11
BAB II
METODE PERANCANGAN
A. Analisis Permasalahan
Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang
muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama,
permasalahan visual yaitu bagaimana menerapkan visual relief yang berupa
pahatan di atas batu candi (tiga dimensi) ke media kain (dua dimensi) dengan
menggunakan teknik cetak saring. Beberapa aspek seperti aspek estetis, aspek
teknik, aspek bahan dan aspek fungsi perlu diperhatikan untuk mempertahankan
karakter visual relief tanpa mengabaikan ciri khas ragam hias itu sendiri. Kedua,
masalah desain visual yaitu bagaimana mewujudkan desain motif dengan
menerapkan visual relief agar tetap mempertahankan keunikan dari ragam hias
relief candi Prambanan. Ketiga, permasalah teknis yaitu bagaimana mewujudkan
desain menjadi pakaian untuk anak muda laki- laki, seperti diketahui era global
sekarang membutuhkan produk-produk yang dapat memenuhi selera konsumen
dengan waktu produksi yang sesingkat mungkin.
Era global sekarang berdampak pada cara fikir anak muda yang lebih
terbuka dan meninggalkan hal-hal yang dianggap ketinggalan zaman. Contoh
nyata dalam dunia fashion, anak muda sekarang dalam berbusana cenderung
memperlihatkan penampilan yang khas, mengekspresikan kemoderenan atau yang
sedang tren, teknik cetak saring sudah mulai di kenal pada kalangan anak muda,
hal ini dikarenakan banyaknya pakaian distro yang dikelola oleh kalangan anak
12
muda menggunakan teknik cetak saring dikarenakan teknik ini menyingkat waktu
produksi terlebih lagi dalam produksi masal.
Menjawab permasalahan pada bahan yang dipakai untuk proyek
perancangan ini adalah bagaimana bahan yang dipilih harus sesuai dengan
karakter anak muda yaitu selalu aktif, dengan pemilihan bahan yang tepat
selanjutnya untuk pewarnaan pun dapat disesuaikan. Permasalahan-permasalahan
di atas menjadi landasan awal proyek perancangan ini. Permasalahan tersebut
menjadi catatan yang akan menjadi pertimbangan dalam pengembangan desain
yang lebih ke kekinian.
B. Strategi ( Langkah dan Pemecahan)
Berdasarkan analisis permasalahan maka yang menjadi permasalahan
pokok adalah permasalahan visual. Beberapa strategi dapat dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Pertama, melakukan pengumpulan data
melalui studi observasi, studi pustaka, wawancara, studi visual, dan studi proses
produksi yang berhubungan dengan perancangan dan fesyen anak muda yang
menjadi sasaran perancangan. Kedua, mengolah unsur-unsur visual dari ragam
hias relief candi menjadi lebih sederhana dengan mengolah dari foto ragam hias
relief candi dan juga menggambarkan ragam hias relief dalam wujud dot separasi
berupa titik yang menghubung membentuk garis-garis (outline) motif ragam hias
relief. Meskipun demikian gaya figuratif yang berkesan kuno dari visual relief
tetap dipertahankan supaya keunikan dan ciri khas ragam hias relief candi
Prambanan tetap ada. Ketiga, desain visual dibuat dengan mempertimbangkan
13
teknik cetak saring yang akan dipakai untuk mewujudkan produk yang
direncanakan.
C. Pengumpulan data.
1. Studi Literatur
Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta teletak di
Jalan Yogyakarta-Solo km 15, Bogem, Kalasan Sleman, Yogyakarta.
Kunjungan dilakukan pada tanggal 26 Maret 2015. Penulis sangat terbantu
dengan berkunjung ke perpustakaan kantor BP3. Penulis memperoleh
literatur dan hasil riset tentang relief-relief Koleksi museum yakni buku
tentang “Relief Ramayana di Candi siwa Prambanana” disusun oleh Sri
Sugiyanti . Hal ini dapat digunakan untuk memperkuat data hasil survei
relief di Museum BP3 Yogyakarta.
2. Studi Visual
Observasi dilakukan pada tanggal 15 Maret 2015 di candi Prambanan, Jalan
Yogyakarta-Solo km 15, Bogem, Kalasan Sleman, Yogyakarta. Tujuan
observasi ini adalah untuk melengkapi data-data lapangan berupa foto
gambar-gambar dari ragam hias relief candi Prambanan dan juga mengamati
visual-visual pada relief candi prambanan.
Studi ini bertujuan untuk mencari gambaran awal mengenai produk
perancangan, dengan melakukan pengumpulan data visual berupa beberapa
ragam hias relief candi Prambanan. Pengambilan bentuk visual relief candi
Prambanan dengan mengolah ornamen-ornamen yang ada di dinding candi
14
untuk di aplikasikan kedalam motif tekstil. Karakter visual relief candi
Prambanan memang tersusun atas elemen desain yang sederhana yaitu
pahatan garis yang secara keseluruhan membentuk sebuah visual ornamen
yang unik dan menarik.
Gambar 1. Ragam hias singa Prambanan.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
Ragam hias singa adalah ragam hias yang di percaya oleh leluhur sebagai
hewan yang suci yang ber fungsi sebagai penjaga tempat peribadatan
orang-orang hindu.
Gambar 2. Ragam hias rusa.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
Gambar 3. Ragam hias burung.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
15
Gambar 4. Ragam hias kala makara.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
Gambar 5. Ragam hias kala sudut.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
Ragam hias rusa adalah ragam hias yang menggambarkan
ketentraman, terletak di dinding kaki candi Siwa di komplek Prambanan
menghadap ke selatan dapat juga di temui di dinding kaki candi Wisnu di
komplek Prambanan menghadap ke barat. Selain ragam hias rusa juga
terdapat ragam hias burung terletak di sebelah ragam hias rusa, ragam hias
burung disini menggambarkan pembawa pesan pada jaman dahulu.
Ragam hias kala makara adalah ragam hias yang berada diatas pintu
masuk candi yang berfungsi sebagai penjaga pintu masuk candi Prambanan.
Pada setiap pintu candi di komplek candi prambanan terdapat hiasan ini.
Hiasan ini sengaja dipasang di pintu masuk candi-candi di komplek
Prambanan sebagai penjaga kesucian candi tersebut. Karena bentuknya yang
16
menyerupai singa yang sedang menyeringai, maka ia diharapkan dapat
menakuti roh-roh jahat yang akan memasuki bangunan candi yang dianggap
suci.
Di samping kalamakara yang bertugas menjaga kesucian candi,
pada pintu masuk candi, agak ke depan, biasanya terdapat pula patung-
patung raksasa yang disebut Dwarapala. Tetapi patung raksasa yang amat
besar dengan sikap duduk dan memegang penggada ini, biasanya hanya
terdapat di muka pintu utama yang menuju ke kompleks candi. Pada candi
Budha sering terdapat patung singa di depan kalamakara. Tugasnya masih
menjaga kesucian candi.
Gambar 6. Ragam hias sulur gelung.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
Gambar 7. Ragam hias mahkota.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
Ragam hias prambanan ini adalah ragam hias sulur gelung dan
ragam hias mahkota, ragam hias sulur gelung ini terletak pada dinding
17
tangga candi sedangkan ragam hias mahkota terdapat pada kaki candi Siwa
yang melambangkan kemegahan dari suatu bangunan.
Gambar 8. Ragam hias tirai bunga.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
Gambar 9. Ragam hias geometri.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
Gambar 10. Ragam hias jaladwara.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
Hiasan ini terdapat pada bagian kaki candi sebelah atas. Terpasang di
pojok-pojok kaki candi atas, terutama pada candi-candi besar. Jaladwara
berarti ikan. Hiasan ini melukiskan mulut ikan yang menghadap ke luar
18
candi. Gunanya adalah untuk mengalirkan air hujan dari kaki candi ke luar
candi. Lorong-lorong yang mengitari candi kalau musim hujan, tentu saja
dipenuhi air. Agar air tidak masuk ke sela-sela batu candi, maka air tersebut
harus dibuang melalui jaladwara. Jadi kalau hujan datang, pojok-pojok kaki
candi memancarkan ke luar air hujan melalui mulut jaladwara tadi. Tentu
merupakan suatu pemandangan yang mengasyikkan.
Tetapi sekarang ini jaladwara kurang berguna seperti zaman dahulu
kala, karena bangunan candi telah berubah, sehingga air tidak dengan
mudah dialirkan lewat jaladwara.
Gambar 11. Ragam hias Purnakalasa.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
Purnakalasa ini adalah ragam hias yang menggambarkan kendi
penampungan air untuk mengaliri daerah sekitarnya bertujuan agar air hujan
yang turun tidak menggenangi lantai candi namun lansung mengalir turun
melewati sela-sela candi.
19
Produk desain motif candi :
Gambar 12. Pakaian dengan visual candi.
Sumber: bnts-bentes.blogspot.com/2013/08
Gambar 13. Pakaian dengan visual candi.
Sumber: kaospria.com
Desain kaos ini mengambil visual candi Borobudur, dengan mengambil
siluet dari candi, pada proses produksi menggunakan teknik sablon, produk
ini dipasarkan di daerah-daerah wisata yang lebih mengutamakan keunikan
dan kekhasan dari daerah wisata di Borobudur. Namun, secara kebutuhan
produk ini dipasarkan melalui media-media online melalui situs-situs atau
blog-blog pasar wisata.
20
Gambar 14. Pakaian laki-laki dengan visual relief dan candi.
Sumber: kaospria.com
Kaos distro yang mengambil visual dari candi dan relief candi sebagai motif
kaos, bahan kaos yang digunakan adalah katun dan diproduksi dengan
teknik digital print.
Gambar 15. Pakaian laki-laki dengan visual relief dan candi.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
Kemeja batik dengan motif Candi Gedong Songo yang di gunakan oleh
pegawai PNS kota Semarang, kemeja ini di gunakan setiap hari rabu, di
rancang dengan menggunakan visual candi Gedong Songo.
21
D. Uji Coba
Sebelum dapat memutuskan penggunaan teknik yang tepat dalam proses
produksi dilakukan uji coba terlebih dahulu, karena fungsi uji coba adalah untuk
menemukan teknik seperti apa yang tepat untuk digunakan dalam proses produksi.
Selain itu juga dapat meminimalisir kegagalan dalam proses produksi sebagai
pijakan awal suatu perancangan.
1. Uji Coba Visual
Gambar hasil eksplorasi visual dari relief menjadi visual motif :
Gambar 16. Salah satu relief candi Prambanan.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
Perubahan gambar :
Gambar 17. Relief candi yang telah di olah di photoshop menggunakan filter
plug-in pattern.
Foto: M.Arifin Dwi Firdian.
25
2. Uji coba Teknik
Uji coba teknik dilakukan untuk mengetahui karakteristik pewarna yang akan
digunakan dalam proses perancangan desain. Berikut merupakan hasil uji
coba tersebut:
Alat /
Bahan
Prosedur uji coba Hasil Keterangan
Katun
Primisima
Remasol
Kain putih
disablon
menggunakan
pewarna remasol
Hasil uji coba warna
menggunakan zat warna
remasol, warna lebih
menyerap ke dalam kain
sehingga terlihat lebih halus
di permukaan kain
Katun
Primisima
Remasol
Kain putih
disablon
menggunakan
pewarna remasol
Dari hasil uji coba blok
motif menggunakan zat
warna remasol lebih terlihat
merata karena lebih mudah
di serap kain katun
Katun
Primisima
Ruber
medium
Pigmen
Kain putih
disablon
menggunakan
ruber medium
Hasil uji coba warna
menggunakan zat warna pig
men, warna lebih pekat
sehingga terlihat lebih kasar
dan timbul di permukaan
kain
26
Katun
Primisima
Ruber
medium
Pigmen
Kain putih
disablon
menggunakan
ruber medium
Dari hasil uji coba blok
motif menggunakan zat
warna pigmen terlihat
kurang merata karena kain
kurang bisa menyerap
warna pigmen sehingga
sedikit membuat efek
timbul
Tabel 2. Hasil Uji Coba Teknik
Uji Coba Pewarnaan
Hasil uji coba pewarnaan teknik cetak saring dengan menggunakan
pewarna remasol dan pigmen, permasalahan yang ditemukan dalam pembuatan
cetak saring dengan warna remasol adalah warna lebih terlihat meresap pada kain
katun sedangkan penggunaan pewarna pigmen pada kain katun warna terlihat
sedikit tibul ke atas dan kaku.
27
E. Gagasan Awal Perancangan dan Alternatifnya
Setelah melakukan studi pustaka, menganalisa masalah, mengamati
proses produksi hingga visual lalu dilanjutkan melakukan uji coba dapat
menjadikan gagasan awal sebuah proyek perancangan serta alternatifnya
dengan menggunakan data – data yang telah ada. Setelah melakukan tahap
demi tahap dengan benar dapat diketahui bagaimana mengatasi berbagai
masalah yang timbul dalam pembuatan proyek perancangan ini.
Berdasarkan analisis dari permasalahan yang timbul dan setelah
melakukan pengamatan, serta pengumpulan data yang didukung dengan
proses uji coba. Gagasan awal perancangan ini menawarkan motif tekstil
dengan menggubah visual relief candi yang berbentuk tiga dimensi ke bentuk
dua dimensi. Gasasan awal ini mempertimbangkan peluang produk baru yang
dihasilkan dalam pengolahan motif (visual). Dalam proyek perancangan ini
ragam hias relief sebagai sumber ide pembuatan desain, efek pahatan pada
relief yang digunakan sebagai pembuatan motif pada kemeja, dengan
menggunakan teknik cetak saring. Kreasi yang dibuat dapat berperan penting
untuk menjaga kelestarian budaya dengan menuangkan visual relief candi ke
dalam selembar kain dan juga di fungsikan ke dalam pakaian.
Penentuan jenis material yang digunakan pada akhirnya menentukan
teknik produksi, beberapa jenis teknik tekstil yang akan digunakan
berdasarkan pertimbangan setelah melakukan uji coba yaitu dapat
menggunakan teknik cetak saring yang lebih efisien dan hasil visual desain
lebih akurat.
28
Teknik proses produksi tersebut dipilih berdasarkan kesesuaian
terhadap sasaran konsumen dan material yang digunakan sehingga dapat
mejadi busana anak muda dengan arah tema yang sesuai dengan zaman
mereka sekarang. Perancangan ini dapat memberikan kemudahan dalam
pembuatan desain yang lebih efektif dan dapat mencapai sasaran tujuan
busana anak muda laki-laki.