadi secara spontan sesuai dengan kenyataan
sesungguhnya.
• Informatif
Foto diambil dalam format tampilan yang dapat ditangkap isinya tanpa
harus dirangkai dengan sejumlah kata. Sebuah foto yang informatif
mencantumkan unsur 5W + 1H. Unsur who dan why lebih dikedepankan
jika itu menyangkut seorang tokoh dalam suatu peristiwa.
• Misi
Sasaran esensial yang ingin dicapai oleh penyajian foto berita dalam
penerbitan harus mengandung nilai kemanusiaan dan merangsang
seseorang untuk menghargai apa yang seharusnya dihargai atau sebaliknya
menggugah kesadaran untuk memperbaiki sesuatu kurang baik.
• Gema
Gema adalah sejauh mana sebuah topik berita menjadi pengetahuan umum
dan punya pengaruh terhadap kehidupan sehari-hari dalam ukuran tertentu.
Apakah satu peristiwa atau kejadian cuma bersifat lokal, nasional, regional
atau internasional.
• Atraktif
Menyangkut sosok grafis foto itu sendiri mampu tampil mengesankan atau
mencekam, baik karena komposisi garis atau warna maupun ekspresif dari
subjek utamanya.
12
2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia
2.3.1 Pengertian Manajemen
Menurut Hasibuan (2003, p1-2) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Saydam (2003, p5) manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian sumber daya
(terutama SDM) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dulu.
2.3.2 Pengertian Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2003, p244) SDM adalah kemampuan terpadu dari
daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan
oleh keturunan dan lingkungan, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh
keinginan untuk memenuhi kepuasannya.
Menurut Saydam (2003, p4) SDM adalah aset perusahaan yang berupa
manusia dan memiliki hak untuk dipelihara serta dipenuhi kebutuhannya dengan
baik.
2.3.3 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2003, p10) Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) adalah ilmu dan seni untuk mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja
agar efektif dan efisien, sehingga dapat membantu terwujudnya tujuan perusahaan.
Menurut Saydam (2003, p9) MSDM adalah semua kegiatan mulai dari
13
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian hingga
pengendalian semua nilai yang menjadi kekuatan untuk dimanfaatkan bagi
kemakmuran manusia itu sendiri.
2.3.4 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2003, p14-15) MSDM memerankan peranan sebagai
pengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencakup masalah–masalah
sebagai berikut.
• Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif
sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job
specification, job requirement dan job evaluation.
• Menetapkan penarikan, seleksi dan penempatan karyawan berdasarkan
asas the right man in the right place and the right man in the right job.
• Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi dan
pemberhentian.
• Meramalkan permintaan dan penawaran sumber daya manusia di masa
mendatang.
• Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan
perkembangan perusahaan pada khususnya.
• Memonitor dengan cermat Undang-Undang Perburuhan dan
kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.
• Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
• Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penilaian prestasi karyawan.
14
• Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
• Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangon yang akan diberikan.
Peranan manajemen SDM diakui sebagai penentu terwujudnya tujuan
perusahaan, akan tetapi untuk memimpin unsur manusia ini sangat sulit dan rumit.
2.3.5 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2003, p21-23) fungsi manjemen SDM meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan
pemberhentian. Lebih jelasnya tampak sebagai berikut.
• Perencanaan
Perencanaan (human resource planning) adalah merencanakan tenaga kerja
secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan dilakukan dengan
menetapkan program kepegawaian. Program kepegawaian itu sendiri
meliputi pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan
dan pemberhentian karyawan. Program kepegawaian yang baik akan
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
• Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) adalah kegiatan untuk mengorganisasi
semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,
delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi
15
(organization chart). Organisasi hanya alat untuk mencapai tujuan. Dengan
pengorganisasian yang baik akan membantu mewujudkan tujuan secara
efektif.
• Pengarahan
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar
mau bekerjasama dan bekerja secara efektif serta efisien dalam
mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan
dilakukan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya agar mengerjakan
semua tugas yang diberikan dengan baik.
• Pengendalian
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan untuk mengendalikan semua
karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai
dengan rencana. Apabila terdapat kesalahan atau penyimpangan, maka
dilakukan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian
karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama,
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
• Pengadaan
Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,
orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya
tujuan perusahaan.
• Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan
16
teknik, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan
pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan masa kini dan masa depan.
• Kompensasi
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung (direct)
dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai
imbalan atas jasa yang telah diberikan kepada perusahaan. Prinsip
kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi
kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta
berpedoman pada batas upah minimum pemerintah.
• Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan agar tercipta kerjasama
yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba dan
karyawan dapat memenuhi kebutuhannya dari apa yang telah dia kerjakan.
Pengintegrasian merupakan sesuatu yang penting dan sulit, karena
menyatukan dua kepentingan saling bertolak belakang.
• Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan. Pemeliharaan
dapat dilakukan dengan meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan
tetap berpegang teguh pada internal dan eksternal konsistensi.
17
• Kedisiplinan
Kedisiplinan (discipline) merupakan fungsi MSDM terpenting dan kunci
dalam pencapaian tujuan perusahaan, karena tanpa disiplin yang baik akan
sulit mewujudkan tujuan secara maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan
dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial.
• Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari
suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan,
keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab lainnya.
2.4 Pengendalian Internal
2.4.1 Pengertian Pengendalian Internal
Menurut Robertson dan Louwers (2002, p144) pengendalian internal
adalah sebuah proses, yang dipengaruhi oleh jajaran eksekutif, manajemen dan
personil lainnya, didesain untuk menyediakan pertanggung jawaban yang masuk
akal berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan dalam tiga kategori di bawah ini:
• Reliabilitas laporan keuangan.
• Efektivitas dan efisiensi operasional.
• Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
2.4.2 Komponen Pengendalian Internal
Menurut Robertson dan Louwers (2002, p145) komponen pengendalian
18
internal terdiri dari lima komponen yang saling terkait, yakni lingkungan
pengendalian manajemen (management control environment), pengendali risiko
manajemen (management risk assessment) aktivitas pengendalian manajemen
(management’s control activities), pengawasan manajemen (management’s
monitoring) dan sistem informasi dan komunikasi manajemen (management
information and communication systems) yang menghubungkan keseluruhan
komponen. Untuk lebih jelasnya tampak sebagai berikut.
• Lingkungan pengendalian manajemen.
Lingkungan pengendalian manajemen menentukan ritme dari sebuah
organisasi. Elemen ini merupakan pondasi dari keseluruhan komponen
pengendalian internal. Faktor-faktor lingkungan pengendalian termasuk di
dalamnya integritas, nilai-nilai etika dan kompetensi dari setiap orang
dalam perusahaan. Berikut adalah elemen-elemen umum dalam lingkungan
pengendalian manajemen.
− Filosofi manajemen dan gaya operasional.
− Manajemen dan integritas karyawan serta nilai-nilai etika.
− Struktur organisasi.
− Komitmen organisasi terhadap kompetensi.
− Fungsionalitas jajaran direksi, khususnya komite audit.
− Metode dalam menentukan kekuasaan dan pertanggung jawaban.
− Keterlibatan fungsi internal audit.
− Kebijakan sumber daya manusia dan pelatihan-pelatihannya
19
• Pengendali risiko manajemen.
Pengendalian risiko merupakan sebuah tindakan untuk mencegah faktor-
faktor, event dan kondisi yang menghalangi pencapaian tujuan suatu
organisasi. Pengendalian risiko termasuk di dalamnya mempersiapkan diri
terhadap kemungkinan kemunculan risiko dalam laporan keuangan.
• Sistem informasi dan komunikasi manajemen.
Komponen informasi dan komunikasi dari pengendalian internal diperlukan
dalam pencapaian tujuan manajemen. Untuk membuat sebuah keputusan
efektif, manajer harus mempunyai akses ke informasi yang akurat,
terpercaya dan relevan. Keseluruhan sistem informasi terdiri dari empat
fungsi esensial yakni identifikasi data, pemasukkan data, pemrosesan
transaksi termasuk proses perhitungan dan laporan produksi serta distribusi.
• Aktivitas pengendalian manajemen.
Aktivitas pengendalian adalah tindakan spesifik yang diambil oleh klien
manajemen dan para karyawan untuk memastikan bahwa pengarahan
manajemen sudah dilakukan dengan baik. Termasuk ke dalam aktivitas
pengendalian adalah review performa, pembagian tugas, pengendalian fisik
atau pengecekkan fisik dan pengendalian pemrosesan informasi.
• Pengawasan manajemen.
Sistem pengendalian internal butuh diawasi. Manajemen harus memastikan
kualitas pengendalian performanya setiap saat. Pengawasan di sini
termasuk aktivitas manajemen dan supervisor pada umumnya dan tindakan
personil lainnya dalam menjalankan tugas masing-masing.
20
2.5 Pajak Penghasilan Pasal 21
2.5.1 Pengertian Dasar
Menurut Diana (2009, p93-94) pengertian dasar dalam PPh Pasal 21
sebagai berikut.
• Honorarium adalah imbalan atas jasa, jabatan atau kegiatan yang
dilakukan.
• Hadiah atau penghargaan perlombaan adalah hadiah atau penghargaan
yang diberikan melalui suatu perlombaan atau adu ketangkasan.
• Magang adalah aktivitas untuk memperoleh pengalaman dan atau
keterampilan dan atau keahlian sehubungan dengan pekerjaan yang akan
dilakukan.
• Bea Siswa adalah pembayaran kepada pegawai tetap, tidak tetap dan calon
pegawai yang ditugaskan oleh pemberi kerja untuk mengikuti program
pendidikan yang ditetapkan oleh pemberi kerja yang terikat dengan kontrak
atau perjanjian kerja atau pembayaran yang dilakukan oleh suatu institusi
kepada orang pribadi yang tidak mempunyai ikatan kontrak atau perjanjian
kerja untuk mengikuti suatu program pendidikan.
• Kegiatan adalah keikutsertaan dalam suatu rangkaian tindakan, termasuk
mengikuti rapel, sidang, seminar, lokakarya (workshop), pendidikan,
pertunjukan dan olahraga.
• Kegiatan mutilevel marketing atau direct selling adalah suatu sistem
penjualan secara langsung kepada konsumen yang dilakukan secara
berantai oleh orang per orang sebagai distributor perusahaan multilevel
21
marketing atau direct selling.
• Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan
yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk
diberikan kepada orang yang berhak menerimanya.
2.5.2 Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Diana (2004, p94-95) penerima penghasilan yang dipotong PPh
pasal 21 adalah orang pribadi, seperti:
• Pegawai Negeri Sipil (PNS). PNS adalah PNS-Pusat, PNS-Daerah dan
PNS lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974.
• Pegawai. Seorang pegawai adalah setiap orang pribadi yang melakukan
pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis
maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan
negeri atau badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah.
• Pegawai Tetap. Seorang pegawai tetap adalah orang pribadi yang bekerja
pada pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah
tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota
dewan pengawas yang secara teratur terus-menerus ikut mengelola kegiatan
perusahaan secara langsung. Pegawai tetap mencakup pejabat negara, PNS,
anggota TNI/Polri, pejabat negara lainnya, pegawai Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta anggota
dewan komisaris atau dewan pengawas yang merangkap sebagai pegawai
22
tetap pada perusahaan yang sama.
• Pegawai dengan status Wajib Pajak (WP) Luar Negeri. Seorang pegawai
dengan status WP Luar Negeri adalah orang yang tidak bertempat tinggal
di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan yang menerima atau memperoleh gaji, honorarium dan atau
imbalan lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan.
• Tenaga Lepas. Seorang tenaga lepaas adalah orang pribadi yang bekerja
pada pemberi kerja yang hanya menerima imbalan apabila orang pribadi
yang bersangkutan bekerja. Tenaga Lepas mencakup pegawai tidak tetap,
pemagang, calon pegawai dan distributor perusahaan multilevel marketing
atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya.
• Penerima Pensiun. Seorang penerima pensiun adalah orang pribadi atau
ahli warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan
yang dilakukan di masa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya
yang menerima Tabungan Hari Tua (THT) atau Jaminan Hari Tua (JHT).
• Penerima Honorarium. Seorang penerima honorarium adalah orang pribadi
yang menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan
atau kegiatan yang dilakukannya.
• Penerima Upah. Seorang penerima upah adalah orang pribadi yang
menerima upah harian, upah mingguan, upah borongan atau upah satuan.
Upah harian adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar jumlah
hari kerja. Upah mingguan adalah upah yang terutang atau dibayarkan
secara mingguan. Upah borongan adalah upah yang terutang atau
23
dibayarkan atas dasar penyelesaian pekerjaan tertentu. Upah Satuan adalah
upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar banyaknya satuan produk
yang dihasilkan.
• Orang pribadi lainnya yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan dari
Pemotong Pajak.
2.5.3 Bukan Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Diana (2004, p95-96) yang tidak ternasuk dalam pengertian
penerima penghasilan adalah:
• Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara
asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja
pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan warga
negara Indonesia dan tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di
luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik.
• Pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat bukan warga
negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan atau pekerjaan lain
untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.
2.5.4 Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Diana (2004, p96-97) pemotong PPh Pasal 21, yang selanjutnya
disingkat pemotong pajak adalah:
24
• Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan
pusat maupun cabang, perwakilan atau unit, atau bentuk usaha tetap yang
membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan
nama apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai. Pengertian pemberi kerja
termasuk juga badan atau organisasi internasional yang tidak dikecualikan
sebagai pemotong pajak.
• Bendaharawan pemerintah (termasuk bendaharawan pada pemerintah
pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-
lembaga negara lainnya dan kedutaan besar Republik Indonesia di luar
negeri) yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa dan kegiatan.
• Dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) dan badan-badan lain yang membayar uang pensiun dan THT
atau JHT.
• Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap yang membayar honorarium atau
pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan atau jasa,
termasuk jasa tenaga ahli dengan status WP dalam negeri yang melakukan
pekerjaan bebas dan bertindak atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas
nama perusahaannya.
• Yayasan (termasuk yayasan di bidang kesejahteraan, rumah sakit,
pendidikan, kesenian, olahraga dan kebudayaan), lembaga, kepanitiaan,
25
asosiasi, perkumpulan, organisasi massa, organisasi sosial politik dan
organisasi lainnya dalam bentuk apapun dalam segala bidang kegiatan
sebagai pembayar gaji, upah, honorarium atau imbalan dengan nama
apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan
oleh orang pribadi.
• Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap yang membayarkan honorarium
atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan dan pemagangan.
• Penyelenggara kegiatan (termasuk badan pemerintah, organisasi termasuk
organisasi internasional, perkumpulan, orang pribadi, serta lembaga lainnya
yang menyelenggarakan kegiatan) yang membayar honorarium, hadiah atau
penghargaan dalam bentuk apapun kepada WP orang pribadi dalam negeri
berkenaan dengan suatu kegiatan.
2.5.5 Objek Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Diana (2004, p97-98) penghasilan yang dipotong PPh 21 adalah:
• Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji, uang
pensiun bulanan, upah, honorarium (termasuk honorarium anggota dewan
komisaris atau anggota dewan pengawas), premi bulanan, uang lembur,
uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan istri, tunjangan
anak, tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan khusus,
tunjangan kendaraan, tunjangan pajak, tunjangan iuran pensiun, tunjangan
pendidikan anak, bea siswa, premi asuransi yang dibayar pemberi kerja dan
penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun.
26
• Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa jasa
produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya,
tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan dan penghasilan sejenis
lainnya yang sifatnya tidak tetap.
• Upah harian, upah mingguan, upah satuan dan upah borongan.
• Uang tebusan pensiun, uang pesangon, uang THT atau JHT dan
pembayaran lain sejenis.
• Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam
bentuk apapun, komisi, bea siswa dan pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh WP
dalam negeri, terdiri dari:
− Tenaga ahli.
− Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,
bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis dan
seniman lainnya.
− Olahragawan.
− Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator.
− Pengarang, peneliti dan penterjemah.
− Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan
sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi
dan sosial.
− Agen iklan.
27
− Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada
suatu kepanitiaan, peserta sidang atau rapat dan tenaga lepas lainnya
dalam segala bidang kegiatan.
− Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan.
− Peserta perlombaan.
− Petugas penjaja barang dagangan.
− Petugas dinas luar asuransi.
− Peserta pendidikan, pelatihan dan pemagangan.
− Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan
kegiatan sejenis lainnya.
• Gaji, gaji kehormatan dan tunjangan-tunjangan lain yang terkait dengan
gaji yang diterima oleh pejabat negara, PNS, serta uang pensiun dan
tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang
diterima oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak-anaknya.
• Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama
apapun yang diberikan oleh bukan WP atau WP yang dikenakan Pajak
Penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan Pajak Penghasilan
berdasarkan norma perhitungan khusus (deemed profit).
2.5.6 Bukan Objek Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Diana (2004, p98-99) tidak termasuk dalam pengertian
penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah:
• Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi
28
kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi bea siswa.
• Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali natura dan
kenikmatan dengan nama apapun yang diberikan oleh bukan WP atau WP
yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan
Pajak Penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed
profit).
• Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran JHT kepada badan
penyelenggara Jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja.
• Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama
apapun yang diberikan oleh Pemerintah.
• Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja.
• Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.
2.5.7 Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun
Menurut Diana (2004, p99) yang dimaksud dengan biaya jabatan dan biaya
pensiun sebagai berikut.
• Besarnya penghasilan neto pegawai tetap ditentukan berdasar penghasilan
bruto dikurangi dengan:
− Biaya jabatan, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan
jumlah maksimum yang diperkenankan sebesar Rp. 1.296.000,00
29
setahun atau Rp. 108.000,00 sebulan.
− Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada
dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuanngan atau badan penyelenggara THT atau JHT yang
dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan.
• Besarnya penghasilan neto penerima pensiun ditentukan berdasarkan
penghasilan bruto yang berupa uang pensiun dikurangi dengan biaya
pensiun, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara uang
pensiun sebesar 5% dari penghasilan bruto berupa uang pensiun dengan
jumlah maksimum yang diperkenankan sejumlah Rp.432.000,00 setahun
atau Rp. 36.000,00 sebulan.
2.5.8 Penghasilan Tidak Kena Pajak
Menurut Diana (2004, p100) besarnya Penghasilan Kena Pajak dari
seorang pegawai dihitung berdasar penghasilan neto-nya dikurangi dengan
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang jumlahnya sebagai berikut.
• Untuk diri pegawai sebesar Rp. 2.880.000,00 setahun atau Rp. 240.000,00
sebulan.
• Tambahan untuk pegawai yang kawin sebesar Rp. 1.440.000,00 setahun
atau Rp. 120.000,00 sebulan.
• Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis
keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
30
paling banyak 3 orang sebesar Rp. 1.440.000,00 setahun atau Rp.
120.000,00 sebulan.
Dalam hal karyawati kawin, PTKP yang dikurangkan hanya untuk dirinya
sendiri dan dalam hal tidak kawin pengurangn PTKP selain untuk dirinya sendiri
ditambah dengan PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.
Bagi karyawati yang menunjukkan keterangan tertulis dari Pemerintah
Daerah setempat (serendah-rendahnya kecamatan) bahwa suaminya tidak
menerima atau memperoleh penghasilan, diberikan tambahan PTKP sejumlah Rp.
1.440.000,00 setahun atau Rp. 120.000,00 sebulan dan ditambah PTKP untuk
keluarganya.
Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun takwim.
Adapun bagi pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam bagian
tahun takwim, besarnya PTKP tersebut dihitung berdasarkan keadaan pada awal
bulan dari bagian tahun takwim yang bersangkutan.
Pengurangan-pengurangan tersebut tidak berlaku terhadap penghasilan-
penghasilan berupa:
− Upah harian, upah mingguan, upah satuan dan upah borongan.
− Upah tebusan pensiun, uang pesangon, uang THT atau JHT dan
pembayaran lain sejenis.
− Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan
dalam bentuk apapun.
Ketentuan-ketentuan penghasilan tersebut sebagai berikut.
− Penghasilan bruto yang diterima pegawai harian, pegawai
31
mingguan, pemagang dan pegawai tidak tetap lainnya berupa upah
harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan dan uang saku
harian yang jumlahnya tidak lebih dari Rp. 24.000,00 sehari, tidak
dipotong PPh Pasal 21 sepanjang jumlah penghasilan bruto tersebut
dalam satu bulan takwim tidak melebihi Rp. 240.000,00 dan tidak
dibayarkan secara bulanan.
− Dalam hal penghasilan dalam satu bulan takwim jumlahnya
melebihi Rp. 240.000,00, maka besarnya PTKP yang dapat
dikurangkan untuk satu hari adalah sesuai dengan jumlah PTKP
yang sebenarnya dari penerima penghasilan yang bersangkutan
dibagi dengan 360. Jika penghasilan dibayarkan secara bulanan,
maka PTKP yang dapat dikurangkan adalah PTKP sebenarnya dari
penerima penghasilan yang bersangkutan.
− Pegawai harian, pegawai mingguan, pemagang serta pegawai tidak
tetap lainnya yang menerima upah harian, upah mingguan, upah
satuan, upah borongan dan uang saku harian yang besarnya
melebihi Rp. 24.000,00 sehari, tetapi dalam satu bulan takwim
jumlahnya tidak melebihi Rp. 240.000,00. PPh Pasal 21 yang
terutang dalam sehari adalah dengan menerapkan tarif 5% dari
penghasilan bruto setelah dikurangi Rp. 24.000,00 tersebut.
− Atas penghasilan yang dibayarkan kepada pegawai tetap yang
dihitung berdasarkan upah harian, dilakukan pengurangan PTKP
yang sebenarnya (PTKP bulanan).
32
− Atas dasar penghasilan berupa bea siswa, dilakukan pengurangan
PTKP yang sebenarnya (PTKP bulanan).
− Atas penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada tenaga ahli
yang melakukan pekerjaan bebas terdiri dari pengacara, akuntan,
arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris dikenakan
pemotongan PPh Pasal 21 berdasarkan perkiraan penghasilan neto.
Perkiraan penghasilan neto tersebut adalah sebesar 50% dari
penghasilan bruto berupa honorarium atau imbalan lain dengan
nama dan dalam bentuk apapun.
2.5.9 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Diana (2004, p106-115) tarif PPh Pasal 21 sebagai berikut.
NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai
dasar penerapan tarif
Tarif Rumus
PPh Pasal 21
1. Pegawai tetap Penghasilan bruto
dikurangi:
• Biaya jabatan.
• Iuran pensiun,
termasuk iuran
tabungan hari tua
atau jaminan hari
tua yang disamakan
dengan
• PKP <= 25 juta =
0%.
• 25 juta < PKP <=
50 juta = 10%.
• 50 juta < PKP <=
100 juta = 15%.
• 100 juta < PKP <=
200 juta = 25%.
• PKP > 200 juta =
35%.
PKP x tarif
33
NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai
dasar penerapan tarif
Tarif Rumus
PPh Pasal 21
• dana pensiun.
• PTKP
2. Peserta program
pensiun yang
dibayarkan secara
bulanan
Penghasilan bruto
dikurangi:
• Biaya pensiun
• PTKP
• PKP <= 25 juta =
0%.
• 25 juta < PKP <=
50 juta = 10%.
• 50 juta < PKP <=
100 juta = 15%.
• 100 juta < PKP <=
200 juta = 25%.
• PKP > 200 juta =
35%.
PKP x tarif
3. Anggota dewan
komisaris atau
dewan pengawas
yang tidak
merangkap sebagai
pegawai tetap pada
perusahaan sama
Penghasilan bruto (PB)
berupa honorarium yang
diterima atau diperoleh.
• PB <= 25 juta =
0%.
• 25 juta < PB <= 50
juta = 10%.
• 50 juta < PB <=
100 juta = 15%.
• 100 juta < PB <=
200 juta = 25%.
• PB > 200 juta =
35%.
PB x tarif
4. Mantan pegawai Penghasilan Bruto (PB) • PB <= 25 juta = PB x tarif
34
NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai
dasar penerapan tarif
Tarif Rumus
PPh Pasal 21
0%.
• 25 juta < PB <= 50
juta = 10%.
• 50 juta < PB <=
100 juta = 15%.
• 100 juta < PB <=
200 juta = 25%.
• PB > 200 juta =
35%.
5. • Pemain musik
• Pembawa acara
• Penyanyi
• Pelawak
• Bintang film
• Bintang
sinetron
• Bintang iklan
• Bintang sinetrn
• Bintang iklan
• Sutradara
• Kru film
• Fotomodel
• Peragawan/wati
• Pemain drama
Penghasilan bruto (PB) berupa honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan, komisi
(termasuk yang diterima PDL asuransi dan penjaja barang dagangan yang bukan pegawai tetap), bea siswa dan pembayaran lainnya yang jumlahnya dihitung tidak atas dasar banyaknya hari yang diperlukan untuk
menyelesaikan jasa atau kegiatan.
• PB <= 25 juta =
0%.
• 25 juta < PB <= 50
juta = 10%.
• 50 juta < PB <=
100 juta = 15%.
• 100 juta < PB <=
200 juta = 25%.
• PB > 200 juta =
35%.
PB x tarif
35
NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai
dasar penerapan tarif
Tarif Rumus
PPh Pasal 21
• Penari
• Pemahat
• Pelukis
• Seniman
lainnya
• Olahragawan
• Penasihat
• Pengajar
• Pelatih
• Penceramah
• Penyuluh
• Moderator
• Pengarang
• Peneliti
• Penerjemah
• Pemberi jasa
dalam segala
bidang
termasuk
teknik, sistem
aplikasinya,
telekomunikasi,
elektronika,
fotografi,
36
NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai
dasar penerapan tarif
Tarif Rumus
PPh Pasal 21
ekonomi dan
sosial.
• Agen iklan
• Pengawas
• Pengelola
proyek
Anggota dan
pemberi jasa
pada suatu
kepanitiaan,
peserta sidang
atau rapat, dan
tenaga lepas
lainnya dalam
segala bidang
kegiatan.
Pembawa
pesanan atau
yang
menemukan
langganan.
• Petugas penjaja
barang
dagangan
37
NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai
dasar penerapan tarif
Tarif Rumus
PPh Pasal 21
• Petugas dinas
luar asuransi
• Peserta
pendidikan,
pelatihan dan
pemagangan.
6. Tenaga ahli yang
terdiri dari:
• Pengacara
• Notaris
• Akuntan
• Arsitek
• Dokter
• Konsultan
• Penilai
• aktuaris
Perkiraan penghasilan
neto yang dibayarkan
atau terutang sebesar
50% dari penghasilan
bruto berupa honorarium
atau imbalan lain dengan
nama dan dalam bentuk
apapun.
15% (50%xPB) x tarif
= PN x tarif
7. Pegawai tidak
tetap, pemagang
dan calon pegawai.
Penghasilan Bruto (PB)
dikurangi dengan PTKP.
• PB <= 25 juta =
0%.
• 25 juta < PB <= 50
juta = 10%.
• 50 juta < PB <=
100 juta = 15%.
• 100 juta < PB <=
200 juta = 25%.
(PB-PTKP) x
tarif
38
NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai
dasar penerapan tarif
Tarif Rumus
PPh Pasal 21
• PB > 200 juta =
35%.
8. Distributor
perusahaan
multilevel
marketing atau
direct selling.
Penghasilan Bruto (PB)
dikurangi dengan PTKP.
• PB <= 25 juta =
0%.
• 25 juta < PB <= 50
juta = 10%.
• 50 juta < PB <=
100 juta = 15%.
• 100 juta < PB <=
200 juta = 25%.
PB > 200 juta = 35%.
(PB-PTKP) x
tarif
9. • Penerima
pensiun
• Penerima
pesangon yang
dibayarkan
sekaligus
Uang tebusan pensiun
yang dibayar oleh dana
pensiun yang
pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri
Keuangan dan tunjangan
hari tua yang dibayarkan
sekaligus oleh badan
penyelenggara pensiun
atau badan
penyelenggara
JAMSOSTEK.
• PB <= 25 juta =
0%.
• 25 juta < PB <= 50
juta = 5%.
• 50 juta < PB <=
100 juta = 10%.
• 100 juta < PB <=
200 juta = 15%.
• PB > 200 juta =
25%.
(final)
PB x tarif
10. Penerima Penghasilan Bruto (PB) 15% (final) PB x tarif
39
NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai
dasar penerapan tarif
Tarif Rumus
PPh Pasal 21
honorarium yang
meliputi:
• Pejabat Negara
PNS
• Anggota
TNI/POLRI
berupa honorarium dan
imbalan lain dengan
nama apapun yang
sumber dananya berasal
dari Keuangan Negara
atau Keuangan Daerah.
11. Penerima upah
harian
Jumlah upah di atas Rp.
24.000,00 per hari, tetapi
t idak melebihi Rp.
240.000,00 dalam satu
bulan takwim.
5% (upah harian –
Rp. 24.000) x
tarif
12. Penerima upah
mingguan
Jumlah upah di atas Rp.
24.000,00 per hari, tetapi
t idak melebihi Rp.
240.000,00 dalam satu
bulan takwim.
5% (upah mingguan
– Rp. 24.000) x
tarif
13. Penerima upah
borongan
Jumlah upah di atas Rp.
24.000,00 per hari, tetapi
t idak melebihi Rp.
240.000,00 dalam satu
bulan takwim.
5% (upah borongan :
jumlah hari untuk
menyelesaikan
pekerjaan
borongan – Rp.
24.000) x tarif
14. Penerima upah
satuan
Jumlah upah di atas Rp.
24.000,00 per hari, tetapi
5% (jumlah satuan
produk yang
40
NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai
dasar penerapan tarif
Tarif Rumus
PPh Pasal 21
t idak melebihi Rp.
240.000,00 dalam satu
bulan takwim.
dihasilkan dalam
satu hari x upah
per satuan produk
– Rp. 24.000) x
tarif
15. Wajib Pajak luar
negeri
Penghasilan Bruto (PB)
yang diterima atau
diperoleh sebagai
imbalan atas pekerjaan,
jasa dan kegiatan yang
dilakukan oleh orang
pribadi dengan status
Wajib Pajak luar negeri.
20% (final) PB x tarif
Tabel 2.1 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21
2.6. Sistem Informasi
2.6.1 Pengertian Sistem
Menurut McLeod (2004, p9) sistem adalah sekelompok elemen–elemen
terintegrasi yang mempunyai maksud sama dalam mencapai tujuan.
Menurut Stair (2006, p8), sistem adalah “a set of elements or components
that interacts to accomplish goals.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah
41
sekelompok elemen atau komponen yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam
mencapai tujuan.
2.6.2 Pengertian Informasi
Menurut McLeod (2004, p12) informasi adalah data yang telah diproses
atau memiliki arti.
Menurut Stair (2006, p5), informasi adalah “a collections of facts organized
in such way that they have additional value beyond the value of the facts
themselves.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan informasi adalah
sekelompok fakta yang telah diproses sehingga memiliki nilai tambah diluar fakta
itu sendiri.
2.6.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2006, p5) Sistem Informasi (SI) dapat merupakan
kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p3-4), SI adalah “the use of
computer technology in an organization to provide information to users. A
computer used information systems is a collection of computer hardware and
software designed to transform data into useful information.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan SI adalah
42
mengorganisasikan sumber daya manusia, perangkat keras dan piranti lunak
komputer yang saling berinteraksi untuk menyediakan informasi di mana dapat
berguna bagi pihak manajemen.
2.7 Sistem Informasi Manajemen
2.7.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Menurut McLeod (2004, p259) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah
suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa
pemakai dengan kebutuhan serupa.
Menurut McLeod (2004, p274) SIM memberikan kontribusi terhadap
pemecahan masalah dalam dua cara, yakni:
• Sumber daya informasi organisasi secara menyeluruh.
SIM menyiapkan dan merupakan sarana untuk menghubungkan para
manager dalam organisasi, sehingga informasi dapat digunakan bersama
untuk mendukung pemecahan masalah yang dihadapi.
• Pemahaman dan identifikasi masalah.
Sesuai dengan konsep SIM yaitu sebagai penyedia informasi terus
menerus bagi manager (pengambil keputusan). Penggunaan SIM dapat
memberikan gambaran dan sinyal akan masalah yang dihadapi atau yang
akan terjadi bila keputusan lebih lanjut tidak segera diambil. SIM juga
membantu dalam hal pemahaman penyebab dari masalah tersebut.
43
2.8 Sistem Informasi Tunjangan Insentif
2.8.1 Pengertian Kompensasi
Menurut Saydam (2003, p162-163) kompensasi adalah balas jasa (reward)
perusahaan terhadap pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikan
seorang karyawan. Kompensasi yang diterima seorang karyawan dari perusahaan
tempat bekerja, pada umumnya dibedakan atas tiga bentuk yakni: uang kontan,
material, dan fasilitas. Kompensasi berbentuk uang maksudnya adalah seorang
karyawan menerima uang kontan secara fisik sebagai hasil pekerjaan yang telah
dilakukannya di dalam perusahaan tersebut. Besarnya kompensasi berbentuk uang
ini tergantung pada kesepakatan antara perusahaan dan karyawan, atau sesuai
dengan peraturan yang berlaku dalam perusahaan itu sendiri.
2.8.1.1 Pengertian Gaji
Menurut Saydam (2003, p163) gaji adalah salah satu jenis balas jasa yang
diberikan kepada seorang karyawan secara periodik (biasanya sekali sebulan).
Karyawan penerima gaji demikian biasanya telah menjadi karyawan atau pegawai
tetap yang telah lulus masa percobaan.
2.8.1.1.1 Bentuk Struktur Gaji
Menurut Ruky (2006, p113-128) bentuk struktur patokan gaji sebagai
berikut.
• Struktur gaji berbentuk angka tunggal (Single Rate).
Dalam bentuk ini, lamanya masa kerja seseorang tidak dijadikan dasar
44
untuk menentukan besarnya kemajuan gaji individu karyawan dan prestasi
kerja dihargai dalam bentuk “insentif” tunai secara langsung. Sedangkan
“kemajuan” upah akan sama besarnya untuk setiap orang dan biasanya
merupakan hasil “perundingan” KKB (Keputusan Kenaikan Bersama) atau
karena diberikan “Kenaikan Gaji Umum” oleh perusahaan.
• Struktur gaji berbentuk angka terendah dan tertinggi (Range Rate).
Bentuk “Range” ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang memberi
kesempatan bagi karyawannya untuk bersaing dalam prestasi sehingga
mendapatkan “kemajuan” gaji yang berbeda satu dengan lainnya.
Penggunaan struktur gaji seperti ini biasanya hanya untuk golongan
manajer/staf senior.
• Struktur gaji berbentuk “Skala”.
Struktur gaji bentuk ini digunakan terutama oleh organisasi yang
mempunyai falsafah bahwa kemajuan gaji seorang karyawan juga harus
mengikuti lamanya masa kerja. Perusahaan berpendapat bahwa lamanya
masa kerja mencerminkan “loyalitas” seorang pegawai. Persoalan
karyawan tersebut berprestasi atau tidak itu adalah soal kedua.
2.8.1.2 Pengertian Upah
Menurut Saydam (2003, p164) upah adalah sejenis balas jasa diberikan
perusahaan kepada para pekerja harian (pekerja tidak tetap) yang besarnya telah
disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak. Upah ini juga dibayarkan setelah
pekerjaan selesai dan diterima hasilnya dengan baik oleh pemberi kerja.
45
Pembayaran upah ini bisa saja setiap hari selesai pekerjaan atau secara mingguan,
tergantung pada kesepakatan sebelumnya antara pemberi kerja dan penerima kerja.
2.8.1.3 Pengertian Tunjangan
Menurut Saydam (2003, p164) tunjangan adalah tambahan penghasilan
yang diberikan kepada para karyawan, karena dianggap telah berpartisipasi dengan
baik dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan. Pembayaran tunjangan ini
biasanya disatukan dalam laporan pembayaran gaji bulanan karyawan.
2.8.1.4 Pengertian Insentif
Menurut Hasibuan (2003, p118) insentif adalah tambahan balas jasa yang
diberikan kepada karyawan tertentu ketika prestasinya melebihi prestasi standar.
Insentif ini merupakan alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam
pemberian kompensasi.
Menurut Saydam (2003, p164) insentif adalah tambahan penghasilan yang
diberikan kepada karyawan tertentu. Pemberian insentif ini biasanya didasarkan
pada keberhasilan prestasi seorang karyawan melebihi dari prestasi standar yang
ditetapkan perusahaan.
2.8.2 Tujuan Kompensasi
Menurut Hasibuan (2003, p121-122) tujuan pemberian kompensasi (balas
jasa) sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi,
stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah. Untuk
lebih jelasnya sebagai berikut:
46
• Ikatan kerja sama.
Dengan pemberian kompensasi, maka terjalinlah ikatan kerja sama formal
antara pengusaha dengan karyawan. Ikatan kerja sama ini mengharuskan
karyawan mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik, sedangkan
pengusaha wajib membayar kompensasi sesuai perjanjian kesepakatan
bersama.
• Kepuasan kerja.
Dengan kompensasi, karyawan dapat memenuhi kebutuhan–kebutuhan
fisik, status sosial dan ego-nya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari
pekerjaannya.
• Pengadaan efektif.
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan
terbaik untuk perusahaan akan lebih mudah.
• Motivasi.
Jika kompensasi diberikan dengan jumlah cukup besar, maka manajer akan
lebih mudah memotivasi bawahannya.
• Stabilitas karyawan.
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta mengandung
nilai eksternal konsistensi yang komparatif, maka stabilitas karyawan lebih
terjamin karena turnover relatif kecil.
• Disiplin.
Dengan pemberian kompensasi dengan jumlah cukup besar, maka disiplin
karyawan semakin baik mentaati peraturan–peraturan yang berlaku.
47
• Pengaruh serikat buruh.
Dengan teraturnya program kompensasi, pengaruh serikat buruh dapat
dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
• Pengaruh pemerintah.
Jika program kompensasi sesuai dengan Undang–Undang Perburuhan yang
berlaku (seperti batas upah minimum), maka intervensi pemerintah dapat
dihindarkan.
2.8.3 Dasar Penentuan Pemberian Kompensasi
Menurut Saydam (2003, p181-184) dasar penentuan pemberian kompensasi
dapat dibedakan atas:
• Kompensasi berdasarkan satuan volume yang dihasilkan.
Kompensasi jenis ini adalah model pemberian kompensasi yang banyak
dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Di sini pemberian
kompensasi didasarkan pada berapa banyak jumlah produksi yang
dihasilkan oleh seorang karyawan. Semakin banyak jumlah barang
dihasilkan, maka semakin besar pula kompensasi yang akan diterima
karyawan tersebut. Kompensasi jenis ini biasanya dilakukan oleh
perusahaan yang melakukan kerja borongan, seperti kontraktor perumahan,
industri rokok, atau pertanian.
• Kompensasi berdasarkan satuan waktu pekerjaan.
Cara penentuan kompensasi dengan metode ini adalah berdasarkan waktu
pelaksanaan pekerjaan yang dapat dilakukan seorang karyawan. Di sini
48
besarnya kompensasi dikaitkan langsung dengan lamanya waktu seorang
karyawan bekerja. Perhitungan kompensasi bisa didasarkan pada hitungan
jam, hari, minggu, bahkan bulanan.
• Kompensasi berdasarkan penilaian pekerjaan.
Kompensasi jenis ini banyak ditemui di perusahaan yang telah menetapkan
merit system (sistem kompensasi berdasarkan prestasi kerja).
2.9 Metode Analisis dan Desain Berorientasi Objek
2.9.1 Pengertian Metode Analisis dan Desain Berorientasi Objek
Menurut Whitten, Bently, Ditmann (2001, p97) object-oriented analysis
dan design (OOA&D) berusaha untuk menggabungkan data dan proses menjadi
suatu gagasan tunggal yang disebut objects. OOA&D memperkenalkan objects
diagrams yang mendokumentasikan sistem dipandang dari segi objek dan
interaksinya.
Menurut Mathiassen (2000, p4), “Objek adalah kesatuan dengan identity,
state dan behaviour.” Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
metode analisis dan desain berorientasi objek adalah panggabungan data dan
proses menjadi suatu gagasan tunggal atau yang dikenal dengan objek.
2.9.2 Rich Picture
Menurut Mathiassen (2000, p26) rich picture adalah sebuah gambaran
formal digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan pemahaman user
terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Rich picture juga dapat
49
digunakan sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi komunikasi baik antara
pengguna dalam sistem.
Rich picture difokuskan pada aspek-aspek penting dari sistem tersebut,
ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan mengunjungi perusahaan di
mana melihat bagaimana perusahaan tersebut beroperasi, berbicara dengan banyak
orang untuk mengetahui apa yang harus terjadi atau seharusnya terjadi, dan
mungkin melakukan beberapa wawancara formal.
2.9.3 System Definition
Menurut Mathiassen (2000, p37) system definition adalah deskripsi ringkas
dari sistem terkomputerisasi yang diekspresikan dalam bahasa natural.
Tujuan system definition adalah untuk memilih sistem aktual yang akan
dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan mengklarifikasikan interpretasi,
kemungkinan dan konsekuensi dari beberapa solusi alternatif secara sistematis.
Saran yang dapat membantu dalam membuat system definition berguna:
• Menggunakan general term dan memfokuskan pada emergent properties.
• Memfokuskan ide dari pada mendeskripsikan situasi saat itu.
• Membuat definisi yang ringkas dan tepat.
• Bereksperimen dengan beberapa system definition.
• Melaju pada jalan berpikir diluar kebiasaan.
• Menggunakan proses seleksi untuk menemukan tambahan properti yang
relevan.
50
2.9.4 FACTOR Criterion
Menurut Mathiassen (2000, p39) FACTOR Criterion terdiri dari enam
elemen:
• Functionality
Fungsi-fungsi sistem yang mendukung tugas application domain.
• Application Domain
Bagian-bagian dalam organisasi yang melakukan administrasi, memonitor,
atau
mengendalikan sebuah problem domain.
• Conditions
Kondisi-kondisi yang di bawah sistem akan dikembangkan dan digunakan.
• Technology
Teknologi guna untuk mengembangkan sistem yang akan dijalankan.
• Objects
Objek-objek utama dari problem domain.
• Responsibility
Tanggung jawab keseluruhan sistem yang berkaitan dengan konteksnya.
Menurut Mathiassen (2000, p40) FACTOR Criterion dapat digunakan
dalam dua cara. Pertama, dapat digunakan mendukung pengembangan system
definition, dengan seksama mempertimbangkan masing-masing dari keenam
elemen yang seharusnya diformulasikan. Atau kedua, dapat memulai system
definition dengan cara mendeskripsikan sistem dan menggunakan kriteria tersebut
untuk dapat melihat bagaimana kemampuan sistem mendefinisikan keenam faktor
51
tersebut. Secara prinsip tergantung pada permulaan kerjanya.
2.9.5 Analisis Problem Domain
Menurut Mathiassen (2000, p45) problem domain adalah bagian konteks
yang diatur, dimonitor, atau dikendalikan oleh sistem. Analisis problem domain
memfokuskan pada informasi, di mana harus ditangani oleh sistem dan
menghasilkan sebuah model berupa gambaran dari class, objek, struktur dan
perilaku (behaviour) yang ada dalam problem domain.
Analisis problem domain dibagi menjadi tiga kegiatan seperti tampak pada
tabel di bawah ini:
Kegiatan Isi Konsep
Class Objek dan event yang mana merupakan bagian dari problem domain?
Class, objek, event
Structure Bagaimana class dan objek saling terkait satu sama lain secara konseptual?
Generalisasi, agregasi, asosiasi, dan cluster
Behaviour Properti dinamik mana yang dimiliki oleh objek?
Event trace, behavioural pattern, dan atribut
Tabel 2.2 Kerangka Analisis Problem Domain
(Sumber: Lars Mathiassen)
2.9.5.1 Class
Menurut Mathiassen (2000, p49) class adalah sekumpulan objek yang
membagikan struktur, behavioral pattern, dan atribut. Kegiatan class merupakan
kegiatan pertama dalam analisis problem domain. Ada beberapa tugas utama
dalam kegiatan ini, yaitu: abstraksi fenomena dari problem domain dalam objek
52
dan event; klasifikasi objek dan event; seleksi class dan event yang akan dipelihara
informasinya oleh sistem.
Menurut Mathiassen (2000, p51) object adalah sebuah entitas yang
memiliki identitas, status, dan perlaku (behavior). Event adalah kejadian secara
terus menerus yang melibatkan satu atau lebih objek. Pemilihan class tersebut
bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi problem domain. Sementara
pemilihan kumpulan event yang dialami atau dilakukan oleh satu atau lebih objek
bertujuan untuk membedakan tiap-tiap kelas dalam problem domain.
Kegiatan class akan menghasilkan sebuah Event Tabel. Seperti terlihat
pada contoh tabel di bawah:
Event Class Customer Assistant Apprentice Appointment Plan
Reserved X X X X Cancelled X X X Treated X X
Employed X X Resigned X X
Graduated X
Agreed X X X
Tabel 2.3 Contoh Event Table
(Sumber: Lars Mathiassen)
Pada tabel di atas, dimensi horizontal berisi class-class terpilih dan vertikal
berisi event-event terpilih. Sebuah tanda cek digunakan untuk mengindikasikan
objek-objek dari class yang berhubungan dalam event tertentu.
53
Evaluate and seleectsystemat ically
Find candidates for eventsFind Candidates
for classes
Event TableEvent Table
Gambar 2.1 Subactivity dalam Pemilihan Class dan Event Problem Domain
(Sumber: Lars Mathiassen)
Pada gambar di atas ini, dimulai dengan mengidentifikasi, objek, dan
kemudian melakukan abstraksi dan klasifikasi, mengembangkan susunan class
yang relevan dan potensial untuk model problem domain. Dalam aktivitas secara
paralel, di identifikasi dan dikembangkan serupa dengan beberapa event.
Kemudian secara sistematik dievaluasi banyak kandidat dan memilih beberapa
class dan event yang relatif meliputi model problem domain. Pada akhirnya
menaruh event ke class.
2.9.5.2 Structure
Menurut Mathiassen (2000, p69) kegiatan kedua dalam analisis problem-
domain ini bertujuan untuk mencari hubungan struktural yang abstrak dan umum
antara class-class serta mencari hubungan konkrit dan spesifik antara objek-objek
dalam problem-domain.
Menurut Mathiassen (2000, p72-77) objected-oriented structure bisa dibagi
menjadi:
54
• Structure antara class, terdiri dari:
− Generalization adalah hubungan antara dua atau lebih class yang
lebih spesialisasi (sub kelas) dengan sebuah class lebih umum (super
kelas). Hubungan spesialisasi tersebut dapat dinyatakan dengan
rumus “is-a”.
− Cluster adalah kumpulan class yang saling berkaitan. Cluster
digambarkan dengan notasi file folder yang mencakup class-class di
dalamnya. Class dalam cluster sama dihubungkan dengan
generalization atau pun aggregation, sedangkan class yang berada
pada cluster berbeda dihubungkan dengan association.
• Stucture antara objek, terdiri dari:
− Aggregation adalah objek superior (keseluruhan) yang terdiri dari
sejumlah objek inferior (bagian). Hubungan ini dapat dinyatakan
dengan rumus “has-a” atau “is-part-of”.
− Whole-Part merupakan penjumlahan dari objek inferior, jika objek
inferior tersebut ditambah atau dihilangkan, akan mengubah total
objek superior.
− Container-Content adalah container untuk objek inferior. Objek
superior tidak akan berubah jika terjadi penambahan atau
penghapusan objek inferior.
− Union-Member merupakan kesatuan dari anggota-anggota (objek
inferior). Objek superior tidak akan berubah jika terjadi penambahan
atau penghapusan objek inferior, namun tetap memiliki batasan.
55
− Association adalah hubungan antara sejumlah objek di mana memiliki
arti dan yang saling berhubungan tersebut bukan merupakan bagian
dari objek lainnya.
Hasil dari kegiatan struktur ini adalah class diagram, yakni ringkasan
model problem-domain yang jelas dengan menggambarkan semua struktur
hubungan statik antar class dan objek dalam model dari sistem berubah-ubah.
2.9.5.3 Behaviour
Menurut Mathiassen (2000, p89-93) kegiatan behaviour adalah kegiatan
terakhir pada analisis problem domain di mana bertujuan untuk memodelkan apa
yang terjadi (perilaku dinamis) dalam problem domain sistem sepanjang waktu.
Tugas utama dalam kegiatan ini adalah menggambarkan pola perilaku (behavioral
pattern) dan atribut dari setiap class. Hasil dari kegiatan ini adalah statechart
diagram yang dapat dilihat:
Open
-name-address-balance
Customer/ account opened
/ account closed
/ amount deposited
/ amount withdrawn
Gambar 2.2 Contoh “State Chart”
(Sumber: Lars Mathiassen)
Perilaku dari suatu objek ditentukan oleh urutan event-event (event trace)
yang harus dilewati oleh objek tertentu tersebut sepanjang waktu. Sebagai
contohnya adalah kelas “pelanggan” harus melalui event trace: account opened–
56
amount deposited–amount withdrawn–amount deposited – account closed
sepanjang masa hidupnya.
Menurut Mathiassen (2000, p93) tiga jenis notasi untuk behavioral pattern
yaitu:
• Sequence, di mana event muncul satu per satu secara berurutan.
• Selection adalah pemilihan satu event dari sekumpulan event yang muncul.
• Iteration adalah sebuah event yang muncul sebanyak nol atau beberapa
kali.
2.9.6 Analisis Application Domain
Menurut Mathiassen (2000, p115) application domain adalah organisasi
yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem domain. Analisis
application domain memfokuskan pada bagaimana target sistem akan digunakan
dengan menentukan kebutuhan function dan antar muka sistem.
Analisis application-domain memiliki tiga kegiatan yaitu:
Kegiatan Isi Konsep
Usage Bagaimana sistem berinteraksi dengan orang lain dan dengan sistem lain dalam konteks?
Use case dan actor
Function Bagaimana kemampuan sistem dalam memproses informasi?
Function
Interfaces Apa kebutuhan antar muka dari sistem target?
Interface, user interface, dan sistem interface
Tabel 2.4 Kerangka Analisis Application Domain
(Sumber: Lars Mathiassen)
57
Berikut ini merupakan jalur kegiatan dalam analisis application-domain:
Functions
Interfaces
Usage
System Definition
Requirements
Gambar 2.3 Application-Domain Analysis
(Sumber: Lars Mathiassen)
Pada gambar di atas, dimulai dengan mendefinisikan sistem yang
dibutuhkan oleh user. Dalam hal ini, kerja sama antara pengembang dan pengguna
sangat dibutuhkan. Ketentuan yang dibutuhkan pada usage, functions, dan
interface harus dievaluasikan. Pada akhir dari kegiatan analisis ini menghasilkan
prasyarat-prasyarat yang dibutuhkan untuk mendefinisi sistem.
2.9.6.1 Usage
Menurut Mathiassen (2000, p119) kegiatan usage merupakan kegiatan
pertama dalam analisis application domain bertujuan untuk menentukan
bagaimana aktor-aktor merupakan pengguna atau sistem lain berinterkasi dengan
sistem yang dituju. Interaksi antara aktor dengan sistem tersebut dinyatakan dalam
use case.
Adapun use case dapat dimulai oleh aktor atau oleh sistem target. Hasil
58
dari analisis kegiatan usage ini adalah deskripsi lengkap dari semua use case dan
aktor yang ada.
Menurut Dennis dan Wixom (2003, p267) cara untuk mengidentifikasi
aktor adalah dengan mengetahui alasan aktor menggunakan sistem. Aktor dapat
digambarkan dalam spesifikasi aktor yang memiliki tiga bagian yaitu: tujuan,
karakteristik, dan contoh dari aktor tersebut. Tujuan merupakan peran dari aktor
dalam sistem target. Sementara karakteristik menggambarkan aspek-aspek yang
penting dari aktor. Use case dapat digambarkan dengan menggunakan spesifikasi
use case, di mana use case dijelaskan secara singkat namun jelas dan dapat disertai
dengan keterangan objek sistem yang terlibat dan function dari use case tersebut
atau dengan diagram statechart, karena use case adalah sebuah fenomena dinamik.
Manurut Bennett, McRobb, Farmer (2006, p148-149) mengungkapkan use
case diagram mempunyai dua jenis hubungan (relationship) yaitu: extend dan
include. Hubungan extend digunakan ketika ingin menunjukkan bahwa sebuah use
case menyediakan fungsi tambahan yang mungkin digunakan oleh use case lain.
Sedangkan hubungan include berguna ketika sering kali terdapat urutan behaviour
digunakan oleh sejumlah use case dan ingin dihindari pengkopian deskripsi sama
ke setiap use case yang akan menggunakan perilaku tersebut.
Manurut Bennett, McRobb, Farmer (2006, p329) sequence diagram
membantu kebutuhan seorang analisis dalam mengidentifikasi rincian dari
kegiatan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dari sebuah use case. Tidak
ada suatu sequence diagram yang benar untuk use case tertentu, melainkan ada
sejumlah kemungkinan sequence diagram, dapat lebih atau kurang memenuhi
59
kebutuhan dari use case.
Menurut Whitten, Bently, Ditmann (2004, p441), sequence
menggambarkan bagaimana pesan atau message dikirim dan diterima antar objek
dalam sequence tertentu.
2.9.6.2 Function
Menurut Mathiassen (2000, p137-138) kegiatan function merupakan
kegiatan kedua dalam analisis application domain. Function memfokuskan pada
bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu aktor dalam melaksanakan
pekerjaannya. Tujuan dari kegiatan function adalah untuk menentukan kemampuan
sistem memproses informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah daftar fungsi
untuk merinci fungsi-fungsi yang kompleks. Daftar fungsi harus lengkap,
menyatakan kebutuhan kolektif dari pelanggan dan aktor dan harus konsisten
dengan use case.
Menurut Mathiassen (2000, p138-139) function memiliki empat tipe yang
berbeda yaitu:
• Update, fungsi yang diaktifkan dengan event problem domain dan
menghasilkan perubahan dalam model state tersebut.
• Signal, fungsi di mana diaktifkan dengan perubahan keadaan dari model
yang dapat menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini dapat berupa
tampilan bagi aktor di application domain, atau intervensi langsung di
problem domain.
• Read, fungsi yang diaktifkan dengan kebutuhan akan informasi dalam
pekerjaan aktor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian di mana
60
berhubungan dengan model.
• Compute, fungsi yang diaktifkan dengan kebutuhan akan informasi dalam
pekerjaan aktor dan berisi perhitungan di mana melibatkan informasi dan
disediakan oleh aktor atau model. Hasil dari function ini adalah tampilan
dari komputasi.
Menurut Mathiassen (2000, p142-143) cara untuk mengidentifikasikan
function adalah dengan melihat deskripsi problem domain ditampilkan oleh class
dan event, dan melihat deskripsi application domain yang ditampilkan dalam use
case. Class dapat menyebabkan munculnya function baca dan update. Event
memungkinkan munculnya kebutuhan terhadap function update. Sementara use
case dapat menyebabkan munculnya semua jenis function.
2.9.6.3 Interface
Menurut Mathiassen (2000, p151-152) interface digunakan oleh aktor
untuk berinteraksi dengan sistem. Kegiatan interface memiliki tiga konsep yaitu:
• Interface, yaitu fasilitas yang membuat model sistem dan fungsi-fungsi
dapat digunakan oleh aktor.
• User Interface, yaitu tampilan yang menghubungkan pengguna dengan
sistem.
• System Interface, yaitu tampilan yang menghubungkan sistem satu dengan
sistem lain.
Sebuah user interface yang baik harus dapat beradaptasi dengan pekerjaan
dan pemahaman user terhadap sistem. Kualitas user interface ditentukan oleh
61
kegunaan atau usability interface tersebut bagi pengguna. Usability bergantung
dengan siapa yang menggunakan dan situasi pada saat sistem tersebut digunakan.
Oleh sebab itu, usability bukan sebuah ukuran yang pasti dan objektif.
Menurut Mathiassen (2000, p154-155) terdapat empat jenis pola dialog
yang penting dalam menentukan user interface yaitu:
• Menu-selection yang menampilkan pilihan-pilihan menu dalam user
interface.
• Form fill in yang merupakan pola klasik untuk memasukkan data
berdasarkan terminal karakter.
• Command-language yang berguna bagi pengguna untuk memasukkan dan
mengaktifkan format perintah sendiri.
• Direct manipulation di mana pengguna memilih objek dan melaksanakan
fungsi-fungsi atas objek dan melihat hasil dari interaksi diri.
Kegiatan analisis user interface ini berdasarkan pada hasil dari kegiatan
analisis lainnya, yaitu model problem domain, kebutuhan functional dan use case.
Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah deskripsi elemen-elemen user interface dan
system interface yang lengkap, di mana kelengkapan menunjukkan pemenuhan
kebutuhan pengguna. Hasil dari kegiatan user interface berupa form presentasi dan
dialogue style, diagram window terpilih, dan diagram navigasi. Sedangkan hasil
dari system interface berupa class diagram untuk peralatan dan protocol ekternal
untuk berinteraksi dengan sistem yang lain.
62
2.9.7 Architecture Design
Menurut Mathiassen (2000, p174-176) keberhasilan suatu sistem
ditentukan oleh kekuatan desain arsitekturalnya. Arsitektur membentuk sistem
sesuai dengan fungsi sistem tersebut dan memenuhi kriteria desain tertentu.
Arsitektur juga berfungsi sebagai kerangka untuk kegiatan pengembangan yang
selanjutnya. Sebuah arsitektur di mana tidak jelas akan menghasilkan banyak
pekerjaan yang sia-sia. Rancangan arsitektural memiliki tiga aktivitas yaitu:
Kegiatan Isi Konsep Kriteria Kondisi dan kriteria apa untuk perancangan? Criterion
Komponen Bagaimana struktur sistem menjadi komponen-komponen?
Arsitektur komponen
Proses Bagaimana proses sistem didistribusikan dan dikoordinasikan?
Arsitektur proses
Tabel 2.5 Kerangka Architecture Design
(Sumber: Lars Mathiassen)
2.9.7.1 Criteria
Karena tidak ada cara-cara tertentu atau mudah untuk menghasilkan suatu
desain yang baik, banyak perusahaan menciptakan suatu standard dan prosedur
untuk memberikan jaminan terhadap kualitas sistem. Di sinilah kegiatan kriteria
dapat membantu dengan menetapkan prioritas desain untuk setiap proyek tertentu.
Menurut Mathiassen (2000, p177-179) sebuah desain yang baik memiliki tiga ciri-
ciri yaitu:
63
• Tidak memiliki kelemahan.
Syarat ini menyebabkan adanya penekanan pada evaluasi dari kualitas
berdasarkan review dan eksperimen dan membantu dalam menentukan
prioritas dari kriteria yang akan mengatur dalam kegiatan perancangan.
Beberapa kriteria umum yang digunakan dalam kegiatan desain
berorientasi objek tampak seperti di bawah ini.
Criterion Ukuran dari
Usable Adaptasi sistem dengan organisasi, bekerja saling berhubungan, dan konteks teknikal.
Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak terotorisasi terhadap data dan fasilitas.
Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis. Correct Pemenuhan dari kebutuhan. Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan fungsi. Maintainable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan.
Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat melaksanakan fungsi diinginkan.
Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk. Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan
pemahaman terhadap sistem. Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada
sistem lain yang berhubungan. Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis
yang berbeda. Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang
lain.
Tabel 2.6 Kriteria Umum
(Sumber: Lars Mathiassen)
• Menyeimbangkan beberapa kriteria.
Konflik sering terjadi antar kriteria, oleh sebab itu digunakan pemilihan
pada kriteria mana yang akan diutamakan. Cara untuk menyeimbangkan
dengan kriteria-kriteria yang lain bergantung pada situasi sistem tertentu.
64
• Usable, flexible, dan comprehensible.
Kriteria-kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada hampir setiap
proyek pengembangan sistem.
Menurut Mathiassen (2000, p184) untuk menciptakan sebuah rancangan
yang baik diperlukan pertimbangan mengenai kondisi-kondisi dari setiap proyek di
mana dapat mempengaruhi kegiatan perancangan yaitu:
• Technical, terdiri dari pertimbangan: penggunaan hardware, software dan
sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan; pengaruh kemungkinan
penggabungan pola-pola umum dan komponen telah ada terhadap arsitektur
dan kemungkinan pembelian komponen standard.
• Organizational, yang terdiri dari pertimbangan: perjanjian kontrak, rencana
untuk pengembangan lanjutan, pembagian kerja antara pengembang.
• Human, terdiri dari pertimbangan: keahlian dan pengalaman orang di mana
terlibat kegiatan pengembangan dengan sistem serupa dan platform teknis
yang akan dirancang.
2.9.7.2 Component Architecture
Menurut Mathiassen (2000, p190) component architecture adalah sebuah
struktur sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan.
Component architecture membuat sistem lebih mudah untuk dimengerti,
menyederhanakan desain, dan mencerminkan kestabilan sistem. Hal ini
dikarenakan komponen merupakan subsistem dari sebuah sistem.
65
Menurut Mathiassen (2000, p192-197) beberapa pola umum dalam desain
komponen arsitektur:
• Layered-Architecture Pattern.
Merupakan bentuk yang paling umum dalam software. Contoh dari pola ini
adalah model OSI yang sudah menjadi ISO untuk model jaringan.
Gambar 2.4 Layered Architecture Pattern
(Sumber: Lars Mathiassen)
Sebuah arsitektur layered terdiri dari beberapa komponen dibentuk menjadi
lapisan-lapisan di mana lapisan berada di atas bergantung ke pada lapisan di
bawahnya. Perubahan yang terjadi pada suatu lapisan akan mempengaruhi
lapisan di atasnya.
• Generic-Architecture Pattern.
Pola ini digunakan untuk merinci sistem dasar terdiri dari komponen interface,
finction, dan model. Di mana komponen model terletak pada lapisan yang
paling bawah, kemudian dilanjutkan dengan function layer, dan paling atasnya
<<component>> Layer i+1
<<component>> Layer i
<<component>> Layer i-1
Upwards Interface
Downwards Interface
66
komponen interface.
Gambar 2.5 Generic Architecture Pattern
(Sumber: Lars Mathiassen)
Pada model arsitektur ini, komponen model terletak pada lapisan yang paling
bawah, kemudian dilanjutkan dengan function layer, dan paling atasnya
komponen interface.
• Client-Server Architecture Pattern.
Pola ini awalnya dikembangkan untuk mengatasi masalah sistem terdistribusi
di antara beberapa prosesor yang tersebar secara geografis. Komponen pada
arsitektur ini adalah sebuah server dan beberapa client. Tanggung jawab server
<<component>> Interface
<<component>> User Interface
<<component>> System Interface
<<component>> Interface
<<component>> UIS
<<component>> NS
<<component>> Function
<<component>> Model
<<component>> DBS
67
adalah untuk menyediakan database dan resource yang dapat disebarkan
kepada client melalui jaringan. Sementara client memiliki tanggung jawab
untuk menyediakan interface lokal untuk setiap penggunanya. Identifikasi
komponen, di dalam perancangan sistem atau subsistem, umumnya diawali
dengan layer architecture dan client server architecture di mana keduanya
merupakan dua layer yang berbeda, tetapi saling melengkapi.
Gambar 2.6 Client-Server Architecture Pattern
(Sumber: Lars Mathiassen)
Berikut adalah tabel jenis form distribusi pada arsitektur client-server:
Tabel 2.7 Jenis Arsitektur Client-Server
(Sumber: Lars Mathiassen)
Beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client-server di mana U (User
Client Server Architecture
U U+F+M Distributed presentation
U F+M Local presentation
U+F F+M Distributed functionality
U+F M Centralized data
U+F+M M Distributed data
<<component>> Client 1
<<component>> Client 2
<<component>> Client n
<<component>> Server
….
68
Interface), F (Function), M (Model) menghasilkan lima karakteristik komponen
dengan berbagai macam derajat distribusi.
2.9.7.3 Process Architecture
Menurut Mathiassen (2000, p209) process architecture adalah struktur dari
eksekusi sistem terdiri dari proses-proses yang saling bergantung. Hasil berupa
sebuah deployment diagram.
Menurut Mathiassen (2000, p216-219) terdapat tiga jenis pola distribusi
yaitu:
• Centralized Pattern
Pola ini menyimpan semua data pada server pusat dan user hanya bisa melihat
user interface saja. Keuntungannya adalah dapat diimplementasikan pada
client secara murah, semua data konsisten karena hanya berada di satu tempat,
strukturnya mudah dimengerti dan diimplementasikan, dan kemacetan jaringan
moderat.
69
: Server
System Interfac e Use r Inter face
Function
Model
: Client
User Interface
System Interface
... More Clients
Gambar 2.7 Centralized Pattern
(Sumber: Lars Mathiassen)
• Distributed Pattern
Semua data terdistribusi ke user atau client dan server hanya menyebarkan
model yang telah di update di antara client. Keuntungannya adalah waktu akses
yang rendah kenerja lebih maksimal, dan back-up data banyak. Kerugiannya
adalah redundansi data sehingga konsistensi data terancam, kemacetan jaringan
tinggi, arsitektur sulit dipahami dan diimplementasikan.
70
: Client
Syste m Interfac eUser Interface
Function
Model
: Server
Syste m Interfac e
... More Clients
Gambar 2.8 Distributed Pattern
(Sumber: Lars Mathiassen)
• Decentralized Pattern
Pola ini berada di antara kedua pola di atas. Di sini client memiliki data
tersendiri sehingga data umum hanya berada pada server. Komputer Server
menyimpan data umum dan fungsi atas data tersebut, sedangkan client
menyimpan data milik application domain client. Keuntungannya adalah
konsistensi data, tidak ada duplikasi data, lalu lintas jaringan jarang karena
jaringan hanya digunakan data umum di server di update. Kekurangannya
adalah semua prosesor harus mampu melakukan fungsi yang kompleks dan
memelihara model dalam jumlah besar, sehingga meningkatkan biaya
hardware.
71
: Client
: Client
System InterfaceUser Interface
System Interfa ce
Model (Loca l)
... More Clients
Sy stem InterfaceU ser Interface
Function
Model (Common)
Gambar 2.9 Decentralized Pattern
(Sumber: Lars Mathiassen)
2.9.8 Component Design
Menurut Mathiassen (2000, p231) tujuan dari component design adalah
untuk menentukan implementasi kebutuhan dalam kerangka arsitektural. Berikut
ini adalah beberapa kegiatan dari component design:
72
Kegiatan Isi Konsep Model Component
Bagaimana suatu model digambarkan sebagai kelas dalam sebuah sistem?
Model komponen
Function Component
Bagaimana suatu fungsi diimplementasikan?
Komponen fungsi dan operasi
Connecting Component
Bagaimana komponen-komponen dihubungkan?
Komponen dan penghubung
Tabel 2.8 Kerangka Component Design
(Sumber: Lars Mathiassen)
Dari tabel di atas, kegiatan component design bermula dari spesifikasi
arsitektural dan kebutuhan sistem, sedangkan hasil dari kegiatan ini adalah
spesifikasi dari komponen yang saling berhubungan.
2.9.8.1 Model Component
Menurut Mathiassen (2000, p236) komponen model adalah bagian dari
sistem yang mengimplementasikan model problem domain. Hasil dari kegiatan
komponen model adalah revisi class diagram dari kegiatan analisis yang terdiri
atas kegiatan penambahan class, atribut dan struktur baru di mana mewakili event.
Revisi class dapat terjadi pada:
• Generalization
Jika terdapat dua class dengan atribut yang sama maka dapat dibentuk class
baru (revised class).
• Association
Jika terdapat hubungan many-to-many.
• Embedded iterations
Merupakan embedded di dalam statechart diagram. Misalnya jika sebuah
73
class terdapat statechart diagram yang mempunyai tiga iterated events,
maka dapat membentuk tiga class di dalam perancangan model.
2.9.8.2 Function Component
Menurut Mathiassen (2000, p252) function component adalah bagian dari
sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional. Tujuan dari function
component adalah untuk memberikan akses bagi user interface dan komponen
sistem lainnya ke model sehingga menunjukkan pengimplementasian dari function.
Hasil utama dari kegiatan ini adalah class diagram dengan operation dan
spesification dari operation yang kompleks.
Sub kegiatan ini menghasilkan kumpulan operasi di mana dapat
mengimplementasikan fungsi sistem seperti yang ditentukan dalam analysis
problem domain dan function list.