BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan
upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat
kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti
yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009, Dimana disebutkan pembangunan
kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
(RPJP-K) 2005-2025, pembangunan kesehatan diselenggarakan guna
menjamin tersedianya upaya kesehatan, baik upaya kesehatan masyarakat
maupun upaya kesehatan perorangan yang bermutu, merata, dan terjangkau
oleh masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pengutamaan
pada upaya pencegahan (preventif), dan peningkatan kesehatan (promotif)
bagi segenap warga negara Indonesia, tanpa mengabaikan upaya
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
Penyediaan dan pengelolaan logistik termasuk masalah yang cukup unik
dan kompleks karena merupakan salah satu aktivitas perusahaan yang sudah
cukup lama dijalankan, bahkan mungkin semenjak perusahaan mulai berdiri.
Karena masalah logistik berkaitan dengan efektifitas dan efisiensi pengelolaan
perusahaan, maka pengelolaannya harus dilakukan secara profesional oleh
SDM yang memiliki kompetensi di bidang perencanaan logistik.
Demikian halnya pada industri Rumah Sakit, keberhasilan penyediaan
dan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari
manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik
melalui fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan,
pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang
1
efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan
memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi
peningkatan mutu pelayanan secara umum. Dimana semakin canggihnya alat-
alat, hal tersebut akan menunjang untuk meningkatnya kualitas sebuah
Rumah Sakit dan kualitas pelayanan yang diberikan. Pengadaan alat-alat
logistik pun harus ditunjang dengan kemampuan pelayan kesehatan yang
dapat menggunakan ala-alat tersebut dengan baik dan benar sesuai fungsi
masing-masing.
Oleh karena pengelolaan logistik merupakan aspek penting dalam
mendukung kesuksesan operasional Rumah Sakit, maka diperlukan filling
sistem yang tepat. Pemanfaatan teknologi informasi untuk pengelolaan data
logistik menjadi kebutuhan terutama dalam pembuatan database. Dengan
demikian akan dapat mengontrol lalu lintas barang serta membuat
perencanaan pengadaan barang.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini memiliki pokok-pokok permasalahan yang berada dalam
rumusan masalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan logistik, aktifitas logistik dan
manajemen logistik?
2. Apa saja tujuan, misi dan biaya logistik ?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem logistik dan konsep sistem
logistik?
4. Bagaimana hubungan-hubungan dalam sistem logistik ?
5. Apa saja komponen dalam sistem logistik
6. Apa yang dimaksud logistik terpadu, operasi logistik dan
koordinasi logistik?
7. Bagaimana manajemen obat dan perbekalan kesehatan ?
C. Tujuan
Makalah ini memiliki tujuan yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi logistik, aktifitas logistik dan manajemen
logistik.
2. Untuk mengetahui tujuan, misi dan biaya logistik.
2
3. Untuk mengetahui definisi sistem logistik dan konsep sistem logistik.
4. Untuk mengetahui hubungan-hubungan dalam sistem logistik
5. Untuk mengetahui komponen dalam sistem logistik.
6. Untuk mengetahui definisi logistik terpadu, operasi logistik dan koordinasi
logistik.
7. Untuk mengetahui manajemen obat dan perbekalan kesehatan.
D. Manfaat
Manfaat dengan adanya makalah sistem logistik kesehatan adalah agar
mahasiswa mengetahui tentang hal-hal yang berada di suatu sistem logistik
kesehatan, dari definisi nya hingga cara memanajemen obat dan perbekalan
kesehatan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian logistik
Logistik beraa dari bahasa Yunani Kuno yaitu ‘Logistikos’ yang berarti
“terdidik/ pandai” dalam memperkirakan /berhitung. Logistik merupakan seni
dan ilmu yang mengatur dan mengontrol arus barang, energi, informasi, dan
sumber daya lainnya seperti produk , jasa, dan manusia dari sumber produksi
ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal.
Berikut ini merupakan pengertian logistik menurut para ahli :
Donald J.Bowersok (2000) ; Logistik didefinisikan sebagai Proses
pengelolaan yang strategis terhadap pemindahaan dan penyimpanan
barang, suku cadang dan barang jadi dari supplier, di antara fasilitas-
fasilitas perusahaan dan kepada para langganan.
Lukas Dwiantara dan Rumsari Hadi (2004) ; Manajemen logistik merupakan
serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan
terhadap kegiatan pengadaan pencatatan, pendistribusian, penyimpanan,
pemeliharaan dan penghapusan logistik guna mendukung efektivitas dan
efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Indriyi G dan Agus Mulyono (1998) ; Kegiatan logistik adalah
mengembangkan operasi yang terpadu dari kegiatan pengadaan atau
pengumpulan bahan, pengangkutan atau transportasi, penyimpanan,
pembungkusan maupun pengepakan pendistribusian, dan pengaturan
terhadap kegiatan tersebut’.
B. Definisi Manajemen Logistik
a. Definisi Manajemen dan Manejemen Logistik
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan ,
dan pengawasan usaha-usaha par angoota organisasi dan pengguanan
sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Menurut AhliDonald J.Bowersok (2000),
Logistik didefinisikan sebagai ’Proses pengelolaan yang strategis terhadap
pemindahaan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari
4
supplier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para
langganan.
H. Subagya, MS (1996) ’Logistik merupakan salah satu kegiatan yang
bersangkutan dengan segi-segi: Perencanaan dan pengembangan,
pengadaan, penyimpanan, pemindahan, penyaluran, pemeliharaan,
pengungsian dan penghapusan alat-alat perlengkapan pemindahan,
pengungsian dan peralatan personil pengadaan atau pembuatan,
penyelengaraan pemeliharaan dan penghapusan fasilitas-fasilitas
pengusaha atau pemberian pelayanan / bantuan-bantuan.
Lukas Dwiantara dan Rumsari Hadi (2004) ’ Manajemen logistik
merupakan serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan
pengawasan terhadap kegiatan pengadaan pencatatan, pendistribusian,
penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan logistik guna mendukung
efektivitas dan efidiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi’.
Indriyi G dan Agus Mulyono (1998) ’Kegiatan logistik adalah
mengembangkan operasi yang terpadu dari kegiatan pengadaan atau
pengumpulan bahan, pengangkutan atau transportasi, penyimpanan,
pembungkusan maupun pengepakan pendistribusian, dan pengaturan
terhadap kegiatan tersebut.
Siagian (1992) menyatakan manajemen adalah seni memperoleh hasil
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan
logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis
pakai. Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni
serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan
pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta
penghapusan material/alat-alat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Manajemen logistik merupakan bagian dari
proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan,
dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran
barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of
origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan para pelanggan.
5
b. Maksud dan Tujuan Manajemen Logistik
Pada dasarnya tujuan manajemen logistik adalah menyampaikan barang
jadi dan bermacam- macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu
yang dibutuhkan, dalm keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi di mana ia
dibutuhkan, dan dengan total biaya yang terendah.
1) Tujuan umum.
a. Tujuan operasional adalah agar tersedia barang atau bahan
dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.
b. Tujuan keuangan adalah agar operasional dapat terlaksana
dengan biaya yang serendah rendah nya.
c. Tujuan pengamanan adalah agar persediaan tidak terganggu dari
kerusakan, pemborosan, pencurian dan penyusutan yang tidak
wajar.
2) Tujuan khusus.
Mendukung efektifitas dan efesiensi dalam setiap upaya pencapaian
tujuan organisasi.
c. Manajemen Logistik Dalam Sistem Administrasi
Di dalam manajemen kita kenal ada 5 unsur, yaitu :
1. Man
2. Money
3. Material
4. Machine
5. Method
Untuk dapat terselenggaranya manajemen yang baik, unsur-unsur tersebut
diprosesmelalui fungsi-fungsi manajemen, yaitu:
1. Planning
2. Organizing
3. Actuating
4. Controlling
Prinsip-prinsip manajemen tersebut merupakan pegangan umum untuk
dapat terselenggaranya fungsi-fungsi logistik dengan baik.
d. Fungsi-fungsi Manajemen Logistik
Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik
sebagai berikut (Mustiksari: 2007) :
6
Pengendalian(control)
Pengadaan
Masing-masing fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu dengan yang
lain. Untuk itu kita bahas satu persatu fungsi logistik tersebut.
1. Fungsi Perencanaan
Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan
menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanan
logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya
dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai
dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari:
2007). Subagya menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari
kaitan tugas pokok, gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan
atau lingkungan yang merupakan cara terencana dalam memuat
keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan
Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam
pelaksanannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila
tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik
menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang
7
Perencanaan
Penghapusan Penganggaran
Penyimpanan
Pendistribusian
memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan
pengandalian terhadap devisi-devisi yang terjadi.
Suatu rencana harus di dukung oleh semua pihak, rencana yang
dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan bahkan sebaliknya akan
berakibat tidak lancar alam pelaksanaannya. Di bawah ini akan dilukiskan
bagan kerjasama antara pimpinan, perencana, pelaksana dan pengawas
(Subagya: 1994).
Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai
dengan pencapaian tujuan ( Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus
menerus antara pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas
dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian
tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian
tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi.
Perencanaan dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:
a. Rencana jangka panjang (Long range)
b. Rencana jangka menengah (Mid range)
c. Rencana jangka pendek (Short range)
Dalam tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat
menjawab dan menyimpulkan pernyataan sebagai berikut:
a. Apakah yang di butuhkan (what) untuk menentukan jenis barang yang
tepat
b. Berapa yang di butuhkan (how much, how many) untuk menentukan
jumlah yang tepat
c. Bilamana dibutuhkan (when) untuk menentukan waktu yang tepat
d. Di mana dibutuhkan (where) untuk menentukan tempat yang tepat
e. Siapa yang mengurus atau siapa yang menggunakan (who) untuk
menentukan orang atau unit yang tepat
f. Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses yang
tepat
g. Mengapa di butuhkan (why) untuk mengecek apakah keputusan yang
di ambil benar-benar tepat
8
2. Fungsi Penganggaran
Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha
untuk merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala
tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya
& Mustikasari)
Dalam fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi
perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan
dengan besarnya biaya dari dana-dana yang tersedia. Dengan
mengetahui hambatan-hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara
seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang reliable.
Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek
berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam
rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh
diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa.
Pengaturan keuangan yang jelas, sederhana dan tidak rumit akan
sangat membantu kegiatan.
Dalam menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di
perhatikan antara lain adalah:
a. Peraturan–peraturan terkait
b. Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi
c. Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran
d. Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai
dengan pegaturan logistik
3. Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah
dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang
berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi
ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan
sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi. (Subagya: 1994).
Sedangkan Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan
9
kegiatan untuk merealisasi atau mewujudkan kebutuhan yang telah
direncanakan atau telah disetujui sebelumnya.
Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian
tetapi didasarkan dengan pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan
efisien untuk kepentingan organisasi. Cara–cara yang dapat dilakukan
untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah:
a. Pembelian
b. Penyewaan
c. Peminjaman
d. Pemberian ( hibah )
e. Penukaran
f. Pembuatan
g. Perbaikan
Mengingat fungsi pengadaan adalah fungsi tehnis yang
menyangkut pihak luar maka pengendalian fungsi pengadaan perlu
mendapatkan perhatian. Pengendalian dilaksanakan dari awal kegiatan
sampai dengan pemeliharaan. Kebijakan pemerintah yang mengatur
tentang pengadaan barang adalah Keppres No. 80 tahun 2003.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan
antara lain:
a. Kode etik pengadaan
Kode etik pengadaan yang dikemukakan oleh George W. Aljian, antara
lain:
Hubungan pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun
seorang pembeli harus tetap tidak berpihak dalam semua tahap
perdagangan
Tidak boleh ada keterangan orang dalam, kepada siapapun.
Memberi batas kepada seorang rekanan adalah melanggar etika
10
b. Pelelangan pengadaan barang
Setiap mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus
dibentuk panitia pengadaan dan pelangan milik negara yang
ditentukan sebagai berikut:
Keanggotaan panitia sekurang-kurangnya 5 orang terdiri dari
unsur: Perencana, pemikir pekerjaan yang bersangkutan,
penaggung jawab keuangan, penanggung jawab perlengkapan,
penanggung jawab tehnis.
Dilarang duduk sebagai anggota panitia adalah: Kepala
kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek, pegawai pada inspektorat
jenderal atau unit-unit yang berfungsi sebagai pemeriksa.
Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala kantor/satuan
pekerja/pemimpin proyek
Masa kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah
pemenang pelelangan ditunjuk (Subagya:1994)
4. Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk
melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan.
(Mustikasari: 2007) Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan
yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan
setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup
semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan
barang. Fungsi yang lain adalah: Kualitas barang dapat dipertahankan,
barang terhindar dari kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan
barang yang aman dari pencuri.
5. Fungsi Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk
mengelola pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya
(Subagya: 1994).
Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah
penyaluran merupakan unsur yang sangat penting untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
11
6. Fungsi Penghapusan
Penghapusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan barang
dari pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku (Subagya: 1994). Alasan penghapusan barang antaralain:
a. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam,
administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan
b. Tehnis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada
manfaatnya. Keadaan tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan
yang tidak dapat diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau
efektifitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh dipergunakan
lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan, aus atau deteriorasi
yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling, Busuk
karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat
dipergunakan lagi.
c. Surplus dan ekses
d. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
e. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara
7. Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan,
penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah
manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung (Mustikasari:
2007).
Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik
diperlukan sarana-sarana pengendalian sebagai berikut:
a. Struktur organisasi yang baik
b. Sistem informasi yang memadai
c. Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju
standardisasi
d. Pendidikan dan pelatihan
e. Anggaran yang cukup memadai
12
C. Aktifitas Logistik
Aktifitas logistik menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang harus
dilaksanakan dalam menjalankan asing-masing fungsi logistik agar saling
berhubungan satu dengan yang lain.
Aktifitas logistik mencakup seperti hal-hal dibawah ini :
a. Dalam fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan aktifitas logistik
yang dilakukan adalah merencanakan hal-hal sebagai berikut :
a) Rencana Pembelian
b) Rencana Rehabilitasi
c) Rencana Dislokasi
d) Rencana Sewa
e) Rencana Pembuatan.
b. Dalam fungsi penganggaran, aktifitas logsitik yang dilakukan adalah :
Misalnya diambil contoh di suatu rumah sakit. Mengganggarkan sumber
anggaran di suatu rumah sakit bermacam-macam, tergantung pada
institusi yang ada apakah milik pemerintah atau swasta. Pada Rumah sakit
Pemerintah, sumber anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi
(Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan rumah sakit.
Sedangkan pada rumah sakit swasta sumber anggaran berasal dari Dana
Subsidi (Yayasan dan Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana dari
pihak ketiga (Mustikasari).
Alokasi anggaran logistik Rumah Sakit 40 % - 50 % dalam bentuk
obat-obatan dan bahan farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat rumah
tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan suku cadang.
c. Dalam fungsi pengadaan, aktifitas logsitik yang dilakukan adalah :
Proses pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan dan penentuan kebutuhan
b. Penyususnan dokumen tender
c. Pengiklanan/penyampaian uandangan lelang
13
d. Pemasukan dan pembukuan penawaran
e. Evaluasi penawaran
f. Pengusulan dan penentuan pemenang
g. Masa sanggah
h. Penunjukan pemenang
i. Pengaturan kontrak
j. Pelaksanaan kontrak
d. Dalam fungsi penyimpanan, aktifitas logsitik yang dilakukan adalah :
a. Pemilihan lokasi
Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung
barang yang disimpan, keamanan dan sirkulasi udara yang baik.
b. Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)
Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:
Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat,
brankar, kursi roda dll.
Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat medis dll.
c. Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan,
penggunaan ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.
d. Prosedur/sistem penyimpanan
Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan,
cara pengambilan barang, pengawetan dll.
e. Penggunaan alat bantu
f. Pengamanan dan keselamatan
Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap
kecelakan, gangguan terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.
e. Dalam fungsi penyaluran, aktifitas logsitik yang dilakukan adalah :
a.Proses Administrasi
b.Proses penyampaian berita (data-data informasi)
c.Proses pengeluaran fisik barang
14
d.Proses angkutan
e.Proses pembongkaran dan pemuatan
f. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan
f. Dalam fungsi penghapusan , aktifitas logsitik yang dilakukan adalah :
Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:
a.Aspek yuridis, administrasi dan prosedur
Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai,
identifikasi dan inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat,
persyaratan atau ketentuan terhadap barang yang dihapus, penyelesaian
kewajiban sebelum barang dihapus.
b. Aspek rencana pelaksana tehnis
Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana
tindak lanjut. Cara-cara penghapusan yang lazim dilakukan antaralain:
Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi
komponen-komponen yang masih dapat digunakan kembali dan
dimasukkan sebagai barang persediaan baru.
Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari
barang yang dihapus menjadi barang lain
Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam
rangka pemanfaatan langsung
Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada
badan atau pihak di luar instansi (Pemerintah)
Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau dilelang
Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan
lingkungan
g. Dalam fungsi pengendalian , aktifitas logsitik yang dilakukan adalah :
a.Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma,
instruksi dan prosedur lain
b.Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna
mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan
jalannya pelaksanaan dari rencana
15
c.Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan
dalam rangka pencapaian tujuan
d. Melakukan supervisi.
D. Tujuan Logistik
Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam
material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam
keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi di mana ia dibutuhkan, dan dengan
total biaya yang terendah. Melalui proses logistiklah material mengalir ke
kompleks manufacturing yang sangat luas dari negara industry dan produk-
produk didistribusikan melalui saluran-saluran distribusi untuk konsumsi.
Kegiatan logistik sangat penting dalam menunjang kegiatan pengadaan
barang atau jasa dan pihak perusahaan atau organisasi tidak mampu
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki, secara umum
kegitan logistik memiliki tujuan, yaitu:
1. Tujuan operasional: agar tersedia barang serta bahan dalam jumlah
yang tepat dan mutu yang memadai.
2. Tujuan keuangan: dapat melaksanakan tujuan operasional dengan
biaya paling rendah.
3. Tujuan pengamanan: agar persediaan tidak terganggu oleh
kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian, dan
penyusutan yang tidak wajar lainnya.
E. Misi Logistik
Misi logistik suatu perusahaan adalah mengembangkan suatu sistem yang
dapat memenuhi kebijaksanaan pelayanan dengan biaya pengeluaran yang
serendah mungkin.(Donald J)
Perencanaan sokongan logistik itu menyangkut 2 pertimbangan
kebijaksanaan yaitu :
Prestasi pelayanan
Prestasi logistik itu adalah masalah prioritas dan biaya. Apabila suatu
barang tidak tersedia pada waktu ia butuhkan oleh pabrik, maka
pabrik itu mungkin terpaksa ditutup dengan akibat kerugian biaya dan
16
kemungkinan kerugian penjualan. Akibat dari kegagalan tersebut
adalah besar. Prestasi logistik itu diukur dengan availability
(penyediaan), capability (kemampuan),dan quality (mutu).
Availability (penyediaan) itu adalah menyangkut kemampuan
perusahaan untuk secara konsisten memenuhi kebutuhan material
atau produk. capability (kemampuan adalah menyangkut jarak waktu
antara penerimaan suatu pesanan dengan pengantaran
barangnya.quality (mutu) prestasi adalah menyangkut berapa jauh
baiknya tugas logistik itu secara keseluruhan dilaksanakan, dilihat dari
besarnya kerusakan, item-item yang betul, pemecahan masalah-
masalah yang tak terduga.
Total pengeluaran biaya yang memberikan hasil tercapainya
pengembalian yang dikehendaki atas investasi atau sasaran-sasaran
tertentu lainnya dari perusahaan. Keseimbangan ini adalah
kebijaksanaan logistik yang selanjutnya akan memberikan mandate
manajerial untuk menuntun desain sistem. Biasanya perusahaan akan
mendapatkan bahwa hubungan yang terbaik antara prestasi logistik
dengan biaya itu adalah hubungan yang bimbang antara prestasi
yang layak dengan pengeluaran biaya yang realistis.
F. Biaya logistik
Biaya logistik sangat penting bagi perusahaan maupun konsumen. Biaya-
biaya ini bervariasi dari satu perusahaa ke perusahaan lainnya, dari
perspektif pemasaran makro, dan dari satu negara ke negara lainnya. Bagi
beberapa produk, sebuah perusahaan dapat manghabiskan separuh atau
lebih dari total biaya pemasarannya pada aktivitas distribusi fisik. Jumlah
yang terlibat acap kali sedemikian besar sehingga bahkan kemajuan kecil
dalam area ini dapat berpengaruh besar terhadap seluruh sistem pemasaran
makro dan kualitas hidup konsumen.
17
G. Sistem Logistik
Untuk menyelesaikan proses logistik diperlukan fungsi penyesuaian
(adjustment), transfer, penyimpanan, penanganan (handling), dan
komunikasi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses logistik
membutuhkan usaha yang terkoordinir. Konsep yang sangat erat kaitannya
dengan segala bentuk kegiatan yang terorganisir dan terkoordinir adalah
pendekatan sistem. Pendekatan sistem adalah esensial bagi analisis yang
lengkap terhadap kebutuhan logistik suatu organisasi.
Secara etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani
yaitu Sistema, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan Sistem, yang
mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang
saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang
tidak terpisahkan. Menurut filsuf Stoa, sistem terdiri dari unsur-unsur yang
bekerja sama membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur
tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut
tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem.
Menurut Buckley, sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas yang
berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara
bagian-bagiannya. Lebih lanjut, H. Kerzner mendefinisikan sistem sebagai
sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan/atau bukan manusia
(non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga
komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam
mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir. Pengertian ini,
mengandung arti penting aspek pengaturan dan pengorganisasian komponen
dari suatu sistem untuk mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada
sinkronisasi dan koordinasi yang tepat, maka kegiatan masing-masing
komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu organisasi akan kurang
saling mendukung.
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari 2 data atau lebih
komponen atau sub sistem yang beorientasi untuk mencapai suatu tujuan
(Jogianto, 1990). Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat
tertentu yaitu komponen (component), batas sistem (boundary), lingkungan
18
luar biasa (environtment), penghubung (interface), masukan (input), proses
(process), keluaran (output), sasaran (objectivity), tujuan (goals). Sistem yang
baik adalah sistem yang didalam pelaksanaannya dapat berjalan secara
efisien dan efektif.
Sistem logistik adalah pengelolaan yang strategis terhadap
pemindahan dan penyimpangan barang, suku cadang dan barang jadi dari
supplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan
yang bertujuan untuk menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam
material dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan dalam keadaan
yang dapat dipakai ke lokasi dimana ia butuhkan dan dengan total kegunaan
(utility) waktu dan tempat, kegunaan tersebut merupakan aspek penting dari
operasi perusahaan dan juga pemerintah. .
Sistem logistik mempunyai 2 karakteristik yang sama, pertama,
didesain untuk mendorong arus persediaan yang maksimum, yang kedua,
sistem itu hendaklah didesain dalam teknologi yang ada dari perkembangan
komponen-komponen sistem logistik.
Sistem logistik yang lazim adalah sebagai berikut:
1. Sistem eselon
Istilah estelon ini mengandung arti bahwa arus produk atau material
itu berlangsung melalui serangkaian lokasi yang berurutan sejak ia
bergerak dari tempat awal samapi ketujuan akhir. Arus tersebut
menyangkut pula penumpukkan persediaan di gudang-gudang.Jadi
cirri-ciri esensia; dari sistem eselon adalah bahwa persediaan
ditumpuk pada satu atau lebih tempat sebelum sampai ditujuan
akhirnya.
2. Sistem Langsung
Bertolak belakang dengan pola eselon adalah sistem beroperasi
langsung dari salah satu sejumlah pusat penumpukkan
persediaan.Perusahaan yang menjalankan distribusi langsung ini
mendapatkan bahwa usaha pemasaran mereka paling baik ditunjang
oleh suatu persediaan sentral darimana pesanan-pesanan nasabah
19
dapat dipenuhi.Sistem distribusi langsung ini pengolah data elektronik
untuk mengatasi jauhnya jarak dengan nasabah.
3. Sistem Fleksibel
Sistem logistik yang paling lazim adalah sistem yang
mengkombinasikan prinsip-prinsip sistem eselon dengan prinsip-
prinsip sistem langsung menjadi satu pola operasi yang fleksibel,
sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, selektivitas persediaan
di dorong adanya dalam desain sistem logistik.Sebagian produk atau
mineral dapat ditahan digudang-gudang, sedangkan yang lainnya
dapat langsung didistribusikan. Dalam banyak hal, sifat, komposisi
atau besarnya pesanan akan menentukan lokasi dari mana seorang
nasabah akan dilayani.
Untuk memudahkan usaha logistik, maka sangat perlu dikoordininr struktur
fasilitas, transportasi, pengadaan persediaan komunikasi dan penanganan
(handling) dan penyimpanan. Koordinasi itu mempunyai level kepentingan,
yaitu:
1. Di dalam logistik itu secara keseluruhan
2. Di dalam perusahaan dilihat dari usaha yang seimbang antara pemasaran
manufacturing dan keuangan.
3. Dalam lingkungan kompetitif, yang dihadapi oleh perusahaan itu.
H. Hubungan Sistem manajemen logistik
Fasilitas pelayanan kesehatan membutuhkan obat dan perbekalan
kesehatan dalam mendukung pelayanan pasien.Obat dan alat medis habis
pakai merupakan logistik yang harus ada dalam fasilitas kesehatan.Beberapa
fasilitas kesehatan besar seperti rumah sakit dan klinik rawat inap, mungikin
juga membutuhkan bahan pemeriksaaan penunjang seperti film, reagen
laboratorium, sampai perlengkapan perlengkapan gedung seperti lampu
cadangan, kabel listrik dan lain-lain.Informasi logistik ini sangat diperlukan
bagi fasilitas kesehatan untuk memastikan ketersediaannya dalam melayani
pasien secara komprehensif.Kompleksitas jumlah dan variasi logistik di
fasilitas kesehatan, menuntut pengelola fasilitas kesehatan untuk
menggunakan sistem informasi logistik berbasis elektronik.
20
Sistem manajemen logistik kesehatan atau di beberapa tempat
diistilahkan dengan e-logistik, sistem apotik, sistem gudang farmasi
diperlukan dalam mengelola data dan informasi obat dan perbekalan
kesehatan. Sistem ini dirancang untuk mengakomodasi siklus manajemen
obat dan alat kesehatan.Apa saja yang yang perlu diakomodasi dalam setiap
siklusnya menjadi satu tantangan bagi pengembangan sistem informasi klinik
yang mengakomodasi fungsi manajemen logistik.
a. Perencanaan dilakukan untuk menetapkan jenis dan jumlah obat dan
perbekalan kesehatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan dasar. Dalam merencanakan pengadaan obat diawali dengan
kompilasi data yang disampaikan Puskesmas kemudian oleh instalasi
farmasi kabupaten/kota diolah menjadi rencana kebutuhan obat dengan
menggunakan teknik-teknik tertentu. Tahap-tahap yang dilalui dalam
proses perencanaan obat adalah :
1. tahap pemilihan obat, dimana pemilihan obat didasarkan pada
Obat Generik terutama yang tercantum dalam Daftar Obat
Esensial Nasional (DOEN), dengan harga berpedoman pada
penetapan Menteri.
2. Tahap kompilasi pemakaian obat4, untuk memperoleh
informasi :
a) pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit
pelayanan kesehatan/puskesmas pertahun.
b) persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total
pemakaian setahun seluruh unit pelayanan
kesehatan/puskesmas.
c) pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat
Kab/Kota secara periodik.
d) Tahap perhitungan kebutuhan obat, dilakukan dengan:
Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data
konsumsi obat tahun sebelumnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
pengumpulan dan pengolahan data5, analisa data untuk informasi dan
evaluasi, perhitungan perkiraan kebutuhan obat-obatan dan penyesuaian
jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana.
21
Pembelian obat.Fasilitas pemerintah dan fasilitas swasta memiliki
karakteristik yang berbeda dalam melakukan pembelian obat. Proses
lelang diperlukan pada fasilitas pemerintah, sehingga mempengaruhi
perencanaan pembelian obat. Lelang membutuhkan proses yang lama,
dan tidak dapat dilaksanakan secara cepat. Praktis perencanaan obat
dalam jangka waktu lama (>12 bulan) harus dilakukan sebelum
pembelian obat.Untuk fasilitas swasta dapat melakukan pembelian obat
untuk perencanaan < 1 tahun. Aspek penting lainnya pada pembelian
obat adalah pemasukan obat yang akan memerlukan informasi jumlah
obat yang masuk, tanggal kadaluarsa dan informasi supplier obat.
Penting bagi pengelola fasilitas kesehatan untuk mengetahui kapan obat
masuk dan dengan siapa transaksi pembelian dilakukan untuk jaminan
retur obat.
b. Pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan mendasarkan pada
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007, yang
pada saat ini Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengubah
penunjukan langsung dalam pengadaan obat, alat kesehatan dan
distribusi bahan obat di Departemen Kesehatan karena dasar penunjukan
langsung menutup kompetensi dan efisiensi pengadaan barang dan jasa
Pemerintah.
Menteri Kesehatan telah menetapkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor:1121/MENKES/SK/XII/2008 tentang Pedoman
Teknis PengadaanObat Publik Dan Perbekalan Kesehatan, dan untuk
mengatur penunjukan atau penugasan tersebut Pemerintah telah
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95
Tahun 2007.
Dalam ketentuan ini dikenal adanya metoda pemilihan penyedia
barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yaitu : metoda pelelangan umum;
metoda pelelangan terbatas; metoda pemilihan langsung; dan metoda
22
penunjukan langsung. Dan pekerjaan pengadaan dan distribusi bahan
obat, obat dan alat kesehatan dalam rangka menjamin ketersediaan obat
merupakan salah satu jenis kegiatan pengadaan barang/jasa khusus
sehingga memenuhi kriteria untuk dilaksanakan dengan menggunakan
metoda penunjukan langsung.
Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa
khusus dengan metoda penunjukan langsung adalah :
undangan kepada peserta terpilih dilampiri dokumen prakualifikasi
dan dokumen pengadaan.
pemasukan dokumen prakualifikasi.
penilaian kualifikasi dan penjelasan.
pemasukan penawaran.
evaluasi penawaran.
negosiasi baik teknis maupun harga penetapan/penunjukan penyedia
barang/jasa.
penandatanganan kontrak.
c. Penggunaan obat dalam hal ini adalah mekanisme monitoring dan evaluasi
terhadap pengeluaran obat. Aspek monitoring dan evaluasi ditekankan pada
standar laporan kefarmasian seperti laporan penggunaan obat generik,
laporan ketersediaan obat, laporan expired obat, laporan obat rusak, polsa
peresepan obat dan sebagainya. Dengan demikian, sistem informasi
pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem yang kompleks tidak hanya
sebatas pada pencatatan administrasi dan klinis, tetapi juga aspek-aspek
manajemen seperti logistik.
23
Contoh:
PT Sisfomedika telah mengidentifikasi beberapa kebutuhan logistik obat dan
perbekalan kesehatan dalam tiap-tiap produk sistem informasinya.Standar
database obat menjadi kunci penting pengelolaan logistik secara elektronik.
Fungsi perencanaan akan sangat tergantung dari kebutuhan pelayanan
pasien di fasilitas kesehatan. Beberapa referensi menunjukkan pentingnya
penghitungan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan dengan metode
konsumsi atau metode morbiditas.Metode konsumsi menekankan pada
aspek penggunaan obat rata-rata, sedangkan medote morbiditas menilai
beban pelayanan kesehatan berdasarkan tipe penyakit dan kunjungan
pasien.Keduanya tentu memiliki kelebihan dan keunggulan.Yang termudah
adalah metode konsumsi, dimana perencanaan kebutuhan obat didasarkan
pada pola penggunaan obat yang telah dilakukan.
I. Komponen Logistik
Ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk sistem logistik, yaitu :
struktur lokasi fasilitas, transportasi, persediaan (inventory), komunikasi dan
penanganan (handling) dan penyimpanan (storage).
1. Struktur lokasi fasilitas
Jaringan fasilitas yang dipilih oleh suatu perusahaan adalah
fundamental bagi hasil-hasil akhir logistiknya.Jumlah, besar dan
pengaturan geografis dari fasilitas-fasilitas yang dioperasikan atau
digunakan itu mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan
pelayanan terhadap nasabah perusahaan dan terhadap biaya logistiknya.
24
Sistem manajemen logistik Fasilitas pelayanan kesehatan
Perencanaan obat
Pengadaan obat dan alat kesehatan
Penggunaan obat dan alat kesehatan
Jaringan fasilitas suatu perusahaan merupakan serangkaian lokasi
kemana dan melalui mana material dan produk-produk diangkut. Untuk
tujuan perencanaan, fasilitas-fasilitas tersebut melalui pabrik, gudang-
gudang dan took pengecer. Seleksi serangkaian lokasi yang unggul
(superior) dapat memberikan banyak keuntungan yang kompetitif.Tingkat
efisisensi logistik yang dapat dicapai itu berhubunngan langsung dengan
dan dibatasi oleh jaringan fasilitas.
Jaringan fasilitas (serangkaian lokasi ke mana dan melalui mana
material dan produk diangkut) yang dipilih oleh suatu organisasi adalah
fundamental bagi hasil akhir logistiknya.Jumlah, besar dan pengaturan
geografis dari fasilitas-fasilitas yang dioperasikan atau digunakan
mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan pelayanan terhadap
pelanggan dan biaya logistiknya. Untuk tujuan perencanaan, fasilitas-
fasilitas tersebut meliputi gudang , penyalur , dan sebagainya.
2. Transportasi
Dalam sistem logistik, transportasi berperan dalam perencanaan,
penjadwalan, dan pengendalian aktivitas yang berkaitan dengan moda,
vendor, dan pemindahan persediaan masuk dan keluar suatu organisasi.
Pemilihan moda merupakan permasalahan yang penting.Pemilihan moda
dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal, seperti kondisi
geografis, kapasitas, frekuensi, biaya (tarif), kapasitas, availabilitas, kualitas
pelayanan dan reliabilitas (waktu pengiriman, variabilitas, reputasi, dll.).
Secara umum, moda transportasi dibedakan atas kereta api, truk,
transportasi air, transportasi udara, dan pipa.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam transportasi adalah mengenai local
pickup and delivery serta long-haul movements. Perusahaan terkait
biasanya memperhatikan perbedaan karakteristik jangkauan atau jarak ini
dengan strategi transportasi yang berbeda.Untuk local pickup and delivery,
perusahaan biasanya menggunakan armada sendiri.Untuk long-haul
movements, biasanya menggunakan outsourcing kepada penyedia jasa
logistik (third-party logistiks provider).
Dalam transportasi, pertimbangan ekonomis mencakup jarak, volume
berat, kepadatan (density), dan bentuk (stowability). Pertambahan jarak,
misalnya, akan berakibat bertambahnya biaya. Namun, pertambahan jarak
25
tidak berbanding lurus dengan pertambahan biaya. Pertambahan biaya ini
cenderung akan berkurang ketika jarak terus bertambah.
Volume berat barang atau produk akan mempengaruhi ekonomisasi
transportasi, yaitu biaya per satuan berat barang. Semakin berat barang,
maka biaya per satuan berat barang akan cenderung semakin murah.
Tingkat kepadatan dan kemudahan bentuk barang atau produk untuk
disusun dalam moda transportasi juga akan mempengaruhi ekonomisasi
transportasi. Semakin mudah penyusunan barang atau produk tersebut
berarti transportasi semakin ekonomis, karena barang atau produk tersebut
akan semakin memaksimalkan penggunaan kapasitas moda.
Pada umumnya, suatu perusahaan mempunyai tiga alternative untuk
menetapkan kemampuan transportasinya.Pertama, armada peralatan
swasta dapat dibeli atau disewa.Kedua, kontrak khusus dapat diatur
dengan spesialisasi transport untuk mendapatkan kontak jasa-jasa
pengangkutan. Ketiga, suatu perusahaan dapat memperoleh jasa-jasa dari
suatu perusahaan transport berijin (legally authorized) yang menawarkan
pengangkutan dari suatu tempat ke tempat lain dengan biaya tertentu.
Ketiga bentuk transport ini dikenal sebagai private (swasta), contact
(kontak) dan common carriage (angkutan umum). Dilihat dari sudut
pandang sistem logistik, terdapat 3 (tiga) faktor yang memegang peranan
utama dalam menentukan kemampuan pelayanan transport, yaitu : (1)
Biaya, (2) Kecepatan dan (3) Konsistensi.
Dalam merancang suatu sistem logistik, hendaknya dimantapkan suatu
keseimbangan yang teliti antara biaya transportasi dengan mutu
pelayanannya.Mendapatkan keseimbangan transportasi yang tepat
merupakan salah satu tujuan utama dari analisa sistem logistik.
Ada 3 (tiga) aspek transportasi yang harus diperhatikan karena
berhubungan dengan sistem logistik.Pertama, seleksi fasilitas mentapkan
suatu struktur atau jaringan yang membatasi ruang lingkup alternative-
alternatif transport dan menentukan sifat dari usaha pengangkutan yang
hendak diselesaikan.Kedua, biaya dari pengangkutan fisik itu menyangkut
lebih daripada ongkos pengankutan saja diantara 2 lokasi. Ketiga, seluruh
usaha untuk mengintegrasikan kemampuan transport ke dalam suatu
26
sistem yang terpadu mungkin akan sia-sia saja jika pelayanan tidak teratur
(sporadic) dan tidak konsisten.
Dalam suatu jaringan fasilitas, transportasi merupakan suatu mata rantai
penghubung. Pada umumnya, suatu organisasi mempunyai 3 (tiga)
alternatif untuk menetapkan kemampuan transportasinya, yaitu :
1. armada peralatan swasta dapat dibeli atau disewa;
2. kontrak khusus dapat diatur dengan spesialis transport untuk
mendapatkan kontrak jasa-jasa pengangkutan;
3. suatu organisasi dapat memperoleh jasa-jasa dari suatu
organisasi transport berijin yang menawarkan pengangkutan dari
suatu tempat ke tempat lain dengan biaya tertentu
Ketiga bentuk transport ini dikenal sebagai private (swasta), contract
(kontrak), dan common carriage (angkutan umum). Dilihat dari sudut
pandang sistem logistik, terdapat 3 (tiga) faktor yang memegang peranan
utama dalam menentukan kemampuan pelayanan transport, yaitu biaya,
kecepatan dan konsistensi. Biaya transport terdiri dari pembayaran
sesungguhnya untuk pengangkutan diantara 2 (dua) tempat. Kecepatan
pelayanan transport adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakn
suatu pengangkutan diantara dua lokasi. Sedangkan konsistensi pelayanan
transport menunjukkan prestasi waktu yang teratur dari sejumlah
pengangkutan diantara dua lokasi. Dalam merancang suatu sistem logistik ,
hendaklah dimantapkan suatu keseimbangan yang teliti antara biaya
transportasi dengan mutu pelayanan. Mendapatkan keseimbangan
transportasi yang tepat merupakan salah satu tujuan utama dari analisis
sistem logistik. Ada tiga aspek transportasi yang harus diperhatikan dalam
konteks sistem logistik, yaitu : pertama, seleksi fasilitas menetapkan suatu
struktur atau jaringan yang membatasi ruang lingkup alternatif transport
dan menentukan sifat dari usaha pengangkutan yang hendak diselesaikan;
kedua, biaya dari pengangkutan fisik itu menyangkut lebih daripada ongkos
pengangkutan saja diantara dua lokasi; ketiga, seluruh usaha untuk
mengintegrasikan kemampuan transport ke dalam suatu sistem yang
terpadu mungkin akan sia-sia jika pelayanan tidak teratur dan tidak
konsisten.
27
Kebutuhan akan transport diantara berbagai fasilitas didasarkan
atas kebijakan persediaan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi.
Secara teoritis, suatu organisasi dapat saja mengadakan persediaan setiap
barang yang ada dalam persediaannya pada setiap fasilitas dalam jumlah
yang sama. Tujuan dari integrasi persediaan ke dalam sistem logistik
adalah untuk mempertahankan jumlah item yang serendah mungkin yang
sesuai dengan sasaran pelayanan untuk pelanggan.Dengan kata lain,
program logistik hendaklah diadakan dengan tujuan mengingatkan
sesedikit mungkin aktiva pada pengadaan persediaan. Program persediaan
yang sehat, terlihat dari penyebaran yang selektif diantara 4 (empat) faktor
berikut, yaitu: mutu pelanggan, mutu produk, integrasi transport, dan
kegiatan saingan.
3. Pengadaan persediaan
Persediaan (inventory) adalah stok atau item-item yang digunakan untuk
mendukung produksi (bahan baku dan barang setengah jadi), kegiatan-
kegiatan (perawatan, perbaikan, dan operating supplies), dan pelayanan
pelanggan (barang jadi dan suku cadang). Dalam theory of contraints, item-
item tersebut dibeli untuk dijual kembali, mencakup barang jadi, barang
setengah jadi, dan bahan baku (APICS Dictionary, 10th ed.)
Keberadaan persediaan berdampak terhadap biaya yang harus
dikeluarkan. Namun demikian, persediaan harus diadakan dengan
beberapa alasan, yaitu: (1) economies of scale, yaitu pengadaan akan
bersifat ekonomis jika mencapai jumlah tertentu, (2) keseimbangan jumlah
pasokan dan permintaan, (3) spesialisasi, (4) melindungi dari
ketidakpastian, dan (5) sebagai penyangga (buffer) sepanjang rantai pasok.
Persediaan dapat dibedakan atas beberapa jenis atau tipe, yaitu:
persediaan siklus (cycle stock), persediaan in-transit, persediaan
pengaman atau penyangga (safety atau buffer stock), persediaan spekulatif
(speculative stock), persediaan musiman (seasonal stock), dan dead stock.
Konsekuensi dari adanya persediaan adalah munculnya biaya-biaya yang
harus dikeluarkan. Biaya utama persediaan dapat dibedakan atas:
28
inventory carrying costs, order/setup costs, expected stock-out costs, dan
in-transit inventory carrying costs. Inventory carrying costs mencakup: biaya
modal (capital cost), biaya ruang penyimpanan (storage space cost), biaya
pelayanan persediaan (inventory service cost), dan biaya risiko persediaan
(inventory risk cost).
Jumlah persediaan harus dikelola pada suatu tingkat yang optimal.
Jumlah persediaan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan berdampak
terhadap biaya atau risiko tertentu. Jumlah atau tingkat persediaan yang
tinggi memang memberikan beberapa keuntungan, seperti jaminan
terpenuhinya pasokan untuk kegiatan produksi atau pemenuhan
permintaan pelanggan.Namun, konsekuensi dari tingkat persediaan yang
tinggi adalah biaya besar yang harus ditanggung, baik biaya modal maupun
biaya risiko persediaan. Risiko persediaan mencakup risiko-risiko:
kehilangan, kerusakan, dan keusangan (obsolescence).
Dengan jumlah atau tingkat persediaan yang rendah, berarti biaya modal
yang dikeluarkan juga rendah.Namun, jumlah atau tingkat persediaan yang
rendah berdampak terhadap jaminan pasokan yang rendah untuk produksi
dan pemenuhan permintaan pelanggan. Apabila produksi dan pemenuhan
permintaan pelanggan terganggu, maka terjadi kehilangan peluang
penjualan (lost of sales) hingga kehilangan pelanggan (lost of customers).
Kebutuhan akan transport di antara berbagai fasilitas itu didasarkan atas
kebijaksanaan persediaan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan.
Secara teoritis, suatu perusahaan dapat saja mengadakan persediaan
setiap barang yang ada dalam persediaannya pada setiap fasilitas dalam
jumlah yang sama. Tujuan dari integrasi persediaan ke dalam sistem
logistik adalah untuk mempertahankan jumlah item yang serendah mungkin
yang sesuai dengan sasaran pelayanan untuk nasabah.
4. Komunikasi
Komunikasi adalah kegiatan yang seringkali diabaikan dalam sistem
logistik.Di jaman lampau mengabaikan ini sebagian disebabkan oleh
kurangnya peralatan pengolahan data dan peralatan penyampaian data
yang dapat menangani arus informasi yang diperlukan.Akan tetapi, sebab
29
yang lebih penting adalah kurangnya pemahaman terhadap dampak dari
komunikasi yang cepat dan akurat terhadap prestasi logistik.
Kekurangan dalam mutu informasi dapat menimbulkan banyak sekali
masalah.Kekurangan tersebut dapat digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori
besar.Pertama, informasi yang diterima mungkin tidak betul (incorrect)
dalam hal penilaian trend dan peristiwa. Oleh karena banyak sekali arus
logistik itu merupakan antisipasi bagi transaksi di masa depan, maka
penilaian yang akurat dapat menyebabkan kekurangan persediaan atau
komitmen yang berlebihan. Kedua, informasi mungkin kurang akurat dalam
hal kebutuhan suatu nasabah tertentu.
Informasi yang tidak betul dapat menimbulkan gangguan terhadap
prestasi sistem, dan keterlambatan dalam arus komunikasi dapat
memperbesar kesalahan itu sehingga menyebabkan serangkaian
kegoncangan dalam sistem tersebut karena koreksi yang berlebihan dan
koreksi yang kurang.Komunikasi membuat dinamisnya suatu sistem
logistik.Mutu dan informasi yang tepat-waktu merupakan faktor penentu
yang utama dari kestabilan sistem.
Komunikasi dalam sistem logistik berkaitan dengan pengolahan,
penyampaian, dan penanganan arus informasi yang
diperlukan.Kekurangan dalam mutu informasi dapat menimbulkan banyak
masalah. Kekurangan tersebut dapat digolongkan ke dalam 2 (dua)
kategori besar, yaitu: pertama, informasi yang diterima mungkin tidak betul
dalam hal penilaian trend dan peristiwa. Penilaian yang tidak akurat dapat
menyebabkan kekurangan persediaan atau komitmen yang
berlebihan.Kedua, informasi mungkin kurang akurat dalam hal kebutuhan
suatu pelanggan tertentu.
Ada 2 (dua) tugas manajerial yang berhubungan langsung dengan
komunikasi logistik, yaitu:
1) Pengolahan pesanan pelanggan. Pesanan adalah suatu arus
komunikasi yang kritis yang merupakan masukan utama bagi sistem
logistik.
2) Pengawasan pesanan : pengelolaan suatu pesanan sampai pesanan itu
diterima dengan betul oleh pelanggan dalam keadaan utuh. Pengiriman
pesanan pada waktunya dan dapat diterima baik mutunya maupun
30
kuantitasnya sebagaimana yang dijanjikan merupakan suatu prestasi
logistik
Makin efisien disain sistem logistik suatu organisasi, maka semakin
peka terhadap gangguan dalam arus informasi. Komunikasi membuat suatu
sistem logistik menjadi dinamis.Mutu dan informasi yang tepat waktu
merupakan faktor penentu utama dari kestabilan sistem.
5. Penanganan dan penyimpanan
Gudang merupakan fasilitas penting dalam sistem logistik yang
mempunyai fungsi utama sebagai tempat penyimpanan barang atau
produk.Barang atau produk disimpan sementara waktu sebelum digunakan
atau dikirimkan ke tempat yang membutuhkan.
Dalam sistem pergudangan terdapat tiga kegiatan utama penanganan
barang, yaitu di bagian penerimaan, di dalam gudang, dan di bagian
pengiriman.Penanganan barang tersebut membutuhkan berbagai metode
dan peralatan.
Fungsi gudang dapat dibedakan sebagai terminal konsolidasi, pusat
distribusi, break-bulk operation, in-transit mixing, dan cross-dock operation.
Terminal konsolidasi: gudang digunakan untuk mengumpulkan
beberapa macam barang dari masing-masing sumber untuk
selanjutnya dikirimkan ke tempat tujuan.
Pusat distribusi: gudang digunakan untuk mengumpulkan
beberapa macam barang dari masing-masing sumber untuk
selanjutnya dikirimkan ke beberapa tempat tujuan.
Break-bulk operation: gudang digunakan untuk menerima barang
atau produk dalam jumlah atau volume besar, kemudian dipecah-
pecah atau dibagi-bagi dalam jumlah atau volume yang lebih kecil
dan selanjutnya dikirimkan ke beberapa tempat tujuan.
In-transit mixing: gudang digunakan untuk menerima atau
mengumpulkan beberapa macam barang dari masing-masing
sumber, kemudian dibagi-bagi dan digabungkan atau
31
dikombinasikan dengan variasi jenis dan jumlah yang sesuai
dengan masing-masing permintaan, serta selanjutnya dikirimkan
ke beberapa tempat tujuan (asal permintaan) masing-masing
tersebut.
Cross-dock operation: gudang digunakan untuk menerima barang
atau produk dari masing-masing sumber untuk selanjutnya segera
dikirimkan ke tempat tujuan masing-masing tanpa mengalami
proses penyimpanan di gudang tersebut.
Hal penting berkaitan dengan gudang adalah penentuan jumlah,
lokasi, dan kapasitas.Jumlah gudang harus dipertimbangkan secara
optimal. Selain akan mempengaruhi biaya operasional, jumlah gudang
akan mempengaruhi pula pola, frekuensi, dan biaya transportasi. Lokasi
dipertimbangkan dengan mempertimbangkan akses, baik akses dari
tempat-tempat pasokan maupun akses ke tempat-tempat permintaan atau
tujuan. Kapasitas gudang berkaitan dengan jumlah dan dimensi barang
atau produk yang akan disimpan. Semua hal yang dipertimbangkan
tersebut akan mempengaruhi kinerja pergudangan maupun sistem logistik
secara keseluruhan.
Penanganan dan penyimpanan menembus sistem ini dan langsung
berhubungan dengan semua aspek operasi.Ia menyangkut arus persediaan
melalui dan di antara fasilitas-fasilitas dengan arus tersebut yang hanya
bergerak untuk menanggapi kebutuhan akan suatu produk atau material.
Dalam arti luas, penanganan dan penyimpanan (handling and storage) ini
meliputi pergerakan (movement), pengepakan, dan containerization
(pengemasan).Handling ini menimbulkan banyak sekali biaya logistik dilihat
dari pengeluaran untuk operasi dan pengeluaran modal. Jadi dapat
disimpulkan bahwa makin sedikit kalinya produk ditangani dalam
keseluruhan proses itu, maka makin terbatas dan makin efisien arus total
fisiknya.
Keempat komponen dasar dari suatu sistem logistik sebagaimana
telah diuraikan dapat terpengaruh oleh berbagai alternatif pengaturan
disain yang masing-masingnya mempunyai efektivitas potensial tertentu
dan keterbatasan dalam efisiensi yang dapat dicapai.Pada dasarnya,
32
keempat kegiatan tersebut memberikan suatu struktur sistem bagi arus
produk yang terpadu.Penanganan dan penyimpanan merupakan bagian
integral dari sistem logistik yang secara langsung berhubungan dengan
semua aspek operasi.
Dalam arti luas, penanganan dan penyimpanan meliputi
pergerakan, pengepakan, dan pengemasan.Jika diintegrasikan secara
efektif ke dalam operasi logistik suatu organisasi, maka penanganan dan
penyimpanan dapat mengurangi masalah yang berkaitan dengan
kecepatan dan kemudahan pengangkutan barang melalui sistem tersebut.
Banyaknya komponen logistik membuat suatu sistem operasi
menjadi suatu tugas yang kompleks.Untuk mendesain suatu sistem dengan
keseimbangan prestasi dan biaya yang dapat diterima, maka manajemen
haruslah selalu memperhatikan bahwa setiap sistem itu membutuhkan
penyesuaian (adjustment) yang terus menerus.Jadi, fleksibilitas merupakan
suatu bagian penting dari disain sistem.Apabila kita cermati berbagai
sistem logistik di seluruh dunia, maka sistem tersebut mempunyai dua
karakteristik, yaitu sistem logistik didisain untuk mendorong arus
persediaan yang maksimum dan didisain dalam keadaan teknologi yang
ada dari perkembangan komponen-komponen sistem logistik. Di samping
itu, ada 3 (tiga) pola yang menonjol yang banyak dipakai untuk operasi
logistik, yaitu : sistem eselon, sistem langsung dan sistem fleksibel
J. Logistik Terpadu
Konsep logistik terpadu itu terdiri dari 2 usaha yang berkaitan yaitu :
1. Operasi logistik
Aspek operasional logistik ini adalah mengenai manajemen pemindahan
(movement) dan penyimpanan material dan produk jadi perusahaan. Jadi
operasi logistik itu dapat dipandang sebagai berawal dari pengangkutan
pertama material atau komponen-komponen dari sumber perolehannya dan
berakhir pada penyerahan produk yang dibuat atau diolah itu kepada
langganan atau konsumen. Untuk manufaktur besar, operasi logistik ini
dapat terdiri dari ribuan pemindahan (movement = pergerakan) yang
33
berakhir pada penyerahan produk-produk itu pada industri pemakai, para
pengecer. Grosir, dealer, atau perantara pemasaran lainnya.
Untuk pembahasan, operasi logistik itu dapat dibagi ke dalam 3 kategori :
Manajemen distribusi fisik
Manajemen material
Transfer persediaan barang di dalam perusahaan
2. Koordinasi logistik
Koordinasi logistik adalah penentuan kebutuhan dan spesifikasi yang
memadukan seluruh operasi logistik. Fungsi koordinasi logistik adalah
untuk memastikan bahwa seluruh pergerakan dan penyimpanan itu ada
diselesaikan seefektif dan seefisien mungkin.
Koordinasi logistik adalah menyangkut perencanaan dan pengawasan
terhadap masalah-masalah operasional. Koordinasi dapat dibagi ke dalam
4 bidang manajerial yaitu :
Peramalan (forecasting) pasar produk
Peramalan pasar-produk merupakan usaha awal dari suatu
perusahaan untuk merujukkan (reconcile) membuat program.
Peramalan adalah masukan utama bagi perencanaan dan
pengkoordinasian operasi logistik tentang permintaan langganan
(costumer demand). Permintaan langganan ini di luar wewenang
perusahaan, dalam arti bahwa calon langganan itu bebas untuk
memilih apa yang mereka maui dan kapan mereka
menghendakinya.
Pengolahan pesanan
Pengolahan pesanan yang meliputi informasi yang up-to-date
mengenai sifat permintaan, merupakan suatu aspek yang esensial
bagi koordinasi logistik.
Pesan komunikasi adalah mekanisme picu untuk seluruh sistem
logistik. Arus informasi yang bermutu dan cepat akan memudahkan
integrasi dari komponen-komponen dasar sistem logistik.
Sebaliknya, jaringan komunikasi yang jelek yang membiarkan
hambatan-hambatan pesanan atau kesalahan informasi,
34
berlangsung tanpa diketahui, dapat menimbulkan malapetaka dalam
sistem logistik.
Perencanaan operasi
Untuk mengkoordinasi kegiatan logistik, peramalan dan
pengalaman yang diperoleh dari pengolahan pesanan itu, idealnya
haruslah dipersatukan (synthesized). Penyatuan ini dinamakan
perencanaan operasi. Rencanaan operasi itu menyatukan apa yang
sanggup dilakukan oleh perusahaan dengan apa yang diinginkan
untuk dilakukan oleh manajemen dimasa depan.
Procurement, atau perencanaan kebutuhan material.
Procurement dan penjadwalan jangka pendek pada perusahaan
pembuatan (manufacturing) biasanya membutuhkan jauh lebih
banyak koordinasi daripada procurement untuk perusahaan yang
hanya menjual kembali (resale).
K. Manajemen obat
Manajemen obat meliputi tahap-tahap perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, dan penggunaan obat yang saling terkait satu
sama lainnya, sehingga harus terkoordinasi dengan baik agar masing-masing
dapat berfungsi secara optimal. (Renny Fitriani, 2009 Skripsi Evaluasi Proses
Manajemen Obat Di Instalasi Farmasi Rsud Sanggau )
1. Perencanaan
a. Tahap Persiapan
Persiapan dalam perencanaan merupakan rangkaian awal kegiatan
pengelolaan obat yang terdiri dari Pembentukan tim perencanaan obat
terpadu. Kegiatan yang dilaksanakan adalah:
1. Mengevaluasi terhadap semua masukan, proses dari semua aspek
perencanaan dan pengadaan obat tahun sebelumnya. Evaluasi
dilakukan terhadap ketersediaan anggaran, jumlah pengadaan,
jumlah yang didistribusikan, jumlah yang digunakan di unit
pelaksana kesehatan dan sisa persediaan di kabupaten/kota.
35
2. Merencanakan kebutuhan obat kabupaten/kota yang ditetapkan
berdasarkan data yang disampaikan oleh unit pelayanan
kesehatan.
3. Menyepakati jenis dan jumlah obat yang dibutuhkan serta jumlah
kebutuhan dana untuk anggaran tahun berikutnya.
Penyusunan rencana kerja operasional kegiatan yang dilakukan
adalah:
a) Melakukan kompilasi data pemakaian obat dari seluruh
unit pelayanan kesehatan atau Puskesmas dari Lembar
Permintaan dan Lembar Pemakaian Obat.
b) Melakukan kompilasi data penyakit dari LB1.
c) Menyiapkan data pencacahan obat pada akhir tahun.
d) Menyiapkan data tentang obat yang akan diterima pada
tahun berjalan.
e) Menyiapkan daftar harga setiap jenis obat
b.Tahap Kebutuhan Obat
Dasar yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan obat adalah
data konsumsi tahun sebelumnya.
2. Pengadaan
Kegiatan manajemen obat yang kedua adalah pengadaan obat yang
meliputi estimasi kebutuhan obat untuk populasi, perencanaan pengadaan,
pemilihan cara pengadaan, pelaksanaan pembelian, penerimaan dan
pemeriksaan serta jaminan mutu obat.
Pada sistem suplai obat terdapat tiga model pengadaan/pembelian obat
yaitu :
a. pembelian tahunan (annual purchasing) merupakan pembelian
dengan selang waktu satu tahun. Model ini biasanya digunakan
untuk obat publik
b. pembelian terjadwal (scheduled purchasing) merupakan
pembelian dengan selang waktu tertentu misal : satu minggu,
satu bulan, tiga bulan, enam bulan
c. pembelian tiap waktu (perpectual purchasing) merupakan
pembelian yang dilakukan setiap saat pada keadaan obat
mengalami kekurangan
36
3. Penyimpanan
Kegiatan manajemen obat yang ketiga adalah penyimpanan.
Penyimpanan stok ( persediaan) yang teratur dengan baik merupakan
bagian penting dari manajemen obat. Obat yang diterima dicatat dalam
buku besar persediaan atau dalam kartu persediaan.
Sebagian besar obat harus disimpan di tempat kering, sejuk, dan
dihindarkan dari cahaya. Lemari merupakan tempat yang paling baik. Bila
mungkin, tablet harus disimpan dalam wadah kedap udara dan tertutup.
Masing-masing botol atau kaleng harus diberi label yang jelas. Tanda
bintang merah atau tanda serupa harus diterpakan pada label semua botol
atau kaleng yang mempunyai batas waktu kadaluarsa pada tahun yang
sedang berjalan. Obat-obat ini harus digunakan terlebih dahulu. Obat yang
berbahaya harus disimpan dalam lemari terkunci dengn catatan
pengeluaran khusus.
4. Pendistribusian
Pendistribusian Obat Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan
farmasi di RS untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien
rawat inap dan rawat jalan sertauntuk menunjang pelayanan medis. Sistem
distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk di jangkau oleh pasien
dengan mempertimbangkan :
1) efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada
2) metode sentralisasi atau desantrilisasi
3) sistem floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau kombinasi
5. Penggunaan Obat Yang Saling Terkait Satu Sama Lainnya
Penggunaan obat merupakan salah satu mata rantai yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan pengelolaan obat yang lain, yaitu seleksi,
pengadaan dan distribusi obat. Aspek penggunaan obat di Apotek
diletakkan dalam konteks dukungan terhadap kerasionalan peresepan,
yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pengendalian kecukupan suplai
b. Jaminan mutu obat
c. Evaluasi konsumsi obat terhadap pola morbiditas
d. Pemberian informasi tentang obat Penggunaan obat yang rasional
37
Ketepatan penggunaan obat perlu didukung antara lain dengan
tersedianya obat yang tepat jenis dan jumlah serta dengan mutu
yang baik. Penggunaan obat dikatakan rasional jika obat yang
diberikan memenuhi kriteria di bawah ini:
a) Diagnosa yang ditegakkan sesuai standar terapi yang
ditetapkan
b) Tersedia pada saat dibutuhkan
c) Diberikan dengan dosis yang tepat
d) Cara pemberian dengan interval waktu pemberian yang tepat
e) Lama pemberian tepat
f) Harus efektif, aman dan mutu terjamin
Dari keenam kriteria tersebut, maka kriteria ketersediaan obat
(butir b) dan jaminan mutu (butir f) merupakan kontribusi eksklusif
dari aspek pengelolaan obat yang akan mendukung aspek medik
dari pemberian obat oleh penulis resep (butir a,c, d dan e). Faktor
yang mempengaruhi terjadinya penggunaan obat yang tidak
rasional Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
penggunaan obat yang tidak rasional antara lain adalah:
a) Pemberian pengobatan belum didasarkan pada pedoman terapi.
b) Kurangnya sarana penunjang untuk membantu menegakkan
diagnosa yang tepat.
c) Informasi yang sering “bias” yang dilakukan oleh industri farmasi
akan berakibat adanya peresepan obat-obat yang tidak tepat dan
tidak sesuai dengan kebutuhan pengobatan yang diperlukan. d)
Adanya tekanan dari pasien dalam bentuk permintaan untuk
meresepkan obat-obat berdasarkan pilihan pasien sendiri.
L. Perbekalan Kesehatan
Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan )
38
Berdasarkan Pasal 37 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan :
1. Pengelolaan perbekalan kesehatan dilakukan agar kebutuhan dasar
masyarakat akan perbekalan kesehatan terpenuhi.
2. Pengelolaan perbekalan kesehatan yang berupa obat esensial dan
alatkesehatan dasar tertentu dilaksanakan dengan memperhatikan
kemanfaatan, harga, dan faktor yang berkaitan dengan pemerataan.
Berdasarkan Pasal 38 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan :
1. Pemerintah mendorong dan mengarahkan pengembangan
perbekalan kesehatan dengan memanfaatkan potensi nasional yang
tersedia.
2. Pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan
terutama untuk obat dan vaksin baru serta bahan alam yang
berkhasiat obat.
3. Pengembangan perbekalan kesehatan dilakukan dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup, termasuk sumber daya
alam dan sosial budaya.
39
BAB III
PENUTUP
A. Ringkasan
Logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol arus
barang,energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa,
danmanusia, dari sumber produksi ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan
penggunaan modal.
Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam
material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam
keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi di mana ia dibutuhkan, dan dengan
total biaya yang terendah. Melalui proses logistiklah material mengalir ke
kompleks manufacturing yang sangat luas dari negara industry dan produk-
produk didistribusikan melalui saluran-saluran distribusi untuk konsumsi.
Misi logistik suatu perusahaan adalah mengembangkan suatu sistem
yang dapat memenuhi kebijaksanaan pelayanan dengan biaya pengeluaran
yang serendah mungkin.(Donald J)
Sistem logistik adalah pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan
dan penyimpangan barang, suku cadang dan barang jadi dari supplier,
diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan yang
bertujuan untuk menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material
dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan dalam keadaan yang dapat
dipakai ke lokasi dimana ia butuhkan dan dengan total kegunaan (utility)
waktu dan tempat, kegunaan tersebut merupakan aspek penting dari operasi
perusahaan dan juga pemerintah. .
Ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk sistem logistik,
yaitu : struktur lokasi fasilitas, transportasi, persediaan (inventory), komunikasi
dan penanganan (handling) dan penyimpanan (storage).
Manajemen obat meliputi tahap-tahap perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, dan penggunaan obat yang saling terkait satu
sama lainnya, sehingga harus terkoordinasi dengan baik agar masing-masing
dapat berfungsi secara optimal. (Renny Fitriani, 2009 Skripsi Evaluasi Proses
Manajemen Obat Di Instalasi Farmasi Rsud Sanggau )
40
Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan )
41
DAFTAR PUSTAKA
George W, Aljian .1958.Purchasing Hanbook2 nd Edition.New York :Mc Graw Hill
Hani Handoko,T. 2009.Manajemen Edisi 2.Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
Joseph P. Cannon,William D. Perreault,Jr,E.Jerome McCarthy.2009.Pemasaran
Dasar-Pendekatan Manajemen Global.Jakarta : Salemba EMPAT
McMahon,Rosemary et al.1999.Manajamen Pelayanan Kesehatan Primer.
Jakarta : EGC.
Mustikasari.2007. Kuliah Manajemen Sumber Daya Menusia. Tidak
diPublikasikan
Subagya,M S.1994 .Manajemen Logistik.Jakarta : PT Gunung Agung
http://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2011/03/Ada_Alkes.pdf (diakses 28
september 2013)
http://www.sisfomedika.com/sistem-informasi-manajemen-logistik-pada-fasilitas-
pelayanan-kesehatan/ (diakses 29 september 2013)
http://www.slideshare.net/agung_widarman/makalah-manajemen-logistik
(diakses 30 september 2013)
http://id.shvoong.com/business-management/management/2242335-tujuan-
manajemen-logistik/#ixzz2gR2a3jxf (diakses 30 september 2013)
https://sites.google.com/site/hisfarma/Home/pengelolaan-obat (diakses pada 3
Oktober 2013 )
42
FORM PENILAIAN KELOMPOK
NO NAMA NIM
Penilaian
MakalahPenguasaan
MateriAVA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
43