6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Konsep dasar sistem mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan dari
bagian-bagian tertentu. Sistem memperoleh masukan atau data menghasilkan keluaran
atau informasi.
Dengan demikian tidak heran kalau sistem itu sendiri banyak dipelajari dan
dianalisa. Sistem secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu totalitas himpunan
bagian-bagian yang satu sama lain saling berhubungan sedemikian rupa sehingga
menjadi satu kesatuan yang terpadu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Yang menekankan pada prosedur sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk meyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan
yang menekankan pada elemen sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraktif mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut (Susanto, 2017) mengemukakan bahwa “Sistem adalah
kumpulan/grup dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non
phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis
untuk mencapai satu tujuan tertentu”.
Menurut Hall dalam (Ardana, Cenik, & Lukman, 2016) menjelaskan bahwa
“Sistem adalah sekelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang
berhubungan untuk melayani tujuan umum”.
7
Sedangkan, menurut (Sujarweni, 2015) menyatakan bahwa “Sistem adalah
kumpulan elemen yang saling berkaitan dan bekerja sama dalam melakukan kegiatan
untuk mencapai suatu tujuan”.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai sistem, maka suatu sistem
merupakan kumpulan dari elemen atau serangkaian komponen yang bekerja sama dan
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama serta untuk melaksanakan kegiatan
tertentu pada perusahaan.
2.1.2. Karakteristik Sistem
Menurut (Hutahaean, 2017) Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik yaitu
memiliki karakteristik sistem, di antaranya:
1. Komponen (Component)
Suatu sistem terdiri dari sebuah komponen-komponen yang saling berinteraksi,
yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem
terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu
sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Lingkungan luar sistem adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi
sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang
bersifat merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan
mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
8
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya
mengalir dari subsistem ke subsistemnya. Keluaran (output) dari subsistem akan
menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain sebagai penghubung.
5. Masukkan Sistem (Input)
Masukkan sistem adalah suatu energi yang dimasukkan kedalam sistem, yang dapat
berupa perawatan (maintenace input), dan masukkan sinyal (signal input).
Maintenace input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi.
Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam
program sistem komputer adalah maintenace input sedangkan data adalah sebagai
signal input untuk diolah menjadi informasi.
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran sistem adalah hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan
panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran
yang dibutuhkan.
7. Pengolah Sistem (Process)
Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi
pengeluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi,
sistem akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.
8. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari
sistem sangat menentukan masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang
akan dihasilkan sistem.
9
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Menurut (Hutahaean, 2017) Sistem dapat diklasifikasikan dalam beberapa
sudut pandang:
1. Sistem diklasifikasikan sebagai:
a. Sistem abstrak (abstract system)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran-pemikiran atau ide-ide
yang tidak tampak secara fisik.
b. Sistem fisik (phisical system)
Sistem fisik adalah sistem ada atau tampak secara fisik.
2. Sistem diklasifikasikan sebagai:
a. Sistem alamiyah (natural system)
Sistem alamiyah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat
oleh manusia.
b. Sistem buatan manusia (human made system)
Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang
melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin (human machine system).
3. Sistem diklasifikasikan sebagai:
a. Sistem tertentu (deterministicl system)
Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah
dapat diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.
b. Sistem tak tentu (probalistic system)
Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat
diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.
10
4. Sistem diklasifikasikan sebagai:
a. Sistem tertutup (close system)
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan
dengan lingkungan luar, sistem bekerja otomatis tanpa ada turut campur
lingkungan luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, kenyataan tidak ada
sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.
b. Sistem terbuka (open system)
Sistem terbuka adalah sistem yang terpengaruh dan berhubungan dengan
lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan keluaran dari lingkungan
luar atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar
maka harus mempunyai pengendalian yang baik.
2.1.4. Pengertian Informasi
Menurut Gordon B.Davis yang dialih Bahasa oleh (Mardi, 2014) menyatakan
bahwa “Informasi adalah data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang berguna
bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan
sekarang maupun di masa depan”.
Sedangkan, menurut (Krismiaji, 2015) “Informasi adalah data yang telah
diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat”.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data
yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berguna dan bermanfaat bagi yang
menerimanya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam
proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Informasi yang digunakan di
dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaaan.
Informasi digunakan tidak hanya oleh satu orang pihak di dalam organisasi.
11
2.1.5. Pengertian Sistem Informasi
Menurut (I. P. A. E. Pratama, 2014) menyatakan bahwa “Sistem Informasi
merupakan gabungan dari empat bagian utama. Keempat bagian utama tersebut
mencakup perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), infrastruktur, dan
sumber daya manusia (SDM) yang terlatih”.
Menurut (Hutahaean, 2017) “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.
2.1.6. Pengertian Akuntansi
Menurut American Accounting Association (AAA) dalam (Susanto, 2017)
mendefinisikan bahwa “Akuntansi sebagai sistem informasi yang menghasilkan
informasi atau laporan untuk berbagai kepentingan baik individu atau kelompok
tentang aktivitas/operasi/peristiwa ekonomi atau keuangan suatu organisasi”.
Sedangkan menurut (Sujarweni, 2015) menerangkan bahwa “Akuntansi adalah
proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal,
buku besar, neraca lajur, kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk
laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak tertentu”.
Pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan diantaranya adalah:
1. Pihak manajemen perusahaan dimana laporan keuangan dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
2. Pemilik perusahaan, fungsi laporan keuangan digunakan untuk memberi tahu
keadaan perusahaan dari sisi keuangan.
12
3. Investor dan pemegang saham, disini investor biasanya melihat laporan keuangan
untuk mengambil keputusan penanaman saham.
4. Kreditor atau pemberi utang biasanya melihat kesahatan perusahaan dari laporan
keuangan untuk memutuskan perusahaan layak diberikan kredit atau tidak.
5. Pemerintah, berkepentingan untuk memungut pajak berdasarkan laporan keuangan
yang ada.
6. Karyawan, memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui profitabilitas dan
akuntabilitas perusahaan tempat mereka bekerja.
2.1.7. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Hall dalam (Nuryanti, Y., & Santoso, 2017) menjelaskan bahwa
“Sistem Informasi Akuntansi merupakan sekumpulan subsistem yang memproses
transaksi keuangan dan non-keuangan yang secara langsung mempengaruhi
pemprosesan transaksi keuangan”.
Menurut (Mardi, 2014) mengemukakan bahwa “Sistem Informasi Akuntansi
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terintegrasi yang menghasilkan laporan
dibentuk data transaksi bisnis yang diolah dan disajikan sehingga menjadi sebuah
laporan keuangan yang memiliki arti bagi pihak yang membutuhkannya”.
Menurut (Mahatmyo, 2014) menyatakan bahwa “Sistem Informasi Akuntansi
merupakan sekolompok struktur dalam sebuah entitas yang mengelola sumber daya
fisik dan sumber daya lain untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi
akuntansi, agar dapat memenuhi kebutuhan informasi berbagai pihak”.
13
2.1.8. Pengertian Penjualan
Menurut (Sujarweni, 2015) mengemukakan bahwa “Penjualan adalah suatu
sistem kegiatan pokok perusahaan untuk memperjualbelikan barang dan jasa yang
perusahaan hasilkan”.
Sedangkan menurut (Mulyadi, 2016) menjelaskan bahwa “Penjualan adalah
kegiatan yang terdiri dari penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun secara
tunai”.
Perusahaan dagang pada umumnya menggunakan sistem penjualan dengan
pembayaran secara tunai. Hal ini untuk tetap menjaga agar perputaran kas berlangsung
seperti yang diharapkan.
2.1.9. Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan
Menurut (Sujarweni, 2015) “Sistem akuntansi penjualan adalah kumpulan
kegiatan yang melaksanakan mencatat, menjumlahkan, membuat faktur dan
memberikan informasi penjualan untuk keperluan menejemen dan bagian lain, mulai
dari di terimanya order penjualan sampai mencatat tagihan atau piutang dagang”.
2.1.10. Prosedur Penjualan Tunai
Menurut (Sujarweni, 2015) mengemukakan bahwa “Sistem penjualan tunai di
laksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli untuk melakukan
pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang di serahkan kepada pembeli.
Setelah pembeli melakukan pembayaran, baru barang di serahkan, kemudian transaksi
penjualan di catat”.
Berikut ini adalah penjelasan untuk prosedur yang membentuk sistem dalam
sistem penjualan tunai menurut (Sujarweni, 2015), adalah:
14
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini, bagian penjualan menerima order dari pembeli dan membuat
faktur penjualan tunai. Setelah pembeli membayar, bagian gudang mengirimkan
barang kepada pembeli.
2. Prosedur penerimaan kas
Dalam prosedur ini, bagian kasa menerima pembayaran dari pembeli dan
memberikan tanda pembayaran berupa pita registerkas dan cap “Lunas” pada faktur
penjualan tunai, kemudian pembeli mengambil barang.
3. Prosedur pembungkusan dan penyerahan barang
Dalam prosedur ini pengirim hanya menyerahkan barang kepada pembeli.
4. Prosedur pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini, bagian akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan
tunai.
2.2. Peralatan Pendukung
Untuk menggambarkan suatu sistem yang akan digunakan maka diperlukan
peralatan pendukung sistem (Tools System). Peralatan pendukung sistem (Tools
System) merupakan alat yang tepat untuk menggambarkan bentuk logika dari suatu
sistem, dimana lambang-lambang menunjukkan secara tepat arti fisiknya.
2.2.1. Pengertian UML (Unified Modeling Language)
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2016) menyebutkan bahwa “sebuah
standarisasi pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang dibangun dengan
menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek, yaitu Unified Modeling
Language”.
15
Sedangkan, menurut (Mulyani, 2016) mengatakan bahwa “UML (Unified
Modeling Language) adalah Sebuah teknik pengembangan sistem yang menggunakan
bahasa grafis sebagai alat untuk pendokumentasian dan melakukan spesifikasi pada
sistem”.
Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa UML (Unified
Modeling Language) adalah bahasa yang sering digunakan untuk membangun sebuah
sistem perangkat lunak dengan melakukan penganalisaan desain dan spesifikasi dalam
pemrograman berorintasi objek.
2.2.2. Model UML
Untuk memahami UML, maka diperlukannya membentuk sebuah konsep
bahasa pemodelan dan membutuhkan unsur utama yaitu :
1. Things
a. Class, class adalah deskripsi dari sejumlah objek yang memiliki atribut,
operasi, dan hubungan semantik.
b. Interface, antar muka yang mengubungkan operasi class atau antar class.
c. Colaboration, interaksi dan hubungan antara elemen yang satu dengan yang
lainnya.
d. Use case, deskripsi dari urutan tindakan sebuah sistem yang dilakukan aktor,
use case direalisasikan menggunakan collaboration.
2. Relationships
Terdiri dari 4 jenis hubungan di dalam UML:
a. Dependency, hubungan semantik antara dua model elemen yang dapat merubah
elemen lainnya (sebuah objek berubah mengakibatkan perubahan pada objek
yang lain).
16
b. Association, hubungan terstruktur pada class yang di gambarkan menggunakan
link, link melakukan hubungan antara objek .
c. Generalization, hubungan generalisasi atau spesialisasi dimana elemen khusus
(anak) dibangun diatas spesifikasi elemen umum (orang tua atau parent). Child
(objek anak) berbagi struktur dan perilaku parent (objek induk).
d. Realization, hubungan semantik antara pengklasifikasi dimana satu classifier
menentukan kontrak yang classifier lain untuk menjamin adanya ikatan
diantaranya. Yakni antara interface dengan class, antara use case dan
colaboration.
2.2.3. Diagram UML
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2016) “Diagram UML terdiri dari 13
macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori”. Pembagaian kategori
diagram UML seperti dibawah ini :
Sumber: Sukamto & Shalahuddin (2016)
Gambar II.1. Diagram UML
17
Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut.
1. Structure Diagrams
Kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu struktur statis dari
sistem yang dimodelkan, antaranya sebagai berikut :
a. Class Diagram
Diagram kelas menunjukan hubungan satu set kelas, interface, dan kolaborasi.
Diagram kelas juga merupakan dasar untuk beberapa diagram terkait yaitu
component diagram dan deployment diagram.
b. Object Diagram
Hal-hal yang ada pada object diagram terkandung didalam class diagram.
Tujuan dasar dari sebuah object diagram adalah mengikuti sebuah analisa untuk
tambahan detail yang tidak tertutupi pada sebuah class.
c. Component Diagram
Diagram komponen dibuat untuk menunjukkan organisasi dan ketergantungan
diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem.
d. Composite Struktur Diagram
Diagram yang digunakan untuk memodelkan hubungan antara bagian-bagian
dari sebuah kelas. Diagram untuk menunjukan dekomposisi secara hirarki
sebuah class ke sebuah struktur internal.
e. Package Diagram
Mekanisme tujuan umum untuk mengatur model untuk menjadi sebuah hirarki.
Sebuah package bisa menjadi anggota package yang lain. Bila dibuat hirarki,
package yang paling tinggi akan mengandung package-package yang lain.
18
f. Deployment Diagram
Untuk merepresentasikan hubungan antara hardware yang digunakan dalam
infrastruktur sebuah sistem informasi.
2. Behavior Diagrams
Kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan kelakuan sistem atau
rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem.
a. Use Case Diagram
Sebuah diagram permodelan untuk kelakuan sistem informasi yang akan dibuat.
b. Activity Diagram
Sebuah diagram yang menggambarkan aktivitas dari sebuah sistem dan
penggunaan diagram ini untuk sebuah analisa sistem.
c. State Machine Diagram
Diagram mesin status atau sering disebut juga diagram status digunakan untuk
menggambarkan perubahan status atau transisi status dari sebuah mesin atau
sistem objek.
3. Interaction Diagrams
Kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi sistem dengan
sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada suatu sistem.
a. Sequence Diagram
Sebuah diagram yang menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan
mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima
antar objek.
b. Communication Diagram
Sebuah diagram sejenis yang lebih menekankan pada link data diantara
bermacam-macam partisipasi pada interaksi tersebut.
19
c. Timing Diagram
Sebuah diagram yang fokus pada penggambaran terkait dengan batasan waktu.
d. Interaction Diagram
Sebuah diagram yang pencangkokan secara bersama antara activity diagram
dengan sequence diagram. Interaction diagram dianggap sebagai activity
diagram dimana semua aktiitas diganti dengan sedikit sequence diagram, atau
bisa diangga sebagai sequence diagram yang dirincikan dengan notasi activity
diagram yang digunakan untuk menunjukan aliran pengawasan.
2.2.4. Metode Pengembangan Sistem
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2016), “Model SDLC air terjun (Waterfall)
sering juga disebut model sekuensi linier (sequential linear) atau alur hidup klasik
(classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat
lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean,
pengujian dan tahap pendukung (support)”.
Sumber: Sukamto & Shalahuddin (2016)
Gambar II.2. Metode SDLC Model Waterfall
20
1. Analisis kebutuhan perangkat lunak
Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan
kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang
dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu
untuk didokumentasikan.
2. Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multilangkah yang fokus pada desain
pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat
lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengodean. Tahap ini mentranslasi
kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain
agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya. Desain
perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu didokumentasikan.
3. Pembuatan kode program
Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini
adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.
4. Pengujian
Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan
memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai
dengan yang diinginkan.
5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance)
Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan ketika
sudah dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang
muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi
dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi
21
proses pengembangan mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat
lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.
2.2.5. ERD (Entity Relationship Diagram)
Menurut Brady dan Loonam dalam (Mubarok & Hadianti, 2016) “Entity
Relationship Diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan
kebutuhan data dari suatu organisasi, biasanya oleh System Analys dalam tahap analisis
persyaratan proyek pengembangan sistem”.
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2016) “ERD (Entity Relationship
Diagram) adalah dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam dalam bidang
matematika. ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional”.
Menurut Kronke dalam (Y. A. Pratama & Junianto, 2015) “Entity-Relationship
Diagram (ERD) adalah adalah suatu pemodelan konseptual yang didesain secara
khusus untuk mengidentifikasikan entitas yang menjelaskan data dan hubungan antar
data, yaitu dengan menuliskan dalam kardinalitas (cardinality)”.
Adapun beberapa istilah penting dalam sistem Entity Relationship Diagram
(ERD), diantaranya:
1. Entitas (Entity)
Suatu entitas yang dapat berupa orang, tempat, obyek, atau kejadian yang dianggap
penting bagi perusahaan, sehingga segala atributnya harus dicatat dan disimpan
dalam basis data.
2. Atribut (Atribute)
Setiap entitas mempunyai karakterisik tertentu yang dinamakan dengan atribut.
3. Relasi (relationship)
Hubungan antara dua atau lebih entitas yang saling berkaitan.
22
4. Identifier
Merupakan nama atribut yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu entitas, Ada
tiga jenis identifier diantaranya:
a. Primary Key, merupakan suatu kode identifikasi yang bersifat unik yang
ditunjukkan oleh masing-masing record dalam sistem. Tujuan dari Primary key
adalah untuk menunjukkan lokasi tiap catatan di dalam suatu file mengenai
catatan-catatan serupa.
b. Secondary Key, merupakan sebuah atribut atau kombinasi atribut secara paksa
digunakan untuk tujuan pengambilan data.
c. Foreign Key, merupakan suatu atribut yang merupakan Primary key dari relasi
lain yang ditarik/dihubungkan ke suatu relasi.
5. Kardinalitas (Cardinality)
Kardinaliats relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi
dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Ada tiga tipe kardinalitas yang
terjadi yang berelasi, yaitu:
a. One-to-one (1:1). Setiap elemen dari Entitas A berhubungan paling banyak
dengan elemen pada Entitas B. Demikian juga sebaliknya setiap elemen B
berhubungan paling banyak satu elemen pada Entitas A. Dimana maksimum
kardinalitas setiap entitas adalah 1.
b. One-to-many (1:N). Setiap elemen dari Entitas A berhubungan dengan maksimal
banyak elemen pada Entitas B. Dan sebaliknya setiap elemen dari Entitas B
berhubungan dengan paling banyak satu elemen di Entitas A. Dimana
maksimum kardinalitas dari suatu entitas adalah 1 dan maksimum kardinalitas
dari entitas lain adalah N.
23
c. Many-to-many (M:N). Setiap elemen dari Entitas A berhubungan maksimal
banyak elemen pada Entitas B demikian sebaliknya. Dimana maksimum
kardinalitas kedua entitas yang berhubungan adalah N.
6. Derajat Relationship
Derajat Relationship adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu
relationship. Ada tiga derajat relationship yang sering dipakai didalam ERD, yaitu:
a. Unary Relationship, adalah model yang terjadi diantara entitas yang berasal dari
set entitas yang sama. Sering juga disebut sebagai recursive relationship atau
reflective relationship.
b. Binary Relationship, adalah model relationship antara instance-instance dari
suatu tipe entitas (dua entitas yang berasal dari entitas yang sama). Relationship
ini paling umum digunakan dalam pembuatan model data.
c. Tenary Relationship, merupakan relationship antara instance-instance dari tiga
tipe entitas sepihak.
2.2.6. Pengertian LRS (Logical Record Structure)
LRS (Logical record structure) merupakan struktur record pada tabel yang
terbentuk dari hasil antara himpunan entitas. Memiliki aturan pokok yang sangat
dipengaruhi oleh elemen yang menjadi titik perhatian utama.
Menurut Tabrani dalam (Usman & Haryadi, 2017) menerangkan bahwa “LRS
(Logical Record Structure) terdiri dari link-link diantara tipe record, link ini
menunjukkan arah dari satu tipe record lainnya. Banyak link dari LRS yang diberi
tanda field-field yang kelihatan pada kedua link tipe record”.
24
Menurut Frieyadie dalam (Rahmayu, 2015) mendefinisikan bahwa “LRS
merupakan hasil dari pemodelan Entity Relationship (ER) beserta atributnya sehingga
terlihat hubungan-hubungan antara entitas”.
Menurut (Rahmayu, 2015) dalam pembuatan LRS terdapat 3 hal yang dapat
mempengaruhi yaitu:
1. Jika tingkat hubungan (cardinality) satu pada satu (one-to-one), maka digabungkan
dengan entitas yang lebih kuat (strong entity), atau digabungkan dengan entitas
yang memiliki atribut lebih sedikit.
2. Jika tingkat hubungan (cardinality) satu pada banyak (one-to-many), maka
hubungan relasi atau digabungkan dengan entitas yang tingkat hubungannya lebih
banyak.
3. Jika tingkat hubungan (cardinality) banyak pada banyak (many-to-many), maka
hubungan relasi tidak akan digabungkan dengan entitas manapun, melainkan
menjadi sebuah LRS.
2.2.7. Pengertian Basis Data
Basis data atau lebih dikenal dengan database adalah berfungsi mirip seperti
lemari, menyimpan semua data yang dimasukan oleh pengguna.
Menurut (Priyadi, 2014) “Basis data adalah sekumpulan fakta berupa
representasi tabel yang saling berhubungan dan disimpan dalam media penyimpanan
secara digital”.
Sedangkan, menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2016) mengemukakan bahwa
“Sistem basis data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah
memelihara data yang sudah diolah atau informasi dan membuat informasi tersedia
saat dibutuhkan”.
25
2.2.8. Pengertian Java Netbeans
Menurut (Nofriadi, 2015) “Bahasa pemrograman java merupakan salah satu
dari sekian banyak bahasa pemrograman yang dapat dijalankan di berbagai sistem
operasi termasuk telepon genggam”.
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2016) mengemukakan bahwa “Java
merupakan bahasa pemrograman yang paling konsisten dalam mengimplementasikan
paradigma pemrograman berorientasi objek”.
Menurut (Maya, Bowo, Elisabeth, Pipiet, 2015) mengemukakan bahwa
“NetBeans IDE adalah salah satu aplikasi IDE yang digunakan oleh developer
software komputer untuk menulis, mengkompilasi dan untuk menyebarkan program”.
Menurut (Nofriadi, 2015) mendefinisikan bahwa: Netbeans merupakan sebuah aplikasi Integrated Development Environment (IDE) yang menggunakan bahasa pemrogramaan Java dari Sun Microsystems yang berjalan diatas Swing. Swing merupakan teknologi Java untuk pengembangan aplikasi Dekstop yang dapat berjalan di berbagai sistem operasi, seperti: Windows, Linux, Mac OS X dan Solaris.
2.2.9. Aplikasi Pendukung Java Netbeans
1. MySQL
Menurut (Julani, 2018) mendefinisikan bahwa “MySQL adalah sebuah
perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL sebuah implementasi dari sistem
manajemen basis data relasional (RDMS), dan DBMS yang multihread, multi user
yang bersifat gratis dibawah lisensi GNU General Public Licence (GPL)”.
Menurut (Madcoms, 2016) menjelaskan bahwa: MySQL adalah sistem manajemen database SQL yang bersifat Open Source dan paling populer saat ini. Sistem Database MySQL mendukung beberapa fitur seperti multithreaded, multi-user, dan SQL database management system (DBMS). Database ini dibuat untuk keperluan sistem database yang cepat, handal, dan mudah digunakan.
26
2. PhpMyAdmin
Menurut Nugroho dalam (Julani, 2018)mendefinisikan bahwa “PhpMyAdmin
adalah aplikasi berbasis web yang dibuat dari pemograman PHP dan dengan
menggunakan JavaScript”.
Menurut (Madcoms, 2016) menerangkan bahwa: PhpMyAdmin adalah sebuah aplikasi open source yang berfungsi untuk memudahkan manajemen MySQL. Dengan menggunakan PhpMyAdmin dapat membuat database, membuat table, meng-insert, menghapus dan meng-update data dengan GUI dan terasa lebih mudah, tanpa perlu mengetikkan perintah SQL secara manual.
3. XAMPP
Menurut (Julani, 2018) mengemukakan bahwa “Xampp adalah perangkat lunak
bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan komplikasi dari beberapa
program dan merupakan sebuah aplikasi instan dan lengkap dikarenakan segala yang
anda butuhkan untuk membuat sebuah situs web”.
Menurut (Madcoms, 2016) berpendapat bahwa: Xampp adalah sebuah paket kumpulan software yang terdiri dari Apache, MySQL, phpMyAdmin, PHP, Perl, Filezilla dan lain-lain yang berfungsi untuk memudahkan instalasi lingkungan PHP, dimana biasanya lingkungan pengembangan web memerlukan PHP, Apache, MySQL, dan phpMyAdmin serta software lainnya yang terkait dengan pengembangan web.
2.2.10. Pengujian Black Box Testing
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2016) mengatakan bahwa “Pengujian
Black-Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari spesifikasi fungsional tanpa
menguji desain dan kode program”.
Penguji kotak hitam dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat
mencoba semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apakah sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Cenik, I., & Lukman, H. (2016). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Hutahaean, J. (2017). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Julani, N. (2018). Aplikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada Restoran Remaja Express dan Cafe di Kota Pontianak, (11142308). Jurnal Informatika, 11–17.
Krismiaji. (2015). Sistem Informasi Akuntansi (4th ed.). Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Madcoms. (2016). Pemrograman PHP dan MySQL Untuk Pemula. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Mahatmyo, S. M. A. (2014). Sistem Informasi Akuntansi Suatu Pengantar (1st ed.). Yogyakarta: Deepublish.
Mardi. (2014). Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Maya, Bowo, Elisabeth, Pipiet, & Y. (2015). PAS: Membangun Sistem Informasi dengan Java Netbeans dan MySQL. Semarang: Wahana Komputer.
Mubarok, A., & Hadianti, S. (2016). Perancangan Program Transaksi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Berbasis Web. Jurnal Informatika, III(1), 8.
Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyani, S. (2016). Metode Analisis dan Perancangan Sistem (Cetakan ke-1) (2nd ed.). Bandung: Abdi Sistematika.
Nofriadi. (2015). Java Fundamental Dengan Netbeans 8.0.2 (1st ed.). Yogyakarta: Deepublish.
Nuryanti, Y., & Santoso, S. (2017). Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Studi Kasus Pada Klinik Bersalin Devalisha. Jurnal Penelitian Dan Kajian Ilmiah, 15(3), 72–80.
Pratama, I. P. A. E. (2014). Teori dan Konsep Sistem Informasi. Bandung: Informatika.
Pratama, Y. A., & Junianto, E. (2015). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih dengan Metode Breadth First Search. Jurnal Informatika, II(1), 215–216.
Priyadi, Y. (2014). Kolaborasi SQL dan ERD Dalam Implementasi Database. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Rahmayu, M. (2015). Rancang Bangun Sistem Informasi Nilai Ujian Siswa SMP Negeri 3 Bumiayu Berbasis Web. Jurnal Khatulistiwa Informatika, III(2).
Sujarweni, V. W. (2015). Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
28
Sukamto, R. A., & Shalahuddin, M. (2016). Rekayasa Perangkat Lunak dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
Susanto, A. (2017). Sistem Informasi Akuntansi: Pemahaman Konsep Secara Terpadu. Bandung: Lingga Jaya.
Usman, M. A., & Haryadi, E. (2017). Implementasi Sistem Perencanaan Anggaran Dana Tahunan (E-Budgeting) Berbasis Object Pada CV. Candimas Semesta. Jurnal Informatika, I(1), 1–6.